RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) BALAI PELATIHAN KESEHATAN SEMARANG TAHUN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) BALAI PELATIHAN KESEHATAN SEMARANG TAHUN"

Transkripsi

1 HALAMAN JUDUL RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) BALAI PELATIHAN KESEHATAN SEMARANG TAHUN BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Bapelkes Semarang

2 KATA PENGANTAR Puji syukur keadiarat Allah Yang Maha Kuas, atas rahmat dan hidayah Nya, sehingga kegiatan penyusunan Rencana Aksi Kegiatan (RAK) di Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Semarang Tahun telah dapat dilaksanakan. Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Bapelkes Semarang merupakan dokumen perencanaan yang mengimplementasikan Rencana Aksi Program (RAP) Badan Pengembangan dan Pemberdayaan (PPSDM) Kesehatan untuk kegiatan program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya dalam hal pelaksanaan pelatihan kesehaan bagi Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan dan masyarakat. Rencana Aksi Kegiatan ini juga digunakan sebagai acuan dalam penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Semarang dari tahun Penyusunan RAK ini dimulai dari proses rapat persiapan, pelaksanaan penyusunan pertama, sampai tersusunnya laporan ini. Penyusunan kegiatan ini terlaksana atas kerjasama, dukungan berbagai pihak terkait. Oleh karena itu kami mengucapkan banyak terima kasih dan semoga bermanfaat bagi semua pihak dan dapat menjadi bahan perencanaan serta evaluasi untuk masa mendatang. Semarang, Februari 2015 Kepala Bapelkes Semarang Taufik Hidayat, SKM, M.Kes NIP Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Bapelkes Semarang

3 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... 1 KATA PENGANTAR... 2 DAFTAR ISI... 3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 4 B. Kondisi Umum... 7 C. Lingkungan Strategis BAB II VISI, MISI, NILAI, SASARAN ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI A. Tujuan B. Nilai-Nilai C. Sasaran Strategis BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI A. Arah dan Kebijakan Bapelkes Semarang B. Strategi Bapelkes Semarang C. Tugas dan Fungsi Bapelkes Semarang BAB IV TARGET KINERJA KEGIATAN DAN KERANGKA PENDANAAN A. Target dan Kinerja Kegiatan BAB V PENUTUP LAMPIRAN Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Bapelkes Semarang

4 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah hak asazi manusia dan merupakan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. Kesehatan merupakan investasi sumber daya manusia dan memiliki kontribusi besar untuk meningkatkan Indek Pembangunan Manusia (IPM). Walaupun setiap tahunnya IPM meningkat, pada tahun 2014 Indonesia masih menempati urutan ke 108 dari 187 negara dengan angka IPM 68,4. Hal ini menunjukkan kualitas hidup manusia di berbagai negara lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Pembangunan Indonesia saat ini mengacu pada sembilan program yang dinamakan Nawa Cita. Pembangunan bidang kesehatan tecantum pada cita ke-lima yaitu menigkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) sebagaimana tertuang dalam UU Nomor 17 Tahun 2007, mengamanatkan bahwa pembangunan kesehatan nasional diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tinggiya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berdasarkan peri kemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, serta mengutamakan manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk rentan antara lain ibu, bayi, anak, kelompok usia lanjut dan keluarga miskin. Dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional (SKN), disebutkan bahwa pembanguna n kesehatan dilaksanakan dengan cara meningkatkan : 1) Upaya Kesehatan; 2) Penelitian dan Pengembangan Kesehatan; 3) Pembiayaan Kesehatan; 4) Sumber Daya Manusia Kesehatan; 5) Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan dan Makanan; 6) Manajemen dan Informasi Kesehatan ; dan 7) Pemberdayaan Masyarakat Yang Disertai Oleh Peningkatan Pengawasan dan Manajemen Kesehatan. Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Bapelkes Semarang

5 Program pembangunan kesehatan periode adalah Program Indonesia Sehat, yaitu upaya untuk mewujudkan masyarakat Indoesia yang berperilaku sehat, hidup dalam lingkungan yang sehat dan mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tinggiya. Program ini tersiri dari : 1) Paradigma Sehat; 2) Penguatan Pelayanan Primer; dan 3) Jaminan Kesehatan Nasional. Ketiganya dilakkukan dengan menerapkan pendekatan Continuum of Care dan intervensi berbasis resiko (Health Risk) ( : Program Indonesia Sehat untuk atasi masalah kesehatan, 3 Feruari 2015). Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun merupakan dokumen perencanaan yang bersifat indikatif yang memuat : 1) meningkatkan status kesehatan dan gizi ibu dan anak; 2) meningkatkan pengendalian penyakit; 3) meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan terutama daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan; 4) meningkatnya cakupan palayanan kesehatan universal melalui Kartu Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan SJSN Kesehatan; 5) terpenuhinya kebutuan tenaga kesehatan, obat dan vaksin; serta 6) meningkatkan responsivitas sistem kesehatan. Target Millenium Development Goals (MDGs) akan segera berakhir pada tahun 2015, namun Angka Kematian Anak sebagai terget MDGs ke-4 belum mencapai target karena terjadinya stagnasi selama 5 tahun terakhir pada angka kematian neonatal yaitu 19/1000 kelahiran hidup. Demikian juga dengan Angka Kematian Ibu sebagai terget MDGs nomor 5, walaupun sudah mengalami penurunan selama satu dekade, tetapi masih jauh dari terget MDGs. Tujuan pembangunan dalam MDGs sebagai momenklatur tidak akan terhenti pada tahun Agenda ke depan dikembangkan suatu konsepsi agenda pembangunan pasda 2015 yang disebut Sustainability Development Goals (SDGs). Tiga pilar yang akan menjadi indikator dalam konsep pembangunan SDGs salah satunya yaitu indikator dalam konsep melekat pada pembangunan manusia diantaranya pendidikan dan kesehatan ( Fokus kebijakan Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI) untuk periode adalah penguatan Pelayanan Kesehatan Primer. Prioritas ini didasari oleh permasalahan kesehatan yang mendesak seperti angka kematian ibu dan bayi yang masih tinggi, angka gizi buruk, serta angka harapan hidup yang sangat ditentukan oleh kualitas pelayanan primer. Penguatan pelayanan kesehatan primer mencakup tiga hal yaitu fisik (pembangunan infrastruktur), sarana (pembenahan fasilitas) dan Sumber Daya Manusia (penguatan tenaga kesehatan selain dokter). Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Bapelkes Semarang

6 Pada Rencana Stategis Kementerian Kesehatan Tahun disebutkan bahwa jumlah SDM kesehatan pada tahun 2012 sebanyak orang dan meningkat menjadi orang pada tahun Dari jumlah tersebut sekitar 40% bekerja di Puskesmas. Hasil Riset Fasilitas Kesehatan (Rifaskes) mengungkap data persebaran SDM kesehatan masih belum merata. Selain itu, komposisi jenis tenaganya pun masih sangat tidak berimbang. Komposisi tenaga kesehatan tersebut antara lain : tenaga medis (9,37 orang per puskesmas), perawat termasuk perawat gigi (13 orang per puskesmas), dan bidan (10,6 orang per puskesmas). Begitu pula dengan tenaga penyuluh kesehatan di puskesmas baru mencapai 0,46 orang per puskesmas. Pelayanan kesehatan di rumah sakit, masih terdapat kendala yaitu kekurangan jumlah tenaga. Dokter umum yang memiliki STR berjumlah orang, sehingga rasio dokter umum sebesar 3,61 orang dokter per penduduk. Padahal menurut rekomendasi WHO seharusnya 10 orang dokter umum per penduduk. Masalah kompetensi, mutu lulusan tenaga kesehatan juga masih belum sesuai harapan, hasil dari uji kompetensi presentase tenaga kesehatan yang lulus uji kompetensi belum memadahi, yaitu dokter 71,3%, dokter gigi 76%, perawat 63%, D3 keperawatan 76,5%, dan D3 Kebidanan 53,5%. Perbaikan kuallitas dan kuantitas SDM Kesehatan perlu dilakukan berkaitan dengan diterapkannya sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan peluncuran Kartu Indonesia Sehat (KIS) pada tahun Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia mempunyai komitmen terhadap perbaikan derajat kesehatan masyarakat. Hal ini perlu diikuti dengan penguatan sistem layanan kesehatan primer, dimana penguatan layanan primer menjadi vital dalam perannya sebagai garda terdepan menjaga kesehatan masyarakat dalam melakukan upaya preventif atau pencegahan peyakit secara luas termasuk melalui edukasi kesehatan, konseling serta skrining/penapisan. Kuatnya sistem pelayanan kesehatan hingga ke akar rumput dan meminimalisir ketidakadilan akses terhadap kesehatan antar kelompok masyarakat. Rencana Aksi Program Badan PPSDM Kesehatan tahun merupakan dokumen implementasi Renstra Kementerian Kesehtan RI di Bidang Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan. Semua kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Bapelkes Semarang

7 mutu SDM Kesehatan haruslah mengacu pada Rencana Aksi Program Badan Badan PPSDM Kesehatan. Kepmenkes RI Nomor HK.02.02/Menkes/52/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun merupakan acuan bagi Kemenkes RI dalam menyelenggarakan program pembangunan kesehatan termasuk peningkatan kualitas SDM Kesehatan. Institusi yang berperan diantaranya Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Semarang sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (PPSDM) Kesehatan dalam merencanakan kegiatan pengembangan program pendidikan dan pelatihan yang diwujudkan dalam bentuk Rencana Aksi Kegiatan (RAK). RAK Bapelkes Semarang merupakan Dokumen perencanaan lima tahunan (tahun ) sebagai pedoman implementasi Rencana Kerja Tahunan untuk mendukung program pengembangan dan pemberdayaan SDM kesehtan. B. Kondisi Umum 1. Organisasi / Kelembagaan Undang undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) pasal 70 menyatakan bahwa Pegawai Negeri Sipil (PNS) mempunyai hak untuk pengembangan kompetensi melalui pendidikan dan pelatihan, seminar, kursus dan penataran. Berdasarkan peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sispil (PNS) untuk mengikuti Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) yang bertujuan meningkatkan pengetahuan, keahlian, ketrampilan dan sikap untuk dapat melaksanakan tugas jabatan secara profesional dengan dilandasi kepribadian dan etika PNS sesuai dengan kebutuhan instansi. Dalam rangka peningkatan mutu, profesionalisme dan kompetensi tenaga kesehatan diperlukan berbagai upaya, diantaranya melalui pendidikan dan pelatihan, yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 725/Menkes/SK/V/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan di Bidang Kesehatan. Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2361/Memkes/Per/IX/2011 tentang Orgasnisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Bidang Kesehatan, Bapelkes Semarang mempunyai tugas melaksanakan Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Bapelkes Semarang

8 pendidikan dan pelatihan serta pengembangan sumber daya manusia kesehatan dan masyarakat. Dalam melaksanakan tugas, Bapelkes Semarang menyelenggarakan fungsi : a. penyusunan rencana program dan kegiatan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia kesehatan dan masyarakat; b. pelaksanaan kerjasama nasional maupun internasional di bidang pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia kesehatan dan masyarakat; c. pelaksanaan advokasi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia kesehatan dan masyarakat; d. pengembangan metode dan teknologi pelatihan, informasi, pemantauan, evaluasi, dan penyusunan laporan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia kesehatan dan masyarakat; e. penyiapan pengembangan kemitraan; f. pengkajian dan pengendalian mutu pelatihan; dan g. pelaksanaan urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan. Struktur Organisasi Bapelkes Semarang terdiri Kepala setingkat eselon IIIa, satu Sub Bagian Tata Usaha setingkat eselon IVa mempunyai tugas melaksanakan penyiapan koordinasi dan pelaksanaan penyusunan perencanaan anggaran dan pelaporan, pengelolaan keuangan, urusan kepegawaian, tata usaha, rumah tangga, dan perlengkapan. 3 Seksi setingkat eselon IVa yaitu Seksi Pengkajian dan Pengembangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pengkajian dan analisis kebutuhan pendidikan, kurikulum pelatihan, metode dan teknologi pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia kesehatan dan masyarakat. Seksi Pengendalian Mutu mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pengembangan dan pengendalian mutu, sertifikasi, evaluasi pasca pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia kesehatan dan masyarakat. Seksi Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana anggaran, penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, penyiapan bahan kerjasama nasional dan internasional, dan informasi pendidikan dan pelatihan, serta advokasi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan kesehatan. 2. Luas Tanah dan Bangunan Bapelkes Semarang berdiri di atas tanah yang terletak di 2 lokasi yang berbeda. Bangunan kantor pertama berlokasi di Kantor I Jalan Pahlawan no 1 Semarang dengan luas tanah m2 dan luas keseluruhan bangunan m2, bangunan Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Bapelkes Semarang

9 kedua terletak di Jalan Raya Salaman No 48 Salaman Magelang Jawa Tengah dengan luas tanah m Keadaan dan Perkembangan Sumber Daya Pada Tahun 2015 jumlah tenaga Bapelkes Semarang terdiri dari 81 tenaga PNS dan 3 tenaga honorer, dengan tingkat pendidikan bervariasi dari SD sampai S2. Dilihat dari latar belakang pendidikan, tenaga dengan tingkat pendidikan pasca sarjana (S2) sebesar 23,81%, Sarjana (S1) sebes ar 19,05%, Diploma sebesar 9,52%, SLTA sebesar 45,53%, SLTP sebesar 7,14% dan SD sebesar 5,95%. Distribusi tenaga PNS Bapelkes Semarang menurut jabatannya terdiri dari seorang Kepala dibantu 1 orang Kepala Sub Bagian Tata Usaha, 3 Orang Kepala Seksi, 13 orang Widyaiswara, dan 63 jabatan fungsional umum. 4. Sarana Penunjang Sarana penunjang pendidikan dan pelatihan yang ada di Bapelkes Semarang terdiri dari : a. Asrama Bapelkes Semarang memiliki asrama dengan kapasitas 275 tempat tidur. b. Ruang kelas Bapelkes Semarang mempunyai ruang kelas sebanyak 10 unit kapasitas orang. c. Ruang rapat Ruang rapat Bapelkes Semarang sebanyak 4 unit kapasitas orang. d. Auditorium Bapelkes Semarang memiliki 2 unit auditoirum kapasitas orang e. Sarana Audio Visual Aids (AVA). Sarana AVA Bapelkes Semarang mengacu pada Standart sarana dan prasarana Diklat Kesehatan yang dikeluarkan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan SDM Kesehatan Tahun f. Perpustakaan Perpustakaan Bapelkes Semarang mempunyai koleksi sebanyak buku. g. Laboratorium Pembelajaran untuk pengembangan kompetensi di Bapelkes Semarang berupa Laboratorium Komputer dan laboratorium Lapangan yang berupa daerah binaan yang dipergunaan bagi peserta diklat dalam orientasi lapangan. Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Bapelkes Semarang

10 h. Sarana Olah Raga Sarana olah raga berupa lapangan batminton, tenis meja, Fitness. i. Sarana Ibadah Tersedia Mushola sebagai sarana ibadah. j. Ruang ASI/menyusui Dalam rangka responsif gender, Bapelkes Semarang mempunyai sarana ruang menyusui untuk memfasilitasi peserta atau pelanggan yang membutuhkan. C. Lingkungan Strategis 1. Identifikasi Isu Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Semarang berperan aktif dalam pengembangan kompetensi SDM Kesehatan, melalui pendidikan dan pelatihan yang diarahkan untuk menghasilkan tenaga kesehatan profesional sesuai standart pelayanan dan standart kompetensi dan pengembangan pola karier, serta peningkatan kemandirian dan pemberdayaan profesi kesehatan. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya masih dijumpai isu-isu internal maupun isu eksternal organisasi yang antara lain berkaitan dengan implementasi Rencana Aksi Kegiatan Bapelkes Semarang antara lain : a. Bahwa setiap warga negara berhak atas pelayanan kesehatan, yaitu pelayanan kesehatan yang bermutu (Undang -undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan). b. Bahwa setiap Aparatur Sipil Negara (ASN) wajib mengikuti peningkatan kompetensinya ( Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN); c. Bahwa kesehatan harus mengikuti peningkatan kompetensi di institusi diklat yang terakreditasi (Undang-undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan); d. Bahwa unit diklat harus terakreditasi (Peraturan Kepal a Lembaga Adminstrasi Negara Monor 16 Tahun 2013 tentang Pedoman Akreditasi Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Pemerintah Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan dan Kepemimpinan); e. Bahwa Penyelenggara Diklat Teknis mengacu pada pedoman atau juknis yang dikeluarkan oleh Lembaga Administrasi Negara (Keputusan Kep ala Lembaga Administrasi Negara Nomor 13 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Pembinaan Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Teknis); f. Bahwa pembiayaan pendidikan dan pelatihan diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2013 tentang Jenis dan Fasilitas, Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Kesehatan) dan : Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Bapelkes Semarang

11 g. Untuk meningkatkan pelayanan diklat kepada pengguna, maka diperlukan mekanisme koordinasi antar setiap unit dan sektor terkait, dimulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. 2. Isu Strategis Berdasarkan permasalahan yang dihadapi sebagaimana tersebut di atas dan memperhatikan pesatnya perkembangan Ilmu dan Teknologi dewasa ini, maka isu strategis yang diangkat dalam Rencana Aksi Kegiatan Bapelkes Semarang tahun adalah sebagai berikut : a. Negara wajib menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu. b. Aparatur Sipil Negara (ASN) wajib mengikuti peningkatan kompetensinya. c. Tenaga kesehatan harus mengikuti peningkatan kompetensi di istitusi diklat yang terakreditasi. d. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan atau unit diklat harus terakreditasi. Isu-isu strategis tersebut menuntut kesigapan dan kesiapan yang prima dari seluruh komponen Bapelkes Semarang. Mengantisipasi isu tersebut, maka fokus kegiatan yang harus ditangani berkaitan dengan tugas dan fungsi. Untuk menterjemahkan isu strategis di atas, dipersiapkan perencanaan yang cermat dan akurat. Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Bapelkes Semarang

12 BAB II TUJUAN DAN SASARAN SRTATEGIS BALAI PELATIHAN KESEHATAN SEMARANG Dalam menentukan tujuan dan sasaran strategis tidak luput dari visi, misi dan tujuan Kementerian Kesehatan. Pada Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun , Kementerian Kesehatan tidak mempunyai visi dan misi, namun mengikuti visi dan misi Presiden Republik Indonesia, yang disebut dengan Visi Pembangunan Nasional untuk tahun yaitu Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berdasarkan Gotong Royong. Upaya untuk mewujudkan visi adalah melalui 7 (tujuh) Misi Pembangunan dimana Kementerian Kesehatan berada pada Misi ke 4 Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera dan Misi 5 yaitu Mewujudkan bangsa yang berdaya saing. Selain terdapat 9 (sembilan) agenda prioritas yang dikenal dengan Nawa Cita dengan sebutan Agenda Pembangunan, dimana Kementerian Kesehatan mempunyai peran dan kontribusi dalam tercapainya seluruh Nawa Cita terutama pada Nawa Cita ke 5 yaitu Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. A. Tujuan Tujuan Balai Pelatihan Kesehatan Semarang merujuk pada tujuan Kementerian Kesehatan dan Badan PPSDM Kesehatan. Selain itu juga menyesuaikan dengan tugas dan fungsi Bapelkes Semarang adalah Meningkatkan kualitas dan kuantitas diklat aparatur SDM Kesehatan dan Masyarakat dalam mendukung peningkatan status kesehatan masyarakat. B. Nilai nilai Nilai-nilai Bapelkes Semarang adalah nilai-nilai yang diharapkan mampu menggerakkan organisasi untuk pencapaian visi dan misi, dijunjung tinggi oleh segenap karyawan Bapelkes Semarang. Adapun nilai-nilai dimaksud adalah : 1. Meningkatkan kompetensi Sumber Daya Manusia Kesehatan, calon tenaga kesehatan dan kemampuan memberdayakan masyarakat. 2. Merencanakan diklat sesuai kebutuhan. 3. Menyelenggarakan diklat yang berkualitas dan bergaransi sesuai standart. 4. Meningkatkan sarana dan prasarana dan pemberdayaan sumber daya Bapelkes secara optimal. 5. Memperluas jaringan kemitraan dengan lembaga pemerintah maupun swasta Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Bapelkes Semarang

13 C. Sasaran Strategis Berdasarkan pada lingkungan strategis Kementerian Kesehatan, Badan PPSDM Kesehatan dan Pusdiklat aparatur, maka sasaran strategis Bapelkes Semarang adalah sebagai berikut : 1. Meningkatnya mutu Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan Sasaran kegiatan ini adalah jumlah SDM Kesehatan yang mengikuti pelatihan sebanyak orang (target RPJMN) terdiri dari pelatihan teknis, fungsional dan penjenjangan. Jumlah sasaran ini merupakan target Badan PPSDM Kesehatan dalam 5 tahun dengan jumlah total sebanyak yang akan dibebankan 3 Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) dan 3 Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Nasional. 2. Meningkatnya Pengembangan dan Pengendalian Mutu Diklat Sasaran kegiatan ini adalah peningkatan pengembangan dan pengendalian mutu diklat. Indikator pencapaian sasaran adalah sebagai berikut : a. Jumlah Evaluasi Pasca Pelatihan (EPP) sebanyak 5 dokumen b. Akreditasi institusi sebanyak 1 dokumen c. Presentase akreditasi dan sertifikasi jenis pelatihan sebesar 100% d. Jumlah penelitian/riset yang dikembangkan sebanyak 1 dokumen e. Jumlah pengkajian kebutuhan pelatihan/training Need Assesment (TNA) bidang kesehatan sebanyak 5 dokumen f. Jumlah pengkajian metode dan teknologi diklat sebanyak 5 dokumen g. Jumlah kurikulum dan modul diklat kesehatan sebanyak 5 dokumen 3. Meningkatnya Dukungan Manajemen Diklat Sasaran kegiatan ini adalah peningkatan dukungan manajemen Diklat. Indikator pencapaian sasaran adalah sebagai berikut : a. Jumlah perencanaan dan pengelolaan anggaran 5 paket. b. Jumlah laporan memejemen keuangan dan kekayaan negara 5 paket. c. Jumlah laporan kinerja 5 paket. d. Jumlah sarana dan prasarana kediklatan yang dikembangkan 1 paket. e. Layanan perkantoran 12 bulan/tahun. Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Bapelkes Semarang

14 BAB III ARAH KEBIJAKAN, STATEGI, TUGAS DAN FUNGSI A. Arah Kebijakan Bapelkes Semarang Arah kebijakan Bapelkes Semarang didasarkan pada arah kebijakan Kementerian Kesehatan dan arah kebijakan Badan PPSDM Kesehatan. Arah kebijakan Kementerian Kesehatan adalah meningkatnya jumlah, jenis, kualitas dan pemerataan tenaga kesehatan. Arah kebijakan Badan PPSDM Kesehatan yaitu peningkatan mutu pelatihan melalui akreditasi pelatihan dan peningkatan pelatihan yang berbasis kompetensi dan persyaratan jabatan. Adapun arah dan kebijakan Bapelkes Semarang adalah : 1. Peningkatan kualitas dan kuantitas diklat aparatur SDM Kesehatan 2. Peningkatan kuantitas dan kualitas diklat tenaga kesehatan dan masyarakat B. Strategi Bapelkes Semarang Strategi Balai Pelatihan Keseahtan Semarang disusun sebagai tahapan pencapaian tujuan Bapelkes Semarang. Tujuan Bapelkes Semarang diarahkan dalam rangka mendukung pencapaian tujuan Badan PPSDM Kesehatan dan Kementerian Kesehatan. Mengacu pada isu strategis dan tujuan tersebut di atas, maka telah ditetapkan srtategi Bapelkes Semarang pada rentang waktu , yaitu : 1. Meningkatkan kuantitas pelatihan Strategi untuk meningkatkan kuantitas pelatihan meliputi : a. Pengembangan jenis diklat melalui peningkatan TNA (Training Need Assesment); b. Pengembangan volume diklat; c. Peningkatan penyusunan kurikulum dan modul 2. Peningkatan kualitas diklat melalui akreditasi. Strategi untuk meningkatkan kualitas pelatihan meliputi : a. Penyelenggaraan akreditasi pelatihan. b. Peningkatan pemantauan terhadap semua diklat. c. Mendeteksi ketidakseuaian dalam proses penyenggaraan diklat; d. Peningkatan tingkat kepuasan pelanggan; e. Percepatan proses sertifikasi bagi peserta diklat; f. Peningkatan penyelenggaraan Evaluasi Pasca Pelatihan (EPP). 3. Peningkatan sarana dan prasarana pelatihan Strategi untuk meingktakan sarana prasarana pelatihan meliputi : a. Pengadaan sarana prasarana pelatihan b. Peningkatan pemeliharaan sarana prasarana pelatihan Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Bapelkes Semarang

15 4. Peningkatan kompetensi SDM pengelola Diklat Srtategi untuk meningkatkan kompetensi SDM pengelola diklat meliputi : 1). Pengembangan SDM Bapelkes Semarang 2). Peningkatan pendidikan SDM Bapelkes Semarang. C. Tugas dan Fungsi Bapelkes Semarang Permenkes Nomor 2361/Menkes/PER/XI/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Bidang Pelatihan Kesehatan. Bapelkes mempunyai tugas melaksanakan pendidikan dan pelatihan serta pengembangan sumber daya manusia kesehatan dan masyarakat. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas Bapelkes Semarang menyelenggarakan fungsi sebagi berikut : 1. penyusunan rencana program dan kegiatan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia kesehatan dan masyarakat; 2. pelaksanaan kerjasama nasional maupun internasional di bidang pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia kesehatan dan masyarakat; 3. pelaksanaan advokasi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia kesehatan dan masyarakat; 4. pengembangan metode dan teknologi pelatihan, informasi, pemantauan, evaluasi, dan penyusunan laporan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia kesehatan dan masyarakat; 5. penyiapan pengembangan kemitraan; 6. pengkajian dan pengendalian mutu pelatihan; dan 7. pelaksanaan urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan. Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Bapelkes Semarang

16 BAB IV TARGET KINERJA KEGIATAN DAN KERANGKA PENDANAAN Peyusunan target kinerja dan kerangka pendanaan berdasarkan rencana awal RPJMN , visi dan misi, tujuan, strategi dan saran yang sudah ditetapkan. A. Target Kinerja Kegiatan Target kinerja kegiatan sebagai penilaian dari pencapaian akhir yang diukur secara berkala dan di evaluasi pada akhir tahun 2019, dan sasaran kinerja kegiatan dihitung secara komulatif selama lima tahun dan berakhir pada tahun Kegiatan yang dilakukan dalam mendukung kinerja yang ingin dicapai yaitu : 1. Kegiatan peningkatan Mutu Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan Sasaran kegiatan ini adalah peningkatan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan. Indikator pencapaian sasaran adalah jumlah SDM Kesehatan yang mengikuti pelatihan sebanyak orang terdiri dari pelatihan teknis, fungsional dan penjejangan. Jumlah sasaran ini merupakan target Badan PPSDM Kesehatan dalam 5 tahun dengan jumlah total sebanyak yang akan dibebankan pada 3 Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) dan 3 Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK). Untuk mencapai sasaran hasil tersebut, maka kegiatan di Bapelkes Semarang akan dilakukan adalah : a. Pendidikan dan pelatihan teknis sebanyak 450 orang b. Pendidikan dan pelatihan jabatan fungsional/manajemen sebanyak orang c. Pendidikan dan pelatihan kepemimpinan sebanyak 300 orang d. Pendidikan dan pelatihan prajabatan sebanyak 300 orang e. Pelatihan dibidang kesehatan bagi masyarakat sebanyak 0 orang 2. Kegiatan Pengembangan dan Pengendalian Mutu Diklat. Sasaran kegiatan ini adalah peningkatan pengembangan dan pengendalian mutu diklat. Indikator pencapaian sasaran adalah peningkatan pengembangan dan pengendalian mutu diklat sebanyak 5 dokumen. Untuk mencapai sasaran dan hasil tersebut, maka yang akan dilakukan adalah : a. Evaluasi Pasca Pelatihan (EPP) sebanyak 5 dokumen. b. Akreditasi institusi sebanyak 1 dokumen. c. Akreditasi dan sertifikasi jenis pelatihan sebanyak 75 dokumen. d. Jumlah penelitian/riset yang dikembangkan sebanyak 0 dokumen. Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Bapelkes Semarang

17 e. Jumlah pengkajian kebutuhan diklat bidang kesehatan sebanyak 5 dokumen f. Jumlah pengkajian dan teknologi diklat sebanyak 5 dokumen g. Jumlah kurikulm dan modul diklat kesehatan sebanyak 0 dokumen 3. Dukungan manajemen Diklat Sasaran kegiatan ini adalah peningkatan dukngan manajemen diklat. Indikator pencapaian sasaran adalah sebagai berikut : a. Perencanaan dan pengelolaan anggaran 5 paket. b. Laporan memajemen keuangan dan kekayaan negara 5 paket. c. Laporan kinerja 5 paket. d. Pengembangan sarana prasarana kediklatan 5 paket. e. Layanan perkantoran 12 bulan/tahun. 4. Rencana Pembiayaan Dalam memperkirakan kebutuhan biaya setiap program indikatif, digunakan minimal asumsi kenaikan linier inflasi yang terjasi pada tahun berjalan. Selanjutnya penyesuaian anggaran dapat dilakukan apabila terjadi kenaikan pembiayaan karena : a. Diterapkannya amanah undang-undang kesehatan minimal 5% dari APBN untuk sektor kesehatan. b. Adanya peningkatan PNBP yang signifikan. Pemenuhan kebutuhan pembiayaan ini diperoleh dari sumber APBN dan PNBP. Perkiraan kebutuhan biaya program indikatif sebagimana tabel berikut : Tabel 1 Perkiraan Kebutuhan Biaya No Kegiatan Pelatihan SDM Kesehatan 2 Dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya Jumlah Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Bapelkes Semarang

18 5. Rencana Kerja Tahunan Balai Pelatihan Kesehatan Semarang dalam merancang dan menyusun Rencana Kerja Tahunan (RKT) berdasarkan pada indikator kinerja Pada Rencana Kerja Tahunan ini disajikan secara rinci paket-paket kegiatan yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu 4 tahun ( ) yang berisikan komponen, indikator dan target tahunan. Rincian kegiatan setiap komponen pertahun disajikan dalam Matrik komponen dan kegiatan terlampir. Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Bapelkes Semarang

19 BAB V PENUTUP Dengan ridho dan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Balai Pelatihan Kesehatan Semarang tahun dapat disusun. RAK Bapelkes Semarang diharapkan dapat digunakan sebagai dasar dalam penyusunan perencanaan, pelaksanaan dan penilaian penyelenggaraan kediklatan dalam kurun waktu 5 tahun mendatang. Penyusunan RAK ini mengacu pada Rencana Aksi Badan Pengembangan dan Pembedayaan Sumber Daya Manusia (PPSDM) Kesehatan, sehingga hasil pencapaiannya dapat mendukung kinerja Badan PPSDM Kesehatan Kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan RAK ini kami sampaikan penghargaan setinggi-tingginya. Tentunya RAK Bapelkes Semarang Tahun ini dapat dilaksanakan dan mencapai tujuannya, bila dilakukan dengan dedikasi yang tinggi dan kerja keras dari segenap aparatur kesehatan dan lingkungan Bapelkes Semarang. Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Bapelkes Semarang

20 Lampiran 1 : MATRIK KEGIATAN PENINGKATAN MUTU SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) KESEHATAN BAPELKES SEMARANG TAHUN NO PROGRAM/KEGIATAN SASARAN INDIKATOR CARA PERHITUNGAN BASE LINE 2014 TAHUN A Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan 1 Peningkatan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan Meningkatnya Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan Meningkatnya Mutu Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan Jumlah SDM Kesehatan yang mendapat sertifikat pada pelatihan terakreditasi a. Jumlah Aparatur kesehatan yang mendapat sertifikat pada pelatihan teknis b. Jumlah Aparatur kesehatan yang mendapat sertifikat pada pelatihan jabatan fungsional/manajemen Berdasarkan jumlah sertifikat yang diterbitkan untuk peserta pelatihan yang telah mengikuti pelatihan terakreditasi Berdasarkan jumlah sertifikat yang diterbitkan untuk peserta pelatihan yang telah mengikuti pelatihan teknis Berdasarkan jumlah sertifikat yang diterbitkan untuk peserta pelatihan yang telah mengikuti pelatihan jabatan fungsional / manajemen Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Bapelkes Semarang

21 Jumlah c. Jumlah Aparatur kesehatan yang mendapat sertifikat pada Diklat Kepemimpinan d. Jumlah Aparatur kesehatan yang mendapat sertifikat pada Diklat Prajabatan Berdasarkan jumlah sertifikat yang diterbitkan untuk peserta pelatihan yang telah mengikuti Diklat Kepemimpinan Berdasarkan jumlah sertifikat yang diterbitkan untuk peserta pelatihan yang telah mengikuti Diklat Prajabatan Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Bapelkes Semarang

22 Lampiran 2 : MATRIK KEGIATAN PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PENGENDALIAN MUTU DIKLAT BAPELKES SEMARANG TAHUN NO PROGRAM/KEGIATAN SASARAN INDIKATOR CARA PERHITUNGAN BASE LINE 2014 TAHUN Pengembangan dan Pengendalian Mutu Diklat Jumlah Meningkatnya Mutu Diklat a. Jumlah Evaluasi Pasca Pelatihan (EPP) Nilai Absolut dari Dokumen EPP yang dihasilkan b. Jumlah Akreditasi Nilai Absolut dari dokumen sertifikasi yang dihasilkan c. Jumlah Akreditasi dan Nlai Absolut dari Dokumen Sertifikasi Jenis Sertifikasi Jenis Pelatihan Pelatihan yang Dihasilkan d. Jumlah Penelitian/riset yang dikembangkan e. Jumlah Pengkajian Kebutuhan Pelatihan/TNA yang dikembangkan f. Jumlah Pengkajian Metode dan Teknologi Diklat g. Jumlah Kurikulum dan Modul Diklat Bidang Kesehatan Nilai Absolut Dari Dokumen Penelitian /Riset yang Dihasilkan Nilai Absolut dari Dokumen TNA yang dihasilkan Nilai Absolut dari Dokumen Pengkajian Metode dan Teknologi Diklat Nilai Absolut dari Dokumen Jumlah Kurikulum dan Modul Diklat Bidang Kesehatan Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Bapelkes Semarang

23 Lampiran 3 : MATRIK KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DIKLAT DAN TUGAS TEKNIS LAINNYA BAPELKES SEMARANG TAHUN NO PROGRAM/KEGIATAN SASARAN INDIKATOR CARA PERHITUNGAN BASE LINE 2014 TAHUN Dukungan Menejemen Diklat dan Tugas Teknis Lainnya Jumlah Meningkatnya Dukungan Manajemen Diklat dan Tugas Teknis Lainnya a. Jumlah Perencanaan dan Pengelolaan Program Anggaran b. Jumlah Laporan Manajemen Keuangan dan Kekayaan Negara c. Jumlah Laporan Kinerja d. Jumlah peralatan Fasilitas Perkantoran Yang Ditingkatkan e. Jumlah Bulan Layanan Perkantoran Menghitung jumlah dokumen perencanaan dan pengelolaan program dan anggaran Menghitungan Jumlah Dokumen Laporan Manajemen Kuangan dan Kekayaan Negara Menghitung Jumlah Dokumen Laporan Kinerja Menghitung Jumlah Fasilitas Perkantoran Yang Ditingkatkan Menghitung Jumlah Dokumen Layanan Perkantoran Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Bapelkes Semarang

24 KEPUTUSAN KUASA PENGUNA ANGGARAN/PENGGUNA BARANG BALAI PELATIHAN KESEHATAN SEMARANG NOMOR : HK.02.05/1/146.1/2015 TENTANG RENCANA AKSI KEGIATAN BALAI PELATIHAN KESEHATAN SEMARANG TAHUN KUASA PENGGUNA ANGGARAN/PENGGUNA BARANG BALAI PELATIHAN KEEHATAN SEMARANG Menimbang : a. Bahwa dalam rangka mencapai tujuan Pembangunan Nasional di bidang kesehatan sesuai amanat Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, dan untuk mewujudkan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun , perlu disusun Rencana Aksi Kegiatan; b. Bahwa dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, maka diperlukan tujuan, sasaran, strategi, tugas dan fungsi, dalam Rencana Aksi Kegiatan; c. Bahwa Rencana Aksi Kegiatan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b telah disusun satu dokumen perencanaan indikatif yang memuat kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Balai Pelatihan Kesehatan Semarang selama 5 tahun mendatang. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan; 3. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional; 4. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun ; 5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1144/Menkes/Per/VIII/2010 tantang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan; Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Bapelkes Semarang

25 6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2361/Menkes/Per/XI/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Pelatihan Bidang Kesehatan; 7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indinesia Nomor 725/Menkes/SK/V/2003 tantang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan di Bidang Kesehatan; 8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.01/Mekes/52/2015 tentang Rencana Strategis Kementarian Kesehatan Tahun Memperhatikan 1. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun Anggaran 2015 Nomor /2015 tanggal 14 November 2014 Satuan Kerja Balai Pelatihan Kesehatan Semarang; Menetapkan : 2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.03?I/000141/2015 tentang Penetapan Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran/Barang, Bendahara Pengeluaran dan Bendahara Penerima pada Balai Pelatihan Kesehatan Semarang. MEMUTUSKAN Kesatu : Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran/Pengguna Barang Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Semarang tantang Rencana Aksi Kegiatan Tahun ; Kedua : Rencana Aksi Kegiatan Balai Pelatihan Kesehatan Semarang Tahun tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Kepala Balai Pelatihan Kesehatan Semarang; Ketiga : Rencana Aksi Kegiatan Balai Pelatihan Kesehatan Semarang Tahun sebagimana dimaksud dalam Diktum kesatu digunakan sebagai acuan bagi Balai Pelatihan Kesehatan Semarang dalam perencanaan tahunan dan pelenggaraan kegiatan; Keempat : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : Semarang Pada tanggal : 12 Februari 2015 Kepala Taufik Hidayat NIP Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Bapelkes Semarang

26 Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Bapelkes Semarang

RENCANA AKSI KEGIATAN BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN JAKARTA TAHUN

RENCANA AKSI KEGIATAN BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN JAKARTA TAHUN RENCANA AKSI KEGIATAN BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN JAKARTA TAHUN 2015-2019 KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PENGEMBANGAN & PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN JAKARTA 2015 RAK BBPK

Lebih terperinci

Rencana Kinerja Tahunan Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Jakarta Tahun 2015

Rencana Kinerja Tahunan Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Jakarta Tahun 2015 Rencana Kinerja Tahunan Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Jakarta Tahun 2015 BADAN PENGEMBANGAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.890, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. UPT Pelatihan Kesehatan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2361/MENKES/PER/XI/2011 TENTANG

Lebih terperinci

2011, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan kembali Organisasi dan Tata

2011, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan kembali Organisasi dan Tata No.890, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. UPT. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2361/MENKES/PER/XI/2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA

Lebih terperinci

SEKILAS TENTANG NUSANTARA SEHAT

SEKILAS TENTANG NUSANTARA SEHAT Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Akan diresmikan Program Program Nusantara Sehat. Program ini bertujuan untuk menguatkan layanan kesehatan primer melalui peningkatan jumlah, sebaran, komposisi

Lebih terperinci

LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 1 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum.wr.wb Alhamdulillah, kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2015 KATA PENGANTAR D engan memanjatkan

Lebih terperinci

RENCANA AKSI KEGIATAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENAGA KESEHATAN TAHUN

RENCANA AKSI KEGIATAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENAGA KESEHATAN TAHUN RENCANA AKSI KEGIATAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENAGA KESEHATAN TAHUN 2015-2019 KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PENGEMBANGAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN PUSAT PENDIDIKAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA,

WALIKOTA TASIKMALAYA, WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang

Lebih terperinci

RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) BIRO KEPEGAWAIAN SETJEN KEMENKES TAHUN

RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) BIRO KEPEGAWAIAN SETJEN KEMENKES TAHUN RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) BIRO KEPEGAWAIAN SETJEN KEMENKES TAHUN 2015-2019 BIRO KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENKES Kesehatan Gedung Prof Dr. Sujudi Lantai 8 9 Jl. HR. Rasuna Said Blok X5 Kav.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA MAGELANG RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KOTA MAGELANG

PEMERINTAH KOTA MAGELANG RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KOTA MAGELANG PEMERINTAH KOTA MAGELANG RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KOTA MAGELANG - 2021 i KATA PENGANTAR Pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Batam, Januari Kepala Balai Pelatihan Kesehatan Batam. Drs. Suherman, M.Kes

Kata Pengantar. Batam, Januari Kepala Balai Pelatihan Kesehatan Batam. Drs. Suherman, M.Kes Kata Pengantar Rencana Kinerja Tahunan (RKT) merupakan salah satu dokumen untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebagai salah satu prasyarat dalam mewujudkan terciptanya

Lebih terperinci

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 86 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang

Lebih terperinci

INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN (BBPK) JAKARTA TAHUN ANGGARAN 2015 BBPK JAKARTA BADAN PPSDM KESEHATAN KEMENKES RI 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur

Lebih terperinci

RENCANA AKSI PROGRAM BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN TAHUN

RENCANA AKSI PROGRAM BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN TAHUN RENCANA AKSI PROGRAM BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN TAHUN 2015-2019 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN KEMENKES RI Jakarta, 2015 DAFTAR

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

Laporan AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) PUSDIKLAT APARATUR TAHUN 2015

Laporan AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) PUSDIKLAT APARATUR TAHUN 2015 Laporan AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) PUSDIKLAT APARATUR TAHUN 2015 KEMENTERIAN KESEHATAN BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN APARATUR JAKARTA,

Lebih terperinci

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 54 TAHUN 2016 Menimbang TENTANG TUGAS POKOK DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS KESEHATAN KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI DINAS KESEHATAN KABUPATEN JEMBER

TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI DINAS KESEHATAN KABUPATEN JEMBER PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PERATURAN BUPATI KABUPATEN JEMBER NOMOR TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI DINAS KESEHATAN KABUPATEN JEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBER,

Lebih terperinci

RENCANA AKSI KEGIATAN sd Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan

RENCANA AKSI KEGIATAN sd Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan RENCANA AKSI KEGIATAN 2015 sd. 2019 Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005-2025, pembangunan kesehatan

Lebih terperinci

2015, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Le

2015, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Le BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2031,2015 KEMENKES. Diklat. Jabatan Fungsional. Kesehatan. Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. DAFTAR LAMPIRAN Halaman. A. Latar Belakang 1 B. Tugas Pokok, Fungsi, dan Struktur Organisasi 5 C. Sistematika 6

DAFTAR ISI. DAFTAR LAMPIRAN Halaman. A. Latar Belakang 1 B. Tugas Pokok, Fungsi, dan Struktur Organisasi 5 C. Sistematika 6 IKHTISAR EKSEKUTIF Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Makassar merupakan unit pelaksana teknis di lingkungan Kementerian Kesehatan dalam bidang pelatihan kesehatan yang berada di bawah dan bertanggungjawab

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. No.585, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1144/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS

LAPORAN AKUNTABILITAS Pusat Standardisasi, Sertifikasi dan Pendidikan Berkelanjutan SDM Kesehatan L LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. KaruniaNya kami dapat menyelesaikan Laporan Tahunan Bapelkes Cikarang pada

KATA PENGANTAR. KaruniaNya kami dapat menyelesaikan Laporan Tahunan Bapelkes Cikarang pada KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas Ridho dan KaruniaNya kami dapat menyelesaikan Laporan Tahunan Bapelkes Cikarang pada waktunya. Tidak lupa Shalawat dan Salam

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI DIY DINAS KESEHATAN DIY

KEBIJAKAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI DIY DINAS KESEHATAN DIY KEBIJAKAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI DIY DINAS KESEHATAN DIY 3 DIMENSI PEMBANGUNAN: PEMBANGUNAN MANUSIA, SEKTOR UNGGULAN, PEMERATAAN DAN KEWILAYAHAN VISI DAN MISI PRESIDEN TRISAKTI: Mandiri di bidang ekonomi;

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1877, 2014 KEMENKES. Jabatan Fungsional. Pembinaan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2014 TENTANG PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan PPSDM Kesehatan tahun 2014 Page 1

Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan PPSDM Kesehatan tahun 2014 Page 1 Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan PPSDM Kesehatan tahun 2014 Page 1 RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya manusia

Lebih terperinci

Rencana Kerja Tahunan Tahun 2016

Rencana Kerja Tahunan Tahun 2016 Rencana Kerja Tahunan Tahun 2016 DIREKTORAT PELAYANAN KEFARMASIAN Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan KEMENTERIAN KESEHATAN RI KATA PENGANTAR Kami memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) - CILOTO

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) - CILOTO 2016 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) - CILOTO A. Latar Belakang Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (PPSDM) Kesehatan merupakan salah satu

Lebih terperinci

BUPATI LINGGA PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN LINGGA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI LINGGA PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN LINGGA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI LINGGA PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN LINGGA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DAIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1919, 2015 KEMENAG. Diklat. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEGAWAI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilakukan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB I ANALISIS SITUASI AKHIR TAHUN... 1

KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB I ANALISIS SITUASI AKHIR TAHUN... 1 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB I ANALISIS SITUASI AKHIR TAHUN... 1 A. Hambatan Tahun Lalu... 1 B. Kelembagaan... 4 C. Sumber Daya... 9 BAB II TUJUAN DAN SASARAN KERJA... 13 A. Dasar

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1504, 2014 BPKP. Pendidikan dan Pelatihan. Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL KESEHATAN DAN JABATAN FUNGSIONAL NONKESEHATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 21/PRT/M/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 21/PRT/M/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 21/PRT/M/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

RENCANA AKSI KEGIATAN BIRO KOMUNIKASI DAN PELAYANAN MASYARAKAT TAHUN

RENCANA AKSI KEGIATAN BIRO KOMUNIKASI DAN PELAYANAN MASYARAKAT TAHUN RENCANA AKSI KEGIATAN BIRO KOMUNIKASI DAN PELAYANAN MASYARAKAT TAHUN 2016-2019 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN RI BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Pembangunan kesehatan menjadi bagian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut di atas, Pusat Data dan Informasi menyelenggarakan fungsi :

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut di atas, Pusat Data dan Informasi menyelenggarakan fungsi : BAB I PENDAHULUAN 1.1. Kondisi Umum Kedudukan Pusat Data dan Informasi sesuai Peraturan Kepala Badan SAR Nasional Nomor : PER. KBSN-01 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Badan SAR Nasional sebagaimana

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN BANTUAN OPERASIONAL PERGURUAN TINGGI NEGERI

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN BANTUAN OPERASIONAL PERGURUAN TINGGI NEGERI PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN BANTUAN OPERASIONAL PERGURUAN TINGGI NEGERI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI 2016 Petunjuk Teknis Pelaksanaan Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kependudukan Catatan Sipil dan Keluarga Berencana Kabupaten Karimun berubah

BAB I PENDAHULUAN. Kependudukan Catatan Sipil dan Keluarga Berencana Kabupaten Karimun berubah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Karimun Nomor 6 Tahun 2011 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Karimun, Dinas Kependudukan Catatan

Lebih terperinci

INTEGRASI PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN. Usman Sumantri Kepala Badan PPSDM Kesehatan Surabaya, 23 November 2016

INTEGRASI PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN. Usman Sumantri Kepala Badan PPSDM Kesehatan Surabaya, 23 November 2016 INTEGRASI PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN Usman Sumantri Kepala Badan PPSDM Kesehatan Surabaya, 23 November 2016 Tantangan Pembangunan Kesehatan Derajat kesehatan rakyat yg setinggitingginya

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PUSKESMAS DAN KLINIK

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PUSKESMAS DAN KLINIK KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PUSKESMAS DAN KLINIK KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Dr. dr. H. Rachmat Latief, Sp.PD. KPTI, M.Kes., FINASIM Disampaikan pada PENINGKATAN KEMAMPUAN TEKNIS PENDAMPING

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.886, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita. Perubahan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

BAB III GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB III GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH A. KONDISI UMUM SEKARANG DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHAN Perubahan peraturan di bidang pemerintahan daerah yang berdampak pada bidang kepegawaian membutuhkan antisipasi

Lebih terperinci

2015, No Mengingat : Pemerintah Penyelenggara Pendidikan Dan Pelatihan Teknis masih terdapat kekurangan dan belum dapat menampung perkembangan

2015, No Mengingat : Pemerintah Penyelenggara Pendidikan Dan Pelatihan Teknis masih terdapat kekurangan dan belum dapat menampung perkembangan No.1114, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LAN. Akreditasi. Lembaga Diklat Pemerintah. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN AKREDITASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai dengan dengan amanat Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Kesehatan telah menyusun Rencana Strategis

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Judul Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan

DAFTAR ISI. Halaman Judul Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan DAFTAR ISI Halaman Judul Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1 A. LATAR BELAKANG 1 B. LANDASAN HUKUM 4 C. MAKSUD DAN TUJUAN 6 D. SISTEMATIKA PENULISAN 6 BAB II GAMBARAN

Lebih terperinci

RENCANA AKSI KEGIATAN TAHUN (REVISI)

RENCANA AKSI KEGIATAN TAHUN (REVISI) RENCANA AKSI KEGIATAN PUSAT PENDIDIKAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN TAHUN 2015 2019 (REVISI) Penyesuaian dengan Permenkes 64 Tahun 2015 PUSAT PENDIDIKAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN BADAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT, BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 33 TAHUN 2009 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI KANTOR PENYULUHAN PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT DENGAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG 1 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

PERAN TENAGA KESEHATAN VOKASIONAL DALAM PENGUATAN PELAYANAN PRIMER DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

PERAN TENAGA KESEHATAN VOKASIONAL DALAM PENGUATAN PELAYANAN PRIMER DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PERAN TENAGA KESEHATAN VOKASIONAL DALAM PENGUATAN PELAYANAN PRIMER DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Disampaikan dalam Pertemuan Koordinasi Nasional Pengembangan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.09/MEN/2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.09/MEN/2008 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.09/MEN/2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KELAUTAN DAN PERIKANAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum wr.wb. Wassalamu alaikum wr wb, BBPK CILOTO 2016

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum wr.wb. Wassalamu alaikum wr wb, BBPK CILOTO 2016 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum wr.wb. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat dan hidayah-nya, sehingga Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. H. ANDI ABDURRAHMAN NOOR KABUPATEN TANAH BUMBU DENGAN

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI KESRA. Tenaga Kesehatan. Penyelenggaraan. Pengadaan. Pendayagunaan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 298) I. UMUM PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam upaya mendorong penyelenggaraan kepemerintahan yang baik, Majelis Permusyawaratan Rakyat telah menetapkan Tap MPR RI Nomor : XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, No.1486, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Lembaga Diklat Terakreditasi. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN AKREDITASI LEMBAGA PENYELENGGARA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1266, 2016 BKKBN. Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana. Nomenklatur dan Tusi. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

Lebih terperinci

Rencana Aksi Kegiatan

Rencana Aksi Kegiatan Rencana Aksi Kegiatan 2015-2019 DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA PADA PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa sesuai dengan tuntutan nasional dan tantangan global untuk mewujudkan

Lebih terperinci

Usman Sumantri Kepala Badan PPSDM Kesehatan

Usman Sumantri Kepala Badan PPSDM Kesehatan PRA RAKERKESNAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PALANGKARAYA, 17 FEBRUARI 2016 Pemenuhan, Pemerataan, Retensi dan Pendayagunaan SDM Kesehatan Untuk Mendukug Primary Health Care dan Pelayanan Kesehatan Rumah

Lebih terperinci

Rencana Kerja (Renja) Perubahan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2017

Rencana Kerja (Renja) Perubahan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2017 2.3 Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan fungsi SKPD Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Daerah mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam melaksanakan urusan Pengendalian Kependudukan dan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tamb

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tamb BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.663, 2017 KEMENHUB. Poltek Penerbangan Surabaya. ORTA. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 32 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Kedudukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Kedudukan 0 BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM 1.1.1. Kedudukan Balai Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 52/PMK.1/2011 tanggal 22 Maret 2011 tentang

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 149 TAHUN 2015 TENTANG TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 149 TAHUN 2015 TENTANG TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI SALINAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 149 TAHUN 2015 TENTANG TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 31 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 4

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 31 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 4 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 31 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 20 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pusat Pelatihan SDM Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 103/Permentan/OT.140/10/2013 tanggal 9 Oktober Tahun 2013 sebagai penyempurnaan Permentan Nomor : 17/Permentan/OT.140/02/2007

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1226, 2012 KEMENTERIAN KESEHATAN. Rumah Sakit Pusat Otak Nasional. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 045 TAHUN 2012 TENTANG

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN 4 V i s i. 4.1. Visi da n Misi. B adan Kepegawaian Daerah (BKD) sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah mengemban tugas dalam menjamin kelancaran penyelenggaraan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era penyelenggaraan pemerintahan 2010-2014, telah ditetapkan 11 prioritas pembangunan nasional yang menempatkan Reformasi Birokrasi dan tata kelola sebagai prioritas

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM

Lebih terperinci

DUKUNGAN DAN PERAN BADAN PPSDM KESEHATAN DALAM PENINGKATAN MUTU PROFESI KESEHATAN MASYARAKAT

DUKUNGAN DAN PERAN BADAN PPSDM KESEHATAN DALAM PENINGKATAN MUTU PROFESI KESEHATAN MASYARAKAT 1 www.iakmi.or.id DUKUNGAN DAN PERAN BADAN PPSDM KESEHATAN DALAM PENINGKATAN MUTU PROFESI KESEHATAN MASYARAKAT Yuti Suhartati, SKp, M.Kes Kepala Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan Badan Pengembangan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 160 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 160 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 160 TAHUN 2015 TENTANG TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 39 TAHUN 2017

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 39 TAHUN 2017 BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 39 TAHUN 2017 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PAKUHAJI

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS DEPARTEMEN KESEHATAN TAHUN

RENCANA STRATEGIS DEPARTEMEN KESEHATAN TAHUN RENCANA STRATEGIS DEPARTEMEN KESEHATAN TAHUN 2005 2009 KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN RI [Dr. dr. SITI FADILAH SUPARI, Sp.JP(K)] NOMOR 331/MENKES/SK/V/2006 RENCANA STRATEGI DEPARTEMEN KESEHATAN TAHUN 2005

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 36 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 36 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 36 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA KOTA

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.378, 2015 KEUANGAN. Tunjangan Kinerja. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Pencabutan.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.378, 2015 KEUANGAN. Tunjangan Kinerja. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Pencabutan. LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.378, 2015 KEUANGAN. Tunjangan Kinerja. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Pencabutan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 152 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN KEPALA SEKOLAH

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN KEPALA SEKOLAH SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN KEPALA SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 100 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT BADAN KELUARGA BERENCANA, PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

Lebih terperinci

Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan.

Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan. Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan. Dr. Kuntjoro Adi Purjanto, M.Kes Sekretaris Ditjen Bina Upaya Kesehatan kementerian kesehatan republik indonesia

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS

LAPORAN AKUNTABILITAS PUSAT STANDARDISASI, SERTIFIKASI DAN PENDIDIKAN BERKELANJUTAN SDM KESEHATAN LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KATA PENGANTAR P uji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN KARIMUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN KARIMUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN KARIMUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARIMUN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

RENCANA AKSI KEGIATAN BIRO KOMUNIKASI DAN PELAYANAN MASYARAKAT TAHUN

RENCANA AKSI KEGIATAN BIRO KOMUNIKASI DAN PELAYANAN MASYARAKAT TAHUN RENCANA AKSI KEGIATAN BIRO KOMUNIKASI DAN PELAYANAN MASYARAKAT TAHUN 2016-2019 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN RI BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Pembangunan kesehatan menjadi bagian yang

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG 1 SALINAN BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KAPUAS

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 198, 2000 KEPEGAWAIAN.PENDIDIKAN DAN LATIHAN.JABATAN. Pegawai Negeri Sipil. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dekade berhasil meningkatkan derajat kesehatan masyarakat cukup signifikan,

BAB I PENDAHULUAN. dekade berhasil meningkatkan derajat kesehatan masyarakat cukup signifikan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah program Indonesia sehat dengan sasaran pokok Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yaitu meningkatkan status kesehatan dan

Lebih terperinci

BUPATI BENGKULU UTARA PROVINSI BENGKULU

BUPATI BENGKULU UTARA PROVINSI BENGKULU SALINAN BUPATI BENGKULU UTARA PROVINSI BENGKULU PERATURAN BUPATI BENGKULU UTARA NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN DAN STRUKTUR ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI, TATA KERJA, DAN ESELON JABATAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Surakarta, Januari 2016 Direktur Poltekkes Surakarta. Satino, SKM. M.Sc.N. NIP

KATA PENGANTAR. Surakarta, Januari 2016 Direktur Poltekkes Surakarta. Satino, SKM. M.Sc.N. NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja ini disusun sebagai pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Politeknik Kesehatan Surakarta selama menjalankan tugas-tugas kedinasan dan dimaksudkan

Lebih terperinci

-2- MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN.

-2- MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN. GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 103 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

KEBIJAKAN NASIONAL PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

KEBIJAKAN NASIONAL PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA KEBIJAKAN NASIONAL PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA 1 st INDONESIAN PUBLIC HEALTH STUDENT SUMMIT (IPHSS) FKM UI DEPOK 15 JULI 2011 1 UUD 1945 SETIAP ORANG BERHAK MEMPERTAHANKAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1274, 2015 KEMENHUB. Balai Diklat Penanggulangan Karakter SDM Transportasi. Tata Kerja. Organisasi. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 125 TAHUN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Surakarta, 24 Januari 2017 Direktur Poltekkes Surakarta. Satino, SKM. M.Sc.N. NIP

KATA PENGANTAR. Surakarta, 24 Januari 2017 Direktur Poltekkes Surakarta. Satino, SKM. M.Sc.N. NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja ini disusun sebagai pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Politeknik Kesehatan Surakarta selama menjalankan tugas-tugas kedinasan dan dimaksudkan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa sesuai dengan tuntutan nasional

Lebih terperinci