BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Deskripsi teoritik 1. Hakikat Minat Pengertian minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari
|
|
- Hendri Tedja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi teoritik 1. Hakikat Minat Pengertian minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari campuran-campuran perasaan, harapan, pendirian, rasa takut atau kecenderungan-kecenderungan lain yang mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu (Andi Mappiere, 1994: 62). Sedangkan Analaila Soufia dan Zuchdi (2004: 116) menjelaskan bahwa minat merupakan kekuatan pendorong yang menyebabkan seseorang menaruh perhatian pada orang lain, pada aktivitas atau obyek lain. Minat berkaitan dengan perasaan suka atau senang dari seseorang terhadap suatu objek. Hal ini dikemukakan oleh Slameto (1995: 180), yang menyatakan bahwa minat sebagai suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Sejalan dengan itu Kartini Kartono (1996: 112) mengemukakan minat merupakan momen dari kecenderungan yang terarah secara intensif pada suatu obyek yang dianggap penting. Dari beberapa pendapat di atas peneliti dapat mendefinisikan bahwa minat adalah rasa senang atau tertarik terhadap suatu obyek dan seseorang yang berminat akan mempunyai keinginan untuk terlibat langsung dalam sesuatu tersebut. Jadi minat timbul karena seseorang tersebut merasa senang atau tertarik terhadap suatu obyek tersebut dan disertai dengan adanya kecenderungan untuk berhubungan lebih aktif 6
2 terhadap obyek itu. Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Bila melihat bahwa sesuatu akan menguntungkan, mereka merasa berminat. Bila individu telah mempunyai minat terhadap sesuatu maka perhatiannya akan dengan sendirinya tertarik pada obyek tersebut. Jadi minat merupakan suatu keadaan dimana seseorang mempunyai perhatian terhadap sesuatu dan disertai dengan adanya kecenderungan untuk melihat atau berhubungan dengan obyek tersebut. a. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat Menurut Sri Rukmini (1998: 121) minat dapat dipengaruhi oleh faktor pekerjaan, sosial ekonomi, bakat, umur, jenis kelamin, pengalaman, kepribadian dan lingkungan. Sedangkan Menurut Gunarsa (1980: 68) dalam Nurmawan Aji (2011:10) mengatakan bahwa minat dapat dipengaruhi 2 faktor yaitu faktor dari dalam (internal) seperti rasa senang (gembira, semangat) perhatian (ketertarikan, intensitas, frekuensi), dan persepsi (kesan positif, pemahaman) sedangkan faktor dari luar (eksternal) lingkungan (masyarakat, keluarga, sekolah), dan system pengajaran (materi pembelajaran, metode). Faktor- faktor yang mempengaruhi minat merupakan faktorfaktor yang mendorong timbulnya minat dari diri seseorang. Menurut Abu Ahmadi (2005: 112), faktor-faktor yang 7
3 mempengaruhi minat terdiri dari faktor dari dalam (faktor internal) dan faktor dari luar (faktor eksternal). 1) Faktor Internal Faktor internal ini akan tumbuh dengan sendirinya setelah seseorang mendapatkan suatu rangsangan tertentu tanpa adanya pengaruh dari luar. Misalnya seseorang merasa tertarik dengan profesi dokter, maka ia akan berusaha keras untuk menjadi seorang dokter. Contoh lainnya apabila seseorang tertarik pada suatu benda, maka ia akan berusaha keras untuk mendapatkan benda tersebut (Abu Ahmadi, 2005: 112). Menurut uraian tersebut, faktor minat terdiri dari unsurunsur yaitu yang pertama faktor dari dalam (internal): a) Tertarik Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1996: 1021) tertarik adalah merasa senang atau menaruh minat pada sesuatu. Sedangkan menurut Abu Ahmadi (1990: 235) tertarik adalah perasaan yang timbul karena sering berhubungan atau bertemu dengan orang lain. Jadi tertarik merupakan awal dari individu tersebut menaruh minat, sehingga seseorang yang menaruh minat akan tertarik terlebih dahulu terhadap sesuatu itu. 8
4 b) Perhatian Perhatian menurut Kartini Kartono (1996: 111) merupakan Reaksi umum dari organism dan kesadaran, yang menyebabkan bertambahnya aktivitas, daya konsentrasi, dan pembatasan kesadaran terhadap satu obyek, kemudian menurut Bimo Walgito (1997: 56) perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan obyek. c) Aktivitas Menurut Rusli Lutan (2002: 7) yang dimaksud aktivitas adalah aneka gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot-kerangka, dan gerak itu menghasilkan pengeluaran energi. Sedangkan menurut Sumadi Suryabrata (2002: 72) aktivitas adalah banyak sedikitnya orang yang menyatakan diri, menjelmakan perasaan perasaannya dan pikiranpikirannya dalam tindakan yang spontan. 2) Faktor Eksternal Faktor eksternal ini merupakan pendorong timbulnya minat seseorang yang berasal dari luar dirinya, yaitu dari lingkungan dimana ia menjalani kehidupannya. Faktor ini dapat berasal dari keluarga, teman atau lingkungan sosial lainnya, bahkan ada juga yang hadir dari lingkungan fisik seperti iklim, keadaan geografis 9
5 dan sebagainya. Misalnya seseorang berminat belajar setelah dijanjikan akan diberi hadiah. Contoh lainnya seseorang berminat melanjutkan sekolah karena pengaruh teman sebayanya (Abu Ahmadi, 2005: 112). b. Ciri-ciri minat Minat berpengaruh pada pencapaian tujuan terhadap suatu hal yang diinginkan salah satu tolak ukur pencapaian pembelajaran di sekolah dengan mengetahui minat siswa mengikuti pembelajaran. Dengan melihat langsung lapangan pada saat pembelajaran dilakukan, keterlibatan siswa untuk melaksanakan pembelajaran yang diberikan oleh guru sehingga terlihat ceria, gembira, bersemangat dan adakalanya luapan kegembiraan yang berlebihan. Menurut Elizabeth B. Hurlock (1978: 115) ciri - ciri minat adalah: 1) Minat tumbuh bersamaan dgn perkembangan fisik dan mental 2) Minat bergantung pada kesiapan belajar 3) Minat bergantung pada kesempatan belajar 4) Perkembangan minat mungkin terbatas 5) Minat dipengaruhi pengaruh budaya 6) Minat berbobot emosional Sedangkan menurut Hurlock (1978: 81) menyatakan bahwa minat tumbuh dari tiga jenis pengalaman belajar, yaitu: pertama, belajar bermain coba-ralat. Apabila hal ini diterapkan dalam kegiatan 10
6 olahraga, misalnya bermain bolavoli, maka bimbingan dan arahan dapat mengembangkan minat terhadap kegiatan bolavoli, kedua belajar melalui identifikasi dengan orang yang dicintai dan dikagumi, dan ketiga minat mungkin berkembang melalui bimbingan dan pengarahan seseorang yang mahir menilai kemampuan anak, sehingga model ini dimungkinkan akan lebih menumbuhkan minat pada anak tersebut daripada cara belajar coba-ralat dan identifikasi. Namun demikian model untuk menumbuhkan minat pada anak dapat dilakukan dengan berbagai macam cara dengan selalu melihat perspektif kemampuan talentanya. Minat yang terjadi dalam diri individu dipengaruhi dua faktor yang menentukan yaitu faktor keinginan dari dalam individu dan faktor keinginan dari luar individu. Minat dari dalam terdiri dari tertarik atau senang pada kegiatan, perhatian pada suatu kegiatan dan adanya aktivitas atau tindakan akibat dari rasa senang maupun perhatian. Dari beberapa pendapat tersebut di atas dapat diidentifikasi unsur-unsur minat sebagai berikut: a) Adanya kecenderungan untuk memikirkan dalam jiwa seseorang (unsur kognitif). b) Adanya pemusatan perhatian individu. c) Adanya rasa senang pada diri individu terhadap obyek. 11
7 d) Adanya keinginan dalam individu, baik keinginan untuk mengetahui, melaksanakan, maupun pembuktian lebih lanjut. e) Adanya pemusatan pikiran, perasaan dan kemauan pemusatan perhatian terhadap objek karena objek tersebut menarik perhatian. 2. Hakikat Permainan Bolavoli Permainan bolavoli diciptakan oleh William G. Morgan pada tahun 1895 di kota Holkyoke, Massachuset, Amerika Serikat. Perkembangan permainan bolavoli di Negara-negara Eropa dan Asia dilakukan oleh tentara-tentara Amerika dan sekutunya pada Perang Dunia I. Permainan bolavoli berasal dari kata volleyball yang artinya memvoli bola. Di Indonesia penyebaran permainan bolavoli dibawa oleh penjajah Belanda pada tahun 1928, dan selanjutnya hingga saat ini permainan bolavoli menjadi olahraga yang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia (M. Mariyanto, 1994: 3). Dalam buku Permainan Besar II (Bolavoli) yang dikarang oleh M. Mariyanto (1994: 16) bahwa permainan bolavoli adalah suatu cabang olahraga berbentuk memvoli bola di udara bolak-balik di atas jaring/ net, dengan maksud dapat menjatuhkan bola di dalam petak lapangan lawan untuk mencari kemenangan. Permainan bola di udara (reli) berlangsung secara teratur sampai bola menyentuh lantai, bola keluar atau salah satu regu mengembalikan bola secara tidak sempurna. Dalam permainan bolavoli siapa saja yang 12
8 memenangkan reli mendapat angka (relly point scoring). Apabila regu penerima servis memenangkan reli, ia mendapat angka dan berhak untuk melakukan servis dan setiap pemain melakukan pergeseran satu posisi menurut arah jarum jam. Dalam buku peraturan permainan bolavoli dari PP PBVSI tahun 2005 disebutkan bahwa permainan bolavoli adalah olahraga yang dimainkan oleh dua tim dalam satu lapangan yang dipisahkan oleh sebuah net. Tujuan permainan adalah melewatkan bola di atas net agar dapat jatuh menyentuh lantai lapangan lawan dan untuk mencegah usaha yang sama dari lawan. Setiap tim dapat memainkan tiga pantulan untuk mengembalikan bola (di luar perkenaan blok). Bola dinyatakan dalam permainan setelah bola dipukul oleh pelaku servis melewati atas net ke daerah lawan. Permainan dilanjutkan hingga bola menyentuh lantai, bola keluar atau satu tim gagal mengembalikan bola secara sempurna. Tim yang memenangkan sebuah reli memperoleh satu angka (rally point system). Apabila tim yang sedang menerima servis memenangkan reli, akan memperoleh satu angka dan berhak untuk melakukan servis berikutnya, serta para pemainnya melakukan pergeseran satu posisi searah dengan jarum jam. Satu tim bolavoli maksimal terdiri dari 12 pemain, satu coach, satu asisten coach, satu trainer dan satu dokter medis. Kecuali libero, satu dari 12 pemain adalah kapten tim. Pemain yang tidak bermain harus duduk di bangku cadangan atau berada di daerah pemanasan. Pada saat 13
9 pertandingan semua pemain dalam satu tim harus menggunakan kostum yang sama kecuali libero. Khusus untuk pemain libero harus menggunakan kostum yang berbeda dari teman satu tim. Kostum yang dimaksud adalah perlengkapan pemain yang terdiri dari baju kaos, celana pendek, kaos kaki dan sepatu olahraga. Dalam suatu pertandingan bolavoli, tujuan akhirnya adalah memenangkan pertandingan tersebut. Untuk dapat memenangkan pertandingan harus dapat memperoleh angka hingga dapat memenangkan set. Suatu tim memperoleh angka bila berhasil mendaratkan bola di lapangan prrmainan lawan, regu lawan membuat kesalahan dan regu lawan menerima hukuman (penalti). Sedangkan untuk memenangkan suatu set (kecuali set penentuan, set ke 5) dimenangkan oleh regu yang pertama mendapat angka 25 dengan selisih angka minimal dua angka. Pada keadaan 24 24, permainan dilanjutkan hingga dicapai selisih dua angka (26-24,27-25,28-26 dan seterusnya) sampai tidak terbatas. Pertandingan dimenangkan oleh tim yang memenangkan tiga set (3-0,3-1,3-2). Pada keadaan 2-2, set penentuan (set 5) dimainkan hingga angka 15 dengan selisih angka minimal 2 angka sampai tidak terbatas. Adapun gerak dasar dalam permainan bolavoli adalah sebagai berikut: 1) Gerak dasar servis bawah a. Tahap persiapan 1. Berdiri dengan kedua kaki dalam posisi melangkah 14
10 2. Berat badan bertumpu pada kedua kaki dan sikap badan agak condong ke depan 3. Pegang bola setinggi pinggang atau lebih rendah di depan badan 4. Jari-jari tangan yang akan digunakan memukul (servis) dirapatkan b. Tahap gerakan 1. Ayunkan lengan yang digunakan memukul bola ke belakang bersamaan berat badan dipindahkan ke belakang. 2. Ayunkan kembali lengan yang digunakan memukul bola ke depan bersamaan berat badan dipindahkan pada kaki depan dan bola sedikit dilambungkan. 3. Pukul bola dengan telapak tangan pada bagian tengah belakang saat pada posisi setinggi pinggang. c. Akhir gerakan 1. Ikuti gerakan badan ke depan dengan melangkahkan kaki belakang ke depan 2) Gerak passing bawah a. Tahap persiapan 1. Berdiri dengan kedua kaki dibuka selebar bahu dan kedua lutut direndahkan hingga berat badan tertumpu pada kedua ujung kaki di bagian depan 15
11 2. Rapatkan dan luruskan kedua lengan di depan badan hingga kedua ibu jari sejajar 3. Pandangan ke arah datangnya bola b. Tahap gerakan 1. Dorongkan kedua lengan ke arah datangnya bola bersamaan kedua lutut dan pinggul naik serta tumit terangkat dari lantai 2. Usahakan arah datangnya bola tepat di tengah-tengah badan 3. Perkenaan bola yang baik tepat pada pergelangan tangan c. Akhir gerakan 1. Tumit terangkat dari lantai 2. Pandangan mengikuti arah gerakan bola 3) Gerak dasar passing atas a. Tahap persiapan 1. Berdiri dengan kedua kaki dibuka selebar bahu, kedua lutut direndahkan hingga berat badan bertumpu pada ujung kaki bagian depan. 2. Posisi lengan di depan badan dengan kedua telapak tangan dan jari-jari renggang sehingga membentuk seperti mangkuk di depan atas muka (wajah). b. Tahap gerakan 1. Dorongkan kedua lengan menyongsong arah datangnya bola bersamaan kedua lutut dan pinggul naik serta tumit terangkat. 16
12 2. Usahakan arah datangnya bola tepat di tengah-tengah atas wajah. 3. Perkenaan bola yang baik adalah tepat mengenai jari-jari tangan c. Akhir gerakan 1. Tumit terangkat dari lantai 2. Pinggul dan lutut naik serta kedua lengan lurus 3. Pandangan mengikuti arah gerakan bola 4) Gerak dasar smash a. Tahap persiapan 1. Berdiri sikap melangkah menghadap arah net 2. Berat badan pada kaki depan 3. Pandangan ke arah depan (arah net) b. Tahap gerakan 1. Gerak awalan, melangkah sebelum melakukan tolakan biasanya dilakukan paling sedikit dua langkah dan langkah terakhir lebar. 2. Gerak tolakan, menolak dengan kedua kaki ke atas dibantu dengan ayunan kedua lengan ke depan atas. 3. Gerak pukulan, memukul bola dengan telapak tangan pada bagian atas bola bersamaan dengan pergelangan tangan diaktifkan. 17
13 4. Gerak mendarat, mendarat dengan kedua ujung telapak kaki, bersamaan kedua lutut mengeper c. Akhir gerakan 1. Kedua lutut direndahkan 2. Pandangan ke depan atas 3. Kedua lengan di depan samping badan 3. Hakikat Pembelajaran Syaiful Sagala (2010: 61) mendefinisikan pembelajaran adalah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Sedangkan menurut Oemar Hamalik (2008: 57) pembelajaran mengandung pengertian mengenai suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid. Setiap kegiatan apapun bentuk dan jenisnya selalu diharapkan kepada tujuan yang ingin dicapai. Bagaimanapun segala sesuatu atau usaha yang tidak mempunyai arti apaapa. Dengan demikian, tujuan merupakan faktor yang sangat menentukan. 18
14 Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, pembelajaran merupakan tindakan pokok. Ini berarti tegantung kepada bagaimana proses yang dialami oleh siswa sebagai subjek pendidikan. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan proses bagaimana cara interaksi antara guru dengan siswa yaitu guru dalam memberi materi dapat dipahami atau dimengerti oleh siswa dan terjadi timbal balik yang positif terhadap siswa sehingga hasil proses belajar mengajar dapat tercapai dengan baik. 4. Materi Pembelajaran Bolavoli Mini di SD Fasilitas yang digunakan untuk permainan bolavoli pada anakanak, berbeda dengan orang dewasa. Ukurannya diperkecil atau ukurannya diturunkan dari lapangan yang digunakan untuk orang dewasa ini agar anak-anak lebih mudah menjangkau bola saat permainan. Ukuran lapangan mini yang digunakan ialah 12 x 6 meter untuk panjang kali lebarnya, sedangkan tinggi net 2,20 meter, jumlah pemain 4 orang dan permainan menggunakan sistem rally point dalam permainannya dengan 2 x kemenangan. Dalam setiap pembelajaran, tercapainya tujuan pembelajaran merupakan suatu yang penting karena terciptanya tujuan pembelajaran adalah tolak ukur keberhasilan siswa dalam mengikuti pembelajaran tersebut. Demikian halnya dengan pembelajaran permainan bola voli, dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani tidak terlepas dari materi atau bahan pelajaran yang akan disampaikan oleh guru. 19
15 Dalam Kurikulum Sekolah Dasar tahun 2006, permainan bolavoli merupakan salah satu bagian kegiatan pokok yang wajib diajarkan di SD. Materi pembelajaran permainan bolavoli di SD disampaikan di kelas IV sampai kelas VI. 1. Adapun rincian pembagian materi pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut: a. Kelas IV semester 1 terdiri dari gerak dasar passing bawah dan gerak dasar servis bawah. b. Kelas IV semester 2 terdiri dari bermain bolavoli dengan peraturan yang dimodifikasi. c. Kelas V semester 1 terdiri dari gerak dasar melambungkan bola atau memvoli bola dan gerak dasar passing bawah dan passing atas. d. Kelas V semester 2 terdiri dari teknik dasar servis bawah dan servis atas serta bermain dengan peraturan yang sederhana. e. Kelas VI semester 1 terdiri variasi ketrampilan dasar teknik passing bawah dan passing atas. f. Kelas VI semester 2 terdiri ketrampilan teknik servis bawah dan servis atas serta permainan bolavoli dengan peraturan sederhana. 2. Pembelajaran Menurut Kurikulum yang dipakai oleh sekolah ini yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, materi pembelajaran permainan bolavoli kelas V adalah sebagai berikut: 20
16 a. Pendahuluan Tahap ini memuat tentang presensi, berhitung untuk mengetahui jumlah siswa, apersepsi materi tentang pembelajaran dan pemanasan. Pemanasan dilkakukan dalam bentuk permainan untuk menyiapkan kondisi fisik anak menuju ke materi pembelajaran inti. b. Latihan Inti Pembelajaran inti adalah tentang materi pokok yang akan diajarkan oleh guru kepada siswa. Di dalamnya terdapat pengelolaan materi, penyampaian materi dan pengelolaan kelas. c. Penutup Penutup adalah tentang bagaimana guru melakukan dan memberikan evaluasi materi pembelajaran, berhitung mengenai jumlah siswa dan mengakhiri pembelajaran B. Karakteristik Anak kelas IV, V dan VI SD Ada beberapa karakteristik anak diusia sekolah dasar yang perlu diketahui para guru. Agar lebih mengetahui keadaan peserta didik khususnya ditingkat sekolah dasar, sebagai guru harus dapat menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan keadaan siswanya. Sangatlah penting bagi seorang pendidik mengetahui karakteristik siswanya. Siswa kelas atas adalah siswa yang duduk di kelas IV, V, VI. Karakteristik jasmani siswa sekolah dasar menurut Sukintaka (1992: 42) adalah sebagai berikut: 21
17 Anak kelas V dan VI, kira-kira berumur antara tahun, mempunyai karakteristik sebagai berikut: a. Pertumbuhan otot lengan dan tungkai makin bertambah. b. Ada kesadaran mengenai badannya. c. Anak laki-laki lebih menguasai permainan kasar. d. Pertumbuhan tinggi dan berat badan tidak baik. e. Kekuatan otot tidak menunjang pertumbuhan. f. Waktu reaksi makin baik. g. Perbedaan akibat jenis kelamin makin nyata. h. Koordinasi makin baik. i. Badan lebih sehat dan kuat. j. Tungkai mengalami masa pertumbuhan yang lebih kuat bila dibandingkan dengan bagian anggota atas. k. Perlu diketahuinya bahwa ada pebedaan kekuatan otot dan ketrampilan antara anak laki-laki dan putri. Sebagai seorang guru perlu memahami perkembangan peserta didik. Perkembangan peserta didik tersebut meliputi: perkembangan fisik, perkembangan emosional dan bermuara pada perkembangan intelektual. Perkembangan fisik dan perkembangan emosional mempunyai kontribusi yang kuat terhadap perkembangan intelektual atau perkembangan mental atau perkembnagn kognitif siswa. Perkembangan terhadap pesrta didik diatas, sangat diperlukan untuk merancang pembelajaran yang kondusif yang akan dilaksanakan. Rancangan pemeblajaran yang kondusif akan mampu meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga mampu meningkatkan proses dan hasil pembelajaran yang diinginkan. Pada masa anak usia kelas IV, V dan VI SD pertumbuhan cenderung relatif lambat. Walaupun pertumbuhan itu lambat tetapi mempunyai waktu belajar cepat dan keadaan ini mampu dipertimbangkan pula sebagi 22
18 konsolidasi pertumbuhan yang ditandai dengan kesempurnaan dan kestabilan terhadap ketrampilan dan kemampuan yang telah ada dibandingkan yang baru dipelajari. Pada masa tersebut juga terjadi perubahan dimana anak yang pada mulanya bergerak dari kondisi lingkungan rumah ke lingkungan sekolah. Pengaturan besar-besaran diperlukan untuk pengembangan tugas-tugas pada umur itu ada ketiga dorongan yang dimaksud adalah: 1. Dorongan dari lingkungan rumah ke kelompok sejawat 2. Dorongan dari realisasi kerja dan suasana bermain yang masing-masing memerlukan tambahan ketrampilan neuromoskuler 3. Dorongan kedalam konsep dunia dewasa yang mana memerlukan peningkatan ketrampilan dan seni berlogika serta berkomunikasi. Sifat-sifat khas pada anak kelas IV, V dan VI SD sebagai berikut: a. Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkrit hal ini menimbulkan adanya kecenderungan untuk membandingkan pekerjaanpekerjaan yang praktis b. Amat realistis, ingin tahu dan ingin belajar c. Ada minat terhadap hal-hal dan mata pelajaran khusus yang oleh ahli-ahli yang mengikuti teori faktor ditafsirkan sebagai mulai menonjolnya faktor-faktor. Sampai kira-kira umur 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang-orang dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginannya, setelah kira-kira umur 11 tahun pada umumnya 23
19 anak menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha menyelesaikannya sendiri. d. Pada masa ini anak memandang nilai (angka raport) sebagai ukuran yang tepat (sebaik-baiknya) mengenai prestasi sekolah. e. Anak-anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya, biasanya untuk dapat bermain bersama-sama. Didalam permainan ini biasanya anak-anak tidak lagi terkait pada aturan permainan yang tradisional, mereka senang membuat peraturan sendiri. C. Penelitian yang Relevan Penelitian ini relevan dengan beberapa penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti, diantaranya penelitian yang dilakukan oleh : 1. Penelitian yang dilakukan oleh Ponidi (2008) dengan judul Minat siswa Sekolah dasar Negeri Jejeran Pleret Bantul terhadap ekstrakurikuler Bolavoli. Metode yang dipakai metode survei dengan instrumen angket, populasi siswa kelas V dan VI yang berjumlah 163, kemudian diambil sampel 50 siswa menggunakan teknik random sampling. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa minat siswa Sekolah Dasar Negeri Jejeran Wonokromo Pleret Bantul terhadap ekstrakurikuler bolavoli pada tahun ajaran 2007/2008 menunjukkan 42,0% mempunyai minat tinggi, 56,0% minat sedang dan 2,0% mempunyai minat rendah. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Sarjiyono (2011) dengan judul minat siswa kelas IV dan V SD Negeri Tinom terhadap ekstrakuriuler bolavoli. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minat siswa terhadap 24
20 ekstrakurikuler bolavoli pada kategori rendah sebesar 5%, kategori sedang sebesar 30 % dan pada kategori tinggi sebesar 65%. Faktor intern pada kategori rendah sebesar 11,7 %, kategori sedang sebesar 21,7%, kategori tinggi sebesar 66,7%. Faktor ekstern kategori rendah sebesar 8,3%, kategori sedang sebesar 78,3%, kategori tinggi sebesar 13,3%. Hasil tersebut dapat memberikan gambaran bahwa secara umum minat siswa kelas 4 dan 5 SD Negeri Tinom Sidoarum terhadap ekstrakurikuler bolavoli pada kategori tinggi yaitu sebesar 65%. D. Kerangka Berpikir Berdasarkan kajian teoritik di atas, serta hasil penelitian yang relevan maka dapat dikemukakan bahwa timbulnya minat terhadap suatu obyek ditandai dengan adanya rasa senang atau tertarik terhadap suatu objek tersebut dan seseorang yang berminat akan mempunyai keinginan untuk terlibat langsung dalam suatu objek tersebut. Dalam minat terdapat unsur penting yang berupa memikirkan rasa senang, mempunyai perhatian dan keinginan untuk melakukan tindakan yang nyata sesuai dengan kuatnya dorongan untuk mendapatkan objek minat. Jadi seseorang yang mempunyai minat terhadap suatu objek dalam diri orang tersebut terdapat pemikiran rasa senang yang akan diminatinya, serta akan berusaha berhubungan lebih aktif terhadap objek yang diminatinya. Tersedianya sarana dan prasarana di SD Gugus 2 Kecamatan Galur, serta didorong oleh banyaknya intensitas pertandingan bolavoli di Yogyakarta, tentu saja akan membuat minat para siswa SD Gugus 2 Kecamatan Galur 25
21 menjadi tinggi. Untuk menjaring data minat siswa menggunakan instrument angket. 26
BAB II KAJIAN PUSTAKA. dua kelompok yang akan saling bertanding, dimana setiap kelompok
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Permainan Bola Voli Permainan bola voli merupakan permainan beregu yang terdiri dari dua kelompok yang akan saling bertanding, dimana setiap kelompok
Lebih terperinciPermainan Bola Voli. 1. Sejarah Permainan Bola Voli. 2. Pengertian Bola Voli. 3. Lapangan Bola Voli
B Permainan Bola Voli Apakah kamu menyukai permainan bola voli? Sebenarnya permainan bola voli telah memasyarakat. Apakah kamu telah dapat melakukan gerak dasar permainan bola voli dengan benar? Ayo kita
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. pendidikan. Apalagi bila dikaitkan dengan aktivitas seseorang dalam
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Pengertian Minat Minat merupakan masalah yang paling penting di dalam pendidikan. Apalagi bila dikaitkan dengan aktivitas seseorang dalam kehidupan sehari-hari.
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Mengajar Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar. Belajar adalah modifikasi atau memperteguhkan kelakuan melalui pengalaman.
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar.
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar Dan Pembelajaran Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar. Belajar adalah modifikasi atau memperteguhkan kelakuan melalui pengalaman.
Lebih terperinciPEMBELAJARAN TEHNIK DASAR PERMAINAN BOLA VOLLI OLEH SUARDI. B
PEMBELAJARAN TEHNIK DASAR PERMAINAN BOLA VOLLI OLEH SUARDI. B Latar Belakang Pendidikan Jasmani merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan aktifitas jasmani dan direncanakan secara sistimatis dan bertujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimana terdiri dari dua tim beranggotakan masing-masing tim terdiri dari enam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bola voli adalah salah satu olahraga permainan yang menggunakan bola dimana terdiri dari dua tim beranggotakan masing-masing tim terdiri dari enam orang. Olahraga
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. mencapai tujuan yang diharapkan, maka semakin cakap orang tersebut
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi teori 1. Pengertian Keterampilan Keterampilan adalah derajat keberhasilan yang konsisten dalam suatu tujuan dengan efisien dan efektif. Semakin tinggi kemampuan seseorang
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. Satuan Pendidikan : SMP Negeri 1 Mungkid : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : SMP Negeri Mungkid Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Pokok Bahasan : Passing bawah bola volli Kelas/Semester : VII / Alokasi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS. sesungguhnya akandigunakan sebagai teknik pemberian atau penyajian
BAB II KAJIAN TEORI KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Passing Atas Suhadi, Sujarwo (2009: 37)mengemukakan bahwa: passing atas adalah suatu teknik dasar dalam permainan bolavolidimana
Lebih terperinciBAB I PERMAINAN BOLA BESAR. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 1
BAB I PERMAINAN BOLA BESAR Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 1 PERMAINAN BOLA BESAR Permainan bola besar melalui permainan sepak bola Permainan bola besar melalui permainan bola voli Permainan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. sampai pada ketinggian 243 cm dari bawah ( kusus anak laki-laki ), untuk
BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Permainan Bolavoli Bolavoli diciptakan oleh William C. Morgan L.A yaitu seorang guru pendidikan jasmani Young Man Christian s Association (YMCA) di Amerika
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pembelajaran akan berlangsung baik hingga mencapai hasil yang baik pula.
BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Metode Jigsaw Secara umum metode merupakan suatu cara untuk melangsungkan proses belajar mengajar sehingga tujuan dapat dicapai. Metode
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demi menghadapi perkembangan jaman dan teknologi yang semakin pesat sudah semestinya manusia menyadari arti penting hidup sehat. Hidup sehat dapat tercapai melalui berbagai
Lebih terperinciI. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pendidikan Jasmani. Pendidikan Jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan
I. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Jasmani 1. Pengertian Pendidikan Jasmani Pendidikan Jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI PENDEKATAN BERMAIN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BOLA PLASTIK
PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI PENDEKATAN BERMAIN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BOLA PLASTIK Devi Catur Winata Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi Stok Bina Guna Medan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS
6 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakikat Bola Voli Bola voli merupakan suatu permainan yang dibatasi oleh net, dan menggunakan ukuran lapangan persegi panjang, bola voli
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melakukan teknik- teknik gerakan yang sesuai dengan peraturan permainan. ekstrakurikuler maupun diluar kegiatan tersebut.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan bola voli dalam perkembangannya semakin dapat diterima dan digemari oleh masyarakat, gejala ini terjadi karena permainan bola voli merupakan olahraga
Lebih terperinciPELAKSANAAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI DI SDN 006 PISANG BEREBUS KECAMATAN GUNUNG TOAR
PELAKSANAAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI DI SDN 006 PISANG BEREBUS KECAMATAN GUNUNG TOAR ERIYANIS Guru SD Negeri 004 Toar Kecamatan Gunung Toar eriyanis041@gmail.com ABSTRAK Jenis penelitian ini
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Indonesia menurut Depdikbud (1978/1979: 129) menyatakan bulutangkis
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Bulutangkis Permainan bulutangkis merupakan salah satu cabang olahraga yang tumbuh dan berkembang pesat mampu mengharumkan bangsa dan negara Indonesia
Lebih terperinciAlat permainan. 1. Lapangan permainan
Bola voli Bola voli adalah olahraga permainan yang dimainkan oleh dua grup berlawanan. Masingmasing grup memiliki enam orang pemain. Terdapat pula variasi permainan bola voli pantai yang masingmasing grup
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. kesempatan mengumpan bola (passing) diarena sendir, sebelum
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1. KAJIAN TEORITIS 2.1.1. Hakikat Permainan Bola Voli Bola voli merupakan permainan yang unik yang unik, dimana bola diupayakan selama mungkin terbang/melayang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. internasional dan membangkitkan rasa kebangaan nasional. Pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembibitan dan pembinaan olahraga prestasi harus dilakukan secara sistematis, sehingga dapat ikut mengharumkan nama bangsa di forum internasional dan membangkitkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. merupakan perwujudan minatnya.
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Minat a. Pengertian Minat Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan apa yang diinginkan bila orang tersebut diberi kebebasan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga Bolavoli merupakan cabang olahraga permainan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga Bolavoli merupakan cabang olahraga permainan yang membutuhkan teknik, strategi, dan kemampuan individu pemain, karena cabang olahraga ini merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. olahraga bola besar. Yang dimainkan oleh dua regu masing-masing terdiri dari 6
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bola voli merupakan cabang olahraga beregu yang termasuk dalam kelompok olahraga bola besar. Yang dimainkan oleh dua regu masing-masing terdiri dari 6 pemain yang saling
Lebih terperinciTak Cuma Spiker. Written by Administrator Friday, 10 December :43
Bola voli merupakan olah raga permainan dimana sekelompok orang yang tergabung dalam sebuah tim bekerja sama bersaing melawan tim musuh untuk merebut sebuah poin. Untuk itu, kita coba ngulik fungsi para
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA. Implementasi adalah proses untuk memastikan terlaksananya suatu. kebijakan dan tercapainya kebijakan tersebut.
14 BAB II KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA A. Kerangka Teori 1. Pengertian Implementasi a. Pengertian implementasi Implementasi adalah proses untuk memastikan terlaksananya suatu kebijakan dan tercapainya kebijakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan motoriknya sehingga memberikan kemudahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga menjadi kebutuhan hidup masyarakat sekarang ini. Pekerjaan menuntut kondisi fisik yang prima sehingga perlu dijaga dengan aktivitas olahraga. Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. media gerak siswa dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Dijenjang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permainan bola merupakan salah satu bentuk cabang olahraga permainan regu yang telah digunakan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani,sebagai media gerak siswa
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) : Teknik dasar passing atas dalam permainan Bola Voli
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Satuan Pendidikan : SMP N 1 WATES Kelas / Semester : VIII / 1 Mata Pelajaran Materi Alokasi Waktu : PJOK : Teknik dasar passing atas dalam permainan Bola Voli :
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. SMAN 4 Metro adalah lembaga pendidikan menengah atas yg membantu
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang SMAN 4 Metro adalah lembaga pendidikan menengah atas yg membantu mendidik siswa untuk dapat menjadi manusia yang mandiri seutuhnya, kegiatan pembelajaran di lembaga pendidikan
Lebih terperinciSlamet Santoso, M.Pd ABSTRAK
Efektivitas Permainan Bola Voli Yang Dimodifikasi Terhadap Aktivitas Siswa Sekolah Dasar Kelas Atas Di Sd Negeri 2 Secang Kecamatan Secang Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2015/2016 Slamet Santoso, M.Pd
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. ini, belajar adalah merupakan salah satu proses suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau hasil
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Mengajar Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar. Belajar adalah modifikasi atau memperteguhkan kelakuan melalui pengalaman.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN
1 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1. Hakikat Permainan Bola Voli Permainan bola voli adalah permainan yang unik dan kompleks yang tidah mudah dilakukan oleh setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini terbukti dari pertandingan dan perlombaan olahraga bola voli yang telah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prestasi olahraga bola voli di Magelang saat ini belum maksimal. Hal ini terbukti dari pertandingan dan perlombaan olahraga bola voli yang telah diikuti belum
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. baik (Djumidar A. Widya, 2004: 65). kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya.
BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Lompat Jauh Gaya Jongkok a. Pengertian Lompat Jauh Lompat adalah suatu gerakan mengangkat tubuh dari suatu titik ke titik yang lain yang lebih jauh atau
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. menghasilkan lompatan yang sejauh-jauhnya. Dalam pelaksanaannya,lompat jauh
1 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakekat Lompat Jauh Lompat jauh merupakan salah satu nomor bergengsi dalam cabang olahraga atletik khususnya dalam nomor lompat. Lompat
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Pembelajaran Pembelajaran terdiri dari proses mengajar dan belajar, di mana mengajar dan belajar merupakan suatu proses yang saling berkaitan. Menurut
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. harus dilakukan dengan sungguh-sungguh, tetapi bermain itu bukan
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Bermain Bola Pantul Bermain adalah suatu kegiatan yang menyenangkan. Bermain dapat menimbulkan rasa senang jika dilakukan dengan sungguh-sungguh. Menurut Sukintaka
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Mengajar Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar. Belajar adalah modifikasi atau memperteguhkan kelakuan melalui pengalaman.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. olahraga yang paling digemari di dunia. Permainan ini bisa dilakukan oleh semua
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini permainan bola voli sudah berkembang menjadi salah satu cabang olahraga yang paling digemari di dunia. Permainan ini bisa dilakukan oleh semua kalangan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Permainan Bola Voli Permainan bola voli diciptakan pada tahun 1895 oleh William G. Morgan dari Amerika Serikat. Pada mulanya permainan ini bernama Mintonette,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. badan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Manusia sadar dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang selalu melakukan aktifitas jasmani, aktifitas itu berupa gerak yang membutuhkan keaktifan setiap anggota badan sesuai
Lebih terperinciRencana Pelaksanaan Pembelajaran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Sekolah Mata Pelajaran Materi : SMP N 2 PIYUNGAN : Pendidikan jasmani, kesehatan dan rekreasi : Permainan Bola Voli Kelas/Semester : VIII/ 1 Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan jasmani (Director of Phsycal Education) yang bernama William
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga permainan bolavoli pada awalnya diberi nama Mintonette. Olahraga Mintonette ini pertama kali ditemukan oleh seorang Instruktur pendidikan jasmani (Director
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. menciptakan suasana atau memberikan pelayanan agar siswa dapat belajar. Menurut
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KAJIAN PUSTAKA 1. Hakikat Pembelajaran a. Pengertian Pembelajaran Pembelajaran sesungguhnya memberikan kegiatan yang dilakukan untuk menciptakan suasana atau memberikan pelayanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Permainan bolavoli merupakan salah satu cabang olahraga permainan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan bolavoli merupakan salah satu cabang olahraga permainan beregu yang disukai dan digemari setiap orang. Karena permainan bolavoli termasuk olahraga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. smash, dimana hal yang mempengaruhi kemampuan smash adalah power otot
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bola voli adalah olahraga permainan yang dimainkan oleh dua regu berlawanan, masing-masing regu memiliki enam orang pemain. Bola voli merupakan olahraga yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani merupakan pendidikan yang mengacu pada. kualitas manusia Indonesia sehingga memiliki tingkat kesehatan dan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani merupakan pendidikan yang mengacu pada keseimbangan gerak, penanaman sikap, watak, emosi, dan intelektual dalam setiap pengajarannya. Pendidikan Jasmani
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. pelajaran yang diajarkannya sebagai suatu pelajaran yang dapat
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Pembelajaran Di Dalam pembelajaran guru harus memahami dan menguasai materi pelajaran yang diajarkannya sebagai suatu pelajaran yang dapat mengembangkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Sampel Penelitian Penelitian dilakukan di SMPN 2 Maja tepatnya di kabupaten majalengka kecamatan maja. Populasi penelitian adalah semua siswa dan siswi yang mengikuti
Lebih terperinciANGKET PENELITIAN. Menengah Atas Negeri Se-Kabupten Purworejo. 1. Berilah tanda ( ) pada jawaban yang anda pilih
Lampiran 15 ANGKET PENELITIAN Faktor-faktor Penghambat Pelaksanaan Ekstrakurikuler Bolavoli Di Sekolah Menengah Atas Negeri Se-Kabupten Purworejo A. Petunjuk Pengisian 1. Berilah tanda ( ) pada jawaban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berubah mengikuti perkembangan jaman. Naluri manusia yang selalu ingin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat penting bagi manusia, kemajuan dan peradaban manusia dari zaman dahulu hingga sekarang mengalami kemajuan yang pesat karena manusia sebagai
Lebih terperincimemilih alat-alat peraga yang cocok.
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Minat Minat merupakan salah satu unsur kepribadian yang memegang peranan dalam mengambil keputusan masa depan. Minat menurut Suryosubroto (1988 : 109)
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Mengajar Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar. Belajar adalah modifikasi atau memperteguhkan kelakuan melalui pengalaman.
Lebih terperinciDRAFT 2 MARET 2016 BAB I PERMAINAN BOLA BESAR. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 1
DRAFT 2 MARET 2016 BAB I PERMAINAN BOLA BESAR Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 1 PERMAINAN BOLA BESAR Permainan bola besar menggunakan permainan sepakbola Permainan bola besar menggunakan permainan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. aktif, sistematis dan intregativ untuk menciptakan perubahan-perubahan dalam
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Belajar dan Pembelajaran Belajar adalah segala proses atau usaha yang dilakukan secara sadar, sengaja, aktif, sistematis dan intregativ untuk menciptakan perubahan-perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cabang olahraga permainan yang diajarkan dalam pendidikan jasmani dan olahraga yang ada dilembaga pendidikan sekolah pada dasarnya membutuhkan perhatian khusus
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. melambungkan bola sebelum bola tersebut menyentuh lantai (volleying)
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teoritik 1. Hakekat Permainan Bolavoli Permainan bolavoli mempunyai ciri dapat dimainkan dengan melambungkan bola sebelum bola tersebut menyentuh lantai (volleying) Barbara
Lebih terperinciKONTRIBUSI TINGGI BADAN DAN TINGGI LOMPATAN TERHADAP SMASH BOLA VOLI PEMAIN BOLA VOLI KLUB LAVENDOS VC KECAMATAN JAYA KABUPATEN ACEH JAYA TAHUN 2016
KONTRIBUSI TINGGI BADAN DAN TINGGI LOMPATAN TERHADAP SMASH BOLA VOLI PEMAIN BOLA VOLI KLUB LAVENDOS VC KECAMATAN JAYA KABUPATEN ACEH JAYA TAHUN 2016 *Rahmat Ikbar, Saifuddin, Bustamam, Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Banyak ahli pendidikan jasmani yang menjelaskan tentang pengertian
5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pendidikan jasmani Banyak ahli pendidikan jasmani yang menjelaskan tentang pengertian pendidikan jasmani, salah satu diantaranya Engkos Kosasih (1995 : 2) mengatakan
Lebih terperinciMENERIMA SERVIS (RECEIVE SERVE) DALAM PERMAINAN BOLA VOLI. Oleh: Danang Wicaksono Dosen Jurusan Pendidikan Kepelatihan FIK UNY
MENERIMA SERVIS (RECEIVE SERVE) DALAM PERMAINAN BOLA VOLI Oleh: Danang Wicaksono Dosen Jurusan Pendidikan Kepelatihan FIK UNY danangvega@uny.ac.id ABSTRAK Teknik dasar yang baik dan benar sangat diperlukan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. bola voli merupakan media untuk mendorong. pertumbuhan fisik, perkembangan piksi, keterampilan motorik, pengetahuan dan
1 2.1 Hakikat Permainan Bola voli BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pendidikan dasar bola voli merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan piksi, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran,
Lebih terperinciSepak Bola. 1. Lapangan dan Peralatan Sepak Bola
Sepak Bola Sepak bola termasuk salah satu permainan bola besar. Sepak bola merupakan olahraga yang paling akbar di dunia. Setiap kejuaraan sepak bola akan mengundang banyak penonton. Jumlah penonton sepak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, bertujuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Hakikat Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di Sekolah Dasar
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di Sekolah Dasar 2.1.1 Hakikat Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGUJIAN HIPOTESIS
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGUJIAN HIPOTESIS A. KAJIAN TEORITIS 1. Hakikat Permainan Bola Voli Permainan bola voli sering kita lihat di layar televisi maupun di sekitar lingkungan. Permainan beregu ini
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Pada mulanya permainan bola voli diberi nama Minonette oleh penemu
1 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakekat Permainan Bola Voli Pada mulanya permainan bola voli diberi nama Minonette oleh penemu William G. Morgan yang berasal dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghasilkan prestasi akademik yang tinggi.selain itu pendidikan jasmani yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan rangkaian aktivitas jasmani, bermain dan berolahraga untuk membangun peserta didik yang sehat dan kuat sehingga dapat menghasilkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Bola voli merupakan salah satu jenis permainan bola besar. Permainan bola
BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Permainan Bola Voli Bola voli merupakan salah satu jenis permainan bola besar. Permainan bola voli dilakukan oleh dua regu. Setiap
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. bertanggung jawab serta sehat jasmani dan rohani. Oleh karena itu sekolah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah merupakan salah satu wadah yang berfungsi untuk mengembangkan dan meningkatkan pribadi anak yang beriman, cerdas, disiplin, terampil, bertanggung jawab serta sehat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuntutan jaman yang semakin maju, menyebabkan pola pendidikan dituntut untuk lebih baik dan berkembang. Berbagai macam upaya dilakukan pemerintah agar mutu pendidikan
Lebih terperinciBAB V KEBUGARAN JASMANI. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 117
BAB V KEBUGARAN JASMANI Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 117 Kebugaran jasmani merupakan alat pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, juga merupakan upaya untuk meningkatkan dan
Lebih terperinciPENGARUH METODE LATIHAN TERHADAP KETRAMPILAN SERVIS ATAS BOLAVOLI DITINJAU DARI JENIS KELAMIN
PENGARUH METODE LATIHAN TERHADAP KETRAMPILAN SERVIS ATAS BOLAVOLI DITINJAU DARI JENIS KELAMIN Pradipta Ardi Prastowo 1, Muchsin Doewes 2, Sapta Kunta Purnama 3 1,2,3 (Ilmu Keolahragaan, Program Pascasarjana,
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMA Negeri 1 Godean : Penjasorkes : XII/Satu : Permainan Bola Basket : 6 JP (6 X 45 menit) A.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara terencana akan meningkatkan kebugaran jasmani seseorang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga merupakan salah satu bagian terpenting dari aktifitas fisik manusia yang berpengaruh terhadap perkembangan fisik dan mental. Kegiatan olahraga yang dilakukan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Jasmani Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai perseorangan atau anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kondisi fisik siswa dalam beraktifitas untuk mendidik lebih mengedepankan pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan usaha pendidik yang dilakukan oleh guru untuk meberikan pelajaran. Belajar memuat kondisi fisik siswa dalam
Lebih terperinciBAB 1. KISI-KISI PENJASKES Smtr 1 Kls XI SMK INFORMATIKA PUGER 1
BAB 1 PERMAINAN BOLA BESAR A. Permainan Sepak Bola 1. Bermain Sepak Bola Menggunakan Berbagai Variasi Tujuan permainan sepak bola adalah memasukkan bola sebanyak-banyaknya ke gawang lawan. Menendang merupakan
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS BOLA VOLI MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN LEMPAR PUKUL BOLA KERTAS PADA SISWA KELAS VII SMP
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS BOLA VOLI MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN LEMPAR PUKUL BOLA KERTAS PADA SISWA KELAS VII SMP Muhammad Syaleh Sekolah Tinggi Olahraga Kesehatan Bina Guna Medan msyaleh3@gmail.com
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. berkualitas adalah melalui pendidikan. Pendidikan adalah upaya yang. negara. Pada negara-negara yang baru berkembang pendidikan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu faktor yang dapat mempersiapkan sumberdaya manusia yang berkualitas adalah melalui pendidikan. Pendidikan adalah upaya yang dikerjakan secara sadar oleh manusia
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. 2.1 Kajian Teori Hakikat Servis Panjang Servis merupakan pukulan dengan raket yang menerbangkan shuttlecock
1 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Servis Panjang Servis merupakan pukulan dengan raket yang menerbangkan shuttlecock kebidang lapangan lain secara diagonal. Servis bertujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan berkembang di Indonesia.Permainan bolavoli dikenal di Indonesia sejak
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bolavoli merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang populer dan berkembang di Indonesia.Permainan bolavoli dikenal di Indonesia sejak jaman penjajahan
Lebih terperinciLatihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas
Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Kekuatan otot adalah tenaga, gaya, atau tegangan yang dapat dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot pada suatu kontraksi dengan beban maksimal. Otot-otot tubuh
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Identifikasi Menurut Sudarsono (1999:175) identifikasi memiliki tiga arti yaitu: 1). Bukti diri: penentuan atau penetapan seseorang, benda dan sebagainya, 2).
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pemberi bola kepada si pemukul. Namun pada permaianan kippers si pemukul
BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis. 2.1.1 Hakikat Permainan Kippers Pada dasarnya permaianan kippers sama dengan permainan kasti, baik dari segi teknik melempar, menangkap,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga voli merupakan salah satu cabang olahraga yang memasyarakat di Indonesia. Permainan ini sudah sangat populer dan digemari oleh masyarakat, dapat dibuktikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. watak serta peradaban bangsa yang bermatabat, dan merupakan salah satu tujuan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat, dan merupakan salah satu tujuan pembangunan nasional
Lebih terperinciMateri Permainan Bola Basket Lengkap
ateri Permainan Bola Basket (Penjasorkes) Lengkap ~Permainan bola basket awalnya di ciptakan oleh Dr. James Naismith, Beliau adalah seorang guru olahraga yang berasal dari kanada yang mengajar di salah
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS. atau ke sisi (Depdikbud, 1995). Sedangkan Takraw berarti bola atau barang
1 BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Permainan Sepak Takraw Sepak takraw berasal dari dua kata yaitu sepak dan takraw. Sepak berarti gerakan menyepak sesuatu
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SMP/MTs :... Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas/Semester : VII (Tujuh )/1 (satu) Alokasi Waktu : 6 x 40 menit (3 x pertemuan ) A. Standar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bola voli merupakan suatu cabang olahraga yang berasal dari permainan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bola voli merupakan suatu cabang olahraga yang berasal dari permainan bola besar dan dimainkan secara beregu yang dimainkan oleh dua regu dan dipisahkan oleh
Lebih terperinciPENGARUH LATIHAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP TINGGI LONCATAN SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRA KULIKULER BOLA VOLI SD NEGERI 2 KUMEJING TAHUN 2014
PENGARUH LATIHAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP TINGGI LONCATAN SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRA KULIKULER BOLA VOLI SD NEGERI 2 KUMEJING TAHUN 2014 Oleh: Anung Probo Ismoko Dosen Jurusan PJKR STKIP PGRI Pacitan
Lebih terperinciSMPIT AT TAQWA Beraqidah, Berakhlaq, Berprestasi
BIDANG STUDI : PENJASORKES KELAS : VII STANDAR KOMPETENSI / KOMPETENSI INTI : 1. Memahami berbagai teknik dasar permainan bola besar KISI-KISI SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) GENAP TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I Sekolah : SD Negeri Tunjung Lor Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Kelas/ Semester : V / Genap Alokasi Waktu : 2 x 35 menit ( Pertemuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang banyak digemari masyarakat, karena dapat dilakukan oleh anak-anak hingga
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan bola voli di Indonesia merupakan salah satu cabang olahraga yang banyak digemari masyarakat, karena dapat dilakukan oleh anak-anak hingga orang dewasa,
Lebih terperinci2.4.1 Menunjukkan kemauan bekerjasama dalam melakukan berbagai aktivitas fisik Menunjukkan perilaku disiplin selama pembelajaran.
I. Penilaian 1. Instrumen Penilaian sikap Indikator : 1.2.1 Tumbuhnya kesadaran bahwa tubuh harus dipelihara dan dibina, sebagai wujud syukur kepada sang Pencipta. 2.2.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab.
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. mendorong, membimbing mengembangkan dan membina kemampuan
6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan yang diarahkan untuk mendorong, membimbing mengembangkan dan membina kemampuan jasmaniah
Lebih terperinci