KEBEBASAN QURRO DALAM MAQAM BAYATI. Penulis: Sularso 1 ABSTRAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KEBEBASAN QURRO DALAM MAQAM BAYATI. Penulis: Sularso 1 ABSTRAK"

Transkripsi

1 KEBEBASAN QURRO DALAM MAQAM BAYATI Penulis: Sularso 1 ABSTRAK Maqam Bayati merupakan konstruksi model yang digunakan Qurro sebagai acuan dasar pelantunan lagu dan tajwid adalah cara Qurro memaknai teks secara benar. Maqam Bayati dan Tajwid adalah dua fakta bunyi yang digunakan sebagai dasar menuangkan kebebasan. Penelitian ini mengajukan tiga pertanyaan: (1) Apakah yang dimaksud dengan maqam Bayati dalam Seni Tilawatil Qur an? (2) Bagaimana implementasi kebebasan Qurro dalam melagukan ayat-ayat suci menggunakan maqam Bayati? Pertanyaan tersebut menjadi pijakan dasar mengapa penelitian ini dilakukan. Hipotesa yang diajukan adalah bahwa, cara Qurro dalam mempersepsi maqam Bayati dan mengimplementasikan tajwid dalam Seni Tilawatil Qur an dalam berbagai tingkatan, seperti Qoror, Nawa, Jawab, Jawabul Jawab, Syuri turut mendapatkan pengaruh dari kecerdasan musikal. Melalui bekal kecerdasan musikal, Qurro dapat menunaikan kebebasan. Asah kecerdasan dilakukan melalui cara berpikir dan ini tidak dapat terlepas dari pengalaman indera, dan persepsi Qurro terhadap maqam Bayati dan Tajwid. Data yang digunakan yakni data kualitatif dan audio. Data kualitatif diperoleh dari wawancara, observasi dan peninjauan pustaka, Data audio diperoleh melalui proses perekaman. Analisis data dipaparkan secara deskriptif analisis. Sedangkan aktivitas analisis kebebasan Qurro dalam maqam Bayati dikaitkan dengan proses pengolahan material pokok lagu yang menyertainya. Material pokok lagu yang dimaksud ialah dinamika, gerak lagu, intensitas bunyi, tempo, jangkauan bunyi, gerak bunyi ritme, bentuk dan warna bunyi timbre serta melodi. Hasil penelitian yang diperoleh (1) maqam Bayati adalah deretan tangga nada heptatonic, terbentuknya disebabkan oleh interval-interval kecil sehingga digolongan aliran mikrotoalitas; (2) cara Qurro dalam mengolah sumber kebebasan tertuang di dalam dua fakta bunyi yakni maqam Bayati dan tajwid. Keduanya merupakan modal musikal Qurro. Kata Kunci: Maqam Bayati Lagu Tajwid Seni Tilawah 1 Dosen PGSD UAD Yogyakarta Konsentrasi Keilmuan Pendidikan Seni dan Budaya

2 2 A. Pengantar Qurro adalah orang yang aktivitasnya melantunkan lagu dalam Seni Tilawatil Qur an. 2 Seni Tilawatil Qur an adalah salah satu fenomena seni suara yang hidup dan terus berkembang di Nusantara. Walaupun pembacaan al Qur an tidak dimaksudkan bersifat musikal, tetapi acap kali menggunakan prinsip-prinsip musikal (Oliver Leaman, 2005: 182). Musik dengan demikian tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Bahkan dalam berhubungan dengan Tuhan pun kehadiran musik kerap dijumpai. Omar Amin Hoesin dalam buku berjudul Kultur Islam mengemukakan semboyan dari ahli-ahli musik Arab bahwa: Sekali musik, tetap untuk musik. Dengan musik, semenjak dari buaian sampai ke kubur, dari nyanyian nina bobok, hingga nyanyian ratap tangis from lullaby to the elegy. Tiap-tiap momen sejarah hidup mereka, mempunyai musik tertentu. Girang dan sedih, bekerja dan bermain, mandi darah di medan perang, atau mengerjakan ibadah agamanya, diikuti dengan gelombang musik, menurut bahagiannya masing-masing. Hingga membaca al-qur an pun, berbagai langgam musik dilahirkan (1981: 393). Fenomena menarik meskipun dalam perspektif Islam muncul ambivalensi terhadap musik, namun realitas yang terjadi di dalam Seni Tilawatil Qur an prinsip-prinsip musik justru dapat dijumpai. Fakta ini terlihat dari digunakannya ragam maqam dalam seni tersebut. Seperti maqam Bayati, Hijaz, Saba, Rast, Jiharkah, Sikah, dan Nahawand. Nama maqam tersebut selanjutnya digunakan Qurro dalam Seni Tilawatil Qur an, sehingga muncul nama lagu-lagu yang diambil dari nama maqam tersebut. Adapun implementasi maqam dalam seni tilawah yang umum dan sering dibawakan dalam pelantunan adalah maqam Bayati. Maqam Bayati merupakan 2 Qurro adalah bentuk jamak dari Qori laki atau Qori ah perempuan.

3 3 maqam pokok dan bahkan wajib dibawakan tatkala disajikan dalam MTQ. Realitas ini menjadi alasan mengapa maqam Bayati digunakan sebagai objek kajian. Fenomena empiris yang dijumpai dalam aktivitas seni pelaguan ini adalah bahwa lagu Bayati yang digunakan dalam sajian pelantunan ayat-ayat suci al- Qur an merupakan manifestasi kebebasan Qurro dalam maqam Bayati. Maqam Bayati merupakan salah satu jenis maqam yang bersumber dari tradisi musik Arab. Maqam sendiri mengandung pengertian sebagai berikut. The word maqam in Arabic signifies whereabouts, place of resting, residence. It is employed with varios connotation. First of all, maqam is a particular fret on the neck of a musical instrument. At the same time, maqam means a model construction, and also a cyclic vocal-instrumental musical composition (F.M Karomatov dan I Radjabov, 1981: 98) (Kata maqam dalam bahasa Arab berarti "keberadaan", "tempat peristirahatan", "tinggal". Hal ini digunakan dengan beberapa konotasi. Pertama-tama maqam, adalah fret tertentu pada leher alat musik. Pada saat yang sama, maqam berarti konstruksi model, dan juga komposisi musik vokal-instrumental). Pemahaman maqam di atas menujukkan bahwa di dalam Seni Tilawatil Qur an, maqam merupakan konstruksi model yang digunakan Qurro sebagai acuan dasar dalam melakukan pelantunan lagu. Fenomena kebebasan Qurro dalam maqam Bayati terlihat dari cara dirinya menginterpretasi secara musikal maqam Bayati dan tajwid. Maqam Bayati dan tajwid dalam kajian ini dipahami sebagai fakta bunyi dan keduanya memberikan pengaruh atas terbentuknya lagu dalam Seni Tilawatil Qur an. Tajwid dikatakan sebagai fakta bunyi karena di dalamnya memuat sonoritas, yakni kenyaringan dan kemurnian bunyi (Miller, t.th: 71). Sonoritas diatur di dalam tanda vokal. Fenomena ini merupakan manifestasi dari konsep logothetis, yakni pengembangan notasi yang dinamakan notasi kepribadian bunyi. Konsep

4 4 ini menuju pada suatu notasi, di mana aspek visual dapat mempengaruhi produksi bunyi itu sendiri (Mack, 1995: 160). Tanda vokal yang dihadirkan secara visual dan yang mempengaruhi produksi bunyi dihadirkan dalam bentuk tanda vokal pendek di atas dan di bawah huruf. Kedua perbedaan tanda vokal tersebut berimplikasi pada terciptanya tambahan untuk konsonan, seperti Fattah ( ) untuk bunyi a pendek, dhammah ( ۥ ) untuk bunyi u pedek, kasrah ( ( untuk bunyi i pendek (al Faruqi, 1999: 96). Adapun di dalam tajwid sebagai manifestasi keperibadian bunyi terdapat pula tanda-tanda diftong, -vokal rangkap seperti, hamzah suara teka, maddah vokal panjang, syaddah konsonan rangkap dan sukun konsonan mati (al Faruqi, 1999: 96). Berpijak pada kedua fakta bunyi tersebut yakni maqam Bayati dan tajwid keduannya menjadi modal bagi Qurro ketika mengimplementasikan kebebasan melagukan ayat-ayat suci al Qur an. Melalui kebebasan, diduga Qurro mampu melawan kekakuan dalam pelaguan sehingga berbagai ragam tingkatan dan variasi pun dapat dihadirkan. Persoalan kebebasan ini dijelaskan pula oleh Sumaryo. Menurutnya kebebasan adalah upaya untuk menghindarkan kekakuan yang ini dianggap salah satu musuh daripada pernyataan seni pelaguan. Menurutnya kebiasaan menggeser, baik menggurangi atau menambah di dalam nilai-nilai titinada sangat dipengaruhi oleh penafsiran pemain Qurro mengenai phrasing yakni pembagian dalam kesatuan-kesatuan kalimat melodis tertentu dari pada komposisi yang dimainkan. Menurutnya di sinilah letak sebagian besar interpretasi artistik dari pemain Qurro. Riemann menamakan hal ini dengan gejala agogik (Sumaryo, 1981: 71). Menurut Takari agogik adalah panjang pendeknya bunyi dalam musik lagu (Takari, 1994: 109). Kebebasan dalam maqam Bayati dengan demikian merupakan fenomena seni pelaguan dalam Seni Tilawatil Qur an yang menggunakan tradisi lagu Arab

5 5 sebagai basis kreativitas dalam seni pelaguan. 3 Melalui kebebasan dalam maqam Bayati aktivitas pelaguan Seni Tilawatil Qur an dapat digunakan untuk meneguhkan nilai-nilai tradisi pelaguan dalam Seni Tilawatil Qur an sehingga keberadaannya mempunyai daya hidup yang kuat. Latar belakang inilah yang menjadi dasar mengapa kajian ini menjadikan kebebasan sebagai perspektif. Adapun urgensitas kajian ini adalah untuk melengkapi informasi yang masih kurang terkait dengan aspek-aspek pelaguan dalam Seni Tilawatil Qur an terutama adalah menjelaskan fenomena kebebasan Qurro dalam maqam Bayati. Berpijak pada latar belakang inilah kajian ini dilakukan. Adapun yang menjadi persoalan adalah: (1) Apakah yang dimaksud dengan maqam Bayati dalam Seni Tilawatil Qur an?; (2) Bagaimana implementasi kebebasan Qurro dalam melagukan ayat-ayat suci menggunakan maqam Bayati?; (3) Mengapa kebebasan Qurro dalam maqam Bayati digunakan dalam Seni Tilawatil Qur an? Asumsi yang diajukan dalam penelitian ini adalah bahwa kebebasan Qurro dalam maqam Bayati yang terdapat dalam Seni Tilawah tidak terpisah dengan fakta bunyi maqam Bayati dan tajwid. Melalui pengolahan kedua fakta bunyi tersebut, dimungkinkan Qurro dapat menghadirkan lagu Bayati secara empiris. Dengan diketahuinya kebebasan Qurro dalam mempersepsi maqam Bayati dan tajwid secara musikal, diharapkan pemahaman mengenai implementasi kebebasan Qurro dalam maqam Bayati secara konseptual dapat diketahui. Kajian ini berusaha pula untuk memahami bahwa lagu merupakan sebuah bentuk komposisi untuk vokal, yakni dengan mementingkan melodi vokal dan 3 Dikataan sebagai tradisi pelaguan Arab dan sebagai basis kreativitas karena maqam Bayati di dalam pengungkapannya secara terus menerus memberi identitas serta suatu gaya yang bersifat etnis. Realitas etnisitas tersebut secara empiris terbentuk, yakni ketika terdapat aktivitas kreatif pelantunan lagu Bayati dalam Seni Tilawatil Qur an yang secara umum aktivitas tersebut dipandang sebagai aktivitas budaya seni Islam yang bersumber dari tradisi pelaguan budaya Arab.

6 6 teks. Pemahaman ini secara eksplisit memperlihatkan bahwa unsur-unsur musikal tidak dapat dihindari dari kesadaran Qurro tatkala melakukan pengolahan secara bebas terhadap maqam Bayati. Mengingat maqam secara intrinsik merupakan modal, maka kajian ini secara konseptual terdorong untuk memformulasikannya secara sistemik kebebasan Qurro dalam maqam Bayati. Menurut Purwanto, modal adalah pola atau susunan atau satu aturan untuk membuat komposisi melodi (2006: 19). Melalui upaya tersebut diharapkan kebebasan Qurro dalam maqam Bayati dapat diketahui. B. Ragam Maqam dan Latar Belakang Budaya Maqam Bayati 1. Pengertian Maqam Musik Arab di ciptakan menggunakan sistem melodi dan ritme tanpa harmoni. Melodi Arab bersumber pada banyak susunan model, atau mode melodi yang dikenal dengan maqamat (Purwanto, 2006: 22). Hal ini turut dinyakan Sumaryo, menurutnya musik Timur hingga sekarang masih mempergunakan modalitas atau penggunaan mode pemolaan. Bermacam-macam mode dipergunakan baik yang melodis, maupun yang ritmis. Menurut Sumaryo, justru tidak dipergunakan sistem harmoni dalam musik Timur harmoni dalam arti Barat menyebabkan musik-musik Timur lebih mengarahkan keindahan musiknya pada penggarapan melodi serta ritme yang dikendalikan oleh adanya mode tertentu (Sumaryo, 1980: 72). Menurut Sumaryo, pemolaan merupakan penggarapan melodi yang diarahkan oleh adanya mode tertentu, di India disebut raga, di negara-negara yang berkebudayaan Islam dinamakan maqam. Pemolaan ritmis, yang di India dinamakan tala, di dalam kebudayaan Islam disebu iqa at (Sumaryo, 1980: 72). Sistem maqomat bentuk jamak maqam menetapkan modus sebagai dasar melodis pada saat komposisi musik lagu dibentuk (Takari, 2005: 9). Menurut

7 7 Takari, banyak istilah yang digunakan untuk menyebut maqam. Di Turki menyebutnya makam, Persia datsgah, Mesir naghmah, dan Afrika Utara taba. Menurutnya teori maqam umumya membicarakan tangga nada dan modus (Takari, 2005: 9). Maqomat maqam didefinisikan sebagai deretan tangga nada heptatonik dengan sebuah nada oktafnya dalam Yunani Kuno dibagi kepada dua unit yang terdiri dari empat nada tetrakord (Takari, 2005: 9). Tangga nada ini merupakan tangga nada devisit, yaitu nada-nadanya yang didasarkan pada prinsip pembagian-pembagian rentangan senar yang diperoleh dengan cara membagi panjang senar yang diukur secara matematis untuk menghasilkan beberapa bagian yang berbeda dalam satu oktaf, demikian juga berbagai ukuran interval yang berbeda (Takari, 2005: 9). Penggunaana alat musik ud adalah prinsip dasar sistem ini, sehingga berbagai modus dapat dibentuk (Takari, 2005: 9). 2. Jenis Maqam Jenis maqam secara lebih luas sangatlah beragam. Keberagaman ini hal yang cukup rasional mengingat masing-masing daerah budaya musik di Timur Tengah memiliki maqam sendiri-sendiri. Setiap maqam memiliki nama, ada yang diambil dari suatu nama tempat. Di antaranya adalah Isfahan nama kota di Iran, Rak kemungkinan bentuk Persia yang di India disebut raga menandakan bahwa aslinya dari India, Hijaz bagian dari Saudi Arabia, Nahawand desa di Turki (Purwanto, 2006: 20). Pada kajian ini yang hendak diuraikan adalah maqam-maqam yang digunakan dalam aktivitas pelaguan Seni Tilawatil Qur an. Seperti Bayati, Hijaz, Saba, Rast, Jiharkah, Sikah, dan Nahawand. 3. Bentuk Fisik Maqam Sebuah benda seni harus memiliki bentuk agar dapat diterima secara inderawi dilihat, didengar, atau didengar dan dilihat oleh orang lain. Benda seni itu suatu bentuk fisik. Tetapi bentuk fisik itu sendiri tidak serta merta menjadi

8 8 karya seni. Berseni dan tidaknya suatu bentuk fisik ditentukan oleh nilai yang ada di dalamnya (Sumardjo, 2000: 115). Bentuk dalam konteks ini adalah skema atau pola musik itu (Sumaryo, 1978: 101). Bentuk ini terdiri atas unsur-unsur yang disusun begitu rupa bedasarkan nilai esensial yang disebut struktur (Sumardjo, 2000: 140). Adapun bentuk fisik maqam dalam kajian ini dikutip dari sumber dan dipaparkan sebagai berikut. a. Maqam Hijaz Maqam Hijaz has two forms shown above. Often the (Hijaz-Rast) form is used on the way up, and the (Hijaz-Nahawand) form is used on the way down. The Sikah trichord on the 6th note (in the first form) and the Ajam trichord on the 6th note (in the second form) are seconday ajnas, often used in modulation. A very important peculiarity of the Hijaz tetrachord is a microtonal variation from the Western even-tempered scale, where the 2nd note (E ) is tuned slightly higher, and the 3rd note (F#) is tuned slightly lower, so as to narrow down the 1 1/2 tone interval. Artinya, maqam Hijaz memiliki dua bentuk yang ditunjukkan di atas. Seringkali Hijaz-Rast bentuk tersebut digunakan secara umum, dan Hijaz- Nahawand bentuk tersebut digunakan ke arah yang menurun. Sikah trichord pada notasi 6 dalam bentuk pertama dan Ajam trichord pada notasi 6 dalam bentuk

9 9 kedua adalah ajnas sekunder, dan ini sering digunakan dalam modulasi. Kekhasan yang sangat penting dari tetrachord Hijaz adalah variasi microtonal dari skala bahkan-berkarakter Barat, di mana notasi 2 (E ) disetel sedikit lebih tinggi, dan notasi 3 (F#) disetel sedikit lebih rendah, sehingga dapat mempersempit 1 1/2 Interval nada. Hijaz Tetrachord One of the most common sounds in Arabic music. The E is tuned slightly higher than usual, while the F# is tuned slightly lower, in order to narrow down the 1 1/2 tone difference and make it more mellow. Artinya, salah satu nada yang paling umum dalam musik Arab. E disetel sedikit lebih tinggi dari biasanya, sedangkan F # disetel sedikit lebih rendah, untuk mempersempit 1 1/2 nada perbedaan dan membuatnya lebih lembut. b. Maqam Saba

10 10 Maqam Saba has two possible forms, shown above. The first form ends on the octave (D) while the second goes beyond 8 notes and doesn't include the octave of the tonic (D). Since the first 3 notes of maqam Saba are the beginning of the Bayati tetrachord, Saba is a popular modulation from maqam Bayati. Artinya, maqam Saba memiliki dua kemungkinan bentuk, yang ditunjukkan di atas. Bentuk pertama berakhir pada oktaf (D) sedangkan yang kedua melampaui notasi 8 dan tidak termasuk oktaf dari tonik (D). Sejak pertama notasi 3 dari maqam Saba adalah awal tetrachord Bayati, Saba adalah modulasi populer dari maqam Bayati. Saba Tetrachord The first 3 notes are a partial Bayati tetrachord. Also notes 3 and 4 are usually used to start a Hijaz tetrachord. Pertama pada notasi 3 adalah bentuk parsial dari tetrachord Bayati. Bahkan notasi 3 dan 4 biasanya digunakan untuk memulai tetrachord Hijaz.

11 11 c. Maqam Rast Maqam Rast has two forms shown above. In general the first form (Rast-Rast) is used on the way up, and the second form (Rast-Nahawand) is used on the way down. The secondary jins is the Sikah trichord on the 3rd note, often used in modulation. Artinya, maqam Rast memiliki dua bentuk seperti ditunjukkan di atas. Secara umum bentuk pertama (Rast-Rast) digunakan untuk memulai, dan bentuk kedua (Rast- Nahawand) digunakan dalam perjalanan ke bawah. Jins sekunder adalah trichord Sikah pada notasi 3 ini sering digunakan dalam modulasi. Rast Tetrachord

12 12 One of the most common sounds in Arabic music. Its 3rd note falls between a minor 3rd and a major 3rd in Western Classical Music. Artinya, salah satu suara yang paling umum dalam musik Arab. notasi yang ke 3 jatuh antara 3 kecil dan 3 besar seperti di Musik Klasik Barat. d. Maqam Jiharkah Jiharkah Trichord The Jiharkah trichord sounds very similar to the first 3 notes in a major scale in Western Classical Music. The 3rd note is tuned slightly lower than the major scale, and even lower than in the Ajam trichord. Artinya, jiharkah Trichord terdengar sangat mirip dengan yang pertama notasi 3 dalam skala besar di Musik Klasik Barat. notasi 3 disetel sedikit lebih rendah dari skala besar, dan bahkan lebih rendah dari pada trichord Ajam.

13 13 e. Maqam Sikah Maqam Sikah has two forms shown above. Often the first form (Sikah-Rast) is used on the way up, and the second form (Sikah-Nahawand) is used on the way down. Artinya, maqam Sikah memiliki dua bentuk seperti ditunjukkan di atas. Seringkali bentuk pertama (Sikah-Rast) digunakan dalam permulaan, dan bentuk kedua (Sikah- Nahawand) digunakan dalam perjalanan ke bawah. Sikah Trichord One of the most common sounds in Arabic music. Some books represent this trichord as 3 different tetrachords, depending on the next possible tonal interval: 1/2 tone is called Huzam Tetrachord, 3/4 tone is called Iraq Tetrachord, and 1 tone is called Sikah Tetrachord. Artinya, salah satu suara yang paling umum dalam musik Arab. Beberapa buku merupakan Trichord ini sebagai 3 perbedaan tetrachords,

14 tergantung pada interval nada berikutnya mungkin: 1/2 nada disebut Huzam Tetrachord, 3/4 nada disebut Irak Tetrachord, dan 1 nada disebut Sikah Tetrachord. 14 f. Maqam Nahawand Maqam Nahawand has two versions shown above. In general the first version (Nahawand-Hijaz) is used on the way up, and the second version (Nahawand-Kurd) is used on the way down. The secondary jins is the Ajam trichord on the 3rd note, often used in modulation. Artinya, maqam Nahawand memiliki dua versi di atas. Secara umum versi pertama (Nahawand-Hijaz) digunakan di permulaan, dan versi kedua (Nahawand-Kurdi) digunakan dalam perjalanan ke bawah. Para jins sekunder adalah Trichord Ajam pada notasi 3, ini sering digunakan dalam modulasi.

15 15 Nahawand Tetrachord The Nahawand tetrachord sounds very similar to the first 4 notes of a minor scale in Western Classical Music. Artinya, nahawand tetrachord terdengar sangat mirip dengan yang pertama, notasi 4 skala minor di Musik Klasik Barat. 4. Maqam Bayati dan Latar Belakang Budaya Bayati menurut Muhsin Salim berasal dari bahasa Arab, bait yang artinya adalah rumah, kemudian digunakan dalam bentuk mubalagah menjadi bayyat. Mubalagah adalah bentuk kata yang berfungsi untuk menyangatkan atau melebihlebihkan (Munir, 1997: 30). Menurut Sami Abu Shumays, 4 dalam Maqam Analysis diterbitkan dalam website tahun 2013 menjelaskan sebagai berikut. Bayati, like Rast, is a tremendously common and important maqam in Arabic music. Used frequently in the Tarab tradition of urban "art" music from Egypt and Greater Syria, as well as in the many folk musics from the region (also popular in Turkish, Kurdish, and Iranian folk musics), Bayati was also used in many popular songs from the mid-20th century. The singer, composer, and oud player Farid el- Atrash (whose hit "Nura Nura" is the first one presented here) had a preference for Bayati, composing possibly the largest share of his songs in this maqam. This page also has some of the most well-known songs in Arabic music, including "Ah Ya Hilu" and the instrumental "Samai Bayati al-aryan" Bayati, seperti Rast, adalah maqam sangat umum dan penting dalam musik Arab. Sering digunakan dalam tradisi Tarab perkotaan "seni" musik dari Mesir dan Suriah Raya, serta di banyak musik rakyat dari daerah juga populer di Turki, Kurdi, dan Iran musik rakyat, Bayati juga digunakan di banyak lagu-lagu populer sejak pertengahan abad ke-20. Penyanyi, komposer, dan pemain oud Farid el-atrash yang hit "Nura Nura" adalah 4 Periksa dalam

16 yang pertama yang disajikan di sini memiliki preferensi untuk Bayati, bagian terbesar dari lagu-lagunya disusun dalam maqam ini. Pada persoalan ini juga terdapat beberapa lagu yang paling terkenal dalam musik Arab, termasuk "Ah Ya Hilu" dan instrumental "Samai Bayati alaryan". 16 Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa secara budaya maqam Bayati tidaklah maqam yang hadir dalam Seni Tilawatil Qur an saja, namun keberadaannya dapat pula dijumpai dalam sajian lagu-lagu popular. Adapun wujud fisik dari maqam Bayati ini dapat terlihat pada paparan berikut ini. Keterangan notasi di atas adalah sebagai berikut, maqam Bayati starts with a Bayati tetrachord on the first note, and a Nahawand tetrachord on the 4th note the dominant. The secondary ajnas are the Ajam trichord on the 3rd note, and another Ajam trichord on the 6th note. These are often used in modulation (sumber: Artinya, maqam Bayati dimulai dengan tetrachord Bayati pada notasi pertama, dan tetrachord Nahawand pada notasi 4 dominan. Ajnas sekunder adalah trichord Ajam pada notasi 3, dan trichord Ajam lain pada notasi 6. Hal ini juga sering digunakan dalam modulasi. Adapun tetrachord Bayati nampak terlihat seperti di bawah ini.

17 17 Keterangan notasinya adalah sebagai berkut. One of the most common sounds in Arabic music. The tuning of the 2nd note (E ) is slightly lower and more mellow than the E used in the Rast and Sikah sets (sumber: Salah satu suara yang paling umum dalam musik Arab. Nada pada notasi 2 (E ) sedikit lebih rendah dan lebih lembut daripada E digunakan dalam Rast dan rangkaian Sikah. Wujud fisik maqam Bayati dan tetrachord Bayati memperlihtakan kekhasan karena adanya mikrotonal. Pada kedua wujud fisik tersebut menunjukkan bahwa maqam Bayati timbul karena adanya interval-interval yang kecil dan itu digolongkan ke dalam aliran mikrotoalitas (Sumaryo, 1978: 118). Mikrotonal adalah ketiadaan atau kekaburan atas rasa perkuncian dapat dihasilkan dengan membagi oktaf ke dalam lebih dari duabelas nada-nada yang berbeda pada umumnya (Miller, t.th: 61). Karakteristik mikrotonal ini memungkinkan musik Arab maqam Bayati sangat kaya secara melodi dan memberikan kemungkinan untuk nuansanuansa halus serta variasi yang kreatif (Purwanto, 2006: 22). Variasi kreatif ini dilakukan dengan mengolah jarak ketinggian sebuah nada ke nada berikutnya, atau dikenal dengan sebutan interval antar nada. Hal tersebut mampu membentuk atau menetapkan bentuk melodi. Interval dalam hal ini tidak hanya jarak antara suatu nada ke lain nada saja, namun ada juga hubungan serta ketegangan yang disebabkan oleh interval itu (Sumaryo, 1978: ). Aspek interval ini merupakan unsur vital dalam musik. Menurut Sumaryo, interval mempunyai fungsi yang memberi bentuk pada suatu komposisi. Intervallah yang menetapkan bentuk melodi (Sumaryo, 1978: 115). Dengan demikian, maqam Bayati dapat hadir karena dipengaruhi oleh unsur interval sebagai vitalitas dalam musik.

18 18 C. Implementasi Qurro Dalam Melagukan Ayat Suci Dengan Maqam Bayati Lagu Bayati hadir tidak dapat terlepas dari cara Qurro dalam melakukan proses kreasi terhadap maqam Bayati dan tajwid. Kreasi yang dimaksud adalah upaya yang dilakukan Qurro dalam melakukan penggarapan maqam Bayati serta pengolahan simbol-simbol tajwid yang telah dipersepsi secara musikal, kemudian dinyatakan dalam bentuk lagu. Penggarapan tersebut dilakukan dengan memberikan sentuhan-sentuhan musikal atas teks al-qur an yang kemudian dimanifestasikan ke dalam lagu sehingga pola komposisi lagu Bayati sebagai hasil dari kebebasan Qurro dalam maqam Bayati dapat tampak. Pengertian mendasar lagu adalah terkait dengan bunyi dan cara-cara pengaturan bunyi dan merupakan bentuk komposisi untuk vokal, yakni dengan mementingkan melodi vokal dan syair teks sebagai kekuatannya (Amin Abdullah, 1995: 259). Menurut pandangan emik, lagu atau nagham dalam pengertian seni baca al- Qur an hanyalah dimaknai sebagai cara membaca al- Quran dengan suara yang indah dan merdu tanpa melanggar aturan-aturan bacaan (Thamrin, wawancara 10 Januari 2013). Pernyataan Thamrin memperlihatkan maqam Bayati dan tajwid menjadi prinsip dasar yang digunakan Qurro dalam melakukan kebebasan pelaguan, tajwid menjadi prinsip karena segala pengaturan bunyi dan sifat-sifatnya menyatu di dalamnya. Keduannya pun merupakan modal musikal yang digunakan sebagai material untuk diekplorasi secara kreatif dengan melibatkan aspek kecerdasan musikal Qurro. Melalui kecerdasan musikal, kemampuan kebebasan kreasi Qurro dalam pelaguan dapat dihadirkan. Kecerdasan musikal yang dimaksud memiliki hubungan timbal balik dengan berbagai rangsangan auditori yang begitu kompleks yang diterima telinga. Reaksi kecerdasan musikal terlihat ketika Qurro melakukan pendalaman pemahaman terhadap maqam Bayati serta mengerti letak

19 19 atau wilayah tajwid yang memungkinkan dapat dikreasi. 5 Proses pendalaman tersebut selanjutnya masuk pada tahap proses berpikir musikal. Pada tahap ini implementasi kebebasan Qurro dalam maqam Bayati dihadirkan. Pada tahapan ini pun Qurro mampu menghadirkan lagu dengan berbagai tingkatan, seperti Qoror, Nawa, Jawab, Jawabul Jawab, Syuri. Asah kecerdasan yang diawal telah disampaikan secara prkatik tidak dapat terlepas dari pengalaman indera, dan persepsi Qurro terhadap maqam Bayati dan Tajwid. Melalui pengalaman tersebut secara empiris kebebasan Qurro dalam maqam Bayati mampu membangkitkan impuls-impuls tertentu di dalam tubuh fisiologi yang terkait dengan organ suara dan diteruskan dengan membunyikannya dalam gelombang suara fisik. Realitas ini memperlihatkan bahwa, hubungan antara Qurro dengan tajwid dan maqam Bayati ketika telah menyatu dalam sajian pelaguan tidak terpisah. Posisi ini memperlihatkan Qurro benar-benar hadir dalam kapasitasnya sebagai subjek yang memiliki kebebasan dalam menghadirkan lagu. Pada tahap ini wawasan awal Qurro terhadap tradisi pelantunan lagu dalam Seni Tilawatil Qur an harus diketahui, misalnya masalah tingkatan lagu. Ragam tingkatan lagu tersebut sebelumnya harus diketahui dan bahkan telah mengendap di dalam kesadaran Qurro, apabila telah mengendap di dalam kesadaran Qurro, rasa mantab 6 musikal pun menjadi terbentuk. 5 Aspek kebebasan kreasi dalam Seni Tilawatil Qur an yang dilakukan Qurro berada di wilayah pembacaan panjang Mad dan pendek qasr, ini ada pada Tajwid. Qurro menyebut berapa panjang atau berapa pendek dengan sebutan harakat. Misalnya satu harakat, dua harakat, atau tiga harakat. Dalam bahasa musik harakat memiliki persamaan arti dengan ketukan, yakni satu ketukan, dua ketukan, dan tiga ketukan. Bacaan panjang dan pendek ini sangat subjektif, atau mengandung kebebasan dan tergantung dari rasa mantab musikal Qurro. 6 Istilah rasa mantab musikal ini merupakan pernyataan Sri Hastanto yang diajukan kepada penulis untuk mengganti istilah pusat tonalitas yang dinilai kurang relevan untuk menjelaskan bahwa notasi pembacaan mampu membangun pusat tonalitas musikal pelaguan yang diajukan. Menurut Sri Hastanto terminologi pusat tonalitas merupakan sebuah unsur musikal yang menciptakan sensualitas dari gaya tarik menuju pusat kunci (Sri Hastanto, 30 September 2013).

20 20 Rasa mantab ini memiliki relasi sistemik terhadap munculnya melodi monofon sebagai dampak dari kebebasan Qurro dalam maqam Bayati. Artinya, kedudukan tajwid dan maqam Bayati mampu menjadi senyawa yang dapat memberikan makna kesadaran Qurro terhadap munculnya melodi monofon. Alasannya adalah bahwa rasa mantab yang hadir tidak dapat terlepas dari pengalaman Qurro dalam melakukan interpretasi, apresiasi dan kreasi terhadap tajwid dan maqam Bayati. Rasa sendiri secara terminologi merupakan daya penggerak dan pewarna tingkah laku dan kreasi seseorang (Marianto, 2006: 43). Asumsinya, dengan rasa seseorang tidak hanya mengartikan realitas seperti apa adanya dan hanya memaparkan secara gamblang hitam putih. Dengan rasa seseorang dapat memecah-mecah realitas menjadi remah-remah kemudian memadukannya kembali menjadi suatu pola baru yang bagi orang yang bersangkutan lebih bermakna (Marianto, 2006: 43). Rasa mantab musikal ini pun merupakan suatu keadaan dalam jiwa Qurro yang dapat menyesuaikan diri dengan kecerdasan musikal di dalam dirinya dan tajwid yang ada di luar dirinya. Melalui penyesuaian diri yang dilakukan, mampu menimbulkan reaksi berupa hadirnya keyakinan dasar musikal yang bergema dalam batin, atau penulis menyebutnya sebagai gema batiniah musikal. Artinya, seluruh hubungan yang terjadi dalam rasa mantab musikal ini tidak dapat terlepas dari keyakinan dasar yang dimiliki Qurro tatkala melakukan proses kreasi pelaguan. Proses kebebasan kreasi tersebut jika dilakukan pada akhirnya mampu menghadirkan melodi monofon. Pada tingkatan ini maqam Bayati dan tajwid merupakan dua hal yang mampu memberikan pengaruh terhadap model kreasi. Konkritnya, ketika tajwid disentuh secara musikal oleh Qurro dengan mendasarkan pada maqam Bayati, maka melodi monofon dalam bentuk lagu yang disajikan dapat hadir. Konkritnya, kebebasan Qurro dalam maqam Bayati yang

21 21 dipersepsi Qurro pun kemudian oleh Qurro dipresentasikan dalam wujud seni suara atau Seni Tilawah. Kemampuan presentasi kebebasan Qurro dalam konteks ini tidak dapat terlepas dari tiga unsur. Di antaranya: (1) pola lagu maqam Bayati ; (2) pernafasan; (3) ekspresi tekstual sesuai dengan ayat yang dibaca (Thamrin, wawancara, 10 Maret 2013). Adapun penjelasan di atas dapat diwujudkan dalam bentuk bagan berikut ini. Qurro MODAL KEBEBASAN Tajwid Maqam Bayati Kecerdasan Musikal PENGOLAHAN KEBEBASAN Pemaknaan Aspek Lagu Anatomi Bunyi Dinamika dan Intensitas Bunyi Tempo Jangkauan Bunyi Pitch Gerak Bunyi Ritme Warna Bunyi Timbre Melodi Cara Berpikir Musikal Pengalaman Indrawi Persepsi Interpretasi Apresiasi Pola Lagu Ekspresi Tekstual Pernafasan Rasa Mantab Musikal Keyakinan Dasar Pelaguan Bayati Qoror Bayati Jawab Bayati Jawabul Jawab HASIL KEBEBASAN Bayati Nawa Bayati Syuri

22 22 Keterangan : Hubungan Linier Hierarkis : Hubungan Timbal Balik : Representasi Lagu Bayati dalam Berbagai Tingkatan Bagan Implementasi Kebebasan Qurro dalam Maqam Bayati Pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga komponen Kebebasan Qurro dalam maqam Bayati yakni: (1) modal kebebasan, pada tahap ini lebih pada persoalan hubungan tajwid dan maqam Bayati fakta bunyi; (2) Pengolahan kebebasan, pada tahap ini seluruh proses kebebasan Qurro diolah dengan mendasarkan pada hubungan pemaknaan aspek lagu dan cara berpikir musikal; (3) Hasil kebebasan, tahap ini adalah manifestasi kebebasan yang dinyatakan dalam bentuk lagu Bayati dalam berbagai tingkatan. Melalui tiga komponen tersebut konsep kebebasan Qurro dalam maqam Bayati diketahui. Berikut contoh lagu Bayati sebagai hasil dari kebebasan Qurro dalam maqam Bayati. ل ڪ ف ر ق ل ي ا ي ه ا ا

23 23 Keterangan: : Batas dan Arah Pelaguan Gambar Grafik Lagu Bayati dan Implementasinya dengan Tajwid Pada Mad Thabi i Adapun teks ayat suci al Qur an keseluruhannya adalah sebagai berikut. ق ل ي ا ي ه ا ا ل ڪ ف ر و ن لا ا عب د م ا ت عب د و ن ق ل ي ا ي ه ا ا لڪف ر و ن لا ا عب د م ا ت عب د و ن Ayat yang digaris bawah di atas adalah Mad Thabi in yang memiliki panjang dua harakat. Mad thabi i asli, yakni mad bacaan panjang pada suatu kata yang mengandung salah satu dari huruf-huruf maddiyah و ي, ا. Kadar panjang dari Mad Thabi i adalah satu alif ا dua harakat. Panjang inilah yang menjadi ruang kebebasan Qurro dalam mengolah kreasi pelaguan, apakah dinaikkan atau diturunkan alur melodinya. Hal ini sangat ditentukan oleh rasa mantab musikalnya. D. Simpulan Kajian ini mengajukan dua kesimpulan. Pertama, maqam Bayati adalah deretan tangga nada heptatonik dengan sebuah nada oktafnya dalam Yunani Kuno yang dibagi kepada dua unit yang terdiri dari empat nada tetrakord. Maqam Bayati merupakan konstruksi model yang digunakan Qurro sebagai acuan dasar dalam melakukan pelantunan lagu. Secara empiris maqam Bayati ketika diimplementasikan dalam seni pelaguan atau Seni Tilawatil Qur an mampu membuka ruang religiusitas bagi Qurro untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Realitas ini berbeda ketika maqam Bayati digunakan untuk kepentingan musik-musik sekuler yang difungsikan untuk hiburan. Persoalan yang menyebabkan perbedaan secara fungsional tersebut adalah latar belakang budaya

24 24 masyarakat, yakni antara masyarakat yang berlatar belakang religius dengan masyarakat profan. Kedua latar belakang tersebut memiliki andil bagaimana maqam Bayati diimplementasikan. Adapun wujud fisik maqam Bayati memiliki kekhasan. Kekhasan yang dimaksud terletak pada mikrotonal. Terbentuknya maqam Bayati ini disebabkan oleh interval-interval kecil. Hal inilah yang kemudian maqam Bayati masuk dalam golongan aliran mikrotoalitas. Karakteristik mikrotonal ini memungkinkan maqam Bayati memiliki nuansa-nuansa melodi yang halus serta kaya variasi. Kesimpulan kedua adalah mengenai implementasi kebebasan Qurro dalam melagukan ayat-ayat suci menggunakan maqam Bayati. Persoalan ini jawabannya terletak pada cara Qurro dalam mengolah sumber kebebasan yang tertuang di dalam dua fakta bunyi yakni maqam Bayati dan tajwid. Pengetahuan tajwid yang dimiliki Qurro serta pengetahuan terhadap maqam Bayati merupakan modal musikal Qurro dalam menunaikan kebebasan. Modal musikal diperoleh melalui tahapan ekplorasi kreatif yang menyatu dengan kecerdasan musikal yang dimiliki Qurro. Melalui kecerdasan musikal, kemampuan kebebasan kreasi Qurro dalam melantunkan lagu dengan maqam Bayati dapat hadir. Kecerdasan musikal berelasi dengan berbagai rangsangan auditori yang diterima telinga. Reaksi kecerdasan musikal terjadi ketika Qurro melakukan pendalaman pemahaman terhadap maqam Bayati serta mengerti letak bagian tajwid yang memungkinkan dapat dikreasi. Proses pendalaman kemudian berakhir ditahap proses berpikir musikal. Setelah tahap ini implementasi kebebasan Qurro dalam maqam Bayati dihadirkan secara empiris. Adapun proses konkrit dari implementasi maqam Bayati ini adalah terjadinya pembentukan modus tatkala Qurro melantunkan lagu dengan maqam Bayati. Pembentukan modus terlihat tatkala Qurro melakukan pergantian tingkatan atau berganti modulasi ke tingkatan maqam Bayati yang lain, seperti Nawa, Jawab, Jawabul Jawab serta Syuri.

25 25 Dengan demikian, dapat ditarik benang merah bahwa melalui kebebasan Qurro mampu memunculkan ornamentasi-ornamentasi baru yang disebabkan oleh kemampuan improvisasi sehingga memungkinkan timbulnya variasi-variasi pelaguan baru dalam Seni Tilawatil Qur an. KEPUSTAKAAN Al- Faruqi, Ismail Raji Islam dan Arsitektur dalam Seni di dalam Peradaban Islam, dihimpun oleh M. Abdul Jabar. Bandung: Penerbit Pustaka Seni Tauhid, Esensi dan Ekspresi Estetika Islam. Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya. Amin Abdullah Eksperimentasi Pembuatan Lagu Daerah Ledo Sebuah Lagu Hiburan Bergaya dan Berbahasa Kaili Sulawesi Tengah dalam Laporan Pelaksanaan Temu Ilmiah dan Festival MSPI 94 Tanggal 1 3 Desember 1994 di Maumere, Flores. Surakarta: MSPI. F.M Karomatov and I Radjabov. Introduktion to The Sasmaqam. Jurnal of The Society for Asian Music. Asian Volume XIII Joko Purwanto Pengantar Musik Dunia I Program Studi Etnomusikologi. Jurusan Etnomusikologi ISI Surakarta. Leaman, Oliver Menafsir Seni dan Keindahan. Bandung: Mizan. Mack, D Ilmu Melodi. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi Sejarah Musik Jilid 4. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi Musik Kontemporer dan Persoalan Interkultural. Penerbit Arti. M. Dwi Marianto Quantum Seni. Semarang: Dahara Prize. Miller. Hugh M. Apresiasi Musik. Terj. Triyono Bramantyo. Yogyakarta: ISI Yogyakarta Press. Munir, M.M Pedoman Lagu-lagu Tilawah Qur an. Surabaya: Apollo.

26 26 Nasr, Seyyed Hossein Spiritual dan Seni Islam. Bandung: Mizan. Omar Amin Hoesin Kultur Islam. Jakarta: Bulan Bintang. Sumaryo LE Komponis, Pemain Musik dan Publik, Sebuah Brosur untuk Remaja. Jakarta: Pustaka Jaya. Perbauran antara Unsur Timur dan Barat, dalam Analisis Kebudayaan. Diterbitkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Tahun I, Nomor /1981. Takari M, Taregan P, (edt.), Analisis Struktur Musik Dalam Etnomusikologi. Medan : Etnomusikologi FS USU Press. WEBTOGRAFI

Dalam ajaran agama, melagukan ayat suci Al Quran merupakan seni baca yang tinggi nilainya, sebagaimana sabda Rasulullah SAW :

Dalam ajaran agama, melagukan ayat suci Al Quran merupakan seni baca yang tinggi nilainya, sebagaimana sabda Rasulullah SAW : Al Quran adalah kitab suci yang diturunkan oleh Allah sebagai petunjuk dan pedoman bagi seluruh umat manusia, dianjurkan agar dibaca dan dihiasi dengan suara yang merdu sehingga dapat memberikan kesan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibaca dan dipelajari hingga sekarang oleh umat muslim di dunia. Al-Qur an

BAB I PENDAHULUAN. dibaca dan dipelajari hingga sekarang oleh umat muslim di dunia. Al-Qur an 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an adalah sebuah kitab suci agama Islam yang diturunkan oleh Allah SWT melalui Nabi Muhamad SAW. 1 Sejak diturunkan, kitab ini selalu dibaca dan dipelajari

Lebih terperinci

2015 MODEL PEMBELAJARAN TARI UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN RITME GERAK DAN RASA MUSIKAL BAGI GURU SENI BUDAYA DI PROVINSI JAWA BARAT

2015 MODEL PEMBELAJARAN TARI UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN RITME GERAK DAN RASA MUSIKAL BAGI GURU SENI BUDAYA DI PROVINSI JAWA BARAT BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beragam bentuk dan sajian tari, tidak hanya konvensional tetapi ada pula pertunjukan secara komersil maupun kompetisi. Sajiannya pun beragam, ada tari tradisional, tari

Lebih terperinci

53. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB A)

53. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB A) 53. Mata Pelajaran Seni Budaya dan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB A) A. Latar Belakang Muatan seni budaya dan keterampilan sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik

Lebih terperinci

https://sekolahsenibudaya.wordpress.com 7

https://sekolahsenibudaya.wordpress.com 7 B. Simbol Musik (Lanjutan) 53. Hampir setiap karya musik di dalamnya mengandung unsur-unsur musik. Terdapat dua pemaknaan dalam menyikapi unsur-unsur tersebut salah satu nya adalah urutan pengelompokan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. Analisis merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Analisis merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang pelaku seni khususnya dibidang seni musik, baik sebagai seorang seorang pengajar, praktisi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dina Febriyanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dina Febriyanti, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu aspek kepribadian anak yang perlu dikembangkan adalah kreativitas. Maslow & Roger (dalam Sujiono & Sujiono, 2010, hlm. 40) memandang bahwa kreativitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kekayaan kesenian tradisi di Indonesia sangat banyak dan beragam, oleh karena itu amat disayangkan jika kesenian tersebut punah. Oleh karena itu, sudah sepatutnya

Lebih terperinci

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Seni Musik Sumber: KTSP 2006

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Seni Musik Sumber: KTSP 2006 (SK) dan (KD) Mata Pelajaran Sumber: KTSP 2006 52. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Muatan seni budaya dan keterampilan sebagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mencerdaskan kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang produktif. Pendidikan adalah usaha

Lebih terperinci

Unsur Musik. Irama. Beat Birama Tempo

Unsur Musik. Irama. Beat Birama Tempo Unsur- Unsur Musik Unsur Musik Bunyi Irama Notasi Melodi Harmoni Tonalitas Tekstur Gaya musik Pitch Dinamika Timbre Beat Birama Tempo Musik adalah bagian dari bunyi, namun bunyi dalam musik berbeda dengan

Lebih terperinci

55. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB D) A. Latar Belakang

55. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB D) A. Latar Belakang 55. Mata Pelajaran Seni Budaya dan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB D) A. Latar Belakang Muatan seni budaya dan keterampilan sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik

Lebih terperinci

Bahan Ajar BAB I KONSEP, DAN PENTINGNYA SENI MUSIK

Bahan Ajar BAB I KONSEP, DAN PENTINGNYA SENI MUSIK Bahan Ajar BAB I KONSEP, DAN PENTINGNYA SENI MUSIK A. Pendahuluan Pendidikan seni musik bukanlah sekedar hiburan untuk memancing siswa menjadi semangat dalam belajar, seperti yang didengungkan sebagian

Lebih terperinci

KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI

KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI KELAS I KOMPETENSI INTI 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya. 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah bangsa yang besar. Terdiri dari 33 Provinsi, 17.508 Pulau dan 238 juta penduduk, Indonesia dikenal di mata dunia memiliki kekayaan serta keanekaragaman

Lebih terperinci

14. Baum Garten mengungkapkan estetika sebagai suatu ilmu, bahwa estetika adalah ilmu tentang pengetahuan indriawi yang tujuannya adalah keindahan.

14. Baum Garten mengungkapkan estetika sebagai suatu ilmu, bahwa estetika adalah ilmu tentang pengetahuan indriawi yang tujuannya adalah keindahan. Teori Seni 3 Part 5 1. Bagian utama dari ilmu-ilmu seni adalah filsafat seni. Pada mulanya, ilmu ini memang merupakan bagian dari kajian filsafat yang spekulatif. Tetapi dalam perkembangannya, kedudukannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Musik Minimalis merupakan salah satu seni kontemporer yang ada pada

BAB I PENDAHULUAN. Musik Minimalis merupakan salah satu seni kontemporer yang ada pada BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Musik Minimalis merupakan salah satu seni kontemporer yang ada pada saat ini yang berangkat dari sebuah gaya eksperimental dengan konsep minimal namun hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini dibuktikan dengan adanya musik pada Quadrivium, kurikulum Phytagorean

BAB I PENDAHULUAN. ini dibuktikan dengan adanya musik pada Quadrivium, kurikulum Phytagorean BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Musik pada masa Yunani kuno merupakan bagian dari kajian matematika. Hal ini dibuktikan dengan adanya musik pada Quadrivium, kurikulum Phytagorean School (Beer,

Lebih terperinci

INDIKATOR ESENSIAL Menjelaskan karakteristik peserta. didik yang berkaitan dengan aspek fisik,

INDIKATOR ESENSIAL Menjelaskan karakteristik peserta. didik yang berkaitan dengan aspek fisik, NO KOMPETENSI UTAMA KOMPETENSI INTI 1 Pedagogik 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual. 2. Menguasai teori belajar dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang

BAB I PENDAHULUAN. Analisis merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Analisis merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang pelaku seni khususnya di bidang seni musik, baik sebagai seorang pengajar, praktisi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran manusia. Dalam musik terdapat lirik lagu dan alunan musik yang harmonis, dapat membawa seseorang

Lebih terperinci

2015 KREATIVITAS ARANSEMEN MUSIK PADA LAGU DAERAH ACEH MELALUI PROJECT BASED LEARNING

2015 KREATIVITAS ARANSEMEN MUSIK PADA LAGU DAERAH ACEH MELALUI PROJECT BASED LEARNING BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Siswa-siswi Sekolah Menengah Atas (SMA), adalah usia di mana seorang individu yang berada pada masa peralihan. Masa peralihan yang dimaksudkan, adalah di mana siswa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Metode Komposisi Musik Musik memiliki lima unsur yaitu: ritme, melodi, harmoni, ekspresi dan bentuk. Pembagian kelima unsur-unsur musik disini sesuai dengan pendapat Jamalus 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik sebagai hasil karya manusia dalam bentuk bunyi memiliki fungsi untuk menghibur atau untuk memenuhi kepuasan batin. Ketika berbicara tentang komposisi musik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendukung berupa gagasan, sifat dan warna bunyi. Kendati demikian, dalam

BAB I PENDAHULUAN. pendukung berupa gagasan, sifat dan warna bunyi. Kendati demikian, dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penciptaan Musik adalah pengungkapan gagasan melalui bunyi, yang unsur dasarnya berupa melodi, irama (ritmik), dan harmoni dengan unsur pendukung berupa gagasan, sifat

Lebih terperinci

GLOSSARIUM. Alterasi adalah istilah yang dipakai untuk perubahan kromatis salah satu nada dalam satu akord.

GLOSSARIUM. Alterasi adalah istilah yang dipakai untuk perubahan kromatis salah satu nada dalam satu akord. GLOSSARIUM Alterasi adalah istilah yang dipakai untuk perubahan kromatis salah satu nada dalam satu akord. Appoggiatura, not hiasan yang ditambahkan sebelum not utama Augmentasi adalah salah satu tekstur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. Penelitian yang dilakukan oleh Fauziah, mahasiswa jurusan Tarbiyah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. Penelitian yang dilakukan oleh Fauziah, mahasiswa jurusan Tarbiyah BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka Sebagai bahan acuan, kajian ilmiah tertulis berkaitan dengan tema penelitian ini adalah sebagai berikut: Penelitian yang dilakukan oleh Fauziah,

Lebih terperinci

B. Apakah pengembangan sumber daya manusia dapat Memperbaiki, meningkatkan pengetahuan secara teori atau praktek dan pelatihan, serta promosi...

B. Apakah pengembangan sumber daya manusia dapat Memperbaiki, meningkatkan pengetahuan secara teori atau praktek dan pelatihan, serta promosi... DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGEESAHAN TIM PENGUJI... PERSEMBAHAN... MOTTO... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR TRANSLITERASI...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang ditengah-tengah kehidupan manusia, karena pada dasarnya seni

BAB I PENDAHULUAN. berkembang ditengah-tengah kehidupan manusia, karena pada dasarnya seni BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Seni musik merupakan bidang seni yang banyak diminati dikalangan apapun, sebab musik merupakan media yang sangat efektif. Secara umum, musik merupakan kegiatan kesenian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai

Lebih terperinci

JURNAL JEGHEH. Gagasan yang menjiwai karya ini adalah telah tentang seorang ibu.

JURNAL JEGHEH. Gagasan yang menjiwai karya ini adalah telah tentang seorang ibu. 1 JURNAL JEGHEH Gagasan yang menjiwai karya ini adalah telah tentang seorang ibu. Gagasan tersebut di ambil dari pengalaman pribadi ketika melihat seorang ibu yang sabar. Konsep yang ingin disampaikan

Lebih terperinci

ANALISIS MUSIK CALEMPONG (LAGU MUARA TAKUI) DI KECAMATAN BANGKINANG SEBERANG KABUPATEN KAMPAR RIAU

ANALISIS MUSIK CALEMPONG (LAGU MUARA TAKUI) DI KECAMATAN BANGKINANG SEBERANG KABUPATEN KAMPAR RIAU ANALISIS MUSIK CALEMPONG (LAGU MUARA TAKUI) DI KECAMATAN BANGKINANG SEBERANG KABUPATEN KAMPAR RIAU Sri Martini Guru SMP Negeri 2 Singingi srimartini173@gmail.com ABSTRAK Seni musik calempong Kampar merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi. Pendidikan Seni Budaya diharapkan mampu mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi. Pendidikan Seni Budaya diharapkan mampu mengembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Seni Budaya merupakan satu mata pelajaran yang dituntut oleh kurikulum untuk diajarkan atau diberikan kepada peserta didik mulai tingkat TK sampai dengan

Lebih terperinci

BAB III PERKEMBANGAN SENI. terkait dengan karakteristik-karakteristik tertentu dari tempat penerimaan wahyu al-

BAB III PERKEMBANGAN SENI. terkait dengan karakteristik-karakteristik tertentu dari tempat penerimaan wahyu al- BAB III PERKEMBANGAN SENI A. Islam dan Seni Menurut Seyyed Hossein Nasr, seni Islam merupakan hasil dari pengejawantahan Keesaan pada bidang keanekaragaman. Artinya seni Islam sangat terkait dengan karakteristik-karakteristik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk partitur atau tulisan musik. Pemain musik melalui alat musiknya

BAB I PENDAHULUAN. bentuk partitur atau tulisan musik. Pemain musik melalui alat musiknya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni musik merupakan salah satu media atau sarana dalam mengekspresikan diri. Manusia menggunakan bunyi melalui suara manusia atau melalui ragam alat musik. Instrumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang merupakan bentuk ungkapan atau ekspresi keindahan. Setiap karya seni biasanya berawal dari ide atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ensemble Tikoro adalah sebuah group musik yang memainkan paduan suara vokal dengan mengolah teknik vokal dalam musik metal, gangsa dan ngolotrok pada wayang, serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Seni Budaya di Sekolah Menengah Pertama merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Seni Budaya di Sekolah Menengah Pertama merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran Seni Budaya di Sekolah Menengah Pertama merupakan pembelajaran dasar yang memberikan satu kontribusi nyata dalam membangun karakter bangsa melalui

Lebih terperinci

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN SENI MUSIK NON KLASIK

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN SENI MUSIK NON KLASIK KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN SENI MUSIK NON KLASIK No (IPK) I.1 Pedagogik Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dituangkan melalui instrumen atau suara dengan unsur dasar melodi,

BAB I PENDAHULUAN. yang dituangkan melalui instrumen atau suara dengan unsur dasar melodi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan salah satu karya seni yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, musik salah satu cabang kesenian yang merupakan sarana dalam menyampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan seni yang menghasilkan suara terampil dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan seni yang menghasilkan suara terampil dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan seni yang menghasilkan suara terampil dan menyenangkan, untuk menggabungkan rangkaian musik dengan baik bahkan mempesona sehingga bunyi merdu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau suara, lukisan dan tarian sesuai dengan ciri khasnya.

BAB I PENDAHULUAN. atau suara, lukisan dan tarian sesuai dengan ciri khasnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni merupakan aktivitas batin yang timbul dari hidup, perasaan dan bersifat indah sehingga dapat menggetarkan jiwa perasaan manusia. Seni adalah suatu cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap manusia memiliki tingkat kebutuhan di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap manusia memiliki tingkat kebutuhan di berbagai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya setiap manusia memiliki tingkat kebutuhan di berbagai bidang kehidupan, mulai dari kebutuhan jasmani dan rohani, biologis maupun psikologis. Salah satu

Lebih terperinci

TEORI DAN PENGGUNAAN AKOR

TEORI DAN PENGGUNAAN AKOR TEORI DAN PENGGUNAAN AKOR BUKU PELAJARAN ILMU HARMONI (II) GUSTAV STRUBE Diterjemahkan oleh: A.Gathut Bintarto T., S.Sos., S.Sn., M.A. Dibiayai dari dana DIPA ISI Yogyakarta: No. 042.01.2.400980/ 2016

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang telah dirasakan dan dikembangkan manusia sejak zaman purbakala.

BAB I PENDAHULUAN. yang telah dirasakan dan dikembangkan manusia sejak zaman purbakala. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya, sangat banyak definisi yang menjelaskan tentang pengertian musik, namun pada dasarnya musik merupakan kumpulan beberapa bunyi yang tersusun sedemikian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbeda maka ada banyak sekali jenis-jenis belajar yang dilakukan setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. berbeda maka ada banyak sekali jenis-jenis belajar yang dilakukan setiap orang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Belajar merupakan kegiatan seseorang untuk menggunakan otak mereka dan menyerap ilmu pengetahuan. Karena setiap orang memiliki daya serap yang berbeda maka ada banyak

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN: SENI BUDAYA (WAJIB PILIHAN) (SENI MUSIK)

SILABUS MATA PELAJARAN: SENI BUDAYA (WAJIB PILIHAN) (SENI MUSIK) Satuan Pendidikan : SMP... Mata Pelajaran : SENI MUSIK Kelas : VII Kompetensi Inti : KI.1 Menerima, menanggapi, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya. SILABUS MATA PELAJARAN: SENI BUDAYA (WAJIB PILIHAN)

Lebih terperinci

56. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

56. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) 56. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB III ANALISIS KOMPOSISI Dalam Bab III ini penulis akan menjelaskan tentang struktur dari semua komposisi. Penulis akan memaparkan secara struktural komposisi, Indahnya Bersama yang terdiri dari lima

Lebih terperinci

12. Mata Pelajaran Seni Budaya A. Latar Belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

12. Mata Pelajaran Seni Budaya A. Latar Belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12. Mata Pelajaran Seni Budaya A. Latar Belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni musik merupakan bidang seni yang sangat diminati, sebab musik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni musik merupakan bidang seni yang sangat diminati, sebab musik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni musik merupakan bidang seni yang sangat diminati, sebab musik merupakan media hiburan yang sangat efektif. Secara umum, musik merupakan kegiatan kesenian

Lebih terperinci

MUSIK & MISTERINYA. Bambang Sugiharto

MUSIK & MISTERINYA. Bambang Sugiharto MUSIK & MISTERINYA Bambang Sugiharto MUSIK: seberapa pentingkah? PLATO : Musik memberi jiwa kpd semesta, menerbangkan akal dan imajinasi manusia, menghidupkan semua ARISTOTELES: Musik sejajar dengan filsafat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya pembelajaran merupakan upaya yang diberikan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya pembelajaran merupakan upaya yang diberikan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pembelajaran merupakan upaya yang diberikan untuk mempersiapkan peserta didik agar mampu hidup dan berkembang serta mampu meningkatkan kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidkan Seni Budaya merupakan salah satu mata pelajaran yang terdapat di jenjang pendidikan dasar dan menengah, yang dalam pelaksanaannya mengacu pada Kurikulum Berbasis

Lebih terperinci

Prinska Damara Sastri, 2013

Prinska Damara Sastri, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kecerdasan emosional akhir-akhir ini menjadi perbincangan yang cukup hangat dikalangan masyarakat, karena dari beberapa penelitian kecerdasan emosional memiliki

Lebih terperinci

PELATIHAN BIOLIN BERKELOMPOK DALAM ORKESTRA BUMI SILIWANGI DI DEPARTEMEN PENDIDIKAN SENI MUSIK FPSD UPI

PELATIHAN BIOLIN BERKELOMPOK DALAM ORKESTRA BUMI SILIWANGI DI DEPARTEMEN PENDIDIKAN SENI MUSIK FPSD UPI 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pendidikan dapat berlangsung dalam berbagai lingkungan, baik dalam lembaga formal maupun informal. Pendidikan formal mencakup beberapa tingkat, dari

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i PERNYATAAN KEASLIAN... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii PENGESAHAN... iv ABSTRAK... v PERSEMBAHAN... vi MOTTO... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

BAB III : DESKRIPSI SISTEM KERJA DAN PENGUPAAN PENCARI DONATUR PADA YAYASAN PESANTREN AL-QUR AN NURUL FALAH SURABAYA

BAB III : DESKRIPSI SISTEM KERJA DAN PENGUPAAN PENCARI DONATUR PADA YAYASAN PESANTREN AL-QUR AN NURUL FALAH SURABAYA DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... i PERNYATAAN KEASLIAN... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii PENGESAHAN TIM PENGUJI... iv ABSTRAK... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... xi DAFTAR TRANSLITERASI...

Lebih terperinci

Tes Teori Tambahan Pengganti Nilai Kurang pada Kegiatan Praktik

Tes Teori Tambahan Pengganti Nilai Kurang pada Kegiatan Praktik Nama Kelas/No. Absen :. :. Tes Teori Tambahan Pengganti Nilai Kurang pada Kegiatan Praktik MATERI : Nada dan Interval 1. Standar nada secara internasional ditetapkan nada a adalah... A. 400 Hz B. 220 Hz

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu tuntutan mutlak yang harus dijalani. Mahasiswa pada dasarnya akan

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu tuntutan mutlak yang harus dijalani. Mahasiswa pada dasarnya akan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai mahasiswa, belajar dengan tujuan untuk mendapatkan nilai yang baik adalah suatu tuntutan mutlak yang harus dijalani. Mahasiswa pada dasarnya akan mengalami

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan seni pengungkapan gagasan melalui bunyi, yang unsur dasarnya berupa melodi, irama, dan harmoni, dengan unsur pendukung berupa bentuk gagasan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang dilakukan di setiap sekolah secara umum memiliki tujuan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang dilakukan di setiap sekolah secara umum memiliki tujuan pembelajaran BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan yang dilakukan di setiap sekolah secara umum memiliki tujuan pembelajaran yang sama, meskipun implementasi pembelajarannya berbeda. Hal ini dapat

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN... MOTTO... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR GRAFIK... xiv

DAFTAR ISI PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN... MOTTO... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR GRAFIK... xiv DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN... MOTTO... ABSTRAK... i ii iii iv v vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Musik gamelan telah menjadi identitas budaya masyarakat Indonesia, karena telah hidup membudaya dan menjadi tradisi pada kehidupan masyarakat dalam kurun

Lebih terperinci

77. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A)

77. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A) 611 77. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A) A. Latar belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM...... i PERNYATAAN KEASLIAN... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii PENGESAHAN... iv ABSTRAK... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TRANSLITERASI... xi BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada anak usia dini dilakukan melalui pemberian rangsangan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada anak usia dini dilakukan melalui pemberian rangsangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran yang dilaksanakan di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) diharapkan dapat mengembangkan berbagi macam kecerdasan anak. Pendidikan pada anak usia

Lebih terperinci

Modul 3 PPG-Konten Kurikulum 1

Modul 3 PPG-Konten Kurikulum 1 C. Hakikat Seni Anak Usia Dini Seni mewakili perasaan dan persepsi tentang dunia anak. Seorang anak menggambar dan menulis untuk mengatur gagasan dan membangun makna dari pengalamannya (Baghban, 2007).

Lebih terperinci

(Penggalan frase 1, frase 2 dan frase 3 pada bagian A)

(Penggalan frase 1, frase 2 dan frase 3 pada bagian A) DESKRIPSI CIPTA LAGU AKU SIAP LOMBA VOKAL TUNGGAL TINGKAT SD SE-DIY DALAM RANGKA KEGIATAN WISATA KAMPUS Oleh : F. Xaveria Diah K. NIP : 19791222 200501 2 003 A. Pendahuluan Lagu ini dibuat dalam rangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Musik adalah seni, hiburan, dan aktivitas manusia yang melibatkan suara-suara yang teratur [KLE07]. Istilah musik juga digunakan untuk mengacu pada permainan musik,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. PERNYATAAN KEASLIAN... ii. PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii. PENGESAHAN... iv. MOTTO... v. PERSEMBAHAN...

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. PERNYATAAN KEASLIAN... ii. PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii. PENGESAHAN... iv. MOTTO... v. PERSEMBAHAN... DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i PERNYATAAN KEASLIAN... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii PENGESAHAN... iv MOTTO... v PERSEMBAHAN... vi ABSTRAK... vii KATA PENGANTAR...viii DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

56. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB E)

56. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB E) 56. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB E) A. Latar Belakang Muatan seni budaya dan keterampilan sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB II PERILAKU KONSUMEN PADA PERUSAHAAN JASA A. Pemasaran Pengertian Pemasaran... 23

DAFTAR ISI. BAB II PERILAKU KONSUMEN PADA PERUSAHAAN JASA A. Pemasaran Pengertian Pemasaran... 23 DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i SURAT PERNYATAAN... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii PENGESAHAN... iv MOTTO... v PERSEMBAHAN... vi ABSTRAK... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... xi DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

mura>bah}ah BNI Syariah Kantor Cabang Surabaya... 60

mura>bah}ah BNI Syariah Kantor Cabang Surabaya... 60 DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i PERNYATAAN KEASLIAN... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii PENGESAHAN... iv MOTTO... v ABSTRAK... vi PERSEMBAHAN... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI Nama : Awal Nurahmat Deriyanto Nis : 12880 Kelas :XI RPL 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang memberikan bimbingan dan pertolongannya sehingga dalam penulisan Makalah ini bisa berjalan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Program Semester. : SMA Negeri 6 Yogyakarta : Seni Budaya ( Seni Musik) : X / Umum : 2 (Dua) : 3 x 45 menit A. Standar Kompetensi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. PERNYATAAN KEASLIAN... ii. PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii. PENGESAHAN... iv. ABSTRAK...v. PERSEMBAHAN...

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. PERNYATAAN KEASLIAN... ii. PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii. PENGESAHAN... iv. ABSTRAK...v. PERSEMBAHAN... DAFTAR ISI SAMPUL DALAM.... i PERNYATAAN KEASLIAN.... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING.... iii PENGESAHAN.... iv ABSTRAK...v PERSEMBAHAN... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xii DAFTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Musik adalah salah satu karya seni bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi musik, yang mengungkapakan pikiran dan perasaan penciptanya melalui unsurunsur musik,

Lebih terperinci

79. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D)

79. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D) 627 79. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D) A. Latar belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Awal kesenian musik tradisi Melayu berakar dari Qasidah yang berasal

BAB I PENDAHULUAN. Awal kesenian musik tradisi Melayu berakar dari Qasidah yang berasal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Awal kesenian musik tradisi Melayu berakar dari Qasidah yang berasal sebagai kedatangan dan penyebaran Agama Islam di Nusantara pada tahun 635-1600 dari Arab,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media atau sarana yang digunakan untuk mengekspresikan diri. Musik adalah

BAB I PENDAHULUAN. media atau sarana yang digunakan untuk mengekspresikan diri. Musik adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan cabang dari seni. Seni musik juga termasuk salah satu media atau sarana yang digunakan untuk mengekspresikan diri. Musik adalah salah satu

Lebih terperinci

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS I - SEMESTER 1

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS I - SEMESTER 1 PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS I - SEMESTER 1 1 MATA PELAJARAN : SBK Standar Kompetensi : 1. Mengapresiasi karya seni rupa PROGRAM SEMESTER SENI RUPA Kompetensi Dasar

Lebih terperinci

ARANSEMEN LAGU MAU DIBAWA KEMANA UNTUK ENSEMBEL MUSIK SEKOLAH

ARANSEMEN LAGU MAU DIBAWA KEMANA UNTUK ENSEMBEL MUSIK SEKOLAH ARANSEMEN LAGU MAU DIBAWA KEMANA UNTUK ENSEMBEL MUSIK SEKOLAH Aditya Mahendra 1, Wimbrayardi 2, Esy Maestro 3 Program Studi Pendidikan Sendratasik FBS Universitas Negeri Padang email: adityamahendra@yahoo.com

Lebih terperinci

STRATEGI PEMBELAJARAN VOKAL BERBASIS NILAI-NILAI PENGALAMAN ESTETIS *)

STRATEGI PEMBELAJARAN VOKAL BERBASIS NILAI-NILAI PENGALAMAN ESTETIS *) STRATEGI PEMBELAJARAN VOKAL BERBASIS NILAI-NILAI PENGALAMAN ESTETIS *) Oleh: HT. Silaen, S.Mus., M.Hum Jurusan Pendidikan Seni Musik FBS UNY ABSTRAK Melalui pendidikan, umumnya diberikan pengalaman belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pesatnya perkembangan Gong Kebyar di Bali, hampir-hampir di setiap Desa atau

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pesatnya perkembangan Gong Kebyar di Bali, hampir-hampir di setiap Desa atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Begitu pesatnya perkembangan Gong Kebyar di Bali, hampir-hampir di setiap Desa atau Banjar memiliki barungan Gong Kebyar. Berdasarkan daftar imformasi seni dan organisasi

Lebih terperinci

58. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB-A)

58. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB-A) 479 58. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB-A) A. Latar Belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Lebih terperinci

BASIC HARMONY TRIADS

BASIC HARMONY TRIADS BASIC HARMONY TRIADS Oleh: Fikry Fatullah Pada kesempatan ini kita akan membahas bentuk paling dasar dari sebuah chord yakni triad. Chord adalah dua atau lebih nada yang disusun dan dibunyikan secara bersamaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan seni di sekolah umum SMA pada dasarnya diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan seni di sekolah umum SMA pada dasarnya diarahkan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan seni di sekolah umum SMA pada dasarnya diarahkan untuk menumbuhkan kepekaan rasa estetik dan artistik sehingga terbentuk sikap kritis, apresiatif dan kreatif

Lebih terperinci

pergelaran wayang golek. Dalam setiap pergelaran wayang golek, Gending Karatagan berfungsi sebagai tanda dimulainya pergelaran.

pergelaran wayang golek. Dalam setiap pergelaran wayang golek, Gending Karatagan berfungsi sebagai tanda dimulainya pergelaran. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Gending Karatagan wayang adalah gending pembuka pada pergelaran wayang golek. Dalam setiap pergelaran wayang golek, Gending Karatagan berfungsi sebagai tanda dimulainya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jubelando O Tambunan, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jubelando O Tambunan, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai ciri keanekaragaman budaya yang berbeda tetapi tetap satu. Indonesia juga memiliki keanekaragaman agama

Lebih terperinci

ANALISIS RITME BAMBU'A DI PROVINSI GORONTALO PENULIS DWI ANGGELITA HAMZAH ANGGOTA PENULIS. TRUBUS SEMIAJI, S.Sn, M.Sn. NUGRA P. PILONGO, S.Pd, M.

ANALISIS RITME BAMBU'A DI PROVINSI GORONTALO PENULIS DWI ANGGELITA HAMZAH ANGGOTA PENULIS. TRUBUS SEMIAJI, S.Sn, M.Sn. NUGRA P. PILONGO, S.Pd, M. ANALISIS RITME BAMBU'A DI PROVINSI GORONTALO PENULIS DWI ANGGELITA HAMZAH ANGGOTA PENULIS TRUBUS SEMIAJI, S.Sn, M.Sn NUGRA P. PILONGO, S.Pd, M.Sn JURUSAN PENDIDIKAN SENI DRAMA, TARI DAN MUSIK FAKULTAS

Lebih terperinci

2015 PENERAPAN MOD EL TRANSFORMASI LIRIK LAGU NARATIF D ALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PEND EK

2015 PENERAPAN MOD EL TRANSFORMASI LIRIK LAGU NARATIF D ALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PEND EK 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pelajaran Bahasa Indonesia secara garis besar bertujuan untuk membentuk siswa terampil berbahasa, yaitu terampil dalam menyimak, berbicara, membaca, dan

Lebih terperinci

Penerapan akor pokok dalam tangga nada mayor 1# - 7# pada pianika

Penerapan akor pokok dalam tangga nada mayor 1# - 7# pada pianika Penerapan akor pokok dalam tangga nada mayor 1# - 7# pada pianika Disajikan dalam seminar sehari Jurusan Pendidikan Sendratasik FBS UNP pada tanggal 9 Juli 2010 Oleh: Syeilendra JURUSAN PENDIDIKAN SENDRATASIK

Lebih terperinci

Penciptaan Komposisi Musik Baru Sebagai Alternatif Dalam Meningkatkan Kreativitas dan Pengalaman Musikal Mahasiswa PGSD

Penciptaan Komposisi Musik Baru Sebagai Alternatif Dalam Meningkatkan Kreativitas dan Pengalaman Musikal Mahasiswa PGSD See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/291766445 Penciptaan Komposisi Musik Baru Sebagai Alternatif Dalam Meningkatkan Kreativitas

Lebih terperinci

G L O S A R I 121 GLOSARI

G L O S A R I 121 GLOSARI G L O S A R I 121 GLOSARI aerofon (aerophone) : jenis alat musik yang sumber getar utamanya adalah udara, contohnya: suling, serunai, klarinet. akord : paduan beberapa nada yang dibunyikan pada waktu bersamaan

Lebih terperinci

Penggunaan Bahasa Pada Syair Lagu Tetep Mekenyem Karya Leeyonk Sinatra

Penggunaan Bahasa Pada Syair Lagu Tetep Mekenyem Karya Leeyonk Sinatra Penggunaan Bahasa Pada Syair Lagu Tetep Mekenyem Karya Leeyonk Sinatra Oleh Fardian Mahaiswa Program Pascasarjana (S2) Institut Seni Indonesia Denpasar ABSTRAK Dalam bentuk musikal seperti lagu, penggunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Budaya atau kebudayaan merupakan identitas suatu bangsa. Identitas ini yang membedakan kebiasaan, sifat, dan karya-karya seni yang dihasilkan. Indonesia memiliki berbagai

Lebih terperinci

61. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E)

61. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E) 61. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E) A. Latar Belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Lebih terperinci

Penyusunan Data Awal Referensi Nilai Budaya Tak Benda Kab. Aceh Tengah, Provinsi D.I. Aceh Kesenian Didong

Penyusunan Data Awal Referensi Nilai Budaya Tak Benda Kab. Aceh Tengah, Provinsi D.I. Aceh Kesenian Didong Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Penyusunan Data Awal Referensi Nilai Budaya Tak Benda Kab. Aceh Tengah, Provinsi D.I. Aceh Kesenian Didong Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Setjen,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbeda.

BAB I PENDAHULUAN. berbeda. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan musik dewasa ini semakin pesat, hal ini juga dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang semakin maju. Teknologi yang semakin maju tersebut digunakan

Lebih terperinci