Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya Jl. Veteran No. 1-4 Malang, Telp Fax

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya Jl. Veteran No. 1-4 Malang, Telp Fax"

Transkripsi

1 Pemanfaatan Serat Pelepah Nipah (Nypa fruticans) Sebagai Bahan Baku Alternatif Pembuatan Kertas Seni (Kajian Proporsi Bahan Baku Dan Perekat) Utilization Of Fiber Petioles Nypa (Nypa fruticans) As An Alternative Raw Material For Producing Art Paper (Study Of Raw Materials Proportion And Adhesive) Susinggih Wijana 1) ; Nur Lailatul Rahmah 1) ; Erwin Sugiarto 2) 1) Staf Pengajar dan 2) Alumni Jurusan Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya Jl. Veteran No. 1-4 Malang, Telp Fax erwin_sugiarto@ymail.com ABSTRACT The aims of this research was to find influence of raw material proportion and adhesive appropriate in the process of making paper art, so can be produced art paper which have sensory quality and have more tensile strength and tear strengt, so this paper can have same quality with another art paper in the market commonly. The research method used Randomized Block Design (RBD) with two factors. Analysis data of result quality artistic paper sensory used Friedman test. The test of physical quality artistic paper used ANOVA analysis. The best treatment results was obtained in the proportion of raw materials namely : nypa pulp and cardboard (90%: 10%) with the adhesive proportion at 5%. On this proportion, the value of product was This alternative have color, surface texture and appearance of fibers better than the others paper, so it was considered the most important by the panelists. This alternative has the average of tensile resistance at 4.66 kn/m and it has tear resistance at mn, with gramatur average value of 228 g/m 2. Keywords: Art paper, Cardboard Paper, Petioles nypa, PVAc ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan proporsi bahan baku serta proporsi perekat yang sesuai dalam proses pembuatan kertas seni sehingga dihasilkan kertas seni yang memiliki kualitas sensoris yang disukai dengan kekuatan tarik maupun kekuatan sobek yang sesuai dengan kertas seni yang ada di pasaran. Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok faktorial dengan 2 faktor. Analisa data hasil kualitas sensoris kertas seni akan menggunakan uji Friedman. Uji kualitas fisik kertas seni ini menggunakan analisa ragam ANOVA. Hasil perlakuan terbaik diperoleh pada proporsi bahan baku pulp nipah dan kertas kardus bekas (90%:10%) dengan proporsi perekat sebesar 5%. Nilai produk pada perlakuan ini sebesar 0,921. Alternatif ini memiliki warna, tekstur permukaan dan kenampakan serat yang bagus dibandingkan yang lain sehingga dianggap yang paling penting oleh panelis. Alternatif ini memiliki rerata ketahanan tarik sebesar 4,66 kn/m dan ketahanan sobek sebesar 1202,33 mn dengan nilai rerata gramatur sebesar 228 g/m 2. Kata kunci : Kertas kardus bekas, Kertas seni, Pelepah nipah, PVAc 1

2 Pendahuluan Nipah termasuk tanaman sejenis palem (palma) yang tumbuh di rawa-rawa atau muara-muara sungai yang berair payau. Di Indonesia, luas daerah tanaman nipah diperkirakan ha. Penyebarannya meliputi wilayah kepulauan Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Maluku, dan Irian Jaya. Populasi tanaman nipah diperkirakan sekitar pohon/ha dan diperkirakan total populas nipah di Indonesia mencapai juta pohon (Bandini, 1996). Wilayah kepulauan di Jawa Timur yang memiliki persebaran tanaman nipah yang cukup baik adalah Pulau Bawean dengan luas hutan nipah 280 hektar (Wijana, 2011). Selama ini pemanfaatan tanaman nipah kurang maksimal hanya sebatas pada daun dan nira. Daun nipah biasanya dijadikan anyaman sebagai dinding rumah maupun sebagai atap rumah, sedangkan nira dari nipah dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan gula nipah. Bagian pohon nipah yang selama ini belum banyak dimanfaatkan adalah pelepah dari pohon nipah. Menurut Akpakpan (2011), pelepah nipah mengandung selulosa sebesar 42,22% dengan panjang serat 1,06 mm. Hal tersebut menunjukkan bahwa pelepah nipah memiliki potensi untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku pulp dan kertas seni. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Sukundayanto (2004), yang menyatakan bahwa serat selulosa dari limbah pertanian dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku kertas seni Kertas seni terbuat dari limbah kertas maupun tanaman yang mengandung selulosa sehingga menghasilkan kertas yang bertekstur kasar. Pembuatan kertas seni merupakan salah satu alternatif pengolahan limbah dan mengurangi penggunaan serat kayu sebagai bahan baku kertas. Berbagai limbah hasil pertanian yang mengandung selulosa relatif besar dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku kertas seni antara lain batang pisang, jerami, mendong, batang jagung, batang tembakau dan enceng gondok (Sukundayanto, 2004). Untuk mendapatkan kualitas sensoris kertas seni seperti warna, kenampakan serat dan tekstur yang disukai serta kuantitas fisik kertas seni seperti kekuatan tarik, ketahanan sobek dan gramatur yang baik, maka dalam pembuatan kertas seni dari serat pelepah nipah perlu adanya penambahan kertas bekas dan bahan perekat. Kertas bekas merupakan salah satu sumber serat yang cukup potensial, dimana dapat memberikan sumber serat sekunder pada pembuatan kertas seni dari serat non-kayu. Menurut Wahyudi (2006) penggunaan serat sekunder sebagai bahan baku dalam industri kertas akan memberikan beberapa keuntungan, seperti harganya yang lebih murah, stabilitas dimensi yang tinggi dan formasi lembaran yang dihasilkan lebih baik. Salah satu contoh kertas bekas adalah kertas kardus. Penggunaan kertas kardus bekas sebagai bahan campuran kertas seni dikarenakan sifat kardus mudah untuk diolah kembali atau didaur ulang beberapa kali baik untuk membuat kardus baru ataupun digunakan sebagai bahan campuran pembuatan kertas daur ulang. Selain itu, kertas kardus bekas jika dilakukan pulping ulang (repulping) akan menghasilkan serat yang cukup kuat (Hakim, 2009). Penambahan bahan perekat pada produksi kertas seni bertujuan untuk memperkuat ikatan antar serat, serta mengawetkan kertas sehingga diperoleh kertas yang berkualitas dengan ketahanan tarik dan ketahanan sobek yang tinggi (Iqlima, 2008). Salah satu perekat yang biasnya digunakan dalam pembuatan kertas adalah polivinil asetat (PVAc) atau dapat disebut juga lem putih PVAc sebagai bahan perekat dalam pembentukan kertas. Kelebihan dari PVAc yaitu mudah penggunaanya, tahan terhadap mikroorganisme dan tidak mengakibatkan bercak-bercak noda saat kering (Fajriani, 2010). Melihat fungsi tersebut PVAc memiliki potensi sebagai bahan perekat dalam pembuatan kertas seni. Proporsi bahan baku (serat pelepah nipah dan kertas kardus) serta perekat yang digunakan dalam proses pembuatan kertas seni dari serat pelepah nipah akan berpengaruh terhadap kualitas kertas seni yang dihasilkan. Oleh karena itu diper-lukan adanya penelitian akan kertas seni untuk mendapatkan proporsi bahan baku dan proporsi perekat yang tepat dalam pembuatan kertas seni, sehingga dihasilkan kertas seni dengan kualitas sensoris dan fisik yang baik. 2

3 Bahan dan Metode Bahan yang digunakan pada proses pembuatan kertas seni adalah pulp serat pelepah, kertas kardus, perekat PVAc, dan air PDAM. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah, pisau, timbangan digital, panci, pengaduk, gelas ukur, blender, bak/ember, screen 60 mesh ukuran 20 cm 15 cm, kain saring, dan oven. Sedangkan alat yang digunakan untuk pengujian fisik kertas adalah Paper Tensile Strength Tester. Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor, yaitu: faktor 1 yang terdiri dari 4 level dan faktor 2 yang terdiri dari 2 level. Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali ulangan sehingga diperoleh 24 satuan percobaan. Faktor 1: proporsi bahan baku (serat pelepah nipah dan kertas kardus bekas), yang terdiri dari 4 level yaitu: X1 = Pulp pelepah nipah : Kertas kardus bekas (90%:10%) X2 = Pulp pelepah nipah : Kertas kardus bekas (80%:20%) X3 = Pulp pelepah nipah : Kertas kardus bekas (70%:30%) X4 = Pulp pelepah nipah : Kertas kardus bekas (60%:40%) Faktor 2 adalah proporsi perekat, yang digunakan terdiri dari 2 level, yaitu: Y1 = Konsentrasi PVAc 2% (b/b) Y2 = Konsentrasi PVAc 5% (b/b) Uji kualitas sensoris ditentukan melalui metode hedonic scale scoring dengan mempertimbangkan masing-masing atribut antara lain warna, tekstur permukaan, dan kenampakan serat. Data hasil kualitas sensoris kertas seni akan dianalisis menggunakan uji friedman, setelah itu untuk mengetahui perlakuan terbaik dari data hasil kualitas sensoris kertas seni dilakukan analisa pemilihan alternatif perlakuan terbaik dengan metode indeks efektivitas. Sedangkan pada data hasil kualitas fisik kertas seni akan menggunakan analisa ragam ANOVA (Analysis of Variance) untuk mengetahui ada pengaruhnya antar perlakuan. Hasil dan Pembahasan Rendemen Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa faktor proporsi bahan baku dan proporsi perekat berpengaruh nyata terhadap rendemen pada taraf 5%. Akan tetapi interaksinya tidak berpengaruh nyata terhadap rendemen pada taraf 5%. Nilai rerata rendemen pada kertas seni berkisar antara 60,46%-73,90%. Nilai rerata rendemen tertinggi adalah 73,90% diperoleh pada proporsi pulp pelepah nipah 60% dan kardus bekas 40% dengan menggunakan perekat PVAc 5%. Nilai rerata rendemen terendah 60,46% yaitu pada proporsi pulp pelepah nipah 90% dan kertas kardus bekas 10% dengan menggunakan perekat PVAc 2%. Rerata rendemen kertas seni pada berbagai pengaruh proporsi bahan baku dan perekat dapat dilihat pada Gambar 1. Semakin tinggi proporsi kertas kardus yang digunakan maka nilai rerata rendemen cenderung mengalami peni-ngkatan. Hal tersebut dikarenakan selulosa kertas kardus lebih tinggi dibanding dengan pulp serat pelepah nipah. Proses pembuatan pulp serat pelepah nipah pada konsentrasi NaOH 15% didapatkan kan-dungan selulosa sebesar 38,78%, seda-ngkan menurut Ruseimy (2008) serat sekunder (kertas bekas) memiliki kandungan selulosa antara 49,1%-60,5%. Casey (1981) menyatakan bahwa kandungan selulosa dalam kayu dapat digunakan untuk menyatakan rendemen pulp yang dihasilkan dalam proses pulping, dimana semakin besar kadar selulosa dalam kayu maka semakin besar pula rendemen pulp yang dihasilkan Gambar 1.Grafik Hubungan Antara Proporsi Bahan Baku dan Perekat Terhadap Rendemen Kertas Seni Gramatur Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa faktor proporsi bahan baku dan faktor proporsi perekat berpengaruh nyata terhadap rerata gramatur kertas seni serat pelepah 3

4 nipah pada taraf 5%, sedangkan interaksinya tidak berpengaruh nyata. Nilai rerata gramatur pada kertas seni berkisar antara (g/m 2 ). Semakin rendah proporsi bahan baku pulp pelepah nipah dan perekat yang digunakan dalam pembuatan kertas seni, rerata gramatur yang dihasilkan cenderung mengalami penurunan. Nilai rerata gramatur tertinggi 259 g/m 2 yaitu pada proporsi pulp pelepah nipah:kertas kardus (60%:40%) dengan proporsi perekat PVAc 5%. Nilai rerata gramatur terendah 219 g/m 2 pada proporsi antara pulp pelepah nipah 90% dan pulp kertas kardus bekas 10% dengan menggunakan perekat PVAc 2%. Rerata gramatur kertas seni pada berbagai proporsi bahan baku dan perekat dapat dilihat pada Gambar 2. proporsi perekat memberikan pengaruh nyata terhadap ketahanan tarik kertas seni serat pelepah nipah pada taraf 5%. Interaksi kedua faktor proporsi bahan baku dan proporsi perekat tidak ber-pengaruh nyata terhadap ketahanan tarik kertas seni yang dihasilkan pada taraf 5%. Rerata ketahanan tarik kertas seni dari serat pelepah nipah pada berbagai proporsi perekat dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 2. Grafik Hubungan Antara Proporsi Bahan Baku dan Perekat Terhadap Gramatur Kertas Seni Semakin tinggi proporsi pulp nipah dan semakin rendah kertas kardus yang digunakan dalam proses pembuatan kertas seni, maka gramatur kertas seni yang dihasilkan cenderung mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena pulp nipah yang digunakan dalam pembuatan kertas seni memiliki kadar air 8,6%, sedangkan kertas kardus bekas memiliki kadar air 4%. Semakin tinggi kadar air pada bahan, maka gramatur yang didapatkan semakin rendah. Hal ini dikarenakan pada proses pengeringan, bahan baku yang memiliki kandungan air yang tinggi, penguapannya juga akan semakin tinggi, sehingga massa kertas yang dihasilkan akan mengalami penurunan. Ketahanan Tarik Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa faktor proporsi bahan baku dan faktor Gambar 3. Grafik Hubungan Antara Proporsi Bahan Baku dan PerekatTerhadap Ketahanan Tarik Kertas Seni Hasil rerata ketahanan tarik kertas seni serat pelepah nipah berkisar antara 3,95 sampai 5,74 (kn/m). Nilai rerata ketahanan tarik tertinggi 5,74 kn/m diperoleh pada proporsi bahan baku pulp pelepah nipah 60% dan kardus bekas 40% dengan menggunakan perekat PVAc 5%. Nilai rerata ketahanan tarik terendah 3,95 kn/m pada proporsi bahan baku pulp pelepah nipah 90% dan kertas kardus bekas 10% dengan menggunakan perekat PVAc 2%. Semakin tinggi proporsi pulp nipah yang digunakan dalam pembuatan kertas seni, maka ketahanan tarik kertas yang dihasilkan cenderung mengalami penu-runan. Hal tersebut diduga karena kandungan lignin pulp pelepah nipah lebih tinggi dibanding dengan kertas bekas sehingga mengakibatkan ketahanan tarik pada kertas menjadi rendah. Kandungan lignin yang terdapat pada pulp pelepah nipah yaitu sebesar 8,45%, sedangkan menurut Rilla (2010) kandungan lignin pada kertas kurang dari 1%. Menurut Citra (2000) lignin juga merupakan senyawa penghambat ikatan antar serat dan menyebabkan serat menjadi kaku dan serat sukar pecah saat 4

5 penggilingan, bila serat sukar pecah maka akan menyebabkan ikatan antar serat menjadi lebih rendah. Ketahanan Sobek Hasil analisis ragam diketahui bahwa faktor proporsi bahan baku dan faktor proporsi perekat berpengaruh nyata terhadap rerata ketahanan sobek kertas seni serat pelepah nipah pada taraf 5%. Namun interaksi kedua faktor proporsi bahan baku dan proporsi perekat tidak berpengaruh nyata terhadap ketahanan sobek kertas seni serat pelepah nipah pada taraf 5%. Rerata ketahanan sobek kertas seni akibat pengaruh berbagai proporsi baku dan perekat dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4. Grafik Hubungan Antara Proporsi Bahan Baku dan Perekat Terhadap Ketahanan Sobek Kertas Seni Nilai rerata ketahanan sobek pada kertas seni berkisar antara (mn). Nilai rerata ketahanan sobek tertinggi diperoleh pada interaksi pulp pelepah nipah 60% dan kardus bekas 40% dengan menggunakan perekat PVAc 5% sebesar 1658 mn. Nilai rerata ketahanan sobek terendah diperoleh pada interaksi antara pulp pelepah nipah 90% dan pulp kertas kardus 10% dengan menggunakan perekat PVAc 2% yaitu sebesar 801 mn. Semakin tinggi proporsi kertas kardus yang digunakan maka ketahanan sobek kertas seni cenderung mengalami peningkatan hal tersebut dikarenakan pulp pelepah nipah memiliki kandungan selulosa sebesar 38,78%, sedangkan kertas bekas memiliki kandungan selulosa antara 49,1%-60,5% (Ruseimy, 2008), sehingga semakin tinggi kertas kardus yang digunakan maka ketahanan sobek cenderung mengalami peningkatan. Menurut Retno (2005) sifat ketahanan sobek dipengaruhi oleh jumlah selulosa yang terdapat pada lembaran yang tersobek. Hal tersebut didukung oleh pernyataan (Mulyana dkk., 2007) bahan yang mengandung selulosa yang lebih banyak akan menghasilkan lembaran pulp yang mempunyai ketahanan sobek yang lebih tinggi. Warna Hasil uji friedmen terhadap warna kertas seni serat pelepah nipah menunjukkan antar perlakuan tidak ada pengaruh nyata. Hal ini ditunjukkan dengan x 2 r warna kertas lebih kecil dibanding dengan F tabel yaitu dengan x 2 r sebesar 3,43 dan F tabel (tingkat kepercayaan 5%) sebesar 15,507, ini disebabkan bahwa panelis menganggap bahwa warna kertas seni yang diujikan kepada panelis memiliki warna yang hampir seragam, sehingga dalam penilaiaan tidak berpengaruh nyata pada pemilihan kertas seni. Hasil penelitian pada pembuatan kertas seni antara proporsi bahan baku (pulp pelepah nipah:kertas kardus bekas) dan perekat PVAc didapatkan rerata skor kesukaan terhadap warna kertas seni berkisar antara 4,5 sampai 5,3. Perbedaan rerata skor kesukaan antar pelakuan hasil uji friedmen terhadap warna kertas seni dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Penilaian Panelis Terhadap Warna Kertas Seni yang Dihasilkan Pulp Pelepah Perekat Rerata Nipah:Kardus PVAc Skor Bekas (%) (%) Ket 80 : ,5 Biasa 80 : ,6 Biasa 70 : ,85 Biasa 90 : Cukup Bagus 70 : Cukup Bagus 60 : ,15 Cukup Bagus 90 : ,2 Cukup Bagus 60 : ,3 Cukup Bagus Hasil penilaian panelis pada Tabel 1 menunjukkan bahwa tingkat kesukaan berada antara biasa sampai cukup bagus dan diketahui bahwa panelis paling menyukai jenis kertas dengan proporsi pulp pelepah nipah 60% dan kertas kardus 40% didapatkan rerata skor sebesar 5,3 yang berarti cukup 5

6 bagus. Nilai kesukaan panelis terendah diperoleh pada proporsi bahan baku pulp nipah 80% dan kertas kardus 20% dengan rerata skor sebesar 4,5. Beberapa panelis menyatakan bahwa selera dan permintaan warna pada jenis kertas seni menjadi fleksibel dan tidak ada aturan baku untuk warna kertas seni. Pada dasarnya kertas seni dengan warna yang bevariasi memiliki daya tarik tersendiri bagi konsumen. Menurut Sukmani (2000), diversifikasi warna sangat mungkin dilakukan pada kertas seni agar lebih mudah menarik minat konsumen untuk menggunakan atau membeli. Kenampakan Serat Hasil uji friedmen terhadap kenampakan serat menunjukan bahwa faktor proporsi bahan baku dan jenis perekat memberikan pengaruh nyata dari penilaan panelis terhadap kenempakan serat, hal ini ditunjukkan dengan x 2 r kenampakan serat lebih besar dibanding dengan F tabel yaitu dengan x 2 r sebesar 46,86 dan F tabel (tingkat kepercayaan 5%) sebesar 15,507. Oleh karena itu dilakukan uji lanjut friedman dengan melakukan perhitungan kembali dan menotasikan perlakuaan untuk mengetahui dimana letak perbedaan tersebut. Hasil penelitian pada pembuatan kertas seni antara proporsi bahan baku (pulp pelepah nipah:kertas kardus bekas) dan perekat PVAc didapatkan rerata skor kesukaan terhadap kenampakan serat kertas seni berkisar antara 4,6-6. Penilaian panelis terhadap kertas seni dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Penilaian Panelis Terhadap Kenampakan Kertas Seni Serat Nipah Pulp Pelepah Nipah: Kardus Bekas (%) Jumlah Perekat PVAc (%) Rerata Skor Ket Notasi 80 : ,6 Biasa a 70 : ,6 Biasa a 60 : ,85 Biasa a 60 : ,9 Biasa a 80 : ,1 Cukup Bagus a 70 : ,15 Cukup Bagus a 90 : ,85 Cukup Bagus b 90 : Bagus b Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa bahan baku antara pulp nipah dengan kertas kardus bekas pada proporsi 90%:10% dengan menggunakan perekat 2% dan 5% berpengaruh nyata terhadap kenampakan serat kertas seni yang dihasilkan. Rerata skor panelis lebih menyukai kertas seni serat nipah pada proporsi 90%:10% dengan pemakaian perekat 2% didapatkan rerata skor sebesar 6 yang berarti bagus. Hal ini dikarenakan pada perlakuan tersebut proporsi pulp nipah lebih tinggi dibandingkan dengan kertas kardus, proporsi serat nipah yang tinggi mengakibatkan kenampakan serat pada kertas lebih jelas dibandingkan dengan perlakukan yang lain. Menurut Febrina (2007) jika kertas seni dengan kenampakan serat aslinya lebih jelas maka nilai kertas seni semakin tinggi dan keunikannya meningkat. Menurut Iqlima (2008) kertas seni mempunyai karakteristik yang berbeda dengan kertas buatan pabrik. Kertas seni dengan ciri-ciri khusus mempunyai seratserat murni yang panjang dan menghasilkan kertas yang kuat dan lebih awet. Selain serat tanaman biasanya kertas seni ditambahkan daun-daun, kelopak bunga dan bahan-bahan lain yang terdapat di alam. Inilah yang menjadi ciri khusus kertas daur ulang buatan tangan (Wahyuningtias, 2007). Tekstur Permukaan Hasil uji friedmen terhadap tekstur permukaan menunjukkan bahwa bahwa faktor proporsi bahan baku dan jenis perekat memberikan pengaruh tidak nyata dari penilaan panelis terhadap kenempakan serat, hal ini ditunjukkan dengan x 2 r kenampakan serat lebih kecil di banding dengan F tabel yaitu dengan x 2 r sebesar 14,73 dan F tabel (tingkat kepercayaan 5%) sebesar 15,507. Hal ini disebabkan karena panelis menilai tekstur permukaan pada kertas seni hasil penelitian cenderung terlihat sama sehingga penilaan panelis terhadap kertas seni hasil penelitian memiliki kisaran nilai yang tidak jauh berbeda. Selain itu teknik pencetakan yang digunakan masih manual sehingga hasil tekstur permukaan dari kertas seni belum maksimal. Penilaian panelis terhadap tekstur permukaan kertas seni menunjukkan bahwa rata-rata skor kesukaan antara 4,1 sampai 5,9. Hal ini menunjukkan bahwa panelis menilai kertas seni tersebut memiliki kualitas 6

7 biasa/netral sampai dengan cenderung bagus dari segi tekstur permukaan. Penilaian panelis terhadap kertas seni dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Penilaian Panelis Terhadap Tekstur Permukaan Kertas Seni Pulp Pelepah Nipah:Kardus Bekas(%) Jumlah Perekat PVAc (%) Rera ta Skor Ket 70 : ,1 Biasa 60 : ,25 Biasa 80 : ,35 Biasa 60 : ,35 Biasa 80 : ,5 Biasa 70 : ,9 Biasa 90 : ,45 Cukup Bagus 90 : ,9 Cukup Bagus Hasil penilaian panelis pada Tabel 3 menunjukkan bahwa tingkat kesukaan berada antara biasa dan cukup. Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa panelis paling menyukai jenis kertas dengan proporsi pulp pelepah nipah 90% dan kardus bekas 10% dengan rerata skor sebesar 5,9 yang berarti cenderung bagus. Menurut Smook (1994), tekstur permukaan sangat dipengaruhi oleh teknik pencetakan dan ukuran serat. Menurut pengamatan, kertas seni yang berada di pasaran memiliki formasi serat/tekstur permukaan yang lebih halus dibanding kertas seni hasil penelitian, karena dalam proses pencetakan menggunakan metode pressing sedangkan dalam proses pencetakan kertas seni hasil penelitian menggunakan cetakan manual yaitu screen (alat cetak) sehingga permukaan kertas yang terbentuk tidak rata. Kertas daur ulang yang diolah secara khusus dengan mencampurkan serat-serat tanaman justru memiliki tekstur yang unik dan menarik sehingga bagus sekali digunakan dalam pembuatan berbagai barang kerajinan yang bernilai jual tinggi (Malo, 2004). Perlakuan Terbaik Pemilihan perlakuan terbaik menggunakan metode pembobotan (degarmo et al., 1984) yang ditentukan oleh panelis berdasarkan tingkat kepentingan parameter yang diamati. Penentuan alternatif perlakuan terbaik antara kombinasi proporsi bahan baku dan proporsi perekat pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode indeks efektivitas. Metode ini dilakukan pada parameter uji sensoris (warna, tekstur permukaan, dan kenampakan serat). Penilaian perlakuan terbaik dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Alternatif Perlakuan Terbaik Perbandingan Jumlah Produk Pulp Pelepah Perekat Nilai Nipah:Kardus PVAc Produk Bekas(%) (%) Urutan : , : , : , : , : , : , : , : ,599 4 Tabel 4 menunjukkan hasil perhitungan alternatif perlakuaan terbaik dari produk kertas seni, didapatkan nilai produk berkisar antar 0,123 sampai 0,921. Nilai produk kertas seni tertinggi yaitu pada proporsi bahan baku pulp nipah 90 % dan kertas kardus 10% serta dengan penambahan proporsi perekat sebesar 5% didapatkan nilai produk sebesar 0,92 berarti bahwa alternatif ini yang paling disukai oleh panelis. Alternatif ini memiliki warna, tekstur permukaan dan kenampakan serat yang bagus dibandingkan yang lain sehingga dianggap yang paling penting oleh panelis. Pada proporsi bahan baku pulp pelepah nipah:kertas kardus (90%:10%) dan proporsi perekat 5%. Pulp serat pelepah nipah lebih dominan dibanding kertas kardus, proporsi serat nipah yang lebih dominan mengakibatkan kenampakan serat kertas seni lebih jelas dibanding perlakuaan yang lain. Menurut para panelis kenampakan serat yang lebih jelas pada umumnya lebih disukai oleh konsumen karena dianggap sifat keunikannya lebih tinggi, hal tersebut didukung oleh Febrina (2007) yang menyatkan bahwa, jika kertas seni dengan kenampakan serat aslinya lebih jelas maka nilai kertas seni semakin tinggi dan keunikannya meningkat, begitu juga pada tekstur permukaan semakin tinggi proporsi serat tanaman yang digunakan, maka kertas yang dihasilkan akan menghasilkan tekstur permukaan yang lebih kasar. Menurut Sukmani (2000), kertas seni yang memiliki tekstur permukaan yang kasar umumnya lebih disukai konsumen karena dianggap nilai seninya lebih tinggi, sedangkan menurut panelis warna yang 7

8 dihasilkan pada proporsi tersebut lebih menarik dibanding perlakuan lain karena memiliki warna dari serat alami. Penilaian panelis terhadap warna kertas seni memiliki rerata skor 5,2 yang berarti cukup bagus, kenampakan serat dengan rerata skor 5,85 yang berarti cenderung bagus, sedangkan tekstur permukaan didapatkan rerata skor 5,45 yang berarti cukup bagus. Untuk mengetahui seberapa baik kualitas kertas serat nipah hasil penelitian, maka dilakukan perbandingan kualitas kertas seni yang ada dipasaran dari segi, gramatur, ketahanan tarik dan ketahanan sobek. Pemilihan kertas seni tersebut berdasarkan kertas yang paling dominan yang menyerupai karakteristik sensoris kertas seni hasil penelitiaan yaitu dilihat dari warna, kenampakan serat dan panjang serat. Hasil perbandingan analisis fisik kertas seni serat pelepah nipah dengan produk kertas seni yang ada dipasaran dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Perbandingan Kualitas Kertas Seni Serat Nipah dengan Kertas Seni yang ada dipasaran No Kriteria Produk Hasil Penelitian Produk di Pasaran 1 Gramatur 229 g/m 2 97,9 g/m 2 2 Ketahanan Tarik 3 Ketahanan Sobek 4,49 kn/m 2,71 kn/m 1132 mn 1049 mn 4 Kadar air 5% 7% Tabel 5 menunjukkan kualitas fisik kertas seni antara kertas seni dari serat nipah dengan kertas seni yang ada di pasaran, dapat diketahui bahwa kertas seni dari serat nipah mempunyai uji fisik yang lebih tinggi dibandingkan dengan kertas seni yang ada di pasaran, dari segi gramatur, ketahanan tarik dan ketahanan sobek. Akan tetapi mengasilkan kadar air yang lebih kecil. Menurut Iqlima (2008) kualitas kertas seni untuk dijadikan produk handycraft sangat penting dilihat dari ketahanan tarik dan ketahanan sobek. Semakin tinggi nilai ketahanan tarik dan ketahan sobek suatu kertas seni, maka kualitas kertas yang dihasilkan semakin baik (tidak mudah sobek) khususnya sebagai bahan baku produk seperti kap lampu, kotak hias dan bingkai foto. Selain ketahanan tarik dan sobek, gramatur juga penting untuk menilai kualitas suatu kertas. Uji gramatur dilakukan untuk mengetahui keseragaman sampel kertas yang yang akan dibuat (Chatrine dan Witono, 2006). Kesimpulan Kualitas sensoris kertas seni yang disukai adalah kertas seni dengan proporsi pulp nipah 90% dan kertas kardus 10% dengan penambahan perekat 5%, memiliki nilai produk sebesar 0,921 dengan nilai rerata gramatur sebesar 228 g/m 2, rerata ketahanan tarik sebesar 4,66 kn/m serta ketahanan sobek sebesar 1202,33 mn. Ucapan Terima Kasih Atas terselenggaranya penelitian ini diberikan ucapan terima kasih kepada Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Timur yang telah membiayai penelitian Pembuatan Kertas Seni dari Campuran Pulp Pelepah Daun Nipah dan Pulp Kertas Kardus Bekas (Kajian Proporsi Bahan Baku dan Perekat PVAc) pada Tahun Anggaran Daftar Pustaka Akpakpan, A.E Influence of Cooking Variables on the Soda and Soda-Ethanol Pulping of Nypa Fruticans Petioles. Australian Journal of Basic and Applied Sciences, 5(12): Iqlima, Perhitungan Harga Pokok Produksi (HPP) Kertas Seni dari Campuran Jerami Padi (Oryza sativa.l) dan Enceng Gondok (Eichhornia crassipes). Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Brawijaya. Malang. Bandini, Y Nipah Pemanis Alami Baru. PT Penebar Swadaya. Jakarta. Casey, J. P Pulp and Paper, Vol II Secon Ed. International Publisher Inc. New York. Citra, R.P Kajian Pengaruh Jenis dan Konsentrasi Kapang Pelapuk Putih Terhadap Biodelignifikasi Kayu Mangium (Acacia mangium Willd). Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertaniaan Bogor. 8

9 degarmo, E.D., Sullivan and Canada Engineering Economy. Mac Millan Publishing Company. New York. Fajriani, E Aplikasi Perekat Dalam Pembua-tan Kayu Laminasi. Laporan Akhir Praktikum.Departemen Hasil Hutan Fakultas Kehutanan. IPB. Bogor. Febrina, P Studi Pembuatan Kertas Seni dari Batang Jagung (Zae mays) dan Ampas Tebu (Saccharum officinarum) (kajian propoesi bahan baku dan jenis perekat). Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Brawijaya. Malang. Hakim, L dan Sucipto Pengaruh Rasio Semen/Serat dan Jenis Katalis Terhadap Kekuatan Papan Semen-Serat dari Limbah Kertas Kardus Program Studi Teknologi Hasil Hutan Fakultas Pertanian. Vol. 11. No. 1. Hal : Malo, B. A Membuat Kertas Seni dari Pelepah Pisang. Kanisius. Yogyakarta. Mulyana H, Agus B, Sutedja W, dan Andoyo S Efisiensi Proses Pemuti-han Pulp Kraft RDH (Rapid Displacement Heating) Dengan Metode ECF (Elementally Chlorine Free), Prosiding Seminar Nasional Teknologi Inovatif Pascapanen untuk Pengembangan industrl Berbasis. Retno, R. K Pengawasan Kualitas Produk Akhir Kertas pada Papernoard Manufacture) PT. Surya Pamenang Kediri. Laporan Praktek Kerja Lapang. Universitas Brawijaya Malang. Rilla, Pengujian Kadar Lignin dalam Pulp. Dilihat 27 Desember < artikel_ kimia/kimia_material/ peng-ujiankadar-lignin-dalampulp/>. Smook, G.A Handbook for Pulp & Paper Technologists Second Ed. Friesen Printers Angus Wilde Publications Inc. Kanada. Sukmani, N. A., Perancangan Produk Kertas Seni Dari Ampas Umbi Garut (Maranta arundinaceae): Kajian Lama Pemanasan Dan Konsentrasi Larutan NaOH Serta Analisis Finansialnya. Skripsi. Fakultas Teknologi Industri Pertanian. Universitas Brawijaya. Malang. Wahyudi, T. dan Hawasul Peningkatan Kualitas Serat Sekunder dengan Perlakuaan Enzim dan Polimer. Majalah Ilmiah No. 18/AKRED LIPI/P2MB1/9 /2006. Vol. 42 (2). Hal Wahyuningtias, E Optimasi Konsentrasi NaOH dan Tapioka pada Produksi Kertas Seni dari Pelepah Pisang (Musa paradiciaca). Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Brawijaya. Malang. Wijana, S Inovasi Teknologi Produksi Gula Palma dari Nipah di Wilayah Kepulauan Jawa Timur. Laporan Penelitian Balitbang Provinsi JawaTimur. Ruseimy, V Konversi Limbah Kertas Menjadi Etanol dengan Menggunakan Enzim Selulase Melalui Sakarifikasi dan Permentasi Serentak. Skripsi. Fakultas Teknik Kimia. Universitas Indonesia. Sakundayanto, Pengembangan Kertas Seni Untuk Produk Komersial. Yogyakarta: Balai Besar Kerajinan dan Batik Yogyakarta. 9

Ketahanan Tarik Kertas Seni dari Serat Pelepah Nipah (Nypa fruticans) (Kajian Proporsi Bahan Baku dan Perekat) ABSTRAK

Ketahanan Tarik Kertas Seni dari Serat Pelepah Nipah (Nypa fruticans) (Kajian Proporsi Bahan Baku dan Perekat) ABSTRAK Ketahanan Tarik Kertas Seni dari Serat Pelepah Nipah (Nypa fruticans) (Kajian Proporsi Bahan Baku dan Perekat) Ika Atsari Dewi (pemakalah) 1), Susinggih Wijana, Nur Lailatul Rahmah 2), Erwin Sugiarto 3),

Lebih terperinci

Pengaruh Komposisi Bahan Baku dan Lama Waktu Pemasakan terhadap Kekuatan Tarik pada Pembuatan Kertas Seni dari Limbah Batang Jagung dan Kertas Bekas

Pengaruh Komposisi Bahan Baku dan Lama Waktu Pemasakan terhadap Kekuatan Tarik pada Pembuatan Kertas Seni dari Limbah Batang Jagung dan Kertas Bekas Jurnal Mekanika dan Sistem Termal, Vol. 1(2), Agustus 2016 :38-42 Jurnal Mekanika dan Sistem Termal (JMST) Journal homepage: http://e-journal.janabadra.ac.id/index.php/jmst Original Article Pengaruh Komposisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kertas seni merupakan salah satu produk yang semakin diminati baik di dalam pasar dalam negeri maupun luar negeri, umumnya merupakan hasil produk buatan tangan dengan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH BULU AYAM DAN KULIT SINGKONG SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN KERTAS SENI. DENGAN PENAMBAHAN NaOH DAN PEWARNA ALAMI NASKAH PUBLIKASI

PEMANFAATAN LIMBAH BULU AYAM DAN KULIT SINGKONG SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN KERTAS SENI. DENGAN PENAMBAHAN NaOH DAN PEWARNA ALAMI NASKAH PUBLIKASI PEMANFAATAN LIMBAH BULU AYAM DAN KULIT SINGKONG SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN KERTAS SENI DENGAN PENAMBAHAN NaOH DAN PEWARNA ALAMI NASKAH PUBLIKASI Oleh: INNA SITI NUR JANNAH A420110098 FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH BULU AYAM DAN KULIT JAGUNG SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN KERTAS SENI DENGAN PENAMBAHAN NaOH DAN PEWARNA ALAMI NASKAH PUBLIKASI

PEMANFAATAN LIMBAH BULU AYAM DAN KULIT JAGUNG SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN KERTAS SENI DENGAN PENAMBAHAN NaOH DAN PEWARNA ALAMI NASKAH PUBLIKASI PEMANFAATAN LIMBAH BULU AYAM DAN KULIT JAGUNG SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN KERTAS SENI DENGAN PENAMBAHAN NaOH DAN PEWARNA ALAMI NASKAH PUBLIKASI Oleh : RINDA CAHYA PRATIWI A420110067 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

KUALITAS KERTAS SENI BERBAHAN BAKU PELEPAH TANAMAN SALAK DENGAN PERLAKUAN KONSENTRASI NaOH DAN LAMA PEMASAKAN

KUALITAS KERTAS SENI BERBAHAN BAKU PELEPAH TANAMAN SALAK DENGAN PERLAKUAN KONSENTRASI NaOH DAN LAMA PEMASAKAN KUALITAS KERTAS SENI BERBAHAN BAKU PELEPAH TANAMAN SALAK DENGAN PERLAKUAN KONSENTRASI NaOH DAN LAMA PEMASAKAN PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. KETAHANAN TARIK DAN KETAHANAN SOBEK KERTAS SENI Hasil penelitian tentang kertas yang terbuat dari bulu ayam dan kulit jagung diperoleh data hasil pengujian ketahanan

Lebih terperinci

= 2 hours) and factor 2 is a incubation duration (L 1

= 2 hours) and factor 2 is a incubation duration (L 1 Bioeksperimen 149 KUALITAS KERTAS SENI DARI PELEPAH TANAMAN SALAK MELALUI BIOCHEMICAL JAMUR Phanerochaete crysosporium DAN Pleurotus ostreatus DENGAN VARIASI LAMA PEMASAKAN DALAM NaOH Triastuti Rahayu,

Lebih terperinci

KUALITAS KERTAS SENI BERBAHAN BAKU PELEPAH TANAMAN SALAK DENGAN PERLAKUAN KONSENTRASI NaOH DAN KONSENTRASI LEM PVAc

KUALITAS KERTAS SENI BERBAHAN BAKU PELEPAH TANAMAN SALAK DENGAN PERLAKUAN KONSENTRASI NaOH DAN KONSENTRASI LEM PVAc KUALITAS KERTAS SENI BERBAHAN BAKU PELEPAH TANAMAN SALAK DENGAN PERLAKUAN KONSENTRASI NaOH DAN KONSENTRASI LEM PVAc PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kertas memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat dalam negeri maupun luar negeri yaitu untuk berkomunikasi dan berkreasi. Industri pulp dan kertas

Lebih terperinci

KERTAS SENI DARI PELEPAH TANAMAN SALAK MELALUI BIOCHEMICAL PULPING KULTUR CAMPURAN JPP

KERTAS SENI DARI PELEPAH TANAMAN SALAK MELALUI BIOCHEMICAL PULPING KULTUR CAMPURAN JPP KERTAS SENI DARI PELEPAH TANAMAN SALAK MELALUI BIOCHEMICAL PULPING KULTUR CAMPURAN JPP (Trametes versicolor DAN Pleurotus ostreatus) DENGAN VARIASI KONSENTRASI NaOH PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah

Lebih terperinci

SEPTIAN NUR IKA TRISNAWATI A

SEPTIAN NUR IKA TRISNAWATI A KARAKTERISTIK KERTAS SENI DARI RUMPUT GAJAH (Pennisetum purpureum) DENGAN PENAMBAHAN KONSENTRASI NaOH DAN PEWARNA YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : SEPTIAN NUR IKA TRISNAWATI A 420 100 059 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kertas seni atau biasa disebut kertas daur ulang merupakan kertas yang biasa digunakan sebagai bahan pembuatan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kertas seni atau biasa disebut kertas daur ulang merupakan kertas yang biasa digunakan sebagai bahan pembuatan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kertas seni atau biasa disebut kertas daur ulang merupakan kertas yang biasa digunakan sebagai bahan pembuatan kerajinan tangan. Kerajinan tangan yang bisa dibuat dari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian mengenai karakteristik kertas seni yang terbuat dari limbah bulu ayam dan limbah kulit singkong telah diperoleh data dari hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tongkol jagung sebagai limbah tidak bermanfaat yang merugikan lingkungan jika tidak ditangani dengan benar.

BAB I PENDAHULUAN. tongkol jagung sebagai limbah tidak bermanfaat yang merugikan lingkungan jika tidak ditangani dengan benar. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kulit jagung merupakan bagian tanaman yang melindungi biji jagung, berwarna hijau muda saat masih muda dan mengering pada pohonnya saat sudah tua. Tongkol jagung merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kertas merupakan bahan yang tipis dan rata yang biasanya terbuat dari kayu maupun dari bahan yang berserat tinggi, sering digunakan untuk berbagai kepentingan misalnya

Lebih terperinci

PEMANFAATAN RUMPUT GAJAH (PENNISETUM PURPUREUM) UNTUK PEMBUATAN KERTAS MELALUI CHEMICAL PULPING MENGGUNAKAN. NaOH dan Na 2 CO 3.

PEMANFAATAN RUMPUT GAJAH (PENNISETUM PURPUREUM) UNTUK PEMBUATAN KERTAS MELALUI CHEMICAL PULPING MENGGUNAKAN. NaOH dan Na 2 CO 3. PEMANFAATAN RUMPUT GAJAH (PENNISETUM PURPUREUM) UNTUK PEMBUATAN KERTAS MELALUI CHEMICAL PULPING MENGGUNAKAN NaOH dan Na 2 CO 3 Aminah Asngad 1, Septian Nur Ika Trisnawati 2 Enggar Rosmita Sanastri 3 Prodi

Lebih terperinci

UJI KUALITAS KERTAS SENI DARI ALANG-ALANG MELALUI PROSES ORGANOSOLV DENGAN KONSENTRASI PELARUT DAN LAMA PEMASAKAN YANG BERBEDA

UJI KUALITAS KERTAS SENI DARI ALANG-ALANG MELALUI PROSES ORGANOSOLV DENGAN KONSENTRASI PELARUT DAN LAMA PEMASAKAN YANG BERBEDA UJI KUALITAS KERTAS SENI DARI ALANG-ALANG MELALUI PROSES ORGANOSOLV DENGAN KONSENTRASI PELARUT DAN LAMA PEMASAKAN YANG BERBEDA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada

Lebih terperinci

The Optimization of NaOH and Cassava Starch Concentration on The Quality of Art Paper from Banana Leaves

The Optimization of NaOH and Cassava Starch Concentration on The Quality of Art Paper from Banana Leaves OPTIMASI PENGGUNAAN NaOH DAN TAPIOKA PADA PRODUKSI KERTAS SENI DARI PELEPAH PISANG The Optimization of NaOH and Cassava Starch Concentration on The Quality of Art Paper from Banana Leaves Sucipto*, Susinggih

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK KERTAS BERBAHAN BAKU GEDEBOK PISANG (Musa Parasidiaca ) DAN SAMPAH KERTAS

KARAKTERISTIK KERTAS BERBAHAN BAKU GEDEBOK PISANG (Musa Parasidiaca ) DAN SAMPAH KERTAS KARAKTERISTIK KERTAS BERBAHAN BAKU GEDEBOK PISANG (Musa Parasidiaca ) DAN SAMPAH KERTAS (Paper-Based Characteristics of Banana Trunk (Musa Paradisiaca) and Waste Paper) Nova Suriani 1*), Ainun Rohanah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kertas merupakan bahan industri yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Tekstur kertas biasanya tipis dan rata yang terbuat dari kayu,berfungsi

Lebih terperinci

UJI KUALITAS KERTAS SENI DARI ALANG - ALANG DENGAN KONSENTRASI PELARUT NaOH DAN LAMA PEMASAKAN YANG BERBEDA

UJI KUALITAS KERTAS SENI DARI ALANG - ALANG DENGAN KONSENTRASI PELARUT NaOH DAN LAMA PEMASAKAN YANG BERBEDA UJI KUALITAS KERTAS SENI DARI ALANG - ALANG DENGAN KONSENTRASI PELARUT NaOH DAN LAMA PEMASAKAN YANG BERBEDA Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata 1 Pada Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK KERTAS BERBAHAN BAKU TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT DAN SAMPAH KERTAS

KARAKTERISTIK KERTAS BERBAHAN BAKU TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT DAN SAMPAH KERTAS KARAKTERISTIK KERTAS BERBAHAN BAKU TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT DAN SAMPAH KERTAS (Paper-Based Characteristics of Oil Palm Empty Fruit Bunch and Waste Paper) Endah Andarini 1, Ainun Rohanah 1 dan Saipul

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan kompresi serat yang berasal dari pulp. Serat yang digunakan biasanya adalah alami, dan mengandung selulosa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan kompresi serat yang berasal dari pulp (Paskawati dkk, 2010). Di pasaran, terdapat beberapa macam kertas

Lebih terperinci

PENELITIAN BAHAN BAKU KERTAS DARI JERAMI PADI DENGAN SUHU PEMASAKAN 140 C

PENELITIAN BAHAN BAKU KERTAS DARI JERAMI PADI DENGAN SUHU PEMASAKAN 140 C PENELITIAN BAHAN BAKU KERTAS DARI JERAMI PADI DENGAN SUHU PEMASAKAN 140 C Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

KUALITAS KERTAS SENI BERBAHAN DASAR AMPAS TEBU DAN KULIT KACANG TANAH MENGGUNAKAN METODE ORGANOSOLV. oleh : NUGROHO LUHURING PAMBUDI A

KUALITAS KERTAS SENI BERBAHAN DASAR AMPAS TEBU DAN KULIT KACANG TANAH MENGGUNAKAN METODE ORGANOSOLV. oleh : NUGROHO LUHURING PAMBUDI A KUALITAS KERTAS SENI BERBAHAN DASAR AMPAS TEBU DAN KULIT KACANG TANAH MENGGUNAKAN METODE ORGANOSOLV Diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Biologi

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN TEKNIS DAN FINANSIAL USAHA PRODUKSI KERTAS SENI SECARA BIOLOGIS DARI TANAMAN NIPAH (Nypa fruticans) DI KABUPATEN SUMENEP

ANALISIS KELAYAKAN TEKNIS DAN FINANSIAL USAHA PRODUKSI KERTAS SENI SECARA BIOLOGIS DARI TANAMAN NIPAH (Nypa fruticans) DI KABUPATEN SUMENEP ANALISIS KELAYAKAN TEKNIS DAN FINANSIAL USAHA PRODUKSI KERTAS SENI SECARA BIOLOGIS DARI TANAMAN NIPAH (Nypa fruticans) DI KABUPATEN SUMENEP Technical and Financial Feasibility Analysis of Art Paper Production

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kulit jagung dan bulu ayam merupakan contoh limbah hasil pertanian dan peternakan yang jumlahnya sangat melimpah. Tanaman jagung dapat tumbuh hampir diseluruh daratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai angka yang sangat tinggi. Ada beberapa jenis kertas antara lain

BAB I PENDAHULUAN. mencapai angka yang sangat tinggi. Ada beberapa jenis kertas antara lain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kertas merupakan bahan yang tipis dan rata yang biasanya terbuat dari kayu, sering digunakan untuk berbagai kepentingan misalnya untuk menulis, mencetak, menggambar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemberian tekanan yang tinggi (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Di pasaran,

BAB I PENDAHULUAN. pemberian tekanan yang tinggi (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Di pasaran, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan kompresi serat yang berasal dari pulp (Paskawati dkk, 2010). Kompresi merupakan pemberian tekanan

Lebih terperinci

Pemanfaatan Limbah Pelepah Pisang di Meteseh sebagai Bahan Baku pembuatan kertas dengan Proses Soda menggunakan Alat Digester

Pemanfaatan Limbah Pelepah Pisang di Meteseh sebagai Bahan Baku pembuatan kertas dengan Proses Soda menggunakan Alat Digester TUGAS AKHIR Pemanfaatan Limbah Pelepah Pisang di Meteseh sebagai Bahan Baku pembuatan kertas dengan Proses Soda menggunakan Alat Digester (Waste Utilization of Banana in Meteseh as Raw Material Soda Process

Lebih terperinci

PEMBUATAN PULP DARI SERAT LIDAH MERTUA (Sansevieria) DENGAN MENGGUNAKAN PROSES SODA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PEMBUATAN PULP DARI SERAT LIDAH MERTUA (Sansevieria) DENGAN MENGGUNAKAN PROSES SODA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PEMBUATAN PULP DARI SERAT LIDAH MERTUA (Sansevieria) DENGAN MENGGUNAKAN PROSES SODA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUANTITAS, KUALITAS DAN KONTINUITAS INDUSTRI KERTAS HANDMADE

PENINGKATAN KUANTITAS, KUALITAS DAN KONTINUITAS INDUSTRI KERTAS HANDMADE PENINGKATAN KUANTITAS, KUALITAS DAN KONTINUITAS INDUSTRI KERTAS HANDMADE Widowati 1, Amin Retnoningsih 2, Sucihatiningsih Dian WP 3 Jurusan PKK Fakultas Teknik, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagian besar masyarakat Jatisrono berwirausaha sebagai pedagang ayam, para pedagang tersebut menjualnya dalam bentuk daging mentah dan ada pula yang matang.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari-hari. Kebutuhan pulp dan kertas Indonesia terus

I. PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari-hari. Kebutuhan pulp dan kertas Indonesia terus I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Kertas merupakan salah satu produk turunan selulosa yang memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Kebutuhan pulp dan kertas Indonesia terus mengalami

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR Pembuatan Pulp. dari Pelepah Pisang dengan Alat Digester. ( Making Of Pulp From Musa Paradiciasa with a Digester )

TUGAS AKHIR Pembuatan Pulp. dari Pelepah Pisang dengan Alat Digester. ( Making Of Pulp From Musa Paradiciasa with a Digester ) TUGAS AKHIR Pembuatan Pulp dari Pelepah Pisang dengan Alat Digester ( Making Of Pulp From Musa Paradiciasa with a Digester ) Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Studi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sampai ke pengemasan (Syafii, 2000). Seiring dengan meningkatnya jumlah

I. PENDAHULUAN. sampai ke pengemasan (Syafii, 2000). Seiring dengan meningkatnya jumlah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kertas merupakan salah satu kebutuhan penting, mulai dari dunia pendidikan, sampai ke pengemasan (Syafii, 2000). Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk

Lebih terperinci

PEMBUATAN POLYBAG ORGANIK SEBAGAI TEMPAT MEDIA PEMBIBITAN DARI AMPAS TEBU (Saccharum officinarum)

PEMBUATAN POLYBAG ORGANIK SEBAGAI TEMPAT MEDIA PEMBIBITAN DARI AMPAS TEBU (Saccharum officinarum) PEMBUATAN POLYBAG ORGANIK SEBAGAI TEMPAT MEDIA PEMBIBITAN DARI AMPAS TEBU (Saccharum officinarum) Murdhiani 1, Rosmaiti 2 12 Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian UNSAM, Langsa Aceh 12 Meurandeh-Langsa_aceh,

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPOSISI BAHAN BAKU CAMPURAN BATANG TERHADAP KUALITAS PULP DAN KERTAS KAYU LEDA (Eucalyptus deglupta Blume) DENGAN PROSES KRAFT

PENGARUH KOMPOSISI BAHAN BAKU CAMPURAN BATANG TERHADAP KUALITAS PULP DAN KERTAS KAYU LEDA (Eucalyptus deglupta Blume) DENGAN PROSES KRAFT PENGARUH KOMPOSISI BAHAN BAKU CAMPURAN BATANG TERHADAP KUALITAS PULP DAN KERTAS KAYU LEDA (Eucalyptus deglupta Blume) DENGAN PROSES KRAFT HENNI ARRYATI Program Studi Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan

Lebih terperinci

PEMBUATAN PULP DARI SERABUT GAMBAS TUA KERING DENGAN PROSES ALKALI DENGAN ALKOHOL

PEMBUATAN PULP DARI SERABUT GAMBAS TUA KERING DENGAN PROSES ALKALI DENGAN ALKOHOL Jurnal Teknik Kimia, Vol.9, No.1, September 2014 PEMBUATAN PULP DARI SERABUT GAMBAS TUA KERING DENGAN PROSES ALKALI DENGAN ALKOHOL Nur Masitah Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, UPN Veteran

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PROSES

BAB III PERANCANGAN PROSES (pra Rancangan Pabrik,kgrtas kgrajinan dari enceng gondok. BAB III PERANCANGAN PROSES Perancangan pabrik home industri ini menghasilkan produk kertas kerajinan yang siap dibuat untuk kerajinan yang unik.

Lebih terperinci

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN, TEMPERATUR DAN WAKTU PEMASAKAN PADA PEMBUATAN PULP BERBAHAN BAKU SABUT KELAPA MUDA (DEGAN) DENGAN PROSES SODA

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN, TEMPERATUR DAN WAKTU PEMASAKAN PADA PEMBUATAN PULP BERBAHAN BAKU SABUT KELAPA MUDA (DEGAN) DENGAN PROSES SODA PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN, TEMPERATUR DAN WAKTU PEMASAKAN PADA PEMBUATAN PULP BERBAHAN BAKU SABUT KELAPA MUDA (DEGAN) DENGAN PROSES SODA H.Abdullah Saleh,, Meilina M. D. Pakpahan, Nowra Angelina Jurusan

Lebih terperinci

Pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit Untuk Pembuatan Kertas Seni. Faridah, Anwar Fuadi

Pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit Untuk Pembuatan Kertas Seni. Faridah, Anwar Fuadi Pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit Untuk Pembuatan Kertas Seni Faridah, Anwar Fuadi ABSTRAK Kertas seni banyak dibutuhkan oleh masyarakat, kertas seni yang dihasilkan dapat digunakan sebagai kertas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di daerah Sleman, Yogyakarta banyak sekali petani yang menanam tanaman salak (Zalacca edulis, Reinw.) sebagai komoditas utama perkebunannya. Salak adalah tanaman asli

Lebih terperinci

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI KERTAS DARI DAUN NANAS DAN ECENG GONDOK

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI KERTAS DARI DAUN NANAS DAN ECENG GONDOK 1 PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI KERTAS DARI DAUN NANAS DAN ECENG GONDOK SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Sains VIVIEN AYUNDA 080801006 DEPARTEMEN FISIKA

Lebih terperinci

Kajian Pembuatan Bumbu Dari Bawang Putih (Allium sativum) Dan Daun Jeruk Purut (Cytrus hystrix) Menggunakan Pengering Tipe Rak

Kajian Pembuatan Bumbu Dari Bawang Putih (Allium sativum) Dan Daun Jeruk Purut (Cytrus hystrix) Menggunakan Pengering Tipe Rak Vol. No., Juni, 6-66 Kajian Pembuatan Bumbu Dari Bawang Putih (Allium sativum) Dan Daun Jeruk Purut (Cytrus hystrix) Menggunakan Pengering Tipe Rak Aninatul Fuadah*, Sumardi Hadi Sumarlan, Yusuf Hendrawan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK KERTAS BERBAHAN BAKU KULIT DURIAN DAN SAMPAH KERTAS PERKANTORAN

KARAKTERISTIK KERTAS BERBAHAN BAKU KULIT DURIAN DAN SAMPAH KERTAS PERKANTORAN KARAKTERISTIK KERTAS BERBAHAN BAKU KULIT DURIAN DAN SAMPAH KERTAS PERKANTORAN (Characteristics of Paper From Durian Rind and Office Waste Paper) Liztia Dwitami Adriani 1,2), Ainun Rohanah 1), Lukman Adlin

Lebih terperinci

PAPAN PARTIKEL DARI CAMPURAN LIMBAH ROTAN DAN PENYULINGAN KULIT KAYU GEMOR (Alseodaphne spp)

PAPAN PARTIKEL DARI CAMPURAN LIMBAH ROTAN DAN PENYULINGAN KULIT KAYU GEMOR (Alseodaphne spp) Papan partikel dari campuran limbah rotan dan penyulingan PAPAN PARTIKEL DARI CAMPURAN LIMBAH ROTAN DAN PENYULINGAN KULIT KAYU GEMOR (Alseodaphne spp) Particle Board from Mixture of Rattan Waste and Gemor

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK KERTAS BERBAHAN BAKU BATANG PISANG (Musa paradisiaca) DAN SAMPAH KERTAS

KARAKTERISTIK KERTAS BERBAHAN BAKU BATANG PISANG (Musa paradisiaca) DAN SAMPAH KERTAS KARAKTERISTIK KERTAS BERBAHAN BAKU BATANG PISANG (Musa paradisiaca) DAN SAMPAH KERTAS SKRIPSI OLEH NOVA SURIANI PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2013 KARAKTERISTIK

Lebih terperinci

Oleh : Marinda Sari 1, Warji 2, Dwi Dian Novita 3, Tamrin 4

Oleh : Marinda Sari 1, Warji 2, Dwi Dian Novita 3, Tamrin 4 Jurnal Teknik Pertanian Lampung Vol. 2, No. 1: 43-48 MEMPELAJARI KARAKTERISTIK TEPUNG ONGGOK PADA TIGA METODE PENGERINGAN YANG BERBEDA [CHARACTERIZING OF ONGGOK FLOUR USING THREE DIFFERENT DRYING METHODS]

Lebih terperinci

II. DESKRIPSI PROSES

II. DESKRIPSI PROSES II. DESKRIPSI PROSES A. Jenis-Jenis Proses Proses pembuatan pulp adalah pemisahan lignin untuk memperoleh serat (selulosa) dari bahan berserat. Oleh karena itu selulosa harus bersih dari lignin supaya

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK KERTAS BERBAHAN BAKU KULIT DURIAN DAN SAMPAH KERTAS PERKANTORAN SKRIPSI OLEH

KARAKTERISTIK KERTAS BERBAHAN BAKU KULIT DURIAN DAN SAMPAH KERTAS PERKANTORAN SKRIPSI OLEH 1 KARAKTERISTIK KERTAS BERBAHAN BAKU KULIT DURIAN DAN SAMPAH KERTAS PERKANTORAN SKRIPSI OLEH LIZTIA DWITAMI ADRIANI PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2015

Lebih terperinci

Penggandaan Skala Proses Pembuatan Pulp dari Serabut Kelapa Sawit (Elaeis guineensis)

Penggandaan Skala Proses Pembuatan Pulp dari Serabut Kelapa Sawit (Elaeis guineensis) Penggandaan Skala Proses Pembuatan Pulp dari Serabut Kelapa Sawit (Elaeis guineensis) The Scale Up Process Of Making Pulp Based of Palm Fibers (Elais Guineensis) Made Gita Heryadi 1 ; Susinggih Wijana

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN GULA DAN AMONIUM SULFAT TERHADAP KUALITAS NATA DE SOYA

PENGARUH PENAMBAHAN GULA DAN AMONIUM SULFAT TERHADAP KUALITAS NATA DE SOYA PENGARUH PENAMBAHAN GULA DAN AMONIUM SULFAT TERHADAP KUALITAS NATA DE SOYA EFFECT OF THE ADDITION OF SUGAR AND AMMONIUM SULFATE ON THE QUALITY OF NATA SOYA Anshar Patria 1*), Murna Muzaifa 1), Zurrahmah

Lebih terperinci

LIA ASTRI ANGGA RIYANTI A

LIA ASTRI ANGGA RIYANTI A PEMANFAATAN LIMBAH BULU AYAM DAN KULIT KACANG TANAH SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN KERTAS SENI DENGAN PENAMBAHAN NaOH DAN PEWARNA ALAMI NASKAH PUBLIKASI Disusunoleh: LIA ASTRI ANGGA RIYANTI A 420 110 017 FAKULTAS

Lebih terperinci

Deskripsi METODE PEMBUATAN BAHAN BAKAR PADAT BERBASIS ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes)

Deskripsi METODE PEMBUATAN BAHAN BAKAR PADAT BERBASIS ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes) 1 Deskripsi METODE PEMBUATAN BAHAN BAKAR PADAT BERBASIS ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes) Bidang Teknik Invensi Invensi ini berhubungan dengan proses pembuatan bahan bakar padat berbasis eceng gondok

Lebih terperinci

PENENTUAN KONDISI OPTIMUM PROSES PEMBUATAN PULP DARI AMPAS TEBU MENGGUNAKAN PROSES ACETOSOLV

PENENTUAN KONDISI OPTIMUM PROSES PEMBUATAN PULP DARI AMPAS TEBU MENGGUNAKAN PROSES ACETOSOLV LAPORAN TUGAS AKHIR PENENTUAN KONDISI OPTIMUM PROSES PEMBUATAN PULP DARI AMPAS TEBU MENGGUNAKAN PROSES ACETOSOLV (Optimum Condition Adjustment of Pulp Making Process From Sweetcane Waste With Acetosolve

Lebih terperinci

PENGARUH PENGERINGAN ALAMI DAN BUATAN TERHADAP KUALITAS KAYU GALAM UNTUK BAHAN MEBEL

PENGARUH PENGERINGAN ALAMI DAN BUATAN TERHADAP KUALITAS KAYU GALAM UNTUK BAHAN MEBEL Jurnal Riset Industri Hasil Hutan Vol., No., Juni 009 : 7 PENGARUH PENGERINGAN ALAMI DAN BUATAN TERHADAP KUALITAS KAYU GALAM UNTUK BAHAN MEBEL THE INFLUENCE OF NATURAL AND ARTIFICIAL DRYING FOWORD THE

Lebih terperinci

Mulai. Pembersihan batang pisang. Pencacahan batang pisang. Penimbangan. pemasakan serat batang pisang. Penambahan NaOH 10%

Mulai. Pembersihan batang pisang. Pencacahan batang pisang. Penimbangan. pemasakan serat batang pisang. Penambahan NaOH 10% 27 Lampiran 1. Flow Chart Prosedur Penelitian Mulai Pembersihan batang pisang Sampah kertas 0%, 10%, 20%, 30%, 40% 50% dari massa seluruh bahan baku Perendaman 15 menit dan dihancurkan Pencacahan batang

Lebih terperinci

PENGARUH RASIO BERAT KULIT PISANG DENGAN KERTAS KORAN DAN BATANG JAGUNG DENGAN KERTAS KORAN TERHADAP INDEKS TARIK DAN INDEKS SOBEK KERTAS RECYCLE

PENGARUH RASIO BERAT KULIT PISANG DENGAN KERTAS KORAN DAN BATANG JAGUNG DENGAN KERTAS KORAN TERHADAP INDEKS TARIK DAN INDEKS SOBEK KERTAS RECYCLE PENGARUH RASIO BERAT KULIT PISANG DENGAN KERTAS KORAN DAN BATANG JAGUNG DENGAN KERTAS KORAN TERHADAP INDEKS TARIK DAN INDEKS SOBEK KERTAS RECYCLE Ferdina Okta Fenny 1,* Widya Farma 2, Gema Fitriyano 3

Lebih terperinci

PEMBUATAN KERTAS SENI DARI ECENG GONDOK DI KWT SEKAR MELATI DAN I BONI

PEMBUATAN KERTAS SENI DARI ECENG GONDOK DI KWT SEKAR MELATI DAN I BONI Sari Purnavita 1, Sri Sutanti 2, dan Poedji Haryanto 3 Akademi Kimia Industri Santo Paulus Semarang 1,2,3 E-mail: saripurnavita@yahoo.com 1 Abstract Banyubiru sub-district is the District, which are located

Lebih terperinci

C10. Oleh : Titik Sundari 1), Burhanuddin Siagian 2), Widyanto D.N. 2) 1) Alumni Fakultas Kehutanan UGM, 2) Staf Pengajar Fakultas Kehutanan UGM

C10. Oleh : Titik Sundari 1), Burhanuddin Siagian 2), Widyanto D.N. 2) 1) Alumni Fakultas Kehutanan UGM, 2) Staf Pengajar Fakultas Kehutanan UGM C10 DIMENSI SERAT DAN PROPORSI SEL PADA BEBERAPA VARIASI UMUR POHON DAN LETAK RADIAL BATANG Acacia auriculiformis A. Cunn. Ex Benth. DARI DESA KEDUNGPOH, GUNUNGKIDUL Oleh : Titik Sundari 1), Burhanuddin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kertas merupakan benda yang sering kita temukan sehari-hari dalam berbagai kegiatan kehidupan manusia. Kertas didefinisikan sebagai lembaran yang relatif tipis

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK KERTAS BERBAHAN BAKU AMPAS TEBU DAN SAMPAH KERTAS

KARAKTERISTIK KERTAS BERBAHAN BAKU AMPAS TEBU DAN SAMPAH KERTAS KARAKTERISTIK KERTAS BERBAHAN BAKU AMPAS TEBU DAN SAMPAH KERTAS (Characteristics of Paper From Sugar Cane Biomass and Waste Paper) Adita Vitaloka 1,2),Ainun Rohanah 1), Adian Rindang 1) 1) Program Studi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. keperluan pendidikan, perkantoran, dan pengemasan dalam perindustrian.

I. PENDAHULUAN. keperluan pendidikan, perkantoran, dan pengemasan dalam perindustrian. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Industri pulp dan kertas merupakan industri yang cukup penting untuk keperluan pendidikan, perkantoran, dan pengemasan dalam perindustrian. Kebutuhan pulp

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Februari 2017 dan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Februari 2017 dan IV. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 4.1 Waktu dan Tempat Percobaan Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Februari 2017 dan penelitian utama dilaksanakan bulan Maret Juni 2017 di Laboratorium Teknologi

Lebih terperinci

SIFAT KIMIA TIGA JENIS KAYU RAKYAT

SIFAT KIMIA TIGA JENIS KAYU RAKYAT SIFAT KIMIA TIGA JENIS KAYU RAKYAT CHEMICAL COMPONENTS OF THREE KINDS OF SOCIAL FORESTRY TIMBER Yuniarti *) *) Staf Pengajar Fakultas Kehutanan UNLAM Banjarbaru ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

Pemanfaatan Limbah Ampas Tebu Untuk Pembuatan Kertas Dekorasi Dengan Metode Organosolv

Pemanfaatan Limbah Ampas Tebu Untuk Pembuatan Kertas Dekorasi Dengan Metode Organosolv Pemanfaatan Limbah Ampas Tebu Untuk Pembuatan Kertas Dekorasi Dengan Metode Organosolv Purnawan C. 1, Hilmiyana D. 1, Wantini 1, Fatmawati E. 2 1 Jurusan Kimia, 2 Jurusan Fisika, Fakultas Matematika Dan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biokimia Hasil Pertanian Jurusan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biokimia Hasil Pertanian Jurusan III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biokimia Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Labaratorium Analisis

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN GULA AREN DAN SUHU PEMANASAN TERHADAP ORGANOLEPTIK DAN KUALITAS SIRUP AIR KELAPA

PENGARUH PENAMBAHAN GULA AREN DAN SUHU PEMANASAN TERHADAP ORGANOLEPTIK DAN KUALITAS SIRUP AIR KELAPA PENGARUH PENAMBAHAN GULA AREN DAN SUHU PEMANASAN TERHADAP ORGANOLEPTIK DAN KUALITAS SIRUP AIR KELAPA (Effect of Addition of Palm Sugar and Heating Temperature on Organoleptic and Quality of Coconut Water

Lebih terperinci

PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU DENGAN PROSES PELEBURAN ALKALI SKRIPSI. Oleh : SITA ARIDEWI

PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU DENGAN PROSES PELEBURAN ALKALI SKRIPSI. Oleh : SITA ARIDEWI PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU DENGAN PROSES PELEBURAN ALKALI SKRIPSI Oleh : SITA ARIDEWI 0831010012 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN B. BAHAN DAN ALAT 1. BAHAN 2. ALAT C. TAHAPAN PENELITIAN 1. PENELITIAN PENDAHULUAN III.

METODE PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN B. BAHAN DAN ALAT 1. BAHAN 2. ALAT C. TAHAPAN PENELITIAN 1. PENELITIAN PENDAHULUAN III. III. METODE PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan mulai Maret 2011 sampai dengan Mei 2011 di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP)

Lebih terperinci

PEMANFAATAN BATANG GENJER (Limnocharis Flava) dan BATANG TALAS (Colocasia esculenta) DALAM PEMBUATAN KERTAS DENGAN MENGGUNAKAN NaOH DAN CaO

PEMANFAATAN BATANG GENJER (Limnocharis Flava) dan BATANG TALAS (Colocasia esculenta) DALAM PEMBUATAN KERTAS DENGAN MENGGUNAKAN NaOH DAN CaO ISSN 2598-6015 PEMANFAATAN BATANG GENJER (Limnocharis Flava) dan BATANG TALAS (Colocasia esculenta) DALAM PEMBUATAN KERTAS DENGAN MENGGUNAKAN NaOH DAN CaO KHAIRUNA Program Studi Biologi, Universitas Islam

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK BAKSO IKAN PATIN (Pangasius hypophthalmus) DENGAN PENAMBAHAN JANTUNG PISANG KEPOK (Musa paradisiaca) TERHADAP PENERIMAAN KONSUMEN

KARAKTERISTIK BAKSO IKAN PATIN (Pangasius hypophthalmus) DENGAN PENAMBAHAN JANTUNG PISANG KEPOK (Musa paradisiaca) TERHADAP PENERIMAAN KONSUMEN KARAKTERISTIK BAKSO IKAN PATIN (Pangasius hypophthalmus) DENGAN PENAMBAHAN JANTUNG PISANG KEPOK (Musa paradisiaca) TERHADAP PENERIMAAN KONSUMEN Oleh Josua naibaho 1), Ira sari 2), Suparmi 2) Email: chuajion@yahoo.com

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR RANCANG BANGUN ALAT REAKTOR PULP (PENGARUH TEMPERATUR PEMASAKAN TERHADAP KUALITAS PULP)

LAPORAN AKHIR RANCANG BANGUN ALAT REAKTOR PULP (PENGARUH TEMPERATUR PEMASAKAN TERHADAP KUALITAS PULP) LAPORAN AKHIR RANCANG BANGUN ALAT REAKTOR PULP (PENGARUH TEMPERATUR PEMASAKAN TERHADAP KUALITAS PULP) Diajukan Sebagai Persyaratan Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan Teknik Kimia Politeknik

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : ampas padat brem, hidrolisis, H 2 SO 4, gula cair

ABSTRAK. Kata kunci : ampas padat brem, hidrolisis, H 2 SO 4, gula cair Karina Novita Dewi. 1211205027. 2017. Pengaruh Konsentrasi H 2 SO 4 dan Waktu Hidrolisis terhadap Karakteristik Gula Cair dari Ampas Padat Produk Brem di Perusahaan Fa. Udiyana di bawah bimbingan Dr. Ir.

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK PEMBUATAN KERTAS DARI KOMBINASI LIMBAH AMPAS TEBU DAN SEKAM PADI DENGAN PROSES SODA

LAPORAN AKHIR PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK PEMBUATAN KERTAS DARI KOMBINASI LIMBAH AMPAS TEBU DAN SEKAM PADI DENGAN PROSES SODA Bidang Unggulan: Lahan Basah/ Biomaterial Kode/ Nama Rumpun Ilmu**: 433/ Teknik Kimia LAPORAN AKHIR PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK PEMBUATAN KERTAS DARI KOMBINASI LIMBAH AMPAS TEBU DAN SEKAM PADI DENGAN PROSES

Lebih terperinci

Tapioka T0 T2.5. rata-rata K rata-rata K5

Tapioka T0 T2.5. rata-rata K rata-rata K5 Lampiran 1. Analisis Ragam Gramatur Kertas ANOVA 2 Faktorial Nilai Gramatur Kertas Kaolin Ulangan Tapioka T0 T2.5 rata-rata 1 35 28.5 K0 2 37.5 33.9 rata-rata 36.25 31.2 33.725 1 36.2 53.5 K5 2 32.3 44.6

Lebih terperinci

KAJIAN PENGOLAHAN PERMEN RUMPUT LAUT (Glacilaria Sp) DENGAN KONSENTRASI GULA YANG BERBEDA TERHADAP TINGKAT PENERIMAAN KONSUMEN

KAJIAN PENGOLAHAN PERMEN RUMPUT LAUT (Glacilaria Sp) DENGAN KONSENTRASI GULA YANG BERBEDA TERHADAP TINGKAT PENERIMAAN KONSUMEN KAJIAN PENGOLAHAN PERMEN RUMPUT LAUT (Glacilaria Sp) DENGAN KONSENTRASI GULA YANG BERBEDA TERHADAP TINGKAT PENERIMAAN KONSUMEN STUDY OF PROCESSING SEAWEED CANDY WITH THE DIFFERENT SUGAR CONCENTRATION ON

Lebih terperinci

The, Kevin Ciandra T. NRP 6103009136. Pengaruh Proporsi Tapioka dan Tepung Jagung terhadap Sifat Fisikokimia dan Organoleptik Kerupuk Jagung. Di bawah bimbingan: 1. Ir. Indah Kuswardani, MP. 2. Erni Setijawati,

Lebih terperinci

ENGGAR ROSMITA SANASTRI A

ENGGAR ROSMITA SANASTRI A PEMANFAATAN RUMPUT GAJAH (Pennisetum purpureum) SEBAGAI BAHAN BAKU KERTAS SENI DENGAN PENAMBAHAN KONSENTRASI Na 2 CO 3 DAN PEWARNA YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: ENGGAR ROSMITA SANASTRI A

Lebih terperinci

SfFAT PULP SULF BBEBERAPA TAWAF UM BERDASWRKAN A DBMENSI SERAT F Oleh FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

SfFAT PULP SULF BBEBERAPA TAWAF UM BERDASWRKAN A DBMENSI SERAT F Oleh FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR SfFAT PULP SULF BBEBERAPA TAWAF UM BERDASWRKAN A DBMENSI SERAT Oleh BUD1 HERMANA F 23. 1736 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR pada kisaran umur kayu 3 sampai 8 tahun adalah 14.262,

Lebih terperinci

Analisis Kinerja Pita Tanam Organik sebagai Media Perkecambahan Benih Padi (Oryza sativa L.) Sistem Tabela dengan Desain Tertutup dan Terbuka

Analisis Kinerja Pita Tanam Organik sebagai Media Perkecambahan Benih Padi (Oryza sativa L.) Sistem Tabela dengan Desain Tertutup dan Terbuka (In Press) Analisis Kinerja Pita Tanam Organik sebagai Media Perkecambahan Benih Padi (Oryza sativa L.) Sistem Tabela dengan Desain Tertutup dan Terbuka Nurwahyuningsih, Musthofa Lutfi, Wahyunanto Agung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Digester Digester merupakan alat utama pada proses pembuatan pulp. Reaktor ini sebagai tempat atau wadah dalam proses delignifikasi bahan baku industri pulp sehingga didapat

Lebih terperinci

C. Prosedur Penelitian 1. Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan dimaksudkan untuk mendapatkan yield nata de cassava yang optimal.

C. Prosedur Penelitian 1. Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan dimaksudkan untuk mendapatkan yield nata de cassava yang optimal. BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini adalah penelitan eksperimental. Tempat penelitian adalah Laboratorium Kimia Universitas Katolik Soegijapranoto Semarang dan Laboratorium

Lebih terperinci

PENGARUH PENCAMPURAN SERAT ECENG GONDOK DAN SERAT KERTAS KORAN BEKAS TERHADAP KUALITAS KERTAS YANG DIHASILKAN

PENGARUH PENCAMPURAN SERAT ECENG GONDOK DAN SERAT KERTAS KORAN BEKAS TERHADAP KUALITAS KERTAS YANG DIHASILKAN PENGARUH PENCAMPURAN SERAT ECENG GONDOK DAN SERAT KERTAS KORAN BEKAS TERHADAP KUALITAS KERTAS YANG DIHASILKAN Chatrine, Judy Retti Witono Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Universitas

Lebih terperinci

DELIGNIFIKASI KULIT KOPI MENJADI BAHAN BAKU PULP DENGAN METODE ORGANOSOLV SKRIPSI. Oleh: Kanidia Kunta Dena Nurseta

DELIGNIFIKASI KULIT KOPI MENJADI BAHAN BAKU PULP DENGAN METODE ORGANOSOLV SKRIPSI. Oleh: Kanidia Kunta Dena Nurseta DELIGNIFIKASI KULIT KOPI MENJADI BAHAN BAKU PULP DENGAN METODE ORGANOSOLV SKRIPSI Oleh: Kanidia Kunta Dena Nurseta 0931010021 PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

KONDISI OPTIMUM PEMASAKAN ABACA (MUSA TEXTILIS NEE) DENGAN PROSES SULFAT (THE OPTIMUM OF COOKING CONDITION OF MUSA TEXTILIS NEE WITH SULPHATE PROCESS)

KONDISI OPTIMUM PEMASAKAN ABACA (MUSA TEXTILIS NEE) DENGAN PROSES SULFAT (THE OPTIMUM OF COOKING CONDITION OF MUSA TEXTILIS NEE WITH SULPHATE PROCESS) 30 KONDISI OPTIMUM PEMASAKAN ABACA (MUSA TEXTILIS NEE) DENGAN PROSES SULFAT (THE OPTIMUM OF COOKING CONDITION OF MUSA TEXTILIS NEE WITH SULPHATE PROCESS) Rudi Hartono 1 dan Gatot Ibnusantosa 2 1 Jurusan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Fakultas III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium Ilmu Tanah Jurusan Agroteknologi

Lebih terperinci

OLEH : GLADYS AMANDA WIJAYA

OLEH : GLADYS AMANDA WIJAYA KAJIAN PROPORSI TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG UBI JALAR KUNING SERTA KONSENTRASI GLISERIL MONOSTEARAT (GMS) TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK MUFFIN SKRIPSI OLEH : GLADYS AMANDA WIJAYA (6103006001)

Lebih terperinci

PEMANFAATAN SERAT PISANG ABAKA (Musa textilis Nee) DAN KERTAS HVS SEBAGAI KERTAS SENI YOGA PRASETYO

PEMANFAATAN SERAT PISANG ABAKA (Musa textilis Nee) DAN KERTAS HVS SEBAGAI KERTAS SENI YOGA PRASETYO PEMANFAATAN SERAT PISANG ABAKA (Musa textilis Nee) DAN KERTAS HVS SEBAGAI KERTAS SENI YOGA PRASETYO DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

Lebih terperinci

DELIGNIFIKASI AMPAS TEBU UNTUK PEMBUATAN PULP RENDEMEN TINGGI DENGAN PROSES PEROKSIDA ALKALI

DELIGNIFIKASI AMPAS TEBU UNTUK PEMBUATAN PULP RENDEMEN TINGGI DENGAN PROSES PEROKSIDA ALKALI DELIGNIFIKASI AMPAS TEBU UNTUK PEMBUATAN PULP RENDEMEN TINGGI DENGAN PROSES PEROKSIDA ALKALI Gustriani, St Chadijah, dan Wa Ode Rustiah Jurusan Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar

Lebih terperinci

KAJIAN PENGOLAHAN PERMEN RUMPUT LAUT (Glacilaria Sp) DENGAN KONSENTRASI GULA YANG BERBEDA TERHADAP TINGKAT PENERIMAAN KONSUMEN

KAJIAN PENGOLAHAN PERMEN RUMPUT LAUT (Glacilaria Sp) DENGAN KONSENTRASI GULA YANG BERBEDA TERHADAP TINGKAT PENERIMAAN KONSUMEN KAJIAN PENGOLAHAN PERMEN RUMPUT LAUT (Glacilaria Sp) DENGAN KONSENTRASI GULA YANG BERBEDA TERHADAP TINGKAT PENERIMAAN KONSUMEN STUDY OF PROCESSING SEAWEED CANDY WITH THE DIFFERENT SUGAR CONCENTRATION ON

Lebih terperinci

PENGGUNAAN TEPUNG SAGU SEBAGAI PENGENTAL (THICKENER) PADA THICK TOMATO KETCHUP PROPOSAL SKRIPSI OLEH : SHERLY

PENGGUNAAN TEPUNG SAGU SEBAGAI PENGENTAL (THICKENER) PADA THICK TOMATO KETCHUP PROPOSAL SKRIPSI OLEH : SHERLY PENGGUNAAN TEPUNG SAGU SEBAGAI PENGENTAL (THICKENER) PADA THICK TOMATO KETCHUP PROPOSAL SKRIPSI OLEH : SHERLY 6103006026 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan 17 III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium

Lebih terperinci

Pengaruh Prosentase Campuran Briket Limbah Serbuk Kayu Gergajian Dan Limbah Daun Kayuputih Terhadap Nilai Kalor Dan Kecepatan Pembakaran

Pengaruh Prosentase Campuran Briket Limbah Serbuk Kayu Gergajian Dan Limbah Daun Kayuputih Terhadap Nilai Kalor Dan Kecepatan Pembakaran Pengaruh Prosentase Campuran Briket Limbah Serbuk Kayu Gergajian Dan Limbah Daun Kayuputih Terhadap Nilai Kalor Dan Kecepatan Pembakaran Jeffrie Jacobis Malakauseya, Sudjito, Mega Nur Sasongko Jurusan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK CAMPURAN BATUBARA DAN VARIASI ARANG SERBUK GERGAJI DENGAN PENAMBAHAN ARANG TEMPURUNG KELAPA DALAM PEMBUATAN BRIKET

KARAKTERISTIK CAMPURAN BATUBARA DAN VARIASI ARANG SERBUK GERGAJI DENGAN PENAMBAHAN ARANG TEMPURUNG KELAPA DALAM PEMBUATAN BRIKET KARAKTERISTIK CAMPURAN BATUBARA DAN VARIASI ARANG SERBUK GERGAJI DENGAN PENAMBAHAN ARANG TEMPURUNG KELAPA DALAM PEMBUATAN BRIKET Siti Hosniah*, Saibun Sitorus dan Alimuddin Jurusan Kimia FMIPA Universitas

Lebih terperinci

PROSES PEMBUATAN BIOPLASTIK BERBASIS PATI SORGUM DENGAN PENGISI BATANG SINGKONG

PROSES PEMBUATAN BIOPLASTIK BERBASIS PATI SORGUM DENGAN PENGISI BATANG SINGKONG Deskripsi PROSES PEMBUATAN BIOPLASTIK BERBASIS PATI SORGUM DENGAN PENGISI BATANG SINGKONG Bidang Teknik Invensi Invensi ini berhubungan dengan proses pembuatan bioplastik, lebih khusus lagi proses pembuatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ampas tebu atau yang umum disebut bagas diperoleh dari sisa pengolahan tebu (Saccharum officinarum) pada industri gula pasir. Subroto (2006) menyatakan bahwa pada

Lebih terperinci