BAB I PENDAHULUAN. Hakekat belajar IPA adalah sebagai produk dan sebagai proses, maka

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Hakekat belajar IPA adalah sebagai produk dan sebagai proses, maka"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hakekat belajar IPA adalah sebagai produk dan sebagai proses, maka dalam penilaian belajar biologi pun terdapat penilaian produk atau hasil belajar dan proses belajar. Penilaian hasil belajar sering dikaitkan dengan penilaian formatif dan sumatif, sementara penilaian yang melibatkan proses belajar dikenal sebagai asesmen. Walaupun antara keduanya dapat dipertukarkan, terdapat perbedaan mendasar antara penilaian dengan asesmen. Penilaian biasanya lebih menekankan hasil, jadi meninjau ke belakang atau yang sudah dilakukan, sedangkan asesmen melibatkan penilaian dan sekaligus melihat potensi ke depan perorangan siswa (Rustaman et al., 2003). Dalam pembelajaran biologi, terdapat konsep yang dianggap sulit baik oleh guru maupun siswa sendiri, misalnya tentang klasifikasi makhluk hidup. Handayani (2008), mengemukakan bahwa guru sangat kesulitan untuk mengajarkan konsep klasifikasi makhluk hidup, salah satunya materi tentang klasifikasi tumbuhan. Materi klasifikasi makhluk hidup yang dipelajari oleh siswa SMP kelas VII memiliki karakteristik yang sangat berbeda dengan materi biologi yang lain, yaitu diperlukan kemampuan siswa untuk memahami ciri ciri kelompok kelompok makhluk hidup dan mengingat berbagai nama makhluk hidup dengan nama nama ilmiah yang sebagian besar siswa merasa sangat kesulitan dalam mempelajarinya. 1

2 2 Kondisi yang terjadi sekarang ini adalah motivasi belajar siswa ketika mempelajari materi klasifikasi makhluk hidup cenderung menurun dan hasil belajar mereka kurang memuaskan. Hal lainnya adalah mereka kurang memahami pentingnya mempelajari keanekaragaman dan klasifikasi makhluk hidup, serta tidak dapat mengaplikasikan materi tersebut dalam kehidupan sehari-hari, karena tidak dapat memahami konsepnya secara utuh. Dengan demikian yang terjadi di lapangan sekarang adalah banyak terjadi kerusakan lingkungan dan menyebabkan hilangnya beberapa spesies makhluk hidup. Keanekaragaman makhluk hidup khususnya keanekaragaman tumbuhan merupakan salah satu materi yang sangat penting untuk dipelajari, agar siswa mengetahui berbagai macam tumbuhan, mengetahui manfaatnya bagi kepentingan manusia, dan mengetahui peranan tumbuhan di lingkungannya. Hal lainnya adalah karena Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman tumbuhan yang tinggi, dengan banyaknya bioma hutan hujan tropis, karena terletak di daerah tropik, memiliki curah hujan tinggi dan tanah vulkanik yang subur (Syamsuri et al., 2007). Maka sudah seharusnya peserta didik dapat memahami konsep keanekaragaman tumbuhan dengan sebaik-baiknya. Penilaian yang seharusnya dilakukan seorang guru dalam menilai ketercapaian kompetensi siswa adalah penilaian yang tidak hanya menilai hasil belajar, tetapi proses belajar siswa selama kegiatan pembelajaran di kelas perlu pula untuk dinilai. Penilaian dalam hal ini sering disebut dengan istilah asesmen. Seperti menurut Stiggins (Wulan, 2007) mengartikan asesmen sebagai penilaian proses, kemajuan, dan hasil belajar siswa. Selain itu penilaian yang dilakukan

3 3 harus bisa membantu siswa dalam belajar, yaitu yang dapat mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami siswa. Oleh karena itu, guru perlu melakukan penilaian diagnosis supaya siswa dapat mencapai kompetensi. Karena penilaian diagnosis dapat mengidentifikasi masalah atau kesulitan yang dialami siswa dan merencanakan tindak lanjut berupa upaya-upaya pemecahan sesuai masalah atau kesulitan yang telah teridentifikasi (Depdiknas, 2007). Dalam melakukan penilaian kesulitan belajar dibutuhkan instrumen penilaian yang tepat berupa butir-butir tes yang sesuai dengan kompetensi yang memang dianggap sulit oleh siswa dengan belum tercapainya standar kompetensi minimal yang disyaratkan. Instrumen penilaian tersebut bisa berupa tes (seperti soal pilihan ganda atau essay) dan non tes (misalnya angket dan wawancara). Agar dapat menilai kesulitan belajar siswa dengan tepat diperlukan perangkat penilaian yang baik dan teruji. Sementara itu para guru di sekolah seringkali gagal dalam mengungkap kesulitan belajar tersebut karena asesmen yang kurang tepat sasaran dan kualitas instrumen yang kurang memadai (Wulan et al., 2010). Perangkat asesmen yang digunakan guru dalam mengukur kesulitan belajar siswa pada umumnya berupa soal tes biasa, tes ini hanya mengungkap benar atau salah jawaban siswa dari pertanyaan yang diajukan dalam soal tersebut. Setelah itu guru tidak memberikan feedback atau umpan balik kepada siswa, sehingga guru tidak mengetahui letak kesulitan belajar siswa dan tidak dapat mengatasinya. Hal ini terjadi karena kurangnya pengetahuan guru tentang asesmen kesulitan belajar, seperti hasil penelitian Gabel (Corebima, 1999; Morgan, 2004; Wulan, 2007; Wulan et al., 2010) yang menunjukkan tentang

4 4 masih lemahnya pengetahuan dan kemampuan para guru di sekolah dalam melaksanakan penilaian baik tes maupun non tes yang sesuai dengan target penilaian. Hal ini menyebabkan kesulitan belajar siswa yang terkait dengan pencapaian kompetensi tidak dapat diungkap dengan jelas sehingga tidak dapat diatasi dengan baik. Dengan melihat adanya kesulitan yang dihadapi siswa dalam mempelajari konsep keanekaragaman makhluk hidup, maka perlu dilakukan penelitian tentang penerapan asesmen kesulitan belajar siswa untuk menilai kesulitan siswa SMP dalam mempelajari konsep keanekaragaman makhluk hidup. B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dijabarkan dalam latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang dapat diajukan yaitu: Bagaimana penerapan asesmen kesulitan belajar siswa untuk menilai kesulitan siswa SMP dalam mempelajari konsep keanekaragaman makhluk hidup? Untuk lebih memperjelas rumusan masalah tersebut, maka dimunculkan pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana pengembangan perangkat penilaian asesmen kesulitan belajar siswa untuk menilai kesulitan siswa SMP dalam mempelajari konsep keanekaragaman makhluk hidup? 2. Bagaimana penerapan asesmen kesulitan belajar siswa untuk menilai kesulitan siswa SMP dalam mempelajari konsep keanekaragaman makhluk hidup?

5 5 3. Kelebihan dan kelemahan apa sajakah yang dimiliki oleh perangkat penilaian yang telah dikembangkan? 4. Kendala apa yang dihadapi dalam menerapkan asesmen kesulitan belajar siswa untuk menilai kesulitan siswa SMP dalam mempelajari konsep keanekaragaman makhluk hidup? 5. Bagaimana tanggapan guru tentang penerapan asesmen kesulitan belajar siswa untuk menilai kesulitan siswa SMP dalam mempelajari konsep keanekaragaman makhluk hidup? C. Batasan Masalah Agar penelitian ini menjadi terarah, ruang lingkup masalah yang diteliti dibatasi pada hal-hal sebagai berikut: 1. Asesmen kesulitan belajar yang digunakan yaitu tes diagnostik berupa soal essay dan pilihan ganda yang memuat aspek kognitif berdasarkan Taksonomi Bloom revisi, serta nontes berupa angket dan wawancara. 2. Kesulitan belajar yang dimaksud adalah kesulitan yang dialami siswa dalam bidang akademik yang terkait dengan sulitnya menguasai kompetensi dasar minimal yang disyaratkan kurikulum. 3. Konsep keanekaragaman makhluk hidup yang dimaksud adalah tentang klasifikasi pada dunia tumbuhan. 4. Asesmen yang digunakan merujuk pada penelitian Wulan et al. (2010).

6 6 D. Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui asesmen kesulitan belajar siswa dalam mempelajari konsep keanekaragaman makhluk hidup. Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini yaitu: 1. Menghasilkan perangkat penilaian dan mendeskripsikan penerapan asesmen kesulitan belajar siswa untuk menilai kesulitan siswa SMP dalam mempelajari konsep keanekaragaman makhluk hidup. 2. Mengungkap kelebihan dan kelemahan serta kendala yang dimiliki oleh perangkat penilaian asesmen kesulitan belajar siswa SMP untuk menilai kesulitan siswa SMP dalam mempelajari konsep keanekaragaman makhluk hidup. 3. Menggali tanggapan guru tentang penerapan asesmen kesulitan belajar siswa untuk menilai kesulitan siswa SMP dalam mempelajari konsep keanekaragaman makhluk hidup. E. Manfaat Hasil Penelitian 1. Bagi guru a. Memberikan informasi mengenai perangkat penilaian asesmen kesulitan belajar siswa untuk menilai kesulitan siswa SMP dalam mempelajari konsep keanekaragaman makhluk hidup. b. Memberikan informasi mengenai kelebihan dan kelemahan yang muncul dalam perangkat penilaian asesmen kesulitan belajar siswa untuk menilai

7 7 kesulitan siswa SMP dalam mempelajari konsep keanekaragaman makhluk hidup. c. Memotivasi guru untuk memanfaatkan asesmen kesulitan belajar untuk mengetahui letak kesulitan belajar siswa SMP dalam mempelajari konsep keanekaragaman makhluk hidup. 2. Bagi siswa a. Mengetahui letak kesulitan belajar yang dialami siswa. b. Kesulitan belajar yang dialami siswa dapat teratasi sehingga siswa dapat mencapai kompetensi minimal yang disyaratkan. c. Membantu siswa merencanakan pembelajaran untuk mengatasi kesulitan belajarnya. 3. Bagi peneliti lain Mengetahui gambaran penerapan asesmen kesulitan belajar siswa dengan kelebihan dan kelemahannya sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan ketika akan melakukan penelitian selanjutnya atau pengembangan penelitian pada konsep biologi yang lain.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bab 2 pasal 3 UU Sisdiknas berisi pernyataan sebagaimana tercantum

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bab 2 pasal 3 UU Sisdiknas berisi pernyataan sebagaimana tercantum 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) merumuskan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakikatnya, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains terdiri atas

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakikatnya, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains terdiri atas 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains terdiri atas kumpulan produk sains (fakta, konsep, prinsip, dan teori) dan serangkaian proses sains

Lebih terperinci

2015 PENERAPAN LEARNING LOG UNTUK MENDIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR SISWA SMA PADA MATERI ECHINODERMATA

2015 PENERAPAN LEARNING LOG UNTUK MENDIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR SISWA SMA PADA MATERI ECHINODERMATA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penilaian atau asesmen dalam pembelajaran memiliki kedudukan yang sangat penting. Dikatakan demikian karena penilaian dalam pembelajaran memilki fungsi yang strategis.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Kesulitan belajar siswa yang dimaksud adalah profil kemampuan siswa dalam

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Kesulitan belajar siswa yang dimaksud adalah profil kemampuan siswa dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Kesulitan belajar siswa yang dimaksud adalah profil kemampuan siswa dalam merespon soal tes diagnosis serta latar belakang siswa yang mempengaruhi kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rizma Yuansih, 2014 Universitas Pendidikan Indonesia Repository.upi.edu Perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rizma Yuansih, 2014 Universitas Pendidikan Indonesia Repository.upi.edu Perpustakaan.upi.edu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penilaian atau asesmen memiliki kedudukan yang sangat penting dalam pembelajaran karena asesmen memiliki fungsi yang strategis dalam pembelajaran. Fungsi asesmen sangat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Data penelitian yang terjaring menggunakan seluruh instrumen penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Data penelitian yang terjaring menggunakan seluruh instrumen penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Data penelitian yang terjaring menggunakan seluruh instrumen penelitian dikelompokkan menjadi lima data utama berdasarkan pertanyaan penelitian. Bagian pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penilaian atau asesmen dalam pembelajaran memiliki kedudukan yang

BAB I PENDAHULUAN. Penilaian atau asesmen dalam pembelajaran memiliki kedudukan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penilaian atau asesmen dalam pembelajaran memiliki kedudukan yang sangat penting. Dikatakan demikian karena penilaian dalam pembelajaran memilki fungsi yang strategis.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... viii. DAFTAR GAMBAR... x. DAFTAR LAMPIRAN... xi

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... viii. DAFTAR GAMBAR... x. DAFTAR LAMPIRAN... xi v DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembelajaran yang sekarang ini banyak diterapkan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembelajaran yang sekarang ini banyak diterapkan adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakikat pembelajaran yang sekarang ini banyak diterapkan adalah konstruktivisme. Menurut paham konstruktivisme, pengetahuan dibangun oleh peserta didik (siswa)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMPN

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMPN BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMPN 19 Bandung tahun ajaran 2010/2011. Sampel dalam penelitian ini sebanyak tiga kelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membosankan dapat membuat siswa terdorong untuk belajar dan lebih

BAB I PENDAHULUAN. membosankan dapat membuat siswa terdorong untuk belajar dan lebih 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Terciptanya kondisi belajar yang menyenangkan dan tidak membosankan dapat membuat siswa terdorong untuk belajar dan lebih berperan aktif di dalam kelas, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Renaldi Ednin Vernia,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Renaldi Ednin Vernia,2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan termasuk unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Menurut Syah (2006),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda maka beberapa istilah yang

BAB III METODE PENELITIAN. Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda maka beberapa istilah yang BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda maka beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut: 1. Kesulitan belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (KPS) (Ramli, 2011). Selain itu, menurut Rustaman (2003) KPS. proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

BAB I PENDAHULUAN. (KPS) (Ramli, 2011). Selain itu, menurut Rustaman (2003) KPS. proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar didefinisikan sebagai perubahan perilaku (tingkah laku) yang diakibatkan oleh pengalaman (Dahar, 1989). Pengalaman belajar dapat menghasilkan kemampuan-kemampuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP kelas VIII Laboratorium Percontohan UPI Bandung sebanyak 3 kelas semester 1. Sampel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan yang diharapkan pada proses pendidikan adalah terciptanya peserta didik yang cerdas komprehensif. Menurut Mulyasana (2012, hlm. 2) pendidikan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Kurikulum merupakan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Kurikulum merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum, proses pembelajaran, dan penilaian merupakan tiga dimensi dari sekian banyak dimensi yang sangat penting dalam pendidikan. Ketiga dimensi tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pembelajaran fisika merupakan aktivitas untuk mencapai tujuan-tujuan pengajaran mata pelajaran fisika yang tidak hanya menekankan pada ranah kognitif tetapi juga ranah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Evaluasi Pembelajaran. 1. Pengertian Evaluasi. Evaluasi perlu dilakukan dalam kegiatan belajar-mengajar untuk dapat

BAB II KAJIAN TEORI. A. Evaluasi Pembelajaran. 1. Pengertian Evaluasi. Evaluasi perlu dilakukan dalam kegiatan belajar-mengajar untuk dapat 7 BAB II KAJIAN TEORI A. Evaluasi Pembelajaran 1. Pengertian Evaluasi Evaluasi perlu dilakukan dalam kegiatan belajar-mengajar untuk dapat menentukan tercapai atau tidaknya tujuan pendidikan dan pembelajaran.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ismi Rakhmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ismi Rakhmawati, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 2005 mengemukakan bahwa standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran. Dalam menilai ataupun mengevaluasi, menganalisis soal

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran. Dalam menilai ataupun mengevaluasi, menganalisis soal 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Evaluasi atau penilaian merupakan salah satu faktor penting dalam pembelajaran, karena posisinya dapat disetarakan dengan penetapan tujuan dalam proses pembelajaran.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengajar. Namun biasanya penilaian ini lebih ditujukan hanya untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. mengajar. Namun biasanya penilaian ini lebih ditujukan hanya untuk mengetahui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam proses belajar mengajar tentu diperlukan evaluasi atau penilaian dengan tujuan untuk mengetahui keberhasilan siswa pada saat proses belajar mengajar. Namun biasanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan beberapa istilah yang digunakan sebagai variabel dalam penelitian ini, maka diperlukan penjelasan tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Evaluasi merupakan hal yang sangat penting yang harus dilakukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Evaluasi merupakan hal yang sangat penting yang harus dilakukan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Evaluasi merupakan hal yang sangat penting yang harus dilakukan karena hasil evaluasi dapat dijadikan sebagai gambaran mengenai kualitas suatu sekolah maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada semua

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada semua BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada semua jenjang pendidikan sejak tahun ajaran 2007/2008 menuntut berbagai perubahan pada praktik pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu peristiwa yang diamati yang kemudian diuji kebenarannya

BAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu peristiwa yang diamati yang kemudian diuji kebenarannya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sains, pada hakikatnya, dapat dipandang sebagai produk dan sebagai proses. Sains sebagai produk berarti sains merupakan produk dari hasil pemikiran terhadap

Lebih terperinci

2015 PENGEMBANGAN ASSESMEN KINERJA UNTUK MENILAI KETERAMPILAN PROSES SAINS TERINTEGRASI SISWA PADA KONSEP EKOSISTEM

2015 PENGEMBANGAN ASSESMEN KINERJA UNTUK MENILAI KETERAMPILAN PROSES SAINS TERINTEGRASI SISWA PADA KONSEP EKOSISTEM BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Biologi merupakan salah satu cabang dari ilmu sains. Sains banyak dipandang orang sebagai kumpulan pengetahuan. Sains mengandung proses dan produk. Sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Oprasional Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan beberapa istilah yang digunakan sebagai variabel dalam penelitian ini,maka diperlukan penjelasan tentang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. O X O Pretes Perlakuan Postes

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. O X O Pretes Perlakuan Postes A. Metode dan Desain Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimen dengan tipe weak experiment. Penerapan penggunaan asesmen portofolio

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Biologi merupakan suatu cabang ilmu yang banyak mengandung konsep

BAB I PENDAHULUAN. Biologi merupakan suatu cabang ilmu yang banyak mengandung konsep BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Biologi merupakan suatu cabang ilmu yang banyak mengandung konsep yang harus dipahami siswa. Pemahaman dan penguasaan terhadap konsep tersebut akan mempermudah siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembenahan di segala bidang termasuk bidang pendidikan. Hal ini juga dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. pembenahan di segala bidang termasuk bidang pendidikan. Hal ini juga dilakukan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Majunya suatu negara sangat ditentukan oleh majunya pendidikan di negara tersebut. Pada era globalisasi saat ini, seluruh negara di dunia berusaha melakukan pembenahan

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESULITAN SOAL UJIAN AKHIR SEKOLAH BAHASA INDONESIA SMP NEGERI 1 KUALA TAHUN AJARAN 2014/2015

ANALISIS TINGKAT KESULITAN SOAL UJIAN AKHIR SEKOLAH BAHASA INDONESIA SMP NEGERI 1 KUALA TAHUN AJARAN 2014/2015 ANALISIS TINGKAT KESULITAN SOAL UJIAN AKHIR SEKOLAH BAHASA INDONESIA SMP NEGERI 1 KUALA TAHUN AJARAN 2014/2015 Oleh Sri Wati Muhammad Surip, S.Pd., M.Si Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesesuaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. curriculum) ke kurikulum berbasis kompetensi (competency based. menuntut siswa untuk menerapkan langsung konsep yang di dapat dalam

BAB I PENDAHULUAN. curriculum) ke kurikulum berbasis kompetensi (competency based. menuntut siswa untuk menerapkan langsung konsep yang di dapat dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan kurikulum dari kurikulum berbasis isi (content based curriculum) ke kurikulum berbasis kompetensi (competency based curriculum) berdampak pada perubahan orientasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Berikut ini diuraikan beberapa definisi operasional dari istilah yang terkait dalam permasalahan penelitian ini, di antaranya: 1. Pengembangan tes tertulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan berpikir kritis sangat penting dimiliki oleh mahasiswa untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan berpikir kritis sangat penting dimiliki oleh mahasiswa untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan berpikir kritis sangat penting dimiliki oleh mahasiswa untuk menghadapi berbagai tantangan, mampu memecahkan masalah yang dihadapi, mengambil keputusan

Lebih terperinci

KONSEP DASAR PENILAIAN. Tujuan, Fungsi, Prinsip, Cakupan, Jenis & Teknik Penilaian

KONSEP DASAR PENILAIAN. Tujuan, Fungsi, Prinsip, Cakupan, Jenis & Teknik Penilaian KONSEP DASAR PENILAIAN Pengukuran-Penilaian-Tes-Evaluasi Tujuan, Fungsi, Prinsip, Cakupan, Jenis & Teknik Penilaian Indikator Membedakan pengertian pengukuran, penilaian, tes dan evaluasi Menjelaskan tujuan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Sampel Penelitian Penelitian ini berlokasi di SMP Negeri 19 Bandung dan sampel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 19

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aa Juhanda, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aa Juhanda, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah serius yang tengah dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini adalah sistem pendidikan yang terlalu berorientasi pada pengembangan otak kiri (kognitif)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan bukti-bukti atau karya-karya hasil belajar siswa meliputi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan bukti-bukti atau karya-karya hasil belajar siswa meliputi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda maka dibuat definisi operasional sebagai berikut: 1. Asesmen portofolio Asesmen portofolio adalah penilaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Matematika merupakan salah satu ilmu yang memiliki peranan penting

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Matematika merupakan salah satu ilmu yang memiliki peranan penting BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Matematika merupakan salah satu ilmu yang memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Karena itu, pemerintah selalu berusaha agar mutu pendidikan matematika

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang diatur di dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

I. PENDAHULUAN. yang diatur di dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas manusia. Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia merupakan suatu sistem pendidikan nasional yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hasna Nuraeni, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hasna Nuraeni, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sains berperan penting dalam upaya pembangunan Indonesia seutuhnya melalui pencapaian tujuan proses pembelajarannya. Namun kondisi pendidikan Indonesia,

Lebih terperinci

BAB II. PENGUASAAN KONSEP FISIKA BAGI MAHASISWA

BAB II. PENGUASAAN KONSEP FISIKA BAGI MAHASISWA ppwwipldaftar ISI HALAMAN JUDUL. LEMBAR PENGESAHAN.. PERNYATAAN KATA PENGANTAR.. ABSTRAK. DAFTAR ISI. DAFTAR TABEL. DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN.... BAB I. PENDAHULUAN... A. Latar Belakang Masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional sedang menggalakan pendidikan berbasis karakter. Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. nasional sedang menggalakan pendidikan berbasis karakter. Undang-Undang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu sektor penting dalam upaya mencapai kemajuan suatu bangsa. Saat ini pemerintah lewat departemen pendidikan nasional sedang menggalakan

Lebih terperinci

PENGERTIAN TUJUAN ATAU FUNGSI PENILAIAN PENDIDIKAN BESERTA CONTOHNYA MAKALAH

PENGERTIAN TUJUAN ATAU FUNGSI PENILAIAN PENDIDIKAN BESERTA CONTOHNYA MAKALAH PENGERTIAN TUJUAN ATAU FUNGSI PENILAIAN PENDIDIKAN BESERTA CONTOHNYA MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Assesmen dan Evaluasi yang dibimbing oleh Dra. Sunarmi, M.Pd Oleh : Kelompok 4 / Offering C

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha sadar mengembangkan manusia menuju

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha sadar mengembangkan manusia menuju 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan merupakan usaha sadar mengembangkan manusia menuju kedewasaan. Kedewasaan ini meliputi aspek kedewasaan intelektual, sosial dan moral. Tujuan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses pengubahan tingkah laku dan kemampuan seseorang menuju kearah kemajuan dan peningkatan. Selain itu pendidikan dapat mengubah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan diperoleh secara otodidak.

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan diperoleh secara otodidak. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam arti sempit merupakan segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Sedangkan dalam arti luas, pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mencakup tiga segmen

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mencakup tiga segmen 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mencakup tiga segmen yaitu produk, proses dan sikap. Produk IPA berupa fakta-fakta, konsep, prinsip, hukum dan teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk

BAB I PENDAHULUAN. siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar mengandung kegiatan interaksi antara guru, siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi awal pada salah satu SMP swasta di Bandung,

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi awal pada salah satu SMP swasta di Bandung, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan hasil observasi awal pada salah satu SMP swasta di Bandung, diperoleh data rata-rata hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA TERPADU untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran sains di Indonesia dewasa ini kurang berhasil meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran sains di Indonesia dewasa ini kurang berhasil meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran sains di Indonesia dewasa ini kurang berhasil meningkatkan kemampuan literasi sains siswa, uraian tersebut berdasarkan pada informasi diagnostik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Penjelasan definisi operasional dalam penelitian diuraikan sebagai berikut: 1. Asesmen alternatif elektronik yang dimaksud adalah software yang dapat menilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan transformasi pengetahuan, sikap dan keterampilan dengan melibatkan aktivitas fisik dan mental siswa. Keterlibatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi adalah pengambilan keputusan berdasarkan hasil pengukuran dan

BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi adalah pengambilan keputusan berdasarkan hasil pengukuran dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Evaluasi adalah pengambilan keputusan berdasarkan hasil pengukuran dan standar kriteria. Pengukuran dan evaluasi merupakan dua kegiatan yang berkesinambungan. Evaluasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep saja tetapi

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep saja tetapi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh peneliti menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK). PTK adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Maya Asih Rohaeni, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Maya Asih Rohaeni, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan berkomunikasi perlu dimiliki oleh setiap siswa. Sebagai seorang ilmuan, siswa diharapkan memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik sehingga diharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Belajar merupakan sebuah proses kehidupan yang akan dialami oleh setiap manusia di sepanjang perjalanan hidupnya. Disadari atau tidak, manusia akan selalu mengalami

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Menurut Depdiknas (2004), asesmen sangat penting dilakukan untuk memperoleh

I. PENDAHULUAN. Menurut Depdiknas (2004), asesmen sangat penting dilakukan untuk memperoleh I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Depdiknas (2004), asesmen sangat penting dilakukan untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi peserta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Saat ini kemajuan inovasi kurikulum berpengaruh kepada hasil belajar siswa, dalam setiap proses belajar mengajar ditekankan pada pendekatan student center

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seorang guru dituntut untuk memiliki dan menguasai keterampilan dasar

BAB I PENDAHULUAN. Seorang guru dituntut untuk memiliki dan menguasai keterampilan dasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seorang guru dituntut untuk memiliki dan menguasai keterampilan dasar mengajar. Terdapat delapan keterampilan dasar mengajar yang harus dikuasai oleh seorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai standar yang telah disesuaikan UU No 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai standar yang telah disesuaikan UU No 20 tahun 2003 tentang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan penyelenggaraan pendidikan perlu adanya sebuah pertanggungjawaban dalam bentuk evaluasi untuk menentukan taraf kemajuan aktivitas di dalam pendidikan. Evaluasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memainkan peranan yang penting dalam kehidupan dan. kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Penyusunan KTSP mengacu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memainkan peranan yang penting dalam kehidupan dan. kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Penyusunan KTSP mengacu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memainkan peranan yang penting dalam kehidupan dan kemajuan umat manusia. Sesuai dengan kebijakan pendidikan saat ini kurikulum yang diberlakukan

Lebih terperinci

2016 PERBANDINGAN PENGGUNAAN MEDIA PERMAINAN MONOPOLI DAN ULAR TANGGA DALAM HASIL DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SMP

2016 PERBANDINGAN PENGGUNAAN MEDIA PERMAINAN MONOPOLI DAN ULAR TANGGA DALAM HASIL DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SMP A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Proses belajar mengajar mengandung interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar. Belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains sangat berkaitan erat dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains sangat berkaitan erat dengan cara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains sangat berkaitan erat dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga sains bukan hanya menekankan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sikap, dan teknologi agar siswa dapat benar-benar memahami sains secara utuh

BAB I PENDAHULUAN. sikap, dan teknologi agar siswa dapat benar-benar memahami sains secara utuh 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sains tidak hanya merupakan suatu kumpulan pengetahuan saja, karena dalam sains mengandung empat hal yaitu konten atau produk, proses atau metode, sikap, dan teknologi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya. Ketercapaian tujuan pendidikan dapat diwujudkan melalui program

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya. Ketercapaian tujuan pendidikan dapat diwujudkan melalui program BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar, sistematis, dan berkelanjutan untuk mengembangkan potensi yang dibawa manusia, menanamkan sifat dan memberikan kecakapan sesuai dengan

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITASDESAIN KEGIATAN LABORATORIUM (DKL)MATERI PENCEMARAN LINGKUNGANJENJANG SMP DAN SMA

ANALISIS KUALITASDESAIN KEGIATAN LABORATORIUM (DKL)MATERI PENCEMARAN LINGKUNGANJENJANG SMP DAN SMA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Proses pembelajaran sains lebih menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung. Hal ini dikarenakan pembelajaran sains memiliki objek kajian berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Siswa masuk ke dalam kelas tidak seperti papan tulis kosong, namun dengan sebuah pengetahuan awal yang tidak semuanya benar (Wenning, 2005). Pengetahuan awal atau konsepsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rezki Prima Putri, 2014 Universitas Pendidikan Indonesia Repository.upi.edu Perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang     Rezki Prima Putri, 2014 Universitas Pendidikan Indonesia Repository.upi.edu Perpustakaan.upi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penilaian atau asesmen memegang peranan penting dalam proses pembelajaran. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Rustaman, et al. (2005) bahwa dalam proses pembelajaran

Lebih terperinci

ARTI PENILAIAN DAN BEBERAPA MASALAHNYA

ARTI PENILAIAN DAN BEBERAPA MASALAHNYA ARTI PENILAIAN DAN BEBERAPA MASALAHNYA 1. Arti Penilaian Istilah penilaian sebagai terjemahan dari Evaluation jika dalam kepustakaan lain digunakan istilah assesmen, appraisal, sebagai panduan akan digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sains merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang diperoleh tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. Sains merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang diperoleh tidak hanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sains merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang diperoleh tidak hanya produk saja, tetapi juga mencakup pengetahuan seperti keterampilan, keingintahuan, keteguhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bertujuan untuk mempersiapkan seseorang menjadi manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bertujuan untuk mempersiapkan seseorang menjadi manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bertujuan untuk mempersiapkan seseorang menjadi manusia seutuhnya dan bertanggungjawab terhadap kehidupannya. Tujuan pendidikan sains (IPA) menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut kita untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut kita untuk memiliki 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut kita untuk memiliki sumber daya manusia yang cerdas dan terampil, yang hanya akan terwujud jika setiap anak bangsa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. studi atau suatu bagian dari bidang studi. Peta konsep bukan hanya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. studi atau suatu bagian dari bidang studi. Peta konsep bukan hanya BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Peta Konsep Peta konsep merupakan suatu gambar dua dimensi dari suatu bidang studi atau suatu bagian dari bidang studi. Peta konsep bukan hanya

Lebih terperinci

PROFIL KETUNTASAN BELAJAR DITINJAU DARI PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING

PROFIL KETUNTASAN BELAJAR DITINJAU DARI PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING PROFIL KETUNTASAN BELAJAR DITINJAU DARI PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP PENCAPAIAN KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) BIOLOGI SISWA KELAS VIIA DI SMP NEGERI 2 KARTASURA TAHUN AJARAN 2008/2009

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tabiat (behavior) manusia. Yang dimaksud dengan behavior adalah setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. tabiat (behavior) manusia. Yang dimaksud dengan behavior adalah setiap BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses atau kegiatan yang diarahkan untuk merubah tabiat (behavior) manusia. Yang dimaksud dengan behavior adalah setiap tanggapan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah sekolah yang dirancang untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah sekolah yang dirancang untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah sekolah yang dirancang untuk menciptakan lulusan-lulusan yang siap kerja sesuai dengan bidangnya. Hal ini sejalan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran biologi di SMA menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran biologi di SMA menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran biologi di SMA menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Depdiknas, 2006) berkaitan dengan cara mencari tahu (inquiry) tentang alam secara sistematis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Biologi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang paling penting

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Biologi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang paling penting 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Biologi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang paling penting dalam kehidupan manusia karena ilmu pengetahuan ini telah memberikan kontribusi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Kondisi Fisik Sekolah Dan Pembelajaran Di Sekolah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Kondisi Fisik Sekolah Dan Pembelajaran Di Sekolah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Kondisi Fisik Sekolah Dan Pembelajaran Di Sekolah Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Colomadu. Bangunan ini didirikan di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengajarkan sains, guru harus memahami tentang sains. pengetahuan dan suatu proses. Batang tubuh adalah produk dari pemecahan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengajarkan sains, guru harus memahami tentang sains. pengetahuan dan suatu proses. Batang tubuh adalah produk dari pemecahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk mengajarkan sains, guru harus memahami tentang sains. Menurut Trowbridge et.al (1973) : Sains adalah batang tubuh dari pengetahuan dan suatu proses. Batang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neni Yuningsih, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neni Yuningsih, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karakteristik pembelajaran IPA harus dikembangkan sesuai dengan hakikat IPA, yaitu sebagai produk, proses, teknologi, dan nilai-nilai. Pembelajaran IPA bukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Asesmen portofolio Asesmen portofolio merupakan bentuk penilaian terhadap sekumpulan karya peserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah adalah bagian dari dunia pendidikan yang membuat program

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah adalah bagian dari dunia pendidikan yang membuat program BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah adalah bagian dari dunia pendidikan yang membuat program pembelajaran kepada siswa. Siswa dididik untuk mencapai tujuan pendidikan nasional seperti yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Eka Kartikawati,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Eka Kartikawati,2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan di Indonesia antara lain diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang berkualitas sangat diperlukan dalam pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Peta konsep Peta konsep adalah susunan konsep-konsep yang saling berkaitan pada sub materi sistem saraf manusia sebagai hasil dari pemetaan konsep

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Lehman (dalam Ana Ratna Wulan, 2005) mengemukakan bahwa:

PENDAHULUAN. Lehman (dalam Ana Ratna Wulan, 2005) mengemukakan bahwa: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Evaluasi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari proses pembelajaran serta memiliki posisi penting dalam sistem pendidikan. Suharsimi Arikunto (2004, hlm.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semua orang yang mengalami sekolah secara formal, mungkin juga sekolah informal

BAB I PENDAHULUAN. Semua orang yang mengalami sekolah secara formal, mungkin juga sekolah informal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semua orang yang mengalami sekolah secara formal, mungkin juga sekolah informal dan nonformal, tak terhindar dari pengukuran (measurement) dan tes. Suatu tes

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini, yaitu research and development atau penelitian

BAB III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini, yaitu research and development atau penelitian BAB III. METODE PENELITIAN A. Setting Pengembangan Metode penelitian ini, yaitu research and development atau penelitian pengembangan. Pengembangan yang dilakukan adalah pembuatan media instruksional berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan mata pelajaran biologi di Madrasah Aliyah (MA) adalah agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan mata pelajaran biologi di Madrasah Aliyah (MA) adalah agar peserta didik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan mata pelajaran biologi di Madrasah Aliyah (MA) adalah agar peserta didik memiliki kemampuan untuk memahami konsep-konsep biologi dan saling keterkaitan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Lembang yang berlokasi di Jalan Raya Lembang Nomor 357, Kecamatan Sumur Bandung, Kabupaten Bandung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada hari Jum at, tanggal 25 November

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada hari Jum at, tanggal 25 November BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran adalah proses transfer ilmu dua arah, antara guru sebagai pemberi informasi dan siswa sebagai penerima informasi menurut Munif Chatid (Indah,2008). Proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. afektif atau perubahan perilaku dan Kompetensi yang ingin dicapai adalah

BAB I PENDAHULUAN. afektif atau perubahan perilaku dan Kompetensi yang ingin dicapai adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tahun ajaran 2013/2014 Depdiknas menetapkan kurikulum yang baru setelah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yakni Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menyajikan uraian mengenai metodologi penelitian, yaitu: lokasi dan sumber data penelitian, metode dan desain penelitian, prosedur dan paradigma penelitian dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masih

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masih 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masih lemahnya proses pembelajaran, siswa kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berikut ini adalah penjelasan operasional tentang istilah-istilah yang

BAB III METODE PENELITIAN. Berikut ini adalah penjelasan operasional tentang istilah-istilah yang BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Berikut ini adalah penjelasan operasional tentang istilah-istilah yang terdapat pada perumusan masalah, guna menghindari terjadinya perbedaan penafsiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan kurikulum KTSP (2006) saat ini siswa dituntut untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan kurikulum KTSP (2006) saat ini siswa dituntut untuk dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan kurikulum KTSP (2006) saat ini siswa dituntut untuk dapat berperan secara aktif (student centered) karena siswa yang aktif menunjukkan keterlibatan

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. VIII. No. 2 Tahun 2010, Hlm

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. VIII. No. 2 Tahun 2010, Hlm Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. VIII. No. 2 Tahun 2010, Hlm. 33-40 PEMANFAATAN PENILAIAN PORTOFOLIO DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI Oleh Sukanti 1 Abstrak Hasil belajar dapat dikelompokkan

Lebih terperinci