PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK MAGNET, GELOMBANG DAN OPTIK JURUSAN S1 TEKNIK ELEKTRO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK MAGNET, GELOMBANG DAN OPTIK JURUSAN S1 TEKNIK ELEKTRO"

Transkripsi

1 Nama :..... NIM :.... PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK MAGNET, GELOMBANG DAN OPTIK JURUSAN S1 TEKNIK ELEKTRO LABORATORIUM FISIKA SEKOLAH TINGGI TEKNIK-PLN JAKARTA KAMPUS : Menara PLN, Jl. Lingkar Luar Barat, Duri Kosambi, Cengkareng Jakarta Barat Telp ext 1306

2 PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK MAGNET, GELOMBANG DAN OPTIK Oleh : 1. Aas Wasri Hasanah, S.Si., MT 2. Tony Koerniawan, ST, MT 3. Oktaria Handayani, ST, MT 4. Septianissa Azzahra, ST LABORATORIUM FISIKA SEKOLAH TINGGI TEKNIK-PLN JAKARTA

3 Tata Tertib Praktikum Fisika STT-PLN 1. Datang 15 menit sebelum praktikum. 2. Pada saat praktikum memakai pakaian rapih (pakaian berkerah, bersepatu dan menggunakan jas laboratorium). 3. Cover tugas rumah & laporan diketik komputer (berwarna). 4. Membawa kartu praktikum. 5. Mengerjakan tugas rumah. 6. Kartu praktikum hilang, lapor ke koordinator asisten (koordas) masing-masing. 7. Membawa alat tulis, milimeterblock, penggaris dan steples. 8. Nilai tes awal < 40 tidak dapat mengikuti praktikum. 9. Apabila ada alat praktikum yang rusak selama praktikum berlangsung tanggung jawab praktikan. 10. Selama praktikum tidak boleh keluar ruangan. 11. HP di silent. 12. Menjaga kebersihan dan ketertiban. Apabila praktikan melanggar salah satu peraturan di atas maka asisten, koordinator asisten (koordas) dan instruktur Laboratorium Fisika berhak mengeluarkan praktikan. Kepala Laboratorium Fisika Aas Wasri Hasanah, S.Si., MT

4 Contoh cover tugas rumah & laporan diketik komputer (berwarna) di kertas A4 : Tugas Rumah Modul 1 Listrik Magnet Amperemeter & Voltmeter Laporan Praktikum Modul 1 Listrik Magnet Amperemeter & Voltmeter Nama : NIM : Kelas : Kelompok : Jurusan : Tgl Praktikum : Laboratorium Fisika STT-PLN Jakarta 2014 Berawarna Nama : NIM : Kelas : Kelompok : Jurusan : Tgl Praktikum : Asisten : Laboratorium Fisika STT-PLN Jakarta 2014 Contoh Lembar Tugas Rumah dan Laporan : 2 cm 2 cm Marjianto ,5 cm Format Laporan : 1. Judul 2. Tujuan 3. Alat-alat dan Perlengkapan 4. Teori 5. Cara Kerja 6. Data Pengamatan 7. Tugas Akhir 8. Analisa 9. Kesimpulan 2 cm Laboratorium Fisika STT-PLN

5 PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK MAGNET LABORATORIUM FISIKA SEKOLAH TINGGI TEKNIK-PLN JAKARTA

6 MODUL I VOLTMETER DAN AMPEREMETER I. TUJUAN 1. Mengukur kuat arus dan beda tegangan ( pada rangkaian arus searah ). 2. Mengukur tahanan dalam voltmeter ( R V ) dan amperemeter ( R A ). 3. Mengenal daerah pengukuran voltmeter dan amperemeter. II. ALAT DAN PERLENGKAPAN 1. Voltmeter. 2. Amperemeter. 3. Sumber tegangan ( DC ). 4. Bangku hambatan. 5. Kabel-kabel penghubung. 6. Variabel resistor. III. TEORI A. Mengukur Kuat Arus Dan Beda Potensial Untuk pengukuran kuat arus digunakan amperemeter yang dipasang seri ( gambar 1a ), sedangkan pengukuran beda tegangan digunakan voltmeter yang dipasang secara paralel ( gambar 1b ). E E R (Variabel Resistor) A _ + R (Variabel Resistor) + _ V + RB _ + RB _ Gambar 1a Gambar 1b

7 + Bila digunakan pengukuran secara serempak, dilakukan seperti gambar 2a atau gambar 2b. E E _ R (Variabel Resistor) R (Variabel Resistor) + _ V A + + RB _ A _ + RB _ + V _ Gambar 2a Gambar 2b Dalam pengukuran ini salah satu alat menunjukkan hasil yang sebenarnya yaitu voltmeter pada gambar 2a dan amperemeter pada gambar 2b. Kesalahan ini dapat dikoreksi bila diketahui tahanan dalam dari alat. B. Mengukur Tahanan Dalam 1. Amperemeter Cara pertama ( gambar 3a ). Dengan mengukur harga yang terbaca pada voltmeter ( V ) dan amperemeter ( I ), maka harga tahanan dalam amperemeter ( R A ) adalah : V R A.....( 1 ) I E E R (Variabel Resistor) + A + V R (Variabel Resistor) A + + RB Gambar 3a Gambar 3b Cara kedua ( gambar 3b ). Pengukuran dilakukan dua kali yaitu pada saat sebelum R B dipasang dan sesudah R B dipasang. Bila arus yang terbaca pada amperemeter sebelum dan sesudah R B dipasang masing-masing adalah I 1 dan I 2, maka :

8 RA I1 I2 RB I2...( 2 ) 2. Voltmeter Cara pertama ( gambar 4a ). Dengan mengukur harga yang terbaca pada voltmeter ( V ) dan amperemeter ( I ), maka harga tahanan dalam voltmeter ( R V ) tersebut adalah : V RV......( 3 ) I Cara kedua ( gambar 4b ). Pengukuran dilakukan dua kali yaitu sebelum R B dipasang dan sesudah R B dipasang. Bila tegangan yang terbaca pada voltmeter saat sebelum dan sesudah R B dipasang masingmasing adalah V 1 dan V 2, maka : RV V1 V2 RB V2... ( 4 ) E E _ R (Variabel Resistor) A + _ V + R (Variabel Resistor) V + + RB Gambar 4a Gambar 4b B. Mengubah Batas Ukur Amperemeter / Voltmeter Amperemeter / voltmeter mempunyai batas ukur yang tertentu. Simpangan maksimum dari alat ini menunjukkan harga sesuai batas ukur. Bila ingin merubah batas ukur alat tersebut harus ditambahkan sebuah tahanan, yang dipasang secara pada amperemeter ( gambar 5b ) dan dipasang secara seri dengan voltmeter ( gambar 5a ).

9 + A _ +_ R1 + V _ +_ R2 Gambar 5a Gambar 5b Untuk merubah batas ukur amperemeter dari I ampere menjadi n x I ampere, harus dipasang tahanan ( shunt ) sebesar : R1 RA...( 5 ) n 1 Sedangkan untuk merubah batas ukur voltmeter dari V volt menjadi n x V volt, harus dipasang tahanan sebesar : R ( n 1 ).....( 6 ) 2 R V IV. DAFTAR PUSTAKA Tyler F, A Laboratory Manual of Physics, 1967 V. TUGAS RUMAH 1. Dengan melihat cara ( letak ) pengukuran ( gambar 1a dan 1b ), bagaimana seharusnya tahanan dalam sebuah amperemeter dan voltmeter yang baik ( mendekati kebenaran pengukuran )? Jelaskan! 2. Dapatkah sebuah amperemeter dijadikan sebuah voltmeter? Apakah syaratnya dan bagaimana rangkaiannya! 3. Turunkan persamaan ( 2 ) dan ( 4 )? 4. Sebenarnya persamaan ( 2 ) dan ( 4 ) kurang tepat. Apakah syaratnya dan bagaimana koreksinya? Jelaskan!

10 VI. PERCOBAAN YANG HARUS DILAKUKAN * Catatlah suhu ruang dan tekanan ruang ( sebelum dan sesudah percobaan ). 1. Susun rangkaian seperti gambar 3a. 2. Atur sumber tegangan sehingga didapatkan arus tertentu. 3. Catat penunjukkan voltmeter dan amperemeter. 4. Ulangi langkah percobaan 2 dan 3 untuk beberapa harga kuat arus yang berlainan ( ditentukan oleh asisten ). 5. Susun rangkaian seperti gambar 3b, tetapi bangku hambatan ( R B ) belum dihubungkan. 6. Atur sumber tegangan sehingga didapat kuat arus tertentu. 7. Catat penunjukkan amperemeter. 8. Hubungkan R B, catat harga R B yang digunakan dan catat juga penunjukkan amperemeter. 9. Ulangi langkah percobaan 8 untuk beberapa harga R B yang berlainan ( ditentukan oleh asisten ). 10. Susun rangkaian seperti gambar 4a. 11. Atur sumber tegangan untuk mendapatkan kuat arus tertentu. 12. Catat penunjukkan voltmeter dan amperemeter. 13. Ulangi langkah percobaan 11 dan 12 untuk beberapa harga kuat arus yang berlainan ( ditentukan oleh asisten ). 14. Susun rangkaian seperti gambar 4b, tetapi bangku hambatan ( R B ) belum dihubungkan. 15. Atur sumber tegangan untuk mendapatkan kuat arus tertentu. 16. Catat penunjukkan voltmeter. 17. Hubungkan R B, catat harga R B yang digunakan dan catat juga penunjukkan voltmeter. 18. Ulangi langkah percobaan 17 untuk beberapa harga R B yang berlainan ( ditentukan oleh asisten ). 19. Ukur tegangan sumber dengan alat presisi ( tanyakan asisten ). 20. Catat batas ukur dari amperemeter dan voltmeter.

11 VII. DATA PENGAMATAN MODUL I (VOLTMETER DAN AMPEREMETER) KELOMPOK: P awal : P akhir : JURUSAN : T awal : T akhir : 1. Mengukur tahanan dalam amperemeter GAMBAR 3A No. V ( ) I ( ) R ( ) GAMBAR 3B No. RB ( ) I tanpa R B ( ) I dengan R B ( ) Vsumber : Volt 2. Mengukur tahanan dalam voltmeter GAMBAR 4A No. V ( ) I ( ) R ( )

12 GAMBAR 4B No. RB ( ) V tanpa R B ( ) V dengan R B ( ) Vsumber : Volt V 1 = V tanpa R B V 2 = V dengan R B Tanggal Pengambilan Data : Nama Asisten : Tanda Tangan Asisten : VIII. TUGAS AKHIR DAN PERTANYAAN 1. Hitung tahanan dalam dari amperemeter yang diselidiki dengan : a. Hasil percobaan dengan gambar 3a! b. Hasil percobaan dengan gambar 3b! 2. Hitung tahanan dalam dari voltmeter yang diselidiki dengan : a. Hasil percobaan dengan gambar 4a! b. Hasil percobaan dengan gambar 4b! 3. Dari hasil perhitungan pertanyaan no. 2a berilah koreksi terhadap hasil perhitungan pertanyaan no. 2b ( dengan diketahui tegangan sumber E )! 4. Apakah besarnya harga koreksi tergantung pada harga R B! Jelaskan! 5. Apakah hasil perhitungan pertanyaan 1b perlu dikoreksi mengingat besarnya kesalahan-kesalahan yang timbul dalam pengukuran! Jelaskan! 6. Dari hasil perhitungan untuk R A yang didapat, berapakah harga tahanan shunt yang diperlukan untuk merubah amperemeter yang dipakai menjadi amperemeter masing-masing dengan skala maksimum 50 ma, 500 ma dan 5 ma! 7. Hitung tahanan muka untuk voltmeter yang dipakai, bila batas ukur masing-masing dijadikan 10 volt, 50 volt dan 100 volt!

13 MODUL II JEMBATAN WHEATSTONE I. TUJUAN Menentukan harga suatu hambatan dengan mempergunakan metoda Jembatan Wheatstone. II. ALAT DAN PERLENGKAPAN 1. Sumber arus atau tegangan ( DC ). 2. Bangku hambatan ( resistor box ). 3. Komutator. 4. Galvanometer. 5. Dawai hambatan geser dengan mistar hambatan yang akan ditentukan besarnya. 7. Kabel-kabel penghubung. III. TEORI Jembatan Wheatstone adalah rangkaian yang terdiri atas empat buah hambatan seperti yang terlihat pada gambar 1. C I 3 I 4 A R B G R X B R 1 R 2 I 2 I 1 D Gambar 1. Skema Jembatan Wheatstone Dalam prakteknya R 1 dan R 2 dapat merupakan sebuah kawat A-B seperti pada gambar 2.

14 Dimana ; ST : sumber tegangan dc C. K : komutator R B : hambatan yang diketahui ( berupa bangku hambatan ) R X G : hambatan yang harus dicari harganya : galvanometer L = A-B : kawat hambatan lurus pada mistar + + RB - 3 C G RX K + - ST I3 D I4 A B L1 L2 Mistar : A B L 1 L 2 Gambar 2. Rangkaian Jembatan Wheatstone Jika jarum galvanometer ( G ) menunjuk nol, berarti tidak ada arus yang melalui G. Jadi tidak ada beda potensial antara titik C dan D, sehingga : VC V D ( 1 ) Maka akan didapat persamaan : X R2 RB R1 R.... ( 2 )

15 Jika kawat A-B serba sama dengan hambatan tiap satuan panjang, maka persamaan ( 2 ) menjadi : R X L2 A R L1 A B Atau X L2 RB L1 R. ( 3 ) Di sini terlihat bahwa harga-harga yang diperlukan hanyalah perbandingan antara L 2 dan L 1, atau panjang kawat antara BD dan AD. Bila letak R B dan R X ditukar maka berlaku persamaan : X L1 RB L2 R. ( 4 ) IV. DAFTAR PUSTAKA Blocmen, A. F. P, H. dan Mesritz, A.D. Alat-alat ukur listrik dan rangkaiannya V. TUGAS RUMAH 1. Apa bunyi hukum Kirchoff? 2. Apa bunyi hukum Ohm? 3. Buktikan rumus ( 2 ) dan ( 4 ) dengan analisa hukum-hukum di atas ( sertakan juga gambar rangkaiannya )! 4. Buktikan bila kawat ukur serba sama, maka didapat persamaan seperti di bawah ini! L2 R2 L1 R 1 5. Apa guna galvanometer? Jelaskan prinsip kerjanya! 6. Apa yang dimaksud dengan rangkaian seri dan paralel? Gambar rangkaiannya dan berilah tanda kutub-kutub negatif dan positif! Bagaimana mencari hambatan penggantinya! 7. Apa guna komutator? Jelaskan cara kerjanya! 8. Berikan definisi 1 ampere yang berhubungan dengan percobaan ini?

16 VI. PERCOBAAN YANG HARUS DILAKUKAN 1. Catatlah suhu ruang dan tekanan ruang ( sebelum dan sesudah percobaan ). 2. Susun rangkaian seperti pada gambar ( 2 ), komutator K tetap terbuka dan belum dihubungkan dengan sumber arus. 3. Setelah rangkaian diperiksa oleh asisten, barulah komutator dihubungkan dengan sumber arus. 4. Tentukan besar hambatan resistor box. 5. Arus mula-mula dipasang minimum dengan cara mengatur hambatan pengatur yang ada di dalam sumber arus atau tegangan yang terkecil. 6. Buat arus menjadi lebih besar sedikit demi sedikit, atur kontak geser D sehingga galvanometer menunjukkan angka nol. 7. Catat panjang L 1 dan L Ganti arah arus dengan mengubah kedudukan komutator K. Ulangi langkah percobaan 4 s/d Tukar letak R B dan R X ( R B terletak pada tempat R X semula ). 10. Ulangi langkah percobaan 2 s/d 6 untuk kedudukan ini. 11. Ulangi langkah percobaan 2 s/d 8 untuk R X yang lain. 12. Ulangi langkah percobaan 2 s/d 8 untuk tiga R X yang dihubung seri. 13. Ulangi langkah percobaan 2 s/d 8 untuk tiga R X yang dihubung paralel.

17 VII. DATA PENGAMATAN MODUL II (JEMBATAN WHEATSTONE) KELOMPOK : P awal : P akhir : JURUSAN : T awal : T akhir : Sisi Tahanan R B Kedudukan D R X (Ω) Sebelum Komutasi Sesudah Komutasi Sebelum Sesudah Sisi Sisi (Ω) L 1 (cm) L 2 (cm) L 1 (cm) L 2 (cm) Komutasi Komutasi I II III IV V VI VII VIII IX R B R X1 R B R X2 R B R X3 R B R Xseri R B R Xparalel R X1 R B R X2 R B R X3 R B R Xseri R B R Xparalel R B Tanggal Pengambilan Data : Nama Asisten : Tanda Tangan Asisten : VIII. TUGAS AKHIR DAN PERTANYAAN 1. Gambarlah rangkaian Jembatan Wheatstone! 2. Hitung harga masing-masing R X dengan persamaan ( 3 ) dan ( 4 )! 3. Hitung R X dalam keadaan seri menurut teori ( rumus rangkaian seri )! 4. Hitung R X dalam keadaan paralel menurut teori ( rumus rangkaian paralel )! 5. Hitung R X dalam keadaan seri menurut hasil percobaan dengan persamaan ( 3 ) dan ( 4 )! 6. Hitung R X dalam keadaan paralel menurut hasil percobaan dengan persamaan ( 3 ) dan ( 4 )! 7. Bandingkan hasil pertanyaan no. 3 dengan pertanyaan no. 5! 8. Bandingkan hasil pertanyaan no. 4 dengan pertanyaan no. 6! 9. Jika sumber arus diperbesar, ketelitian akan menjadi besar. Mengapa demikian? Jelaskan! 10. Apa guna dawai hambatan geser di dalam percobaan ini?

18 MODUL III RESONANSI LISTRIK I. TUJUAN 1. Mengamati adanya gejala resonansi dalam rangkaian arus bolak-balik. 2. Menentukan besar tahanan dan induksi diri dari pada induktor. II. ALAT DAN PERLENGKAPAN 1. Sumber tegangan ( AC ). 2. Induktor ( kumparan pemadam ). 3. Bangku kapasitor. 4. Multitester. 5. Amperemeter AC. 6. Kabel-kabel penghubung. III. TEORI A. Arus dan Tegangan Sinusoida Arus bolak-balik adalah arus yang bergantung pada waktu, bentuk umumnya merupakan fungsi sinusoida sehingga disebut arus sinusoida. Arus sinusoida ( fungsi cos / sin ) dapat dituliskan sebagai : I = I m sin ( t + o ) Dimana : I : arus sesaat I m : arus maksimum ( t + o ) : fasa : frekuensi sudut Sedangkan untuk tegangan dapat dituliskan sebagai : V = V m sin ( t + o ) Dimana : V : tegangan sesaat V m : tegangan maksimum

19 B. Fasor Keluaran R, L dan C Dalam analisa rangkaian umumnya digunakan diagram fasor ( phase vector ). Sesuai namanya maka arus atau tegangan dianggap sebagai besaran vektor fasa. Amplitudo sebagai besarnya sedangkan fasa sebagai sudut simpangnya. Penyederhanaan dapat dilakukan dengan peninjauan sudut t = 0, selanjutnya kita analisa tegangan keluaran dari R, L dan C jika dialiri arus sinusoida. 1. Resistor ( R ) Jika arus I = I m cos ( t ) dialiri pada resistor, maka tegangan keluaran V R dapat dianalisa dengan : Dimana : V R = I R = I m R cos ( t ) = V m cos ( t ) V m = I m R Terlihat bahwa fasor keluaran V R sefasa dengan masukannya. R Diagram fasor : I V R Gambar 1 2. Induktor ( L ) Jika arus I = I m cos ( t ) dialiri pada induktor, maka tegangan keluaran V L dapat dianalisa dengan hukum Faraday : di V L = - = L dt = - I m L cos ( t ) V L = I m L cos ( t ) = V m cos ( 2 t ) 2 Dimana : V m = I m L = I m X L

20 Terlihat bahwa fasor keluaran V L tertinggal 2 dari masukan. L Diagram fasor : V L I Gambar 2 3. Kapasitor ( C ) Jika arus I = I m cos ( t ) dialiri pada kapasitor, maka tegangan keluaran V C dapat dihitung dengan : Q 1 V C C i dt V C = I m 1 sin ( t ) = I m X C cos ( C t ) 2 V C = V m cos ( t ) 2 Dimana : V m = I m X C Terlihat bahwa fasor keluaran V C mendahului 2 dari masukan. C Diagram fasor : I V C Gambar 3 C. Rangkaian Seri K ( R, L ) dan C

21 K A B C L R AC ma Gambar 4. Rangkaian seri K(R,L) dan C Gambar 4 menunjukkan sebuah rangkaian listrik arus bolak-balik dengan susunan seri terdiri sebuah sumber tegangan arus bolak-balik, bangku kapasitor ( C ), induktor ( L ) dengan hambatan dalam ( R ) dan sebuah milliamperemeter ( ma ). Tegangan keluaran V AB = V R + V L + V C. Jika masukannya I = I m cos ( t ), maka tegangan keluarannya : V AB = Z I m cos ( t + ) Dengan : Z R 2 1 ( L ) C 2 1 ( L ) C tan 1...( 1 ) R Jadi jika masukan tegangannya adalah E ( besarnya tegangan efektif ) dan ( besarnya frekuensi sudut ) dari sumber tegangan arus bolak-balik, maka besarnya arus efektif I yang mengalir melalui rangkaian tersebut adalah : I eff E ( 2 ) R ( L ) C Dimana : R : besarnya tahanan ( ohm atau ) L : besarnya induksi diri dari induktor ( henry atau H ) C : besarnya kapasitansi dari kapasitor ( farad atau F )

22 I : kuat arus ( ampere atau A ) E : tegangan ( volt atau V ) : frekuensi sudut ( rad/s ) Jika C diubah-ubah besarnya, maka akan didapat harga I yang mencapai harga maksimum. Harga arus maksimum itu dicapai pada saat harga : C ( 3 ) 2 L Dan besarnya kuat arus : E I maks ( 4 ) R Rangkaian listrik dimana I mencapai maksimum dan harga C 1, disebut dalam keadaan 2 L resonansi seri. D. Rangkaian Paralel K ( R, L ) dan C K L R AC C ma Gambar 5. Rangkaian paralel K(R,L) dan C Gambar 5 menunjukkkan sebuah rangkaian arus bolak-balik dengan susunan paralel antara induktor beserta hambatannya ( K ) dengan kapasitor ( C ), kemudian disusun seri dengan milliamperemeter

23 ke sumber tegangan arus bolak-balik. Jika E tegangan efektif dari sumber tegangan, dengan cara serupa maka kuat arus efektifnya adalah : L C I E C... ( 5 ) R L Jika C diubah-ubah besarnya, maka akan didapat harga I yang mencapai harga minimum. Harga arus minimum itu dicapai pada saat harga : C ( 6 ) 2 2 R L L Dan besarnya kuat arus : Imin E R.... ( 7 ) R L Seperti halnya pada rangkaian seri, maka pada saat arus mencapai harga minimum, rangkaian disebut dalam keadaan resonansi paralel. IV. DAFTAR PUSTAKA 1. Sears-Zemansky, College Physics, Add. Wesley, Sears, Electricity and Magnetism 3. Tyler F, A Laboratory Manual of Physics V. TUGAS RUMAH 1. Apa yang dimaksud dengan resonansi listrik? 2. Apa yang dimaksud dengan reaktansi induktif? Apa simbol dan satuannya, serta bagaimana persamaannya! 3. Apa yang dimaksud dengan reaktansi kapasitif? Apa simbol dan satuannya, serta bagaimana persamaannya! 4. Apa yang dimaksud dengan impedansi? Apa simbol dan satuannya, serta bagaimana persamaannya!

24 5. Turunkan persamaan ( 1 ) dan ( 2 ) dengan pertolongan fasor beda tegangan R, L dan C yang dihubungkan secara seri? 6. Turunkan persamaan ( 3 ) dan ( 4 ) dari persamaan ( 2 )? 7. Jika harga C besar sekali, bagaimana harga kuat arus I pada rangkaian seri dan bagaimana pula untuk rangkaian paralel? 8. Jika harga C sama dengan nol, bagaimana harga I pada rangkaian seri dan bagaimana pula untuk rangkaian paralel? 9. Turunkan persamaan ( 5 ) dengan pertolongan diagram fasor kuat arus untuk rangkaian paralel dan beda potensial untuk rangkaian seri untuk R dan L? 10. Turunkan persamaan ( 6 ) dan ( 7 ) dari persamaan ( 5 )? VI. PERCOBAAN YANG HARUS DILAKUKAN * Catatlah suhu ruang dan tekanan ruang ( sebelum dan sesudah percobaan ). Catatan : 1. Pada percobaan ini tidak digunakan hambatan R yang khusus, melainkan R diambil dari kumparan induktornya ( induktor terdiri dari kumparan kawat dengan inti besi ). 2. Rangkaian bangku kapasitor biasanya seperti : C 1 C 2 C 3 C 4 Gambar 6. Rangkaian bangku kapasitor Jadi dengan menyusun paralel kapasitansinya dijumlahkan dari masing-masing kapasitor yang terpakai. Ada pula bangku kapasitor putar dimana kapasitansinya langsung jumlah tiap-tiap penunjukkan pemutarnya. 3. Pada setiap pengukuran baik arus searah maupun arus bolak-balik, selalu dipergunakan batas ukur yang terbesar kemudian berturut-turut dikecilkan. Demikian pula untuk tegangan. Pengukuran : 1. Ukur hambatan dalam dari induktor dengan multitester. 2. Bila ada ukurlah frekuensi tegangan bolak-balik dengan alat pengukur frekuensi lidah, bila tidak ada alat tersebut ambil saja 50 Hz. 3. Susun rangkaian seperti gambar 4. Sebelum dihubungkan dengan jala-jala listrik, laporkan dulu pada asisten. 4. Amati dan catat kuat arus I untuk beberapa harga C dimulai dengan nol sampai harga C terbesar ( tanya asisten ).

25 5. Pada suatu harga I tertentu, amati tegangan bolak-balik ujung-ujung tiap komponen dan tegangan output transformator. 6. Susun rangkaian seperti gambar 5. Ulangi langkah percobaan pengukuran 4 s/d 5. VII. DATA PENGAMATAN MODUL III (RESONANSI LISTRIK) KELOMPOK : P awal : P akhir : JURUSAN : T awal : T akhir : No. E RLC seri E RL paralel C I I (Volt) C ( F) (Ampere) Keterangan (Volt) C ( F) (Ampere) Keterangan V in = V in = V C = V C = V L = V L = V R = V R = R ind = R ind = V in = V in = V C = V C = V L = V L = V R = V R = R ind = R ind =

26 Tanggal Pengambilan Data : Nama Asisten : Tanda Tangan Asisten : VIII. TUGAS AKHIR DAN PERTANYAAN 1. Buat grafik antara kuat arus I terhadap kapasitansi C untuk rangkaian seri! 2. Demikian pula untuk rangkaian paralel! 3. Berdasarkan grafik di atas, tentukanlah harga-harga C resonansi dan I resonansi untuk rangkaian seri dan paralel! 4. Berapakah besar hambatan dalam dari induktor! 5. Hitung hambatan dalam R dan induktansi L dari induktor dengan menggunakan persamaan ( 3 ) dan ( 4 ) untuk resonansi seri dan persamaan ( 6 ) dan ( 7 ) untuk resonansi paralel! 6. Bandingkan harga R yang didapat dari hasil perhitungan pertanyaan no. 4 dengan pertanyaan no. 5! Jelaskan! 7. Dengan persamaan ( 5 ) tunjukkan bahwa grafik mendekati garis lurus, untuk harga C lebih besar dari pada C resonansi! 8. Sesuaikan pengamatan anda dengan hasil pertanyaan no.7! 9. Pada tiap-tiap pengukuran selalu terjadi penurunan tegangan. Jelaskan bagaimana hal ini dapat terjadi!

27 PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA GELOMBANG DAN OPTIK LABORATORIUM FISIKA SEKOLAH TINGGI TEKNIK-PLN JAKARTA

28 MODUL I KECEPATAN SUARA DI UDARA ( RESONANSI GELOMBANG BUNYI ) I. TUJUAN 1. Memahami peristiwa resonansi gelombang suara. 2. Menentukan kecepatan merambat gelombang suara di udara. 3. Menentukan frekuensi garpu tala. II. ALAT DAN PERLENGKAPAN 1. Tabung berskala beserta reservoir air. 2. Garpu-garpu tala dengan satu diantaranya diketahui frekuensinya. 3. Pemukul garputala. 4. Jangka sorong. III. TEORI Suatu gelombang diam ( standing wave ) merupakan perpaduan dua gelombang berlawanan arah yang terjadi pada suatu gelombang simpangan atau gelombang tekanan. Untuk mudahnya pandanglah gelombang diam pada gelombang simpangan. Dalam suatu tabung ujung yang tertutup merupakan simpul, karena pada ujung ini molekul-molekul udara tidak dapat bergerak bebas. Sedangkan ujung tabung yang terbuka merupakan perut karena pada ujung-ujung ini molekul udara dapat bergerak dengan bebas. Oleh karena itu dalam peristiwa resonansi dalam tabung udara, panjang tabung merupakan kelipatan dari ¼. L L Gambar 1

29 L = ( 2n + 2 ) ( 4 1 ) Kedua ujung terbuka..... ( 1 ) L = ( 2n + 1 ) ( 4 1 ) Satu ujung tertutup.... ( 2 ) n = 0, 1, 2, 3, e L e L e Gambar 2 Sebenarnya perut simpangan tidak tepat pada ujung pipa, tetapi pada suatu jarak e = 0,6 R di luar pipa ( dimana R : jari-jari pipa ). Jadi rumus di atas menjadi : L = ( 2n + 2 ) ( 4 1 ) 2e Kedua ujung terbuka ( 3 ) L = ( 2n + 1 ) ( 4 1 ) e Satu ujung tertutup ( 4 ) n = 0, 1, 2, 3, Karena, = f v Dimana : v : kecepatan suara ( m/s ) f : frekuensi / bilangan getar ( Hz ) Maka rumus di atas menjadi :

30 v L = ( 2n + 2 ) ( 4 f ) 2e Kedua ujung terbuka ( 5 ) L = ( 2n + 1 ) ( v 4 f ) e Satu ujung tertutup.... ( 6 ) n = 0, 1, 2, 3, Dengan membuat grafik L dan n ( L sebagai fungsi dari pada n ), maka : a. Bila diketahui n, dapat dihitung v dan e b. Sebaliknya bila v sudah diketahui, maka n dapat dihitung ( setelah dikoreksi dengan e ) IV. DAFTAR PUSTAKA 1. Tyler, A Laboratory Manual of Physics, Sears-Zemansky, College Physics 3. Sutrisno, Fisika Dasar : Gelombang dan Optik, 1984 V. TUGAS RUMAH 1. Apa yang dimaksud dengan frekuensi ( f ) dan periode ( T )? 2. Apa yang dimaksud dengan getaran? 3. Apa yang menyebabkan benda dapat bergetar? 4. Apa yang dimaksud dengan gelombang? 5. Sebutkan macam-macam gelombang menurut arah rambatnya? Jelaskan dan gambarkan! 6. Sebutkan macam-macam gelombang menurut sumber terjadinya? Jelaskan! 7. Apa yang dimaksud dengan gelombang? 8. Tuliskan bentuk umum fungsi gelombang, dan tuliskan arti setiap simbol atau notasi yang anda gunakan? 9. Tuliskan hubungan dan perumusan fungsi gelombang tekan dan fungsi gelombang simpangan pada gelombang bunyi? 10. Tuliskan perumusan fungsi gelombang berdiri ( standing wave )?

31 VI. PERCOBAAN YANG HARUS DILAKUKAN Tabung gelas berskala Garpu tala Pemukul Reservoir air Gambar 3 1. Catatlah suhu ruang dan tekanan ruang ( sebelum dan sesudah percobaan ). 2. Ukurlah diameter dalam dari tabung gelas. 3. Aturlah letak permukaan air dalam tabung gelas ( pada skala tabung gelas ) dengan cara mengatur reservoir air, usahakan agar permukaan air di dalam tabung tinggi, dekat dengan ujung atas tabung. 4. Pukullah salah satu garpu tala ( misalnya yang diketahui frekuensinya ). Untuk menjamin keamanan tabung gelas, lakukanlah pemukulan ini jauh dari tabung. 5. Dekatkanlah garpu tala yang bergetar itu pada ujung atas tabung gelas ( tidak menyentuh ujung atas tabung gelas ). 6. Turunkan permukaan air ( dengan cara menurunkan reservoir air ) dengan perlahan-lahan sampai terjadi resonansi ( terdengar suara yang sangat keras ). 7. Untuk satu garpu tala, carilah semua tempat resonansi yang mungkin sepanjang tabung gelas. 8. Ulangi langkah percobaan 3 s/d 6 untuk memastikan letak resonansi pada tabung gelas, catat letak resonansi ( pada skala berapa ). 9. Ulangi langkah percobaan 3 s/d 8 untuk beberapa garpu tala yang lain.

32 DATA PENGAMATAN MODUL I (KECEPATAN SUARA DI UDARA) KELOMPOK : P awal : P akhir : JURUSAN : T awal : T akhir : No S (cm) X 1 (cm) X 2 (cm) X 3 (cm) X Rata-rata (cm) Tanggal Pengambilan Data : Nama Asisten : Tanda Tangan Asisten : TUGAS AKHIR DAN PERTANYAAN 1. Hitung faktor koreksi e dari diameter tabung gelas! 2. Buat grafik antara L ( panjang kolom udara ) dan n ( n = 0, 1, 2, 3, ) untuk tiap-tiap garpu tala! 3. Untuk garpu tala yang f -nya diketahui, hitunglah harga v! 4. Untuk garpu tala yang f -nya tidak diketahui, dengan nilai e dari no.1 dan nilai v dari no.3, hitunglah harga f! 5. Hitung harga v dengan rumus termodinamika! v = ( RT M ) 0,5 Dimana = 1,4 R = 8314 T : suhu ( K ) = ( t C ) K M ( udara ) = Hitung harga v dengan rumus di bawah! t C v = 331 ( ) 0,5 m/s 7. Bandingkan harga v dari pertanyaan no. 3, no. 6 dan no. 7! Berikan penjelasan!

33 MODUL II RUMUS-RUMUS LENSA IX. TUJUAN 1. Menentukan jarak fokus lensa tunggal. 2. Mengenal cacat bayangan aberasi. X. ALAT DAN PERLENGKAPAN 1. Bangku optik. 2. Celah sebagai benda ( berupa anak panah ). 3. Lampu. 4. Layar. 5. Lensa positif kuat ( ++ ) dan positif lemah ( + ). 6. Lensa negatif ( - ). XI. TEORI 1. Menentukan Jarak Fokus Lensa Positif Benda Q + f Layar P F O P Q S S Gambar 1 Sebuah benda PQ diletakkan di depan lensa positif, dan bayangan P Q yang terbentuk di belakang lensa dapat diamati pada sebuah layar. Jika M adalah perbesaran bayangan dari segitiga POQ dan P OQ, sudut POQ = P OQ maka : P'Q' S' M..... ( 1 ) PQ S

34 Jarak fokus lensa dapat dihitung dengan persamaan : 1 S' S f SS' atau f S'... ( 2 ) 1 M Cara lain untuk menentukan jarak fokus lensa positif adalah dengan cara Bessel ( lihat gambar 2 ). Benda I Layar S 1 S 1 II e S 2 S 2 L Gambar 2 Pada suatu jarak benda dan layar yang tertentu dapat diperoleh bayangan yang diperbesar dan diperkecil hanya dengan menggeser lensa saja. Maka jarak fokus : 2 2 L e f ( 3 ) 4L Dimana : f : jarak fokus lensa L : jarak benda ke layar e : jarak antara kedudukan lensa dimana didapat bayangan yang diperbesar dan diperkecil ( pada kedudukan tersebut berlaku S 1 = S 2 dan S 2 = S 1 )

35 2. Menentukan Jarak Fokus Lensa Negatif Lensa negatif hanya dapat membentuk bayangan nyata dari bayangan maya, untuk itu dipergunakan lensa positif untuk membentuk bayangan nyata. Bayangan pada layar yang dihasilkan oleh lensa positif merupakan benda untuk lensa negatif. Jarak lensa positif ke layar mula-mula ini merupakan jarak benda S ( gantikan posisi layar dengan lensa negatif ). Jika layar digeser akan membentuk bayangan yang jelas pada layar, maka jarak lensa negatif ke layar merupakan jarak bayangan S. Jarak fokusnya dapat dihitung dengan persamaan : 1 S' S f.. ( 4 ) SS' Benda Layar ++ - I II Gambar 3 3. Menentukan Jarak Fokus Lensa Gabungan Untuk lensa gabungan berlaku persamaan : 1 f 1 1 f1 f ( 5 ) Jadi bila f 1 dan f 2 diketahui, maka f dapat dicari, dengan asumsi bahwa tidak ada celah diantara kedua lensa. XII. DAFTAR PUSTAKA 1. Tyler, Edward Arnold, A Laboratory Manal Physics, Sears-Zemansky, College Physics, Add. Welswy, Sutrisno, Fisika Dasar : Gelombang dan Optik, 1984 XIII. TUGAS RUMAH 1. Tuliskan hubungan antara perbesaran dan jarak bayangan?

36 2. Bagaimanakah sifat dari lensa negatif? 3. Gambarkan 3 sinar istimewa pada lensa negatif? Jelaskan! 4. Bagaimanakah sifat dari lensa positif? 5. Gambarkan 3 sinar istimewa pada lensa positif? Jelaskan! 6. Turunkan persamaan ( 2 )? 7. Turunkan persamaan ( 5 )? 8. Apakah yang dimaksud dengan aberasi kromatis? 9. Apakah yang dimaksud dengan astigmatisme? XIV. PERCOBAAN YANG HARUS DILAKUKAN * Catatlah suhu ruang dan tekanan ruang ( sebelum dan sesudah percobaan ). A. Menentukan Fokus Lensa Positif Dengan Perbesarannya 1. Susun pada bangku optik berturut-turut celah bercahaya ( benda ), lensa positif dan layar. 2. Pertama kali gunakan lensa positif kuat ( ++ ). 3. Ukur jarak celah bercahaya ( benda ) ke lensa 4. Atur layar sehingga diperoleh bayangan yang nyata dan jelas pada layar. 5. Ukur jarak lensa ke layar ( bayangan ). 6. Hitung perbesarannya. 7. Lakukan ini untuk beberapa kali untuk jarak benda yang berlainan. 8. Ulangi langkah percobaan 3 s/d 7 untuk lensa positif lemah ( + ). Lensa + Lensa - Lampu Celah benda Lensa ++ Layar Gambar 4 B. Menentukan Fokus Lensa Positif Dengan Rumus Bessel 1. Susun seperti langkah A.1. di atas. 2. Pertama kali gunakan lensa positif kuat ( ++ ). 3. Atur jarak benda dan layar pada suatu jarak tertentu, catat jaraknya. 4. Geser lensa sehingga didapat bayangan yang diperbesar ( kedudukan I ), catat kedudukan ini.

37 5. Geser lensa ke arah layar maka akan terjadi bayangan yang diperkecil ( kedudukan II ), catat kedudukan ini. 6. Ulangi percobaan ini. 7. Ulangi langkah percobaan 3 s/d 6 untuk lensa positif lemah ( + ). C. Menentukan Jarak Fokus Lensa Gabungan 1. Gunakan data hasil percobaan A dan B. 2. Hitung fokus lensa gabungan dengan menggunakan persamaan ( 5 ), dengan jarak fokus lensa positif kuat ( ++ ) adalah f 1 dan jarak fokus lensa positif lemah ( + ) adalah f 2. D. Menentukan Jarak Fokus Lensa Negatif 1. Susun pada bangku optik celah bercahaya ( benda ), lensa positif kuat ( ++ ) dan layar. Atur lensa sehingga didapat bayangan nyata dan jelas. Catat jarak layar terhadap lensa positif kuat ( ++ ). 2. Gantikan posisi layar dengan lensa negatif ( - ). 3. Atur layar untuk memperoleh bayangan sejati. Catat jarak kedudukan lensa negatif dan layar. 4. Ulangi langkah percobaan 1 s/d 3 beberapa kali. XV. DATA PENGAMATAN MODUL II (RUMUS-RUMUS LENSA) KELOMPOK : P awal : P akhir : JURUSAN : T awal : T akhir : A. MENENTUKAN LENSA POSITIF DENGAN PERBESARANNYA S ++ S' ++ No S + (cm) S' + (cm) M + M ++ (cm) (cm)

38 B. MENENTUKAN FOKUS LENSA DENGAN RUMUS BESSEL No 1 Kedudukan I Kedudukan II Kedudukan I Kedudukan II S1 + (cm) S'1 + (cm) S1 + (cm) S'1 + (cm) S1 ++ (cm) S'1 ++ (cm) S1 ++ (cm) S'1 ++ (cm) C. MENENTUKAN JARAK FOKUS LENSA NEGATIF No L (cm) S (cm) S' (cm) Tanggal Pengambilan Data : Nama Asisten : Tanda Tangan Asisten : XVI. TUGAS AKHIR DAN PERTANYAAN 1. Gambarkan susunan benda, lensa dan layar untuk semua percobaan yang anda lakukan! 2. Hitung jarak fokus lensa positif kuat ( ++ ) dan lensa positif lemah ( + ) dengan persamaan ( 2 )! 3. Hitung jarak fokus lensa positif kuat ( ++ ) dan lensa positif lemah ( + ) dengan rumus Bessel! 4. Bandingkan hasil pertanyaan no. 2 dan no. 3! Jelaskan mana yang lebih baik! 5. Hitung jarak fokus lensa gabungan dengan menggunakan hasil perhitungan pertanyaan no. 2 dan 3! 6. Hitung jarak fokus lensa negatif! 7. Sebutkan sumber kesalahan yang terjadi pada percobaan!

39 MODUL III CINCIN NEWTON XVII. TUJUAN 1. Mengamati dan memahami peristiwa gelombang cahaya. 2. Menentukan panjang gelombang cahaya monokromatik ( bila jari-jari kelengkungan lensa diketahui ) atau mengukur kelengkungan lensa dengan menggunakan cincin Newton. XVIII. ALAT DAN PERLENGKAPAN 1. Sumber cahaya monokromatik. 2. Celah sumber cahaya. 3. Lensa plankonveks. 4. Keping gelas planparalel. 5. Teropong geser yang disertai nonius. 6. Kaca dengan cermin beserta statipnya. XIX. TEORI Lensa palnkonveks L diletakkan di atas keping gelas planparalel G, maka diantara L dan G terbentuk lapisan udara. Jika berkas cahaya yangg sejajar dan monokromatik datang tegak lurus pada permukaan yang datar dari lensa L, maka antara cahaya yang dipantulkan di P dan di Q akan terjadi interferensi. Interferensi tersebut dapat saling memperkuat ( konstruktif ) atau saling melemahkan ( destruktif ). Hal ini tergantung dari beda fasa dari cahaya-cahaya yang dipantulkan di P dan di Q. Beda fasa ini disebabkan karena adanya selisih lintasan dari cahaya yang dipantulkan di Q. R Cahaya L G O P Q d K X K Gambar 1

40 Interferensi yang konstruktif menghasilkan cincin-cincin yang terang, sedangkan interferensi yang destrtuktif menghasilkan cincin-cincin yang gelap dan disebut dengan cincin Newton. Untuk cincin-cincin yang gelap harus dipenuhi persamaan : 2d k = k..... ( 1 ) Untuk cincin-cincin yang terang harus dipenuhi persamaan : 2d k = ( 2k + 1 ) 2.. ( 2 ) Dimana : k : orde dari cincin dimulai dari titik O = 0, 1, 2, 3, d k :tebal lapisan udara pada cincin ke-k : panjang gelombang sinar cahaya dk Xk, persamaan ( 1 ) dapat dituliskan sebagai berikut : Xk 2R X k 2 = kr ( 3 ) Dimana X k adalah jari-jari cincin-cincin gelap yang ke-k. Untuk menghitung dengan teliti dapat dipakai selisih jari-jari 2 buah cincin, misalnya cincin yang ke-k dan cincin yang ke ( k + 4 ), maka didapatkan : 2 2 ( X ) X k 4 k ( 4 ) 4R X k dan X k + 4 dapat diukur, dan jika R diketahui maka dapat dihitung ( sebaliknya bila yang diketahui, maka R dapat dihitung ). XX. DAFTAR PUSTAKA Tyler F, A Laboratory Manual of Physics, Edward Arnold, 1967

41 XXI. TUGAS RUMAH 1. Buktikan persamaan ( 1 )? 2. Buktikan persamaan ( 2 )? 3. Buktikan persamaan ( 3 )? 4. Jika lapisan udara antara lensa L dan keping gelas G diganti dengan lapisan zat cair dengan indeks bias n, bagaimanakah bentuk persamaan ( 2 ) dan ( 3 )? 5. Pada pusat O ( lihat gambar 3 ) terjadi interferensi yang konstruktif atau destruktif? terangkan! 6. Bagaimana bentuk persamaan ( 4 ) untuk harga kombinasi lain, misalnya k dengan ( k + 3 ) dan sebagainya? 7. Berapa panjang gelombang sinar kuning lampu natrium dan apa satuannya? 8. Jelaskan perbedaan cahaya monokromatik dan polikromatik! XXII. PERCOBAAN YANG HARUS DILAKUKAN 1. Catatlah suhu ruang dan tekanan ruang ( sebelum dan sesudah percobaan ). 2. Susunlah alat-alat percobaan seperti gambar Nyalakan lampu Natrium yang dipergunakan sebagai sumber cahaya monokromatik. 4. Aturlah teropong supaya dapat dipergunakan untuk mengamati benda yang terletak ditempat tak terhingga, terlihat dengan jelas. 5. Aturlah letak cermin agar sinar-sinar datang pada permukaan datar dari lensa L betul-betul tegak lurus. Amati dulu tanpa teropong, apakah telah terbentuk cincin Newton. 6. Aturlah letak teropong agar dapat digunakan untuk mengamati cincin dengan jelas. 7. Usahakan agar cincin-cincin itu tengahnya berada di tengah-tengah daerah ukur teropong. Gambar 2

42 Pengamat Cermin datar Celah kolimator Teropong ukur Lampu Na Lensa L Keping gelas G Cermin interferensi yang tampak dari atas lensa Gambar 3 8. Pada kedudukan alas yang tetap, geserkan teropong dengan uliran yang tersedia sedemikian sehingga garis silang teropong berimpit dengan tepi kiri cincin paling kiri yang akan diamati. 9. Geser teropong dengan uliran sehingga garis silang teropong berimpit dengan tepi kiri cincin berikutnya. Dan seterusnya! 10. Dengan arah pergeseran yang tepat ke kanan, amati sekarang tepi kanan dari cincin yang sama. Catat kedudukan-kedudukan ini. 11. Ulangi lagi pengukuran seperti langkah percobaan 8 s/d 10, sekarang mulai dari tepi kanan cincin. Pengukuran dari kiri ke kanan dipisahkan dari pengukuran kanan ke kiri! Tanyakan pada asisten berapa jumlah cincin gelap yang harus diukur. 12. Carilah literatur panjang gelombang Natrium. 13. Lengkapilah tabel pengamatan dan perhitungannya. Catatan : Karena alat ukur / nonius sedikit longgar, maka kalau sekrup diputar sedikit teropong belum berpindah. Tidak mungkin membuat alat sederhana yang sangat teliti. Jadi dalam pengukuran hendaknya dilakukan dengan menggeser nonius hanya satu arah.

43 XXIII. DATA PENGAMATAN MODUL III (CINCIN NEWTON) KELOMPOK : P awal : P akhir : JURUSAN : T awal : T akhir : Kedudukan pusat cincin O = Cicin tepi tepi ke- kiri kanan 2 X k X k 2 X k X k+4 - X k 2 R Tanggal Pengambilan Data : Nama Asisten : Tanda Tangan Asisten : XXIV. TUGAS AKHIR DAN PERTANYAAN 1. Hitung diameter tiap-tiap cincin yang diamati! 2. Hitung jari-jari tiap-tiap cincin! 3. Ambil pasangan-pasangan cincin, misalnya cincin ke : k dengan k + 4 k +1 dengan k + 5 k + 2 dengan k + 6, dan seterusnya Kemudian hitung jari-jari kelengkungan lensa untuk masing-masing pasangan dengan persamaan ( 4 ). Gunakan tabel di atas untuk 1, 2 dan 3! 4. Hitung rata-rata jari-jari kelengkungan lensa! 5. Apakah akibatnya bila sinar-sinar datang tidak tegak lurus pada permukaan datar dari lensa L! Jelaskan! 6. Jika pada percobaan ini digunakan sinar putih, apakah yang akan terjadi! Jelaskan! 7. Mengapa cincin ke-0, 1, 2 dan 3 tidak digunakan dalam percobaan ini! Jelaskan! 8. Apa akibatnya bila pengamatan dilakukan dengan menggeser teropong ke arah kiri kemudian ke arah kanan!

44 SUBMODUL III SPEKTROMETER SEDERHANA I. TUJUAN Menentukan panjang gelombang spektrum gas. II. ALAT DAN PERLENGKAPAN 1. Spektrometer lengkap ( terdiri dari kolimator, teropong, jarum penunjuk skala, meja ). 2. Prisma. 3. Sumber cahaya ( lampu Hg ). 4. Sistem tegangan tinggi untuk lampu. III. TEORI Bila suatu sinar ( cahaya ) datang pada salah satu sisi prisma maka akan terjadi penguraian warna. Gejala ini disebut dengan dispersi cahaya. Hal ini dapat diamati melalui spektrometer. t C P T S M Keterangan gambar : S : sumber cahaya ( lampu Hg ) P : prisma t : celah M : meja spektrometer C : kolimator T : teropong Sumber cahaya yang digunakan berupa lampu gas yang diberi tegangan tinggi sehingga lampu akan memancarkan sinar-sinar dengan panjang gelombang yang spesifik tergantung jenis gas yang digunakan. Dengan meletakkan lampu gas ( lampu Hg ) di depan kolimator, maka sinar akan menuju ke arah salah satu prisma, akan membentuk spektrum pada sisi lain. Spektrum ini dapat diamati melalui teropong dan diketahui kedudukannya ( melalui skala ).

45 Bila spektrum diketahuhi panjang gelombangnya maka spektrometer dapat dikalibrasi, sehingga spektrum dapat digunakan untuk menentukan panjang gelombang spektrum zat yang belum diketahui. III. DAFTAR PUSTAKA Sears-Zemansky, College Physics IV. TUGAS RUMAH 1. Apa yang dimaksud dengan spektrum cahaya? 2. Jelaskan dan gambarkan proses terjadinya spektrum cahaya pada prisma? 3. Apa yang dimaksud dengan dispersi cahaya? 4. Sebutkan contoh dari dispersi cahaya? 5. Apakah fungsi kolimator? V. PERCOBAAN YANG HARUS DILAKUKAN 1. Catatlah suhu ruang dan tekanan ruang ( sebelum dan sesudah percobaan ). 2. Atur letak lampu di belakang celah kolimator supaya sinar dapat sampai ke prisma. 3. Nyalakan sumber cahaya ( lampu Hg ). 4. Atur letak dan lebar celah kolimator agar spektrum yang terjadi cukup tajam dan spektrum tampak bersama-sama dengan pembagian skala. 5. Atur posisi prisma sehingga didapat spektrum. 6. Jangan mengubah kedudukan prisma terhadap meja spektrum, hanya teropong yang berubah kedudukannya. 7. Mencatat kedudukan teropong untuk semua garis spektrum lampu Hg. 8. Matikan sumber cahaya.

46 VI. DATA PENGAMATAN MODUL IV (SPEKTROMETER SEDERHANA) KELOMPOK : P awal : P akhir : JURUSAN : T awal : T akhir : No Warna Sudut Intensitas No Warna ( ) 1 Merah Relatif 2 Kuning 1 Merah I 3 Hijau 2 Merah II 4 Biru 3 Kuning I 5 Violet 4 Kuning II 5 Hijau 6 Hijau Biru 7 Biru 8 Violet I 9 Violet II Tanggal Pengambilan Data : Nama Asisten : Tanda Tangan Asisten : VII. TUGAS AKHIR DAN PERTANYAAN 1. Jelaskan prinsip kerja spektrometer yang digunakan! 2. Buatlah grafik pada kertas milimeterblock antara skala kedudukan teropong terhadap panjang gelombang untuk spektrum Hg! 3. Hitunglah panjang gelombang spektrum Hg yang lain dengan mempergunakan grafik di atas! 4. Bandingkan hasil perhitungan pertanyaan no. 3 dengan harga-harga literatur, yaitu : 6234 o A, 6152 o A, 5790 o A, 5461 o A, 5025 o A, 4916 o A, 4358 o A, 4073 o A, 4047 o A!

PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK MAGNET, GELOMBANG DAN OPTIK JURUSAN S1 TEKNIK MESIN

PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK MAGNET, GELOMBANG DAN OPTIK JURUSAN S1 TEKNIK MESIN Nama :..... NIM :.... PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK MAGNET, GELOMBANG DAN OPTIK JURUSAN S1 TEKNIK MESIN LABORATORIUM FISIKA SEKOLAH TINGGI TEKNIK-PLN JAKARTA KAMPUS : Menara PLN, Jl. Lingkar Luar Barat,

Lebih terperinci

PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK DAN MAGNET JURUSAN D3 TEKNIK MESIN

PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK DAN MAGNET JURUSAN D3 TEKNIK MESIN Nama :..... NIM :.... PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK DAN MAGNET JURUSAN D3 TEKNIK MESIN LABORATORIUM FISIKA SEKOLAH TINGGI TEKNIK-PLN JAKARTA KAMPUS : Menara PLN, Jl. Lingkar Luar Barat, Duri Kosambi,

Lebih terperinci

PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK DAN MAGNET JURUSAN D3 TEKNIK MESIN

PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK DAN MAGNET JURUSAN D3 TEKNIK MESIN PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK DAN MAGNET JURUSAN D3 TEKNIK MESIN Nama :..... NIM :.... PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK DAN MAGNET JURUSAN D3 TEKNIK MESIN LABORATORIUM FISIKA SEKOLAH TINGGI TEKNIK-PLN

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 39 JAKARTA

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 39 JAKARTA PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 9 JAKARTA Jl. RA Fadillah Cijantung Jakarta Timur Telp. 840078, Fax 87794718 REMEDIAL ULANGAN TENGAH SEMESTER

Lebih terperinci

e. muatan listrik menghasilkan medan listrik dari... a. Faraday d. Lenz b. Maxwell e. Hertz c. Biot-Savart

e. muatan listrik menghasilkan medan listrik dari... a. Faraday d. Lenz b. Maxwell e. Hertz c. Biot-Savart 1. Hipotesis tentang gejala kelistrikan dan ke-magnetan yang disusun Maxwell ialah... a. perubahan medan listrik akan menghasilkan medan magnet b. di sekitar muatan listrik terdapatat medan listrik c.

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika Listrik Arus Bolak Balik - Latihan Soal Doc. Name: AR12FIS0699 Version: 2011-12 halaman 1 01. Suatu sumber tegangan bolak-balik menghasilkan tegangan sesuai dengan fungsi: v =140

Lebih terperinci

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan 1. Sebuah benda dengan massa 5 kg yang diikat dengan tali, berputar dalam suatu bidang vertikal. Lintasan dalam bidang itu adalah suatu lingkaran dengan jari-jari 1,5 m Jika kecepatan sudut tetap 2 rad/s,

Lebih terperinci

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan 1. Sebuah benda dengan massa 5 kg yang diikat dengan tali, berputar dalam suatu bidang vertikal. Lintasan dalam bidang itu adalah suatu lingkaran dengan jari-jari 1,5 m Jika kecepatan sudut tetap 2 rad/s,

Lebih terperinci

1. Persamaan keadaan gas ideal ditulis dalam bentuk = yang tergantung kepada : A. jenis gas B. suhu gas C. tekanan gas

1. Persamaan keadaan gas ideal ditulis dalam bentuk = yang tergantung kepada : A. jenis gas B. suhu gas C. tekanan gas 1. Persamaan keadaan gas ideal ditulis dalam bentuk = yang tergantung kepada : jenis gas suhu gas tekanan gas D. volume gas E. banyak partikel 2. Seorang anak duduk di atas kursi pada roda yang berputar

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika Listrik Arus Bolak-balik - Soal Doc. Name: RK13AR12FIS0401 Version: 2016-12 halaman 1 01. Suatu sumber tegangan bolak-balik menghasilkan tegangan sesuai dengan fungsi

Lebih terperinci

Fisika UMPTN Tahun 1986

Fisika UMPTN Tahun 1986 Fisika UMPTN Tahun 986 UMPTN-86-0 Sebuah benda dengan massa kg yang diikat dengan tali, berputar dalam suatu bidang vertikal. Lintasan dalam bidang itu adalah suatu lingkaran dengan jari-jari, m. Jika

Lebih terperinci

Kurikulum 2013 Kelas 12 SMA Fisika

Kurikulum 2013 Kelas 12 SMA Fisika Kurikulum 2013 Kelas 12 SA Fisika Persiapan UTS Semester Ganjil Doc. Name: K13AR12FIS01UTS Version : 2016-04 halaman 1 01. Suatu sumber bunyi bergerak dengan kecepatan 10 m/s menjauhi seorang pendengar

Lebih terperinci

MODUL MATA KULIAH PRAKTIKUM FISIKA (ESA 168)

MODUL MATA KULIAH PRAKTIKUM FISIKA (ESA 168) MODUL MATA KULIAH PRAKTIKUM FISIKA (ESA 168) UNIVERSITAS ESA UNGGUL 2018 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia-nya sehingga buku Modul

Lebih terperinci

ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2015 KELAS XII. Medan Magnet

ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2015 KELAS XII. Medan Magnet ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2015 KELAS XII gaya F. Jika panjang kawat diperpendek setengah kali semula dan kuat arus diperbesar dua kali semula, maka besar gaya yang dialami kawat adalah. Medan Magnet

Lebih terperinci

RESONANSI PADA RANGKAIAN RLC

RESONANSI PADA RANGKAIAN RLC ESONANSI PADA ANGKAIAN LC A. Tujuan 1. Mengamati adanya gejala resonansi dalam rangkaian arus bolaik-balik.. Mengukur resonansi pada rangkaian seri LC 3. Menggambarkan lengkung resonansi pada rangkaian

Lebih terperinci

I. BUNYI 1. Bunyi merambat pada besi dengan

I. BUNYI 1. Bunyi merambat pada besi dengan Mas efbe I. BUNYI 1. Bunyi merambat pada besi dengan 330 m/s, maka besar frekuensi klakson yang didengar pengendara motor kelajuan 5000 m/s. Jika massa jenis besi tersebut adalah 8 g/cm 3, maka besar modulus

Lebih terperinci

I. BUNYI 1. Bunyi merambat pada besi dengan

I. BUNYI 1. Bunyi merambat pada besi dengan Mas efbe I. BUNYI 1. Bunyi merambat pada besi dengan 330 m/s, maka besar frekuensi klakson yang didengar pengendara motor kelajuan 5000 m/s. Jika massa jenis besi tersebut adalah 8 g/cm 3, maka besar modulus

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika Persiapan UAS Doc. Name: K13AR12FIS01UAS Version: 2015-11 halaman 1 01. Seorang pendengar A berada di antara suatu sumber bunyi S yang menghasilkan bunyi berfrekuensi f dan tembok

Lebih terperinci

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J 1. Bila sinar ultra ungu, sinar inframerah, dan sinar X berturut-turut ditandai dengan U, I, dan X, maka urutan yang menunjukkan paket (kuantum) energi makin besar ialah : A. U, I, X B. U, X, I C. I, X,

Lebih terperinci

A. DISPERSI CAHAYA Dispersi Penguraian warna cahaya setelah melewati satu medium yang berbeda. Dispersi biasanya tejadi pada prisma.

A. DISPERSI CAHAYA Dispersi Penguraian warna cahaya setelah melewati satu medium yang berbeda. Dispersi biasanya tejadi pada prisma. Optika fisis khusus membahasa sifat-sifat fisik cahaya sebagai gelombang. Cahaya bersifat polikromatik artinya terdiri dari berbagai warna yang disebut spektrum warna yang terdiri dai panjang gelombang

Lebih terperinci

Dibuat oleh invir.com, dibikin pdf oleh

Dibuat oleh invir.com, dibikin pdf oleh 1. Energi getaran selaras : A. berbanding terbalik dengan kuadrat amplitudonya B. berbanding terbalik dengan periodanya C. berbanding lurus dengan kuadrat amplitudonya. D. berbanding lurus dengan kuadrat

Lebih terperinci

DESKRIPSI PEMELAJARAN - FISIKA

DESKRIPSI PEMELAJARAN - FISIKA DESKRIPSI PEMELAJARAN MATA DIKLAT : FISIKA TUJUAN : 1. Mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap lingkungan alam dan sekitarnya 2. Mmengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR Diberikan Tanggal :. Dikumpulkan Tanggal : Induksi Elektromagnet Nama : Kelas/No : / - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS BOLAK-BALIK Induksi

Lebih terperinci

PROBLEM SOLVING INDUKTANSI DIRI

PROBLEM SOLVING INDUKTANSI DIRI PROBLEM SOLVING INDUKTANSI DIRI Kemampuan yang dikembangkan: - Mampu menyusun rangkaian jembatan Wheatstone - Menjelaskan sifat rangkaian jembatan Wheatstone - Mampu menyusun rangkaian LR seri - Mampu

Lebih terperinci

KUMPULAN SOAL UJIAN NASIONAL DAN SPMB

KUMPULAN SOAL UJIAN NASIONAL DAN SPMB . Cahaya adalah gelombang elektromagnetik yang mempunyai sifatsifat. ) merupakan gelombang medan listrik dan medan magnetik ) merupakan gelombang longitudinal ) dapat dipolarisasikan ) rambatannya memerlukan

Lebih terperinci

Xpedia Fisika. Optika Fisis - Soal

Xpedia Fisika. Optika Fisis - Soal Xpedia Fisika Optika Fisis - Soal Doc. Name: XPFIS0802 Version: 2016-05 halaman 1 01. Gelombang elektromagnetik dapat dihasilkan oleh. (1) muatan listrik yang diam (2) muatan listrik yang bergerak lurus

Lebih terperinci

SPEKTROMETER. I. TUJUAN UMUM Setelah mengikuti praktikum ini, mahasiswa akan mampu menggunakan spectrometer untuk menentukan panjang gelombang cahaya

SPEKTROMETER. I. TUJUAN UMUM Setelah mengikuti praktikum ini, mahasiswa akan mampu menggunakan spectrometer untuk menentukan panjang gelombang cahaya SPEKTROMETER I. TUJUAN UMUM Setelah mengikuti praktikum ini, mahasiswa akan mampu menggunakan spectrometer untuk menentukan panjang gelombang cahaya II. TUJUAN KHUSUS 1.Mengungkapkan prinsip kerja spectrometer

Lebih terperinci

Kumpulan Soal Fisika Dasar II. Universitas Pertamina ( , 2 jam)

Kumpulan Soal Fisika Dasar II. Universitas Pertamina ( , 2 jam) Kumpulan Soal Fisika Dasar II Universitas Pertamina (16-04-2017, 2 jam) Materi Hukum Biot-Savart Hukum Ampere GGL imbas Rangkaian AC 16-04-2017 Tutorial FiDas II [Agus Suroso] 2 Hukum Biot-Savart Hukum

Lebih terperinci

ANALISIS RANGKAIAN RLC ARUS BOLAK-BALIK

ANALISIS RANGKAIAN RLC ARUS BOLAK-BALIK ANALISIS RANGKAIAN RLC ARUS BOLAK-BALIK 1. Tujuan Menera skala induktor variabel, mengamati keadaan resonansi dari rangkaian seri RLC arus bolak-balik, dan menera kapasitan dengan metode jembatan wheatstone.

Lebih terperinci

SANGAT RAHASIA. 30 o. DOKUMEN ASaFN 2. h = R

SANGAT RAHASIA. 30 o. DOKUMEN ASaFN 2. h = R DOKUMEN ASaFN. Sebuah uang logam diukur ketebalannya dengan menggunakan jangka sorong dan hasilnya terlihat seperti pada gambar dibawah. Ketebalan uang tersebut adalah... A. 0,0 cm B. 0, cm C. 0, cm D.

Lebih terperinci

Kemampuan yang dibangun dalam laboratorium inquiry : Mampu menyusun rangkaian jembatan Wheatstone Menjelaskan sifat rangkaian jembatan Wheatstone Mamp

Kemampuan yang dibangun dalam laboratorium inquiry : Mampu menyusun rangkaian jembatan Wheatstone Menjelaskan sifat rangkaian jembatan Wheatstone Mamp LABORATORIUM INQUIRY JEMBATAN WHEATSTONE DAN RANGKAIAN LR SERI Kemampuan yang dibangun dalam laboratorium inquiry : Mampu menyusun rangkaian jembatan Wheatstone Menjelaskan sifat rangkaian jembatan Wheatstone

Lebih terperinci

SPMB/Fisika/UMPTN Tahun 1992

SPMB/Fisika/UMPTN Tahun 1992 1. Akibat rotasi bumi, keadaan Ida yang bermassa a dan ada di Bandung, dan David yang bermassa a dan ada di London, akan sama dalam hal... A. laju linearnya B. kecepatan linearnya C. gaya gravitasi buminya

Lebih terperinci

Fisika EBTANAS Tahun 1996

Fisika EBTANAS Tahun 1996 Fisika EBTANAS Tahun 1996 EBTANAS-96-01 Di bawah ini yang merupakan kelompok besaran turunan A. momentum, waktu, kuat arus B. kecepatan, usaha, massa C. energi, usaha, waktu putar D. waktu putar, panjang,

Lebih terperinci

D. (1) dan (3) E. (2)

D. (1) dan (3) E. (2) 1. Perhatikan gambar percobaan vektor gaya resultan dengan menggunakan 3 neraca pegas berikut ini : Yang sesuai dengan rumus vektor gaya resultan secara analisis adalah gambar... A. (1), (2) dan (3) B.

Lebih terperinci

RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK.

RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK. Arus Bolak-balik RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK. Dalam pembahasan yang terdahulu telah diketahui bahwa generator arus bolakbalik sebagai sumber tenaga listrik yang mempunyai GGL : E E sinω t Persamaan di atas

Lebih terperinci

D. 75 cm. E. 87 cm. * Pipa organa terbuka :

D. 75 cm. E. 87 cm. * Pipa organa terbuka : 1. Pada suatu hari ketika laju rambat bunyi sebesar 345 m/s, frekuensi dasar suatu pipa organa yang tertutup salah satu ujungnya adalah 220 Hz. Jika nada atas kedua pipa organa tertutup ini panjang gelombangnya

Lebih terperinci

D. 85 N E. 100 N. Kunci : E Penyelesaian : Kita jabarkan ketiga Vektor ke sumbu X dan dan sumbu Y, lihat gambar di bawah ini :

D. 85 N E. 100 N. Kunci : E Penyelesaian : Kita jabarkan ketiga Vektor ke sumbu X dan dan sumbu Y, lihat gambar di bawah ini : 1. Tiga buah vektor gaya masing-masing F 1 = 30 N, F 2 = 70 N, dan F 3 = 30 N, disusun seperti pada gambar di atas. Besar resultan ketiga vektor tersebut adalah... A. 0 N B. 70 N C. 85 N D. 85 N E. 100

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika UTS Fisika Latihan 2 Kelas 12 Doc. Name: AR12FIS02UTS Version: 2014-10 halaman 1 01. Gelombang transversal pada tali horizontal dengan panjang gelombang 8 m merambat dengan kelajuan

Lebih terperinci

LATIHAN UJIAN NASIONAL

LATIHAN UJIAN NASIONAL LATIHAN UJIAN NASIONAL 1. Seorang siswa menghitung luas suatu lempengan logam kecil berbentuk persegi panjang. Siswa tersebut menggunakan mistar untuk mengukur panjang lempengan dan menggunakan jangka

Lebih terperinci

ANALISIS RANGKAIAN RLC

ANALISIS RANGKAIAN RLC ab Elektronika ndustri Fisika. AUS A PADA ESSTO ANASS ANGKAAN Jika sebuah resistor dilewati arus A sebesar maka pada resistor akan terdapat tegangan sebesar r. Sehingga jika arus membesar maka tegangan

Lebih terperinci

Gambar 3. (a) Diagram fasor arus (b) Diagram fasor tegangan

Gambar 3. (a) Diagram fasor arus (b) Diagram fasor tegangan RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK Arus bolak-balik atau Alternating Current (AC) yaitu arus listrik yang besar dan arahnya yang selalu berubah-ubah secara periodik. 1. Sumber Arus Bolak-balik Sumber arus bolak-balik

Lebih terperinci

INDUKTANSI DIRI KELOMPOK : ASEP SAEPUDIN (060347) DEDI HERMAWAN ( ) DENI MOH BUDIMAN (054115)

INDUKTANSI DIRI KELOMPOK : ASEP SAEPUDIN (060347) DEDI HERMAWAN ( ) DENI MOH BUDIMAN (054115) INDUKTANSI DIRI KELOMPOK : ASEP SAEPUDIN (060347) DEDI HERMAWAN (0605673) DENI MOH BUDIMAN (054115) LELIAN E MATITAMOLE (054082) NAWAL UBAID SALIM (060235) NIA NURHAYATI (0605671) SUDARMAN (0605653) YOGA

Lebih terperinci

iammovic.wordpress.com PEMBAHASAN SOAL ULANGAN AKHIR SEKOLAH SEMESTER 1 KELAS XII

iammovic.wordpress.com PEMBAHASAN SOAL ULANGAN AKHIR SEKOLAH SEMESTER 1 KELAS XII PEMBAHASAN SOAL ULANGAN AKHIR SEKOLAH SEMESTER 1 KELAS XII - 014 1. Dari besaran fisika di bawah ini, yang merupakan besaran pokok adalah A. Massa, berat, jarak, gaya B. Panjang, daya, momentum, kecepatan

Lebih terperinci

D. 6,25 x 10 5 J E. 4,00 x 10 6 J

D. 6,25 x 10 5 J E. 4,00 x 10 6 J 1. Besarnya usaha untuk menggerakkan mobil (massa mobil dan isinya adalah 1000 kg) dari keadaan diam hingga mencapai kecepatan 72 km/jam adalah... (gesekan diabaikan) A. 1,25 x 10 4 J B. 2,50 x 10 4 J

Lebih terperinci

Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2004

Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2004 Fisika Ujian Akhir Nasional ahun 2004 UAN-04-01 Persamaan gas ideal memenuhi persamaan PV = C, dimana C adalah konstanta. Dimensi dari konstanta C A. M L 1 2 θ 1 B. M L 2 2 θ 1 C. M L 2 1 θ 1 D. M L 2

Lebih terperinci

DESKRIPSI PEMELAJARAN - FISIKA

DESKRIPSI PEMELAJARAN - FISIKA MATA DIKLAT : FISIKA TUJUAN : 1. Mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap lingkungan alam dan sekitarnya 2. Mmengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap

Lebih terperinci

Interferensi Cahaya. Agus Suroso Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung

Interferensi Cahaya. Agus Suroso Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung Interferensi Cahaya Agus Suroso (agussuroso@fi.itb.ac.id) Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung Agus Suroso (FTETI-ITB) Interferensi Cahaya 1 / 39 Contoh gejala interferensi

Lebih terperinci

drimbajoe.wordpress.com

drimbajoe.wordpress.com 1. Suatu bidang berbentuk segi empat setelah diukur dengan menggunakan alat ukur yang berbeda, diperoleh panjang 5,45 cm, lebar 6,2 cm, maka luas pelat tersebut menurut aturan penulisan angka penting adalah...

Lebih terperinci

PENUNTUN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II (FAKULTAS MIPA) PENYUSUN SANDRA, S.Si, M.Si SABHAN, S.SI, M.Si

PENUNTUN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II (FAKULTAS MIPA) PENYUSUN SANDRA, S.Si, M.Si SABHAN, S.SI, M.Si PENUNTUN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II (FAKULTAS MIPA) PENYUSUN SANDRA, S.Si, M.Si SABHAN, S.SI, M.Si UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT) LABORATORIUM DASAR UNIVERSITAS TADULAKO PALU 2013 KATA PENGANTAR Ketersediaan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMA TRY OUT UJIAN NASIONAL 2010

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMA TRY OUT UJIAN NASIONAL 2010 PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMA TRY OUT UJIAN NASIONAL 200 Mata Pelajaran : Fisika Kelas : XII IPA Alokasi Waktu : 20 menit

Lebih terperinci

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2007

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2007 1. Suatu segi empat setelah diukur dengan menggunakan alat yang berbeda panjang 0,42 cm, lebar 0,5 cm. Maka luas segi empat tersebut dengan penulisan angka penting 2. adalah... A. 0,41 B. 0,21 C. 0,20

Lebih terperinci

JEMBATAN WHEATSTONE. I. TUJUAN Menentukan besarnya suatu hambatan dengan metode jembatan Wheatstone.

JEMBATAN WHEATSTONE. I. TUJUAN Menentukan besarnya suatu hambatan dengan metode jembatan Wheatstone. JEMBATAN WHEATSTONE I. TUJUAN Menentukan besarnya suatu hambatan dengan metode jembatan Wheatstone. I. DASAR TEORI I.1 Arus Listrik - Arus listrik adalah aliran partikel-partikel bermuatan listrik - Arah

Lebih terperinci

SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1984

SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1984 SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1984 BAGIAN KEARSIPAN SMA DWIJA PRAJA PEKALONGAN JALAN SRIWIJAYA NO. 7 TELP (0285) 426185) 1. Besarnya usaha untuk menggerakkan mobil

Lebih terperinci

KISI-KISI PENULISAN SOAL FISIKA SMA KELAS XII IPA ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL SMA NEGERI 16 SURABAYA

KISI-KISI PENULISAN SOAL FISIKA SMA KELAS XII IPA ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL SMA NEGERI 16 SURABAYA KISI-KISI PENULISAN SOAL FISIKA SMA KELAS XII IPA ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL SMA NEGERI 16 SURABAYA No 1. 1. Menerapkan konsep dan prinsip gejala gelombang dalam menyelesaikan masalah Y = A sin ( t kx)

Lebih terperinci

SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996

SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996 SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996 BAGIAN KEARSIPAN SMA DWIJA PRAJA PEKALONGAN JALAN SRIWIJAYA NO. 7 TELP (0285) 426185) 1. Sebuah benda berubah gerak secara beraturan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kupang, September Tim Penyusun

KATA PENGANTAR. Kupang, September Tim Penyusun KATA PENGANTAR Puji syukur tim panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-nya tim bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Optika Fisis ini. Makalah ini diajukan guna memenuhi

Lebih terperinci

1. Persamaan keadaan gas ideal ditulis dalam bentuk = yang tergantung kepada : A. jenis gas B. suhu gas C. tekanan gas Kunci : E Penyelesaian :

1. Persamaan keadaan gas ideal ditulis dalam bentuk = yang tergantung kepada : A. jenis gas B. suhu gas C. tekanan gas Kunci : E Penyelesaian : 1. Persamaan keadaan gas ideal ditulis dalam bentuk = yang tergantung kepada : A. jenis gas B. suhu gas C. tekanan gas D. volume gas E. banyak partikel 2. Seorang anak duduk di atas kursi pada roda yang

Lebih terperinci

D. 0,87 A E. l A. Bila Y merupakan simpangan vertikal dari sebuah benda yang melakukan gerak harmonis sederhana dengan amplitudo A, maka :

D. 0,87 A E. l A. Bila Y merupakan simpangan vertikal dari sebuah benda yang melakukan gerak harmonis sederhana dengan amplitudo A, maka : 1. Apabila sebuah benda bergerak dalam bidang datar yang kasar, maka selama gerakannya... A. gaya normal tetap, gaya gesekan berubah B. gaya normal berubah, gaya gesekan tetap C. gaya normal dan gaya gesekan

Lebih terperinci

UN SMA IPA 2008 Fisika

UN SMA IPA 2008 Fisika UN SMA IPA 2008 Fisika Kode Soal P67 Doc. Name: UNSMAIPA2008FISP67 Doc. Version : 2011-06 halaman 1 01. Tebal pelat logam diukur dengan mikrometer skrup seperti gambar Tebal pelat logam adalah... (A) 4,85

Lebih terperinci

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996 ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996 BAGIAN KEARSIPAN SMA DWIJA PRAJA PEKALONGAN JALAN SRIWIJAYA NO. 7 TELP (0285) 426185) 1. Kelompok besaran berikut yang merupakan besaran

Lebih terperinci

Arus Bolak Balik. Arus Bolak Balik. Agus Suroso Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung

Arus Bolak Balik. Arus Bolak Balik. Agus Suroso Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung (agussuroso@fi.itb.ac.id) Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung Materi 1 Sumber arus bolak-balik (alternating current, AC) 2 Resistor pada rangkaian AC 3 Induktor

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - GELOMBANG ELEKTROMAGNET - G ELO MB ANG ELEK TRO M AG NETIK

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - GELOMBANG ELEKTROMAGNET - G ELO MB ANG ELEK TRO M AG NETIK LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR Diberikan Tanggal :. Dikumpulkan Tanggal : Nama : Kelas/No : / Elektromagnet - - GELOMBANG ELEKTROMAGNET - G ELO MB ANG ELEK TRO M AG NETIK Interferensi Pada

Lebih terperinci

Latihan Soal Uas Fisika SMK Teknologi

Latihan Soal Uas Fisika SMK Teknologi Latihan Soal Uas Fisika SMK Teknologi Oleh Tenes Widoyo M.Pd. Paket 01 1. Besaran yang dimensinya ML 2 L -2 adalah. A. Tekanan B. Usaha C. Impuls D. Momentum E. Kecepatan 2. Dua buah vektor A dan B besarnya

Lebih terperinci

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS Muatan Diskrit LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS 1. Ada empat buah muatan titik yaitu Q 1, Q 2, Q 3 dan Q 4. Jika Q 1 menarik Q 2, Q 1 menolak Q 3 dan Q 3 menarik Q 4 sedangkan Q 4 bermuatan negatif,

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika Optika Fisis - Latihan Soal Doc Name: AR12FIS0399 Version : 2012-02 halaman 1 01. Gelombang elektromagnetik dapat dihasilkan oleh. (1) Mauatan listrik yang diam (2) Muatan listrik

Lebih terperinci

UN SMA IPA 2008 Fisika

UN SMA IPA 2008 Fisika UN SMA IPA 008 Fisika Kode Soal P67 Doc. Version : 0-06 halaman 0. Tebal pelat logam diukur dengan mikrometer skrup seperti gambar Tebal pelat logam adalah... (A) 4,8 mm (B) 4,90 mm (C) 4,96 mm (D) 4,98

Lebih terperinci

PAKET UJIAN NASIONAL Pelajaran : FISIKA Waktu : 120 Menit

PAKET UJIAN NASIONAL Pelajaran : FISIKA Waktu : 120 Menit PAKET UJIAN NASIONAL Pelajaran : FISIKA Waktu : 20 Menit Pilihlah salah satu jawaban yang tepat! Jangan lupa Berdoa dan memulai dari yang mudah.. Diameter dalam sebuah silinder diukur menggunakan jangka

Lebih terperinci

Copyright all right reserved

Copyright  all right reserved Latihan Soal UN SMA / MA 2011 Program IPA Mata Ujian : Fisika Jumlah Soal : 20 1. Gas helium (A r = gram/mol) sebanyak 20 gram dan bersuhu 27 C berada dalam wadah yang volumenya 1,25 liter. Jika tetapan

Lebih terperinci

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018. Departemen Fisika - Wardaya College

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018. Departemen Fisika - Wardaya College Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018-1. Hambatan listrik adalah salah satu jenis besaran turunan yang memiliki satuan Ohm. Satuan hambatan jika

Lebih terperinci

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS Muatan Diskrit LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS 1. Dua buah bola bermuatan sama (2 C) diletakkan terpisah sejauh 2 cm. Gaya yang dialami oleh muatan 1 C yang diletakkan di tengah-tengah kedua muatan adalah...

Lebih terperinci

Fisika EBTANAS Tahun 1997

Fisika EBTANAS Tahun 1997 Fisika EBTANAS Tahun 997 EBTANAS-97-0 Perhatikan gambar percobaan vektor gaya resultan r r r R = F + F dengan menggunakan neraca pegas berikut ini () () () α α α Yang sesuai dengan rumus vektor gaya resultan

Lebih terperinci

Mekanika (interpretasi grafik GLB dan GLBB) 1. Diberikan grafik posisi sebuah mobil terhadap waktu yang melakukan gerak lurus sebagai berikut: X

Mekanika (interpretasi grafik GLB dan GLBB) 1. Diberikan grafik posisi sebuah mobil terhadap waktu yang melakukan gerak lurus sebagai berikut: X Pengukuran, Besaran dan Satuan: 1. Besi mempunyai massa jenis 7,86 kg/m 3. Tentukan volume sepotong besi yang massanya 3,93 g. A. 0,5 cm 3 B. 0,5 m 3 C. 2,0 cm 3 D. 2,0 m 3 (hubungan besaran pokok dan

Lebih terperinci

Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003

Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003 Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003 UAN-03-01 Perhatikan tabel berikut ini! No. Besaran Satuan Dimensi 1 Momentum kg. ms 1 [M] [L] [T] 1 2 Gaya kg. ms 2 [M] [L] [T] 2 3 Daya kg. ms 3 [M] [L] [T] 3 Dari

Lebih terperinci

Fisika Sipem,aru Tahun 1981

Fisika Sipem,aru Tahun 1981 Fisika Sipem,aru Tahun 1981 SIPENMARU-81-01 Efek mana yang hanya ditunjukkan oleh gelombang transversal A. difraksi B. pelayangan C. interferensi D. efek doppler E. polarisasi SIPENMARU-81-02 Grafik antara

Lebih terperinci

jawaban : Jadi pada grafik V terhadap t sumbu Vv = o sedangkan pada sumbu t,t = 0 grafik yang benar adalah grafik D. Jawab: D

jawaban : Jadi pada grafik V terhadap t sumbu Vv = o sedangkan pada sumbu t,t = 0 grafik yang benar adalah grafik D. Jawab: D UMPTN 1996 FISIKA 1. Sebuah benda berubag gerak secara beraturan dari kecepatan m/s sampai diam, jarak yang dicapainya adalah 1 meter. Gerak benda itu dapat ditunjukkan oleh grafik kecepatan (v) terhadap

Lebih terperinci

CAHAYA. CERMIN. A. 5 CM B. 10 CM C. 20 CM D. 30 CM E. 40 CM

CAHAYA. CERMIN. A. 5 CM B. 10 CM C. 20 CM D. 30 CM E. 40 CM CAHAYA. CERMIN. A. 5 CM B. 0 CM C. 20 CM D. 30 CM E. 40 CM Cahaya Cermin 0. EBTANAS-0-2 Bayangan yang terbentuk oleh cermin cekung dari sebuah benda setinggi h yang ditempatkan pada jarak lebih kecil

Lebih terperinci

Fisika EBTANAS Tahun 2000

Fisika EBTANAS Tahun 2000 Fisika EBTANAS Tahun 000 EBTANAS-00-01 Perhatikan tabel berikut ini! No. Besaran Satuan Dimensi 1 Momentum kg m s 1 M L T 1 Gaya kg m s M L T 3 Daya kg m s 3 M L T 3 Dari tabel di atas yang mempunyai satuan

Lebih terperinci

SOAL BABAK PEREMPAT FINAL OLIMPIADE FISIKA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

SOAL BABAK PEREMPAT FINAL OLIMPIADE FISIKA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG SOAL BABAK PEREMPAT FINAL OLIMPIADE FISIKA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG Tingkat Waktu : SMP/SEDERAJAT : 100 menit 1. Jika cepat rambat gelombang longitudinal dalam zat padat adalah = y/ dengan y modulus

Lebih terperinci

SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PAKET 1

SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PAKET 1 SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PAKET 1 1. Terhadap koordinat x horizontal dan y vertikal, sebuah benda yang bergerak mengikuti gerak peluru mempunyai komponen-komponen

Lebih terperinci

LEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : FISIKA Sat. Pendidikan : SMA/MA Kelas / Program : XII ( DUA BELAS )

LEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : FISIKA Sat. Pendidikan : SMA/MA Kelas / Program : XII ( DUA BELAS ) LEMBARAN SOAL Mata Pelajaran : FISIKA Sat. Pendidikan : SMA/MA Kelas / Program : XII ( DUA BELAS ) PETUNJUK UMUM 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan 2. Periksa dan bacalah

Lebih terperinci

MODUL FISIKA. TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK (AC) DISUSUN OLEH : NENIH, S.Pd SMA ISLAM PB. SOEDIRMAN

MODUL FISIKA. TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK (AC) DISUSUN OLEH : NENIH, S.Pd SMA ISLAM PB. SOEDIRMAN MODUL ISIKA TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK (AC) DISUSUN OLEH : NENIH, S.Pd SMA ISLAM PB. SOEDIRMAN TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK (AC) 1. SUMBER TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK Sumber tegangan bolak-balik

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMAA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata : FISIKA DASAR 2 Kode Mata : DK 12206 Jurusan / Jenjang : S1 SISTEM KOMPUTER Tujuan Instruksional Umum : Mahasiswa

Lebih terperinci

KISI-KISI PENULISAN SOAL FISIKA SMA KELAS XII IPA ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL

KISI-KISI PENULISAN SOAL FISIKA SMA KELAS XII IPA ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL KISI-KISI PENULISAN SOAL FISIKA SMA KELAS XII IPA ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL No 1. 1. Menerapkan konsep dan prinsip gejala gelombang dalam menyelesaikan masalah Y = A sin ( t kx) Diberikan persamaan

Lebih terperinci

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1994

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1994 ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1994 BAGIAN KEARSIPAN SMA DWIJA PRAJA PEKALONGAN JALAN SRIWIJAYA NO. 7 TELP (0285) 426185) 1. Dua buah bola A dan B dengan massa m A = 3 kg;

Lebih terperinci

KUMPULAN SOAL SOAL PERSIAPAN UJIAN NASIONAL 2011/2012 SEKOLAH MENENGAH ATAS

KUMPULAN SOAL SOAL PERSIAPAN UJIAN NASIONAL 2011/2012 SEKOLAH MENENGAH ATAS By: DR. Ibnu Mas ud KUMPULAN SOAL SOAL PERSIAPAN UJIAN NASIONAL 2011/2012 SEKOLAH MENENGAH ATAS A. OPTIKA FISIS 1. Jarak antara garis terang ke dua ke pusat pada percobaan Young adalah 4 mm. Jarak antara

Lebih terperinci

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2008

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2008 1. Untuk mengukur tebal sebuah balok kayu digunakan jangka sorong seperti gambar. Tebal balok kayu adalah... A. 0,31 cm D. 0,55 cm B. 0,40 cm E. 0,60 cm C. 0,50 cm Perhatikan gambar di atas! Dari gambar

Lebih terperinci

SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT PROVINSI Waktu: 180 menit Soal terdiri dari 30 nomor pilihan ganda, 10 nomor isian dan 2 soal essay

SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT PROVINSI Waktu: 180 menit Soal terdiri dari 30 nomor pilihan ganda, 10 nomor isian dan 2 soal essay SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT PROVINSI Waktu: 180 menit Soal terdiri dari 30 nomor pilihan ganda, 10 nomor isian dan 2 soal essay A. PILIHAN GANDA Petunjuk: Pilih satu jawaban yang paling benar. 1. Grafik

Lebih terperinci

INDUKTANSI DIRI OLEH: Riza Riano : Uzi Fauziah : Temperatur Tekanan Sebelum 26,5±0,25 68,69±0,005 Sesudah 26,5±0,25 68,68±0,005

INDUKTANSI DIRI OLEH: Riza Riano : Uzi Fauziah : Temperatur Tekanan Sebelum 26,5±0,25 68,69±0,005 Sesudah 26,5±0,25 68,68±0,005 INDUKTANSI DII OEH: iza iano : 0605635 Uzi Fauziah : 060076 Temperatur Tekanan Sebelum 6,5±0,5 68,69±0,005 Sesudah 6,5±0,5 68,68±0,005 JUUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKUTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

JADWAL KEGIATAN PER TATAP MUKA (TM) Tatap Muka

JADWAL KEGIATAN PER TATAP MUKA (TM) Tatap Muka JADWAL KEGIATAN PER TATAP MUKA (TM) Tatap Muka Kompetensi ke- 1. - Memahami aturan dan kontrak perkuliahan. - Memahami ruang lingkup matakuliah dan pembagian waktunya (Rencana Program & Kegiatan Pembelajaran

Lebih terperinci

SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1992

SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1992 SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1992 BAGIAN KEARSIPAN SMA DWIJA PRAJA PEKALONGAN JALAN SRIWIJAYA NO. 7 TELP (0285) 426185) 1. Akibat rotasi bumi, keadaan Ida yang bermassa

Lebih terperinci

ARUS DAN TEGANGAN BOLAK- BALIK

ARUS DAN TEGANGAN BOLAK- BALIK AUS DAN TEGANGAN BOLAK- BALK FSKA SMK PEGUUAN CKN Formulasi arus dan tegangan bolak-balik e e sin wt or v v sin wt Persamaan e and v di atas sesuai dengan persamaan simpangan pada gerak harmonik sederhanan,

Lebih terperinci

SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1989

SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1989 SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1989 BAGIAN KEARSIPAN SMA DWIJA PRAJA PEKALONGAN JALAN SRIWIJAYA NO. 7 TELP (0285) 426185) 1. Apabila sebuah benda bergerak dalam bidang

Lebih terperinci

1. Jika periode gelombang 2 sekon maka persamaan gelombangnya adalah

1. Jika periode gelombang 2 sekon maka persamaan gelombangnya adalah 1. Jika periode gelombang 2 sekon maka persamaan gelombangnya adalah A. y = 0,5 sin 2π (t - 0,5x) B. y = 0,5 sin π (t - 0,5x) C. y = 0,5 sin π (t - x) D. y = 0,5 sin 2π (t - 1/4 x) E. y = 0,5 sin 2π (t

Lebih terperinci

PERSIAPAN UJIAN AKHIR NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2008/2009 LEMBAR SOAL. Mata Pelajaran : Fisika. Kelas/Program : IPA.

PERSIAPAN UJIAN AKHIR NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2008/2009 LEMBAR SOAL. Mata Pelajaran : Fisika. Kelas/Program : IPA. PERSIPN UJIN KHIR NSIONL THUN PELJRN 2008/2009 LEMR SOL Mata Pelajaran : Fisika Kelas/Program : IP Waktu : 120 menit PETUNJUK UMUM 1. Tuliskan nomor dan nama nda pada Lembar Jawaban Komputer. 2. Periksa

Lebih terperinci

INDUKTANSI DIRI. 1. Menentukan nilai hambatan murni induktor

INDUKTANSI DIRI. 1. Menentukan nilai hambatan murni induktor 3 INDUKTANSI DIRI 1. Menentukan nilai hambatan murni induktor Andri memiliki 3 buah komponen yaitu kawat lurus yang panjangnya 1 meter, hambatan bangku dan kumparan. Andri bingung bagaimana cara menentukan

Lebih terperinci

Hak Cipta 2014 Penerbit Erlangga

Hak Cipta 2014 Penerbit Erlangga 004-500-008-0 Hak Cipta 2014 Penerbit Erlangga Berilah tanda silang (X) pada huruf A, B, C, D, atau E pada jawaban yang benar! 1. Skala mikrometer skrup ketika digunakan mengukur diameter bola kecil ditunjukkan

Lebih terperinci

Untuk terang ke 3 maka Maka diperoleh : adalah

Untuk terang ke 3 maka Maka diperoleh : adalah JAWABAN LATIHAN UAS 1. INTERFERENSI CELAH GANDA YOUNG Dua buah celah terpisah sejauh 0,08 mm. Sebuah berkas cahaya datang tegak lurus padanya dan membentuk pola gelap terang pada layar yang berjarak 120

Lebih terperinci

A. 100 N B. 200 N C. 250 N D. 400 N E. 500 N

A. 100 N B. 200 N C. 250 N D. 400 N E. 500 N 1. Sebuah lempeng besi tipis, tebalnya diukur dengan menggunakan mikrometer skrup. Skala bacaan hasil pengukurannya ditunjukkan pada gambar berikut. Hasilnya adalah... A. 3,11 mm B. 3,15 mm C. 3,61 mm

Lebih terperinci

4. Sebuah mobil bergerak dengan kecepatan konstan 72 km/jam. Jarak yang ditempuh selama selang waktu 20 sekon adalah...

4. Sebuah mobil bergerak dengan kecepatan konstan 72 km/jam. Jarak yang ditempuh selama selang waktu 20 sekon adalah... Kelas X 1. Tiga buah vektor yakni V1, V2, dan V3 seperti gambar di samping ini. Jika dua kotak mewakili satu satuan vektor, maka resultan dari tiga vektor di atas adalah. 2. Dua buah vektor A dan, B masing-masing

Lebih terperinci

drimbajoe.wordpress.com 1

drimbajoe.wordpress.com 1 drimbajoe.wordpress.com STK AUS SEAAH A. KUAT AUS STK Konsep Materi Kuat Arus istrik () Banyaknya muatan (Q) yang mengalir dalam selang (t). Besarnya Kuat arus listrik () sebanding dengan banyak muatan

Lebih terperinci