EVALUASI CAKUPAN IMUNISASI HEPATITIS B PADA BAYI USIA BULAN DI KABUPATEN ASAHAN PROPINSI SUMATERA UTARA 1

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EVALUASI CAKUPAN IMUNISASI HEPATITIS B PADA BAYI USIA BULAN DI KABUPATEN ASAHAN PROPINSI SUMATERA UTARA 1"

Transkripsi

1 EVALUASI CAKUPAN IMUNISASI HEPATITIS B PADA BAYI USIA BULAN DI KABUPATEN ASAHAN PROPINSI SUMATERA UTARA 1 Juliandi Harahap Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Abstract Indonesia has been categorized as a country with high endemicity of chronic hepatitis B infection, where HbsAg prevalence rate is more than 8%. The incidence of hepatitis B tends to be increase year by year. Hepatitis B immunization plays important role to prevent this infection especially in babies and children under five years. Infection to these groups will cause chronic infection, and in the future may develop as cirrhosis hepatic and liver cancer. People with chronic hepatitis B can spread the infection to the others. Therefore, it is important to conduct an evaluative study to identify the coverage of immunization based on immunization program that has been done. A cross sectional study was conducted in Asahan District, where samples were children aged years taken by cluster sampling technique. The result showed that only 58% children who had complete hepatitis B immunization coverage. The completeness of three doses immunization will give protection over 95% against infection of hepatitis B. The coverage of immunization by serial was relatively high, 65%, 95% and 90% consecutively for HB1, HB2, and HB3. The level of knowledge of mothers about immunization and hepatitis B infection still remain low. To increase the immunization of hepatitis B, health provider and cadre should be more active to promote hepatitis B immunization. Keywords: hepatitis B, immunization coverage, children under five PENDAHULUAN 1 Latar Belakang Penyakit hepatitis B merupakan penyakit endemik yang disebabkan oleh virus hepatitis B. Secara epidemiologi penyakit ini tersebar di seluruh dunia, Indonesia termasuk negara dengan kategori tingkat endemik yang tinggi dimana prevalensi HbsAg lebih dari 8% (Departemen Kesehatan, 1996; World Health Organization, 2001). Infeksi hepatitis B ini cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Bila bayi terinfeksi pada waktu lahir atau pada usia1-5 tahun maka akan terjadi penyakit hati yang kronik. Infeksi yang berjalan kronis mempunyai kemungkinan untuk menjadi cirrhosis hepatis dan kanker hati. Mereka yang menderita infeksi kronis ini merupakan sumber untuk penularan penyakit hepatitis B (Markum, 1997; Ranuh, 2001). Oleh karena itu pencegahan merupakan kunci utama untuk mengurangi sumber penularan serta penurunan angka morbiditas dan mortalitas akibat penyakit hepatitis B. Pencegahan ini dapat dilakukan sedini mungkin pada bayi dan balita melalui pemberian imunisasi hepatitis B. Hingga 1 Dibiayai oleh Dana Masyarakat Lembaga Penelitian, Tahun 2008 saat ini program imunisasi hepatitis B masih terus berjalan walaupun banyak kendala yang dihadapi, diantaranya belum tercapainya target cakupan imunisasi dan indeks pemakaian vaksin yang rendah. Bila program imunisasi ini berhasil, diharapkan pada tahun 2015 (satu generasi kemudian) hepatitis B bisa diberantas dan bukan merupakan persoalan kesehatan masyarakat lagi (Suara Merdeka, 2006; Akbar, 2006). Secara umum cakupan imunisasi di Sumatera Utara cukup tinggi, tetapi tidak merata di setiap kabupaten, ada di antaranya di bawah 80 persen. Hal ini memungkinkan terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit (Sulani, 2007). Tercapai cakupan imunisasi yang tinggi, tentunya sangat diharapkan dalam usaha melindungi kesehatan bayi. Imunisasi merupakan suatu cara yang efektif untuk memberikan kekebalan khusus terhadap bayi, dengan tujuan utama untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian karena berbagai penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Disisi lain terdapat berbagai hambatan dan rintangan yang memungkinkan cakupan imunisasi rendah, ketidaklengkapan dosis imunisasi, bahkan tidak adanya imunisasi sama sekali pada bayi-bayi tersebut. 51

2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka diperlukan suatu penelitian evaluatif terhadap pelaksaaan imunisasi hepatitis B untuk menjawab pertanyaan penelitian yaitu bagaimanakah cakupan imunisasi hepatitis B pada bayi usia bulan di Kabupaten Asahan Propinsi Sumatera Utara. Tinjauan Pustaka Imunisasi merupakan hal yang terpenting dalam usaha melindungi kesehatan bayi dan anak. Imunisasi merupakan suatu cara yang efektif untuk memberikan kekebalan khusus terhadap seseorang yang sehat, dengan tujuan utama untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian karena berbagai penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Sesuai dengan program pemerintah (Departemen Kesehatan) tentang Program Pengembangan Imunisasi (PPI), maka setiap anak Indonesia harus mendapatkan imunisasai dasar sebagai perlindungan terhadap 7 jenis penyakit utama, yaitu penyakit tuberkulosis dengan pemberian imunisasi BCG, penyakit difteria, tetanus dan pertusiss (batuk rejan) dengan imunisasi DPT, penyakit poliomeyelitis dengan imunisasi polio, penyakit campak dengan imunisasi campak dan penyakit hepatitis B dengan imunisasi hepatitis B. Imunisasi terhadap penyakit lain seperti tifus, mump, cacar air, rubella hepatitis A, radang selaput otak dan influenza tidak diwajibkan tetapi dianjurkan. Saat ini imunisasi hepatitis B sudah diwajibkan di Indonesia terhadap bayi berumur sampai 1 tahun sehingga imunisasi dasar hepatitis B diberikan secara cuma-cuma di tempat imunisasi seperti Puskesmas atau Posyandu. Hepatitis B merupakan penyakit endemik di hampir seluruh bagian dunia. Pada anak sering menimbulkan gejala yang minimal bahkan sering terjadi sub-klinik, namun sering menyebabkan hepatitis kronik, yang dalam kurun waktu tahun dapat berkembang menjadi sirosis ataupun hepatoma (kanker hati); sedangkan pada orang dewasa lebih sering menjadi hepatitis akut. Hepatitis B juga dapat berkembang menjadi bentuk fulminan, dengan angka kematian yang tinggi. Penyakit hepatitis B disebabkan oleh virus hepatitis B. Penyakit ini tersebar di seluruh dunia. Di Indonesia, kejadiannya satu diantara orang. Selanjutnya dinyatakan bahwa 10% di antara pengidap virus tadi akan menjadi karier menahun, yang setelah beberapa tahun kemudian dapat menunjukkan gejala kanker hati atau cirrosis hati. Cara penularan hepatitis B dapat melalui mulut, transfusi darah, dan jarum suntik yang tercemar. Pada bayi cara penularannya adalah dari ibu melalui plasenta (uri) semasa dalam kandungan atau pada saat kelahiran Kelainan utama pada penyakit ini disebabkan oleh kerusakan pada hati. Virus hepatiti B yang masuk dalam tubuh akan berkembang biak di dalam jaringan hati dan kemudian merusaknya. Gejala yang timbul dapat bervariasi dari tanpa gejala sampai kelainan hati yang berat atau penyakit yang berjalan menahun (kronis). Biasanya gejala penyakit hepatitis ialah kekuningan pada mata, rasa lemah, mual, muntah, tidak nafsu makan dan demam. Pada bayi infeksi hepatitis B sebagian besar (90%) akan berjalan kronis. Risiko untuk menjadi kronis ini akan menurun dengan bertambahnya umur, bila terinfeksi pada usia anak sekolah risikonya sebesar 23 46% dan pada orang dewasa 3 10%. Infeksi yang berjalan kronis mempunyai kemungkinan untuk menjadi kanker hati dan cirrosis hati. Mereka yang menderita infeksi kronis ini merupakan sumber untuk penularan penyakit hepatitis B. Terhadap penyakit kanker hati dan sirrosis hati sampai sekarang belum ada obatnya. Biasanya penderita meninggal setelah beberapa bulan atau beberapa tahun. Secara umum keseluruhan cakupan imunisasi di Sumatera Utara cukup tinggi, tetapi tidak merata setiap kabupaten, ada di antaranya di bawah 80 persen. Hal ini memungkinkan terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit, sehingga peningkatan cakupan imunisasi yang tinggi harus terus diupayakan dan diharapkan cakupan bisa mencapai minimal 80,5 persen. Kelemahan-kelemahan pada program imunisasi Sumatera Utara diantaranya, kelemahan pada tenaga kesehatan, keterlambatan distribusi vaksin, tempat pelayanan dimana masih terjadi miss opportunities terutama di rumah sakit dan praktek swasta terhadap pemberian imunisasai hepatitis B pada bayi baru lahir yakni imunisasi HB birth dose (0-7 hari) serta pengetahuan dan perilaku masyarakat yang kurang memahami program imunisasi, khususnya imunisasi hepatitis B. Tujuan dan Manfaat Penelitian ini bertujuan untuk menilai cakupan imunisasi hepatitis B pada bayi usia bulan di Kabupaten Asahan Propinsi Sumatera Utara tahun 2008 serta untuk mengetahui faktor-faktor penghambat dalam memperoleh imunisasi hepatitis B pada balita, mengetahui penggunaan tempattempat sarana pelayanan kesehatan untuk memperoleh imunisasi hepatitis B, menilai 52

3 persentase pemberian imunisasi hepatitis B berdasarkan frekuensi pemberiannya, mengetahui gambaran pengetahuan ibu terhadap masalah yang berhubungan dengan imunisasi hepatitis B Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan bagi pengambil keputusan/kebijakan kesehatan terhadap pelaksanaan program imunisasi hepatitis B dan sebagai pembandingan terhadap laporan cakupan imunisasi secara admistratif, serta memberikan informasi bagi sarana pelayanan kesehatan dalam melakukan promosi kesehatan dan pemberian pelayanan imunisasi hepatitis B agar lebih meningkatkan cakupan imunisasinya. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus Oktober 2008 dan menggunakan disain penelitian deskriptif dengan metode cross sectional study. Populasi penelitian adalah seluruh balita usia bulan yang berada di wilayah penelitian. Penentuan usia bulan ini berdasarkan pertimbangan bahwa pada rentang usia tersebut diperkirakan seorang anak balita sudah seharusnya mendapat imunisasi hepatitis B yang lengkap dan periode waktu tersebut bagi ibu dari balita yang terpilih dianggap cukup baik untuk mengingat kembali imunisasi hepatitis B anaknya. Perkiraan besar sampel berdasarkan rumus di bawah ini, dimana tingkat kepercayaan yang dikehendaki sebesar 95% dan tingkat ketepatan relatif 10% (Sastroasmoro dan Ismael, 2002). Maka diperoleh 97 sampel. Jumlah sampel ini dibulatkan menjadi 100 sampel: n = Z 2 α pq dimana: p = 0.5 q = 0.5 d 2 d = 0.1 Z α = 1.96 Sampel pada penelitian ini diambil dengan menggunakan tehnik cluster sampling, dimana unit adminstratif terkecil adalah dusun/desa. Pada tahap awal akan dipilih 10 cluster desa dari Kabupaten Asahan. Survei akan mengambil data dari 10 subjek dari tiap cluster, sehingga ukuran sampel menjadi 100 subjek. Instrumen penelitian yang digunakan merupakan modifikasi kuesioner dari panduan rujukan survey cluster cakupan imunisasi WHO dan cakupan pengetahuan praktis untuk kesehatan ibu dan anak. Responden pada penelitian evaluatif ini adalah ibu yang anaknya terpilih sebagai sampel. Ibu tersebut akan diwawancari oleh seorang pewawancara dengan menggunakan kuesioner untuk mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan status imunisasi hepatitis B anak mereka. Data kegiatan imunisasi anak yang ada pada Kartu Menuju Sehat (KMS) ataupun buku Kesehatan Ibu Anak (KIA) dan catatan yang sejenisnya yang dimiliki ibu juga akan dicatat sebagai verifikasi atas wawancara yang dilakukan pada ibu. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Karakteristik Demografi Ibu Balita Peran ibu sangat penting dalam menentukan status kesehatan bayinya, termasuk untuk kelengkapan imunisasi bayinya. Berbagai faktor dapat mempengaruhi perilaku ibu dalam memainkan perannya sehubungan dengan masalah kesehatan bayinya, misalnya latar belakang pendidikannya, umur, jumlah anak, pekerjaan serta sosioekominya. Pada penelitian ini dilakukan wawancara terhadap 100 orang ibu yang mempunyai balita usia bulan. Beberapa karakteristik ibu dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Distribusi Karakteristik Demografi Ibu yang Mempunyai Balita Usia Bulan No. Karakteristik Ibu Jumlah Persentase 1 Umur < > Pendidikan Tidak tamat SD SD SMP SMA ke atas 3. Pekerjaan IRT Wiraswasta Lainnya 4. Jumlah anak % 31% 19% 15% 2% 31% 45% 22% 82% 10% 8% 24% 54% 22% Rata-rata umur ibu yang menjadi responden dalam penelitian ini 27,6 tahun, dimana umur ibu yang termuda 19 tahun dan yang tertua berumur 41 tahun, dan mayoritas ibu berumur di bawah 25 tahun (35%). Peningkatan cakupan imunisasi melalui pendidikan orang tua (ibu) telah menjadi stategi popular di berbagai negara. Strategi ini berasumsi bahwa anak-anak tidak akan diimunisasi secara benar disebabkan orang tua tidak mendapat 53

4 penjelasan yang baik atau karena memiliki sikap yang buruk tentang imunisasi. Hasil penelitian ini menunjukkan mayoritas ibu-ibu yang menjadi responden mempunyai tingkat pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) ke bawah yaitu 78%, hanya 22% yang mempunyai tingkat pendidikan lebih atau setara dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Program imunisasi ini dapat berhasil jika ada usaha yang sungguh-sungguh dan berkesinambungan pada orang-orang yang memiliki pengetahuan dan komitmen yang tinggi terhadap imunisasi. Keberhasilan imunisasi juga dapat dipengaruhi ada atau tidaknya waktu ibu untuk membawa anaknya imunisasi ke posyandu atau puskesmas pada jadwal-jadwal tertentu, seperti jadwal posyandu yang dilakukan sekali sebulan. Pada penelitian ini umumnya ibu bekerja sebagai ibu rumah tangga (82%), hanya 18% ibu yang mempunyai pekerjaan selain sebagai ibu rumah tangga. Jumlah anak serta pengalaman ibu dalam membesarkan anak-anaknya dulu dapat mempengaruhi sikap ibu terhadap imunisasi untuk anak berikutnya. Pada penelitian ini umumnya ibu yang mempunyai 2 3 anak sebanyak 54 orang sedangkan yang mempunyai anak lebih atau sama dengan 4 sebanyak 22 orang. 2. Karakteristik balita Balita usia bulan diharapkan sudah mendapat imunisasi hepatitis B secara lengkap. Pemberian imunisasi hepatitis B bagi bayi yang lahir di rumah sakit dapat diberikan sedini mungkin. Oleh karena itu tempat dimana bayi dilahirkan juga dapat mempengaruhi kelengkapan imunisasinya. Demikian juga pelayanan imunisasi yang disediakan oleh penolong persalinannya. Pada penelitian ini dari 100 balita yang diteliti diperoleh karakteristik sebagai berikut: Tabel 2. Distribusi Karakteristik Balita No. Karakteristik balita Jumlah Persentase 1. Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 2. Tempat lahir Rumah Puskesmas Klinik Rumah sakit 3. Penolong persalinan Bidan Dukun Dokter % 56% 77% 3% 8% 12% 87% 6% 7% Berdasarkan jenis kelamin, ternyata lebih banyak balita perempuan dibandingkan balita lakilaki, masing-masing 56% dan 44%. Mayoritas balita-balita yang diteliti pada penelitian ini dilahirkan di rumah yaitu sebesar 77%, hanya 23% dari balita tersebut dilahirkan di sarana pelayanan kesehatan. Hal ini juga menunjukkan bahwa pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan dan sosioekonomi masyarakat yang masih rendah, sehingga mereka memilih melahirkan di rumah dengan tenaga penolong persalinan bidan ataupun dukun kampung/dukun bersalin. Sedangkan yang lahir ditolong oleh dokter hanya 7 balita (7%). 3. Cakupan Imunisasi Hepatitis B Imunisasi Hepatitis B adalah salah satu dari lima jenis imunisasi dasar yang telah diwajibkan oleh Pemerintah bagi seluruh bayi/anak Indonesia. Sesuai dengan jadwal pemberiannya, maka imunisasi dasar ini seharusnya sudah lengkap diberikan pada bayi sebelum usia satu tahun. Imunisasi hepatitis B di posyandu umumnya diberikan sebanyak tiga kali (HB 1, HB 2 dan HB 3) dengan interval waktu pemberian satu bulan yaitu 0 bulan, 2 bulan dan 3 bulan (Depkes, 2005; Markum, 1997; Ranuh 2001). Hasil penelitian pada ibu-ibu yang memiliki balita usia bulan ini tentang riwayat imunisasi hepatitis B yang telah diperoleh balitanya, didapati hasil seperti pada tabel di bawah ini: Tabel 3. Distribusi Cakupan Imunisasi Hepatitis B Cakupan imunisasi Jumlah Persentase Tidak imunisasi 3 3% Kurang Lengkap 1x 2 2% 2x 37 37% Lengkap 58 58% Total Cakupan imunisasi dinilai dari kelengkapan seorang balita untuk mendapatkan 3 kali suntikan imunisasi hepatitis B seperti yang direkomendasikan pemerintah. Jadwal pemberian imunisasi hepatitis B pada bayi di posyandu, umumnya diberikan pada usia 0 bulan, 2 bulan dan 3 bulan, bersamaan dengan pemberian imunisasi lainnya. Dari data di atas, terdapat 2 balita yang hanya mendapat 1 kali suntikan imunisasi hepatitis B (2%) dan 37 balita yang hanya mendapat 2 kali suntikan hepatitis B (37%). Hal ini tentunya tidak akan memberikan proteksi yang maksimal terhadap kemungkinan adanya infeksi virus hepatitis B. Sebanyak 58 balita 54

5 mendapat imunisasi hepatitis B yang lengkap (58%). Dengan tiga kali pemberian, imunisasi hepatitis B ini dapat memberikan perlindungan lebih dari 95%. Sedangkan balita yang tidak diimunisasi sama sekali ada 3 balita (3%). Cakupan imunisasi hepatitis B bila dilihat berdasarkan serial pemberiannya masing-masing sesuai jadwal maka cakupannya sebagai berikut: Tabel 4. Distribusi Cakupan Imunisasi Hepatitis B Sesuai Jadwalnya Imunisasi Jumlah Persentase Hepatitis B HB % HB % HB % Dari tabel di atas terlihat bahwa cakupan imunisasi hepatitis B yang pertama (HB1) cendrung lebih rendah dibandingkan dengan cakupan imunisasi hepatitis B yang kedua dan ketiga (HB 2 dan HB 3), yaitu masing-masing 65%, 95% dan 90%. 4. Tempat Pelayanan Imunisasi Hepatitis B Program imunisasi dasar termasuk imunisasi hepatitis ini pada umumnya dilaksanakan oleh unitunit pelayanan imunisasi pemerintah seperti Rumah Sakit Umum, Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Posyandu. Hasil penelitian terhadap 100 balita pada studi ini menunjukkan hampir semua balita yang diimunisasi mendapatkannya di Posyandu (97%) seperti tabel berikut: Tabel 5. Distribusi Tempat Pelayanan Imunisasi Hepatitis B Tempat Pelayanan Jumlah Persentase Posyandu 97 97% Tidak diimunisasi 3 3% Total % 5. Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi Hepatitis B dan Penyakit Hepatitis B Imunisasi dasar yang diwajibkan oleh pemerintah Indonesia bertujuan untuk melindungi bayi dari 7 macam penyakit yaitu penyakit tuberkulosis dengan pemberian imunisasi BCG, penyakit difteria, tetanus dan pertusiss (batuk rejan) dengan imunisasi DPT, penyakit poliomeyelitis dengan imunisasi polio, penyakit campak dengan imunisasi campak dan penyakit hepatitis B dengan imunisasi hepatitis B (Markum, 1997; Herawati, 1999). Vaksin hepatitis B hanya berfungsi untuk melindungi dari infeksi hepatitis B, tidak memberikan perlindungan terhadap jenis hepatitis lainnya ataupun jaundice (WHO, 2001). Hasil penelitian ini mendapatkan bahwa 56% ibu-ibu tidak mengetahui imunisasi hepatitis B dapat mencegah hepatitis B. Untuk mencegah kemungkinan penularan penyakit hepatitis B dari ibu ke bayi, maka sebaiknya vaksin hepatitis B diberikan sedini mungkin pada bayi dalam 24 jam setelah lahir, namun biasanya dapat diberikan sebelum berumur 7 hari. Hasil penelitian ini menunjukkan mayoritas ibu-ibu (73%) tidak tahu tentang pemberian dosis pertama ini kepada bayi sedini mungkin setelah lahir, terlebih lagi karena umumnya ibu-ibu ini melahirkan di rumah. Dalam hal frekuensi pemberiannya, hanya 35% ibu yang tahu bahwa bayinya harus mendapatkan 3 kali vaksin hepatitis B. Bayi yang mendapatkan 3 dosis imunisasi hepatitis B maka perlindungan terhadap infeksi hepatitis B mencapai lebih dari 95% (Depkes, 1996; WHO, 2001; Prijanto, 2002). Berbagai rumor dan informasi yang salah tentang imunisasi merupakan ancaman paling serius terhadap keberhasilan imunisasi, misalnya bayi mati setelah menerima vaksin. Demikian juga efek samping suatu imunisasi bisa mempengaruhi sikap ibu untuk melanjutkan imunisasi berikutnya, misalnya imunisasi DPT umumnya mempunyai efek samping berupa demam. Sedangkan imunisasi hepatitis B boleh dikatakan tidak mempunyai efek samping yang berarti. Pada penelitian ini, ternyata mayoritas ibu-ibu (54%) menyatakan tidak ada efek samping yang berarti setelah mendapat imunisasi hepatitis B. Seperti diketahui infeksi hepatitis B dapat ditularkan melalui ibu ke bayinya (perinatal transmission), baik saat dalam kandungan maupun saat persalinan, melalui penggunaan alat-alat medis yang terkontaminasi seperti jarum suntik, melalui transfusi darah serta melalui hubungan seksual dengan pasangan yang terinfeksi virus hepatitis B. Infeksi kronis hepatitis B dapat menyebabkan cirrhosis hepatis dan kanker hati (Prijanto, 2002; Anwar, 2000; Herawati; 1999). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum pengetahuan ibuibu mengenai cara penularan hepatitis B serta akibatnya dikemudian hari ternyata masih rendah. Lebih dari 74% ibu-ibu tidak mengetahui cara penularan serta akibat infeksi hepatitis B. Hal ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini: 55

6 Tabel 6. Distribusi Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi Hepatitis B dan Penyakit Hepatitis B Pengetahuan Benar Salah Jumlah Persentase Jumlah Persentase Mencegah hepatitis B 44 44% 56 56% Imunisasi hepatitisb diberi 27 27% 73 73% pada bayi baru lahir Imunisasi Hepatitis B 3 kali 35 35% 65 65% Booster 37 37% 63 63% Efek samping 54 54% 46 46% Penularan dari ibu ke bayi 24 24% 76 76% Penularan saat persalinan 20 20% 80 80% Penularan oleh jarum suntik 26 26% 74 74% Penularan melalui transfusi 18 18% 82 82% Akibat penyakit hepatitis 22 22% 78 78% 6. Alasan atas ketidaklengkapan imunisasi hepatitis B Berbagai alasan dikemukan ibu atas ketidaklengkapan imunisasi hepatitis B balitanya, seperti terlihat pada tabel berikut. Tabel 7. Alasan Atas Ketidaklengkapan Imunisasi Hepatitis B Alasan-alasan utama Jumlah Persentase Tidak tahu waktu dan tempat imunisasi 28 28% Anak sedang sakit 13 13% Kurang menyadari kebutuhan untuk 12 12% imunisasi Masalah keluarga termasuk jika ibu sakit 9 9% Desas desus tentang imunisasi 6 6% Anggapan salah tentang kontraindikasi 5 5% Dari tabel di atas terlihat mayoritas jawaban ibu tentang alasan utama ketidaklengkapan imunisasi anaknya, adalah ketidaktahuan waktu dan tempat imunisasi (28%). Hal ini mungkin disebabkan kurangnya informasi yang diperoleh ibu dari kader-kader posyandu. Alasan lain, dikarenakan anak sedang sakit. Pada prinsipnya tidak ada halangan atau kontraindikasi dalam pemberian imunisasi hepatitis B. Namum baik petugas kesehatan maupun ibu ternyata sering menunda pemberian imunisasi hepatitis B jika anak sedang sakit. Penyakit-penyakit berikut bukanlah merupakan kontraindikasi saat pemberian imunisasi hepatitis B; penyakit saluran nafas atau diare dengan temperature di bawah 38,5 0 C, alergy atau asma, riwayat kejang, infeksi HIV, penyakit-penyakit kronik, bayi prematur ataupun berat lahir rendah serta riwayat jaundice saat lahir. Imunisasi hepatitis B hanya dikontraindikasi pada bayi dengan riwayat reaksi alergi berat pada imunisasi hepatitis B sebelumnya (Depkes, 1996; WHO, 2001). KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian evalutif ini, cakupan imunisasi hepatitis B pada bayi usia bulan di Kabupaten Asahan ternyata masih rendah dimana hanya 58% balita yang mendapat imunisasi hepatitis B lengkap yaitu balita yang mendapat tiga dosis hepatitis B sebelum usia satu tahun. Dengan tiga kali pemberian imunisasi hepatitis B ini, diharapkan dapat memberikan perlindungan lebih dari 95% terhadap ancaman infeksi hepatitis B. Bila dilihat cakupan imunisasi hepatitis B sesuai serial pemberiannya, masing-masing menunjukkan cakupan yang relatif tinggi yaitu 65%, 95% dan 90% berturut-turut untuk HB 1, HB 2 dan HB3. Pengetahuan para ibu tentang manfaat pemberian imunisasi hepatitis B, jadwal pemberian, cara penularan serta akibat penyakit hepatitis B masih rendah. Sebanyak 56% para ibu tidak mengetahui imunisasi hepatitis B dapat mencegah hepatitis B, 73% para ibu tidak tahu tentang pemberian dosis pertama dan 65% para ibu tidak tahu berapa kali imunisasi hepatitis B yang harus diperoleh balitanya. Ketidaktahuan waktu dan tempat imunisasi merupakan alasan yang paling sering dikemukan ibu atas ketidaklengkapan imunisasi balitanya. Alasan lain, dikarenakan anak sedang sakit, padahal tidak ada halangan atau kontraindikasi dalam pemberian imunisasi hepatitis B. Namum baik petugas kesehatan maupun ibu ternyata sering menunda pemberian imunisasi hepatitis B jika anak sedang sakit. Untuk meningkatkan cakupan imunisasi hepatitis B, hendaknya para petugas kesehatan maupun kader lebih sering memberikan penyuluhan dan sosialisasi agar para ibu lebih sadar untuk membawa balitanya ke posyandu ataupun sarana pelayanan kesehatan lainnya untuk diimunisasi. 56

7 DAFTAR PUSTAKA Akbar N, 2006, Hepatitis B, Dexa Media Jurnal Kedokteran dan Farmasi, Vol. 19. Anwar C, 2001, Cost Effectiveness Analysis Pelaksanaan Imunisasi Hepatitis B dengan Penggunaan Alat Suntik Uniject dan Alat Suntik Sekali Pakai (Disposable) di Kabupaten Bantul Tahun Badan Litbang Kesehatan. kpkbppk-gdl-res-2001-anwar2c uniject&q=imunisasi. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1996, Petunjuk Teknis Pelaksanaan Imunisasi Hepatitis B, edisi II, Direktorat Jendral Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman Dep Kes RI. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2005, Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi, Jakarta. Herawati MH, 1999, Program Pengembangan Imunisasi dan Produk Vaksin Hepatitis B di Indonesia. Cermin Dunia Kedokteran No ampengembanganimunisasidanprodukvaksin 124.pdf/11ProgramPengembanganImunisasida nprodukvaksin124.html. Markum AH, 1997, Imunisasi. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Edisi Kedua. Prijanto M dkk, 2002, Evaluasi Imunoserologi Pada Pasca Imunisasi Hepatitis B Lengkap. Buletin Penelitian Kesehatan. Departemen Kesehatan RI Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Vol.30 No. 3; Ranuh IGN, Soeyitno H, Hadinegoro SRS, Kartasasmita S, 2001, Buku Imunisasi di Indonesia. Satgas Imunisasi-Ikatan Dokter Anak Indonesia. Edisi Pertama. Sastroasmoro S dan Ismael S, 2002, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. CV Sagung Seto, Jakarta, Edisi kedua. Suara Merdeka CyberNews, 2006, Cakupan Imunisasi Hepatitis B Perlu Diperluas.16Agustus rdeka.com/cybernews/harian/0608/16/nas38.ht m Sulani F, 2007, Kelemahan Dan Tantangan Program Imunisasi Provinsi Sumatera Utara. Waspada online 25 September waspada.co.id/ragam/kesehatan/kelemahan- Dan-Tantangan-Program-Imunisasi-Provinsi- Sumatera-Utara.html World Health Organization, 2001, Introduction of hepatitis B vaccine into childhood immunization services: Management guidelines, including information for health workers and parents. Department Of Vaccines and Biologicals, Geneva. 57

Evaluasi Cakupan Imunisasi Hepatitis B pada Bayi Usia Bulan di Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara

Evaluasi Cakupan Imunisasi Hepatitis B pada Bayi Usia Bulan di Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara Evaluasi Cakupan Imunisasi Hepatitis B pada Bayi Usia 12 24 Bulan di Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara Juliandi Harahap Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum hepatitis ialah peradangan yang terjadi pada liver atau hati. Istilah hepatitis sendiri berasal dari kata hepa (hati/liver) dan itis (peradangan). Hepatitis

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN AKSES SARANA KESEHATAN TERHADAP PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B (0-7 HARI) DI PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN AKSES SARANA KESEHATAN TERHADAP PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B (0-7 HARI) DI PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN AKSES SARANA KESEHATAN TERHADAP PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B (0-7 HARI) DI PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2014 Nia¹, Lala²* ¹Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Prima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meninggal karena penyakit yang sebenarnya masih dapat dicegah. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. meninggal karena penyakit yang sebenarnya masih dapat dicegah. Hal ini 12 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap tahun diseluruh dunia, ratusan ibu, anak anak dan dewasa meninggal karena penyakit yang sebenarnya masih dapat dicegah. Hal ini dikarenakan kurangnya informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan Milenium atau lebih dikenal dengan istilah Millenium Development

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan Milenium atau lebih dikenal dengan istilah Millenium Development BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cita-cita pembangunan manusia mencakup semua komponen pembangunan yang tujuan akhirnya ialah kesejahteraan masyarakat. Hal ini juga merupakan tujuan pembangunan Milenium

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu dari 17 program pokok pembangunan kesehatan adalah program

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu dari 17 program pokok pembangunan kesehatan adalah program BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Salah satu dari 17 program pokok pembangunan kesehatan adalah program pencegahan dan pemberantasan penyakit, yang salah satu sasarannya untuk mencapai Universal Child

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BAYI 0-12 BULAN DENGAN PRAKTIK PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B-O DI WILAYAH PUSKESMAS KAYU KUNYIT BENGKULU SELATAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BAYI 0-12 BULAN DENGAN PRAKTIK PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B-O DI WILAYAH PUSKESMAS KAYU KUNYIT BENGKULU SELATAN i HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BAYI 0-12 BULAN DENGAN PRAKTIK PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B-O DI WILAYAH PUSKESMAS KAYU KUNYIT BENGKULU SELATAN NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : Gita Ria Utami 201410104285

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. dari seluruh penduduk dunia adalah pembawa kronis penyakit hepatitis B (Zanetti et

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. dari seluruh penduduk dunia adalah pembawa kronis penyakit hepatitis B (Zanetti et BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Infeksi hepatitis B merupakan masalah global, diperkirakan 6% atau 387 juta dari seluruh penduduk dunia adalah pembawa kronis penyakit hepatitis B (Zanetti et al., 2008).

Lebih terperinci

FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI

FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI (Studi Observasional di Wilayah Kerja Puskesmas Martapura Timur Kabupaten Banjar Tahun 2017) Elsa Mahdalena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bayi adalah anak usia 0-2 bulan (Nursalam, 2013). Masa bayi ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bayi adalah anak usia 0-2 bulan (Nursalam, 2013). Masa bayi ditandai dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bayi adalah anak usia 0-2 bulan (Nursalam, 2013). Masa bayi ditandai dengan pertumbuhan dan perkembangan fisik yang cepat disertai dengan perubahan dalam kebutuhan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Lidia Anestesia Iskandar,2009,Pembimbing I:Donny Pangemanan,drg.,SKM. Pembimbing II:Dani,dr.,M.Kes.

ABSTRAK. Lidia Anestesia Iskandar,2009,Pembimbing I:Donny Pangemanan,drg.,SKM. Pembimbing II:Dani,dr.,M.Kes. ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU IBU BAYI TERHADAP IMUNISASI DASAR LENGKAP DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIUMBULEUIT, KECAMATAN CIDADAP, KOTA BANDUNG TAHUN 2009 Lidia Anestesia Iskandar,2009,Pembimbing

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbaikan kualitas manusia di suatu negara dijabarkan secara internasional

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbaikan kualitas manusia di suatu negara dijabarkan secara internasional BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbaikan kualitas manusia di suatu negara dijabarkan secara internasional dalam Millenium Development Goal s (MDG s). Salah satu tujuan MDG s adalah menurunkan 2/3

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. xvi

BAB 1 PENDAHULUAN. xvi BAB 1 PENDAHULUAN 1.7. LATAR BELAKANG Cakupan imunisasi secara global pada anak meningkat 5% menjadi 80% dari sekitar 130 juta anak yang lahir setiap tahun sejak penetapan The Expanded Program on Immunization

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melawan serangan penyakit berbahaya (Anonim, 2010). Imunisasi adalah alat yang terbukti untuk mengendalikan dan

BAB I PENDAHULUAN. melawan serangan penyakit berbahaya (Anonim, 2010). Imunisasi adalah alat yang terbukti untuk mengendalikan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Imunisasi merupakan program pemerintah yang senantiasa digalakkan dalam upaya untuk meningkatkan kekebalan seseorang terhadap suatu penyakit dengan melakukan vaksinasi

Lebih terperinci

Puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu

Puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian Imunisasi Campak Pada Bayi Di Puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu Indriyati Mantang 1, Maria Rantung 2, FreikeLumy 3 1,2,3 Jurusan Kebidanan Polekkes Kemenkes Manado

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. keharmonisan hubungan suami isteri. Tanpa anak, hidup terasa kurang lengkap

BAB I. Pendahuluan. keharmonisan hubungan suami isteri. Tanpa anak, hidup terasa kurang lengkap 16 BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Anak merupakan anugerah terindah yang diberikan Tuhan kepada Pasangan Suami Isteri (PASUTRI). Semua pasangan suami isteri mendambakan kehadiran anak ditengah-tengah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 2 juta disebabkan oleh penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 2 juta disebabkan oleh penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. 14 BAB I PENDAHULUAN 1.5. Latar Belakang Lebih dari 12 juta anak berusia kurang dari 5 tahun meninggal setiap tahun, sekitar 2 juta disebabkan oleh penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Serangan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B 0-7 HARI

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B 0-7 HARI ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B 0-7 HARI Suharti 1) Suryani 1) Yuli Suryanti 1) Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Jambi Abstract: Analysis

Lebih terperinci

Kata Kunci: Pengetahuan, KIPI

Kata Kunci: Pengetahuan, KIPI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEJADIAN IKUTAN PASCA IMUNISASI (KIPI) DI DESA BULUMARGI KECAMATAN BABAT LAMONGAN Dian Nurafifah Dosen D3 Kebidanan STIKes Muhammadiyah Lamongan email: diannurafifah66@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebuah Negara, juga merupakan salah satu indikator yang paling sensitif dalam

BAB I PENDAHULUAN. sebuah Negara, juga merupakan salah satu indikator yang paling sensitif dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kematian bayi (infant mortality rate) merupakan salah satu aspek penting dalam menggambarkan tingkat pembangungan sumber daya manusia di sebuah Negara, juga merupakan

Lebih terperinci

PERAN AYAH DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR DI PUSKESMAS KOTAGEDE I YOGYAKARTA

PERAN AYAH DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR DI PUSKESMAS KOTAGEDE I YOGYAKARTA PERAN AYAH DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR DI PUSKESMAS KOTAGEDE I YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Dedek Mikehartatik 1610104413 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

ABSTRAK HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP STATUS IMUNISASI DASAR BALITA DI PUSKESMAS KARANGAMPEL KOTA INDRAMAYU

ABSTRAK HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP STATUS IMUNISASI DASAR BALITA DI PUSKESMAS KARANGAMPEL KOTA INDRAMAYU ABSTRAK HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP STATUS IMUNISASI DASAR BALITA DI PUSKESMAS KARANGAMPEL KOTA INDRAMAYU Nila Meilani, 2015; Pembimbing I : Sri Nadya, dr., M.Kes. Pembimbing II : Cindra

Lebih terperinci

2. Apa saja program imunisasi dasar lengkap yang ibu ketahui? a. BCG b. DPT c. Polio d. Campak e. Hepatitis B

2. Apa saja program imunisasi dasar lengkap yang ibu ketahui? a. BCG b. DPT c. Polio d. Campak e. Hepatitis B KUESIONER Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Ibu Bayi terhadap imunisasi dasar lengkap di wilayah kerja Puskesmas Ciumbuleuit Kota Bandung. Identitas responden 1. Nama : 2. Alamat : 3. Umur : 4.

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI HEPATITIS B-0 DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B-0 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PADANG ALAI TAHUN 2015

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI HEPATITIS B-0 DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B-0 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PADANG ALAI TAHUN 2015 HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI HEPATITIS B-0 DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B-0 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PADANG ALAI TAHUN 2015 Mahdalena Prihatin Ningsih 1), Lisa Rahmawati 2) Prodi

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI USIA 9-11 BULAN DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN MRANGGEN DEMAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI USIA 9-11 BULAN DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN MRANGGEN DEMAK FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI USIA 9-11 BULAN DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN MRANGGEN DEMAK FACTORS RELATED TO THE COMPLETENESS OF THE INFANT IMMUNIZATION AGES

Lebih terperinci

cita-cita UUD Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban ganda (double burden). Penyakit menular masih merupakan

cita-cita UUD Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban ganda (double burden). Penyakit menular masih merupakan cita-cita UUD 1945. Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban ganda (double burden). Penyakit menular masih merupakan masalah, sementara penyakit degeneratif juga muncul sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Imunisasi adalah prosedur yang dilakukan untuk memberikan kekebalan. tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukkan vaksin

BAB I PENDAHULUAN. Imunisasi adalah prosedur yang dilakukan untuk memberikan kekebalan. tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukkan vaksin 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Imunisasi adalah prosedur yang dilakukan untuk memberikan kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh sehingga tubuh

Lebih terperinci

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN : SURVEI KELENGKAPAN IMUNISASI PADA BAYI UMUR 1-12 BULAN DI DESA PANCUR MAYONG JEPARA INTISARI

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN : SURVEI KELENGKAPAN IMUNISASI PADA BAYI UMUR 1-12 BULAN DI DESA PANCUR MAYONG JEPARA INTISARI SURVEI KELENGKAPAN IMUNISASI PADA BAYI UMUR 1-12 BULAN DI DESA PANCUR MAYONG JEPARA Devi Rosita 1, dan Yayuk Norazizah 2 INTISARI Pada saat ini imunisasi sendiri sudah berkembang cukup pesat, ini terbukti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat berbahaya, demikian juga dengan Tetanus walau bukan penyakit menular

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat berbahaya, demikian juga dengan Tetanus walau bukan penyakit menular BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Difteri, Pertusis dan Hepatitis B merupakan penyakit menular yang sangat berbahaya, demikian juga dengan Tetanus walau bukan penyakit menular namun apabila

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DIPUSKESMAS CAWAS

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DIPUSKESMAS CAWAS HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DIPUSKESMAS CAWAS Wiwin Hindriyawati 1, Rosalina 2,Wahyuni 2 INTISARI Latar Belakang: Prevalensi

Lebih terperinci

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG HEPATITIS B PADA DOKTER GIGI DI DENPASAR UTARA

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG HEPATITIS B PADA DOKTER GIGI DI DENPASAR UTARA ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG HEPATITIS B PADA DOKTER GIGI DI DENPASAR UTARA Latar Belakang: Virus Hepatitis B atau (HBV) adalah virus DNA ganda hepadnaviridae. Virus Hepatitis B dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal sebagai salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan nasional, karena masalah kesehatan menyentuh hampir semua aspek kehidupan manusia. Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan anak masih menjadi fokus perhatian masyarakat dunia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan anak masih menjadi fokus perhatian masyarakat dunia. Hal ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan anak masih menjadi fokus perhatian masyarakat dunia. Hal ini dibuktikan dengan salah satu indikator ketiga dari 17 indikator dalam Sustainable Development

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Data World Health Organization (2012) menunjukkan bahwa dua miliar orang di seluruh dunia telah terinfeksi virus Hepatitis B dan sekitar 600.000 orang meninggal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Program kesehatan di Indonesia periode adalah Program

BAB I PENDAHULUAN. Program kesehatan di Indonesia periode adalah Program BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program kesehatan di Indonesia periode 2015-2019 adalah Program Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN PENELITIAN KARAKTERISTIK KEJADIAN LUAR BIASA CAMPAK PADA SALAH SATU DESA DI KABUPATEN PESAWARAN PROPINSI LAMPUNG Nurlaila*, Nur Hanna* Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Tanjungkarang Indonesia merupakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP KEPATUHAN PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI DESA MOROREJO KALIWUNGU KABUPATEN KENDAL

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP KEPATUHAN PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI DESA MOROREJO KALIWUNGU KABUPATEN KENDAL HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP KEPATUHAN PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI DESA MOROREJO KALIWUNGU KABUPATEN KENDAL Emmy Isnaini *) Vivi Yosafianti, P** ),, Shobirun ***) *) Mahasiswa

Lebih terperinci

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar Lengkap di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar Lengkap di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014 386 Artikel Penelitian Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014 Selvia Emilya 1, Yuniar Lestari 2, Asterina 3 Abstrak

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BENDO KABUPATEN MAGETAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BENDO KABUPATEN MAGETAN HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BENDO KABUPATEN MAGETAN THE CORRELATION BETWEEN MOTHER S KNOWLEDGE ABOUT BASIC IMMUNIZATION

Lebih terperinci

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. (Informed Consent) Saya sebagai mahasiswa Prodi D III Keperawatan Fakultas Ilmu

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. (Informed Consent) Saya sebagai mahasiswa Prodi D III Keperawatan Fakultas Ilmu 62 Lampiran 1 LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN (Informed Consent) Kepada : Yth. Calon Responden Di tempat Dengan hormat, Saya sebagai mahasiswa Prodi D III Keperawatan Fakultas Ilmu Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk mencegah terhadap penyakit tertentu (Hidayat, 2005). Imunisasi adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk mencegah terhadap penyakit tertentu (Hidayat, 2005). Imunisasi adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Imunisasi merupakan usaha pemberian kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kesakitan dan kematian karena berbagai penyakit yang dapat. menyerang anak dibawah usia lima tahun (Widodo, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kesakitan dan kematian karena berbagai penyakit yang dapat. menyerang anak dibawah usia lima tahun (Widodo, 2007). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Imunisasi merupakan hal terpenting dalam usaha melindungi kesehatan anak. Imunisasi merupakan suatu cara efektif untuk memberikan kekebalan khususnya terhadap seseorang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasi 1. Definisi Imunisasi Imunisasi adalah suatu upaya untuk mendapatkan kekebalan terhadap suatu penyakit dengan cara memasukkan kuman atau produk kuman yang sudah dilemahkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sudah terinfeksi, lebih dari 350 juta jiwa telah terinfeksi VHB kronis yang

BAB 1 PENDAHULUAN. sudah terinfeksi, lebih dari 350 juta jiwa telah terinfeksi VHB kronis yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Virus Hepatitis B (VHB) merupakan penyakit infeksi utama dunia yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, meskipun saat ini sudah tersedia vaksin yang efektif

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL. independen (pengertian imuninisasi, tujuan imunisasi, manfaat imunisasi, jenis

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL. independen (pengertian imuninisasi, tujuan imunisasi, manfaat imunisasi, jenis BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL A. Kerangka Konsep Kerangka Konsep dalam penelitian ini ada 2 variabel, yaitu variabel independen (pengertian imuninisasi, tujuan imunisasi, manfaat imunisasi,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Karakteristik Umum Responden, Perilaku Mencuci Tangan, Diare, Balita

ABSTRAK. Kata Kunci: Karakteristik Umum Responden, Perilaku Mencuci Tangan, Diare, Balita ABSTRAK GAMBARAN PERILAKU MENCUCI TANGAN PADAPENDERITA DIARE DI DESA KINTAMANI KABUPATEN BANGLI BALI TAHUN 2015 Steven Awyono Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Diare masih merupakan penyebab kematian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENYAKIT HEPATITIS B 1. Pengertian Hepatitis. Hepatitis B atau yang sering disebut penyakit kuning adalah infeksi yang disebabkan oleh virus hepatitis B yang menyerang hati dan

Lebih terperinci

DWI AGUNG RIYANTO* ABSTRAK

DWI AGUNG RIYANTO* ABSTRAK HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN PERILAKU PELAKSANAAN IMUNISASI DASAR PADA BALITA DI KAMPUNG CANTILAN KELURAHAN KAGUNGAN KECAMATAN KASEMEN KOTA SERANG TAHUN 2013 DWI AGUNG

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP ) SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP ) Topik : Imunisasi Pentavalen Hari / Tanggal : Selasa/ 08 Desember 2014 Tempat : Posyandu Katelia Waktu Pelaksanaan : 08.00 sampai selesai Peserta / Sasaran : Ibu dan Anak

Lebih terperinci

Ike Ate Yuviska(¹), Devi Kurniasari( 1 ), Oktiana (2) ABSTRAK

Ike Ate Yuviska(¹), Devi Kurniasari( 1 ), Oktiana (2) ABSTRAK JURNAL KEBIDANAN Vol 1, No 3, Oktober 2015: 126-130 HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG EFEK SAMPING IMUNISASI DPT COMBO DENGAN KEJADIAN DEMAM PADA BAYI USIA 2-12 BULAN DI BPS YULIANTI AMD KEB KELURAHAN TALANG

Lebih terperinci

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Status Imunisasi Dasar Anak di Posyandu Rw 05 Cilame, Cimareme, Kabupaten Bandung Barat The relationship between levels

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penanganan terhadap beberapa penyakit yang terjadi di Kota Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Penanganan terhadap beberapa penyakit yang terjadi di Kota Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kota Yogyakarta merupakan salah satu kota yang memiliki jumlah penduduk yang tinggi. Kondisi tersebut menjadikan Kota Yogyakarta semakin padat penduduknya, sehingga

Lebih terperinci

LEMBAR KUISIONER PENELITIAN

LEMBAR KUISIONER PENELITIAN LEMBAR KUISIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KELURAHAN KEDOYA SELATAN JAKARTA Petunjuk Pengisian : 1. Bacalah dengan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BENDO KABUPATEN MAGETAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BENDO KABUPATEN MAGETAN HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BENDO KABUPATEN MAGETAN NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai

Lebih terperinci

Imunisasi merupakan upaya pencegahan primer

Imunisasi merupakan upaya pencegahan primer Artikel Asli Kelengkapan Imunisasi Dasar Anak Balita dan Faktor-Faktor yang Berhubungan di Poliklinik Anak Beberapa Rumah Sakit di Jakarta dan Sekitarnya pada Bulan Maret 2008 Mathilda Albertina, Sari

Lebih terperinci

Eskalila Suryati 1 ; Asfriyati 2 ; Maya Fitria 2 ABSTRACT

Eskalila Suryati 1 ; Asfriyati 2 ; Maya Fitria 2 ABSTRACT HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MAGA KECAMATAN LEMBAH SORIK MARAPI KABUPATEN MANDAILING NATAL TAHUN 2015 Eskalila Suryati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Campak merupakan penyakit pernafasan yang mudah menular yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Campak merupakan penyakit pernafasan yang mudah menular yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Campak merupakan penyakit pernafasan yang mudah menular yang menjadi masalah kesehatan bayi dan anak. Virus campak menular melalui udara ketika penderita batuk atau

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN KUESIONER PENELITIAN GAMBARAN FAKTOR PREDISPOSING, PENDUKUNG DAN PENDORONG IBU TERHADAP PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP DAN TIDAK LENGKAP PADA BALITA (12 BULAN) DI DESA SECANGGANG KECAMATAN SECANGGANG

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari pengindraan atau hasil tahu seseorang dan terjadi terhadap objek melalui indra yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencegah tubuh dari penularan penyakit infeksi. Penyakit infeksi. adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme

BAB I PENDAHULUAN. mencegah tubuh dari penularan penyakit infeksi. Penyakit infeksi. adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Imunisasi merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mencegah tubuh dari penularan penyakit infeksi. Penyakit infeksi adalah suatu penyakit yang disebabkan

Lebih terperinci

Kusnanto*, Elida Ulfiana*, M.Hadarani**

Kusnanto*, Elida Ulfiana*, M.Hadarani** PERILAKU KELUARGA DALAM PELAKSANAAN IMUNISASI HEPATITIS B PADA BAYI UMUR 0-7 HARI (Behavior of Family in Practice Hepatitis B Immunization at Baby 0-7 Days Old) Kusnanto*, Elida Ulfiana*, M.Hadarani**

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN Oleh : Esti Ratnasari dan Muhammad Khadziq Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap status gizi anak. upaya kesehatan masyarakat lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap status gizi anak. upaya kesehatan masyarakat lainnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Imunisasi atau kekebalan tubuh terhadap ancaman penyakit adalah tujuan utama dari pemberian vaksinasi. Pada hakekatnya kekebalan tubuh dapat dimiliki secara pasif maupun

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI DI WILAYAH KERJA POSYANDU MELATI KELURAHAN TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI DI WILAYAH KERJA POSYANDU MELATI KELURAHAN TLOGOMAS MALANG ABSTRAK HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI DI WILAYAH KERJA POSYANDU MELATI KELURAHAN TLOGOMAS MALANG Evi Susanti 1), Tanto Hariyanto 2), Ragil Catur Adi 3) 1) Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai ciri khas yang berbeda-berbeda. Pertumbuhan balita akan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai ciri khas yang berbeda-berbeda. Pertumbuhan balita akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Balita adalah masa bayi dan kanak-kanak yang tumbuh kembangnya mempunyai ciri khas yang berbeda-berbeda. Pertumbuhan balita akan berkembang sesuai dengan bertambahnya

Lebih terperinci

DAN INFORMASI KESEHATAN SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI MALANG 2011/2012

DAN INFORMASI KESEHATAN SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI MALANG 2011/2012 MAKALAH IMUNISASI DASAR BAYI BARU LAHIR Dajukan sebagai peryaratan mengikuti ujian semester3 Pembimbing: Bpk.Ahmad Rifai Disusun Oleh : 1. 2. 3. 4. 5. 6. D-III ADMINISTRASIPEREKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP ORANGTUA DENGAN STATUS IMUNISASI ANAKNYA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANGUNTAPAN II BANTUL YOGYAKARTA 2017

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP ORANGTUA DENGAN STATUS IMUNISASI ANAKNYA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANGUNTAPAN II BANTUL YOGYAKARTA 2017 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP ORANGTUA DENGAN STATUS IMUNISASI ANAKNYA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANGUNTAPAN II BANTUL YOGYAKARTA Titik Mariati 1 Prodi Kesehatan Masyarakat STIKES Surya Global Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan rakyat secara menyeluruh. Pemberantasan penyakit. berperanan penting dalam menurunkan angka kesakitan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan rakyat secara menyeluruh. Pemberantasan penyakit. berperanan penting dalam menurunkan angka kesakitan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan nasional yang dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan serta ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Imunisasi Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI DAN PERAN KELUARGA DENGAN TINDAKAN MENDAPATKAN IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI DI

HUBUNGAN MOTIVASI DAN PERAN KELUARGA DENGAN TINDAKAN MENDAPATKAN IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI DI HUBUNGAN MOTIVASI DAN PERAN KELUARGA DENGAN TINDAKAN MENDAPATKAN IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAAL MERAH II KOTA JAMBI TAHUN 2016 RELATION BETWEEN MOTIVASION AND FAMILY S SUPPORT

Lebih terperinci

Jurnal Care Vol. 4, No.3, Tahun 2016

Jurnal Care Vol. 4, No.3, Tahun 2016 30 KETERKAITAN KEKURANGAN ENERGI PROTEIN (KEP) DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA USIA (1-5 TAHUN) Nurwijayanti Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat STIKES Surya Mitra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan termasuk masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan termasuk masalah kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hepatitis B adalah salah satu penyakit menular berbahaya yang dapat menyebabkan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan termasuk masalah kesehatan masyarakat di dunia termasuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor yang..., Lienda Wati, FKM UI, 2009 UNIVERSITAS INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor yang..., Lienda Wati, FKM UI, 2009 UNIVERSITAS INDONESIA 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Millenium Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bulan September tahun 2000 yang dihadiri 189 negara anggota menyepakati dan mengadopsi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, masalah BAB 1 PENDAHULUAN Di dalam bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, masalah penelitian, tujuan penelitian, identifikasi kerangka kerja konseptual, pertanyaan penelitian, variabel penelitian,

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN KETEPATAN WAKTU MELAKUKAN IMUNISASI PADA BAYI DI BPS SRI MARTUTI, PIYUNGAN, BANTUL, YOGYAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN KETEPATAN WAKTU MELAKUKAN IMUNISASI PADA BAYI DI BPS SRI MARTUTI, PIYUNGAN, BANTUL, YOGYAKARTA HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN KETEPATAN WAKTU MELAKUKAN IMUNISASI PADA BAYI DI BPS SRI MARTUTI, PIYUNGAN, BANTUL, YOGYAKARTA Afroh Fauziah 1,Sudarti 2 INTISARI Latar Belakang:Angka Kematian Bayi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun. Menurut SDKI (Survei

BAB I PENDAHULUAN. lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun. Menurut SDKI (Survei BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun. Menurut SDKI (Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. melalui pemberian kekebalan tubuh yang harus dilaksanakan secara terus-menerus

BAB 1 PENDAHULUAN. melalui pemberian kekebalan tubuh yang harus dilaksanakan secara terus-menerus BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Imunisasi merupakan salah satu upaya preventif untuk mencegah penyakit melalui pemberian kekebalan tubuh yang harus dilaksanakan secara terus-menerus dan menyeluruh,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi epidemiologi yang valid. Pembangunan bidang kesehatan di indonesia

BAB I PENDAHULUAN. informasi epidemiologi yang valid. Pembangunan bidang kesehatan di indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat dipengaruhi oleh tersedianya sumber daya manusia yang sehat, terampil dan ahli, serta disusun dalam satu program kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai penyakit seperti TBC, difteri, pertusis, hepatitis B, poliomyelitis, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai penyakit seperti TBC, difteri, pertusis, hepatitis B, poliomyelitis, dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Imunisasi merupakan bentuk intervensi kesehatan yang efektif dalam menurunkan angka kematian bayi dan balita. Dengan imunisasi, berbagai penyakit seperti TBC,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Cecilia Martinelly Putri, Pembimbing I : Donny Pangemanan, drg., SKM. Pembimbing II : Budi Widyarto, dr.

ABSTRAK. Cecilia Martinelly Putri, Pembimbing I : Donny Pangemanan, drg., SKM. Pembimbing II : Budi Widyarto, dr. ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP IMUNISASI HEPATITIS B DI KELURAHAN SUKAGALIH WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKAWARNA KECAMATAN SUKAJADI KOTA BANDUNG TAHUN 2008 Cecilia Martinelly

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hepatitis B adalah infeksi hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B (VHB) yang dapat menyebabkan penyakit akut maupun kronis (WHO, 2015). Penularan hepatitis virus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terutama pada bagian perawatan anak (WHO, 2008). kematian balita di atas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah 15%-20%

BAB 1 PENDAHULUAN. terutama pada bagian perawatan anak (WHO, 2008). kematian balita di atas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah 15%-20% BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas penyakit menular di dunia. Hampir empat juta orang meninggal setiap tahun.

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan salah satunya adalah penyakit infeksi. Masa balita juga merupakan masa kritis bagi

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan salah satunya adalah penyakit infeksi. Masa balita juga merupakan masa kritis bagi BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indikator derajat kesehatan masyarakat di Indonesia salah satunya di lihat dari angka kematian dan kesakitan balita. Masa balita merupakan kelompok yang rawan akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat dicegah dengan imunisasi, yakni masing-masing 3 juta orang atau setiap 10

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat dicegah dengan imunisasi, yakni masing-masing 3 juta orang atau setiap 10 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2012 jumlah bayi di dunia yang diberi imunisasi sama dengan jumlah bayi yang meninggal akibat penyakit yang dapat

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. terbesar kedua dari negara South East Asian Region (SEAR) setelah Myanmar. (1)

BAB 1 : PENDAHULUAN. terbesar kedua dari negara South East Asian Region (SEAR) setelah Myanmar. (1) BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hepatitis merupakan penyakit yang berhubungan dengan kesehatan masyarakat di dunia termasuk di Indonesia. Penyakit hepatitis tersebut terdiri dari hepatitis A, B,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Balita (AKBA) di Indonesia telah menurun, dimana rata-rata

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Balita (AKBA) di Indonesia telah menurun, dimana rata-rata BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka Kematian Balita (AKBA) di Indonesia telah menurun, dimana rata-rata penurunan AKBA pada dekade 1990-an adalah tujuh persen per tahun, lebih tinggi dari dekade

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Telah diketahui bahwa akhir-akhir ini penyakit campak merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara kita yakni dengan dilaporkannya kejadian wabah penyakit campak

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat. (1)

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat. (1) BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia Sehat 2015 telah dicanangkan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, mempunyai misi yang sangat ideal, yaitu masyarakat Indonesia penduduknya hidup dalam

Lebih terperinci

Christopher A.P, S. Ked Yayan A. Israr, S. Ked

Christopher A.P, S. Ked Yayan A. Israr, S. Ked Authors : Christopher A.P, S. Ked Yayan A. Israr, S. Ked Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau 2009 Universal Child Immunization Pendahuluan Puskesmas merupakan sarana pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meneruskan pembangunan nasional jangka panjang tersebut (Ranuh, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. meneruskan pembangunan nasional jangka panjang tersebut (Ranuh, 2008). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan nasional jangka panjang menitikberatkan pada kualitas hidup sumber daya manusia yang prima. Untuk itu kita bertumpu pada generasi muda yang memerlukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Batita, anak usia sekolah, dan wanita usia subur (WUS). Imunisasi lanjutan

BAB 1 PENDAHULUAN. Batita, anak usia sekolah, dan wanita usia subur (WUS). Imunisasi lanjutan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Imunisasi lanjutan merupakan kegiatan imunisasi yang bertujuan untuk melengkapi imunisasi dasar pada bayi yang diberikan kepada anak Batita, anak usia sekolah, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Imunisasi merupakan hal yang wajib diberikan pada bayi usia 0-9

BAB I PENDAHULUAN. Imunisasi merupakan hal yang wajib diberikan pada bayi usia 0-9 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Imunisasi merupakan hal yang wajib diberikan pada bayi usia 0-9 bulan. Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif

Lebih terperinci

Relation between Indoor Air Pollution with Acute Respiratory Infections in Children Aged Under 5 in Puskesmas Wirobrajan

Relation between Indoor Air Pollution with Acute Respiratory Infections in Children Aged Under 5 in Puskesmas Wirobrajan Relation between Indoor Air Pollution with Acute Respiratory Infections in Children Aged Under 5 in Puskesmas Wirobrajan Hubungan antara Polusi Udara Dalam Rumah dengan Kejadian ISPA pada Anak Usia Balita

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HEPATITIS B DAN IMUNISASI HEPATITIS B SERTA JADWAL PEMBERIAN VAKSINASINYA PADA BAYI DI PUSKESMAS PADANG BULAN, MEDAN

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HEPATITIS B DAN IMUNISASI HEPATITIS B SERTA JADWAL PEMBERIAN VAKSINASINYA PADA BAYI DI PUSKESMAS PADANG BULAN, MEDAN 1 TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HEPATITIS B DAN IMUNISASI HEPATITIS B SERTA JADWAL PEMBERIAN VAKSINASINYA PADA BAYI DI PUSKESMAS PADANG BULAN, MEDAN KARYA TULIS ILMIAH Oleh: PUVANA SRE A/P D.MANIRAO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai mengancam jiwa (Ranuh, dkk., 2001, p.37). dapat dijumpai pada 5% resipien, timbul pada hari 7-10 sesudah imunisasi dan

BAB I PENDAHULUAN. sampai mengancam jiwa (Ranuh, dkk., 2001, p.37). dapat dijumpai pada 5% resipien, timbul pada hari 7-10 sesudah imunisasi dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) adalah semua kejadian sakit dan kematian yang terjadi dalam masa 1 bulan setelah imunisasi (Ranuh, dkk., 2001, p.37). Vaksin mutakhir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hepatitis karena infeksi virus merupakan penyakit. sistemik yang menyerang hepar. Penyebab paling banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hepatitis karena infeksi virus merupakan penyakit. sistemik yang menyerang hepar. Penyebab paling banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hepatitis karena infeksi virus merupakan penyakit sistemik yang menyerang hepar. Penyebab paling banyak dari hepatitis akut yang berhubungan dengan virus pada

Lebih terperinci

Romy Wahyuny*, Linda Fadila**

Romy Wahyuny*, Linda Fadila** Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Imunisasi BCG Di Desa Pendalian IV Koto Wilayah Kerja Romy Wahyuny*, Linda Fadila** Abstrak World Health Organization (WHO) dan United Nations International Children's

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SIKAP IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN MIRI SRAGEN

HUBUNGAN ANTARA SIKAP IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN MIRI SRAGEN HUBUNGAN ANTARA SIKAP IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN MIRI SRAGEN NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu diantaranya adalah pencegahan penyakit. Sebagai upaya

BAB I PENDAHULUAN. satu diantaranya adalah pencegahan penyakit. Sebagai upaya BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Paradigma Sehat dilaksanakan melalui beberapa kegiatan salah satu diantaranya adalah pencegahan penyakit. Sebagai upaya menghasilkan generasi sehat memerlukan motivasi

Lebih terperinci