Rahmawaty Ibrahim. Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan, Jurusan Bimbingan dan konseling Universitas Negeri Gorontalo

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Rahmawaty Ibrahim. Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan, Jurusan Bimbingan dan konseling Universitas Negeri Gorontalo"

Transkripsi

1 1

2 1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KARIR SISWAKELAS XI JURUSAN PERTANIANDI SMK NEGERI 1 BULANGO UTARA Rahmawaty Ibrahim Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan, Jurusan Bimbingan dan konseling Universitas Negeri Gorontalo Dr. Wenny Hulukati, M.Pd Irpan A Kasan, S.Ag, M.Pd ABSTRAK Rahmawaty Ibrahim Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Karir Siswa Kelas XI Jurusan Pertanian Di SMK Negeri 1 Bulango utara Skripsi Jurusan Bimbingan dan Konseling. Fakultas Ilmu Pendidkan. Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I, Dr. Wenny Hulukati, M.Pd dan Pembimbing II, Irpan A Kasan S,Ag. M,Pd. Permasalahan yang di hadapi di SMK Negeri 1 Bulango utara adalah pemilihan karir dalam hal pemilihan jurusan. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karir siswa kelas xi di SMK Negeri 1 Bulango Utara.Teknik pengumpulan data utama menggunakan anagket.data dianalisis menggunakan analisis persentase. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pemilihan karir di SMK Negri 1 Bulango Utara dipengaruhi oleh faktor minat dengan persentase 86,3%, sifat dengan persentase 76%, pengetahuan dengan persentase 74%, keadaan jasmani dengan peresentase 46,3%, nilai-nilai kehidupan dengan persentase 79,1%, pendidikan sekolah dengan persentase 76.9%, teman sebaya dengan persentase 82%, status sosial ekonomi keluarga dengan persentase 78,6%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karir siswa paling dominan adalah dari faktor minat. Berdasarkan hasil penelitian maka disarankan: a) Guru pembimbing hendaknya memberikan materi sesuai dengan kebutuhgan siswa, seperti bimbingan karir b) Kepala Sekolah mengingat layanan informasi dalam bimbingan karir berpengaruh untuk perencanaan pemilihan karir siswa, maka hendaknya sekolah dapat menambah jam untuk guru bk dalam memberikan bimbingan karir. Peneliti selanjutnya juga diharapkan dapat meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karir siswa dalam lingkup populasi yang luas. Kata Kunci : Pemilihan Karir 1 Dr. Wenny Hulukati, M.Pd, Pembimbing I 2.Irpan A Kasan, S.Ag, M.Pd, Pembimbing II Dosen Universitas Negeri Gorontalo, Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Bimbingan Konseling 2

3 Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi dewasa.masa remaja merupakan masa yang suka mencoba-coba sesuatu yang dirasakan baru, oleh karena itu pada masa ini memerlukan perhatian yang sangat khusus dari para pendidik dan juga lingkungan tempat tinggal agar tidak terjadi sesuatu yang dapat menimbulkan kerugian bagi dirinya. Untuk itulah siswa perlu dibimbing dalam setiap tindakan yang akan mereka lakukan, seperti halnya dalam pemilihan karier yang nantinya akan mereka jalani. Bimbingan konseling dapat membantu siswa dalam rangka merencanakan masa depan dengan maksud agar siswa mampu mempertimbangkan dan mengambil keputusan tentang dirinya sendiri baik dalam karir siswa diantaranya pemilihan sekolah lanjutan. Bimbingan dan konseling karir di sekolah dalam hal pemahaman karir, dapat membantu peserta didik agar memperoleh pemahaman diri, lingkungan dan dunia kerja, sehingga siswa mampu untuk mengarahkan dirinya ke suatu pekerjaan yang sesuai dirinya dan kebutuhan masyarakat.kritis juga tahapan itu karena usia mereka ada pada tahap akhir masa remaja, menjelang memasuki masa dewasa.kondisi siswa saat ini belum memiliki pilihan karir apakah setamat sekolah menengah melanjutkan jurusannya ke perguruan tinggi atau masuk dunia kerja, karena seorang siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor-faktor dalam pemilihan karir, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Dari faktor internal dipengaruhi oleh (1) minat yaitu seseorang yang merasa tertarik pada suatu bidang, (2) sifat yaitu kepribadian yang memberikan ciri khas pada seseorang atau orang lain yang melihatnya, (3) pengetahuan yaitu informasi mengenai diri sendiri 3

4 dan bidang tertentu, (4) keadaan jasmani yaitu ciri atau keadaan fisik yang dimiliki seseorang, (5) nilai-nilai kehidupan yaitu ideal yang dikejar oleh seseorang dimanapun dan kapanpun. Sedangkan faktor eksternal dipengaruhi oleh pendidikan sekolah, teman sebaya, status sosial ekonomi keluarga.winkel (Marliyah, Fransisca. Dkk. 2004:60). Berdasarkan kenyataan dilapangan terdapat beberapa siswa yang belum memiliki pilihan karir. Menurut hasil pengamatan dan wawancara yang saya lakukan selama 3 hari dari tanggal 11 s/d 13 Agustus 2013 Di SMK Negeri 1 Bulango Utara terdapat 15 orang siswa yang belum memiliki pilihan karir. Dapat dilihat dari tingkah laku dan hasil wawancara, yaitu siswa memiliki minat yang tidak sesuai dengan potensinya, siswa tidak akan melanjutkan sekolah keperguruan tinggi di karenakan ekonomi orang tua, Dalam mata pelajaran praktek jurusan seringkali tidak mengikuti dengan baik, serta siswa hanya ikutikutan dengan teman dalam memilih jurusan akibatnya jarang masuk sekolah sehingga prestasinya menurun. Bertolak dari latar belakang masalah yang dikemukakan di atas maka dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut: a. Siswa memiliki minat yang tidak sesuai dengan potensinya. b. Siswa tidak akan melanjutkan keperguruan tinggi dikarenakan ekonomi orang tua. c. Dalam mata pelajaran praktek jurusan siswa seringkali tidak mengikuti dengan baik. 4

5 d. Siswa hanya ikut-ikutan dengan teman dalam memilih jurusan akibatnya jarang masuk sekolah sehingga prestasinya menurun. Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka permasalahannya dapat dirumuskan sebagai berikut : Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi pemilihan karir siswa kelas XI jurusan pertanian di SMK Negeri 1 Bulango Utara?. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karir siswa kelas XI jurusan pertanian di SMK Negeri 1 Bulango Utara. Karir adalah suatu pekerjaan yang di peroleh seseorang berdasarkan keahlian yang di miliki oleh seseorang.sementara keahlian dapat di peroleh seseorang melalui pendidikan dan latihan.pendidikan yang dimaksud disini adalah pendidikan formal dan nonformal. Istilah karir dipandang oleh masyarakat awam sebagai sebuah istilah yang ekslusif dan hanya dibicarakan dikalangan terbatas.misalnya, karir diterapkan kepada orang yang memiliki latar belakang pendidikan tinggi, pejabat publik atau orang yang memegang jabatan sturktural, bahkan menyempit di kalangan orangorang sukses di sector bisnis, pemerintahan dan birokrasi. Persepsi tentang karir seperti itu tidak sepenuhnya benar atau seluruhhya salah.karena karir memiliki makna yang sangat luas dan dalam, dibandingkan istilah sejenisnya.menurut Tolbert (dalam Betti Bantu, 2010:6) bahwa karir mengandung makna urutan okupasi, job, dan posisi-posisi yang diduduki sepanjang pengalaman kerja seseorang dan karir juga dapat dikatakan sebagai suatu rentangan aktivitas pekerjaan yang saling berhubungan dalam hal ini seseorang memajukan kehidupannya dengan melibatkan berbagai perilaku 5

6 kemampuan, sikap, kebutuhan, aspirasi dan cita-cita sebagai rentang hidupnya sendiri. Jadi pekerjaan adalah bagian dari sebuah karir seseorang. Karir adalah kebutuhan yang harus terus ditumbuhkan dalam diri seseorang tenaga kerja, sehingga mampu mendorong kemauan kerjanya (Tatang, 2013:04). Karir adalah rangkaian sikap dan perilaku yang berkaitan dengan pengalaman danaktivitas kerja selama rentang waktu kehidupan seseorang dan rangkaian aktivitas kerja yang terus berkelanjutan. Pemilihan karir juga merupakan proses pengambilan keputusan yang berlangsung sepanjang hayat bagi mereka yang mencari banyak kepuasan dari pekerjaannya. Pengembangan karir seseorang dapat bersifat kontinu dan bisa berubah, meskipun masa lalu seseorang merupakan bagian dari dirinya dari hari ini, kemudian bisa mempengaruhi masa datang. Karir merupakan sebuah pilihan dalam dalam kehidupan setiap orang sehingga setiap akan menjalani sebuah karir seseorang harus memiliki perencanaan yang matang dan jelas. Aspek perencanaan memegang peran penting karena akan menentukan jenis pekerjaan yang akan di jalani sepanjang hidup seseorang.masa seleksi dan entri ditandai dengan upaya seseorang untuk memilih dan memasuki atau menjalani suatu jenis karir tertentu. Dalam proses pemilihan ini, seseorang akan selalu mempertimbangkan segala potensi, bakat/minat, kecerdasan maupun harapan yang akan dicapainya. Keputusan karir adalah penentuan pilihan karir. Pilihan karir adalah pilihapilihan kegiatan yang mendukung atau relevan dengan karir masa depan siswa. Fred Luthans (dalam Marliyah, Fransisca. dkk. mengemukakan bahwa Decision 6

7 making is almost universally defined as choosing between alternatives, artinya pengambilan keputusan adalah memilih diantara berabagai alternatif. Kemampuan seseorang dalam membuat keputusan karir di pengaruhi oleh 3 hal seperti yang diungkapkan oleh Supriatna (2009: 55), yaitu : Pengetahuan yang mendasari kemampuan seseorang dalam membuat keputusan karir, ditandai dengan indikator-indikator yang meliputi; pengetahuan mengenai tujuan hidup, diri sendiri, lingkungan,nilai-nilai,dunia kerja dan pengetahuan tentang keputusan karir. 1) Kesiapan membuat keputusan karir, merupakan kesanggupan untuk menentukan pilihan karir yang didasari oleh keyakinan dan keinginan. 2) Keterampilan membuat keputusan karir, jika pengetahuan keputusan karir sebagai alam kognisi yang membentuk pemakhaman siswa tentang keputusan karir dan kesiapan sebagai alam afeksi membentuk dorongandorongan positif kearah keputusan karir, keterampilan membuat keputusan karir merupakanalam tindak nyata atau in action dalam membuat keputusan karir. Seseorang memiliki keterampilan dalam membuat keputusan karir jika menunjukkan perilaku yaitu; mandiri,luwes. Sudjiwanati (dalam Agoes Dariyo, 2004:60) menyatakan bahwa Pembuatan keputusan pemilihan karir merupakan usaha untuk menemukan dan melakukan pilihan diantara berbagai kemungkinan untuk menyelesaikan suatu permulaan, pertentangan dan keraguan yang timbul dalam proses pemilihan karir. Dengan demikian dalam memilih bidang karir seseorang akan mengalami 7

8 suatu periode untuk menentukan keputusan memilih karir, krena membuat suatu keputusan karir adalah hal yang akan dilalui oleh setiap individu. Winkel (dalam Marliyah, Fransisca. Dkk. 2004:60)dalam perkembangan karir yang dapat mempengaruhi pembuatan keputusan karir, antara lain : a. Faktor yang ada dalam diri (Internal) 1) Minat yaitu ideal-ideal yang dikejar oleh seseorang untuk merasa tertarik pada suatu bidang. 2) Sifat yaitu ciri-ciri kepribadian yang memberikan ciri khas pada seseorang. 3) Pengetahuan yaitu informasi yang dimiliki tentang diri sendiri dan bidang tertentu. 4) Keadaan jasmani yaitu ciri-ciri fisik yang dimiliki seseorang. 5) Nilai-nilai kehidupan yaitu ideal-ideal yang dikejar oleh seseorang dimana-mana dan kapanpun. b. Faktor yang ada dari luar diri (Eksternal) 1) Pendidikan sekolah yaitu pandangan mengenai nilai-nilai yang terkandung dalam bekerja, tinggi rendahnya jabatan dan kecocokkan tertentu untuk anak laki-laki atau perempuan. 2) Teman sebaya yaitu pandangan tentang masa depan yang terungkap dalam perhaulan sehari-sehari. 3) Status sosial ekonomi keluarga yaitu tingkat pendidikan orangtua, tinggi rendahnya pendapatan orangtua, jabtaan ayah, daerah tempat tinggal dan suku bangsa. 8

9 Umumnya remaja dengan usia 15 sampai 18 tahun sudah dapat mempertimbangkan nilai-nilai yang mereka miliki dalam menentukan karir. Karir seseorang dalam hidupnya mengalami perkembangan mulai tahap pencarian, penemuan, pemantapan, pemeliharaan, dan sampai tahap penurunan.karir seseorang dapat diraih melalui pekerjaan, jabatan, posisi, atau hobi. Tahap pencarian karir dimulai usia anak-anak sampai remaja. Tahap penemuan karir dimulai pada usia dewasa hingga tengah baya. Tahap pemeliharaan karir dimulai pada usia tua. Tahap penurunan karir dimulai pada usia lanjut. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya oleh Ginzberg (dalam Agoes dariyo, 2004:52). Super (dalam Supriatna, Nurihsan & Juntika, 2005:13) Mengemukakan beberapa tahapan perkembangan karir yaitu sebagai berikut : 1. Usia 0-14 tahun adalah tahap pertumbuhan 2. Usia tahun adalah tahap eksplorasi 3. Usia tahun adalah tahap pembentukan 4. Usia tahun adalah tahap pemeliharaan 5. Usia 61 tahun adalah tahap kemuduran Selain itu juga terdapat tiga teori utama yang mendeskripsikan cara yang ditempuh remaja ketika membuat pilihan dalam proses perkembangan karirnya (Santrock, 2007:171)yaitu: teori perkembangan dari Ginzberg, teori konsep diri dari Super dan teori tipe kepribadian dari Holland. Karir bagi siswa bukan hal yang mudah untuk ditentukan dan menjadi pilihan yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki namun haruslah direncanakan.untuk menentukan hal demikian harus didasarkan pada keputusan 9

10 siswa itu sendiri yang didasarkan pada pemahaman tentang kemampuan dan minat serta pengenalan karir yang ada dimasyarakat. Keberhasilan siswa dalam pemilihan karir yang tepat tidaklah semudah seperti apa yang dibayangkan. Agar siswa mempunyai pilihan yang tepat terhadap suatu pilihan karir atau pekerjaan. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif.penelitianini dilaksanakan di SMK NEGERI 1 BULANGO UTARA.Menurut Sugiyono (2005:55), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/ subjek yang mempunyai kuantitas karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan. Berdasarkan pengertian ini maka populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X1 jurusan Pertanian di SMK Negeri 1 Bulango Utara yang berjumlah 70 siswa yang terdiri atas 3 kelas. Untuk memperoleh data sehubungan dengan penelitian ini, penulis menggunakan alat penelitian berupa instrument/ angket yaitu dengan memberikan pedoman tersebut kepada responden yang kemudian dijawab berdasarkan petunjuk yang diberikan oleh peneliti, kemudian hasil angket tersebut dianalisis sehingga memperoleh keterangan lebih jelas dan menyeluruh. Hasil Penelitian Data yang telah diperoleh dari hasil pengolahan angket tentang faktorfaktor yang mempengaruhi pemilihan karir siswa kelas XI jurusan Pertanian di 10

11 SMK Negeri 1 Bulango Utara di Kabupaten Bonebolango selanjutnya diolah dengan menggunakan analisis persentase. Pembahasan Penelitian ini bertolak dari upaya untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karir siswa kelas IX Jurusan Pertanian pada sekolah SMK Negeri 1 di Bulango Utara. Seperti yang dikemukakan di bab 1, bahwa rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi pemilihan karir siswa kelas IX Jurusan Pertanian pada sekolah SMK Negeri 1 di Bulango Utara. Sehinggahnya tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendapatkan data yang Valid tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karir siswa kelas IX Jurusan Pertanian pada sekolah SMK Negeri 1 di Bulango Utara. Sebelum melakukan pengumpulan data terlebih dahulu diadakan penyiapan instrument yang akan digunakan sebagai alat pengumpul data, instrument yang sudah ada terlebih dahulu divalidasi konstruk oleh para ahli dan validasi konten yang diuji cobakan pada kelompok Siswa uji coba. Berdasarkan hasil perhitungan validitas butir soal dan reliabilitas butir soal pada lampiran diperoleh bahwa butir soal valid dengan nilai reliabilitas 0,989 sehingga baik digunakan untuk instrument penelitian. Berdasarkan analisis presentaseyang diperoleh dari 70 responden ada terdapat beberapa indikator yang sudah sangat baik dan ada juga beberapa yang masih cukup baik, hal ini dapat dilihat dalam tabel dibawah ini: 11

12 Tabel 4.2 rekapitulasi untuk setiap indikator No. Indikator Frekuensi Persentase 1 Minat ,3% 2 Sifat % 3 Pengetahuan % 4 Keadaan Jasmani ,3% 5 Nilai-nilai kehidupan ,1% 6 Pendidikan Sekolah ,9% 7 Teman Sebaya % 8 Status Sosial Ekonomi Keluaga ,9% Tabel 4.2Menunjukkan bahwa berdasarkan hasil pengelolan data faktorfaktor pemilihan karir rmenunjukan bahwa terdapat 86,30% yang dipengaruhi oleh faktor minat, 76% dipengaruhi oleh faktor sifat, 74% dipengaruhi oleh faktor pengetahuan, 46,30% dipengaruhi oleh faktor keadaan jasmani, 79,1% dipengaruhi oleh faktor nilai-nilai kehidupan, 76,90 dipengaruhi oleh faktor pendidikan sekolah, 82% dipengaruhi oleh faktor teman sebaya, dan 73,9% dipengaruhi oleh faktor status sosial ekonomi keluarga.pernyataan diatas mengindikasikan bahwafaktor yang paling mempengaruhi pemilihan karir siswa kelas IX Jurusan Pertanian pada sekolah SMK Negeri 1 di Bulango Utaraadalah faktor minat dengan hasil persentase sebesar 86,3%. Hal ini seperti dikemukakan Winkel (dalam Marliyah, Fransisca Dkk. 2004:60) bahwa ada beberapa dalam perkembangan karir yang dapat mempengaruhi pembuatan keputusan karir, antara lain: (a) Faktor Internal, dan (b) Faktor Eksternal. 12

13 Simpulan Berdasarkanhasil pengelohan data faktor-faktor pemilihan karir rmenunjukan bahwa terdapat 86,30% yang dipengaruhi oleh faktor minat, 76% dipengaruhi oleh faktor sifat, 74% dipengaruhi oleh faktor pengetahuan, 46,30% dipengaruhi oleh faktor keadaan jasmani, 79,1% dipengaruhi oleh faktor nilainilai kehidupan, 76,90 dipengaruhi oleh faktor pendidikan sekolah, 82% dipengaruhi oleh faktor teman sebaya, dan 73,9% dipengaruhi oleh faktor status sosial ekonomi keluarga. Pernyataan diatas mengindikasikan bahwa faktor yang paling mempengaruhi pemilihan karir siswa kelas IX Jurusan Pertanian pada sekolah SMK Negeri 1 di Bulango Utara adalah faktor minat dengan hasil persentase sebesar 86,3%. bahwa faktor-faktor yang paling mempengaruhi pemilihan karir siswa kelas IX Jurusan Pertanian pada sekolah SMK Negeri 1 di Bulango Utara adalah faktor minat dengan hasil persentase sebesar 86,3%. Saran Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian di atas, maka peneliti menyarankan beberapa hal sebagai berikut.kepadaguru pembimbing hendaknya memberikan materi sesuai dengan kebutuhan siswa, seperti matei tentang karir.kepada kepala sekolahmengingat layanan informasi dalam bimbingan karir berpengaruh untuk perencanaan pemilihan karir siswa, maka hendaknya sekolah dapat menambah jam untuk guru bk, untuk memberikan materi tentang karir dan Kepada Peneliti Lainbagi para peneliti yang akan mengadakan penilitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karir 13

14 siswadiharapkan lebih menjurus pada faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin waktu itu sendiri baik faktor yang berpengaruh negatif maupun yang berpengaruh positif terhadap pelayanan bimbingan dan konseling. 14

15 DAFTAR PUSTAKA Bantu, Betti Hubungan Antara Intensitas Mengikuti Layanan Bimbingan Karir Dengan Wawasan Karir Siswa Kelas IX SMP Negeri 2 Gorontalo.Skripsi. Gorontalo: Program Sarjana Pendidikan UNG. Dariyo, Agoes Perencanaan dan pemilihan karir sebagai seorang guru/dosen pada dewasa muda. 1 (1):51:58. Marliyah, Fransisca. Dkk Persepsi terhadap dukungan orang tua dan pembuatan keputusan karir remaja. 1 (1):59:77. Santrock, W.John Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga Supriatna, Mamat Layanan Bimbingan Karir di Sekolah Menengah.Departemen Pendidikan Nasional Universitas Pendidikan Indonesia. Sugiono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Supriadi, Tatang Bk karir pengertian karir dan bimbingan.(online) ( di akses 18 april 2013). Supriatna, Mamat dan Budiman, Nandang dan Nurihsan, Juntika PedomanBimbingan Karir di Sekolah Menengah Kejuruan. Bandung: Departemen Pendidikan Nasional. 15

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mutia Faulia, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mutia Faulia, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa transisi atau peralihan perkembangan dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Remaja sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena

Lebih terperinci

ANALISIS KEMATANGAN KARIR PADA KELAS X1 JURUSAN ADMINISTRASI PERKANTORAN TAHUN AJARAN 2012/2013 SISWA SMK NEGERI 1 KOTA GORONTALO. Lia Novika ABSTRAK

ANALISIS KEMATANGAN KARIR PADA KELAS X1 JURUSAN ADMINISTRASI PERKANTORAN TAHUN AJARAN 2012/2013 SISWA SMK NEGERI 1 KOTA GORONTALO. Lia Novika ABSTRAK ANALISIS KEMATANGAN KARIR PADA KELAS X1 JURUSAN ADMINISTRASI PERKANTORAN TAHUN AJARAN 2012/2013 SISWA SMK NEGERI 1 KOTA GORONTALO Lia Novika Pembimbing I Pembimbing II : Dr. Wenny Hulukati, M.Pd : Irpan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Pada masa Remaja terkadang mereka masih belum memikirkan tentang masa depan mereka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Tempat Penelitian Lokasi penelitian adalah sekolah SMK Negeri 1 Gorontalo, khususnya kelas X1 jurusan Administrasi Perkantoran Tahun Ajaran 2012/2013 dan waktu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di kota Bandung pada Sekolah Menengah Atas (SMA) Pasundan 8 Bandung pada tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan metode pengembangan (research and development) dalam upaya menghasilkan

Lebih terperinci

3. Belum ada yang meneliti tentang kesadaran gender siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung tahun ajaran 2013/2014.

3. Belum ada yang meneliti tentang kesadaran gender siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung tahun ajaran 2013/2014. 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 15 Bandung. Sekolah ini beralamat di Jalan Dr. Setiabudhi No

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketrampilannya (underemployed) dan tidak menggunakan keterampilannya

BAB I PENDAHULUAN. ketrampilannya (underemployed) dan tidak menggunakan keterampilannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lebih dari seperempat angkatan muda Indonesia kini menganggur dan masih banyak lagi yang mengerjakan pekerjaan yang tidak sesuai dengan ketrampilannya (underemployed)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013. Alasan pemilihan lokasi penelitian karena peneliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) termasuk individu-individu yang

BAB I PENDAHULUAN. Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) termasuk individu-individu yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) termasuk individu-individu yang memasuki masa remaja madya yang berusia 15-18 tahun. Masa remaja merupakan suatu periode

Lebih terperinci

Kata Kunci : Layanan Informasi Karir, Pemilihan Karir

Kata Kunci : Layanan Informasi Karir, Pemilihan Karir PENGARUH LAYANAN INFORMASI KARIR TERHADAP PEMILIHAN KARIR (CAREER CHOICE) PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 1 WONOSEGORO TAHUN PELAJARAN 2015-2016 Oleh : Ahmad Roni. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIR SISWA SMK BINA SEJAHTERA 1 BOGOR

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIR SISWA SMK BINA SEJAHTERA 1 BOGOR Faktor faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Karir Siswa... FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIR SISWA SMK BINA SEJAHTERA 1 BOGOR Ahmad Mubarik 1 Dra. Endang Setiyowati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier adalah bagian hidup yang berpengaruh pada kebahagiaan hidup manusia secara keseluruhan. Oleh karenanya ketepatan memilih serta menentukan keputusan karier

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif. Metode kuantitatif menurut Sugiyono disebut sebagai metode positivistik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang harus dilalui yang dimulai sejak lahir sampai meninggal.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang harus dilalui yang dimulai sejak lahir sampai meninggal. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam rentang kehidupan manusia, terdapat tahap-tahap perkembangan yang harus dilalui yang dimulai sejak lahir sampai meninggal. Masa remaja merupakan salah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Tempat pelaksanaan dalam penelitian ini adalah SMP Negeri 9 Bandung yang beralamat di Jalan Semar No.5 Bandung.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Deasy Yunika Khairun, Layanan Bimbingan Karir dalam Peningkatan Kematangan Eksplorasi Karir Siswa

BAB I PENDAHULUAN. Deasy Yunika Khairun, Layanan Bimbingan Karir dalam Peningkatan Kematangan Eksplorasi Karir Siswa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan proses yang esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita individu. Pendidikan secara filosofis merupakan proses yang melibatkan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berakhirnya suatu pendidikan formal, diharapkan seseorang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berakhirnya suatu pendidikan formal, diharapkan seseorang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berakhirnya suatu pendidikan formal, diharapkan seseorang dapat memasuki dunia kerja, demikian halnya dengan pendidikan di SMA. Kurikulum SMA dirancang untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan kata lain SMK dapat menghasilkan lulusan yang siap kerja.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan kata lain SMK dapat menghasilkan lulusan yang siap kerja. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah menengah kejuruan (SMK) merupakan salah satu jenjang pendidikan yang bisa ditempuh oleh siswa yang telah menyelesaikan pendidikannya di Sekolah Menengah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif karena

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif karena BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif karena diperlukan hasil penelitian mengenai motivasi berprestasi siswa. Pendekatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pekerjaan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia dewasa. Pekerjaan yang dimiliki seseorang bukanlah mengenai pekerjaan apa yang dilakukannya

Lebih terperinci

MASALAH-MASALAH YANG DIHADAPI PESERTA DIDIK DALAM PERENCANAAN KARIR DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN KARIR

MASALAH-MASALAH YANG DIHADAPI PESERTA DIDIK DALAM PERENCANAAN KARIR DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN KARIR MASALAH-MASALAH YANG DIHADAPI PESERTA DIDIK DALAM PERENCANAAN KARIR DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN KARIR Nofianti Eka Permadi Prodi Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN PEMILIHAN KARIR MELALUI LAYANAN INFORMASI PADA SISWA KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 1 BERGAS KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN

PENINGKATAN PEMAHAMAN PEMILIHAN KARIR MELALUI LAYANAN INFORMASI PADA SISWA KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 1 BERGAS KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN PENINGKATAN PEMAHAMAN PEMILIHAN KARIR MELALUI LAYANAN INFORMASI PADA SISWA KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 1 BERGAS KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 2015/2016 ARTIKEL SKRIPSI Oleh Nurul Musdalifah 132012013 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memasuki Abad 21, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memasuki Abad 21, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki Abad 21, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju serta terbukanya pasar global akan menstimulus kita untuk selalu meningkatkan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. program bimbingan, pengajaran dan latihan dalam membantu peserta didik agar mampu

BAB V PEMBAHASAN. program bimbingan, pengajaran dan latihan dalam membantu peserta didik agar mampu BAB V PEMBAHASAN Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistimatis melaksanakan program bimbingan, pengajaran dan latihan dalam membantu peserta didik agar mampu mengembangkan potensinya,

Lebih terperinci

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISWA MEMILIH JURUSAN IPA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 72 JAKARTA

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISWA MEMILIH JURUSAN IPA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 72 JAKARTA 14 Faktor Yang Mempengaruhi Siswa Memilih Jurusan IPA Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 72 Jakarta FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISWA MEMILIH JURUSAN IPA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 72 JAKARTA Yuriani Rinni

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN TERHADAP ORIENTASI KARIR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENGARUH LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN TERHADAP ORIENTASI KARIR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PENGARUH LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN TERHADAP ORIENTASI KARIR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: BANY IRAWAN NIM: 12500020 Abstraks: Tujuan penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era sekarang ini remaja telah terkontaminasi dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era sekarang ini remaja telah terkontaminasi dengan perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era sekarang ini remaja telah terkontaminasi dengan perkembangan jaman dan teknologi. Perkembangan teknologi tidak berarah keperubahan yang positif malah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja dengan pemenuhan kompetensi diberbagai pengembangan. Pada masa

BAB I PENDAHULUAN. kerja dengan pemenuhan kompetensi diberbagai pengembangan. Pada masa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan yang dapat mendukung pembangunan bangsa dan negara di masa yang akan datang adalah yang mampu mengembangkan segenap potensi yang dimiliki siswa sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia melakukan kegiatan sehari-hari sebagai cara untuk memenuhi kebutuhannya, dimana proses kehidupan manusia terus berjalan dimulai sejak lahir (bayi),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR MEMPENGARUHI MINAT MEMILIH JURUSAN PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 2 GORONTALO SKRIPSI, JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING

ANALISIS FAKTOR MEMPENGARUHI MINAT MEMILIH JURUSAN PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 2 GORONTALO SKRIPSI, JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING 1 ANALISIS FAKTOR MEMPENGARUHI MINAT MEMILIH JURUSAN PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 2 GORONTALO SKRIPSI, JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING nursa.hadi@yahoo.co.id Maryam Rahim, Meiske Puluhulawa, Nursa Hadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi, telah berdampak kepada munculnya bidang-bidang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi, telah berdampak kepada munculnya bidang-bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penulisan Era globalisasi yang ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, telah berdampak kepada munculnya bidang-bidang baru dalam dunia

Lebih terperinci

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application IJGC 3 (2) (2014) Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jbk SURVEI FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT PERENCANAAN KARIR SISWA Ardiatna Wahyu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Siswa sebagai generasi penerus bangsa dituntut untuk bisa mandiri,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Siswa sebagai generasi penerus bangsa dituntut untuk bisa mandiri, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Siswa sebagai generasi penerus bangsa dituntut untuk bisa mandiri, dewasa, dan juga berprestasi maka setiap siswa diharapkan untuk mempersiapkan diri agar dapat menjalankan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian Penelitian dilaksanakan pada akhir November 2015 hingga awal Febuari 2016. Untuk memperoleh data-data yang akurat mengenai kecenderungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif dan dikategorikan sebagai penelitian survei. Furchan (1982) menyatakan bahwa penelitian deskriptif dirancang

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 8 KOTA GORONTALO OLEH : Asni Eksan, Wenny Hulukati, Irvan Usman

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 8 KOTA GORONTALO OLEH : Asni Eksan, Wenny Hulukati, Irvan Usman HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 8 KOTA GORONTALO OLEH : Asni Eksan, Wenny Hulukati, Irvan Usman Abstrak Permasalahan yang menjadi fokus penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari, di seluruh dunia, jutaan orang harus bekerja atau sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari, di seluruh dunia, jutaan orang harus bekerja atau sekolah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap hari, di seluruh dunia, jutaan orang harus bekerja atau sekolah. Beberapa diantaranya mungkin merasa sangat bersemangat dengan pekerjaannya dan selalu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi, Waktu, Populasi dan Sampel Penelitian Pada bagian ini, peneliti akan menguraikan mengenai lokasi, waktu, populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian. 1.

Lebih terperinci

JURNAL PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI SMP PAWYATAN DAHA 2 KEDIRI TAHUN 2016/2017

JURNAL PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI SMP PAWYATAN DAHA 2 KEDIRI TAHUN 2016/2017 JURNAL PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI SMP PAWYATAN DAHA 2 KEDIRI TAHUN 2016/2017 INFLUENCE OF PERENTS ATTENTION AND LEARNING ENVIRONMENT

Lebih terperinci

SURVEI KEPUASAN KERJA GURU PEMBIMBING/ KONSELOR SEKOLAH SMP NEGERI DI KOTAMADYA JAKARTA TIMUR

SURVEI KEPUASAN KERJA GURU PEMBIMBING/ KONSELOR SEKOLAH SMP NEGERI DI KOTAMADYA JAKARTA TIMUR 53 SURVEI KEPUASAN KERJA GURU PEMBIMBING/ KONSELOR SEKOLAH SMP NEGERI DI KOTAMADYA JAKARTA TIMUR Oleh : Ina Abidatul Hasanah 1) Drs. Fahmi Idris, MM. 2) Susi Fitri, S.Pd., Kons., M.Si 3) Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR BAGAN... xi DAFTAR GRAFIK...

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR BAGAN... xi DAFTAR GRAFIK... DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR BAGAN... xi DAFTAR GRAFIK... xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian... 1 B.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan, Metode, dan Desain Penelitian. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan, Metode, dan Desain Penelitian. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kuantitatif. BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan, Metode, dan Desain Penelitian Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan suatu pendekatan yang menghasilkan data hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sarana utama dalam pembentukan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sarana utama dalam pembentukan sumber daya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sarana utama dalam pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sepanjang hidup dan selalu berubah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN METODE PENELITIAN Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yaitu suatu pendekatan ilmiah yang dirancang untuk menjawab pernyataan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS XI SMK

PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS XI SMK PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS XI SMK Emilia Roza (Eroza82@yahoo.com) 1 Muswardi Rosra 2 Ranni Rahmayanthi Z 3 ABSTRACT The objective of this research was

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab V ini dipaparkan hal-hal yang berkenaan dengan simpulan dan rekomendasi penelitian. Simpulan penelitian dikemukakan secara sistematis sesuai dengan pertanyaan penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memasuki era globalisasi, remaja sebagai generasi penerus

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memasuki era globalisasi, remaja sebagai generasi penerus BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Dalam rangka memasuki era globalisasi, remaja sebagai generasi penerus bangsa diharapkan dapat meneruskan pembangunan di Indonesia. Upaya yang dapat dilakukan

Lebih terperinci

PENGARUH TEKNIK JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN SISWA MENGENAI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KELOMPOK IPS DI PERGURUAN TINGGI

PENGARUH TEKNIK JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN SISWA MENGENAI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KELOMPOK IPS DI PERGURUAN TINGGI Pengaruh Teknik Jigsaw Terhadap Pemahaman Siswa Mengenai Faktor-Faktor yang Mempengaruhi... 65 PENGARUH TEKNIK JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN SISWA MENGENAI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KELOMPOK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 44 BAB III METODE PENELITIAN Bab tiga menyajikan rancangan alur penelitian yang dilaksanakan, diawali dengan menentukan desain penelitian yang diterapkan, penyusunan instrumen dan instrumen yang digunakan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dengan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka suatu penelitian sangat memerlukan suatu metode penelitian. Sugiono (009:3) mengemukakan bahwa Metode

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP KEDISIPLINAN KERAPIHAN BERSERAGAM PADA SISWA KELAS XII IPS 1 SMA NEGERI 1 COLOMADU TAHUN PELAJARAN

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP KEDISIPLINAN KERAPIHAN BERSERAGAM PADA SISWA KELAS XII IPS 1 SMA NEGERI 1 COLOMADU TAHUN PELAJARAN PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP KEDISIPLINAN KERAPIHAN BERSERAGAM PADA SISWA KELAS XII IPS 1 SMA NEGERI 1 COLOMADU TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Oleh: DWI ROHMA NPM. 12500037 ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap orang pada umumnya memerlukan lapangan kerja untuk bertahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap orang pada umumnya memerlukan lapangan kerja untuk bertahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap orang pada umumnya memerlukan lapangan kerja untuk bertahan hidup. Di dalam masyarakat secara luas terdapat berbagai jenis pekerjaan, tetapi pekerjaan-pekerjaan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP PEMAHAMAN KEPRIBADIAN SISWA KELAS X UNTUK PERENCANAAN KARIER DI SMK TUNAS HARAPAN JAKARTA

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP PEMAHAMAN KEPRIBADIAN SISWA KELAS X UNTUK PERENCANAAN KARIER DI SMK TUNAS HARAPAN JAKARTA Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Pemahaman Kepribadian Siswa Kelas X... 25 PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP PEMAHAMAN KEPRIBADIAN SISWA KELAS X UNTUK PERENCANAAN KARIER

Lebih terperinci

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application IJGC 3 (1) (2014) Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jbk FAKTOR DETERMINAN KEMAMPUAN PERENCANAAN KARIER SISWA SMA NEGERI SE-KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perencanaan Karir 2.1.1. Pengertian Karir Bekerja merupakan konsep dasar yang menunjuk pada sesuatu yang kita lakukan karena kita menginginkannya dengan harapan dapat kita nikmati.

Lebih terperinci

USAHA YANG DILAKUKAN SISWA DALAM MENENTUKAN ARAH PILIHAN KARIR DAN HAMBATAN-HAMBATAN YANG DITEMUI (Studi Deskriptif terhadap Siswa SMA N 3 Payakumbuh)

USAHA YANG DILAKUKAN SISWA DALAM MENENTUKAN ARAH PILIHAN KARIR DAN HAMBATAN-HAMBATAN YANG DITEMUI (Studi Deskriptif terhadap Siswa SMA N 3 Payakumbuh) Volume 2 Nomor 1 Januari 2013 KONSELOR Jurnal Ilmiah Konseling http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor Info Artikel: Diterima01/01/2013 Direvisi12/01/2013 Dipublikasikan 01/03/2013 hlm. 310-316 USAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aspekkehidupan, hal ini yang menjadi tolak ukur bagi setiap individu dalam

BAB I PENDAHULUAN. aspekkehidupan, hal ini yang menjadi tolak ukur bagi setiap individu dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari kita dituntut untuk lebih maju dalam segala aspekkehidupan, hal ini yang menjadi tolak ukur bagi setiap individu dalam berlomba-lomba

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian Lokasi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian Lokasi Penelitian 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 3.1.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah di SMK Negeri 9 Garut, Jl. Raya Bayongbong Km.7 Desa Panembong Kecamatan

Lebih terperinci

MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PEMANGKASAN RAMBUT DASAR KOMPETENSI KEAHLIAN TATA KECANTIKAN RAMBUT SMK N 3 PAYAKUMBUH

MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PEMANGKASAN RAMBUT DASAR KOMPETENSI KEAHLIAN TATA KECANTIKAN RAMBUT SMK N 3 PAYAKUMBUH MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PEMANGKASAN RAMBUT DASAR KOMPETENSI KEAHLIAN TATA KECANTIKAN RAMBUT SMK N 3 PAYAKUMBUH Sharen Annisa PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA RIAS DAN KECANTIKAN JURUSAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mulyasa (2011) mengemukakan bahwa pendidikan dapat mengembangkan potensi masyarakat, menumbuhkan kemauan, serta membangkitkan nafsu generasi bangsa untuk menggali berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang diinginkan. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang diinginkan. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan terencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. artinya ia akan tergantung pada orang tua dan orang-orang yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. artinya ia akan tergantung pada orang tua dan orang-orang yang berada di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia terlahir dalam keadaan yang lemah, untuk memenuhi kebutuhannya tentu saja manusia membutuhkan orang lain untuk membantunya, artinya ia akan tergantung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN Konseling kelompok dalam penelitian ini adalah konseling kelompok yang diikuti siswa yang sering bermasalah disekolah yang dilakukan oleh ahli

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu mempunyai kepribadian yang berbeda-beda. Menurut Hurlock

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu mempunyai kepribadian yang berbeda-beda. Menurut Hurlock BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap individu mempunyai kepribadian yang berbeda-beda. Menurut Hurlock (1978) mengemukakan konsep diri adalah gambaran yang dimiliki seseorang tentang dirinya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menentukan pilihan karir yang sesuai dengan kepribadian yang dimiliki invididu merupakan hal yang penting untuk diperhatikan. Ginzberg mengemukakan bahwa proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan dalam pemilihan karir. Dengan adanya masalahmasalah

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan dalam pemilihan karir. Dengan adanya masalahmasalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia sepanjang hayatnya berusaha untuk memperoleh kehidupan yang layak sesuai dengan kodrat dan martabat kemanusiaannya, oleh karena itu manusia berhak mendapat

Lebih terperinci

GAMBARAN PERENCANAAN KARIR PADA SISWA KELAS XI DI SMA ISLAM DARUSSALAM BEKASI SELATAN

GAMBARAN PERENCANAAN KARIR PADA SISWA KELAS XI DI SMA ISLAM DARUSSALAM BEKASI SELATAN Gambaran Perencanaan Karir Pada Siswa Kelas XI di SMA Islam Darussalam Bekasi Selatan 13 GAMBARAN PERENCANAAN KARIR PADA SISWA KELAS XI DI SMA ISLAM DARUSSALAM BEKASI SELATAN Arina Khoirun Nisa 1 Dra.

Lebih terperinci

STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO

STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO Oleh: Meilan Ladiku Jurusan Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri Gorontalo

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 46 A. Metode dan Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah memiliki tanggung jawab yang besar membantu siswa agar

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah memiliki tanggung jawab yang besar membantu siswa agar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah memiliki tanggung jawab yang besar membantu siswa agar berhasil dalam belajar.untuk itu sekolah hendaknya memberikan bantuan kepada siswa untuk mengatasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, dimana metode deskriptif ini dilakukan hanya untuk memberikan gambaran yang lebih detail mengenai suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Orientasi karir merupakan salah satu bagian penting dalam upaya untuk membantu siswa

BAB I PENDAHULUAN. Orientasi karir merupakan salah satu bagian penting dalam upaya untuk membantu siswa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Orientasi karir merupakan salah satu bagian penting dalam upaya untuk membantu siswa dalam mengidentifikasi dan menemukan karir yang sesuai dengan kebutuhan

Lebih terperinci

PEMAHAMAN KARIR MELALUI DISKUSI KELOMPOK PADA SISWA KELAS VI SDN 01 KALIDERES JAKARTA BARAT

PEMAHAMAN KARIR MELALUI DISKUSI KELOMPOK PADA SISWA KELAS VI SDN 01 KALIDERES JAKARTA BARAT 94 Pemahaman Karir Melalui Diskusi Kelompok Pada Siswa Kelas VI SDN 01 Kalideres Jakarta Barat PEMAHAMAN KARIR MELALUI DISKUSI KELOMPOK PADA SISWA KELAS VI SDN 01 KALIDERES JAKARTA BARAT Sarkum Saputra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dua dasawarsa terakhir ini, perubahan yang terjadi dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dua dasawarsa terakhir ini, perubahan yang terjadi dalam berbagai BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Dalam dua dasawarsa terakhir ini, perubahan yang terjadi dalam berbagai sektor kehidupan semakin pesat, sebagai dampak dari faktor kemajuan di bidang teknologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan adalah data kuantitatif, yaitu pendekatan yang

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan adalah data kuantitatif, yaitu pendekatan yang BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pada penelitian ini digunakan adalah data kuantitatif, yaitu pendekatan yang menggunakan data yang dikualifikasikan dan menganalisisnya dengan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA KELAS XII SMK AHMAD YANI JABUNG

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA KELAS XII SMK AHMAD YANI JABUNG 1 HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA KELAS XII SMK AHMAD YANI JABUNG Muhammad Antos Riady Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang PENDAHULUAN

Lebih terperinci

Oleh : Nina Martina Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Galuh Jln. R.E. Martadinata No.150 Ciamis. Abstrak

Oleh : Nina Martina Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Galuh Jln. R.E. Martadinata No.150 Ciamis. Abstrak PENGARUH PENGAMBILAN KEPUTUSAN OLEH KEPALA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI DI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PENDIDIKANKECAMATAN CIPAKU KABUPATEN CIAMIS Oleh : Nina Martina Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEBIASAAN BELAJAR DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 27 BATAM

HUBUNGAN KEBIASAAN BELAJAR DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 27 BATAM HUBUNGAN KEBIASAAN BELAJAR DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 27 BATAM Nina Agustyaningrum 1), Silfia Suryantini 2) 1 Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah metode Penelitian 50 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah metode Penelitian dan Pengembangan (Research and Development). Adapun pendekatan yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang sangat pesat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang sangat pesat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang sangat pesat membawa perubahan bagi pola kehidupan manusia. Saat ini, hampir semua pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

GAMBARAN KEMATANGAN KARIR SISWA DI SMK MUSIK PERGURUAN CIKINI

GAMBARAN KEMATANGAN KARIR SISWA DI SMK MUSIK PERGURUAN CIKINI Gambaran Kematangan Karir Siswa di SMK Musik Perguruan Cikini 137 GAMBARAN KEMATANGAN KARIR SISWA DI SMK MUSIK PERGURUAN CIKINI Vika Rusmania 1 Dra. Indira Chanum Chalik, M.Psi. 2 Herdi, M.Pd. 3 Abstrak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yaitu suatu pendekatan yang memungkinkan dilakukannya pencatatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Perkembangan pendidikan tanpa

I. PENDAHULUAN. kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Perkembangan pendidikan tanpa I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Peranan bimbingan dan konseling dalam dunia pendidikan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Perkembangan pendidikan tanpa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cita-cita bangsa Indonesia yang disebutkan dalam Pembukaan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan suatu pendekatan yang memungkinkan dilakukan

Lebih terperinci

Titis Fitri Putri Astuti ( ) Pembimbing : Dra. Sri Hartini, M.Pd. Prodi BK FKIP UNISRI ABSTRAK

Titis Fitri Putri Astuti ( ) Pembimbing : Dra. Sri Hartini, M.Pd. Prodi BK FKIP UNISRI ABSTRAK 1 HUBUNGAN ANTARA PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS XI-MIA SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Titis Fitri Putri Astuti (11500048) Pembimbing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewi Melati, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewi Melati, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Cara individu dalam memenuhi kebutuhannya menunjukkan adanya keragaman pola penyesuaian. Individu adalah mahkluk yang unik dan dinamik, tumbuh dan berkembang,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Laboratorium Percontohan UPI Bandung. Alasan pemilihan lokasi penelitian yakni belum tersedianya suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengembangan sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengembangan sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu isue dalam rangka menghadapi era globalisasi, baik persiapan jangka pendek sesuai AFTA 2003 maupun persiapan

Lebih terperinci

ANALISIS PELAKSANAAN EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 1 KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO OLEH : MUHAMMAD GUFRAN LAHIYA

ANALISIS PELAKSANAAN EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 1 KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO OLEH : MUHAMMAD GUFRAN LAHIYA ANALISIS PELAKSANAAN EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 1 KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO OLEH : MUHAMMAD GUFRAN LAHIYA Jurusan Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri Gorontalo Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari hidup manusia dalam menghadapi berbagai masalah untuk pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN. dari hidup manusia dalam menghadapi berbagai masalah untuk pemenuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia terlibat dengan banyak hal, dari yang sepele sampai yang kompleks. Pengambilan keputusan merupakan bagian dari hidup manusia dalam

Lebih terperinci

HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL FACEBOOK

HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL FACEBOOK JURNAL HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL FACEBOOK DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KARANGREJO TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2015/2016 THE RELATION INTENSITY OF FACEBOOK

Lebih terperinci

Tyas Siti Syarifah ( ) Pembimbing :Lydia Ersta K. Prodi BK FKIP UNSIRI ABSTRAK

Tyas Siti Syarifah ( ) Pembimbing :Lydia Ersta K. Prodi BK FKIP UNSIRI ABSTRAK 1 HUBUNGAN ANTARA PELAKSANAAN BIMBINGAN KARIER DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MEMILIH JURUSAN DI PERGURUAN TINGGI PADA SISWA KELAS XI IPS DI MAN 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Tyas Siti Syarifah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rentangan usia remaja. Pada jenjang ini, remaja berada pada masa untuk

BAB I PENDAHULUAN. rentangan usia remaja. Pada jenjang ini, remaja berada pada masa untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Siswa Sekolah Menengah Atas adalah siswa yang berada pada rentangan usia remaja. Pada jenjang ini, remaja berada pada masa untuk memasuki dunia pendidikan tinggi yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah dan menguji penyelesaian masalah secara sistematis. mampu tampil dan berperilaku dengan penuh keyakinan.

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah dan menguji penyelesaian masalah secara sistematis. mampu tampil dan berperilaku dengan penuh keyakinan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak ke masa dewasa. Masa remaja juga diartikan sebagai masa dimana seseorang menunjukkan tanda-tanda pubertas berlanjut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyenangkan. Apalagi pada masa-masa sekolah menengah atas. Banyak alasan. sosial yang bersifat sementara (Santrock, 1996).

BAB I PENDAHULUAN. menyenangkan. Apalagi pada masa-masa sekolah menengah atas. Banyak alasan. sosial yang bersifat sementara (Santrock, 1996). BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Banyak orang mengatakan masa-masa sekolah adalah masa yang paling menyenangkan. Apalagi pada masa-masa sekolah menengah atas. Banyak alasan pembahasan mengenai masa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis sampai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis sampai dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan rangkaian sistematis dari penjelasan secara rinci tentang keseluruhan rencana penelitian mulai dari perumusan masalah, tujuan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMK-PPN Lembang, yang bertempat di Jl. Tangkuban Parahu Km.3 Desa Cilumber Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

Lebih terperinci