BAB II KAJIAN PUSTAKA. pada Young Christian Association ( YMCA ) di kota Holyoke, Massachusetts, Amerika Serika0t. Nama permainan semula Mintonette,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA. pada Young Christian Association ( YMCA ) di kota Holyoke, Massachusetts, Amerika Serika0t. Nama permainan semula Mintonette,"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Bola Voli Permainan bola voli diciptakan oleh William G. Morgan tahun William G. Morgan adalah seorang Pembina pendidikan jasmani pada Young Christian Association ( YMCA ) di kota Holyoke, Massachusetts, Amerika Serika0t. Nama permainan semula Mintonette, dimana permainannya hampir serupa badminton. Jumlah pemain di sini tidak terbatas sesuai dengan tujuan semula untuk mengembangkan kesegaran jasmani para buruh di samping bersenam umum. William G. Morgan kemudian melanjutkan idenya untuk mengembangkan permainan tersebut agar mencapai cabang olahraga yang dipertandingkan. Nama permainan kemudian dirubah menjadi Volley Ball yang artinya kurang lebih memvolley bola berganti-ganti. Perkembangan permainan bola voli pada waktu itu di Amerika Serikat sangat cepat berkat usaha William G. Morgan.Tahun 1922 YMCA berhasil mengadakan kejuaraan nasional bola voli di Negara Amerika Serikat. Pada saat Perang Dunia I tentara-tentara Sekutu menyebar luaskan permainan ini ke negara-negara Asia dan Eropa. Indonesia mengenal permainan bola voli sejak tahun 1928 pada zaman penjajahan Belanda (Suharno, 1979: 2-3). 6

2 Menurut Suharno (1979: 1) permainan bola voli merupakan olahraga yang dapat dimainkan oleh anak-anak sampai orang dewasa baik wanita maupun pria. Selanjutnya menurut Bonnie Robinson (1993: 12) bola voli adalah permainan di atas lapangan persegi empat yang lebarnya 100 cm dan panjangnya 1800 cm, dibatasi oleh garis selebar 5 cm. Di tengah-tengah dipasang jaring/jala yang lebarnya 100 cm, terbentang kuat dan sampai pada ketinggian 244 cm untuk laki-laki dan 224 cm untuk perempuan. Menurut Muhajir (2004: 34-38) permainan bola voli adalah memperagakan teknik dan taktik memainkan bola dilapangan untuk meraih kemenangan dalam setiap pertandingan. Untuk mendukung pernyataan di atas, Dewan dan Bidang Perwasitan PP. PBVSI (2004: 7) permainan bola voli merupakan olahraga yang dimainkan oleh dua tim dalam setiap lapangan dengan dipisahkan oleh sebuah net. Tujuan dari permainan bola voli ini adalah melewatkan bola di atas net agar jatuh menyentuh lantai lapangan lawan untuk mencegah usaha yang sama dari lawan. Permainan bola voli menurut Sukintaka (1983: 34) adalah memainkan bola dengan mem-voli dan menjatuhkan bola di dalam lapangan permainan lawan, dengan melewati bola di atas net dan mempertahankan agar bola tidak jatuh dalam lapangan permainan sendiri. Di dalam permainan bola voli terdapat beberapa teknik seperti: passing atas, passing bawah, servis, blok, smes. 7

3 a. Servis Menurut Syarifudin dan Muhadi ( : 187) servis merupakan pukulan permulaan yang dilakukan oleh pihak yang berhak melakukan servis untuk memulai menghidupkan bola dalam permainan. Pada saat sekarang servis merupakan serangan awal yang dilakukan untuk mendapatkan point. Servis adalah satu-satunya teknik yang digunakan untuk memulai pertandingan. Suatu tim akan terus dapat mengawasi pertandingan selama servis berada di tim kita (Viera Barbara, 1996: 28). Menurut Beautelstahl (2005: 8) servis merupakan sentuhan pertama dengan bola, mula-mula servis ini sebagai pukulan permulaan kemudian berkembang menjadi senjata yang ampuh untuk menyerang. Servis juga merupakan pukulan bola yang dilakukan dari garis belakang lapangan permainan (daerah servis) malampaui net ke daerah lawan. (Mariyantum, dkk, 1994: 114). Menurut Suharno (1985: 13) dalam servis ada berbagai bentuk, yaitu: b. Passing atas 1) Servis tangan bawah : a) Servis tangan bawah normal b) Cutting underhand servis c) Servis mengapung tangan bawah 2) Servis tangan atas a) Servis tenis b) Servis mengapung c) Servis cekis Passing atas adalah mengoper bola menggunakan jari-jari tangan baik kepada kawan maupun langsung ditujukan ke lapangan 8

4 melalui atas jaring (Syarifudin dan Muhadi, : 190). Passing atas ini lebih sering digunakan oleh set upper dalam mengoper bola kepada smasher karena bola yang dikasihkan kepada smasher lebih bisa terkontrol dan bisa dipukul dengan baik. Menurut Muhajir (2007: 10) mengumpan adalah suatu usaha ataupun upaya seseorang pemain bola voli dengan cara menggunakan suatu teknik tertentu yang tujuannya adalah untuk menyajikan bola yang dimainkan kepada teman seregunya yang selanjutnya dapat melakukan serangan terhadap lawan. Menurut Mariyanto, dkk (1994: 54) passing atas adalah suatu teknik memainkan bola yang dilakukan oleh seseorang pemain bola voli dengan tujuan untuk mengarahkan bola yang dimainkan ke suatu tempat atau kepada teman seregunya untuk dimainkan di lapangan sendiri. c. Passing bawah Passing bawah dalam permainan bola voli berfungsi sebagai defance smash dan recive servis, bola yang dipantulkan tangan akan jauh lebih baik dan terkontrol untuk diberikan kepada set upper. Menurut Nuril Ahmadi (2007: 23) passing bawah merupakan cara memainkan bola dengan sisi dalam lengan bawah. Passing bawah merupakan teknik mengambil bola yang berada di bawah badan atau bola dari bawah dan biasanya dilakukan dengan kedua lengan bagian bawah. Menurut Syarifudin dan Muhadi ( : 189) passing bawah adalah mengambil bola yang berada di bawah badan atau bola 9

5 dari bawah dan biasanya dilakukan dengan keduan lengan bagian bawah (dari siku sampai pergelangan tangan yang dirapatkan) baik untuk dioperkan kepada teman maupun langsung diarahkan kelapangan lawan melalui atas jaring. Kegunaan passing bawah menurut Nuril Ahmadi (2007: 23), yaitu: d. Blok 1) Untuk menerima bola servis 2) Untuk mengambil bola yang rendah dan mendadak datangnya 3) Menyelamatkan bola yang kadang-kadang terpental jauh dari lapangan permainan 4) Menerima bola dari lawan yang berupa serangan atau smash 5) Untuk mengambil bola setelah terjadi blok atau pantulan dari net Blok merupakan tindakan dalam usaha untuk menahan serangan lawan pada saat bola tepat melewati atas jaring, dengan menggunakan satu atau dua tangan yang dilakukan oleh seorang pemain atau dua atau tiga orang yang bersamaan dari pihak yang mempertahankannya (Syarifudin dan Muhadi, : 193). Menurut Barbara (1996: 121) tujuan dari blok adalah menutup sebanyak mungkin lapangan permainan kita sendiri dari penyerang. Oleh karena itu, semakin lebar blok semakin kecil daerah yang tersisa yang harus dijaga oleh pemain bertahan. e. Smes Smes merupakan suatu pukulan yang dilakukan dengan keras dan tajam dengan jalannya bola menghujam ke dalam lapangan lawan. (Syarifudin dan Muhadi, : 191). Dalam melakukan smes 10

6 bisa dilakukan dari posisi mana saja, tidak terpaku pada posisi 2, 3 dan 4. Menurut Pranatahadi (2009: 5-7) macam-macam smes dalam bola voli terdiri atas: 1) Smash open atau normal 2) Smes semi 3) Smash push atau semi tepi 4) Smash pull 5) Smash pull straight atau pull potong 6) Smash double pump atau double step 7) Smes zig-zag 8) Smes jingkat atau engkling atau smash running 9) Smes dari lapangan belakang atau back attack 2. Tinjauan Tentang Pelatih a. Kriteria dan Tugas Pelatih Pelatih adalah seorang profesionalisme yang bertugas membantu, membina, mengarahkan atau olahragawan dalam mencapai prestasi maksimal dalam waktu yang sesingkat-singkatnya (Agus Purwanto, 1998: 1). Menurut Kamtono (1986: 67) untuk menjadi seorang pelatih yang baik, paling tidak harus mempunyai beberapa kemampuan atau kriteria antara lain: kemampuan fisik, kemampuan psikis, kemampuan pengendalian emosi, kemampuan sosial, tanggungjawab dan pengabdian demi prestasi atlet. Mendukung pernyataan tersebut, Sukadiyanto (1997: 33) menyatakan bahwa pelatih yang baik memiliki kriteria sebagai berikut: memiliki pengetahuan dan keterampilan cabang olahraga profesinya, bersikap kepribadian yang baik, sehat jasmani dan rohani, serta mampu 11

7 berperan sebagai seorang pendidik atau guru yang baik. Tugas sebagai pelatih menurut Siregar (1978: 23), adalah: 1) Mengenal atlet secara keseluruhan 2) Bersama atlet mengolah cabang olahraga pilihannya 3) Mengembangkan kepribadian atlet 4) Mengajarkan rasa hormat pada social property 5) Mengawasi kesehatan atlet 6) Menyadarkan atlet tentang pentingnya berlatih 7) Menanamkan kepatuhan pada atlet b. Kemampuan Fisik Pelatih Menurut Djoko Pekik (2002: 18-19) pelatih yang mempunyai kemampuan fisik yang baik akan dapat membantu atletnya mencapai prestasi yang maksimal karena pelatih itu adalah sebagai model bagi atletnya. Menurut Kamtomo (1986: 67) ada tiga hal perlu diperhatikan dalam kemampuan fisik seorang pelatih, antara lain: 1) Physical fitness 2) Skill performance 3) Proporsi fisik yang harmonis dan sesuai dengan cabang olahraga yang dilatih. c. Kemampuan Psikis Pelatih Harsono (1988: 31) menyatakan bahwa tinggi rendahnya prestasi atlet banyak tergantung dari tinggi rendahnya pengetahuan dan kemampuan serta keterampilan seorang pelatih, pendidikan formal dalam ilmu olahraga dan kepelatihan akan sangat membantu segi kognitif dan psikomotorik dari pelatih. Kamtomo (1986: 70) 12

8 menjelaskan ada beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian dalam kemampuan psikis, diantaranya adalah: 1) Memiliki kecintaan dan dedikasi yang tinggi terhadap bidangnya 2) Memiliki IQ yang tinggi 3) Memiliki pengetahuan yang luas tentang bidangnya baik secara teoritis maupun praktis 4) Memiliki daya imajinasi serta daya kreasi yang mengagumkan 5) Memiliki keberanian bertindak dan berkemampuan keras untuk menang dalam batas-batas sportifitas. d. Kepribadian Pelatih Menurut Harsono (1988: 57) kepribadian yang baik diharapkan dari seorang pelatih adalah: 1) Akrab, 2) Ambisi tinggi, 3) Dipercaya, 3) Jujur, 4) Kooperatif, 5) Kepemimpinan yang tinggi, 7) Kreatif, 8) Mengerti orang lain, 9) Disiplin pribadi, 10) Objektif, 11) Optimis, 12) Energik, 13) Rajin, 14) Setia, 15) Mempunyai sifat humor, 16) Emosi stabil dan, 17) Tulus hati. Menurut Bompa (1994) ilmu pendukung dalam profesi kepelatihan terdiri dari: anatomi, fisiologi, kedokteran olahraga, biomekanika olahraga, psikologi, ilmu gizi, sosiologi, ilmu pendidikan, pembelajaran motorik, statistik, tes dan pengukuran. Dalam buku yang diterjemahkan oleh Kasiyo Dwijowinoto (1993: 1) Mc Clenaghan mengemukakan bahwa pelatih itu harus ada kebutuhan untuk dapat berhasrat memiliki kesenangan dasar dan sifat-sifat yang dibutuhkan oleh profesi itu sendiri, harus memiliki keterampilan dan pengetahuan yang menunjang keahlian agar dapat 13

9 berhasil. Menurut Direktorat Keolahragaan, Ditjen PLSPO dan PBVSI (1993: 13) meliputi antara lain: 1) Menjadi seorang guru, pendidik, bapak dan teman sejati. 2) Menganalisis perubahan yang terjadi pada atlet atau pemain. 3) Menjadi motivator bagi atlet atau pemain. 4) Organisatoris yang baik dan bekerja sama secara administrative. 5) Mencari dan memilih bibit-bibit atlet potensial dan 6) Mengawasi, memperhatikan dan membimbing atlet. 3. Tinjauan tentang Alat dan Fasilitas Menurut Depdikbud (1979: 7) fasilitas berlatih adalah semua alat dan perlengkapan yang dibutuhkan dalam proses berlatih melatih di klub olahraga. Dapat dikatakan bahwa dengan didukung alat dan fasilitas yang baik bisa menentukan pencapaian prestasi atlet yang baik. Fasilitas merupakan segala sesuatu yang diperlukan dalam pembelajaran pendidikan jasmani, bersifat permanen (tidak dapat dipindahkan) contoh lapangan, hall, GOR dan lain-lain (Agus S. Suryobroto, 2004: 4). Fasilitas adalah segala sesuatu yang digunakan untuk pelajaran tetapi tidak dapat dipindah-pindahkan, seperti lapangan, gedung. Menurut Agus S. Suryobroto (2004: 4) alat adalah segala sesuatu yang diperlukan dalam pembelajaran pendidikan jasmani, mudah dipindahkan bahkan di bawah oleh pelakunya. Alat dan fasilitas dalam bola voli terdiri dari bola, net, lapangan, dan perlengkapan pemain.fasilitas dan perlengkapan terdiri dari: 1) Lapangan Lapangan permainan berbentuk persegi panjang dengan ukuran 19 x 9 meter, dikelilingi oleh daerah bebas minimal 3 meter disemua 14

10 sisi. Permukaan lapangan harus datar, horizontal, dan seragam. Semua garis lebarnya 5 cm. di daerah lapangan pertandingan terdapat daerah untuk pemanasan dengan ukuran 3 x 3 meter, daerah penalty berukuran 1 x 1 meter dengan dilengkapi kursi yang terletak dalam kontrol, daerah pergantian libero, daerah pergantian pemain dan daerah servis. 2) Suhu udara (temperature) Minimal suhu tidak boleh di bawah 10 0 C, untuk kejuaraan dunia tidak boleh melebihi 25 0 C dan suhu minimal tidak di bawah 16 0 C. 3) Penerangan Lampu Untuk kejuaraan dunia dan pertandingan resmi FIVB, penerangan lampu pada lapangan harus 1000 sampai 1500 lux, pada jarak 1 meter di atas lapangan permainan. 4) Net Net dipasang tegak lurus di atas garis tengah, dengan ketinggian 2,43 meter untuk putra dan 2,24 meter untuk putri. Lebar net 1 meter dan panjang net 9,50-10 meter dengan pita samping cm disetiap sisi dan terbuat dari jala hitam 10 cm berbentuk persegi. 5) Antena Antena yang digunakan adalah yang lentur, panjang 1,80 cm dan bergaris tengah 10 mm terbuat dari fiberglass. Tinggi antena di atas net adalah 80 cm. antenna adalah bagian dari net dan sebagai batas samping dari daerah (ruang) penyeberangan bola. 15

11 6) Pita samping Dua pita putih dipasang tegak lurus pada net dan dipasang pada setiap sisi net. Lebar dari pita putih adalah 5 cm dan panjang 1 meter. Pita putih termasuk ke dalam bagian dari net. 7) Tiang Sebagai penunjang net, tiang-tiang diletakan dengan jarak 0,50-1 meter dari luar garis putih. Tinggi 2,55 kemudian bisa dinaik turunkan. Tiang harus bulat dan licin, diletakan pada lantai tanpa bantuan kawat-kawat. 8) Bola Bola harus berbentuk bulat, terbuat dari kulit yang lentur atau terbuat dari kulit sintesis yang bagian dalamnya terbuat dari karet atau sejenisnya. Keliling bola dan beratnya g. tekanan pada bola harus 0,30-0,325 kg/cm 2. 9) Perlengkapan pemain Perlengkapan pemain terdiri dari baju kaos, celana pendek, kaos kaki, dan sepatu olahraga. Warna yang digunakan harus seragam kecuali libero. Diberi nomor punggung 1-18, nomor harus berada di tengah depan dan tengah belakang (Wasil Nuri, 2009: 1 5). Alat dan fasilitas yang digunakan dalam latihan bola voli tidak sama ketika fasilitas yang dilakukan pada saat pertandingan. Alat untuk melakukan latihan fisik bisa menggunakan medicine ball, tali skipping, pancang dan alat fitnes. Untuk melakukan latihan mental terdiri atas : 16

12 berpikir positif, membuat catatan harian atau mental log, goal setting, relaksasi, visualisasi dan imajeri dan yang terakhir dengan konsentrasi. Salah satu bentuk latihan konsentrasi adalah dengan memfokuskan perhatian kepada suatu benda tertentu (misalnya: nyala lilin; jarum detik; bola atau alat yang digunakan dalam olahraganya). Untuk latihan teknik, seperti latihan teknik smes dibutuhkan tempat latihan yang tidak begitu besar seperti hall, karena dalam melatih smes bola yang di pukul akan bergelinding jauh. Apabila menggunakan GOR yang besar dan mempunyai tribun tidak akan efektif karena akan membutuhkan waktu pengambilan bola yang lama dan itu menggangu proses berlatih melatih. 4. Deskriptif Alat dan Fasilitas di Klub Bola Voli Se Kabupaten Sleman Di Kabupaten Sleman terdapat beberapa klub bola voli yang terdaftar resmi di PBVSI Kabupaten Sleman, antara lain terdiri dari : Yuso Sleman, Spirit, Ge Lighting, Pervas, Puteri Godean, Surya Alam. Data alat dan fasilitas yang terdapat pada klub bola voli di Kabupaten Sleman sebagai berikut: a. Yuso Sleman Klub bola voli Yuso Sleman memiliki atlet dari tingkatan remaja sampai senior. Untuk bagian putera jumlah atlet remaja di tambah dengan junior 24 orang dan atlet seniornya berjumlah 25 orang. Di bagian puteri berjumlah 40 orang, itu terdiri dari atlet remaja dan atlet junior. Bola yang tersedia untuk latihan berjumlah 50 buah 17

13 terdiri atas 30 bola untuk tim putra dan 20 untuk tim putri. Tempat yang digunakan untuk latihan adalah GOR UNY, Hall Badminton FIK UNY, selain memiliki bola voli Yuso Sleman juga memiliki net sendiri untuk latihan berjumlah 4 buah. Yuso Sleman sendiri memiliki pelatih berjumlah 9 orang pelatih. b. Pervas Klub bola voli Pervas memiliki jumlah atlet yang terdaftar 200 atlet dan yang aktif berjumlah atlet dengan rincian 15 atlet pemula, atlet remaja dan yunior. Untuk atlet yang senior, mereka tidak menjalani latihan rutin seperti yang telah dijadwalkan akan tetapi mereka latihan mandiri, ketika akan ada kejuaraan baru pemain senior tersebut dikumpulkan. Jumlah bola yang terdapat pada klub Pervas berjumlah 14 buah yang layak untuk di gunakan pada saat latihan dan net yang digunakan merupakan net yang dimiliki oleh Yuso Kota Gunadarma dan bertempat latihan di GOR AAU. Pervas sendiri memiliki pelatih berjumlah 1 orang. c. GE Lighting GE Lighting latihan bertempat di GOR Pangukan Kabupaten Sleman dan lapangan bola voli Pemerintah Kabupaten Sleman. Klub bola voli Ge Lighting memiliki atlet 30 orang, memiliki 12 bola dan net yang ada berjumlah 2 buah, selain itu juga memiliki pelatih berjumlah 2 orang. 18

14 d. Spirit Klub bola voli Spirit memiliki bola 27 buah, net 3 buah, atlet berjumlah 60 atlet dan bertempat latihan di GOR Pangukan dan memiliki pelatih 4 orang pelatih. e. Putri Godean Putri Godean latihan bertempat di Dusun Buntalan, Sido Agung Godean, Sleman. Dalam satu minggu terdapat empat kali jadwal latihan antara lain hari senin, rabu, jumat dan minggu pagi. Jumlah atlet yang terdaftar di klub bola voli Puteri Godean berjumlah 50 orang yang terdiri dari siswa SD, SMP dan SMA. Memiliki jumlah pelatih 2 orang. Jumlah bola sebanyak 25, net 3 buah dan lapangan untuk digunakan latihan sebanyak 1 buah lapangan outdoor. f. Surya Alam Klub bola voli Surya Alam ini bertempat latihan di lapangan bola voli Dusun Kronggahan, Trihanggo, Sleman, Yogyakarta. Jumlah atlet yang terdaftar di klub bola voli Surya Alam adalah 60 atlet, yang terdiri dari putera dan puteri. Memiliki bola sebanyak 20 buah dan net 1 buah. Klub bola voli Surya Alam ini baru terdaftar resmi di Koni Kabupaten Sleman pada bulan desember tahun

15 5. Hakikat Kreativitas a. Pengertian Kreativitas Kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk menghasilkan komposisi, produk atau gagasan apa saja yang pada dasarnya baru dan sebelumnya belum dikenal pembuatnya (Hurlock 1994: 16). Kreativitas dapat berupa kegiatan yang imajinatif atau sintesis pemikiran yang hasilnya bukan hanya perangkuman. Kreativitas menurut Conny Semiawan, dkk (1984: 8) merupakan kemampuan menciptakan suatu produk untuk menciptakan suatu produk baru, ciptaan itu tidak perlu seluruh produk baru, mungkin saja gabunganya, kombinasinya, sedang unsur-unsurnya sudah ada sebelumnya. Kreativitas menunjuk kepada kemampuan mewujudkan bentuk baru, struktur baru dan produk baru yang mungkin bersifat fisikal seperti teknologi atau yang bersifat simbolik dan abstrak seperti definisi, rumus, karya sastra atau lukisan (Rachman, 2008: 84). Kreativitas merupakan suatu kemampuan yang dimiliki oleh setiap orang dengan tingkatan yang berbeda-beda. Tingkatan dalam kreativitas itu tergantung kepada ide-ide kreatif orang tersebut. Awal mulanya bisa tercipta kreativitas disebabkan karena adanya masalah yang timbul, maka dari ini orang tersebut berfikir bagaimana cara untuk memecahkan permasalahannya. 20

16 Kreativitas dapat muncul dalam kehidupan manusia, tidak terbatas dengan satu bidang ilmu tertentu, serta tidak pula pada tingkatan usia, gender, suku dan budaya. Kreativitas sebagai suatu proses memikirkan berbagai gagasan dalam menghadapi suatu persoalan atau masalah, sebagai proses bermain dengan gagasangagasan yang terkandung dalam pikiran. Orang yang kreatif memiliki banyak memiliki pengetahuan yang bisa didapatkan baik itu di dunia pendidikan formal maupun dalam kehidupan sehari-hari kita. Orang yang kreatif itu mampu membuat, menciptakan, menghasilkan hal-hal yang baru. Hal-ha l baru tersebut bias terdiri dari ide, gagasan maupun betuk wujud suatu benda. b. Ciri-ciri Kreativitas Ciri-ciri kreativitas menurut Conny Semiawan, dkk (1984: 29) sebagai berikut: pertama mempunyai dorongan ingin tahu yang besar, sering mengajukan pertanyaan yang baik, dua memberikan banyak gagasan atau usulan terhadap suatu masalah. Tiga bebas dalam menyatakan pendapat. Empat menonjol dalam bidang seni. Lima mempunyai pendapat sendiri dan dapat mengungkapnya. Enam tidak terpengaruh dengan orang lain. Tujuh daya imajinasi yang kuat. Delapan orisinalitas tinggi (tampak dalam ungkapan, gagasan, karangan dan sebagainya serta menggunakan cara-cara orisinalitas dalam pemecahan masalah). Kesembilan dapat bekerja sendiri dan senang dengan hal-hal yang baru. 21

17 Menurut Utami Munandar (1984: 10) ciri-ciri orang kreatif menurut penelitian yang telah dilakukan di Indonesia oleh sejumlah ahli psikologi terdiri dari: 1) Mempunyai rasa ingin tahu yang yang besar 2) Tidak mudah putus asa 3) Menghargai keindahan 4) Ingin mencari pengalam baru 5) Mempunyai rasa humor 6) Dapat menghargai diri sendiri maupun orang lain 7) Tertarik terhadap hal-hal majemuk yang dirasakan sebagai tantangan. 8) Berani mengambil resiko untuk membuat kesalahan atau untuk dikritik orang lain. Menurut Sund yang dikutip oleh Slameto (1995: 147) orang yang mempunyai kreatifitas memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 1) Hasrat keingintahuan yang cukup besar. 2) Bersikap terbuka terhadap pengalaman baru. 3) Panjang akal. 4) Keinginan untuk menemukan dan meneliti. 5) Cenderung lebih menyukai tugas yang berat dan sulit. 6) Cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan. 7) Memiliki dedikasi bergairah serta aktif dalam melaksanakan tugas. 8) Berfikir fleksibel. 9) Menanggapi pertanyaan yang diajukan serta cenderung memberi jawaban yang lebih banyak. 10) Kemampuan membuat analisis dan sintesis. 11) Memiliki semangat bertanya serta meneliti. 12) Memiliki daya abstraksi yang cukup baik. 13) Memiliki latar belakang membaca yang cukup luas. Menurut Moore yang dikutip oleh Sidiq A. Kuntoro (1992: 21) menyebutkan empat macam ciri utama kreativitas yaitu: 1. Problem Sentivity Menunjukkan pada kemampuan untuk melihat masalah secara tajam. Orang yang kreatif memiliki kekuatan yang tajam 22

18 melihat problem, situasi dan tantangan yang tidak diperlihatkan orang lain. Dalam kehidupan sehari-hari selalu terdapat permasalahan kehidupan yang harus dipandang sebagai tantangan. Banyak orang tidak dapat mengetahui dan merumuskan permasalahan kehidupannya yang harus dihadapi, sehingga tidak bisa memecahkannya. 2. Idea Fluency Kelancaran ide. Menunjukkan kemampuan untuk menciptakan ide-ide sebagai alternatif pemecahan terhadap suatu masalah. Orang kreatif mempunyai kemampuan untuk mengajuakan ide-ide. Untuk menghasilkan ide-ide tersebut dibutuhkan pengetahuan yang luas dan dalam. Orang yang kreatif mempunyai kemampuan melihat masalah dari berbagai sudut pandang, sehingga lebih mampu menciptakan ide-ide dan pemecahan masalah tersebut. 3. Idea Flexibility Kelenturan pikiran. Menunjukkan kemampuan memindahkan ide, menghasilkan satu kerangka pikiran lainnya, untuk menganti pendekatan satu dengan yang lain. Orang yang kreatif tidak terikat dengan cara-cara pemecahan yang sudah biasa digunakan melainkan berupaya menemukan alternatif baru untuk memecahkan masalah lebih efektif lagi. 23

19 4. Idea Originality Keaslian pemikiran. Kemampuan menciptakan pemikiran atau ide-ide yang asli pada dirinya. Orang yang kreatif memiliki kemampuan menciptakan idea tau pemikiran dalam bentuk yang imajinatif, original dan berbeda dengan pemecahan masalah yang lama. Orang yang kreatif dapat menjangkau pemikiran di luar pemikiran orang yang biasa, lebih berpikir dengan cara unik untuk melampaui cara-cara yang biasa digunakan, terbuka terhadap hal yang baru. Menurut David Campbel dikutip oleh Mangun Hardjana (1986: 27) ciri pokok orang kreatif adalah : 1. Kelincahan mental berpikir dari segala arah adalah kemampuan untuk bermain-main dengan ide-ide, gagasangagasan, konsep, lambang-lambang, kata-kata, angka-angka dan khususnya melihat hubungan yang tidak biasa antara ide-ide, gagasan-gagasan dan sebagainya itu. 2. Kelincahan mental berpikir ke segala arah (divergent thingking) merupakan kemampuan untuk berpikir dari satu ide, gagasan menyebar ke segala arah. 3. Fleksibilitas konseptual (conceptual flexibility) yaitu kemampuan untuk secara spontan mengganti cara pandang pendekatan kerja yang tidak selesai. 24

20 4. Orisinalitas (originality) adalah kemampuan untuk mengeluarkan ide, gagasan, pemecahan, cara kerja yang tidak lazim (meski tidak selalu baik), yang jarang, bahkan mengejutkan. 5. Lebih menyukai kompleksitas dari pada simplisitas yaitu orang-orang kreatif lebih menyukai kerumitan dari pada kemudahan, memilih tantangan dari keamanan, cenderung pada banyak tali-temalinya (complexity) dari yang sederhana (simplixity). 6. Latar belakang yang merangsang. Orang yang kreatif biasanya sudah lama hidup dalam lingkungan orang-orang yang dapat menjadi contoh dalam bidang tulis-menulis, seni, study, penelitian dan pengembangan ilmu serta penerapannya dan dalam suasan ingin belajar, ingin bertambah tahu, ingin maju dalam bidang-bidang yang digumuli. 7. Kecakapan dalam banyak hal. Para manusia kreatif pada umumnya banyak minat dan kecakapan dalam berbagai bidang (multiple skills). Kesimpulan dari beberapa teori di atas adalah pelatih harus mempunyai kreativitas yang besar dalam memberikan latihan agar program latihan dibuat dapat berjalan dengan baik. Pelatih yang mempunyai problem sentivity yaitu mampu menunjukan pada kemampuan untuk melihat masalah 25

21 secara tajam. Pelatih yang kreatif memiliki kekuatan yang tajam melihat masalah, situasi dan tantangan yang tidak terlihat. Dalam proses berlatih melatih, pelatih harus mempunyai kemampuan melihat masalah dalam berlatih melatih itu sendiri yang terdiri dari sebelum melatih, saat melatih dan setelah melatih. Seorang pelatih harus mempunyai idea fluency atau lebih dikenal dengan kelancaran ide dimana pelatih di sini mampu menunjukan kemampuan ide-ide sebagai alternatif pemecahan terhadap suatu masalah. Pelatih yang kreatif mampu melihat masalah dari berbagai sudut pandang, sehingga lebih mampu menciptakan ide-ide dan pemecahan masalah tersebut. Di sini seorang pelatih mempunyai kemampuan menciptakan ide-ide sebagai alternatif pemecahan masalah dalam berlatih melatih. Idikator dalam berlatih melatih yang berhubungan dengan kemampuan menciptakan ide-ide sebagai alternatif terdiri dari latihan fisik, latihan mental, latihan teknik, latihan taktik dan bagaimana keadaan alat dan fasilitas. Pelatih selain memiliki problem sentivity dan idea fluency juga memiliki idea originality yaitu seorang pelatih yang mempunyai keaslian pemikiran. Keaslian pemikiran di sini memiliki kemampuan untuk menciptakan ide dalam bentuk yang imajinatif, original dan berbeda dengan pemecahan masalah yang lama. Pelatih yang kreatif lebih berpikir dengan cara yang unik untuk melampaui cara-cara yang biasa dilakukan dan terbuka terhadap hal-hal baru. Dalam kaitannya dengan proses berlatih melatih, pelatih mempunyai kemampuan terbuka terhadap hal-hal baru yang akan menambah 26

22 wawasannya dalam memberikan materi latihan baik itu dari segi pengetahuan dan metode yang akan diberikan. B. Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilaksanakan oleh Alamsyah yang berjudul Kreativitas Guru Pendidikan Jasmani Dalam Menyikapi Keterbatasan Alat di SMU N Se-Kota Yogyakarta dari penelitian tersebut didapatkan hasil kreativitas guru pendidikan jasmani dalam menyikapi masalah keterbatasan alat dan fasilitas olahraga kategori tinggi 72,7% dan yang termasuk sedang 27,3%. Hanya perbedaan kalau penelitian ini adalah populasinya berasal dari pelatih bola voli se Kabupaten Sleman. C. Kerangka Berpikir Ketersediaan alat dan fasilitas di klub bola voli se Kabupaten Sleman sangat jauh dari layak, untuk latihan saja masih ada beberapa klub bola voli di Kabupaten Sleman yang belum menggunakan lapangan yang standar, net yang standar, tinggi tiang yang standar, jadi kalau hujan lapangan tergenang air dan latihan tidak berjalan dengan semestinya. Dengan ketersedian alat dan fasilitas yang kurang ini, tingkat pendidikan dan lama melatih yang berbeda, pelatih dituntut mempunyai tingkat kreativitas yang tinggi agar latihan yang akan diberikan dapat diterima dengan baik oleh atlet, tidak keluar dari program latihan yang telah dibuat sebelumnya. Kreativitas seorang pelatih dapat dilihat dari sub variabel melihat masalah dalam proses berlatih melatih dengan indikator sebelum melatih, saat 27

23 melatih dan sesudah melatih. Sub variabel kemampuan menciptakan ide-ide sebagai alternatif pemecahan masalah dalam berlatih melatih dengan indikator latihan fisik, keadaan alat dan fasilitas, latihan mental, latihan teknik, dan latihan taktik. Sub variabel terbuka terhadap hal-hal baru dalam proses berlatih melatih dengan indikator pengetahuan dan motode. D. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan kerangka berpikir diatas maka pertanyaan penelitian adalah sebagai berikut : 1. Seberapa besar pendidikan berhubungan dengan kreativitas pelatih bola voli se Kabupaten Sleman dalam menyikapi ketersediaan alat dan fasilitas? 2. Seberapa besar lama melatih berhubungan dengan kreativitas pelatih bola voli se Kabupaten Sleman dalam menyikapi ketersediaan alat dan fasilitas? 3. Seberapa besar tingkat kreativitas pelatih di klub bola voli se Kabupaten Sleman dalam menyikapi ketersedian alat dan fasilitas? 28

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis bahwa tingkat kreativitas pelatih bola voli di

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis bahwa tingkat kreativitas pelatih bola voli di BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis bahwa tingkat kreativitas pelatih bola voli di klub bola voli se Kabupaten Sleman dalam menyikapi ketersediaan alat dan fasilitas termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internasional dan membangkitkan rasa kebangaan nasional. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. internasional dan membangkitkan rasa kebangaan nasional. Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembibitan dan pembinaan olahraga prestasi harus dilakukan secara sistematis, sehingga dapat ikut mengharumkan nama bangsa di forum internasional dan membangkitkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini terbukti dari pertandingan dan perlombaan olahraga bola voli yang telah

BAB I PENDAHULUAN. ini terbukti dari pertandingan dan perlombaan olahraga bola voli yang telah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prestasi olahraga bola voli di Magelang saat ini belum maksimal. Hal ini terbukti dari pertandingan dan perlombaan olahraga bola voli yang telah diikuti belum

Lebih terperinci

Permainan Bola Voli. 1. Sejarah Permainan Bola Voli. 2. Pengertian Bola Voli. 3. Lapangan Bola Voli

Permainan Bola Voli. 1. Sejarah Permainan Bola Voli. 2. Pengertian Bola Voli. 3. Lapangan Bola Voli B Permainan Bola Voli Apakah kamu menyukai permainan bola voli? Sebenarnya permainan bola voli telah memasyarakat. Apakah kamu telah dapat melakukan gerak dasar permainan bola voli dengan benar? Ayo kita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Permainan Bola Voli adalah salah satu olahraga permainan yang di suakai oleh masyarakat. Permainan Bola Voli digemari oleh berbagai tingkatan usia mulai dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bola voli sendiri tidak terpaku hanya untuk bermain di lapangan outdoor saja,

BAB I PENDAHULUAN. Bola voli sendiri tidak terpaku hanya untuk bermain di lapangan outdoor saja, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini bola voli di Kabupaten Sleman mengalami kemunduran yang sangat banyak, itu ditunjukan dengan banyaknya lapangan bola voli yang beralih fungsi menjadi pemukiman.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sehari-hari maupun didalam pendidikan jasmani. Menurut Yanuar Kiram

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sehari-hari maupun didalam pendidikan jasmani. Menurut Yanuar Kiram BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Keterampilan Keterampilan merupakan kemampuan yang penting didalam kehidupan sehari-hari maupun didalam pendidikan jasmani. Menurut Yanuar Kiram (1992:

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mencapai tujuan yang diharapkan, maka semakin cakap orang tersebut

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mencapai tujuan yang diharapkan, maka semakin cakap orang tersebut BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi teori 1. Pengertian Keterampilan Keterampilan adalah derajat keberhasilan yang konsisten dalam suatu tujuan dengan efisien dan efektif. Semakin tinggi kemampuan seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan jasmani (Director of Phsycal Education) yang bernama William

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan jasmani (Director of Phsycal Education) yang bernama William BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga permainan bolavoli pada awalnya diberi nama Mintonette. Olahraga Mintonette ini pertama kali ditemukan oleh seorang Instruktur pendidikan jasmani (Director

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan berkembang di Indonesia.Permainan bolavoli dikenal di Indonesia sejak

BAB I PENDAHULUAN. dan berkembang di Indonesia.Permainan bolavoli dikenal di Indonesia sejak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bolavoli merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang populer dan berkembang di Indonesia.Permainan bolavoli dikenal di Indonesia sejak jaman penjajahan

Lebih terperinci

Tak Cuma Spiker. Written by Administrator Friday, 10 December :43

Tak Cuma Spiker. Written by Administrator Friday, 10 December :43 Bola voli merupakan olah raga permainan dimana sekelompok orang yang tergabung dalam sebuah tim bekerja sama bersaing melawan tim musuh untuk merebut sebuah poin. Untuk itu, kita coba ngulik fungsi para

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. G. Morgan pada tanggal 9 Februari 1895 di Holyoke Massachusetts (Amerika

BAB I PENDAHULUAN. G. Morgan pada tanggal 9 Februari 1895 di Holyoke Massachusetts (Amerika BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bola voli merupakan salah satu olahraga yang populer di Indonesia selain sepak bola. Bola voli adalah olahraga permainan yang ditemukan oleh William G. Morgan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dua kelompok yang akan saling bertanding, dimana setiap kelompok

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dua kelompok yang akan saling bertanding, dimana setiap kelompok BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Permainan Bola Voli Permainan bola voli merupakan permainan beregu yang terdiri dari dua kelompok yang akan saling bertanding, dimana setiap kelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada tahun 1895, William C. Morgan, seorang direktur YMCA di Holyke, Massachusetts, menemukan sebuah permainan yang bernama mintonette. Permainan aslinya dahulu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan motoriknya sehingga memberikan kemudahan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan motoriknya sehingga memberikan kemudahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga menjadi kebutuhan hidup masyarakat sekarang ini. Pekerjaan menuntut kondisi fisik yang prima sehingga perlu dijaga dengan aktivitas olahraga. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam salah satu cabang olahraga, ada permainan yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam salah satu cabang olahraga, ada permainan yang merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam salah satu cabang olahraga, ada permainan yang merupakan permainan yang popular dan berkembang di Indonesia salah satunya bolavoli. Permainan bolavoli

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI DI SDN 006 PISANG BEREBUS KECAMATAN GUNUNG TOAR

PELAKSANAAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI DI SDN 006 PISANG BEREBUS KECAMATAN GUNUNG TOAR PELAKSANAAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI DI SDN 006 PISANG BEREBUS KECAMATAN GUNUNG TOAR ERIYANIS Guru SD Negeri 004 Toar Kecamatan Gunung Toar eriyanis041@gmail.com ABSTRAK Jenis penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dapat menguasai unsur teknik dasar dalam permainannya. Unsur teknik

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dapat menguasai unsur teknik dasar dalam permainannya. Unsur teknik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan bola voli dapat dilaksanakan dengan baik dan benar apabila seseorang dapat menguasai unsur teknik dasar dalam permainannya. Unsur teknik dalam bermain

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 6 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakikat Bola Voli Bola voli merupakan suatu permainan yang dibatasi oleh net, dan menggunakan ukuran lapangan persegi panjang, bola voli

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Pada mulanya permainan bola voli diberi nama Minonette oleh penemu

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Pada mulanya permainan bola voli diberi nama Minonette oleh penemu 1 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakekat Permainan Bola Voli Pada mulanya permainan bola voli diberi nama Minonette oleh penemu William G. Morgan yang berasal dari

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Permainan Bola Voli Permainan bola voli adalah suatu jenis olah raga permainan. Permainan ini dimainkan oleh dua regu yang saling berhadapan yang masing-masing

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS BAB II KAJIAN TEORITIS A. Hakikat Pendidikan Jasmani a. Pengertian Pendidikan Jasmani Pendidikan Jasmani merupakan salah satu merupakan bagian dari pendididkan (Indra, 2001, hlm.18). Tujuannya untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS. sesungguhnya akandigunakan sebagai teknik pemberian atau penyajian

BAB II KAJIAN TEORI KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS. sesungguhnya akandigunakan sebagai teknik pemberian atau penyajian BAB II KAJIAN TEORI KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Passing Atas Suhadi, Sujarwo (2009: 37)mengemukakan bahwa: passing atas adalah suatu teknik dasar dalam permainan bolavolidimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mendorong, mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmani

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mendorong, mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmani BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga adalah proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong, mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmani seseorang sebagai perorangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. harus dilakukan dengan sungguh-sungguh, tetapi bermain itu bukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. harus dilakukan dengan sungguh-sungguh, tetapi bermain itu bukan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Bermain Bola Pantul Bermain adalah suatu kegiatan yang menyenangkan. Bermain dapat menimbulkan rasa senang jika dilakukan dengan sungguh-sungguh. Menurut Sukintaka

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI PENDEKATAN BERMAIN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BOLA PLASTIK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI PENDEKATAN BERMAIN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BOLA PLASTIK PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI PENDEKATAN BERMAIN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BOLA PLASTIK Devi Catur Winata Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi Stok Bina Guna Medan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 1 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1. Hakikat Permainan Bola Voli Permainan bola voli adalah permainan yang unik dan kompleks yang tidah mudah dilakukan oleh setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana terdiri dari dua tim beranggotakan masing-masing tim terdiri dari enam

BAB I PENDAHULUAN. dimana terdiri dari dua tim beranggotakan masing-masing tim terdiri dari enam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bola voli adalah salah satu olahraga permainan yang menggunakan bola dimana terdiri dari dua tim beranggotakan masing-masing tim terdiri dari enam orang. Olahraga

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Jasmani Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai perseorangan atau anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai

Lebih terperinci

TEKNIK LANJUT BOLAVOLI

TEKNIK LANJUT BOLAVOLI TEKNIK LANJUT BOLAVOLI Oleh: Sb Pranatahadi. M.Kes. AIFO. JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Teknik lanjut sebaiknya dilatihkan setelah menguasai teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berubah mengikuti perkembangan jaman. Naluri manusia yang selalu ingin

BAB I PENDAHULUAN. berubah mengikuti perkembangan jaman. Naluri manusia yang selalu ingin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat penting bagi manusia, kemajuan dan peradaban manusia dari zaman dahulu hingga sekarang mengalami kemajuan yang pesat karena manusia sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dimana banyak manfaat olahraga yang dirasakan secara langsung oleh

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dimana banyak manfaat olahraga yang dirasakan secara langsung oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan moderen sekarang ini olahraga menjadi kebutuhan hidup masyarakat dimana banyak manfaat olahraga yang dirasakan secara langsung oleh pelakunya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga saat ini perlu mendapatkan perhatian yang besar, baik untuk

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga saat ini perlu mendapatkan perhatian yang besar, baik untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga saat ini perlu mendapatkan perhatian yang besar, baik untuk meningkatkan kualitas manusia dalam kesegaran jasmani maupun untuk mencapai prestasi. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demi menghadapi perkembangan jaman dan teknologi yang semakin pesat sudah semestinya manusia menyadari arti penting hidup sehat. Hidup sehat dapat tercapai melalui berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bolavoli merupakan salah satu cabang olahraga permainan

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bolavoli merupakan salah satu cabang olahraga permainan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan bolavoli merupakan salah satu cabang olahraga permainan beregu yang disukai dan digemari setiap orang. Karena permainan bolavoli termasuk olahraga

Lebih terperinci

Alat permainan. 1. Lapangan permainan

Alat permainan. 1. Lapangan permainan Bola voli Bola voli adalah olahraga permainan yang dimainkan oleh dua grup berlawanan. Masingmasing grup memiliki enam orang pemain. Terdapat pula variasi permainan bola voli pantai yang masingmasing grup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. olahraga yang paling digemari di dunia. Permainan ini bisa dilakukan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. olahraga yang paling digemari di dunia. Permainan ini bisa dilakukan oleh semua BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini permainan bola voli sudah berkembang menjadi salah satu cabang olahraga yang paling digemari di dunia. Permainan ini bisa dilakukan oleh semua kalangan

Lebih terperinci

2015 PENGARUH LATIHAN LOMPAT D ENGAN MENGGUANAKAN BOLA YANG D IGANTUNG TERHAD AP KETERAMPILAN SMASH D ALAM PERMAINAN BOLA VOLI

2015 PENGARUH LATIHAN LOMPAT D ENGAN MENGGUANAKAN BOLA YANG D IGANTUNG TERHAD AP KETERAMPILAN SMASH D ALAM PERMAINAN BOLA VOLI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permainan Bola Voli adalah permainan bola besar yang dimainkan oleh dua tim yang saling berlawanan di dalam sebuah lapangan dan dibatasi oleh net antara tim. Permainan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. populer juga permainan yang menyenangkan dan menggairahkan, Tidak adanya

BAB I PENDAHULUAN. populer juga permainan yang menyenangkan dan menggairahkan, Tidak adanya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu kebutuhan jasmani manusia dalam kehidupannya adalah olahraga. Bersamaan dengan perkembangan zaman, sekarang ini ilmu tentang olahraga bukan saja didapat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. sampai pada ketinggian 243 cm dari bawah ( kusus anak laki-laki ), untuk

BAB II KAJIAN TEORI. sampai pada ketinggian 243 cm dari bawah ( kusus anak laki-laki ), untuk BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Permainan Bolavoli Bolavoli diciptakan oleh William C. Morgan L.A yaitu seorang guru pendidikan jasmani Young Man Christian s Association (YMCA) di Amerika

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pendidikan Jasmani. Pendidikan Jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan

I. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pendidikan Jasmani. Pendidikan Jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan I. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Jasmani 1. Pengertian Pendidikan Jasmani Pendidikan Jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik

Lebih terperinci

PENERAPAN IPTEKS HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DAN FLEXIBILITY OTOT PUNGGUNG TERHADAP KEMAMPUAN SERVICE DALAM PERMAINAN BOLA VOLI.

PENERAPAN IPTEKS HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DAN FLEXIBILITY OTOT PUNGGUNG TERHADAP KEMAMPUAN SERVICE DALAM PERMAINAN BOLA VOLI. HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DAN FLEXIBILITY OTOT PUNGGUNG TERHADAP KEMAMPUAN SERVICE DALAM PERMAINAN BOLA VOLI Irwansyah Siregar Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menemukan informasi tentang hubungan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT PERUT DENGAN KEMAMPUAN SERVICE ATAS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI PADA SISWA PUTRA SMK PGRI 4 KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT PERUT DENGAN KEMAMPUAN SERVICE ATAS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI PADA SISWA PUTRA SMK PGRI 4 KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT PERUT DENGAN KEMAMPUAN SERVICE ATAS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI PADA SISWA PUTRA SMK PGRI 4 KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 S K R I P S I Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. 2.1 Kajian Teori Hakikat Servis Panjang Servis merupakan pukulan dengan raket yang menerbangkan shuttlecock

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. 2.1 Kajian Teori Hakikat Servis Panjang Servis merupakan pukulan dengan raket yang menerbangkan shuttlecock 1 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Servis Panjang Servis merupakan pukulan dengan raket yang menerbangkan shuttlecock kebidang lapangan lain secara diagonal. Servis bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga mempunyai arti yang penting dalam usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan olahraga tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pekerjaan dan bergerak. Kebugaran jasmani yang dibutuhkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pekerjaan dan bergerak. Kebugaran jasmani yang dibutuhkan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebugaran jasmani erat kaitanya dengan kegiatan manusia dalam melakukan pekerjaan dan bergerak. Kebugaran jasmani yang dibutuhkan untuk mendukung aktivitas sehari-hari

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang efektif bila dilakukan secara berulang-ulang maka keterampilan baru

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang efektif bila dilakukan secara berulang-ulang maka keterampilan baru BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Kemampuan Seseorang dikatakan terampil apabila kegiatan yang dilakukan ditandai oleh kemampuannya untuk menghasilkan sesuatu dengan kualitas yang tinggi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. SMAN 4 Metro adalah lembaga pendidikan menengah atas yg membantu

I. PENDAHULUAN. SMAN 4 Metro adalah lembaga pendidikan menengah atas yg membantu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang SMAN 4 Metro adalah lembaga pendidikan menengah atas yg membantu mendidik siswa untuk dapat menjadi manusia yang mandiri seutuhnya, kegiatan pembelajaran di lembaga pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kondisi fisik yang baik maka seseorang akan lebih mudah untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. kondisi fisik yang baik maka seseorang akan lebih mudah untuk mencapai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk meningkatkan prestasi disetiap cabang olahraga harus memiliki kondisi fisik yang baik, penguasaan teknik dan psikologi. Dengan memiliki kondisi fisik yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknik dasarnya adalah (1) servis, (2) passing, (3) umpan, (4) spike dan (5) block

BAB I PENDAHULUAN. teknik dasarnya adalah (1) servis, (2) passing, (3) umpan, (4) spike dan (5) block BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan bola voli diciptakan oleh William G. Morgan seorang pembina pendidikan jasmani pada tahun 1895 di Amerika Serikat. Permainan bola voli adalah salah

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN HASIL SERVIS ATAS BOLAVOLI PADA SISWA PUTRA EKSTRAKULIKULER MTs PEMBANGUNAN PACITAN TAHUN 2015 SKRIPSI

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN HASIL SERVIS ATAS BOLAVOLI PADA SISWA PUTRA EKSTRAKULIKULER MTs PEMBANGUNAN PACITAN TAHUN 2015 SKRIPSI Artikel Skripsi HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN HASIL SERVIS ATAS BOLAVOLI PADA SISWA PUTRA EKSTRAKULIKULER MTs PEMBANGUNAN PACITAN TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. melambungkan bola sebelum bola tersebut menyentuh lantai (volleying)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. melambungkan bola sebelum bola tersebut menyentuh lantai (volleying) BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teoritik 1. Hakekat Permainan Bolavoli Permainan bolavoli mempunyai ciri dapat dimainkan dengan melambungkan bola sebelum bola tersebut menyentuh lantai (volleying) Barbara

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis data dan pembahasan pada bab sebelumya, maka. kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis data dan pembahasan pada bab sebelumya, maka. kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan pada bab sebelumya, maka kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Ada Hubungan yang positif dan signifikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lebih terampil (http://hakikatketerampilan.blogspot.com/).

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lebih terampil (http://hakikatketerampilan.blogspot.com/). BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Keterampilan Pada hakikatnya keterampilan adalah suatu ilmu yang diberikan kepada manusia, kemampuan manusia dalam mengembangkan keterampilan yang dipunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini terbukti dengan antara lain banyaknya klub-klub dari kota besar sampai

BAB I PENDAHULUAN. ini terbukti dengan antara lain banyaknya klub-klub dari kota besar sampai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan permainan bola voli di Indonesia mulai maju sejak persiapan menghadapi Asian Games IV (1962) dan Ganefo I (1963) di Jakarta, hal ini terbukti

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Cahya Kusuma Padi NIM

SKRIPSI. Oleh: Cahya Kusuma Padi NIM HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN, PANJANG LENGAN DAN AKURASI TERHADAP KETEPATAN SERVIS ATAS BOLAVOLI DI SDN KETRO 1 KABUPATEN PACITAN TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan teknik- teknik gerakan yang sesuai dengan peraturan permainan. ekstrakurikuler maupun diluar kegiatan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. melakukan teknik- teknik gerakan yang sesuai dengan peraturan permainan. ekstrakurikuler maupun diluar kegiatan tersebut. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan bola voli dalam perkembangannya semakin dapat diterima dan digemari oleh masyarakat, gejala ini terjadi karena permainan bola voli merupakan olahraga

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGGI RAIHAN DENGAN KETEPATAN SMASH OPEN ATLET BOLA VOLI PUTRA KLUB YUSO SLEMAN

HUBUNGAN TINGGI RAIHAN DENGAN KETEPATAN SMASH OPEN ATLET BOLA VOLI PUTRA KLUB YUSO SLEMAN Hubungan Tinggi Raihan...(Evan Dwi Agustiangga.) 1 HUBUNGAN TINGGI RAIHAN DENGAN KETEPATAN SMASH OPEN ATLET BOLA VOLI PUTRA KLUB YUSO SLEMAN RELATIONS WITH HIGH PRECISION SMASH RAIHAN ATHLETES OPEN VOLLEYBALL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini peningkatan prestasi olahraga di zaman moderen ini harus dimiliki bangsa Indonesia, terutama berbicara tentang olahraga khususnya olahraga prestasi, olahraga

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB II KAJIAN TEORITIK 6 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Koneksi NCTM (2000) menyatakan bahwa matematika bukan suatu kumpulan topik dan juga bukan suatu kemampuan yang terpisah-pisah, walaupun dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimainkan oleh berbagai kelompok umur, dari anak-anak, pemula, remaja, dewasa

BAB I PENDAHULUAN. dimainkan oleh berbagai kelompok umur, dari anak-anak, pemula, remaja, dewasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bulutangkis merupakan cabang olahraga yang diminati di berbagai penjuru dunia, dikarenakan bulutangkis merupakan cabang olahraga yang dapat dimainkan oleh berbagai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI/TINJAUA PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI/TINJAUA PUSTAKA A. Deskriptif Teori BAB II LANDASAN TEORI/TINJAUA PUSTAKA 1. Pengertian Permainan Bolavoli Permainan bolavoli adalah permainan beregu yang menuntut adanya kerjasama dan saling pengertian dari masing-masing

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar Dan Pembelajaran Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar. Belajar adalah modifikasi atau memperteguhkan kelakuan melalui pengalaman.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bola voli merupakan media untuk mendorong. pertumbuhan fisik, perkembangan piksi, keterampilan motorik, pengetahuan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bola voli merupakan media untuk mendorong. pertumbuhan fisik, perkembangan piksi, keterampilan motorik, pengetahuan dan 1 2.1 Hakikat Permainan Bola voli BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pendidikan dasar bola voli merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan piksi, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga sebagai pendidikan atau dengan istilah pendidikan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga sebagai pendidikan atau dengan istilah pendidikan merupakan salah satu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Olahraga di sekolah dipandang sebagai alat pendidikan yang mempunyai peran penting terhadap pencapaian tujuan belajar mengajar secara keseluruhan. Olahraga

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Deskripsi teoritik 1. Hakikat Minat Pengertian minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Deskripsi teoritik 1. Hakikat Minat Pengertian minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi teoritik 1. Hakikat Minat Pengertian minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari campuran-campuran perasaan, harapan, pendirian, rasa takut atau kecenderungan-kecenderungan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. masyarakat bertujuan sebagai olahraga pengisi waktu senggang dan untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. masyarakat bertujuan sebagai olahraga pengisi waktu senggang dan untuk BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Diskripsi Teori 1. Hakikat Permainan Bolavoli Permainan bola voli yang telah berkembang luas di setiap lapisan masyarakat bertujuan sebagai olahraga pengisi waktu senggang dan

Lebih terperinci

KONTRIBUSI TINGGI BADAN DAN TINGGI LOMPATAN TERHADAP SMASH BOLA VOLI PEMAIN BOLA VOLI KLUB LAVENDOS VC KECAMATAN JAYA KABUPATEN ACEH JAYA TAHUN 2016

KONTRIBUSI TINGGI BADAN DAN TINGGI LOMPATAN TERHADAP SMASH BOLA VOLI PEMAIN BOLA VOLI KLUB LAVENDOS VC KECAMATAN JAYA KABUPATEN ACEH JAYA TAHUN 2016 KONTRIBUSI TINGGI BADAN DAN TINGGI LOMPATAN TERHADAP SMASH BOLA VOLI PEMAIN BOLA VOLI KLUB LAVENDOS VC KECAMATAN JAYA KABUPATEN ACEH JAYA TAHUN 2016 *Rahmat Ikbar, Saifuddin, Bustamam, Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pembelajaran akan berlangsung baik hingga mencapai hasil yang baik pula.

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pembelajaran akan berlangsung baik hingga mencapai hasil yang baik pula. BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Metode Jigsaw Secara umum metode merupakan suatu cara untuk melangsungkan proses belajar mengajar sehingga tujuan dapat dicapai. Metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Syahrul Akbar, 2014 Tingkat kepercayaan diri tim dengan kehadiran libero dalam pertandingan bola voli

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Syahrul Akbar, 2014 Tingkat kepercayaan diri tim dengan kehadiran libero dalam pertandingan bola voli BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bola voli adalah bagian dari cabang olahraga permainan. Permainan bola voli pertama kali diperkenalkan pada tahun 1895 oleh William G. Morgan, yang merupakan

Lebih terperinci

BULU TANGKIS Guru Pendamping : Bapak Hendra

BULU TANGKIS Guru Pendamping : Bapak Hendra KLIPING BULU TANGKIS Guru Pendamping : Bapak Hendra Disusun Oleh : Nama : Zurpa Kelas : X MIPA 5 SMA N 2 BATANG HARI BULU TANGKIS Bulu tangkis atau badminton adalah suatu olahraga raket yang dimainkan

Lebih terperinci

baik dan benar. Para pemain sebaiknya berlatih dengan rutin dan penuh

baik dan benar. Para pemain sebaiknya berlatih dengan rutin dan penuh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan bagian dari aktivitas sehari-hari manusia yang berguna membentuk jasmani dan rohani yang sehat.sampai saat ini olahraga telah memberikan kontrubusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bola voli dalam perkembangan di zaman modern ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bola voli dalam perkembangan di zaman modern ini semakin 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan bola voli dalam perkembangan di zaman modern ini semakin dapat diterima dan dapat digemari oleh masyarakat, gejala ini terjadi karena permainan bola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Olahraga bola basket merupakan olahraga yang paling populer di dunia. Olahraga ini juga sudah berkembang pesat di Indonesia. Terbukti sudah banyak klub-klub

Lebih terperinci

Slamet Santoso, M.Pd ABSTRAK

Slamet Santoso, M.Pd ABSTRAK Efektivitas Permainan Bola Voli Yang Dimodifikasi Terhadap Aktivitas Siswa Sekolah Dasar Kelas Atas Di Sd Negeri 2 Secang Kecamatan Secang Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2015/2016 Slamet Santoso, M.Pd

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan yang sangat cepat. Manusia dalam berolahraga

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan yang sangat cepat. Manusia dalam berolahraga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dalam bidang olahraga mengalami perkembangan yang sangat cepat. Manusia dalam berolahraga mempunyai tujuan yang berbeda,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data, pengujian hipotesis dan pembahasan, dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot lengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang banyak digemari masyarakat, karena dapat dilakukan oleh anak-anak hingga

BAB I PENDAHULUAN. yang banyak digemari masyarakat, karena dapat dilakukan oleh anak-anak hingga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan bola voli di Indonesia merupakan salah satu cabang olahraga yang banyak digemari masyarakat, karena dapat dilakukan oleh anak-anak hingga orang dewasa,

Lebih terperinci

dari bawah (khusus putra) dan anak putri kurang lebih 224 (Bonnie

dari bawah (khusus putra) dan anak putri kurang lebih 224 (Bonnie BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakekat Bolavoli a. Pengertian Bolavoli Permainan bolavoli diciptakan oleh William G. Morgan pada tahun 1895, ia adalah seorang Pembina pendidikan jasmani pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkat anak-anak sampai orang dewasa, baik pria maupun wanita. Pada awal

BAB I PENDAHULUAN. tingkat anak-anak sampai orang dewasa, baik pria maupun wanita. Pada awal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bola voli merupakan salah satu cabang olahraga yang banyak digemari semua lapisan masyarakat di Indonesia. Olahraga ini dapat dimainkan mulai dari tingkat anak-anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. apabila seseorang dapat menguasai teknik dasar yaitu passing bawah, passing

BAB I PENDAHULUAN. apabila seseorang dapat menguasai teknik dasar yaitu passing bawah, passing BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan bola voli dalam perkembangannya semakin dapat diterima dan digemari oleh masyarakat, gejala ini terjadi karena permainan bola voli merupakan olahraga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuntutan jaman yang semakin maju, menyebabkan pola pendidikan dituntut untuk lebih baik dan berkembang. Berbagai macam upaya dilakukan pemerintah agar mutu pendidikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam buku Coaching dan aspek aspek Psikologis dalam coaching

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam buku Coaching dan aspek aspek Psikologis dalam coaching BAB 1 PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Di dalam buku Coaching dan aspek aspek Psikologis dalam coaching Harsono (1988 : 153) mengemukakan bahwa kondisi fisik atlet memegang peranan yang sangat penting

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. teknik-teknik dasar dan teknik-teknik lanjutan untuk bermain bola voli secara

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. teknik-teknik dasar dan teknik-teknik lanjutan untuk bermain bola voli secara BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakikat Bola Voli Permainan bola voli merupakan suatu permainan yang kompleks yang tidak mudah untuk dilakukan oleh setiap orang. Diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini terbukti dari pertandingan dan perlombaan yang telah di ikuti belum

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini terbukti dari pertandingan dan perlombaan yang telah di ikuti belum 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses pembinaan olahraga di Indonesia saat ini belum maksimal. Hal ini terbukti dari pertandingan dan perlombaan yang telah di ikuti belum menunjukan hasil yang

Lebih terperinci

JURNAL SKRIPSI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BOLAVOLI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS X TKB 1 SMK NEGERI 2 SRAGEN

JURNAL SKRIPSI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BOLAVOLI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS X TKB 1 SMK NEGERI 2 SRAGEN JURNAL SKRIPSI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BOLAVOLI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS X TKB 1 SMK NEGERI 2 SRAGEN TAHUN AJARAN 2015 / 2016 SKRIPSI Oleh : VENSA LUKITA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, setelah sepak bola.( Http//guruolahragaku.blogspot.com.materi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, setelah sepak bola.( Http//guruolahragaku.blogspot.com.materi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bola voli merupakan olahraga yang sangat digemari oleh masyarakat, khususnya masyarakat Indonesia. Berdasarkan penelusuran informasi saat ini bola voli menduduki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan pada Pasal 3, disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan pada Pasal 3, disebutkan bahwa: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani (Penjas) merupakan sesuatu yang penting dalam dunia pendidikan sebab di dalamnya memuat salah satu dari tujuan pendidikan nasional, sebagaimana

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Permainan Bola Voli Permainan bola voli diciptakan pada tahun 1895 oleh William G. Morgan dari Amerika Serikat. Pada mulanya permainan ini bernama Mintonette,

Lebih terperinci

Sepak Bola. 1. Lapangan dan Peralatan Sepak Bola

Sepak Bola. 1. Lapangan dan Peralatan Sepak Bola Sepak Bola Sepak bola termasuk salah satu permainan bola besar. Sepak bola merupakan olahraga yang paling akbar di dunia. Setiap kejuaraan sepak bola akan mengundang banyak penonton. Jumlah penonton sepak

Lebih terperinci

2015 HUBUNGAN ANTARA FLEKSIBILITAS PERGELANGAN TANGAN DAN POWER OTOT LENGAN DENGAN KECEPATAN SMASH DALAM OLAHRAGA BULU TANGKIS

2015 HUBUNGAN ANTARA FLEKSIBILITAS PERGELANGAN TANGAN DAN POWER OTOT LENGAN DENGAN KECEPATAN SMASH DALAM OLAHRAGA BULU TANGKIS BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bulutangkis adalah olahraga yang dapat dikatakan olahraga yang terkenal atau memasyarakat. Olahraga ini menarik minat berbagai kelompok umur, berbagai tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakaria Nur Firdaus, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakaria Nur Firdaus, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga bola voli merupakan salah satu cabang olahraga yang sudah berkembang di masyarakat luas, baik di klub-klub, maupun sekolah-sekolah. Berbagai tingkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipertanggungjawabkan adalah melalui pendekatan ilmiah. Menurut Cholik

BAB I PENDAHULUAN. dipertanggungjawabkan adalah melalui pendekatan ilmiah. Menurut Cholik 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan salah satu bentuk aktifitas fisik yang memiliki dimensi kompleks. Dalam berolahraga individu mempunyai tujuan yang berbeda-beda, antara

Lebih terperinci

Instrumen Penelitiaan Keterampilan Bola Voli Usia Tahun. a. Tiang berukuran 2,30 m untuk putra dan 2,15 m untuk putri.

Instrumen Penelitiaan Keterampilan Bola Voli Usia Tahun. a. Tiang berukuran 2,30 m untuk putra dan 2,15 m untuk putri. Lampiran 10. Instrumen Penelitian Instrumen Penelitiaan Keterampilan Bola Voli Usia 13-15 Tahun a. Tes Kemampuan Passing Bawah 1. Alat yang Digunakan a. Tiang berukuran 2,30 m untuk putra dan 2,15 m untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian prestasi dibidang olahraga didukung oleh penerapan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian prestasi dibidang olahraga didukung oleh penerapan ilmu pengetahuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan salah satu bentuk aktifitas fisik yang memiliki dimensi kompleks. Dalam berolahraga team mempunyai tujuan yang berbedabeda, antara lain untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan memiliki banyak penggemar di Indonesia. Perkembangan Bola Voli di

BAB I PENDAHULUAN. dan memiliki banyak penggemar di Indonesia. Perkembangan Bola Voli di BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Bola Voli merupakan olahraga permainan yang cukup berkembang pesat dan memiliki banyak penggemar di Indonesia. Perkembangan Bola Voli di Indonesia ditunjukkan

Lebih terperinci

TINGKAT KETERAMPILAN BERMAIN BOLA VOLI SISWA SD NEGERI PELEM 1 KELAS V KABUPATEN KEDIRI TAHUN 2015 SKRIPSI

TINGKAT KETERAMPILAN BERMAIN BOLA VOLI SISWA SD NEGERI PELEM 1 KELAS V KABUPATEN KEDIRI TAHUN 2015 SKRIPSI TINGKAT KETERAMPILAN BERMAIN BOLA VOLI SISWA SD NEGERI PELEM 1 KELAS V KABUPATEN KEDIRI TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN A.Kajian Teoretis 1. Hakikat Permaianan Tenis Meja Tenis meja merupakan olahraga yang dimainkan didalam gedung oleh dua atau empat pemain. Permainan tenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. guru-guru belanda yang mengajar di sekolah-sekolah lanjutan.

BAB I PENDAHULUAN. guru-guru belanda yang mengajar di sekolah-sekolah lanjutan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bola voli adalah salah satu cabang dari olahraga permainan. Tujuan permainan ini adalah agar setiap regu, dapat melewatkan bola secara teratur (baik) melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Eropa, pada tahun 1893 di Jerman bola voli dikenal dengan nama faust

BAB I PENDAHULUAN. Eropa, pada tahun 1893 di Jerman bola voli dikenal dengan nama faust BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bola voli sudah lama dikenal sejak abad pertengahan terutama di Negaranegara Eropa, pada tahun 1893 di Jerman bola voli dikenal dengan nama faust ball dengan

Lebih terperinci