BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Berdasarkan penelitian terdahulu yang telah dikumpulkan baik berupa skripsi, tesis, maupun jurnal penelitian, peneliti menemukan penelitian yang menganalisis tentang alih kode sebagai berikut : Guterres (2013) dalam skripsinya yang berjudul Alih Kode Pada Percakapan Novel The Davinci Code Karya Dan Brown Kajian Sosiolinguistik ini menggunakan teori penggunaan alih kode dalam percakapan berdasarkan faktor sosial, dimensi sosial dan fungsi ungkapan dari Janet Holmes. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Penelitian ini menggunakan kutipan-kutipan percakapan dari sebuah novel karya Dan Brown yang berjudul The Davinci Code sebagai sumber data. Kutipan-kutipan data tersebut mengandung percakapan berbahasa Inggris dan bahasa Perancis, sehingga menyebabkan terjadinya alih kode. Penelitian yang dilakukan oleh Guterres ini bertujuan untuk menemukan faktor sosial dan dimensi sosial yang penggunaannya paling dominan serta fungsi ungkapan yang melatarbelakangi seseorang untuk beralih kode. Hasil dari penelitian ini adalah, faktor sosial yang paling dominan yaitu participant. Participant adalah salah satu faktor sosial dari penggunaan alih kode dalam hal keikutsertaan orang-orang yang berpatisipasi atau terlibat dalam percakapan. Participant ini merupakan faktor yang 10

2 11 dominan muncul pada penggunaan alih kode dalam novel The Davinci Code dibandingkan dengan faktor sosial lain, yaitu setting, topic, dan function. Dimensi sosial yang paling dominan muncul adalah jarak kedekatan. Dimensi sosial jarak kedekatan adalah hubungan kedekatan antara orang-orang yang terlibat dalam percakapan tersebut, bentuk hubungan kedekatan dapat bersifat intim maupun tidak intim. Dimensi sosial jarak kedekatan adalah yang paling dominan muncul dibandingkan dengan dimensi sosial lain, yaitu status sosial dan formalitas. Fungsi ungkapan yang terdapat dalam percakapan novel The Davinci Code adalah berfungsi untuk tidak menyinggung perasaan lawan bicara, kemudian fungsi yang kedua adalah sebagai hubungan kedekatan antara pembicara dan lawan bicara. Penelitan yang telah dilakukan oleh Guterres memiliki persamaan dengan penelitian ini yaitu meneliti peristiwa alih kode, yang membedakan adalah selain objek yang diteliti berbeda, penelitian Guterres meneliti tentang faktor sosial dan dimensi sosial alih kode yang paling dominan muncul dan fungsi ungkapan. Pada penelitian ini hanya meneliti tentang penggunaan alih kode berdasarkan tag, intrakalimat, dan antarkalimat. Kelebihan penelitian ini dengan penelitian Guterres adalah penelitian ini menganalisis penggunaan alih kode mulai dari kata, frasa, klausa, sampai kalimat, sehingga analisisnya dapat lebih spesifik dibandingkan dengan penelitian Guterres. Penelitian Guterres telah memberikan kontribusi pada penelitian ini yaitu berupa penganalisisan alih kode dengan sumber data berupa kutipan-kutipan teks yang terdapat pada karya sastra tulis novel, sehinga sangat bermanfaat bagi penelitian ini dalam proses

3 12 penganalisisan alih kode yang data pada penelitian ini juga berupa kutipan-kutipan teks. Aprilia (2009) dalam skripsinya yang berjudul Analisis Alih Kode dan Campur Kode Dalam Lirik Lagu Baby Don t Cry oleh Namie Amuro menggunakan teori alih kode dan campur kode oleh Suwito. Metode analisis data yang digunakan adalah metode padan dengan teknik deskriptif. Analisis alih kode terhadap lirik lagu Baby Don t Cry ini terdiri dari analisis 1 dan analisis 2. Pada analisis 1 terdiri dari bait ke-1 dan bait ke-2, dan pada analisis 2 terdiri dari bait ke-4 dan ke-5. Tiap bait dilengkapi dengan lirik dan artinya dalam bentuk tabel. Kemudian dianalisis peristiwa alih kode dengan metode padan. Hasil analisis 1 dan 2 adalah masing-masing ditemukan 1 buah peristiwa alih kode keluar (ekstern). Pada penelitian Aprilia, tidak ditemukan alih kode ke dalam (intern 1 ), semua hasil analisis menunjukkan bahwa hanya ada satu jenis alih kode yaitu alih kode keluar (ekstern) (peralihan bahasa dari bahasa Jepang ke bahasa Inggris). Pada penganalisisan campur kode yang terdapat dalam lirik lagu Baby Don t Cry, teori yang digunakan Aprilia adalah campur kode keluar dan campur kode ke dalam (intern dan ekstern) oleh Suwito. Pada analisis campur kode keluar dibagi menjadi analisis 1, analisis 2, analisis 3, dan analisis 4. Pada analisis 1 terdiri dari bait ke-2, analisis 2 terdiri dari bait ke-4 dan ke-5, analisis 3 terdiri dari bait ke-10, terakhir analisis 4 terdiri dari bait ke-12. Tiap bait dilengkapi 1 Alih kode ke dalam (intern) adalah jenis peralihan bahasa yang terjadi antar bahasa-bahasa daerah dalam satu bahasa nasional, atau antara ragam dan gaya bahasa. Contoh : Peralihan ragam bahasa formal dengan ragam bahasa non formal

4 13 dengan cara baca dan terjemahan dalam bentuk tabel. Kemudian data tersebut dianalisis peristiwa campur kode keluar dengan metode padan. Hasil analisis ditemukan 9 buah peristiwa campur kode keluar. Untuk penganalisisan campur kode ke dalam pada lirik lagu Baby Don t Cry hanya terdiri dari analisis 1. Pada analisis 1 terdiri dari bait ke-12 yang dilengkapi dengan cara baca dan terjemahan dalam bentuk tabel. Kemudian data tersebut dianalisis peristiwa campur kode ke dalam dengan metode padan. Hasil yang ditemukan adalah 2 buah peristiwa campur kode ke dalam. Penelitian yang dilakukan oleh Aprilia memiliki persamaan dengan penelitian ini yaitu, menggunakan lirik lagu sebagai objek yang diteliti. Namun, yang membedakan adalah penelitian Aprilia tidak meneliti alih kode sampai pada tahap penggunaan, melainkan hanya dalam tataran jenis (intern dan ekstern), sehingga berbeda dengan penelitian ini yang meneliti penggunaan alih kode pada tag, antarkalimat dan intrakalimat. Kontribusi yang diberikan penelitian Aprilia terhadap penelitian ini yaitu dapat dijadikan sebagai acuan atau pedoman cara menganalisis data berupa lirik lagu, khususnya dengan menggunakan metode padan. Nahdiah (2012) dalam skripsinya yang berjudul Alih Kode Penutur L2 Bahasa Jepang dalam Tweet ini menggunakan tweet dari tweeter yang digunakan oleh penutur L2 bahasa Jepang di sekitar peneliti, yaitu mahasiswa dan alumni Program Studi Jepang Universitas Indonesia. Rentang waktu pengumpulan tweet adalah dari September 2011 sampai dengan April Metode yang digunakan adalah studi kepustakaan dengan analisa deskriptif kualitatif. Teori yang digunakan adalah dua teori dari Romaine dan satu teori dari Gumperz. Teori tersebut merupakan

5 14 teori penggunaan alih kode berdasarkan tag, intrakalimat dan antarkalimat oleh Romaine, teori alih kode berdasarkan sifat oleh Romaine, dan teori fungsi alih kode oleh Gumperz. Hasil analisis penggunaan alih kode tag, intrakalimat dan antarkalimat adalah dari 60 entri tweet yang telah dikumpulkan, didapatkan hasil penggunaan alih kode tag sejumlah 23 entri tweet, intrakalimat sejumlah 18 entri tweet, antarkalimat sejumlah 12 entri tweet, tag dan intrakalimat sejumlah 4 entri tweet, tag dan antarkalimat sejumlah 2 entri tweet, intrakalimat dan antarkalimat sejumlah 1 entri tweet. Pada hasil analisis alih kode berdasarkan sifatnya, didapatkan hasil, alih kode bersifat situasional sejumlah 15 entri tweet, alih kode bersifat metaforis sejumlah 45 entri tweet. Pada hasil analisis fungsi alih kode didapatkan hasil, fungsi linguistik pragmatik sejumlah 16 tweet, fungsi nonlinguistik sejumlah 23 entri tweet, tidak ada fungsi sejumlah 11 entri tweet, dan interferensi sejumlah 1 entri tweet. Penelitian yang dilakukan oleh Nahdiah memiliki persamaan dengan penelitian ini yaitu teori yang digunakan adalah teori penggunaan alih kode pada tag, antarkalimat, dan intrakalimat dari Romaine. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Nahdiah adalah dari objek yang diteliti, penelitian Nahdiah menggunakan tweet sebagai objek. Pada penelitian ini menggunakan lirik lagu. Penelitian Nahdiah memberikan kontribusi pada penelitian ini yaitu dapat dijadikan acuan atau pedoman dalam hal penganalisisan alih kode keluar (ekstern) dengan menggunakan teori penggunaan alih kode pada tag, antarkalimat dan intrakalimat dari Romaine. Sibarani (2013) dalam skripsinya yang berjudul Alih Kode Dalam Lirik Lagu-Lagu Cinta Laura ini menggunakan tiga buah teori yaitu, wujud alih kode

6 15 intern dan ekstern oleh Suwito, faktor penyebab alih kode oleh Suwito, dan fungsi alih kode dari Widjajakusumah. Penelitian ini menggunakan salah satu album dari Cinta Laura yang berjudul Cinta Laura (diliris 27 Februari 2010) sebagai sumber data. Terdapat 5 buah lirik lagu yang dianalisis yaitu, Oh, baby, Shoot Me, Guardian Angle, Let Me Go, Cinta Atau Uang, Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan sosiolinguistik. Dalam proses pengumpulan data, penelitian ini menggunakan metode simak sebagai teknik dasar dan teknik catat sebagai lanjutannya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa wujud alih kode dalam lirik lagu-lagu Cinta Laura adalah wujud alih kode ekstern saja. Alih kode ekstern yang terjadi adalah alih kode pada bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Unsur alih kode dalam lirik lagu yang ditemukan berupa klausa dan kalimat. Terdapat 6 buah klausa yaitu, your my guardian Angel, love you, shoot me, Oh Baby, Baby, dan pay for it. Berdasarkan kelengkapan konstituennya, klausa terbagi menjadi dua yaitu klausa mayor dan klausa minor. Klausa yang masuk dalam kategori klausa mayor adalah your my guardian Angel, love you, shoot me, sedangkan klausa yang masuk dalam kategori klausa minor adalah Oh Baby, Baby, dan pay for it. Kalimat yang ditemukan sebanyak 9 buah kalimat yaitu, love needs money, move needs money, but your money can t buy my love, I don t wanna lose you, yes I wanna hold you, I don t wanna make you, make you sad and make you cry, let me go now, dan Oh, Baby shoot me shoot me. Berdasarkan bentuk atau kategori sintaksisnya, kalimat terbagi menjadi empat yaitu kalimat berita, kalimat perintah, kalimat tanya, dan kalimat seruan. Kalimat yang termasuk dalam kategori kalimat berita adalah love

7 16 needs money, move needs money, but your money can t buy my love, I don t wanna lose you, yes I wanna hold you, I don t wanna make you, dan make you sad and make you cry. Kalimat yang termasuk dalam kategori kalimat perintah adalah let me go now, dan Oh Baby shoot me shoot me. Untuk kalimat tanya dan kalimat seruan tidak ditemukan. Faktor penyebab alih kode dalam lirik lagu-lagu Cinta Laura yaitu penutur, pokok pembicaraan (topik), maksud atau kehendak penutur, dan warna emosi penutur. Fungsi alih kode yang ditemukan adalah untuk mempertegas dan memperjelas pernyataan, untuk menyelaraskan bunyi, dan untuk mengungkapkan inti cerita dari lirik lagu. Penelitian Sibarani memiliki persamaan dengan penelitian ini yaitu menggunakan lirik lagu sebagai objek yang diteliti. Namun, yang membedakan adalah penelitian Sibarani juga meneliti faktor-faktor alih kode dan fungsi alih kode yang terdapat dalam lirik lagu-lagu Cinta Laura. Kelebihan penelitian ini dengan penelitian Sibarani adalah penelitian Sibarani tidak meneliti alih kode sampai pada tataran kata dan frasa, melainkan hanya klausa dan kalimat, sedangkan penelitian ini menganalisis penggunaan alih kode dari tahap tag, kata, frasa, klausa sampai dengan kalimat. Penelitian Sibarani memberikan kontribusi yang sangat bermanfaat bagi penelitian ini dalam hal penganalisisan alih kode pada lirik lagu, khususnya pada tataran klausa dan kalimat. 2.2 Konsep Dalam penelitian ini digunakan beberapa konsep yang perlu dijelaskan lebih lanjut yaitu, sebagai berikut :

8 Kode Kode adalah istilah netral yang dapat mengacu kepada bahasa, dialek, sosiolek, atau ragam bahasa. Kode menjadi salah satu varian dalam hirarki kebahasaan. Kode juga dapat diartikan sebagai sebuah sistem tutur yang digunakan untuk berkomunikasi antara dua penutur atau lebih yang berupa sebuah dialek atau bahasa tertentu (Wardhaugh, 1986:99) Alih Kode (code switching) Alih kode (code switching), yakni peralihan atau pergantian atau perpindahan dari suatu varian bahasa ke bahasa yang lain. Suwito, (1985:68) mencoba menjelaskan pemahamannya terhadap alih kode yaitu, sebagai sebuah peristiwa peralihan dari kode yang satu ke kode yang lain. Seperti peralihan dari bahasa Jepang ke bahasa Inggris pada contoh berikut : 2) Pembicara 1 : Zutto mae? (Long time ago?) (Sudah lama?) Pembicara 2 : Un, zutto mae da yo. Once upon a time mae da yo. (Yes, long time ago. It is once upon a time ago) (Ya, sudah lama. Pada waktu lalu) (Nakamura, 2005:1687) Contoh berikut merupakan contoh terjadinya peristiwa alih kode. Peristiwa alih kode yang terlihat ada pada kalimat Un, zutto mae da yo. Once upon a time mae da yo. Alih kode yang terjadi termasuk dalam alih kode ekstern yang terdiri dari bahasa Jepang dan bahasa Inggris Tag

9 18 Tag merupakan satuan elemen bebas yang terdapat dalam bahasa pada sebuah kalimat pertanyaan atau pernyataan yang biasanya terletak di awal atau di akhir kalimat. Tag juga dapat disebut sebagai ungkapan-ungkapan yang sudah jadi (readymade phrase). Dalam bahasa Inggris, tag dapat dicontohkan seperti you know, I mean, by the way, hi!, okay, dan lain-lain. Berikut adalah contoh tag bahasa Jepang yang digunakan dalam bahasa Indonesia diambil dari penelitian Nahdiah yang berjudul Alih Kode Penutur L2 Bahasa Jepang dalam Tweet sebagai berikut : 3) besok insyaallah jadi yah jam d perpus, mata ashita (sampai besok) Pada contoh tersebut, penutur beralih bahasa dari bahasa Indonesia menjadi tag berbahasa Jepang. Mata ashita merupakan sebuah ungkapan yang digunakan untuk salam perpisahan pada suatu perbincangan atau perjumpaan Kata (Nahdiah, 2012:38) Kata adalah deretan huruf yang diapit oleh dua buah spasi (Chaer, 2012:162). Batasan kata yang umum digunakan dalam berbagai buku linguistik adalah bahwa kata merupakan bentuk yang mempunyai susunan fonologis yang stabil dan tidak berubah. Setiap kata mempunyai susunan fonem yang urutannya tetap dan tidak berubah, serta tidak dapat diselipi atau diselang oleh fonem lain. Misalnya, pada kata sikat, urutan fonemnya adalah /s/, /i/, /k/, /a/, dan /t/. Urutan itu tidak dapat diubah misalnya menjadi /s/, /k/, /a/, /i/, dan /t/. atau diselipi fonem lain misalnya menjadi /s/, /i/, /u/, /k/, /a/, dan /t/ (Chaer, 2012:164).

10 Frasa Frasa lazim didefinisikan sebagai satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat nonprediktif (tidak memiliki unsur predikat), atau lazim juga disebut sebagai gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis di dalam kalimat (Chaer, 2012:222) Klausa Klausa merupakan tataran di dalam sintaksis yang berupa runtunan kata-kata berkonstruksi predikatif. Artinya, di dalam konstruksi itu ada komponen berupa kata atau frasa, yang berfungsi sebagai predikat; yang lain berfungsi sebagai subjek, dan sebagai keterangan (Chaer, 2012:231). Fungsi predikat harus ada dalam sebuah klausa, sedangkan fungsi yang lainnya bersifat tidak wajib Kalimat Kalimat adalah susunan kata-kata yang teratur yang berisi pikiran yang lengkap; satuan sintaksis yang disusun dari konstituen dasar, yang biasanya berupa klausa, dilengkapi dengan konjungsi bila diperlukan, serta disertai dengan intonasi final (Chaer, 2012:240). Untuk dapat membedakan antara klausa dengan kalimat adalah dengan adanya intonasi final. Intonasi final merupakan syarat penting dalam pembentukan sebuah kalimat. Intonasi final adalah penurunan pola pada suku kata yang mengikuti tekanan frasa dalam kelompok gagasan terakhir dalam kalimat. Intonasi final dapat berupa intonasi deklaratif (tanda titik) pada kalimat berita,

11 20 intonasi interogatif (tanda tanya) pada kalimat tanya, intonasi imperatif (tanda seru) pada kalimat perintah, dan intonasi interjektif (tanda seru) pada kalimat seru yang mengungkapkan perasaan kagum. 2.3 Landasan Teori Pada penelitian ini, teori yang digunakan adalah teori penggunaan alih kode dari Romaine. Menurut Romaine penggunaan alih kode dibagi menjadi tiga bagian, yaitu : Penggunaan Alih Kode Pada Tag (tag switching) Alih kode tag (tag switching) adalah alih kode yang melibatkan pemasukan sebuah pengukuh (tag) suatu bahasa ke dalam ujaran bahasa berbeda, contoh seperti tag pada bahasa Inggris : you know, I mean, no way, dan sebagainya. Berikut dipaparkan contoh tag bahasa Inggris dalam ujaran bahasa Finlandia : 4) Mutta en mä viittinyt, no way [English tag]! (But I m not bothered, no way!) (Saya tidak terganggu, tidak sama sekali!) (Romaine, 1995:122) Pada contoh tersebut, terdapat tag bahasa Inggris yaitu no way! yang berada pada kalimat bahasa Finlandia. Peristiwa penyisipan tag suatu bahasa di dalam bahasa yang berbeda disebut dengan penggunaan alih kode pada tag (tag switching). Bagi pembelajar bahasa asing, tag tidaklah asing. Pembelajar bahasa asing di tahap awal belajar telah memperoleh ungkapan-ungkapan yang sudah jadi (ready-made

12 21 phrase), atau yang juga dikenal dengan sebutan formulas / formulaic speech, seperti I don t know dan Can I have..? Penggunaan Alih Kode Pada Intrakalimat (intrasentential switching) Alih kode intrakalimat adalah pengalihan kode dalam bentuk kata dengan frasa, kata dengan kata, frasa dengan frasa, frasa dengan klausa, kata dengan klausa, maupun sebaliknya. Seperti dalam contoh alih kode intrakalimat antara bahasa Inggris dengan bahasa Tok Pisin (Papua New Guinea) sebagai berikut : 5) What s so funny? Come, be good. Otherwise, yu bai go long kot. (What s so funny? Come, be good. Otherwise, you ll go to court.) (Apa yang lucu, jangan macam-macam kau. Kalau tidak, kau akan pergi ke pengadilan). (Romaine, 1995:123) Alih kode dari bahasa Inggris ke bahasa Tok Pisin ini terjadi pada kalimat kedua, otherwise, yu bai go long kot. Pada kalimat ini, penutur pertama-tama menggunakan kata berbahasa Inggris otherwise, kemudian beralih menjadi kalimat berbahasa Tok Pisin, yu bai go long kot. (Romaine, 1995:123). Hal ini disebut sebagai penggunaan alih kode pada intrakalimat (intrasentential switching) Penggunaan Alih Kode Pada Antarkalimat (intersentential switching) Alih kode antarkalimat (intersentential switching) merupakan alih kode yang melibatkan pengalihan pada batas kalimat dan klausa, dimana pada setiap kalimat atau klausa tersebut menggunakan satu bahasa yang kemudian dilanjutkan oleh kalimat atau klausa dengan bahasa yang berbeda. Alih kode antarkalimat ini memerlukan kefasihan yang lebih dibandingkan dengan alih kode tag (Romaine,

13 :123). Berikut adalah contoh alih kode antarkalimat yang penuturnya adalah seorang bilingual bahasa Inggris dan bahasa Punjabi (Pakistan) : 6) I mean I m guilty as well in that sense ke ziada ωsi English I bolde fer ode nal eda tωhadi jeri zәban ἑ, na?. (I mean I m guilty as well in the sense that we speak English more and more, and then what happens is that when you speak your own language?) (Maksud saya, saya merasa sangat bersalah jika kita semakin sering berbahasa Inggris, lalu apa yang akan terjadi ketika kita berbicara dalam bahasamu sendiri?) (Romaine, 1995:123) Pada contoh tersebut, penutur pertama-tama menggunakan klausa berbahasa Inggris, I mean I m guilty in that sense lalu di kalimat selanjutnya, beralih ke bahasa Punjabi, ke ziada ωsi English I bolde fer ode nal eda tωhadi jeri zәban ἑ, na?. Peristiwa seperti ini termasuk ke dalam penggunaan alih kode pada antarkalimat (intersentential switching).

BAB 1 PENDAHULUAN. kedwibahasaan atau bilingualisme (bilingualism) (Jendra, 1991:85), sedangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. kedwibahasaan atau bilingualisme (bilingualism) (Jendra, 1991:85), sedangkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena multilingualisme kini merupakan hal yang tidak asing lagi dalam masyarakat modern. Tidak hanya di berbagai negara di dunia, bahkan banyak masyarakat kota dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. istilah. Berikut diuraikan penjelasan yang berkaitan dengan pendahuluan.

BAB I PENDAHULUAN. istilah. Berikut diuraikan penjelasan yang berkaitan dengan pendahuluan. BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan ini diuraikan mengenai: (1) latar belakang, (2) fokus penelitian, (3) tujuan penelitian, (4) manfaat penelitian, dan (5) penegasan istilah. Berikut diuraikan penjelasan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. alih kode dan campur kode di lingkungan sekolah khususnya di Sekolah

METODE PENELITIAN. alih kode dan campur kode di lingkungan sekolah khususnya di Sekolah 71 III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini mengunakan desain deskriptif kualitatif karena mendeskripsikan alih kode dan campur kode di lingkungan sekolah khususnya di Sekolah Menengah

Lebih terperinci

ALIH KODE DALAM LIRIK LAGU-LAGU CINTA LAURA

ALIH KODE DALAM LIRIK LAGU-LAGU CINTA LAURA ALIH KODE DALAM LIRIK LAGU-LAGU CINTA LAURA SKRIPSI Diajukan untuk Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sarjana Prorgam Strata 1 dalam Ilmu Sastra Indonesia Oleh : Riska Sibarani NIM A2A009060 FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau kelompok individu terutama kelompok minoritas atau kelompok yang

BAB I PENDAHULUAN. atau kelompok individu terutama kelompok minoritas atau kelompok yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seseorang dapat bertutur dengan bahasa tertentu secara tiba-tiba dalam situasi penuturan baik bersifat formal maupun yang bersifat informal. Mengganti bahasa diartikan

Lebih terperinci

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE SERTA PENGGUNAANNYA DALAM RANAH SOSIOLINGUISTIK

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE SERTA PENGGUNAANNYA DALAM RANAH SOSIOLINGUISTIK ALIH KODE DAN CAMPUR KODE SERTA PENGGUNAANNYA DALAM RANAH SOSIOLINGUISTIK Sungkono Dekan FKIP Universitas Borneo Tarakan E-mail: sungkono_ubt@yahoo.com ABSTRAK: Manusia mengungkapkan maksud yang ingin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia bermasyarakat. Bahasa berfungsi sebagai alat untuk berinteraksi atau alat

BAB I PENDAHULUAN. manusia bermasyarakat. Bahasa berfungsi sebagai alat untuk berinteraksi atau alat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan fenomena yang tidak dapat dilepaskan dari segala kegiatan manusia bermasyarakat. Bahasa berfungsi sebagai alat untuk berinteraksi atau alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana, 2001: 21). Sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana, 2001: 21). Sebagai alat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa (language) merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan, alih kode, campur kode dan bilingualisme. 2.1.1 Tuturan Tuturan atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan yang penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan yang penting dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan yang penting dalam interaksi manusia. Bahasa dapat digunakan manusia untuk menyampaikan ide, gagasan, keinginan, perasaan,

Lebih terperinci

CAMPUR KODE TUTURAN GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR: Studi Kasus di Kelas VII SMP Negeri 20 Padang

CAMPUR KODE TUTURAN GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR: Studi Kasus di Kelas VII SMP Negeri 20 Padang CAMPUR KODE TUTURAN GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR: Studi Kasus di Kelas VII SMP Negeri 20 Padang Oleh: Murliaty 1, Erizal Gani 2, Andria Catri Tamsin 3 Program Studi Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

ALIH KODE PENUTUR L2 BAHASA JEPANG DALAM TWEET SKRIPSI

ALIH KODE PENUTUR L2 BAHASA JEPANG DALAM TWEET SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA ALIH KODE PENUTUR L2 BAHASA JEPANG DALAM TWEET SKRIPSI NURUL NAHDIAH 0706293785 FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA PROGRAM STUDI JEPANG DEPOK JULI 2012 UNIVERSITAS INDONESIA ALIH KODE

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat utama dalam komunikasi dan memiliki daya ekspresi dan informatif yang besar. Bahasa sangat dibutuhkan oleh manusia karena dengan bahasa manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sudah sewajarnya bahasa dimiliki oleh setiap manusia di dunia ini yang secara rutin

BAB I PENDAHULUAN. Sudah sewajarnya bahasa dimiliki oleh setiap manusia di dunia ini yang secara rutin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Kajian mengenai bahasa merupakan suatu kajian yang tidak akan pernah habis untuk dibicarakan karena bahasa telah menjadi bagian dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, semantik adalah bidang yang fokus mempelajari tentang makna baik yang berupa text

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, semantik adalah bidang yang fokus mempelajari tentang makna baik yang berupa text BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan oleh manusia dalam kehidupan seharihari. Ketika berbahasa ada bentuk nyata dari pikiran yang ingin disampaikan kepada mitra

Lebih terperinci

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM PEMBELAJARAN SAINS DI SD DOREMI EXCELLENT SCHOOL. oleh: Ni Made Yethi suneli

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM PEMBELAJARAN SAINS DI SD DOREMI EXCELLENT SCHOOL. oleh: Ni Made Yethi suneli ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM PEMBELAJARAN SAINS DI SD DOREMI EXCELLENT SCHOOL oleh: Ni Made Yethi suneli Abstrak: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk menganalisis

Lebih terperinci

BAB VI TATARAN LINGUISTIK SINTAKSIS

BAB VI TATARAN LINGUISTIK SINTAKSIS Nama : Khoirudin A. Fauzi NIM : 1402408313 BAB VI TATARAN LINGUISTIK SINTAKSIS Pada bab terdahulu disebutkan bahwa morfologi dan sintaksis adalah bidang tataran linguistik yang secara tradisional disebut

Lebih terperinci

2014 ALIH KOD E, CAMPUR KOD E, D AN ID IOLEK SUJIWO TEJO D ALAM BUKU REPUBLIK #JANCUKERS

2014 ALIH KOD E, CAMPUR KOD E, D AN ID IOLEK SUJIWO TEJO D ALAM BUKU REPUBLIK #JANCUKERS BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buku Republik #Jancukers ditulis oleh Sujiwo Tejo dengan menggunakan banyak bahasa (multilingual), yaitu bahasa Indonesia, bahasa Asing, dan bahasa Daerah. Hal ini menimbulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu dengan yang lainnya, yang kemudian disebut dengan komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dua bahasa atau lebih (multilingual), yaitu bahasa Indonesia (BI) sebagai bahasa

BAB I PENDAHULUAN. dua bahasa atau lebih (multilingual), yaitu bahasa Indonesia (BI) sebagai bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia pada umumnya memiliki keterampilan menggunakan dua bahasa atau lebih (multilingual), yaitu bahasa Indonesia (BI) sebagai bahasa nasional dan bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alat berkomunikasi antara anggota masyarakat yang berupa lambang bunyi yang

BAB I PENDAHULUAN. alat berkomunikasi antara anggota masyarakat yang berupa lambang bunyi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa sebagai wahana komunikasi digunakan setiap saat. Bahasa merupakan alat berkomunikasi antara anggota masyarakat yang berupa lambang bunyi yang dihasilkan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Peristiwa komunikasi merupakan peristiwa yang dialami oleh setiap orang. Peristiwa komunikasi merupakan suatu peristiwa yang sangat majemuk. Untuk dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Semarang merupakan pusat pemerintahan dan pusat ekonomi. Semarang telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Semarang merupakan pusat pemerintahan dan pusat ekonomi. Semarang telah BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengantar Semarang merupakan pusat pemerintahan dan pusat ekonomi. Semarang telah menjadi suatu wilayah yang kompleks masyarakatnya. Keadaan ini terjadi karena sekarang semakin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif karena desain ini merupakan penelitian yang berusaha menggambarkan

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif karena desain ini merupakan penelitian yang berusaha menggambarkan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Desain ini memadukan antara desain deskrptif dengan desain kualitatif.

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. gejala sosial, yang dinyatakan dalam istilah atau kata (Malo, 1985:46). Untuk

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. gejala sosial, yang dinyatakan dalam istilah atau kata (Malo, 1985:46). Untuk BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah ide-ide, penggambaran, hal-hal, atau benda-benda ataupun gejala sosial, yang dinyatakan dalam istilah atau kata (Malo, 1985:46).

Lebih terperinci

ALIH KODE DALAM PROSES PEMBELAJARAN SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 ENREKANG KECAMATAN ALLA KABUPATEN ENREKANG

ALIH KODE DALAM PROSES PEMBELAJARAN SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 ENREKANG KECAMATAN ALLA KABUPATEN ENREKANG ALIH KODE DALAM PROSES PEMBELAJARAN SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 ENREKANG KECAMATAN ALLA KABUPATEN ENREKANG Asmita Hamzah Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Negeri

Lebih terperinci

HUMANIKA Vol. 23 No.1 (2016) ISSN Apa dan Mana Dalam Kalimat Deklaratif Sri Puji Astuti

HUMANIKA Vol. 23 No.1 (2016) ISSN Apa dan Mana Dalam Kalimat Deklaratif Sri Puji Astuti HUMANIKA Vol. 23 No.1 (2016) ISSN 1412-9418 APA DAN MANA DALAM KALIMAT DEKLARATIF Oleh : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro ABSTRACT Kalimat merupakan salah satu sarana untuk menyampaikan maksud

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain (KBBI,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain (KBBI, BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep merupakan gambaran mental dari objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain (KBBI,

Lebih terperinci

Campur Kode Bahasa Indonesia dalam Percakapan Berbahasa Jawa pada Grup Kawruh Jawa di Facebook

Campur Kode Bahasa Indonesia dalam Percakapan Berbahasa Jawa pada Grup Kawruh Jawa di Facebook Campur Kode Bahasa Indonesia dalam Percakapan Berbahasa Jawa pada Grup Kawruh Jawa di Facebook oleh : Sundari Andayani Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa sundari0492@gmail.com Abstrak: Penelitian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Persinggungan antara dua bahasa atau lebih akan menyebabkan kontak

BAB II KAJIAN TEORI. Persinggungan antara dua bahasa atau lebih akan menyebabkan kontak 9 BAB II KAJIAN TEORI Persinggungan antara dua bahasa atau lebih akan menyebabkan kontak bahasa. Chaer (2003: 65) menyatakan bahwa akibat dari kontak bahasa dapat tampak dalam kasus seperti interferensi,

Lebih terperinci

CAMPUR KODE SIARAN RADIO MOST FM PENYIAR ARI DI KOTA MALANG

CAMPUR KODE SIARAN RADIO MOST FM PENYIAR ARI DI KOTA MALANG KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, April 2017 Volume 3, Nomor 1, hlm 49-54 PISSN 2442-7632 EISSN 2442-9287 http://ejournal.umm.ac.id/index.php/ kembara/index CAMPUR KODE SIARAN

Lebih terperinci

CAMPUR KODE DALAM LIRIK LAGU CINTA LAURA

CAMPUR KODE DALAM LIRIK LAGU CINTA LAURA CAMPUR KODE DALAM LIRIK LAGU CINTA LAURA Wenny Tri Puspitasari Charlina H. M. Nur Mustafa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Riau ABSTRACT The observation of this research

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau

I. PENDAHULUAN. berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi, digunakan baik sebagai bahasa pengantar sehari-hari ataupun bahasa pengantar di lingkungan formal seperti bahasa pengantar sekolah,

Lebih terperinci

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA GELAR WICARA HITAM PUTIH DAN IMPLIKASINYA. Oleh

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA GELAR WICARA HITAM PUTIH DAN IMPLIKASINYA. Oleh ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA GELAR WICARA HITAM PUTIH DAN IMPLIKASINYA Oleh Ronaldo Fisda Costa Sumarti Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung e-mail : ronaldofisda1@gmail.com ABSTRACT

Lebih terperinci

Jika aku pernah melakukan itu, saya pikir saya akan mendapat serangan jantung! Tidak pernah mengalami kesulitan mendapatkan apa yang saya inginkan,

Jika aku pernah melakukan itu, saya pikir saya akan mendapat serangan jantung! Tidak pernah mengalami kesulitan mendapatkan apa yang saya inginkan, Heart Attack Putting my defenses up, Cause I don't wanna fall in love. Never put my love out on the line, Never said yes to the right guy, Never had trouble getting what I want, But when it comes to you

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam ujaran dan tulisan yang digunakan oleh orang-orang dari negara tertentu

BAB I PENDAHULUAN. dalam ujaran dan tulisan yang digunakan oleh orang-orang dari negara tertentu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan kamus bahasa Inggris Oxford, Bahasa adalah sistem komunikasi dalam ujaran dan tulisan yang digunakan oleh orang-orang dari negara tertentu (2000; 240).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Akibatnya, banyak masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. daerah yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Akibatnya, banyak masyarakat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia memiliki kedudukan sangat penting, yaitu sebagai bahasa nasional dan bahasa negara. Di samping bahasa Indonesia, terdapat juga bahasa daerah

Lebih terperinci

THE ANALYSIS OF CODE SWITCHING AND MIXED CODE OF LANGUAGE STUDENTS OF PBSID STKIP GETSEMPENA IN BANDA ACEH LECTURES DISCUSSION FORUM

THE ANALYSIS OF CODE SWITCHING AND MIXED CODE OF LANGUAGE STUDENTS OF PBSID STKIP GETSEMPENA IN BANDA ACEH LECTURES DISCUSSION FORUM THE ANALYSIS OF CODE SWITCHING AND MIXED CODE OF LANGUAGE STUDENTS OF PBSID STKIP GETSEMPENA IN BANDA ACEH LECTURES DISCUSSION FORUM Wahidah Nasution 1 dan Khairunnissah 2 Abstract This study was conducted

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Alih kode..., Dewi Nuryanti, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Alih kode..., Dewi Nuryanti, FIB UI, Universitas Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemahaman berbahasa setiap orang berbeda di setiap budaya. Berkumpulnya berbagai budaya di suatu tempat, seperti ibukota negara, menyebabkan bertemunya berbagai budaya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. kaitannya dengan penelitian yang dilakukan. Kajian pustaka adalah langkah yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. kaitannya dengan penelitian yang dilakukan. Kajian pustaka adalah langkah yang BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka berisi beberapa hasil-hasil penelitian terdahulu yang ada kaitannya dengan penelitian yang dilakukan. Kajian pustaka

Lebih terperinci

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PERCAKAPAN STAF FKIP UNIVERSITAS AL ASYARIAH MANDAR

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PERCAKAPAN STAF FKIP UNIVERSITAS AL ASYARIAH MANDAR Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN 2443-1109 ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PERCAKAPAN STAF FKIP UNIVERSITAS AL ASYARIAH MANDAR Nur Hafsah Yunus MS 1, Chuduriah Sahabuddin 2, Muh. Syaeba 3 Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas komunikasi tidak lepas dari kehidupan manusia sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas komunikasi tidak lepas dari kehidupan manusia sehari-hari. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas komunikasi tidak lepas dari kehidupan manusia sehari-hari. Manusia dalam mempertahankan hidupnya manusia tidak dapat hidup tanpa orang lain. Interaksi mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Interferensi terjadi pada masyarakat tutur yang memiliki dua bahasa atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Interferensi terjadi pada masyarakat tutur yang memiliki dua bahasa atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Interferensi terjadi pada masyarakat tutur yang memiliki dua bahasa atau lebih yang disebut masyarakat bilingual (dwibahasawan). Interferensi merupakan perubahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna.

BAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna. Ujaran-ujaran tersebut dalam bahasa lisan diproses melalui komponen fonologi, komponen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi sehari-hari, tetapi juga digunakan untuk pembuatan lagu-lagu yang

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi sehari-hari, tetapi juga digunakan untuk pembuatan lagu-lagu yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia di dunia ini menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan sesama. Bahasa adalah salah satu sarana untuk menyampaikan maksud

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengantar Bagian ini berisi pemaparan alih kode yang telah diteliti oleh para pakar di bidang Sosiolinguistik. Banyak pakar yang telah melakukan penelitian alih kode, baik

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep merupakan gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami

Lebih terperinci

BAB 4 KESIMPULAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan serta temuan kasus yang telah

BAB 4 KESIMPULAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan serta temuan kasus yang telah BAB 4 KESIMPULAN 4.1 Pengantar Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan serta temuan kasus yang telah didapatkan, ada beberapa hal yang dapat disimpulkan dan disarankan untuk penelitian selanjutnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan dua budaya, atau disebut juga dwibahasawan tentulah tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. dengan dua budaya, atau disebut juga dwibahasawan tentulah tidak terlepas dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam masyarakat multilingual, fenomena kebahasaan dapat terjadi karena adanya kontak bahasa. Kontak bahasa terjadi dalam diri penutur secara individual. Chaer

Lebih terperinci

PENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melainkan pasti akan selalu berinteraksi dengan sesamanya. Untuk keperluan

BAB I PENDAHULUAN. melainkan pasti akan selalu berinteraksi dengan sesamanya. Untuk keperluan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri, melainkan pasti akan selalu berinteraksi dengan sesamanya. Untuk keperluan tersebut, manusia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Muthi Afifah,2013

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Muthi Afifah,2013 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut hasil penelitian The Japan Foundation tahun 2006 tentang kelembagaan bahasa Jepang di dunia diketahui bahwa Indonesia menduduki peringkat IV di dunia dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ada dua faktor utama yang menyebabkan terjadinya kesulitan-kesulitan pada pembelajar BIPA. Faktor pertama adalah ciri khas bahasa sasaran. Walaupun bahasabahasa di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ada dua proses yang terjadi, yaitu proses kompetensi dan proses performansi.

BAB I PENDAHULUAN. ada dua proses yang terjadi, yaitu proses kompetensi dan proses performansi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerolehan bahasa atau akuisisi bahasa adalah proses yang berlangsung di dalam otak seorang anak ketika dia memperoleh bahasa pertamanya atau bahasa ibunya (Simanjuntak:1987:157).

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. Campur code..., Annisa Ramadhani, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB 5 PENUTUP. Campur code..., Annisa Ramadhani, FIB UI, Universitas Indonesia BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan Penelitian jenis proses campur kode menunjukkan hasil yang berbeda-beda antara bahasa yang satu dan bahasa yang lain karena subjek penelitian mereka pun berbeda-beda, baik dari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. lain, sehingga orang lain mengetahui informasi untuk memenuhi kebutuhan

I. PENDAHULUAN. lain, sehingga orang lain mengetahui informasi untuk memenuhi kebutuhan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa berperan penting di dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial, hampir semua kegiatan manusia bergantung pada dan bertaut dengan bahasa. Tanpa adanya bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu sama lain. Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai alat komunikasi sosial.

BAB I PENDAHULUAN. satu sama lain. Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai alat komunikasi sosial. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam komunikasi, hubungan antara bahasa dan masyarakat tidak dapat dipisahkan karena bahasa merupakan wahana bagi masyarakat untuk berinteraksi satu sama lain. Fungsi

Lebih terperinci

Lesson 19: What. Pelajaran 19: Apakah

Lesson 19: What. Pelajaran 19: Apakah Lesson 19: What Pelajaran 19: Apakah Reading (Membaca) What is it? (Apakah ini?) What is your name? (Saiapa namamu?) What is the answer? (Apakah jawabannya?) What was that? (Apakah itu tadi?) What do you

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pikiran, perasaan, dan pengalaman manusia disampaikan melalui bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. Pikiran, perasaan, dan pengalaman manusia disampaikan melalui bahasa. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pikiran, perasaan, dan pengalaman manusia disampaikan melalui bahasa. Chaer dan Leonie (2010:14 15) mengungkapkan bahwa dalam komunikasi, bahasa berfungsi sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan sesamanya. Bahasa juga merupakan ekspresi kebudayaan,

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan sesamanya. Bahasa juga merupakan ekspresi kebudayaan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat yang digunakan oleh sekelompok manusia untuk berkomunikasi dengan sesamanya. Bahasa juga merupakan ekspresi kebudayaan, karena bahasa mengalami

Lebih terperinci

Analisis Sapaan Dalam Novel Gumuk Sandhi Karya Poerwadhie Atmodihardjo

Analisis Sapaan Dalam Novel Gumuk Sandhi Karya Poerwadhie Atmodihardjo Analisis Sapaan Dalam Novel Gumuk Sandhi Karya Poerwadhie Atmodihardjo Oleh: Rinda Aprilia Eka Wati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Rindaapriliaekawati@gmail.com Abstrak: Penelitian ini

Lebih terperinci

CAMPUR DAN ALIH KODE PADA POLA KOMUNIKASI ANTAR DOSEN DAN MAHASISWA DI LNGKUNGAN UNIKOM DALAM APLIKASI MEDIA SOSIAL - KAJIAN SOSIOLINGUISTIK

CAMPUR DAN ALIH KODE PADA POLA KOMUNIKASI ANTAR DOSEN DAN MAHASISWA DI LNGKUNGAN UNIKOM DALAM APLIKASI MEDIA SOSIAL - KAJIAN SOSIOLINGUISTIK bidang HUMANIORA CAMPUR DAN ALIH KODE PADA POLA KOMUNIKASI ANTAR DOSEN DAN MAHASISWA DI LNGKUNGAN UNIKOM DALAM APLIKASI MEDIA SOSIAL - KAJIAN SOSIOLINGUISTIK ASIH PRIHANDINI, M.RAYHAN BUSTAM, NUNGKI HERIYATI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan sehari-hari tidak pernah lepas dengan bahasa, ketika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan sehari-hari tidak pernah lepas dengan bahasa, ketika BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan sehari-hari tidak pernah lepas dengan bahasa, ketika mendengar lagu yang merdu, menonton film yang bagus, membaca cerita, bercakap-cakap dengan keluarga

Lebih terperinci

CAMPUR KODE BAHASA INGGRIS DALAM PERCAKAPAN DI FACEBOOK

CAMPUR KODE BAHASA INGGRIS DALAM PERCAKAPAN DI FACEBOOK CAMPUR KODE BAHASA INGGRIS DALAM PERCAKAPAN DI FACEBOOK 1 Sujana 2 Sri Hartati Universitas Gunadarma 1 Sujana@staff.gunadarma.ac.id 2 sri_hartati@staff.gunadarma.ac.id ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebab kalimat tanya tidak pernah lepas dari penggunaan bahasa sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN. sebab kalimat tanya tidak pernah lepas dari penggunaan bahasa sehari-hari 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kalimat tanya selalu mendapat perhatian di dalam buku tata bahasa Indonesia (lihat Alwi dkk., 2003: 357; Chaer, 2000: 350). Hal ini dapat dimengerti sebab kalimat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Biau. Kabupaten Buol. Adapun penelitian sejenis yang pernah diteliti antara lain:

BAB II LANDASAN TEORI. Biau. Kabupaten Buol. Adapun penelitian sejenis yang pernah diteliti antara lain: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian yang Relevan Sebelumnya Penelitian tentang alih kode dan campur kode, sudah banyak diteliti oleh para peneliti sebelumnya. Namun sejauh ini belum ada yang melakukan penelitian

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa asing yang dipelajari di Indonesia.

Bab 5. Ringkasan. Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa asing yang dipelajari di Indonesia. Bab 5 Ringkasan Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa asing yang dipelajari di Indonesia. Tetapi perbedaan struktur kalimat antara bahasa Indonesia dan bahasa Jepang sering menjadi kendala bagi pemelajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan bagian dari kebudayaan. Sibarani, (2004:62)

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan bagian dari kebudayaan. Sibarani, (2004:62) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan bagian dari kebudayaan. Sibarani, (2004:62) mengemukakan bahwa sebagai suatu sistem komunikasi yang memungkinkan terjadinya interaksi manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memungkinkan manusia untuk saling berhubungan. (berkomunikasi), saling belajar dari orang lain, dan saling memahami orang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memungkinkan manusia untuk saling berhubungan. (berkomunikasi), saling belajar dari orang lain, dan saling memahami orang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa memungkinkan manusia untuk saling berhubungan (berkomunikasi), saling belajar dari orang lain, dan saling memahami orang lain. Melalui bahasa, seseorang akan

Lebih terperinci

RAGAM DAN STRUKTUR FUNGSIONAL KALIMAT PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAH LUQMAN

RAGAM DAN STRUKTUR FUNGSIONAL KALIMAT PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAH LUQMAN RAGAM DAN STRUKTUR FUNGSIONAL KALIMAT PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAH LUQMAN SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Syarat untuk Memperoleh Gelar S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Oleh:

Lebih terperinci

Alat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015

Alat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015 SINTAKSIS Pengantar Linguistik Umum 26 November 2014 Morfologi Sintaksis Tata bahasa (gramatika) Bahasan dalam Sintaksis Morfologi Struktur intern kata Tata kata Satuan Fungsi Sintaksis Struktur antar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia lain dalam kehidupan sehari-harinya. Untuk melakukan interaksi

BAB I PENDAHULUAN. manusia lain dalam kehidupan sehari-harinya. Untuk melakukan interaksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang memerlukan interaksi dengan manusia lain dalam kehidupan sehari-harinya. Untuk melakukan interaksi tersebut, manusia memerlukan

Lebih terperinci

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Lagu merupakan media hiburan yang diminati oleh masyarakat di seluruh dunia. Bahkan tidak hanya sebagai hiburan, lagu juga digunakan sebagai identitas, penyampai pesan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara sistematis dan

III. METODE PENELITIAN. memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara sistematis dan III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Metode deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca).

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Manusia sebagai makhluk sosial tidak akan pernah lepas dari peristiwa komunikasi. Dalam berkomunikasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, BAB I PENDAHULUAN Di dalam pendahuluan ini akan diuraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional. 1. Latar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah merupakan salah satu aspek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah merupakan salah satu aspek 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah merupakan salah satu aspek pengajaran yang sangat penting, mengingat bahwa setiap orang menggunakan bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa tulis salah satu fungsinya adalah untuk berkomunikasi. Bahasa tulis dapat

BAB I PENDAHULUAN. bahasa tulis salah satu fungsinya adalah untuk berkomunikasi. Bahasa tulis dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia mempunyai dua peran dalam berkomunikasi, baik secara lisan maupun tulisan, yaitu sebagai pemberi informasi dan sebagai penerima informasi. Komunikasi

Lebih terperinci

ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA MASYARAKAT DESA PULAU BATANG KECAMATAN SENAYANG KABUPATEN LINGGA

ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA MASYARAKAT DESA PULAU BATANG KECAMATAN SENAYANG KABUPATEN LINGGA ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA MASYARAKAT DESA PULAU BATANG KECAMATAN SENAYANG KABUPATEN LINGGA ARTIKEL E-JOURNAL Oleh NETI USPITA WATI NIM 100388201300 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi dan keotonomiannya sendiri, sedangkan kode-kode lain yang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi dan keotonomiannya sendiri, sedangkan kode-kode lain yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat dalam kehidupan sosialnya berinteraksi satu sama lain dengan menggunakan bahasa. Dalam sosiolinguistik, masyarakat tersebut kemudian disebut sebagai masyarakat

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSATAKA. frasa pemerlengkap. Konsep-konsep tersebut perlu dibatasi untuk menghindari

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSATAKA. frasa pemerlengkap. Konsep-konsep tersebut perlu dibatasi untuk menghindari 6 BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSATAKA 2.1 Konsep Ada beberapa konsep yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu struktur, kalimat tanya, infleksi, frasa infleksi, komplemen, spesifier,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. pembahasan dalam tesis ini. Adapun, saran akan berisi masukan-masukan dari. penulis untuk pengembangan penelitian selanjutnya.

BAB V PENUTUP. pembahasan dalam tesis ini. Adapun, saran akan berisi masukan-masukan dari. penulis untuk pengembangan penelitian selanjutnya. BAB V PENUTUP Bab V merupakan bab terakhir dari tesis ini. Bab ini akan dibagi menjadi dua bagian, yaitu kesimpulan dan saran. Kesimpulan berisi intisari dari seluruh pembahasan dalam tesis ini. Adapun,

Lebih terperinci

ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE MAHASISWA PBSID ANGKATAN 2013 STKIP BINA BANGSA GETSEMPENA BANDA ACEH DALAM FORUM DISKUSI PERKULIAHAN

ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE MAHASISWA PBSID ANGKATAN 2013 STKIP BINA BANGSA GETSEMPENA BANDA ACEH DALAM FORUM DISKUSI PERKULIAHAN ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE MAHASISWA PBSID ANGKATAN 2013 STKIP BINA BANGSA GETSEMPENA BANDA ACEH DALAM FORUM DISKUSI PERKULIAHAN Wahidah Nasution, Khairunnissah Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia,

Lebih terperinci

English for Tourism Lesson 22 Dealing with a situation (continued)

English for Tourism Lesson 22 Dealing with a situation (continued) English for Tourism Lesson 22 Dealing with a situation (continued) Pelajaran 22: Menangani situasi yang serius (lanjutan) L1 Juni Tampi: Bahasa Inggris Pariwisata English for Tourism L1: Pelajaran ke-22.

Lebih terperinci

DESKRISPI KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA LISAN USTADZ MAULANA DENGAN TEMA BERSEDEKAH PADA ORANG TUA DAN DI BALIK SEBUAH MUSIBAH DI YOUTUBE

DESKRISPI KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA LISAN USTADZ MAULANA DENGAN TEMA BERSEDEKAH PADA ORANG TUA DAN DI BALIK SEBUAH MUSIBAH DI YOUTUBE DESKRISPI KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA LISAN USTADZ MAULANA DENGAN TEMA BERSEDEKAH PADA ORANG TUA DAN DI BALIK SEBUAH MUSIBAH DI YOUTUBE NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

KALIMAT TANYA PESERTA BIMBINGAN SMART GENIUS SANDEN BANTUL YOGYAKARTA SEBUAH KAJIAN DESKRIPTIF

KALIMAT TANYA PESERTA BIMBINGAN SMART GENIUS SANDEN BANTUL YOGYAKARTA SEBUAH KAJIAN DESKRIPTIF Kalimat Tanya Peserta (Dewi Restiani) 1 KALIMAT TANYA PESERTA BIMBINGAN SMART GENIUS SANDEN BANTUL YOGYAKARTA SEBUAH KAJIAN DESKRIPTIF INTERROGATIVE SENTENCE OF SMART GENIUS TUTORING CENTER S STUDENTS

Lebih terperinci

English for Tourism Lesson 21 Dealing with a situation

English for Tourism Lesson 21 Dealing with a situation English for Tourism Lesson 21 Dealing with a situation Pelajaran 21: Menangani situasi yang serius L1 Juni Tampi: Eng: Bahasa Inggris Pariwisata English for Tourism L1: Halo, Saya Juni Tampi dari Radio

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat menjalin hubungan dengan manusia lain dalam lingkungan masyarakat. Ada dua cara untuk dapat melakukan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil analisis pada bab IV diperoleh temuan-temuan berupa pola

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil analisis pada bab IV diperoleh temuan-temuan berupa pola 98 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari hasil analisis pada bab IV diperoleh temuan-temuan berupa pola backchannel, yaitu aizuchi yang digunakan penutur Indonesia dalam percakapan bahasa Jepang.

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep merupakan abstraksi mengenai fenomena yang dirumuskan atas

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep merupakan abstraksi mengenai fenomena yang dirumuskan atas BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep merupakan abstraksi mengenai fenomena yang dirumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik kejadian keadaan kelompok

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Kajian mengenai alih kode, campur kode, idiolek Sujiwo Tejo dalam buku Republik #Jancukers ini melibatkan disiplin ilmu sosiolinguistik. Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa sangatlah penting bagi masyakat penuturnya. Pemakaian bahasa menuntut

BAB I PENDAHULUAN. bahasa sangatlah penting bagi masyakat penuturnya. Pemakaian bahasa menuntut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi menunjukkan bahwa peranan bahasa sangatlah penting bagi masyakat penuturnya. Pemakaian bahasa menuntut penguasaan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah diperoleh pada bab-bab

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah diperoleh pada bab-bab BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini, penulis akan memberikan kesimpulan serta saran berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah diperoleh pada bab-bab sebelumnya. 5.1 Kesimpulan 5.1.1

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang dilakukannya penelitian. Selanjutnya dalam Bab 1 ini, penulis juga menjelaskan tentang identifikasi masalah, pembatasan

Lebih terperinci

BAB 4 UNSUR-UNSUR BAHASA INGGRIS YANG MUNCUL DALAM CAMPUR KODE

BAB 4 UNSUR-UNSUR BAHASA INGGRIS YANG MUNCUL DALAM CAMPUR KODE BAB 4 UNSUR-UNSUR BAHASA INGGRIS YANG MUNCUL DALAM CAMPUR KODE 4.1 Pengantar Bagian ini akan membicarakan analisis unsur-unsur bahasa Inggris yang masuk ke dalam campur kode dan membahas hasilnya. Analisis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevan Penelitian campur kode dalam tuturan yang pernah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Misalnya penelitian yang dilakukan oleh Resti Wahyu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah bahasa. Bahasa adalah sitem lambang bunyi yang bersifat arbiter

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah bahasa. Bahasa adalah sitem lambang bunyi yang bersifat arbiter BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan

Lebih terperinci

English for Tourism Lesson 25 A job interview

English for Tourism Lesson 25 A job interview English for Tourism Lesson 25 A job interview Pelajaran 25: Wawancara Pekerjaan L1 Juni Tampi: Bahasa Inggris Pariwisata English for Tourism L1: Pelajaran ke-25. Wawancara Pekerjaan. Lesson 25. A Job Interview.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lambang bunyi yang bersifat arbitrer yang digunakan oleh suatu masyarakat untuk

BAB I PENDAHULUAN. lambang bunyi yang bersifat arbitrer yang digunakan oleh suatu masyarakat untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemampuan untuk berkomunikasi dimiliki dan dibutuhkan oleh semua makhluk hidup di dunia, termasuk manusia. Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan oleh manusia.

Lebih terperinci