Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN TAHUNAN SISTEM DC (BATERAI 48 VOLT UNIT II) DI GARDU INDUK 150 KV SRONDOL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN TAHUNAN SISTEM DC (BATERAI 48 VOLT UNIT II) DI GARDU INDUK 150 KV SRONDOL"

Transkripsi

1 Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN TAHUNAN SISTEM DC (BATERAI 48 VOLT UNIT II) DI GARDU INDUK 150 KV SRONDOL Cahyo Adhi Nugroho 1, Susatyo Handoko, ST. MT. 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto SH. Tembalang, Semarang cahyo4fun@gmail.com Abstrak Di gardu induk sitem DC mempunyai peranan penting dalam kelancaran operasi Gardu Induk dalam melayani konsumen. Sumber DC berasal dari rectifier dan baterai yang terhubung secara paralel terhadap beban. Sumber DC digunakan untuk kebutuhan operasi relai proteksi dan kontrol serta untuk SCADATELl.Untuk kebutuhan operasi relai dan kontrol di PLN terdapat dua sistem catu daya pasokan arus searah yaitu DC 110V dan DC 220V, sedangkan untuk kebutuhan scadatel menggunakan sistem Catu Daya DC 48V. Pemeliharaan sistem DC harus selalu diperhatikan dan sesuai SOP(standartd operasinal procedure) agar peraltan-peraltan bekerja sesuia karakteristiknya dan menjamin keandalan peraltan. Menurut buku petunjuk PT.PLN(PERSERO) tentang Sistem DC pemeliharaan baterai meliputi pemeliharaan periode mingguan, bulanan, enam bulanan, dan dua tahunan. Di dalam laporan ini akan dibahas proses pemeliharaan tahunan baterai 48 unit II merek Saft Nife, tipe SBL di Gardu Induk 150 kv Srondol, Semarang. Dimana saat pemeliharaan dilaksanakan proses Charging, Uji kapasitas, Uji Elektrolit dan rekondisi. Kata Kunci : Pemeliharaan, suplai DC, Boosting charge, Equalizing charge, uji kapasitas, rekondisi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. PLN (Persero) sebagai Perusahaan Listrik Negara berusaha sebaik mungkin melayani pelanggan dan selalu berusaha meningkatkan kualitas sistem penyaluran dan pencegahan kerusakan peralatan saat operasi. Untuk menjaga listrik disalurkan secara optimal maka diperlukan suatu sistem pengaman dan sistem pemeliharaan instalasi gardu induk yang baik. Hal tersebut harus memperhatikan aspek teknis, ekonomis dan yang sesuai dengan kondisi peralatan yang ada dilapangan. Untuk meningkatkan kualitas sistem penyaluran dan pencegahan kerusakan peralatan saat operasi memerlukan perawatan pada setiap peralatan yang dimiliki PT. PLN (persero) secara rutin dan terjadwal, khususnya di tiap gardu induk. Peran baterai dalam gardu induk sangat vital dalam operasi sistem di gardu induk. Baterai menyuplai sumber listik searah (DC) untuk kebutuhan operasi relai proteksi dan kontrol serta untuk scadatel. Sistem DC di gardu induk harus mempunyai keandalan dan stabilitas yang tinggi, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan yang menyebabkan kerusakan tidak menyebar ke peralatan lain di gardu induk. 1.2 Tujuan Adapun tujuan yang diharapkan dari penyusunan Makalah Kerja Praktek ini adalah : 1. Mengetahui prinsip kerja sitem DC yang ada di Gardu Induk 150kV Srondol Semarang. 2. Mengetahui proses pemeliharaan

2 sistem DC di Gardu Induk 150kV Srondol Semarang. 1.3 Batasan Masalah Dalam makalah ini batasan masalahnya hanya membahas pemeliharaan tahunan sistem DC (baterai 48 volt unit II) di Gardu Induk Srondol 150kV. II. Kajian Pustaka 2.1 Sistem DC Dalam pengoperasian tenaga listrik terdapat dua macam sumber tenaga untuk kontrol di dalam Gardu Induk, ialah sumber arus searah (DC) dan sumber arus bolak balik (AC). Sumber tenaga untuk kontrol selalu harus mempunyai keandalan dan stabilitas yang tinggi. Karena persyaratan inilah dipakai baterai sebagai sumber arus searah. Catu daya sumber DC digunakan untuk kebutuhan operasi relai proteksi dan kontrol serta untuk scadatel. Untuk kebutuhan operasi relai dan kontrol di PLN terdapat dua sistem catu daya pasokan arus searah yaitu DC 110V dan DC 220V, sedangkan untuk kebutuhan scadatel menggunakan sistem Catu Daya DC 48V. Catu daya DC bersumber dari rectifier dan baterai terpasang pada instalasi secara paralel dengan beban, sehingga dalam operasionalnya disebut Sistem DC. Diagram instalasi Sistem DC dapat dilihat pada gambar berikut: TRAFO PS RECTIFIER REL DC MCB BEBAN DC FUSE REL 20KV BATERE Gambar 2.1 Diagram Instalasi Sistem DC Bagian-bagian utama peralatan sistem DC, yaitu : 1. Rectifier / Charger Rectifier atau Charger adalah suatu rangkaian alat listrik untuk mengubah arus listrik bolak- balik (AC) menjadi arus searah (DC). 2. Baterai Suatu alat penyimpan energi listrik arus searah, yang berfungsi sebagai sumber cadangan ke beban. 3. Konduktor Berfungsi sebagai penghantar energi listrik arus searah dari sumber ke beban. 4. Terminal-terminal Berfungsi sebagai tempat percabangan dimana energi listrik akan dikirim atau dibagi ke bebanbeban.

3 2.2 Bagian-bagian Utama Baterai Gambar 2.2 Bagian-bagian Utama Baterai 1. Elektroda Tiap sel baterai terdiri dari 2 (dua) macam elektroda, yaitu elektroda positif (+) dan elektroda negatif ( -) yang direndam dalam suatu larutan kimia (gambar 8). Elektroda -elektroda positif dan negatif terdiri dari: Grid, adalah suatu rangka besi atau fiber sebagai tempat material aktif. Material Aktif, adalah suatu material yang bereaksi secara kimia untuk menghasilkan energi listrik pada waktu pengosongan (discharge). 2. Elektrolit Elektrolit adalah Cairan atau larutan senyawa yang dapat menghantarkanarus listrik, karena larutan tersebut dapat menghasilkan muatan listrik positif dan negatif. Bagian yang bermuatan positif disebut ion positif dan bagian yangbermuatan negatif disebut ion negatif. 3. Sel Baterai Sesuai dengan jenis bahan bejana (container) yang digunakan terdiri dari 2 (dua) macam: a. Steel Container b. Plastic Container 4. Steel Container Sel baterai dengan bejana (container) terbuat dari steel ditempatkan dalam rak kayu, hal ini untuk menghindari terjadi hubung singkat antar sel baterai atau hubung tanah antara sel baterai dengan rak baterai. 5. Plastic container Sel baterai dengan bejana (container) terbuat dari plastik ditempatkan dalam rak besi yang diisolasi, hal ini untuk menghindari terjadi hubung singkat antar sel baterai atau hubung tanah antara sel baterai dengan rak baterai apabila terjadi kerusakan atau kebocoran elektrolit baterai. 2.3 Pemeliharaan Pemeliharaan adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan terhadap peralatan, agar bekerja semsetinya sesuai karakteristiknya dan menjamin keandalan peraltan. Dalam arti luas pemeliharaan adalah: a. Meningkatkan efisinensi, b. Memperpanjang umur perlatan, c. Mengurangi resiko kegagalan atau kerusakan alat saat operasi, d. Meningkatkan keamanan kerja (safety), e. Mengurangi waktu padam, f. Waktu pemuliahan yang efektif, g. Biaya pemeliharaan yang efisien dan ekonomis. 2.4 Periode Pemeliharaan Menurut buku petunjuk Sistem DC pemeliharaan baterai meliputi pemeliharaan periode mingguan, bulanan, enam bulanan, dan dua tahunan. Pada laporan kerja praktek ini penulis akan membahas pemeliharaan baterai periode dua tahunan. Dikarenakan penulis hanya mengetahui kegiatan pemeliharaan baterai dua tahunan, dimana peralatan utama yang dipelihara adalah baterai.

4 2.5 Pemeliharaan Baterai Saat pemeliharaan, pengujian dan pengukuran baterai dalam keaddaan tidak tersambung ke beban. Bila pada gardu induk mempunyai dua unit baterai yang terpasang maka dapat dilakukan secara bergantian, tetapi apabila gardu induk hanya mempunyai satu unit baterai, diperlukan baterai tambahan. Pada pelaksanannya pemeliharaan baterai meliputi tahap-tahap berikut, yaitu: a. Equalising Charging b. Uji Kapasitas c. Reboosting Charge 2.6 Peralatan Pendukung Peralatan pendukung adalah peralatan atau tool kit yang berguna untuk melaksanakan pemeliharaan baterai. peralatan pendukung tersebut terdiri dari: a. Tool Set Tool set terdiri dari satu kunci pas, satu set kunci ring, satu set obeng, tang potong, tang jepit, satu set gerinda, gergaji, alat potong (cutter). (a) (b) Gambar 2.4 (a) Multimeter atau Avometer (b) Tangamperemeter (a) (b) Gambar 2.5 (a) Hidrometer (b) Thermometer (alkohol) Gambar 2.3 Peralatan pendukung atau tool set b. Alat ukur Alat ukur terdiri dari hidrometer, thermometer (alkohol), multimeter, tangamperemeter dan gelas ukur. Gambar 2.6 Gelas Ukur c. Larutan elektrolit Larutan elektrolit terdiri dari: - ph 6 : asam, contoh: Latutan Asam Belerang (H 2 SO 4 ), - ph 7 : netral, contoh : Air Destilasi atau Air Murni,

5 - ph 8 : basa, contoh : Larutan Kaliun Hidroxide (KOH) Saat pemeliharaan baterai tahunan di PT. PLN (PERSERO) hanya membutuhkan Larutan Kalium Hidroxide (KOH) dan larutan ph 7. d. Vaselin Netral dan Vaselin Contact (EJC) Vaselin netral digunakan untuk melindungi kontak antar pole baterai yang terbuat dari tembaga atau metal agar tidak terjadi korosi, yang disebabkan penguapan oleh cairan elektrolit di ruang baterai. Vaselin netral di oleskan pada tiap kontak antar pole baterai. Vaselin contact (EJC) dioleskan pada kontak pole positif (+) dan negatif ( -) dari charger ke baterai, agar resistansi pada kontak pole positif (+) dan negatif ( -) sekecil mungkin. Perlu diperhatikan dalam mengoleskan vaselin netral dan vaselin contact (EJC) pada kontak antar pole baterai tidak terlalu tebal (sedikit atau secukupnya), dikarenakan akan menyebabkan debu-debu mudah menempel sehingga membuat kontak pole baterai kotor serta mengurangi kinerja dari kontak antar pole baterai tersebut. e. Peraltan Kebersihan Peralatan keberishan terdiri dari ember, gayung, sabun cuci, sapu, kuas, sikat besi dan kain perca. f. Charger portable Charger portable digunakan saat pemeliharaan baterai tahunan. Untuk pemeliharaan baterai tahunan menggunakan charger portable bermerek Swaden tipe SCM-48/ A. Gambar 2.7 Charger Portabel Tampak Depan Gambar 2.8 Charger Portabel Tampak Belakang g. Alat uji kapasitas dan Laptop Ialah alat yang digunakan untuk melakukan pengujian kapsitas baterai tahunan. Untuk pemeliharaan baterai tahunan menggunakan alat uji kapasitas bermerek ISA tipe BTS/ Plus.

6 Gambar 2.9 Alat Uji Kapasitas Tampak Depan Gambar 2.10 Alat Uji Kapasitas Tampak Belakang h. Kabel Kabel yang digunakan adalah kabel AC NYYHYW 3x2,5mm 2 dengan kha Ampere. Kabel DC tipe NYYHY 2x5,0 mm 2 dengan kha (kuat hantar arus) A dan kabel DC 70 mm 2 dengan kha (kuat hantar arus) A. Kabel digunakan untuk input charger portable, output charger portable dan output alat uji kapasitas baterai. III. Persiapan Sebelum Melakukan Pemeliharaan Tahunan 3.1 Mendata Data Teknik serta Tagging atau Labeling Charger dan Baterai Tujuan dari mendata data teknik charger dan baterai adalah: - Kondisi charger dan mengetahui V (tegangan) dan I (arus), - Kondis baterai dan mengetahui V (tegangan), kapasitas baterai (Ah) dan jumalh sel baterai (n sel), - Kondisi V (tegangan), I (arus), dan Kapasitas Baterai saat pemeliharaan tahunan yang dilakukan tahun lalu. Tujuan taging atau labeling adalah penandaan atau pelabelan agar dalam pemeliharaan tidak tertukar atau salah dalam melakukan pemliharaan serta sebagai kemanan bagi peralatan dan pekerja, contoh tagging dan labeling adalah: - Memasang bendera merah dan hijau pada peralatan yang akan dipelihara (bendera hijau berarti aman dikerjakan atau dipelihara, merah berarti berbahaya dikerjakan atau dipelihara), - Memasang nama atau labeling atau pelabelan pada ujung-ujung kabel. 3.2 Pengecekan Tegangan Cek tegangan total baterai dibandingkan dengan tegangan pada charger eksisting (posisi floating). Pengecekan tegangan menggunakan multimeter atau avometer yang di setting untuk mengukur tegangan DC. Pengecekan tegangan dilakukan per sel baterai dan tegangan total sel baterai pada pole baterai. Gambar 3.11 Pengecekan Tegangan Total Sel Baterai

7 digunakan dalam melakukan pengukuran berat jenis larutan elektrolit adalah hidrometer. Gambar 3.12 Pengecekan Tegangan per-sel Baterai 3.3 Cek Level Ketinggian Larutan Elektrolit Level elektrolit dapat diketahui dengan dilihat pada bejana sel baterai (seperti pada gambar 2.10). Level elektrolit tidak boleh melebihi batas upper maupun kurang dari batas lower. Bila larutan elektrolit levelnya di bawah batas lower akan menyebabkan elektroda kering sehingga dapat mengurangi kinerja dan umur pemakian (lifetime) baterai. Gambar 3.13 Level Larutan Elektrolit 3.4 Cek Berat Jenis Larutan Elektrolit Tujuan melakukan pengukuran berat jenis (BJ) larutan elektrolit baterai adalah untuk mengetahui kondisi elektrolit. Hal ini sangat penting karena elektrolit pada baterai berfungsi sebagai konduktor atau sebagai media pemindah elektron oleh karena itu agar proses kimia didalam sel baterai bekerja dengan baik, maka dilakukan pemeriksaan atau pengukuran berat jenis elektrolit. Alat ukur yang Gambar 3.14 Hidrometer Keterangan Gambar: Aerometer yang biasa dipakai dan beredar dipasaran terdiri dari 3 (tiga) macam, yaitu: 1. Aerometer yang bertuliskan angkaangka berwarna putih. 2. Aerometer yang dilengkapi dengan warna merah, hijau, dan kuning dengan perincian sebagai berikut: Merah : Dead Battery, muatan baterai tidak ada atau mati Hijau : Half Charge, kapasitas baterai 50% Kuning : Full Charge, kapasitas baterai % 3. Aerometer yang dilengkapi dengan warna merah, putih, dan hijau dengan perincian sebagai berikut: Merah : Charging Putih : Fair Hijau : Good Pembacaan berat jenis dipengaruhi oleh perubahan temperature, maka diperlukan koreksi pembacaan berat jenis dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Pada baterai asam ( ) = ( ) + 5 1,5 0,001 Bd (s) : Harga BJ sebenarnya (gr/cm 3 )

8 Bd (hs) : Pembacaan BJ pada hydrometer (gr/cm 3 ) t s : Temperatur larutan ( o C) 2. Pada baterai alkali 15 ( ) = ( ) + 0,001 1,5 uji kapasitas, dan re-boosting charge) : 37 o C Bd (a) : Harga BJ sebenarnya (gr/cm 3 ) Bd (ha) : Pembacaan BJ pada hydrometer (gr/cm 3 ) t a : Temperatur larutan ( o C) Tabel 3.1 Standar Berat Jenis Larutan Elektrolit Jenis Kondisi Elektrolit Berat (temperature Jenis Baterai 20 o C) (gr/cm 3 ) Alkali Asam Elektrolit Baru Terisi Penuh Berat Jenis Minimum Elektrolit Baru Terisi Penuh Berat Jenis Minimum 1,20 1,18 1,16 1,190 1,215 1, Cek Suhu Larutan Elektrolit Sel Baterai Tujuan pengukuran suhu larutan elektrolit baterai adalah mengetahui suhu larutan elektrolit baterai saat sebelum dilakukan pemeliharaan tahunan baterai dan selama pemeliharaan tahunan baterai berlangsung. Untuk mengukur suhu larutan elektrolit baterai, thermometer dimasukkan ke lubang pengisian yang ada pada baterai. Berikut adalah standar suhu larutan elektrolit baterai: Suhu elektrolit kondisi normal : o C Suhu elektrolit saat pemeliharaan (saat equalizing charge, uji kapasitas, dan re-boosting charge) : o C Suhu maksimum elektrolit saat pemeliharaan (saat equalizing charge, Gambar 3.15 Pengecekan Suhu Larutan Elektrolit Sel Baterai 3.6 Cek Kekencangan Mur Kontak Antar Pole Baterai Tujuan melakukan mengecek kekencangan mur kontak antar pole baterai adalah untuk menghindari suhu berlebih saat dilakukan equalizing charge, tes uji kapasitas baterai dan re-boosting charge. Pengencangan mur dilakukan dengan menggunakan kunci ring dan ukuran kunci menyesuaikan mur yang terpasang pada sel baterai. Kunci yang akan digunakan untuk mengencang mur kontak baterai harus berisolasi, agar tidak terjadi short ketika sedang mengencangkan mur kontak baterai. Biasanya sudah disertakan satu set-kunci khusus dari produsen baterai untuk mengencangkan mur kontak antar pole baterai. Gambar 3.16 Pengecekan Kekencangan Mur Kontak Antar Pole Baterai

9 IV. Pelaksanaan Pemeliharaan Tahunan 4.1 Kondisi Baterai dan Charger Di gardu induk biasanya ketersedian sistem DC tiap gardu induk berbeda-beda, tapi biasanya ada dua konfigurasi baterai di gardu induk adalah sebagai berikut: Bila ada 1 (satu) unit baterai dan 1 (satu) unit charger Kondisi ini memerlukan tambahan baterai cadangan agar beban yang di suplai tidak kehilangan suplai tegangan (padam) Cara Pelaksanaan: 1. Persiapkan baterai cadangan (Pada saat pemeliharaan baterai di Gardu Induk 150 kv Srondol disediakan 4 (empat) buah baterai asam masing-masing bertegangan 12 v, kapasitas minimal 120 Ah sebagai baterai kom 48 v, tetapi hal ini menyesuaikan dengan beban di tiap Gardu Induk), 2. Rangkai 4 buah baterai tersebut secara seri, 3. Ukur tegangan total baterai cadangan tersebut. Bila tegangannya kurang dari tegangan dari baterai eksiting, charge dengan charger portable hingga tegangannya sama dengan tegangan baterai eksiting (sama atau mendekati), 4. Pararelkan baterai cadangan tersebut dengan baterai eksiting. Bila ada 2 (dua) baterai dan 2 (dua) charger Hanya dengan memindah beban pada panel melalui fasilitas switching pada panel. Bila salah satu baterai akan dipelihara (seperti terlihat pada gambar 2. diatas), misal Baterai Unit 1 akan dipelihara, maka beban akan dipikul oleh Charger 2, dengan proses pemindahan beban (manuver) sebagai berikut: 1. Cek tegangan masing-masing charger, 2. Cek beban masing-masing charger, 3. MCB Baterai Unit 2 masuk (di Onkan atau hidupkan), 4. MCB INC ( incoming) 2 masuk (di On-kan atau hidupkan), 5. Cek beban apakah sudah berpindah dengan cara melihat parameter di charger (voltmeter dan ampermeter), 6. Lepas MCB NC 1 (di Off-kan atau dimatikan), 7. Lepas MCB Baterai I (di Off-kan atau dimatikan), 8. Laksanakan pemeliharaan tahunan Baterai Unit 1. Gambar 4.17 Diagram Satu Baris Baterai 48v UNIT I dan II GI 150kV Srondol 4.2 Equalizing Charge Tujuan dari dilakukannya Equalizing Charge adalah agar tegangan masingmasing sel baterai sama. Berikut adalah cara perhitungan V (tegangan), I(arus) dan t (waktu) untuk di -setting pada charger portabel: Setting Teganangan saat pengisian: V pengisian = (1,60 s/d 1,65 volt) x n sel V pengisian (min) = 1,60 volt x n sel V pengisian (max) = 1,65 volt x n sel n sel : Jumlah keseluruhan sel baterai Setting Arus saat pengisian: I pengisian = C5 x Kapasitas Baterai

10 C5 = 0,2 Kapasitas Baterai (Amperehour/ Ah) Setting waktu saat pengisian: T setting = C5 C5 = 5 jam C5 adalah standar untuk pengisian baterai basa. Baterai yang ada di Gardu Induk 150 kv Srondol adalah baterai basa maka menggunakan standar C5. Pada proses Equalizing Charge baterai menggunakan charger portabel bermerk SWADEN tipe SCM 48/ A. 4.3 Uji Kapasitas Pelaksanaan uji kapasitas pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui sampai sejauh mana kondisi karakteristik dari seluruh sel baterai tersebut secara lebih terukur, yaiitu dengan mengetahui besaran pasok energi atau kapasitas baterai (Ah). Keuntungan Uji kapasitas pada baterai adalah dapat meningkatkan atau memulihkan kapasitas (Ah) sel baterai yang sudah lemah, karena setelah baterai dilakukan Equalizing Charge (pengisian) dan saat uji kapasitas dilakukan pengosongan tegangan baterai. Di PT.PLN (PERSERO) menggunakan standar C5, yaitu waktu pengujian selama 5 jam. C5 adalah standar untuk pengisian baterai basa. Berikut adalah cara perhitungan V (tegangan), I (arus) dan t (waktu) untuk di-setting pada alat uji kapasitas: Setting Tegangan: V= 1 volt x n sel n sel : Jumlah keseluruhan sel baterai Setting Arus: I = C5 x Kapasitas Baterai C5 = 0,2 Kapasitas Baterai (Amperehour/ Ah) T setting = C5 C5 = 5 jam Pada proses Uji Kapasitas baterai menggunakan alat uji kapasitas bermerk ISA tipe BTS/ PLUS 4.4 Re-boosting Charge Proses re-boosting charge atau proses pengisian cepat dilaksanakan setelah proses uji kapasitas telah selesai. Proses ini bertujuan agar kapasitas baterai yang kosong setelah dilakukannya uji kapasitas penuh kembali. Bila akan melakukan proses re-boosting charge ini juga harus memperhatikan suhu larutan elektrolit baterai. Berikut adalah cara perhitungan V (tegangan), I(arus) dan t (waktu) untuk disetting pada charger portabel: Setting Teganangan saat pengisian: V pengisian = (1,65 s/d 1,70 volt) x n sel V pengisian (min) = 1,65 volt x n sel V pengisian (max) = 1,70 volt x n sel N sel : Jumlah keseluruhan sel baterai Setting Arus saat pengisian: I pengisian = C5 x Kapasitas Baterai C5 = 0,2 Kapasitas Baterai (Amperehour/ Ah) Setting waktu saat pengisian: T setting = C5 C5 = 5 jam Pada proses Re-boosting Charge baterai menggunakan charger portabel bermerk SWEDEN tipe SCM 48/ A Setlah proses Re-boosting Charge selesai, baterai yang dipelihara siap masuk ke sistem kembali (pelaksanaan bate rai masuk ke sitem). Tunggu tegangan agar sama dengan tegangan charger eksisting. Setelah tegagan sama konek kabel charger eksisting ke pole baterai. 4.5 Standar Rekondisi Baterai Bila dalam uji kapasitas dihasilkan nilai kurang dari sama dengan 60% maka baterai dinyatakan buruk atau jelek. Untuk mengatasi hal ini dilakukan:

11 Penggantian sel baterai Rekondisi Baterai dengan melihat: a. Sel baterai bagus, tetapi larutan elektrolitnya tidak baik. Maka hal ini sel baterai perlu direkondisi, b. Umur baterai ( life time) sudah memenuhi tahun (sesuai yang direkomendasikan pabrik pembuat) maka tidak perlu dilakukan rekondisi, dikarenakan sudah lewat masa life time-nya, c. Umur baterai ( life time) relatif masih baru maka perlu dilakukan rekondisi baterai. Rekondisi baterai dilakukan dengan cara penggantian larutan elektrolit, dan membersihan sel baterai dan kontak pole antar baterai dengan air destilasi (larutan ph7) hingga bersih. Pada saat penulis melaksanakan kerja praktik kondisi baterai 48 volt unit II sudah 40,12% (<60%) dan sudah melewati masa lifetimenya karena sudah beroprasi selama 13 tahun dari tahun Maka rekomendasi dari pelaksana pemeliharaan tahunan baterai, baterai 48 volt unit II perlu diganti. V. PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari kerja praktek yang telah dilakukan pada Gardu Induk Srondol 150 kv PT. PLN (PERSERO), dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Secara garis besar Gardu Induk 150 kv terdapat 2 tipe pemasangan gardu induk pasang luar dan gardu induk pasang dalam. 2. Sistem DC pada sebuah Gardu Induk sangat penting karena semua peralatan proteksi dan telkomunikasi yang digunakan di Gardu Induk menggunakan sumber DC untuk kerja peralatan. 3. Terdapat dua jenis instalasi atau suplai DC yang digunakan pada gardu Induk meliputi: - Instalasi Sistem DC 110 volt Untuk mengoprasikan peralatan padainstalasi Gardu Induk seperti motor listrik (pada PMS dan PMT), relai proteksi, meter digital, signal (alarm dan indikasi), triping dan closing coil. - Instalasi DC 48 volt Untuk mengoprasikan peralatan padainstalasi Gardu Induk seperti teleproteksi, komunikasi/ plc dan SCADA/ rtu, dan signal (alarm dan indikasi). 4. Pemeliharaan baterai meliputi pemeliharaan mingguan, bulanan, enam bulanan dan dua tahunan. 5. Proses pemeliharaan secara kontinu dan terjadwal dapat memperpanjang umur peralatan dan mengetahui kondisi peralatan setiap waktunya. 6. Dalam plaksanaan pemeliharaan harus sesuai dengan prosedur dan instruksi kerja. 7. Hasil tes uji kapasitas dikatakan jelek bila kurang dari 60%. 5.2 Saran 1. Mahasiswa sebaiknya mempersiapkan diri sesuai disiplin ilmunya, sehingga dapat memperlancar pelaksanaan tugastugas di tempat praktrik, karena pengalaman yang didapat dari perusahaan dapat dijadikan bekal apabila praktikan bekerja di dunia industri. 2. Mahasiswa hendaknya mempersiapkan APD seperti baju praktik (wear pack), safety shoes, kacamata pelindung, sarung tangan sendiri karena dari pihak perusahaan hanya menyediakan safety helmet. DAFTAR PUSTAKA [1] Tobing, Bonggas L Peralatan Tegangan Tinggi, Jakarta : Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama [2] Buku Petunjuk PT.PLN (PERSERO) Supplay DC System

12 [3] Buku Petunjuk PT.PLN (PERSERO) Transformator Tegangan [4] Buku Petunjuk PT.PLN (PERSERO) Transformator Arus (CT) [5] Buku Petunjuk PT.PLN (PERSERO) Transformator Tegangan (PT) [6] Buku Petunjuk PT.PLN (PERSERO) Pemutus Tenaga (PMT) [7] Buku Petunjuk PT.PLN (PERSERO) Pemisah (PMS) [8] Buku Petunjuk PT.PLN (PERSERO) Lightning Arrester [9] Buku Petunjuk PT.PLN (PERSERO) Serandang [10] Buku Petunjuk PT.PLN (PERSERO) Bay Line [11] Buku Petunjuk PT.PLN (PERSERO) Bay Trafo [12] Buku Petunjuk PT.PLN (PERSERO) Bay Busbar [13] Buku Petunjuk PT.PLN (PERSERO) SUTT-SUTET [14] Buku Petunjuk PT.PLN (PERSERO) SKTT-SKLT [15] Buku Diklat Pemeliharaan Sistem DC PT.PLN (PERSERO) [16] diakses pada 12 Oktober 2013 [17] diakses pada 30 Oktober 2013 [18] diakses pada 30 Oktober 2013 [19] p?categoriaid=5, diakses pada 30 Oktober 2013 [20] BIODATA PENULIS : Cahyo Adhi Nugroho ( ) lahir di Temanggung 10 Oktober Telah menempuh pendidikan di SD Negri Temanggung 2 Nomor 1, SMP Negeri 1 Temanggung, SMA Negeri 1 Temanggung. Dan sekarang sedang menempuh studi S1 di Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang, Mei 2013 Mengetahui Dosen Pembimbing Susatyo Handoko, ST. MT NIP

BATERAI-CHARGER PADA GARDU INDUK 150 KV SRONDOL. Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia

BATERAI-CHARGER PADA GARDU INDUK 150 KV SRONDOL. Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia BATERAI-CHARGER PADA GARDU INDUK 150 KV SRONDOL Ibnu Salam 1, Susatyo Handoko, ST. MT 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, Tembalang,

Lebih terperinci

ABSTRAK. kontrol pada gardu induk 150 kv UPT Semarang. lainnya seperti panel-pane

ABSTRAK. kontrol pada gardu induk 150 kv UPT Semarang. lainnya seperti panel-pane Makalah Seminar Kerja Praktek SISTEM CATU DAYA SEARAH ( DC POWER ) PADA GARDU INDUK 150 KV SRONDOL PT PLN (PERSERO) UPT SEMARANG Oleh : Guspan Hidi Susilo L2F 008 041 Jurusan Teknikk Elektro, Fakultas

Lebih terperinci

KEGAGALAN PROTEKSI PADA GARDU INDUK 150 kv AKIBAT SUPLAI TEGANGAN DC SUGIANTO, NASRUN LUBIS

KEGAGALAN PROTEKSI PADA GARDU INDUK 150 kv AKIBAT SUPLAI TEGANGAN DC SUGIANTO, NASRUN LUBIS KEGAGALAN PROTEKSI PADA GARDU INDUK 150 kv AKIBAT SUPLAI TEGANGAN DC SUGIANTO, NASRUN LUBIS Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri, Institut Sains dan Teknologi Nasional, Jakarta Jalan

Lebih terperinci

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN PEMISAH ( PMS ) PADA GARDU INDUK 150 kv SRONDOL PT. PLN ( PERSERO ) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN PEMISAH ( PMS ) PADA GARDU INDUK 150 kv SRONDOL PT. PLN ( PERSERO ) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG Makalah Seminar Kerja Praktek PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN PEMISAH ( PMS ) PADA GARDU INDUK 150 kv SRONDOL PT. PLN ( PERSERO ) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG Rieza Dwi Baskara. 1, Dr. Ir.

Lebih terperinci

BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK. Gambar 2.1 Gardu Induk

BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK. Gambar 2.1 Gardu Induk BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK Gardu Induk merupakan suatu instalasi listrik yang terdiri atas beberapa perlengkapan dan peralatan listrik dan menjadi penghubung listrik

Lebih terperinci

No. Nama Komponen Fungsi

No. Nama Komponen Fungsi Jobsheet Baterai / Aki PROSEDUR MELEPAS BATERAI 1. Matikan mesin atau putar kunci kontak pada posisi OFF. 2. Buka tutup tempat baterai atau body pada sepeda motor. 3. Kendorkan terminal baterai negatif

Lebih terperinci

II. Baterai Bateri merupakan suatu alat yang. Gambar 1 Susunan dasar suatu baterai

II. Baterai Bateri merupakan suatu alat yang. Gambar 1 Susunan dasar suatu baterai Makalah Seminar Kerja Praktek BATERAI SEBAGAI SUPLAI TEGANGAN DC PADA GARDU INDUK 150 KV SRONDOL PT PLN (PERSERO) UPT SEMARANG Oleh : Agiel Triyadiputra L2F 007 004 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

PT PLN (Persero) SISTEM DC DAFTAR ISI. Daftar Isi... i. Daftar Gambar... iii. Daftar TABEL... iv. Daftar Lampiran... v SISTEM DC...

PT PLN (Persero) SISTEM DC DAFTAR ISI. Daftar Isi... i. Daftar Gambar... iii. Daftar TABEL... iv. Daftar Lampiran... v SISTEM DC... DAFTAR ISI Daftar Isi... i Daftar Gambar... iii Daftar TABEL... iv Daftar Lampiran... v... 1 1. PENDAHULUAN... 1 1.1. Gambaran Umum... 1 1.2. Peralatan Sistem DC... 2 1.3. Bagian Bagian Utama Peralatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PROSES PEMBUATAN

BAB III METODE PROSES PEMBUATAN BAB III METODE PROSES PEMBUATAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai tempat serta waktu dilakukannya proses pembuatan dapur busur listrik, alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan dapur busur

Lebih terperinci

Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia Abstrak

Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia   Abstrak Makalah Seminar Kerja Praktek PRINSIP KERJA DAN DASAR RELE ARUS LEBIH PADA PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATURAN BEBAN REGION JAWA TENGAH DAN DIY Fa ano Hia. 1, Ir. Agung Warsito, DHET. 2 1

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek BATERAI SEBAGAI SUPLAI TEGANGAN DC PADA GARDU INDUK 150 KV KALISARI

Makalah Seminar Kerja Praktek BATERAI SEBAGAI SUPLAI TEGANGAN DC PADA GARDU INDUK 150 KV KALISARI Makalah Seminar Kerja Praktek BATERAI SEBAGAI SUPLAI TEGANGAN DC PADA GARDU INDUK 150 KV KALISARI I Nugroho. 1, Ir. Tejo Sukmadi, MT. 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

Studi Kapasitas Baterai 110 Vdc pada Gardu Induk 150 kv Bangkinang

Studi Kapasitas Baterai 110 Vdc pada Gardu Induk 150 kv Bangkinang Studi Kapasitas Baterai pada Gardu Induk 150 kv Bangkinang Ricky Agned, Nurhalim Program Studi Teknik Elektro S1,Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Riau Kampus Binawidya Km 12,5 Simpang

Lebih terperinci

PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pemeliharaan Kubikel

PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pemeliharaan Kubikel 4. PENGERTIAN DAN TUJUAN PEMELIHARAAN Adalah kegiatan yang meliputi rangkaian tahapan kerja mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga pengendalian dan evaluasi pekerjaan pemeliharaan instalasi dan sistem

Lebih terperinci

1. TUJUAN/MANFAAT: Membentuk peserta diklat menjadi terampil melaksanakan Pemeliharaan GI & transmisi yang memiliki kompetensi sesuai kebutuhan unit

1. TUJUAN/MANFAAT: Membentuk peserta diklat menjadi terampil melaksanakan Pemeliharaan GI & transmisi yang memiliki kompetensi sesuai kebutuhan unit BIDANG FORM 1 : KERANGKA KEGIATAN PROGRAM ON JOB TRAINING SMK / SMA TAHUN 2011/2012 PROYEKSI JABATAN WAKTU : PEMELIHARAAN GI & TRANSMISI : JUNIOR ENGINEER PEMELIHARAAN PERALATAN GI : 138 HARI KERJA (6

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN TRAFO ARUS (CT) PADA PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UNIT PELAYANAN TRANSMISI SEMARANG

PEMELIHARAAN TRAFO ARUS (CT) PADA PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UNIT PELAYANAN TRANSMISI SEMARANG PEMELIHARAAN TRAFO ARUS (CT) PADA PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UNIT PELAYANAN TRANSMISI SEMARANG Aditya Teguh Prabowo 1, Agung Warsito 2 1 Mahasiswa dan 2

Lebih terperinci

AKUMULATOR. Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

AKUMULATOR. Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA AKUMULATOR ELK-DAS.22 20 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN DAN PERTIMBANGAN PENEMPATAN ARRESTER PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG

PEMELIHARAAN DAN PERTIMBANGAN PENEMPATAN ARRESTER PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG PEMELIHARAAN DAN PERTIMBANGAN PENEMPATAN ARRESTER PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG Wahyu Arief Nugroho 1, Hermawan 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN SISTEM SUPLAI AC & DC. Jl. Prof. Sudharto, tembalang, Semarang, Indonesia

Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN SISTEM SUPLAI AC & DC. Jl. Prof. Sudharto, tembalang, Semarang, Indonesia Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN SISTEM SUPLAI AC & DC Paul Henry Ginting 1, Ir. Tejo Sumakdi. M. T. 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

Laporan Kerja Praktek di PT.PLN (Persero) BAB III TINJAUAN PUSTAKA. 3.1 Pengertian PMCB (Pole Mounted Circuit Breaker)

Laporan Kerja Praktek di PT.PLN (Persero) BAB III TINJAUAN PUSTAKA. 3.1 Pengertian PMCB (Pole Mounted Circuit Breaker) BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Pengertian PMCB (Pole Mounted Circuit Breaker) PMCB (Pole Mounted Circuit Breaker) adalah sistem pengaman pada Tiang Portal di Pelanggan Tegangan Menengah 20 kv yang dipasang

Lebih terperinci

BAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV

BAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV BAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV 2.1. UMUM Gardu Induk adalah suatu instalasi tempat peralatan peralatan listrik saling berhubungan antara peralatan yang satu dengan peralatan

Lebih terperinci

BATERAI SEBAGAI SUPLAI TEGANGAN DC PADA GARDU INDUK 150 KV KALISARI

BATERAI SEBAGAI SUPLAI TEGANGAN DC PADA GARDU INDUK 150 KV KALISARI Makalah Seminar Kerja Praktek BATERAI SEBAGAI SUPLAI TEGANGAN DC PADA GARDU INDUK 150 KV KALISARI I Nugroho. 1, Ir. Tejo Sukmadi, MT. 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini meliputi waktu dan tempat penelitian, alat dan bahan, rancangan alat, metode penelitian, dan prosedur penelitian. Pada prosedur penelitian akan dilakukan beberapa

Lebih terperinci

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN ARRESTER GARDU INDUK 150 KV UNGARAN PT. PLN (PERSERO) APP SEMARANG

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN ARRESTER GARDU INDUK 150 KV UNGARAN PT. PLN (PERSERO) APP SEMARANG PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN ARRESTER GARDU INDUK 150 KV UNGARAN PT. PLN (PERSERO) APP SEMARANG Taruna Miftah Isnain 1, Ir.Bambang Winardi 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

Abstrak. 1.2 Tujuan Mengetahui pemakaian dan pemeliharaan arrester yang terdapat di Gardu Induk 150 kv Srondol.

Abstrak. 1.2 Tujuan Mengetahui pemakaian dan pemeliharaan arrester yang terdapat di Gardu Induk 150 kv Srondol. PEMELIHARAAN DAN ANALISA PENEMPATAN ARRESTER PADA GARDU INDUK 150 KV SRONDOL PT. PLN (PERSERO) P3B JB APP SEMARANG BC SEMARANG Guntur Pradnya Pratama 1, Ir. Tejo Sukmadi 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA UPS

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA UPS BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA UPS 4.1 Perancangan UPS 4.1.1 Menghitung Kapasitas UPS Uninterruptible Power Supply merupakan sumber energi cadangan yang sangat penting bagi perusahaan yang bergerak di

Lebih terperinci

TUGAS PAPER MATA KULIAH SISTEM PROTEKSI MENENTUKAN JARAK PEMASANGAN ARRESTER SEBAGAI PENGAMAN TRAFO TERHADAP SAMBARAN PETIR

TUGAS PAPER MATA KULIAH SISTEM PROTEKSI MENENTUKAN JARAK PEMASANGAN ARRESTER SEBAGAI PENGAMAN TRAFO TERHADAP SAMBARAN PETIR TUGAS PAPER MATA KULIAH SISTEM PROTEKSI MENENTUKAN JARAK PEMASANGAN ARRESTER SEBAGAI PENGAMAN TRAFO TERHADAP SAMBARAN PETIR Yang dibimbing oleh Slamet Hani, ST., MT. Disusun oleh: Nama : Daniel Septian

Lebih terperinci

Listrik Dinamis FIS 1 A. PENDAHULUAN. ρ = ρ o (1 + αδt) B. HUKUM OHM C. NILAI TAHANAN RESISTOR LISTRIK DINAMIS. materi78.co.nr. c.

Listrik Dinamis FIS 1 A. PENDAHULUAN. ρ = ρ o (1 + αδt) B. HUKUM OHM C. NILAI TAHANAN RESISTOR LISTRIK DINAMIS. materi78.co.nr. c. Listrik Dinamis A. PENDAHULUAN Listrik bergerak dalam bentuk arus listrik. Arus listrik adalah gerakan muatan-muatan listrik berupa gerakan elektron dalam suatu rangkaian listrik dalam waktu tertentu karena

Lebih terperinci

PENYEDIA DAYA CADANGAN MENGGUNAKAN INVERTER

PENYEDIA DAYA CADANGAN MENGGUNAKAN INVERTER PENYEDIA DAYA CADANGAN MENGGUNAKAN INVERTER Zainal Abidin (1) (1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Banjarmasin Ringkasan Dalam penelitian ini di buat rancang pengganti cadangan sumber

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK 3.1 Tahapan Perencanaan Instalasi Sistem Tenaga Listrik Tahapan dalam perencanaan instalasi sistem tenaga listrik pada sebuah bangunan kantor dibagi

Lebih terperinci

SISTEM KONVERTER PADA PLTS 1000 Wp SITTING GROUND TEKNIK ELEKTRO-UNDIP

SISTEM KONVERTER PADA PLTS 1000 Wp SITTING GROUND TEKNIK ELEKTRO-UNDIP MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK SISTEM KONVERTER PADA PLTS 1000 Wp SITTING GROUND TEKNIK ELEKTRO-UNDIP Novio Mahendra Purnomo (L2F008070) 1, DR. Ir. Joko Windarto,MT. 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik

Lebih terperinci

2. PERSYARATAN PESERTA

2. PERSYARATAN PESERTA BIDANG FORM 1 : KERANGKA KEGIATAN PROGRAM ON JOB TRAINING SMK / SMA TAHUN 2011/2012 PROYEKSI JABATAN WAKTU : OPERASI GI & TRANSMISI : JUNIOR ENGINEER OPERASI REAL TIME : 138 HARI KERJA (6 BULAN) 1. TUJUAN/MANFAAT:

Lebih terperinci

MENGENAL ALAT UKUR. Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat )

MENGENAL ALAT UKUR. Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat ) MENGENAL ALAT UKUR AMPER METER Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat ) Arus = I satuannya Amper ( A ) Cara menggunakannya yaitu dengan disambung

Lebih terperinci

PENGOPERASIAN KUBIKEL 20 KV

PENGOPERASIAN KUBIKEL 20 KV PENGOPERASIAN KUBIKEL 20 KV PENGERTIAN Pengertian pengoperasian kubikel adalah merubah posisi keluar / masuk kontak hubung (LBS, PMT) dgardu induk, gardu distribusi dan gardu hubung untuk keperluan : Pengaturan

Lebih terperinci

BAB IV SISTEM PROTEKSI GENERATOR DENGAN RELAY ARUS LEBIH (OCR)

BAB IV SISTEM PROTEKSI GENERATOR DENGAN RELAY ARUS LEBIH (OCR) 27 BAB IV SISTEM PROTEKSI GENERATOR DENGAN RELAY ARUS LEBIH (OCR) 4.1 Umum Sistem proteksi merupakan salah satu komponen penting dalam system tenaga listrik secara keseluruhan yang tujuannya untuk menjaga

Lebih terperinci

Standar Kompetensi : Memelihara Baterai. Kompetensi Dasar : Merawat Baterai

Standar Kompetensi : Memelihara Baterai. Kompetensi Dasar : Merawat Baterai Standar Kompetensi : Memelihara Baterai Kompetensi Dasar : Merawat Baterai Indikator : Mampu menjelaskan prosedur perawatan baterai A. Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menjelaskan tujuan/fungsi perawatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Proses Penyaluran Tenaga Listrik Gambar 2.1. Proses Tenaga Listrik Energi listrik dihasilkan dari pusat pembangkitan yang menggunakan energi potensi mekanik (air, uap, gas, panas

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PROTEKSI DENGAN RELAI JARAK. terutama untuk masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Kebutuhan tenaga

BAB III SISTEM PROTEKSI DENGAN RELAI JARAK. terutama untuk masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Kebutuhan tenaga BAB III SISTEM PROTEKSI DENGAN RELAI JARAK 3.1. Umum Tenaga listrik merupakan suatu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia, terutama untuk masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Kebutuhan tenaga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. c. Memperkecil bahaya bagi manusia yang ditimbulkan oleh listrik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. c. Memperkecil bahaya bagi manusia yang ditimbulkan oleh listrik. 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Proteksi Sistem proteksi merupakan sistem pengaman yang terpasang pada sistem distribusi tenaga listrik, trafo tenaga transmisi tenaga listrik dan generator listrik.

Lebih terperinci

BAB III DASAR TEORI.

BAB III DASAR TEORI. 13 BAB III DASAR TEORI 3.1 Pengertian Cubicle Cubicle 20 KV adalah komponen peralatan-peralatan untuk memutuskan dan menghubungkan, pengukuran tegangan, arus, maupun daya, peralatan proteksi, dan control

Lebih terperinci

JOB SHEET 1 LISTRIK DAN ELEKTRONIKA DASAR BATERAI. OLEH: MOCH. SOLIKIN, M.Kes IBNU SISWANTO, M.Pd.

JOB SHEET 1 LISTRIK DAN ELEKTRONIKA DASAR BATERAI. OLEH: MOCH. SOLIKIN, M.Kes IBNU SISWANTO, M.Pd. JOB SHEET 1 LISTRIK DAN ELEKTRONIKA DASAR BATERAI OLEH: MOCH. SOLIKIN, M.Kes (m.sol@uny.ac.id) IBNU SISWANTO, M.Pd. (ibnusiswanto@uny.ac.id) PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF FAKULTAS TEKNIK No. JST/OTO/OTO 311/01

Lebih terperinci

DASAR TEORI. Kata kunci: grid connection, hybrid, sistem photovoltaic, gardu induk. I. PENDAHULUAN

DASAR TEORI. Kata kunci: grid connection, hybrid, sistem photovoltaic, gardu induk. I. PENDAHULUAN PERANCANGAN HYBRID SISTEM PHOTOVOLTAIC DI GARDU INDUK BLIMBING-MALANG Irwan Yulistiono 1, Teguh Utomo, Ir., MT. 2, Unggul Wibawa, Ir., M.Sc. 3 ¹Mahasiswa Teknik Elektro, ² ³Dosen Teknik Elektro, Universitas

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN Peralatan Pastikan sebelum bekerja kita lengkapi peralatan yang akan dibutuhkan selama peroses installasi.

BAB IV PEMBAHASAN Peralatan Pastikan sebelum bekerja kita lengkapi peralatan yang akan dibutuhkan selama peroses installasi. 30 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perangkat Rectifier Outdoor (ODR) dan Cabinet Site Star harus diinstal dengan baik dan benar agar perangkat tersebut dapat digunakan dengan baik. Pemasangan ODR dan

Lebih terperinci

SIMULASI PROTEKSI DAERAH TERBATAS DENGAN MENGGUNAKAN RELAI OMRON MY4N-J12V DC SEBAGAI PENGAMAN TEGANGAN EKSTRA TINGGI DI GARDU INDUK

SIMULASI PROTEKSI DAERAH TERBATAS DENGAN MENGGUNAKAN RELAI OMRON MY4N-J12V DC SEBAGAI PENGAMAN TEGANGAN EKSTRA TINGGI DI GARDU INDUK Simulasi Proteksi Daerah Terbatas... (Setiono dan Arum) SIMULASI PROTEKSI DAERAH TERBATAS DENGAN MENGGUNAKAN RELAI OMRON MY4N-J12V DC SEBAGAI PENGAMAN TEGANGAN EKSTRA TINGGI DI GARDU INDUK Iman Setiono

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Listrik merupakan salah satu komoditi strategis dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Listrik merupakan salah satu komoditi strategis dalam perekonomian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Listrik merupakan salah satu komoditi strategis dalam perekonomian Indonesia, karena selain digunakan secara luas oleh masyarakat terutama untuk keperluan penerangan,

Lebih terperinci

LISTRIK DINAMIS FIS 1 A. PENDAHULUAN B. HUKUM OHM. ρ = ρ o (1 + αδt) C. NILAI TAHANAN RESISTOR

LISTRIK DINAMIS FIS 1 A. PENDAHULUAN B. HUKUM OHM. ρ = ρ o (1 + αδt) C. NILAI TAHANAN RESISTOR A. PENDAHULUAN Listrik bergerak dalam bentuk arus listrik. Arus listrik adalah gerakan muatan-muatan listrik berupa gerakan elektron dalam suatu rangkaian listrik dalam waktu tertentu karena adanya tegangan

Lebih terperinci

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 3.1. Umum Berdasarkan standard operasi PT. PLN (Persero), setiap pelanggan energi listrik dengan daya kontrak di atas 197 kva dilayani melalui jaringan tegangan menengah

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA (PMT) MENGGUNAKAN MEDIA PEMADAM GAS SF6 DI GARDU INDUK UNGARAN 150 KV APP SEMARANG BASE CAMP SEMARANG

PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA (PMT) MENGGUNAKAN MEDIA PEMADAM GAS SF6 DI GARDU INDUK UNGARAN 150 KV APP SEMARANG BASE CAMP SEMARANG PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA (PMT) MENGGUNAKAN MEDIA PEMADAM GAS SF6 DI GARDU INDUK UNGARAN 150 KV APP SEMARANG BASE CAMP SEMARANG Faisal Oktavian S. 1,Ir.Juningtyastuti, M.T. 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen

Lebih terperinci

PROSES DAN SISTEM PENYALURAN TENAGA LISTRIK OLEH PT.PLN (Persero)

PROSES DAN SISTEM PENYALURAN TENAGA LISTRIK OLEH PT.PLN (Persero) PROSES DAN SISTEM PENYALURAN TENAGA LISTRIK OLEH PT.PLN (Persero) Oleh : Hery Setijasa Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Semarang Jl Prof Sudarto,SH Tembalang Semarang 50275 Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem transmisi memegang peranan yang sangat penting dalam proses penyaluran daya listrik. Oleh karena itu pengaman pada saluran transmisi perlu mendapat perhatian

Lebih terperinci

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR ARUS (CURRENT TRANSFORMER / CT)

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR ARUS (CURRENT TRANSFORMER / CT) PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR ARUS (CURRENT TRANSFORMER / CT) Oleh : Agus Sugiharto Abstrak Seiring dengan berkembangnya dunia industri di Indonesia serta bertambah padatnya aktivitas masyarakat,

Lebih terperinci

Memelihara baterai. Mendeskripsikan standar karakteristik operasional baterai

Memelihara baterai. Mendeskripsikan standar karakteristik operasional baterai Memelihara baterai Mendeskripsikan standar karakteristik operasional baterai Batere berfungsi untuk penyimpan daya listrik sementara. Batere mengalirkan arus searah (DC) dan memiliki banyak tipe. Batere

Lebih terperinci

Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. Sumber Arus Listrik. menjelaskan. Macam-macam Sumber Tegangan.

Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. Sumber Arus Listrik. menjelaskan. Macam-macam Sumber Tegangan. Bab 10 Sumber Arus Listrik Andi seorang pelajar kelas tiga SMP yang baru naik dari kelas dua. Pada suatu hari Andi bersama teman sekelasnya dibimbing oleh guru pengajar Fisika melakukan praktikum di laboratorium

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SUPLAI DAYA LISTRIK BEBAN PARSIAL 200 WATT MENGGUNAKAN AKUMULATOR DENGAN METODA SWITCHING

RANCANG BANGUN SUPLAI DAYA LISTRIK BEBAN PARSIAL 200 WATT MENGGUNAKAN AKUMULATOR DENGAN METODA SWITCHING RANCANG BANGUN SUPLAI DAYA LISTRIK BEBAN PARSIAL 200 WATT MENGGUNAKAN AKUMULATOR DENGAN METODA SWITCHING LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Menyelesaikan Program Diploma III Oleh

Lebih terperinci

Retno Kusumawati PENDAHULUAN. Standar Kompetensi : Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan seharihari.

Retno Kusumawati PENDAHULUAN. Standar Kompetensi : Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan seharihari. Retno Kusumawati Standar Kompetensi : Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan seharihari. Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan prinsip kerja elemen dan arus listrik yang ditimbulkannya

Lebih terperinci

STANDAR KONSTRUKSI GARDU DISTRIBUSI DAN KUBIKEL TM 20 KV

STANDAR KONSTRUKSI GARDU DISTRIBUSI DAN KUBIKEL TM 20 KV STANDAR KONSTRUKSI GARDU DISTRIBUSI DAN KUBIKEL TM 20 KV JENIS GARDU 1. Gardu Portal Gardu Distribusi Tenaga Listrik Tipe Terbuka ( Out-door ), dengan memakai DISTRIBUSI kontruksi dua tiang atau lebih

Lebih terperinci

PERAWATAN UNINTERRUPTIBLE POWER SYSTEM PUSAT TEKNOLOGI LIMBAH RADIOAKTIF. Harwata Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN

PERAWATAN UNINTERRUPTIBLE POWER SYSTEM PUSAT TEKNOLOGI LIMBAH RADIOAKTIF. Harwata Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN . ABSTRAK PERAWATAN UNINTERRUPTIBLE POWER SYSTEM PUSAT TEKNOLOGI LIMBAH RADIOAKTIF Harwata Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN PERAWATAN UNINTERRUPTIBLE POWER SYSTEM PUSAT TEKNOLOGI LIMBAH RADIOAKTIF.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Distribusi 1 Bagian dari sistem tenaga listrik yang paling dekat dengan pelanggan adalah sistem distribusi. Sistem distribusi adalah bagian sistem tenaga listrik yang

Lebih terperinci

JOB SHEET MESIN LISTRIK 2. Percobaan Paralel Trafo

JOB SHEET MESIN LISTRIK 2. Percobaan Paralel Trafo JOB SHEET MESIN LISTRIK 2 Percobaan Paralel Trafo UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO JOB SHEET PRAKTIKUM MESIN LISTRIK 2 Materi Judul Percobaan Waktu : Transformator : Percobaan

Lebih terperinci

EVALUASI KERJA AUTO RECLOSE RELAY TERHADAP PMT APLIKASI AUTO RECLOSE RELAY PADA TRANSMISI 150 KV MANINJAU PADANG LUAR

EVALUASI KERJA AUTO RECLOSE RELAY TERHADAP PMT APLIKASI AUTO RECLOSE RELAY PADA TRANSMISI 150 KV MANINJAU PADANG LUAR EVALUASI KERJA AUTO RECLOSE RELAY TERHADAP PMT APLIKASI AUTO RECLOSE RELAY PADA TRANSMISI 150 KV MANINJAU PADANG LUAR Edo Trionovendri (1), Ir. Cahayahati, M.T (2), Ir. Ija Darmana, M.T (3) (1) Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Umum Sistem distribusi listrik merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi listrik bertujuan menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik atau pembangkit

Lebih terperinci

RELE 220 V AC SEBAGAI OTOMATISASI CATU TEGANGAN PADA PEMUTUS BALIK ( RECLOCER) UNTUK KEANDALAN SISTEM PENYALURAN ENERGI LISTRIK

RELE 220 V AC SEBAGAI OTOMATISASI CATU TEGANGAN PADA PEMUTUS BALIK ( RECLOCER) UNTUK KEANDALAN SISTEM PENYALURAN ENERGI LISTRIK Rele 220 V AC sebagai Otomatisasi Catu Tegangan pada Pemutus (Setiono dan Priarta) RELE 220 V AC SEBAGAI OTOMATISASI CATU TEGANGAN PADA PEMUTUS BALIK ( RECLOCER) UNTUK KEANDALAN SISTEM PENYALURAN ENERGI

Lebih terperinci

LAPORAN MINGGUAN OJT D1 MINGGU XIV. GARDU INDUK 150 kv DI PLTU ASAM ASAM. Oleh : MUHAMMAD ZAKIY RAMADHAN Bidang Operator Gardu Induk

LAPORAN MINGGUAN OJT D1 MINGGU XIV. GARDU INDUK 150 kv DI PLTU ASAM ASAM. Oleh : MUHAMMAD ZAKIY RAMADHAN Bidang Operator Gardu Induk LAPORAN MINGGUAN OJT D1 MINGGU XIV GARDU INDUK 150 kv DI PLTU ASAM ASAM Oleh : MUHAMMAD ZAKIY RAMADHAN Bidang Operator Gardu Induk PROGRAM BEASISWA D1 JURUSAN TRAGI PT PLN (PERSERO) SEKTOR ASAM ASAM WILAYAH

Lebih terperinci

Makalah Seminar Tugas Akhir. Judul

Makalah Seminar Tugas Akhir. Judul 1 Judul ANALISA PENGGUNAAN ECLOSE 3 PHASA 20 KV UNTUK PENGAMAN AUS LEBIH PADA SUTM 20 KV SISTEM 3 PHASA 4 KAWAT DI PT. PLN (PESEO) APJ SEMAANG Disusun oleh : Kunto Herwin Bono NIM : L2F 303513 Jurusan

Lebih terperinci

Penentuan Kapasitas CB Dengan Analisa Hubung Singkat Pada Jaringan 70 kv Sistem Minahasa

Penentuan Kapasitas CB Dengan Analisa Hubung Singkat Pada Jaringan 70 kv Sistem Minahasa 1 Penentuan Kapasitas CB Dengan Analisa Hubung Singkat Pada Jaringan 70 kv Sistem Minahasa Filia Majesty Posundu, Lily S. Patras, ST., MT., Ir. Fielman Lisi, MT., dan Maickel Tuegeh, ST., MT. Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Analisa Koordinasi Over Current Relay Dan Ground Fault Relay Di Sistem Proteksi Feeder Gardu Induk 20 kv Jababeka

Analisa Koordinasi Over Current Relay Dan Ground Fault Relay Di Sistem Proteksi Feeder Gardu Induk 20 kv Jababeka Analisa Koordinasi Over Current Relay Dan Ground Fault Relay Di Sistem Proteksi Feeder Gardu Induk 20 kv Jababeka Erwin Dermawan 1, Dimas Nugroho 2 1) 2) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

MANAGEMENT PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN PHBTR

MANAGEMENT PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN PHBTR MANAGEMENT PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN PHBTR Tugas ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan mata kuliah Managemen Pemeliharaan dan Perbaikan Tenaga Listrik pada semester VI Program Studi D3

Lebih terperinci

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel A. Tujuan Mahasiswa mampu dan terampil melakukan pemasangan instalasi listrik secara seri, paralel, seri-paralel, star, dan delta. Mahasiswa mampu menganalisis rangkaian

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik Sistem Tenaga Listrik adalah sistem penyediaan tenaga listrik yang terdiri dari beberapa pembangkit atau pusat listrik terhubung satu dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik Energi listrik disalurkan melalui penyulang-penyulang yang berupa saluran udara atau saluran kabel tanah. Pada penyulang distribusi ini terdapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Defenisi Umum Solar Cell

BAB II LANDASAN TEORI Defenisi Umum Solar Cell 4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Defenisi Umum Solar Cell Photovoltaic adalah teknologi yang berfungsi untuk mengubah atau mengkonversi radiasi matahari menjadi energi listrik secara langsung. Photovoltaic

Lebih terperinci

Listrik dinamis( pilih satu jawaban yang tepat)

Listrik dinamis( pilih satu jawaban yang tepat) Listrik dinamis( pilih satu jawaban yang tepat) 1. Syarat mengalirnya arus listrik adalah adanya selisih.... waktu B. Hambatan C. Tegangan D. kuat arus 2. Sekering (pengaman) dalam rangkaian listrik berfungsi

Lebih terperinci

Sistem PLTS OffGrid. TMLEnergy. TMLEnergy Jl Soekarno Hatta no. 541 C, Bandung, Jawa Barat. TMLEnergy. We can make a better world together CREATED

Sistem PLTS OffGrid. TMLEnergy. TMLEnergy Jl Soekarno Hatta no. 541 C, Bandung, Jawa Barat. TMLEnergy. We can make a better world together CREATED TMLEnergy TMLEnergy Jl Soekarno Hatta no. 541 C, Bandung, Jawa Barat Jl Soekarno Hatta no. W: 541 www.tmlenergy.co.id C, Bandung, Jawa Barat W: www.tmlenergy.co.id E: marketing@tmlenergy.co.id E: marketing@tmlenergy.co.id

Lebih terperinci

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK Oleh: FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS NEGERI MALANG Oktober 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring jaman

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK TIM PENYUSUN DIANA RAHMAWATI, S.T., M. T HARYANTO, S.T., M.T KOKO JONI, S.T., M.Eng ACHMAD UBAIDILLAH, S.T., M.T RIZA ALFITA, S.T., MT MIFTACHUL ULUM, S.T., M.T

Lebih terperinci

ANALISIS PENYEBAB DAN UPAYA MINIMALISASI KERUSAKAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI DI WILAYAH KERJA PT PLN (PERSERO) AREA MEDAN RAYON LABUHAN

ANALISIS PENYEBAB DAN UPAYA MINIMALISASI KERUSAKAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI DI WILAYAH KERJA PT PLN (PERSERO) AREA MEDAN RAYON LABUHAN ANALISIS PENYEBAB DAN UPAYA MINIMALISASI KERUSAKAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI DI WILAYAH KERJA PT PLN (PERSERO) AREA MEDAN RAYON LABUHAN LAPORAN TUGAS AKHIR Ditulis sebagai syarat untuk menyelesaikan Program

Lebih terperinci

GARDU INDUK TRANSFORMATOR

GARDU INDUK TRANSFORMATOR Bab 4 GARDU INDUK DAN TRANSFORMATOR GARDU INDUK TRAFO STEP UP 20/500 kv 500 kv 150 kv 150 kv INDUSTRI 20 kv BISNIS TRAFO GITET 500/150 kv TRAFO GI 150/20 kv PEMBANGKIT TRAFO DISTRIBUSI 220 V PLTA PLTD

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Perancangan Perancangan merupakan suatu tahap yang sangat penting dalam pembuatan suatu alat, sebab dengan menganalisa komponen yang digunakan maka alat yang akan dibuat dapat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Distribusi Sistem distribusi merupakan keseluruhan komponen dari sistem tenaga listrik yang menghubungkan secara langsung antara sumber daya yang besar (seperti gardu transmisi)

Lebih terperinci

SUB BIDANG INSPEKSI/KOMISIONING

SUB BIDANG INSPEKSI/KOMISIONING LAMPIRAN IV : PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : TANGGAL : STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG TRANSMISI TENAGA LISTRIK SUB BIDANG INSPEKSI/KOMISIONING DEPERTEMEN

Lebih terperinci

Kelompok 7 : 1. Herianto A S Purba 2. Winner 3. Elman

Kelompok 7 : 1. Herianto A S Purba 2. Winner 3. Elman Kelompok 7 : 1. Herianto A S Purba 2. Winner 3. Elman Bagan dari letak komponen gardu induk KOMPONEN KOMPONEN GI Bagian dari gardu induk yang di jadikan sebagai peletakan komponen utama. Bagian yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB III PENGAMANAN TRANSFORMATOR TENAGA

BAB III PENGAMANAN TRANSFORMATOR TENAGA 41 BAB III PENGAMANAN TRANSFORMATOR TENAGA 3.1 Pengamanan Terhadap Transformator Tenaga Sistem pengaman tenaga listrik merupakan sistem pengaman pada peralatan - peralatan yang terpasang pada sistem tenaga

Lebih terperinci

BAB II GAS INSULATED SWITCHGEAR ( GIS ) GIS yang sekarang telah menggunakan Gas SF6 ( Sulfur Hexafluoride )

BAB II GAS INSULATED SWITCHGEAR ( GIS ) GIS yang sekarang telah menggunakan Gas SF6 ( Sulfur Hexafluoride ) BAB II GAS INSULATED SWITCHGEAR ( GIS ) 2.1 SEJARAH GIS GIS yang sekarang telah menggunakan Gas SF6 ( Sulfur Hexafluoride ) sebagai media isolasi, menjadikannya sebagai sebuah teknologi yang maju dan telah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Solar Cell Solar Cell atau panel surya adalah suatu komponen pembangkit listrik yang mampu mengkonversi sinar matahari menjadi arus listrik atas dasar efek fotovoltaik. untuk mendapatkan

Lebih terperinci

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB 252 Oleh Vigor Zius Muarayadi (41413110039) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana Sistem proteksi jaringan tenaga

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Sistem pengendalian otomatis generator pada saat listrik padam, berfungsi untuk mengalihkan sumber catu daya listrik, dari listrik PLN ke listrik yang dihasilkan

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK Tim penyusun: Diana Rahmawati, S. T., M. T. Haryanto, S. T., M. T. Koko Joni, S. T., M. Eng. Achmad Ubaidillah, S. T., M. T. Riza Alfita, S. T., M. T. Miftachul

Lebih terperinci

EVALUASI ARRESTER UNTUK PROTEKSI GI 150 KV JAJAR DARI SURJA PETIR MENGGUNAKAN SOFTWARE PSCAD

EVALUASI ARRESTER UNTUK PROTEKSI GI 150 KV JAJAR DARI SURJA PETIR MENGGUNAKAN SOFTWARE PSCAD EVALUASI ARRESTER UNTUK PROTEKSI GI 150 KV JAJAR DARI SURJA PETIR MENGGUNAKAN SOFTWARE PSCAD Sapari, Aris Budiman, Agus Supardi Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. PENDAHULUAN Energi listrik pada umumnya dibangkitkan oleh pusat pembangkit tenaga listrik yang letaknya jauh dari tempat para pelanggan listrik. Untuk menyalurkan tanaga listik

Lebih terperinci

DAFTAR ISI STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG OPERASI

DAFTAR ISI STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG OPERASI DAFTAR ISI STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG OPERASI LEVEL 1 Kode Unit : DIS.OPS.005(1).B... 5 Judul Unit : Mengganti fuse pada peralatan hubung bagi (PHB-TR).

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) adalah sebagai konstruksi termurah untuk penyaluran tenaga listrik pada daya yang sama. Konstruksi

Lebih terperinci

SOP Memelihara Transformator Distribusi Gardu Tiang

SOP Memelihara Transformator Distribusi Gardu Tiang PT. PLN (PERSERO) UDIKLAT PANDAAN SOP Memelihara Transformator Distribusi Gardu Tiang Kode Unit : DIS.HAR.026(2).A PETUGAS : 1. Pengawas 1 orang 2. Pelaksana 2 orang KOORDINASI : 1. Koordinator Perencanaan

Lebih terperinci

DAFTAR STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG OPERASI

DAFTAR STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG OPERASI DAFTAR STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG OPERASI LEVEL 1 Kode Unit : DIS.OPS.005(1).B... 5 Judul Unit : Mengganti fuse pada peralatan hubung bagi (PHB-TR).

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN CB DAN ROTATING DIODA, SERTA SISTEM OPERASI PADA PLTU UNIT 3 PT INDONESIA POWER UBP SEMARANG

PEMELIHARAAN CB DAN ROTATING DIODA, SERTA SISTEM OPERASI PADA PLTU UNIT 3 PT INDONESIA POWER UBP SEMARANG PEMELIHARAAN CB DAN ROTATING DIODA, SERTA SISTEM OPERASI PADA PLTU UNIT 3 PT INDONESIA POWER UBP SEMARANG Dwi Harjanto. 1, Dr. Ir. Joko Windarto, MT 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas

Lebih terperinci

Sistem Listrik Idustri

Sistem Listrik Idustri Skema Penyaluran Tenaga Listrik Sistem Listrik Idustri Oleh: Tugino, ST, MT Jurusan Teknik Elektro STTNAS Yogyakarta Tugino, ST MT STTNAS Yogyakarta 2 Sistem Listrik Industri Meliputi Generator Pembangkit

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAPUR BUSUR LISTRIK

BAB IV PENGUJIAN DAPUR BUSUR LISTRIK BAB IV PENGUJIAN DAPUR BUSUR LISTRIK 4.1. Hasil Pengujin Dapur Busur Listrik Dapur busur listrik yang telah dibuat kemudian diuji untuk peleburan logam dengan variasi massa logam sesuai kapasitas tungku

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek PRINSIP KERJA DASAR RELAI JARAK PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI REGION JAWA TENGAH DAN DIY

Makalah Seminar Kerja Praktek PRINSIP KERJA DASAR RELAI JARAK PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI REGION JAWA TENGAH DAN DIY Makalah Seminar Kerja Praktek PRINSIP KERJA DASAR RELAI JARAK PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI REGION JAWA TENGAH DAN DIY 2 Fergy Romadhany Dwi Syahputra.¹, Budi Setiyono

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Saluran Transmisi Sistem transmisi adalah suatu sistem penyaluran energi listrik dari satu tempat ke tempat lain, seperti dari stasiun pembangkit ke substation ( gardu

Lebih terperinci

BAB IV GROUND FAULT DETECTOR (GFD)

BAB IV GROUND FAULT DETECTOR (GFD) BAB IV GROUND FAULT DETECTOR (GFD) 4.1 Umum Dengan meningkatnya tingkat pertumbuhan penggunaan energi listrik yang smakin hari semakin meningkat maka pasokan listrik harus meningkat pula Tingkat kehandalan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Kerja Panel Kontrol Lift BAB III LANDASAN TEORI Gambar 3.1 Lift Barang Pada lift terdapat 2 panel dimana satu panel adalah main panel yang berisi kontrol main supaly dan control untuk pergerakan

Lebih terperinci

DASAR TEORI. Kata kunci: Kabel Single core, Kabel Three core, Rugi Daya, Transmisi. I. PENDAHULUAN

DASAR TEORI. Kata kunci: Kabel Single core, Kabel Three core, Rugi Daya, Transmisi. I. PENDAHULUAN ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA KABEL TANAH SINGLE CORE DENGAN KABEL LAUT THREE CORE 150 KV JAWA MADURA Nurlita Chandra Mukti 1, Mahfudz Shidiq, Ir., MT. 2, Soemarwanto, Ir., MT. 3 ¹Mahasiswa Teknik

Lebih terperinci