ANALISIS SIKAP DAN POSISI KERJA PADA PERAJIN BATIK TULIS DI RUMAH BATIK NAKULA SADEWA, SLEMAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS SIKAP DAN POSISI KERJA PADA PERAJIN BATIK TULIS DI RUMAH BATIK NAKULA SADEWA, SLEMAN"

Transkripsi

1 ANALISIS SIKAP DAN POSISI KERJA PADA PERAJIN BATIK TULIS DI RUMAH BATIK NAKULA SADEWA, SLEMAN Titin Isna Oesman 1), Muhammad Yusuf 1), Lilik Irawan 1 1 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta Jl. Kalisahak No. 28 Kompleks Balapan Tromol Pos 45 Yogyakarta ti_oesman@yahoo.com ABSTRAKS Salah satu upaya yang dilakukan untuk menghasilkan produk yang berkualitas diantaranya adalah dengan memperhatikan bahaya dan resiko seperti lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja. Penerapan ergonomi perlu mendapatkan perhatian yang cukup karena kurangnya perhatian terhadap penerapan ergonomi dapat menimbulkan kecelakaan kerja dan gangguan kesehatan pada tenaga kerja. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan untuk menganalisis sikap dan posisi kerja adalah metode Rapid Upper Limb Assessment (RULA), metode RULA digunakan untuk mengestimasi terjadinya resiko gangguan otot skeletal, sedangkan untuk analisis keluhan muskuloskeletal digunakan kuisioner Nordic Body Map (NBM), metode NBM digunakan untuk menilai tingkat keparahan atas terjadinya gangguan pada otot-otot skeletal, pada analisis karakteristik responden digunakan software SPSS dan pada analisis kebosanan kerja di gunakan analisis secara subjektif. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah dengan menggunakan metode RULA di dapat bahwa 22 % pekerja mengalami keluhan tingkat tinggi, 56% tingkat sedang dan 22% tingkat ringan, sedangkan analisis keluhan muskuloskeletal menggunakan kuisioner NBM di dapatkan bahwa pekerja mengalami keluhan sakit pada bahu kanan, sakit pada siku kanan dan lengan atas kiri adalah % (7 pekerja), sakit pada siku kiri dan tangan kiri 55.55% (5 pekerja), sakit pada lengan bawah kiri dan tangan kanan 66.66% (6 pekerja), sakit pada lengan bawah kanan 55.55% (5 pekerja) dan sakit pada pergelangan tangan kiri adalah 22.22% (2 pekerja). Dalam kebosanan kerja 100% (9 pekerja) mengatakan bahwa jam kerja yang dirasakan setiap hari terlalu lama hal ini membuat pekerja sering keberatan jika diminta lembur dan rasa selalu ingin keluar dari ruangan kerja disaat bekerja dan jika ada pekerjaan lain maka lebih memilih pekerjaan lain, ada 88.88% (8 pekerja) yang sering menemui kesulitan pada saat bekerja, dan % lainya menyatakan bahwa sering berselisih dengan rekan kerja mengenai pekerjaan. Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah adanya keluhan pada otot-otot skeletal mulai dari tingkat tinggi, tingkat sedang dan tingkat rendah, mempengaruhi adanya keluhan muskuloskeletal khususnya ekstrimitas atas tubuh pekerja yang juga berdampak pada timbulnya kebosanan kerja sehingga dapat mengurangi konsentrasi dan ketelitian pekerja pada saat membatik. Kata kunci : RULA, NBM, Kebosanan Kerja, Muskuloskeletal. 1. LATAR BELAKANG MASALAH Salah satu upaya dilakukan untuk menghasilkan produk yang berkualitas diantaranya memperhatikan bahaya dan resiko diantaranya lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja. Penerapan ergonomi perlu mendapatkan perhatian yang cukup karena kurangnya perhatian terhadap penerapan ergonomi dapat menimbulkan kecelakaan kerja dan gangguan kesehatan pada tenaga kerja. Permasalahan kecelakaan dan gangguan kesehatan pada pekerja dapat diantisipasi dengan menerapkan ergonomi ditempat kerja sehingga resiko bahaya yang ada dapat dikurangi. Rumah Batik Nakula Sadewa yang berlokasi di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), merupakan industri batik (Home Industri. Batik merupakan hasil karya bangsa indonesia yang sampai saat ini masih dikagumi dunia dan diakui oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO). Batik merupakan produk budaya Indonesia yang unik dan harus dilestarikan. Selain itu, batik merupakan salah satu solusi potensial untuk mendongkrak devisa negara melalui revitalisasi industri kecil dan menengah. Busana batik digunakan sebagai pakaian yang sangat eksotis, khususnya karena model batik dan motifnya yang unik dan beragam baik itu di mata masyarakat pribumi sendiri ataupun wisatawan asing. Keunikan seni batik sendiri dapat dilihat dari motifnya yang beraneka ragam mulai dari motif yang bernuansa klasik hingga modern. Definisi dari motif adalah corak-corak hiasan yang digunakan dalam proses melukis kain batik. Sedangkan jenis-jenis batik terdiri dari batik printing, batik cap dan batik tulis. Di industri batik Nakula Sadewa sebelum penelitian diawali dengan studi pendahuluan, hampir semua pekerjaan dikerjakan secara manual menggunakan tangan dan lengan atau ekstremitas atas secara berkesinambungan yang dikombinasi dengan ketelitian kerja dan penggunakan alat-alat tradisional. Pekerjaan ini dapat menimbulkan kelelahan dan ketegangan otot yang pada akhirnya dapat menimbulkan kebosanan dan gangguan muskuloskeletal terutama ekstrimitas atas. Pekerja industri batik tulis pada umumnya pekerjaan dilakukan dengan gerakan berulang terutama ekstremitas atas karena tuntutan pekerjaan dan standar tempat kerja. Berdasarkan uraian latar belakang masalah maka dilakukan penelitian dengan judul Analisis Sikap Dan Posisi Kerja Pada Pengerajin Batik Tulis Di Rumah Batik Nakula Sadewa, Sleman. Penelitian ini dilakukan untuk A-98

2 mencegah adanya gangguan muskuloskeletal dan kebosanan kerja dengan mengetahui tingkat keluhan muskuloskeletal dan kebosanan kerja agar kesehatan dan keselamatan pekerja dapat diperbaiki dan diharapkan meningkatkan produktivitas batik tulis di Rumah Batik Nakula Sadewa. 2. TINJAUAN PUSTAKA Ergonomi dibutuhkan studi tentang sistem dimana manusia, fasilitas kerja dan lingkungannya saling berinteraksi dengan tujuan utama yaitu menyesuaikan suasana kerja dengan manusia, ergonomi disebut juga sebagai human factor (Wignjosoebroto, S, 1995). Ergonomi berkenaan pula dengan optimasi, efisiensi, kesehatan, keselamatan dan kenyamanan manusia ditempat kerja, dirumah, dan tempat rekreasi. Inti dari ergonomi adalah suatu prinsip fitting the task/the job to the man, yang artinya pekerjaan harus disesuaikan dengan kemampuan dan keterbatasan yang dimiliki oleh manusia. Tujuan penerapan ergonomi adalah (1) meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental; (2) meningkatkan kesejahteraan sosial dengan jalan meningkatkan kualitas kontak sosial; (3) menciptakan/berkontribusi di dalam meningkatkan keseimbangan rasional antara aspek-aspek teknik, ekonomi, antropologi, dan budaya dari sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi (Tarwaka, 2004). Menurut Manuaba, manfaat penerapan ergonomi adalah (1) Pekerjaan bisa cepat selesai, (2) Risiko kecelakaan kerja lebih kecil/berkurang, (3) Man-days/hours tidak banyak yang hilang, (4) Risiko penyakit akibat kerja lebih kecil/berkurang, (5) Gairah/kepuasan kerja lebih tinggi/meningkat. (6) Biaya ekstra untuk kecelakaan/penyakit akibat kerja bisa ditekan, (7) Absensi/tidak masuk kerja rendah, (8) Kelelahan berkurang, (9) Rasa sakit lebih kecil/berkurang, (10) Produktivitas kerja meningkat. Kondisi Kerja Rumah Batik Nakula Sadewa Jumlah karyawan di Rumah Batik Nakula Sadewa sebanyak 130 orang yang terdiri dari karyawan tetap dan tidak tetap atau borongan, jam kerja antara jam WIB WIB. Karyawan tetap merupakan karyawan yang bekerja setiap hari dan melakukan pekerjaan membatiknya di Rumah Batik Nakula Sadewa, sedangkan karyawan tidak tetap atau borongan melakukan kegiatan membatiknya di rumah masing-masing di sekitar Rumah Batik Nakula Sadewa. Produk yang dihasilkan antara lain fashion, interior dan handycraft. (Wawancara: Bambang, 20 Agustus 2011) Indeks Massa Tubuh (IMT) Indeks Massa Tubuh (IMT) cara yang sederhana untuk memantau status gizi. Berat badan kurang dapat meningkatkan resiko terhadap anemia dan depresi, sedangkan berat badan lebih akan meningkatkan resiko cepat lelah. Batas ambang normal untuk laki-laki adalah 20,1 25,0 dan untuk perempuan adalah 18,7-23,8 (Hartono, W. 2004). Keluhan Muskuloskeletal Keluhan pada sistem muskuloskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian otot skeletal yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan sangat ringan sampai sangat sakit. (Grandjean, 1993). Keluhan muskuloskeletal dikelompokan menjadi dua, (Tarwaka,dkk.2004) : (a) Keluhan sementara (reversible), yaitu keluhan otot yang terjadi pada saat otot menerima beban statis dan (b) Keluhan menetap (persistent), yaitu keluhan otot yang bersifat menetap. Kebosanan Kerja Grandjean, menjelaskan kebosanan secara singkat bahwa situasi dengan stimulus yang rendah, berulang-ulang atau dengan tuntutan fisik dan mental yang rendah akan menimbulkan stimulus yang kecil pula pada daerah kesadaran diotak manusia. Dalam dunia kerja, kebosanan kerja menjadi sangat penting untuk mendapat perhatian mengingat bahwa hal tersebut akan dapat mempengaruhi produktivitas kerja. Alternatif yang dipilih secara partisipatori berdasarkan kemudahan untuk dilakukan adalah dengan istirahat pendek aktif disela-sela waktu kerja dan pengaturan musik selama bekerja. Dengan adanya istirahat aktif diupayakan kebosanan dalam melakukan atau aktivitas dapat terpecahkan. Rapid Upper Limb Assessment (RULA) RULA diperuntukkan dan dipakai pada bidang ergonomi dengan bidang cakupan yang luas. Teknologi ergonomi tersebut mengevaluasi postur atau sikap, kekuatan dan aktivitas otot yang menimbulkan cedera akibat aktivitas berulang (repetitive strain injuries). Ergonomi diterapkan untuk mengevaluasi hasil pendekatan yang berupa skor resiko antara satu sampai tujuh, yang mana skor tertinggi menandakan level yang mengakibatkan resiko yang besar (berbahaya) untuk dilakukan dalam bekerja. Hal ini bukan berarti bahwa skor terendah akan menjamin pekerjaan yang diteliti bebas dari ergonomic hazard. Oleh sebab itu metode RULA dikembangkan untuk mendeteksi postur kerja yang berisiko dan dilakukan perbaikan sesegera mungkin (Lueder, 1996). Penggunaan metode RULA maka akan digunakan ilustrasi gambar menggunakan piktogram pada masing-masing anggota tubuh yang dinilai berdasarkan group segmen tubuh yaitu kelompok A memperlihatkan postur tubuh bagian lengan atas, lengan bawah pergelangan tangan, kelompok B memperlihatkan postur tubuh bagian leher, badan dan kaki dan dilanjutkan dengan perhitungan Grand Skor RULA. Grand Skor RULA merupakan perhitungan setelah skor postur untuk setiap anggota tubuh group (A dan B) secara individu telah dicatat yang selanjutnya akan dihitung skor kombinasi untuk kedua group. Perhitungan skor gabungan merupakan skor penambahan yang harus ditanbahkan pada group A dan Group B sehingga menghasilkan perhitungan untuk skor C dan D, selanjutnya kedua skor C dan D digabungkan dalam grand A-99

3 akumulasi skor tunggal dengan nilai antara 1 sampai 7 yang nantinya digunakan sebagai dasar estimasi terhadap resiko pembebanan otot skeletal. Dari nilai grand skor akan dapat diputuskan apakah perlu dilakukan perbaikan atau tidak untuk mencegah terjadinya cidera pada otot skeletal. Dengan kata lain metode RULA dapat menyediakan informasi penting dari setiap kemungkinan terjadinya resiko ergonomi yang berkaitan dengan sikap tubuh selama proses kerja. Nordic Body Map (NBM). NBM merupakan metode yang digunakan untuk menilai tingkat keparahan (severity) atas terjadinya gangguan atau cedera pada otot-otot skeletal. Metode NBM merupakan metode penilaian yang sangat subjektif, artinya keberhasilan aplikasi metode ini sangat tergantung dari situasi dan kondisi yang dialami pekerja pada saat dilakukan penilaian. Namun metode ini telah digunakan secara luas oleh para ahli ergonomi untuk menilai tingkat keparahan gangguan pada sistim muskuloskeletal yang mempunyai validasi dan reabilitas yang baik. (Tarwaka, 2010) 3. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan di Perusahaan Rumah Batik Nakula Sadewa di Jl. Kapten Haryadi 9D Triharjo Sleman, Yogyakarta dan data diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan pekerja, observasi di tempat kerja dengan mengamati langsung pada proses batik di-canting antara lain data postur tubuh dan data dari kuesioner. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan metode Rapid Upper Limb Assessment (RULA), Nordic Body Map (NBM) dan analisis data menggunakan software SPSS. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Objek penelitian ini adalah Rumah Batik Nakula Sadewa, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Dengan subjek 9 orang pekerja perempuan pada bagian pembatikan. Karakteristik Pekerja Perfomansi kerja di pengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya karakteristik pekerja itu sendiri. Data karakteristik 9 orang pekerja bagian pembatikan ada pada di tabel di bawah ini. Tabel 1 Data Karakteristik Pekerja Jumlah Simpangan Deskripsi Minimal Maksimal Rerata (Orang) Baku Umur (Tahun) Tinggi Badan (cm) Berat Badan (Kg) Lama Kerja (Bulan) IMT Penghasilan (Rp) Sumber : Pengolahan Data SPSS 16. Di Rumah Batik Nakula Sadewa yang berlokasi di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dalam pembuatan batiknya dilakukan secara manual masih tradisional. Karakteristik operator dalam penelitian ini yang dibahas adalah umur, tinggi badan, berat badan, indeks massa tubuh (IMT) dan lama bekerja. Pekerja pada penelitian ini mempunyai rerata umur 26 tahun, dengan rentangan umur antara tahun dan simpangan baku 7.52 tahun. Pada rentangan umur antara tahun seseorang mempunyai kekuatan otot dan fisik optimum untuk melakukan aktifitas kerja atau dalam kategori usia produktif dalam produktifitas membatik. (Manuaba, 1998) menyatakan bahwa kapasitas fisik seseorang berbanding lurus dengan umur tertentu dan puncaknya pada umur 25 tahun. Menurut Pulat (1992) dan Grandjean (1993) bahwa puncak kekuatan otot wanita dicapai antara umur tahun. Lebih lanjut Rodahl (1989) menyatakan bahwa pada usia 65 tahun kekuatan otot tinggal % dibanding orang yang berumur tahun. Kekuatan otot akan menurun pada usia 39 tahun dan pada usia 60 tahun kapasitas aerobik dan kekuatan otot hanya tinggal 70% dibandingkan pada usia 25 tahun (Bridger,1995). Hal ini berarti 5 (lima) pekerja dalam usia dengan kemampuan fisiologis yang optimal (26, 28, 32, 35, 37 tahun) dan 4 (empat) lainya bisa dikategorikan usia produktif (17, 22, 18, 19 tahun) dalam sektor kerajinan batik. Hasil penelitian juga menunjukan bahwa tinggi badan operator berada pada rerata cm dengan simpangan baku 4.24 cm, sedangkan berat badan berada pada rerata kg dan simpangan baku 7.61 kg. Tinggi badan dan berat badan diukur untuk menghitung IMT (Indeks Massa Tubuh) yang berguna untuk mengetahui keseimbangan energi yang masuk ke dalam tubuh melalui asupan makanan sama dengan energi yang dikeluarkan. Keadaan ini akan menghasilkan berat badan ideal atau normal (Anzwar, 2004). Dari hasil perhitungan yang sudah dilakukan di dapat bahwa rata-rata IMT para pekerja yaitu 22.6 yang masuk dalam kategori normal dengan status gizi bagus walaupun ada 2 (dua) responden yang mengalami obese, yaitu responden 2 (dua) dengan IMT 25.3 yang masuk kategori kelebihan berat badan tingkat rendah dan responden 9 (sembilan) mengalami kelebihan berat badan tingkat berat dengan IMT Kelebihan dan kekurangan berat badan akan mempengaruhi kinerja operator dan akan mempercepat timbulnya kelelahan sehingga meningkatkan adanya kebosanan kerja. Pengalaman kerja merupakan faktor yang berpengaruh terhadap keterampilan dan ketelitian kerja, hal inilah yang dibutuhkan dalam pekerjaan membatik. Dari hasil penelitian yang di dapat, bahwa lama kerja responden antara 12 bulan 96 bulan dengan rata-rata lama bekerja adalah 33 bulan. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa subjek A-100

4 sudah berpengalaman dalam pekerjaan membatik sehingga keterampilan dan ketelitian kerja tidak diragukan lagi. Upah kerja yang sesuai, mempengaruhi motivasi dan gairah kerja pekerja dalam melaksanakan tugasnya. Dari analisis yang didapat bahwa rerata upah kerja karyawan adalah Rp , upah kerja ini masih berada di bawah Upah Minimum Regional (UMR) Yogyakarta yang saat ini mencapai Rp (Budiarto, 2011). Analisis Keluhan Muskuloskeletal Aktivitas kerja pada proses pembatikan di Rumah Batik Nakula Sadewa dilakukan dengan cara manual menggunakan alat-alat tradisional hal ini dapat menimbulkan keluhan muskuloskeletal pada setiap pekerjannya Menurut Ayoub (1996) yang menyatakan bahwa keluhan sistem muskuloskeletal merupakan masalah dalam suatu industri yang disebabkan oleh : (a)tempat kerja yang tidak memadai. (b) aktivitas yang bersifat repetitive. (c) rancangan alat dan peralatan yang tidak sesuai dengan pemakai. (d) organisasi kerja yang tidak efisien. (e) jadwal istirahat yang tidak teratur. (f) sikap kerja yang tidak alamiah. Analisis keluhan muskuloskeletal menggunakan kuisioner Nodic Body Map (NBM) dilakukan untuk mendapatkan penilaian persentase subjektif. Persentase bagian-bagian otot responden yang mengalami keluhan muskuloskeletal pada bagian ekstrimitas atas yaitu sakit pada bahu kanan, sakit pada siku kanan dan lengan atas kiri adalah %, sakit pada siku kiri dan tangan kiri 55.55%, sakit pada lengan bawah kiri dan tangan kanan 66.66%, sakit pada lengan bawah kanan 55.55% dan sakit pada pergelangan tangan kiri adalah 22.22% Gambar 1 Diagram NBM. Keterangan : A = Sakit pada bahu kanan, sakit pada siku kanan dan lengan atas kiri. B = Sakit pada siku kiri dan tangan kiri. C = Sakit pada lengan bawah kiri dan tangan kanan. D = Sakit pada lengan bawah kanan. E = Sakit pada pergelangan tangan kiri. Timbulnya keluhan muskuloskeletal yang dialami oleh responden/pekerja disebabkan karena aktivitas berulangulang yang dilakukan responden pada saat membatik/mencanting, sehingga otot menerima tekanan akibat beban kerja secara terus menerus tanpa memperoleh kesempatan relaksasi, faktor penyebab lainya juga disebabkan oleh sikap dan postur kerja yang tidak alamiah. Analisis Kebosanan Kerja. Rasa bosan merupakan manifestasi dari adanya suasana yang monoton (kurang bervariasi) dan kurang memberikan motivasi kepada tenaga kerja. Tingkat yang dialami ditandai dengan (1) munculnya keinginan unuk menghindar dari aktivitas, (2) selalu merasa tersiksa, (3) gelisah, (4) munculnya kelelahan lebih dini, (5) adanya rasa tidak puas, (6) munculnya keinginan untuk berpaling ke aktifitas yang lain, (7) berkurangnya konsentrasi (Anoraga, 1998) Dari hasil penelitian didapat bahwa 100% pekerja menyetujui bahwa jam kerja setiap hari terlalu lama, saat bekerja selalu ingin keluar dari ruangan kerja, jika ada pekerjaan lain maka lebih memilih pekerjaan lain, pekerja sering keberatan jika diminta lembur, setiap hari yang dihadapi ditempat kerja hanyalah mencanting maka merasa cepat bosan, pekerja juga menyatakan bahwa mereka sering melakukan kegiatan yang sama setiap hari, pekerja mengatakan bahwa pekerjaanya kurang bervariasi dan juga menyatakan bahwa pekerjaanya memerlukan pemusatan pikiran dan perhatian terus menerus. Sedangkan ada 88.88% pekerja yang sering menemui kesulitan pada saat bekerja dan merasa ruangan kerja terasa panas sehingga tidak nyaman pada saat bekerja dan % lainya menyatakan bahwa sering berselisih dengan rekan kerja mengenai pekerjaan A B C Ya Tidak Gambar 2 Diagram Kebosanan Kerja A-101

5 Keterangan : A = Jam kerja setiap hari terlalu lama, saat bekerja selalu ingin keluar dari ruangan kerja, jika ada pekerjaan lain maka responden lebih memilih pekerjaan lain, responden sering keberatan jika diminta lembur, setiap hari yang dihadapi responden ditempat kerja hanyalah mencanting maka responden merasa bosan, selalu melakukan kegiatan yang sama setiap hari, merasa pekerjaanya kurang bervariasi dan pekerjaanya memerlukan pemusatan pikiran dan perhatian terus menerus. B = Sering menemui kesulitan pada saat bekerja dan merasa ruangan kerja terasa panas. C = Sering berselisih dengan rekan kerja mengenai pekerjaan. Penyebab terjadinya kebosanan kerja pada pekerja di Rumah Batik Nakula Sadewa dikarenakan kurangnya motivasi yang diberikan terhadap pekerja sehingga pekerja sering keberatan jika diminta untuk lembur, adanya lingkungan kerja tidak menarik atau suram membuat pekerja pada saat bekerja sering ingin keluar karena merasa tidak nyaman saat berada didalam ruangan, penyebab lainya adalah karena jenis pekerjaan repetitif atau berulang-ulang hal ini membuat pekerja cepat bosan dan menurunkan gairah kerja, penyebab lainya adalah tidak adanya penyejuk ruangan seperti kipas maupun ventilasi udara yang kurang baik sehingga ruangan terasa panas dan dekatnya tempat kerja dengan jalan raya sehingga ruangan kerja terasa bising membuat pekerja pada saat bekerja kurang bisa berkonsentrasi dengan baik. Sikap Dan Posisi Kerja Untuk pengukuran postur dan posisi kerja akan digunakan metode Rapid Upper Limb Assessment (RULA). Pengukuran ini menggunakan peralatan untuk mengambil gambar posisi kerja karyawan yaitu kamera digital, dari gambar yang diambil akan di ukur sudut postur kerja pada bagian-bagian yang ingin diukur. Gambar 3 Sudut Postur Tubuh Responden Dalam penelitian ini analisis postur dan posisi kerja menggunakan metode Rapid Upper Limb Assessment (RULA). Berdasarkan pengolahan data didapat bahwa responden 3 (tiga) dan responden 4 (empat) memiliki grand skor tinggi yaitu 7 (tujuh) dengan level tindakan 4 (empat) dan tingkat aksi yang memerlukan adanya investigasi dan perbaikan secepat mungkin, sedangkan responden 1 (satu), responden 5 (lima), responden 7 (tujuh), responden 8 (delapan) dan responden 9 (sembilan) mempunyai grand skor 6 dengan level tindakan 3, sehingga dalam tingkat aksi diperlukan adanya investigasi dan perbaikan segera mungkin, dan untuk responden 2 (dua) dan 6 (enam) mempunyai grand skor 4, level tindakan 2 dan tingkat aksi yang diperlukan adalah investigasi lebih lanjut. Dari uraian di atas dapat disederhanakan dalam bentuk diagram berikut ini : 56% Rendah Tinggi 22% 22% Gambar 4 Prosentase Level Tindakan Berdasarkan diagram di atas dapat diketahui jumlah responden dengan status level tinggi adalah 22 %, level sedang 56% dan level ringan adalah 22%. Hal ini disebabkan karena sikap dan posisi kerja yang tidak alamiah dimana bagian-bagian tubuh responden pada saat bekerja bergerak menjauhi posisi badan seperti pergerakan tangan terangkat saat mencanting, punggung terlalu membungkuk dan memuntir dan leher menekuk atau memuntir. Sedangkan faktor lainnya adalah desain kursi yang digunakan untuk duduk pada saat membatik/mencanting tidak ergonomis. A-102

6 5. KESIMPULAN Dari hasil analisis di atas ditarik kesimpulan bahwa : 1. Keluhan-keluhan yang dialami oleh pekerja diantaranya adalah sakit pada bahu kanan, sakit pada siku kanan dan lengan atas kiri adalah % (7 pekerja), sakit pada siku kiri dan tangan kiri 55.55% (5 pekerja), sakit pada lengan bawah kiri dan tangan kanan 66.66% (6 pekerja), sakit pada lengan bawah kanan 55.55% (5 pekerja) dan sakit pada pergelangan tangan kiri adalah 22.22% (2 pekerja). 2. Kebosanan kerja 100% (9 pekerja) mengatakan bahwa jam kerja yang dirasakan setiap hari terlalu lama hal ini membuat pekerja sering keberatan jika diminta lembur dan pekerjaan membatik yang dilakukan memerlukan pemusatan pikiran dan perhatian terus menerus tanpa ada relaksasi disaat bekerja sehingga cepat merasa bosan. Sedangkan ada 88.88% (8 pekerja) yang sering menemui kesulitan pada saat bekerja, pekerja juga merasa ruangan kerja terasa panas sehingga merasa tidak nyaman pada saat bekerja dan % lainya menyatakan bahwa sering berselisih dengan rekan kerja mengenai pekerjaan. 3. Postur dan posisi kerja pekerja menggunakan metode Rapid Upper Limb Assesment (RULA) di dapat bahwa 22 % pekerja mengalami keluhan pada anggota badan ekstrimitas atas (lengan atas, lengan bawah, pergelangan tangan) tingkat tinggi, sehingga memerlukan investigasi secepat mungkin, sedangkan 56% pekerja mengalami keluhan pada anggota badan ekstrimitas atas tingkat sedang yang memerlukan investigasi dan perbaikan segera, 22% responden lainya mengalami keluhan pada anggota badan ekstrimitas atas tingkat ringan sehingga memerlukan investigasi lebih lanjut. 6. SARAN Berdasarkan hasil penelitian ini penulis disarankan kepada pihak perusahaan diantaranya adalah : 1. Perbaikan sikap dan posisi tubuh pada saat bekerja dengan kategori level tinggi dan sedang. 2. Standar Oprasional Procedure (SOP) cara kerja yang ergonomis dan ditempelkan pada tempat kerja. 3. Kontak sosial diawali dengan senam sebelum bekerja dan musik pada saat bekerja. PUSTAKA Anoraga, P Psikologi Kerja. Jakarta: Rineka Cipta. Ayoub, M.M Modelling in Manual Material Handling, Journal Human Ergol. Azwar,A Tubuh Sehat Ideal Dari Segi Kesehatan.(cited 2009 januari 21). Available from: URL: Bridger, R.S Introduction To Ergonomic. Singapore: MC. Graw-Hill International Inc. Budiarto, W Informasi Upah Minimum Regional (UMR).Available from: URL: Grandjean, E Fitting the Task to The Man. London. Taylor & Francis. Hartono, W Hubungan Antara Sikap dan Posisi Kerja Anggota Tubuh Dengan UEWMSDs Pada Perajin Rotan di Perusahaan X.Tesis. Jakarta: Universitas Indonesia. Lueder,R A Propoced RULA For Computer Users. Procceding Of The Ergonomics Summer Workshop. UC Berkeley Center For Occuptional & Evironmental Health Continuing Education Program, San Francisco. Manuaba, A Pengetrapan Ergonomi Dalam Rangka Peningkatan Usaha Pendidikan Dan Pembangunan Masyarakat. Bunga Rampai Ergonomi. Denpasar: Program Studi Ergonomi-Fisiologi Kerja Universitas Udayana. Manuaba, A Penerapan Ergonomi Meningkatkan Produktivitas. Makalah. Denpasar: Bagian Ilmu Faal Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Pulat, B.M Fundamental of Industrial Ergonomic. New Jersey, USA: Hall International, Englewoods Cliff. Rodahl, K The Physiology of Work. London. New York. Philadelphia: Taylor and Francis. Tarwaka, Solichul.H.A, Bakri, Sudiajeng.L, 2004.Ergonomi Untuk Kesehatan Kerja Dan Produktivitas, Uniba Press, Surakarta. Tarwaka, P.G Dasar-dasar Pengetahuan Ergonomi Dan Aplikasi Di Tempat Kerja. Harapan Press. Surakarta. Wignjosoebroto, S, 1996, Ergonomi Study Gerak & Waktu, Teknik Aplikasi Untuk Peningkatan Produktifitas Kerja, A-103

Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe

Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe Farida Ariani 1), Ikhsan Siregar 2), Indah Rizkya Tarigan 3), dan Anizar 4) 1) Departemen Teknik Mesin, Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA HOME INDUSTRY JKS SNACK & CATERING DI SERANG-BANTEN

ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA HOME INDUSTRY JKS SNACK & CATERING DI SERANG-BANTEN Journal Industrial Manufacturing Vol. 3, No. 1, Januari 2018, pp. 51-56 P-ISSN: 2502-4582, E-ISSN: 2580-3794 ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA HOME INDUSTRY JKS SNACK & CATERING

Lebih terperinci

SARANA KERJA YANG TIDAK ERGONOMIS MENINGKATKAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA GARMENT DI BALI

SARANA KERJA YANG TIDAK ERGONOMIS MENINGKATKAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA GARMENT DI BALI 1 SARANA KERJA YANG TIDAK ERGONOMIS MENINGKATKAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA GARMENT DI BALI Oleh: Solichul Hadi A. Bakri dan Tarwaka Ph.=62 812 2589990 e-mail: shadibakri@astaga.com Abstrak Industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Postur tubuh yang tidak seimbang dan berlangsung dalam jangka waktu lama dapat mengakibatkan stress pada bagian tubuh tertentu, yang biasa disebut dengan postural

Lebih terperinci

Analisis Risiko Manual Handling pada Pekerja PT. XYZ

Analisis Risiko Manual Handling pada Pekerja PT. XYZ Analisis Risiko Manual Handling pada Pekerja PT. XYZ Cita Anugrah Adi Prakosa 1), Pringgo Widyo Laksono 2) 1,2) Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Surakarta 2) Laboratorium

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI TINGKAT KELELAHAN OTOT PADA PENGGUNA KOMPUTER DI BIRO PUSAT ADMINISTRASI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

IDENTIFIKASI TINGKAT KELELAHAN OTOT PADA PENGGUNA KOMPUTER DI BIRO PUSAT ADMINISTRASI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 78 IDENTIFIKASI TINGKAT KELELAHAN OTOT PADA PENGGUNA KOMPUTER DI BIRO PUSAT ADMINISTRASI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN Syamsul Gultom 1) 1) Ilmu Keolahragaan, FIK UNIMED. Email: syamsulgultom@gamail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN

IMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN IMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN (Studi Kasus Industri Tenun Pandai Sikek Sumatera Barat) Nilda Tri Putri, Ichwan

Lebih terperinci

ERGONOMI PADA BURUH GENDONG PEREMPUAN. ( Oleh : Risma A Simanjuntak, Prastyono Eko Pambudi ) Abstrak

ERGONOMI PADA BURUH GENDONG PEREMPUAN. ( Oleh : Risma A Simanjuntak, Prastyono Eko Pambudi ) Abstrak ERGONOMI PADA BURUH GENDONG PEREMPUAN ( Oleh : Risma A Simanjuntak, Prastyono Eko Pambudi ) Abstrak Penelitian ini dilakukan di pasar Bringharjo dan Giwangan dengan objek buruh gendong perempuan. Makalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas, dari pencemaran lingkungan, sehingga

Lebih terperinci

Hubungan Faktor Internal Dan Eksternal Terhadap Kelelahan Kerja Melalui Subjective Self Rating Test

Hubungan Faktor Internal Dan Eksternal Terhadap Kelelahan Kerja Melalui Subjective Self Rating Test Hubungan Faktor Internal Dan Eksternal Terhadap Kelelahan Kerja Melalui Subjective Self Rating Test Titin Isna Oesman 1 dan Risma Adelina Simanjuntak 2 Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta ti_oesman@yahoo.com,risma_stak@yahoo.com

Lebih terperinci

BEBAN KERJA DAN KELUHAN SISTEM MUSCULOSKELETAL PADA PEMBATIK TULIS DI KELURAHAN KALINYAMAT WETAN KOTA TEGAL

BEBAN KERJA DAN KELUHAN SISTEM MUSCULOSKELETAL PADA PEMBATIK TULIS DI KELURAHAN KALINYAMAT WETAN KOTA TEGAL C.13. Beban Kerja dan Keluhan Sistem Musculoskeletal pada Pembatik Tulis... (Siswiyanti) BEBAN KERJA DAN KELUHAN SISTEM MUSCULOSKELETAL PADA PEMBATIK TULIS DI KELURAHAN KALINYAMAT WETAN KOTA TEGAL Siswiyanti

Lebih terperinci

HUBUNGAN SIKAP KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA UNIT WEAVING DI PT DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE IV BOYOLALI

HUBUNGAN SIKAP KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA UNIT WEAVING DI PT DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE IV BOYOLALI Hubungan Sikap Kerja dengan Keluhan Muskuloskeletal... (Amelinda dan Iftadi) HUBUNGAN SIKAP KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA UNIT WEAVING DI PT DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE IV BOYOLALI Bela

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Masalah utama dalam aktivitas produksi ditinjau dari segi kegiatan / proses produksi adalah bergeraknya material dari satu proses ke proses produksi berikutnya. Untuk

Lebih terperinci

terjadi karena kerja berlebihan (ougkverexertion) atau gerakan yang berulang

terjadi karena kerja berlebihan (ougkverexertion) atau gerakan yang berulang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia kerja, seseorang atau sekelompok pekerja dapat berisiko mengalami penyakit dan keluhan-keluhan kesehatan yang disebabkan oleh pekerjaan. Kesehatan kerja

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: a. Meja dan Kursi yang dirancang terbukti menurunkan keluhan kedua operator

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: 1. Hasil penilaian REBA nilai action level tertinggi dengan kriteria

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN STAGEN PADA AKTIVITAS ANGKAT-ANGKUT DI PASAR LEGI SURAKARTA

ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN STAGEN PADA AKTIVITAS ANGKAT-ANGKUT DI PASAR LEGI SURAKARTA ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN STAGEN PADA AKTIVITAS ANGKAT-ANGKUT DI PASAR LEGI SURAKARTA Muchlison Anis Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan Surakarta

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini digambarkan dalam diagram alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai Studi Pustaka Studi Lapangan Identifikasi

Lebih terperinci

ANALISA POSTUR KERJA PADA PEWARNAAN BATIK TULIS (CELUP TRADISIONAL) DAN (CELUP MESIN) MENGGUNAKAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA)

ANALISA POSTUR KERJA PADA PEWARNAAN BATIK TULIS (CELUP TRADISIONAL) DAN (CELUP MESIN) MENGGUNAKAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA) ANALISA POSTUR KERJA PADA PEWARNAAN BATIK TULIS (CELUP TRADISIONAL) DAN (CELUP MESIN) MENGGUNAKAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA) ABSTRAK Siswiyanti 1, Rusnoto 2 Program Studi Teknik Industri

Lebih terperinci

PERBAIKAN POSTUR KERJA PADA PROSES PENGIKIRAN WAJAN DI SP ALUMINIUM YOGYAKARTA

PERBAIKAN POSTUR KERJA PADA PROSES PENGIKIRAN WAJAN DI SP ALUMINIUM YOGYAKARTA PERBAIKAN POSTUR KERJA PADA PROSES PENGIKIRAN WAJAN DI SP ALUMINIUM YOGYAKARTA Samuel Bobby Sanjoto *1), M.Chandra Dewi K 2) dan A. Teguh Siswantoro 3) 1,2,3) Fakultas Teknologi Industri, Universitas Atma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Batik merupakan kerajinan tangan yang bernilai seni tinggi yang pada tanggal 2 Oktober 2009 ditetapkan oleh UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural

Lebih terperinci

ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN METODE OWAS

ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN METODE OWAS ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN METODE OWAS Dian Palupi Restuputri *1, Erry Septya Primadi 2, M. Lukman 3 1,2,3 Universitas Muhammadiyah Malang Kontak person:

Lebih terperinci

RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA)

RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA) RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA) A. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mampu merancang metode kerja berdasarkan pada prinsip-prinsip biomekanika. 2. Mengetahui postur kerja yang baik menurut prinsip-prinsip RULA. 3.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini dibahas teori-teori yang digunakan sebagai landasan dan dasar pemikiran yang mendukung analisis dan pemecahan permasalahan dalam penelitian ini. 2.1 Kajian Ergonomi

Lebih terperinci

perusahaan lupa untuk memperhatikan akibat dari pengangkutan material secara manual tersebut bagi kenyamanan dan kesehatan pekerja atau operator. Pabr

perusahaan lupa untuk memperhatikan akibat dari pengangkutan material secara manual tersebut bagi kenyamanan dan kesehatan pekerja atau operator. Pabr ANALISIS PEMINDAHAN MATERIAL SECARA MANUAL PEKERJA PENGANGKUT GENTENG UD. SINAR MAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE RAPID ENTIRE BODY ASSESSMENT (REBA) Dian Herdiana Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran ergonomi, karena ergonomi berkaitan dengan orang yang bekerja, selain dalam rangka efektivitas, efisiensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produksi, terutama perusahaan yang bersifat padat karya. Produktivitas tenaga kerja

BAB I PENDAHULUAN. produksi, terutama perusahaan yang bersifat padat karya. Produktivitas tenaga kerja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Faktor pekerja masih sangat mempengaruhi tingkat produktivitas suatu sistem produksi, terutama perusahaan yang bersifat padat karya. Produktivitas tenaga kerja dapat

Lebih terperinci

ANALISIS POSTUR KERJA PEKERJA PROSES PENGESAHAN BATU AKIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE REBA

ANALISIS POSTUR KERJA PEKERJA PROSES PENGESAHAN BATU AKIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE REBA ANALISIS POSTUR KERJA PEKERJA PROSES PENGESAHAN BATU AKIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE REBA Fahmi Sulaiman 1 * & Yossi Purnama Sari 2 1,2 Program Studi Teknik Industri, Politeknik LP3I Medan Tel: 061-7867311

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG STASIUN KERJA UNTUK MENGURANGI KELUHAN BIOMEKANIK PADA AKTIFITAS LOUNDRY DI PT X

PERANCANGAN ULANG STASIUN KERJA UNTUK MENGURANGI KELUHAN BIOMEKANIK PADA AKTIFITAS LOUNDRY DI PT X PERANCANGAN ULANG STASIUN KERJA UNTUK MENGURANGI KELUHAN BIOMEKANIK PADA AKTIFITAS LOUNDRY DI PT X I Wayan Sukania, Lamto Widodo, David Gunawan Program Studi Teknik Industri Jurusan Teknik Mesin Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan. hidupnya, dan hampir sebagian besar dari waktunya dihabiskan di tempat

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan. hidupnya, dan hampir sebagian besar dari waktunya dihabiskan di tempat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dituntut untuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dan hampir sebagian besar dari waktunya dihabiskan di tempat kerja. Lingkungan tempat kerja merupakan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. lebih tinggi dari perempuan. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor

BAB V PEMBAHASAN. lebih tinggi dari perempuan. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor BAB V PEMBAHASAN A. Karakteristik Subjek Penelitian 1. Jenis Kelamin Adanya perbedaan jenis kelamin dapat mempengaruhi tingkat produktivitas seseorang. Secara universal, tingkat produktivitas laki-laki

Lebih terperinci

Analisis Sistem Kerja Sortasi Biji Kopi Dengan Menggunakan Pendekatan Ergonomi Di CV. Kopi Tunah Kolak Jaya

Analisis Sistem Kerja Sortasi Biji Kopi Dengan Menggunakan Pendekatan Ergonomi Di CV. Kopi Tunah Kolak Jaya Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.4 No.1 (2015) 11-16 ISSN 2302 934X Ergonomic and Work System Analisis Sistem Kerja Sortasi Biji Kopi Dengan Menggunakan Pendekatan Ergonomi Di CV. Kopi Tunah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BULOG adalah perusahaan umum milik negara yang bergerak di bidang logistik pangan. Ruang lingkup bisnis perusahaan meliputi usaha logistik/pergudangan, survei

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan pada sistem otot rangka/musculoskeletal disorders (MSDs)

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan pada sistem otot rangka/musculoskeletal disorders (MSDs) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan pada sistem otot rangka/musculoskeletal disorders (MSDs) merupakan masalah dalam bidang kesehatan kerja pada saat ini. Gangguan ini akan menyebabkan penurunan

Lebih terperinci

PERANCANGAN STASIUN KERJA PEMBUATAN KULIT MOCHI DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI

PERANCANGAN STASIUN KERJA PEMBUATAN KULIT MOCHI DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI PERANCANGAN STASIUN KERJA PEMBUATAN KULIT MOCHI DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI Silvi Ariyanti 1 1 Program Studi Teknik Industri Universitas Mercubuana Email: ariyantisilvi41@gmail.com ABSTRAK Pada industri

Lebih terperinci

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Yang bertanda tangan di bawah ini, saya : Nama : Umur/Tanggal Lahir : Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan Dengan ini menyatakan bersedia untuk menjadi responden penelitian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja masih dominan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja masih dominan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja masih dominan dalam menjalankan proses produksi terutama kegiatan yang bersifat manual. Salah satu bentuk peranan manusia

Lebih terperinci

ANALISIS POSTUR KERJA PADA TENAGA KERJA DENGAN METODE REBA AREA WORKSHOP PT X JAKARTA TIMUR

ANALISIS POSTUR KERJA PADA TENAGA KERJA DENGAN METODE REBA AREA WORKSHOP PT X JAKARTA TIMUR ANALISIS POSTUR KERJA PADA TENAGA KERJA DENGAN METODE REBA AREA WORKSHOP PT X JAKARTA TIMUR Iwan Suryadi 1, Siti Rachmawati 2 1,2 Program Studi D3 Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO ISSN: ANALISIS POSISI DAN POSTUR PEKERJA LANTAI PRODUKSI DI PT. SERENA HARSA UTAMA

Seminar Nasional IENACO ISSN: ANALISIS POSISI DAN POSTUR PEKERJA LANTAI PRODUKSI DI PT. SERENA HARSA UTAMA ANALISIS POSISI DAN POSTUR PEKERJA LANTAI PRODUKSI DI PT. SERENA HARSA UTAMA Henny *, Iyan Andriana dan Jazim Alkhamidi 1,2 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan produksi merupakan interaksi dari tenaga kerja, metode kerja, fasilitas kerja dan lingkungan kerja untuk menghasilkan nilai tambah bagi produk. Peranan manusia

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKA STASIUN KERJA MENCANTING DENGAN ANALISIS KELUHAN MUSKULOSCELETAL (Studi Kasus: Industri Batik Gress Tenan)

USULAN PERBAIKA STASIUN KERJA MENCANTING DENGAN ANALISIS KELUHAN MUSKULOSCELETAL (Studi Kasus: Industri Batik Gress Tenan) USULAN PERBAIKA STASIUN KERJA MENCANTING DENGAN ANALISIS KELUHAN MUSKULOSCELETAL (Studi Kasus: Industri Batik Gress Tenan) Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Industri

Lebih terperinci

ANALISIS POSTUR KERJA PADA AKTIVITAS PENGANGKUTAN BUAH KELAPA SAWIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE RAPID ENTIRE BODY ASSESSMENT (REBA)

ANALISIS POSTUR KERJA PADA AKTIVITAS PENGANGKUTAN BUAH KELAPA SAWIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE RAPID ENTIRE BODY ASSESSMENT (REBA) ANALISIS POSTUR KERJA PADA AKTIVITAS PENGANGKUTAN BUAH KELAPA SAWIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE RAPID ENTIRE BODY ASSESSMENT (REBA) Muhammad wakhid Mahasiswa Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik

Lebih terperinci

Novena Ayu Parasti, Chandra Dewi K., DM. Ratna Tungga Dewa

Novena Ayu Parasti, Chandra Dewi K., DM. Ratna Tungga Dewa ANALISIS POSTUR KERJA PADA INDUSTRI GERABAH Novena Ayu Parasti, Chandra Dewi K., DM. Ratna Tungga Dewa PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI, FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA, Jln.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami kecelakaan, penyakit dan keluhan-keluhan kesehatan yang disebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami kecelakaan, penyakit dan keluhan-keluhan kesehatan yang disebabkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam dunia kerja, seorang atau sekelompok pekerja dapat berisiko mengalami kecelakaan, penyakit dan keluhan-keluhan kesehatan yang disebabkan oleh pekerjaan. Salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perusahaan industri di negara Indonesia sedang mengalami peningkatan yang cukup pesat, baik itu dalam bidang jasa atau manufaktur. Persaingan antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi di era globalisasi ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan industri di Indonesia. Sehingga industri perlu mengadakan perubahan untuk mengikuti

Lebih terperinci

BEBAN KERJA FISIK KARYAWAN INDUSTRI BATIK TRADISIONAL

BEBAN KERJA FISIK KARYAWAN INDUSTRI BATIK TRADISIONAL BEBAN KERJA FISIK KARYAWAN INDUSTRI BATIK TRADISIONAL Jazuli* 1, Tita Talitha 2, Ratih Setyaningrum 3, Peni Widyastuti 4 1, 2, 3 Dosen Teknik Industri Universitas Dian Nuswantoro Semarang 4 Alumni Teknik

Lebih terperinci

Penempatan Posisi Ketinggian Monitor Diturunkan Dapat Mengurangi Keluhan Subjektif Para Pemakai Kaca Bifokal, Bagian I

Penempatan Posisi Ketinggian Monitor Diturunkan Dapat Mengurangi Keluhan Subjektif Para Pemakai Kaca Bifokal, Bagian I Penempatan Posisi Ketinggian Monitor Diturunkan Dapat Mengurangi Keluhan Subjektif Para Pemakai Kaca Bifokal, Bagian I Oleh: I Dewa Ayu Sri Suasmini, S.Sn,. M. Erg. Dosen Desain Interior Fakultas Seni

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PENGUPAS KULIT LADA TIPE TIRUS PUTARAN VERTIKAL BERDASARKAN METODE NORDIC BODY MAP (NBM) DAN PENDEKATAN ANTROPOMETRI

RANCANG BANGUN MESIN PENGUPAS KULIT LADA TIPE TIRUS PUTARAN VERTIKAL BERDASARKAN METODE NORDIC BODY MAP (NBM) DAN PENDEKATAN ANTROPOMETRI RANCANG BANGUN MESIN PENGUPAS KULIT LADA TIPE TIRUS PUTARAN VERTIKAL BERDASARKAN METODE NORDIC BODY MAP (NBM) DAN PENDEKATAN ANTROPOMETRI ALMIZAN Program Studi Teknik Industri, Universitas Tanjungpura

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI POSTUR KERJA SECARA ERGONOMI UNTUK MENGHINDARI MUSCULOSKELETAL DISORDERS

IDENTIFIKASI POSTUR KERJA SECARA ERGONOMI UNTUK MENGHINDARI MUSCULOSKELETAL DISORDERS IDENTIFIKASI POSTUR KERJA SECARA ERGONOMI UNTUK MENGHINDARI MUSCULOSKELETAL DISORDERS Meri Andriani Universitas Samudra, Jl. Meurandeh Prodi Teknik Industri. Email: meri_zulham@yahoo.com Abstrak Postur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2020 mendatang, di mana Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan persyaratan yang ditetapkan dalam hubungan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2020 mendatang, di mana Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan persyaratan yang ditetapkan dalam hubungan ekonomi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi dan pasar bebas Word Trade Organisasion (WTO) dan Geberal Agreement Tariffs and Trade (GATT) yang akan belaku tahun 2020 mendatang, di mana Keselamatan

Lebih terperinci

ANALISIS ERGONOMI PADA PRAKTIK MEMELIHARA RODA DAN BAN MENGGUNAKAN METODE REBA

ANALISIS ERGONOMI PADA PRAKTIK MEMELIHARA RODA DAN BAN MENGGUNAKAN METODE REBA 60 ANALISIS ERGONOMI PADA PRAKTIK MEMELIHARA RODA DAN BAN MENGGUNAKAN METODE REBA Friska Pakpahan 1, Wowo S. Kuswana 2, Ridwan A.M. Noor 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pekerja yang melakukan kegiatan berulang-ulang dalam satu siklus sangat

BAB I PENDAHULUAN. Pekerja yang melakukan kegiatan berulang-ulang dalam satu siklus sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Pekerja yang melakukan kegiatan berulang-ulang dalam satu siklus sangat rentan mengalami gangguan musculoskeletal. Keluhan musculoskeletal adalah keluhan

Lebih terperinci

ANALISIS POSTUR DAN GERAKAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE OCCUPATIONAL REPETITIVE ACTION

ANALISIS POSTUR DAN GERAKAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE OCCUPATIONAL REPETITIVE ACTION TUGAS AKHIR ANALISIS POSTUR DAN GERAKAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE OCCUPATIONAL REPETITIVE ACTION (OCRA) (Studi Kasus : PT. SAMIDI GLASS AND CRAFT, BAKI, SUKOHARJO) Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

Cut Ita Erliana dan Ruchmana Romauli Rajagukguk. Lhokseumawe Aceh Abstrak

Cut Ita Erliana dan Ruchmana Romauli Rajagukguk. Lhokseumawe Aceh   Abstrak ANALISA POSTUR KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE RAPPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA) PADA PEKERJA BAGIAN MOTHER PLANT DEPARTEMEN NURSERY PT. TOBA PULP LESTARI, TBK PORSEA Cut Ita Erliana dan Ruchmana Romauli

Lebih terperinci

ANALISA ERGONOMI PADA POSTUR KERJA OPERATOR PAKAN AYAM MENGGUNAKAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESMENT (RULA) DI PT. X. Abstrak

ANALISA ERGONOMI PADA POSTUR KERJA OPERATOR PAKAN AYAM MENGGUNAKAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESMENT (RULA) DI PT. X. Abstrak ANALISA ERGONOMI PADA POSTUR KERJA OPERATOR PAKAN AYAM MENGGUNAKAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESMENT (RULA) DI PT. X Krishna Tri Sanjaya 1 Staf Pengajar, Universitas PGRI Ronggolawe, Tuban krishnasanjaya@yahoo.com

Lebih terperinci

Analisis Postur Kerja dengan Metode REBA untuk Mengurangi Resiko Cedera pada Operator Mesin Binding di PT. Solo Murni Boyolali

Analisis Postur Kerja dengan Metode REBA untuk Mengurangi Resiko Cedera pada Operator Mesin Binding di PT. Solo Murni Boyolali Analisis Postur Kerja dengan Metode REBA untuk Mengurangi Resiko Cedera pada Operator Mesin Binding di PT. Solo Murni Boyolali Alfian Destha Joanda *1) dan Bambang Suhardi *2) 1,2) Program Pascasarjana

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Egonomi Ergonomi atau ergonomis berasal dari kata Yunani yaitu Ergo yang berarti kerja dan Nomos yang berarti hukum. Ergonomi dapat didefenisikan sebagai studi tentang aspek-aspek

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: DESAIN ALAT BANTU PADA AKTIVITAS PENUANGAN MATERIAL KEDALAM MESIN PENCAMPUR DI PT ABC DENGAN METODE REBA

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: DESAIN ALAT BANTU PADA AKTIVITAS PENUANGAN MATERIAL KEDALAM MESIN PENCAMPUR DI PT ABC DENGAN METODE REBA DESAIN ALAT BANTU PADA AKTIVITAS PENUANGAN MATERIAL KEDALAM MESIN PENCAMPUR DI PT ABC DENGAN METODE REBA Etika Muslimah 1*, Dwi Ari Wibowo 2 1,2 Jurusan Teknik Industri, Universitas Muhammadiyah Surakarta

Lebih terperinci

1 Universitas Indonesia

1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dituntut untuk berusaha atau bekerja dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya, dan hampir sebagian besar dari mereka menghabiskan waktunya di tempat kerja.

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 6 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 6 HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Keterbatasan Penelitian Penelitian terhadap proses pekerjaan finishing yang terdiri dari pemeriksaan kain, pembungkusan kain, dan pengepakan (mengangkat kain) ini memiliki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Metode perancangan alat atau produk dalam penelitian ini menggunakan perancangan produk dengan metode rasional. Tahapan dari penelitian ditunjukan

Lebih terperinci

Penilaian Resiko Manual Handling dengan Metode Indikator Kunci. dan Penentuan Klasifikasi Beban Kerja dengan Penentuan. Cardiovasculair Load

Penilaian Resiko Manual Handling dengan Metode Indikator Kunci. dan Penentuan Klasifikasi Beban Kerja dengan Penentuan. Cardiovasculair Load hal II - 81 Penilaian Resiko Manual Handling dengan Metode Indikator Kunci dan Penentuan Klasifikasi Beban Kerja dengan Penentuan Cardiovasculair Load Risma Adelina Simanjuntak 1 Jurusan Teknik Industri,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ergonomi Ergonomi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang interaksi manusia, fasilitas kerja, dan lingkungannya dan bertujuan untuk menyesuaikan suasana kerja dan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan program pengembangan dan pendayagunaan SDM tersebut, pemerintah juga memberikan jaminan kesejahteraan, kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan program pengembangan dan pendayagunaan SDM tersebut, pemerintah juga memberikan jaminan kesejahteraan, kesehatan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang maksimal, pembangunan bangsa Indonesia dewasa ini lebih dikonsentrasikan pada pengembangan dan pendayagunaan Sumber

Lebih terperinci

BAB VI PEMBAHASAN. Perbaikan Sikap Kerja Dan Penambahan Penerangan Lokal Menurunkan Keluhan

BAB VI PEMBAHASAN. Perbaikan Sikap Kerja Dan Penambahan Penerangan Lokal Menurunkan Keluhan BAB VI PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan pada BAB V tentang Perbaikan Sikap Kerja Dan Penambahan Penerangan Lokal Menurunkan Keluhan Muskuloskeletal, Kelelahan Mata Dan Meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD Satria merupakan usaha kecil menengah yang bergerak di bidang produksi linggis. Usaha ini dikelola secara turun menurun yang didirikan pada tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pekerjaan manual handling. Suatu hal yang sangat beralasan,

BAB I PENDAHULUAN. dengan pekerjaan manual handling. Suatu hal yang sangat beralasan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lebih dari seperempat dari total kecelakaan kerja terjadi berkaitan dengan pekerjaan manual handling. Suatu hal yang sangat beralasan, seharusnya diberikan perhatian

Lebih terperinci

Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Universitas Telkom

Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Universitas Telkom USULAN PERBAIKAN SPESIFIKASI ALAT BANTU DI STASIUN KERJA PENGIKISAN ALAT CAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE (RULA) RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (STUDI KASUS RUMAH BATIK KOMAR) Yuvie Mutiarasari 1, Rino Andias

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH MUSIK TERHADAP BEBAN KERJA MENTAL PEKERJA BATIK TULIS DAN CAP DI BATIK PUTRA LAWEYAN

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH MUSIK TERHADAP BEBAN KERJA MENTAL PEKERJA BATIK TULIS DAN CAP DI BATIK PUTRA LAWEYAN NASKAH PUBLIKASI PENGARUH MUSIK TERHADAP BEBAN KERJA MENTAL PEKERJA BATIK TULIS DAN CAP DI BATIK PUTRA LAWEYAN Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hakekat ilmu pengetahuan selalu mengalami perkembangan melalui pembelajaran, penyempurnaan, atau temuan baru secara interaktif, berkolaborasi dengan berbagai kajian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus sesuai dengan kondisi tubuh serta tenaga yang dimiliki oleh masing-masing individu

BAB I PENDAHULUAN. harus sesuai dengan kondisi tubuh serta tenaga yang dimiliki oleh masing-masing individu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Indonesiasebagian warga berprofesi nelayan, kegiatan yang dilakukan oleh nelayan harus sesuai dengan kondisi tubuh serta tenaga yang dimiliki oleh masing-masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bagian back office adalah sistem pendukung yang menangani bagian

BAB I PENDAHULUAN. Bagian back office adalah sistem pendukung yang menangani bagian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagian back office adalah sistem pendukung yang menangani bagian administrasi penjualan dan merupakan stasiun kerja yang menggunakan komputer sebagai alat bantu utama

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Bab ini berisi analisis dan interpretasi hasil berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya. Analisis dan interpretasi hasil bertujuan untuk menjelaskan hasil dari

Lebih terperinci

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK TUGAS AKHIR ANALISA POSTUR KERJA DAN PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING INDUSTRI KECIL (Studi kasus: Industri Kecil Pembuatan Tahu di Kartasuro) Diajukan sebagai salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambaran risiko..., Pongki Dwi Aryanto, FKM UI, 2008

BAB I PENDAHULUAN. Gambaran risiko..., Pongki Dwi Aryanto, FKM UI, 2008 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi dan pasar bebas WTO dan GATT yang akan berlaku tahun 2020 mendatang, kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan

Lebih terperinci

Simposium Nasional RAPI XIII FT UMS ISSN

Simposium Nasional RAPI XIII FT UMS ISSN ASSESSMENT KEBOSANAN KERJA KARYAWAN SEBAGAI DASAR EVALUASI KINERJA ASPEK TASK, ORGANISASI DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN; STUDI KASUS DI KAWASAN INDUSTRI TANGERANG-BANTEN Wahyu Susihono 1,2 1 Konsentrasi Egonomi

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan 1. Alternatif yang dipilih untuk perancangan alat pilin tampar pandan menggunakan alternatif 3 dengan biaya pembuatan alat Rp 911.000,00 2. Setelah dianalisis

Lebih terperinci

Kata Kunci: metode QEC, pekerja gerabah, sepuluh postur duduk

Kata Kunci: metode QEC, pekerja gerabah, sepuluh postur duduk EVALUASI RESIKO POSTUR KERJA DI UMKM GERABAH MENGGUNAKAN METODE QUICK EXPOSURE CHECKLIST Indah Pratiwi 1*, Purnomo 2, Rini Dharmastiti 3, Lientje Setyowati 4 1 Mahasiswi Program Doktor Teknik Mesin Universitas

Lebih terperinci

Analisis Postur Kerja dengan Risk Assessment Methods pada Penambang Pasir

Analisis Postur Kerja dengan Risk Assessment Methods pada Penambang Pasir hal II - 72 Analisis Postur Kerja dengan Risk Assessment Methods pada Penambang Pasir Titin Isna Oesman 1 dan Risma Adelina Simanjuntak 2 Jurusan Teknik Industri, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta

Lebih terperinci

EVALUASI PERANCANGAN STANG SEPEDA MOTOR YANG ERGONOMIS UNTUK KOMUNITAS FREESTYLE

EVALUASI PERANCANGAN STANG SEPEDA MOTOR YANG ERGONOMIS UNTUK KOMUNITAS FREESTYLE EVALUASI PERANCANGAN STANG SEPEDA MOTOR YANG ERGONOMIS UNTUK KOMUNITAS FREESTYLE Maulana Antasari Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma Depok Jalan Margonda Raya 100,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sampah selalu menjadi polemik yang berkembang setiap tahunnya. Kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Sampah selalu menjadi polemik yang berkembang setiap tahunnya. Kondisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah selalu menjadi polemik yang berkembang setiap tahunnya. Kondisi lingkungan yang kotor merupakan salah satu masalah klasik dalam suatu wilayah perkotaan. Persoalan

Lebih terperinci

Evaluasi Postur Kerja Operator Pengangkatan Pada Distributor Minuman Kemasan ABSTRAK

Evaluasi Postur Kerja Operator Pengangkatan Pada Distributor Minuman Kemasan ABSTRAK Evaluasi Postur Kerja Operator Pengangkatan Pada Distributor Minuman Kemasan Ery Suhendri¹, Ade Sri Mariawati²,Ani Umiyati³ ¹ ² ³ Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa erysuhendri@yahoo.com¹,adesri77@gmail.com²,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. diambil pekerja dalam melakukan pekerjaan (Nurmianto, 2004). Terdapat 3 klasifikasi sikap dalam bekerja :

BAB II LANDASAN TEORI. diambil pekerja dalam melakukan pekerjaan (Nurmianto, 2004). Terdapat 3 klasifikasi sikap dalam bekerja : BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Postur Kerja Postur atau sikap kerja merupakan suatu tindakan yang diambil pekerja dalam melakukan pekerjaan (Nurmianto, 2004). Terdapat 3 klasifikasi sikap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja pada industri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja pada industri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja pada industri manufaktur di masa sekarang ini masih dominan dalam melakukan aktivitas manual material handling.

Lebih terperinci

Jurnal Dinamis Vol. II, No. 6, Januari 2010 ISSN

Jurnal Dinamis Vol. II, No. 6, Januari 2010 ISSN ANALISIS POSTUR KERJA DALAM SISTEM MANUSIA MESIN UNTUK MENGURANGI FATIGUE AKIBAT KERJA PADA BAGIAN AIR TRAFFIC CONTROL (ATC) DI PT. ANGKASA PURA II POLONIA MEDAN Farida Ariani Staff Pengajar Departemen

Lebih terperinci

ANALISA RESIKO MANUAL MATERIAL HANDLING PADA PEKERJA PENGGILINGAN PADI DI UD. CITRA TANI

ANALISA RESIKO MANUAL MATERIAL HANDLING PADA PEKERJA PENGGILINGAN PADI DI UD. CITRA TANI ANALISA RESIKO MANUAL MATERIAL HANDLING PADA PEKERJA PENGGILINGAN PADI DI UD. CITRA TANI Ade Putri Kinanthi 1, Nur Azizah Rahmadani 2, Rahmaniyah Dwi Astuti 3 1,2 Program Studi Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan Industri Kecil dan Menengah (IKM) saat ini tengah menjadi salah satu fokus pemerintah. Hal ini karena Industri Kecil dan Menengah (IKM) merupakan salah

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Metodologi Penelitian

Gambar 3.1 Metodologi Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan tahapan-tahapan dan langkah-langkah yang akan di lewati dalam melakukan penelitian. Metodologi penelitian ini akan membantu menyelesaikan penelitian

Lebih terperinci

PERHITUNGAN ENERGI EXPENDITUR, KONSUMSI ENERGI DAN PENILAIAN BEBAN KERJA PADA AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING

PERHITUNGAN ENERGI EXPENDITUR, KONSUMSI ENERGI DAN PENILAIAN BEBAN KERJA PADA AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING PERHITUNGAN ENERGI EXPENDITUR, KONSUMSI ENERGI DAN PENILAIAN BEBAN KERJA PADA AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING Ratih Setyaningrum Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Dian Nuswantoro

Lebih terperinci

Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya Abstrak

Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya Abstrak Analisis Tingkat Risiko Cedera MSDs pada Pekerjaan Manual Material Handling dengan Metode REBA dan RULA pada Pekerjaan Area Produksi Butiran PT. Petrokimia Kayaku Reza Rashad Ardiliansyah 1*, Lukman Handoko

Lebih terperinci

EVALUASI FASILITAS KERJA BAGIAN FINISHING PERUSAHAAN MEUBEL DENGAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA)

EVALUASI FASILITAS KERJA BAGIAN FINISHING PERUSAHAAN MEUBEL DENGAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA) EVALUASI FASILITAS KERJA BAGIAN FINISHING PERUSAHAAN MEUBEL DENGAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA) Indah Pratiwi Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. Ahmad Yani Tromol

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Khususnya bagi industri pembuatan canopy, tralis, pintu besi lipat,

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Khususnya bagi industri pembuatan canopy, tralis, pintu besi lipat, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perindustrian di Indonesia sekarang ini mengalami perkembangan yang pesat. Khususnya bagi industri pembuatan canopy, tralis, pintu besi lipat, rolling door, dan lan-lain.

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat didapat kesimpulan bahwa: a. Perbaikan yang dilakukan mampu mereduksi risiko cedera postur kerja dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring meningkatnya pertumbuhan perekonomian di Indonesia, membuat pembangunan juga semakin meningkat. Banyak pembangunan dilakukan di wilayah perkotaan maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manual (Manual Material Handling/MMH). Kelebihan MMH bila

BAB I PENDAHULUAN. manual (Manual Material Handling/MMH). Kelebihan MMH bila 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja masih dominan dalam menjalankan proses produksi terutama kegiatan yang bersifat manual. Salah satu bentuk peranan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan pendahuluan dari laporan penelitian. Bagian yang akan dibahas adalah latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan yang akan dicapai pada penelitian, batasan masalah

Lebih terperinci

Gambar 3. 1 Flowchart Penelitian

Gambar 3. 1 Flowchart Penelitian BAB III METOLOGI PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Metodologi penelitian berkaitan dengan prosedur, alat, metode serta desain penelitian yang dipergunakan di dalam melaksanakan penelitian. Tahapan proses

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang fisiologi dan ergonomi. Kampung Batik Semarang 16. Pengumpulan data dilakukan pada Maret 2015

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang fisiologi dan ergonomi. Kampung Batik Semarang 16. Pengumpulan data dilakukan pada Maret 2015 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang fisiologi dan ergonomi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada kelompok pengrajin batik

Lebih terperinci

DESAIN BENTUK FISIK KERETA DORONG SESUAI ANTROPOMETRI ANAK-ANAK UNTUK PENJUAL COBEK ANAK

DESAIN BENTUK FISIK KERETA DORONG SESUAI ANTROPOMETRI ANAK-ANAK UNTUK PENJUAL COBEK ANAK DESAIN BENTUK FISIK KERETA DORONG SESUAI ANTROPOMETRI ANAK-ANAK UNTUK PENJUAL COBEK Abstrak ANAK Delta Pralian - NPM : 30402264 Program Studi Teknik Industri, Universitas Gunadarma E-mail : dpralian@yahoo.com

Lebih terperinci