RANCANG BANGUN MESIN PENGERING KAYU YANG DIKENDALIKAN DENGAN MIKROKONTROLER

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RANCANG BANGUN MESIN PENGERING KAYU YANG DIKENDALIKAN DENGAN MIKROKONTROLER"

Transkripsi

1 RANCANG BANGUN MESIN PENGERING KAYU YANG DIKENDALIKAN DENGAN MIKROKONTROLER Rochmad Yunus Bachtiar Animit Surya Nugroho Rochmad.yunus.its@gmail.com PROGRAM STUDI D3 TEKNIK ELEKTRO Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Abstrak Pengeringan kayu merupakan salah satu bagian terpenting dalam proses produksi pembuatan mebel. Untuk proses pengeringan kayu, biasanya menggunakan pengeringan secara alami dengan bantuan sinar matahari. Dengan adanya mesin pengering kayu, proses produksi pembuatan mebel tidak akan membutuhkan waktu yang lama. Tugas akhir ini merancang mesin pengering kayu secara otomasi yang dikendalikan dengan mikrokontroler. Pembuatan mesin pengering kayu ini adalah penyempurnaan pada mesin sebelumnya. Kelemahan dari mesin sebelumnya terletak pada pengaturan temperatur dan kelembaban yang tidak dapat dipilih secara manual,sehingga apabila ada perubahan pada bagan pengeringannya maka akan merubah dari program keseluruhannya. Namun pada alat ini sudah disertai dengan database pengeringan dari lima kayu. Dalam mengoperasikan cukup mudah karena hanya memilih menu kayu dan memberikan setting pada temperatur dan kelembaban. Untuk mengetahui penurunan dari kadar air ditentukan dengan mengukur kadar air kayu dengan alat pengukur kadar air. Rata rata penurunan kadar air dari lima jenis kayu yang dikeringkan sebesar 16,4 % dan membutuhkan waktu 237 menit dengan kadar air awal tidak lebih dari 60 %. Dan rata rata nilai persen kesalahan pada saat proses pengeringan pada lima kayu sebesar 2,47 % untuk temperatur dan 5,97 % untuk kelembaban. Kata kunci: Pengering Kayu, Mikrokontroler, Temperatur, Kelembaban,Kadar Air. 1. Pendahuluan Pengeringan kayu merupakan salah satu bagian terpenting dalam proses produksi pembuatan mebel. Untuk proses pengeringan kayu, biasanya menggunakan pengeringan secara alami dengan bantuan sinar matahari. Dengan adanya mesin pengering kayu, proses produksi pembuatan mebel tidak akan membutuhkan waktu yang lama. Pembuatan alat tugas akhir ini pengembangan dari tugas akhir semester sebelumnya milik Moch. Hudha Lesmana dengan judul pengaturan temperatur dan kelembaban pada alat pengering kayu menggunakan mikrokontroler [ 1]. Dimana kelebihan dari tugas akhir kami ini terletak pada pemilihan menu kayu yang lebih bervariasi, tetapi dalam tugas akhir ini kami mengambil contoh hanya 5 kayu. Pengengoperasian alat tugas akhir ini lebih mudah. Karena hanya memilih menu kayu dan memberikan rentang suhu dan kelembaban melalui potensiometer dan secara otomasi pengeringan akan berlangsung sesuai dengan program dari database yang terdapat di dalam mikrokontroler. Kami juga membuat beberapa indikator led untuk mewakili tiap menu kayu. Dan Pengeringan kayu pada alat sebelumnya yang hanya mengacu pada suhu dan kelembaban, tetapi pada alat kami telah mengacu pada tiap karakteristik kayu atau sesuai dengan suhu, kelembaban dan kadar air. 2. Teori Penunjang Dalam bab ini membahas mengenai teori penunjang dan teori dasar dari peralatanperalatan yang digunakan dalam alat sistem pengaturan temperatur dan kelembaban pada sistem pengeringan kayu menggunakan mikrokontroler. 2.1 Temperatur Udara. [2] Temperatur udara adalah keadaan udara oleh berbagai faktor menyebabkan udara bersifat panas, dingin, atau ditengahnya. Berbagai faktor tersebut adalah kepadatan molekul dalam udara, gerak, molekul, dan energi yang dilepaskan oleh molekul. Temperatur udara dapat diukur dengan 4 (empat) satuan derajat yaitu Kelvin (K), Celcius (C), Fahrenheit (F), dan Reamur (R). 2.2 Kelembaban Udara. [2] Istilah kelembaban menjelaskan fakta bahwa atmosfer dapat mengandung uap air. Tingkat kelembaban yang terdapat di udara bervariasi karena sejumlah faktor. Dua faktor penting adalah penguapan dan kondensasi. Ketika atmosfer berada diatas lautan, sejumlah besar air akan menguap ke atmosfer. Proses ini disebabkan terutama oleh penyerapan radiasi matahari dan pembangkitan panas pada permukaan laut. Dalam atmosfer kita, uap air diubah kembali menjadi bentuk cair ketika massa air kehilangan energi panas dan mendingin. Proses ini bertanggung jawab atas pembentukan awan dan juga menghasilkan hujan yang turun ke permukaan bumi. 2.3 Dasar Pengeringan Kayu. [3],[4],[5] Prinsip-prinsip proses pengeringan buatan sebenarnya diambil dari proses pengeringan alami (natural). Pengeringan alami dapat dikategorikan dalam dua kelompok, yaitu pengeringan langsung dengan matahari (metode radiasi) dan pengeringan tidak langsung, di bawah atap (metode konveksi) Pengeringan Langsung (Metode Radiasi). Pengeringan langsung menggunakan energi radiasi thermal sinar matahari untuk mengabsorbsi air dalam kayu agar menjadi uap air. Daya absorbsi radiasi panas ini banyak dipengaruhi juga oleh tingkat Proceeding Tugas Akhir Bidang Studi Komputer Kontrol Program Studi D3 Teknik Elektro FTI - ITS 1

2 kelembaban udara di sekitar. Akan tetapi bila udara lembab panas, keringnya lebih lambat. Contoh nyata sehari-hari adalah pakaian basah yang dijemur di bawah terik matahari penuh, terdapat perbedaan kondisi antara sehabis hujan malam hari sebelumnya (tanah lembab) dan musim kemarau (tanah kering) Pengeringan Tidak Langsung (Metode Konveksi). Kadang kita mendapatkan hari-hari yang mendung pada siang hari. Juga harus dibedakan antara mendung sesudah hujan dan mendung sebelum hujan. Mendung sebelum hujan biasanya kondisi udara sangat panas, terutama bila tidak ada angin. Udara menjadi panas karena pengaruh perambatan gelombang panas pada udara (konveksi). Demikian pula pengaruhnya pada sistem pengeringan, kayu dapat diletakkan di bawah atap. Bila udara di sekitar panas dan kering, kayu akan kering juga. Daya absorbsi udara ini dipengaruhi oleh geseran udara (angin). keluarannya adalah 10 mv / C. Tiap kenaikan 1 C akan menghasilkan kenaikan tegangan sebesar 10 mv. Prinsip kerja dari sensor ini adalah suhu lingkungan di ubah menjadi tegangan oleh rangkaian di dalam IC. Dimana perubahan suhu berbanding lurus dengan perubahan tegangan. 2.4 Pengering Kayu Konvensional (Conventional Kiln Dryer), [3],[4],[5] Oven pengering kayu konvensional paling banyak digunakan dalam industri kayu. Oven inilah yang dinilai paling mudah pengoperasiannya, efisiensi dan paling rendah biaya operasinya. Pada prinsipnya, oven konvensional dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu: 1. Bangunan oven. 2. Ruang kontrol, lengkap dengan peralatan kontrol utamanya. 3. Perlengkapan oven (kiln equipment). 4. Peralatan penunjang lainnya, misalnya : a. Sistem bongkar muat (charging system). b. Sistem sumber catu panas (heater plant). c. Alat kontrol kadar air (M.C. tester). Ada dua macam kipas pada sistem utama oven konvensional, yaitu : 1. Sistem kipas aksial (axial fans), biasanya kapasitas muatnya diatas 25 m m Sistem kipas radial (radial fans), kapasitas muatnya dibawah 25 m 3. Perbedaan sistem ini sebenarnya berkaitan dengan penghematan biaya operasional sesuai dengan tujuan usaha. Industri interior (mebel kecil) disarankan untuk menggunakan oven pengering dengan kapasitas 25 m 3, atau maksimal 35 m 3 sekali muat. Untuk industri pengerjaan kayu (woodworking), dapat menggunakan yang diatas di atas 25 m 3, minimal 50 m 3 sekali muat. Perbedaan kedua macam sistem kipas ini tidak banyak mempengaruhi prinsip kerja utama, hanya untuk menekan biaya investasi dan untuk meratakan putaran sirkulasi udara dalam ruang oven dengan kecepatan kirakira 2m/detik. 2.5 Sensor LM35 [6] Integrated circuit temperature sensor terdapat dua jenis yaitu: Seri LM34 dalam skala fahrenheit dan Seri LM35 dalam skala Celcius. Pada seri LM35 ini tegangan. Konfigurasi LM 35 Bentuk Fisik sensor Temperatur LM Sensor RHK1AN [1],[7] Sensor RHK1AN adalah salah satu sensor untuk mengukur tingkat kelembaban udara. Tegangan keluaran dari sensor ini adalah resistansi. Resistansi di-input-kan ke rangkaian signal conditioning untuk membangkitkan sinyal tegangan. Jadi melalui rangkaian ini, akan didapatkan hubungan yang linier antara resistansi sensor dengan tegangan keluaran. Bentuk Fisik Sensor Kelembaban RHK1AN 2.7 Mikrokontroler.[8] AVR merupakan seri mikrokontroler CMOS 8- bit buatan Atmel, berbasis arsitektur RISC (Reduced Instruction Set Computer). Hampir semua instruksi dieksekusi dalam satu siklus. AVR mempunyai 32 register general-purpose, timer/counter fleksibel dengan mode compare, interrupt internal dan eksternal, serial UART, programmable Watchdog Timer, dan mode Proceeding Tugas Akhir Bidang Studi Komputer Kontrol Program Studi D3 Teknik Elektro FTI - ITS 2

3 power saving, ADC dan PWM internal. AVR juga mempunyai In-System Programmable Flash on-chip yang mengijinkan memori program untuk diprogram ulang dalam sistem menggunakan hubungan serial SPI. ATMEGA32 ATMEGA32 mempunyai throughput mendekati 1 MIPS per MHz membuat disain sistem untuk mengoptimasi konsumsi daya versus kecepatan proses. Beberapa keistimewaan dari AVR ATMEGA32 antara lain: 1. Advanced RISC Architecture 130 Powerful Instructions Most Single Clock Cycle Execution. 32 x 8 General Purpose Fully Static Operation. Up to 16 MIPS Throughput at 16 MHz. On-chip 2-cycle Multiplier. 2. Nonvolatile Program and Data Memories 8K Bytes of In-System Self-Programmable Flash Optional Boot Code Section with Independent Lock Bits 512 Bytes EEPROM 512 Bytes Internal SRAM Programming Lock for Software Security 3. Peripheral Features Two 8-bit Timer/Counters with Separate Prescalers and Compare Mode Two 8-bit Timer/Counters with Separate Prescalers and Compare Modes One 16-bit Timer/Counter with Separate Prescaler, Compare Mode, and Capture Mode Real Time Counter with Separate Oscillator Four PWM Channels 8-channel, 10-bit ADC Byte-oriented Two-wire Serial Interface Programmable Serial USART 4. Special Microcontroller Features Power-on Reset and Programmable Brown-out Detection Internal Calibrated RC Oscillator External and Internal Interrupt Sources Six Sleep Modes: Idle, ADC Noise Reduction, Power-save, Power-down, Standby and Extended Standby 5. I/O and Package 32 Programmable I/O Lines 40-pin PDIP, 44-lead TQFP, 44-lead PLCC, and 44-pad MLF 6. Operating Voltages 2,7-5,5V for ATMEGA32L 4,5 5,5V for ATMEGA32 Pin-pin pada ATMEGA32 dengan kemasan 40-pin DIP (dual in-line package) ditunjukkan oleh Gambar 2.4. Guna memaksimalkan performa, AVR menggunakan arsitektur Harvard (dengan memori dan bus terpisah untuk program dan data). pin Gambar 2.4 Pin-pin ATMEGA32 kemasan Perancangan dan Pembuatan Alat. Pada tugas akhir yang membuat mesin pengering kayu yang dikendalikan dengan mikrokontroler dalam pengerjaannya memiliki tiga tahap, yaitu perancangan perangkat mekanik, perancangan perangkat keras dan perancangan perangkat lunak. Perancangan perangkat mekanik meliputi perancangan ruang pengering kayu yang berbentuk seperti oven, yang di dalamnya terdiri dari dua ruang. Yaitu ruang pengeringan dan ruang kontrol. Dalam proses awal pembuatan ditentukan terlebih dahulu bahan pembuatan rangka, bahan pembatas dinding, penentuan letak sensor temperatur, sensor kelembaban, elemen pemanas, dan kipas. Sehingga perancangan dapat sesuai dengan aturan pembuatan alat yang terdapat pada literatur tentang pengeringan kayu. Pada perancangan perangkat keras meliputi perancangan rangkaian signal conditioning untuk sensor temperatur (LM35 ), rangkaian sistim minimum mikrokontroler ATmega 32L, rangkaian relay. Untuk perancangan perangkat lunak meliputi program yang dibuat dengan bahasac yang di download ke mikrokontroler ATmega 32L dengan mengunakan program codevision AVR C compiler. ATmega 32L ini di fungsikan untuk mengontrol temperatur dan kelembaban pada ruang pengeringan (oven) serta terdapat program database yang berisi tentang pengeringan dari lima kayu. 3.1 Perancangan Perangkat Mekanik Dalam merancang perangkat mekanik ini merupakan perancangan miniatur yang berbentuk seperti oven. Perancangan miniatur oven pengering kayu ini disesuaikan dengan kondisi yang diperlukan untuk pengeringan kayu yang dapatditampung. Dalam pembuatan ini di sesuaikan literatur pengeringan kayu dimana sirkulasi udara dalam ruangan dapat terjaga. Dan kerapatan pada ruang pengeringan juga di perhatikan, karena kerapatan ruangan pada pengering kayu ini mempengaruhi temperatur dan kelembaban. Oleh karena itu pada miniatur oven ini dibuat dengan rapat agar temperatur dan kelembaban di dalamnya dapat dipertahankan. Proceeding Tugas Akhir Bidang Studi Komputer Kontrol Program Studi D3 Teknik Elektro FTI - ITS 3

4 1 2 3 A B C * 0 # D Perancangan Kotak. Dalam merancang rangka dari miniatur yang berbentuk oven ini buat dengan bentuk kotak dan terdiri dari dua ruangan yaitu ruang pengeringan dan ruang kontrol. Pada ruang kontrol ini merupakan ruangan untuk peralatan elektronik.ruang kontrol terletak di sebelah kiri jika dilihat dari depan dan dapat dibuka dari samping kiri, pada miniatur oven ini ruang kontrol dibuat lebih lebar dari alat tugas akhir sebelumnya karena untuk memudahkan pengecekan rangkaian elektronik atau memperbaiki pada saat terjadi kerusakan pada rangkaian elektronik. Kotak terbuat dari papan mika (acrylic) dan seng dengan kerangka dari besi siku berlubang. Kerangka berukuran 60cm x 55cm x 30cm. Bahan dasar mika (acrylic) digunakan agar tampilan menjadi bagus dan bahan seng ini kami pilih dengan alasan bahan tersebut menghantarkan panas sehingga panas dalam ruang pengering (oven) lebih terfokus dan lebih merata. Desain kerangka kotak dapat dilihat pada Gambar cm melalui celah celah kayu.pada bagaian atas dan samping kanan oven dibuat berlubang, karena di fungsikan sebagai tempat pemasangan dari kipas DC. Pada kipas DC ini berfungsi untuk menjaga temperatur dan kelembaban agar terjaga dengan baik. Pada tampilan depan pada minitatur oven ini menggunakan papan mika bening dengan tujuan dapat milihat proses pengeringan, pada bagian depan ruangan kontrol terdapat indikator yang berupa lampu LED serta tempat menepelnya LCD dan Keypad maupun potensiometer sebagai pemilihan rentang suhu dan kelembaban yang di inginkan. Sehingga dalam pengoperasiannya menjadi lebih mudah. Untuk pintu juga terbuat dari papan mika, yang berbeda antara ruang oven dan ruang kontrol, ruang oven terletak di bagian depan dan ruang kontrol terletak disebelah kiri. Untuk pintu ruang kontrol hanya menggunakan papan mika yang di sertai dengan engsel, bertujuan untuk mempermudahkan melakukan perbaikan alat jika terdapat kerusakan atau mengatur ulang 55 cm 45 cm 60 cm Gambar 3.1 Kerangka Kotak. 30 cm Rangka yang berbentuk Kotak ini berdinding dari bahan seng dimana bagian dari ruang pengering (oven) pada bagian atas, kanan, kiri dan belakang terdiri dari lapisan seng. Dimana lapisan dalam menggunakan seng, ini bertujuan untuk menjaga suhu dalam ruangan oven agar tidak terpengaruh oleh suhu di luar. Pemasangan papan mika dan seng ini dapat dilihat pada Gambar cm 30cm 45cm Gambar 3.2 Pemasangan Papan Mika Bening dan Seng untuk Dinding Kotak. Bagian bawah pada ruang pengering dibuat berlubang, karena di fungsikan sebagai tempat pemasangan heater atau pemanas dan dibawah heater di sertakan kipas AC 220 Volt. Kipas dan heater di jadikan satu tempat dalam pemasangan karena di inginkan panas yang merata pada ruang pengering. Sehingga hasil pengeringan dapat sesuai dengan yang di harapkan dan sirkulasi udara dapat masuk Gambar 3.3 Miniatur Oven keseluruhan. 3.2 Perancangan Perangkat Keras. Dalam merancang perangkat keras pada alat tugas akhir ini meliputi perancangan rangkaian signal conditioning untuk sensor temperatur (LM35), rangkaian mikrokontroler ATmega 32L, rangkaian relay Cara Kerja Sistem. Penjelasan cara kerja keseluruhan dari operasi kerja pada alat tugas akhir ini akan disajikan pada paragraph selanjutnya di bawah ini beserta diagram fungsional proses kerja secara keseluruhan dapat di ilustrasikan pada Gambar 3.4 dengan ulasan cara kerja sebagai berikut : Tegangan dari keseluruhan sistem disuplai dari power supply. Saat power supply terhubung ke tegangan AC 220V, sistem ini juga memiliki back up kelistrikan yang menggunakan baterai 9 Volt yang terhubung ke mikrokontroler dan lcd sehingga diharapkan data yang tersimpan ke mikrokontroler tidak hilang karena terputusnya listrik. Sebagai permulaan, mikrokontroler akan menampilkan menu kayu yang akan di pilih. Dimana sistem ini memiliki enam menu kayu yang dapat dipilih dan satu menu untuk sebagai demo alat. Pemilihan menu tersebut menggunakan keypad 4 x 4. keypad 4 x 4 terdapat 6 pilihan kayu pilihan kayu ini berdasarkan literatur yang kami miliki. Sehingga sistem ini memiliki database tentang pengeringan dari enam jenis kayu dan kelembaban enam jenis kayu. Dan di Proceeding Tugas Akhir Bidang Studi Komputer Kontrol Program Studi D3 Teknik Elektro FTI - ITS 4

5 lanjutkan dengan memberikan rentang suhu dan kelembaban melalui potensiometer. Pemberian rentang suhu dan kelembaban ini berfungsi untuk menentukan tingkat dari pengeringan kayu pada tiap tiap jenis kayu. Berikut database enam jenis kayu dalam sistem ini : Tabel 3.1 Bagan Pengeringan Kayu Gmelina [9] Kadar air (%) Suhu ( C ) Kelembaban (%) Segar / Basah ~ ~ ~ ~ ~ Tabel 3.2 Bagan Pengeringan Kayu Mindi [9] Kadar air (%) Suhu ( C ) Kelembaban (%) Segar ~ ~ ~ ~ ~ Tabel 3.3 Bagan Pengeringan Kayu Sengon Umur Tanaman ± 8 Tahun [9] Kadar air (%) Suhu ( C ) Kelembaban (%) Segar ~ ~ ~ ~ Tabel 3.4 Bagan Pengeringan Kayu Mangium [9] Kadar air (%) Suhu ( C ) Kelembaban (%) Segar ~ ~ ~ ~ Tabel 3.5 Bagan Pengeringan Kayu Rasamala [9] Kadar air (%) Suhu ( C ) Kelembaban (%) Segar ~ Dari Tabel 3.1 sampai dengan Tabel 3.5 pengeringan pada tiap kayu yang terdapat diatas, dibuatlah program database yang kemudian program tersebut di Masukan ke mikrokontroler ATmega 32L dengan bantuan program codevision C Compiler. Sehingga mikrokontroler tersebut dapat melakukan monitoring suhu beserta kelembabannya berdasarkan literatur database diatas. Setting LCD Mikrokontroler Driver Driver Elemen Pemanas Kipas ADC Buffer Sensor Gambar 3.4 Diagam Fungsional Rangkaian Keseluruhan Power Supply. Untuk men-supply tegangan ke rangkaian, kami menggunakan power supply saklar otomatis (Switched- Mode Power Supply), merk A-Case tipe LC 200C, dikarenakan power supply tersebut menghasilkan tegangan konstan yang akan di berikan ke rangkaian dengan keluaran tegangan +5 Volt, +12 Volt, -12 Volt. Spesifikasi dari power supply ini dapat dilihat pada Tabel 3.7 Tegangan +5 Volt digunakan untuk mencatu rangkaian mikrokontroler ATmega32L, LCD dan rangkaian relay. Tegangan +12 Volt dan -12 Volt digunakan untuk mencatu rangkaian signal conditioning untuk sensor temperatur dan rangkaian signal conditioning untuk sensor kelembaban. Tabel 3.7 Spesifikasi Power Supply. No. Tegangan Arus Warna kabel Volt 20 A Merah 0,5 2-5 Volt Putih Volt 8 A Kuning 0, Volt Biru A 5 Gnd - Hitam Perancangan Rangkaian Sensor. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa terdapat 2 sensor dalam sistem ini, yaitu sensor temperatur LM35 dan sensor kelembaban RHK1AN. Keluaran dari sensor LM35 adalah tegangan, sedangkan keluaran dari sensor RHK1AN adalah resistansi. Keluaran dari sensor RHK1AN ini dimasukan ke rangkaian pembangkit sinyal untuk mengkonversi resistansi menjadi tegangan. Tegangan yang dihasilkan masih terlalu kecil untuk bisa dibaca oleh ADC mikrokontroler ATmega32L. Maka dari itu dibutuhkan rangkaian signal conditioning untuk memperkuat tegangan keluaran yang terlalu kecil dan untuk menghindari drop tegangan Rangkaian Sensor Temperatur. Rangkaian sensor temperatur menggunakan sensor LM35 sebagai peralatan pengukur. Sensor LM35 ini memiliki keluaran tegangan sebesar 10mV / C, agar dapat dibaca oleh ADC internal dari Mikrokontroler ATmega 32L maka keluaran tegangan harus diperkuat Proceeding Tugas Akhir Bidang Studi Komputer Kontrol Program Studi D3 Teknik Elektro FTI - ITS 5

6 dengan op-amp. Dalam perancangan penguatan ini kami menggunakan op-amp LM324 dengan menggunakan konfigurasi rangkaian inverting. Untuk sistem ini, penguatan yang diperlukan untuk sensor LM35 adalah sebesar 10 kali. Penguatan bisa diperoleh dengan menghitung Rf dan Ri terlebih dahulu dengan Persamaan 3.1 dan konfigurasi awal IC Op-Amp LM324 pada Gambar 3.6. Keluaran = (- Rf / R1 x Masukan ) x ( -1 ) Pada rangkaian ini terdapat 2 gerbang op-amp yang digunakan pada IC LM324, yaitu : IC1A adalah sebesar 10 kali, IC1B digunakan agar memperoleh hasil keluaran bernilai positif. Penguatan sebesar 10 kali bisa diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut : Gambar 3.6 Blok Fungsional Pengkondisian Sinyal. Gambar 3.7 Keluaran Pengkondisian Sinyal. Gambar 3.5 Konfigurasi Awal IC Op-amp LM324. Rumus Persamaan: Keluaran = (- Rf / R1 x Masukan ) x ( -1 ) Gain = 10 Kali. Gain = [ R2 / R1] = [ 10 Kohm / 1Kohm] =10. Keluaran dari sensor LM35 adalah 10 mv / C, jika diinginkan rentang pengukuran C. Maka dapat dijelaskan seperti berikut: Suhu = 30 C = Keluaran = 10 mv/ C X 300 C = 300mV = 0,3 V. Suhu = 100 C =Keluaran = 10 mv/ C X 100 C = 1000 mv = 1 V. Jadi rentang tegangan keluarannya adalah 0,3 V 1V. Tegangan keluaran tersebut masih terlalu kecil untuk di masukan ke dalam ADC sehingga perlu dikuatkan dengan rangkaian op-amp yang terdapat pada Gambar 3.6. Sehingga setelah dikuatkan menjadi seperti berikut : Suhu =30 derajat = Masukan = 0,3 V Keluaran = (- Rf / R1 x Masukan ) x ( -1 ) = (- 10 Kohm / 1 Kohm x 0.3 V ) x (-1 ) = 3V. Suhu =100 derajat = Masukan = 1 V Keluaran = (- Rf / R1 x Masukan ) x ( -1 ) = (- 10 Kohm / 1 Kohm x 1 V ) x (-1 ) = 10 V. Jadi rentang suhu dari 30 derajat 100 derajat adalah 3 ~ 10 Volt. Tegangan tersebut dirasa masih cukup besar untuk di masukkan ke ADC internal ATmega32L. Sehingga di masukan ke rangkaian Signal Conditioning / Pengkondisi sinyal. Pengkondisian sinyal diharapkan pada saat proses temperatur kerja 30 o C sampai 100 o C, sensor LM35 menghasilkan keluaran tegangan dan tegangan tersebut nantinya dapat terbaca sebagai masukan ADC ATmega32L yaitu akan diperoleh keluaran tegangan antara 1,5 Volt 5 Volt. Untuk schematic rangkaian sensor temperatur keseluruhan adalah seperti pada Gambar 3.8. Proses blok fungsional pengkondisian sinyal dapat dilihat pada Gambar 3.6. Grafik keluaran dari pengkondisian sinyal yang akan dibuat dapat dilihat pada Gambar 3.7. Gambar 3.8 Rangkaian Pengkondisi Sinyal Sensor Temperatur Rangkaian Pengkondisian Sinyal Sensor Kelembaban. Rangkaian pengkondisian sinyal sensor kelembaban ini kami menggunakan rangkaian humidity merk RS buatan Rakhmad Setiawan. Sensor kelembaban RHK1AN merupakan capacitive sensor yang keluarannya berupa resistansi. Sensor RHK1AN membutuhkan pembangkit sinyal sinus dengan keluaran 1V AC dengan frekuensi 50Hz-1KHz. Rangkaian pengkondisian sinyal sensor kelembaban terdiri dari beberapa rangkaian utama yang saling berkaitan. Rangkaian-rangkaian tersebut yaitu rangkaian osilator gelombang sinus, rangkaian jembatan dan differential amplifier, rangkaian konverter AC to DC, dan rangkaian subtraktor. 1 f =...(3. 2πRC Frekuensi keluaran rangkaian osilator gelombang sinus dapat diatur melalui nilai R dan C melalui Persamaan 3.3. Sedangkan untuk tegangan keluaran, pengaturannya cukup dilakukan dengan memberikan R potensio. Frekuensi yang digunakan adalah frekuensi antara 50Hz 1KHz. Rangkaian osilator gelombang sinus pada Gambar 3.9. R= 2,2 Proceeding Tugas Akhir Bidang Studi Komputer Kontrol Program Studi D3 Teknik Elektro FTI - ITS 6

7 C= 100 F 1 f = 2x3 1 4, x x x 9 %kesalahan = = , = 723,8 Hz 723 8, x 723 8, % = 17 1, % Gambar 3.11 Rangkaian Konverter AC-DC (peak detector). Gambar 3.9 Rangkaian Osilator Gelombang Sinus. Keluaran dari rangkaian osilator gelombang sinus, merupakan masukan bagi rangkaian jembatan dan differential amplifier yang rangkaian lengkapnya dapat dilihat pada Gambar Pada rangkaian differential amplifier Gain (penguatan) yang digunakan sebesar : G = Rf + 1 = 200K Ri 100K + 1 G = 3 kali Gambar 3.10 Rangkaian Jembatan dan Differential Amplifier. Gambar 3.12 Rangkaian Subtraktor. Rangkaian jembatan Wheatstone menghasilkan keluaran berupa tegangan AC. Untuk itu, perlu diubah menjadi tegangan DC melalui rangkaian konverter AC- DC (peak detector) Secara lengkap rangkaian konverter AC-DC dapat dilihat pada Gambar Keluaran dari rangkaian konverter AC-DC, merupakan masukan bagi rangkaian substraktor yang rangkaian lengkapanya dapat dilihat pada Gambar Sinyal DC yang dihasilkan lalu dikirim ke suatu subtraktor (pengurang) untuk membuang offset tegangan dasar yang akan diperoleh apabila rangkaian dijalankan dengan melepas sensor. Keluaran dari rangkaian subtraktor inilah yang akan menjadi masukan bagi ADC ATmega32L. Keseluruhan rangkaian pengkondisian sinyal yang merupakan gabungan dari rangkaian osilator gelombang sinus, jembatan Wheatstone dan differential amplifier, konverter AC-DC, dan rangkaian substraktor dapat dilihat pada Gambar Perancangan Rangkaian Minimum Mikrokontroler ATmega32L. Proceeding Tugas Akhir Bidang Studi Komputer Kontrol Program Studi D3 Teknik Elektro FTI - ITS 7

8 Rangkaian minimum dari mikrokontroler ATmega32L ini digunakan sebagai otak dari semua proses yang ada. Mikrokontroler ini memiliki dua fungsi utama yaitu untuk meng-konversi data analog berupa tegangan dan mengolahnya melalui program sehingga data digital berupa biner yang dihasilkan oleh A/D converter di dalam mikrokontroler yang akan ditampilkan pada LCD. Penggunaaan masing-masing port I/O mikrokontroler ATmega16 dalam sistem ini adalah sebagai berikut: Port A.0-A.1 Sebagai masukan tegangan A/D converter Port B.0-B.7 Sebagai input yaitu Keypad 4 x 4 Port C.0-c.4 Sebagai keluaran display yaitu LCD Port D.0-D.1 Sebagai keluaran relay Gambar 3.14 Rangkaian Minimum Mikrokontroler Perancangan Rangkaian Relay. Rangkaian ini merupakan saklar otomatis yang akan mengatur aktif dan tidak aktif elemen pemanas (heating coils) dan kipas, sesuai dengan perintah yang diberikan oleh mikrokontroler ATmega32L melalui program yang telah didownload di dalamnya. Rangkaian relay juga merupakan keluaran dari mikrokontroler ATmega32L. Cara kerja rangkaian relay tersebut, pada saat suhu lebih tinggi dari suhu yang diinginkan, maka keluaran dari mikrokontroler pada port D.0 akan memberikan logika keluaran 1, sehingga elemen pemanas akan mati. Dan saat suhu lebih kecil dari suhu yang diinginkan, maka keluaran dari mikrokontroler pada port D.0 akan memberikan logika keluaran 0, sehingga elemen pemanas akan menyala kembali. Begitu pula dengan keluaran rangkaian relay dari kipas yang berfungsi mempertahankan kondisi kelembaban di ruang pengering kayu (oven). Saat udara lebih lembab dari kondisi kelembaban yang diinginkan, maka maka keluaran dari mikrokontroler pada port D.1 akan memberikan logika keluaran 1, sehingga kipas akan mati. Dan jika udara lebih kering dari kondisi kelembaban yang diinginkan, maka keluaran dari mikrokontroler pada port D.1 akan memberikan logika keluaran 0, sehingga kipas akan menyala kembali. Untuk schematic rangkaian relay elemen pemanas dan relay kipas keseluruhan adalah seperti pada Gambar Gambar 3.15 Rangkaian Relay Elemen Pemanas Dan Relay Kipas. 4 Kesimpulan & Saran Setelah melakukan perencanaan dan pembuatan alat serta pengujian dan analisa, maka dapat ditarik kesimpulan dan saran dari kegiatan yang telah dilakukan. 4.1 Kesimpulan Dari seluruh tahapan yang sudah dilaksanakan pada penyusunan tugas akhir ini, mulai dari studi literatur, perancangan dan pembuatan sampai pada pengujiannya maka dapat disimpulkan bahwa: Sensor LM35 mampu mendeteksi perubahan temperatur antara 30 o C-90 o C dengan keluaran tegangan 300 mvolt 579 mvolt. Dan keluaran dari rangkaian signal conditioning sensor temperatur tersebut pada suhu antara 30 o C-90 o C yaitu 1,76 Volt 2,83 Volt. Sensor RHK1AN dan rangkaian signal conditioning mampu mendeteksi perubahan kelembaban antara 40% - 60% RH dengan keluaran 0,8-2 Volt. Jika tejadi proses perubahan temperatur dan kelembaban yang terlalu cepat maka akan terjadi flicker yang mengakibatkan relay rusak. Untuk nilai rata rata dari penurunan kadar air pada lima jenis kayu di dapat sebesar 16,4 % dan membutuhkan waktu 237 menit dengan kadar air awal tidak lebih dari 60 %. Dan rata rata nilai persen kesalahan pada saat proses pengeringan pada lima kayu sebesar 2,47 % untuk temperatur dan 5,97 % untuk kelembaban. Untuk persen kesalahan pada proses pengeringan pada lima kayu adalah sebagai berikut : Kayu gmelina persen kesalahan temperatur sebesar 1,36 % dan persen kesalahan RH sebesar 8,3 % Kayu Mindi persen kesalahan temperatur sebesar 2,98 % dan persen kesalahan RH sebesar 5,83 % Kayu Sengon persen kesalahan temperatur sebesar 2,98 % dan persen kesalahan RH sebesar 5,83 % Kayu Mangium persen kesalahan temperatur sebesar 3,43 % dan persen kesalahan RH sebesar 5,26 % Proceeding Tugas Akhir Bidang Studi Komputer Kontrol Program Studi D3 Teknik Elektro FTI - ITS 8

9 Kayu Rasamala persen kesalahan temperatur sebesar 1,58 % dan persen kesalahan RH sebesar 5,5 % 4.2. Saran Untuk lebih memperbaiki dan menyempurnakan kinerja dari alat ini, maka perlu disarankan : Untuk penggunaan pada kondisi nyata sebaiknya dilakukan kalibrasi terlebih dahulu temperatur dan kelembaban dengan gudang pengering kayu sebenarnya. Untuk pembuatan dengan kapasitas lebih besar, digunakan lebih dari satu sensor suhu dan sensor kelembaban. DAFTAR PUSTAKA 1. Mochamad Hudha Lesmana, Pengaturan Temperatur dan Kelembaban pada Alat Pengering Kayu Menggunakan Mikrokontroler, Tugas Akhir, Program D3 Teknik Elektro Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Surabaya, Yanuar Teguh Pribadi dan Hengki Adya Purnama, Pengaturan Temperatur dan Kelembaban Pada Sistem Penyimpanan Biskuit Berbasis Mikrokontroler AT 89S51, Tugas Akhir, Program D3 Teknik Elektro FTI- ITS, Surabaya, Dodong Budianto, Sistem Pengeringan Kayu, Kanisus (anggota IKAPI), Semarang, Eko Hidayat, Semua Tentang Kayu, 7 Desember Mukhrin dan Suharto, Perancangan Pengendali Suhu Pada Mesin Pengering Kayu Berbasis Mikrokontroler AT89S52,Tugas Akhir, Program D4 Otomasi ITB, Bandung, 10 Januari ,Data Sheet,LM35/LM35A/LM35C/LM35CA/LM35D,Nation al Semiconductor, Desember Djoko Limantoro, Alat Pengukur Kelembaban Berbasis AVR Menggunakan Sensor RHK1AN, Tugas Akhir, Program S1 Teknik Elektro Universitas Kristen Petra, Surabaya, Heri Andrianto, Pemrograman Mikrokontroler AVR Atmega 16, Informatika Bandung, Bandung, Juli Basri Efrida dan Yuniarti Karnita, Sifat Dan Bagan Pengeringan Sepuluh Jenis Kayu Hutan Rakyat Untuk Bahan Baku Mebel, Prosiding Seminar Litbang Hasil Hutan 2006: , Bogor,2006. Proceeding Tugas Akhir Bidang Studi Komputer Kontrol Program Studi D3 Teknik Elektro FTI - ITS 9

BAB III TEORI PENUNJANG. arsitektur Reduced Instruction Set Computer (RISC). Hampir semua instruksi

BAB III TEORI PENUNJANG. arsitektur Reduced Instruction Set Computer (RISC). Hampir semua instruksi BAB III TEORI PENUNJANG Pada bab tiga penulis menjelaskan tentang teori penunjang kerja praktek yang telah dikerjakan. 3.1 Mikrokontroler ATMega16 AVR merupakan seri mikrokontroler CMOS 8-bit buatan Atmel,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN

BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN Konsep dasar sistem monitoring tekanan ban pada sepeda motor secara nirkabel ini terdiri dari modul sensor yang terpasang pada tutup pentil ban sepeda

Lebih terperinci

MENGENAL MIKROKONTROLER ATMEGA-16

MENGENAL MIKROKONTROLER ATMEGA-16 MENGENAL MIKROKONTROLER ATMEGA-16 AVR merupakan seri mikrokontroler CMOS 8-bit buatan Atmel, berbasis arsitektur RISC (Reduced Instruction Set Computer). Hampir semua instruksi dieksekusi dalam satu siklus

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM 42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler

Lebih terperinci

SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535

SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535 3 PENERAPAN FILM Ba 0,55 Sr 0,45 TiO 3 (BST) SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535 23 Pendahuluan Indonesia sebagai negara agraris

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas perencanaan dan pembuatan dari alat yang akan dibuat yaitu Perencanaan dan Pembuatan Pengendali Suhu Ruangan Berdasarkan Jumlah Orang ini memiliki 4 tahapan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009 dilakukan di Laboratorium Konversi Energi Elektrik dan Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. Perancangan tersebut mulai dari: blok diagram sampai dengan perancangan rangkaian elektronik, sebagai penunjang

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 RANCANGAN PERANGKAT KERAS 3.1.1. DIAGRAM BLOK SISTEM Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem Thermal Chamber Mikrokontroler AT16 berfungsi sebagai penerima input analog dari sensor

Lebih terperinci

Gambar 3.1. Diagram alir metodologi perancangan

Gambar 3.1. Diagram alir metodologi perancangan 19 BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN 3.1. Metode Perancangan Berikut merupakan diagram alur kerja yang menggambarkan tahapantahapan dalam proses rancang bangun alat pemutus daya siaga otomatis pada Peralatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Eksperimen BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Eksperimen didalamnya termasuk adalah pengambilan data dan membangun sistem kontrol temperatur.

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 21 BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 3.1 Gambaran umum Perancangan sistem pada Odometer digital terbagi dua yaitu perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perancangan

Lebih terperinci

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 Dwisnanto Putro, S.T., M.Eng. MIKROKONTROLER AVR Jenis Mikrokontroler AVR dan spesifikasinya Flash adalah suatu jenis Read Only Memory yang biasanya diisi dengan program

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Penelitian Terdahulu Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu : Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Islam

Lebih terperinci

PROCEEDING. sepeti program untuk mengaktifkan dan PENERAPAN AUTOMATIC BUILDING SYSTEM DI PPNS. menonaktifkan AC, program untuk counter

PROCEEDING. sepeti program untuk mengaktifkan dan PENERAPAN AUTOMATIC BUILDING SYSTEM DI PPNS. menonaktifkan AC, program untuk counter PROCEEDING PENERAPAN AUTOMATIC BUILDING SYSTEM DI PPNS (Sub Judul:MONITORING SISTIM PENGKONDISIAN UDARA DI LABORATORIUM REPARASI LISTRIK) Dengan meningkatnya dan semakin kompleknya persoalan penggunaan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA.

DAFTAR PUSTAKA. 66 DAFTAR PUSTAKA http://www.scientificpsychic.com/fitness/diet-kalkulator-id.html http://www.dennysantoso.com/pengukur-lemak-tubuh-ultimategear.html http://haninmauladin.blogspot.com/2011/05/cara-menghitung-lemak-badan.html

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 sampai dengan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Arduino Uno Arduino UNO adalah board berbasis mikrokontroler pada ATmega328. Board ini memiliki 14 digital input / output pin (dimana 6 pin dapat digunakan sebagai output PWM),

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Masalah Dalam perancangan sistem otomatisasi pemakaian listrik pada ruang belajar berbasis mikrokontroler terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci

Praktikum Mikrokontroler. untuk D4 Lanjut Jenjang. Disiapkan oleh: Hary Oktavianto

Praktikum Mikrokontroler. untuk D4 Lanjut Jenjang. Disiapkan oleh: Hary Oktavianto Praktikum Mikrokontroler untuk D4 Lanjut Jenjang Disiapkan oleh: Hary Oktavianto Politeknik Elektronika Negeri Surabaya 2010 Aturan Praktikum Agar praktikum dapat berjalan dengan lancar dan tertib, praktikan

Lebih terperinci

DISAIN DAN IMPLEMENTASI PENGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN BERMOTOR SECARA OTOMATIS

DISAIN DAN IMPLEMENTASI PENGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN BERMOTOR SECARA OTOMATIS DISAIN DAN IMPLEMENTASI PENGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN BERMOTOR SECARA OTOMATIS Edy susanto, Yudhi Gunardi Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana Jakarta

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan BAB III PEMBUATAN ALAT 3.. Pembuatan Dalam pembuatan suatu alat atau produk perlu adanya sebuah rancangan yang menjadi acuan dalam proses pembuatanya, sehingga kesalahan yang mungkin timbul dapat ditekan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Inverter DC-AC, MOSFET, Mikrokonroller ATMEGA 16

ABSTRAK. Kata kunci : Inverter DC-AC, MOSFET, Mikrokonroller ATMEGA 16 RANCANG BANGUN INVERTER SATU FASA DENGAN PWM BERBASIS MIKROKONTROLER PADA SIMULATOR PANEL SISTEM SOLAR SEL DESIGN SINGLE PHASE INVERTER WITH PWM MIKROKONTROLLER BASE ON SOLAR CELL SIMULATOR PANEL SYSTEM

Lebih terperinci

Sistem Minimum Mikrokontroler. TTH2D3 Mikroprosesor

Sistem Minimum Mikrokontroler. TTH2D3 Mikroprosesor Sistem Minimum Mikrokontroler TTH2D3 Mikroprosesor MIKROKONTROLER AVR Mikrokontroler AVR merupakan salah satu jenis arsitektur mikrokontroler yang menjadi andalan Atmel. Arsitektur ini dirancang memiliki

Lebih terperinci

Analisa Kinerja Sensor Suhu NTC dan LM35 Dalam Sistem Pendeteksian Suhu Ruangan Berbasis Mikrokontroler AVR ATmega 16

Analisa Kinerja Sensor Suhu NTC dan LM35 Dalam Sistem Pendeteksian Suhu Ruangan Berbasis Mikrokontroler AVR ATmega 16 Analisa Kinerja Sensor Suhu NTC dan LM35 Dalam Sistem Pendeteksian Suhu Ruangan Berbasis Mikrokontroler AVR ATmega 16 Yunidar 1 *, Alfisyahrin 2 dan Yuli Rahmad 3 1 Program Studi Teknik Elektro Universitas

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN. 3.1 Perencanaan Secara Blok Diagram

BAB III PERENCANAAN. 3.1 Perencanaan Secara Blok Diagram BAB III PERENCANAAN Pada bab ini penulis akan menjelaskan lebih rinci mengenai perencanaan dalam pembuatan alat. Penulis membuat rancangan secara blok diagram sebagai pembahasan awal. 3.1 Perencanaan Secara

Lebih terperinci

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 Dwisnanto Putro, S.T., M.Eng. MIKROKONTROLER AVR Mikrokontroler AVR merupakan salah satu jenis arsitektur mikrokontroler yang menjadi andalan Atmel. Arsitektur ini dirancang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini menguraikan perancangan mekanik, perangkat elektronik dan perangkat lunak untuk membangun Pematrian komponen SMD dengan menggunakan conveyor untuk indutri kecil dengan

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III DESKRIPSI MASALAH BAB III DESKRIPSI MASALAH 3.1 Perancangan Hardware Perancangan hardware ini meliputi keseluruhan perancangan, artinya dari masukan sampai keluaran dengan menghasilkan energi panas. Dibawah ini adalah diagram

Lebih terperinci

LAPORAN PROYEK AKHIR RANCANG BANGUN ALAT PENGERING JAMUR KUPING DENGAN PEMANAS MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER AT89C51

LAPORAN PROYEK AKHIR RANCANG BANGUN ALAT PENGERING JAMUR KUPING DENGAN PEMANAS MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER AT89C51 LAPORAN PROYEK AKHIR RANCANG BANGUN ALAT PENGERING JAMUR KUPING DENGAN PEMANAS MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER AT89C51 Oleh : PRIYO UTOMO NIM. 011903102002 PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar 28 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar dan Laboratorium Pemodelan Jurusan Fisika Universitas Lampung. Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teknologi sebagai hasil peradaban manusia yang semakin maju dirasakan sangat membantu dan mempermudah manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya di zaman modern

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS RANGKAIAN ELEKTRONIK

BAB IV ANALISIS RANGKAIAN ELEKTRONIK BAB IV ANALISIS RANGKAIAN ELEKTRONIK 4.1 Rangkaian Pengontrol Bagian pengontrol sistem kontrol daya listrik, menggunakan mikrokontroler PIC18F4520 seperti yang ditunjukkan pada Gambar 30. Dengan osilator

Lebih terperinci

PERANCANGAN INKUBATOR BAYI DENGAN PENGATURAN SUHU DAN KELEMBABAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8535

PERANCANGAN INKUBATOR BAYI DENGAN PENGATURAN SUHU DAN KELEMBABAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8535 PERANCANGAN INKUBATOR BAYI DENGAN PENGATURAN SUHU DAN KELEMBABAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8535 Christian F Ginting, *) Kurnia Brahmana, *) Departemen Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Sumatera Utara,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei 2012. Adapun tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di Laboratorium Elektronika Dasar

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik robot. Sedangkan untuk pembuatan perangkat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK. Perangkat keras dari alat ini secara umum terdiri dari rangkaian dibagi

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK. Perangkat keras dari alat ini secara umum terdiri dari rangkaian dibagi 68 BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 3.1. Gambaran Umum Perangkat keras dari alat ini secara umum terdiri dari rangkaian dibagi perangkat elektronik. Perancangan rangkaian elektronika terdiri

Lebih terperinci

oleh : Syaifullah Agus Setyo Nugroho Dosen Pembimbing : 1. Dr.Ir Achmad Affandi, DEA 2. Ir. Gatot Kusrahardjo, MT

oleh : Syaifullah Agus Setyo Nugroho Dosen Pembimbing : 1. Dr.Ir Achmad Affandi, DEA 2. Ir. Gatot Kusrahardjo, MT RANCANG BANGUN SISTEM PEMANTAUAN POSISI PADA BAND ISM oleh : Syaifullah Agus Setyo Nugroho 2206 100 613 Dosen Pembimbing : 1. Dr.Ir Achmad Affandi, DEA 2. Ir. Gatot Kusrahardjo, MT Latar Belakang Perkembangan

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGERING KAIN OTOMATIS DENGAN MEMANFAATKAN MIKROKONTROLER ATMega8535 dan SENSOR SHT11

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGERING KAIN OTOMATIS DENGAN MEMANFAATKAN MIKROKONTROLER ATMega8535 dan SENSOR SHT11 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGERING KAIN OTOMATIS DENGAN MEMANFAATKAN MIKROKONTROLER ATMega8535 dan SENSOR SHT11 LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lemari Pengering Pakaian Berbasis Mikrokontroler Lemari Pengering Pakaian Berbasis Mikrokontroler merupakan tugas akhir dari Erik Permana tahun 2011 Program Studi Elektronika

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM MIKROKONTROLER. program pada software Code Vision AVR dan penanaman listing program pada

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM MIKROKONTROLER. program pada software Code Vision AVR dan penanaman listing program pada BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM MIKROKONTROLER Pada tahap perancangan ini dibagi menjadi 2 tahap perancangan. Tahap pertama adalah perancangan perangkat keras (hardware), yang meliputi rangkaian rangkaian

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 54 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Dalam bab ini akan dibahas tentang pengujian berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja dari sistem mulai dari blok-blok

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung (khususnya Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED 3.1. Rancang Bangun Perangkat Keras Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar 3.1. Sistem ini terdiri dari komputer, antarmuka

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT PENGGILING BATU KAPUR MENGGUNAKAN KONTROL LOGIKA FUZZY

RANCANG BANGUN ALAT PENGGILING BATU KAPUR MENGGUNAKAN KONTROL LOGIKA FUZZY RANCANG BANGUN ALAT PENGGILING BATU KAPUR MENGGUNAKAN KONTROL LOGIKA FUZZY Bambang Yuwono 1, Renny Rakhmawati 2, Hendik Eko Hadi S. 3 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Industri 2 Dosen Jurusan Teknik

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pengerjaan tugas akhir ini bertempat di laboratorium Terpadu Teknik Elektro

III. METODE PENELITIAN. Pengerjaan tugas akhir ini bertempat di laboratorium Terpadu Teknik Elektro III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Pengerjaan tugas akhir ini bertempat di laboratorium Terpadu Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung pada bulan Desember 2013 sampai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mikrokontroler ATmega8535 merupakan salah satu jenis mikrokontroler keluarga AVR

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mikrokontroler ATmega8535 merupakan salah satu jenis mikrokontroler keluarga AVR II. TINJAUAN PUSTAKA A. Mikrokontroler ATmega8535 Mikrokontroler ATmega8535 merupakan salah satu jenis mikrokontroler keluarga AVR (Alf and Vegard s Risc Processor) yang diproduksi oleh Atmel Corporation.

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi ini perkembangan teknologi berkembang begitu pesat seiring dengan kemajuan pola pikir sumber daya manusia yang semakin maju. Keinginan untuk selalu

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Kinerja tinggi, rendah daya Atmel AVR 8-bit Microcontroller Instruksi Powerfull - Kebanyakan Single-jam Siklus Eksekusi

BAB III LANDASAN TEORI. Kinerja tinggi, rendah daya Atmel AVR 8-bit Microcontroller Instruksi Powerfull - Kebanyakan Single-jam Siklus Eksekusi BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Microcontroller ATMega32 Fitur Kinerja tinggi, rendah daya Atmel AVR 8-bit Microcontroller Advanced RISC Arsitektur - 131 Instruksi Powerfull - Kebanyakan Single-jam Siklus Eksekusi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Jurnal Berdasarkan dengan laporan akhir yang telah dibuat sebelumnya oleh Nunik Tri Dahnilia ( 04105029 ) Program Studi Sistem Komputer, Fakultas Ilmu Komputer

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Permasalahan Pada saat kita mencuci pakaian baik secara manual maupun menggunakan alat bantu yaitu mesin cuci, dalam proses pengeringan pakaian tersebut belum

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Sistem Secara Umum Perancangan sistem yang dilakukan dengan membuat diagram blok yang menjelaskan alur dari sistem yang dibuat pada perancangan dan pembuatan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. bayi yang dilengkapi sistem telemetri dengan jaringan RS485. Secara umum, sistem. 2. Modul pemanas dan pengendali pemanas

BAB III PERANCANGAN. bayi yang dilengkapi sistem telemetri dengan jaringan RS485. Secara umum, sistem. 2. Modul pemanas dan pengendali pemanas BAB III PERANCANGAN 3.1. Gambaran Umum Sistem Sistem yang akan dirancang dan direalisasikan merupakan sebuah inkubator bayi yang dilengkapi sistem telemetri dengan jaringan RS485. Secara umum, sistem yang

Lebih terperinci

MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51

MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 Ringkasan Pendahuluan Mikrokontroler Mikrokontroler = µp + Memori (RAM & ROM) + I/O Port + Programmable IC Mikrokontroler digunakan sebagai komponen pengendali

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. suhu dalam ruang pengering nantinya mempengaruhi kelembaban pada gabah.

BAB III METODE PENELITIAN. suhu dalam ruang pengering nantinya mempengaruhi kelembaban pada gabah. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Penelitian Penelitian yang dilakukan ini menitik beratkan pada pengukuran suhu dan kelembaban pada ruang pengering menggunakan sensor DHT21. Kelembaban dan suhu dalam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015, III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015, pembuatan alat dan pengambilan data dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Diagram Blok Sistem Blok diagram dibawah ini menjelaskan bahwa ketika juri dari salah satu bahkan ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metodologi penelitian yang digunakan dalam perancangan sistem ini antara lain studi kepustakaan, meninjau tempat pembuatan tahu untuk mendapatkan dan mengumpulkan sumber informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Permasalahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Permasalahan Di era globalisasi ini perkembangan teknologi berkembang begitu pesat seiring dengan kemajuan pola pikir sumber daya manusia yang semakin maju. Keinginan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. kondisi cuaca pada suatu daerah. Banyak hal yang sangat bergantung pada kondisi

II. TINJAUAN PUSTAKA. kondisi cuaca pada suatu daerah. Banyak hal yang sangat bergantung pada kondisi II. TINJAUAN PUSTAKA A. Temperatur dan Kelembaban Temperatur dan kelembaban merupakan aspek yang penting dalam menentukan kondisi cuaca pada suatu daerah. Banyak hal yang sangat bergantung pada kondisi

Lebih terperinci

R ANCANG BANGUN JAM DIGITAL DE NGAN KE LUAR AN S UAR A S E BAGAI ALAT BANTU TUNA NE TR A MENGGUNAKAN MIKR OKONTR OLLE R

R ANCANG BANGUN JAM DIGITAL DE NGAN KE LUAR AN S UAR A S E BAGAI ALAT BANTU TUNA NE TR A MENGGUNAKAN MIKR OKONTR OLLE R R ANCANG BANGUN JAM DIGITAL DE NGAN KE LUAR AN S UAR A S E BAGAI ALAT BANTU TUNA NE TR A MENGGUNAKAN MIKR OKONTR OLLE R Click Muhammad to edit Master Ardhiyan subtitle Mukaffi style NRP 2207039020 Dosen

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN Pada bab ini akan dijelaskan konsep dasar sistem keamanan rumah nirkabel berbasis mikrokontroler menggunakan modul Xbee Pro. Konsep dasar sistem ini terdiri dari gambaran

Lebih terperinci

DAFTAR ISTILAH. : perangkat keras sistem : perangkat lunak sistem. xiii

DAFTAR ISTILAH. : perangkat keras sistem : perangkat lunak sistem. xiii DAFTAR ISTILAH USART : Jenis komunikasi antar mikrokontroler tipe serial yang menggunakan pin transmitter dan receiver. Membership function : Nilai keanggotaan masukan dan keluaran dari logika fuzzy. Noise

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini akan dijabarkan mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras dan perangkat lunak dari setiap modul yang menjadi bagian dari sistem ini.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Mikrokontroler ATMEGA Telepon Selular User. Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem

BAB III PERANCANGAN. Mikrokontroler ATMEGA Telepon Selular User. Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem BAB III PERANCANGAN 3.1 Prnsip Kerja Sistem Sistem yang akan dibangun, secara garis besar terdiri dari sub-sub sistem yang dikelompokan ke dalam blok-blok seperti terlihat pada blok diagram pada gambar

Lebih terperinci

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 8 NO. 1 Maret 2015

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 8 NO. 1 Maret 2015 SISTEM PENGONTROLAN SUHU RUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN MICROCONTROLLER AT8535 Rifa Turaina 1 ABSTRACT The influence of sunlight in Indonesia is hot enough it can sometimes cause the air temperature in Indonesia

Lebih terperinci

SISTEM MONITORING TINGKAT KETINGGIAN AIR BENDUNGAN BEBASIS MIKROKONTROLLER

SISTEM MONITORING TINGKAT KETINGGIAN AIR BENDUNGAN BEBASIS MIKROKONTROLLER SISTEM MONITORING TINGKAT KETINGGIAN AIR BENDUNGAN BEBASIS MIKROKONTROLLER Oleh : Ir. Zuly Budiarso, M.Cs, Eddy Nurraharjo, S.T., M.Cs. Abstrak Sistem Monitoring Tingkat Ketinggian Air merupakan sebuah

Lebih terperinci

SISTEM PENGATURAN STARTING DAN PENGEREMAN MOTOR UNTUK PINTU GESER OTOMATIS

SISTEM PENGATURAN STARTING DAN PENGEREMAN MOTOR UNTUK PINTU GESER OTOMATIS SISTEM PENGATURAN STARTING DAN PENGEREMAN MOTOR UNTUK PINTU GESER OTOMATIS Raditya Fahmi B. 2208 030 029 Disusun oleh : Aris Wijaya 2208 030 064 DOSEN PEMBIMBING Pujiono, ST., MT. NIP. 196802151994031022

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dan gambar dari komponen-komponen yang dipakai pada perancangan laporan. Skripsi. Adapun komponen-komponennya sebagai berikut :

BAB II LANDASAN TEORI. dan gambar dari komponen-komponen yang dipakai pada perancangan laporan. Skripsi. Adapun komponen-komponennya sebagai berikut : BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini, akan dijelaskan mengenai pengertian, fungsi, prinsip kerja dan gambar dari komponen-komponen yang dipakai pada perancangan laporan Skripsi. Adapun komponen-komponennya

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT Bab ini akan membahas mengenai perancangan dan realisasi perangkat keras serta perangkat lunak dari setiap modul yang mendukung keseluruhan alat yang dibuat. Gambar

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari alat akuisisi data termokopel 8 kanal. 3.1. Gambaran Sistem Alat yang direalisasikan

Lebih terperinci

Journal of Control and Network Systems

Journal of Control and Network Systems JCONES Vol. 5, No. 2 (2016) 112-120 Journal of Control and Network Systems Situs Jurnal : http://jurnal.stikom.edu/index.php/jcone MONITORING JUMLAH KENDARAAN UNTUK MENGETAHUI KONDISI ARUS PADA JALAN TOL

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada Bab III ini akan diuraikan mengenai perancangan perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk membangun sistem keamanan rumah nirkabel berbasis mikrokontroler

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 3.1 Gambaran Umum Perangkat keras dari proyek ini secara umum dibagi menjadi dua bagian, yaitu perangkat elektronik dan mekanik alat pendeteksi gempa.perancangan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Dalam perancangan dan implementasi timbangan digital daging ayam beserta harga berbasis mikrokontroler ini terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci

SISTEM OTOMATISASI PENGENDALI LAMPU BERBASIS MIKROKONTROLER

SISTEM OTOMATISASI PENGENDALI LAMPU BERBASIS MIKROKONTROLER SISTEM OTOMATISASI PENGENDALI LAMPU BERBASIS MIKROKONTROLER Ary Indah Ivrilianita Jurusan Teknik Informatika STMIK PalComTech Palembang Abstrak Sistem pengendali lampu menggunakan mikrokontroler ATMega

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Mikrokontroler AVR ATmega32

BAB II DASAR TEORI 2.1. Mikrokontroler AVR ATmega32 BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan menerangkan beberapa teori dasar yang mendukung terciptanya skripsi ini. Teori-teori tersebut antara lain mikrokontroler AVR ATmega32, RTC (Real Time Clock) DS1307,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung, dari bulan Februari 2014 Oktober 2014. 3.2. Alat dan Bahan Alat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas teori-teori dasar yang digunakan untuk merealisasikan suatu sistem penjejak obyek bergerak. 2.1 Citra Digital Citra adalah suatu representasi (gambaran),

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERACAGA SISTEM Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perencanaan modul pengatur mas pada mobile x-ray berbasis mikrokontroller atmega8535 yang meliputi perencanaan dan pembuatan rangkaian

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan 2.2 Sensor Clamp Putaran Mesin

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan 2.2 Sensor Clamp Putaran Mesin 4 BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori mengenai perangkatperangkat pendukung baik perangkat keras dan perangkat lunak yang akan dipergunakan sebagai pengukuran

Lebih terperinci

RANCANGAN SISTEM PARKIR TERPADU BERBASIS SENSOR INFRA MERAH DAN MIKROKONTROLER ATMega8535

RANCANGAN SISTEM PARKIR TERPADU BERBASIS SENSOR INFRA MERAH DAN MIKROKONTROLER ATMega8535 RANCANGAN SISTEM PARKIR TERPADU BERBASIS SENSOR INFRA MERAH DAN MIKROKONTROLER ATMega8535 Masriadi dan Frida Agung Rakhmadi Program Studi Fisika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Jl. Marsda

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENULISAN

BAB III METODOLOGI PENULISAN BAB III METODOLOGI PENULISAN 3.1 Blok Diagram Gambar 3.1 Blok Diagram Fungsi dari masing-masing blok diatas adalah sebagai berikut : 1. Finger Sensor Finger sensor berfungsi mendeteksi aliran darah yang

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. AVR(Alf and Vegard s Risc processor) ATMega32 merupakan 8 bit mikrokontroler berteknologi RISC (Reduce Instruction Set Computer).

BAB II DASAR TEORI. AVR(Alf and Vegard s Risc processor) ATMega32 merupakan 8 bit mikrokontroler berteknologi RISC (Reduce Instruction Set Computer). BAB II DASAR TEORI Bab ini menjelaskan konsep dan teori dasar yang mendukung perancangan dan realisasi sistem. Penjelasan ini meliputi mikrokontroler AVR, perangkat sensor, radio frequency, RTC (Real Time

Lebih terperinci

BAB III ANALISA MASALAH DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA MASALAH DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA MASALAH DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Sub bab ini berisikan tentang analisa sistem yang akan dibangun. Sub bab ini membahas teknik pemecahan masalah yang menguraikan sebuah sistem menjadi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Sensor MLX 90614[5]

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Sensor MLX 90614[5] BAB II DASAR TEORI Dalam bab ini dibahas beberapa teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merealisasikan skripsi yang dibuat. Teori-teori yang digunakan dalam pembuatan skripsi ini adalah sensor

Lebih terperinci

DT-51 Application Note

DT-51 Application Note DT- Application Note AN - Weather Station I (Temperature & Humidity) oleh: Tim IE & Arif Bambang S. & Arief Rachmadani (Institut Teknologi Sepuluh November) Temperatur dan kelembaban merupakan aspek yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. [10]. Dengan pengujian hanya terbatas pada remaja dan didapatkan hasil rata-rata

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. [10]. Dengan pengujian hanya terbatas pada remaja dan didapatkan hasil rata-rata BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Sebelumnya pernah dilakukan penelitian terkait dengan alat uji kekuatan gigit oleh Noviyani Agus dari Poltekkes Surabaya pada tahun 2006 dengan judul penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Atmel AVR adalah jenis mikrokontroler yang paling sering dipakai dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Atmel AVR adalah jenis mikrokontroler yang paling sering dipakai dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mikrokontroler ATMega 8535 Atmel AVR adalah jenis mikrokontroler yang paling sering dipakai dalam bidang elektronika dan instrumentasi. Mikrokontroler AVR ini memiliki arsitektur

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro 22 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro Fakultas Tekik, Universitas Lampung, yang dilaksanakan mulai bulan Oktober

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global.

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras 3.1.1 Blok Diagram Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. Gambar

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas tentang perancangan sistem yang dibuat dimana diantaranya terdiri dari penjelasan perancangan perangkat keras, perancangan piranti lunak dan rancang bangun

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Ethanol

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Ethanol BAB II DASAR TEORI 2.1 Ethanol Ethanol yang kita kenal dengan sebutan alkohol adalah hasil fermentasi dari tetes tebu. Dari proses fermentasi akan menghasilkan ethanol dengan kadar 11 12 %. Dan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II. PENJELASAN MENGENAI System-on-a-Chip (SoC) C8051F Pengenalan Mikrokontroler

BAB II. PENJELASAN MENGENAI System-on-a-Chip (SoC) C8051F Pengenalan Mikrokontroler BAB II PENJELASAN MENGENAI System-on-a-Chip (SoC) C8051F005 2.1 Pengenalan Mikrokontroler Mikroprosesor adalah sebuah proses komputer pada sebuah IC (Intergrated Circuit) yang di dalamnya terdapat aritmatika,

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN CATU DAYA TENAGA SURYA UNTUK PERANGKAT AUDIO MOBIL

RANCANG BANGUN CATU DAYA TENAGA SURYA UNTUK PERANGKAT AUDIO MOBIL RANCANG BANGUN CATU DAYA TENAGA SURYA UNTUK PERANGKAT AUDIO MOBIL Sutedjo ¹, Rusiana², Zuan Mariana Wulan Sari 3 1 Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri ² Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 3 Mahasiswa

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Februari Instrumen dan komponen elektronika yang terdiri atas:

METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Februari Instrumen dan komponen elektronika yang terdiri atas: III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Februari 2013 sampai dengan

Lebih terperinci