BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dipergunakan beberapa waktu kemudian (Atkinson dkk, 2000). Tulving dan Craik

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dipergunakan beberapa waktu kemudian (Atkinson dkk, 2000). Tulving dan Craik"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Memori Pengertian Memori Memori atau daya ingat adalah kemampuan individu untuk menyimpan informasi dan informasi tersebut dapat dipanggil kembali untuk dapat dipergunakan beberapa waktu kemudian (Atkinson dkk, 2000). Tulving dan Craik (2000) mendefinisikan memori sebagai kemampuan untuk mengingat peristiwa masa lalu dan membawa fakta belajar dan ide-ide kembali ke pikiran. Memori secara fisiologis adalah hasil dari perubahan kemampuan penjalaran sinaptik dari satu neuron ke neuron berikutnya, sebagai akibat dari aktivitas neural sebelumnya (Guyton & Hall, 2008) Tahapan Memori Memori memiliki tiga tahap, yaitu register sensorik, memori jangka pendek, dan memori jangka panjang (Model Atkinson dan Shiffrin, 1971 dalam Wade & Travis, 2007). Semua informasi baru yang diterima indra harus menjalani pemberhentian singkat di register sensorik yaitu gerbang masuk ke dalam memori. Register sensorik menahan informasi dengan tingkat akurasi tinggi, hingga dipilih informasi yang perlu diperhatikan atau tidak. Informasi selanjutnya dikirim ke memori jangka pendek. Memori jangka pendek ialah kemampuan seseorang untuk mengingat kembali hal atau informasi yang diberitahukan beberapa detik 9

2 10 sebelumnya. Informasi yang tidak cepat dikirim ke memori jangka pendek akan menghilang selamanya (Wade & Travis, 2007). Menurut perkiraan beberapa individu, memori jangka pendek (short-term memory) hanya mampu menyimpan informasi selama sesaat, kira-kira selama 30 detik, meski beberapa ilmuwan berpendapat bahwa interval waktu maksimum dapat meningkat menjadi beberapa menit dalam beberapa tugas tertentu. Dalam memori jangka pendek, informasi tidak berbentuk kesan sensorik harafiah, melainkan diubah menjadi bentuk penyandian, seperti dalam bentuk kata atau frase. Materi ini kemudian dikirim ke memori jangka panjang, atau jika tidak dikirim memori ini akan menghilang untuk selamanya (Wade & Travis, 2007). Riset lain menyatakan bahwa memori jangka pendek digunakan bukan hanya dalam masalah numerik tetapi juga dalam seluruh masalah kompleks yang sering dihadapi termasuk dalam kegiatan berbahasa. Karena alasan ini, memori jangka pendek sering disebut sebagai memori kerja (working memory) dan mengkonseptualisasikannya sebagai semacam papan tulis dimana pikiran melakukan perhitungan dan menuliskan hasil parsialnya untuk digunakan kemudian (Atkinson dkk, 2000). Baddeley, 1992 (dalam Wade & Travis, 2007) mengemukakan suatu model memori kerja (working memory) dari memori jangka pendek yang terdiri dari tiga komponen, yaitu: 1). Putaran fonologis (phonological loop) yang berisi penyimpanan fonologis dan proses alkulatoris, yang merupakan kemampuan mengingat informasi sebanyak yang dapat diulangi dalam durasi terbatas.

3 11 2). Alas sketsa visuospasial (visuospatial sketchpad) yang memiliki kemiripan dengan putaran fonologis, namun berperan dalam mengendalikan kinerja visual dan spasial, yakni yang meliputi tindakan mengingat bentuk dan ukuran atau mengingat kecepatan dan arah objek yang bergerak. 3). Eksekutif sentral (central executive) berperan dalam menentukan informasi yang harus diperhatikan, diabaikan atau digabungkan. Tahap ketiga adalah memori jangka panjang, yang meliputi kapasitas penyimpanan yang tidak terbatas, informasi disimpan beberapa menit dan beberapa tahun atau bahkan puluhan tahun sampai seumur hidup. Informasi dari memori jangka panjang dapat kembali lagi ke memori jangka pendek untuk digunakan. Tulving, 1985 (dalam Wade & Travis, 2007) mengemukakan tiga jenis memori jangka panjang, yaitu: 1). Memori prosedural merupakan memori mengenai cara melakukan sesuatu, seperti mengetahui cara menyisir rambut, menggunakan pensil, menjahit, atau berenang. 2). Memori semantik merupakan representasi internal dari dunia di sekitar dan tidak bergantung pada berbagai macam konteks. Memori semantik meliputi fakta, peraturan dan konsep unsur-unsur yang mendasari pengetahuan umum. Contoh: saat seseorang menjelaskan konsep kucing berdasarkan memori semantik, dapat dijelaskan kucing sebagai mamalia mungil yang berbulu, makan, berkeliaran. Seseorang dapat menjelaskan

4 12 dengan runtut dan tidak mengetahui kapan dan bagaimana pertama kali mempelajari informasi tersebut. 3). Memori episodik merupakan representasi internal dari sebuah peristiwa yang dialami secara lansung. Contoh: saat seseorang mengingat kala kucing mengejutkannya di tengah malam dengan melompat keranjangnya, orang tersebut telah memanggil kembali memori episodik. Memori jangka panjang efektif dalam menyimpan memori prosedural dan semantik namun kurang efektif dalam menyimpan memori episodik. Hal ini terjadi karena struktur fisik dari informasi (memori episodik) telah dilupakan sejak didalam memori jangka pendek. Kemerosotan dalam memori episodik, sering menimbulkan perubahan-perubahan dalam kehidupan orang tua. Misalnya, seseorang yang memasuki masa pensiun, yang mungkin tidak lagi menghadapi bermacam-macam tantangan penyesuain intelektual sehubungan dengan pekerjaan, dan mungkin lebih sedikit menggunakan memori atau bahkan kurang termotivasi untuk mengingat berbagai hal, jelas akan mengalami kemunduran dalam memorinya. Untuk itu, latihan menggunakan bermacam-macam strategi mnemonic (strategi penghafalan) bagi orang tua, tidak hanya memungkinkan dapat mencegah kemunduran memori jangka panjang, melainkan sekaligus memungkinkan dapat meningkatkan kekuatan memori mereka (Desmita, 2010). Proses mengingat dan lupa tidak terlepas dari proses belajar dan mengingat. Kedua proses ini tidak dapat dipisahkan dan merupakan kunci keberhasilan dalam proses kehidupan. Orang yang dapat mengingat dengan baik umumnya memiliki kemampuan belajar yang baik pula (Walgito, 2004)

5 Pemrosesan Informasi dalam Memori Ada tiga proses pengolahan informasi yang dilakukan di dalam memori (Wade & Travis, 2007), yaitu, encoding, merupakan proses yang bertujuan untuk mengubah informasi menjadi bentuk yang dapat diproses dan digunakan oleh otak. Tahap ini melibatkan alat indera untuk mempersepsi stimulus yang masuk. Dalam proses ini dibutuhkan perhatian. Seseorang bisa memasukkan pengalamannya baik secara sengaja atau tidak sengaja. Pengalaman yang sengaja misalnya ilmu pengetahuan, sedangkan pengalaman yang tidak disengaja misalnya pengalaman yang terjadi sehari-hari. Tahap kedua adalah storage, yaitu menyimpan pengalaman yang telah dipersepsikan, sehingga suatu saat dapat ditimbulkan kembali. Pengalaman yang sudah dipersepsikan tadi akan meninggalkan jejak dimemori sebagai memory traces yang disimpan dalam ingatan. Memory traces bisa hilang ataupun rusak karena proses lupa. Sehingga memory traces tidak sepenuhnya bisa bertahan dalam ingatan. Tahap ketiga adalah retrieval. Menimbulkan kembali pengalaman yang sudah disimpan dalam memori sehingga dapat digunakan dalam kehidupan seharihari. Proses ini bisa dilakukan dengan mengingat kembali (recall) atau mengenal kembali (recognize) (Ghasani, 2009). Mengenal kembali menunjukkan hasil yang lebih baik daripada mengingat kembali. Mengingat kembali menuntut seseorang untuk bekerja dua kali, yaitu membangkitkan kembali informasi yang mungkin sesuai, atau mengenalinya sebagai informasi yang sebelumnya sudah disimpan. Sedangkan mengenal kembali, informasi yang akan dipanggil akan langsung

6 14 dikenali melalui penelusuran isyarat terhadap pilihan item yang disajikan (Walgito, 2004 dalam Supardi, 2012) Faktor-faktor Yang Terkait Dengan Memori 1) Usia Aspek intelegensi, memori, dan bentuk-bentuk lain dari fungsi mental menurun seiring bertambahnya usia. Secara alamiah, penurunan daya ingat umumnya karena beberapa sel otak terutama sel dentate gyrus yang berangsur-angsur mulai mati, juga karena berkurangnya daya elastisitas pembuluh darah. Sel otak yang mulai mati tersebut tidak akan mengalami regenerasi, sehingga hal ini yang menyebabkan seseorang menjadi mudah lupa (Wade & Travis, 2007). 2) Jenis kelamin Faktor jenis kelamin mempengaruhi ingatan seseorang dimana wanita diduga lebih cenderung untuk menjadi pelupa. Hal ini disebabkan karena pengaruh hormonal, stres yang menyebabkan ingatan berkurang dan akhirnya mudah lupa (Susanto dkk, 2009). 3) Aktivitas fisik dan olahraga Menurut Susanto, dkk (2009), meningkatkan daya ingat dapat dilakukan dengan olahraga ringan secara teratur, seperti jalan santai, jogging, berenang, bersepeda, dan lain-lain. Selain membuat tubuh bugar, olahraga juga dapat meningkatkan kemampuan otak untuk membangun sel-sel baru. Hal ini disebabkan karena olahraga bisa membantu sirkulasi darah ke seluruh tubuh, termasuk otak sehingga

7 15 suplai nutrisi dan oksigen menuju otak akan terdistribusi dengan baik, hasilnya dapat meningkatkan daya ingat dan meminimalkan penurunan daya ingat. Penelitian yang dilakukan oleh Susanto, dkk (2009) menyatakan bahwa wanita dewasa (usia rata-rata 23 tahun) setelah olahraga ringan (jogging) selama tujuh hari, memori jangka pendek meningkat dengan rerata presentase skor 52,27. Sesudah melakukan olahraga terjadi vasodilatasi pembuluh darah dan peningkatan denyut jantung, sehingga sirkulasi darah mencapai seluruh tubuh, termasuk otak. Dengan adanya peningkatan sirkulasi darah, maka suplai nutrisi dan oksigen juga lancar, fungsi otak optimal, dan akhirnya kemampuan daya ingat/memori jangka pendek meningkat. 4) Stres dan depresi Stress dan kecemasan di lain pihak akan semakin menutup pintu masuk memori di dalam otak. Depresi dalam berbagai derajadnya saat ini diderita masyarakat, terutama masyarakat perkotaan. Depresi sangat potensial mengganggu konsentrasi maupun minat seseorang sehingga berpotensi menimbulkan gejala mudah lupa. Saat stres, hipotalamus akan melepaskan pesan-pesan kimiawi yang berhubungan dengan kelenjar pituitary. Selanjutnya pesan-pesan tersebut dikirim ke korteks adrenal untuk mengeluarkan kortisol (Wade & Travris, 2007). Kortisol akan menghambat fungsi hipokampus yang sangat berperan dalam pembentukan memori. Hipokampus adalah bagian dari sistem limbik yang berperan penting dalam pemrosesan dan penguatan memori jangka pendek menjadi memori jangka panjang. Stres

8 16 yang berkepanjangan menyebabkan hilangnya neuron pada hipokampus dan akhirnya mengakibatkan kerusakan memori (Rossman,2010). 5) Kondisi lingkungan Kondisi lingkungan yang tidak kondusif dapat menggangu pencapaian informasi, misalnya kebisingan, ruang yang gelap dan panas (Asih, 2013). Situasi bising pada hakekatnya merupakan polutan suara yang ternyata berpengaruh terhadap memori jangka pendek. Ini diperkuat oleh penelitian Bhinnety (1993) yang dilakukan untuk mengkaji pengaruh berbagai intensitas kebisingan (70 db, 85 db, dan 95 db) terhadap memori jangka pendek para siswa sekolah dasar di Yogyakarta. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi intensitas kebisingan, maka akan semakin menurun memori jangka pendek (Bhinnety, 2008). 6) Nutrisi Otak adalah organ pertama dari tubuh yang menyerap nutrisi dari makanan yang kita santap sehari-hari. Untuk itulah, penting artinya memberikan asupan nutrisi yang tepat. Upaya ini akan sangat membantu pertumbuhan dan perkembangan fungsi otak agar maksimal (Misbahatori, 2013). Menurut Perretta (2008), nutrisi penting dibawa dalam darah yang diperlukan oleh otak agar dapat melakukan berbagai aktivitas. Otak mendapat pasokan darah berupa aliran darah konstan yang membawa neurorutrient (nutrisi penting untuk saraf), seperti asam

9 17 amino, vitamin, dan mineral. Neuronutrient bersama oksigen dan glukosa akan menyediakan energi untuk otak. Energi yang diperlukan untuk bahan bakar otak, untuk merawat kesehatan sel saraf, dan untuk neurotransmitter diperoleh dari makanan yang kita konsumsi. Neuron harus mendapatkan makanan agar mampu membawa pesan yang kuat dan jelas. Seluruh sistem saraf juga memerlukan banyak bahan bakar untuk melakukan berbagai kegiatan. Salah satu nutrisi bagi otak adalah karbohidrat. Karbohidrat ditemukan dalam biji-bijian, buah dan sayuran. Melalui proses pencernaan, karbohidrat dipecah menjadi gula disebut glukosa. Glukosa memasok sumber energi utama bagi otak (Perretta, 2008). Glukosa sangat terlibat dalam mekanisme daya ingat kognitif (memory) seseorang, meskipun tidak mempengaruhi tingkat kecerdasan (Korol, 1998 dalam Amy, 2008). Nutrisi yang tepat akan membuat otak bekerja dengan maksimal. Tercukupinya nutrisi untuk otak akan mampu merangsang pertumbuhan sel-sel otak, sekaligus untuk meningkatkan memori dan kemampuan untuk berkonsentrasi (Melinda, 2012) Memori Pada Usia Dewasa Tengah Hurlock (2004) menyatakan bahwa istilah dewasa (adult) berasal dari bahasa latin adultus yang berarti telah tumbuh menjadi kekuatan dan ukuran yang sempurna atau telah menjadi dewasa. Orang dewasa adalah individu yang telah

10 18 menyelesaikan pertumbuhan fisiknya dan telah siap menerima kedudukan dalam masyarakat. Usia dewasa tengah (Middle adulthood) disebut sebagai periode perkembangan yang dimulai kira-kira tahun hingga memasuki usia 59an tahun (Santrock, 1998). Aspek kognitif yang terlihat menurun pada masa dewasa tengah ini adalah daya ingat/memori. Beberapa hal menyebabkan memori menurun. Menurut penelitian Craik, 1997 (dalam Tulving & Craik, 2000) ditemukan bahwa memori menurun pada usia dewasa tengah (35-59 tahun). Hal ini terjadi ketika memori jangka pendek (short term memory) lebih jarang digunakan dibanding memori jangka panjang (long term memory). Sebelum informasi yang akan disimpan dalam jangka waktu yang lama akan melalui tahapan memori jangka pendek (Ghasani, 2009). Memori juga cenderung menurun ketika informasi yang coba diingat kembali adalah informasi yang disimpan baru-baru ini atau tidak sering digunakan. Akhirnya, memori cenderung menurun jika mengingat (recall) lebih sering daripada mengenali (recognize) (Poon,1989). Kapasitas memori jangka pendek sangat bergantung pada usia. Semakin tinggi usia, semakin besar kapasitas memori ini. Pada usia tiga tahun, seorang anak memiliki satu kapasitas memori jangka pendek. Pada usia dewasa (minimal 15 tahun), kapasitas ini mencapai tujuh (± dua) (Hadianto, 2007). Jadi memori jangka pendek pada usia dewasa mempunyai kapasitas yang terbatas yaitu lima sampai sembilan item informasi (Miller, 1956 dalam Nur, 1998) yaitu hanya bisa

11 19 berpikir antara lima sampai sembilan hal yang berbeda selama kurang lebih 15 hingga 30 detik. Sebuah studi yang dilakukan oleh Gregoire dan Van der Linden pada tahun 1997 mengamati penurunan bertahap di kemampuan mengingat memori baik rentang memori maju dan rentang memori mundur antara usia 20 dan 70 tahun dengan kapasitas rentang memori mundur menjadi sedikit kurang dari kapasitas rentang memori maju, tetapi menurun pada tingkat yang sama; penurunan ini tidak menjadi signifikan secara statistik, namun sampai setelah usia 70 tahun, penurunan di kedua rentang memori maju dan mundur menjadi lebih jelas Tes Memori Untuk mengukur intelegensi dewasa dan lansia, para peneliti sering kali menggunakan Wechsler Adult Intelligence Scale (WAIS). Tes Wechsler Adult Intelligence Scale (WAIS) adalah skala inteligensi Wechsler yang standar untuk mengukur potensi inteligensi subjek dewasa usia 16 tahun sampai 75 tahun atau lebih, yang penyajiannya secara individual. WAIS mengukur dua aspek kemampuan potensial subjek yaitu aspek verbal dan aspek performance. Salah satu aspek verbal yaitu mengukur Working Memory Index (WMI) dengan test digit-span. Tes ini dapat digunakan untuk berbagai instansi. Peneliti menilai memori jangka pendek dengan meminta seseorang mengulang rangkaian angka, baik dalam urutan depan maupun terbalik (digit span forward & backward) (Papalia, 2008). Reliabilitas WAIS 0,93 dan telah banyak digunakan pada berbagai pengukuran termasuk pengukuran working memory (Gatlin, 2012). Tes

12 20 Angka Maju dan Angka Mundur diberikan secara terpisah. Angka-angka dikatakan dengan jarak satu detik dan tidak boleh dikelompok-kelompokkan. Seri atau rangkaian menunjukkan banyaknya angka pada tiap soal. Wechsler Adult Intelligene Scale merupakan suatu alat ukur inteligensi yang dirancang khusus bagi orang dewasa oleh Wechsler pada tahun 1955, kemudian direvisi dan diterbitkan pada tahun 1981 (Fudyartanta, 2004). 1) Tes Angka Maju (Digit Span Forward Test) Mulai dengan Percobaan I dari seri ke-tiga untuk semua subjek. Dalam tiap seri, sebutkan angka secara acak dan bila sudah selesai minta subjek mengulang angka yang telah disebutkan dari urutan depan. Dalam tiap-tiap seri, bilamana subjek menirukan Percobaan I dengan benar, lanjutkan dengan seri selanjutnya. Bila subjek gagal dalam Percobaan I berikan Percobaan II pada seri yang sama, kemudian lanjutkan ke seri berikutnya bila subjek berhasil. Percobaan II dari suatu seri hanya diberikan bilamana subjek gagal dalam Percobaan I. Hentikan sesudah gagal kedua percobaan dalam satu rangkaian. Nilai adalah jumlah angka dalam seri terpanjang yang dikatakan kembali tanpa salah dalam Percobaan I dan Percobaan II. Nilai tertinggi : sembilan

13 21 Tabel 2.1. Seri Percobaan I dan II Tes Angka Maju Seri Percobaan I Percobaan II ) Tes Angka Mundur (Digit Span Backward Test) Mulai dengan menyuruh subjek untuk mengulang tiga angka yang telah disebutkan dari urutan belakang, apabila subjek berhasil lanjutkan dengan Percobaan I dengan seri tiga angka. Bilamana subjek tidak menjawab dengan benar atau tidak mengerti, berikan jawaban yang benar dan contoh lain. Dalam tiap seri, sebutkan angka secara acak dan bila sudah selesai minta subjek mengulang angka yang telah disebutkan dari urutan belakang. Dalam tiap-tiap seri, bilamana subjek menirukan Percobaan I dengan benar, lanjutkan dengan seri selanjutnya. Bila subjek gagal dalam Percobaan I berikan Percobaan II pada seri yang sama, kemudian lanjutkan ke seri berikutnya bila subjek berhasil. Percobaan II dari suatu seri hanya diberikan bilamana subjek gagal dalam Percobaan I. Hentikan sesudah gagal kedua percobaan dalam satu rangkaian. Nilai adalah jumlah angka dalam seri terpanjang yang dikatakan kembali tanpa salah dalam Percobaan I dan Percobaan II. Nilai tertinggi : delapan

14 22 Tabel 2.2. Seri Percobaan I dan II Tes Angka Mundur Seri Percobaan I Percobaan II Jumlah nilai untuk tes Rentangan Angka ialah jumlah angka-angka pada Angka Maju dan Angka Mundur yang diucapkan tanpa salah. Nilai tertinggi : 17 Untuk mengetahui tingkat memori jangka pendek pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol, peneliti membaginya menjadi tiga kategori: tinggi, sedang, dan rendah. Norma penggolongan dan batasan nilai menggunakan rata-rata skor memori jangka pendek dan standar deviasi seperti rumus tabel 2.3. Tabel 2.3. Penggolongan dan batasan nilai No Kategori Interval nilai 1 Tinggi X > Mean + 1 SD 2 Sedang Mean 1 SD X Mean + 1 SD 3 Rendah X < Mean 1 SD Sumber : Riwidikdo, 2010

15 Cara Meningkatkan Memori 1) Olahraga Penelitian yang dilakukan oleh Susanto, dkk (2009) menyatakan bahwa wanita dewasa (usia rata-rata 23 tahun) setelah olahraga ringan (jogging) selama tujuh hari, memori jangka pendek meningkat dengan rerata presentase skor 52,27. Sesudah melakukan olahraga terjadi vasodilatasi pembuluh darah dan peningkatan denyut jantung, sehingga sirkulasi darah mencapai seluruh tubuh, termasuk otak. Dengan adanya peningkatan sirkulasi darah, maka suplai nutrisi dan oksigen juga lancar, fungsi otak optimal, dan akhirnya kemampuan daya ingat/memori jangka pendek meningkat. 2) Brain Gym Penelitian yang dilakukan oleh Festi (2010) menyatakan bahwa orang tua (usia rata-rata 60 tahun) setelah melakukan brain gym dua kali sehari yakni menjelang dan setelah bangun tidur dengan durasi ± 15 menit, fungsi kognitif meningkat 70%. Gerakan-gerakan pada brain gym memberikan rangsangan pada otak sehingga mampu meningkatkan kemampuan kognitif (kewaspadaan, konsentrasi, belajar, memori, pemecahan masalah dan kretifitas). 3) Terapi Nutrisi Buah Pisang Penelitian yang dilakukan oleh Sari (2013) menyatakan bahwa anak usia tahun setelah mendapatkan terapi nutrisi buah pisang selama tiga hari, skor memori jangka pendek pada kelompok

16 24 perlakuan meningkat dari rata-rata 3,72 menjadi rata-rata 5,22. Untuk melakukan aktivitasnya, otak memerlukan energi berupa glukosa. Gula pisang merupakan gula buah, yaitu fruktosa yang mempunyai indek glikemik lebih rendah dibandingkan dengan glukosa, sehingga cukup baik sebagai penyimpan energi karena sedikit lebih lambat dimetabolisme. 2.2 Buah Pisang Ambon Pisang Ambon Pisang adalah nama umum yang di berikan pada tumbuhan terna raksasa berdaun besar memanjang dari suku Musacea. Pisang ambon menurut ahli sejarah berasal dari daerah Asia Tenggara termasuk juga Indonesia (Roedyarto, 1997). Tumbuhan pisang kemudian menyebar ke Afrika (Madagaskar), Amerika Selatan dan Amerika Tengah. Iklim tropis yang sesuai serta kondisi tanah yang mengandung humus cukup tinggi membuat tumbuhan pisang sangat cocok dan tersebar luas di Indonesia. Saat ini, hampir seluruh wilayah Indonesia merupakan daerah penghasil pisang. Tumbuhan pisang tumbuh di daerah tropis maupun sub tropis (Mikasari, 2004). Pisang ambon merupakan pisang jenis pisang dengan nama spesies Musa paradisiaca var. sapientum. Keunggulan pisang ambon dibandingkan dengan pisang jenis lain adalah pada rasa buah yang manis saat sudah matang dan beraroma harum karena mengandung komponen senyawa ester seperti isoamil asetat yang khas untuk aroma pisang (Tressl & Jennings, 1972). Pisang ambon adalah pisang yang paling disukai karena memiliki rasa yang lebih manis, tekstur

17 25 yang lebih enak dan aroma yang lebih tajam jika dibandingkan dengan pisang yang dapat dimakan secara langsung lainnya. Sejauh ini tidak ada efek samping yang ditimbulkan dengan mengonsumsi pisang ambon (Almatsier, 1996 dalam Tryastuti, 2012). Kusumo dan Farid (1994) menjelaskan bahwa pisang ambon termasuk pada kelompok triploid (AAA). Warna kulit buah pisang ambon lumut pada waktu matang hijau atau hijau kekuningan dengan bintik colat kehitaman. Warna daging buahnya putih kemerahan dan lunak. Rasanya manis dan enak, aromanya juga kuat. Berat setiap tandannya 15 sampai 18 kg terdiri dari delapan sampai 12 sisir dan setiap sisirnya terdiri dari 20 buah. Ukuran buah 15 sampai 20 cm dengan diameter tiga sampai tiga koma lima cm Taksonomi Buah Pisang Ambon Taksonomi buah pisang ambon adalah sebagai berikut: Kingdom Subkingdom Divisi Kelas Subkelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Tracheobionta : Magnoliophyta : Liliopsida : Commelinidae : Zingiberales : Musaceae : Musa : Musa paradisiacal var. Sapientum

18 Kandungan Gizi Buah Pisang Ambon Pisang memiliki nilai gizi yang baik karena mengandung komponen karbohidrat yang tinggi sehingga dapat menyediakan energi sekitar 136 kalori untuk setiap 100 gram. Buah pisang juga mengandung beberapa mikronutrisi seperti vitamin C, vitamin B dan mineral kalium, magnesium, fosfor, besi dan kalsium (Kusumo & Farid 1994). Mineral utama pada buah pisang adalah kalium. Kalium bermanfaat untuk memicu kerja otot dan simpul saraf. Kalium yang tinggi juga memperlancar pengiriman oksigen ke otak dan menjaga keseimbangan cairan di dalam tubuh. Sehingga konsumsi makanan yang tinggi kalium akan membuat tubuh terasa lebih segar (Debi, 2013). Buah pisang ambon memiliki kandungan kalium lebih tinggi dan natrium lebih rendah dibandingkan dengan buah pisang lainnya, dalam 100 gram pisang ambon mengandung 435 mg kalium dan hanya 18 mg natrium (Almatsier, 1996 dalam Tryastuti, 2012). Kandungan kalium pada pisang dapat membantu mengurangi risiko kanker ginjal. Penelitian pada wanita Swedia berusia tahun menemukan bahwa, dari semua buah yang dikonsumsi, pisang memberikan perlindungan terbesar terhadap kanker ginjal. Wanita makan pisang empat sampai enam kali seminggu menurunkan risiko kanker ginjal 40 % dibandingkan dengan mereka yang tidak makan buah pisang (Rashidkhani, 2005). Buah pisang mengandung karbohidrat yang menjadi sumber energi instan dan bermanfaat dalam menyediakan kebutuhan kalori sesaat. Selain tidak butuh proses pencernaan lama (10-45 menit), buah segar menyediakan sumber energi siap pakai. Pisang menyediakan energi sedikit lebih lambat dibandingkan dengan

19 27 gula pasir dan sirup, tetapi lebih cepat dari nasi, biskuit, dan sejenis roti (Hernawan, 2012). Komposisi daging kimia buah pisang mengandung gula reduksi. Gula reduksi merupakan golongan gula (karbohidrat) yang dapat mereduksi senyawa-senyawa penerima elektron, seperti glukosa dan fruktosa. Ada tiga macam gula alami dalam pisang, yaitu sukrosa, fruktosa, dan glukosa. Ketiga zat ini dapat memberikan energi pada tubuh serta membantu aktivitas otak (Damayanti, 2013). Fruktosa merupakan gula utama yang ditemukan dalam buah, namun dalam bentuk ini, fruktosa juga disertai dengan serat, nutrisi lain, serta enzim-enzim yang membuatnya mudah dicerna tanpa menurunkan kadar mineral atau menaikan level gula darah (Nisa, 2012). Pada beberapa literatur dijelaskan bahwa kandungan gula reduksi seperti glukosa dan fruktosa pada buah-buahan umumnya akan meningkat selama pertumbuhan dan pendewasaan sel. Kenaikan tersebut tidak terjadi terus, melainkan kemudian menurun setelah atau sesaat memasuki fase pemasakan dan akhirnya mengalami pembusukan (Santoso, 2011). Komposisi kimia daging buah pisang ambon matang dalam 100 gram dapat dilihat pada tabel 2.4. Tabel 2.4. Komposisi Kimia Daging Buah Pisang Ambon Matang dalam 100 gram Kandungan Buah Pisang Ambon Kadar gula 88,28% Gula reduksi (glukosa & 5,44% fruktosa) Pati 0,84% Protein 0,68% Pectin 0,93% Protopektin 0,21% Lemak 0,53% Serat kasar 1,28% Abu 1,33% Sumber: Stover, 1987 dalam Noor, 2007

20 Hubungan Konsumsi Buah Pisang Ambon terhadap Memori Jangka Pendek Setiap orang dianjurkan mengkonsumsi makanan yang cukup mengandung energi, agar dapat hidup dan melaksanakan kegiatan sehari-hari seperti bekerja, belajar, berolahraga, berekreasi, kegiatan sosial dan kegiatan yang lain. Kebutuhan energi dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi makanan sumber karbohidrat, protein dan lemak (Hardinsyah & Martianto, 1992). Salah satu nutrisi bagi otak adalah karbohidrat. Karbohidrat ditemukan dalam biji-bijian, buah dan sayuran. Selain tidak butuh proses pencernaan lama (10-45 menit), buah segar menyediakan sumber energi siap pakai. Karbohidrat sederhana banyak ditemukan pada makanan yang sudah diproses dan makanan berwarna putih seperti roti, pasta, nasi, minuman bersoda, dan gula putih. Karbohidrat sederhana ini cepat diproses oleh tubuh namun cenderung diubah menjadi lemak, berbeda dengan karbohidrat kompleks pada buah-buahan yang lebih lambat dicerna namun menyediakan lebih banyak energi, lebih kaya vitamin dan mineral serta membuat kenyang lebih lama (Kurniawan, 2012). Melalui proses pencernaan, karbohidrat dipecah menjadi gula disebut glukosa. Bahan ini merupakan bahan bakar utama otak karena dapat membantu mempertahankan konsentrasi, meningkatkan kewaspadaan dan memberi kekuatan untuk semua kegiatan otak (Perretta, 2008). Nutrisi yang tepat akan membuat otak bekerja dengan maksimal. Tercukupinya nutrisi untuk otak akan mampu merangsang pertumbuhan sel-sel otak, sekaligus untuk meningkatkan memori dan kemampuan untuk berkonsentrasi (Melinda, 2012).

21 29 Menurut Prahastuti (2011) buah-buahan mengandung fruktosa dan glukosa dengan proporsi bervariasi. Kandungan fruktosa dalam buah-buahan adalah antara lima sampai 10%. Buah yang mengandung tinggi fruktosa yaitu buah anggur, apel dan pisang. Pisang merupakan buah yang paling ekonomis dibanding apel dan anggur. Kusumo dan Farid (1994) mengemukakan bahwa gula pisang merupakan gula buah, yaitu fruktosa yang mempunyai indek glikemik lebih rendah dibandingkan dengan glukosa, sehingga cukup baik sebagai penyimpan energi karena sedikit lebih lambat dimetabolisme. Fruktosa merupakan gula utama yang ditemukan dalam buah, namun dalam bentuk ini, fruktosa juga disertai dengan serat, nutrisi lain, serta enzim-enzim yang membuatnya mudah dicerna tanpa menurunkan kadar mineral atau menaikan level gula darah (Nisa, 2012). Pisang adalah alternatif terbaik untuk menyediakan energi di saat-saat istirahat atau jeda, pada waktu otak sangat membutuhkan energi yang cepat tersedia untuk aktivitas biologis (Mulyati, 2005). Menurut penelitian yang dilakukam Amy, dkk (2008) berjudul Pengaruh Kenaikan Kadar Glukosa Darah Terhadap Peningkatan Daya Ingat Jangka Pendek Pada Wanita Dewasa, peningkatan memori sudah terjadi pada beberapa responden sejak menit ke 30 namun peningkatan yang signifikan baru terjadi pada menit ke 90. Hal ini disebabkan karena dibutuhkan waktu untuk mengubah glukosa menjadi Asetil KoA, selanjutnya menjadi asetilkolin yang merupakan salah satu neurotransmitter dalam sistem saraf. Penelitian mengenai manfaat pisang ambon juga telah dilakukan oleh Sari (2013) Pengaruh Terapi Nutrisi Buah Pisang Terhadap Memori Jangka Pendek

22 30 Pada Anak Usia Tahun Di SDN Tiga Grendeng Purwokerto, riset ini dilakukan pada 30 orang siswa yang diberikan terapi nutrisi buah pisang ambon selama tiga hari berturut-turut. Pengukuran memori jangka pendek saat post-test dilakukan dua jam setelah konsumsi pisang ambon di hari terakhir. Hasil penelitian didapatkan p < 5% dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan peningkatan yang signifikan skor memori jangka pendek anak usia tahun antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol setelah diberi terapi nutrisi buah pisang ambon.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari kegiatan belajar, mengingat dan mengenal sesuatu. Belajar merupakan proses mendapatkan informasi yang memungkinkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. agama islam disebarkan ke Afrika Barat, Amerika Selatan dan Amerika Tengah.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. agama islam disebarkan ke Afrika Barat, Amerika Selatan dan Amerika Tengah. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pisang Menurut sejarah, pisang berasal dari Asia Tenggara yang oleh para penyebar agama islam disebarkan ke Afrika Barat, Amerika Selatan dan Amerika Tengah. Selanjutnya pisang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Ketika seseorang mengunyah, melalui sensorik saraf trigeminus akan

BAB 1 PENDAHULUAN. Ketika seseorang mengunyah, melalui sensorik saraf trigeminus akan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak lepas dari kegiatan mengunyah. Mengunyah merupakan proses membuka dan menutup mulut secara berulangulang. Selain berfungsi

Lebih terperinci

: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji) I ndonesia merupakan salah satu negara produsen pisang yang penting di dunia, dengan beberapa daerah sentra produksi terdapat di pulau Sumatera, Jawa, Bali, dan N TB. Daerah-daerah ini beriklim hangat

Lebih terperinci

REKOMENDASI GIZI UNTUK ANAK SEKOLAH. YETTI WIRA CITERAWATI SY, S.Gz, M.Pd

REKOMENDASI GIZI UNTUK ANAK SEKOLAH. YETTI WIRA CITERAWATI SY, S.Gz, M.Pd REKOMENDASI GIZI UNTUK ANAK SEKOLAH YETTI WIRA CITERAWATI SY, S.Gz, M.Pd TERDAPAT 6 REKOMENDASI 1. Konsumsi menu Gizi Seimbang 2. Sesuaikan konsumsi zat gizi dengan AKG 3. Selalu Sarapan 4. Pelihara Otak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Metabolisme Energi Otot Rangka Kreatin fosfat merupakan sumber energi pertama yang digunakan pada awal aktivitas kontraktil. Suatu karakteristik khusus dari energi yang dihantarkan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. pisang raja berasal dari kawasan Asia Tenggara dan pulau-pulau pasifik barat. Selanjutnya

TINJAUAN PUSTAKA. pisang raja berasal dari kawasan Asia Tenggara dan pulau-pulau pasifik barat. Selanjutnya II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Pisang Raja Pisang raja termasuk jenis pisang buah. Menurut ahli sejarah dan botani secara umum pisang raja berasal dari kawasan Asia Tenggara dan pulau-pulau pasifik barat. Selanjutnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sangat bergantung pada daya ingat untuk melakukan berbagai aktivitas seperti sekolah dan bekerja. Daya ingat ini sangat berkaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu faktor yang menjadi penyebab utama penurunan kapasitas perfoma tubuh saat beraktivitas fisik seperti berolahraga selain karena berkurangnya jumlah cairan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Susu segar menurut Dewan Standardisasi Nasional (1998) dalam Standar

TINJAUAN PUSTAKA. Susu segar menurut Dewan Standardisasi Nasional (1998) dalam Standar II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Susu Kambing Susu segar menurut Dewan Standardisasi Nasional (1998) dalam Standar Nasional Indonesia nomor 01-3141-1998 didefinisikan sebagai cairan yang berasal dari ambing ternak

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN DAN PENYELESAIAN MASALAH PERANCANGAN MEDIA KAMPANYE TENTANG MANFAAT BUAH KIWI UNTUK KESEHATAN TUBUH.

BAB II PEMBAHASAN DAN PENYELESAIAN MASALAH PERANCANGAN MEDIA KAMPANYE TENTANG MANFAAT BUAH KIWI UNTUK KESEHATAN TUBUH. BAB II PEMBAHASAN DAN PENYELESAIAN MASALAH PERANCANGAN MEDIA KAMPANYE TENTANG MANFAAT BUAH KIWI UNTUK KESEHATAN TUBUH. 2.1. Gizi Almatsier (2004) mengatakan bahwa gizi merupakan sari makanan yang bermanfaat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang sebagian besar penduduknya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang sebagian besar penduduknya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang sebagian besar penduduknya memeluk agama Islam. Salah satu ibadah dalam agama Islam adalah shoum atau berpuasa, menahan lapar

Lebih terperinci

7 Manfaat Daun Singkong

7 Manfaat Daun Singkong 7 Manfaat Daun Singkong Manfaat Daun Singkong Penduduk asli negara Indonesia tentunya sudah tidak asing lagi dengan pohon singkong. Pohon singkong merupakan salah satu jenis tanaman yang banyak ditanam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lanjut usia adalah tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lanjut usia adalah tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Lanjut Usia Lanjut usia adalah tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia (Budi,1999). Sedangkan menurut pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No.13 Tahun 1998

Lebih terperinci

Pola hidup sehat untuk penderita diabetes

Pola hidup sehat untuk penderita diabetes Pola hidup sehat untuk penderita diabetes Penanganan diabetes berfokus pada mengontrol kadar gula darah (glukosa). Hal tersebut dapat dijalankan dengan memperhatikan pola makan dan olahraga, serta merubah

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lodeh, sayur asam, sup, dodol, dan juga manisan. Selain itu juga memiliki tekstur

BAB I PENDAHULUAN. lodeh, sayur asam, sup, dodol, dan juga manisan. Selain itu juga memiliki tekstur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini masyarakat masih sedikit memanfaatkan labu kuning sebagai bahan pangan. Hal ini disebabkan masyarakat masih belum mengetahui kandungan gizi yang terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara di Asia yang memiliki lahan pertanian cukup luas dengan hasil pertanian yang melimpah. Pisang merupakan salah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Beras Analog Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah dengan mengembangkan alternatif pangan. Program diversifikasi pangan belum dapat berhasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat tergantung kepada

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat tergantung kepada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat tergantung kepada keberhasilan bangsa itu sendiri dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehat, cerdas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, terdapat dua

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, terdapat dua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, terdapat dua kategori aktivitas fisik. Pertama, aktivitas fisik aktif yaitu individu yang melakukan aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dunia perkuliahan seringkali mahasiswa-mahasiswi mengalami stres saat mengerjakan banyak tugas dan memenuhi berbagai tuntutan. Terbukti dengan prevalensi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Serat Di Indonesia sayur cukup mudah diperoleh, petani pada umumnya menanam guna mencukupi kebutuhan keluarga. Pemerintah juga berusaha meningkatkan kesejahteraan keluarga dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan aset bangsa. Dari data terbaru yang dikeluarkan United. negara (1). Menurut UNESCO pada tahun 2012, dari 120 negara yang

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan aset bangsa. Dari data terbaru yang dikeluarkan United. negara (1). Menurut UNESCO pada tahun 2012, dari 120 negara yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini peran pendidikan penting bagi kemajuan peradaban suatu bangsa. Karena dengan adanya kemajuan peradaban, diharapkan manusia akan hidup lebih nyaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. vitamin dan mineral, sayuran juga menambah ragam, rasa, warna dan tekstur

BAB I PENDAHULUAN. vitamin dan mineral, sayuran juga menambah ragam, rasa, warna dan tekstur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sayuran segar adalah bahan pangan yang banyak mengandung vitamin dan mineral yang penting untuk tubuh (Ayu, 2002). Di samping sebagai sumber gizi, vitamin dan mineral,

Lebih terperinci

8 Cara Menurunkan Kadar Gula Secara Alami

8 Cara Menurunkan Kadar Gula Secara Alami 8 Cara Menurunkan Kadar Gula Secara Alami 8 Cara Menurunkan kadar gula secara alami ini dapat anda lakukan secara mandiri. Namun akan lebih baik lagi apabila anda bekerja sama dengan keluarga anda. Selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sarapan pagi merupakan makanan yang dimakan setiap pagi hari atau suatu kegiatan yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ubi jalar atau ketela rambat ( Ipomoea batatas ) adalah sejenis tanaman

BAB I PENDAHULUAN. Ubi jalar atau ketela rambat ( Ipomoea batatas ) adalah sejenis tanaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Ubi jalar atau ketela rambat ( Ipomoea batatas ) adalah sejenis tanaman budidaya. Bagian yang dimanfaatkan adalah akarnya yang membentuk umbi dengan kadar gizi berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil umbi-umbian, antara lain

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil umbi-umbian, antara lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara penghasil umbi-umbian, antara lain singkong atau ubi kayu, ubi jalar, ubi talas, dan lain sebagainya. Umbi-umbian merupakan sumber

Lebih terperinci

4/11/2015. Nugroho Agung S.

4/11/2015. Nugroho Agung S. Protein Makronutrisi Karbohidrat Lemak Nugroho Agung S. Jenis Fungsi Karbohidrat (4 kcal/g) Sumber energi dan bahan energi untuk otot (dari gula dan glikogen) Pengontrol lemak dan kolesterol (dari serat)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memori sangat penting bagi kehidupan manusia. Dalam segala aktivitas manusia memori selalu terlibat. Berdasarkan jangka waktunya, memori dibagi menjadi memori jangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Snack telah menjadi salah satu makanan yang sering dikonsumsi oleh masyarakat. Hampir seluruh masyarakat di dunia mengonsumsi snack karena kepraktisan dan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja adalah sosok pemimpin bangsa untuk masa yang akan datang. Berbagai upaya pendidikan dilakukan agar remaja mempunyai bekal pengetahuan, sopan santun, serta mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahan pangan lokal, termasuk ubi jalar (Erliana, dkk, 2011). Produksi ubi

BAB I PENDAHULUAN. bahan pangan lokal, termasuk ubi jalar (Erliana, dkk, 2011). Produksi ubi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diversifikasi pangan merupakan program prioritas Kementerian Pertanian sesuai dengan PP Nomor 22 tahun 2009 tentang Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. muda, apalagi mengetahui asalnya. Bekatul (bran) adalah lapisan luar dari

BAB I PENDAHULUAN. muda, apalagi mengetahui asalnya. Bekatul (bran) adalah lapisan luar dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bekatul tidak banyak dikenal di masyarakat perkotaan, khususnya anak muda, apalagi mengetahui asalnya. Bekatul (bran) adalah lapisan luar dari beras yang terlepas saat

Lebih terperinci

Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif. dr. Yulia Megawati

Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif. dr. Yulia Megawati Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif dr. Yulia Megawati Tenaga Kerja Adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan buah yang tumbuh berkelompok. Tanaman dari famili

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan buah yang tumbuh berkelompok. Tanaman dari famili 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pisang merupakan buah yang tumbuh berkelompok. Tanaman dari famili Musaceae ini hidup di daerah tropis dengan jenis yang berbeda-beda, pisang ambon, pisang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan salah satu tanaman yang cukup penting di Indonesia, yang

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan salah satu tanaman yang cukup penting di Indonesia, yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pisang merupakan salah satu tanaman yang cukup penting di Indonesia, yang tergolong ke dalam famili Musaceae. Daerah sentra produksi pisang di Indonesia adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang ingin menjalani kehidupannya senantiasa dalam keadaan sehat. Untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal, berbagai upaya telah dilakukan, salah satu

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN. Psikologi Kognitif. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 05

MODUL PERKULIAHAN. Psikologi Kognitif. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 05 MODUL PERKULIAHAN Modul Standar untuk digunakan dalam Perkuliahan di Universitas Mercu Buana Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 05 61049 Rizky Putri A. S. Hutagalung,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Seiring dengan berkembangnya zaman, masyarakat semakin

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Seiring dengan berkembangnya zaman, masyarakat semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Minuman dan makanan merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia. Seiring dengan berkembangnya zaman, masyarakat semakin menyadari akan pentingnya mengkonsumsi makanan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian

PENDAHULUAN. Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian PENDAHULUAN Latar Belakang Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian besar diolah menjadi berbagai bentuk dan jenis makanan. Pengolahan buahbuahan bertujuan selain untuk memperpanjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan hidup. Pemenuhan kebutuhan pangan dapat dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan hidup. Pemenuhan kebutuhan pangan dapat dilakukan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan dasar yang penting bagi manusia untuk mempertahankan hidup. Pemenuhan kebutuhan pangan dapat dilakukan dengan mengoptimalkan penggunaan sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya status ekonomi masyarakat dan banyaknya iklan produk-produk pangan menyebabkan perubahan pola konsumsi pangan seseorang. Salah satunya jenis komoditas pangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian. Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian. Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji ) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Durian 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian Menurut Rahmat Rukmana ( 1996 ) klasifikasi tanaman durian adalah sebagai berikut : Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terdapat pada waluh. Secara umum waluh kaya akan kandungan serat, vitamin, dan mineral yang bermanfaat bagi kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. terdapat pada waluh. Secara umum waluh kaya akan kandungan serat, vitamin, dan mineral yang bermanfaat bagi kesehatan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia kaya akan sumber daya alam hayati yang belum dimanfaatkan secara optimal, salah satunya adalah tanaman waluh. Pemanfaatan tanaman waluh dimasyarakat belum

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi Tanaman Pisang. Menurut Cronquist (1981) Klasifikasi tanaman pisang kepok adalah sebagai. berikut: : Plantae

TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi Tanaman Pisang. Menurut Cronquist (1981) Klasifikasi tanaman pisang kepok adalah sebagai. berikut: : Plantae 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi Tanaman Pisang Menurut Cronquist (1981) Klasifikasi tanaman pisang kepok adalah sebagai berikut: Regnum Divisio Classis Ordo Familya Genus : Plantae : Magnoliophyta

Lebih terperinci

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan. Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut dibutuhkan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti selulosa, hemiselulosa, dan pektin. Karbohidrat pada ubi jalar juga

BAB I PENDAHULUAN. seperti selulosa, hemiselulosa, dan pektin. Karbohidrat pada ubi jalar juga BAB I PENDAHULUAN a. Latar Belakang Kandungan gizi utama pada ubi jalar adalah karbohidrat sebanyak 75-90% berat kering ubi merupakan gabungan dari pati, gula, dan serat seperti selulosa, hemiselulosa,

Lebih terperinci

Penyakit Diabetes Bisa Disembuhkan Seutuhnya..?

Penyakit Diabetes Bisa Disembuhkan Seutuhnya..? Penyakit Diabetes Bisa Disembuhkan Seutuhnya..? Penyakit Diabetes bisa disembuhkan setelah para ilmuwan menemukan bahwa gumpalan beracun dari sel berhenti memproduksi hormon insulin. Para ilmuwan di Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagian besar kegiatan manusia berhubungan dengan proses belajar dan mengingat, yang erat hubungannya dengan memori. Memori memungkinkan seseorang melakukan tindakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Meksiko. Tanaman yang

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Meksiko. Tanaman yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah naga (Hylocereus sp.) merupakan tanaman jenis kaktus yang berasal dari Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Meksiko. Tanaman yang awalnya dikenal sebagai tanaman

Lebih terperinci

OHM PELANGSING OBAT HERBAL MAMI PELANGSING

OHM PELANGSING OBAT HERBAL MAMI PELANGSING OHM PELANGSING OBAT HERBAL MAMI PELANGSING Rp 195.000,- per botol @ 625 ml Rp 100.000,- per botol @ 300 ml Kombinasi khasiat 10 tanaman herbal khas Indonesia menurunkan berat badan. Anjuran minum 2x sehari:

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Berbagai jenis pisang kepok selama ribuan tahun sudah ditanam di berbagai

I. PENDAHULUAN. Berbagai jenis pisang kepok selama ribuan tahun sudah ditanam di berbagai I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai jenis pisang kepok selama ribuan tahun sudah ditanam di berbagai tempat di Asia Tenggara termasuk Malaysia. Malaysia merupakan daerah asal pisang kepok

Lebih terperinci

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya Secara garis besar, bahan pangan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu bahan pangan asal tumbuhan (nabati) dan bahan pangan asal hewan (hewani).

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh keadaan gizi (Kemenkes, 2014). Indonesia merupakan akibat penyakit tidak menular.

BAB 1 PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh keadaan gizi (Kemenkes, 2014). Indonesia merupakan akibat penyakit tidak menular. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu ciri bangsa maju adalah bangsa yang memiliki tingkat kesehatan, kecerdasan, dan produktivitas kerja yang tinggi. Ketiga hal ini dipengaruhi oleh keadaan gizi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selatan. Buah naga sudah banyak di budidayakan di Negara Asia, salah satunya di

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selatan. Buah naga sudah banyak di budidayakan di Negara Asia, salah satunya di 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Buah Naga Buah naga atau dragon fruit merupakan buah yang termasuk kedalam kelompok tanaman kaktus. Buah naga berasal dari Negara Mexico, Amerika Tengah dan Amerika Selatan.

Lebih terperinci

Memori. Rahayu Ginintasasi

Memori. Rahayu Ginintasasi Memori Rahayu Ginintasasi Memori A. Pengertian memori kemampuan untuk menerima informasi (Encoding), menyimpannya (Storage), dan mengeluarkannya kembali (Retrieval), tanpa ada perbedaan dengan saat kita

Lebih terperinci

MAKANAN SEHAT DAN MAKANAN TIDAK SEHAT BAHAN AJAR MATA KULIAH KESEHATAN DAN GIZI I

MAKANAN SEHAT DAN MAKANAN TIDAK SEHAT BAHAN AJAR MATA KULIAH KESEHATAN DAN GIZI I MAKANAN SEHAT DAN MAKANAN TIDAK SEHAT BAHAN AJAR MATA KULIAH KESEHATAN DAN GIZI I PROGRAM PG PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009 Pendahuluan Setiap orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenis pisang di hutan asli pulau yang ada di seluruh Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. jenis pisang di hutan asli pulau yang ada di seluruh Indonesia. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman pisang merupakan tanaman asli Asia Tenggara, bahkan dari beberapa literatur menyebutkan bahwa pisang adalah tanaman asli dari Indonesia. Kuswanto (2003), menyebutkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semua itu sangat dibutuhkan oleh tubuh. Sayur-sayuran berupa bagian dari tanaman

BAB I PENDAHULUAN. semua itu sangat dibutuhkan oleh tubuh. Sayur-sayuran berupa bagian dari tanaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sayur-mayur merupakan makanan yang sangat menyehatkan bagi tubuh karena memiliki kandungan gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Kandungan gizinya meliputi mineral, lemak,

Lebih terperinci

mi. Sekitar 40% konsumsi gandum di Asia adalah mi (Hoseney, 1994).

mi. Sekitar 40% konsumsi gandum di Asia adalah mi (Hoseney, 1994). I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mi bukan merupakan makanan asli budaya Indonesia. Meskipun masih banyak jenis bahan makanan lain yang dapat memenuhi karbohidrat bagi tubuh manusia selain beras, tepung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kedelai merupakan salah satu tanaman anggota kacang-kacangan yang memiliki kandungan protein nabati yang paling tinggi jika dibandingkan dengan jenis kacang-kacangan

Lebih terperinci

MEMORI. Ingatkah Anda? 1/2/2009

MEMORI. Ingatkah Anda? 1/2/2009 MEMORI DITA RACHMAYANI., S.PSI., M.A dita.lecture.ub.ac.id / dita.lecture@gmail.com Ingatkah Anda? No HP Anda? Nama teman pertama anda saat masuk kuliah? Ketua kelompok saat PKK Maba? Nama guru olahraga

Lebih terperinci

DIIT SERAT TINGGI. Deskripsi

DIIT SERAT TINGGI. Deskripsi DIIT SERAT TINGGI Deskripsi Serat makanan adalah polisakarida nonpati yang terdapat dalam semua makanan nabati. Serat tidak dapat dicerna oleh enzim cerna tapi berpengaruh baik untuk kesehatan. Serat terdiri

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI RISA DHALIA A

NASKAH PUBLIKASI RISA DHALIA A ORGANOLEPTIK DAN KADAR VITAMIN C CINCAU DENGAN PENAMBAHAN SARI JERUK DAN GULA PASIR NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : RISA DHALIA A 420 100 192 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Es krim merupakan makanan padat dalam bentuk beku yang banyak disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga manula. Banyaknya masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan kekayaannya termasuk kekayaan tentang makanan tradisional, banyak makanan tradisional yang tidak dijumpai di negara lain

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pisang Raja Bulu

TINJAUAN PUSTAKA Pisang Raja Bulu 4 TINJAUAN PUSTAKA Pisang Raja Bulu Pisang merupakan tanaman yang termasuk kedalam divisi Spermatophyta, subdivisi Angiospermae, kelas monokotiledon (berkeping satu) ordo Zingiberales dan famili Musaseae.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Buah kersen merupakan buah yang keberadaannya sering kita jumpai

BAB 1 PENDAHULUAN. Buah kersen merupakan buah yang keberadaannya sering kita jumpai BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah kersen merupakan buah yang keberadaannya sering kita jumpai di mana-mana. Biasanya banyak tumbuh di pinggir jalan, retakan dinding, halaman rumah, bahkan di kebun-kebun.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dan kini sudah tersebar luas ke seluruh dunia termasuk Indonesia

TINJAUAN PUSTAKA. dan kini sudah tersebar luas ke seluruh dunia termasuk Indonesia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi Tanaman Pisang Pisang (Musa spp.) merupakan tanaman yang berasal dari Asia Tenggara dan kini sudah tersebar luas ke seluruh dunia termasuk Indonesia (Prihatman,2000).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang banyak dan memiliki warna kuning keemasan. Pohon nanas sendiri dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang banyak dan memiliki warna kuning keemasan. Pohon nanas sendiri dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nanas (Ananas comosus (L) Merr.) adalah buah yang memiliki mata yang banyak dan memiliki warna kuning keemasan. Pohon nanas sendiri dapat tumbuh subur di daerah beriklim

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sayur-mayur adalah bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sayur-mayur adalah bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sayur-mayur adalah bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan (bahan makanan nabati) yang mengandung banyak manfaat. Bagian dari tumbuhan yang biasanya dijadikan

Lebih terperinci

Seimbangkan Kadar Gula Darah Anda Sekarang

Seimbangkan Kadar Gula Darah Anda Sekarang Seimbangkan Kadar Gula Darah Anda Sekarang Seimbangkan kadar gula darah anda sekarang. Apa yang anda ketahui dengan gula darah? Didefinisikan dengan banyaknya kandungan gula atau glukosa dalam darah anda.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kewaspadaan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia agar dapat melaksanakan kegiatannya sehari-hari dengan baik (Guyton & Hall, 2007). Kewaspadaan adalah

Lebih terperinci

(Prihatman,2000). Tanaman ini kemudian menyebar ke Afrika (Madagaskar), Amerika Selatan dan Amerika Tengah (Rabani, 2009; Swennen & Ortiz, 1997).

(Prihatman,2000). Tanaman ini kemudian menyebar ke Afrika (Madagaskar), Amerika Selatan dan Amerika Tengah (Rabani, 2009; Swennen & Ortiz, 1997). II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Taksonomi Tanaman Pisang Pisang (Musa spp.) merupakan tanaman yang berasal dari Asia Tenggara dan kini sudah tersebar luas ke seluruh dunia termasuk Indonesia (Prihatman,2000).

Lebih terperinci

kabar yang menyebutkan bahwa seringkali ditemukan bakso daging sapi yang permasalahan ini adalah berinovasi dengan bakso itu sendiri.

kabar yang menyebutkan bahwa seringkali ditemukan bakso daging sapi yang permasalahan ini adalah berinovasi dengan bakso itu sendiri. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bakso adalah makanan yang banyak digemari masyarakat di Indonesia. Salah satu bahan baku bakso adalah daging sapi. Mahalnya harga daging sapi membuat banyak

Lebih terperinci

ENERGI. Universitas Gadjah Mada

ENERGI. Universitas Gadjah Mada ENERGI Energi Bahan Pangan Energi adalah kapasitas untuk mengerjakan sesuatu untuk mengerjakan sesuatu kegiatan dan dalam hal ini energi mengalami transformasi menjadi jenis energi yang sesuai dengan jenis

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD N KARTASURA I SKRIPSI

HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD N KARTASURA I SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD N KARTASURA I SKRIPSI Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada jaman sekarang banyak dari masyarakat Indonesia yang terlalu bergantung pada beras, mereka meyakini bahwa belum makan jika belum mengonsumsi nasi. Menurut Kementerian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Banyak masyarakat Indonesia mengkonsumsi buah-buahan bertujuan untuk

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Banyak masyarakat Indonesia mengkonsumsi buah-buahan bertujuan untuk I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banyak masyarakat Indonesia mengkonsumsi buah-buahan bertujuan untuk menyediakan kebutuhan akan serat dan vitamin dalam jumlah yang memadai. Buahbuahan memegang peranan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L) berasal dari Amerika Tengah, pada tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia (Rukmana, 2001). Ubi jalar (Ipomoea

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. zaman dahulu jus buah dijadikan minuman raja-raja untuk menjaga kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. zaman dahulu jus buah dijadikan minuman raja-raja untuk menjaga kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buah-buahan telah lama dikenal sebagai sumber vitamin dan mineral. Pada zaman dahulu jus buah dijadikan minuman raja-raja untuk menjaga kesehatan tubuh. Demikian pula

Lebih terperinci

MENGATUR POLA HIDUP SEHAT DENGAN DIET

MENGATUR POLA HIDUP SEHAT DENGAN DIET MENGATUR POLA HIDUP SEHAT DENGAN DIET Oleh : Fitriani, SE Pola hidup sehat adalah gaya hidup yang memperhatikan segala aspek kondisi kesehatan, mulai dari aspek kesehatan,makanan, nutrisi yang dikonsumsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Hipertensi a. Pengertian Hipertensi Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dengan tekanan sistolik di atas 140 mmhg dan tekanan diastolik

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Mengingat adalah kemampuan manusia untuk menyimpan dan mengeluarkan kembali informasi yang telah disimpan untuk digunakan dalam suatu proses atau aktivitas. Memori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada garis khatulistiwa. Hal ini mempengaruhi segi iklim, dimana Indonesia hanya memiliki 2 musim

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Perubahan Ion Leakage Ion merupakan muatan larutan baik berupa atom maupun molekul dan dengan reaksi transfer elektron sesuai dengan bilangan oksidasinya menghasilkan ion.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daya ingat atau memori sangat dibutuhkan manusia dalam melaksanakan kegiatannya sehari hari, dan dengan semakin meningkatnya kegiatan manusia jaman sekarang, terutama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi, diantaranya mengandung vitamin C, vitamin A, sejumlah serat dan

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi, diantaranya mengandung vitamin C, vitamin A, sejumlah serat dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah pisang merupakan buah yang sering dikonsumsi oleh masyarakat dibandingkan dengan buah yang lain. Buah pisang memiliki kandungan gizi yang tinggi, diantaranya mengandung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan buah-buahan. Iklim di

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan buah-buahan. Iklim di I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan buah-buahan. Iklim di Indonesia memungkinkan berbagai jenis buah-buahan tumbuh dan berkembang. Namun sayangnya, masih banyak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit RSUD dr. Moewardi. 1. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit RSUD dr. Moewardi. 1. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Rumah Sakit RSUD dr. Moewardi 1. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi RSUD dr. Moewardi adalah rumah sakit umum milik pemerintah Propinsi Jawa Tengah. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tingginya jam aktivitas masyarakat serta meningkatnya kesadaran. terhadap makanan dan minuman yang bermanfaat bagi kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Tingginya jam aktivitas masyarakat serta meningkatnya kesadaran. terhadap makanan dan minuman yang bermanfaat bagi kesehatan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingginya jam aktivitas masyarakat serta meningkatnya kesadaran terhadap makanan dan minuman yang bermanfaat bagi kesehatan yang dapat menjaga stamina dan tampil prima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai obat. Sekarang ini banyak sekali berbagai jenis obat yang dikemas

BAB I PENDAHULUAN. sebagai obat. Sekarang ini banyak sekali berbagai jenis obat yang dikemas 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia banyak sekali dijumpai berbagai jenis sirup, dari asam sampai yang paling manis. Sirup itu sendiri merupakan sediaan minuman cair berupa larutan yang

Lebih terperinci

BATASI KONSUMSI GULA, GARAM, LEMAK UNTUK MENGHINDARI PENYAKIT TIDAK MENULAR

BATASI KONSUMSI GULA, GARAM, LEMAK UNTUK MENGHINDARI PENYAKIT TIDAK MENULAR BATASI KONSUMSI GULA, GARAM, LEMAK UNTUK MENGHINDARI PENYAKIT TIDAK MENULAR Latar Belakang Perubahan pola makan menjurus ke sajian siap santap yang tidak sehat dan tidak seimbang, karena mengandung kalori,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Penyakit jantung dan pembuluh darah, termasuk telah menjadi penyakit yang mematikan banyak penduduk di negara maju dan Negara berkembang lebih dari delapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga mampu

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga mampu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan dan gizi merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam pembangunan. Komponen ini merupakan kontribusi dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas,

Lebih terperinci

TI T PS K ESEHATA T N 1

TI T PS K ESEHATA T N 1 TIPS KESEHATAN 1 KEAJAIBAN TUBUH MANUSIA Organ-organ penting tubuh a.l. 1. JANTUNG o o 2. GINJAL o Setiap 24 jam berdetak 103.680 kali nonstop Memompa darah sekitar 5-6 liter per menit, atau sekitar 7.200

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. hidup dan konsumsinya agar lebih sehat. Dengan demikian, konsumen saat ini

I PENDAHULUAN. hidup dan konsumsinya agar lebih sehat. Dengan demikian, konsumen saat ini I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis

Lebih terperinci

BAB II KETERAMPILAN PSIKOMOTOR KELOMPOK SISWA SMA KELAS XI MELALUI METODE PRAKTIKUM PADA PEMBELAJARAN SISTEM PENCERNAAN MAKANAN

BAB II KETERAMPILAN PSIKOMOTOR KELOMPOK SISWA SMA KELAS XI MELALUI METODE PRAKTIKUM PADA PEMBELAJARAN SISTEM PENCERNAAN MAKANAN 7 BAB II KETERAMPILAN PSIKOMOTOR KELOMPOK SISWA SMA KELAS XI MELALUI METODE PRAKTIKUM PADA PEMBELAJARAN SISTEM PENCERNAAN MAKANAN A. Kemampuan Psikomotor Bloom dalam Arifin et al., (2000) menyatakan perubahan

Lebih terperinci