ARTIKEL ILMIAH KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWAKELAS VIII B SMP NEGERI 1 TANAH SEPENGGAL KABUPATEN BUNGO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ARTIKEL ILMIAH KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWAKELAS VIII B SMP NEGERI 1 TANAH SEPENGGAL KABUPATEN BUNGO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI"

Transkripsi

1 ARTIKEL ILMIAH KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWAKELAS VIII B SMP NEGERI 1 TANAH SEPENGGAL KABUPATEN BUNGO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh Luke Ulandari A1B FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI OKTOBER, 2014 FKIP Universitas Jambi Page 1

2 Kemampuan Menulis Naskah Drama Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 1 Tanah Sepenggal Kabupaten Bungo Tahun Pelajaran 2013/2014 Oleh: LUKE ULANDARI A1B (Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Jambi) ABSTRAK Ulandari, Luke Kemampuan Menulis Naskah Drama Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 1 Tanah Sepenggal Kabupaten Bungo Tahun Pelajaran 2013/2014. Skripsi Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sen, FKIP Universitas Jambi. Pembimbing: (I) Dra. Hj. Yusra D., M.Pd. ( II) Dra. Hj. Irma Suryani, M.Pd. Kata Kunci: kemampuan, menulis naskah drama Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan kemampuan menulis naskah drama siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Tanah Sepenggal Kabupaten Bungo tahun pelajaran 2013/2014 yang dinilai berdasarkan penerapan unsur-unsur pembangun naskah drama dan aturan penulisan naskah drama. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif Kuantitatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Tanah Sepenggal Kabupaten Bungo yang berjumlah 30 orang siswa. Pengambilan nilai dilakukan oleh 2 orang penilai yaitu guru bidang studi Bahasa Indonesia kelas VIII B SMP Negeri 1 Tanah Sepenggal Kabupaten Bungo dan peneliti sendiri. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kemampuan menulis naskah drama siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Tanah Sepenggal Kabupaten Bungo berada pada kriteria cukup mampu dengan nilai rata-rata 3,37. Rinciannya pada penerapan unsur-unsur pembangun naskah drama. Penerapan unsur tema, nilai rata-rata yang dicapai oleh siswa berada pada kriteria cukup mampu dengan niai rata-rata 3,4. Penerapan unsur amanat, nilai rata-rata yang dicapai oleh siswa berada pada kriteria cukup mampu dengan nilai rata-rata 2,9. Penerapan unsur penokohan, nilai rata-rata yang dicapai oleh siswa berada pada kriteria cukup mampu dengan nilai rata-rata 3,2. Penerapan unsur dialog atau cakapan, nilai rata-rata yang dicapai oleh siswa berada pada kriteria cukup mampu dengan nilai rata-rata 2,9. Penerapan unsur alur atau plot, nilai rata-rata yang dicapai oleh siswa berada pada kriteria cukup mampu dengan nilai rata-rata 3,4. Penerapan unsur latar, nilai rata-rata yang dicapai oleh siswa berada pada kriteria mampu dengan nilai rata-rata 3,7. Penerapan unsur konflik, nilai rata-rata yang dicapai oleh siswa berada pada kriteria cukup mampu dengan nilai rata-rata 3,4. dan penerapan aturan penulisan naskah drama, nilai rata-rata yang dicapai oleh siswa berada pada kriteria mampu dengan nilai rata-rata 4,1. FKIP Universitas Jambi Page 2

3 Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis naskah drama siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Tanah Sepenggal Kabupaten Bungo tahun pelajaran 2013/2014 berada pada kategori cukup mampu dengan nilai 3,37. Hasi penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dan perbandingan bagi peneliti selanjutnya terutama yang mengkaji mengenai kemampuan menulis naskah drama. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Djuharie (2010:90) menyatakan Kegiatan menulis merupakan suatu keterampilan yang dapat dibina dan dilatih, menulis memiliki keterkaitan yang erat dengan kuantitas kegiatan membaca. Keterampilan menulis adalah salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang dikembangkan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP. Salah satu kompetensi yang dikembangkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMP kelas VIII ada pada Standar Kompetensi (SK) 8 yaitu: Mengungkapkan pikiran dan perasaan melalui kegiatan menulis kreatif naskah drama, dengan Kompetensi Dasar (KD) 8.2 yaitu: menulis kreatif naskah drama satu babak dengan memperhatikan kaidah penulisan naskah drama. Drama merupakan bentuk karya sastra yang bertujuan menggambarkan lakuan dan dialog. Lakuan dan dialog dalam drama tidak jauh berbeda dengan lakuan serta dialog yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Manusia dapat melihat permainan atau pementasan drama dimanapun berada, misalnya anakanak sedang bermain disudut halaman yang satu berpura-pura menjadi ibu dan yang lain berpura-pura menjadi ayah dan anak, semua itu merupakan bagian dari drama yang tidak pernah disadari, tetapi sebuah pementasan drama belum sempurna jika tidak ada naskah dramanya. Drama adalah salah satu karya sastra yang mempunyai kelebihan dibandingkan dengan karya sastra jenis lain yaitu unsur pementasan yang mengungkapkan isi cerita secara langsung dan dipertontonkan secara umum. Pembelajaran menulis naskah drama mengharapkan siswa dapat mengungkapkan ide, pikiran, gagasan, pengetahuan dan pengalaman sebagai suatu keterampilan yang produktif. Pembelajaran menulis naskah drama sangat penting bagi siswa karena dapat dijadikan sebagai sarana untuk berimajinasi. Melihat besarnya peranan karya sastra seperti yang telah dipaparkan di atas, sudah seharusnya siswa dibekali dengan kemampuan menulis yang dalam hal ini adalah menulis naskah drama dengan baik. Selanjutnya, alasan mengapa peneliti memilih SMP Negeri 1 Tanah Sepenggal Kabupaten Bungo karena berdasarkan observasi langsung peneliti ke sekolah ini belum pernah ada yang melakukan penelitian terutama mengenai kemampuan menulis naskah drama. Selain itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di SMP Negeri 1 Tanah Sepenggal Kabupaten Bungo karena dari hasil wawancara guru mata pelajaran bahasa Indonesia di SMP Negeri 1 Tanah Sepenggal Kabupaten Bungo ini, siswanya pernah mendapatkan juara 1 lomba dibidang sastra. Oleh karena itu, seharunya siswa telah memiliki kemampuan baik FKIP Universitas Jambi Page 3

4 dalam menulis naskah drama. Namun, anggapan tersebut tetaplah harus dibuktikan dengan dilakukannya sebuah penelitian. Dari beberapa kelas VIII yang ada di SMP Negeri 1 Tanah Sepenggal Kabupaten Bungo peneliti memilih melakukan penelitian dikelas VIII B karena rekomendasi dari guru bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Tanah Sepenggal. Selain itu, peneliti mengambil objek penelitian di kelas VIII karena materi tentang menulis naskah drama terdapat pada kelas VIII sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mata pelajaran Bahasa Indonesia. 1.2 Rumusan Masalah Bagaimanakah kemampuan menulis naskah drama siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Tanah Sepenggal Kabupaten Bungo Tahun Pelajaran 2013/2014?. 1.3 Tujuan Penelitian Mendeskripsikan kemampuan menulis naskah drama satu babak siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Tanah Sepenggal Kabupaten Bungo Tahun Pelajaran 2013/ Manfaat Penelitian Manfaat Teoretis Secara teoretis hasil penelitian ini bermanfaat untuk memberikan gambaran mengenai kemampuan siswa dalam menulis naskah drama Manfaat Praktis 1. Bagi peneliti, hasil penelitian ini berguna dalam hal menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti berikutnya terutama yang berkaitan dengan kemampuan menulis naskah drama. 2 Bagi guru, hasil penelitian ini berguna sebagai bahan masukan kepada guru bidang studi bahasa Indonesia untuk dapat memberikan arahan yang tepat pada siswa mengenai bagaimana menuangkan ide atau pikiran secara tertulis dalam bentuk menulis naskah drama. 3 Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat dijadikan pedoman siswa dalam meningkatkan aspek yang lemah serta memelihara aspek yang sudah maksimal dalam menulis naskah drama. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kemampuan Kemampuan adalah kesanggupan seseorang dalam melakukan suatu kegiatan. Semi (1987:1) mengemukakan kemampuan adalah daya untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan latihan yang dilakukan seseorang. Sejalan dengan semi, Alwi (2005:707) menyatakan kemampuan artinya kesanggupan, kecakapan dan kekuatan seseorang dalam melakukan suatu tindakan. Jadi seseorang dikatakan mampu apabila dia bisa atau sanggup melakukan sesuatu yang harus dia lakukan. FKIP Universitas Jambi Page 4

5 2.2 Pembelajaran Menulis Naskah Drama di SMP Keterampilan menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Dengan adanya keterampilan menulis, siswa diharapkan dapat menggunakan bahasa sesuai dengan fungsi bahasa tersebut, terutama sebagai alat komunikasi tertulis. Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), di SMP pe mbelajaran menulis yang harus diajarkan kepada siswa di antaranya yaitu: menulis puisi, menulis surat resmi, menulis cerpen, menulis slogan/poster dan menulis naskah drama. Menulis naskah drama merupakan materi pembelajaran yang perlu diajarkan kepada siswa. Pembelajaran menulis dengan Kompetensi Dasar (KD) menulis naskah drama satu babak dengan memperhatikan kaidah penulisan naskah drama di SMP diajarkan pada kelas VIII semester ganjil. Pembelajaran menulis naskah drama ini diberikan waktu selama 4 jam pelajaran (4 x 40 menit). 2.3 Menulis Pengertian Menulis Menururt Husnul (2010:14) menulis adalah kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menghasilkan sebuah tulisan. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Tarigan ( Komalawati, 2012:13) menyatakan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa. Pada prinsipnya fungsi utama dari sebuah tulisan sebagai alat komunikasi tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Marahimin (Komalawati, 2012:19) menyatakan menulis me rupakan usaha untuk berkomunikasi yang mempunyai aturan main serta kebiasaankebiasaan tersendiri. Dari kegiatan menulis tersebut diketahui bahwa hasil tulisan seseorang merupakan satu-satunya media untuk menyampaikan pesan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut Tujuan Menulis Setiap kegiatan yang dilakukan oleh seseorang pasti memiliki suatu tujuan. Begitu pula halnya dengan menulis. Tujuan seseorang menulis yaitu untuk menghasilkan sesuatu, yakni sebuah karya tulis. Kegiatan menulis biasanya dilakukan atas dasar kesenangan, kegemaran, menuangkan pikiran dan perasaan, memberikan informasi dan sebagainya. Semi (1987:19) menyebutkan bahwa tujuan menulis itu adalah sebagai berikut, (1) memberikan arahan, (2) menjelaskan sesuatu, (3) menceritakan kejadian, (4) meringkaskan, dan (5) meyakinkan. Sedangkan menurut Syafe ie, dkk, (Budiyono, 2005:49) tujuan menulis akan menentukan jenis suatu tulisan, tujuannya antara lain adalah (1) menceritakan suatu peristiwa, (2) menggambarkan suatu kesan, (3) m enjelaskan atau menguraikan suatu masalah, dan (4) mempertahankan suatu gagasan untuk mempengaruhi pembaca Langkah-langkah Menulis Menulis merupakan suatu proses, kegiatan atau hasil yang kreatif. Sebagai suatu proses, kegiatan atau hasil yang kreatif ia harus mengalami suatu proses secara sadar dilalui dan secara sadar pula dilihat hubungan yang satu dengan yang FKIP Universitas Jambi Page 5

6 lain, sehingga berakhir pada suatu tujuan yang jelas dan terarah. Semi (Husnul 2010:5-7) membagi langkah-langkah menulis secara garis besar terdiri atas tujuh langkah: 1. Pemilihan dan Penetapan Topik Memilih dan menentukan topik merupakan suatu langkah yang penting, sebab tidak ada tulisan tanpa ada sesuatu yang hendak ditulis. Di dalam memilih dan menetapkan topik ini diperlukan pula adanya keterampilan dan kesungguhan. Topik tulisan adalah masalah atau gagasan yang hendak disampaikan di dalam tulisan. Masalah atau gagasan itu dapat digali melalui empat sumber yaitu (1) pengalaman; (2) pengamatan; (3) imajinasi; (4) pendapat atau keyakinan. 2. Pengumpulan Informasi Pengumpulan informasi ini dilakukan agar tulisan tersebut menjadi tulisan yang berbobot dan meyakinkan. Informasi dan data yang dikumpulkan itu adalah informasi dan data yang relevan dengan topi atau pokok bahasan dan sesuai pula topik atau pokok bahasan dengan tujuan tulisan. 3. Penetapan Tujuan Menetapkan tujuan tulisan adalah sangat penting sebelum memulai menulis karena tujuan itu sangat berpengaruh dalam menetapkan bentuk, panjang, sifat dan penyajian tulisan. Tujuan ini pada dasarnya sudah mulai tertanam di dalam pikiran penulis disaat pemilihan dan penetapan topik dilakukan, namun tujuan itu harus lebih disadari pada saat tulisan itu mulai dirancang dengan sungguh-sungguh. 4. Perancangan Tulisan Merancang tulisan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan menilai kembali informasi dan data, memilih subtopik yang perlu dimuat, melakukan pengelompokan topik-topik kecil kedalam suatu kelompok yang lebih besar, dan memilih suatu sistem notasi dan sistem penyajian yang dianggap paling baik. 5. Penulisan Kerangka tulisan yang telah disiapkan mulai dikembangkan, disaat penulisan itu dilakukan perlu selalu diingat tujuan tulisan. 6. Penyuntingan atau Revisi Penyuntingan dilakukan agar tulisan menjadi lebih baik dan bersih dari kesalahankesalahan yang tidak perlu, di dalam penyuntingan dilakukan kegiatan menghilangkan yang tidak perlu, menambah sesuatu yang perlu ditambah, melakukan perbaikan kalimat dan ejaan, kosakata yang kurang tepat diganti dengan yang lebih tepat. 7. Penulisan Naskah Jadi Setelah penyuntingan tentu saja harus ditulis kembali agar menjadi tulisan yang selesai, rapi dan bersih, dalam pengetikan terakhir ini diperhatikan kembali masalah ejaan dan tanda baca. 2.4 Pengertian Drama Kata drama berasal dari kata Yunani draomai yang berarti berbuat, berlaku, bertindak, atau bereaksi. Jadi drama berarti perbuatan atau tindakan atau aktion. Hasanuddin (2009:8) menjelaskan drama adalah suatu genre sastra yang ditulis dalam bentuk dialog dengan tujuan untuk dipentaskan sebagai suatu seni pertunjukan. Hal ini senada dengan preposisi Waluyo (2006:1) yang mengemukakan bahwa drama adalah tiruan kehidupan manusia yang diproyeksikan di atas pentas. Drama adalah potret kehidupan manusia, potret suka duka, pahit manis, hitam putih kehidupan manusia. FKIP Universitas Jambi Page 6

7 Lebih lanjut, Kosasih (2012:132) menjelaskan drama adalah bentuk karya sastra yang bertujuan menggambarkan kehidupan dengan menyampaikan pertikaian dan emosi melalui lakuan dan dialog. Lakuan dan dialog dalam drama tidak jauh beda dengan lakuan serta dialog yang terjadi dalam kehidupan seharihari. Begitu pula dengan pendapat Moulthon ( Hasanuddin, 2009:2) yang menyatakan drama adalah kehidupan yang dilukiskan dengan gerak, drama adalah menyaksikan kehidupan manusia yang diekspresikan secara langsung. 2.5 Menulis Naskah Drama Endraswara (2011:37) mengemukakan: Naskah darama adalah kesustraan tek syang membuat kisah. Naskah drama atau teks drama dapat digolongkan menjadi dua yaitu: (1) part text, artinya yang ditulis dalam teks hanya sebagian saja, berupa garis besar cerita. Naskah semacam ini biasanya dipergunakan bagi pemain yang sudah mahir, (2) ful l text, artinya teks drama dengan penggarapan komplet, meliputi dialog, monolog, karakter, iringan dan sebagainya.bagi pemain yang masih berlatih, teks semacam ini patut dijadikan pegangan. Menulis naskah drama adalah kegiatan menuangkan pikiran melalui tulisan dan menghasilkan sebuah cerita berdialog, alur, dan watak dengan bahasa yang kreatif. Kusmawan (2011:35) menyatakan Menulis naskah drama merupakan proses kegiatan yang kreatif dan memerlukan pemikiran yang imajinatif supaya hasilnya sangat bermakna dan dapat melahirkan sebuah naskah drama yang berkualitas dan mampu diterima oleh pembaca dan penonton. 2.6 Naskah Drama Satu Babak Drama satu babak merupakan suatu bentuk karya sastra berupa sebuah drama atau lakon yang terdiri atas satu babak, dan berpusat pada satu tema dengan sejumlah kecil pemeran gaya, latar, serta pengaluran yang ringkas. Babak merupakan bagian naskah yang merangkum semua peristiwa yang terjadi dalam satu kesatuan waktu, tempat, peristiwa. Setiap babak terbagi atas adegan-adegan. Husnul (2010:32) mengemukakan: Babak adalah bagian besar dalam sebuah lakon drama atau sandiwara. Misalnya sandiwara Sandyakala Ning Majapahit karya Sanusi Pane terdiri atas 5 babak. Setiap babak terbagi atas adegan-adegan. Adegan adalah kesatuan terkecil pada pertunjukan drama atau bagian dari babak dalam drama yang ditandai dengan tampilan pelaku baru, atau terjadinya perubahan situasi dalam cerita. 2.7 Unsur-unsur Pembangun Naskah Drama Tema Waluyo (2006:24) menyatakan tema adalah gagasan pokok yang terkandung dalam drama. Sejalan dengan pemikiran Kosasih (2012:136) yang menyatakan tema merupakan gagasan yang menjalin struktur isi drama. Tema dalam drama menyangkut segala persoalan, baik itu berupa masalah kemanusiaan, kekuasaan, kasih sayang, kecemburuan, dan sebagainya. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tema merupakan gagasan pokok atau gagasan utama yang terkandung di dalam drama. Tema yang baik seharusnya memenuhi kriteria sebagai berikut: a. Tema harus terpapar secara jelas dalam cerita agar dimengerti oleh pembaca atau calon aktor dan sutradara. FKIP Universitas Jambi Page 7

8 b. Terfokus pada satu tema saja agar tidak membingungkan pembaca. c. Mengangkat tema general yang memang kerap terjadi dikehidupan. d. Tema yang dipilih mengandung amanat yang bersifat mendidik Amanat Menurut Husnul (2010:36) amanat adalah sesuatu yang hendak disampaikan pengarang kepada pembaca karyanya. Sejalan dengan pemikiran Kosasih (2012:40) yang menyatakan bahwa amanat adalah ajaran moral atau pesan didaktis yang hendak disampaikan pengarang kepada pembaca melalui karyanya itu. Amanat yang hendak disampaikan pengarang melalui dramanya harus dicari oleh pembaca atau penonton. Seorang pengarang drama sadar atau tidak sadar pasti menyampaikan amanat dalam karyanya itu. Amanat sebuah drama akan lebih mudah dihayati penikmatnya, jika drama itu dipentaskan. Amanat itu biasanya memberikan manfaat dalam kehidupan secara praktis (Waluyo, 2006:29). Amanat yang baik seharusnya memenuhi kriteria sebagai berikut: a. Amanat yang ingin disampaikan haruslah jelas sehingga dapat dimengerti oleh pembaca, amanat haruslah tersimpan rapi dan disimpan pengarang dalam keseluruhan isi drama, baik secara tersurat maupun tersirat dan menyampaikan amanat secara bijak dan logis. b. Amanat haruslah mengandung ajaran moral didaktis bagi pembaca Penokohan Penokohan disebut juga dengan watak atau karakter. Aminuddin (2011:79) menyatakan tokoh adalah pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita sehingga peristiwa itu mampu menjalin suatu cerita. Sedangkan penokohan adalah perilaku atau perwatakan tokoh cerita tersebut. Menurut Kosasih (2012:36) penokohan merupakan cara pengarang menggambarkan karakter tokoh-tokoh. Penokohan dalam drama mengacu pada watak atau sifat, pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. Kriteria penggambaran tokoh dan penokohan yang baik menurut Husnul (2010:26) sebagai berikut: a. Harus pandai memilih nama tiap-tiap tokoh yang sesuai dan mendukung karakter atau tokoh dan penokohan dari sang tokoh itu sendiri, menggambarkan usia tokoh secara jelas, menuliskan deskripsi tokoh secukupnya dan menuliskan hubungan antara tokoh utama dengan tokohtokoh lainnya secara jelas. b. Penokohan sebaiknya tidak hanya digambarkan lewat cakapan saja namun bisa digambarkan melalui gerak dan mimik Dialog atau Cakapan Ciri khas suatu drama adalah naskah itu berbentuk cakapan atau dialog. Dalam drama ada dua cakapan yaitu dialog dan monolog. Dialog adalah percakapan antara dua orang atau lebih sedangkan monolog adalah ketika seorang tokoh bercakap dengan dirinya sendiri (Waluyo, 2006:20). Menururt Husnul (2010:30) dialog adalah percakapan dalam drama. Menurut Wiyatmi (2009:52) dialog dan monolog merupakan bagian penting dalam drama, karena hampir FKIP Universitas Jambi Page 8

9 sebagian besar teks drama didominasi oleh dialog dan monolog. Itulah yang membedakan teks drama dengan novel atau puisi. Kriteria cakapan yang baik menurut Kosasih (2012:136) sebagai berikut: a. Cakapan harus turut menunjang gerak laku tokohnya. Cakapan haruslah dipergunakan untuk mencerminkan apa yang terjadi sebelum cerita itu, apa yang sedang terjadi di luar panggung selama cerita itu berlangsung, dan harus pula dapat mengungkapkan pikiran-pikiran serta perasaan-perasaan para tokoh yang turut berperan. b. Cakapan yang dituliskan lebih tajam dan tertib dari pada ujaran seharihari. Tidak ada kata yang harus terbuang begitu saja, cakapan harus jelas dan tepat sasaran Alur atau Plot Alur disebut juga Plot. Menurut Kosasih (2012:34) alur (plot) merupakan pola pengembangan cerita yang terbentuk oleh hubungan sebab akibat. Sejalan dengan pemikiran Husnul (2010:31) yang menyatakan alur adalah rangkaian peristiwa yang direka dan dijalin dengan seksama, yang menggerakkan jalan cerita melalui rumitan kearah klimaks dan penyelesiaian. Keterkaitan peristiwa diwujudkan oleh hubungan temporal (waktu) dan hubungan kausal (sebab-akibat). Hubungan antara satu peristiwa atau sekelompok peristiwa dengan peristiwa yang lain disebut sebagai alur atau plot, alur sebagai rangkaian peristiwa-peristiwa atau sekelompok peristiwa yang saling berhubungan secara kausalitas akan menunjukkan kaitan sebab akibat (Hasanuddin, 2009:109). Berikut ciri alur yang baik menurut Wiyatmi (2009:49): 1. Alur atau plot yang baik haruslah bergerak dari permulaan atau dikenal dengan istilah eksposisi, dimana pada bagian ini para tokoh mulai diperkenalkan, kemudian bergerak ke bagian tengah cerita atau disebut komplikasi kemudian beralih ke bagian akhir atau disebut resolusi. 2. Alur atau plot yang baik haruslah menimbulkan ketegangan pada diri pembaca atau penonton melalui kemampuannya untuk menumbuhkan dan memelihara rasa ingin tahu dan penasaran pembaca dari awal sampai akhir. Untuk dapat memenuhi unsur-unsur tersebut, berikut langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam menggambarkan alur atau plot: a. Memilih alur konsisten apakah akan menggunakan alur maju atau alur mundur atau campuran. b. Jika menggunakan alur maju, buatlah pembaca penasaran dengan apa yang akan terjadi kedepannya, jika menggunakan alur mundur buatlah pembaca penasaran dengan apa yang melatarbelakangi atau menjadi penyebabnya, dan jika menggunakan alur maju mundur, pandai-pandalah mengatur bagian masa lalu dengan masa sekarang sehingga pembaca dapat membedakannya dan tidak menjadi bingung. c. Alur peristiwa itu harus terjadi secara kebetulan dengan alasan masuk akal sehingga dapat dipahami kehadirannya Latar atau Setting Latar atau setting adalah lingkungan atau tempat terjadinya peristiwa. Menurut Hasanuddin (2009:113) latar atau setting merupakan identitas FKIP Universitas Jambi Page 9

10 permasalahan drama sebagai karya fiksionalitas yang secara samar diperlihatkan penokohan dan alur. Jika permasalahan drama sudah diketahui melalui alur atau penokohan, maka latar dan ruang memperjelas suasana, tempat, serta waktu peristiwa itu berlaku. Setting atau tempat kejadian cerita sering pula disebut latar cerita. Setting meliputi tiga dimensi, yaitu tempat, ruang, dan waktu (Waluyo, 2006:23). Berikut hal-hal yang harus diperhatikan dalam menggambarkan latar: a. Latar tempat, latar waktu, dan latar suasana harus tergambar secara jelas. b. Latar yang tidak lazim ada di dunia secara konkrit ada baiknya lebih ditulis mendatail agar pembaca dapat mengimajinasikan apa yang diinginkan penulis Konflik Menurut Husnul (2010:27) konflik adalah persoalan yang dialami seorang tokoh yang ingin mencapai tujuan tertentu, tetapi seseorang (sesuatu) merintangin atau mencegah keberhasilan tokoh pertama tadi. Konflik terjadi apabila pelaku utama menemukan rintangan-rintangan antara dia dan tujuannya, dia mengalami aneka kesalahpahaman dalam perjuangan unuk menggulangi rintangan-rintangan ini (Kosasih, 2012:136). Konflik sebaiknya memenuhi kriteria sebagai berikut: a. Konflik yang diangkat adalah konflik yang dapat diterima secara logika. b. Cukup memfokuskan pada suatu atau beberapa konflik saja tetapi terangkai dengan baik dalam cerita hingga diakhir cerita pembaca dapat mengerti konflik apa yang diangkat pengarang. 2.8 Aturan Penulisan Naskah Drama Husnul (2011:36) menyatakan Hal-hal yang terdapat dalam naskah drama dan membedakannya dengan karya fiksi lain adalah bentuk naskah drama, yang terdiri dari keterangan perilaku tokoh, keterangan suasana panggung (latar), dan dialog. Menurut Saefudin, dkk (2008:59) pembentukan naskah drama tersebut sebaiknya mengikuti aturan penulisan naskah drama seperti berikut ini. 1. Judul dan pengarag diletakkan di bagian paling awal 2. Tokoh-tokoh drama, huruf awalnya ditulis dengan huruf kapital 3. Dialog diawali dengan penulisan nama tokoh, titk dua (:), kalimat dialog yang ditulis di dalam tanda petik 4. Naskah dilengkapi dengan kalimat pengantar drama (prolog) dan kalimat penutup drama (epilog) 5. Ada kalimat penjelas yang menggambarkan batasan adegan satu dengan lainnya 6. Keterangan perilaku tokoh diletakkan di dalam kurung. Selain itu menurut Mulyati (2007:27) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan berkenaan dengan penulisan naskah drama yaitu: 1. Penulisan dialog harus diawali dengan nama tokoh yang mengungkapkan dialog. 2. Penggunaan tanda baca titik dua untuk pengungkapan dialog tokoh. 3. Petunjuk lakon ditulis dengan tanda kurung. FKIP Universitas Jambi Page 10

11 4. Penulisan perpindahan babak, adegan atau setting drama, ditulis tersendiri atau tidak digandengkan dengan dialog tokoh. 5. Pada awal kiasan biasanya dsertakan prolog sebagai pengantar cerita dan epilog sebagai penutup cerita. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan sesuatu hal seperti kondisi, keadaan, situasi, peristiwa kegiatan sesuai dengan fakta dan berusaha untuk menuturkan pemecahaan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data. Metode penganalisisan deskriptif kuantitatif ini bermaksud untuk mendeskripsikan kemampuan menulis naskah drama siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Tanah Sepenggal Kabupaten Bungo berdasarkan unsur-unsur pembangun naskah drama dan aturan penulisan naskah drama secara objektif. 3.2 Subjek Penelitian Dalam penelitian ini yang dijadikan subjek penelitian adalah siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Tanah Sepenggal Kabupaten Bungo yang berjumlah 30 siswa. Penetapan subjek penelitian ini didasari atas pendapat Arikunto (2010:177) yang menyatakan Apabila subjek penelitian kurang dari 100, lebih baik ambil keseluruhan dari subjek tersebut. Tetapi, jika subjeknya lebih dari 100, maka sampel dapat diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih. 3.3 Data dan Sumber Data Data penelitian ini adalah kemampuan siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Tanah Sepenggal dalam menulis naskah drama ditinjau dari unsur-unsur pembangun naskah drama dan aturan penulisan naskah drama. Sedangkan sumber data penelitian ini adalah karangan naskah drama siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Tanah Sepenggal Kabupaten Bungo. 3.4 Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes unjuk kerja yaitu berupa tes kemampuan siswa dalam menulis naskah drama dengan memperhatikan unsur-unsur pembangun naskah drama seperti tema, amanat, penokohan, dialog atau cakapan, alur atau plot, latar atau setting, konflik, dan aturan penulisan naskah drama dengan waktu pelaksanaan 2 x 40 menit Validitas Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi menuntut adanya kesesuaian isi antara kemampuan yang ingin diukur dan tes yang digunakan untuk mengukurnya. Kesesuaian isi juga mencakup bahan tes yang harus mencerminkan cakupan bahan dan kemampuan yang dijadikan sasaran pokok tes. Dikatakan memenuhi viliditas isi apabila terdpaat kesesuaian bahan tes dengan kurikulum yang berlaku. FKIP Universitas Jambi Page 11

12 Berdasarkan penjelasan di atas intrumen penelitian ini memenuhi validitas isi, karena adanya keseuaian bahan tes dengan kurikulum yang berlaku yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 pada kelas VIII pada Standat Kompetensi (SK) 8 yaitu: mengungkapkan pikiran dan perasaan melalui kegiatan menulis kreatif naskah drama, dengan Kompetensi Dasar (KD) 8.2 yaitu: menulis naskah kreatif naskah drama satu babak dengan memperhatikan kaidah penulisan naskah drama Reliabilitas Reliabilitas diartikan sebagai ciri tes yang memiliki kemampuan untuk menghasilkan pengukuran yang sama atau tidak berubah-berubah. Untuk menentukan skor reliabiltas penerapan unsur-unsur pembangun naskah drama dan aturan penulisan naskah drama dalam menulis naskah drama digunakan metode antar penilai. Dalam penerapan metode ini, setiap pekerjaan peserta tes dinilai lebih dari satu orang penilai, sekurang-kurangnya dua orang penilai. 3.5 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: 1. Peneliti mengecek dan memeriksa kehadiran siswa. 2. Peneliti membagi lembar tugas pada siswa sebagai alat pengumpul data. 3. Peneliti atau guru kelas menjelaskan secara singkat bagaimana mekanisme tugas yang akan dilakukan siswa. 4. Siswa ditugaskan menulis naskah drama satu babak dengan memperhatikan unsur-unsur pembangun naskah drama seperti tema, amanat, penokohan, dialog atau cakapan, alur atau plot, latar atau setting, konflik, dan aturan penulisan naskah drama dengan waktu 2 x 40 menit (1 x pertemuan) 5. Siswa mengumpulkan tugasnya. 6. Setelah naskah drama siswa terkumpul peneliti dan guru mengoreksi hasil kerja siswa berdasarkan kriteria penilaian. 3.6 Teknik Analisis Data Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menghitung persentase kemampuan siswa dalam menulis naskah drama dengan memperhatikan unsur pembangun naskah drama seperti tema, amanat, penokohan, dialog atau cakapan, alur atau plot, latar atau setting, konflik dan aturan penulisan naskah drama. Data yang telah terkumpul kemudian di analisis tahapannya adalah sebagai berikut: 1. Menggunakam pedoman penilaian untuk mengukur kemampuan siswa. Pedoman penilaian tersebut dilakukan dengan penilaian acuan patokan. Skor penilaian perorang diambil dari penjumlahan kedelapan kriteria yang telah dijelaskan sebelumnya. Dibagi dua karena penilaian di ambil oleh dua orang penilai, yakni guru bahasa Indonesia (P1) dan peneliti sendiri (2). 2. Melakukan penskoran kemampuan siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Tanah Sepenggal yaitu dari jumlah keeseluruhan nilai rata-rata kemampuan yang diperoleh siswa. Setelah itu mencari persentase kemampuan siswa dalam menulis naskah drama dengan mengguanakan rumus Ali (1993:186) sebagai berikut: FKIP Universitas Jambi Page 12

13 n X 5 = N Keterangan: 5 = Nilai maksimal n = Jumlah nilai rata-rata N = Jumlah keseluruhan skor maksimal Nilai N diperoleh dari skor maksimal dikali banyaknya sebjek. Untuk skor maksimal adalah 5 dikali dengan banyaknya subjek yaitu 30 siswa. Jadi jumlah keseluruhan skor maksimal (N) adalah Untuk menenentukan hasil penelitian, peneliti menetapkan kriteria kualitas kemampuan siswa dalam menulis naskah drama dengan berpedoman pada kriteria yang dikemukakan oleh Nurgiyantoro (2014:32 ) seperti tabel 3.5 berikut: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil Penelitian Unsur Tema Penilaian kemampuan menulis naskah drama siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tanah Sepenggal dari unsur tema dengan jumlah nilai rata-rata 102,5. Berdasarkan hasil perhitungan persentase tingkat kemampuan siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Tanah Sepenggal dalam menulis naskah drama dari unsur tema menggunakan rumus persentase menurut Ali (1993:86) sebagai berikut. n X 5 N 102,5 X = 3,4 Setelah diketahui hasil nilai kemampuan siswa dalam menulis naskah drama dari unsur tema, dapat disimpulkan kriteria kualitas kemampuan siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Tanah Sepenggal Kabupaten Bungo dalam menulis naskah drama dari unsur penerapan tema, termasuk dalam kualitas cukup mampu dengan nilai 3,4. Berdasarkan tabel 3.5 kriteria kualitas kemampuan menulis naskah drama nilai 3,4 terdapat pada interval 2,5-3, Hasil Penelitian Unsur Amanat Penilaian kemampuan menulis naskah drama siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tanah Sepenggal dari unsur amanat dengan jumlah nilai rata-rata 88,5. FKIP Universitas Jambi Page 13

14 Berdasarkan hasil perhitungan persentase tingkat kemampuan siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Tanah Sepenggal dalam menulis naskah drama dari unsur amanat menggunakan rumus persentase menurut Ali (1993:86) sebagai berikut. n X 5 N 88,5 X = 2,9 Setelah diketahui hasil nilai kemampuan siswa dalam menulis naskah drama dari unsur amanat, dapat disimpulkan kriteria kualitas kemampuan siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Tanah Sepenggal Kabupaten Bungo dalam menulis naskah drama dari unsur penerapan amanat, termasuk dalam kualitas cukup mampu dengan nilai 2,9. Berdasarkan tabel 3.5 kriteria kualitaskemampuan menulis naskah drama nilai 2,9 terdapat pada interval 2,5-3, Hasil Penelitian Unsur Penokohan Penilaian kemampuan menulis naskah drama siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tanah Sepenggal dari unsur penokohan dengan jumlah nilai rata-rata 98,5.Berdasarkan hasil perhitungan persentase tingkat kemampuan siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Tanah Sepenggal dalam menulis naskah drama dari unsur penokohan menggunakan rumus persentase menurut Ali (1993:86) sebagai berikut. n X 5 N 98,5 X = 3,2 Setelah diketahui hasil nilai kemampuan siswa dalam menulis naskah drama dari unsur penokohan, dapat disimpulkan kriteria kualitas kemampuan siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Tanah Sepenggal Kabupaten Bungo dalam menulis naskah drama dari unsur penerapan penokohan, termasuk dalam kualitas Cukup mampu dengan nilai 3,2. Berdasarkan tabel 3.5 kriteria kualitaskemampuan menulis naskah drama nilai 3,2 terdapat pada interval 2,5-3, Hasil Penelitian Unsur Dialog atau Cakapan Penilaian kemampuan menulis naskah drama siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tanah Sepenggal dari unsur dialog atau cakapan dengan jumlah nilai rata-rata 88. Berdasarkan hasil perhitungan persentase tingkat kemampuan siswa kelas VIII FKIP Universitas Jambi Page 14

15 B SMP Negeri 1 Tanah Sepenggal dalam menulis naskah drama dari unsur dialog atau cakapan menggunakan rumus persentase menurut Ali (1993:86) sebagai berikut. n X 5 N 88 X = 2,9 Setelah diketahui hasil nilai kemampuan siswa dalam menulis naskah drama dari unsur dialog atau cakapan, dapat disimpulkan kriteria kualitas kemampuan siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Tanah Sepenggal Kabupaten Bungo dalam menulis naskah drama dari unsur penerapan dialog atau cakapan, termasuk dalam kualitas cukup mampu dengan nilai 2,9. Berdasarkan tabel 3.5 kriteria kualitaskemampuan menulis naskah drama nilai 2,9 terdapat pada interval 2,5-3, Hasil Penelitian Unsur Alur atau Plot Penilaian kemampuan menulis naskah drama siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tanah Sepenggal dari unsur alur atau plot dengan jumlah nilai rata-rata 104,5. Berdasarkan hasil perhitungan persentase tingkat kemampuan siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Tanah Sepenggal dalam menulis naskah drama dari unsur alur atau plot menggunakan rumus persentase menurut Ali (1993:86) sebagai berikut. n X 5 N 104,5 X = 3,4 Setelah diketahui hasil nilai kemampuan siswa dalam menulis naskah drama dari unsur alur atau plot, dapat disimpulkan kriteria kualitas kemampuan siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Tanah Sepenggal Kabupaten Bungo dalam menulis naskah drama dari unsur penerapanalur atau plot, termasuk dalam kualitas cukup mampu dengan nilai 3,4. Berdasarkan tabel 3.5 kriteria kualitaskemampuan menulis naskah drama nilai 3,4 terdapat pada interval 2,5-3, Hasil Penelitian Unsur Latar Penilaian kemampuan menulis naskah drama siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tanah Sepenggal dari unsur latar dengan jumlah nilai rata-rata 112. Berdasarkan hasil perhitungan persentase tingkat kemampuan siswa kelas VIII B SMP Negeri FKIP Universitas Jambi Page 15

16 1 Tanah Sepenggal dalam menulis naskah drama dari unsur latar menggunakan rumus persentase menurut Ali (1993:86) sebagai berikut. n X 5 N 112 X = 3,7 Setelah diketahui hasil nilai kemampuan siswa dalam menulis naskah drama dari unsur latar, dapat disimpulkan kriteria kualitas kemampuan siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Tanah Sepenggal Kabupaten Bungo dalam menulis naskah drama dari unsur penerapan latar, termasuk dalam kualitas mampu dengan nilai 3,7. Berdasarkan tabel 3.5 kriteria kualitaskemampuan menulis naskah drama nilai 3,7 terdapat pada interval 3,5-4, Hasil Penelitian Unsur Konflik Penilaian kemampuan menulis naskah drama siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tanah Sepenggal dari unsur konflik dengan jumlah nilai rata-rata 104,5. Berdasarkan hasil perhitungan persentase tingkat kemampuan siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Tanah Sepenggal dalam menulis naskah drama dari unsur latar menggunakan rumus persentase menurut Ali (1993:86) sebagai berikut. n X 5 N 104,5 X = 3,4 Setelah diketahui hasil nilai kemampuan siswa dalam menulis naskah drama dari unsur konflik, dapat disimpulkan kriteria kualitas kemampuan siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Tanah Sepenggal Kabupaten Bungo dalam menulis naskah drama dari unsur penerapan konflik, termasuk dalam kualitas cukup mampu dengan nilai 3,4. Berdasarkan tabel 3.5 kriteria kualitaskemampuan menulis naskah drama nilai 3,4 terdapat pada interval 2,5-3, Hasil Penelitian AturanPenulisan Naskah Drama Penilaian kemampuan menulis naskah drama siswa kelas VIII SMP Negeri 1Tanah Sepenggal dari aturan penulisan naskah drama dengan jumlah nilai ratarata 124. Berdasarkan hasil perhitungan persentase tingkat kemampuan siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Tanah Sepenggal dalam menulis naskah drama dari FKIP Universitas Jambi Page 16

17 aturan penulisan naskah drama menggunakan rumus persentase menurut Ali (1993:86) sebagai berikut. n X 5 N 124 X = 4,1 Setelah diketahui hasil nilai kemampuan siswa dalam menulis naskah drama ditinjau dari aturanpenulisan naskah drama, dapat disimpulkan kriteria kualitas kemampuan siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Tanah Sepenggal Kabupaten Bungo dalam menulis naskah drama ditinjau dari aturan penulisan naskah drama, termasuk dalam kualitas mampu dengan nilai 4,1. Berdasarkan tabel 3.5 kriteria kualitaskemampuan menulis naskah drama nilai 4,1 terdapat pada interval 3,5-4,4. BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab IV, dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis naskah drama siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Tanah Sepenggal Kabupaten Bungo tahun pelajaran 2013/2014 memperoleh nilai 3,37. Berdasarkan tabel 3.5 kriteria kualitas kemampuan, nilai tersebut terdapat pada interval 2,5-3,4 berkriteria cukup mampu. 5.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian, penulis mengemukakan saran-saran sebagai berikut: 1. Kepada guru disarankan untuk lebih meningkatkan pembelajaran mengenai menulis nsakah drama dengan memperhatikan unsur pembangun naskah drama dan aturan penulisan naskah drama dengan cara menciptakan materi pembelajaran mengenai menulis naskah drama di luar jam pelajaran formal atau disebut dengan ekstrakulikuler, sehingga kemampuan siswa akan terasah dengan baik. 2. Kepada siswa disarankan untuk lebih melatih diri lagi dalam menulis naskah drama terutama unsur pembangun naskah drama karena masih ada siswa yang mendapatkan skor interval 1,0-1,4 atau berkategorikan tidak mampu, dengan rata-rata menunjuk pada kategori ini, ada 16,6 % siswa dari bagian penerapan unsur amanat. 3. Kepada peneliti selanjutnya yang akan meneliti tentang menulis naskah drama diharapkan dapat memanfaatkan skripsi ini sebagai bahan rujukan. FKIP Universitas Jambi Page 17

18 DAFTAR RUJUKAN Ali, M Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa. Alwi, H Kamus Besar Bahasa Indonesia: Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. Arikunto, S Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Aminudin Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Malang: Sinar Baru Algensindo. Anna, D Kemampuan Menulis Naskah Drama Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 24 Kota Jambi. Skripsi. Jambi: Tidak diterbitkan. Budiyono, H Menulis Secara Ssitematika dan Terarah. Jambi: Universitas Jambi. Depdikbud Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SLTP. Jakarta: Depdikbud. Dhujharie, S Panduan Membuat Karya Tulis. Bandung: Yrama Widya. Djiwandono, M.S Tes Bahasa dalam Pengajaran. Jakarta: Indeks. Endraswara, S Metode Pembelajaran Drama Apresiasi, Ekspresi dan Pengkajian. Yogyakarta: CAPS. Hasanuddin.WS Drama Karya Dalam Dua Dimensi Kajian Teori, Sejarah, dan Analisis. Bandung: Angkasa. tanggal 19 januari Husnul, A Mengenal dan Mengidentifikasi Drama. Jakarta: PT Wadah Ilmu., Menulis Kreatif Naskah Drama. Jakarta: PT Wadah Ilmu. Komalawati, S.S Yuk Menulis Esai Menulis Seperti RA Kartini. Cirebon, Jawa Barat: Publisher Tangerang. Kokasih, E Dasar-dasar Keterampilan Bersastra. Bandung: Yrama Widya. Kusmawan, I Seni Bermain Drama. Jakarta: Ghina Walafafa. Margono, S Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Nurgiyantoro, B Penilaian Dalam Pengajaran Bahasadan Sastra. Yogyakarta: BPFE. FKIP Universitas Jambi Page 18

19 Reni, N.M. Kemampuan Menulis Naskah Drama Siswa Kelas VIII SMP Dharma Bhakti 6 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014. Skripsi. Jambi: Tidak diterbitkan. Semi, M. A Anatomi Sastra. Padang: FPBS IKIP Padang Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Padang: FPBS IKIP Padang. Tim Abdi Guru Seribu Pena Bahasa Indonesia untuk SMP Kelas VIII. Jakarta: Erlangga Tim Penyusun Pedoman Penulisan Skripsi. Jambi: FKIP Universitas Jambi Panduan Penulisan Skripsi. Jambi: FKIP universitas Jambi. Waluyo, H.J Drama Naskah, Pementasan, dan Pengajarannya. Yogyakarta: Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) dan UPT Penerbitandan UPT Penerbitan dan Pencetakan UNS (UNS Press). Wiyatmi Pengantar Kajian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Book Publiser. FKIP Universitas Jambi Page 19

KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP DHARMA BHAKTI 6 KOTA JAMBI TAHUN PELAJARAN 2013/2014. Oleh: RENI NOVERA MONA RRA1B109039

KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP DHARMA BHAKTI 6 KOTA JAMBI TAHUN PELAJARAN 2013/2014. Oleh: RENI NOVERA MONA RRA1B109039 KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP DHARMA BHAKTI 6 KOTA JAMBI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh: RENI NOVERA MONA RRA1B109039 Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 23 KOTA JAMBI TAHUN AJARAN 2016/2017 Yundi Fitrah dan Lia Khairia FKIP Universitas Jambi

KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 23 KOTA JAMBI TAHUN AJARAN 2016/2017 Yundi Fitrah dan Lia Khairia FKIP Universitas Jambi KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 23 KOTA JAMBI TAHUN AJARAN 2016/2017 Yundi Fitrah dan Lia Khairia FKIP Universitas Jambi ABSTRACT Artikel ini memberikan hasil penelitian dari

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH KEMAMPUAN SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 2 KOTA JAMBI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 DALAM MENULIS NASKAH DRAMAA

ARTIKEL ILMIAH KEMAMPUAN SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 2 KOTA JAMBI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 DALAM MENULIS NASKAH DRAMAA ARTIKEL ILMIAH KEMAMPUAN SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 2 KOTA JAMBI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 DALAM MENULIS NASKAH DRAMAA Oleh: SRF FAZILAH TOYIBAH RRA1B109065 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Kemampuan Menulis Naskah Drama oleh Siswa Kelas VIII SMP Negeri 12 Kabupaten Muaro Jambi

Kemampuan Menulis Naskah Drama oleh Siswa Kelas VIII SMP Negeri 12 Kabupaten Muaro Jambi Kemampuan Menulis Naskah Drama oleh Siswa Kelas VIII SMP Negeri 12 Kabupaten Muaro Jambi Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang kemampuan menulis naskah drama berdasarkan unsur-unsur

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH KEMAMPUAN MENULIS LAPORAN PERJALANAN SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 22 KOTA JAMBI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI.

ARTIKEL ILMIAH KEMAMPUAN MENULIS LAPORAN PERJALANAN SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 22 KOTA JAMBI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI. ARTIKEL ILMIAH KEMAMPUAN MENULIS LAPORAN PERJALANAN SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 22 KOTA JAMBI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh: Fitriyani RRA1B109059 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

THE STUDENTS ABILITY IN WRITING SCRIPT AT THE EIGHTH GRADE STUDENTS OF SMP NEGERI 36 PEKANBARU.

THE STUDENTS ABILITY IN WRITING SCRIPT AT THE EIGHTH GRADE STUDENTS OF SMP NEGERI 36 PEKANBARU. THE STUDENTS ABILITY IN WRITING SCRIPT AT THE EIGHTH GRADE STUDENTS OF SMP NEGERI 36 PEKANBARU. Sinar Ilfat Nursal Hakim Charlina sinarilfat@ymail.com 0853555523813 Education of Indonesian Language and

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 16 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014. Oleh: Pebrina Pakpahan

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 16 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014. Oleh: Pebrina Pakpahan ARTIKEL ILMIAH Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 16 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014 Oleh: Pebrina Pakpahan A1B110064 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Paragraf Deskripsi siswa Kelas X SMA Negeri 2. Tanah Sepenggal Kabupate Bungo Tahun Ajaran 2013/2014

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Paragraf Deskripsi siswa Kelas X SMA Negeri 2. Tanah Sepenggal Kabupate Bungo Tahun Ajaran 2013/2014 ARTIKEL ILMIAH Kemampuan Menulis Paragraf Deskripsi siswa Kelas X SMA Negeri 2 Tanah Sepenggal Kabupate Bungo Tahun Ajaran 2013/2014 Oleh: Febriyeni A1B110019 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Buku Teks Bahasa Indoneia Siswa Kelas VII SMP Negeri 11 Kota Jambi. Oleh Susi Fitria A1B1O0076

Buku Teks Bahasa Indoneia Siswa Kelas VII SMP Negeri 11 Kota Jambi. Oleh Susi Fitria A1B1O0076 Kemampuan Siswa menentuan Tokoh, Karekter Tokoh, dan Latar Cerpen Pada Buku Teks Bahasa Indoneia Siswa Kelas VII SMP Negeri 11 Kota Jambi Oleh Susi Fitria A1B1O0076 Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN SISWA KELAS VIII 1 SMP NEGERI 10 KOTA JAMBI ABSTRAK

KEMAMPUAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN SISWA KELAS VIII 1 SMP NEGERI 10 KOTA JAMBI ABSTRAK KEMAMPUAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN SISWA KELAS VIII 1 SMP NEGERI 10 KOTA JAMBI Oleh : Zul Arva Lenny ABSTRAK Lenny, Zul Arva. 2013. Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan Siswa Kelas VIII 1 SMP Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada satu atau beberapa karakter utama yang sukses menikmati perannya atau

BAB I PENDAHULUAN. pada satu atau beberapa karakter utama yang sukses menikmati perannya atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Drama merupakan karya sastra yang dalam penulisan teksnya berisikan dialog-dialog dan isinya membentangkan sebuah alur. Seperti fiksi, drama berpusat pada satu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. berarti berbuat, to act atau to do (Morris dalam taringan, 2000:69). Drama dapat

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. berarti berbuat, to act atau to do (Morris dalam taringan, 2000:69). Drama dapat BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Drama Kata drama berasal dari bahasa Greek, tegasnya dan kata kerja Dran yang berarti berbuat, to act atau to do (Morris dalam taringan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Kajian yang Relevan Sebelumnya Kajian yang relevan sebelumnya dengan penelitian ini, yakni penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Kajian yang Relevan Sebelumnya Kajian yang relevan sebelumnya dengan penelitian ini, yakni penelitian 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian yang Relevan Sebelumnya Kajian yang relevan sebelumnya dengan penelitian ini, yakni penelitian yang dilakukan oleh Maimun Ladiku (2008) Meningkatkan kemampuan mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (Hasanuddin, 1996:1). Dimensi pertama, drama sebagai seni lakon, seni peran

BAB 1 PENDAHULUAN. (Hasanuddin, 1996:1). Dimensi pertama, drama sebagai seni lakon, seni peran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Drama merupakan karya yang memiliki dua dimensi karakter (Hasanuddin, 1996:1). Dimensi pertama, drama sebagai seni lakon, seni peran atau seni pertunjukan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia. Kemampuan berbahasa seseorang dapat menunjukkan kepribadian serta pemikirannya.

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Teks Berita Siswa Kelas VIII SMP Negeri 16 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014. Oleh: Lirma Susanti Nababan

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Teks Berita Siswa Kelas VIII SMP Negeri 16 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014. Oleh: Lirma Susanti Nababan ARTIKEL ILMIAH Kemampuan Menulis Teks Berita Siswa Kelas VIII SMP Negeri 16 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014 Oleh: Lirma Susanti Nababan A1B110058 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini dilakukan melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dijadikan sebagai alat untuk memonitor perkembangan kemampuan siswa dalam pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan berkaitan erat dengan proses belajar mangajar. Seperti di sekolah tempat pelaksanaan pendidikan, peserta didik dan pendidik saling melaksanakan pembelajaran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Pembelajaran sastra sangat penting bagi siswa, karena dengan pembelajaran sastra mampu menghasilkan siswa mengenal dirinya dan budaya

I. PENDAHULUAN Pembelajaran sastra sangat penting bagi siswa, karena dengan pembelajaran sastra mampu menghasilkan siswa mengenal dirinya dan budaya Kemampuan Siswa Menganalisis Unsur Intrinsik Cerita Pendek dalam Buku Teks Bahasa Indonesia SMP Terbitan Depdiknas Oleh siswa Kelas VII A SMP Negeri 5 Kota Jambi Oleh M.Darul Quthni Tujuan penelitian ini

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS TEKS PROSEDUR SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 11 KOTA JAMBI. Nia Budianti, Herman Budiyono, Imam Suwardi FKIP Universitas Jambi ABSTRAK

KEMAMPUAN MENULIS TEKS PROSEDUR SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 11 KOTA JAMBI. Nia Budianti, Herman Budiyono, Imam Suwardi FKIP Universitas Jambi ABSTRAK KEMAMPUAN MENULIS TEKS PROSEDUR SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 11 KOTA JAMBI Nia Budianti, Herman Budiyono, Imam Suwardi FKIP Universitas Jambi ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kemampuan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS DRAMA MENJADI TEKS CERPEN OLEH SISWA KELAS XI SMK MULTI KARYA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS DRAMA MENJADI TEKS CERPEN OLEH SISWA KELAS XI SMK MULTI KARYA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 0 KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS DRAMA MENJADI TEKS CERPEN OLEH SISWA KELAS XI SMK MULTI KARYA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 Oleh Romauli Sinurat (romaulisinurat94@gmail.com) Atika Wasilah, S.Pd., M.Pd. Penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan problematika yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya pendidikan adalah salah satu faktor yang sangat penting di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya pendidikan adalah salah satu faktor yang sangat penting di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pendidikan adalah salah satu faktor yang sangat penting di dalam kehidupan manusia, karena dengan dunia pendidikan manusia dapat meningkatkan cara

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

HUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 HUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Oleh Azmayunira Muharramah Sabran Dr. Wisman Hadi, M.Hum. Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA APRESIATIF DENGAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA PEMBANGUNAN LABOLATORIUM UNP

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA APRESIATIF DENGAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA PEMBANGUNAN LABOLATORIUM UNP HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA APRESIATIF DENGAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA PEMBANGUNAN LABOLATORIUM UNP Oleh: Ella 1, Harris Effendi Thahar 2, Afnita 3 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

Dewi Arini 1 Korespondensi berkenaan dengan artikel dapat dialamatkan ke-

Dewi Arini 1 Korespondensi berkenaan dengan artikel dapat dialamatkan ke- Kemampuan menulis laporan pengamatan Siswa Kelas IX A di SMP Negeri 11 Muaro Jambi Oleh Arini, Dewi, Pembimbing I Drs. Larlen, M.Pd dan Pembimbin II Drs. Imam Suwardi Wibowo, M.Pd. ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF SISWA KELAS X A SMA NEGERI 8 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2013/2014. Oleh : Alamsyah ABSTRAK

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF SISWA KELAS X A SMA NEGERI 8 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2013/2014. Oleh : Alamsyah ABSTRAK KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF SISWA KELAS X A SMA NEGERI 8 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh : Alamsyah ABSTRAK Alamsyah, 2014. Kemampuan Menulis Paragraf Siswa Kelas X A SMA Negeri 8 Muaro Jambi

Lebih terperinci

KEMAMPUAN SISWA KELAS X SMA 3 MUARO JAMBI DALAM MENULIS TEKS PIDATO OLEH SULIS TRIYA NINGSIH ABSTRAK

KEMAMPUAN SISWA KELAS X SMA 3 MUARO JAMBI DALAM MENULIS TEKS PIDATO OLEH SULIS TRIYA NINGSIH ABSTRAK KEMAMPUAN SISWA KELAS X SMA 3 MUARO JAMBI DALAM MENULIS TEKS PIDATO OLEH SULIS TRIYA NINGSIH ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi kemampuan menulis teks pidato siswa berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. memahami apa yang ia pelajari. Pembelajaran tersebut dapat dilakukan salah

BAB II KAJIAN TEORITIS. memahami apa yang ia pelajari. Pembelajaran tersebut dapat dilakukan salah BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Hakekat Metode Role Playing 2.1.1 Pengertian Metode Role Playing Pada dasarnya pembelajaran harus sebisa mungkin terwujud dalam suasana yang menyenangkan dan melibatkan keaktifan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kurikulum 2013 terdapat pada Kompetensi Inti (KI) 4 yaitu Mencoba,

BAB I PENDAHULUAN. dalam kurikulum 2013 terdapat pada Kompetensi Inti (KI) 4 yaitu Mencoba, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelajaran menulis cerita fantasi di SMP/MTs Negeri kelas VII Semester 1 dalam kurikulum 2013 terdapat pada Kompetensi Inti (KI) 4 yaitu Mencoba, mengolah,

Lebih terperinci

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli Mashura SMP Negeri 2 ToliToli, Kab. ToliToli, Sulteng ABSTRAK Strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. drama dapat digolongkan menjadi dua, yaitu part text, artinya yang ditulis dalam teks

BAB I PENDAHULUAN. drama dapat digolongkan menjadi dua, yaitu part text, artinya yang ditulis dalam teks 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Naskah drama adalah kesatuan teks yang membuat kisah. Naskah atau teks drama dapat digolongkan menjadi dua, yaitu part text, artinya yang ditulis dalam teks hanya

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah yang maha esa. Karena dengan

KATA PENGANTAR. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah yang maha esa. Karena dengan KATA PENGANTAR Assalamu alaikum wr. Wb. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah yang maha esa. Karena dengan rahmatnya kita bisa membuat makalah ini dengan tepat waktu. Semoga makalah ini bermanfaat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Dalam meningkatkan hal tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Dalam meningkatkan hal tersebut, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan

Lebih terperinci

IRMA YUNI ABSTRAK. Kata kunci : Hipotesis, Signifika, Esai, Alur, Tema. PENDAHULUAN

IRMA YUNI ABSTRAK. Kata kunci : Hipotesis, Signifika, Esai, Alur, Tema. PENDAHULUAN HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TANJUNG PURA KABUPATEN LANGKAT TAHUN PEMBELAJARAN 2010/2011 IRMA YUNI ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 9 BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Teori 1. Kedudukan Pembelajaran Mengidentifikasi Konflik Teks Drama dengan Menggunakan Metode Numbered Head Together dalam Kurikulum 2013 Mata Pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan dalam pembelajaran berpengaruh pada tingkat pencapaian hasil belajar. Hasil belajar yang dicapai tentu harus melalui proses pembelajaran secara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Manusia umumnya mempunyai bidang keahlian untuk menunjang kelangsungan

I. PENDAHULUAN. Manusia umumnya mempunyai bidang keahlian untuk menunjang kelangsungan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia umumnya mempunyai bidang keahlian untuk menunjang kelangsungan hidupnya. Keahlian itu sangat ditekankan pada arah dan tujuan pembentukan emosional. Seseorang

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH KEMAMPUAN SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 2 KUALA TUNGKAL TAHUN AJARAN 2013/2014 BERCERITA DENGAN ALAT PERAGA SKRIPSI OLEH SONIA PRYANKA

ARTIKEL ILMIAH KEMAMPUAN SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 2 KUALA TUNGKAL TAHUN AJARAN 2013/2014 BERCERITA DENGAN ALAT PERAGA SKRIPSI OLEH SONIA PRYANKA ARTIKEL ILMIAH KEMAMPUAN SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 2 KUALA TUNGKAL TAHUN AJARAN 2013/2014 BERCERITA DENGAN ALAT PERAGA SKRIPSI OLEH SONIA PRYANKA NIM. A1B109055 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMPN 1 UJUNGPANGKAH KABUPATEN GRESIK TAHUN PELAJARAN 2011/2012

KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMPN 1 UJUNGPANGKAH KABUPATEN GRESIK TAHUN PELAJARAN 2011/2012 KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMPN 1 UJUNGPANGKAH KABUPATEN GRESIK TAHUN PELAJARAN 2011/2012 MUSTOFA Universitas Negeri Malang E-Mail: Mustofagresik@gmail.com Pembimbing: (I) Dr. Heri

Lebih terperinci

Jurnal Noken 2(1)

Jurnal Noken 2(1) KEMAMPUAN MENGUBAH NASKAH PERCAKAPAN DRAMA KE DALAM BENTUK NARASI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I BONTOLEMPANGAN KECAMATAN BONTOLEMPANGAN KABUPATEN GOWA Rosmida 1, Rais Dera P Rawi 2 1 Program Studi Sastra

Lebih terperinci

Peningkatan Kemampuan Menganalisis Unsur Intrinsik Teks Drama Dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share.

Peningkatan Kemampuan Menganalisis Unsur Intrinsik Teks Drama Dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share. Peningkatan Kemampuan Menganalisis Unsur Intrinsik Teks Drama Dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share Isthifa Kemal 1 ABSTRAK Penelitian ini mengkaji masalah yaitu 1) bagaimana peningkatan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. pembelajaran sastra berlangsung. Banyak siswa yang mengeluh apabila disuruh

1. PENDAHULUAN. pembelajaran sastra berlangsung. Banyak siswa yang mengeluh apabila disuruh 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran sastra di sekolah kini tampak semakin melesu dan kurang diminati oleh siswa. Hal ini terlihat dari respon siswa yang cenderung tidak antusias saat

Lebih terperinci

MODUL BAHASA INDONESIA CERITA PENDEK

MODUL BAHASA INDONESIA CERITA PENDEK YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A Jl. Merdeka No. 24 Bandung 022. 4214714 Fax.022. 4222587 http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail : smaangela@yahoo.co.id 043 URS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Sansekerta yang berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Sansekerta yang berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah salah satu seni yang menggunakan bahasa sebagai mediumnya dan kehidupan manusia subjeknya. Kata sastra dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Sansekerta

Lebih terperinci

2014 PENERAPAN METODE MENULIS BERANTAI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN

2014 PENERAPAN METODE MENULIS BERANTAI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekpresif. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Drama Pendek a. Pengertian Drama Kata drama berasal dari kata Yunani draomai (Haryamawan, 1988, 1) yang berarti berbuat, bertindak, bereaksi, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. bagaimana unsur cerita atau peristiwa dihadirkan oleh pengarang sehingga di dalam

BAB II KAJIAN TEORI. bagaimana unsur cerita atau peristiwa dihadirkan oleh pengarang sehingga di dalam BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Drama Sebagai Karya Fiksi Sastra sebagai salah satu cabang seni bacaan, tidak hanya cukup dianalisis dari segi kebahasaan, tetapi juga harus melalui studi khusus yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan pada hasil temuan penelitian dan analisis data mengenai struktur, pandangan dunia pengarang, struktur sosial pengarang, nilai edukatif, dan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA MELALUI TEKNIK BERMAIN DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 TANJUNG MUTIARA KABUPATEN AGAM ARTIKEL ILMIAH

KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA MELALUI TEKNIK BERMAIN DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 TANJUNG MUTIARA KABUPATEN AGAM ARTIKEL ILMIAH KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA MELALUI TEKNIK BERMAIN DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 TANJUNG MUTIARA KABUPATEN AGAM ARTIKEL ILMIAH IMELDA NOFRIANI NPM 11080238 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN

Lebih terperinci

MENULIS FIKSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN EFEKTIF UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR KELAS TINGGI. Nurmina 1*) ABSTRAK

MENULIS FIKSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN EFEKTIF UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR KELAS TINGGI. Nurmina 1*) ABSTRAK MENULIS FIKSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN EFEKTIF UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR KELAS TINGGI Nurmina 1*) 1 Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Almuslim, Bireuen *) Email: minabahasa1885@gmail.com

Lebih terperinci

Kemampuan Mengidentifikasikan Tokoh dan Penokohan oleh Siswa Kelas IX SMP Negeri 24 Kota Jambi. Oleh: Lisna Aryani. Abstrak

Kemampuan Mengidentifikasikan Tokoh dan Penokohan oleh Siswa Kelas IX SMP Negeri 24 Kota Jambi. Oleh: Lisna Aryani. Abstrak Kemampuan Mengidentifikasikan Tokoh dan Penokohan oleh Siswa Kelas IX SMP Negeri 24 Kota Jambi Oleh: Lisna Aryani Abstrak Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kemampuan siswa mengidentifikasi tokoh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah X X X Total 88

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah X X X Total 88 BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI SISWA KELAS X MULTIMEDIA 1 SMK NEGERI 9 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2016/2017. Herman dan Nur Indah

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI SISWA KELAS X MULTIMEDIA 1 SMK NEGERI 9 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2016/2017. Herman dan Nur Indah KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI SISWA KELAS X MULTIMEDIA 1 SMK NEGERI 9 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Herman dan Nur Indah FKIP Universitas Jambi ABSTRACK Artikel ini memberikan hasil penelitian

Lebih terperinci

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom RAGAM TULISAN KREATIF C Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom HAKIKAT MENULIS Menulis merupakan salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa. Menulis merupakan kemampuan menggunakan pola-pola bahasa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. BAB III METODE PENELITIAN.1 Rancangan Penelitian Jenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Metode penelitian ini berusaha untuk memotret peristiwa dan kejadian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud,

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan, dan pendapat

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK OLEH SISWA KELAS IXB SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2015/2016

KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK OLEH SISWA KELAS IXB SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK OLEH SISWA KELAS IXB SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: Putri Rahayu, Albertus Sinaga. Pembimbing 1, Andiopenta Purba. Pembimbing 2 ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

Oleh Sri Lestari Siregar Prof. Dr. Tiur Asi Siburian, M. Pd.

Oleh Sri Lestari Siregar Prof. Dr. Tiur Asi Siburian, M. Pd. 0 PENGARUH MODEL THINK TALK WRITE (TTW)TERHADAP KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR-UNSUR INTRINSIK CERPEN OLEH SISWA KELAS XI SMK NEGERI 1 TANJUNG PURA TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Oleh Sri Lestari Siregar Prof.

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KREATIF NASKAH DRAMA SATU BABAK DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS VIII RKBI SMP MUHAMMADIYAH 7 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran menjadi salah satu kegiatan yang bernilai edukatif, hal ini terjadi karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan

Lebih terperinci

DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH TULIS TAHUN PELAJARAN 2014/2015

DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH TULIS TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH TULIS TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Jenjang Pendidikan : SMP Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kurikulum : KTSP 2006 Jumlah Soal : 50 Butir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menulis adalah salah satu kegiatan yang harus dilakukan siswa dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. Menulis adalah salah satu kegiatan yang harus dilakukan siswa dalam proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menulis adalah salah satu kegiatan yang harus dilakukan siswa dalam proses pembelajaran, terutama pada mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Menurut Tarigan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belajar dipengaruhi oleh motivasi dari dalam dan luar siswa.

BAB I PENDAHULUAN. belajar dipengaruhi oleh motivasi dari dalam dan luar siswa. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan proses yang kompleks karena menyangkut berbagai faktor baik yang berasal dari diri guru, berasal dari diri siswa maupun yang berasal dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran sastra merupakan pembelajaran yang dapat memperkaya

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran sastra merupakan pembelajaran yang dapat memperkaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Pembelajaran sastra merupakan pembelajaran yang dapat memperkaya pengalaman anak dan menjadikannya lebih tanggap terhadap peristiwa-peristiwa di sekelilingnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan mengekspresikan gagasan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS CERITA BERBAHASA JAWA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 CANDI SIDOARJO. Ayuningtiastutik 1 Roekhan 2 Heri Suwignyo 3

KEMAMPUAN MENULIS CERITA BERBAHASA JAWA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 CANDI SIDOARJO. Ayuningtiastutik 1 Roekhan 2 Heri Suwignyo 3 KEMAMPUAN MENULIS CERITA BERBAHASA JAWA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 CANDI SIDOARJO Ayuningtiastutik 1 Roekhan 2 Heri Suwignyo 3 Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5 Malang E-mail: Ayukuning11@gmail.com

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Teks Laporan Hasil Observasi oleh Siswa Kelas VII B MTs Negeri Jambi Timur Kota Jambi Tahun Pelajaran 2014/2015

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Teks Laporan Hasil Observasi oleh Siswa Kelas VII B MTs Negeri Jambi Timur Kota Jambi Tahun Pelajaran 2014/2015 ARTIKEL ILMIAH Kemampuan Menulis Teks Laporan Hasil Observasi oleh Siswa Kelas VII B MTs Negeri Jambi Timur Kota Jambi Tahun Pelajaran 2014/2015 SKRIPSI OLEH RINDA KURNIATI NIM. A1B110061 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah sebuah proses, pada proses tersebut adanya perubahan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah sebuah proses, pada proses tersebut adanya perubahan dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran adalah sebuah proses, pada proses tersebut adanya perubahan dan perkembangan yang terjadi pada peserta didik. Supaya perubahan pada peserta didik dalam

Lebih terperinci

KEMAMPUAN SISWA KELAS VIII B SMP MUHAMMADIYAH I KOTA JAMBI TAHUN PELAJARAN 2012/2013 DALAM BERMAIN PERAN ARTIKEL. Oleh: SAWITRI KARTINDARI A1B108036

KEMAMPUAN SISWA KELAS VIII B SMP MUHAMMADIYAH I KOTA JAMBI TAHUN PELAJARAN 2012/2013 DALAM BERMAIN PERAN ARTIKEL. Oleh: SAWITRI KARTINDARI A1B108036 KEMAMPUA SISWA KELAS VIII B SMP MUHAMMADIYAH I KOTA JAMBI TAHU PELAJARA 12/13 DALAM BERMAI PERA ARTIKEL Oleh: SAWITRI KARTIDARI A1B108036 PROGRAM STUDI PEDIDIKA BAHASA, SASTRA IDOESIA DA DAERAH FAKULTAS

Lebih terperinci

O 1 X O 2. Keterangan: O 1 = nilai pretest O 2 = nilai posttest X = pembelajaran dengan menggunakan media audio visual ilustrasi tokoh

O 1 X O 2. Keterangan: O 1 = nilai pretest O 2 = nilai posttest X = pembelajaran dengan menggunakan media audio visual ilustrasi tokoh BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode eksperimen semu dengan desain one-group pretest-posttest design. Pada tipe ini, siswa diberikan pretest

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DRAMA BERDASARKAN ANEKDOT MELALUI TEKNIK LATIHAN TERBIMBING. Wiji Lestari

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DRAMA BERDASARKAN ANEKDOT MELALUI TEKNIK LATIHAN TERBIMBING. Wiji Lestari Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 16, No. 3, Juli 2015 ISSN 2087-3557 SMP Negeri 2 Wonokerto Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA PENDEK MELALUI METODE PENUGASAN. Cicih Wiarsih 1, Tri Yuliansyah Bintaro 2

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA PENDEK MELALUI METODE PENUGASAN. Cicih Wiarsih 1, Tri Yuliansyah Bintaro 2 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA PENDEK MELALUI METODE PENUGASAN Cicih Wiarsih 1, Tri Yuliansyah Bintaro 2 cie_sh4quille@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian ini berdasarkan pada permasalahan yang dialami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang terdapat dalam kurikulum 2013 yang wajib dilaksanakan dari jenjang sekolah dasar hingga sekolah menengah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak kepada orang lain secara

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak kepada orang lain secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menulis merupakan kegiatan melahirkan pikiran dan perasaan, dengan tulis menulis juga dapat diartikan sebagai cara berkomunikasi dengan mengungkapkan pikiran, perasaan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial, 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan berkomunikasi, karena untuk mencapai segala tujuanya, manusia memerlukan sebuah alat atau

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai objeknya dan bahasa sebagai mediumnya. Menurut Esten (2000: 9), sastra merupakan pengungkapan

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V Isdianti Isdianti15@yahoo.com Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan oleh sastrawan untuk dinikmati dan dipahami serta dimanfaatkan oleh masyarakat pembaca. Karya sastra memberikan kesenangan dan pemahaman

Lebih terperinci

Oleh: Puji Watmi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Oleh: Puji Watmi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo TRANSFORMASI CERPEN DI ATAS SAJADAH CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY MENJADI NASKAH DRAMA PANGGUNG DALAM PEMBELAJARAN APRESIASI DRAMA DI KELAS X SMA Oleh: Puji Watmi Program Studi Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

Keterampilan Menulis Naskah Drama Berdasarkan Novel Populer Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan ARTIKEL ILMIAH

Keterampilan Menulis Naskah Drama Berdasarkan Novel Populer Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan ARTIKEL ILMIAH Keterampilan Menulis Naskah Drama Berdasarkan Novel Populer Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan ARTIKEL ILMIAH Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari kebudayaan. Usianya sudah cukup tua. Kehadiran hampir bersamaan dengan adanya manusia. Karena ia diciptakan

Lebih terperinci

PENGARUH KEEFEKTIFAN MEMBACA CEPAT TERHADAP KEMAMPUAN MENEMUKAN IDE POKOK PARAGRAF

PENGARUH KEEFEKTIFAN MEMBACA CEPAT TERHADAP KEMAMPUAN MENEMUKAN IDE POKOK PARAGRAF Oleh Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Galuh ABSTRAK Pengaruh keefektifan membaca cepat terhadap kemampuan menemukan ide pokok paragraf yang diteliti di SMA Informatika

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat, BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Sosiologi dan Sastra Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat, sedangkan objek ilmu-ilmu kealaman adalah gejala alam. Masyarakat adalah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN Pada bab ini akan diuraikan empat hal pokok yaitu: (1) kajian pustaka, (2) landasan teori, (3) kerangka berpikir, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia menuntut siswa untuk mampu menuangkan pikiran serta perasaan dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Sehubungan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sebuah cerita fiksi atau rekaan yang dihasilkan lewat proses kreatif dan imajinasi pengarang. Tetapi, dalam proses kreatif penciptaan

Lebih terperinci

BAB II PENINGKATAN KEMAMPUAN BERMAIN PERAN MELALUI METODE KETERAMPILAN PROSES. Drama di teater adalah salah satu bentuk karya sastra, bedanya dengan

BAB II PENINGKATAN KEMAMPUAN BERMAIN PERAN MELALUI METODE KETERAMPILAN PROSES. Drama di teater adalah salah satu bentuk karya sastra, bedanya dengan BAB II PENINGKATAN KEMAMPUAN BERMAIN PERAN MELALUI METODE KETERAMPILAN PROSES A.Pengertian Drama atau Bermain Peran Drama di teater adalah salah satu bentuk karya sastra, bedanya dengan bentuk lain (prosa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat memberikan tanggapannya dalam membangun karya sastra.

Lebih terperinci

Menulis kreatif naskah drama satu babak dengan memperhatikan kaidah penulisan drama.

Menulis kreatif naskah drama satu babak dengan memperhatikan kaidah penulisan drama. Menulis Kreatif Naskah Drama Kelas VII Kompetensi Kompetensi Dasar : Indikator: Menulis kreatif naskah drama satu babak dengan memperhatikan kaidah penulisan drama. Membedakan dua jenis drama Menyebutkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan bermain peran merupakan salah satu keterampilan berbahasa lisan yang penting dikuasai oleh siswa, termasuk siswa Sekolah Menengah Pertama. Seperti

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X MAN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA

ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X MAN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X MAN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Ige Janet L. W. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. dan pengenalan yang tepat, pertimbangan, penilaian dan pernyataan yang

II. LANDASAN TEORI. dan pengenalan yang tepat, pertimbangan, penilaian dan pernyataan yang II. LANDASAN TEORI 2.1.Kemampuan Mengapresiasi Cerpen 2.1.1 Pengertian Apresiasi Secara leksikal, appreciation apresiasi mengacu pada pengertian pemahaman dan pengenalan yang tepat, pertimbangan, penilaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Drama adalah salah satu bentuk sastra yang diajarkan dalam mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR ARTIKEL OLEH RUDY PRASETYO A1D111001

KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR ARTIKEL OLEH RUDY PRASETYO A1D111001 KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR ARTIKEL OLEH RUDY PRASETYO A1D111001 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2018 ABSTRAK

Lebih terperinci

07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. A. Latar Belakang

07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. A. Latar Belakang 07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasian dalam mempelajari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah,

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah, BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan ruang lingkup penelitian mengenai karakterisasi dalam novel

Lebih terperinci