S E L A Y A N G P A N D A N G K O T A S E M A R A N G 1. SEJARAH KOTA SEMARANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "S E L A Y A N G P A N D A N G K O T A S E M A R A N G 1. SEJARAH KOTA SEMARANG"

Transkripsi

1 S E L A Y A N G P A N D A N G K O T A S E M A R A N G 1. SEJARAH KOTA SEMARANG Sebagai kota raya dan lbu kota Jawa Tengah, memiliki sejarah yang panjang. Mulanya dari dataran lumpur,yang kemudian hari berkembang pesat menjadi lingkungan maju dan menampakkan diri sebagai kota yang penting. Sebagai kota besar, ia menyerap banyak pendatang. Mereka ini, kemudian mencari penghidupan dan menetap di Kota Semarang sampai akhir hayatnya. Lalu susul menyusul kehidupan generasi berikutnya. Di masa dulu, sekitar tahun 1594 ada seorang dari kesultanan Demak bernama pangeran Made Pandan bersama putranya Raden Pandan Arang, meninggalkan Demak menuju ke daerah Barat Disuatu tempat yang kemudian bernama Pulau Tirang, membuka hutan dan mendirikan pesantren dan menyiarkan agama Islam. Dari waktu ke waktu daerah itu semakin subur, dari sela-sela kesuburan itu muncullah pohon asam yang arang (bahasa Jawa: Asem Arang), sehingga memberikan gelar atau nama daerah itu menjadi Semarang. Sebagai pendiri desa, kemudian menjadi kepala daerah setempat, dengan gelar Kyai Ageng Pandan Arang I. Sepeninggalnya, pimpinan daerah dipegang oleh putranya yang bergelar Pandan Arang II. Di bawah pimpinan Pandan Arang, daerah Semarang semakin menunjukkan pertumbuhannya yang meningkat, sehingga menarik perhatian Sultan Hadiwijaya dan Pajang.Karena persyaratan peningkatan daerah dapat dipenuhi, maka diputuskan untuk menjadikan Semarang setingkat dengan Kabupaten. Akhirnya Pandan Arang oleh Sultan Pajang melalui konsultasi dengan Sunan Kalijaga, juga bertepatan dengan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW, tanggal 12 rabiul awal tahun 954 H atau bertepatan dengan tanggal 2 Mei 1547 masehi dinobatkan menjadi Bupati yang pertama. Pada tanggal itu secara adat dan politis berdirilah kota Semarang. Masa pemerintahan Pandan Arang II menunjukkan kemakmuran dan kesejahteraan yang dapat dinikmati penduduknya. Namun masa itu tidak dapat berlangsung lama karena sesuai dengan nasihat Sunan Kalijaga, Bupati Pandan Arang II mengundurkan diri dari hidup keduniawian yang melimpah ruah. La meninggalkan jabatannya, meniggalkan Kota Semarang bersama keluarga menuju arah Selatan melewati Salatiga dan Boyolali, akhirnya sampai ke sebuah bukit bernama jabalekat di daerah Klaten. Di daerah ini, beliau menjadi seorang penyiar agama Islam dan menyatukan daerah Jawa Tengah bagian Selatan dan bergelar Sunan

2 Tembayat. Beliau wafat pada tahun 1553 dan dimakamkan di puncak Gunung Jabalkat. Sesudah Bupati Pandan Arang mengundurkan diri lalu diganti oleh Raden Ketib, Pangeran Kanoman atau Pandan Arang ( ), kemudian disusul pengganti berikutnya yaitu Mas R.Tumenggung Tambi ( ), Mas Tumenggung Wongsorejo ( ), Mas Tumenggung Prawiroprojo ( ), Mas Tumenggung Alap-alap ( ), Kyai Mertonoyo, Kyai Tumenggung. Yudonegoro atau Kyai Adipati Suromenggolo ( ), Raden Maotoyudo atau Raden Summmgrat ( ), Marmowijoyo atau Sumowijoyo atau Sumonegoro atau Surohadmienggolo ( ), Surohadimenggolo IV (1773-?), Adipati Surohadimenggolo V atau kanjeng Terboyo (?), Raden Tumenggung Surohadiningrat (?-1841), Putro Surohadimenggolo ( ), Mas Ngabehi Reksonegoro ( ), RTP Suryokusurno ( ), RTP Reksodirjo ( ), RMTA Purbaningrat (1891-?), Raden Cokrodipuro (?-1927), RM Soebiyono ( ). Selanjutnya RM Amin Suyitno ( ), RMAA Sukarman Mertohadinegoro ( ), R. Soediyono Taruna Kusumo ( ), hanya berlangsung satu bulan, M. Soemardjito Priyohadisubroto (tahun 1946, yaitu masa Pemerintahan Republik Indonesia) pada waktu Pemerintahan RIS yaitu pemerintahann federal diangkat Bupati RM.Condronegoro hingga tahun Sesudah pengakuan kedaulatan dari Belanda, jabatan Bupati diserah terimakan kepada M. Sumardjito. Penggantinya adalah R. Oetoyo Koesoemo ( ). Kedudukannya sebagai Bupati Semarang bukan lagi mengurusi kota melainkan mengurusi kawasan luar kota Semarang. Hal ini terjadi sebagai akibat perkembangnya Semarang sebagai Kota Praja. 2. SEJARAH KOTA LAMA Berdasarkan sejarahnya, kota Semarang memiliki suatu kawasan yang ada pada sekitar abad 18 menjadi pusat perdagangan. Kawasan tersebut pada masa sekarang disebut Kawasan Kota Lama. Pada masa itu, untuk mengamankan warga dan wilayahnya, maka kawasan itu dibangun benteng, yang dinamai benteng

3 VIJHOEK. Untuk mempercepat jalur perhubungan antar ketiga pintu gerbang dibenteng itu maka dibuat jalanjalan perhubungan, dengan jalan utamanya dinamai : HEEREN STRAAT. Saat ini bernama Jl. Let Jen Soeprapto. Salah satu lokasi pintu benteng yang ada sampai saat ini adalah Jembatan Berok, yang disebut DE ZUIDER POR. Jalur pengangkutan lewat air sangat penting hal tersebut dibuktikan dengan adanya sungai yang mengelilingi kawasan ini yang dapat dilayari dari laut sampai dengan daerah Sebandaran, dikawasan Pecinan. Masa itu Hindia Belanda pernah menduduki peringkat kedua sebagai penghasil gula seluruh dunia. Pada waktu itu sedang terjadi tanam paksa (Cultur Stelsel ) diseluruh kawasan Hindia Belanda. Kawasan Kota Lama Semarang disebut juga OUTSTADT. Luas kawasan ini sekitar 31 Hektar. Dilihat dari kondisi geografi, Nampak bahwa kawasan ini terpisah dengan daerah sekitarnya, sehingga nampak seperti kota tersendiri, sehingga mendapat julukan LITTLE NETHERLAND. Kawasan Kota Lama Semarang ini merupakan saksi bisu sejarah Indonesia masa colonial Belanda lebih dari 2 abad, dan lokasinya berdampingan dengan kawasan ekonomi. Ditempat ini ada sekitar 50 bangunan kuno yang masih berdiri dengan kokoh dan mempunyai sejarah Kolonialisme di Semarang. Kota Lama Semarang ini adalah daerah yang bersejarah dengan banyaknya bangunan kuno yang dinilai sangat berpotensi untuk dikembangkan dibidang kebudayaan ekonomi serta wilayah konservasi. Pada tahun 1906 de-ngan Staatblat Nomor 120 tahun 1906 dibentuklah Pemerintah Gemeente. Pemerintah kota besar ini dikepalai oleh seorang Burgemeester (Walikota). Sistem Pemerintahan ini dipegang oleh orang-orang Belanda dan berakhir pada tahun Dengan datangya pemerintahan pendudukan Jepang terbentuklah pemerintah daerah Semarang yang di kepalai Militer (Shico) dari Jepang. Dengan dua orang wakil (Fuku Shico) yang masing-masing dari Jepang dan seorang dari Indonesia.

4

5 3. PEMERINTAHAN

6 Setelah kemerdekaan 17 Agustus 1945, pemerintahan daerah Kota Semarang belum dapat menjalankan tugasnya karena pendudukan Belanda. Tahun 1946 lnggris atas nama Sekutu menyerahkan kota Semarang kepada pihak Belanda. Ini terjadi pada tanggal l6 Mei Tanggal 3 Juni 1946 dengan tipu muslihatnya, pihak Belanda menangkap Mr. Imam Sudjahri, walikota Semarang sebelum proklamasi kemerdekaan. Tidak lama sesudah kemerdekaan, yaitu 15 sampai 20 Oktober 1945 terjadilah peristiwa yang disebut pertempuran lima hari Semarang. Selama masa pendudukan Belanda tidak ada pemerintahan daerah kota Semarang. Namun para pejuang di bidang pemerintahan tetap menjalankan pemerintahan di daerah pedalaman atau daerah pengungsian diluar kota sampai dengan bulan Desember Daerah pengungsian berpindah-pindah mulai dari kota Purwodadi, Gubug, Kedungjati, Salatiga, dan akhirnya di Yogyakarta.

7 Pimpinan pemerintahan berturut- turut dipegang oleh R Patah, R.Prawotosudibyo dan Mr Ichsan. Pemerintahan pendudukan Belanda yang dikenal dengan Recomba berusaha membentuk kembali pemerintahan Gemeente seperti di masa kolonial dulu di bawah pimpinan R Slamet Tirtosubroto. Pada tanggal 1 April 1950 Mayor Suhardi, Komandan KMKB. menyerahkan kepemimpinan pemerintah daerah Semarang kepada Mr Koesoedibyono, seorang pegawai tinggi Kementrian Dalam Negeri di Yogyakarta. Beliau menyusun kembali aparat pemerintahan guna memperlancar jalannya pemerintahan Sejak tahun 1945 para walikota yang memimpin kota besar Semarang yang kemudian menjadi Kota Praja dan akhirnya menjadi Kota Semarang adalah sebagai berikut : 1. Mr. Moch.lchsan 2. Mr. Koesoebiyono ( Juli 1951) 3. RM. Hadisoebeno Sosrowardoyo ( 1 Juli Januari 1958) 4. Mr. Abdulmadjid Djojoadiningrat ( 7Januari Januari 1960) 5. RM Soebagyono Tjondrokoesoemo ( 1 Januari April 1964) 6. Mr. Wuryanto ( 25 April September 1966) 7. Letkol. Soeparno ( 1 September Maret 1967) 8. Letkol. R.Warsito Soegiarto ( 6 Maret Januari 1973) 9. Kolonel Hadijanto ( 2Januari Januari 1980) 10. Kol. H. Imam Soeparto Tjakrajoeda SH ( 15 Januari Januari 1990) 11. Kolonel H.Soetrisno Suharto ( 19 Januari Januari 2000) 12. H. Sukawi Sutarip SH. SE ( 19 Januari Juli 2010 ) 13. Drs. H. Soemarmo H.S, MM ( 19 Juli 2010 sekarang)

8

9 4. MASA PENJAJAHAN Dimulai dari Semarang menuju kota Solo dan Kedungjati, Surabaya dan ke Magelang serta Yogyakarta dibangun 2 stasiun kereta api yang masih ada sekarang yaitu Tawang dan Poncol. Sedangkan perusahaan yang mengelola perkeretaapian ini adalah Nederlandsch Indische Spoorwagen (NIS) dengan kantornya di Gedung Lawangsewu. Perkembangan berikutnya pada tahun 1875 Pelabuhan Laut Semarang yang telah ramai dengan berlabuhnya para pedagang, dibangun dalam bentuk dan kapasitasnya agar lebih memadai lagi guna menampung berlabuhnya para pedagang. Seiring dengan perkembangan armada kapal-kapal dagang yang semakin besar, maka pelabuhan Semarang mulai dapat didarati kapal-kapal yang relatif lebih besar dan dalam jumlah yang semakin banyak. Maka semakin banyak pula para pedagang yang datang baik pedagang dari Belanda, Cina, Melayu maupun orang dari Arab.

10

11 5. PASKA KEMERDEKAAN Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia dan dengan keberhasilan bangsa Indonesia melenyapkan penjajahan dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), maka tahun 1950 Kota Semarang menjadi Kotapraja di Propinsi Jawa Tengah. Irama kehidupan Semarang tak banyak berbeda dengan kota-kota lain di Indonesia. Bahkan pada saat negeri ini masih terns menghadapi ujian dan keprihatinan selama 20 tahun setelah kemerdekaan, maka Semarang mengalami situasi dan dalam kondisi yang sama. Pecahnya pemberontakan G.30.S PKI mempakan salah satu upaya memecah sistem kehidupan dan tata negara Indonesia. Semarang juga mengalami masa-masa penuh teror dan traumatis. Setelah berbagai pemberontakan berhasil ditumpas, maka sekarang bertahap masyarakat dan bangsa ini mulai membenahi kehidupannya. Pada tahun 1976 dengan dikeluarkannya Peraturan PemerPemerintah (PP) No. 16 tahun 1976 wilayah Semarang mengalami pemekaran sampai ke Mijen, Gunungpati dan Tembalang di wilayah Selatan, Genuk di wilayah Timur dan Tugu di wilayah Barat.

12 Seluruh wilayah Semarang meliputi 273,7 Km2. Dari semula 5 Kecamatan menjadi 9 Kecamatan. Adanya perkembangan dan perluasan wilayah ini maka pertumbuhan kawasan diperhatikan. Pusat-pusat industri, perdagangan, pendidikan, pennukiman, pertahanan keamanan mulai diatur dalam lokasi-lokasi yang tepat dan strategis. Kota bawah cepat berkembang menjadi pusat perdagangan, jasa dan pemerintahan. Wilayah perluasan / pinggiran menjadi pusat pendidikan ditandai dengan dibangunnya Perguruan Tinggi seperti UNTAG, STIKUBANK, STIK, Sekolah Tinggi Pariwisata, Unika Sugijapranata di Bendan, IKIP (UNES) di Gunungpati, UNDIP di Tembalang dan UNISSULA di Genuk. 6. MASA SEKARANG Pada tahun 1992 wilayah Kota Semarang mengalami penataan. Dengan dasar Peraturan Pemerintah Rl (PP) No. 50/92 tentang penentuan Kecamatan-kecamatan, maka Semarang terbagi menjadi 16 Kecamatan. Dengan penataan ini maka pertumbuhan unsur wilayah semakin maju. Dan relatif merata. Jalan-jalan baru dibuat menghubungkan pusat-pusat kota dengan tempat-tempat yang terisolir. Dalam bidang kesempatan kerja, Semarang terbuka bagi masyarakat sekitar Semarang untuk mencari kerja dan membuka usahanya di sini. Sektor formal dan informal sama-sama berkembang dan saling menunjang. Industri berdatangan baik dan luar negeri maupun dan dalam negeri sendiri.bergulirnya era reformasi sejak tahun 1998 melahirkan penataan-penataan baru dan dicanangkannya Otonomi Daerah pada tahun Tepat pada bergulirnya abad baru, millennium baru diharapkan warga Kota Semarang makin maju dan mandiri. Pada saat kota-kota lain dilanda berbagai kerusuhan dan perbuatan perbuatan anarkis seiring mengalirnya gelombang reformasi maka Kota Semarang relatif aman, terkendali dan dalam situasi yang kondusif.

13 Perkembangan Kota Semarang sebagai pusat pemerintahan telah terbukti jauh sebelum Kota Semarang menyandang status Ibu Kota Provinsi JawaTengah dan menunjukkan perannya dalam pemerintahan. Di samping itu di Kota Semarang juga terdapat Komando Daerah Militer IVDiponegoro. Dengan demikian predikat Semarang sebagai pusat pemerintahan dan kemiliteran untuk Jawa Tengah semakin mantap. Sejak kedaulatan mencapai kejayaannya Semarang telah diakui sebagai pemerintahan yang berbentuk kotamadya, dan ternyata fungsi ini semakin lama tampak nyata bahkan diikuti dengan perkembangan fungsi fungsi lain yaitu perhubungan, perdagangan, industry dll. Untuk menunjang perkembangan kegiatan tersebut maka sejak tanggal 19 Juni 1976 Kota Semarang telah diperluas sampai wilayah Mijen. Gunungpati, Genuk, dan tugu. Jumlah kecamatan di Kota Semarang saat ini ada 16 kecamatandan 177 kelurahan, adapun kecamatan tersebut antara lain :

14 7. PUSAT PEMERINTAHAN Perkembangan Kota Semarang sebagai pusat pemerintahan telah terbukti jauh sebelum Kota Semarang menyandang status Ibu Kota Provinsi JawaTengah dan menunjukkan perannya dalam pemerintahan. Di samping itu di Kota Semarang juga terdapat Komando Daerah Militer IVDiponegoro. Dengan demikian predikat Semarang sebagai pusat pemerintahan dan kemiliteran untuk Jawa Tengah semakin mantap. Sejak kedaulatan mencapai kejayaannya Semarang telah diakui sebagai pemerintahan yang berbentuk kotamadya, dan ternyata fungsi ini semakin lama tampak nyata bahkan diikuti dengan perkembangan fungsi fungsi lain yaitu perhubungan, perdagangan, industry dll. Untuk menunjang perkembangan kegiatan tersebut maka sejak tanggal 19 Juni 1976 Kota Semarang telah diperluas sampai wilayah Mijen. Gunungpati, Genuk, dan tugu. Jumlah kecamatan di Kota Semarang saat ini ada 16 kecamatandan 177 kelurahan, adapun kecamatan tersebut antara lain : 1. Kecamatan Semarang Barat 2. Kecamatan Semarang Timur 3. Kecamatan Semarang Tengah 4. Kecamatan Semarang Utara 5. Kecamatan Semarang Selatan 6. Kecamatan Candisari 7. Kecamatan Gajahmungkur 8. Kecamatan Gayamsari 9. Kecamatan Pedurungan 10. Kecamatan Genuk 11. Kecamatan Tembalang 12. Kecamatan Banyumanik 13. Kecamatan Gunungpati 14. Kecamatan Mijen 15. Kecamatan Ngaliyan

15 16. Kecamatan Tugu Dalam rangka mengantisipasi pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan, maka Kota Semarang telah membentuk dinas-dinas daerah, lembaga daerah dan perusda. Untuk memudahkan pelayanan kepada masyarakat Pemerintah Kota Semarang berupaya memusatkan semua unit / instansi tersebut di lingkungan komplek Balaikota dengan membangungedung bertingkat 8 lantai dengan berbagai kelengkapannya. Pemerintah Kota Semarang juga mengupayakan segala pelayanan kepada masyarakat untuk dipermudah dan bisa dilayani dalam satu atap dengan dibentuknya Kantor Pelayanan Terpadu (KPT). Oleh karena itu dalam rangka penyelenggaraan Pemerintah di daerah dan demi terwujudnya keserasian serta keberhasilan pembangunan, Pemerintah Kota Semarang berusaha menciptakan koordinasi kegiatan dengan semua instansi yang ada di jajarannya. Dengan demikian hasil pembangunan Kota Semarang selama ini adalah merupakan keterpaduan program-program antar instansi. Demikian usaha Pemerintah Kota Semarang untuk memantapkan potensi Semarang sebagai Pusat Pemerintahan di Jawa Tengah yang handal

16 8. INFRASTRUKTUR Dari visi dan misi tersebut ada tiga kata kunci utama yang menjadi dasar bagi pelaksanaan program-program maupun kebijakan Pemerintah Kota Semarang. Tiga kata kunci tersebut adalah, Kota Metropolitan, Religus, Perdagangan dan Jasa. Secara aplikatif, visi tersebut mengandung subtansi pengertian bahwa ke depan dapat terwujud Kota Semarang yang memiliki sarana dan prasarana kota berskala metropolitan, sehingga dapat melayani seluruh aktivitas masyarakat termasuk daerah hiterlandnya, dengan bertumpu pada sektor pedagangan dan jasa, serta tetap memperhatikan keberadaan potensi ekonomi lokal yang senantiasa dijiwai semangat maupun nilai-nilai religiusitas untuk mencapai kesejahteraan. Untuk menunjang tercapainya visi dan misi Kota Semarang, yang bertitik tumpu pada pemberian pelayanan prima di semua aspek dan bidang, sarana dan prasarana kota telah tersedia dan representatif. Sebagai bagian dari pemberian pelayanan itu pula, Pemerintah Kota Semarang terus menyelenggarakan pembangunan infrastruktur secara berkesinambungan. Beberapa sarana dan prasarana yang tersedia di Kota Semarang ini antara lain: JALAN Jalan tol dengan total panjang 24,776 kilometer, meliputi ruas Srondol-Banyumanik (seksi B), Jatingaleh-Krapyak (seksi A), dan Jangli-Kaligawe (seksi C). Kondisi Jalan Tol Semarang sangat spesifi k. Pada seksi A dan B, serta sebagian seksi C terdapat tanjakan dan turunan yang mengakibatkan kendaraan dengan bobot berat mengalami risiko dan tingkat fatalitas pengguna jalan tol sangat tinggi. Pada jalan tol ini terdapat fasilitas seperti rest area dan tempat beribadah. Selain sarana jalan yang sudah tersedia, Pemerintah Kota Semarang juga tengah

17 memperiapkan pembangunan dan pengembangan jalan maupun jembatan lainnya. Seperti, Inner Ring Road Sriwijaya-Veteran, Jalan Abdurrahman Saleh, Jalan tembus Undip-Jangli, Jalan tembus Mangunharjo-Politeknik Undip, Pembangunan jalan: Jalan Pucanggading Demak Rowosari, dan Pembangunan jembatan gantung Panjangan.

18 BANDARA INTERNASIONAL AHMAD YANI Sejak 2004 lalu, Bandar Udara (Bandara) Ahmad Yani naik statusnya menjadi bandara internasional. Peresmian menjadi bandara internasional berlangsung dalam penerbangan perdana Garuda Indonesia ke Singapura bulan Maret Kondisi saat ini, Bandara Ahmad Yani memiliki landasan utama meter x 45 meter dengan jumlah penumpang setiap hari antara hingga Di bandara tersebut terdapat sejumlah perusahaan penerbangan, antara lain, Garuda Indonesia (Jakarta Soekarno-Hatta International Airport, Singapore), Adam Air (Jakarta Soekarno-Hatta International Airport), Lion Air (Jakarta Soekarno-Hatta International Airport), Batavia Air (Jakarta Soekarno-Hatta International Airport), Mandala Airlines (Jakarta Soekarno-Hatta International Airport, Surabaya), dan Sriwijaya Air (Jakarta Soekarno-Hatta International Airport, Surabaya) Untuk peningkatan pelayanan, saat ini tengah dilakukan pembangunan dan pembenahan pada bandara tersebut. Proyek pembangunan tersebut adalah, perpanjangan landasan dan pembuatan terminal baru yang lebih besar. Terminal baru ini akan dibangun di sebelah utara terminal lama, seluas meter persegi dan mampu menangani dua pesawat ukuran besar dan 8 pesawat ukuran. TERMINAL BUS Terminal Terboyo, berada di pintu masuk Kota Semarang dari arah utara. Terminal Penggaron di pintu masuk arah timur, Terminal Mangkang pintu masuk arah barat dan sub-terminal Banyumanik dari arah selatan. Rencananya, Pemerintah Kota Semarang akan membangun lagi terminal di kawasan Semarang bagian atas untuk menggantikan sub Terminal Banyumanik yang fungsi sebenarnya hanyalah sebagai tempat pemberhentian bus. Khusus Terminal Mangkang, sekarang ini sedang dalam tahap pengembangan. Terminal ni memang dibuat untuk mengantisipasi lon jakan kapasitas bus di Terminal Terboyo,yang sudah tidak mampu lagi untuk melayani kebutuhan sarana terminal untuk transportasi dari dan ke Kota Semarang. Terutama untuk wilayah bagian Barat.

19 STASIUN KERETA API Semarang memiliki dua stasiun kereta api yang masing-masing merupakan terbilang sebagai stasiun tertua di Indonesia dan menjadi tonggak sejarah perkembangan perkeretaapian di Indonesia. Stasiun Tawang merupakan pengganti Stasiun Tambak Sari milik N.I.S yang pertama. Diremikan oleh Gubernur Jenderal Mr. Baron Sloet van de Beele, bersamaan dengan pembentukan system perangkutan kereta api milik N.I.S pad atanggal 16 Juni N.I.S melayani jalur Semarang-Yogya-Solo. Selesai pada 10 Pebruari Berkembangnya kegiatan perdagangan menyebabkan stasiun Tambak Sari tidak memenuhi syarat lagi. Setelah kemerdekaan Republik Indonesia, stasiun ini diambil alih oleh Pemerintah Daerah Kotamadya Semarang dan diganti dengan nama Perusahaan Jawata Kereta Api Tawang ( PJKA). 9. POTENSI WISATA WISATA RELIGIUS Salah satu daerah di Indonesia yang memiliki potensi untuk pengembangan wisata religious adalah Semarang. Ibu kota provinsi Jawa Tengah ini memiliki banyak bangunan kuno bernilai historis dan arsitektur tinggi yang layak dikunjungi. Sebagai wilayah pesisir, akulturasi menjadikan Semarang kaya akan referensi tempat-tempat wisata religius. Berikut, tempat wisata religus di Kota Semarang yang layak untuk dikunjungi: MASJID AGUNG JAWA TENGAH Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) berlokasi di Jalan Gajah Raya, ditinjau dari segi arsitekturnya sungguh membanggakan dan bangunannya meneladani prinsip gugus model kluster dari Masjid Nabawi di Madinah. Bentuk penampilan arsitekturnya merupakan gubahan baru yang mengambil model dari tradisi masjid para wali dengan membubuhkan corak universal arsitektur Islam pada bangunan pusatnya dengan menonjolkan kubah utama yang dilengkapi dengan minaret runcing menjulang di keempat sisinya. Masjid beserta fasilitas pendukungnya menempati tanah bandha Masjid Agung Semarang seluas 10 ha di Kelurahan Sambirejo, Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang. Masjid itu mampu menampung jamaah lebih-kurang orang. Berdasarkan tata ruang, alam bangunan masjid itu terdapat ruang shalat, tempat berwudlu, ruang kantor, ruang kursus dan pelatihan, ruang perpustakaan, ruang akad nikah dan auditorium. Dalam upaya penggalian dana, dalam kompleks masjid juga dilengkapi galeri, pertokoan, ruang-ruang kantor yang disewakan, dan toko suvenir. Masjid ini diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

20

21 MASJID KAUMAN Masjid yang terletak di wilayah hiruk-pikuk Pasar Johar ini didirikan oleh ulama besar Semarang berdarah Arab bernama Maulana Ibnu Abdul Salim alias Kiai Pandan Arang. Kisah berbalut mitos sejak awal menyelimuti masjid ini. Misalnya, gara-gara dibangun lebih tinggi daripada Masjid Agung Demak, akhirnya masjid ini terbakar pada 1885 dan harus dibangun ulang. Pembanguan itu atas bantuan Asisten Residen Semarang GI Blume dan Bupati Semarang Raden Tumenggung Cokrodipuro, sementara arsiteknya adalah GA Gambier. Dari tangannya lahir masjid berasitektur atap tiga susun dengan puncak berhiaskan mustaka yang selesai pada MASJID MENARA (MASJID LAYUR) Masjid Layur atau lebih dikenal dengan sebutar Masjid Menara Kampung Melayu. Masjid yang berdiri pada 1802 tersebut, dibangun oleh sejumlah saudagar dari Yaman yang bermukim di ibu kota Jawa Tengah ini. Kompleks Masjid Menara dibatasi oleh tembok tinggi, kurang lebih lima meter, yang di tengah-tengahnya memiliki gerbang. Dengan demikian yang keliatan dari luar hanya menara saja yang tinggi. Dinding masjid dihiasi ornament bermotif geometrik, dan berwarna warni. Penambahan menara pada bagian depan masjid menyebabkan masjid juga terkenal dengan nama Masjid Menara. Fungsi menara adalah tempat bilal atau muazin. Fungsi menara sempat berubah sebagai menara pengawas pantai pada masa perang kemerdekaan

22 GEREJA BLENDUK (GEREJA IMMANUEL) Gereja yang menjadi salah satu identitas Kota Semarang ini mula-mula dibangun oleh bangsa Portugis, masih dalam bentuk yang sederhana. Kemudian disempurnakan oleh Belanda, yang pada saat itu berkuasa di Indonesia. Dua aristeknya yang bernama HPA de Wilde dan Westmaas, menyempurnakan bangunan dan selesai tahun Mulai dipakai sebagai tempat kebaktian dengan pendeta pertamanya Johannes Wihelmus Swemmelaar pada tahun Tidak ada referensi yang jelas mengapa bangsa Portugis mengawali pembuatan gereja itu. Yang jelas, hingga usianya sekarang 258 tahun, gereja Blenduk masih kokoh.

23

24 KELENTENG GEDUNG BATU (SAM POO KONG) Kelenteng Gedung Batu atau lebih dikenal dengan Sam Poo Kong, kelenteng ini tidak bisa dilepaskan dari sosok pelaut besar dari negeri Tiongkok, Laksamana Cheng Hoo yang hidup pada zaman kaisar ketiga Dinasti Ming, yaitu Zhu De. Menurut cerita, Laksamana Cheng Hoo sedang mengadakan pelayaran menyusuri pantai laut Jawa dan sampai pada sebuah teluk atau semenanjung. Kemudian ia menyusuri sungai yang sampai sekarang dikenal dengan sungai Kaligarang. Ia mendarat di sebuah desa bernama Simongan Di tempat itulah kemudian didirkan sebuah tempat peribadatan, yang sekarang dikenal dengan nama Gedung Batu atau Sam Poo Kong PAGODA AVALOKITESVARA Pagoda ini dibangun sejak Agustus Rencananya, pembangunan hanya membutuhkan waktu 8 bulan. Namun karena menunggu barang-barang dan patung dari China, penyelesaian bangunan itu menghabiskan waktu 10 bulan. Pembangunan dilatarbelakangi kebutuhan umat akan tempat ibadah yang lebih layak dan nyaman. Sebelumnya, di lokasi itu sudah berdiri vihara kecil yang didirikan pada Avalokitesvara Buddhagaya memiliki banyak keistimewaan. Mulai dari genteng, aksesori, relief tangga dari batu (9 naga), kolam naga, lampu naga, air mancur naga, hingga patung burung hong dan kilin, seluruhnya diimpor dari China. Pagoda itu terdiri atas tujuh tingkat. Tiap tingkat memiliki 4 buah patung Dewi Kwan Im yang menghadap ke empat penjuru

25 TEMPAT REKREASI GOA KREO Terletak di Dukuh Talun Kacang, Kecamatan Gunungpati, objek wisata ini termasuk objek wisata alam di mana menyuguhkan panorama alam yang sangat menarik. Di tempat ini terdapat sebuah gua, yang juga dihuni oleh sejumlah kera. Kerakera ini sangat jinak, sehingga para pengunjung objek wisata tersebut, dapat bercengkerama atau bercanda dengan kera lucu tersebut.

26 TAMAN LELE Objek wisata ini dulu dikenal dengan nama Taman Lele. Di tempat ini terdapat danau buatan yang dikelilingi gazebo, sepeda air, kolam renang untuk anak, permainan anak, dan beberapa satwa peliharaan, eperti ular phyton, buaya dan berbagai jenis burung. Tempat ini cocok untuk untuk persinggahan bagi mererka yang berkunjung ke Semarang melalui jalan darat atau jalur pantura (Semarang-Jakarta, mengingat lokasinya yang persis berada di jalur tersebut. Di tempat itu juga dilengkapi dengan hotel 10 kamar dengan fasilitas AC, TV dengan harga terjangkau. SIMPANG LIMA Sebagai pusat Kota Semarang Simpanglima dapat dikatakan sebagai pusat keramaian, ini terlihat karena seputar Simpang Lima terdapat pusat perbelanjaaan seperti Citra Land, Simpanglima Plaza, Gajahmada Plaza, Pusat Pertokoan Simpanglima dan Hotel berbintang yaitu Hotel Ciputra dan Horison. Selain pusat perbelanjaan juga terdapat tempat ibadah yaitu Masjid Baiturahman. Lapangan Simpanglima selain untuk upacara dan pertunjukan juga sebagai tempat rekreasi. Pada malam hari Simpanglima banyak dikunjungi masyarakat untuk bersantai manikmati suasana malam hari sambil merasakan aneka makanan dan minuman yang terjual di tempat tersebut.

27

28 PECINAN Kawasan pecinan memiliki pasar yang unik dibanding pasar-pasar lainnya. Meski tidak begitu besar, pasar ini terbilang komplet. Di pasar gang baru menjadi pusat alkuturasi antaretnis. Para pedagang berbaur dari etnis Jawa dan China. Di kawasan tersebut, terdapat deretan warung kaki lima bernuansa oriental yang sangat kental. Dikenal dengan nama Warung Semawis yang buka setiap hari Jumat, Sabtu, dan Minggu mulai pukul sampai dinihari.

29 KEBUN BINATANG WONOSARI Berdasarkan sejarahnya, kota Semarang memiliki suatu kawasan yang ada pada sekitar abad 18 menjadi pusat perdagangan. Kawasan tersebut pada masa sekarang disebut Kawasan Kota Lama. Pada masa itu, untuk mengamankan warga dan wilayahnya, maka kawasan itu dibangun benteng, yang dinamai benteng Vijhoek. Untuk mempercepat jalur perhubungan antar ketiga pintu gerbang dibenteng itu maka dibuat jalan-jalan perhubungan, dengan jalan utamanya dinamai : Hereen Straat. Saat ini bernama Jalan Letjen Soeprapto.Salah satu lokasi pintu benteng yang ada sampai saat ini adalah Jembatan Berok, yang disebut De Zuider Por.

30 KOTA LAMA Jalur pengangkutan lewat air sangat penting hal tersebut dibuktikan dengan adanya sungai yang mengelilingi kawasan ini yang dapat dilayari dari laut sampai dengan daerah Sebandaran, dikawasan Pecinan. Masa itu Hindia Belanda pernah menduduki peringkat kedua sebagai penghasil gula seluruh dunia. Pada waktu itu sedang terjadi tanam paksa( Cultur Stelsel ) diseluruh kawasan Hindia Belanda. Kawasan Kota Lama Semarang ini merupakan saksi bisu sejarah Indonesia masa colonial Belanda lebih dari 2 abad, dan lokasinya berdampingan dengan kawasan ekonomi. Di tempat ini ada sekitar 50 bangunan kuno yang masih berdiri dengan kokoh dan mempunyai sejarah Kolonialisme di Semarang. Di antaranya, Jembatan Berok, Gedung Susteran Gedangan, Nilmij, Gereja Blenduk, Nederlands Handel Maatschappij, Taman Sri Gunting, Marba, Stasiun Tawang, Marabunta, dan De Spiegel. Kota Lama Semarang ini adalah daerah yang bersejarah dengan banyaknya bangunan kuno yang dinilai sangat berpotensi untuk dikembangkan dibidang kebudayaan ekonomi serta wilayah konservasi.

31 10. SENI BUDAYA Pada abad ke-18 sampai pertengahan abad ke-19, batik semarangan pernah mencapai zaman kejayaan karena dipakai semua kalangan, bangsawan maupun rakyat jelata. Namun, konon kejayaan itu berakhir menyusul meletusnya Gunung Ungaran akhir abad ke- 19. Setelah itu batik semarangan tak banyak lagi dipakai sebagai busana khas. BATIK SEMARANGAN Motif batik semarangan mulai disibak lagi tahun 1980-an. Salah satu motifnya adalah sarung kepala pasung. Motif ini didominasi warna cokelat dan hitam dengan ornament lebih mengarah bentuk tumbuhan. Dominasi warna cokelat dan gelap menampilkan kesan agung. Batik semarangan mengacu pada unsure alam, sebagaimana cara

32 pembatik tempo dulu mengerjakan batik jenis ini. Unsur alam ini terutama ditekankan pada bahan pewarnanya yang hampir semuanya berasal dari alam. Misalnya untuk warna kuning dan hijau menggunakan buah jelawe. Untuk menghidupkan kembali batik semarangan, Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Semarang bekerja sama dengan Pemerintah Kota Semarang menyiapkan revitalisasi Kampung Batik yang terletak di Kelurahan Mlatibaru, Kecamatan Semarang Timur

33 DUGDERAN Sejarah diselenggarakannya tradisi dugderan bermula dari kerapnya perbedaan pendapat dalam menentukan hari dimulainya bulan Puasa. Pada tahun 1881 Pemerintah Kanjeng Bupari RMTA Purbaningrat. Memberanikan diri menentukan awal puasa, yaitu dengan membunyikan Bedug Masjid Agung dan meriam di halaman kabupaten masingmasing sebanyak tiga kali. Adanya upacara tersebut makin lama makin menarik perhatian masyarakat Semarang dan sekitarnya, sehingga menarik minat sejumlah pedagang dari berbagai daerah yang menjual bermacam-macam makanan, minuman dan mainan anak-anak seperti yang terbuat dari tanah liat (gerabah), mainan dari bambu (seruling, gangsingan), serta mainan dari kertas berupa hewan berkaki empat dengan kepala mirip naga. Mainan ini dikenal dengan nama warak ngendog. Pada perkembangan selanjutnya, warak ngendog menjadi ikon dari tradsi dugderan.

34 SEMARANG NIGHT CARNIVAL (SNC)EMARANG NIGHT CARNIVAL (SNC) Merupakan ajang karnaval pertama di Indonesia yang digelar malam hari. Pada awalnya Semarang Night Carnival dilaksanakan pertama pada tahun 2011 merupakan salah satu agenda perayaan HUT Kota Semarang yang kemudian dijadikan agenda tahunan. Semarang Night Carnival diikuti sekitar peserta yang mengenakan kostum beraneka macam seperti flora, fauna, tradisi, hingga corak Jawa, Cina, Arab, dan Belanda. Hal itu sesuai dengan karakter Kota Semarang sebagai kota pesisir yang banyak berakulturasi dengan budaya luar. Di antara rombongan ada Warak Ngendok dan replika Kapal Cheng Ho, Tari Gambang Semarang, marching band juga rombongan alat musik perkusi dan rebana. Parade seni dan budaya yang gemerlap itu ditutup dengan kemeriahan pesta kembang api.

35 KHAZANAH KULINER Berikut, makanan-makanan khas yang mewarnai khazanah kuliner Kota Semarang. 1. Lumpia : Makanan ini terbuat dari rebung yang dibungkus dengan lembaran tepung, bisa disajikan dengan digoreng terlebih dahulu atau tanpa digoreng. 2. Ganjel Ril : Roti berwarna coklat di atasnya dilapisi wijen rasanya manis. Merupakan makanan khas yang popular dimasa lalu dinamakan ganjel Ril karena bentuknya yang besar dan bantat, menyerupai kayu pengganjal rel kereta api. Makanan ini dapat diperoleh di toko Roti Selina (Jalan KH. Wahid Hasyim). 3. Tahu Pong : Tahu pong merupakan satu jenis tahu yang bagian luarnya digoreng kering dan bagian dalamnya berongga (kopong). Makanan yang nikmat disantap pada saat panas ini dapat diperoleh di sekitar Jalan Gajah Mada dan Jalan Depok.

36 4. Wingko Babat : Penganan kecil ini sebenarnya bukan asli dari Kota Semarang, melainkan dari Kota Babat, Jawa Timur. Namun, karena di Kota Semarang ini banyak dijumpai pembuat maupun penjual wingko babat, belakangan membuat makanan ini menjadi salah satu oleh-oleh khas Semarang. Wingko babat terbuat dari bahan kelapa dan beras ketan. 5. Wedang Tahu : Adalah sejenis minuman yang terbuat dari rebusan jahe. Dihidangkan bersama tahu bertekstur sangat halus dan diberi campuran saus gula untuk menambah cita rasa. Minuman ini dijual kelilingan oleh sejumlah pedagang. Pedagang wedang tahu biasanya berkeliling di kawasan Pecinan, Jalan Karimata, Jalan Depok, dan Jalan Tanjung.

37 6. Bandeng Presto : Adalah ikan bandeng yang dimasak dengan panic bertekanan tinggi biasanya disebut presto. Cara ini dilakukan untuk membuat duri ikan bandeng menjadi lunak sehingga enak untuk dimakan. (**) SEMARGRES Sesuai visi terwujudnya Semarang sebagai kota perdagangan dan jasa yang berbudaya menuju masyarakat yang sejahtera, maka berbagai upaya dilakukan untuk mengembalikan kejayaan Semarang sebagai kota dagang dilakukan dengan membangun dan mengembalikan kembali imej kota Semarang sebagai sentral bisnis regional. Oleh karena itu, bersama kalangan pengusaha yang dimotori Kukrit Suryo Wicaksono, Suara dari Merdeka dan Kadin, Walikota Semarang mencoba melakukan pola marketing terobosan yang cerdas dengan menggelar Semarang Great Sale (Semargres ) pada tahun 2010 yaitu menggelar Semarang Great Sale (SemarGres) 2010 yang kemudian menjadi agenda diskon tahunan. Ajakan Walikota Soemarmo kepada kalangan pelaku usaha di Kota Semarang, baik itu pengusaha retail, perhotelan, mall, tempat hiburan, tempat wisata bahkan PKL dan UKM untuk memberikan diskon serentak selama satu bulan penuh 1 s/d 31 Desember untuk berpartisipasi dalam Semargres, direspon dengan positif disbanding great sale kota lain, gelaran Semargres berbeda karena melibatkan sektor UKM. Sebagai pelaku ekonomi bermodal kecil, UKM perlu didorong supaya mereka mempunyai kemampuan bersaing. Sektor yang mempu menciptakan dan menyerap banyak tenaga kerja ini memang menjadi perhatian Walikota Soemarmo sebagai pelaksanaan program kesatu Sapta Program yaitu penanganan pengangguran dirinya yakin kalau UKM diberikan kesempatan dan difasilitasi melalui event semacam ini, maka mempunyai daya saing yang mampu menggerakkan perekonomian lebih cepat. Kota Semarang dipercaya menjadi tuan rumah pada acara berskala internasional para pejabat setingkat menteri ASEAN, Pertemuan Ke 9 SOCA (Senior Offi cials Committee for the ASCC) dan Ke 6 ASCC (ASEAN Socio Cultural Committee). Pertemuan yang dihadiri oleh para pejabat setingkat Menteri dan Wakil Menteri negara-negara anggota ASEAN ini di diselenggarakan di Kota Semarang pada tanggal 7 sampai dengan 11 Oktober 2011 dengan bertempat di Gumaya Tower Hotel. Pertemuan ini membahas isu-isu pilar sosial budaya di kawasan ASEAN.

38 11. EVEN INTERNASIONAL Keberhasilan penyelenggaraan even internasional ini tentunya sangat membanggakan dan menjadi sebuah kehormatan besar bagi seluruh lapisan masyarakat Kota Semarang. Even ini sekaligus sebagai ajang promosi potensi Kota Semarang di bidang pariwisata, perhotelan, mal, hiburan dan perdagangan. Terkait hal tersebut, Kota Semarang dengan melibatkan seluruh stakeholder telah berupaya yang terbaik guna mensukseskan kegiatan pertemuan ini. 12. PRESTASI DAN PENGHARGAAN Sejak dilantik pada tanggal 19 Juli 2010, Walikota dan Wakil Walikota Semarang didukung seluruh jajaran Pemerintah Kota Semarang telah menerima sejumlah penghargaan yaitu: 1. Menerima penghargaan Gatra Award sebagai kepala daerah yang sukses memajukan daerah, 2. Menerima penghargaan dari Kementrian PU sebagai Pemerintah Daerah Terbaik dalam bidang Penyediaan Fasilitas dan Infrastruktur Jalan dan Jembatan, 3. Menerima penghargaan Bakti Koperasi dan UKM dari Presiden RI, 4. Menerima penghargaan Wahana Tata Nugraha dari Kementrian Perhubungan 5. Menerima penghargaan APKLI Award kategori Penataan PKL, 6. Menerima penghargaan Peringkat II Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (EKPPD) dalam Pelayanan Publik. 7. Menerima penghargaan Lomba Kelurahan Tingkat Nasional Tahun 2011 untuk Kel. Palebon. 8. Peringkat II Nasional di bidang Peningkatan Kinerja Pekerjaan Umum (PKPU) untuk kategori Kota Metropolitan dari Menteri PU RI;

39

40

SEJARAH KOTA SEMARANG

SEJARAH KOTA SEMARANG SEJARAH KOTA SEMARANG Sebagai salah satu kota besar di Indonesia dan telah menyandang kota metropolitan, lbu Kota Provinsi Jawa Tengah ini memiliki sejarah yang panjang. Mulanya dari dataran lumpur, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berani mempromosikan diri untuk meningkatan citra dan perekonomian Kota

BAB I PENDAHULUAN. berani mempromosikan diri untuk meningkatan citra dan perekonomian Kota BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Semarang sebagai Ibu Kota Jawa Tengah memiliki daya tarik wisata yang sekarang ini meluncurkan slogan Ayo Wisata ke Semarang yang mulai berani mempromosikan diri

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 18 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Kawasan Semarang sebagai lbu kota Jawa Tengah, memiliki sejarah yang panjang. Mulanya dari dataran lumpur yang kemudian hari berkembang pesat menjadi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB II GAMBARAN UMUM BAB II GAMBARAN UMUM 2.1 Aspek Geografi, Topografi, dan Hidrologi Secara geografi, luas dan batas wilayah, Kota Semarang dengan luas wilayah 373,70 Km 2. Secara administratif Kota Semarang terbagi menjadi

Lebih terperinci

KAJIAN PELESTARIAN KAWASAN BENTENG KUTO BESAK PALEMBANG SEBAGAI ASET WISATA TUGAS AKHIR. Oleh : SABRINA SABILA L2D

KAJIAN PELESTARIAN KAWASAN BENTENG KUTO BESAK PALEMBANG SEBAGAI ASET WISATA TUGAS AKHIR. Oleh : SABRINA SABILA L2D KAJIAN PELESTARIAN KAWASAN BENTENG KUTO BESAK PALEMBANG SEBAGAI ASET WISATA TUGAS AKHIR Oleh : SABRINA SABILA L2D 005 400 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kota Semarang terletak LS dan BT, dengan. sebelah selatan : Kabupaten Semarang

BAB I PENDAHULUAN. Kota Semarang terletak LS dan BT, dengan. sebelah selatan : Kabupaten Semarang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kota Semarang terletak 6 55-7 6 LS dan 110 15-110 31 BT, dengan batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut : sebelah utara : Laut Jawa sebelah selatan : Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan I-1

BAB I Pendahuluan I-1 I-1 BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi dan perkembangan transportasi mempunyai hubungan yang sangat erat dan saling ketergantungan. Perbaikan dalam transportasi pada umumnya akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi dan perkembangan transportasi mempunyai hubungan yang sangat erat dan saling ketergantungan. Perbaikan dalam transportasi pada umumnya akan dapat

Lebih terperinci

PENATAAN KAWASAN GEDONG BATU SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA DI SEMARANG

PENATAAN KAWASAN GEDONG BATU SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA DI SEMARANG LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENATAAN KAWASAN GEDONG BATU SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA DI SEMARANG Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data Umum gambar 2.1 Sejarah berdirinya Metro Hotel Semarang Metro Hotel International Semarang yang biasa dikenal masyarakat sebagai hotel Metro, merupakan suatu badan usaha

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN (COMPANY PROFILE)

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN (COMPANY PROFILE) BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN (COMPANY PROFILE) Obyek penelitian dalam skripsi ini adalah kecamatan kecamatan yang ada di kota Semarang, kecamatan itu diantaranya kecamatan Tembalang, kecamatan Tugu,

Lebih terperinci

STUDI PENGEMBANGAN PECINAN LASEM SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA TUGAS AKHIR. Oleh : Indri Wahyu Hastari L2D

STUDI PENGEMBANGAN PECINAN LASEM SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA TUGAS AKHIR. Oleh : Indri Wahyu Hastari L2D STUDI PENGEMBANGAN PECINAN LASEM SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA TUGAS AKHIR Oleh : Indri Wahyu Hastari L2D 304 155 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2007

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. andalan untuk memperoleh pendapatan asli daerah adalah sektor pariwisata.

I. PENDAHULUAN. andalan untuk memperoleh pendapatan asli daerah adalah sektor pariwisata. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka percepatan pembangunan daerah, salah satu sektor yang menjadi andalan untuk memperoleh pendapatan asli daerah adalah sektor pariwisata. Pariwisata

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS AKULTURASI BUDAYA CHINA DAN JAWA TERHADAP MASJID CHENG HOO

BAB IV ANALISIS AKULTURASI BUDAYA CHINA DAN JAWA TERHADAP MASJID CHENG HOO BAB IV ANALISIS AKULTURASI BUDAYA CHINA DAN JAWA TERHADAP MASJID CHENG HOO A. Akulturasi China dan Jawa di Masjid Cheng Hoo Masjid Cheng Hoo Surabaya adalah Masjid bernuansa Muslim Tionghoa yang berlokasi

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG HARI JADI KABUPATEN SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG HARI JADI KABUPATEN SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, BUPATI SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG HARI JADI KABUPATEN SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan catatan dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Semarang sebagai sebuah kota yang terletak pada kawasan pantai utara Jawa memiliki berbagai potensi yang belum sepenuhnya dikembangkan. Sesuai dengan Peraturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kota Semarang merupakan ibukota Jawa Tengah yang memiliki daya tarik

BAB I PENDAHULUAN. Kota Semarang merupakan ibukota Jawa Tengah yang memiliki daya tarik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Semarang merupakan ibukota Jawa Tengah yang memiliki daya tarik tersendiri karena penduduknya yang beragam budaya dan agama. Untuk memasuki kota Semarang dapat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya alam. Dengan demikian, Indonesia memiliki potensi kepariwisataan yang tinggi, baik

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1. Posisi Makro terhadap DKI Jakarta. Jakarta, Ibukota Indonesia, berada di daerah dataran rendah, bahkan di bawah permukaan laut yang terletak antara 6 12 LS and 106 48 BT.

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA ADISUTJIPTO SEBAGAI BANDARA INTERNASIONAL

PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA ADISUTJIPTO SEBAGAI BANDARA INTERNASIONAL LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (LP3A) PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA ADISUTJIPTO SEBAGAI BANDARA INTERNASIONAL Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

Lebih terperinci

B A B I V U r u s a n P i l i h a n P a r i w i s a t a L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N

B A B I V U r u s a n P i l i h a n P a r i w i s a t a L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 4.2.4 URUSAN PILIHAN PARIWISATA 4.2.4.1 KONDISI UMUM Pariwisata adalah industri terbesar dan paling cepat berkembang di dunia dewasa ini, dan merupakan segmen industri yang semakin populer dan semakin

Lebih terperinci

LAMPIRAN Rencana ruang terbuka hijau kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58. a. ruang terbuka hijau privat dikembangkan seluas 10 % (sepuluh persen)

LAMPIRAN Rencana ruang terbuka hijau kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58. a. ruang terbuka hijau privat dikembangkan seluas 10 % (sepuluh persen) LAMPIRAN Rencana ruang terbuka hijau kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 huruf c direncanakan dengan luas kurang lebih 11.211 (sebelas ribu dua ratus sebelas) hektar meliputi : a. ruang terbuka hijau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. Hal. 1. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. Hal. 1. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016 BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) merupakan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah yang memuat capaian kinerja penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dan pelaksanaan

Lebih terperinci

JURNAL TUGAS AKHIR JUDUL PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL PERAHU WARAG SEMARANG

JURNAL TUGAS AKHIR JUDUL PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL PERAHU WARAG SEMARANG JURNAL TUGAS AKHIR JUDUL PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL PERAHU WARAG SEMARANG LATAR BELAKANG Semarang adalah kota raya dan merupakan Ibu kota dari Jawa Tengah dan sebagai kota metropolitan kelima di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang, Indonesia memiliki berbagai macam permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang, Indonesia memiliki berbagai macam permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara berkembang, Indonesia memiliki berbagai macam permasalahan yang harus ditangani. Berbagai permasalahan tersebut mulai dari pertumbuhan penduduk yang

Lebih terperinci

Jakarta dulu dan Kini Senin, 22 Juni :55

Jakarta dulu dan Kini Senin, 22 Juni :55 Jakarta bermula dari sebuah bandar kecil di muara Sungai Ciliwung sekitar 500 tahun silam. Selama berabad-abad kemudian kota bandar ini berkembang menjadi pusat perdagangan internasional yang ramai. Pengetahuan

Lebih terperinci

Aria Alantoni D2B Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro

Aria Alantoni D2B Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA KOTA SEMARANG NO.5 TAHUN 2004 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA SEMARANG (Kajian Terhadap Fungsi Pengendali Konversi Lahan Pertanian di Kota Semarang) Aria Alantoni D2B006009

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN LOKASI

BAB III TINJAUAN LOKASI 3.1 TINJAUAN UMUM KOTA SEMARANG 3.1.1 Keadaan Geografis BAB III TINJAUAN LOKASI Semarang merupakan ibukota provinsi Jawa Tengah, secara geografis terletak di Pantai Utara Jawa Tengah, tepatnya pada garis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat berarti terhadap pembangunan, karena melalui pariwisata dapat diperoleh dana dan jasa bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diandalkan pemerintah untuk memperoleh devisa dari penghasilan non migas. Peranan pariwisata dalam pembangunan nasional,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Suara Merdeka, Senin, 10 Oktober 2011, Semarang Mampu Menjadi Kota MICE

BAB I PENDAHULUAN. 1 Suara Merdeka, Senin, 10 Oktober 2011, Semarang Mampu Menjadi Kota MICE BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar Belakang Eksistensi Proyek Semarang merupakan ibukota propinsi Jawa Tengahyang pada tahun ini telah menginjak usia 465 tahun. Semarang sebagai salah satu

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. wilayah III (Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan) serta dikenal dengan

BAB. I PENDAHULUAN. wilayah III (Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan) serta dikenal dengan BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Cirebon adalah salah satu kota yang terletak di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota ini berada dipesisir utara Jawa Barat dan termasuk ke dalam wilayah III (Cirebon,

Lebih terperinci

mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.

mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepariwisataan saat ini sangat ramai dibicarakan karena berkembangnya sektor pariwisata maka pengaruh terhadap sektor lainnya sangat besar, oleh karena itu permintaan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini, bangunan bersejarah mulai dilupakan oleh

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini, bangunan bersejarah mulai dilupakan oleh BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, bangunan bersejarah mulai dilupakan oleh masyarakat khusunya generasi muda. Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi membuat bangunan-bangunan

Lebih terperinci

TINJAUAN PULO CANGKIR

TINJAUAN PULO CANGKIR BAB II TINJAUAN PULO CANGKIR II.1 GAMBARAN UMUM PROYEK Judul Proyek : Kawasan Rekreasi Kampung Pulo Cangkir dan Sekitarnya. Tema : Arsitektur Tradisional Sunda. Kecamatan : Kronjo. Kelurahan : Pulo Cangkir

Lebih terperinci

ANALISIS KARAKTERISTIK PARKIR KHUSUS TERHADAP INTENSITAS PARKIR DI KAWASAN SIMPANG LIMA TUGAS AKHIR

ANALISIS KARAKTERISTIK PARKIR KHUSUS TERHADAP INTENSITAS PARKIR DI KAWASAN SIMPANG LIMA TUGAS AKHIR ANALISIS KARAKTERISTIK PARKIR KHUSUS TERHADAP INTENSITAS PARKIR DI KAWASAN SIMPANG LIMA TUGAS AKHIR Oleh: YUNI SRI HANDAYANI L2D 097 490 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. masjid yang didirikan di Indonesia. Masjid telah menjadi salah satu bangunan. atau RW, instansi pendidikan, dan instansi pemerintahan.

BAB V PENUTUP. masjid yang didirikan di Indonesia. Masjid telah menjadi salah satu bangunan. atau RW, instansi pendidikan, dan instansi pemerintahan. 53 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Masjid merupakan salah satu bangunan yang penting dalam agama Islam. Selain fungsi utamanya sebagai tempat ibadah, masjid juga digunakan sebagai tempat kegiatan umat Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan kepariwisataan di Indonesia tahun terakhir ini makin terus digalakkan dan ditingkatkan dengan sasaran sebagai salah satu sumber devisa andalan di samping

Lebih terperinci

MASJID CHENG HOO SURABAYA

MASJID CHENG HOO SURABAYA KAJIAN MAKNA BUDAYA DALAM ARSITEKTUR : MASJID CHENG HOO SURABAYA Oleh: INDAH RAHMAWATI 0851010006 SEPTAFIAN ADHE 0851010028 SAVITRI KUSUMA W 0851010059 LUCKY MURDIYONO 0851010093 FAKULTAS TEKNIK SIPIL

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Semarang sebagai satu dari beberapa kota lama di Indonesia memiliki cukup banyak sisa-sisa bangunan tua bersejarah, seperti Lawang Sewu, Stasiun Tawang, Gereja

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM. pesat menjadi lingkungan maju dan menampakkan diri sebagai kota yang penting.

BAB II GAMBARAN UMUM. pesat menjadi lingkungan maju dan menampakkan diri sebagai kota yang penting. BAB II GAMBARAN UMUM 2.1 Gambaran Umum Kota Semarang Semarang sebagai kota raya dan lbu kota Jawa Tengah, memiliki sejarah yang panjang. Mulanya dari dataran lumpur,yang kemudian hari berkembang pesat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki kekayaan alam yang berlimpah termasuk di dalamnya

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki kekayaan alam yang berlimpah termasuk di dalamnya 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia terletak diantara dua benua, yaitu Australia dan Asia, serta diantara dua samudera (Samudera Pasifik dan Samudera Hindia). Sebagai Negara kepulauan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. untuk perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan. Oleh karena itu, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepariwisataan saat ini menjadi fokus utama yang sangat ramai dibicarakan masyarakat karena dengan mengembangkan sektor pariwisata maka pengaruh pembangunan

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1. Lokasi dan Letak Geografis Taman Rekreasi Kampoeng Wisata Cinangneng terletak di Desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor. Lokasi ini berjarak 11 km dari Kota

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dengan DKI Jakarta yang menjadi pusat perekonomian negara.

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dengan DKI Jakarta yang menjadi pusat perekonomian negara. 45 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kota Bandar Lampung merupakan sebuah kota yang menjadi ibukota provinsi Lampung, Indonesia. Kota Bandar Lampung pintu gerbang Pulau Sumatera. Sebutan ini layak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Trotoar adalah jalur bagi pejalan kaki yang terletak di daerah manfaat jalan, diberi lapis permukaan, diberi elevasi lebih tinggi dari permukaan perkerasan jalan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersifat unik, karena pariwisata bersifat multidimensi baik fisik, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. bersifat unik, karena pariwisata bersifat multidimensi baik fisik, sosial, 8 (PIS) adalah : barongsai, wayang orang dan wayang potehi yang bercerita tentang kerajaan cina kuno dan atraksi tersebut akan terus dikembangkan agar tetap menarik bagi pengunjung. BAB I PENDAHULUAN 1.1.

Lebih terperinci

TAMAN REKREASI PANTAI DI SEMARANG Dengan Penekanan Desain Arsitektur Lanskap

TAMAN REKREASI PANTAI DI SEMARANG Dengan Penekanan Desain Arsitektur Lanskap LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR TAMAN REKREASI PANTAI DI SEMARANG Dengan Penekanan Desain Arsitektur Lanskap Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kota Semarang yang merupakan Ibukota Jawa Tengah adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Kota Semarang yang merupakan Ibukota Jawa Tengah adalah salah satu BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Kota Semarang yang merupakan Ibukota Jawa Tengah adalah salah satu kota besar di Indonesia yang sedang berkembang. Secara geografis kota ini terletak di sebelah utara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan bentuk industri pariwisata yang belakangan ini menjadi tujuan dari sebagian kecil masyarakat. Pengembangan industri pariwisata mempunyai peranan penting

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Propinsi Lampung merupakan wilayah yang memiliki kekayaan alam yang melimpah dan keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan Propinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sektor yang memiliki peranan yang cukup besar dalam. pembangunan perekonomian nasional adalah sektor pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sektor yang memiliki peranan yang cukup besar dalam. pembangunan perekonomian nasional adalah sektor pariwisata. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu sektor yang memiliki peranan yang cukup besar dalam pembangunan perekonomian nasional adalah sektor pariwisata. Dunia pariwisata Indonesia sempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kisaran terbagi menjadi dua kecamatan yaitu Kecamatan Kisaran Timur dan

BAB I PENDAHULUAN. Kisaran terbagi menjadi dua kecamatan yaitu Kecamatan Kisaran Timur dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Kisaran adalah ibu kota dari Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara yang bejarak 160 km dari Kota Medan ( ibu kota Provinsi Sumatera Utara). Kota Kisaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Berkembangnya Islam di Nusantara tidak lepas dari faktor kemunduran

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Berkembangnya Islam di Nusantara tidak lepas dari faktor kemunduran BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berkembangnya Islam di Nusantara tidak lepas dari faktor kemunduran kerajaan-kerajaan Hindu di Indonesia, sehingga kemudian jalur perdagangan berpindah tangan ke para

Lebih terperinci

BAB II KONDISI DAERAH SEKITAR TEMPAT TINGGAL PANGLIMA BESAR JENDERAL SOEDIRMAN

BAB II KONDISI DAERAH SEKITAR TEMPAT TINGGAL PANGLIMA BESAR JENDERAL SOEDIRMAN BAB II KONDISI DAERAH SEKITAR TEMPAT TINGGAL PANGLIMA BESAR JENDERAL SOEDIRMAN A. Kondisi Geografis Penelitian yang berjudul Biografi Panglima Besar Jenderal Soedirman sebagai Kader Muhammadiyah dan Pahlawan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DESA PAUH JALAN JALA TERJUN MEDAN. dengan Dusun 1 Pauh jadi kebanyakan orang orang menyebut desa ini dengan

BAB II GAMBARAN UMUM DESA PAUH JALAN JALA TERJUN MEDAN. dengan Dusun 1 Pauh jadi kebanyakan orang orang menyebut desa ini dengan BAB II GAMBARAN UMUM DESA PAUH JALAN JALA TERJUN MEDAN 2.1 Sejarah Desa Pauh Desa Pauh ini terletak di Jalan Jala X Lingkungan 14 Terjun Medan. Nama asli dari desa ini sebenarnya adalah Desa Terjun Jalan

Lebih terperinci

PENATAAN KORIDOR JALAN PASAR BARU JAKARTA

PENATAAN KORIDOR JALAN PASAR BARU JAKARTA LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik PENATAAN KORIDOR JALAN PASAR BARU JAKARTA Diajukan oleh : ARDHANA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan yang dapat menjadi suatu aset dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi. Selain sektor pertanian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Semarang sebagai ibu kota propinsi di Jawa Tengah mempunyai banyak potensi yang bisa dikembangkan. Secara geografis kota ini terletak di sebelah utara pulau Jawa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) adalah ibu kota Negara

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) adalah ibu kota Negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) adalah ibu kota Negara Republik Indonesia. Wilayah Jakarta terbagi menjadi 6 wilayah yang termasuk 5 wilayah kota administratif

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai sumber penerimaan devisa, membuka lapangan kerja sekaligus kesempatan berusaha. Hal ini didukung dengan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG HARI JADI KOTA OTONOM TANJUNGPINANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG HARI JADI KOTA OTONOM TANJUNGPINANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG HARI JADI KOTA OTONOM TANJUNGPINANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANJUNGPINANG, Menimbang : a. bahwa Kota Tanjungpinang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Negara Indonesia merupakan Negara yang memiliki banyak ragam pariwisata dan budaya yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Mulai dari tempat wisata dan objek wisata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta terletak antara 70 33' LS ' LS dan ' BT '

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta terletak antara 70 33' LS ' LS dan ' BT ' BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terletak di bagian selatan tengah Pulau Jawa yang dibatasi oleh Samudera Hindia di bagian selatan dan Propinsi Jawa Tengah

Lebih terperinci

BAB IV PENGAMATAN PERILAKU

BAB IV PENGAMATAN PERILAKU BAB IV PENGAMATAN PERILAKU 3.1 Studi Banding Pola Perilaku Pengguna Ruang Publik Berupa Ruang Terbuka Pengamatan terhadap pola perilaku di ruang publik berupa ruang terbuka yang dianggap berhasil dan mewakili

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA KUNJUNGAN KERJA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/KEPALA BAPPENAS

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA KUNJUNGAN KERJA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/KEPALA BAPPENAS 1 BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA KUNJUNGAN KERJA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/KEPALA BAPPENAS TANGGAL 20 SEPTEMBER 2014 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG 2 Assalamu

Lebih terperinci

TERMINAL BUS TIPE A DI SURAKARTA

TERMINAL BUS TIPE A DI SURAKARTA LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (LP3A) TERMINAL BUS TIPE A DI SURAKARTA Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan Oleh : TITIS WULANDARI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1 : Gedung Setda Kab. Purworejo Sumber : Dokumen Pribadi

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1 : Gedung Setda Kab. Purworejo Sumber : Dokumen Pribadi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara administratif, Kabupaten Purworejo meliputi 16 kecamatan yang terdiri dari 496 desa, 25 kelurahan. Kabupaten Purworejo sekarang ini telah berkembang dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kota merupakan pusat pemukiman dan kegiatan masyarakat, memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kota merupakan pusat pemukiman dan kegiatan masyarakat, memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota merupakan pusat pemukiman dan kegiatan masyarakat, memiliki batasan wilayah administrasi yang sifatnya non agraris, orang-orang didalamnya bersifat individualis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan penduduk dapat memberikan pengaruh positif sekaligus negatif bagi suatu daerah. Di negara maju pertumbuhan penduduk mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Pengertian Judul Penataan dan Pengembangan Wisata Kampung Rebana di Tanubayan, Bintoro, Demak. I.1.1.

BAB I PENDAHULUAN I.1. Pengertian Judul Penataan dan Pengembangan Wisata Kampung Rebana di Tanubayan, Bintoro, Demak. I.1.1. BAB I PENDAHULUAN I.1. Pengertian Judul Judul laporan Dasar Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (DP3A) yang diangkat adalah Penataan dan Pengembangan Wisata Kampung Rebana di Tanubayan, Bintoro,

Lebih terperinci

usaha pemenntah pusat maupun daerah dalam melaksanakan pembangunan fisik dan

usaha pemenntah pusat maupun daerah dalam melaksanakan pembangunan fisik dan BAB I PENDAHTJLUAN A. Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan manusia untuk mencapai suatu masyarakat yang makmur, diperlukan suatu proses yang cukup lama dan panjang. Hal ini teriihat dan usaha pemenntah pusat

Lebih terperinci

KEKAYAAN ALAM PEKAN BARU DAN DUMAI UTUK INDONESIA

KEKAYAAN ALAM PEKAN BARU DAN DUMAI UTUK INDONESIA KEKAYAAN ALAM PEKAN BARU DAN DUMAI UTUK INDONESIA Wilayah Pekanbaru dan Dumai berada di Provinsi Riau yang merupakan provinsi yang terbentuk dari beberapa kali proses pemekaran wilayah. Dimulai dari awal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bandara Adi Soemarmo

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bandara Adi Soemarmo BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan masyarakat terhadap transportasi umum berkembang sejalan dengan taraf ekonomi masyarakat. Adanya peningkatan kebutuhan sarana transportasi tidak lepas dari

Lebih terperinci

Benteng Fort Rotterdam

Benteng Fort Rotterdam Benteng Fort Rotterdam Benteng Fort Rotterdam merupakan salah satu benteng di Sulawesi Selatan yang boleh dianggap megah dan menawan. Seorang wartawan New York Times, Barbara Crossette pernah menggambarkan

Lebih terperinci

BAB V STRATEGI DAN REKOMENDASI. 5.1 Strategi Pengembangan Pariwisata di Kecamatan Badau

BAB V STRATEGI DAN REKOMENDASI. 5.1 Strategi Pengembangan Pariwisata di Kecamatan Badau BAB V STRATEGI DAN REKOMENDASI 5.1 Strategi Pengembangan Pariwisata di Kecamatan Badau Secara garis besar, konsep wisata di Kecamatan Badau yaitu gabungan antara wisata alam dan wisata budaya. Wisata ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sudah selayaknya kawasan-kawasan yang berbatasan dengan laut lebih menekankan

BAB I PENDAHULUAN. sudah selayaknya kawasan-kawasan yang berbatasan dengan laut lebih menekankan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Seiring dengan di galakkannya kembali pemberdayaan potensi kelautan maka sudah selayaknya kawasan-kawasan yang berbatasan dengan laut lebih menekankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata sebagai salah satu sumber pendapatan negara dan daerah,

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata sebagai salah satu sumber pendapatan negara dan daerah, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata sebagai salah satu sumber pendapatan negara dan daerah, pengembangan destinasi baru pariwisata menjadi hal yang perlu diperhatikan oleh daerah-daerah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berkembangnya pembangunan daerah. Provinsi Lampung merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN. berkembangnya pembangunan daerah. Provinsi Lampung merupakan salah satu 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan industri pariwisata merupakan salah satu sarana untuk berkembangnya pembangunan daerah. Provinsi Lampung merupakan salah satu tujuan wisata karena memiliki

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia, JABODETABEK adalah wilayah dengan kepadatan penduduk yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia, JABODETABEK adalah wilayah dengan kepadatan penduduk yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia, JABODETABEK adalah wilayah dengan kepadatan penduduk yang tinggi dibandingkan beberapa wilayah lainnya di Pulau Jawa. Tingkat kehidupan Jakarta dan sekitarnya

Lebih terperinci

Dimana saja tempat yang bisa dikunjungi di surabaya?

Dimana saja tempat yang bisa dikunjungi di surabaya? Dimana saja tempat yang bisa dikunjungi di surabaya? Tempat rekreasi di surabaya, tempat wisata dan tempat yang tepat untuk memanfaatkan waktu liburan bersama keluarga, ada beberapa catatan tempat wisata

Lebih terperinci

MENGENAL GEREJA BLENDUK SEBAGAI SALAH SATU LAND MARK KOTA SEMARANG

MENGENAL GEREJA BLENDUK SEBAGAI SALAH SATU LAND MARK KOTA SEMARANG MENGENAL GEREJA BLENDUK SEBAGAI SALAH SATU LAND MARK KOTA SEMARANG Moedjiono 1, Indriastjario 2 1,2 Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Semarang Jl. Prof Sudarto SH Tembalang Semarang

Lebih terperinci

Batam Dalam Data

Batam Dalam Data SEJARAH RINGKAS Sebelum menjadi daerah otonom, Kotamadya Batam merupakan Kotamadya ke 2 (dua) di Provinsi Riau yaitu yang pertama Kotamadya Pekanbaru yang bersifat otonom, sedangkan Kotamadya Batam bersifat

Lebih terperinci

Gaya Arsitektur Masjid Kasunyatan, Masjid Tertua di Banten

Gaya Arsitektur Masjid Kasunyatan, Masjid Tertua di Banten SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 KASUS STUDI Gaya Arsitektur Masjid Kasunyatan, Masjid Tertua di Banten Alya Nadya alya.nadya@gmail.com Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi daerah yang ada untuk mewujudkan pembangunan dan pertumbuhan wilayah

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi daerah yang ada untuk mewujudkan pembangunan dan pertumbuhan wilayah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Pemilihan Obyek Penetapan otonomi daerah menjadi pintu gerbang bagi setiap pemerintah daerah untuk berlomba-lomba dalam mengelola, memacu, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ragam bentuk seni kerajinan yang sudah sangat terkenal di seluruh dunia. Sejak

BAB I PENDAHULUAN. ragam bentuk seni kerajinan yang sudah sangat terkenal di seluruh dunia. Sejak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara kepulauan yang memiliki beraneka ragam bentuk seni kerajinan yang sudah sangat terkenal di seluruh dunia. Sejak jaman kerajaan-kerajaan

Lebih terperinci

Cukup Sehari Menjelajahi Pulau LOMBOK. Dikutip dari Koran SURYA terbit Sabtu, 5 Oktober 2013, halaman 14.

Cukup Sehari Menjelajahi Pulau LOMBOK. Dikutip dari Koran SURYA terbit Sabtu, 5 Oktober 2013, halaman 14. Cukup Sehari Menjelajahi Pulau LOMBOK Lembar BIL Dikutip dari Koran SURYA terbit Sabtu, 5 Oktober 2013, halaman 14. B ila hanya ada sedikit waktu untuk berlibur, pilihan transportasi paling mudah adalah

Lebih terperinci

Lalu, Ada Makam Hoo Tjien Siong

Lalu, Ada Makam Hoo Tjien Siong Selain peninggalan situs kuno berupa lingga yoni, ternyata di wilayah banyak ditemukan situs Arca Megalit. Untuk batu berbentuk arca ini ditemukan di Dusun Kaum, Desa Pangayan, Kecamatan Doro. Situs tersebut

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI DAERAH STUDI

BAB II DESKRIPSI DAERAH STUDI BAB II 2.1. Tinjauan Umum Sungai Beringin merupakan salah satu sungai yang mengalir di wilayah Semarang Barat, mulai dari Kecamatan Mijen dan Kecamatan Ngaliyan dan bermuara di Kecamatan Tugu (mengalir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan kegiatan ekonomi yang cukup potensial bagi Indonesia. Akselerasi globalisasi yang terjadi sejak tahun 1980-an semakin membuka peluang bagi kita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adimistratif Nias merupakan kabupaten yang termasuk dalam Propinsi Sumatera Utara.

BAB I PENDAHULUAN. adimistratif Nias merupakan kabupaten yang termasuk dalam Propinsi Sumatera Utara. BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Nias merupakan sebuah pulau yang berada di sebelah barat Pulau Sumatera, terletak antara 0 0 12 1 0 32 Lintang Utara (LU) dan 97 0 98 0 Bujur Timur (BT). Secara adimistratif

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENERIMAAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI D DPRD KABUPATEN KEDIRI

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENERIMAAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI D DPRD KABUPATEN KEDIRI 1 BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENERIMAAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI D DPRD KABUPATEN KEDIRI TANGGAL 26 MARET 2014 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG 2 Assalamu alaikum Wr.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa dan berada di antara dua benua Asia dan Autralia serta antara Samudera Pasifik dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Museum Sejarah Jakarta merupakan museum sejarah yang diresmikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Museum Sejarah Jakarta merupakan museum sejarah yang diresmikan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Museum Sejarah Jakarta merupakan museum sejarah yang diresmikan pada tanggal 4 April 1974. Nama lain dari museum ini adalah Museum Fatahillah. Sesuai dengan nama resminya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara ataupun bagi daerah objek wisata tersebut. antara lain unsur budaya, transportasi, akomodasi, objek wisata tersebut

BAB I PENDAHULUAN. negara ataupun bagi daerah objek wisata tersebut. antara lain unsur budaya, transportasi, akomodasi, objek wisata tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan kekayaan alam yang sangat besar, dimana terdiri dari beribu-ribu pulau yang tersebar merata di seluruh wilayah Indonesia.

Lebih terperinci

Tujuan. Keluaran. Hasil. Manfaat

Tujuan. Keluaran. Hasil. Manfaat SUMBER DAYA AIR Latar Belakang P ermasalahan banjir di Kota Semarang telah menyebabkan dampak yang memprihatinkan, yaitu terhambatnya berbagai kegiatan ekonomi dan sosial. Sebagai contoh, banjir yang sering

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan ibukota Batusangkar. Batusangkar dikenal sebagai Kota Budaya yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan ibukota Batusangkar. Batusangkar dikenal sebagai Kota Budaya yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanah Datar merupakan salah satu kabupaten yang ada di Sumatera Barat dengan ibukota Batusangkar. Batusangkar dikenal sebagai Kota Budaya yang telah dicanangkan oleh

Lebih terperinci

Toleransi antar etnis

Toleransi antar etnis Toleransi antar etnis di "Kota Cina Kecil" Lasem Sri LestariWartawan BBC Indonesia 19 Februari 2015 http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2015/02/150219_lasem_toleransi Image captionbangunan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Permasalahan Seiring dengan tumbuh dan berkembangnya Kota Surakarta sebagai kota budaya dan pariwisata, diikuti dengan kemajuan pesat khususnya bidang perekonomian membuat

Lebih terperinci