Monitoring dan Evaluasi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Monitoring dan Evaluasi"

Transkripsi

1 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA Modul Pelatihan Pengembangan Sistem Monitoring dan Evaluasi Program-Program Pendidikan BEC TF BASIC EDUCATION CAPACITY-TRUST FUND THE WORLD BANK

2 Pembuatan Modul Pelatihan Pengembangan Sistem Monitoring dan Evaluasi Program-Program Pendidikan ini difasilitasi oleh program Basic Education Capacity Trust Fund (BEC-TF) yang merupakan kemitraan antara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama dan Bank Dunia dengan pendanaan dari Pemerintah Kerajaan Belanda dan Uni Eropa. Informasi lebih lanjut: Dicetak Maret 2013

3 Modul Pelatihan Pengembangan Sistem Monitoring dan Evaluasi Program-Program Pendidikan

4

5 Modul Pelatihan Pengembangan Disain Monitoring dan Evaluasi KATA PENGANTAR Disain monitoring dan evaluasi adalah bagian penting dan tidak terpisahkan dari perencanaan sebuah program. Setiap merencanakan sebuah program wajib pula dibuat rencana monitoring dan evaluasi atas program tersebut. Bila sebuah program tidak ada rencana monitoring dan evaluasinya maka tidak ada pula data akurat yang dapat digunakan sebagai dasar analisis untuk perbaikan pelaksanaan program. Monitoring dan Evaluasi (M&E) merupakan dua kegiatan terpadu dalam rangka pengendalian suatu program. Meskipun merupakan satu kesatuan kegiatan, Monitoring dan Evaluasi mempunyai fokus yang agak berbeda satu sama lain. Pada dasarnya Monitoring diartikan sebagai upaya pengumpulan data secara berkelanjutan yang ditujukan untuk memberikan informasi kepada pengelola program dan pemangku kepentingan tentang indikasi awal kemajuan dan kekurangan pelaksanaan program dalam rangka perbaikan untuk mencapai tujuan program. Sementara Evaluasi adalah kegiatan terjadwal untuk menilai secara objektif manfaat, kinerja dan efektivitas program yang sedang berjalan atau telah selesai, khususnya untuk menjawab pertanyaan tentang seberapa jauh kontribusi kegiatan program terhadap pencapaian hasil yang telah ditetapkan. Pemahaman M&E di atas menunjukkan betapa pentingnya menyertakan perencanaan M&E disetiap disain program. Anehnya, masih jamak kita temukan adanya program yang tidak disertai dengan rencana M&Enya. Biasanya hal ini terjadi pada pengajuan program di tingkat kabupaten/kota. Akibatnya sering pula program yang diajukan ditolak oleh DPRD. Kalaupun ada disain M&Enya sering pula tidak memenuhi konsep M&E yang baik dan benar. Atas dasar itu, dipandang perlu dilakukan pelatihan pemahaman tentang perencanaan M&E untuk pemangku kepentingan pendidikan di tingkat kabupaten/kota. Untuk kepentingan itu, perlu dibuat pula Panduan Pelatihan M&E. Pada dasarnya panduan ini masih perlu disempurnakan. Untuk itu, sebelum digunakan sebaiknya modul ini direview dulu. Jakarta, February 2013 v

6 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia DAFTAR SINGKATAN APBD APK APM BOP BOSDA BPK BPKP DPRD JUKNIS LSM M&E MBS PAKEM PATO RKAS RSBI SD SDLB SMP SMPLB SMPT SBI Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Angka Partisipasi Kasar Angka Partisipasi Murni Bantuan Operasional Pendidikan Bantuan Operasional Sekolah Daerah Badan Pemeriksa Keuangan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Petunjuk Teknis Lembaga Sosial Masyarakat Monitoring & Evaluasi Manajemen Berbasis Sekolah Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektik, dan Menyenangkan Partisipatif Akuntabel Transparan dan Otonomi Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional Sekolah Dasar Sekolah Dasar Luar Biasa Sekolah Mengeah Pertama Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Sekolah Menengah Pertama Terbuka Sekolah Bertaraf Internasional vi

7 Modul Pelatihan Pengembangan Disain Monitoring dan Evaluasi DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... v DAFTAR SINGKATAN... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR KOTAK DAN TABEL... viii DAFTAR FORMAT LEMBAR KERJA... ix DAFTAR GAMBAR... x A. Pendahuluan... 1 B. Tujuan... 3 C. Hasil Yang Diharapkan... 4 D. Strategi Pelaksanaan... 5 E. Strategi dan Pendekatan Pelatihan... 6 F. Pengelolaan Pelatihan... 7 G. Alat, Bahan, Pengaturan Ruangan, dan Persiapan Pelatihan... 8 H. Jadwal Yang Disarankan... 9 I. Unit 1 Pendahuluan A. Pemahaman Disain Monev B. Pengembangan Pendahuluan Monev C. Pengembangan Intervention Logic Monev J. Unit 2 Langkah Perumusan Awal Disain A. Perumusan Tujuan dan Manfaat Monev B. Pengembangan Rencana Waktu dan Tahapan Pelaksanaan Monev K. Unit 3 Struktur dan Diagram Sistem A. Pengembangan Struktur Organisasi Pelaksana Monev B. Pengembangan Diagram Sistem Pelaksanaan Monev L. Unit 4 Metode Pelaksanaan Monev A. Pengembangan Indikator, Alat Ukur, dan Kriteria Keberhasilan B. Pengembangan Logframe C. Pengembangan Teknik Sampling D. Pengembangan Teknik Pengumpulan Data E. Pengembangan Teknik Pengolaan Data F. Pengembangan Diagram Uji Hasil dan Alur Kerja Program M. Unit 5 Pengembangan Pelaporan dan Desiminasi LAMPIRAN vii

8 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia DAFTAR KOTAK DAN TABEL Kotak 1 Pengertian Monitoring Kotak 2 Pengertian Evaluasi Kotak 3 Apa dan Mengapa BOSDA Kotak 4 Intervention Logic BOSDA Kotak 5 Tujuan Pelaksanaan M&E BOSDA Kotak 6 Manfaat Pelaksanaan M&E BOSDA Kotak 7 Waktu dan Tahapan Pelaksanaan M&E BOSDA Kotak 8 Struktur Organisasi Pelaksana Program M&E BOSDA Kotak 9 Diagram Sistem Pelaksanaan M&E BOSDA Kotak 10 Indikator Keluaran BOSDA Kotak 11 Indikator Hasil BOSDA Kotak 12 Indikator, Indikator Pencapaian, Definisi, Metoda, dan Kriteria Keberhasilan BOSDA Kotak 13 Kerangka Kerja Logis Program BOSDA Kotak 14 Contoh Purposive Random Sampling Pada Program BOSDA Kotak 15 Contoh Quota Random Sampling Pada Program BOSDA Kotak 16 Contoh Snow Ball Random Sampling Pada Program BOSDA Kotak 17 Contoh Cluster Random Sampling Pada Program BOSDA Kotak 18 Contoh Sistematis Random Sampling Pada Program BOSDA Kotak 19 Contoh Simple Random Sampling Pada Program BOSDA Kotak 20 Analisis Data Instrumen Pengamatan Langsung Program BOSDA Kotak 21 Analisis Data Instrumen Angket Program BOSDA Kotak 22 Analisis Data Kuantitatif Program BOSDA Kotak 23 Analisis Data Kualitatif Program BOSDA Kotak 24A Diagram Uji Hasil 1 BOSDA Kotak 24B Diagram Uji Hasil 2 BOSDA Kotak 25 Diagram Alur Kerja M&E Program BOSDA Tabel 1 Model Intervention Logic viii

9 Modul Pelatihan Pengembangan Disain Monitoring dan Evaluasi DAFTAR FORMAT LEMBAR KERJA Format 1.1 Pemahaman Langkah Pembuatan Disain Monev Format 1.2 Pengembangan Pembuatan Pendahuluan Format 1.3 Pengembangan Intervention Logic Format 2.1 Perumusan Tujan dan Manfaat Monev Format 2.2 Rencana Waktu dan Tahapan Pelaksanaan Format 3.1 Individu, Organisasi, dan Lembaga Terkait Format 3.2 Alur Sistem Pelaksanaan Format 4.1 Indikator dan Alat Ukur Format 4.2 Kriteria Keberhasilan Format 4.3 Pengembangan Indikator, Alat ukur, dan Kriteria Keberhasilan Format 4.4 Pengembangan Logframe Format 4.5 Kelemahan dan Kelebihan Teknik Sampling Format 4.6 Teknik Pengumpulan Data Format 4.7 Analisis Data Kuantitatif Format 4.8 Analisis Data Kualitatif Format 4.9 Uji Hasil Format 4.9A Alur Kerja Format 5 Pelaporan ix

10 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Langkah Kegiatan Pemahaman Disain Monev Gambar 1.2 Langkah Kegiatan Pengembangan Pendahuluan Monev Gambar 1.3 Langkah Kegiatan Pengembangan Intervention Logic Gambar 2.1 Langkah Kegiatan Perumusan Tujuan dan Manfaat Monev Gambar 2.2 Langkah Kegiatan Rencana Waktu dan Tahapan Pelaksanaan Monev Gambar 3.1 Langkah Kegiatan Pengembangan Struktur Organisasi Pelaksana Monev Gambar 3.2 Langkah Kegiatan Pengembangan Diagram Sistem Pelaksanaan Monev Gambar 4.1 Langkah Kegiatan Pengembangan Indikator, Alat Ukur dan Kriteria Keberhasilan Gambar 4.2 Langkah Kegiatan Pengembangan Logframe Gambar 4.3 Langkah Kegiatan Pengembangan Teknik Sampling Gambar 4.4 Pendekatan Probability dan Non-Probability Gambar 4.5 Langkah Kegiatan Pengembangan Teknik Pengumpulan Data Gambar 4.6 Langkah Kegiatan Pengembangan Teknik Pengolahan Data Gambar 4.7 Langkah Kegiatan Pengembangan Diagram Uji Hasil dan Alur Kerja Program Gambar 4.8 Langkah Kegiatan Pengembangan Pelaporan dan Diseminasi x

11 Modul Pelatihan Pengembangan Disain Monitoring dan Evaluasi APendahuluan Modul Pelatihan Modul pelatihan ini disiapkan untuk mengarusutamakan praktik-praktik yang baik dalam membuat disain Monev dari pendahuluan hingga pelaporan dan diseminasi. Tujuan pelatihan teknik monitoring dan evaluasi (monev) ini adalah memberi pemahaman tentang langkah-langkah persiapan, perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan hasil evaluasi program. Hasil monev merupakan informasi berharga yang dapat dijadikan pedoman bagi pimpinan untuk mengambil keputusan pengembangan organisasi yang dipimpinnya. Suatu organisasi haruslah dikelola secara profesional. Pengelolaan organisasi dimulai dari sistem perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program sesuai visi, misi dan tujuan yang telah ditetapkan. Namun demikian dalam kenyataannya, dewasa ini masih banyak keputusan-keputusan dalam penyusunan perencanaan organisasi yang diambil tidak berdasarkan informasi yang akurat. Modul pelatihan ini membahas tentang teknik merancang, menyiapkan, melaksanakan dan melaporkan seluruh kegiatan monitoring dan evaluasi terhadap disain Monev yang nantinya akan dibuat oleh peserta didik berdasarkan program yang masing-masing dibawa oleh peserta didik. Oleh karena itu sebelum seseorang melakukan monev, maka terlebih dahulu mereka memiliki pemahaman, keterampilan, dan kemampuan melaksanakan tugas sebagai evaluator pelaksanaan program. Di sisnilah diperlukan kemampuan menyusun instrumen, mengumpulkan data, menganalisis data hingga menginterpretasihan hasil analisis dan menyusun kesimpulan hasil analisis. Hasil analisis data monev ini menjadi informasi yang berharga bagi pengambilan keputusan perencanaan program di masa mendatang. Usaha pencapaian tujuan program dalam sebuah organisasi harus selalu diupayakan oleh pihak manajemen. Upaya tersebut dimulai dari menyusun rencana stategis jangka panjang 5 tahunan yang memuat penetapan visi, misi dan tujuan organisasi. Visi, misi dan tujuan strategis organisasi merupakan komitmen bersama seluruh warga di dalam organisasi untuk mewujudkannya. Rencana strategis selanjutnya dijabarkan dalam rencana operasional satu tahunan yaitu dengan menjabarkan Visi, misi dan tujuan menjadi sasaran jangka pendek dan program-program kegiatan. 1

12 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Berbagai program yang telah dan akan dilaksanakan memerlukan peningkatan kinerja pimpinan dan staf organisasi baik dalam sistem perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasinya. Keberhasilan suatu program dapat dilihat dari kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaannya, terukur atau akuntabel hasilnya, serta ada keberlanjutan aktivitas yang merupakan dampak dari program itu sendiri. Melalui kegiatan monitoring dan evaluasi (monev) maka keberhasilan, dampak dan kendala pelaksanaan suatu program dapat diketahui. Ditinjau dari aspek pelaksanaan, monev memerlukan keterampilan petugas. Petugas adalah seorang evaluator yang terampil untuk mengumpulkan berbagai data yang sesuai dengan tujuan monitoring dan evaluasi. Selain itu, kejujuran, keuletan, dan penguasaan pengetahuan tentang monitoring dan evaluasi menjadi tututan kualifikasi petugas. Bila ditinjau dari aspek sistim monitoring dan evaluasi, maka staf yang terlibat dalam kegiatan ini harus mampu merencanakan, menyiapkan, melaksanakan dan melaporkan seluruh kegiatan monitoring dan evaluasi. Monev yang dilakukan oleh petugas yang profesional dan didukung dengan instrumen yang baku akan dapat diperoleh data obyektif. Data obyektif yang dianalisis dengan teknik yang tepat akan didapatkan informasi yang terpercaya untuk dasar pengambilan keputusan manajemen. Sehingga keputusan yang diambil tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Model pelatihan ini memuat berbagai hal tentang pengetahuan monev, perencanaan dan persiapan, serta pelaporan. Ruang lingkup dan sistimatika pembahasan ini dimulai dari pertama, pendahuluan yaitu latar belakang, tujuan dan manfaat. Kedua, membicarakan tentang pengetahuan monev yang membahas dari hakekat, prinsip, dan model-model monev. Ketuga, memandu bagaimana merencanakan kegiatan monev, yaitu membahas desain, ruang lingkup, penentuan model, instrumen, analisis data, sampai dengan membuat kesimpulan dan rekomendasi. Sedangkan keempat, membahas bagaimana membuat pelaporan dan desiminasi dari suatu kegiatan monev. 2

13 Modul Pelatihan Pengembangan Disain Monitoring dan Evaluasi BTujuan Program pengembangan disain Monev bertujuan untuk: Mengarusutamakan praktik-praktik yang baik dalam pembuatan disain Monev Mengembangkan kemampuan Tim Monev dalam melakukan Monev Mengembangkan peran serta masyarakat dalam membantu pelaksanaan Monev 3

14 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia CHasil yang Diharapkan Dalam jangka pendek, hasil-hasil yang diharapkan meliputi: Adanya peningkatan pemahaman semua individu khususnya Tim Monev yang terlibat dalam kegiatan Monev Adanya peningkatan kinerja Tim Monev dalam melakukan tugasnya Hasil-hasil jangka panjang yang diharapkan meliputi kedua aspek berikut: Secara umum adanya peningkatan pemahaman Tim Monev dalam membuat disain Monev yang baik sehingga mengakibatkan meningkatnya kinerja Tim Monev dalam melakukan monitoring dan evaluasi pada sebuah program nantinya. Macam-macam disain Monev yang telah diujicobakan ini ditiru dan disebarluaskan ke daerahdaerah lain, baik oleh Pemerintah maupun LSM. 4

15 Modul Pelatihan Pengembangan Disain Monitoring dan Evaluasi DStrategi Pelaksanaan Keterlibatan Seluruh Unsur Semua unsur yang terlibat dalam Monev akan mendapat pelatihan yang sama, walaupun kadar kedalaman pembahasannya akan disesuaikan menurut langkah disain yang akan dibuat. Unsurunsur tersebut adalah semua individu yang terlibat dalam kegiatan monitoring dan individu di semua jenjang pekerjaan. Dalam pelaksanaan pelatihan, para peserta yang terdiri dari berbagai pihak ini akan dijadikan dalam satu kelompok sehingga akan ada pengertian dan pemahaman di antara mereka. Mereka semua akan mendapat pelatihan yang sama dengan kadar bahasa sesuai tingkat disain yang akan dibuat peserta. Sehingga setiap kelompok akan lebih memahami cara pembuatan disain Monev yang baik. 5

16 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia EStrategi dan Pendekatan Pelatihan Strategi dan pendekatan utama yang digunakan di dalam pelatihan ini adalah sebagai berikut: Metode partisipatif (PAKEM) yaitu metode yang mengikutsertakan secara penuh pihak yang dilatih dalam proses pelatihan, bukan metode ceramah yang hanya menstransfer ilmu pengetahuan saja. Para peserta latihan banyak terlibat dalam pelatihan dan pengambilan simpulan sendiri. Peran pelatih sebagai fasilitator dan bukan sebagai penceramah. Pelatih tidak akan memberikan bahan pelatihan secara lengkap dalam satu sesi, tetapi hanya akan memberikan point-point penting saja yang akan menjadi bahan diskusi oleh para peserta. Pealtih/fasilitator bertindak sebagai penengah. Pelatih dapat memberikan pendapatnya di akhir sesi. Diskusi serta curahan ide-ide gagasan antar para peserta ditampung oleh fasilitator. Fasilitator akan merangkum simpulan hasil diskusi ditambah dengan point-point dari fasilitator agar lebih melengkapi. Ini dilakukan atas dasar kesepakatan bersama dan berpedoman dari apa yang telah dikembangkan dalam diskusi bersama sebelumnya. 6

17 Modul Pelatihan Pengembangan Disain Monitoring dan Evaluasi FPengelolaan Pelatihan Paket pelatihan ini terdiri dari 5 unit yang akan digunakan dalam pelatihan pengembangan disain Monev. Unit-unit pelatihan adalah sebagai berikut. Unit 1 Unit 2 Unit 3 Unit 4 Pendahuluan 1A. Pemahaman disain Monev 1B. Pengembangan pendahuluan disain Monev 1C. Pengembangan Intervention Logic disain Monev Langkah perumusan awal disain 2A. Pengembangan tujuan dan manfaat Monev 2B. Pengembangkn rencana waktu dan tahapan pelaksanaan Monev Struktur dan diagram sistem 3A. Pengembangan struktur organisasi pelaksana Monev 3B. Pengembangan diagram sistem pelaksanaan Monev Metode pelaksanaan Monev 4A. Pengembangan indikator, alat ukur, dan kriteria keberhasilan 4B. Pengembangan logframe disain Monev 4C. Pengembangan teknik sampling 4D. Pengembangan teknik pengumpulan data 4E. Pengembangan teknik pengolaan data 4F. Pengembangan diagram uji hasil dan alur kerja program Unit 5 Pelaporan dan diseminasi 7

18 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia GAlat, Bahan, Pengaturan Ruang dan Persiapan Pelatihan Alat dan bahan yang diperlukan selama pelatihan adalah: White board untuk memaparkan atau menulis ide-ide peserta yang akan didiskusikan bersama Kertas buram untuk menuliskan ide-ide peserta khususnya dalam diskusi kelompok Spidol berwarna Kertas plano untuk menuliskan ide-ide peserta yang akan dipaparkan LCD dan Laptop Tayangan dalam bentuk transparasi atau power point, dan/atau Bahan bacaan Internet jika diperlukan Alat dan bahan yang diperlukan untuk setiap kegiatan secara rinci dicantumkan di dalam masingmasing unit. Fasilitator juga perlu memperhatikan pengaturan ruangan yang meliputi : Pengaturan tempat duduk peserta. Pengaturan tempat duduk peserta disesuaikan menurut model pengelompokan. Tiap kelompok terdiri dari 4-10 orang tergantung materi dan tugas kepada peserta. Pengaturan ruang atau dinding yang akan dijadikan tennpat pemajangan hasil diskusi peserta. Tempat pemajangan harus memungkinkan semua peserta dapat mengamati dan belajar Pengaturan LCD dan Laptop harus ditempat di mana semua peserta dapat melihat dengan jelas. Ruang pelatihan harus memiliki pencahayaan dan ventilasi yang baik Peserta diminta untuk tidak merokok di dalam ruang pelatihan Sound system hendaknya di letaan di tempat yang dapat di dengar oleh semua peserta. 8

19 Modul Pelatihan Pengembangan Disain Monitoring dan Evaluasi HJadwal yang Disarankan Sebelum pelatihan, para fasilitator harus bertemu untuk menyiapkan alat dan bahan serta mempelajari kembali langkah-langkah pelatihan. Dalam pertemuan fasilitator disarankan melakukan simulasi pelatihan sehingga pertemuan mungkin dilaksanakan lebih dari satu kali. Jadwal yang disarankan untuk pelatihan membuat disain Monev adalah sebagai berikut; Waktu Bahan Kegiatan Hari 1 PEMBUKAAN Penjelasan tentang program pelatihan disain Monev Penjelasan Kontrak Pelatihan Pendahuluan A. Pemahaman Disain Monev Istirahat Unit B. Pengembangan pendahuluan disain Monev C. Pengembangan Intervention Logic istirahat Langkah perumusan awal Unit 2 2A. Perumusan Tujuan dan Manfaat Monev B. Pengembangan rencana waktu dan tahapan pelaksanaan Monev Unit 3 Struktur dan diagram sistem 3A. Pengembangan struktur organisasi pelaksana Monev 9

20 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Waktu Bahan Kegiatan Hari B. Pengembangan diagram system pelaksanaan Monev Unit Istirahat Metode pelaksanaan Monev A. Pengembangan indikator, alat ukur, dan kriteria keberhasilan Unit 4 Istirahat B. Pengembangan Logframe Monev C. Pengembangan teknik sampling Hari D. pengembangan teknik pengumpulan data Istirahat Unit 4 4E. Pengembangan teknik pengolaan data Istirahat F. Pengembangan diagram uji hasil dan alur kerja program Pengembangan Pelaporan dan diseminasi Unit Penutupan 10

21 Modul Pelatihan Pengembangan Disain Monitoring dan Evaluasi IUnit 1 Pendahuluan 11

22 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Pemahaman Disain Monev Waktu : 45 menit PENGANTAR Monitoring dan Evaluasi (M&E) merupakan dua kegiatan terpadu dalam rangka pengendalian suatu program. Meskipun merupakan satu kesatuan kegiatan, Monitoring dan Evaluasi mempunyai fokus yang agak berbeda satu sama lain. Pada pembahasan tentang pemahaman disain Monev ini, fasilitator mendorong kepada peserta untuk dapat memahami langkah-langkah dalam pembuatan disain monev dari pendahuluan hingga ke pelaporan dan diseminasi. TUJUAN Setelah mengikuti program pelatihan, para peserta diharapkan mampu: Memahami langkah-langkah pembuatan desain Monev BAHAN DAN ALAT 1. Tayangan tentang urutan dalam pembuatan disain Monev 2. Lembar kerja peserta Format ATK : Kertas Plano, Spidol berwarna LANGKAH KEGIATAN 1. Pengantar Singkat oleh Fasilitator (5 menit) Fasilitator memberikan pengantar singkat urutan atau tahap dalam pembuatan disain Monev yang benar dan menghimbau kepada peserta untuk memahami maksud dan tujuan Monev itu sendiri 2. Diskusi Kelompok Tentang Merumuskan Pendahuluan (30 menit) a. Fasilitator membagi peserta ke dalam kelompok dengan tiap kelompok beranggotakan 2 orang, dan meminta peserta dalam kelompok untuk mendiskusikan dan memahami urutan dalam pembuatan disain Monev b. Fasilitator memantau jalannya diskusi kelompok. 3. Berbagi hasil diskusi (15 menit) Fasilitator menunjuk salah satu dari kelompok peserta untuk berdiri membacakan hasil diskusinya dan meminta kelompok lain untuk menanggapi ataupun memberikan saran. 12

23 Modul Pelatihan Pengembangan Disain Monitoring dan Evaluasi Gambar 1.1 : Langkah Kegiatan Pemahaman Disain Monev 5 menit 30 menit 10 menit Pengantar Singkat oleh fasilitator 1 Diskusi kelompok tentang urutan dalam pembuatan disain Monev 2 Berbagi hasil diskusi 3 Format 1.1 : Pemahaman Langkah pembuatan disain Monev Urutan Langkah Kerja Definisi/Penjelasan Pendahuluan BAHAN BACAAN UNTUK FASILITATOR DAN PESERTA Monitoring dan Evaluasi (M&E) merupakan dua kegiatan terpadu dalam rangka pengendalian suatu program. Meskipun merupakan satu kesatuan kegiatan, Monitoring dan Evaluasi mempunyai fokus yang agak berbeda satu sama lain. Namun yang terpenting dengan sistem M&E adalah bagaimana pelaksana program dapat memperoleh data/informasi secara akurat dan tepat waktu serta menggunakannya untuk perbaikan pelaksanaan program. Tersedianya informasi M&E kurang bermanfaat bilamana tidak diterjemahkan dalam bentuk tindakan nyata atau dipakai dalam pengambilan keputusan terkait dengan perbaikan pelaksanaan program. Di sisi lain tersedianya informasi M&E yang tidak akurat dapat menyebabkan kesalahan dalam pengambilan keputusan (false-alarm). Oleh karena itu sistem M&E harus dirancang sedemikan rupa sehingga memungkinkan tersedianya data/informasi M&E yang akurat dan tepat waktu. 13

24 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Adapun tahapan dalam pembuatan disain atau rancangan M&E dimulai dari membuat pendahuluan yaitu yang berisi latar belakang mengapa harus dilaksanakan M&E. Selanjutnya menentukan dasar hukum yang menjadi acuan sesuai dengan program yang akan di Monev. Selanjutnya menjelaskan pengertian M&E untuk memperkuat penjelasan M&E itu sendiri. Tahap selanjutnya adalah membuat prinsip dasar M&E yang disesuaikan dengan kebutuhan program yang akan dimonitoring dan dievaluasi dilanjutkan dengan menentukan program yang akan dimonitoring dan dievaluasi. Setelah selesai, selanjutnya pada tahap merumuskan tujuan, manfaat M&E, rencana kerja M&E, tempat pelaksanaan M&E, pelaksana M&E, sistem pelaksanaan M&E, metode pelaksanaan M&E, dan pelaporan serta diseminasi M&E disesuaikan dengan program yang telah ditentukan untuk dilaksanakannya system M&E tersebut. 14

25 Modul Pelatihan Pengembangan Disain Monitoring dan Evaluasi Pengembangan Pendahuluan Monev Waktu : 2 jam PENGANTAR PP No.39/2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan menuntut adanya sebuah sistem yang mengawasi dalam setiap pelaksanaan program. Sebelum program dijalankan pastilah ada dasar atau disain yang dibuat sebagai patokan dalam menjalankan. Dari pendahuluan hingga metode yang digunakan. Pendahuluan adalah hal utama yang menjadi pondasi dalam menyusun disain suatu program. Pada pembahasan tentang pengembangan pendahuluan ini, fasilitator mendorong kepada peserta untuk dapat menemukan permasalahan dan mengembangkannya menjadi latar belakang pada pokok bahasan ini. TUJUAN Setelah mengikuti program pelatihan, para peserta diharapkan mampu: Mengembangkan pendahuluan disain Monev BAHAN DAN ALAT 1. Tayangan tentang langkah pembuatan pendahuluan 2. Lembar kerja peserta Format Contoh Program yang dibawa peserta pelatihan 4. ATK : Kertas Plano, Spidol berwarna, 15

26 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia LANGKAH KEGIATAN 1. Pengantar Singkat oleh Fasilitator (10 menit) Fasilitator memberikan pengantar singkat tentang rencana kegiatan dan kompetensi yang diharapkan setelah mengikuti kegiatan. 2. Diskusi Kelompok Tentang Merumuskan Pendahuluan (45 menit) a. Fasilitator membagi peserta ke dalam kelompok dengan tiap kelompok beranggotakan 4 orang. Tiap kelompok mendiskusikan tentang apa saja yang terdapat dalam pendahuluan kemudian merumuskannya seperti latar belakang, dasar hukum, pentingannya Monev, dll. b. Fasilitator membantu diskusi kelompok dan menjawab pertanyaan dari peserta bila ada yang bertanya. 3. Tayangan tentang runtuhnya jembatan megah kutai kartanegara (5 menit) Fasilitator menayangkan tentang runtuhnya jembatan megah kutai kartanegara sebagai penguatan pada pendahuluan dan contoh suatu program tanpa adanya sistem Monev yang baik. 4. Berbagi hasil diskusi (15 menit) Dua orang dari perwakilan kelompok mengunjungi kelompok lain untuk mendapatkan informasi kerja kelompok tersebut dan mengomentari hasil kerja kelompok yang dikunjungi, sedangkan dua orang yang tinggal, memaparkan hasil kelompoknya kepada pengunjung yang datang dan menjawab semua pertanyaan yang di sampaikan oleh pengunjung. Fasilitator mengamati jalannya diskusi agar dapat memberikan masukan. 5. Membuat Pendahuluan sesuai program yang dibawa peserta pelatihan (40 menit) Setelah peserta berdiskusi dan berbagi diskusi, fasilitator meminta peserta untuk membuat pendahuluan secara individu di kertas yang telah disediakan oleh fasilitator sesuai dengan program yang dibawa peserta pelatihan per Kabupaten/Kota. Gambar 1.2 : Langkah Kegiatan Pengembangan Pendahuluan Monev 10 menit 45 menit 5 menit Pengantar Singkat oleh fasilitator 1 Diskusi kelompok tentang merumuskan pendahuluan 2 Tayangan tentang runtuhnya jembatan megah kutai kartanegara 3 Membuat pendahuluan 5 Berbagi hasil diskusi 4 40 menit 20 menit 16

27 Modul Pelatihan Pengembangan Disain Monitoring dan Evaluasi Format 1.2 : Pengembangan Pembuatan Pendahuluan Format 1.2 : Pengembangan Pembuatan Pendahuluan Pendahuluan Pendahuluan Dasar hukum Pengertian M&E Prinsip Dasar M&E Contoh program yang akan di Monitoring dan Evaluasi Definisi/Penjelasan BAHAN BACAAN UNTUK FASILITATOR DAN PESERTA Runtuhnya jembatan megah di Kutai Kartanegara membuat banyak pertanyaan bagi masyarakat. Pertanyaan yang muncul diantaranya, apakah disainnya yang salah? Apakah pelaksanaan pembangunannya yang tidak sesuai disain?. Apakah saat pemeliharaan tidak memperhatikan struktur bangunan? Semua ini merupakan jenis-jenis pertanyaan yang merupakan bagian dari Monitoring dan Evaluasi (M&E). Banyak daerah yang tidak menganggap betapa pentingnya melakukan M&E dalam suatu program. Bahkan ada program yang tidak pernah di monitor dan di evaluasi sama sekali. Akibatnya, berbagai kesalahan dalam implementasi program dapat berulang setiap tahun tanpa ada upaya perbaikan. Suatu program tanpa M&E sangat rentan dengan bahaya, karena: a) penilaian kinerja pembangunan dan pengambilan keputusan terbatas pada ketersediaan informasi parsial; b) tidak sejalan dengan prinsip pengelolaan program yang baik manajemen berbasis kinerja; c) lemahnya mekanisme checks and balance; dan e) bertentangan dengan semangat akuntabilitas dan transparansi sebagaimana disebutkan dalam good governance. Untuk itu, setiap perencanaan program pembangunan sebaiknya juga disertai dengan rencana M&E nya. Mengingat pentingnya kebutuhaan akan hal ini, maka diperlukan suatu panduan sistem perencanaan M&E sebuah program di level kabupaten-kota, sehingga pelaksanaannya sesuai harapan. Dasar Hukum Pelaksanaan M&E diatur dalam berbagai ketentuan mengikat diantaranya, a) Inpres No. 7 Tahun 1999 tentang Laporan Akuntabilitas Kinerja b) UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) c) PP No.8/2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah d) PP No.39/2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan e) PP No.7/2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Pasal 31 ayat 4c dan Pasal 61 ayat 6 f ) Perda kabupaten Bumi Lemoung No. 1 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Manajemen Keuangan daerah 17

28 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Pengertian M&E Kegiatan monitoring lebih terfokus pada pengawasan kegiatan yang sedang dilaksanakan. Monitoring dilakukan dengan cara memperoleh informasi secara regular berdasarkan indikator tertentu, untuk mengetahui apakah kegiatan yang sedang berlangsung sesuai dengan rencana dan prosedur yang telah disepakati. Indikator monitoring mencakup esensi aktivitas dan target yang ditetapkan pada awal perencanaan program. Apabila monitoring ini dilakukan dengan baik akan bermanfaat dalam menjaga proses pelaksanaan kegiatan tetap pada jalurnya (sesuai pedoman dan perencanaan program), dan memberikan informasi kepada pengelola program bilamana terjadi hambatan dan penyimpangan, serta sebagai masukan dalam melakukan evaluasi. KOTAK 1 : Pengertian Monitoring Monitoring adalah proses pengumpulan dan analisis informasi (berdasarkan indikator yg ditetapkan) secara sistematis dan kontinu tentang kegiatan program/proyek sehingga dapat dilakukan tindakan koreksi untuk pen-sempurnaan program/proyek itu selanjutnya Evaluasi lebih tertuju pada kajian terhadap hasil suatu program. Evaluasi dilakukan secara periodik merupakan suatu proses yang sistematis dalam mengumpulkan, meng-analisis, dan menafsirkan data untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelaksana-an suatu program, serta untuk mengetahui komponen program mana yang berhasil dan mana yang tidak berhasil. Hal ini dapat dipakai sebagai bahan koreksi untuk perbaikan ataupun pengambilan keputusan dalam menentukan arah kebijakan program mendatang. Evaluasi dapat dilakukan secara formative (dilakukan selagi program masih berjalan) dengan tujuan untuk memperbaiki strategi pelaksanaan program, ataupun secara summative yang dilakukan setelah program selesai sebagai bahan pembelajaran bagi pelaksanaan program sejenis dimasa mendatang. KOTAK 2 : Pengertian Evaluasi Evaluasi adalah proses penilaian pencapaian tujuan dan pengungkapan masalah kinerja program/proyek untuk memberikan umpan balik bagi peningkatan kualitas kinerja program/ proyek. 18

Program Pengembangan BOSDA Meningkatkan Keadilan dan Kinerja Melalui Bantuan Operasional Sekolah Daerah

Program Pengembangan BOSDA Meningkatkan Keadilan dan Kinerja Melalui Bantuan Operasional Sekolah Daerah KEMENTERIAN Program Pengembangan BOSDA Meningkatkan Keadilan dan Kinerja Melalui Bantuan Operasional Sekolah Daerah Mei 2012 Dari BOS ke BOSDA: Dari Peningkatan Akses ke Alokasi yang Berkeadilan Program

Lebih terperinci

MONITORING DAN EVALUASI

MONITORING DAN EVALUASI MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN NSPK Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria PETUNJUK TEKNIS MONITORING DAN EVALUASI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR : 07 TAHUN 2013 BAB I PENDAHULUAN

LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR : 07 TAHUN 2013 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR : 07 TAHUN 2013 Rencana Pembangunan TANGGAL Jangka : 11 Menengah JUNI 2013 Daerah BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perencanaan pembangunan memainkan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 96, 2006 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH SALINAN BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang: a. bahwa dalam

Lebih terperinci

B A B V I PEMANTAUAN DAN EVALUASI

B A B V I PEMANTAUAN DAN EVALUASI B A B V I PEMANTAUAN DAN EVALUASI Paparan bab ini tidak menjelaskan tentang kegiatan pemantauan dan evaluasi sanitasi tetapi hanya memuat tentang strategi untuk melakukan pemantauan dan evaluasi dengan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 14 Tahun 2008 Lampiran : - TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN NON FORMAL DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

Rencana Strategis Perwakilan BPKP Provinsi D.I. Yogyakarta

Rencana Strategis Perwakilan BPKP Provinsi D.I. Yogyakarta Rencana Strategis 2010-2014 Perwakilan BPKP Provinsi D.I. Yogyakarta Gambaran singkat Renstra Perwakilan BPKP Provinsi DIY tahun 2010-2014 adalah sebagai berikut: Visi : Auditor Presiden yang responsif,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN, PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB VIII KELEMBAGAAN

BAB VIII KELEMBAGAAN BAB VIII KELEMBAGAAN Untuk menjamin keberhasilan pencapaian tujuan/sasaran rehabilitasi dan rekonstruksi wilayah dan kehidupan masyarakat Kabupaten Alor serta untuk menghindari terjadinya korupsi dan penyimpangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan dilakukan perubahan dari dana APBN menjadi dana perimbangan. yang dilakukan melalui mekanisme transfer ke daerah dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. akan dilakukan perubahan dari dana APBN menjadi dana perimbangan. yang dilakukan melalui mekanisme transfer ke daerah dalam bentuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) mulai tahun 2011 akan dilakukan perubahan dari dana APBN menjadi dana perimbangan yang dilakukan melalui mekanisme

Lebih terperinci

MODUL 11: PRAKTIK TERBAIK UNTUK DESAIN PROYEK. USAID Adapt Asia-Pacific

MODUL 11: PRAKTIK TERBAIK UNTUK DESAIN PROYEK. USAID Adapt Asia-Pacific MODUL 11: PRAKTIK TERBAIK UNTUK DESAIN PROYEK University of Hawaii at Manoa Institut Teknologi Bandung Siklus Proyek Policy & Strategy Pre-project discussion & activities Project Identification Pre-feasibility

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO

WALIKOTA PROBOLINGGO WALIKOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.491, 2015 KEMENKOMINFO. Akuntabilitas Kinerja. Pemerintah. Sistem. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13

Lebih terperinci

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF DAN

PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF DAN PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN (PAKem) Waktu: 2 jam A. PENGANTAR Pembelajaran merupakan salah satu unsur penentu baik tidaknya lulusan yang dihasilkan oleh suatu sistem pendidikan.

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, 1 BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa untuk lebih menjamin ketepatan dan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI SANITASI

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI SANITASI BAB VI MONITORING DAN EVALUASI SANITASI 6.1 Gambaran Umum Struktur Monev Sanitasi Tujuan utama strategi Monev ini adalah menetapkan kerangka kerja untuk mengukur dan memperbaharui kondisi dasar sanitasi,

Lebih terperinci

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI SANITASI

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI SANITASI BAB VI MONITORING DAN EVALUASI SANITASI Proses monitoring dan evaluasi merupakan pengendalian yakni bagian tidak terpisahkan dari upaya mewujudkan tujuan yang hendak dicapai. Monitoring atau pemantauan

Lebih terperinci

UNIT 6 : KKG DAN MGMP A. Pengelolaan KKG dan MGMP B. Praktik KKG dan MGMP Untuk Meningkatkan PAKEM

UNIT 6 : KKG DAN MGMP A. Pengelolaan KKG dan MGMP B. Praktik KKG dan MGMP Untuk Meningkatkan PAKEM UNIT 6 : KKG DAN MGMP A. Pengelolaan KKG dan MGMP B. Praktik KKG dan MGMP Untuk Meningkatkan PAKEM UNIT 6 : KKG DAN MGMP A. Pengelolaan KKG dan MGMP Waktu : 3 jam 45 menit A. Pendahuluan Pada paket pelatihan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA SOLOK 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

Lebih terperinci

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN BANDI

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN BANDI SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN BANDI PP 39/2006 TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN MENIMBANG untuk melaksanakan ketentuan Pasal 30 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang

Lebih terperinci

UNIT 4 KUNJUNGAN SEKOLAH

UNIT 4 KUNJUNGAN SEKOLAH UNIT 4 KUNJUNGAN SEKOLAH UNIT 4 KUNJUNGAN SEKOLAH Pendahuluan Pengawas sekolah adalah tenaga kependidikan profesional yang berfungsi sebagai unsur pelaksana supervisi pendidikan yang mencakup supervisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan strategis dalam pembangunan nasional karena merupakan salah satu penentu kemajuan bagi suatu negara (Sagala, 2006).

Lebih terperinci

BAB 8 TATA KELOLA 8.1. KELEMBAGAAN EKONOMI KREATIF

BAB 8 TATA KELOLA 8.1. KELEMBAGAAN EKONOMI KREATIF BAB 8 TATA KELOLA 8.1. KELEMBAGAAN EKONOMI KREATIF Mewujudkan pembangunan industri Kreatif agar mencapai kondisi yang mapan memerlukan dukungan dan kerjasama semua pihak. Konsep dasar dalam mewujudkan

Lebih terperinci

REFORMASI BIROKRASI KATA PENGANTAR

REFORMASI BIROKRASI KATA PENGANTAR REFORMASI BIROKRASI KATA PENGANTAR Keterpihakan serta dukungan terhadap pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan Lembaga Administrasi Negara merupakan suatu amanah yang harus diikuti dengan akuntabilitas

Lebih terperinci

UNIVERSITAS ISLAM MALANG

UNIVERSITAS ISLAM MALANG UNIVERSITAS ISLAM MALANG STANDAR PENGELOLAAN PENELITIAN No : 07/STD-PEN/PPM/IX/2016 Tanggal : 8 September 2016 Revisi : 1 Halaman : 1 dari 3 STANDAR PENGELOLAAN PENELITIAN UNIVERSITAS ISLAM MALANG Penanggungjawab

Lebih terperinci

BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI SANITASI. 6.1 Gambaran Umum Struktur Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi

BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI SANITASI. 6.1 Gambaran Umum Struktur Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI SANITASI 6.1 Gambaran Umum Struktur Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi Strategi Sanitasi Kota (SSK) merupakan alat manajemen untuk meningkatkan transparansi perencanaan dan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG Nomor 2 Tahun 2008 PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG,

Lebih terperinci

Strategi UNICEF dalam Mendukung Pemerintah untuk Memperluas Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

Strategi UNICEF dalam Mendukung Pemerintah untuk Memperluas Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Strategi UNICEF dalam Mendukung Pemerintah untuk Memperluas Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Seminar Nasional MBS Hotel Ollino, Malang, 29 Nov 2 Des 2013 Struktur Presentasi Latar Belakang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016-2021 Kata Pengantar Alhamdulillah, puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas limpahan rahmat, berkat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

STANDAR PENGELOLAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS ISLAM MALANG

STANDAR PENGELOLAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS ISLAM MALANG UNIVERSITAS ISLAM MALANG STANDAR PENGELOLAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT No : 07/STD-PkM/PPM/IX/2016 Tanggal : 8 September 2016 Revisi : 1 Halaman : 1 dari 3 STANDAR PENGELOLAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Lebih terperinci

BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA TAHUN 2014

Lebih terperinci

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. NIP iii

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. NIP iii KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

Lebih terperinci

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA-SKPD) 2015 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja (Renja) SKPD pada dasarnya merupakan

Lebih terperinci

2018, No Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); 2. Peraturan Pemerintah Republik Indo

2018, No Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); 2. Peraturan Pemerintah Republik Indo BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.37, 2018 KEMENPAN-RB. Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2018

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2018 TENTANG KOMPETISI INOVASI PELAYANAN PUBLIK DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN/LEMBAGA, PEMERINTAH DAERAH,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS 1 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 5 TAHUN 2015 BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 01 TAHUN 2006

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 01 TAHUN 2006 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 01 TAHUN 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 01 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

LOGICAL FRAMEWORK ANALYSIS (LFA) KONSIL LSM INDONESIA HASIL PERENCANAAN STRATEGIS MARET 2011

LOGICAL FRAMEWORK ANALYSIS (LFA) KONSIL LSM INDONESIA HASIL PERENCANAAN STRATEGIS MARET 2011 LOGICAL FRAMEWORK ANALYSIS (LFA) KONSIL LSM INDONESIA HASIL PERENCANAAN STRATEGIS MARET 2011 GOAL/IMPACT TINGKATAN TUJUAN/HASIL INDIKATOR SUMBER VERIFIKASI ASUMSI Meningkatnya akuntabilitas, peran dan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 14

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 14 BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 14 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERJANJIAN KINERJA, PELAPORAN KINERJA DAN TATA CARA REVIU ATAS LAPORAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. menengah.

KATA PENGANTAR. menengah. KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085 PERATURAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai Analisis Implementasi Tugas Komisi Penanggulangan AIDS Kota Padang dalam Menanggulangi HIV/ AIDS Tahun

Lebih terperinci

KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, Jalan Ampera Raya No. 7, Jakarta Selatan 12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, e-mail: info@anri.go.id PERATURAN KEPALA NOMOR 45 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN

Lebih terperinci

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 18 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA DAN RENCANA KERJA

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.228, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LINGKUNGAN HIDUP. Strategis. Penyelenggaraan. Tata Cara. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5941) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH -1- BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Anggaran 2.1.1.1 Pengertian Anggaran Menurut Mardiasmo ( 2002:61) : Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA TAHUN 2010-2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF KAJIAN TENTANG EVALUASI PELAKSANAAN BOS TINGKAT SDN DI KABUPATEN BANJAR KERJASAMA

RINGKASAN EKSEKUTIF KAJIAN TENTANG EVALUASI PELAKSANAAN BOS TINGKAT SDN DI KABUPATEN BANJAR KERJASAMA RINGKASAN EKSEKUTIF KAJIAN TENTANG EVALUASI PELAKSANAAN BOS TINGKAT SDN DI KABUPATEN BANJAR KERJASAMA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN, PENELITIAN, DAN PENGEMBANGAN KABUPATEN BANJAR DENGAN LEMBAGA PENELITIAN

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG)

Lebih terperinci

UNIT 3: KUNJUNGAN SEKOLAH

UNIT 3: KUNJUNGAN SEKOLAH UNIT 3: KUNJUNGAN SEKOLAH UNIT 3: KUNJUNGAN SEKOLAH Waktu: 330 menit A. PENGANTAR Penerapan MBS (Unit 1-3) di sekolah tidak sulit. Pengertian MBS tidak hanya dimiliki secara teoretis tetapi juga diperoleh

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS EVALUASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH BAB I P E N D A H U L U A N

PETUNJUK TEKNIS EVALUASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH BAB I P E N D A H U L U A N LAMPIRAN KEPUTUSAN INSPEKTUR PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 700/2129/1.1/2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS EVALUASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PETUNJUK TEKNIS EVALUASI

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH(RPJMD) KABUPATEN LUWU TIMUR TAHUN 2011-2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR,

Lebih terperinci

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK Proses monitoring dan evaluasi merupakan pengendalian yakni bagian tidak terpisahkan dari upaya mewujudkan tujuan yang hendak dicapai. Monitoring atau pemantauan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIMAHI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2010 TENTANG BENTUK DAN TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2010 TENTANG BENTUK DAN TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2010 TENTANG BENTUK DAN TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berwenang menetapkan dokumen perencanaan. Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN 2004) yang kemudian

I. PENDAHULUAN. berwenang menetapkan dokumen perencanaan. Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN 2004) yang kemudian 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perencanaan pembangunan untuk Negara berkembang, termasuk Indonesia, masih mempunyai peranan yang sangat besar sebagai alat untuk mendorong dan mengendalikan proses pembangunan

Lebih terperinci

BUPATI JENEPONTO PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI JENEPONTO PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI JENEPONTO PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN JENEPONTO TAHUN 2014-2018 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA Jakarta, 28 Maret 2012 Kepada Nomor : 070 / 1082 / SJ Yth. 1. Gubernur Sifat : Penting 2. Bupati/Walikota Lampiran : Satu berkas di Hal : Pedoman Penyusunan Program

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2011 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Pengantar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Pengantar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengantar Pembaharuan tata kelola pemerintahan, termasuk yang berlangsung di daerah telah membawa perubahan dalam berbagai dimensi, baik struktural maupun kultural. Dalam hal penyelenggaraan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 1 Tahun 2009 PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 1 Tahun 2009 PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 1 Tahun 2009 PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Bantuan United Nations Children s Fund (UNICEF) Dalam Mensukseskan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Bantuan United Nations Children s Fund (UNICEF) Dalam Mensukseskan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Bantuan United Nations Children s Fund (UNICEF) Dalam Mensukseskan Program MBS di Jawa Barat Pendidikan merupakan hal penting bagi perkembangan dan kesejahteraan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANDUNG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUKOMUKO,

Lebih terperinci

Independensi Integritas Profesionalisme

Independensi Integritas Profesionalisme BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Independensi Integritas Profesionalisme VISI Menjadi lembaga pemeriksa keuangan negara yang kredibel dengan menjunjung tinggi nilainilai dasar untuk berperan

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA Jakarta, 21 Maret 2011 Kepada, Nomor : 050 / 883 / SJ Yth. 1. Gubernur. Sifat : Penting 2. Bupati/Walikota. Lamp : Satu berkas di - Hal : Pedoman Penyusun Program

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIMAHI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG

RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG PEMERINTAH KOTA PADANG SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG BAGIAN PEMBANGUNAN TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Sebagai tindak lanjut instruksi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN

Lebih terperinci

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 02 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 02 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 02 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH, RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH, RENCANA STRATEGIS

Lebih terperinci

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kunci dalam peningkatan taraf hidup sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kunci dalam peningkatan taraf hidup sebuah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan adalah salah satu kunci dalam peningkatan taraf hidup sebuah masyarakat. Oleh karena itu, negara sebagai penjamin kehidupan masyarakat harus mampu menyelenggarakan

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG PENDIDIKAN GRATIS DAN MEKANISME PENGGALIAN SUMBANGAN SUKARELA DARI MASYARAKAT KATEGORI MAMPU DALAM IKUT MEMBANTU PEMBIAYAAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS LOMBA TATA KELOLA BOS TINGKAT SMP

PETUNJUK TEKNIS LOMBA TATA KELOLA BOS TINGKAT SMP PETUNJUK TEKNIS LOMBA TATA KELOLA BOS TINGKAT SMP DIREKTORAT PEMBINAAN SMP DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 205 KATA PENGANTAR Dana BOS yang diterima oleh sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat dari otonomi daerah adalah adanya kewenangan daerah yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat dari otonomi daerah adalah adanya kewenangan daerah yang lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hakekat dari otonomi daerah adalah adanya kewenangan daerah yang lebih besar dalam pengurusan maupun pengelolaan pemerintahan daerah, termasuk didalamnya pengelolaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terhadap hak dan kewajibannya sebagai warga negara. Kesadaran tersebut

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terhadap hak dan kewajibannya sebagai warga negara. Kesadaran tersebut 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Semenjak era reformasi yang dimulai pada tahun 1998 bangsa Indonesia telah maju selangkah lagi menuju era keterbukaan, hal ini terlihat dari semakin tingginya kesadaran

Lebih terperinci

PEDOMAN SISTIM PENGENDALIAN INTERN

PEDOMAN SISTIM PENGENDALIAN INTERN PEDOMAN SISTIM PENGENDALIAN INTERN DANA PENSIUN PERHUTANI 2007 DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN... 1 II. MAKSUD DAN TUJUAN... 2 III. RUANG LINGKUP... 2 3.1 Pihak Yang Berkepentingan... 3 3.2 Lingkungan Pengendalian

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN, DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

STRATEGI PENCAPAIAN STANDAR PENGELOLAAN SMP

STRATEGI PENCAPAIAN STANDAR PENGELOLAAN SMP STRATEGI PENCAPAIAN STANDAR PENGELOLAAN SMP Paningkat Siburian Abstrak Strategi pencapaian standar pengelolaan pendidikan merupakan cara dan upaya untuk merubah pengelolaan pendidikan pada SMP saat ini

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN SALINAN PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2013-2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II Bab II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah, setiap satuan kerja perangkat Daerah, SKPD harus menyusun Rencana

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Alhamdulillaah,

KATA PENGANTAR. Alhamdulillaah, KATA PENGANTAR Alhamdulillaah, Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat dan petunjuk- Nya kami telah menyusun dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Lebih terperinci

DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH Jalan Kabupaten No. 1 Purwokerto 53115 Telp. 637405 Faxcimile (0281) 637405 KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci