Tirto Jiwo, Sekolah Pemulihan Gangguan Jiwa

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Tirto Jiwo, Sekolah Pemulihan Gangguan Jiwa"

Transkripsi

1 Tirto Jiwo, Sekolah Pemulihan Gangguan Jiwa Oleh: Gunawan Setiadi Buku ini mengisahkan kegiatan pemulihan gangguan jiwa yang ditulis dalam bentuk cerita fiktif agar lebih menarik dan mudah dipahami. Layak dibaca oleh siapa saja yang tertarik dengan pemulihan gangguan jiwa, khususnya bagi mereka yang tidak mempunyai latar belakang pendidikan di bidang psikologi maupun kesehatan jiwa.

2 ebook ini diterbitkan pada th 2014 oleh Tirto jiwo. Hak cipta ada pada penulis dan dilindungi undang undang. Siapa saja diperbolehkan memperbanyak maupun menyebar luaskan tulisan ini, asalkan bukan untuk tujuan komersial serta tidak mengubah isinya. Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan. Buku ini tidak menggambarkan keadaan sesungguhnya dari Tirto Jiwo, Pusat pemulihan dan Pelatihan Gangguan Jiwa. Ketika buku ini diterbitkan pada 15 Januari 2014, pembangunan gedung Tirto Jiwo masih dalam tahap penyelesaian. Gambaran sekolah pemulihan jiwa dalam tulisan ini merupakan visi atau gambaran kedepan yang ingin kami realisasikan. Meskipun uraian dan pernyataan di dalam tulisan ini didasarkan pada rujukan ilmiah yang dapat dipercaya, namun tulisan ini tidak dimaksudkan sebagai pengganti nasihat dokter ataupun tenaga professional lainnya. Tirto Jiwo Gunawan Setiadi Page 1

3 Untuk penderita gangguan jiwa diseluruh Indonesia Gunawan Setiadi Page 2

4 Daftar isi 1. Prolog 4 2. Saat untuk mengembalikan Mereka bisa pulih Sekolah pemulihan jiwa Guru menjemput murid Kebutuhan belajar Mengapa anakku Suara suara yang membuat cemas Nasi bercampur butiran kaca Gadis manis berkumis Rencana kerja studi Terapi keluarga Rumah kost pemulihan jiwa Life skills Gerakan pemulihan gangguan jiwa Epilog 195 Gunawan Setiadi Page 3

5 Prolog Saat itu, empat tahun sebelum memasuki pensiun, dalam waktu kurang dari seminggu, kuterima 5 berita buruk. Pak Samsul Bahri, seniorku yang dua tahun lalu pensiun, usahanya bangkrut, terlilit hutang dan kini sedang mencari pekerjaan agar bisa membayar hutangnya. Pak Zainal Abidin, juga seniorku di Kemenkes yang baru setahun lalu pensiun, meninggal karena stroke. Sebelum meninggal, dia sering gelisah dan gampang marah. Sejak tidak lagi memegang jabatan, hampir tidak ada orang yang menyapa dan menghormatinya lagi. Pak Surya Alam, saudaraku yang sudah 3 tahun pensiun sebagai pegawai negeri sipil di daerah, terpaksa mendatangi saudara saudara dan teman temannya yang masih aktif bekerja untuk meminta bantuan bagi biaya anaknya yang akan masuk perguruan tinggi. Dr. Agus Suryanto, MPH, ditangkap KPK karena didakwa korupsi alat kesehatan senilai Rp 25 miliar ketika masih menjabat sebagai kepala Direktorat Pelayanan Kesehatan Dasar, Kemenkes. Rumah mewah yang dibanggakannya ikut disita. Pak Zakaria, pensiunan PNS di kemenkeu, Jakarta, gagal menjadi bupati di daerahnya. Rumah dan mobilnya telah dijual untuk menutup biaya kampanye. Kudengar, dia masih mempunyai hutang kepada beberapa rentenir sebesar Rp 1 milyar lebih. Lima berita buruk, datang hampir bersamaan, semuanya tentang nasib kenalanku yang telah pensiun, pastilah bukan suatu kebetulan semata. Ini sesuatu yang jarang terjadi dan pasti ada hikmahnya. Kuyakini ini merupakan suatu peringatan dini. Tanda akan datangnya bahaya bila seorang pegawai seperti diriku tidak mau mempersiapkan pensiunnya dengan baik. Nasibku akan serupa dengan salah satu dari mereka. Peringatan dini itu menumbuhkan kesadaranku akan perlunya mempersiapkan diri menghadapi masa pensiun. Hingga saat itu, aku belum punya rencana dan persiapan kearah pensiun. Belum ada sedikitpun gambaran tentang rencana kegiatan diusia pensiun nanti. Kulemparkan kerisauanku tersebut melalui Face Book. Tanggapan teman temanku tidak terlalu menggembirakan.. Gunawan Setiadi Page 4

6 Pak Bambang, mengapa harus memikirkan pensiun dari sekarang? Bikin pusing saja. Jalani dan nikmati hidup ini. Jangan terlalu banyak dipikir. Hidup hanya sekali, jangan dirusak dengan pikiran yang tidak tidak, tanggapan salah satu temanku. Gaji saya jauh lebih kecil dari gaji anda. Bisa bertahan hidup tanpa hutang saja sudah hebat. Ibarat orang kebanjiran, airnya sudah setinggi leher. Kesalahan kecilpun sudah akan membuat tenggelam. Saya tidak ingin tambah pusing dengan memikirkan pensiun. Meski dipikir sampai botakpun, tidak akan ada gunanya. Apa yang bisa dilakukan untuk persiapan pensiun? Menabung? Makan sehari-hari saja susah, boro boro bisa menabung. Bikin usaha? Selama ini, saya hanya jadi pegawai, mana bisa tiba tiba bikin usaha? Kemungkinan bangkrut besar sekali. Dari pada pusing, lebih baik tidak usah diambil pusing, jalani saja hidup ini, Sebagian besar teman temanku tidak siap ketika tiba masanya untuk pensiun. Mereka gamang, tidak tahu harus berbuat apa. Sebagian tidak siap karena alasan keuangan. Mereka tidak punya cukup tabungan atau penghasilan tambahan untuk menunjang uang pensiun pegawai negeri sipil yang sangat kecil dan tidak cukup untuk hidup sederhana sekalipun. Sebagian lainnya tidak siap karena tidak tahu bagaimana mengisi hari harinya. Selama ini mereka hanya tahu bahwa setiap pagi harus berangkat ke kantor dan pulang sore hari. Ketika tiba waktu pensiun, mereka tidak tahu cara mengisi waktu antara jam 8 pagi hingga jam 5 sore. Kebanyakan teman-temanku tidak mau mempersiapkan masa pensiunnya. Mereka tidak mau pusing memikirkan sesuatu yang besar, sulit, dan penuh ketidak pastian. Mereka merasa tidak berdaya karena permasalahan di masa pensiun diluar kemampuan mereka untuk mengatasinya. Akhirnya, mereka hanya pasrah. Prinsipnya, apa yang akan terjadi, terjadilah. Sebagian yang lain tidak mempersiapkan pensiun karena terlalu sibuk bekerja. Tidak ada lagi waktu dan tenaga tersisa untuk merencanakan dan mempersiapkan pensiun. Gunawan Setiadi Page 5

7 Pak Totok, tetanggaku di Purworejo, mempunyai pendapat berbeda. Menurutnya masa pensiun yang bisa berlangsung hingga tahun, tidak akan bisa dipersiapkan hanya dalam waktu 1-2 bulan saja. Uang tabungan untuk masa tua, tidak bisa dikumpulkan hanya dalam waktu 1-2 tahun menjelang pensiun. Usaha bisnis untuk mengisi masa pensiun, juga tidak bisa dibuat dalam waktu singkat. Mendirikan usaha tanpa persiapan matang sama saja dengan membuang uang sia sia. Menurutnya, masa pensiun harus dipersiapkan jauh jauh hari. Namun dengan hati yang tetap jernih, tidak perlu sampai membuat gelisah. Sejak muda dia sudah membeli tanah pertanian. Sejak pensiun dua tahun lalu, dia menikmati hidupnya dengan menjadi petani, membuka kolam pemancingan dan membagikan bibit tanaman buah dalam pot dengan gratis. Aku setuju dengan pendapatnya. Aku beruntung, bila hanya untuk hidup sederhana, uang pensiunku yang berasal dari 2 sumber cukup untuk membiayai hidupku dan istriku. Sumber pertama dari hasil kerjaku selama 25 tahun di Kementrian Kesehatan dan yang kedua dari hasil kerjaku selama 10 tahun di Badan Kesehatan Dunia atau WHO. Aku mengambil pensiun dini dari Kemenkes dan melamar kerja di WHO. Dengan 2 uang pensiun tersebut, kegiatan yang semata-mata hanya untuk mengejar uang, bisa kucoret dari daftar calon kegiatan selama pensiun. Kegiatan pasca pensiun yang kuperlukan adalah kegiatan yang akan bisa membuatku tetap bersemangat, bisa menghindarkan diriku dari kepikunan, depresi, namun tidak menyebabkan stress. Lebih baik lagi bila kegiatan tersebut bisa membuat hidupku lebih sehat, lebih berarti dan panjang umur. Tentunya, semua kegiatan tersebut harus tetap terjangkau dari segi biaya. Hingga saat itu, aku belum punya gambaran sama sekali tentang jenis kegiatan yang memenuhi kriteria itu. Tidak ada hobi atau kegiatan sosial yang selama ini kukerjakan yang bisa dikembangkan lebih lanjut. Hal ini terjadi mungkin karena sejak usia muda hari hariku selalu penuh kesibukan. Di SMA aku sibuk belajar agar bisa diterima di Fakultas Kedokteran. Orang tuaku sangat ingin agar aku menjadi dokter. Itu bisa kumaklumi karena ayahku adalah seorang perawat. Perawat dengan pendidikan setingkat SMA, bukan perawat bergelar sarjana. Seingatku, banyak perawat seangkatan ayahku yang berangan-angan agar salah satu anaknya Gunawan Setiadi Page 6

8 bisa menjadi dokter. Di Fakultas Kedokteran aku sibuk belajar. Otakku yang paspasan mengharuskanku belajar lebih rajin dari teman teman yang lain. Aku sangat takut kalau sampai dikeluarkan dan gagal menjadi dokter. Setelah bekerja keadaan tetap tidak berubah. Setiap hari berangkat sebelum matahari terbit dan sampai dirumah ketika matahari sudah lama terbenam. Tidak ada waktu dan tenaga yang tersisa yang bisa kupakai mempersiapkan pensiunku. Sejak munculnya peringatan dini tersebut, sedikit demi sedikit, persiapan menghadapi masa pensiun mulai kulakukan. Aku mulai dengan menanyakan rencana teman-temanku mengisi masa pensiunnya. Sebagian temanku punya rencana untuk masa pensiunnya. Mas Johan, apa kabarnya? sibuk sekali kelihatannya?, tanyaku pada Mas Johan yang usianya sudah mendekati 60 tahun. Ya harus begitu Dik Bambang, saya ini punya usaha sendiri, walau kecilkecilan. Saya harus rajin bekerja dan tidak akan pensiun sampai benar benar tidak bisa kerja jawab Mas Johan. Aku hanya seorang pegawai. Bila memasuki usia pensiun, harus berhenti kerja. Meskipun ada gelar dokter didepan namaku, hanya selama 3 tahun kupakai untuk buka praktek pribadi. Itupun sudah 30 tahun lalu, ketika bekerja sebagai dokter Inpres di sebuah puskesmas di Kalimantan Barat. Sepertinya hampir mustahil untuk bisa buka praktek dokter lagi. Ilmu kedokteran klinis sudah banyak kulupakan. Aku memang lebih cocok sebagai dokter ahli kesehatan masyarakat. Dokter kantoran, kata anakku. Bukan dokter yang bekerja di rumah sakit. Selama 3 tahun di Puskesmas, aku juga buka praktek pribadi diluar jam kerja. Jumlah pasien yang datang ke praktek pribadiku selalu bisa dihitung dengan jari tangan. Ketika ketemu dengan Pak Wisnu, aku juga menanyakan rencananya di masa pensiun. Pak Wisnu, apa rencananya setelah memasuki usia pensiun? tanyaku pada seniorku di Kementrian Kesehatan. Aku tahu, sebentar lagi dia akan memasuki usia pensiun. Gunawan Setiadi Page 7

9 Tetap kerja Pak, hanya belum tahu dimana. Saya masih pikir pikir, mau pilih jadi dosen di Universitas Swasta atau sebagai konsultan jawab Pak Wisnu mantap. Rupanya temanku tersebut akan memanfaatkan gelar doktornya untuk tetap kerja. Aku tidak punya gelar S3. Aku juga tidak punya bakat jadi dosen. Beberapa temanku yang sudah memasuki pensiun bekerja sebagai konsultan. Jumlahnya hanya beberapa orang saja, karena memang lowongan pekerjaan sebagai konsultan sangat terbatas. Beberapa temanku meloncat ke Politeknik Kesehatan milik Kementrian Kesehatan. Sebagai dosen mereka bisa pensiun di usia 65 tahun. Lumayan, ada bonus tambahan 5 tahun. Kutanyakan hal yang sama ke Bu Lista. Aku perlu mendapat gambaran kegiatan para ibu dimasa pensiun. Bu Lista, apa kesibukannya setelah pensiun? tanyaku pada Bu Lista, temanku SMA yang sudah lama tidak ketemu. Bu Lista mantan pegawai negeri di daerah dan pensiun diumur 56 tahun. Biasa Mas Bambang, jalan jalan dan momong cucu jawab Bu Lista. Aku ingin usia pensiunku nanti bisa kuisi dengan kegiatan yang lebih berarti dibanding hanya momong cucu atau jalan jalan ke berbagai daerah tujuan wisata. Momong cucu memang kegiatan yang menyenangkan dan bermanfaat, namun tidak perlu sampai menyita seluruh waktuku nanti. Semua benua, mulai dari Australia hingga Amerika, sudah pernah kukunjungi tanpa keluar biaya. Semuanya dalam rangka perjalanan dinas, dibiayai kantor, plus ada uang sakunya juga. Kupikir, itu sudah lebih dari cukup. Selain Mas Johan, Pak Wisnu dan Bu Lista, banyak teman lain yang kutanyai. Namun, belum kudapatkan jawaban yang cocok dengan jiwaku. Hingga pada suatu malam, tanpa sengaja, kutemukan ceramah Ustadz Yusuf Mansur di You Tube. Iseng iseng kusimak ceramahnya. Ceramah Ustadz muda yang mengupas makna Hari Raya Kurban itu benar benar merasuk kedalam hatiku. Haruskah kutiru langkah Nabi Ibrahim a.s.? tanyaku dalam hati. Gunawan Setiadi Page 8

10 Nabi Ibrahim berdoa kepada Tuhannya agar dikarunia anak. Aku berdoa kepada Tuhan agar bisa menjadi dokter, punya rumah dan mobil. Setelah melalui penantian yang panjang, Nabi Ibrahim dikarunia anak bernama Ismail. Setelah melalui masa panjang, Tuhan mengabulkan permintaanku. Aku menjadi dokter, mendapat bea siswa kuliah S2 di di Amerika, bekerja di badan internasional di luar negeri, punya rumah dan mobil, serta menginjakkan kaki di lima benua. Tuhan meminta Nabi Ibrahim agar menyembelih anaknya yang sangat dicintainya, yang kehadirannya dulu sangat dinantikannya. Tuhan meminta Nabi Ibrahim untuk mengembalikan sebagian karunia-nya, yang paling dicintai Nabi Ibrahim, yaitu anaknya yang bernama Ismail. Nabi Ibrahim menuruti perintah Tuhannya. Namun kemudian Tuhan mengganti Ismail dengan seekor domba, menganugerahkan seorang anak, bernama Ishak, dan menjadikan Nabi Ibrahim sebagai buah tutur yang baik bagi orang orang sesudahnya. Hingga saat itu, sebagian besar penghasilanku terpakai untuk kebutuhan duniawi. Tidak lebih dari 5 % penghasilanku yang kupakai di jalan Tuhan. Dalam sehari, paling paling hanya 1-2 jam waktuku yang terpakai untuk beribadah. Akhirnya, 3 tahun sebelum usia pensiun, kuputusakan untuk meniru langkah Nabi Ibrahim. Bukan dengan menyembelih atau mengorbankan anak anakku, namun dengan mengembalikan semua karunia-nya. Karunia yang kudapatkan setelah melalui perjuangan dan penantian yang panjang. Aku ungkapkan niat tersebut dalam bentuk doa. Ya Allah, akan kutiru langkah Nabi Ibrahim, meskipun dalam skala yang jauh lebih kecil. Akan kukembalikan karuniamu yang aku cintai. Akan kusedekahkan semua yang telah Engkau anugerahkan kepadaku untuk menolong orang orang yang kesulitan. Akan kumanfaatkan rumahku, mobilku, keahlianku, tabunganku dan sisa hidupku untuk mencari ridlomu. Ya Allah, jadikanlah aku sebutan yang baik bagi orang orang sesudahku. Aku ingin masa pensiunku tidak berlalu begitu saja. Masa pensiun adalah saat yang tepat untuk mengembalikan Karunia-Nya, sebelumnya diminta kembali. Gunawan Setiadi Page 9

11 Bukankah ketika mati, aku tidak bisa membawa apa apa? Setelah mati, semua harta kekayaanku akan jadi milik ahli waris, tidak ada gunanya lagi bagiku. Bila sepertiga kekayaan kusedekahkan, sisa hidupku selama pensiun kupakai untuk kerja sosial, kesemua itu akan jadi bekalku diakhirat. Masa pensiun juga saat untuk belajar mengurangi kecintaan kepada dunia, agar tidak takut mati. Gunawan Setiadi Page 10

12 Saat untuk mengembalikan T iga tahun menjelang pensiun dari WHO, sudah kuambil keputusan untuk menjadikan masa pensiunku menjadi lebih hidup. Rumahku, tabunganku, keahlianku, tenagaku dan waktuku akan kumanfaatkan untuk kegiatan sosial. Akan kuhidupkan usia pensiunku dengan kegiatan yang penuh arti, jelas manfaatnya, dan menantang. Resiko yang dulu tidak pernah berani kuambil akan bisa kuhadapi. Akan kuhilangkan gengsi, cinta dunia, takut miskin dan takut mati. Ketakutan ketakutan tersebut selama ini telah menghalangiku dari melakukan hal hal besar. Dimasa pensiun nanti, akan kutiru langkah orang orang besar yang kukagumi, yaitu para pejuang kemanusiaan. Di usia pensiun, keputusan keputusan besar yang beresiko, bisa kuputuskan dengan lebih mudah. Saat itu, kedua anakku sudah akan selesai kuliahnya. Uang pensiunku cukup untuk membiayai kehidupan sederhana di Purworejo, kota kelahiranku. Kota dimana aku akan tinggal setelah pensiun. Kegelisahanku kini jauh berkurang. Aku mulai bersemangat menyongsong masa pensiunku. Kerja sosial tidak bisa dilakukan sendiri. Aku perlu beberapa teman dengan ide yang sama. Kucoba menjual ide tentang kerja sosial dimasa pensiun kepada teman temanku. Pak Prianto, kita ini termasuk lapisan menengah yang diuntungkan oleh kemerdekaan dan pembangunan ekonomi. Meskipun tidak kaya, kehidupan kita jauh diatas rata rata penduduk Indonesia. Kita ini lebih kaya dibandingkan dengan 150 juta orang Indonesia lainnya. Saya kira, tidak pada tempatnya hidup bersenangsenang, padahal sebagian besar masyarakat masih sulit hidupnya. Pak Prianto berteman denganku sejak sekolah menengah atas. Setelah menyelesaikan kuliahnya di Fakultas Hukum, Universitas Satya Wacana di Salatiga, dia bekerja di Purworejo hingga pensiun di usia 56 tahun. Sebelum pensiun jabatan terakhirnya kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Purworejo. Di usia pensiun, Pak Prianto menyibukkan diri dengan kegiatan politik Gunawan Setiadi Page 11

13 sebagai ketua cabang sebuah partai politik dan berbisnis mini market menambah uang pensiunnya. untuk Saya sangat bersyukur, kehidupan saya sekarang jauh lebih baik dibandingkan keadaan orang tua maupun kehidupan masyarakat Purworejo lainnya. Saya setuju dengan pendapat Pak Bambang. Kita perlu ungkapkan rasa syukur tersebut dengan menolong mereka yang masih tertinggal. Tapi, apa yang bisa dilakukan? Saya sudah pensiun, tidak ada lagi kekuasaan. Malu kalau harus datang ke bekas anak buah dan mengemis proyek. Meskipun ini untuk kegiatan sosial, bukan untuk kepentingan sendiri, saya tetap merasa tidak enak Saya juga tidak ingin melakukan hal itu. Maksud saya, kebutuhan setelah pensiun kan tidak besar. Kita bisa hidup sederhana, ambil uang tabungan dan sisihkan separuh pendapatan dari hasil kerja untuk kegiatan sosial Terus, untuk hidup sehari-hari bagaimana? Kita tetap kerja dan cari uang, hanya separuh hasilnya untuk membiayai kerja sosial. Bukan untuk diri sendiri lagi. Bila perlu, hidup sederhana saja. Terlalu banyak makan enak, hanya membuat kita gemuk dan penyakitan Ini ide menarik, lain dari yang lain. Tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Tapi maaf Pak Bambang, bukankah masalah sosial itu tanggung jawab pemerintah? Menurut saya sih, itu tanggung jawab bersama. Memang penanggung jawab utamanya pemerintah. Namun kita yang mempunyai kelebihan sudah sewajarnya bila membantu yang kekurangan. Selain itu, kemampuan pemerintah sangat terbatas. Terlalu banyak hutangnya. Tidak mungkin pemerintah mampu menyelesaikan semua permasalahan sosial Iya ya, selama ini masyarakat hanya menjadi penonton dan komentator. Mereka pintar mengkritik dan mengeluh, tapi tidak mau turun tangan. Waktu masih menjabat dulu, saya sering mengeluhkan kurangnya partisipasi masyarakat. Kini, setelah pensiun dan menjadi anggota masyarakat biasa, ternyata saya melakukan hal Gunawan Setiadi Page 12

14 yang sama. Payah juga saya ini gerutu Pak Prianto sambil tersenyum. Setelah terdiam sejenak, dia mengajukan pendapatnya lagi kepadaku. Sebenarnya, para pensiunan terdiri dari 2 kategori juga, kategori perlu ditolong dan kategori mampu menolong. Sebagian dari kelompok yang mampu menolong, mereka hanya mau jadi penonton atau komentator. Dengan berbagai alasan, mereka tidak mau turun tangan. Kita ini masuk dalam kategori kedua, pensiunan yang mampu menolong, mampu melakukan kerja sosial. Pak Bambang, badan kita kan tidak sekuat dulu lagi. Kerja sosial apa yang bisa dilakukan? Jadi relawan bencana pasti kita tidak bisa lagi. Bisa bisa kita malah merepotkan, bukan menolong, tanya Pak Prianto. Pastinya saya juga belum tahu. Kita bisa pikirkan bersama. Tentunya kerja sosial yang cocok untuk para pensiunan adalah yang pakai otak, bukan otot. Ini sekalian untuk mencegah kita dari kepikunan. Kita juga punya beberapa kelebihan lain, seperti banyak pengalaman, kematangan jiwa, tidak perlu bayaran Saya lihat kerja sosial dimasa pensiun itu bukan suatu pengorbanan, tapi suatu kehormatan. Tidak semua orang mampu kerja sosial tanpa pamrih. Kerja sosial dan hidup sederhana juga akan mengurangi kecintaan pada dunia, membuat kita tidak takut mati. Pak Prianto menyambut baik ajakanku untuk melakukan kerja sosial diusia pensiun. Aku masih perlu mencarai 2-3 teman lagi. Kupikir, 5 orang sudah cukup untuk memulai sebuah kerja sosial. Cukup kecil kecilan saja, asalkan sudah bisa memberi dampak yang nyata. Cukup sebagai bahan buah tutur yang baik bagi generasi berikutnya Niat baikku melakukan kerja sosial untuk mengurangi kecintaan pada dunia, ternyata harus melewati berbagai godaan. Di Bandara Soekarno Hata, Cengkareng, Jakarta aku ketemu Pak Joko Iswanto, temanku di Kemenkes yang sebentar lagi juga Gunawan Setiadi Page 13

15 akan pensiun. Sambil menunggu keberangkat pesawat, kami berdua mengobrol santai. Pak Bambang, biasanya pensiunan dari WHO mobil apa yang mereka kendarai? Tanya Pak Joko Iswanto kepadaku. Setahu saya kebanyakan mereka memakai mobil sedan Mercedes, BMW atau Audi. Ya, mobil mobil sekelas itulah jawabku. Wow keren, kalau begitu nanti mobil Pak Bambang setelah pensiun juga akan memakai mobil sekelas itu ya? Ah tidak lah, saya akan tinggal di Purworejo, kota kecil. Cukup pakai sepeda motor saja. Kalau takut masuk angin, paling nanti beli mobil setingkat Toyota Kijang. Yang penting tidak kehujanan dan kepanasan jawabku. Ha ha jangan begitu, gengsi Pak. Sudah jauh jauh kerja di WHO, mobilnya cuman sekelas itu. Toyota Kijang itu kelasnya pegawai negeri. Tunjukkan kalau selama ini Pak Bambang sudah sukses. Pakai BMW atau Mercedes keluaran terbaru. Mobil itu kini dipakai untuk menunjukkan bahwa pemiliknya adalah orang yang sukses. Kata Pak Joko memberi saran. Ha ha bisa saja Pak Joko ini. Bagi saya mobil itu saya lihat dari fungsinya saja. Saya tidak perlu gengsi-gengsian. Gengsi tidak bisa bikin saya kenyang Pak Bambang, kalau cuman pakai Kijang buat apa jauh jauh kerja ke India. Saya saja yang pegawai negeri punya mobil Toyota Altis. Cuman kalau ke kantor saya pakai mobil dinas. Tidak enak, nanti dikira hasil korupsi lanjut Pak Joko. Terus duitnya mau dipakai untuk apa? Buat bangun istana? Satu di Purworejo, satu di Jakarta dan 2 rumah untuk anak anak ya? Tanya Pak Joko lagi. Ah tidak lah, anak sudah saya sekolahkan sampai S1. Saya kira itu cukup. Biar saja mereka berusaha sendiri jawabku. Aku memang tidak punya niat, dan juga uang, untuk membuat rumah mewah bagi kedua anakku. Gunawan Setiadi Page 14

16 Oh saya tahu sekarang, pasti duit Pak Bambang mau dipakai untuk kegiatan sosial ya? Saya salut dengan Pak Bambang yang sudah mewakafkan rumah untuk mendirikan Panti Asuhan. Saya juga dengar kalau Pak Bambang sudah mendirikan klinik untuk orang miskin. Saya kira itu sudah lebih dari cukup. Jangan terlalu memaksa diri dalam beramal. Kasihanlah diri sendiri. Kasihanilah istri dan anak anak. Saya kira mereka berhak menikmati hidup dan sedikit bersenang-senang. Selama ini kan Pak Bambang sudah kerja keras. Pensiun adalah waktu untuk santai dan bersenang-senang. Hidup ini tidak lama Pak. Setidaknya kita perlu jalan jalan ke Eropa atau Amerika setahun sekali atau dua kali. Semua itu perlu uang Pak. Kalau mengandalkan uang pensiun tidak akan cukup. Selain itu, Pak Bambang tidak akan buka praktek lagi. Mau cari duit dari mana kalau bukan dari tabungan selama kerja. Jangan semuanya dihabiskan untuk kegiatan sosial Pak Joko mencoba memberi nasihat padaku. Aku diam saja. Omongannya tidak lagi kutanggapi. Kurasa tidak ada gunanya berdebat dengan dia soal penggunaan uangku setelah pensiun nanti. Itu bukan urusan dia. Hanya saja pembicaraan tersebut mengingatkanku kembali bahwa saat ini segala sesuatunya memang diukur dari materi. Kesuksesan seseorang juga diukur dari materi yang dipunyainya. Sebagian besar teman temanku sesama dokter juga mengukur keberhasilan temannya dari rumah dan mobil yang dipunyainya, dan dari berapa kali setahun berlibur ke luar negeri. Bukan dari berapa banyak karya ilmiah yang dipublikasikan atau pasien miskin yang berhasil ditolongnya. Di saat pensiun nanti, rumahku hanya akan berupa sebuah rumah kecil dan sederhana. Mobilku juga paling hanya sebuah kijang bekas, bukan mobil kijang keluaran terbaru. Sebagian besar teman temanku dan orang orang di Purworejo akan memandang sebelah mata kepadaku. Mereka akan berkata bahwa diriku adalah salah satu contoh perantau dari kotaku yang gagal. Ketika pensiun harus hidup sederhana dan kembali ke kampung halamannya. Masyarakat Indonesia memang bisa menghargai orang yang hidup sederhana, tapi hanya jika mereka benar benar berprestasi tinggi, seperti Pak Hugeng, mantan Kapolri. Sedangkan aku akan hidup sederhana, tapi tanpa prestasi Gunawan Setiadi Page 15

17 yang bisa dibanggakan. Gambaran kehidupan sederhana dan tanpa prestasi, sempat membuatku gelisah. Namun segera kutepis pikiran negatif dan mematahkan semangat tersebut dengan pikiran yang lebih positif. Di masa pensiun, memang hidupku sederhana, bukan karena aku melarat dan tidak punya tabungan, tapi karena uangku akan kupakai untuk membiayai kegiatan sosial. Tabunganku akan kupakai untuk membiayai sesuatu yang berarti. Sesuatu yang bernilai. Hidup sederhana bagiku adalah sebuah pilihan, bukan keterpaksaan. Aku memang belum berprestasi, tapi akan kuciptakan sebuah prestasi diusia pensiun. Di usia ketika kebanyakan orang lain beristirahat dan menikmati hidup. Terpaksa hidup sederhana karena tidak punya uang, berbeda rasanya dengan hidup sederhana dengan sengaja sebagai suatu pilihan yang diambil secara sadar karena ada keinginan luhur dibalik pilihan itu. Banyak orang terpaksa hidup sederhana. Bagi mereka hidup sederhana adalah suatu beban dan aib yang harus ditutupi, bila perlu dengan berhutang. Penampilan harus dipoles dan gengsi harus tetap tinggi, meski uang dikantong hampir kosong. Meskipun demikian, juga tidak boleh riya, mengharapkan penghargaan atau pujian dari masyarakat. Tidak boleh berangan-angan bahwa kegiatan sosialku nanti akan diliput media masa atau membuatku dipanggil sebagai nara sumber di acara Kick Andy. Publikasi memang perlu, untuk menyebarkan inspirasi, bukan untuk alasan popularitas atau pujian Hampir semua teman temanku selalu mengadakan pesta perkawinan secara besar besaran, penuh kemegahan. Mereka rela mengeluarkan uang miliaran rupiah untuk pesta pernikahan anak anaknya. Bila aku terjun sebagai pekerja sosia dan memakai tabungan untuk membiayai kegiatan itu, pasti tidak akan ada lagi uang tersisa untuk mengadakan pesta pernikahan secara besar besaran. Aku hanya bisa mengadakan pesta pernikahan secara sederhana. Pesta pernikahan anak anakku mungkin akan lebih sederhana dibandingkan dengan pesta pernikahan ayahnya. Gunawan Setiadi Page 16

18 Bapak seperti apa aku ini? Bagaimana perasaan anak anakku bila mereka tahu bahwa pesta pernikahan orang tuanya lebih mewah dibandingkan pesta pernikahannya? Kataku dalam hati. Agar semuanya jadi jelas, kusempatkan bicara dengan anak anakku lewat telpon internet. Anakku yang pertama sedang mengambil S2 diyokohama, Jepang dan anakku yang kedua sedang mengambil S1 di York, Inggris. Setelah sedikit menanyakan kabar dan kemajuan kuliahnya, aku sampaikan keinginanku untuk bergerak di kegiatan sosial setelah pensiun nanti. Mbak Anisa, bapak akan kerja sosial setelah pensiun, tabungan bapak akan bapak pakai untuk kegiatan sosial. Bagaimana menurut kamu? Aku tidak apa apa. Bapak sudah menyekolahkan aku sampai S2, itu cukup bagiku. Insya Allah aku bisa hidup mandiri Syukurlah kalau begitu. Satu lagi, kalau kamu nikah, pestanya tidak bisa besar-besaran. Bapak sudah tidak punya tabungan lagi Ya tidak apa apa. Aku kan disini kuliah sambil kerja. Uangnya aku tabung, buat sangu nikah nantinya. Kalau nikah, nanti pestanya di Purworejo, biayanya kan tidak terlalu mahal Alhamdulillah, bapak akan semakin rajin mendoakan kamu dan adikmu. Jangan lupa sholat dan sedekah ya kataku menutup pembicaraan dengan anakku yang pertama. Aku telpon anakku yang kedua, Alika. Aku biasa memanggilnya adik. Setelah ngobrol sejenak, kusampaikan niatku kepada anakku. Adik, bapak akan kerja sosial setelah pensiun, tabungannya akan bapak pakai untuk kegiatan sosial. Bagaimana menurut kamu? Bapak kan masih tiga tahun lagi pensiunnya. Aku masih bisa kuliah S2 disini, bapak yang bayar, kecuali kalau aku bisa dapat bea siswa. Gunawan Setiadi Page 17

19 Ya insya Allah, bapak akan biayai kuliahmu sampai S2. Nanti kalau kamu nikah pestanya sederhana saja. Bapak juga tidak akan bisa memberi bekal uang kepadamu Ya tidak apa apa, insya Allah aku bisa cari duit sendiri nanti. Kalau perlu, aku nanti support bapak dan ibu kalau bapak sudah pensiun. Jangan takut Pak kata anakku. Jawaban kedua anakku benar benar membuatku tenang. Aku sangat bersyukur punya anak anak yang sholeh dan berbakti kepada kedua orang tuanya. Tidak terasa air mataku meleleh. Ternyata tidak percuma aku bangun setiap malam untuk sholat malam dan mendoakan kebaikan buat kedua anakku. Mulai saat itu, aku juga harus semakin rajin mendoakan anak anakku agar mereka jadi anak sholehah, punya rezeki yang berlimpah, sehat jasmani dan rohani, serta mempunyai kedudukan yang terhormat di masyarakat. Sholat sunatku perlu kutambah dengan sholat hajat. Doa harus semakin banyak kupanjatkan agar anak anakku bisa mandiri secara moril dan materiil. Tidak tergantung kepada orang tuanya. Bila sampai mereka masih tergantung kepadaku di masa pensiunku nanti, akan lebih sulit bagiku menerapkan ide ide itu. Anak anakku juga harus kudidik dengan lebih baik. Itu artinya, aku harus terlebih dahulu mendidik diriku sendiri agar jadi ayah yang baik Ketika pulang ke Purworejo, sekitar 2 tahun sebelum pensiun, aku kebetulan bertemu dengan Pak Sarwono, adik kelasku semasa di SMA. Setamat SMA dia melanjutkan kuliah di Fakultas Teknik Sipil UGM dan bekerja di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Purworejo sambil menjalankan bisnis sebagai pengembang rumah bersubsidi yang dikelola istrinya. Pak Bambang, kebetulan sekali kita ketemu. Sudah lama sebenarnya saya kepingin ketemu anda kata Pak Sarwono memulai pembicaraan. Gunawan Setiadi Page 18

20 kataku Bagaimana kabar Pak Sarwono? Saya denga bisnisnya semakin maju Ya Alhamdulillah Pak Bambang, saya ini hanya pegawai negeri sipil, gaji kecil. Dari pada korupsi yang sudah jelas dosanya, lebih baik saya bikin bisnis kecilkecilan. Buat tambahan uang dapur jawab Pak Sarwono. Bisnis dibidang apa sekarang? tanyaku pura pura tidak tahu jenis usahanya. Bisnis bikin rumah kecil bersubsidi. Saya ingin berbisnis sambil menolong orang. Saya amati, saat ini cukup banyak keluarga muda di Purworejo yang belum punya rumah. Untuk menolong mereka, saya coba bikin rumah tipe kecil. Mereka bisa mencicilnya lewat kredit pemilikan rumah bank BTN. Bunganya disubsidi pemerintah. Ternyata untungnya lumayan Pak, bisa ditabung buat bekal pensiun nanti. Jawab Pak Sarwono. Wah bagus sekali Pak, berbisnis sambil menolong Nah kebetulan Pak Bambang bertanya soal bisnis saya. Bagaimana kalau Pak Bambang investasi di perusahaan saya. Kebetulan saya lagi perlu duit untuk membebaskan tanah. Selama bekerja di WHO, pasti banyak duitnya. Jangan disimpan saja Pak. Bunganya kecil. Kalau mau kerja sama dengan saya, saya bisa berikan bagi hasil yang bagus. Pokoknya, jauh lebih gede dari pada bunga bank kata Pak Sarwono Aku hanya senyum saja, tidak mengiyakan atau menolak. Tawaran iming iming keuntungan dari suatu bisnis memang selalu menarik. Apalagi sebagai orang Islam, bunga bank itu haram hukumnya. Pembagian keuntungan dari suatu bisnis merupakan tawaran yang menarik dan halal. Namun aku juga tahu Pak Sarwono hanya menyampaikan sisi manis dari suatu bisnis. Dia tidak menyampaikan bahwa suatu bisnis bisa rugi, uang hilang dan bahkan meninggalkan hutang. Suatu bisnis paling hanya akan bisa memberikan keuntungan 20-30% saja. Padahal, bila diinvestasikan di jalan Tuhan, keuntungannya bisa 10 kali lipat, Gunawan Setiadi Page 19

21 bahkan bisa sampai 700 kali lipat. Kuingat selalu ilmu tersebut. Guru agamaku di sekolah sering mengulang-ulang pesan tersebut kepada murid-muridnya. Aku harus tetap pada keyakinanku dan menginvestaikan tabunganku untuk kegiatan sosial. Insya Allah, hasilnya akan lebih besar dibandingkan bila ditanam di bisnis Pak Sarwono Dalam suatu pertemuan yang diselenggarakan WHO, aku bertemu Dr Sutopo, kepala Badan Litbang, Kemenkes Indonesia. Secara tidak sengaja, aku mendapat tambahan bukti nyata yang mendukung kebenaran gagasanku. Pak Bambang, saya baru saja membaca sebuah artikel tentang manfaat kerja sosial di usia pensiun. Judulnya The Health Benefits of Volunteering: A Review of Recent Research yang ditulis oleh Robert Grimm dan kawan kawannya dari Corporation for National and Community Services, Amerika terbitan tahun 2007 kata Dr Sutopo. Oh ya, kedengarannya menarik. Selama ini, kalau orang bicara tentang kerja sosial, maka yang terlintas di pikirannya adalah suatu kerja keras yang hanya menguntungkan satu pihak saja. Pak Topo, apa manfaatnya? Ternyata banyak juga manfaat kerja sosial terhadap kesehatan pekerja sosial itu sendiri. Di penelitian itu yang dimaksud pekerja sosial adalah relawan sosial atau voluntir, bukan pegawai dinas sosial kata Dr Sutopo. Ketika melihatku tetap diam dan hanya memperhatikan kata katanya, Dr Sutopo kemudian melanjutkan penjelasannya. Ada beberapa yang menarik, contohnya: para pensiunan yang mengisi waktunya dengan bekerja sosial cenderung lebih panjang umurnya, lebih jarang mengeluh sakit, lebih bahagia dan terhindar dari depresi. Mereka merasa hidupnya lebih bermanfaat, lebih berarti, merasa ada pencapaian pribadi, dan hidupnya terasa memuaskan. Kalau Pak Bambang berminat ketik saja di google helath benefits of volunteering. artikelnya gratis kok Dr Sutopo melanjutkan. Gunawan Setiadi Page 20

22 Ha ha ha gratis itu penting Pak Topo, terima kasih atas informasinya. Saya akan sampaikan ke teman teman yang sudah atau mau pensiun, biar mereka semua jadi pekerja sosial Pak Bambang, sebagian besar orang Indonesia pensiun di usia 56 tahun. Kebanyakan mereka masih sehat dan produktif. Sayang kalau waktunya hanya dilewatkan begitu saja Benar Pak Topo, sekarang ini banyak pensiunan bisa tetap sehat hingga usia diatas 80 tahun. Artinya, mereka setidaknya bisa bekerja sosial selama 20 tahun. Banyak hal bisa dikerjakan selama 20 tahun. Kalau hanya diisi dengan momong cucu, sang cucu pasti sudah bosan jawabku sambil setengah bergurau. Kelihatannya bukan gurauan yang tepat karena Dr Sutopo tidak tersenyum oleh gurauanku tadi. Pertemuanku dengan Pak Sutopo semakin memantapkan niatku untuk mengisi waktu pensiunku dengan kerja sosial. Banyak masalah sosial di Indonesia yang tidak akan bisa diselesaikan bila hanya diserahkan sepenuhnya kepada pemerintah. Kurasa bila digarap bersama oleh para pensiunan, banyak permasalahan sosial di Indonesia akan bisa terselesaikan. Bukan dengan pendekatan proyek yang hanya mendorong tumbuhnya korupsi, tapi digarap dengan pendekatan kesukarelaan, tanpa pamrih, tanpa mengharapkan imbalan. Pendekatan model baru yang, insya Allah, akan dapat mendatangkan keberkahan dari langit. Gunawan Setiadi Page 21

23 Mereka Bisa Pulih T iga puluh bulan menjelang pensiun, sudah tumbuh tekad didadaku untuk mengisi masa pensiunku dengan kerja sosial. Namun, hingga saat itu, belum ada gambaran yang jelas tentang jenis masalah sosial yang bisa kugarap. Gambaran masa depan tersebut mulai terkuak ketika aku bertemu dr. Tantri, dokter spesialis kesehatan jiwa, teman seangkatanku di FK UGM. Kami bertemu ketika sama sama menghadiri dies natalis Fakultas Kedokteran UGM di Yogyakarta. Kami sempat diskusi tentang beberapa isu penting di bidang kesehatan jiwa di Indonesia. Pada kesempatan tersebut sempat kusampaikan keinginanku untuk mengembangkan kegiatan sosial di masa pensiunku nanti. Pak Bambang, kenapa tidak menolong penderita gangguan jiwa saja usul dr. Tantri. Bukan bikin klinik jiwa seperti Puri Nirmala, tapi bikin pusat rehabilitasi gangguan jiwa berbasis masyarakat. Bangunannya didalam kampung, kegiatannya berbaur dengan masyarakat kata dr Tantri melanjutkan. Rupanya, dr. Tantri tertarik dengan psikiatri sosial. Sejak mahasiswa dia memang terkenal pintar, berhati mulia dan tidak mata duitan. Terima kasih dr Tantri atas sarannya. Akan saya pelajari dan renungkan dulu Kala itu, di otakku belum ada gambaran sedikitpun tentang pemulihan gangguan jiwa berbasis masyarakat. Sejak saat itu, aku mulai memanfaatkan waktu luangku dengan mempelajari permasalahan gangguan jiwa. Internet sangat membantuku mendapatkan ilmu dan informasi yang diperlukan. Banyak ilmu pengetahuan bisa kudapat secara gratis. WHO memperkirakan, setiap saat jumlah penderita gangguan jiwa berat sekitar 3% dari penduduk dewasa. Dengan kata lain, ada sekitar 4 juta penduduk Indonesia yang menderita gangguan jiwa berat. Dilain pihak, jumlah psikiater yang ada di Indonesia masih sangat terbatas, jauh dari mencukupi untuk bisa menangani semua Gunawan Setiadi Page 22

24 penderita gangguan jiwa, khususnya yang berasal dari kalangan bawah dan yang tinggal jauh di desa desa. Semakin kudalami, semakin aku tertantang. Ada beberapa hal baru yang sangat menarik perhatianku. Menurut National Empowerment Center, sebuah lembaga advokasi pemulihan gangguan jiwa di Amerika Serikat, seberat apapun penderita gangguan jiwa, asalkan mendapat pengobatan dan dukungan sosial yang dibutuhkannya, mereka akan bisa pulih dan hidup produktif secara sosial dan ekonomis di masyarakat. Ini benar benar hal baru bagiku. Sepengetahuanku dulu, sebagian besar penderita gangguan jiwa akan jadi kronis, cacat, dan hanya jadi beban masyarakat. Ternyata, penderita gangguan jiwa bisa pulih. Berbagai penelitian telah membuktikannya. Beberapa organisasi sosial yang bergerak dalam pemulihan gangguan jiwa di negara negara barat telah melaporkannya. Bahkan mereka telah memanfaatkan penderita gangguan jiwa yang sudah pulih untuk membantu pemulihan penderita gangguan jiwa lainnya. Sebagian besar masyarakat Indonesia belum memahami hal ini. Masyarakat Indonesia menganggap bahwa penderita harus dirawat di rumah sakit jiwa. Bila membaik, mereka harus kontrol ke dokter dan minum obat secara teratur. Mereka tidak mempunyai pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan untuk membantu aggota keluarganya yang sakit agar bisa pulih dari gangguan jiwanya. Peran penderita dan keluarganya hanya pasif. Tidak ada pemberdayaan masyarakat di bidang pemulihan gangguan jiwa. Mereka hanya perlu mengikuti perintah dokter dengan mengontrol penderita minum obat secara teratur. Penanganan penderita model begini terbukti kurang efektif. Sebagian besar penderita menjadi kronis, cacat dan tidak bisa hidup secara normal di masyarakat. Akibatnya, keluarga menganggap gangguan jiwa adalah suatu beban dan aib yang harus ditutup rapat rapat. Bila perlu mereka dipasung saja agar tidak menganggu masyarakat sekitar. Pengalaman Bagaswoto, temanku semasa SMA, menunjukkan bahwa pemahaman masyarakat tentang gangguan jiwa masih sangat terbatas. Setelah 8 tahun, Bagaswoto baru menyadari bahwa adiknya, Bima, menderita skizofrenia, salah satu jenis gangguan jiwa berat. Tahun 1989, Bima mulai memperlihatkan Gunawan Setiadi Page 23

25 perilaku aneh. Bima yang ketika itu berusia 22 tahun mulai tidak mau bergaul, seharian inginnya menyendiri di kamar, sulit tidur, dan gelisah. Beberapa bulan kemudian, Bima mulai menunjukkan gejala gangguan jiwa seperti bicara dan tertawa. Kami membawanya berobat dan dokter hanya memberikan obat tanpa pernah menjelaskan apa yang harus kami lakukan untuk membantu penyembuhannya, ujar Bagaswoto. Setelah minum obat, keadaan Bima membaik. Namun, perilaku anehnya kadang kambuh. Dia mulai curiga dengan semua orang, merasa ada orang yang akan berbuat jahat padanya. Kadang Bima tidak tidur, berteriak dan menangis sepanjang malam. Perilaku itu berulang selama 8 tahun. Selama itu pula kami tidak bisa hidup dengan tenang. Kami tidak tahu apa yang harus dilakukan terhadap dik Bima., cerita Bagaswoto. Pemahaman masyarakat yang rendah terhadap gangguan jiwa itu merupakan suatu masalah. Namun di Indonesia, ada masalah lain yang tidak kalah besarnya. Sebagian besar tenaga kesehatan, selain yang bekerja di rumah sakit jiwa, sedikit atau tidak tahu sama sekali cara penanganan penderita gangguan jiwa. Dokter umum tidak diberi kewenangan meresepkan obat anti gangguan jiwa, namun mereka juga tidak diberi kemampuan menerapkan terapi psikososial seperti cognitive behavior therapy yang relatif sederhana dan mudah dipelajari. Akibatnya, dokter umum malas menangani penderita gangguan jiwa berat. Semua kasus gangguan jiwa langsung mereka rujuk ke psikiater atau langsung ke rumah sakit jiwa (RSJ). Departemen Kesehatan telah mengeluarkan pedoman pengobatan dasar di puskesmas yang mencakup pengobatan skizofrenia dan gangguan psikotik kronik lain. Dokter puskesmas bisa memberikan chlorpromazine, untuk mengobati mereka. Meskipun demikian, tidak banyak pemakaian obat tersebut di puskesmas. Terapi psikososial juga hampir tidak pernah mereka lakukan. Tidak ada pedoman dan pelatihan terapi psikososial bagi petugas puskesmas. Gunawan Setiadi Page 24

26 Ketika masih aktif kerja di WHO, aku pernah ditugaskan di Negara Nepal selama 3 tahun. Sebuah Negara kecil yang dikenal karena pegunungan Himalayanya. Salah satu tugasku disana adalah memgang program kesehatan jiwa. Di Nepal, WHO memberi dukungan kepada Matrika Devkota yang 3 tahun sebelumnya mendirikan sebuah organisasi non-pemerintah bernama Koshish. Dalam bahasa Nepal, koshish berarti perjuangan. Koshish bergerak dalam bidang advokasi dan kampanye untuk menghilangkan stigma bagi penderita gangguan jiwa. Matrika Devkota sendiri pernah menderita depresi selama 19 tahun. Dia harus berhenti kuliah karena penyakitnya. Hari hari dilaluinya dengan mengurung diri di kamar, hingga akhirnya seorang misionaris membawanya berobat. Matrika Devkota akhirnya bisa pulih, kembali ke bangku kuliah dan meraih gelar sarjana di bidang keejahteraan sosial. Ketika sudah bekerja dan mengunjungi berbagai wilayah di Nepal, dia melihat banyak penderita gangguan jiwa yang dipasung atau dikurung di dalam ruangan sempit. Hal tersebut mendorongnya untuk keluar dari pekerjaannya dan mendirikan LSM di bidang kesehatan jiwa. Pencapaian Matrika bersama Koshish diakui dunia. Dia mendapat penghargaan Dr Guslan Award dari Belgia dan hadiah uang sebesar Rp 550 juta yang harus digunakannya untuk meningkatkan kegiatan memulihkan penderita gangguan jiwa di Nepal. Matrika Devkota berani melepaskan pekerjaannya untuk mendirikan dan bekerja secara penuh di Koshish. Keterlaluan sekali kalau sampai diriku tidak berani melakukan kerja sosial secara penuh di usia pensiunku nanti. Aku tidak boleh terus menerus mencari uang hanya agar bisa hidup bermegah-megahan. Harta itu layaknya air laut. Semakin banyak minum air laut semakin haus jadinya. Keinginan akan harta tidak akan pernah terpuaskan. Harta juga ibarat darah, harus selalu mengalir. Bila darah atau harta mengumpul disuatu tempat, hanya akan menimbulkan penyakit. Serangan jantung maupun stroke terjadi karena aliran darah tersumbat. Harta tidak boleh hanya disimpan saja di tabungan atau dibawah bantal, harta harus ditanamkan atau disedekahkan. Hal menarik lainnya, permasalahan gangguan jiwa berat tidak bisa diselesaikan hanya dengan menyuruh mereka minum obat. Diperlukan dukungan Gunawan Setiadi Page 25

27 psikososial dari keluarga, teman dan masyarakat agar penderita gangguan jiwa bisa pulih kembali dan bisa hidup produktif secara sosial dan ekonomi di masyarakat. Memberikan dukungan psikososial untuk memulihkan gangguan jiwa adalah sebuah tugas yang menantang, tidak mudah, rumit, dan perlu kesabaran serta kematangan jiwa. Aku rasa melakukan kerja sosial di bidang pemulihan kesehatan akan bisa membuat hidupku bergairah, terasa benar benar hidup. Dari pengkajian terhadap permasalah pemulihan gangguan jiwa, kusadari adanya sebuah ladang amal yang terbuka luas yang menunggu diriku dan temantemanku untuk menggarapnya. Ladang amal yang tidak hanya bisa digarap oleh tenaga kesehatan, tapi sebuah ladang yang harus dikerjakan bersama dari berbagai disiplin ilmu. Aku pikir, dengan kematangan jiwa yang dipunyai oleh para pensiunan, pemulihan gangguan jiwa merupakan lahan ideal bagi pengabdian mereka. Ilmu psikologi klinis yang praktis tidak terlalu sulit dipelajari dan bahannya tersedia secara gratis di internet. Tidak hanya berupa tulisan, tapi juga dalam bentuk audio visual. Berbagai kursus on-line maupun workshop jangka pendek juga ada. Aku percaya, bila dipakai untuk menolong penderita gangguan jiwa tanpa motif komersial, meskipun tidak dilakukan oleh psikolog atau dokter, tidak akan ada yang protes. Bukankah selama ini, jarang ada yang peduli dan mau berkorban untuk menolong penderita gangguan jiwa? Aku akan melakukan hal itu tanpa motif komersial.. Aku percaya, pemulihan gangguan jiwa merupakan ladang amal luas yang hasilnya, insya Allah, bisa dipanen di dunia dan di akhirat Saat itu, sekitar dua tahun sebelum mencapai usia pensiun, aku berhasil mengajak 4 temanku: Prianto, Wibowo, Hardi dan Amir, seuntuk mendirikan sebuah sekolah pemulihan jiwa yang kami beri nama Sekolah Pemulihan Jiwa Tirto Jiwo. Ibuku yang punya gagasan nama Tirto Jiwo. Ibuku mengharapkan agar sekolah itu nantinya bisa berfungsi seperti air, tirto dalam bahasa Jawa, yang membawa kesegaran dan kejernihan jiwa. Gunawan Setiadi Page 26

28 Pak Wibowo teman seangkatan adikku ketika di SMA. Dia dulu kuliah di UGM mengambil jurusan ekonomi. Setelah lulus dari UGM, Pak Wibowo menjadi pengusaha yang bergerak dibidang otomotif. Sejak itu toko onderdil dan bengkel kendaraan bermotornya terus berkembang dan tersebar di beberapa kota di Jawa Tengah selatan. Pak Hardi 2 tahun lebih tua dari aku. Pak Hardi sarjana pertanian dari UGM dan mendapat gelar S2 di bidang pertanian dari Keio University, Jepang. Istri Pak Hardi adalah temanku sekelas sewaktu SMA. Pak Hardi juga berkarir di Pemda Purworejo. Jabatan terakhir sebelum pensiun adalah Sekretaris Daerah, jabatan karir tertinggi di pemda. Sejak pensiun Pak Hardi menghabiskan waktu luangnya dengan mendalami ilmu agama. Dia berjanji akan mengisi sebagian waktu luangnya di Tirto Jiwo. Dia sangat tekun mempelajari seluk beluk gangguan jiwa. Dengan kecerdasan otaknya dan kematangan jiwanya, Pak Hardi kini menjadi andalan Tirto Jiwo dalam memberikan bimbingan kejiwaan. Pak Amir juga temanku semasa di SMA. Setelah lulus dari SMA di Purworejo, Dia melanjutkan kuliahnya di Akademi Metereologi Klimatologi dan Geofisika (AMKG) di Jakarta. Dia sebenarnya ingin menjadi psikolog, namun karena orang tuanya tidak punya uang untuk membiayai kuliahnya, Pak Amir memilih kuliah di AMKG yang menyediakan bea siswa. Ia pindah ke Purworejo setelah pensiun. Kami berlima sepakat untuk ikut mensukseskan Indonesia Bebas Pasung. Kami menilai memasung penderita gangguan jiwa adalah suatu perbuatan yang sangat tidak manusiawi. Ada cara yang jauh lebih baik dalam menangani gangguan jiwa, yaitu dengan mengirimkannya bersekolah di Sekolah Pemulihan Jiwa Tirto Jiwo Di suatu hari sekitar setahun sebelum pensiun, aku ngobrol dengan istriku. Seperti biasa, dia melaporkan semua kegiatannya pagi itu Gunawan Setiadi Page 27

29 Pak tadi ibu telpon ke Bu Hardi. Sudah lama tidak ngobrol kata istriku. Dia membahasakan dirinya sebagai ibu dan memanggilku dengan sebutan bapak. Oh ya, bagaimana kabar Pak Hardi sekeluarga? Kabar baik, sehat sehat saja. Cuman tadi Bu Hardi cerita kalau dia marah sama suaminya Lho kenapa mesti marah? Suaminya kawin lagi? Bukan!, kok ngomongnya soal kawin lagi sih. Suaminya tidak jadi membelikan istrinya mobil Honda CRV model terbaru karena uangnya mau disumbangkan untuk pembangunan gedung Tirto Jiwo. Aku tahu pasti bapak yang mengajak Pak Hardi untuk ikut bergabung bikin Tirto Jiwo kata istriku. Terus apa tanggapan ibu terhadap curhat Bu Hardi? Ya ibu diam saja. Aku tidak mau campur tangan urusan internal mereka jelas istriku. Sejenak istriku diam saja. Rupanya dia sedang menyusun kalimat agar bisa efektif, tepat mengenai sasaran. Tapi, rumah kita yang di Purworejo tetap jadi direnovasi kan Pak? Rumah kita itu kecil sekali. Semua kamarnya kecil, dapur sempit dan jelek. Apalagi kamar mandinya. Menurut ibu, sebaiknya kita bikin rumah baru dibelakang bangunan yang ada sekarang. Ibu ingin rumah model kuno yang fotonya pernah ibu tunjukkan ke bapak kata istriku melanjutkan. Aku diam saja, tidak bereaksi. Aku kalah pintar berdebat dengan istriku. Jadi lebih baik diam saja. Rumah lama bisa kita pakai untuk kegiatan sosial. Kita bisa manfaatkan untuk tempat pengajian dan tempat memasak nasi bungkus untuk sedekah setiap Jumat seperti yang kita rencanakan kata istriku melanjutkan. Gunawan Setiadi Page 28

30 Ya nanti lihat kondisi keuangan kita. Bapak sudah berniat untuk mendirikan Tirto Jiwo. Orang tua Pak Wibowo sudah bersedia mewakafkan tanahnya seluas 2500 meter persegi di desa Kalinongko. Lokasinya bagus. Terasa adem kalau tinggal disana. Cocok untuk penderita gangguan jiwa. Pak Drajad juga sudah berjanji untuk mewakafkan tanah sawah di Kalinongko yang baru saja dibelinya. Katanya luasnya hampir 900 m persegi kataku menjelaskan. Bapak kok begitu, jangan lupa kita sudah sepakat untuk membangun rumah buat pensiun di Purworejo. Ingat Pak, anak kita dua-duanya perempuan. Kalau waktu mantu rumah kita sempit dan jelek, terus bagaimana? jawab istriku. Aku diam saja. Aku pura pura sibuk membaca Koran. Yang malu itu bapak juga. Aku sih nggak apa apa punya rumah seperti itu kata istriku lagi. Saat itu aku terus ingat nasehat ustadz Daud Yusuf. Tidak ada gunanya berdebat soal seperti itu. Lebih baik nanti malam bangun untuk sholat tahajud. Berdoa saja kepada Tuhan agar memberi hidayah kepada istriku dan juga istri semua teman temanku. Aku sudah lebih dari 25 tahun hidup bersama istriku. Setelah tenang dan berpikir jernih, istriku pasti akan mendukung ideku. Buktinya, istriku rela mewakafkan 2 rumah BTN di Pamulang untuk panti asuhan. Istriku juga rajin memotong 10% pendapatan keluarga untuk sedekah Sore menjelang Maghrib, 18 bulan sebelum pensiun, aku dan Pak Hardi berkunjung ke rumah Bu Diana. Dia teman istri Pak Hardi. Dia seorang psikolog yang menyibukkan dirinya dengan kegiatan dakwah. Kuingin menjajagi kemungkinan mengajak Bu Diana bergabung dengan Sekolah Gangguan Jiwa. Meskipun bukan keharusan, adanya dukungan psikolog yang punya visi dan misi sejalan akan sangat membantu. Kami mengobrol soal pemulihan gangguan jiwa. Gunawan Setiadi Page 29

Tirto Jiwo, Sekolah Pemulihan Gangguan Jiwa

Tirto Jiwo, Sekolah Pemulihan Gangguan Jiwa Tirto Jiwo, Sekolah Pemulihan Gangguan Jiwa Oleh: Gunawan Setiadi Buku ini mengisahkan kegiatan pemulihan gangguan jiwa yang ditulis dalam bentuk cerita fiktif agar lebih menarik dan mudah dipahami. Layak

Lebih terperinci

Saat untuk mengembalikan

Saat untuk mengembalikan Saat untuk mengembalikan T iga tahun menjelang pensiun dari WHO, sudah kuambil keputusan untuk menjadikan masa pensiunku menjadi lebih hidup. Rumahku, tabunganku, keahlianku, tenagaku dan waktuku akan

Lebih terperinci

Mereka Bisa Pulih. Pak Bambang, kenapa tidak menolong penderita gangguan jiwa saja usul dr. Tantri.

Mereka Bisa Pulih. Pak Bambang, kenapa tidak menolong penderita gangguan jiwa saja usul dr. Tantri. Mereka Bisa Pulih T iga puluh bulan menjelang pensiun, sudah tumbuh tekad didadaku untuk mengisi masa pensiunku dengan kerja sosial. Namun, hingga saat itu, belum ada gambaran yang jelas tentang jenis

Lebih terperinci

Tirto Jiwo, Sekolah Pemulihan Gangguan Jiwa

Tirto Jiwo, Sekolah Pemulihan Gangguan Jiwa Tirto Jiwo, Sekolah Pemulihan Gangguan Jiwa Oleh: Gunawan Setiadi Buku ini mengisahkan kegiatan pemulihan gangguan jiwa yang ditulis dalam bentuk cerita fiktif agar lebih menarik dan mudah dipahami. Layak

Lebih terperinci

Tirto Jiwo, Sekolah Pemulihan Gangguan Jiwa

Tirto Jiwo, Sekolah Pemulihan Gangguan Jiwa Epilog T iga tahun setelah pensiun. Kesibukanku tidak kalah bila dibandingkan ketika aku masih bekerja sebagai pegawai. Hanya jenis kegiatannya yang berbeda. Setiap hari aku bangun jam 3 pagi, masih sama

Lebih terperinci

Tirto Jiwo, Sekolah Pemulihan Gangguan Jiwa

Tirto Jiwo, Sekolah Pemulihan Gangguan Jiwa Gerakan Pemulihan Gangguan Jiwa Sebagai sebuah sekolah pemulihan gangguan jiwa, banyak hal yang sudah dikerjakan Tirto Jiwo. Namun, hasilnya masih sangat jauh dibandingkan dengan jumlah penderita gangguan

Lebih terperinci

Kebutuhan Belajar. Pak Bambang, Anita tidak merasa kalau dirinya sakit. Dia tidak mau kalau saya ajak ke dokter atau ke psikolog.

Kebutuhan Belajar. Pak Bambang, Anita tidak merasa kalau dirinya sakit. Dia tidak mau kalau saya ajak ke dokter atau ke psikolog. Kebutuhan Belajar Pagi itu di Tirto Jiwo suasana terlihat tenteram. Tidak ada kegaduhan atau teriakan yang bisa membuat stress orang yang mendengarnya. Udara di lereng bukit Menoreh pagi itu terasa sejuk.

Lebih terperinci

Pemulihan Gangguan Jiwa: Pedoman bagi penderita, keluarga dan relawan jiwa

Pemulihan Gangguan Jiwa: Pedoman bagi penderita, keluarga dan relawan jiwa 2014 Pemulihan Gangguan Jiwa: Pedoman bagi penderita, keluarga dan relawan jiwa dr. Gunawan Setiadi, MPH Tirto Jiwo, Pusat Pemulihan dan Pelatihan Gangguan Jiwa Hak cipta pada penulis dan dilindungi oleh

Lebih terperinci

Tirto Jiwo, Sekolah Pemulihan Gangguan Jiwa

Tirto Jiwo, Sekolah Pemulihan Gangguan Jiwa Gadis manis berkumis Siang hari itu, panas terik menyengat kota Purworejo. Di suasana tidak nyaman tersebut, aku sengaja pergi menemui Pak Prianto di toko swalayannya. Kuperkirakan, ditengah sengatan terik

Lebih terperinci

Tirto Jiwo, Sekolah Pemulihan Gangguan Jiwa

Tirto Jiwo, Sekolah Pemulihan Gangguan Jiwa Rumah kost pemulihan jiwa Setelah keluar dari rumah sakit jiwa (RSJ), sebagian besar penderita gangguan jiwa belum siap kembali hidup bermasyarakat secara normal. Kondisi kejiwaannya sering masih labil.

Lebih terperinci

Dasar Dasar Pelayanan Pemulihan Gangguan Jiwa

Dasar Dasar Pelayanan Pemulihan Gangguan Jiwa Dasar Dasar Pelayanan Pemulihan Gangguan Jiwa M enurut Substance Abuse and Mental Health Service Administration (SAMHSA), sebuah badan milik pemerintah Amerika Serikat, pengertian dari pemulihan adalah

Lebih terperinci

Tirto Jiwo, Sekolah Pemulihan Gangguan Jiwa

Tirto Jiwo, Sekolah Pemulihan Gangguan Jiwa Terapi keluarga Pagi itu aku sudah punya rencana mengunjungi rumah Pak Hasan yang letaknya tidak terlalu jauh dari rumahku. Di Purworejo, sebuah ibukota kabupaten kecil, tidak ada jarak yang jauh. Tidak

Lebih terperinci

Pendekatan Umum Menuju Pemulihan

Pendekatan Umum Menuju Pemulihan Pendekatan Umum Menuju Pemulihan P roses terjadinya gangguan jiwa berlangsung secara pelan pelan dan bertahap. Prosesnya bisa berlangsung berminggu-minggu hingga bertahun-tahun. Sering gejala awal dimulai

Lebih terperinci

BAB II RINGKASAN CERITA. sakit dan mengantarkan adik-adiknya ke sekolah. Karena sejak kecil Lina

BAB II RINGKASAN CERITA. sakit dan mengantarkan adik-adiknya ke sekolah. Karena sejak kecil Lina BAB II RINGKASAN CERITA Ada dua kewajiban yang paling di benci Lara yang harus di lakukannya setiap pagi. Lara harus mengemudi mobil ayahnya yang besar dan tua ke rumah sakit dan mengantarkan adik-adiknya

Lebih terperinci

Marwan. Ditulis oleh Peter Purwanegara Rabu, 01 Juni :25

Marwan. Ditulis oleh Peter Purwanegara Rabu, 01 Juni :25 Ellen hanya berdiri termangu melihat tubuh Marwan yang kaku terbujur yang tiga perempat tubuhnya tertutup oleh kain putih. Hanya kelihatan kepalanya saja. Ellen hanya ingin melihat wajah Marwan terakhir

Lebih terperinci

Mengapa anakku? Mengapa Mas Hanafi dikirim kesini?, aku dengar Pak Hardi bertanya kepada Hanafi.

Mengapa anakku? Mengapa Mas Hanafi dikirim kesini?, aku dengar Pak Hardi bertanya kepada Hanafi. Mengapa anakku? D i sebuah bangku dibawah pohon nangka yang rindang, kulihat Pak Hardi sedang mengobrol dengan Hanafi dan ayahnya, Pak Basuki. Kemarin sore Hanafi diantar ayahnya datang ke Tirto Jiwo.

Lebih terperinci

Tirto Jiwo, Sekolah Pemulihan Gangguan Jiwa

Tirto Jiwo, Sekolah Pemulihan Gangguan Jiwa Fu yung hai Tirto Jiwo H ampir semua orang tahu kalau kebanyakan penderita gangguan jiwa hanya menganggur, tidak punya pekerjaan, tidak punya penghasilan dan jadi beban keluarga. Namun tidak banyak yang

Lebih terperinci

KARENA KASIH Sebuah fragmen berdasarkan perumpamaan Anak Yang Hilang

KARENA KASIH Sebuah fragmen berdasarkan perumpamaan Anak Yang Hilang KARENA KASIH Sebuah fragmen berdasarkan perumpamaan Anak Yang Hilang Para Lakon: 1. Bapak :... 2. Sulung :... 3. Peternak :... 4. Bungsu :... Adegan 1. Seorang bapak setengah baya nampak sedang berbincang-bincang

Lebih terperinci

Raihlah Keikhlasan. Panduan-1

Raihlah Keikhlasan. Panduan-1 Panduan-1 Raihlah Keikhlasan Keikhlasan untuk menerima keputusan Allah Swt adalah mutlak diperlukan untuk bisa mencari kerja sesuai keinginan kita. Allah Swt pasti tahu apa yang terbaik buat hamba-nya.

Lebih terperinci

Di Unduh dari : Bukupaket.com

Di Unduh dari : Bukupaket.com bab 5 kejujuran gambar 5.1 tesa sedang berkumpul dengan teman temannya lihatlah gambar di atas tesa sedang berkumpul dengan teman temannya tentu kalian juga sering melakukannya setiap hari kita bergaul

Lebih terperinci

Tes Karakteristik Pribadi

Tes Karakteristik Pribadi 1 2 Tes Karakteristik Pribadi TIPS MENGERJAKAN TES KARAKTERISTIK PRIBADI Soal Tes Kompetensi Pribadi (TKP) pada dasarnya adalah tes yang menilai sikap dan respon seseorang terhadap kasus yang diajukan

Lebih terperinci

Perjuangan Meraih Cita-cita

Perjuangan Meraih Cita-cita Perjuangan Meraih Cita-cita Matahari terik membakar ubun-ubun kepala. Senin pagi ini di SMA Negeri 1 Batangan telah berjejer rapi menghadap tiang bendera sekaligus pembina upacara hari ini. Pukul 08.00

Lebih terperinci

Pelatihan Menjadikan Hidup Bermakna. dr Gunawan Setiadi,MPH Tirto jiwo, Pusat Pemulihan dan Pelatihan Gangguan Jiwa

Pelatihan Menjadikan Hidup Bermakna. dr Gunawan Setiadi,MPH Tirto jiwo, Pusat Pemulihan dan Pelatihan Gangguan Jiwa Pelatihan Menjadikan Hidup Bermakna dr Gunawan Setiadi,MPH Tirto jiwo, Pusat Pemulihan dan Pelatihan Gangguan Jiwa Latar belakang Gaji kecil Hutang Tawaran kredit Karir stagnan Pekerjaan menumpuk Bayar

Lebih terperinci

banyak sudah mewarnai perjalanan hidup kami. Jika sebagian anak-anak lain berada dalam lingkungan rumah adem-ayem, tidak demikian dengan kami,

banyak sudah mewarnai perjalanan hidup kami. Jika sebagian anak-anak lain berada dalam lingkungan rumah adem-ayem, tidak demikian dengan kami, DOA IBU *1 Mei 2013, Aku disini mengenang masa itu... Kami tiga bersaudara yang sejak kecil tinggal di asrama polisi dekat kantor Bapak. Kami menghuni rumah di sana sekitar 19 tahun lamanya, bahkan umurku

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KUESIONER KEMANDIRIAN

LAMPIRAN 1 KUESIONER KEMANDIRIAN LAMPIRAN KUESIONER KEMANDIRIAN Di bawah ini terdapat beberapa pernyataan dengan berbagai kemungkinan jawaban. Saudara diminta untuk memilih salah satu dari pilihan jawaban yang tersedia sesuai dengan keadaan

Lebih terperinci

Kalender Doa Januari 2016

Kalender Doa Januari 2016 Kalender Doa Januari 2016 Berdoa Bagi Wanita Cacat Berabad abad beberapa masyarakat percaya bahwa wanita cacat karena kutukan. Bahkan yang lain percaya bahwa bayi yang lahir cacat bukanlah manusia. Para

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. A-1 Skala Penelitian Awal Konformitas A-2 Skala Penelitian Awal Tingkah Laku Menolong

LAMPIRAN A. A-1 Skala Penelitian Awal Konformitas A-2 Skala Penelitian Awal Tingkah Laku Menolong LAMPIRAN 64 65 LAMPIRAN A A-1 Skala Penelitian Awal Konformitas A-2 Skala Penelitian Awal Tingkah Laku Menolong 66 Kelas : L/P : Pekerjaan Orangtua: No. Absen : SKALA PSIKOLOGI Petunjuk Pengisian : 1.

Lebih terperinci

Soedjono-Tresno Private High School (STPHS) (I)

Soedjono-Tresno Private High School (STPHS) (I) CHAPTER 1 Soedjono-Tresno Private High School (STPHS) (I) Kepala Sekolah Soedjono-Tresno Private High School atau STPHS, Christoper Rumbewas, menerima sejumlah buku, berkas siswa, dan juga seragam sekolah

Lebih terperinci

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai Lampiran Ringkasan Novel KoKoro Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai Kamakura menjadi sejarah dalam kehidupan keduanya. Pertemuannya dengan sensei merupakan hal yang

Lebih terperinci

I Love My Job and My Family:

I Love My Job and My Family: I Love My Job and My Family: My Job is My Life & My Family is My Breath Jadilah emas, bukan anak emas Anonymous Mungkin beliau bukanlah seseorang yang telah lama bekerja di Eka Hospital, namun ia memiliki

Lebih terperinci

SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 7. MEMBACA SASTRALatihan Soal 7.11

SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 7. MEMBACA SASTRALatihan Soal 7.11 SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 7. MEMBACA SASTRALatihan Soal 7.11 1. Kemarin, Hana menerima undangan dari Ibu guru Santi. Bu Santi akan merayakan pesta ulang tahun ke-26 pada sabtu ini. Sekarang baru

Lebih terperinci

My Journey with Jesus #2 - Perjalananku dengan Yesus #2 THE JOY OF THE LORD SUKACITA DALAM TUHAN

My Journey with Jesus #2 - Perjalananku dengan Yesus #2 THE JOY OF THE LORD SUKACITA DALAM TUHAN My Journey with Jesus #2 - Perjalananku dengan Yesus #2 THE JOY OF THE LORD SUKACITA DALAM TUHAN Hari ini judul khotbah saya adalah THE JOY OF THE LORD/SUKACITA DALAM TUHAN. Saya rindu hari ini bahkan

Lebih terperinci

Arif Rahman

Arif Rahman INT. DESA SANGIA - PAGI HARI Dengan penuh makna hidup, setiap pagi dan bangun lebih cepat. Mereka harus mempersiapkan diri untuk ke sawah demi tetap merawat tanaman mereka agar selalu sehat. Di saat yang

Lebih terperinci

dr Gunawan Setiadi, MPH Tirto Jiwo, Pusat Pemulihan dan Pelatihan Gangguan Jiwa

dr Gunawan Setiadi, MPH Tirto Jiwo, Pusat Pemulihan dan Pelatihan Gangguan Jiwa dr Gunawan Setiadi, MPH Tirto Jiwo, Pusat Pemulihan dan Pelatihan Gangguan Jiwa Latar belakang Manusia adalah mahluk sosial. Perlu punya sahabat di dunia nyata (bukan hanya sahabat dari dunia maya) Orang

Lebih terperinci

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika 1 Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika Kepada yang kekasih saudara-saudari saya seiman di Tesalonika yaitu kalian yang sudah bersatu dengan Allah Bapa dan Tuhan kita Kristus Yesus: Salam

Lebih terperinci

JADIKAN PEKERJAAN KITA SEBAGAI SOULMATE

JADIKAN PEKERJAAN KITA SEBAGAI SOULMATE Edisi : I/Januari 2011 JADIKAN PEKERJAAN KITA SEBAGAI SOULMATE Oleh: Miyosi Ariefiansyah Redaksi Newsletter KAP Syarief Basir & Rekan Lembur terus setiap hari!! Capek, setiap hari masuk!! Pusing, kerjaan

Lebih terperinci

Firdaus. Sang Daniel. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

Firdaus. Sang Daniel. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com Firdaus Sang Daniel Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com The Daniel Oleh: Firdaus Copyright 2014 by Firdaus Penerbit Firdaus Daus.ahmadi@gmail.com Desain Sampul: Nulisbuku.com Diterbitkan melalui:

Lebih terperinci

Pemilik jiwa yang sepi

Pemilik jiwa yang sepi Mawar biru Kusiapkan ini khusus untuk hadiah ulang tahunmu Sebagai persembahanku atas perhatianmu... Cintamu dan kesediaanmu menerima diriku Terimalah ini Mawar biru... Yang khusus kupetik dari surga Untuk

Lebih terperinci

Buku BI 3 (12 des).indd 1 16/12/ :41:24

Buku BI 3 (12 des).indd 1 16/12/ :41:24 Buku BI 3 (12 des).indd 1 16/12/2014 11:41:24 2 Buku BI 3 (12 des).indd 2 16/12/2014 11:41:25 Bintang berkunjung ke rumah Tante Menik, adik ibunya. Tante Menik seorang wartawati. Rumah Tante Menik kecil,

Lebih terperinci

BAB 1 AKU DAN PULAU PISANG

BAB 1 AKU DAN PULAU PISANG BAB 1 AKU DAN PULAU PISANG Jari ini berjalan begitu saja, seiring angan yang tidak pernah berhenti berharap. Merasa sebuah mimpi yang tidak pernah akan terwujud, harapan yang tidak pernah akan tercapai.

Lebih terperinci

SINOPSIS. Universitas Darma Persada

SINOPSIS. Universitas Darma Persada SINOPSIS Watanabe Toru adalah seorang pria berusia 37 tahun yang sedang menaiki pesawat Boeing 737 menuju ke bandara Hamburg, Jerman. Sesampainya di bandara, dia mendengar suara lantunan instrumentalia

Lebih terperinci

Sekolah Tirto Jiwo. Bu Tari terlihat diam. Kelihatannya dia sedang mencerna penjelasanku. Kucoba memberinya penjelasan tambahan.

Sekolah Tirto Jiwo. Bu Tari terlihat diam. Kelihatannya dia sedang mencerna penjelasanku. Kucoba memberinya penjelasan tambahan. Sekolah Tirto Jiwo K antor Dinas Sosial Transmigrasi dan Tenaga Kerja (Dinsostranaker) Kabupaten Purworejo terletak di jalan ke arah Magelang. Bangunannya terlihat asri, bersih dan tertata rapi. Pagi itu,

Lebih terperinci

***** 2 Bintang Bersinar di Negeri Berlian

***** 2 Bintang Bersinar di Negeri Berlian AWAL PERJUANGAN Pertengahan bulan Mei 1984, aku diam-diam mendaftarkan diriku masuk KPG atau Kursus Pendidikan Guru yang ada di Tanah Grogot Kabupaten Paser. Kenapa aku harus mengatakan diam-diam? Karena

Lebih terperinci

CINTA TELAH PERGI. 1 Penyempurna

CINTA TELAH PERGI. 1 Penyempurna CINTA TELAH PERGI 1 Penyempurna Enam belas tahun yang lalu seorang ibu bernama Rosa melahirkan seorang bayi perempuan, bayi yang selama ini bu Rosa dan pak Adam (suami bu Rosa) idam-idamkan selama dua

Lebih terperinci

Bayangan Merah di Laut dan Tempat Untuk Kembali:

Bayangan Merah di Laut dan Tempat Untuk Kembali: Noand Hegask Bayangan Merah di Laut dan Tempat Untuk Kembali: Kisah-kisah pendek dan sajak rumpang Diterbitkan melalui: Nulisbuku.com Darah Biasanya keluar rumah Saat tengah malam Sambil menangis Hanya

Lebih terperinci

Halusinasi dan cara mengatasinya

Halusinasi dan cara mengatasinya Halusinasi dan cara mengatasinya K ita sering melihat penderita skizofrenia yang tertawa, menangis atau berbicara sendiri. Mereka melakukan itu bukannya tanpa sebab. Perilaku yang aneh tersebut timbul

Lebih terperinci

Dari Kuli Bangunan Jadi Mahasiswa STAN

Dari Kuli Bangunan Jadi Mahasiswa STAN Dari Kuli Bangunan Jadi Mahasiswa STAN Di awal tahun 2014 sedih dan bimbang bercampur menghantui setiap nafasku ketika dipenghujung putih abu-abu harus segera menentukan masa depanku. Terlahir sebagai

Lebih terperinci

Level 2 Pelajaran 12

Level 2 Pelajaran 12 Level 2 Pelajaran 12 KASIHNYA ALLAH (Bagian 1) Oleh Don Krow Hari ini kita akan bahas mengenai kasihnya Allah. Di 1 Korintus 13:13 tertulis berikut ini: Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman,

Lebih terperinci

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. 1. Inisial : Sdr.

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. 1. Inisial : Sdr. BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG A. Identitas Pasien 1. Inisial : Sdr. W 2. Umur : 26 tahun 3. No.CM : 064601

Lebih terperinci

Bab 1. Awal Perjuangan

Bab 1. Awal Perjuangan Bab 1 Awal Perjuangan Ivan adalah nama dari seorang anak yang memiliki cita-cita sekolah karena keterbatasan biaya Ivan harus membantu kedua orang tuanya ayah yang bekerja sebagai pemulung sampah dan ibu

Lebih terperinci

Verbatim. Tujuan Khusus Tema Sub Tema Kategori Kata kunci P1 P2 P3. dapat. Saya hanya pasrah kepada. kanker payudara istri pasca

Verbatim. Tujuan Khusus Tema Sub Tema Kategori Kata kunci P1 P2 P3. dapat. Saya hanya pasrah kepada. kanker payudara istri pasca LAMPIRAN 1 Verbatim Tujuan Khusus Tema Sub Tema Kategori Kata kunci P1 P2 P3 Mengidentifikasi Bentuk-bentuk Dukungan Pasrah dan Saya kaget, karena selama dukungan sosial dukungan emosional percaya kepada

Lebih terperinci

Butiran kaca di piring nasi

Butiran kaca di piring nasi Butiran kaca di piring nasi A ku lihat Wibowo sedang asyik duduk di depan desktop komputer. Matanya terfokus ke layar monitor. Ketika kudekati, ternyata dia sedang membaca sebuah artikel di internet tentang

Lebih terperinci

KISAH KISAH YANG HAMPIR TERLUPAKAN

KISAH KISAH YANG HAMPIR TERLUPAKAN KISAH KISAH YANG HAMPIR TERLUPAKAN 1 Hensa KISAH KISAH YANG HAMPIR TERLUPAKAN NAMANYA INDRA Bagaimana Sari?, suara Indra memecah keheningan. Kutatap lelaki ganteng yang duduk tepat di depanku ini. Sari,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupannya. Seseorang yang mengalami peristiwa membahagiakan seperti dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupannya. Seseorang yang mengalami peristiwa membahagiakan seperti dapat BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai pengalaman baik positif maupun negatif tidak dapat lepas dari kehidupan seseorang. Pengalaman-pengalaman tersebut akan memberi pengaruh yang pada akhirnya

Lebih terperinci

Saatnya Melihat Ke dalam Diri Sendiri

Saatnya Melihat Ke dalam Diri Sendiri Saatnya Melihat Ke dalam Diri Sendiri Artikel Saatnya Melihat Kedalam Diri Sendiri Hore, Hari Baru! Teman-teman. Catatan Kepala: Mudah untuk melihat kearah orang lain. Tapi untuk melihat diri sendiri,

Lebih terperinci

LAMPIRAN A-1 SKALA DEPRESI PADA REMAJA

LAMPIRAN A-1 SKALA DEPRESI PADA REMAJA LAMPIRAN A-1 SKALA DEPRESI PADA REMAJA A. IDENTITAS Kelas : B. PETUNJUK PENGISIAN SKALA 1. Bacalah pernyataan-pernyataan pada lembar berikut, kemudian kerjakan dengan sungguh-sungguh sesuai dengan keadaan

Lebih terperinci

.satu. yang selalu mengirim surat

.satu. yang selalu mengirim surat .satu. yang selalu mengirim surat Bunyi klakson motor berwarna oranye, dengan teriakan khas Pos! setiap hari selalu aku nantikan. Mata tak lepas dari balik pagar besi lusuh bewarna coklat tua. Ketika pagi

Lebih terperinci

YUNUS. 1 7/15/15 Yunus 1. Yunus menolak perintah Allah untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe

YUNUS. 1 7/15/15 Yunus 1. Yunus menolak perintah Allah untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe 1 7/15/15 Yunus 1 YUNUS Yunus menolak perintah Allah untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe 1 Pada jaman dahulu, ada seorang nabi di Israel yang bernama Yunus. Ayahnya bernama Amitai. ALLAH memberi

Lebih terperinci

NADIA AKU. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

NADIA AKU. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com NADIA AKU Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com JUDUL BUKU Oleh: Nadia Copyright 2015 by Nadia Penerbit nulisbuku nulisbuku.com admin@nulisbuku.com Desain Sampul: nadia Diterbitkan melalui:

Lebih terperinci

Xen.. aku tutup mata kamu sebentar ya oke? ujar Ican dengan hati-hati menutupi maksudnya. Kalau aku tidak mau bagaimana? jawab Xena santai.

Xen.. aku tutup mata kamu sebentar ya oke? ujar Ican dengan hati-hati menutupi maksudnya. Kalau aku tidak mau bagaimana? jawab Xena santai. KOPI - Sudah ya capek aku lari-larian terus.. niat sekali ya ngelitikin aku?? ujar Xena ketika Ican mengejarnya di sebuah Taman Tiara yang biasa mereka datangi di waktu senggang. Xena dan Ican sudah dua

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN HASIL WAWANCARA Informan I Nama : Manimbul Hutauruk Tanggal Wawancara : 31 Januari 2015 Tempat : Rumah Bapak Manimbul Hutauruk Waktu : Pukul 13.00 WIB 1. Berapa lama anda tinggal di Desa Hutauruk?

Lebih terperinci

MENGELOLA STRESS DAN MENGENDALIKAN EMOSI. dr Gunawan Setiadi Tirto Jiwo, Pusat Pemulihan dan Pelatihan Gangguan Jiwa

MENGELOLA STRESS DAN MENGENDALIKAN EMOSI. dr Gunawan Setiadi Tirto Jiwo, Pusat Pemulihan dan Pelatihan Gangguan Jiwa MENGELOLA STRESS DAN MENGENDALIKAN EMOSI dr Gunawan Setiadi Tirto Jiwo, Pusat Pemulihan dan Pelatihan Gangguan Jiwa STRESS Segala kejadian (masa lalu/ masa datang) yang menimbulkan perasaan tidak enak

Lebih terperinci

PELUANG BISNIS MAHASISWA DAN PELAJAR

PELUANG BISNIS MAHASISWA DAN PELAJAR PELUANG BISNIS MAHASISWA DAN PELAJAR O L E H ARIF NOVIAN HADI 10.12.5022 S1-SI-2I Masuki Dunia Bisnis Selagi Anda Masih Muda Kalau mahasiswa dan pelajar ditanya apa yang akan dilakukan setelah lulus kuliah

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. A-1 Skala Penelitian Tingkah Laku Menolong

LAMPIRAN A. A-1 Skala Penelitian Tingkah Laku Menolong LAMPIRAN A A-1 Skala Penelitian Tingkah Laku Menolong 49 50 LAMPIRAN A-1 B-1 Skala Penelitian Tingkah Laku Menolong KUESIONER No : Kelas : Jenis Kelas : Reguler / Akselerasi (Coret yang tidak perlu) Jenis

Lebih terperinci

AKU AKAN MATI HARI INI

AKU AKAN MATI HARI INI AKU AKAN MATI HARI INI Cerpen Ardy Kresna Crenata AKU BELUM TAHU DENGAN CARA APA AKU AKAN MATI. Apakah mengiris nadi dengan pisau akan menyenangkan? Atau memukul-mukul tengkorak dengan batu akan jauh lebih

Lebih terperinci

Lima Belas Tahun Tidak Lama

Lima Belas Tahun Tidak Lama Dari Kumpulan Cerpen "Keberanian Manusia" Lima Belas Tahun Tidak Lama Kota kami telah hampir berusia setengah abad, dan hampir saja hanyut karena kecelakaan gunung berapi. Beberapa tahun belakangan ini

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP KEJADIAN STROKE BERULANG DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP KEJADIAN STROKE BERULANG DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN KUESIONER PENELITIAN PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP KEJADIAN STROKE BERULANG DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN I. KARAKTERISTIK RESPONDEN a. Nama : b. Umur : c. Jenis Kelamin : L / P d. Pendidikan

Lebih terperinci

Pasang Surut Ombak Segare Sopianus Sauri XII IPA

Pasang Surut Ombak Segare Sopianus Sauri XII IPA BAGIAN I. 1 Pasang Surut Ombak Segare Sopianus Sauri XII IPA Hidup, apa itu hidup? Dan apa tujuan kita hidup di dunia ini? Menurutku hidup adalah perjuangan dan pengorbanan, di mana kita harus berjuang

Lebih terperinci

SAAT TERJADI KONFLIK

SAAT TERJADI KONFLIK SAAT TERJADI KONFLIK Dalam berumah tangga, tak dapat dihindari yang namanya konflik atau permasalahan. Ibarat sendok dan garpu pasti ada gesekan walaupun kadang tidak disadari. Karena sekali lagi, perempuan

Lebih terperinci

Sayang berhenti menangis, masuk ke rumah. Tapi...tapi kenapa mama pergi, Pa? Masuk Sayang suatu saat nanti pasti kamu akan tahu kenapa mama harus

Sayang berhenti menangis, masuk ke rumah. Tapi...tapi kenapa mama pergi, Pa? Masuk Sayang suatu saat nanti pasti kamu akan tahu kenapa mama harus SATU Love is that condition in which the happiness of another person is essential to your own - ROBERT A. HEINLEIN Kenapa Mama harus pergi? tanya seorang anak berusia sekitar delapan tahun. Mama harus

Lebih terperinci

HIV The Health System in Australia (Language: Indonesian)

HIV The Health System in Australia (Language: Indonesian) HIV The Health System in Australia (Language: Indonesian) HIV Sistem Kesehatan Di Australia 7.1 Pengenalan 7.2 Dokter-dokter Umum 7.3 Pelayanan Kesehatan Seksual 7.4 Rumah sakit - Rumah sakit 7.5 Pelayanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan Nasional Bangsa Indonesia yang tercantum dalam Undang-Undang. kebutuhan dasar manusia termasuk di bidang kesehatan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan Nasional Bangsa Indonesia yang tercantum dalam Undang-Undang. kebutuhan dasar manusia termasuk di bidang kesehatan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan Nasional Bangsa Indonesia yang tercantum dalam Undang-Undang 1945 salah satunya adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,

Lebih terperinci

Oleh: Windra Yuniarsih

Oleh: Windra Yuniarsih Puncak Kebahagiaan Oleh: Windra Yuniarsih Perempuan adalah makhluk yang istimewa. Aku merasa beruntung dilahirkan sebagai perempuan. Meskipun dari keluarga sederhana tetapi kakiku dapat membawaku ke tempat

Lebih terperinci

2

2 1 2 3 4 5 6 Suatu siang di Desa Tantular... 7 Akhirnya Sampai juga di desaku. Syukurlah. Lumayan juga perjalanan kita Kamu serius akan meninggalkan usaha kita di kota? Aku serius. Ini saatnya aku mengabdi

Lebih terperinci

5. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya)

5. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya) Nama : No HP : Alamat : Pendidikan Terakhir : 1. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya) Pemikiran dan perhatian ditujukan ke dalam,

Lebih terperinci

Nama saya Andy. Saya lahir dan besar di Kota

Nama saya Andy. Saya lahir dan besar di Kota Sekapur Sirih 1 1 Nama saya Andy. Saya lahir dan besar di Kota Tanjungpinang yang merupakan Ibu Kota Provinsi Kepulauan Riau. Darah saya percampuran antara Medan dan Tanjungpinang. Kepulauan Riau adalah

Lebih terperinci

Loyalitas Tanpa Batas

Loyalitas Tanpa Batas Loyalitas Tanpa Batas Cintailah perusahaan dimana kamu bekerja meski tidak membuat mu kaya, tetapi dapat memberikan kehidupan. Itulah sepenggal kata yang dapat saya simpulkan setelah mendengar, merangkum,

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Peresmian Rusunawa Kabil, Batam, 27 April 2012 Jumat, 27 April 2012

Sambutan Presiden RI pada Peresmian Rusunawa Kabil, Batam, 27 April 2012 Jumat, 27 April 2012 Sambutan Presiden RI pada Peresmian Rusunawa Kabil, Batam, 27 April 2012 Jumat, 27 April 2012 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERESMIAN RUMAH SUSUN SEJAHTERA SEWA DI KAWASAN INDUSTRI KABIL BATAM

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. 5. Produser : Putut Widjanarko, Avesina Soebil, Nadjmi Zen. 6. Penulis Naskah : Oka Aurora dan Ahmad Al Habsyi

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. 5. Produser : Putut Widjanarko, Avesina Soebil, Nadjmi Zen. 6. Penulis Naskah : Oka Aurora dan Ahmad Al Habsyi digilib.uns.ac.id BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Profil Film 1. Judul : Ada Surga di Rumahmu 2. Genre : Drama, Religi, Keluarga 3. Durasi : 106 menit 4. Sutradara : Aditya Gumay 5. Produser : Putut

Lebih terperinci

PELAYANAN ANAK. PELAYANAN ANAK Sesi 1: Menjangkau Anak-anak

PELAYANAN ANAK. PELAYANAN ANAK Sesi 1: Menjangkau Anak-anak PELAYANAN ANAK Sesi 1: Menjangkau Anak-anak PENDAHULUAN Allah tertarik pada anak-anak. Haruskah gereja berusaha untuk menjangkau anak-anak? Apakah Allah menyuruh kita bertanggung jawab terhadap anak-anak?

Lebih terperinci

László Hankó: Kebahagiaan Marina

László Hankó: Kebahagiaan Marina 1 László Hankó: Kebahagiaan Marina Terjemahan: Mentari Siahaan Dahulu kala hiduplah seorang wanita muda dan cantik bernama Marina. Dia tinggal di sebuah gubuk kecil di tepi pantai bersama suaminya yang

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. Skala Penelitian (A-1) Beck Depression Inventory (A-2) Skala Penerimaan Teman Sebaya (A-3) Skala Komunikasi Orangtua-Anak

LAMPIRAN A. Skala Penelitian (A-1) Beck Depression Inventory (A-2) Skala Penerimaan Teman Sebaya (A-3) Skala Komunikasi Orangtua-Anak LAMPIRAN A Skala Penelitian (A-1) Beck Depression Inventory (A-2) Skala Penerimaan Teman Sebaya (A-3) Skala Komunikasi Orangtua-Anak LAMPIRAN A Skala Penelitian (A-1) Beck Depression Inventory No : Usia

Lebih terperinci

Karya Kreatif Tanah Air Beta

Karya Kreatif Tanah Air Beta Mulyanissa 1 Hapsari Athaya Mulyanissa Rigen Pratitisari Bahasa Indonesia 1 Desember 2011 Karya Kreatif Tanah Air Beta Bagian I: Tujuan Penulisan Tanah Air Beta adalah novel yang dibuat berdasarkan film

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. bulan, dimulai sejak pertengahan bulan november 2015 dan berakhir

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. bulan, dimulai sejak pertengahan bulan november 2015 dan berakhir 47 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Deskripsi Subjek Penelitian ini dilaksanakan selama kurang lebih selama dua bulan, dimulai sejak pertengahan bulan november 2015 dan berakhir pada awal bulan

Lebih terperinci

Aku menoleh. Disana berdiri seorang pemuda berbadan tinggi yang sedang menenteng kantong belanjaan di tangan kirinya. Wajahnya cukup tampan.

Aku menoleh. Disana berdiri seorang pemuda berbadan tinggi yang sedang menenteng kantong belanjaan di tangan kirinya. Wajahnya cukup tampan. 1st Spring Hujan lagi. Padahal ini hari Minggu dan tak ada yang berharap kalau hari ini akan hujan. Memang tidak besar, tapi cukup untuk membuat seluruh pakaianku basah. Aku baru saja keluar dari supermarket

Lebih terperinci

Pekerjaan. Bab 4. Peta Konsep. Kata Kunci. Jenis pekerjaan Barang Jasa Semangat kerja. Pekerjaan yang Menghasilkan Barang. Pekerjaan.

Pekerjaan. Bab 4. Peta Konsep. Kata Kunci. Jenis pekerjaan Barang Jasa Semangat kerja. Pekerjaan yang Menghasilkan Barang. Pekerjaan. Bab 4 Pekerjaan Peta Konsep Pekerjaan Pekerjaan yang Menghasilkan Barang Jenis-Jenis Pekerjaan Mencakup tentang Mencakup tentang Pekerjaan yang Menghasilkan Jasa Semangat Kerja Terdiri atas Alasan Orang

Lebih terperinci

Musim Semi Buku harian untuknya Satu Hari bolong

Musim Semi Buku harian untuknya Satu Hari bolong Musim Semi Hari ini untuk pertama kalinya aku bertemu dengan Aiko. Setelah sekitar mungkin 7tahun lebih aku tak pernah melihatnya. Aku percaya mungkin dengan cara aku berpura pura sebagai dirimu, dia masih

Lebih terperinci

STREES DAN BOSAN...?!?!?

STREES DAN BOSAN...?!?!? Sukses itu pilihan Wujudkanlah IMPIAN Keluarga Anda Sekarang!!!!!! 5-10 bulan untuk menyelamatkan MASA DEPAN KELUARGA Anda!!! Apakah ini MASALAH yang sedang Anda hadapi??? 1. Sulit mencari pekerjaan? 2.

Lebih terperinci

Puzzle-Puzzle Fiksi. Inilah beberapa kisah kehidupan yang diharapkan. menginspirasi pembaca

Puzzle-Puzzle Fiksi. Inilah beberapa kisah kehidupan yang diharapkan. menginspirasi pembaca Puzzle-Puzzle Fiksi Inilah beberapa kisah kehidupan yang diharapkan menginspirasi pembaca JULIE 2 Akhirnya Buku Ini Milikku Aku tidak menghiraukan panasnya matahari di siang hari ini. Aku tetap berlari

Lebih terperinci

Cara Mengatasi Kecemasan

Cara Mengatasi Kecemasan Cara Mengatasi Kecemasan S etiap manusia pasti pernah merasa cemas. Perasaan cemas tersebut sering disertai dengan gejala tubuh seperti: jantung berdetak lebih cepat, otot otot menegang, berkeringat, gemetar,

Lebih terperinci

Tema 1. Keluarga yang Rukun

Tema 1. Keluarga yang Rukun Tema 1 Keluarga yang Rukun Manusia tidak bisa hidup sendiri. Manusia memerlukan bantuan orang lain. Manusia disebut makhluk sosial. Manusia saling bekerja sama. Mereka hidup bersama. Kalian mempunyai keluarga?

Lebih terperinci

Sejatinya, semua manusia terlahir untuk dua hal, mendapatkan berita terbaik dan terburuk. Berita ini adalah sebuah misteri, ketika mereka terus

Sejatinya, semua manusia terlahir untuk dua hal, mendapatkan berita terbaik dan terburuk. Berita ini adalah sebuah misteri, ketika mereka terus Sejatinya, semua manusia terlahir untuk dua hal, mendapatkan berita terbaik dan terburuk. Berita ini adalah sebuah misteri, ketika mereka terus menaungi hidup dan seperti melihat sebuah jurang terbesar.

Lebih terperinci

Jika orang lain bisa sukses, pasti saya juga bisa mencapainya, ujar anak kedelapan yang kini menjadi mentor utama Entrepreneur University ini.

Jika orang lain bisa sukses, pasti saya juga bisa mencapainya, ujar anak kedelapan yang kini menjadi mentor utama Entrepreneur University ini. Sepuluh Tahun : Modal Rp500 Ribu Menjadi Rp 5 Miliar Bagian ke 1 Jika hari ini anda masih mendorong gerobak sendiri, berjualan kaki lima dipinggir jalan, terkena panas, dan kehujanan, jangan menyerah dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. A. Faktor-Faktor Penyebab Anak Terkena Epilepsi di Gubeng

BAB IV ANALISIS DATA. A. Faktor-Faktor Penyebab Anak Terkena Epilepsi di Gubeng BAB IV ANALISIS DATA A. Faktor-Faktor Penyebab Anak Terkena Epilepsi di Gubeng Klingsingan Surabaya Faktor penyebab klien terkena epilepsi terjadi karena faktor eksternal. Yaitu faktor yang terjadi bukan

Lebih terperinci

Identifikasi Masalah Siswa

Identifikasi Masalah Siswa Identifikasi Masalah Siswa SERI : SMA / MA Disusun oleh : Andori, S.Pd.,Kons. JALAN JEND. GATOT SUBROTO PEMALANG 52319 2009 PETUNJUK PENGISIAN. Instrumen IMS ini bukanlah sebuah tes ataupun ujian, melainkan

Lebih terperinci

Resensi Buku JADI KAYA DENGAN BERBISNIS DI RUMAH OLEH NETTI TINAPRILLA * FENOMENA WANITA * WANITA BERBISNIS : ANTARA KELUARGA DAN KARIR

Resensi Buku JADI KAYA DENGAN BERBISNIS DI RUMAH OLEH NETTI TINAPRILLA * FENOMENA WANITA * WANITA BERBISNIS : ANTARA KELUARGA DAN KARIR 69 Resensi Buku JADI KAYA DENGAN BERBISNIS DI RUMAH OLEH NETTI TINAPRILLA * FENOMENA WANITA * WANITA BERBISNIS : ANTARA KELUARGA DAN KARIR Feryanto W. K. 1 1 Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas didefinisikan sebagai suatu keadaan dengan akumulasi lemak yang

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas didefinisikan sebagai suatu keadaan dengan akumulasi lemak yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Obesitas didefinisikan sebagai suatu keadaan dengan akumulasi lemak yang tidak normal atau berlebihan yang dapat mengganggu kesehatan (WHO, 2014). Obesitas

Lebih terperinci

Judul diatas bukan maksud untuk mengajak Anda untuk berpikir bahwa menjadi

Judul diatas bukan maksud untuk mengajak Anda untuk berpikir bahwa menjadi Bagian Pertama: Bangga Menjadi ASN Judul diatas bukan maksud untuk mengajak Anda untuk berpikir bahwa menjadi pegawai/ ASN adalah sesuatu. Meminjam istilah anak sekarang. Bukan tanpa alasan mengangkat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Paparan Data Paparan data yang peneliti peroleh dari lapangan adalah data hasil dari observasi adan interview atau wawancara. Dalam hal ini peneliti tidak mengalami kendala yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Identitas Subjek Penelitian Nama Subjek S (p) S.R E.N N S (l) J Usia 72 Tahun 76 Tahun 84 Tahun 63 Tahun 68 Tahun 60 Tahun Jenis Perempuan Perempuan

Lebih terperinci