SATUAN KERJA KHUSUS PELAKSANA KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI (SKK MIGAS) PEDOMAN TATA KERJA. Nomor: PTK-033/SKKO0000/2015/S0 Revisi ke-02

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SATUAN KERJA KHUSUS PELAKSANA KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI (SKK MIGAS) PEDOMAN TATA KERJA. Nomor: PTK-033/SKKO0000/2015/S0 Revisi ke-02"

Transkripsi

1

2

3 SATUAN KERJA KHUSUS PELAKSANA KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI (SKK MIGAS) PEDOMAN TATA KERJA Nomor: PTK-033/SKKO0000/2015/S0 Revisi ke-02 JAKARTA

4 PEDOMAN TATA KERJA Halaman i DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR LAMPIRAN i ii BAB I : UMUM 1 1. Maksud dan Tujuan 1 2. Ruang Lingkup 1 3. Dasar Hukum 1 4. Referensi Hukum 2 5. Pengertian Istilah 4 BAB II : TATA CARA PERMOHONAN PIS OLEH KKKS 8 1. Pengajuan Permohonan 8 2. Permohonan PIS dan Kelengkapan Dokumen PIS 8 BAB III : PERSETUJUAN PIS 12 BAB IV : PENUTUP 15 LAMPIRAN 16

5 PEDOMAN TATA KERJA Halaman ii DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Alur Proses PIS 16 Lampiran 2 Tabel Kewenangan Fungsi SKK Migas untuk Evaluasi PIS 17 Lampiran 3a Daftar Kelengkapan Dokumen PIS untuk Fasilitas Produksi 18 Lampiran 3b Lampiran 3c Lampiran 3c.1 Lampiran 3c.2 Lampiran 3c.3 Daftar Kelengkapan Dokumen PIS untuk Pipa Alir Sumur dan Pipa Injeksi Sumur (Pressure Maintenance) Daftar Kelengkapan Dokumen PIS untuk Fasilitas Penunjang Operasi Daftar Kelengkapan Dokumen PIS untuk Pembangunan Kapal dan Fasilitas Terapung Daftar Kelengkapan Dokumen PIS untuk Pembelian Alat Transportasi Darat Daftar Kelengkapan Dokumen PIS untuk Pembelian Pesawat Udara Lampiran 3c.4 Daftar Kelengkapan Dokumen PIS untuk Pembelian Alat Berat 31 Lampiran 3c.5 Lampiran 3c.6 Daftar Kelengkapan Dokumen PIS untuk Fasilitas Kebandaran dan Sarana Penunjang 32 Daftar Kelengkapan Dokumen PIS untuk Pembangunan Fasilitas K3LL 34 Lampiran 3d Daftar Kelengkapan Dokumen PIS untuk Fasilitas Teknologi Informasi 36 Lampiran 4 Berita Acara Penerimaan Pengoperasian Fasilitas 39 Lampiran 5 Konsep Surat Persetujuan PIS 40

6 PEDOMAN TATA KERJA Halaman 1 dari 40 BAB I UMUM 1. Maksud dan Tujuan Maksud dibuat dan diterbitkannya Pedoman Tata Kerja ( PTK ) Placed Into Service ( PIS ) adalah untuk memberikan suatu pedoman pelaksanaan bagi Kontraktor Kontrak Kerja Sama ( KKKS ) dalam melaksanakan Operasi Minyak dan Gas Bumi sesuai Kontrak Kerja Sama ( KKS ), khususnya untuk mengajukan permohonan persetujuan PIS terhadap fasilitas Proyek Kapital yang disetujui melalui mekanisme Authorization for Expenditure ( AFE ). Tujuan PTK PIS adalah: 1.1. Sebagai pedoman dan persyaratan bagi KKKS dalam mengajukan usulan PIS; dan 1.2. Sebagai pedoman bagi SKK Migas untuk menindaklanjuti usulan PIS dari KKKS. 2. Ruang Lingkup 2.1. PTK ini berlaku untuk SKK Migas dan seluruh KKKS yang melakukan Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi di Wilayah Republik Indonesia PTK ini mencakup seluruh tahapan proses pengajuan, evaluasi, dan persetujuan PIS PTK ini mencakup seluruh fasilitas Proyek Kapital yang disetujui melalui mekanisme AFE yaitu Fasilitas Produksi, Fasilitas Penunjang Operasi, Fasilitas Teknologi Informasi, serta Fasilitas Sumur yang tie-in dengan Fasilitas Produksi. 3. Dasar Hukum 3.1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi ( UU Nomor 22 Tahun 2001 ) Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi sebagaimana terakhir diubah dengan Peraturan

7 PEDOMAN TATA KERJA Halaman 2 dari 40 Pemerintah Nomor 55 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi ( PP Nomor 35 Tahun 2004 ) Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2012 tentang Pengalihan Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pengelolaan Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (Perpres Nomor 9 Tahun 2013 ) Peraturan Menteri ESDM Nomor 9 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi Kontrak Kerja Sama. 4. Referensi Hukum 4.1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal Undang- Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran ( UU Nomor 17 Tahun 2008 ) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan ( UU Nomor 1 Tahun 2009 ) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan ( UU Nomor 22 Tahun 2009 ) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1985 tentang Wajib dan Pembebasan Untuk Ditera dan atau Ditera Ulang Serta Syarat-Syarat Bagi Alat Ukur, Takar, Timbang dan Perlengkapannya Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1993 Tentang Angkutan Jalan Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 1993 Tentang Pemeriksaan Kendaraan Bermotor di Jalan Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1993 Tentang Kendaraan dan Pengemudi Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 2000 tentang Kepelautan.

8 PEDOMAN TATA KERJA Halaman 3 dari Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2002 tentang Perkapalan Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 Tentang Kepelabuhanan Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 Tentang Kenavigasian Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2010 Tentang Biaya Operasi yang Dapat Dikembalikan dan Perlakukan Pajak Penghasilan Di Bidang Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi ( PP Nomor 79 Tahun 2010 ) Keputusan Presiden Nomor 65 Tahun 1980 tentang Pengesahan Konvensi Internasional Safety of Life at Sea (SOLAS) Keputusan Presiden Nomor 46 Tahun 1986 tentang Pengesahan Konvensi Internasional The Prevention of Pollution From Ships (MARPOL) Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 22 Tahun 2008 tentang Jenis-Jenis Biaya Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 06 P/0746/M.PE/1991 Tahun 1991 tentang Pemeriksaan Keselamatan Kerja atas Instalasi, Peralatan dan Teknik yang Digunakan dalam Pertambangan Minyak dan Gas Bumi dan Pengusahaan Sumber Daya Panas Bumi Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 14 Tahun 2009 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 170 Tentang Peraturan lalu Lintas Udara Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 10 Tahun 2009 Tentang Peraturan keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171 (Civil Aviation Safety Regulation Part 171) Tentang Penyelenggara Pelayanan telekomunikasi dan radio navigasi Penerbangan (Aeronautical Telekomunication Service and Radio Navigation Service Providers) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 11 Tahun 2009 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 172 Tentang Penyelenggara Pelayanan Lalu Lintas Penerbangan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 20 Tahun 2009 Tentang Sistem Manajemen Keselamatan (Safety Management System) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 24 Tahun 2009 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139 tentang Bandar Udara.

9 PEDOMAN TATA KERJA Halaman 4 dari Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi dengan Menteri Perdagangan Nomor 0233 /096/MPE/1988 Tahun 1988 dan Nomor 63 A/KBB/11/1988 Tahun 1998 tentang Pelaksanaan Tera Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 86 Tahun 1990 tentang Pencegahan Pencemaran oleh Minyak dari Kapal-Kapal Keputusan Menteri Perhubungan Nomor PM 51 Tahun 2011 Tentang Pemanduan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 55 Tahun 2002 Tentang Pengelolaan Pelabuhan Khusus Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 33 Tahun 2003 Tentang Pemberlakuan Amandemen SOLAS 1974 Mengenai International Ships And Port Facility Security Code (ISPS Code) di Wilayah Indonesia Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 66 Tahun 2005 tentang Ketentuan Pengoperasian Kapal Tangki Minyak Lambung Tunggal PTK SKK Migas Nomor PTK-015/SKKO0000/2013/S6 tentang Penilaian Kapal Tanker (Vetting) PTK SKK Migas Nomor PTK-007/SKKO0000/2015/S0 tentang Pengelolaan Rantai Suplai Buku Kesatu Revisi 02 tentang Ketentuan Umum dan Buku Kedua Revisi 03 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa ( PTK 007 ) PTK SKK Migas Nomor KEP-0074/BP0000/2010/S0 tentang Authorization for Expenditure (AFE) dan perubahannya Keputusan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi ( Dirjen Migas ) Nomor 84.K/38/DJM/1998 Tahun 1998 tentang Tentang Pedoman dan Tatacara Pemeriksaan Keselamatan Kerja Atas Instalasi, Peralatan dan Teknik Yang Dipergunakan Dalam Usaha Pertambangan Minyak dan Gas Bumi dan Penguasaan Sumber Daya Panas Bumi atau perubahannya. 5. Pengertian Istilah 5.1. Authorization for Expenditure (AFE) dan Closed Out AFE adalah sebagaimana dimaksud dalam PTK Nomor KEP-0074/BP00000/2010/S0 tentang AFE dan/atau perubahannya Bandar Udara, Bandar Udara Khusus, Pesawat Udara dan Transportasi Udara adalah sebagaimana dimaksud dalam UU Nomor 1 Tahun 2009.

10 PEDOMAN TATA KERJA Halaman 5 dari Berita Acara Penerimaan Pengoperasian Fasilitas adalah berita acara penerimaan pengoperasian fasilitas yang disampaikan oleh penanggung jawab proyek KKKS kepada penanggung jawab operasi KKKS Daftar Kelengkapan Dokumen PIS adalah daftar yang berisikan dokumendokumen persyaratan dalam pengajuan Surat Permohonan PIS sebagaimana dimaksud dalam Bab II Dokumen PIS adalah dokumen-dokumen yang berisikan persyaratan selesainya suatu proses yang harus dipenuhi oleh KKKS sebelum PIS diajukan Eksploitasi, Eksplorasi, Minyak Bumi, Gas Bumi, Minyak dan Gas Bumi, Kegiatan Usaha Hulu, dan Kontrak Kerja Sama ( KKS ) adalah sebagaimana dimaksud dalam UU Nomor 22 Tahun Fasilitas Produksi adalah semua fasilitas yang digunakan untuk kegiatan produksi yang dimulai setelah kepala sumur sampai ke titik serah dalam kegiatan Operasi Minyak dan Gas Bumi Fasilitas Penunjang Operasi adalah fasilitas yang digunakan sebagai sarana penunjang utama dalam kegiatan Operasi Minyak dan Gas Bumi yang dilakukan oleh KKKS antara lain: Kapal, termasuk namun tidak terbatas pada Floating Storage and Offloading (FSO), Floating Production Storage and Offloading (FPSO), Floating Production Unit (FPU), Floating Liquified Natural Gas (FLNG); Terminal Khusus (Tersus) dan Terminal Khusus Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) Minyak dan Gas Bumi; Bandar Udara; Gedung, warehouse, dan camp facility; Fasilitas Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lindung Lingkungan (K3LL) seperti instalasi pengolahan dan penyimpanan limbah, fire system, fasilitas pengelolaan air limbah dengan cara injeksi, pipa injeksi sumur (untuk disposal) dan peralatan penanggulangan pencemaran; Alat berat; Transportasi darat dan udara; Mooring system; dan Perambuan/Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP).

11 PEDOMAN TATA KERJA Halaman 6 dari Fasilitas Sumur yang termasuk dalam lingkup PIS adalah Fasilitas Sumur yang tie-in dengan Fasilitas Produksi Fasilitas Teknologi Informasi adalah fasilitas sarana dan prasarana informasi dan telekomunikasi untuk menunjang Operasi Minyak dan Gas Bumi Kapal dan Pelabuhan adalah sebagaimana dimaksud dalam UU Nomor 17 Tahun Kontrak dan Penyedia Jasa Pemborongan atau Kontraktor Pelaksana adalah sebagaimana dimaksud dalam PTK-007 Buku Kedua Revisi 03 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Kontraktor Kontrak Kerja Sama ( KKKS ) adalah sebagaimana dimaksud dalam PP Nomor 35 Tahun Operasi Minyak dan Gas Bumi adalah semua kegiatan Eksplorasi, pengembangan, ekstraksi, produksi, pengangkutan, pemasaran, kegiatan pasca operasi (abandonment dan site restoration) sesuai KKS Permohonan PIS adalah proses penyampaian Dokumen PIS yang disampaikan oleh KKKS kepada SKK Migas Persetujuan Penyelesaian Pekerjaan adalah hasil evaluasi teknis dan bukti telah dilakukannya pengawasan dan pengendalian terhadap proyek non kapital bahwa telah sesuai dengan standar, spesifikasi/kriteria teknis dan ketentuan/peraturan yang berlaku Pipa Alir Sumur (well flowline atau well connection) adalah pipa untuk menyalurkan Minyak Bumi dan/atau Gas Bumi dari kepala sumur menuju ke stasiun pengumpul yang berada di Fasilitas Produksi terpasang Pipa Injeksi Sumur adalah pipa untuk menyalurkan fluida injeksi ke dalam sumur dari Fasilitas Produksi terpasang dalam rangka meningkatkan penyerapan Minyak Bumi, mempertahankan tekanan sumur, atau menginjeksikan fluida sebagai disposal Placed Into Service (PIS) adalah saat dimulainya suatu harta benda berwujud digunakan dan telah memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan oleh SKK Migas sebagaimana dimaksud dalam PP Nomor 79 Tahun Proyek adalah kegiatan yang bersifat tidak rutin untuk membangun atau menghasilkan sesuatu yang spesifik/unik dengan batasan waktu mulai dan akhir yang telah ditetapkan sebelumnya sebagaimana dimaksud dalam

12 PEDOMAN TATA KERJA Halaman 7 dari 40 PTK-007 Buku Kesatu tentang Ketentuan Umum Proyek Kapital adalah Proyek yang pengeluaran biayanya dilakukan untuk penyediaan harta benda berwujud yang mempunyai nilai kegunaan lebih dari satu tahun sebagaimana diatur dalam Exhibit C KKS Sertifikat Kelayakan Penggunaan Peralatan ( SKPP ) dan Sertifikat Kelayakan Penggunaan Instalasi ( SKPI ) adalah sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Dirjen Migas Nomor 84.K/38/DJM/1998 dan/atau perubahannya Sertifikat Kelayakan Konstruksi Platform adalah sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Dirjen Migas Nomor 21.K/38/DJM/1999 dan/atau perubahannya SKK Migas adalah Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi sebagaimana dimaksud dalam Perpres Nomor 9 Tahun Surat Permohonan PIS adalah surat yang disampaikan oleh KKKS kepada SKK Migas dalam rangka permohonan persetujuan PIS Surat Persetujuan adalah surat persetujuan atas permohonan PIS yang diberikan oleh SKK Migas kepada KKKS Surplus Material adalah sebagaimana dimaksud dalam PTK-007 Buku Ketiga tentang Pedoman Pengelolaan Aset KKKS dan/atau perubahannya Tanggal Efektif PIS adalah tanggal suatu harta benda berwujud digunakan dan telah memenuhi syarat yang ditetapkan, setelah melalui evaluasi oleh SKK Migas sesuai ketentuan Bab IV PTK PIS ini, dan dinyatakan dalam Surat Persetujuan Terminal, Terminal Khusus ( Tersus ), dan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) adalah sebagaimana dimaksud di dalam UU Nomor 17 Tahun Transportasi Darat adalah suatu kegiatan dengan menggunakan kendaraan bermotor yang berfungsi untuk memindahkan barang atau manusia dari tempat asal ke tempat tujuan sebagaimana dimaksud dalam UU Nomor 22 Tahun 2009.

13 PEDOMAN TATA KERJA Halaman 8 dari 40 BAB II TATA CARA PERMOHONAN PIS OLEH KKKS 1. Pengajuan Permohonan 1.1. Permohonan PIS disampaikan kepada SKK Migas u.p. Deputi terkait dan tembusan kepada Kepala Divisi yang disesuaikan dengan jenis fasilitas yang diusulkan untuk PIS seperti pada Lampiran Permohonan PIS untuk masing-masing fasilitas diajukan secara bersama-sama sesuai dengan lingkup kegiatan di dalam AFE yang disetujui oleh SKK Migas Permohonan PIS harus mencantumkan tanggal dilakukannya Berita Acara Penerimaan Pengoperasian Fasilitas dari Penangggung Jawab Proyek KKKS kepada Penanggung Jawab Operasi KKKS dimana tanggal dimaksud merupakan usulan Tanggal Efektif PIS dari KKKS. Format Berita Acara tersebut terdapat di lampiran Permohonan PIS dan Daftar Kelengkapan Dokumen PIS 2.1. Permohonan PIS untuk masing-masing jenis fasilitas wajib memuat hal-hal sebagai berikut: Fasilitas Produksi Ringkasan ruang lingkup proyek Fasilitas Produksi yang dibangun dan pembuktian kesesuaian penyelesaian ruang lingkup Proyek dengan persetujuan AFE untuk mendukung Berita Acara Penerimaan Pengoperasian Fasilitas yang disampaikan serta penjelasan apabila terdapat perbedaan ruang lingkup dengan yang telah disetujui oleh SKK Migas dalam AFE; Untuk Fasilitas Produksi dengan target kapasitas tertentu wajib: Mencantumkan perbandingan antara kapasitas yang direncanakan dan telah disetujui oleh SKK Migas dalam AFE, dengan kapasitas terbukti untuk mendukung Berita Acara Penerimaan Pengoperasian Fasilitas yang disampaikan; dan

14 PEDOMAN TATA KERJA Halaman 9 dari Dalam hal kemampuan produksi sumur belum dapat mencapai peak production dan/atau terdapat strategi pre-investment untuk masa yang akan datang, maka KKKS wajib membuat berita acara yang mencantumkan hasil pembuktian kapasitas produksi yang telah dilakukan dengan metoda simulasi dengan software standar atas fasilitas terpasang untuk mendukung Berita Acara Penerimaan Pengoperasian Fasilitas yang disampaikan; Untuk Fasilitas Produksi yang mempunyai fasilitas pemrosesan impurities hidrokarbon, maka KKKS wajib: mencantumkan perbandingan antara unjuk kerja yang sesuai dengan kriteria yang direncanakan dan telah disetujui oleh SKK Migas dalam AFE dengan unjuk kerja terbukti untuk mendukung Berita Acara Penerimaan Pengoperasian Fasilitas yang disampaikan; dalam hal karakteristik hidrokarbon berbeda dengan asumsi yang disepakati, maka KKKS wajib melampirkan hasil pengujian unjuk kerja masingmasing sistem pemrosesan terhadap asumsi karakteristik yang disepakati pada proses evaluasi usulan Proyek; sedangkan untuk Fasilitas Produksi yang tidak memiliki fasilitas pemrosesan impurities hidrokarbon, maka KKKS wajib mencantumkan perbandingan antara spesifikasi fasilitas yang sesuai dengan kriteria yang direncanakan dan telah disetujui oleh SKK Migas dalam AFE dengan spesifikasi terbukti untuk mendukung Berita Acara Penerimaan Pengoperasian Fasilitas yang disampaikan; Fasilitas Produksi yang merupakan bagian dari pilot project Enhance Oil Recovery (EOR) dimana belum memiliki payung

15 PEDOMAN TATA KERJA Halaman 10 dari 40 POD, maka diperlukan verifikasi secara tertulis dari Fungsi Pengkajian dan Pengembangan SKK Migas, bahwa fasilitas produksi tersebut layak untuk diajukan Permohonan PIS; Fasilitas Produksi yang merupakan bagian dari Proyek Fasilitas Penunjang Operasi, maka Permohonan PIS dan proses evaluasi PIS mengikuti ketentuan PIS Fasilitas Penunjang Operasi yang terdapat di butir yang dilengkapi dengan Daftar Kelengkapan Dokumen PIS Fasilitas Produksi; Fasilitas Pipa Alir Sumur dan Pipa Injeksi Sumur Ringkasan pekerjaan yang berisi perbandingan antara realisasi atas pelaksanaan pekerjaan dengan rencana pekerjaan dalam AFE yang telah disetujui oleh SKK Migas termasuk antara lain: Perbandingan kapasitas antara kapasitas produksi atau penyaluran yang telah disetujui oleh SKK Migas dalam AFE dengan kapasitas penyaluran terbukti; dan Perbandingan unjuk kerja antara unjuk kerja yang sesuai dengan kriteria dan spesifikasi yang telah disetujui oleh SKK Migas dalam AFE dengan unjuk kerja terbukti Fasilitas Penunjang Operasi Ringkasan pekerjaan yang berisi perbandingan antara realisasi atas pelaksanaan pekerjaan dengan rencana pekerjaan dalam AFE yang telah disetujui oleh SKK Migas termasuk antara lain: Perbandingan kapasitas volume/daya/penumpang/produksi/ daya tampung menurut karakteristik operasi dari fasilitas dimaksud berdasarkan rencana yang disetujui oleh SKK Migas dalam AFE dibandingkan dengan kapasitas volume/daya/ penumpang/produksi/daya tampung terbukti Perbandingan unjuk kerja antara unjuk kerja yang sesuai dengan kriteria dan spesifikasi yang telah disetujui oleh SKK Migas dalam AFE dengan unjuk kerja terbukti Fasilitas Penunjang Operasi yang merupakan bagian dari proyek Fasilitas Produksi, maka Permohonan PIS dan proses evaluasi PIS mengikuti ketentuan PIS Fasilitas Produksi yang

16 PEDOMAN TATA KERJA Halaman 11 dari 40 terdapat di butir yang dilengkapi dengan Daftar Kelengkapan Dokumen PIS Fasilitas Penunjang Operasi Fasilitas Teknologi Informasi Ringkasan ruang lingkup kegiatan teknologi informasi yang dibangun serta penjelasan apabila terdapat perbedaan ruang lingkup dengan yang telah disetujui oleh SKK Migas dalam AFE termasuk antara lain: Perbandingan antara proses bisnis yang sesuai dengan kriteria dan spesifikasi yang direncanakan dan telah disetujui oleh SKK Migas dalam AFE dengan proses bisnis yang diterapkan; dan Fasilitas Teknologi Informasi yang merupakan bagian dari Proyek Fasilitas Produksi atau Proyek Fasilitas Penunjang Operasi, maka Permohonan PIS dan proses evaluasi PIS mengikuti ketentuan PIS Fasilitas Produksi yang terdapat di butir atau PIS Fasilitas Penunjang Operasi yang terdapat di butir Daftar Kelengkapan Dokumen PIS untuk masing-masing kegiatan tercantum dalam Lampiran 3.

17 PEDOMAN TATA KERJA Halaman 12 dari 40 BAB III PERSETUJUAN PIS 1. Berdasarkan hasil evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Bab III, SKK Migas akan memberikan persetujuan atau penolakan terhadap Permohonan PIS dari KKKS. 2. Dalam hal SKK Migas menyetujui Permohonan PIS dari KKKS, maka Persetujuan PIS antara lain akan menyatakan hal-hal sebagai berikut: 2.1. Fasilitas yang dibangun dan/atau peralatan dan/atau Proyek Kapital telah digunakan sesuai dengan peruntukannya dan sesuai dengan sasaran dan/atau ruang lingkup dan/atau kapasitas dan/atau unjuk kerja pemrosesan sebagaimana disetujui oleh SKK Migas dalam AFE, serta telah memberikan manfaat dan telah memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan oleh SKK Migas; 2.2. Apabila Fasilitas yang dibangun dan/atau peralatan dan/atau Proyek Kapital telah digunakan sesuai dengan peruntukan utamanya tetapi tidak semua lingkup kerjanya terselesaikan dan/atau tidak mencapai kapasitas dan/atau unjuk kerja pemrosesan impurities hidrokarbon dan/atau yang tidak sesuai dengan rencana kerja sebagaimana disetujui oleh SKK Migas dalam AFE, maka akan dinyatakan: Lingkup kerja yang belum terlaksana sebagaimana direncanakan dalam AFE yang disetujui oleh SKK Migas; Nilai prosentase perbandingan antara kapasitas terbukti dengan kapasitas yang direncanakan sebagaimana disetujui oleh SKK Migas dalam AFE; Nilai prosentase perbandingan antara unjuk kerja pemrosesan impurities hidrokarbon fasilitas terbukti dengan kriteria unjuk kerja yang direncanakan sesuai dengan persetujuan SKK Migas dalam AFE; dan Hal-hal lain yang menyebabkan ketidaksesuaian antara pelaksanaan dan rencana kerja Tanggal Efektif PIS Tanggal Efektif PIS untuk seluruh jenis fasilitas yang tercantum dalam Lampiran 2.

18 PEDOMAN TATA KERJA Halaman 13 dari Jika hasil evaluasi terhadap Dokumen Permohonan PIS sesuai, maka Tanggal Efektif PIS adalah tanggal yang diusulkan oleh KKKS sebagaimana dimaksud di butir 1.3. bab II Jika terdapat ketidaksesuaian dalam hasil evaluasi terhadap Dokumen Permohonan PIS, maka Tanggal Efektif PIS adalah Tanggal Surat Persetujuan PIS yang ditetapkan oleh SKK Migas Tanggal Efektif PIS untuk seluruh jenis fasilitas yang tercantum dalam Lampiran 2 akan dinyatakan dalam Surat Persetujuan PIS. Contoh konsep Surat Persetujuan PIS terdapat dalam Lampiran Tanggal Efektif PIS yang dinyatakan dalam Surat Persetujuan PIS bersifat mengikat dan wajib diikuti oleh KKKS Mekanisme pembebanan biaya depresiasi akan mengikuti ketentuan dalam PTK Kebijakan Akuntansi KKS Tanggal Efektif Fasilitas Sumur yang tie-in dengan Fasilitas Produksi Tanggal Efektif Fasilitas Sumur yang tie-in dengan Fasilitas Produksi akan mengacu pada tanggal saat Fasilitas Sumur mendapatkan Persetujuan Penyelesaian Pekerjaan (P3) dan Fasilitas Produksi yang tie-in dengan Fasilitas Sumur tersebut telah mendapatkan Persetujuan PIS dari SKK Migas dengan Tanggal Efektif PIS sebagaimana diatur dalam butir Persetujuan PIS dapat diberikan apabila Fasilitas yang dibangun dan/atau peralatan dan/atau Proyek Kapital secara teknis telah dapat memberikan manfaat sesuai peruntukan berdasarkan sasaran kerja dalam persetujuan AFE, serta telah memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan oleh SKK Migas. 4. Dalam hal Fasilitas yang dibangun dan/atau peralatan dan/atau Proyek Kapital secara teknis belum dapat memberikan manfaat sesuai peruntukan berdasarkan sasaran kerja dalam persetujuan AFE, maka SKK Migas akan mengeluarkan surat penolakan PIS dengan menyatakan alasan-alasan penolakan dan tindak lanjut yang perlu dilakukan KKKS.

19 PEDOMAN TATA KERJA Halaman 14 dari SKK Migas akan memberikan persetujuan atau penolakan PIS berdasarkan kewenangan sebagai berikut: Nilai AFE(*) Lebih besar dari US$100,000,000 (seratus juta dolar Amerika Serikat) Lebih besar dari US$20,000,000 (dua puluh juta dolar Amerika Serikat) sampai dengan US$100,000,000 (seratus juta dolar Amerika Serikat) Lebih besar dari US$5,000,000 (lima juta dolar Amerika Serikat) sampai dengan US$20,000,000 (dua puluh juta dolar Amerika Serikat) Sampai dengan US$5,000,000 (lima juta dolar Amerika Serikat) Persetujuan(**) Kepala SKK Migas Deputi Kepala Divisi Kepala Dinas (*) jumlah nilai AFE yang diusulkan untuk persetujuan PIS (**) Mengikuti alur proses pada Lampiran 1.

20 PEDOMAN TATA KERJA Halaman 15 dari 40 BAB IV PENUTUP 1. PTK PIS Revisi 02 ini dibuat dengan mengacu kepada ketentuan perundangundangan yang berlaku. 2. Lampiran PTK dan formulir sehubungan dengan pelaksanaan PTK ini merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari PTK ini. 3. Ketentuan yang belum tercakup dalam PTK ini akan dibuat kemudian sebagai ketentuan tambahan yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan PTK ini. 4. Jika terdapat perubahan peraturan perundang-undangan yang bertentangan dengan ketentuan PTK ini, maka ketentuan PTK ini akan disesuaikan sebagaimana mestinya. Ketentuan lain yang tidak bertentangan dengan perubahan peraturan perundangundangan tersebut akan tetap berlaku. 5. Bila terbukti adanya pelanggaran oleh KKKS terhadap ketentuan peraturan perundangan yang berlaku atas proses pelaksanaan PIS maka KKKS bertanggung jawab atas segala akibat hukum yang timbul dan melepaskan, membebaskan, dan membela SKK Migas dari dan terhadap setiap kerugian, tuntutan, dan gugatan hukum pihak ketiga yang sebagai akibat dari kelalaian, kesalahan, pelanggaran kewajiban hukum KKKS terhadap pelanggaran ketentuan peraturan perundangundangan dimaksud.

21 Halaman 16 dari 40 Lampiran 1 Alur Proses PIS (*) Mengacu kepada Lampiran II Matriks Jenis Fasilitas dan Kewenangan Evaluasi Fungsi SKK Migas (**) Usulan PIS Fasilitas yang tidak memberikan manfaat (berdasarkan tujuan pada AFE) akan ditolak (***) Ditembuskan kepada Ka. Divisi Pemeriksaan Biaya Proyek, Ka. Divisi Akuntansi dan Ka. Unit Pengawas Internal

22 JENIS FASILITAS LAMPIRAN PEDOMAN TATA KERJA Halaman 17 dari 40 Lampiran 2 Tabel Kewenangan Fungsi SKK Migas untuk Evaluasi PIS Bidang Pengendalian Operasi Bidang yang membawahi Fungsi Manajemen Sistem Informasi Fungsi Operasi Produksi Fungsi Survei dan Pemboran Fungsi Manajemen Proyek dan Pemeliharaan Fasilitas Fungsi Penunjang Operasi Fungsi Manajemen Sistem Informasi 1. Pipa Alir Sumur dan Pipa Injeksi Sumur (untuk Maintenance). Pressure 2. Pekerjaan metering. 1. Penggantian peralatan Kepala Sumur. di 1. Pembangunan Fasilitas Produksi baru dari setelah Pipa Alir Sumur hingga Titik Serah yang terdiri dari antara lain gathering station, processing facility, storage facility dan pipa transportasi Minyak dan Gas Bumi, termasuk semua jenis fasilitas yang dibangun bersama dalam satu AFE Proyek fasilitas produksi permukaan. 2. Fasilitas permukaan injeksi. 3. Pemeliharaan Fasilitas Produksi. Pembangunan dan pengadaan serta pemeliharaan: 1. Kapal yang terdiri dari antara lain kapal supporting/ FSO/ FPSO/ FPU/ FLNG; 2. Pelabuhan Laut; 3. Pelabuhan Udara; 4. Fasilitas K3LL seperti instalasi pengolahan dan penyimpanan limbah, fire system, fasilitas pengelolaan air limbah dengan cara injeksi, pipa injeksi sumur (untuk disposal), peralatan penanggulangan pencemaran; 5. Alat Berat mobile heavy equipment; 6. Alat Berat fixed heavy equipment; 7. Kendaraan darat dan udara; 8. Mooring system dan selang penyalur fleksibel 1. Peralatan Teknologi Informasi termasuk antara lain process control system, safety control system, SCADA. 2. Peralatan radio dan telekomunikasi. perambuan/ SBNP dan telkompel; 9. Pengerukan pelabuhan dan alur pelayaran; 10. Jalan dan jembatan inspeksi; dan 11. Gedung warehouse, camp facility.

23 Halaman 18 dari 40 Lampiran 3a Daftar Kelengkapan Dokumen PIS untuk Fasilitas Produksi KKKS : NAMA PEKERJAAN : NOMOR AFE : TANGGAL MULAI : SELESAI PEKERJAAN TANGGAL TERIMA : DOKUMEN PIS NO. KEGIATAN A. PEMERIKSAAN DOKUMEN 1. Verifikasi Surat Permohonan PIS berdasarkan sasaran kerja AFE: a. Keterangan ruang lingkup proyek Fasilitas Produksi yang dibangun dan pembuktian kesesuaian penyelesaian ruang lingkup Proyek dengan persetujuan AFE pada tanggal penandatanganan Berita Acara Penerimaan Pengoperasian Fasilitas serta penjelasan apabila terdapat perbedaan ruang lingkup dengan yang telah disetujui oleh SKK Migas dalam AFE. b. Keterangan perbandingan kapasitas Fasilitas Produksi antara kapasitas yang direncanakan dan telah disetujui oleh SKK Migas dalam AFE dengan kapasitas terbukti. c. Untuk fasilitas pemrosesan impurities hidrokarbon, keterangan perbandingan antara unjuk kerja fasilitas yang direncanakan dan telah disetujui oleh SKK Migas dalam AFE dengan unjuk kerja terbukti. Sedangkan untuk fasilitas non-pemrosesan impurities hidrokarbon, keterangan perbandingan antara spesifikasi peralatan Fasilitas Produksi yang direncanakan dan telah disetujui oleh SKK Migas dalam AFE dengan spesifikasi terbukti. 2. Verifikasi lampiran dokumen-dokumen: a. Hasil pembuktian kapasitas produksi yang telah dilakukan atas fasilitas terpasang untuk Fasilitas Produksi dengan target kapasitas tertentu untuk mendukung Berita Acara Penerimaan Pengoperasian Fasilitas yang disampaikan. b. Hasil pengujian/performance Test atas unjuk kerja atau spesifikasi sistem atau peralatan Fasilitas Produksi untuk mendukung Berita Acara Penerimaan Pengoperasian Fasilitas yang disampaikan. c. Block Diagram dan/atau Process Flow Diagram. d. Fotokopi izin-izin dan sertifikasi sesuai dengan Lengkap Ya Tidak Keterangan

24 Halaman 19 dari 40 peraturan yang berlaku (antara lain SKPP, SKKP, SKPI), kecuali dalam hal sebagai berikut: (1) Untuk peralatan yang pengujiannya hanya dapat dilakukan bersamaan dengan pengujian instalasi (Fasilitas Produksi secara keseluruhan) dapat menggunakan Berita Acara yang menyatakan bahwa peralatan tersebut diijinkan untuk dioperasikan dari instansi yang berwenang menerbitkan SKPP. (2) Untuk instalasi platform dapat menggunakan Berita Acara pemeriksaan terhadap instalasi platform yang menyatakan bahwa instalasi paltform tersebut diijinkan untuk dioperasikan dari instansi yang berwenang menerbitkan SKKP. (3) Untuk instalasi (Fasilitas Produksi secara keseluruhan) dapat menggunakan Berita Acara pemeriksaan terhadap instalasi yang menyatakan bahwa instalasi tersebut diijinkan untuk dioperasikan dari instansi yang berwenang menerbitkan SKPI. (4) KKKS wajib menyelesaikan pengurusan SKPP, SKKP dan SKPI yang dimaksud dalam butir (1), (2) dan (3) diatas paling lambat 6 (enam) bulan sejak Berita Acara terkait ditandatangani. (5) Jika pengurusan SKPP, SKKP dan SKPI yang dimaksud dalam butir (4) di atas tidak terselesaikan dalam waktu enam bulan, maka Berita Acara terkait tidak berlaku, dan tidak dapat dijadikan dasar persetujuan PIS. e. Fotokopi berita acara serah terima yang ditandatangani oleh KKKS dengan Penyedia Barang/Jasa yang menyatakan bahwa Fasilitas Produksi telah dibangun sesuai dengan ruang lingkup dan/atau kapasitas produksi dan/atau unjuk kerja pemrosesan yang direncanakan sebagaimana disetujui dalam Kontrak dan/atau telah dapat diselesaikan oleh Penyedia Barang/Jasa. f. Fotokopi berita acara serah terima KKKS yang ditandatangani oleh fungsi penanggung jawab proyek dan fungsi penanggung jawab operasi di KKKS yang mencantumkan ruang lingkup proyek dan/atau besarnya kapasitas produksi dan/atau unjuk kerja pemrosesan terbukti dari Fasilitas Produksi yang sudah selesai sesuai dengan ruang lingkup dan/atau kapasitas produksi dan/atau unjuk kerja pemrosesan yang direncanakan sebagaimana disetujui dalam AFE untuk diserahterimakan pengelolaannya dari penanggung jawab proyek kepada penanggung

25 Halaman 20 dari 40 jawab operasi di KKKS dengan form standar sebagaimana tercantum dalam Lampiran 4. g. Berita acara hasil pengujian apabila ruang lingkup proyek berupa pembelian peralatan fasilitas produksi. h. Daftar spare part yang sudah diterima oleh KKKS baik yang tercantum di dalam Kontrak maupun yang dibeli langsung oleh KKKS sebagaimana yang telah direncanakan dan disetujui oleh SKK Migas dalam AFE dan/atau WP&B. i. Fotokopi Laporan Surplus Material ke Fungsi Manajemen Aset SKK Migas. j. Untuk Fasilitas Produksi yang merupakan bagian dari pilot project Enhance Oil Recovery (EOR), telah mendapatkan verifikasi secara tertulis dari Fungsi Pengkajian dan Pengembangan SKK Migas bahwa Fasilitas Produksi tersebut layak untuk diajukan permohonan persetujuan PIS-nya. k. Dokumen tambahan untuk Fasilitas Teknologi Informasi sesuai Lampiran III.D l. Dokumentasi foto Fasilitas Produksi yang dibangun/terpasang. m. Fotokopi persetujuan AFE yang dilengkapi dengan dokumen pendukung termasuk Project Summary saat pengajuan usulan persetujuan AFE yang mencantumkan ruang lingkup proyek dan/atau kapasitas produksi dan/atau unjuk kerja pemrosesan dan/atau spesifikasi peralatan Fasilitas Produksi. B. TINDAK LANJUT VERIFIKASI DOKUMEN Ya Tidak Tanggal 1. Dokumen PIS dinyatakan lengkap 2. Tindak Lanjut: Proses Evaluasi Teknis/Persetujuan Dikembalikan ke KKKS Apabila di kemudian hari ditemukan ketidaklengkapan atau ketidaksesuaian dengan apa yang disampaikan dalam dokumen ini, maka hasil evaluasi administrasi kelengkapan Dokumen PIS ini dapat ditinjau kembali. Penandatanganan Daftar Kelengkapan Dokumen PIS ini, tidak dapat dipakai sebagai acuan bahwa PIS telah disetujui oleh SKK Migas. Catatan : Tanda Terima : (KKKS) Evaluator Administrasi : (SKK Migas) ( ) ( )

26 Halaman 21 dari 40 Lampiran 3b Daftar Kelengkapan Dokumen PIS untuk Pipa Alir Sumur dan Pipa Injeksi Sumur KKKS : NAMA PEKERJAAN : NOMOR AFE : TANGGAL MULAI SELESAI PEKERJAAN TANGGAL TERIMA DOKUMEN PIS NO. A. PEMERIKSAAN DOKUMEN : : KEGIATAN 1. Verifikasi Surat Permohonan PIS berdasarkan sasaran kerja AFE: a. Perbandingan kapasitas antara kapasitas produksi atau penyaluran yang telah disetujui oleh SKK Migas dalam AFE dengan kapasitas penyaluran terbukti. b. Perbandingan unjuk kerja antara unjuk kerja yang sesuai dengan kriteria dan spesifikasi yang telah disetujui oleh SKK Migas dalam AFE dengan unjuk kerja terbukti. 2. Verifikasi lampiran dokumen-dokumen: a. Project Summary usulan WP&B, MOM pembahasan flowline dan pengajuan sumur2 pengembangan b. Grafik pencapaian produksi aktual c. Proses konstruksi (Desain & gambar konstruksi serta perubahannya) d. Process Flow Diagram (PFD) e. Piping & Instrumentation Diagram (P&ID) f. Spesifikasi pipa yang digunakan g. Koordinat lokasi dan gambar foto fasilitas h. Gambar elevasi & jalur pipa (Alignment Sheet) atau gambar isometrik (Isometric Drawing) i. Gambar foto pipa dan fasilitas (kepala sumur, pompa injeksi, dan/atau stasiun pengumpul) j. Fotokopi sertifikasi sesuai dengan peraturan yang berlaku k. Fotokopi berita acara yang ditandatangani oleh KKKS dengan Penyedia Barang/Jasa yang menyatakan bahwa Pipa Alir Sumur dan/atau Pipa Injeksi Sumur minyak dan gas yang dibangun telah Ya Lengkap Tidak Keterangan

27 Halaman 22 dari 40 dapat beroperasi dengan kapasitas penyaluran yang direncanakan sebagaimana disetujui dalam Kontrak dan/atau telah dapat diselesaikan oleh Penyedia Barang/Jasa. l. Fotokopi berita acara serah terima KKKS yang ditandatangani oleh fungsi penanggung jawab proyek dan fungsi penanggung jawab operasi di KKKS yang menyatakan bahwa unjuk kerja pipa penyalur dan pipa injeksi yang dibangun telah memenuhi kriteria dan spesifikasi sebagaimana yang disetujui dalam AFE untuk diserahterimakan pengelolaannya dari penanggung jawab proyek kepada penanggung jawab operasi di KKKS dengan form standar sebagaimana tercantum dalam Lampiran 4. m. Hasil pembuktian kapasitas penyaluran yang telah dilakukan dengan metode simulasi (antara lain Calculation Data Sheet dan simulasi menggunakan software) n. Daftar spare part yang tercantum di dalam Kontrak maupun yang dibeli langsung oleh KKKS dan daftar spare part yang telah diterima/disimpan di gudang yang ditanda tangani oleh KKKS o. Fotokopi Laporan Surplus Material ke SKK Migas p. Fotokopi Berita Acara Serah Terima KKKS B. TINDAK LANJUT VERIFIKASI DOKUMEN 1. Dokumen PIS sesuai, benar dan lengkap Ya Tidak Tindak Lanjut: Tanggal Proses Evaluasi Teknis/Persetujuan Dikembalikan ke KKKS Apabila di kemudian hari ditemukan ketidaklengkapan atau ketidaksesuaian dengan apa yang disampaikan dalam dokumen ini, maka hasil evaluasi administrasi kelengkapan Dokumen PIS ini dapat ditinjau kembali. Penandatanganan Daftar Kelengkapan Dokumen PIS ini, tidak dapat dipakai sebagai acuan bahwa PIS telah disetujui oleh SKK Migas. Catatan : Tanda Terima : (KKKS) Evaluator : (SKK Migas) ( ) ( )

28 Halaman 23 dari 40 Lampiran 3c Daftar Kelengkapan Dokumen PIS untuk Fasilitas Penunjang Operasi KKKS : NAMA PEKERJAAN : NO. AFE : TANGGAL MULAI : SELESAI PEKERJAAN TANGGAL TERIMA : DOKUMEN PIS NO KEGIATAN A. PEMERIKSAAN DOKUMEN 1. Verifikasi Surat Permohonan PIS berdasarkan sasaran kerja AFE: a. Keterangan ruang lingkup proyek fasilitas Penunjang operasi yang telah diselesaikan dan penjelasan apabila terdapat perbedaan ruang lingkup dengan yang telah disetujui oleh SKK Migas dalam AFE. b. Perbandingan kapasitas volume/ daya/ penumpang/ produksi/ daya tampung menurut karakteristik operasi dari fasilitas dimaksud berdasarkan rencana dan atau spesifikasi yang disetujui oleh SKK Migas dalam AFE dibandingkan dengan kapasitas terbukti. c. Perbandingan unjuk kerja (performance) antara unjuk kerja yang sesuai dengan kriteria dan spesifikasi yang yang telah disetujui oleh SKK Migas dalam AFE dengan unjuk kerja terbukti. 2. Verifikasi lampiran dokumen-dokumen: a. Hasil pembuktian kapasitas (capacity) volume/ daya/ penumpang/ produksi/ daya tampung menurut karakteristik operasi dari fasilitas dimaksud berdasarkan rencana dan atau spesifikasi yang disetujui oleh SKK Migas dalam AFE dibandingkan dengan kapasitas terbukti b. Hasil pengujian unjuk kerja (performance) antara unjuk kerja yang sesuai dengan kriteria dan atau spesifikasi yang telah disetujui oleh SKK Migas dalam AFE dengan unjuk kerja terbukti. c. Fotokopi izin-izin dan sertifikasi sesuai dengan peraturan yang berlaku (antara lain Klasifikasi, SKPP, SKKP, SKPI, IMB). d. Berita acara pemeriksaan terhadap peralatan atau instalasi yang ditandatangani oleh pejabat yang berwenang yang menyatakan peralatan atau instalasi Lengkap Ya Tidak Keterangan

29 Halaman 24 dari 40 dimaksud sudah lengkap dan layak untuk dioperasikan (SKPI masih dalam proses persetujuan Ditjen Migas). e. Fotokopi persetujuan AFE dan/ atau WP&B, dilengkapi dengan dokumen pendukung yang mencantumkan ruang lingkup proyek dan/atau kapasitas produksi dan/atau unjuk kerja fasilitas terkait dengan kegiatan PIS. f. Fotokopi Risalah rapat dan korespondensi antara SKK Migas KKKS perihal terkait dengan kegiatan PIS. g. SKK Migas dan/atau telah dapat diselesaikan oleh Penyedia Jasa Pemborongan. h. Fotokopi berita acara serah terima KKKS yang ditandatangani oleh fungsi penanggungjawab proyek dan fungsi penanggungjawab operasi di KKKS. Fotokopi berita acara serah terima KKKS yang ditandatangani oleh fungsi penanggung jawab proyek dan fungsi penanggung jawab operasi di KKKS yang mencantumkan ruang lingkup proyek dan/atau besarnya kapasitas produksi dan/atau unjuk kerja pemrosesan terbukti telah memenuhi kriteria dan spesifikasi sebagaimana yang disetujui dalam AFE untuk diserahterimakan pengelolaannya dari penanggung jawab proyek kepada penanggung jawab operasi di KKKS dengan form standar sebagaimana tercantum dalam Lampiran 4. i. Berita acara hasil pengujian apabila ruang lingkup proyek berupa pembelian peralatan fasilitas penunjang operasi. j. Daftar suku cadang baik yang tercantum di dalam Kontrak maupun yang dibeli langsung oleh KKKS, serta daftar suku cadang yang telah diterima/disimpan digudang, dimana daftar suku cadang tersebut harus ditandatangani oleh KKKS. k. Fotokopi Laporan Surplus Material ke SKK Migas. l. Dokumentasi foto fasilitas penunjang operasi yang dibangun/terpasang. 3. Dokumen Tambahan a. Lampiran III.C.1 Pembangunan Kapal dan Fasilitas Terapung b. Lampiran III.C.2 Pembelian Alat Transportasi Darat c. Lampiran III.C.3 Pembelian Pesawat Udara d. Lampiran III.C.4 Pembelian Alat Berat e. Lampiran III.C.5 Fasilitas Kebandaran dan

30 Halaman 25 dari 40 Sarana Penunjang Lampiran III.C.6 Pembangunan Fasilitas K3LL B. TINDAK LANJUT VERIFIKASI DOKUMEN 1. Dokumen PIS sesuai, benar dan lengkap Ya Tidak Tindak Lanjut: Tanggal Proses Evaluasi Teknis/Persetujuan Dikembalikan ke KKKS Apabila di kemudian hari ditemukan ketidaklengkapan atau ketidaksesuaian dengan apa yang disampaikan dalam dokumen ini, maka hasil evaluasi administrasi kelengkapan Dokumen PIS ini dapat ditinjau kembali. Penandatanganan Daftar Kelengkapan Dokumen PIS ini, tidak dapat dipakai sebagai acuan bahwa PIS telah disetujui oleh SKK Migas. Catatan : Tanda Terima : (KKKS) Evaluator : (SKK Migas) ( ) ( )

31 Halaman 26 dari 40 Lampiran 3c.1 Daftar Kelengkapan Dokumen PIS untuk Pembangunan Kapal dan Fasilitas Terapung KKKS : NAMA PEKERJAAN : NO. AFE : TANGGAL MULAI : SELESAI PEKERJAAN TANGGAL TERIMA : DOKUMEN PIS NO KEGIATAN A. PEMERIKSAAN DOKUMEN 1. Verifikasi lampiran dokumen-dokumen: a. Gross Akte b. Builder Certificate c. Surat Ijin Berlayar/Tramper (Jika diperlukan) d. Spesifikasi Utama Kapal (Ship Particular). e. Gambar Rencana Umum (General Arrangement). f. Surat Kebangsaan /Surat Laut /Pas Kapal (Certificate of Nationality). g. Surat Ukur International 1969 (International Tonnage Certificate 1969). h. Sertifikat Klasifikasi Lambung (Classification Certificate of Hull). i. Sertifikat Klasifikasi Mesin (Classification Certificate of Machinery). j. Sertifikat Garis Muat (International Load Line Certificate of 1966 or PGMI 1986). k. Sertifikat Keselamatan Konstruksi Kapal Barang (Cargo Ship Safety Construction Certificate), *) SA/IS hanya untuk kapal tangki yang berumur lebih dari 10 tahun. l. Sertifikat Keselamatan Perlengkapan Kapal Barang (Cargo Ship Safety Equipment Certificate). m. Sertifikat Keselamatan Radio Kapal Barang (Cargo Ship Safety Radio Certificate). n. Sertifikat International Pencegahan Pencemaran oleh Minyak (International Oil Poluiton Prevention Certificate). o. Sertifikat International Pencegahan Pencemaran Udara (International Air Pollution Prevention Certificate). p. Sertifikat Kelayakan Mengangkut Gas Cair (Gas Fitness Certificate), *) Untuk kapal tangki pengangkut gas cair. Lengkap Ya Tidak Keterangan

32 Halaman 27 dari 40 q. Dokumen Penyesuaian Manajemen Keselamatan (Document of Compliance / DOC), jika diperlukan. r. Sertifikat Manajemen Keselamatan (Safety Management Certificate/ SMC), jika diperlukan. s. Buku Registrasi Alat Angkat dan Alat Bongkar Muat (Register of Ship Lifting Appliances and Cargo Handling Gear), jika diperlukan. t. Sertifikat CLC (Civil Liability Convention Certificate), *) Untuk kapal tangki minyak yang mengangkut muatan > 2000 ton. u. Certificate of Insurance H & M (Hull and Machinery). v. Certificate of Insurance P & I (Protection & Indemnity). w. Khusus FPSO terkait dengan fasilitas produksi diatas kapal diperlukan dokumen tambahan sesuai Lampiran III.B x. Khusus Mooring System, diperlukan dokumen tambahan sesuai Lampiran III.B B. TINDAK LANJUT VERIFIKASI DOKUMEN 1. Dokumen PIS sesuai, benar dan lengkap Ya Tidak Tindak Lanjut: Tanggal Proses Evaluasi Teknis/Persetujuan Dikembalikan ke KKKS Apabila di kemudian hari ditemukan ketidaklengkapan atau ketidaksesuaian dengan apa yang disampaikan dalam dokumen ini, maka hasil evaluasi administrasi kelengkapan Dokumen PIS ini dapat ditinjau kembali. Penandatanganan Daftar Kelengkapan Dokumen PIS ini, tidak dapat dipakai sebagai acuan bahwa PIS telah disetujui oleh SKK Migas. Catatan : Tanda Terima : (KKKS) Evaluator Administrasi : (SKK Migas) ( ) ( )

33 Halaman 28 dari 40 Lampiran 3c.2 Daftar Kelengkapan Dokumen PIS untuk Pembelian Alat Transportasi Darat KKKS : NAMA PEKERJAAN : NO. AFE : TANGGAL MULAI : SELESAI PEKERJAAN TANGGAL TERIMA : DOKUMEN PIS NO KEGIATAN A. PEMERIKSAAN DOKUMEN 1. Verifikasi lampiran dokumen-dokumen: a. Dokumen Pembelian (Invoice) dari Manufaktur/Dealer Resmi atau Dokumen Kontrak dari Kontraktor. b. Surat Kepemilikan Kendaraan dan Surat Nomor Kendaraan yang dikeluarkan oleh Kepolisian Republik Indonesia. c. Perijinan Kendaraan yang dikeluarkan oleh Kementerian Perhubungan cq. Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. Lengkap Ya Tidak Keterangan B. TINDAK LANJUT VERIFIKASI DOKUMEN 1. Dokumen PIS sesuai, benar dan lengkap Ya Tidak Tindak Lanjut: Tanggal Proses Evaluasi Teknis/Persetujuan Dikembalikan ke KKKS Apabila di kemudian hari ditemukan ketidaklengkapan atau ketidaksesuaian dengan apa yang disampaikan dalam dokumen ini, maka hasil evaluasi administrasi kelengkapan Dokumen PIS ini dapat ditinjau kembali. Penandatanganan Daftar Kelengkapan Dokumen PIS ini, tidak dapat dipakai sebagai acuan bahwa PIS telah disetujui oleh SKK Migas. Catatan : Tanda Terima : (KKKS) Evaluator Administrasi : (SKK Migas) ( ) ( )

34 Halaman 29 dari 40 Lampiran 3c.3 Daftar Kelengkapan Dokumen PIS untuk Pembelian Pesawat Udara KKKS : NAMA PEKERJAAN : NO. AFE : TANGGAL MULAI : SELESAI PEKERJAAN TANGGAL TERIMA : DOKUMEN PIS NO KEGIATAN A. PEMERIKSAAN DOKUMEN 1. Verifikasi lampiran dokumen-dokumen: a. Dokumen Pembelian (Invoice) dari Manufaktur atau Dokumen Kontrak dari Operator. b. Perijinan pengoperasian pesawat udara dari Kementerian Perhubungan cq. Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (DGCA). c. Sertifikat Pendaftaran Pesawat Udara d. Sertifikat Kelayakan Pesawat Udara (Airworthiness Certificate) e. Bukti Kepemilikan (Bill of Sale) f. Perjanjian Pembelian (Purchase Agreement) g. Asuransi h. Custom Import Clearance i. Aircraft Inspection Record j. Airworthiness Directives Compliance (Termasuk CPCP, SSID, Aging Program) k. Component Status l. Damage/ Repair Record m. Authority Modification Approval n. Engine Data & Record o. Propeller Data & Record p. Peralatan Operasi yang Terpasang q. Company Requirements r. Company Acceptance Reports Lengkap Ya Tidak Keterangan B. TINDAK LANJUT VERIFIKASI DOKUMEN 1. Dokumen PIS sesuai, benar dan lengkap Ya Tidak Tindak Lanjut: Tanggal Proses Evaluasi Teknis/Persetujuan Dikembalikan ke KKKS

35 Halaman 30 dari 40 Apabila di kemudian hari ditemukan ketidaklengkapan atau ketidaksesuaian dengan apa yang disampaikan dalam dokumen ini, maka hasil evaluasi administrasi kelengkapan Dokumen PIS ini dapat ditinjau kembali. Penandatanganan Daftar Kelengkapan Dokumen PIS ini, tidak dapat dipakai sebagai acuan bahwa PIS telah disetujui oleh SKK Migas. Catatan : Tanda Terima : (KKKS) Evaluator Administrasi : (SKK Migas) ( ) ( )

36 Halaman 31 dari 40 Lampiran 3c.4 Daftar Kelengkapan Dokumen PIS untuk Pembelian Alat Berat KKKS : NAMA PEKERJAAN : NO. AFE : TANGGAL MULAI : SELESAI PEKERJAAN TANGGAL TERIMA : DOKUMEN PIS NO KEGIATAN A. PEMERIKSAAN DOKUMEN 1. Verifikasi lampiran dokumen-dokumen: a. Dokumen Pembelian (Invoice) dari Manufaktur/Dealer Resmi atau Dokumen Kontrak dari Kontraktor. b. Surat Kepemilikan Kendaraan dan Surat Nomor Kendaraan (apabila diperlukan) yang dikeluarkan oleh Kepolisian Republik Indonesia. c. Perijinan Kendaraan yang dikeluarkan oleh Kementerian Perhubungan cq. Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. Lengkap Ya Tidak Keterangan B. TINDAK LANJUT VERIFIKASI DOKUMEN 1. Dokumen PIS sesuai, benar dan lengkap Ya Tidak Tindak Lanjut: Tanggal Proses Evaluasi Teknis/Persetujuan Dikembalikan ke KKKS Apabila di kemudian hari ditemukan ketidaklengkapan atau ketidaksesuaian dengan apa yang disampaikan dalam dokumen ini, maka hasil evaluasi administrasi kelengkapan Dokumen PIS ini dapat ditinjau kembali. Penandatanganan Daftar Kelengkapan Dokumen PIS ini, tidak dapat dipakai sebagai acuan bahwa PIS telah disetujui oleh SKK Migas. Catatan : Tanda Terima : (KKKS) Evaluator Administrasi : (SKK Migas) ( ) ( )

37 Halaman 32 dari 40 Lampiran 3c.5 Daftar Kelengkapan Dokumen PIS untuk Fasilitas Kebandaran dan Sarana Penunjang KKKS : NAMA PEKERJAAN : NOMOR AFE : TANGGAL MULAI : SELESAI PEKERJAAN TANGGAL TERIMA : DOKUMEN PIS NO. KEGIATAN A. PEMERIKSAAN DOKUMEN 1. Verifikasi lampiran dokumen-dokumen: a. Surat Pembelian (Invoice) dari Manufaktur atau Dokumen Kontrak dari Kontraktor. b. Dokumen gambar rencana dan gambar terbangun. c. dan standarsurat Izin yang berkaitan dengan Pengoperasian Terminal Khusus (TERSUS) atau Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) antara lain: 1) Izin Rencana Induk Pelabuhan 2) Izin Lokasi 3) Izin Pembangunan. 4) Izin Operasi 5) Sertifikat ISPS Code-SoCPF 6) Izin Pembangunan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran. 7) Izin Penetapan Daerah Wajib Pandu/Pandu Luar Biasa 8) Izin Pelimpahan Kewenangan Pemanduan Sendiri 9) Izin Penetapan Daerah Terlarang dan Terbatas 10) Izin Pengerukan* 11) Izin Operasi 24 Jam* 12) Izin Pelabuhan Terbuka untuk Perdagangan Luar Negeri* d. Surat Izin Pengoperasian Bandar Udara Khusus/Heliport yang terdiri atas: 1) Izin Rencana Induk Bandar Udara 2) Izin Lokasi 3) Rekomendasi Pembangunan 4) Izin Operasi/Sertifikat/Register 5) Sertifikat Aviation Security 6) Izin Penetapan Telekomunikasi dan Navigasi e. Surat Izin Pembangunan Sarana Bantu Navigasi-Pelayaran (SBNP) yang terdiri atas: Lengkap Ya Tidak Keterangan

38 Halaman 33 dari 40 1) Surat Persetujuan Prinsip Pemasangan/Pembangunan SBNP; dan 2) Penomoran DSI. B. TINDAK LANJUT VERIFIKASI DOKUMEN 1. Dokumen PIS sesuai, benar dan lengkap Ya Tidak Tindak Lanjut: Tanggal Proses Evaluasi Teknis/Persetujuan Dikembalikan ke KKKS Apabila di kemudian hari ditemukan ketidaklengkapan atau ketidaksesuaian dengan apa yang disampaikan dalam dokumen ini, maka hasil evaluasi administrasi kelengkapan Dokumen PIS ini dapat ditinjau kembali. Penandatanganan Daftar Kelengkapan Dokumen PIS ini, tidak dapat dipakai sebagai acuan bahwa PIS telah disetujui oleh SKK Migas. Catatan : Tanda Terima : (KKKS) Evaluator Administrasi : (SKK Migas) ( ) ( )

PTK Placed Into Ser vice (Rev - 1) Hotel Novotel, Balikpapan September 2012

PTK Placed Into Ser vice (Rev - 1) Hotel Novotel, Balikpapan September 2012 PTK 033 - Placed Into Service (Rev - 1) Hotel Novotel, Balikpapan 19 20 September 2012 AGENDA SOSIALISASI PTK - 033 Rev. 1 Pembukaan Overview Summary Revisi PTK 033 Persyaratan PIS Fasilitas Produksi Persyaratan

Lebih terperinci

PTK 033 (Revisi-01) Placed Into Service Fasilitas Penunjang Operasi

PTK 033 (Revisi-01) Placed Into Service Fasilitas Penunjang Operasi PTK 033 (Revisi-01) Placed Into Service Fasilitas Penunjang Operasi Sosialisasi KKKS di Kalsul, 19 20 Sept 2012 2009 BPMIGAS. All rights reserved. The information consist in this document is exclusively

Lebih terperinci

SATUAN KERJA KHUSUS PELAKSANA KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI (SKK MIGAS) PEDOMAN TATA KERJA. Nomor: PTK-038/SKKO0000/2015/S0.

SATUAN KERJA KHUSUS PELAKSANA KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI (SKK MIGAS) PEDOMAN TATA KERJA. Nomor: PTK-038/SKKO0000/2015/S0. SATUAN KERJA KHUSUS PELAKSANA KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI (SKK MIGAS) PEDOMAN TATA KERJA Nomor: PTK-038/SKKO0000/2015/S0 Revisi ke-01 WORK PROGRAM AND BUDGET JAKARTA PEDOMAN TATA KERJA Halaman

Lebih terperinci

SATUAN KERJA KHUSUS PELAKSANA KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI (SKK MIGAS) PEDOMAN TATA KERJA. Nomor: PTK-039/SKKO0000/2015/S0 Revisi ke-01

SATUAN KERJA KHUSUS PELAKSANA KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI (SKK MIGAS) PEDOMAN TATA KERJA. Nomor: PTK-039/SKKO0000/2015/S0 Revisi ke-01 SATUAN KERJA KHUSUS PELAKSANA KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI (SKK MIGAS) PEDOMAN TATA KERJA Nomor: PTK-039/SKKO0000/2015/S0 Revisi ke-01 AUTHORIZATION FOR EXPENDITURE (AFE) JAKARTA AUTHORIZATION

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Satuan Kerja Khusus. Kegiatan Usaha Hulu. Minyak dan Gas Bumi. Organisasi. Tata Kerja.

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Satuan Kerja Khusus. Kegiatan Usaha Hulu. Minyak dan Gas Bumi. Organisasi. Tata Kerja. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.194, 2013 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Satuan Kerja Khusus. Kegiatan Usaha Hulu. Minyak dan Gas Bumi. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI ENERGI

Lebih terperinci

2 2. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998 tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 1, Tambahan Lem

2 2. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998 tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 1, Tambahan Lem BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 272, 2015 KEMENHUB. Keselamatan Pelayaran. Standar. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 20 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR KESELAMATAN PELAYARAN DENGAN

Lebih terperinci

SATUAN KERJA KHUSUS PELAKSANA KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI (SKK MIGAS) PEDOMAN TATA KERJA

SATUAN KERJA KHUSUS PELAKSANA KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI (SKK MIGAS) PEDOMAN TATA KERJA . SATUAN KERJA KHUSUS PELAKSANA KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI (SKK MIGAS) PEDOMAN TATA KERJA Nomor: PTK-043/SKKO0000/2015/S0 Revisi Ke-01 JAKARTA PEDOMAN TATA KERJA Halaman i DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.879, 2012 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Manajemen Keselamatan kapal. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 45 TAHUN 2012 TENTANG MANAJEMEN KESELAMATAN

Lebih terperinci

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan L

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan L No.394, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Terminal Khusus. Terminal untuk Kepentingan Sendiri. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 20 TAHUN 2017 TENTANG

Lebih terperinci

MENTERi ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2017

MENTERi ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2017 MENTERi ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2017 TENTANG PEMERIKSAAN KESELAMATAN INSTALASI DAN PERALATAN

Lebih terperinci

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 136,

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 136, No.305, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ESDM. Pasca Operasi Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15

Lebih terperinci

PROSEDUR PENGAJUAN DAN PENERBITAN IZIN USAHA PENGANGKUTAN BBG (CNG), LPG, LNG

PROSEDUR PENGAJUAN DAN PENERBITAN IZIN USAHA PENGANGKUTAN BBG (CNG), LPG, LNG Izin Usaha Pengangkutan BBG (CNG), LPG, LNG PROSEDUR PENGAJUAN DAN PENERBITAN IZIN USAHA PENGANGKUTAN BBG (CNG), LPG, LNG Izin Usaha Pengangkutan BBG (CNG), LPG, LNG PROSEDUR PENGAJUAN DAN PENERBITAN IZIN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI PERHUBUNGAN DAN KEPALA BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM

KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI PERHUBUNGAN DAN KEPALA BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI PERHUBUNGAN DAN KEPALA BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM NOMOR: KP 99 TAHUN 2017 NOMOR: 156/SPJ/KA/l 1/2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PELABUHAN

Lebih terperinci

Sosialisasi PTK-033 (Revisi-01) PLACED INTO SERVICE Untuk Fasilitas Sumur (Sumur, Artificial Lift, Pipa Alir dan Pipa Injeksi)

Sosialisasi PTK-033 (Revisi-01) PLACED INTO SERVICE Untuk Fasilitas Sumur (Sumur, Artificial Lift, Pipa Alir dan Pipa Injeksi) Sosialisasi PTK-033 (Revisi-01) PLACED INTO SERVICE Untuk Fasilitas Sumur (Sumur, Artificial Lift, Pipa Alir dan Pipa Injeksi) Sosialisasi kepada KKKS September 2012 2009 BPMIGAS. All rights reserved.

Lebih terperinci

2 Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5070); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian (Lemb

2 Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5070); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian (Lemb BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.216, 2015 KEMENHUB. Penyelenggara Pelabuhan. Pelabuhan. Komersial. Peningkatan Fungsi. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 23 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

2016, No kepelabuhanan, perlu dilakukan penyempurnaan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan L

2016, No kepelabuhanan, perlu dilakukan penyempurnaan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan L BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1867, 2016 KEMENHUB. Pelabuhan Laut. Penyelenggaraan. Perubahan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 146 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN

Lebih terperinci

PROSEDUR PENGAJUAN DAN PENERBITAN IZIN USAHA PENGANGKUTAN MINYAK BUMI, BBM DAN HASIL OLAHAN

PROSEDUR PENGAJUAN DAN PENERBITAN IZIN USAHA PENGANGKUTAN MINYAK BUMI, BBM DAN HASIL OLAHAN Izin Usaha Pengangkutan Minyak Bumi, BBM dan Hasil Olahan PROSEDUR PENGAJUAN DAN PENERBITAN IZIN USAHA PENGANGKUTAN MINYAK BUMI, BBM DAN HASIL OLAHAN Izin Usaha Pengangkutan Minyak Bumi, BBM dan Hasil

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 70/PMK.04/2007 TENTANG KAWASAN PABEAN DAN TEMPAT PENIMBUNAN SEMENTARA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 70/PMK.04/2007 TENTANG KAWASAN PABEAN DAN TEMPAT PENIMBUNAN SEMENTARA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 70/PMK.04/2007 TENTANG KAWASAN PABEAN DAN TEMPAT PENIMBUNAN SEMENTARA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 5 ayat (4), Pasal 10A

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PROSEDUR PENGAJUAN DAN PENERBITAN IZIN USAHA PENGANGKUTAN CNG/LPG/LNG

PROSEDUR PENGAJUAN DAN PENERBITAN IZIN USAHA PENGANGKUTAN CNG/LPG/LNG Izin Usaha Pengangkutan CNG LPG/LNG PROSEDUR PENGAJUAN DAN PENERBITAN IZIN USAHA PENGANGKUTAN CNG/LPG/LNG Izin Usaha Pengangkutan CNG/LPG/LNG PROSEDUR PENGAJUAN DAN PENERBITAN IZIN USAHA Prosedur Memperoleh

Lebih terperinci

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran KATA PENGANTAR

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Undang Undang 17 tahun 2008 tentang Pelayaran, dalam ketentuan umum dinyatakan bahwa keselamatan dan keamanan pelayaran adalah suatu keadaan terpenuhinya persyaratan keselamatan dan keamanan

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2010

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2010 I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2010 TENTANG BIAYA OPERASI YANG DAPAT DIKEMBALIKAN DAN PERLAKUAN PAJAK PENGHASILAN DI BIDANG USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Izin Khusus. Pertambangan. Mineral Batu Bara. Tata Cara.

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Izin Khusus. Pertambangan. Mineral Batu Bara. Tata Cara. No.1366, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Izin Khusus. Pertambangan. Mineral Batu Bara. Tata Cara. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK

Lebih terperinci

PROSEDUR PENGAJUAN DAN PENERBITAN REKOMENDASI EKSPOR IMPOR

PROSEDUR PENGAJUAN DAN PENERBITAN REKOMENDASI EKSPOR IMPOR PROSEDUR PENGAJUAN DAN PENERBITAN REKOMENDASI EKSPOR IMPOR A. PROSEDUR MEMPEROLEH REKOMENDASI EKSPOR-IMPOR 1. Badan Usaha melakukan registrasi permohonan rekomendasi ekspor impor. Surat permohonan Izin

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.118, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Penyelenggaraan. Pengusahaan. Angkutan Multimoda. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 8 TAHUN 2012 TENTANG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.741, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Stasiun Penerbangan. Sertifikasi. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 59 TAHUN 2016 TENTANG SERTIFIKASI STASIUN PENERBANGAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1879, 2014 KEMENHUB. Pelabuhan. Terminal. Khusus. Kepentingan Sendiri. Perubahan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 73 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN

Lebih terperinci

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Nomor: 0007 tahun 2005.

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Nomor: 0007 tahun 2005. MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Nomor: 0007 tahun 2005 Tentang PERSYARATAN DAN PEDOMAN PELAKSANAAN IZIN USAHA DALAM KEGIATAN USAHA

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 109 TAHUN 2006 TENTANG PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT TUMPAHAN MINYAK DI LAUT

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 109 TAHUN 2006 TENTANG PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT TUMPAHAN MINYAK DI LAUT PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 109 TAHUN 2006 TENTANG PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT TUMPAHAN MINYAK DI LAUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PROSEDUR PENGAJUAN DAN PENERBITAN IZIN USAHA PENGANGKUTAN LPG (DENGAN FASILITAS BOTTLING PLANT)

PROSEDUR PENGAJUAN DAN PENERBITAN IZIN USAHA PENGANGKUTAN LPG (DENGAN FASILITAS BOTTLING PLANT) PROSEDUR PENGAJUAN DAN PENERBITAN IZIN USAHA PENGANGKUTAN LPG (DENGAN FASILITAS BOTTLING PLANT) PROSEDUR PENGAJUAN DAN PENERBITAN IZIN USAHA Prosedur Memperoleh Izin Usaha Sementara 1. Badan Usaha mengajukan

Lebih terperinci

Izin Usaha Niaga Gas Bumi Yang Memiliki Fasilitas Jaringan Distribusi PROSEDUR PENGAJUAN DAN PENERBITAN IZIN USAHA NIAGA GAS BUMI MELALUI PIPA

Izin Usaha Niaga Gas Bumi Yang Memiliki Fasilitas Jaringan Distribusi PROSEDUR PENGAJUAN DAN PENERBITAN IZIN USAHA NIAGA GAS BUMI MELALUI PIPA Izin Usaha Niaga Gas Bumi Yang Memiliki Fasilitas Jaringan Distribusi PROSEDUR PENGAJUAN DAN PENERBITAN IZIN USAHA NIAGA GAS BUMI MELALUI PIPA PROSEDUR PENGAJUAN DAN PENERBITAN IZIN USAHA Prosedur Memperoleh

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.665, 2013 KEMENTERIAN KESEHATAN. Hapus Tikus. Hapus Serangga. Alat Angkut. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai negara kepulauan (Archipelagic State) memiliki lebih kurang 17.500 pulau, dengan total panjang garis pantai mencapai 95.181 km

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 109 TAHUN 2006 TENTANG PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT TUMPAHAN MINYAK DI LAUT

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 109 TAHUN 2006 TENTANG PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT TUMPAHAN MINYAK DI LAUT PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 109 TAHUN 2006 TENTANG PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT TUMPAHAN MINYAK DI LAUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208); 3. Peraturan Pemerintah Nomor

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208); 3. Peraturan Pemerintah Nomor BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 431, 2016 KEMENHUB. Penumpang. Angkutan Penyeberangan. Kewajiban. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 28 TAHUN 2016 TENTANG KEWAJIBAN PENUMPANG

Lebih terperinci

2018, No Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2018, No Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun No. 304, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ESDM. Penunjang Minyak dan Gas Bumi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2018 TENTANG KEGIATAN

Lebih terperinci

PTK No: 033/2009 Place Into Service. Agus Kurnia Nusa Dua, Bali 3-5 Juni 2010

PTK No: 033/2009 Place Into Service. Agus Kurnia Nusa Dua, Bali 3-5 Juni 2010 PTK No: 033/2009 Place Into Service Agus Kurnia Nusa Dua, Bali 3-5 Juni 2010 Out Line Presentasi: I. Latar Belakang II. Ketentuan Lain terkait PTK PIS III. PTK PIS IV. Lain-Lain 2 I. Latar Belakang 3 Beberapa

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN PENERBITAN DAN PENGUKUHAN DOKUMEN PENYESUAIAN MANAJEMEN KESELAMATAN (DOCUMENT OF COMPLIANCE/DOC) : SOP-PMKK-0 Tgl Berlaku : 0-0-0 kepada evaluasi kepada Auditor ISM Code Untuk penerbitan DOC pertama. Permohonan.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 84 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PELABUHAN LINAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 84 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PELABUHAN LINAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 84 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PELABUHAN LINAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA, Membaca : 1. surat

Lebih terperinci

2016, No Republik Indonesia Nomor 4152); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008

2016, No Republik Indonesia Nomor 4152); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 No.1339, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHUB. Penggunaan Kapal Asing. Pemberian Izin. Persyaratan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 100 TAHUN 2016 PM 154 TAHUN

Lebih terperinci

PROSEDUR PENGAJUAN DAN PENERBITAN IZIN USAHA PENYIMPANAN BBG (CNG), LPG, LNG

PROSEDUR PENGAJUAN DAN PENERBITAN IZIN USAHA PENYIMPANAN BBG (CNG), LPG, LNG Izin Usaha Penyimpanan BBG (CNG),LPG, LNG PROSEDUR PENGAJUAN DAN PENERBITAN IZIN USAHA PENYIMPANAN BBG (CNG), LPG, LNG Izin Usaha Penyimpanan BBG (CNG),LPG, LNG PROSEDUR PENGAJUAN DAN PENERBITAN IZIN USAHA

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA. Nomor : SKEP / 195 / IX / 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERSETUJUAN TERBANG (FLIGHT APPROVAL)

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA. Nomor : SKEP / 195 / IX / 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERSETUJUAN TERBANG (FLIGHT APPROVAL) DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA Nomor : SKEP / 195 / IX / 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERSETUJUAN TERBANG (FLIGHT APPROVAL)

Lebih terperinci

PROSEDUR PENGAJUAN DAN PENERBITAN IZIN USAHA PENGANGKUTAN MINYAK BUMI, BBM DAN HASIL OLAHAN

PROSEDUR PENGAJUAN DAN PENERBITAN IZIN USAHA PENGANGKUTAN MINYAK BUMI, BBM DAN HASIL OLAHAN Izin Usaha Pengangkutan Minyak Bumi, BBM dan Hasil Olahan PROSEDUR PENGAJUAN DAN PENERBITAN IZIN USAHA PENGANGKUTAN MINYAK BUMI, BBM DAN HASIL OLAHAN Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi TIDAK MELAYANI

Lebih terperinci

PROSEDUR PENGAJUAN DAN PENERBITAN IZIN USAHA PENYIMPANAN MINYAK BUMI, BBM DAN HASIL OLAHAN

PROSEDUR PENGAJUAN DAN PENERBITAN IZIN USAHA PENYIMPANAN MINYAK BUMI, BBM DAN HASIL OLAHAN Izin Usaha Peyimpanan Minyak Bumi,BBM dan Hasil Olahan PROSEDUR PENGAJUAN DAN PENERBITAN IZIN USAHA PENYIMPANAN MINYAK BUMI, BBM DAN HASIL OLAHAN Izin Usaha Peyimpanan Minyak Bumi,BBM dan Hasil Olahan

Lebih terperinci

2017, No perjanjian kontrak kerja sama bagi hasil minyak dan gas bumi antara satuan kerja khusus pelaksana kegiatan usaha hulu minyak dan gas

2017, No perjanjian kontrak kerja sama bagi hasil minyak dan gas bumi antara satuan kerja khusus pelaksana kegiatan usaha hulu minyak dan gas No.1822, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Pajak Air Permukaan, Pajak Air Tanah, dan Pajak Penerangan Jalan. Pembayaran. Perubahan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 195/PMK.02/2017

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 596 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 596 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 596 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERATURAN KESELAMATAN PENERBANGAN SIPIL BAGIAN

Lebih terperinci

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208); 3. Peraturan Pemerintah Nomor

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208); 3. Peraturan Pemerintah Nomor BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.430,2016 KEMENHUB. Jasa. Angkutan Penyeberangan. Pengaturan dan Pengendalian. Kendaraan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 27 TAHUN 2016 TENTANG

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 65, Tambahan Lembaran

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 65, Tambahan Lembaran No.913, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Jasa Pengurusan Transportasi. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 49 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGUSAHAAN JASA

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 109 TAHUN 2006 TENTANG PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT TUMPAHAN MINYAK DI LAUT

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 109 TAHUN 2006 TENTANG PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT TUMPAHAN MINYAK DI LAUT PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 109 TAHUN 2006 TENTANG PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT TUMPAHAN MINYAK DI LAUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.627, 2012 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Kantor Kesyahbandaran. Utama. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 34 TAHUN 2012 TENTANG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1306, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Pesawat Udara. Rusak. Bandar Udara. Pemindahan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM.128 TAHUN 2015 TENTANG PEMINDAHAN PESAWAT

Lebih terperinci

2016, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran N

2016, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran N BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.413, 2016 KEMENHUB. Penumpang dan Angkutan Penyeberangan. Daftar. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 25 TAHUN 2016 TENTANG DAFTAR

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 195/PMK.02/2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 195/PMK.02/2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 195/PMK.02/2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 9/PMK.02/2016 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN PAJAK AIR PERMUKAAN, PAJAK AIR TANAH,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.633, 2015 KEMENHUB. Angkutan Penyeberangan. Penyelenggaraan. Perubahan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 80 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS

Lebih terperinci

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 6 dan

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 6 dan KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17TAHUN2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN KERJA KHUSUS

Lebih terperinci

2 Ke Dan Dari Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republi

2 Ke Dan Dari Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republi BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.496, 2015 KEMENHUB. Angkutan Udara. Tidak Berjadwal. Pesawat Udara. Sipil Asing. NKRI. Kegiatan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 66 TAHUN 2015

Lebih terperinci

2017, No Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4435) sebagaimana telah beberapa k

2017, No Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4435) sebagaimana telah beberapa k No.1122, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ESDM. Tata Kelola BMN. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN TATA KELOLA BARANG

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN MENTERI TENTANG PENYELENGGARAAN PELABUHAN PENYEBERANGAN MENTERI PERHUBUNGAN,

RANCANGAN PERATURAN MENTERI TENTANG PENYELENGGARAAN PELABUHAN PENYEBERANGAN MENTERI PERHUBUNGAN, Menimbang RANCANGAN PERATURAN MENTERI TENTANG PENYELENGGARAAN PELABUHAN PENYEBERANGAN MENTERI PERHUBUNGAN, : a. bahwa dalam Peraturan Pemerintah Nomor 61 tahun 2009 tentang Kepelabuhanan telah diatur ketentuan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH DI PELABUHAN

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH DI PELABUHAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH DI PELABUHAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam upaya

Lebih terperinci

PROSEDUR PENGAJUAN DAN PENERBITAN IZIN USAHA NIAGA UMUM BBM/MINYAK BUMI/ HASIL OLAHAN

PROSEDUR PENGAJUAN DAN PENERBITAN IZIN USAHA NIAGA UMUM BBM/MINYAK BUMI/ HASIL OLAHAN PROSEDUR PENGAJUAN DAN PENERBITAN IZIN USAHA NIAGA UMUM BBM/MINYAK BUMI/ HASIL OLAHAN A. PROSEDUR MEMPEROLEH IZIN USAHA SEMENTARA 1. Badan Usaha melakukan registrasi permohonan izin usaha sementara. Surat

Lebih terperinci

2013, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negar

2013, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negar LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.156, 2013 TRANSPORTASI. Darat. Laut. Udara. Kecelakaan. Investigasi. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5448) PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis project..., Fibri Kusumawardani, FT UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Analisis project..., Fibri Kusumawardani, FT UI, Universitas Indonesia BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Permasalahan Kualitas (quality) merupakan salah satu kunci utama suksesnya suatu bisnis untuk memenangkan persaingan dengan kompetitor, baik pada industri produk maupun

Lebih terperinci

PROSEDUR PENGAJUAN DAN PENERBITAN REKOMENDASI EKSPOR IMPOR

PROSEDUR PENGAJUAN DAN PENERBITAN REKOMENDASI EKSPOR IMPOR PROSEDUR PENGAJUAN DAN PENERBITAN REKOMENDASI EKSPOR IMPOR PROSEDUR PENGAJUAN DAN PENERBITAN REKOMENDASI EKSPOR DAN IMPOR Prosedur Memperoleh Rekomendasi Ekspor-Impor 1. Badan Usaha mengajukan permohonan

Lebih terperinci

2 3. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2009 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

2 3. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2009 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.561, 2014 KEMENHUB. Penetapan. Biaya. Navigasi Penerbangan. Formulasi. Mekanisme. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 17 TAHUN 2014 TENTANG FORMULASI

Lebih terperinci

Izin Usaha Niaga Umum Bahan Bakar Gas (BBG/CNG) PROSEDUR PENGAJUAN DAN PENERBITAN IZIN USAHA NIAGA UMUM BBG-CNG

Izin Usaha Niaga Umum Bahan Bakar Gas (BBG/CNG) PROSEDUR PENGAJUAN DAN PENERBITAN IZIN USAHA NIAGA UMUM BBG-CNG Izin Usaha Niaga Umum Bahan Bakar Gas (BBG/CNG) PROSEDUR PENGAJUAN DAN PENERBITAN IZIN USAHA NIAGA UMUM BBG-CNG PROSEDUR PENGAJUAN DAN PENERBITAN IZIN USAHA Prosedur Memperoleh Izin Usaha Sementara 1.

Lebih terperinci

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang No.122, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Pajak Air Permukaan. Pajak Air Tanah. Pajak Penerangan Jalan. Usaha. Hulu Minyak dan Gas Bumi. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

Izin Usaha Niaga Umum Hasil Olahan PROSEDUR PENGAJUAN DAN PENERBITAN IZIN USAHA NIAGA UMUM HASIL OLAHAN

Izin Usaha Niaga Umum Hasil Olahan PROSEDUR PENGAJUAN DAN PENERBITAN IZIN USAHA NIAGA UMUM HASIL OLAHAN Izin Usaha Niaga Umum Hasil Olahan PROSEDUR PENGAJUAN DAN PENERBITAN IZIN USAHA NIAGA UMUM HASIL OLAHAN PROSEDUR PENGAJUAN DAN PENERBITAN IZIN USAHA Prosedur Memperoleh Izin Usaha Sementara 1. Badan Usaha

Lebih terperinci

Izin Usaha Niaga LPG PROSEDUR PENGAJUAN DAN PENERBITAN IZIN USAHA NIAGA UMUM LPG

Izin Usaha Niaga LPG PROSEDUR PENGAJUAN DAN PENERBITAN IZIN USAHA NIAGA UMUM LPG Izin Usaha Niaga LPG PROSEDUR PENGAJUAN DAN PENERBITAN IZIN USAHA NIAGA UMUM LPG PROSEDUR PENGAJUAN DAN PENERBITAN IZIN USAHA Prosedur Memperoleh Izin Usaha Sementara 1. Badan Usaha mengajukan permohonan

Lebih terperinci

BUPATI TOLITOLI PROVINSI SULAWESI TENGAH

BUPATI TOLITOLI PROVINSI SULAWESI TENGAH SALINAN BUPATI TOLITOLI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN TOLITOLI

Lebih terperinci

2018, No Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 2002 tentang Badan Pengatur Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan Kegiatan Usah

2018, No Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 2002 tentang Badan Pengatur Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan Kegiatan Usah BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.169, 2018 KEMEN-ESDM. Pengusahaan Gas Bumi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG PENGUSAHAAN GAS

Lebih terperinci

2017, No Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4435) sebagaimana telah beberapa kal

2017, No Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4435) sebagaimana telah beberapa kal No.480, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ESDM. Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi. Mekanisme Pengembalian Biaya Investasi. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

2016, No Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8

2016, No Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8 No.1031, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. IMB. Bandar Udara. Pemberian dan Persetujuan. Tata Cara. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 87 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA

Lebih terperinci

2014, No.1090 NOMOR PM 71 TAHUN 2013 Contoh 1

2014, No.1090 NOMOR PM 71 TAHUN 2013 Contoh 1 21 2014, No.1090 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR PM 71 TAHUN 2013 Contoh 1 Nomor :...,... 20... Lampiran : Perihal : Permohonan Izin Usaha Kepada Perusahaan Salvage dan/ atau Pekerjaan Bawah

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN NOMOR 04 TAHUN 2005

PERATURAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN NOMOR 04 TAHUN 2005 PERATURAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN NOMOR 04 TAHUN 2005 TENTANG PENERBITAN SURAT-SURAT KAPAL, SURAT KETERANGAN KECAKAPAN, DISPENSASI PENUMPANG DAN SURAT IZIN BERLAYAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

RANCANGAN KRITERIA DI BIDANG TRANSPORTASI LAUT PENETAPAN KRITERIA PEMERIKSA DAN PENGUJI KESELAMATAN DAN KEAMANAN KAPAL

RANCANGAN KRITERIA DI BIDANG TRANSPORTASI LAUT PENETAPAN KRITERIA PEMERIKSA DAN PENGUJI KESELAMATAN DAN KEAMANAN KAPAL PENETAPAN KRITERIA PEMERIKSA DAN PENGUJI KESELAMATAN DAN KEAMANAN KAPAL LAMPIRAN 8 i DAFTAR ISI 1. Ruang Lingkup 2. Acuan 3. Istilah dan Definisi 4. Persyaratan 4.1. Persyaratan Utama 4.2. Kompetensi Marine

Lebih terperinci

bahwa untuk menjamin keselamatan, keamanan, dan

bahwa untuk menjamin keselamatan, keamanan, dan MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG PEMERIKSAAN KESELAMATAN INSTALASI DAN PERALATAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 1992 TENTANG PELAYARAN [LN 1992/98, TLN 3493]

UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 1992 TENTANG PELAYARAN [LN 1992/98, TLN 3493] UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 1992 TENTANG PELAYARAN [LN 1992/98, TLN 3493] BAB XIII KETENTUAN PIDANA Pasal 100 (1) Barangsiapa dengan sengaja merusak atau melakukan tindakan apapun yang mengakibatkan tidak

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1090, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Navigasi Salvage. Bawah Air. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 71 TAHUN 2013 TENTANG SALVAGE

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI NOMOR 300.K/38/M.pe/1997 TENTANG KESELAMATAN KERJA PIPA PENYALUR MINYAK DAN GAS BUMI

KEPUTUSAN MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI NOMOR 300.K/38/M.pe/1997 TENTANG KESELAMATAN KERJA PIPA PENYALUR MINYAK DAN GAS BUMI Page 1 of 7 KEPUTUSAN MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI NOMOR 300.K/38/M.pe/1997 TENTANG KESELAMATAN KERJA PIPA PENYALUR MINYAK DAN GAS BUMI MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.204, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Pendaftaran. Kebangsaan. Kapal. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 13 TAHUN 2012 TENTANG PENDAFTARAN DAN KEBANGSAAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA, MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 167 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR PM 33 TAHUN 2015 TENTANG PENGENDALIAN

Lebih terperinci

BAB III PROFIL PERUSAHAAN. Lembaga non struktural di lingkungan Departemen Perhubungan.Melakukan

BAB III PROFIL PERUSAHAAN. Lembaga non struktural di lingkungan Departemen Perhubungan.Melakukan 18 BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Perusahaan KNKT berdasarkan : Keputusan Presiden nomor 105 tahun 1999 Bab I Psl 1 ayat (1) Lembaga non struktural di lingkungan Departemen Perhubungan.Melakukan

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK. 4135/KP.108/DRJD/2013 T E N T A N G KOMPETENSI INSPEKTUR SUNGAI DAN DANAU

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK. 4135/KP.108/DRJD/2013 T E N T A N G KOMPETENSI INSPEKTUR SUNGAI DAN DANAU KONSEP Terlebih Dahulu: 1. Kasubdit Lalu Lintas SDP : 2. Kabag Kepegawaian : 3. Kabag Hukum dan Kerjasama : 4. Dir. LLASDP : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK. 4135/KP.108/DRJD/2013

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA, MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 43 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN KESELAMATAN PENERBANGAN SIPIL BAGIAN 143 (CIVIL AVIATION SAFETY REGULATIONS

Lebih terperinci

M E M U T U S K A N :

M E M U T U S K A N : DEPARTEMEN PERTAMBANGAN DAN ENERGI REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI Nomor K/075/DJM/1998 TENTANG TATACARA PENYERAHAN, PENGELOLAAN

Lebih terperinci

Menimbang : a. bahwa untuk menciptakan ikiim usaha yang lebih

Menimbang : a. bahwa untuk menciptakan ikiim usaha yang lebih MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2018 TENTANG IMPOR BARANG OPERASI UNTUK KEGIATAN USAHA HULU

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1298, 2013 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Pelabuhan Tegal. Jawa Tengah. Rencana Induk. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 89 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.512, 2014 KEMEN ESDM. Rekomendasi. Penjualan Mineral. Luar Negeri. Hasil Pengolahan. Pemurnian. Tata Cara. Persyaratan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

Lebih terperinci

PROSEDUR PENERBITAN SERTIFIKAT PENDAFTARAN DAN SERTIFIKAT KELAIKAN UDARA PERTAMA DI INDONESIA

PROSEDUR PENERBITAN SERTIFIKAT PENDAFTARAN DAN SERTIFIKAT KELAIKAN UDARA PERTAMA DI INDONESIA PROSEDUR PENERBITAN SERTIFIKAT PENDAFTARAN DAN SERTIFIKAT KELAIKAN UDARA PERTAMA DI INDONESIA A. Dasar hukum : 1. UU No. 15 Tahun 1992, tentang Penerbangan. 2. PP No. 3 Tahun 2001, tentang Keselamatan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 31 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 31 TAHUN 2013 TENTANG . MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAY A MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 31 TAHUN 2013 TENTANG KETENTUAN DAN TATA CARA PENGGUNAAN TENAGA KERJA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.731, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Pencemaran. Perairan. Pelabuhan. Penanggulangan PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN

Lebih terperinci

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4435) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah No

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4435) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah No No.116, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ESDM. Kontrak Bagi Hasil Gross Split. Pencabutan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08 TAHUN 2017 TENTANG KONTRAK

Lebih terperinci

2017, No sehingga perlu dilakukan perpanjangan jangka waktu penggunaannya; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf

2017, No sehingga perlu dilakukan perpanjangan jangka waktu penggunaannya; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1791, 2017 KEMENHUB. Izin penggunaan Kapal Asing. Perubahan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 115 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN

Lebih terperinci

Keputusan Menteri Perhubungan No. 86 Tahun 1990 Tentang : Pencegahan Pencemaran Oleh Minyak Dari Kapal-Kapal

Keputusan Menteri Perhubungan No. 86 Tahun 1990 Tentang : Pencegahan Pencemaran Oleh Minyak Dari Kapal-Kapal Keputusan Menteri Perhubungan No. 86 Tahun 1990 Tentang : Pencegahan Pencemaran Oleh Minyak Dari Kapal-Kapal MENTERI PERHUBUNGAN Menimbang : a. bahwa dalam rangka melindungi kelestarian lingkungan laut

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9/PMK.02/2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9/PMK.02/2016 TENTANG PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9/PMK.02/2016 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN PAJAK AIR PERMUKAAN, PAJAK AIR TANAH, DAN PAJAK PENERANGAN JALAN UNTUK KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS

Lebih terperinci

2011, Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 154, Tambahan Lembaran Ne

2011, Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 154, Tambahan Lembaran Ne No.132, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KOMUNIKASI dan Informatika. Sertifikasi. Radio Elektronika. Operator Radio. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

2012, No.118. LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN Nomor : PM.8 TAHUN 2012 Tanggal : 26 JANUARI Contoh 1. Nomor : Jakarta.

2012, No.118. LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN Nomor : PM.8 TAHUN 2012 Tanggal : 26 JANUARI Contoh 1. Nomor : Jakarta. 23 2012, No.118 Contoh 1 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN Nomor : PM.8 TAHUN 2012 Tanggal : 26 JANUARI 2012 --------------------------------------------------- Nomor : Jakarta Lampiran : Perihal

Lebih terperinci

Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 141 TAHUN 2007 TENTANG PENGGUNAAN BAHAN BAKAR GAS UNTUK ANGKUTAN UMUM DAN KENDARAAN OPERASIONAL

Lebih terperinci

2012, No.71 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Kebandarudaraan adalah segala sesuatu yang berkaita

2012, No.71 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Kebandarudaraan adalah segala sesuatu yang berkaita LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.71, 2012 LINGKUNGAN HIDUP. Bandar Udara. Pembangunan. Pelestarian. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5295) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 2003, 2015 KEMENHUB. Pemberian. Izin. Kapal Asing. Kegiatan. Angkutan Laut. Dalam Negeri. Perubahan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 200 TAHUN

Lebih terperinci