SITUASI DAERAH HUKUM PENGADILAN NEGERI RAHA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SITUASI DAERAH HUKUM PENGADILAN NEGERI RAHA"

Transkripsi

1 SITUASI DAERAH HUKUM PENGADILAN NEGERI RAHA KLAS II ( Di Bawah Pengadilan Tinggi Kendari ) Alamat kantor : Jl. M.H. Thamrin No. 33 Raha, Telp. (0403) Fax. (0403) Telepon Ketua : - Telepon panitera / Sekretaris : Kode pos : Kode wilayah : (0403 ) Propinsi : Sulawesi Tenggara

2 DAFTAR ISI I. PETA DAERAH HUKUM... 1 II. GEDUNG 1. Gambar (foto) Denah Keterangan Tentang Gedung... 2 III. TEMPAT SIDANG TEMPAT (ZITTING PLAATZEN)... 3 IV. PERSONIL... 3 V. PERKARA... 5 VI. DAERAH - Pembagian Daerah Tanah... 7 VII. PENDUDUK 1. Golongan Agama Mata Pencaharian VIII. PEREKONOMIAN IX. PENDIDIKAN X. KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA XI. BAHASA XII. LALU LINTAS DAN PARIWISATA XIII. SEJARAH PENGADILAN XIV. HUKUM ADAT XV. PEMERINTAHAN DAERAH XVI. MASALAH-MASALAH YANG DIHADAPI SEKARANG XVII. MASALAH PERSIDANGAN / FORMULIR DAN REGISTER PERKARA 17 XVIII. LAIN-LAIN 1. Usul Saran... 17

3 I. PETA DAERAH HUKUM II. G E D U N G 1. Gambar (foto) 1

4 2. D e n a h 3. Keterangan Tentang Gedung Gedung kantor Pengadilan Negeri Raha di bangun tahun 2006, dengan dana ± Rp. 3.4 dengan luas tanah 2182 m2 merupakan pemberian Pemda Kabupaten Muna yang terletak di Kelurahan Wamponiki Kec. Katobu Kab. Muna. Berikut Pembagian Ruangan: 1. Teras 2. Ruang Ketua 3. Ruang Wakil Ketua 4. Ruangan Pansek 5. Ruang Sidang Utama 6. Ruang Sidang II 7. Ruang Hakim I 8. Ruang Hakim II 9. Ruang Wasek 10. Ruang Perpustakaan 11. Ruang Arsip 12. Ruang Tunggu 2

5 13. Ruang IT 14. Ruangan Umum 15. Ruangan Keuangan 16. Ruangan Personalia 17. Ruangan Wapan 18. Ruangan Panmud Perdata 19. Ruangan Panmud Pidana 20. Sel Tahanan 21. Gudang Barang Bukti 22. Ruang Darmayuktikarini 23. Ruangan Panmud Hukum 24. Gudang II 25. Musholla 26. Kantin 27. Garasi 28. Toilet 3 (tiga) Tempat III. TEMPAT SIDANG TETAP (ZITTING PLAATSEN) Pengadilan Negeri Raha memiliki Zitting Plaatsen (Tempat Sidang) di Jl. M.H. Thamrin No. 33 Kecamatan Katobu Kota Raha dengan luas bangunan m2 dan luas tanah 2182 m2. Hingga kini Pengadilan Negeri Raha sebagian yurisdiksinya juga termasuk daerah tingkat II yang baru dimekarkan, yaitu Kabupaten Buton Utara. IV. P E R S O N I L NO TENAGA TEKNIS PANGKAT/GOLONGAN KETERANGAN 1 Ketua : Ari Widodo, SH. Pembina / (IV/a) 2 Wakil Ketua : Kairul Saleh, SH. 3 Hakim : 1. Yudhi Kusuma A. P, SH. 2. Hayadi, SH. 3. Moh. Bekti Wibowo, SH. 4. Mohammad Fauzi Salam, SH. 5. Saiful Brow, SH Penata Tk. I / (III/d) Penata Muda Tk. I / (III/b) Penata Muda Tk. I / (III/b) Penata Muda Tk. I / (III/b) Penata Muda Tk. I / (III/b) Penata Muda Tk. I / (III/b) 4 Panitera / Sekretaris : A. Tadjuddin, Sm.Hk. 5 Wakil Panitera : La Pamade Panitera Muda 6 Sub Kepaniteraan Perdata : Satinah Staf : 1. Suwasta, SH. 2. warni 3

6 7 Sub Kepaniteraan Pidana : Husaeni Staf : 1. La Ode Tombu, SH 2. Agus Merdekawati, SH. 3. Hasdarti, SE 8 Sub Kepaniteraan Hukum : Sofiah Staf : 1. Darwis, SH 2. Mukmin, S.Kom 3. Oktaviani, A.Md. 4. La Ode Iskandar, SH 9 Panitera Pengganti : 1. La Ode Tombu, SH. 2. Budi Djuniarto 3. Musafati 4. Agus Merdekawati, SH. 10 Jurusita : 1. La Ode Kamislihi, SH. 2. Hasan Simpa, SH NO TENAGA NON TEKNIS PANGKAT/GOLONGAN KETERANGAN 1 Wakil Sekretaris : Muhamad Abdu, SE 2 Kaur/Kasub Kepegawaian : Muhamad Abdu, SE Staf : 1. Komang Santoso, S.Kom 3 Kaur/Kasub Keuangan : La Ode Sunia, S.Pd.I Staf : 1. Wa Ode Noor Laela R, SE. 2. Maria Bintari Yulisinora, SE 4 Kaur/Kasub Umum : Syamsu Alam Staf 1. La Ode Amanah 2. La Tuba 3. Anwar 4. Andy Arya Pratama 4

7 V. PERKARA NO PERKARA PIDANA JUMLAH BIASA SINGKAT 1 Sisa tahun Masuk dalam tahun Putus 62 4 Sisa tahun Terdakwa / Jaksa minta banding 1 6 Terdakwa / Jaksa minta kasasi 1 7 PK (Peninjauan Kembali) - 8 Terdakwa minta grasi - KETERANGAN NO PIDANA CEPAT/RINGAN/LALU LINTAS JUMLAH KETERANGAN 1 Sisa tahun Masuk dalam tahun Putus Kasasi - 5 Grasi - NO PERKARA PERDATA GUGATAN JUMLAH KETERANGAN 1 Sisa tahun Masuk dalam tahun Putus 3 4 Cabut 1 5 Sisa tahun Para pihak minta banding 2 7 Para pihak minta kasasi 1 8 PK (Peninjauan Kembali) - NO PERKARA PERDATA PERMOHONAN JUMLAH KETERANGAN 1 Sisa tahun Masuk dalam tahun Putus 3 4 Cabut - 5 Sisa tahun

8 V. D A E R A H Daerah hukum Pengadilan Negeri Raha mencakup 2 (dua) Daerah Tk. II yaitu Kabupaten Muna dan Buton Utara. Pengadilan Negeri Raha membawahi 39 (tiga puluh sembilan) Kecamatan, yaitu: 1. Kecamatan Tongkuno 2. Kecamatan Tongkuno Selatan 3. Kecamatan Parigi 4. Kecamatan Bone 5. Kecamatan Marobo 6. Kecamatan Kabawo 7. Kecamatan Kabangka 8. Kecamatan Kontu Kowuna 9. Kecamatan Tiworo Kepualauan 10. Kecamatan Maginti 11. Kecamatan Tiwiro Tengah 12. Kecamatan Tiworo Selatan 13. Kecamatan Tiworo Utara 14. Kecamatan Lawa 15. Kecamatan Sawerigadi 16. Kecamatan Barangka 17. Kecamatan Wadaga 18. Kecamatan Kusambi 19. Kecamatan Kontunaga 20. Kecamatan Watopute 21. Kecamatan Katobu 22. Kecamatan Lohia 23. Kecamatan Duruka 24. Kecamatan Batalaiworu 25. Kecamatan Napabalano 26. Kecamatan Lasalepa 27. Kecamatan Napano Kusambi 28. Kecamatan Towea 29. Kecamatan Wakorumba Selatan 30. Kecamatan Pasir Putih 31. Kecamatan Pasi Kolaga 32. Kecamatan Maligano 33. Kecamatan Batukara 34. Kecamatan Kambowa 35. Kecamatan Bone Gunu 36. Kecamatan Kulisusu 37. Kecamatan Kulisusu Barat 38. Kecamatan Kulisusu Utara 39. Kecamatan Wakorumba 1. Pembagian Daerah Pengadilan Negeri Raha mempunyai 2 (dua) wilayah hukum Daerah Tk. II yaitu Kabupaten Muna dan Kabupaten Buton Utara. Kabupaten Muna terdiri dari 33 (tiga puluh tiga) Kecamatan yaitu: 1. Kecamatan Tongkuno 2. Kecamatan Tongkuno Selatan 3. Kecamatan Parigi 4. Kecamatan Bone 5. Kecamatan Marobo 6. Kecamatan Kabawo 7. Kecamatan Kabangka 8. Kecamatan Kontu Kowuna 9. Kecamatan Tiworo Kepualauan 10. Kecamatan Maginti 11. Kecamatan Tiwiro Tengah 12. Kecamatan Tiworo Selatan 13. Kecamatan Tiworo Utara 14. Kecamatan Lawa 15. Kecamatan Sawerigadi 16. Kecamatan Barangka 17. Kecamatan Wadaga 18. Kecamatan Kusambi 19. Kecamatan Kontunaga 20. Kecamatan Watopute 21. Kecamatan Katobu 22. Kecamatan Lohia 23. Kecamatan Duruka 24. Kecamatan Batalaiworu 25. Kecamatan Napabalano 26. Kecamatan Lasalepa 27. Kecamatan Napano Kusambi 28. Kecamatan Towea 29. Kecamatan Wakorumba Selatan 30. Kecamatan Pasir Putih 31. Kecamatan Pasi Kolaga 32. Kecamatan Maligano 33. Kecamatan Batukara 6

9 Kabupaten Buton Utara terdiri dari 5 (lima) Kecamatan yaitu : 1. Kecamatan Kambowa 2. Kecamatan Bone Gunu 3. Kecamatan Wakorumba 4. Kecamatan Kulisusu 5. Kecamatan Kulisusu Barat 6. Kecamatan Kulisusu Utara 2. T a n a h Berdasarkan hasil pemetaan penggunaan tanah kecamatan diseluruh Kabupaten Muna dengan luas keseluruhan KM2. Secara garis besar ketinggian daratan kabupaten muna bervariasi antara m di atas permukaan laut, namun sebagian besar luas daratan kanupaten muna berada pada ketinggian m di atas permukaan laut, yaitu sebesar 33, 13%, sedangkan ketinggian 1000m hanya sekitar 0,02%. Keadaan Tanah Daerah Hukum PN Raha lainnya, yaitu Kabupaten Buton Utara. Kabupaten Buton Utara merupakan dataran rendah dan sebahagian berbukit dengan keadaan tanah yang sangat subur terutama yang terletak pada pesisir pantai sangat cocok untuk pertanian baik tanaman pangan maupun tanaman perkebunan. Kabupaten Buton Utara bagian utara terdiri dari barisan pegunungan dan sedikit melengkung ke arah utara dan mendatar ke arah selatan dengan ketinggian rata-rata antara meter di atas permukaan laut, sedangkan bagian timur sepanjang arah pegunungan merupakan daerah berbukit-bukit dan mendatar ke arah pantai timur dengan luas bervariasti. Dataran rendah yang cukup luas yaitu Cekungan Lambale < ha sejajar dengan Sungai Lambale dan Sungai Langkumbe. VI. PENDUDUK Penduduk Daerah Hukum Pengadilan Negeri Raha saat ini berjumlah jiwa (2010) yang terdiri dari : Laki-laki Orang Perempuan Orang Penyebaran penduduk kabupaten muna yang terbanyak berada di kecamatan Katobu, yakni sebesar 10.53%, kec. Tongkuno 5,37%, kecamatan lainnya dibawah 5.00%. Ada tiga kecamatan yang memiliki jumlah penduduk paling sedikit, yakni kecamatan batukara jiwa, kontukowuna jiwa, dan kec. Pasikolaga jiwa. 7

10 Khusus Penduduk Kabupaten Buton Utara Hasil Sensus Penduduk 2010, Penduduk Kabupaten Buton Utara berjumlah Jiwa, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Penyebaran Penduduk Kabupaten Buton Utara terbanyak di Kecamatan Kulisusu yakni sebesar 37,73 persen, diikuti ecamatan Kulisusu Utara sebesar 10,09 persen dan Kecamatan Bonegunu sebesar 10,05 persen. Sedangkan Kecamatan lainnya di bawah 12,00 persen. Kulisusu Barat, Kambowa dan Wakorumba adalah tiga Kecamatan yang memiliki jumlah Penduduk paling sedikit masing-masing Jiwa, Jiwa dan Jiwa. Kecamatan Kulisusu merupakan daerah yang paling banyak Penduduknya yakni sebesar Jiwa. Distribusi Penduduk Kabupaten Muna menurut Kecamatan Tahun

11 Distribusi Penduduk Kabupaten Buton Utara menurut Kecamatan Tahun 2010 Kepadatan Penduduk Kabupaten Muna 9

12 Kepadatan Penduduk Kabupaten Buton Utara Golongan Dalam masyarakat Muna mengenal sistem stratifikasi sosial sebagai mana dalam Agama Hindu yang terbagi menjadi 4 golongan, yaitu: 1. Golongan yang menguasai pemerintahan diberi nama Golongan Kaomu. Golongan Kaomu berhak menjadi Raja, Kapitalau (semacam Adipati di Jawa) atau jabatan lainnya yang menyangkut eksekutif. Kaomu mempunyai dua garis keturunan, yaitu sugi dan Titakono dengan gelar La Ode. 2. Golongan Walaka (Biasanya juga dinamakan golongan Sara). Golongan ini adalah mereka yang berhak menjadi Perdana menteri, mengatur adat, menetapkan hukum bersama Raja, memilih dan mengangkat raja bahkan berhak mencopot raja dari jabatannya jika dianggap melanggar hukum negara dan adat serta agama. 3. Golongan yang menguasai perdagangan, diberi nama golongan Anangkolaki. 4. Golongan yang keempat adalah golongan Maradika 10

13 2. Agama Penduduk di kabupaten muna mayoritas memeluk agama Islam. Pada tahun 2010 jumlah sarana peribadatan sebanyak 493 buah yang terdiri atas masjid 350 buah, langgar/surau/mushallah 97 buah, gereja 24 buah dan pura/vihara 22 buah. Di Kabupaten Buton Utara Pada tahun 2008 jumlah sarana peribadatan sebanyak 119 buah yang terdiri atas masjid 72 buah, langgar/surau/mushallah 27 buah, gereja 4 buah dan pura/vihara sebanyak 16 buah. Jumlah jemaah haji tahun 2008 sebanyak 3 orang terdiri dari laki-laki 2 orang dan perempuan 1 orang. 3. Mata Pencaharian Mata pencaharian masyarakat muna dan buton utara bermacam-macam, yakni petani, peternak, nelayan, dan pedagang. Namun mata pencaharian sebagian besar penduduk daerah ini adalah pada sektor Pertanian dan Perikanan, bidang perikanan daerah ini cukup mendapat minat dari masyarakat karena memang daerah ini kaya akan hasil laut. Pendistribusian hasil mata pencaharian masyarakat tidak mengalami kesulitan karena antara satu dengan daerah lainnya saling membutuhkan, selain itu untuk mengirim barang-barang ke luar daerah juga sangat mudah. VII. PEREKONOMIAN Perekonomian kabupaten muna dan buton utara saat ini semakin membaik, kabupaten muna misalnya pada tahun 2009 tumbuh sebesar 7,76%, pertumbuhan tersebut ditunjang oleh sektor pertanian, pertambangan / penggalian, industri pengolahan, hotel dan restoran, perdangan, komunikasi, dan jasa. VIII. PENDIDIKAN Pelaksanaan pembangunan pendidikan di Kabupaten Muna selama ini mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun ajaran 2005/2006 jumlah sekolah Taman Kanakkanak (TK) berjumlah 146 unit, guru berjumlah 339 orang, jumlah murid orang. Jumlah Sekolah Dasar pada tahun ajaran 2005/2006 berjumlah 362 unit, jumlah guru sebanyak orang, sedangkan jumlah murid sebanyak orang. Jumlah sekolah 11

14 lanjutan tingkat pertama (SLTP) tahun ajaran 2005/2006 berjumlah 65 unit, guru berjumlah orang dan murid sebanyak 16,934. Jumlah Sekolah Tanjutan Tingkat Atas (SLTA) berjumlah 39 unit, jumlah guru 981 orang dan murid sebanyak orang. Jumlah perguruan tinggi tahun ajaran 2005/2006 sebanyak 3 (tiga) unit dengan jumlah mahasiswa sebanyak orang dan tenaga pengajar/dosen tetap dan tidak tetap sebanyak 159 orang. Sedangkan persentase penduduk Kabupaten Buton Utara yang berhasil memperoleh ijazah SD adalah sekitar 32,79 persen, penduduk laki-laki yang memiliki ijazah SD sebanyak 32,41 persen dan penduduk perempuan yang memiliki ijazah SD sebanyak 33,19 persen. Selanjutnya persentase penduduk berdasarkan ijazah yang dimiliki adalah untuk tingkat SLTP/MTs/Kejuruan adalah 17,37 persen, SMU/MA/SMK 13,32 persen, DI/DII/DIII sebanyak 0,92 persen, dan DIV/Universitas 1,67 persen. IX. KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA Pembangunan bidang sosial oleh pemerintah daerah kabupaten muna diarahkan untuk mewujudkan kehidupan dan penghidupan sosial material dan spritual, utamanya untuk mengatasi masalah-maslah kemiskinan, keterbelakangan, keterlantaraan, dan bencanan alam. Dalam masyarakat muna, merantau merupakan kebiasaan yang sering dilakukan. Kebiasaan ini membawa berbagai informasi dan membuka wawasan masyarakat Muna untuk lebih maju dalam pola kehidupan sosial dan budayanya. Satu hal yang masih tetap dipertahankan dalam masyarakat muna hingga saat ini yakni sistim gotong royong, baik dalam kegiatan untuk kepentingan masyarakat umum maupun kepentingan kerabat terdekat. Saat sebuah keluarga melangsungkan pernikahan putra-putrinya misalnya, penduduk setempat tanpa diminta akan berdatangan membantu keluarga yang melaksanakan hajatan pernikahan tersebut, mulai dari memasak hingga mempersiapkan segala sesuatunya sampai acara hajatan selesai, tidak hanya sampai disitu masyarakat yang datang juga bahkan mempunyai kebiasaan menyumbangkan sebagian hartanya untuk keluarga yang melangsungkan sebuah hajatan. 12

15 X. B A H A S A Bahasa pengantar resmi yang dipergunakan dalam kehidupan bermasyarakat adalah bahasa daerah, disini terdapat dua bahasa daerah yaitu : Bahasa Ereke dan bahasa muna, sedangkan bahasa indonesia tetap dipergunakan sebagai bahasa pengantar di sekolah maupun diperkantoran. XI. LALU LINTAS DAN PARIWISATA Lalu lintas di daerah ini dilakukan melalui darat dan laut, bahkan dalam waktu dekat ini sudah dapat dilakukan melalui perjalan Udara dengan difungsikannya bandar udara kusambi sehingga untuk menuju ke kabupaten muna sudah semakin mudah. Jika melakukan perjalan melalui jalur laut terutama ke kota raha yang merupakan Ibu kota Kabupaten Muna hanya diperlukan waktu ± 4 jam menggunakan kapal cepat dari Ibu Kota Propinsi, alternatif lain untuk menuju kabupaten muna yaitu dari Kota Baubau dengan menggunakan kapal cepat hanya diperlukan waktu ±1 ½ jam saja. Kabupaten muna terletak di daratan pulau muna bagian utara dan sebagian pulaupulau lainnya yang ada di sekitarnya sehingga dalam aktifitasnya masyarakat banyak membutuhkan transportasi laut. Selama kurun waktu tahun 2009/2010 jumlah kapal yang bersandar di pelabuhan raha sebanyak buah dengan jumlah penumpang yang turun sebanyak orang. Dibidang Pariwisata Kabupaten Muna memiliki sejumlah objek wisata yang potensial dan keragaman seni budaya masyarakat yang unik. Potensi pariwisata dan keragaman seni budaya tersebut tersebar hampir diseluruh pelosok daerah dan saat ini, secara bertahap berupaya dikembangkan dengan harapan agar kabupaten muna menjadi salah satu tujuan wisata di Sulawesi Tenggara. Beberapa objek wisata muna yang sangat menarik, antara lain: - Batu Berbunga yang terdapat di kota muna - Air terjun Kalima-lima terletak di Desa Moolo Kec. Maligano - Gua Prasejarah Liang Kabori, pada dinding goa tersebut bisa disaksikan lukisan dinding yang menggambarkan kehidupan suku Muna pada masa lalu, diantaranya gambar 13

16 seorang menaiki seekor gajah, gambar matahari, gambar pohon kelapa, gambar binatang ternak seperti sapi, kuda dan lain-lainnya. - Pulau Indo nan cantik dengan hamparan pasir putihnya terletak di Kecamatan Tikep - Danau Napabel dan motonunu, Danau Napabale terletak di kaki bukit, dihubungkan ke laut melalui sebuah terowongan alami sedangkan Danau Motonunu merupakan danau yang jernih dan berwarna biru tua, danau ini juga berhubungan dengan laut dan airnya tidak mengandung garam, keduanya terletak ± 15 Km dari Muna. - Labuan Belanda, kawasan wisata taman laut yang cukup eksotik dengan ragam biota lautnya dan sangat cocok untuk melakukan diving dan berenang. Pelabuhan ini dapat dicapai sekitar 3 jam dengan menggunakan speed boat dari kota Raha. XII. SEJARAH PENGADILAN Sebelum terbentuk, yurisdiksi Pengadilan Negeri Raha masuk dalam yurisdiksi Pengadilan Negeri Baubau yaitu sejak tahun Gedung PN Raha saat itu masih menggunakan gedung bersejarah milik Pemerintah Daerah kabupaten Muna. Kemudian pada tahun 1976, Pengadilan Negeri Raha resmi berdiri sendiri terpisah dari PN Baubau dengan ketua pertamanya Bapak L Hambuako, SH. Adapun Nama-nama Ketua Pengadilan Negeri Raha dari masa ke masa : - Halim ToeboeloeSungkisara, SH : La Ode Abu Bakar, SH : Luters Hambuako, SH. : La Ode Muhamad Djafar, SH : Hasan Basrie, SH : H Muhammad Thalib : Sultan Magun SH : Anasroel Haroen : Djernih Sitanggang, Bc.Ip : L.M. Anami Salihi : Sahman Girsang : Jamaluddin Samosir : Ari Widodo, SH : sekarang 14

17 XIII. HUKUM ADAT Masyarakat Muna memiliki kearifan lingkungan yang memandang bahwa dalam hidup ini manusia terikat dengan lingkungannya sebagai suatu system makrokosmos. Alam flora dan Fauna dipandang sebagai bagian dari sistem makro kosmos bersama-sama dengan manusia. Alam yang lain di sekitar manusia juga mempunyai hak dan kewajiban serta peranan masigmasing. Karena itu manusia harus bersahabat dengan kehidupan lain dan tidak boleh sewenang-wenang terhadap alam lingkungannya. Untuk itu masyarakat Muna mempunyai nlainilai sendiri dalam mengatur pola hubungan antara manusia dengan alam sekitaranya yang diatur dalam norma adat. Masyarakat muna dilarang sewenang-wenang terhadap lingkungan karena itu dianggap melanggar norma-norma adat. Pohon-pohon tidak boleh ditebang tanpa aturan karena disana ada kehidupan gaib berupa roh-roh. Demikian pula binatang dan benda-benda tertentu. Salah satunya apa yang disebut dengan KASASI yaitu areal hutan baik yang sudah pernah diolah maupun yang belum, dilarang untuk diolah atau diolah kembali kecuali atas seizing SARANO WITE (Pemerintahan Pusat Kerajaan). Tujuannya, melindungi habitat satwa liar seperti rusa, kerbau, sapi ayam hutan dan lebah. Masyarakat sangat takut melanggar norma-norma adat ini karena hutan dianggap memiliki kekuatan spritual. Selain KASASI, masyarakat muna juga mengenal adanya SANGIA. SANGIA yaitu suatu areal/ kawasan terlarang bagi manusia untuk melakukan segala bentuk aktifitas baik bercocok tanam, menebang kayu sampai pada membunuh hewan yang ada disekitar areal/ kawasan tersebut. Bahkan dilarang masuk dalam kawasan tersebut. Untuk masyarakat hukum adat muna, masuk ke dalam prinsip garis keturunan bilateral atau parental, kedudukan anak laki-laki dan kedudukan anak perempuan adalah sama dan sejajar. Dengan demikian, baik anak laki-laki maupun anak perempuan merupakan ahli waris dari harta peninggalan orang tua mereka. Di samping prinsip-prinsip garis keturunan tersebut, hukum waris adat muna masuk ke dalam sistem kewarisan individual dan sistem kewarisan kolektif. Perkawinan dalam masyarakat Muna sangat unik yang berbeda dengan suku lainnya di Indonesia. Sistem perkawinan ini telah ada semenjak dahulu kala sebelum masuknya agama Islam di Muna. Setelah datangnya Islam dan diterimanya agama ini oleh seluruh rakyat Muna, 15

18 sistem perkawinan yang dahulunya tetap tidak berubah terutama yang berhubungan dengan masalah mahar (mas kawin) yang biasanya ditentukan dengan Bhoka kecuali tiworo pesisir dan tiworo kepulauan menggunakan Real yang berubah dalam masyarakat muna hanyalah proses ijab kabul-nya saja yang mengikuti ajaran Islam sebagai perkawinan dalam Islam. XIV. PEMERINTAHAN DAERAH Kabupaten muna diresmikan pada tanggal 4 Juli 1959 berdasarkan UU No 29 tahun 1959 tentang pembentukan daerah-daerah tingkat dua di Sulawesi yang berada di bawah pemerintahan administrasi Sulawesi Tenggara, akan tetapi perayaan ulang tahun kabupaten muna dilaksanakan tanggal 2 maret setiap tahunnya. Dalam kurung waktu 62 tahun Kabupaten muna telah melakukan 11 kali pergantian kepemimpinan kepala daerah dan Bupati Kabupaten Muna hasil pemilihan kepala daerah tahun 2010 adalah dr. LM. Baharuddin, M.Kes, berikut Bupati yang pernah menjabat sebagai Bupati Muna, adalah: - Laode Abdul Kudus s/d Lettu Inf. M Tholib s/d Laode Rasyid s/d Drs La Ute s/d Drs Laode Kaimoeddin s/d Drs Laode Saafi Amane s/d Drs Maola Daud 1986 s/d Kol Art H M Saleh Lasata s/d Kol Inf H M Djamaluddin Beddu 1998 s/d Ridwan Bae 2000 s/d dr LM Baharuddin 2010 s/d Sekarang Saat ini Kabupaten Muna terdiri dari 33 kecamatan yang terbagi menjadi 220 desa, 31 kelurahan, dan 39 Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT). 16

19 XV. MASALAH-MASALAH YANG DIHADAPI SEKARANG Pengadilan Negeri Raha masih kekurangan pegawai dimana saat ini hanya ada 20 (dua puluh) orang Pegawai, 7 (tujuh) orang Hakim dan 8 (delapan) orang Tenaga Honorer. XVI. MASALAH PERSIDANGAN/FORMULIR DAN REGISTER PERKARA Menghadirkan saksi dalam persidangan, hal ini disebabkan oleh transportasi dan keadaan geografis Wilayah Hukum Pengadilan Negeri Raha yang berpulau. XVII. LAIN-LAIN 1. U s u l a. Pengadilan Negeri Raha mencakup 2 (dua) Wilayah Hukum Daerah Tk. II yaitu Kabupaten Muna dan Buton Utara,. Jarak tempuh dari Pengadilan Negeri Raha ke Kabupaten Buton Utara ± 8 jam, dengan keadaan geografis serta transportasi yang terbatas sehingga menyulitkan / menghambat kegiatan kerja PN Raha dalam melakukan pelayanan hukum kepada masyarakat. Untuk meningkatkan kinerja personil Pengadilan Negeri Raha, mohon persediaan kendaraan roda 4 (empat) dan roda 2 (dua) demi memperlancar operasional kegiatan pekerjaan dimaksud. b. Untuk meningkatan pelayanan hukum secara merata kepada masyarakat khususnya layanan Perdata Permohonan (prodeo) kepada masyarakat tidak mampu PN Raha bermaksud melakukan program Sidang Keliling ke Buton Utara, mohon kiranya beban biaya yang timbul dianggarkan dalam DIPA PN Raha setiap tahunnya. c. Saat ini Pengadilan Negeri Raha masih kekurangan pegawai, untuk tetap terlaksananya kegiatan kerja dan pelayanan maksimal kepada masyarakat mohon penambahan pegawai PN Raha. 2. S a r a n 17

IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN MUNA

IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN MUNA IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN MUNA 4.1 Letak Geografis dan Kondisi Alam Kabupaten Muna merupakan daerah kepulauan yang terletak diwilayah Sulawesi Tenggara. Luas wilayah Kabupaten Muna adalah 488.700 hektar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keputusan Bupati Muna Nomor 291 Tahun 2007 Tentang Persetujuan Rencana Pembentukan Daerah Otonom Baru Kota Raha dan Pembentukan Daerah Otonom Muna Barat serta Pemindahan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MUNA

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MUNA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MUNA Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Muna Tahun 2013 sebanyak 44.827 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Muna Tahun 2013

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MUNA BARAT DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MUNA BARAT DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MUNA BARAT DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA I. UMUM Provinsi Sulawesi Tenggara yang memiliki luas wilayah

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MUNA BARAT DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MUNA BARAT DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA SALINAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MUNA BARAT DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MUNA DINAS PETERNAKAN PANITIA PENGADAAN BARANG/JASA Jl. Kelinci No. 05 Raha

PEMERINTAH KABUPATEN MUNA DINAS PETERNAKAN PANITIA PENGADAAN BARANG/JASA Jl. Kelinci No. 05 Raha Nomor : 09/UND.PK/PPBJ-PETERNAKAN/IX/2013 CV. SINAR LINDA Pusat Raha JL. Tengiri N0. 20 Raha : Undangan Pembuktian Kualifikasi Pengadaan Bibit Ayam Buras Arab Pengadaan Bibit Ayam Buras Arab pada Satker

Lebih terperinci

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Vegetatif 2 (31-40 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Maks. Vegetatif (41-54 HST)

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Vegetatif 2 (31-40 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Maks. Vegetatif (41-54 HST) 1 Sulawesi Tenggara 25.200 4.692 3.471 4.204 5.489 10.749 6.840 3.757 12.653 34.510 78.190 2 Baubau 247 53 30 34 80 447 197 66 128 854 1.286 3 Batupoaro - - - - - - - - - - - 4 Betoambari - - - - - - -

Lebih terperinci

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Vegetatif 2 (31-40 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Maks. Vegetatif (41-54 HST)

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Vegetatif 2 (31-40 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Maks. Vegetatif (41-54 HST) 1 Sulawesi Tenggara 24,877 4,948 4,334 4,777 6,521 9,967 7,287 4,536 10,187 37,422 78,040 2 Baubau 463 183 147 95 64 61 88 65 116 520 1,285 3 Batupoaro - - - - - - - - - - - 4 Betoambari - - - - - - -

Lebih terperinci

LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI II DPR RI DENGAN PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA DAN PEMERINTAH KABUPATEN MUNA RABU, 1 JUNI

LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI II DPR RI DENGAN PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA DAN PEMERINTAH KABUPATEN MUNA RABU, 1 JUNI TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI II DPR RI DENGAN PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA DAN PEMERINTAH KABUPATEN MUNA RABU, 1 JUNI 2011 ------------------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

DATA AGREGAT KEPENDUDUKAN PER KECAMATAN (DAK2)

DATA AGREGAT KEPENDUDUKAN PER KECAMATAN (DAK2) KABUPATEN / KOTA : KOLAKA 4.01 KOLAKA 190.35 1.94 368.322 1 4.01.01 WUNDULAKO 12.415 11.464 23.89 2 4.01.02 TIRAWUTA.316.01 14.333 3 4.01.03 MOWEWE 4.58 4.361 8.948 4 4.01.04 KOLAKA 22.262 21.20 43.532

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MUNA BARAT DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MUNA BARAT DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MUNA BARAT DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a.

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MUNA BARAT DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MUNA BARAT DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MUNA BARAT DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

Propinsi SULAWESI TENGGARA. Total Kabupaten/Kota

Propinsi SULAWESI TENGGARA. Total Kabupaten/Kota Propinsi SULAWESI TENGGARA Total Kabupaten/Kota Total Kecamatan Total APBN (Juta) Total APBD (Juta) Total BLM (Juta) : 12 : 199 : Rp. 358.630 : Rp. 35.020 : Rp. 393.650 283 of 342 PERDESAAN PERKOTAAN BLM

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.171, 2014 PEMERINTAHAN DAERAH. Wilayah. Pembentukan. Kabupaten. Muna Barat. Provinsi Sulawesi Tenggara. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

Jumlah Penduduk. sebesar 1,36 per tahun. Jumlah Penduduk. dengan laju laju pertumbuhan sebesar 2,30 per tahun

Jumlah Penduduk. sebesar 1,36 per tahun. Jumlah Penduduk. dengan laju laju pertumbuhan sebesar 2,30 per tahun Jumlah Penduduk Jumlah Penduduk Kabupaten Provinsi Sulawesi Muna Tenggara sebanyak sebanyak 268 2 Juta ribu Orang dengan laju laju pertumbuhan sebesar 2,30 per tahun sebesar 1,36 per tahun Ucapan Terima

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SERASAN STATISTIK DAERAH KECAMATAN SERASAN ISSN : - Katalog BPS : 1101002.2103.060 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 10 halaman Naskah : Seksi Neraca Wilayah dan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik 2.1.1. Kondisi Geografis Kabupaten Muna merupakan daerah kepulauan yang terletak di jazirah Sulawesi Tenggara meliputi bagian

Lebih terperinci

STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI TINGKAT PETANI MELALUI PENGEMBANGAN KOMODITAS PERKEBUNAN DI KABUPATEN MUNA WA ODE ZARMIN HIDAYAD

STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI TINGKAT PETANI MELALUI PENGEMBANGAN KOMODITAS PERKEBUNAN DI KABUPATEN MUNA WA ODE ZARMIN HIDAYAD STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI TINGKAT PETANI MELALUI PENGEMBANGAN KOMODITAS PERKEBUNAN DI KABUPATEN MUNA WA ODE ZARMIN HIDAYAD SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN

Lebih terperinci

BUPATI BUTON UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUTON UTARA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BUTON UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUTON UTARA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BUTON UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUTON UTARA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BUTON UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota 66 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Bandarlampung 1. Letak Geografis Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota Bandarlampung memiliki luas wilayah

Lebih terperinci

1. Pulau Tobea Kecil 2. Pulau Tobea Besar 3. Pulau Wataitonga 4. Pulau Bakealu 5. Kepulauan Tiworo. A. Geograf

1. Pulau Tobea Kecil 2. Pulau Tobea Besar 3. Pulau Wataitonga 4. Pulau Bakealu 5. Kepulauan Tiworo. A. Geograf Luas daratan Kabupaten Muna seluas 4.887 Km2 atau 488.700 Ha yang terdiri dari bagian Utara Pulau Muna dan bagian Utara Pulau Buton termasuk pulau-pulau kecil didekatnya 1. Pulau Tobea Kecil 2. Pulau Tobea

Lebih terperinci

PBMERINTAH KABUPATEN MUNA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUNA NOMOR \X, TAHUN 2014 TENTANG

PBMERINTAH KABUPATEN MUNA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUNA NOMOR \X, TAHUN 2014 TENTANG PBMERINTAH KABUPATEN MUNA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUNA NOMOR \X, TAHUN 2014 TENTANG PENYESUAIAN NAMA DESA DAN KELURAHAN DALAM WILAYAH KABUPATEN BfUNA DEN6AN RAHBSAT TUHAN

Lebih terperinci

3 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

3 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 3 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1 Deskripsi umum lokasi penelitian 3.1.1 Perairan Pantai Lovina Kawasan Lovina merupakan kawasan wisata pantai yang berada di Kabupaten Buleleng, Bali dengan daya tarik

Lebih terperinci

PUTUSAN. Nomor /PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Sulawesi Tenggara) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN. Nomor /PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Sulawesi Tenggara) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor 07-06-28/PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Sulawesi Tenggara) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi

Lebih terperinci

Katalog BPS

Katalog BPS Katalog BPS 1403.8271.012 Kecamatan Pulau Batang Dua Dalam Angka 2012 PULAU BATANG DUA DALAM ANGKA 2012 Nomor Katalog : 1403.8271.012 Nomor Publikasi : 8271.000 Ukuran Buku : 15 cm x 21 cm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

WALIKOTA LANGSA PROVINSI ACEH QANUN KOTA LANGSA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN HUTAN KOTA BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

WALIKOTA LANGSA PROVINSI ACEH QANUN KOTA LANGSA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN HUTAN KOTA BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM SALINAN WALIKOTA LANGSA PROVINSI ACEH QANUN KOTA LANGSA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN HUTAN KOTA BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG ATAS RAHMAT

Lebih terperinci

DINAS-DINAS DAERAH KABUPATEN JAYAPURA TUGAS DAN FUNGSI KEPALA DAERAH, SEKRETARIS, KEPALA BIDANG, KEPALA SUB BAGIAN, DAN KEPALA SEKSI 2014

DINAS-DINAS DAERAH KABUPATEN JAYAPURA TUGAS DAN FUNGSI KEPALA DAERAH, SEKRETARIS, KEPALA BIDANG, KEPALA SUB BAGIAN, DAN KEPALA SEKSI 2014 DINAS-DINAS DAERAH KABUPATEN JAYAPURA TUGAS DAN FUNGSI KEPALA DAERAH, SEKRETARIS, KEPALA BIDANG, KEPALA SUB BAGIAN, DAN KEPALA SEKSI 2014 PERBUP JAYAPURA NOMOR 17 TAHUN 2014, LD KABUPATEN JAYAPURA TAHUN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. andalan untuk memperoleh pendapatan asli daerah adalah sektor pariwisata.

I. PENDAHULUAN. andalan untuk memperoleh pendapatan asli daerah adalah sektor pariwisata. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka percepatan pembangunan daerah, salah satu sektor yang menjadi andalan untuk memperoleh pendapatan asli daerah adalah sektor pariwisata. Pariwisata

Lebih terperinci

Kegiatan Ekonomi. Berdasarkan Potensi Alam

Kegiatan Ekonomi. Berdasarkan Potensi Alam Bab 7 Kegiatan Ekonomi Berdasarkan Potensi Alam Bab ini akan membahas tentang kegiatan ekonomi yang didasarkan pada potensi alam. Pelajarilah dengan saksama agar kamu dapat mengenal aktivitas-aktivitas

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU Wilayah Kabupaten Indramayu terletak pada posisi geografis 107 o 52 sampai 108 o 36 Bujur Timur (BT) dan 6 o 15 sampai

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS Kecamatan Tomoni memiliki luas wilayah 230,09 km2 atau sekitar 3,31 persen dari total luas wilayah Kabupaten Luwu Timur. Kecamatan yang terletak di sebelah

Lebih terperinci

KEBUTUHAN PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN KOLAKA UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN KOLAKA

KEBUTUHAN PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN KOLAKA UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN KOLAKA KEBUTUHAN PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN KOLAKA UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN KOLAKA TUGAS AKHIR Oleh: FARIDAWATI LATIF L2D 001 418 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN Geografis dan Administratif Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru terbentuk di Provinsi Sulawesi Tengah berdasarkan Undang-Undang Nomor 51 tahun

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Geofrafis dan Demografis Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di wilayah Kecamatan Inuman Kabupaten Kuantan Singingi Propinsi Riau.

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 41 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung 1. Keadaan Umum Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi di Republik Indonesia dengan areal daratan seluas 35.288 km2. Provinsi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR ( )

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR ( ) BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR (1998-2005) 2.1 Letak Geografis dan Keadaan Alam Kecamatan Ajibata merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Toba Samosir dengan luas wilayah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lampung. Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada sampai

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lampung. Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada sampai 31 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Kota Bandar Lampung Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Propinsi Lampung. Oleh karena itu, selain merupakan pusat kegiatan pemerintahan, sosial,

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kota Tanjungpinang merupakan Ibukota Provinsi Kepulauan Riau. Sesuai

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kota Tanjungpinang merupakan Ibukota Provinsi Kepulauan Riau. Sesuai V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Geografis Kota Tanjungpinang merupakan Ibukota Provinsi Kepulauan Riau. Sesuai dengan SK Menteri Dalam Negeri Nomor 5 tanggal 21 Juni 2001, Kota Tanjungpinang membawahi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,7 persen (Tempo.co,2014). hal

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,7 persen (Tempo.co,2014). hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata di Indonesia tetap bertumbuh walaupun pertumbuhan perekonomian global terpuruk, pertumbuhan industri pariwisata di Indonesia tahun 2014 mencapai 9,39 persen

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 43 IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis 1. Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Kudus secara geografis terletak antara 110º 36 dan 110 o 50 BT serta 6 o 51 dan 7 o 16 LS. Kabupaten Kudus

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN UTARA 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN UTARA 2015 ISSN : - Katalog BPS : 1101002.2103.041 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 10 halaman Naskah :

Lebih terperinci

BAB III ALASAN PENENTUAN BAGIAN WARIS ANAK PEREMPUAN YANG LEBIH BESAR DARI ANAK LAKI-LAKI DI DESA SUKAPURA KECAMATAN SUKAPURA KABUPATEN PROBOLINGGO

BAB III ALASAN PENENTUAN BAGIAN WARIS ANAK PEREMPUAN YANG LEBIH BESAR DARI ANAK LAKI-LAKI DI DESA SUKAPURA KECAMATAN SUKAPURA KABUPATEN PROBOLINGGO BAB III ALASAN PENENTUAN BAGIAN WARIS ANAK PEREMPUAN YANG LEBIH BESAR DARI ANAK LAKI-LAKI DI DESA SUKAPURA KECAMATAN SUKAPURA KABUPATEN PROBOLINGGO A. Keadaan Umum Desa Sukapura 1. Keadaan Geografis Desa

Lebih terperinci

Mata Pencaharian Penduduk Indonesia

Mata Pencaharian Penduduk Indonesia Mata Pencaharian Penduduk Indonesia Pertanian Perikanan Kehutanan dan Pertambangan Perindustrian, Pariwisata dan Perindustrian Jasa Pertanian merupakan proses untuk menghasilkan bahan pangan, ternak serta

Lebih terperinci

KABUPATEN MUNA DALAM ANGKA

KABUPATEN MUNA DALAM ANGKA KABUPATEN MUNA DALAM ANGKA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MUNA Jl. Jati No. 24 Raha 93612 Telp./Fax. (0403) 2521310 E-mail : bps7402@mailhost.bps.go.id 2010 KABUPATEN MUNA DALAM ANGKA 2010 ISSN : 0215-6717

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 821 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN SERANG DITERBITKAN OLEH BAGIAN ORGANISASI

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun No.237, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ATR/BPN. Perwakilan Kantor Pertanahan. Kabupaten Muna Barat. Provinsi Sulawesi Tenggara. Pembentukan. PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Identifikasi Desa di Dalam dan di Sekitar Kawasan Hutan 2009

KATA PENGANTAR. Identifikasi Desa di Dalam dan di Sekitar Kawasan Hutan 2009 KATA PENGANTAR Kegiatan Identifikasi Desa di Dalam dan di Sekitar Kawasan Hutan 2009 merupakan kerjasama antara Direktorat Perencanaan Kawasan Hutan, Departemen Kehutanan dengan Direktorat Statistik Peternakan,

Lebih terperinci

Berikut obyek wisata yang bisa kita nikmati:

Berikut obyek wisata yang bisa kita nikmati: Daya tarik wisata alam Ujung Genteng memang membuat banyak orang penasaran karena keragaman objek wisatanya yang bisa kita nikmati dalam sekali perjalanan, mulai dari pantai berpasir putih, melihat penyu

Lebih terperinci

BUKU MONOGRAFI KECAMATAN BUKIT INTAN TAHUN 2015

BUKU MONOGRAFI KECAMATAN BUKIT INTAN TAHUN 2015 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor : 13 Tahun 2012 Tanggal : 26 Januari 2012 BUKU MONOGRAFI KECAMATAN BUKIT INTAN TAHUN 2015 1. Nama Kecamatan : Bukit Intan 2. Tahun Pembentukan : 1984 3. Dasar Hukum

Lebih terperinci

RETRIBUSI MASUK OBYEK WISATA

RETRIBUSI MASUK OBYEK WISATA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI MASUK OBYEK WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Menimbang : a. bahwa, obyek wisata yang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO 1 PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR : 09 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DINAS KABUPATEN PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

DAERAH KOTA PAREPARE SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No. 78 Telepon (0421) Fax.

DAERAH KOTA PAREPARE SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No. 78 Telepon (0421) Fax. daerah-kabupaten-barrutahun-2008 PEMERINTAH DAERAH KOTA PAREPARE SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No. 78 Telepon (0421) 21157 21003 21125 21090 21001 21000 Fax. (0421) 24330 Kode Pos 91122 PERATURAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berkembangnya pembangunan daerah. Provinsi Lampung merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN. berkembangnya pembangunan daerah. Provinsi Lampung merupakan salah satu 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan industri pariwisata merupakan salah satu sarana untuk berkembangnya pembangunan daerah. Provinsi Lampung merupakan salah satu tujuan wisata karena memiliki

Lebih terperinci

SURAT PERNYATAAN KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR v DAFTAR TABEL vii ABSTRAK viii ABSTRACT. ix

SURAT PERNYATAAN KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR v DAFTAR TABEL vii ABSTRAK viii ABSTRACT. ix DAFTAR ISI halaman SURAT PERNYATAAN KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI i DAFTAR GAMBAR v DAFTAR TABEL vii ABSTRAK viii ABSTRACT. ix BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Rumusan Permasalahan.. 5 1.3 Keaslian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. beragam adat istiadat, bahasa, agama serta memiliki kekayaan alam, baik yang ada di

I. PENDAHULUAN. beragam adat istiadat, bahasa, agama serta memiliki kekayaan alam, baik yang ada di 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang cukup luas dengan penduduk yang beragam adat istiadat, bahasa, agama serta memiliki kekayaan alam, baik yang ada di

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan 24 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak dan Luas Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung. Desa Merak Belantung

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 05 TAHUN 2011

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 05 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 05 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN PESAWARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PESAWARAN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

- 1 - PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG - 1 - PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS-DINAS DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PENAJAM

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum dan Geografis Penelitian dilakukan di Desa Lebak Muncang, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung. Desa Lebak Muncang ini memiliki potensi yang baik dalam

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. ± 30 km atau sekitar 2 jam jarak tempuh, sementara menuju Kabupaten Aceh

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. ± 30 km atau sekitar 2 jam jarak tempuh, sementara menuju Kabupaten Aceh BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 2.1 Kondisi Geografis Desa Suka Damai merupakan salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Gereudong Pase, Kabupaten Aceh Utara. Ibu kota kecamatan ini berada

Lebih terperinci

IV.GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Gedung Aji memiliki luas wilayah sekitar 114,47 km 2 beribukota di

IV.GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Gedung Aji memiliki luas wilayah sekitar 114,47 km 2 beribukota di 40 IV.GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis dan Luas Wilayah Kecamatan Gedung Aji memiliki luas wilayah sekitar 4,47 km beribukota di Kampung Gedung Aji yang berjarak 36 km dari Ibu Kota Kabupaten

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 7 TAHUN 2000 TENTANG RUANG TERBUKA HIJAU KOTA KUPANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KUPANG, Menimbang

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 7 TAHUN 2000 TENTANG RUANG TERBUKA HIJAU KOTA KUPANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KUPANG, Menimbang PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 7 TAHUN 2000 TENTANG RUANG TERBUKA HIJAU KOTA KUPANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KUPANG, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan

Lebih terperinci

BUPATI JENEPONTO Jalan Lanto Dg. Pasewang No. 34 Jeneponto Telp. (0419) Kode Pos 92311

BUPATI JENEPONTO Jalan Lanto Dg. Pasewang No. 34 Jeneponto Telp. (0419) Kode Pos 92311 1 BUPATI JENEPONTO Jalan Lanto Dg. Pasewang No. 34 Jeneponto Telp. (0419) 21022 Kode Pos 92311 PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR : 2 TAHUN 2004 T E N T A N G PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 7 TAHUN 2000 TENTANG RUANG TERBUKA HIJAU KOTA KUPANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KUPANG,

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 7 TAHUN 2000 TENTANG RUANG TERBUKA HIJAU KOTA KUPANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KUPANG, PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 7 TAHUN 2000 TENTANG RUANG TERBUKA HIJAU KOTA KUPANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KUPANG, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Kelurahan Karangrejo Karangrejo adalah salah satu Kelurahan di Kecamatan Metro Utara Kota Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Sibolga terletak di kawasan pantai Barat Sumatera Utara, yaitu di Teluk Tapian Nauli. Secara geografis, Kota Sibolga terletak di antara 01 0 42 01 0 46 LU dan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. daerah transit kegiatan perekonomian antara Pulau Sumatera dan Jawa, B. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Barat

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. daerah transit kegiatan perekonomian antara Pulau Sumatera dan Jawa, B. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Barat IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kota Bandar Lampung 1. Keadaan umum Kota Bandar Lampung merupakan ibu kota Provinsi Lampung. Kota Bandar Lampung terletak di wilayah yang strategis karena

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 53 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Selat Rupat merupakan salah satu selat kecil yang terdapat di Selat Malaka dan secara geografis terletak di antara pesisir Kota Dumai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang BAB I PENDAHULUAN Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diperhatikan dalam kancah pembangunan skala nasional, hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat dijadikan sebagai salah satu

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

KL 4099 Tugas Akhir. Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari. Bab 2 GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

KL 4099 Tugas Akhir. Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari. Bab 2 GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari Bab 2 GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI Bab GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan sebuah kota, sekaligus sebagai ibu kota

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan sebuah kota, sekaligus sebagai ibu kota BAB IV. GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN A. Geografis Kota Bandar Lampung 1. Profil Wilayah Kota Bandar Lampung Kota Bandar Lampung merupakan sebuah kota, sekaligus sebagai ibu kota Provinsi Lampung,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Letak Geografis Desa Ranah Sungkai Kecamatan XIII Koto Kampar

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Letak Geografis Desa Ranah Sungkai Kecamatan XIII Koto Kampar BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa Ranah Sungkai Kecamatan XIII Koto Kampar Kabupaten Kampar 1. Letak Geografis Desa Ranah Sungkai Kecamatan XIII Koto Kampar Desa Ranah Sungkai

Lebih terperinci

NO. URAIAN KEGIATAN WAKTU PENYELESAIAN KETERANGAN

NO. URAIAN KEGIATAN WAKTU PENYELESAIAN KETERANGAN S.O.P KEPANITERAAN PIDANA NO. URAIAN KEGIATAN WAKTU PENYELESAIAN KETERANGAN A. PENYELESAIAN PERKARA 1. Pengadilan Negeri menerima pelimpahan berkas perkara dan barang bukti dari Jaksa Penuntut Umum atau

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN JEPARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN JEPARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN JEPARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA, Menimbang : a bahwa dalam rangka mengoptimalkan

Lebih terperinci

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI DINAS PENDIDIKAN

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI DINAS PENDIDIKAN BAGAN STRUKTUR ORGANISASI DINAS PENDIDIKAN LAMPIRAN I : PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU DINAS PENDIDIKAN PROGRAM UMUM PENDIDIKAN DASAR PENDIDIKAN MENENGAH PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN FORMAL

Lebih terperinci

OLEH GUBERNUR SULAWESI TENGGARA GORONTALO, 3 MARET 2013

OLEH GUBERNUR SULAWESI TENGGARA GORONTALO, 3 MARET 2013 POTENSI DAN KARAKTERISTIK WILAYAH SULAWESI TENGGARA DALAM MENDUKUNG PENGUATAN IMPLEMENTASI DAN INTEGRASI MP3EI UNTUK MENDORONG SINERGI PEMBANGUNAN REGIONAL SULAWESI OLEH GUBERNUR SULAWESI TENGGARA GORONTALO,

Lebih terperinci

POTENSI SUMBERDAYA ALAM DAN PEMBANGUNAN DI SULAWESI TENGGARA H. NUR ALAM GUBERNUR SULAWESI TENGGARA

POTENSI SUMBERDAYA ALAM DAN PEMBANGUNAN DI SULAWESI TENGGARA H. NUR ALAM GUBERNUR SULAWESI TENGGARA POTENSI SUMBERDAYA ALAM DAN PEMBANGUNAN DI SULAWESI TENGGARA H. NUR ALAM GUBERNUR SULAWESI TENGGARA PERTH, FEBRUARI 2013 GAMBARAN UMUM LUAS SULAWESI TENGGARA TERDIRI DARI LUAS WILAYAH DARATAN 38.140

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Berdasarkaan uraian sebelumnya, maka kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut: 1. Topografinya, Kabupaten Subang dapat dibagi ke dalam 3 (tiga) zona/klasifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk menikmati produk-produk wisata baik itu keindahan alam maupun beraneka ragam kesenian

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 776 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN SERANG DITERBITKAN OLEH BAGIAN ORGANISASI

Lebih terperinci

DAFTAR LAMPIRAN. Lowokwaru kota Malang. Memiliki curah hujan 1883 mm/thn, ketinggian 452 Meter dari

DAFTAR LAMPIRAN. Lowokwaru kota Malang. Memiliki curah hujan 1883 mm/thn, ketinggian 452 Meter dari DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : A. Kondisi Obyektif Lapangan Penelitian Kelurahan Merjosari terletak di jalan Mertojoyo No. 1 Telp 560525 kode pos 65144 Malang. Kelurahan ini merupakan salah satu kelurahan

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kabupaten Belitung Timur adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Bangka Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak tanggal 25 Februari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya alam. Dengan demikian, Indonesia memiliki potensi kepariwisataan yang tinggi, baik

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN 34 BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN 4.1. Desa Karimunjawa 4.1.1. Kondisi Geografis Taman Nasional Karimunjawa (TNKJ) secara geografis terletak pada koordinat 5 0 40 39-5 0 55 00 LS dan 110 0 05 57-110

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM BAGIAN PENGELOLAAN DAN PENGADAAN PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

BAB II GAMBARAN UMUM BAGIAN PENGELOLAAN DAN PENGADAAN PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO BAB II GAMBARAN UMUM BAGIAN PENGELOLAAN DAN PENGADAAN PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO 2.1 Uraian Tentang Instansi Kabupaten Probolinggo merupakan salah satu Kabupaten di wilayah Jawa Timur yang memiliki

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA POLOBOGO

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA POLOBOGO BAB IV GAMBARAN UMUM DESA POLOBOGO 4. 1. Kondisi Geografis 4.1.1. Batas Administrasi Desa Polobogo termasuk dalam wilayah administrasi kecamatan Getasan, kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Wilayah

Lebih terperinci

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR SALINAN BUPATI KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA KECAMATAN BONTOHARU KABUPATEN KEPULAUAN

Lebih terperinci

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada IV. LOKASI PENELITIAN A. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada dinaungan Kecamatan Sungkai Utara Kabupaten Lampung Utara Berdasarkan Perda

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 03 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DINAS DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 03 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DINAS DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 03 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DINAS DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata memiliki peran yang penting dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata memiliki peran yang penting dalam perekonomian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pariwisata memiliki peran yang penting dalam perekonomian Indonesia, baik sebagai salah satu sumber penerimaan devisa maupun membuka kesempatan kerja dan kesempatan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. demikian ini daerah Kabupaten Lampung Selatan seperti halnya daerah-daerah

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. demikian ini daerah Kabupaten Lampung Selatan seperti halnya daerah-daerah 46 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105 sampai dengan 105 45 Bujur Timur dan 5 15 sampai

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandar Lampung

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandar Lampung 53 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandar Lampung 1. Visi dan Misi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandar Lampung Visi dapat diartikan sebagai

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MUNA PENGUMUMAN HASIL AKHIR SELEKSI PETUGAS SE 2016 NOMOR : B 088/BPS/74021/02/2016 No. KECAMATAN NAMA PETUGAS 1 TONGKUNO LAODE HAYAR 2 TONGKUNO YOYO PRASETYO 3 TONGKUNO

Lebih terperinci

STANDAR PELAYANAN KEPANITERAAN PIDANA

STANDAR PELAYANAN KEPANITERAAN PIDANA STANDAR PELAYANAN KEPANITERAAN PIDANA 1. PELAYANAN PERSIDANGAN NO. JENIS PELAYANAN DASAR HUKUM 1. Penerimaan Pelimpahan Berkas. Pasal 137 KUHAP PERSYARATAN - Yang melimpahkan harus Jaksa Penuntut Umum

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MAJENE

PEMERINTAH KABUPATEN MAJENE PEMERINTAH KABUPATEN MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN MAJENE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Identifikasi Desa Dalam Kawasan Hutan

Identifikasi Desa Dalam Kawasan Hutan Identifikasi Desa Dalam Kawasan Hutan 2007 Kerja sama Pusat Rencana dan Statistik Kehutanan, Departemen Kehutanan dengan Direktorat Statistik Pertanian, Badan Pusat Statistik Jakarta, 2007 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci