KARAKTERISTIK PETANI KELAPA DAN PRODUKSI KOPRA RAKYAT DI KABUPATEN HALMAHERA UTARA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KARAKTERISTIK PETANI KELAPA DAN PRODUKSI KOPRA RAKYAT DI KABUPATEN HALMAHERA UTARA"

Transkripsi

1 KARAKTERISTIK PETANI KELAPA DAN PRODUKSI KOPRA RAKYAT DI KABUPATEN HALMAHERA UTARA Zeth Patty Dosen Agroforestri Politeknik Perdamaian Halmahera Tobelo ABSTRACT The aim of this research was (1) to know the characteristic of coconut farmers () to analyse the factors infl uencing the production of copra, (3) to determine the infl uencing of secondary crops on copra production. The location of this research was selected to avoid subjective sample selection. The collection of primary data was conducted through direct interview by utilizing a questionnaire. Farmer information was presented in the form of descriptive statistic data, for the factors infl uencing copra production, multiple linear regression with least square method (OLS) was used. The result of this research indicates that : (1) farmer but age group was 6-60 years 86,67%; about 57,78% had secondary education (SLTP and SLTA); and 30% of farmers planted their coconut trees using ideal plant spacing with trees per hectare () factors influence copra production are : number of labourers, number of coconut trees, farmer experience and existence of secondary crops either as perennial or annual crop types (3) Cultivation of annual crops as secondary crops had an signifi cant infl uence on increasing copra production Key words : characteristic, copra production, secondary crop PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu negara agraris yang kehidupan perekenomiannya tidak bisa lepas dari sektor pertanian. Hal ini karena sektor pertanian, masih tetap memegang peranan penting yakni sebagai penyedia bahan pangan bagi seluruh masyarakat, serta menopang pertumbuhan industri dalam hal penyediaan bahan baku industri.sub sektor perkebunan, merupakan bagian dari sektor pertanian yang memberikan kontribusi besar dalam perekonomian Indonesia. Secara umum tanaman perkebunan mempunyai peranan yang besar, terutama dalam penyediaan lapangan kerja, pendapatan dari ekspor dan sumber pertumbuhan ekonomi. Tanaman kelapa (Cocos nucifera. Linn.) dalam perekonomian Indonesia merupakan salah satu komoditi strategis karena perannya yang sangat besar, baik sebagai sumber pendapatan maupun sumber bahan baku industri. Data Direktorat Jenderal Perkebunan menunjukkan bahwa luas tanaman kelapa Indonesia mencapai ha, sekitar 9,40% diantaranya adalah kelapa dalam yang diusahakan sebagai perkebunan rakyat, sedangkan kelapa hibrida hanya sekitar 4%. Salah satu produk olahan dari kelapa yang cukup potensial diperdagangkan di pasar dunia adalah kopra, yang merupakan hasil pengeringan daging kelapa, dan banyak diusahakan oleh masyarakat Indonesia sebagai bahan baku pembuatan minyak kelapa. Konsumsi kopra dalam pasar internasional dikelompokkan ke dalam sektor industri (bahan baku), karena kopra tidak dapat dikonsumsi langsung oleh konsumen akhir tetapi harus diubah menjadi Crude Coconut Oil (CCO), yang kemudian diubah menjadi minyak goreng, bahan baku olekimia untuk pembuatan sabun, kosmetik, dan lain sebagainya. Negara-negara yang dikenal sebagai penghasil utama kopra antara lain Filipina, Indonesia, India, Meksiko, Thailand dan Srilangka. Data BPS Halmahera Utara tahun 009, menunjukkan bahwa tanaman kelapa masih menjadi tanaman unggulan di daerah ini, dengan luas areal perkebunan kelapa mencapai ,65 hektar dengan produksi ± ,60 ton per tahun, dan jumlah petani kelapa yang mencapai kepala keluarga. Luasnya perkebunan kelapa di daerah ini karena tanaman kelapa ( Cocos nucifera. Linn) memang sudah lama dikenal di daerah Halmahera Utara, sejak diintroduksi sekitar awal abad 19 yang lalu. Secara turun-temurun tanaman kelapa diusahakan sebagai tanaman

2 336 Jurnal Agroforestri Volume V Nomor 4 Desember 010 pekarangan, baik untuk memenuhi kebutuhan bahan makanan, obat bahkan bahan kosmetika tradisional. Kedatangan bangsa-bangsa Eropa ke daerah-daerah di Pasifik merupakan awal dimulainya usaha komersialisasi kelapa dalam bentuk perkebunan di daerah Pasifik, termasuk daerah Tobelo di Kabupaten Halmahera Utara, yang kemudian dikenal dengan daerah WKO (Wari Klapper Onderneming dan Wosia Klapper Onderneming). Hal ini juga telah mendorong perkembangan usaha kelapa rakyat, tetapi terbatas dalam skala kecil. (Nanere, 007). Potensi kelapa di atas, mestinya menjadi potensi yang luar biasa bagi pengembangan ekonomi masyarakat, namun sayangnya kondisi yang terjadi adalah potensi yang ada belum dapat dimanfaatkan secara maksimal sehingga belum mampu melepaskan masyarakat dari kondisi kemiskinan. Kondisi kemiskinan di Halmahera Utara sampai saat ini masih cukup memprihatinkan. Hasil analisis dengan menggunakan 15 variabel kriteria penentuan status desa, menunjukkan bahwa 80% dari 196 desa, pada 17 kecamatan di kabupaten ini, dikategorikan desa tertinggal, dengan 19% penduduknya tergolong miskin. Masih tingginya tingkat kemiskinan masyarakat yang diduga sebagai akibat dari rendahnya produksi kopra dan pendapatan yang diterima. Kondisi ini dianggap perlu mendapat perhatian berbagai pihak terutama pemerintah daerah untuk mengkaji lebih jauh berbagai hal yang terkait dengan produksi kopra rakyat dan pendapatan yang diterima petani kelapa di daerah ini. Berdasarkan penjelasan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui karakteristik petani kelapa di Halmahera Utara, () menganalisis faktorfaktor yang mempengaruhi produksi kopra, (3) mengetahui pengaruh tanaman sela terhadap produksi kopra. METODE PENELITIAN Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini mengunakan metode analisis deskriptif, yakni memusatkan pada suatu kelompok manusia, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran maupun suatu peristiwa pada masa sekarang (Nazir, 1983). Daerah sampel ditentukan secara sengaja (purposive sampling) yakni di Kecamatan Tobelo Selatan, Galela Barat dan Kao Utara, pada periode panen 009 / 010. Penentuan daerah penelitian didasarkan pada pertimbangan kecamatan tersebut merupakan daerah dengan luas lahan kelapa dan produksi kopra tertinggi di masing-masing wilayah. Petani sampel diambil secara acak (simple random sampling) sebanyak 90 petani sampel. Analisis Data Untuk karakteristik petani kelapa dijelaskan secara kualitatif dengan menggunakan metode statistik deskriptif, sedangkan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi kopra digunakan Metode Regresi Linier Berganda, disesuaikan dengan pendapat Soekartawi (003) maupun Widarjono (007), sebagai berikut : ln Y = β 0 + β 1 ln X 1 + β ln X + β 3 ln X 3 + β 4 ln X 4 + β 5 ln X 5 + β 6 ln X 6 + d 1 D 11 + d 1 D 1 + e Y (Prod) : Produksi kopra (Kg) β 0 : Intercept β 1, β, β 3, βn : Koefisien regresi X 1 (Labour) : Jumlah tenaga kerja (HOK) X (Trees) : Jumlah tanaman menghasilkan (pohon) X 3 (Age_trees): Umur tanaman kelapa (tahun) X 4 (Land) : Luas lahan kelapa (ha) X 5 ((Edu) : Pendidikan petani (tahun) X 6 (Exprc) : Pengalaman Petani (tahun) D 11 : Dummy tanaman sela tahunan d 11 = 1 : Tanaman tahunan d 11 = 0 : lainnya D 1 : Dummy tanaman sela semusim d 1 = 1 : Tanaman semusim d 1 = 0 e : lainnya : Faktor pengganggu (error) Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan komoditi kopra dilakukan dengan pengujian model secara statistik yakni : Uji Koefisien Determinasi (R ) untuk mengukur proporsi atau persentase dari total variasi variabel dependen (Y) yang dapat Karakteristik Petani Kelapa dan Produksi Kopra Rakyat di Kabupaten Halmahera Utara

3 Jurnal Agroforestri Volume V Nomor 4 Desember 010 dijelaskan oleh variasi variabel independen (X). Koefisien R diformulasikan sebagai berikut : (Widarjono, 007) R = [ Σ ( Yˆ Y ) ] [ Σ ( Yi Y ] R = Koefisien Determinasi Yˆ = Hasil estimasi nilai variabel dependen Y = Rata-rata nilai variabel dependent Yi = Nilai observasi variabel dependent ke i Uji Signifikansi Simultan (Uji F) untuk mengetahui apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependent, (Gujarati, 006). Mencari nilai F hitung dengan rumus : (Widarjono, 007) F = R / ( k 1) (1 R ) / ( n k ) R = Koefisien determinasi K = Jumlah parameter yang diestimasi termasuk konstan n = jumlah observasi Uji Signifikasi Individual (Uji t), untuk mengetahui seberapa besar pengaruh masing-masing variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Mencari nilai t hitung dengan rumus : (Gujarati, 006) βi Sβi t hitung βi = S β i b i = Koefisien Regresi variable ke i Sb i = Standart error variabel ke-i Jika nilai t hitung > t tabel, berarti hipotesis nol (H 0 ) ditolak, berarti bahwa variabel independen bersangkutan berpengaruh secara individual terhadap variabel dependen. Jika nilai t hitung t tabel, berarti hipotesis alternatif (Ho) diterima, berarti bahwa variabel 337 independen yang bersangkutan berpengaruh secara individual terhadap variabel dependen. Agar menghasilkan model regresi yang BLUE, maka perlu dilakukan uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik yang diuji dalam penelitian ini yaitu : Uji Multikolinieritas, untuk menguji apakah terdapat hubungan linier antara variabel independen di dalam regresi. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Menurut Gujarati (006), untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas, digunakan uji nilai koefisien korelasi, dimana apabila nilai koefisien korelasi 0,8 maka variabel bebas tersebut terjadi multikolinearitas dan sebaliknya jika nilai koefsien korelasi 0,8 maka tidak terjadi multikolinearitas. Uji Heterokedastisitas, untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Prosedur uji heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan Uji White (Widarjono, 007). Uji White didasarkan pada jumlah sampel (n) dikalikan dengan R yang akan mengikuti distribusi chi-squared dengan degree of freedom sebanyak variabel independen, tidak termasuk konstanta. Mencari nilai F hitung dengan rumus (Widarjono, 007) : n. R = X Df R = Koefisien determinasi n = jumlah observasi Jika nilai X hitung X, hipotesis nol (H ) tabel 0 ditolak, berarti terjadi heteroskedastisitas. Jika nilai X < hitung X, hipotesis tabel alternatif (H a ) ditolak, berarti tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi kondisi homoskedastisitas. Ada atau tidak masalah heteroskedastisitas diketahui dengan cara membandingkan nilai probabilitas yang dihasilkan dengan nilai α 5%. Jika nilai probabilitas chi-squared lebih besar dari α 5%, maka dugaan adanya masalah heteroskedastisitas tidak signifikan. Zeth Patty

4 338 Jurnal Agroforestri Volume V Nomor 4 Desember 010 HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Petani Dalam bagian ini akan diuraikan tentang karakteristik petani kopra rakyat di Kabupaten Halmahera Utara yang antara lain meliputi umur petani, pengalaman, pendidikan formal yang pernah diikuti, serta luas lahan yang dikuasai. Distribusi umur dan pendidikan petani sampel mengikuti kategori umum di Indonesia, sedangkan distribusi pengalaman, jumlah tenaga kerja tangga menggunakan nilai interval antara nilai maksimum dan nilai minimum dari seluruh petani sampel yang berjumlah 90 orang. 1. Umur Petani Umur mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap kemampuan kerja seseorang. Demikian juga dengan petani, umur petani sangat berhubungan erat dengan kemampuan fisik petani dalam mengerjakan usahataninya. Umumnya semakin bertambah umur seseorang akan diikuti dengan makin menurunnya kemampuan fisiknya untuk mengerjakan pekerjaan dibebankan kepadanya. Data umur dapat dipakai sebagai dasar untuk mengelompokkan petani ke dalam kelompok umur produktif atau kelompok umur yang sudah tidak produktif lagi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah petani sampel terdistribusi pada kelompok umur produktif yakni 6-60 tahun sebesar 86,67 %. Sisanya adalah petani yang sudah kurang produktif (kelompok umur tahun) sebesar 13.33%.. Pendidikan Petani Tingkat pendidikan petani akan mempengaruhi keberhasilan usahatani yang dijalankannya. Umumnya semakin tinggi tingkat pendidikan petani, akan semakin mudah menerima dan menerapkan teknologi baru dalam usahatani, sehingga diharapkan tingkat keberhasilan usahatani dapat ditingkatkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum petani sampel pernah mengikuti pendidikan formal, meskipun terbatas pada pendidikan dasar dan menengah, dan hanya sekitar 10% dari jumlah petani sampel yang tidak menyelesaikan Pendidikan Dasar. Proporsi petani yang berhasil menyelesaikan pendidikan dasar (SD) atau berpendidikan rendah berkisar 6,67%, sementara jumlah petani yang berpendidikan menengah (SLTP dan SLTA) mencapai 57,78%, sedangkan petani yang pernah mengikuti pendidikan tinggi hanya berjumlah 5 orang atau 5,55 %. 3. Pengalaman Petani Pengalaman berusahatani adalah lamanya petani menekuni kegiatan usahataninya. Petani yang telah memiliki pengalaman kerja yang lebih biasanya akan memberikan hasil dan kemampuan kerja yang lebih baik dibandingkan dengan yang belum berpengalaman. Umumnya petani kelapa telah mengenal metode pengolahan kopra sejak masih muda. Karena pengolahan kopra pada usahatani kelapa rakyat di Kabupaten Halmahera Utara merupakan hal yang ditekuni secara turun temurun dengan teknologi yang masih sangat tradisional. Ini menyebabkan faktor pengalaman akan sangat penting artinya bagi petani. Karakteristik Usahatani Kelapa 1. Luas Lahan Kelapa Lahan yang dikuasai petani merupakan salah satu faktor produksi penting dalam berusahatani. Banyak cara yang sering diapaki untuk mengukur besar kecilnya usahatani. Ukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah luas tanaman utama sesuai dengan yang dikemukakan oleh Hernanto (1996). Distribusi Petani Menurut Ukuran Luas Lahan Kelapa di Kabupaten Halmahera Utara secara detail ditampilkan pada Tabel 1. Tabel 1. Distribusi Petani Menurut Ukuran Luas Lahan Kelapa di Kabupaten Halmahera Utara. Luas Lahan (hektar) Jumlah Petani Per Kecamatan (Orang) Galela Barat Tobelo Selatan Kao Utara 0, , ,1-3, ,5 5 Jumlah Sumber : Data primer diolah, 010 Karakteristik Petani Kelapa dan Produksi Kopra Rakyat di Kabupaten Halmahera Utara

5 Jurnal Agroforestri Volume V Nomor 4 Desember Hasil penelitian menunjukkan bahwa luas lahan minimum yang dikuasai petani adalah sebesar 0,5 hektar sedangkan luas lahan maksimum adalah 6 hektar. Hal ini berarti petani dilokasi penelitian tidak dikategorikan petani dengan lahan sempit. Umumnya petani kelapa mengusasai lahan yang berukuran 0,5-1 hektar, yakni sebesar 45,56% yang sebagian besar terdistribusi pada Kecamatan Kao Utara. Untuk persentase petani dengan ukuran luas lahan,1 3,5 hektar adalah sebesar 3,33% dari total petani, dan sebagian besar terdistribusi pada Kecamatan Galela Barat. Petani dengan ukuran luas lahan sangat luas (lebih luas dari 3,5 hektar) sebagian besar terdistribusi di Kecamatan Tobelo Selatan dengan persentase sebesar 10% dari total petani.. Populasi Kelapa per Hektar Populasi kelapa diartikan sebagai jumlah tanaman kelapa produktif per hektar, yang dimiliki oleh petani. Pada lokasi penelitian jumlah populasi kelapa per hektar ratarata adalah sebanyak 144 pohon dengan jumlah minimum sebanyak 47 pohon dan jumlah maximum adalah 196 pohon. Besar kecilnya populasi tanaman kelapa sangat tergantung dari jarak tanam yang diterapkan oleh petani. Jumlah petani terbesar yakni mencapai 30% adalah kelompok petani yang menanam dengan jarak tanam ideal dengan jumlah populasi pohon/ha. Petani yang menanam dengan jarak tanam yang lebar hanya berkisar 5,55%, dengan jumlah populasi tanaman pohon/ha. Populasi yang kecil selain oleh jarak tanam yang lebar juga karena banyaknya tanaman yang rusak atau mati. Sisanya sekitar,% adalah peani yang menanam kelapa dengan jarak tanam yang sangat rapat sehingga populasi tanamannya mencapai pohon/ha. 3. Umur Tanaman Kelapa Dalam kondisi pertumbuhan yang optimal, jenis kelapa dalam telah dapat dipanen hasilnya setelah berumur 6-7 tahun. Produksi buah kelapa akan terus meningkat sampai tanaman kelapa mencapai umur tahun, bahkan lebih bila kondisi pertumbuhan tanaman tetap baik. Setelah mencapai umur puncak produksi, hasil buah kelapa akan turun secara berangsur-angsur. Berdasarkan data, terlihat bahwa jumlah petani dominan terdistribusi pada tanaman kelapa berumur 18 sampai dengan 41 tahun yakni sekitar 55,5%. Sisanya sekitar 8,89% adalah petani dengan tanaman kelapa yang berumur muda, sedangkan petani pemilik tanaman tua berkisar 7,78%. Data ini menunjukkan bahwa sebagian besar petani memiliki tanaman kelapa yang masih produktif. Besarnya jumlah petani pada kelompok umur tanaman tahun salah satunya penyebabnya adalah telah dilakukan peremajaan tanaman kelapa sekitar awal tahun 1980 sampai dengan akhir tahun 1990-an, oleh Dinas Pertanian Kabupaten Maluku Utara, yang menanam sejumlah tanaman baru menggantikan tanaman tua. Produksi Kopra Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata produksi kopra dihasilkan per petani sampel adalah 4,7 ton dengan nilai produksi maksimum adalah 16, ton / tahun (± 5,60 ton pada musim panen pertama) dan nilai produksi minimum adalah 0,63 ton per tahun (±0,5 ton pada musim panen pertama), sedangkan rata-rata produktifitas lahan adalah,014 ton/ha/tahun (± 0,731 ton per /ha per musim panen) dengan nilai produktifitas lahan maksimum adalah 1,867 ton/ha/musim panen dan nilai minimum 0,5 ton/ ha/musim panen. Secara detail, rata-rata produksi dan produktifitas kopra menurut musim panen di Kabupaten Halmahera Utara dapat disimak pada tabel. Zeth Patty

6 340 Jurnal Agroforestri Volume V Nomor 4 Desember 010 Tabel. Rata-rata Produksi dan Produktifitas Kopra Per Musim Panen di Kabupaten Halmahera Utara. Uraian Galela Barat Produksi Kopra (kg / UT) Musim Panen I Per Tahun 5.53 Produktifitas (Kg/ha) Musim Panen I Per Tahun Per Kecamatan Tobelo Selatan Kao Utara Sumber : Data primer diolah, 010 Tanaman Sela Menurut Soeharyanto,dkk (004), dan Atman, (007), produksi tanaman kelapa cenderung meningkat apabila di bawahnya ditanami tanaman sela yang dikelola dengan baik. Penanaman tanaman sela oleh petani selain untuk meningkatkan produktivitas lahan, juga sebagai upaya meningkatkan pendapatan usahatani kelapa. Selain itu penanaman tanaman sela oleh petani juga sebagai sumber pendapatan alternative, bila tanaman kelapa sebagai tanaman utama mengalami kegagalan, baik pada produksi karena adanya serangan hama, ataupun terhadap pendapatan akibat jatuhnya harga kopra di pasaran. Kondisi dapat dipahami sebagai bentuk perlindungan petani terhadap keluarganya, artinya masih ada sumber pendapatan usahatani lain yang bisa diharapkan bila produksi tanaman utama mengalami kegagalan. Jumlah petani yang menanam tanaman sela di antara tanaman kelapa dapat disimak pada Tabel 3. Tabel 3. Distribusi Petani Kelapa Menurut Lokasi dan Pola Penanaman Tanaman Sela Jenis Tanaman Sela Tanaman tahunan Tanaman semusim Tahunan + semusim Tanpa tanaman sela Galela Barat Jumlah Per Kecamatan Tobelo Selatan Kao Utara Jumlah Sumber : Data primer diolah, 010 Data menunjukkan bahwa secara umum petani di lokasi penelitian, dapat dikatakan telah melaksanakan penanaman tanaman sela di antara kelapa. Ini ditunjukkan dengan adanya 66,6% petani yang telah menanam tanaman sela, baik jenis tanaman tahunan, tanaman semusim maupun pola campuran dengan menanam tanaman tahunan dan semusim bersamaan. Jumlah petani yang paling banyak menanam tanaman sela ditemukan di Kecamatan Galela Barat yakni sebesar 18,88 %, sedangkan petani yang tidak menanam tanaman sela terbanyak berada pada daerah Kecamatan Kao Utara yakni 5,55% dari total petani. Data jenis tanaman sela yang ditanam, menunjukkan bahwa petani cenderung menanam jenis tanaman tahunan yakni sekitar 38,88%, sedangkan untuk tanaman semusim hanya berkisar 13,33% dari total petani. Jenis tanaman sela tahunan yang ditanami petani adalah tanaman pala dan kakao, sedangkan jenis tanaman semusim antara lain pisang, ubi-ubian dan jagung Data yang ada juga menunjukkan bahwa jumlah petani yang tidak melakukan penanaman tanaman sela relatif besar yakni sebesar 44,44%. Besarnya jumlah petani yang tidak melakukan penanaman tanaman sela di lokasi penelitian disebabkan kurangnya pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki tentang cara mengusahakan jenis tanaman baru selain tanaman kelapa. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Kopra Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produksi kopra digunakan analisis regresi berganda dengan model Ordinary Least Square (OLS). Produksi kopra yang dianalisis adalah produksi kopra pada saat penelitian dilaksanakan yaitu produksi musim panen I. Hasil analisis regresi secara rinci ditampilkan pada Tabel 4. Karakteristik Petani Kelapa dan Produksi Kopra Rakyat di Kabupaten Halmahera Utara

7 Jurnal Agroforestri Volume V Nomor 4 Desember Tabel 4.Hasil Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Kopra di Kabupaten Halmahera Utara Variabel Dependent (Y) : Produksi Kopra Variabel Expected Koefisien Sign Regresi Std Error t-statistik Prob. Constant + 1,041 0,74 1,40 0,1645 Labour (lnx1) + 0,40** 0,100,389 0,019 Trees (lnx) + 0,69*** 0,13 5,04 0,0000 Age_Trees (lnx3) _ -0,035 ns 0,087-0,411 0,680 Land (lnx4) + 0,007 ns 0,054 0,13 0,8947 Edu (lnx5) + 0,054 ns 0,10 0,448 0,6551 Exprc (lnx6) + 0,13** 0,09,316 0,031 Sela Tahunan (D 11 ) + 0,167** 0,079,099 0,0388 Sela Semusim (D 1 ) + 0,45** 0,10,395 0,0189 R-squared 0,8186 F-statistic 45,69 Adjusted R-squared 0,8006 Prob(F-statistic) 0,000*** Durbin-Watson stat 1,908 Sumber : Analisis data primer, 010 ***= Signifikan pada tingkat kepercayaan 99 % ** = Signifikan pada tingkat kepercayaan 95 % * = Signifikan pada tingkat kepercayaan 90 % Berdasarkan hasil regresi yang ditampilkan pada Tabel 4, maka dapat disusun persamaan regresinya sebagai berikut : LnProd = 1, ,403Lnlabour + 0,690LnTrees 0,0357LnAge_trees + 0,007Lnland + 0,0541Lnedu + 0,134Lnexprc + 0,1670d11 + 0,453d1 Uji Statistik Hasil uji regresi yang didapat kemudian dilanjutkan dengan uji statistik. Uji statistik yang dilakukan terhadap hasil regresi factorfaktor yang mempengaruhi produksi kopra dengan model Ordinary Least Square (OLS), meliputi uji ketepatan model (goodness of fi t) yang ditunjukkan oleh besarnya nilai koefisien determinasi (R ), uji signifikansi Simultan (uji F) untuk mengetahui pengaruh secara simultan variabel-variabel independen yang dimasukkan dalam model terhadap variabel dependen, serta uji signifikasi individual (Uji t) untuk mengetahui seberapa besar pengaruh masing-masing variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. a. Koefisien Determinasi (R ) Hasil uji ketepatan model berdasarkan nilai koefisien deteminasi (R ) sebesar menunjukkan bahwa 81,86% variasi variabel dependen (produksi kopra) mampu dijelaskan oleh variabel independen yang dimasukkan ke dalam model (tenaga kerja, jumlah tanaman kelapa, umur tanaman, luas lahan, pendidikan, dan pengalaman petani serta penanaman tanaman sela tahunan dan tanaman sela semusim), sedangkan sisanya sebesar 18,14% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model. b. Uji F (Uji Signifikansi Simultan) Berdasarkan hasil analisis, nilai F hitung adalah sebesar 45,69. Nilai tersebut menunjukkan bahwa nilai F hitung > F Tabel pada tingkat kepercayaan 99 %. Hal ini berarti produksi kopra dipengaruhi secara simultan oleh variabel independen yang ada dalam model. Dengan demikian hipotesis pertama yang menduga bahwa produksi kopra dipengaruhi oleh jumlah tenaga kerja, jumlah hari kerja, jumlah tanaman kelapa, luas lahan kelapa, umur tanaman kelapa, tingkat pendidikan, pengalaman petani serta adanya tanaman sela tahunan dan tanaman sela semusim diterima. Zeth Patty

8 34 Jurnal Agroforestri Volume V Nomor 4 Desember 010 c. Uji t ( Uji Signifikasi Individual) Berdasarkan hasil uji signifikasi individual (uji t), diketahui bahwa terdapat 5 variabel independen yang berpengaruh signifikan terhadap produksi kopra, antara lain jumlah tenaga kerja (labour), jumlah tanaman (trees), pengalaman petani (exprc), tanaman sela baik pada jenis tanaman tahunan (D 11 ) maupun jenis tanaman semusim (D 1 ). Penjelasan secara rinci mengenai faktor-faktor yang berpengaruh signifikan terhadap produksi kopra adalah sebagai berikut : 1) Variabel jumlah tenaga kerja (labour) Variabel jumlah tenaga kerja mempunyai nilai t hitung sebesar,389 lebih besar dari nilai t Tabel (1,671), sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel jumlah tenaga kerja berpengaruh signifikan terhadap produksi kopra pada tingkat kepercayaan 95%. Nilai koefisien regresi sebesar 0,40% dan bertanda positif dapat diartikan bahwa kenaikan jumlah tenaga kerja sebesar 1 % akan meningkatkan produksi kopra sebesar 0,40%. ) Variabel jumlah tanaman kelapa (trees) Variabel jumlah tanaman kelapa mempunyai nilai t hitung sebesar 5,04 lebih besar dari t Tabel (,390), sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel jumlah tanaman kelapa berpengaruh signifikan terhadap produksi kopra pada tingkat kepercayaan 99%. Sedangkan nilai koefisien regresi sebesar 0,69% dan bertanda positif dapat diartikan bahwa kenaikan jumlah tanaman kelapa sebesar 1 % akan meningkatkan produksi kopra sebesar 0,69%. 3) Variabel pengalaman petani (Exprc) Variabel Pengalaman Petani mempunyai nilai t hitung sebesar,316 lebih besar dari nilai t Tabel (1,671) sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel pengalaman petani berpengaruh signifikan terhadap produksi kopra pada tingkat kepercayaan 95%. Nilai koefisien regresi sebesar 0,13 dan bertanda positif dapat diartikan bahwa setiap kenaikan pengalaman petani sebesar 1 % akan meningkatkan produksi kopra sebesar 0,13%. 4) Variabel tanaman sela tahunan (D 11 ) Variabel tanaman sela tahunan mempunyai nilai t hitung sebesar,099 lebih besar dari nilai t Tabel (1,671) sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel pengalaman petani berpengaruh signifikan terhadap produksi kopra pada tingkat kepercayaan 95%. Nilai koefisien regresi sebesar 0,167% dan bertanda positif menunjukkan bahwa produksi kopra pada lahan dengan tanaman sela tanaman tahunan lebih tinggi dibandingkan lahan tanpa tanaman sela. 5) Variabel tanaman sela semusim (D 1 ) Variabel tanaman sela semusim mempunyai nilai t hitung sebesar,395 lebih besar dari nilai t Tabel (,390), sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel tanaman sela semusim berpengaruh signifikan terhadap produksi kopra pada tingkat kepercayaan 99%. Nilai koefisien regresi sebesar 0,45 dan bertanda positif menunjukkan bahwa produksi kopra pada lahan dengan tanaman sela tanaman semusim lebih tinggi dibandingkan lahan tanpa tanaman sela. Hasil yang ditunjukkan pada variabel tanaman sela ini sesuai dengan hasil penelitian Kaat, H. dan Darwis, S.N. (1986), serta Darwis (1988), yang mengemukakan bahwa dengan adanya tanaman sela, maka pemupukan yang diberikan pada tanaman sela sebagian akan mengalir ke perakaran tanaman kelapa. Demikian juga dengan pengolahan tanah yang teratur dapat memperbaiki aerase tanah dan mengurangi gulma dan hama atau penyakit, sehingga produksi kelapa dapat meningkat. Hasil regresi juga menunjukkan bahwa variabel lainnya yakni luas lahan (land), umur tanaman kelapa (age_trees) dan pendidikan petani (edu) tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap produksi kopra. Hasil uji menunjukkan bahwa variabel umur tanaman kelapa memberikan tanda negatif sesuai yang diharapkan, meskipun tidak berpengaruh nyata terhadap produksi kopra. Kondisi ini diperkirakan karena umur tanaman kelapa yang dimiliki petani Karakteristik Petani Kelapa dan Produksi Kopra Rakyat di Kabupaten Halmahera Utara

9 Jurnal 343 Agroforestri Volume V Nomor 4 Desember Jurnal 010 Agroforestri Volume V Nomor 4 Desember tidak terlalu bervariasi karena telah dilakukan peremajaan yang berlangsung hampir serempak di awal tahun Besar kemungkinan variabel ini tidak memberikan pengaruh nyata terhadap produksi kopra karena dalam mengolah kopra, petani kelapa belum memanfaatkan pendidikan yang pernah diikuti untuk mengembangkan teknologi baru, sebaliknya tetap mempertahankan cara-cara tradisional yang diwarisi dari orang tua mereka. Uji Asumsi Klasik Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk melihat ada tidaknya penyimpangan terhadap asumsi klasik pada model yang digunakan. Dua pengujian yang dilakukan meliputi uji asumsi yang berkaitan dengan masalah adanya hubungan antara variabel independen di dalam regresi model (multikolinieritas) dan uji adanya varian variabel gangguan yang tidak konstan (heteroskedastisitas). a. Uji Multikolinieritas Multikolinieritas adalah hubungan yang linier antara variabel independen di dalam regresi. Hasil deteksi multikolinieritas antara variabel independen dalam analisis regresi faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan kopra, yang ditampilkan dalam bentuk matriks korelasi menunjukkan bahwa hasil estimasi masih BLUE (best linier unbiased estimators) namun bukan yang terbaik, karena masih terdapat koefisien korelasi yang nilainya lebih besar dari 0,8 tetapi dengan persentasi yang sangat kecil. Secara umum model masih dapat dikatakan cukup baik sehingga model masih tetap bisa digunakan untuk analisis selanjutnya. b. Uji Heteroskedastisitas Asumsi lain dari regresi dengan model Ordinary Least Square (OLS) mengisyaratkan kondisi homogenitas varian error. Untuk menguji ada tidaknya masalah heteroskedastisitas pada model digunakan Uji White. Hasil deteksi heteroskedastisitas antar variabel independen dalam analisis regresi faktor-faktor yang mempengaruhi produksi kopra ditampilkan pada Tabel 5. Tabel 5. Hasil Deteksi heteroskedstisitas dengan Uji White Terhadap Hasil Regresi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Kopra. F-statistic Probability Obs*R-squared Probability Sumber : Analisis data primer, 010 Hasil deteksi heteroskedastisitas dengan Uji White menunjukkan bahwa nilai probability obs*r-squared lebih besar dari alpha 0,05 yakni sebesar 0,517. Ini berarti bahwa model yang digunakan terbebas dari masalah heteroskedastisitas. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. jumlah petani sampel terdistribusi pada kelompok umur produktif yakni 6-60 tahun sebesar 86,67 %;. 57,78% petani yang berpendidikan menengah (SLTP dan SLTA) % jumlah petani adalah kelompok petani yang menanam dengan jarak tanam ideal dengan jumlah populasi pohon/ ha. 4. Faktor-faktor yang berpengaruh meningkatkan produksi kopra secara signifikan adalah jumlah tenaga kerja, jumlah tanaman kelapa, pengalaman petani, dan keberadaan tanaman sela baik pada jenis tanaman tahunan maupun jenis tanaman semusim. 5. Penanaman tanaman semusim sebagai tanaman sela berpengaruh meningkatkan produksi kopra secara signifikan. Saran 1. Perlunya upaya pemerintah untuk mendorong peningkatan produksi kopra rakyat baik lewat penanaman tanaman baru, peremajaan terhadap tanaman kelapa yang tidak lagi produktif, maupun penanaman tanaman semusim sebagai tanaman sela di antara tanaman kelapa.. Perlunya dikembangkannya jenis tanaman sela semusim sebagai komoditi alternatif bagi petani kelapa di lokasi penelitian untuk mendorong peningkatan produksi kelapa. Zeth Patty

10 344 Jurnal Agroforestri Volume V Nomor 4 Desember 010 DAFTAR PUSTAKA Atman, 007, Tanaman Sela Jagung dengan Kelapa, Artikel Jurnal Ilmiah Tambua, Vol. VI, No. Biro Pusat Statistik (BPS), 009. Halmahera Utara Dalam Angka. Halmahera Utara. Tobelo Darwis. S.N, Tanaman Sela di antara Kelapa, Seri pengembangan, Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri No. Gujarati, D Ekonometrika Dasar. Terjemahan. Erlangga. Jakarta. Hernanto, F Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya, IKAPI Jakarta. Kaat, H. dan Darwis, S.N Pengaruh tanaman sela terhadap produksi kelapa. Artikel Jurnal Penelitian Kelapa. Vol. 1. Balai Penelitian Kelapa Manado Nanere. J.L, Pengembangan Halmahera Utara, suatu tinjauan komprehensif. Artikel Jurnal agroforestri, Volume II Nomor 3 september 007, Politeknik Perdamaian Halmahera Nazir, M Metode Penelitian. Ghalia Indonesia Jakarta. Soekartawi, 003, Teori Ekonomi Produksi dengan Pokok Bahasan Analisis Fungsi Cobb-Douglas, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Soeharyanto, Suprapto dan Robiyo, 004. Analisis Pendapatan dan Distribusi Pendapatan Usahatani Tanaman Perkebunan Berbasis Kelapa di Tabanan, Artikel jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, Volume 7 No. Widarjono, A Ekonometrika : Teori dan Aplikasi Untuk Ekonomi dan Bisnis. Ekonisia Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta Karakteristik Petani Kelapa dan Produksi Kopra Rakyat di Kabupaten Halmahera Utara

KONTRIBUSI KOMODITI KOPRA TERHADAP PENDAPATAN. Zeth Patty Politeknik Perdamaian Halmahera Tobelo

KONTRIBUSI KOMODITI KOPRA TERHADAP PENDAPATAN. Zeth Patty Politeknik Perdamaian Halmahera Tobelo KONTRIBUSI KOMODITI KOPRA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA TANI di Kabupaten Halmahera UtarA Politeknik Perdamaian Halmahera Tobelo ABSTRACT This research was aims to know: (1) the income of copra, (2)

Lebih terperinci

ISSN : ANALISIS PERMINTAAN DAGING AYAM PADA TINGKAT RUMAH TANGGA DI KECAMATAN TOBELO KABUPATEN HALMAHERA UTARA

ISSN : ANALISIS PERMINTAAN DAGING AYAM PADA TINGKAT RUMAH TANGGA DI KECAMATAN TOBELO KABUPATEN HALMAHERA UTARA ISSN : 1907-7556 ANALISIS PERMINTAAN DAGING AYAM PADA TINGKAT RUMAH TANGGA DI KECAMATAN TOBELO KABUPATEN HALMAHERA UTARA Politeknik Perdamaian Halmahera - Tobelo ABSTRACT The aims of this research to know

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009

BAB III METODE PENELITIAN. di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009 17 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. dilakukan secara purposive, dengan pertimbangan provinsi ini merupakan wilayah

III METODE PENELITIAN. dilakukan secara purposive, dengan pertimbangan provinsi ini merupakan wilayah III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian Penelitian dilakukan di Provinsi Sumatera Utara. Penentuan daerah ini dilakukan secara purposive, dengan pertimbangan provinsi ini merupakan

Lebih terperinci

Penggunaan Regresi Linear Berganda untuk Menganalisis Pendapatan Petani Kelapa Studi Kasus: Petani Kelapa Di Desa Beo, Kecamatan Beo Kabupaten Talaud

Penggunaan Regresi Linear Berganda untuk Menganalisis Pendapatan Petani Kelapa Studi Kasus: Petani Kelapa Di Desa Beo, Kecamatan Beo Kabupaten Talaud Penggunaan Regresi Linear Berganda untuk Menganalisis Pendapatan Petani Kelapa Studi Kasus: Petani Kelapa Di Desa Beo, Kecamatan Beo Kabupaten Talaud Margaretha G. Mona 1, John S. Kekenusa 2, Jantje D.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian adalah daerah tempat akan diadakannya penelitian yang mendukung dalam penulisan penelitian itu sendiri. Dalam hal ini yang akan dijadikan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI PINANG KECAMATAN SAWANG KABUPATEN ACEH UTARA. Mawardati*

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI PINANG KECAMATAN SAWANG KABUPATEN ACEH UTARA. Mawardati* ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI PINANG KECAMATAN SAWANG KABUPATEN ACEH UTARA Mawardati* ABSTRACT This research was conducted at the betel palm farming in Sawang subdistrict,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian deskriptif. Definisi dari penelitian deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini membahas tentang pengaruh inflasi, kurs, dan suku bunga kredit

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini membahas tentang pengaruh inflasi, kurs, dan suku bunga kredit BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini memiliki ruang lingkup ekspor mebel di Kota Surakarta, dengan mengambil studi kasus di Surakarta dalam periode tahun 1990-2014. Penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya yield to maturity (YTM) dari obligasi negara seri fixed rate tenor 10 tahun

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi/Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi/Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi/Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi Jawa Timur ini didasarkan pada pertimbangan bahwa Jawa Timur merupakan provinsi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan kajian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produk Domestik Bruto Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia Tahun

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan 2000-2011. Data sekunder tersebut bersumber dari Lampung dalam Angka (BPS), Badan Penanaman Modal Daerah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian 28 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian deskriptif kuantitatif. Ruang lingkup penelitian ini adalah untuk melihat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder 47 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan 2003-2012. Data sekunder tersebut bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung Dalam Angka, Badan

Lebih terperinci

Pertemuan 4-5 ANALISIS REGRESI SEDERHANA

Pertemuan 4-5 ANALISIS REGRESI SEDERHANA Pertemuan 4-5 ANALISIS REGRESI SEDERHANA Metode Kuadrat Terkecil (OLS) Persoalan penting dalam membuat garis regresi sampel adalah bagaimana kita bisa mendapatkan garis regresi yang baik yaitu sedekat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari 34 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari tahun 2005-2012, yang diperoleh dari data yang dipublikasikan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah 63 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah Minimum Provinsi (UMP) dan Belanja Barang dan Jasa (BBJ) terhadap pembangunan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan 2001-2012.Data sekunder tersebut bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung Dalam Angka, dan Dinas

Lebih terperinci

Gatak Gatak Gatak Kartasura Kartasura Baki

Gatak Gatak Gatak Kartasura Kartasura Baki III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif analitis. Metode deskriptif analitis yaitu metode yang mempunyai ciri memusatkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data 40 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data time series tahunan 2002-2012. Data sekunder tersebut bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung. Adapun data

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel yang akan dianalisis dalam penelitian ini, maka perlu dirumuskan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN EKSPOR KOPI SUMATERA BARAT KE MALAYSIA. Indria Ukrita 1) ABSTRACTS

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN EKSPOR KOPI SUMATERA BARAT KE MALAYSIA. Indria Ukrita 1) ABSTRACTS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN EKSPOR KOPI SUMATERA BARAT KE MALAYSIA Indria Ukrita 1) ABSTRACTS Coffee is a traditional plantation commodity which have significant role in Indonesian economy,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN 4.1 Analisis Profil Responden 4.1.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang telah dikumpulkan dalam penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan 40 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan rentang waktu dari tahun 2001 2012. Tipe data yang digunakan adalah data runtut

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung yang berupa cetakan atau publikasi

III. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung yang berupa cetakan atau publikasi III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari publikasi dinas atau instansi pemerintah, diantaranya adalah publikasi dari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Sumber Data Metode penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder yang berbentuk time series selama periode waktu 2005-2015 di Sumatera Barat yang diperoleh dari

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Dalam

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Dalam III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode pengumpulan data sekunder melalui

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi

METODE PENELITIAN. deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi III. METODE PENELITIAN Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat suku bunga deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi pada bank umum di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3. 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif deskriptif. Pendekatan kuantitatif menitikberatkan pada pembuktian hipotesis.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (time series data). Dalam penelitiaan ini digunakan data perkembangan pertumbuhan ekonomi,

BAB III METODE PENELITIAN. (time series data). Dalam penelitiaan ini digunakan data perkembangan pertumbuhan ekonomi, BAB III 3.1. Jenis dan Sumber Data METODE PENELITIAN 3.1.1. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yang digunakan adalah data yang dicatat secara

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu berkaitan dengan data yang waktu dikumpulkannya bukan (tidak harus) untuk memenuhi

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi risiko produksi jagung manis dilakukan di Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari

III. METODE PENELITIAN. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari 46 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode lainya. Dari satu periode ke periode lainnya

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN DAN TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKSI KAKAO PERKEBUNAN RAKYAT DI PROVINSI ACEH

ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN DAN TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKSI KAKAO PERKEBUNAN RAKYAT DI PROVINSI ACEH ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN DAN TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKSI KAKAO PERKEBUNAN RAKYAT DI PROVINSI ACEH 56 Intan Alkamalia 1, Mawardati 2, dan Setia Budi 2 email: kamallia91@gmail.com ABSTRAK Perkebunan

Lebih terperinci

BAB V TEMUAN EMPIRIS DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. Pada bab ini akan dilakukan pembahasan terhadap hasil pengolahan data empiris

BAB V TEMUAN EMPIRIS DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. Pada bab ini akan dilakukan pembahasan terhadap hasil pengolahan data empiris BAB V TEMUAN EMPIRIS DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 5.1. Temuan Empiris Pada bab ini akan dilakukan pembahasan terhadap hasil pengolahan data empiris yang ditunjukan untuk membuktikan hipotesis yang penulis ajukan

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI ALOKATIF FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI CABAI BESAR (Capsicum annum L.) DI DESA PETUNGSEWU, KECAMATAN DAU, KABUPATEN MALANG

ANALISIS EFISIENSI ALOKATIF FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI CABAI BESAR (Capsicum annum L.) DI DESA PETUNGSEWU, KECAMATAN DAU, KABUPATEN MALANG P R O S I D I N G 345 ANALISIS EFISIENSI ALOKATIF FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI CABAI BESAR (Capsicum annum L.) DI DESA PETUNGSEWU, KECAMATAN DAU, KABUPATEN MALANG Bagus Andriatno Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah koperasi-koperasi pegawai republik

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah koperasi-koperasi pegawai republik 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah koperasi-koperasi pegawai republik Indonesia yang masih aktif dan koperasi yang terdaftar di Dinas Perindustrian

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang terbentuk dalam runtun waktu (time series) dan jurnal-jurnal ilmiah tentang upah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1.Objek Penelitian Dalam penelitian ini terdiri dari varabel terikat dan variabel bebas. Dimana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1.Objek Penelitian Dalam penelitian ini terdiri dari varabel terikat dan variabel bebas. Dimana BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Metode Penelitian 3.1.Objek Penelitian Dalam penelitian ini terdiri dari varabel terikat dan variabel bebas. Dimana konsumsi agregat masyarakat adalah sebagai variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data 3.1.1 Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder atau kuatitatif. Data kuantitatif ialah data yang diukur dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah langkah atau prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenderal Pengelolaan Utang, Bank Indonesia dalam berbagai edisi serta berbagai

III. METODE PENELITIAN. Jenderal Pengelolaan Utang, Bank Indonesia dalam berbagai edisi serta berbagai 51 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari publikasi dinas atau instansi pemerintah, diantaranya adalah publikasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan hipotesa. Jenis penelitian ini adalah penelitian sebab akibat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan hipotesa. Jenis penelitian ini adalah penelitian sebab akibat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen yang di teliti kemudian dianalisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam ruang lingkup sektor pertanian. Waktu penelitian untuk mengumpulkan data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam buku Sugiono, menurut tingkat explanasinya atau tingkat penjelas yaitu dimana penelitian yang menjelaskan kedudukan variabelvariabel yang diteliti serta

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data time

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data time 44 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data time series periode 2001-2012 yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. dilakukan secara sengaja (purposive) melihat bahwa propinsi Jawa Barat

BAB IV METODE PENELITIAN. dilakukan secara sengaja (purposive) melihat bahwa propinsi Jawa Barat 4.1. Waktu dan Tempat Penelitian BAB IV METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan dalam lingkup wilayah Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) melihat bahwa propinsi Jawa Barat

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel 43 III. METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel yang akan dianalisis dalam penelitian ini, maka perlu dirumuskan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari III. METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder deret waktu

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder deret waktu III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder deret waktu (time-series data) bulanan dari periode 2004:01 2011:12 yang diperoleh dari PT.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Provinsi Lampung yang terdiri dari 14 kabupaten/kota

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Provinsi Lampung yang terdiri dari 14 kabupaten/kota 41 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di Provinsi Lampung yang terdiri dari 14 kabupaten/kota meliputi rumah tangga miskin yang dijadikan sampel Susenas di Provinsi Lampung

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. syarat kriteria BLUE (Best Unbiased Estimato). model regresi yang digunakan terdapat multikolinearitas.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. syarat kriteria BLUE (Best Unbiased Estimato). model regresi yang digunakan terdapat multikolinearitas. 81 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kausalitas Penelitian ini menggunakan analisis model GLS (General Least Square). Metode GLS sudah memperhitungkan heteroskedastisitas pada variabel independen

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. wilayah Kecamatan Karawang Timur dijadikan sebagai kawasan pemukiman dan

METODE PENELITIAN. wilayah Kecamatan Karawang Timur dijadikan sebagai kawasan pemukiman dan IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan studi kasus yang dilakukan di Kecamatan Karawang Timur, Kabupaten Karawang. Pemilihan lokasi tersebut didasarkan atas wilayah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 21 III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Babakan Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. Pemilihan tersebut dengan pertimbangan bahwa wilayah tersebut merupakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1. Deskripsi Data Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan datatime series atau data runtun waktu sebanyak 12 observasi, yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Permintaan Beras di Kabupaten Kudus. Faktor-Faktor Permintaan Beras. Analisis Permintaan Beras

BAB III METODE PENELITIAN. Permintaan Beras di Kabupaten Kudus. Faktor-Faktor Permintaan Beras. Analisis Permintaan Beras 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Permintaan Beras di Kabupaten Kudus Faktor-Faktor Permintaan Beras Harga barang itu sendiri Harga barang lain Jumlah penduduk Pendapatan penduduk Selera

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Sampel Penelitian Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah perusahan LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2011-2015. Pengambilan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam bab ini adalah dengan menggunakan

METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam bab ini adalah dengan menggunakan III. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam bab ini adalah dengan menggunakan data sekunder. Jenis dan sumber data yang digunakan adalah data sekunder sehingga metode pengumpulan data

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN A.

III. METODE PENELITIAN A. III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Penelitian ini menggunakan metode descriptive analitis. Metode ini berkaitan dengan pengumpulan data yang berguna untuk memberikan gambaran atau penegasan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Penelitian ini menggunakan analisa regresi yang tujuannya adalah untuk meramalkan suatu nilai variabel dependen dengan adanya perubahan dari

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengantar Bab 4 akan memaparkan proses pengolahan data dan analisis hasil pengolahan data. Data akan diolah dalam bentuk persamaan regresi linear berganda dengan menggunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Pengaruh Tingkat

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Pengaruh Tingkat III. METODE PENELITIAN Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Deposito (3 Bulan) Dan Kredit Macet (NPL) Terhadap Loan To Deposit Ratio (LDR) Bank Umum Di

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUKSI TEBU DAN GULA DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO)

ANALISIS PRODUKSI TEBU DAN GULA DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) 159 ANALISIS PRODUKSI TEBU DAN GULA DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) Analysis of Sugarcane and Sugar Production in PT. Perkebunan Nusantara VII (PERSERO) Derry Candia Apriawan 1, Irham 1, Jangkung

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Data yang digunakan oleh penulis adalah data sekunder dalam bentuk tahunan dari tahun

III. METODELOGI PENELITIAN. Data yang digunakan oleh penulis adalah data sekunder dalam bentuk tahunan dari tahun III. METODELOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan oleh penulis adalah data sekunder dalam bentuk tahunan dari tahun 2000-2013 yang terdiri dari satu variabel terikat yaitu Konsentrasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. memperoleh data yang akan digunakan dalam penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. memperoleh data yang akan digunakan dalam penelitian. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Peran jenis dan sumber data sangat penting yaitu untuk melanjutkan dan memperoleh data yang akan digunakan dalam penelitian. 1. Jenis Data Dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN IV.1 Analisis Deskriptif IV.1.1 Gambaran Mengenai Return Saham Tabel IV.1 Descriptive Statistics N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Return Saham 45 2.09-0.40

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Setiabudi 8

METODE PENELITIAN. Setiabudi 8 IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai sikap konsumen terhadap daging sapi lokal dan impor ini dilakukan di DKI Jakarta, tepatnya di Kecamatan Setiabudi, Kotamadya Jakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini berlokasi di Desa Sungai Ular Kecamatan Secanggang

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini berlokasi di Desa Sungai Ular Kecamatan Secanggang BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian ini berlokasi di Desa Sungai Ular Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis akan melaksanakan langkah-langkah sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis akan melaksanakan langkah-langkah sebagai BAB III METODE PENELITIAN A. Langkah Penelitian Dalam penelitian ini, penulis akan melaksanakan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Merumuskan spesifikasi model Langkah ini meliputi: a. Penentuan variabel,

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. atau tidak dalam penelitian ini jarque-berra dimana hasilnya dapat. ditunjukkan dari nilai probabilitas Jarque-Berra.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. atau tidak dalam penelitian ini jarque-berra dimana hasilnya dapat. ditunjukkan dari nilai probabilitas Jarque-Berra. BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak dalam penelitian ini jarque-berra dimana hasilnya dapat

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. tahunan dalam runtun waktu (time series) dari periode 2005: :12 yang

METODE PENELITIAN. tahunan dalam runtun waktu (time series) dari periode 2005: :12 yang III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data tahunan dalam runtun waktu (time series) dari periode 2005:01 2012:12 yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN. Berikut ini diringkas pengiriman dan penerimaan kuesioner : Tabel 4.1. Rincian pengiriman Pengembalian Kuesioner

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN. Berikut ini diringkas pengiriman dan penerimaan kuesioner : Tabel 4.1. Rincian pengiriman Pengembalian Kuesioner BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Responden Berdasarkan data yang telah disebar kepada pelanggan Alfamart dengan total 100 kuesioner yang diberikan langsung kepada para pelanggan Alfamart.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data

BAB III METODE PENELITIAN. Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah Koperasi Jasa Keuangan Syariah Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data Tingkat Bagi Hasil

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Analisis Deskripsi Data Jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode 1993-2013 kurun waktu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan kajian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kemiskinan terhadap ekonomi Indonesia dalam waktu 1996-2013, oleh karena

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Kabupaten ini disahkan menjadi kabupaten dalam Rapat Paripurna DPR

III. METODE PENELITIAN. Kabupaten ini disahkan menjadi kabupaten dalam Rapat Paripurna DPR 32 III. METODE PENELITIAN A. Profil Lokasi Penelitian Kabupaten ini disahkan menjadi kabupaten dalam Rapat Paripurna DPR tanggal 29 Oktober 2008, sebagai pemekaran dari Kabupaten Tanggamus. Kabupaten ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Agustus 2014 dan mengambil data yang berasal dari situs resmi Badan Pusat Statistik, Bank Indonesia,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Muarareja yang terletak di Kel. Muarareja, Kota Tegal, Jawa Tengah. Sedangkan

BAB III METODE PENELITIAN. Muarareja yang terletak di Kel. Muarareja, Kota Tegal, Jawa Tengah. Sedangkan BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian ini adalah para pengunjung di Objek Wisata Pantai Muarareja yang terletak di Kel. Muarareja, Kota Tegal, Jawa Tengah. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB 4 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB 4 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 41 Hasil Uji Statistik 411 Statistik Deskriptif Pada bagian ini akan dibahas mengenai hasil pengolahan data statistik deskriptif dari variabel-variabel yang diteliti Langkah

Lebih terperinci

PENGARUH IRIGASI TERHADAP PRODUKSI USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDERA KECAMATAN SIGI BIROMARU

PENGARUH IRIGASI TERHADAP PRODUKSI USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDERA KECAMATAN SIGI BIROMARU e-j. Agrotekbis 2 (1) : 76-84, Pebruari 2014 ISSN : 2338-3011 PENGARUH IRIGASI TERHADAP PRODUKSI USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDERA KECAMATAN SIGI BIROMARU An effect of irrigation about farm enterprises

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 61 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskripsi menjelaskan karakteristik dari masing-masing variabel yang terdapat dalam penelitian, baik variabel dependen maupun independen

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. menjadi dua macam, yaitu: pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif.

III. METODE PENELITIAN. menjadi dua macam, yaitu: pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Sumber Data Secara umum dari segi pendekatan yang digunakan dalam suatu penelitian terbagi menjadi dua macam, yaitu: pendekatan kuantitatif dan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini daerah yang akan dijadikan lokasi penelitian adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini daerah yang akan dijadikan lokasi penelitian adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam penelitian ini daerah yang akan dijadikan lokasi penelitian adalah Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor. Dan yang menjadi objek penelitian adalah pengusaha

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang telah go public dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013. Pengolahan data dalam

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR SOSIAL TERHADAP CURAHAN WAKTU KERJA KELOMPOK WANITA TANI PADI DI DESA BANJARAN KECAMATAN BANGSRI KABUPATEN JEPARA

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR SOSIAL TERHADAP CURAHAN WAKTU KERJA KELOMPOK WANITA TANI PADI DI DESA BANJARAN KECAMATAN BANGSRI KABUPATEN JEPARA PENGARUH FAKTOR-FAKTOR SOSIAL TERHADAP CURAHAN WAKTU KERJA KELOMPOK WANITA TANI PADI DI DESA BANJARAN KECAMATAN BANGSRI KABUPATEN JEPARA Rosalina Berliani, Dyah Mardiningsih, Siwi Gayatri Program Studi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Setelah melalui beberapa tahap kegiatan penelitian, dalam bab IV ini diuraikan analisis hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian. Analisis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia periode

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia periode BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Sampel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah perusahaan yang terdaftar dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015. Teknik yang digunakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Data. Tabel 4.1. Hasil Perolehan Data Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2011

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Data. Tabel 4.1. Hasil Perolehan Data Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2011 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data 1. Analisa Perkembangan Derivatif Analisa perkembangan derivatif di Indonesia dengan mengunakan 49 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. tahun terakhir yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun Data yang. diambil adalah data tahun 2001 sampai 2015.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. tahun terakhir yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun Data yang. diambil adalah data tahun 2001 sampai 2015. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskriptif Sampel dan Data Penelitian ini menggunakan 30 data, sampel yang diamati selama 15 tahun terakhir yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun 2015. Data yang diambil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Variabel penelitian merupakan atribut atau perlengkapan yang digunakan untuk mempermudah suatu penelitian dan sebagai sara untuk pengukuran serta memberikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (independent variable) adalah sumber-sumber penerimaan daerah yang terdiri dari

BAB III METODE PENELITIAN. (independent variable) adalah sumber-sumber penerimaan daerah yang terdiri dari 55 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Adapun yang menjadi obyek penelitian sebagai variabel bebas (independent variable) adalah sumber-sumber penerimaan daerah yang terdiri dari PAD, transfer

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank Indonesia. Sampel adalah wakil dari populasi yang diteliti. Dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. bentuk deret waktu (time series) selama 17 tahun, yaitu tahun Data

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. bentuk deret waktu (time series) selama 17 tahun, yaitu tahun Data 1.1 Analisis Deskripsi Data BAB IV HASIL DAN ANALISIS Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) selama 17 tahun, yaitu tahun 1996-2012. Data tersebut

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI USAHATANI KENTANG DI KECAMATAN SUKAPURA KABUPATEN PROBOLINGGO

KAJIAN EKONOMI USAHATANI KENTANG DI KECAMATAN SUKAPURA KABUPATEN PROBOLINGGO 71 Buana Sains Vol 11 No 1: 71-76, 2011 KAJIAN EKONOMI USAHATANI KENTANG DI KECAMATAN SUKAPURA KABUPATEN PROBOLINGGO Ana Arifatus Sa diyah dan Rikawanto Eko Muljawan PS. Agribisnis, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode analisis data serta pengujian hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN. metode analisis data serta pengujian hipotesis. BAB III METODE PENELITIAN Pada bab 3 ini akan dijelaskan mengenai metode penelitian yang meliputi populasi dan sampel penelitian, data dan sumber data, variabel operasional, metode analisis data serta

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. berhubungan dengan penelitian. Dalam penelitian ini terdapat enam variabel

III. METODOLOGI PENELITIAN. berhubungan dengan penelitian. Dalam penelitian ini terdapat enam variabel 37 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh nilai

BAB IV METODE PENELITIAN. Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh nilai BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis dan Ruang Lingkup Penelitian Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh nilai tukar riil dan tingkat suku bunga riil terhadap Indeks Harga Saham

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tanjungpinang Timur,

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tanjungpinang Timur, IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tanjungpinang Timur, Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Statistik). Data yang diambil pada periode , yang dimana di dalamnya

BAB III METODE PENELITIAN. Statistik). Data yang diambil pada periode , yang dimana di dalamnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian 3.1.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder sendiri artinya adalah data yang tidak dikumpulkan

Lebih terperinci