PENDUGAAN KEDALAMAN TEKAN RODA TRAKTOR RODA EMPAT BERBASIS UJI KEDALAMAN TEKAN TELAPAK KAKI MANUSIA ANDHIKA AGENG PRATAMA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENDUGAAN KEDALAMAN TEKAN RODA TRAKTOR RODA EMPAT BERBASIS UJI KEDALAMAN TEKAN TELAPAK KAKI MANUSIA ANDHIKA AGENG PRATAMA"

Transkripsi

1 PENDUGAAN KEDALAMAN TEKAN RODA TRAKTOR RODA EMPAT BERBASIS UJI KEDALAMAN TEKAN TELAPAK KAKI MANUSIA ANDHIKA AGENG PRATAMA DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 214

2

3 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pendugaan Kedalaman Tekan Roda Traktor Roda Empat Berbasis Uji Kedalaman Tekan Telapak Kaki Manusia adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Oktober 214 Andhika Ageng Prtama NIM F14971

4 ABSTRAK ANDHIKA AGENG PRATAMA. Pendugaan Kedalaman Tekan Roda Traktor Roda Empat Berbasis Uji Kedalaman Tekan Telapak Kaki Manusia. Dibimbing oleh LENNY SAULIA. Beban traktor pada kondisi lahan tertentu dapat menyebabkan kedalaman tekan (sinkage) yang mengakibatkan terjadinya tahanan gelinding pada keempat rodanya. Tahanan gelinding pada traktor bersifat menghambat mobilitasnya dan menyebabkan kapasitas kerja traktor menurun. Penelitian ini bertujuan untuk menduga kedalaman tekan traktor tersebut pada suatu lahan kering berbasis kedalaman tekan telapak kaki manusia. Parameter yang digunakan untuk menduga kedalaman tekan adalah tekanan dan sifat fisik tanah. Berdasarkan pengujian di lapangan, parameter kadar air tanah cukup mewakili sifat fisik tanah. Melalui analisis regresi linear, diperoleh beberapa model persamaan untuk menduga kedalaman tekan telapak kaki dan traktor. Model tersebut menggunakan kadar air tanah dan tekanan sebagai variabel bebasnya. Modelmodel tersebut kemudian dilihat hubungannya dengan kedalaman tekan traktor di lapangan sehingga diperoleh model z kskid = (k a ) (P) melalui pendekatan subjek laki-laki dan z kdkab = (k a ) (P) melalui pendekatan subjek perempuan sebagai model untuk pendugaan kedalaman tekan traktor. Kata kunci : traktor, telapak kaki, kedalaman tekan, model, tanah ABSTRACT ANDHIKA AGENG PRATAMA. Sinkage Prediction of Four-Wheel Tractor Based on Human Footprint Approximation. Supervised by LENNY SAULIA. Load of a tractor on certain terrain condition may cause sinkage, which results motion resistance on its four wheels. This motion resistance reduces its mobility and decreasing work capacity. This research was aimed to predict the sinkage of a fourwheel tractor based on human footprint approximation. The parameters examined for the sinkage prediction were pressure and the physical properties of soil. Based on the observations, water content can be used as representative of other soil properties. Through linear regression analysis, some equation models for predicting human footprint and tractor sinkage were obtained. The equation models employed water content and normal pressure as the independent variables. Those models were then compared with the observed tractor s sinkage to find the best fitted model. Equation model z kskid = (k a ) (P) through male subject and z kdkab = (ka) (P) through female subject were the best fitted model that can be used for sinkage prediction of four-wheel tractors. Keyword : tractor, footprint, sinkage, equation model, soil

5 PENDUGAAN KEDALAMAN TEKAN RODA TRAKTOR RODA EMPAT BERBASIS UJI KEDALAMAN TEKAN TELAPAK KAKI MANUSIA ANDHIKA AGENG PRATAMA Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian pada Departemen Teknik Mesin dan Biosistem DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 214

6

7 Judul Skripsi : Pendugaan Kedalaman Tekan Roda Traktor Roda Empat Berbasis Uji Kedalaman Tekan Telapak Kaki Manusia Nama : Andhika Ageng Pratama NIM : F14971 Disetujui oleh Dr. Lenny Saulia, S.TP, M.Si Pembimbing Diketahui oleh Dr. Ir. Desrial, M.Eng. Ketua Departemen Tanggal Lulus:

8 PRAKATA Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah yang telah dilimpahkan-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul PENDUGAAN KEDALAMAN TEKAN RODA TRAKTOR RODA EMPAT BERBASIS UJI KEDALAMAN TEKAN TELAPAK KAKI MANUSIA. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Dr. Lenny Saulia, S.TP, M.Si selaku dosen Pembimbing Akademik yang senantiasa memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Dr. Ir. Wawan Hermawan, MS dan Dr. Ir. Gatot Pramuhadi, M.Si, selaku dosen penguji yang telah memeberikan berbagai masukan dan mendukung penyelesaian karya ilmiah ini. Terima kasih kepada teman-teman ORION 46 jurusan Teknik Mesin dan Biosistem, teman-teman satu dosen bimbingan tugas akhir, teman kelompok Tbenc, Kepompongers, dan Doguys, serta kepada Diyane Astriani S. yang telah mendukung dan menemani penyelesaian skripsi ini. Tidak lupa terima kasih juga penulis ucapkan kepada kedua orang tua dan adik penulis atas segala bimbingan dan dukungannya. Terima kasih juga kepada seluruh pihak yang telah membantu penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Penelitian ini dilakukan karena adanya fenomena kedalaman tekan yang terjadi di lapangan, di mana kedalaman tekan tersebut mengakibatkan suatu tahanan gelinding pada keempat roda traktor terhadap tanah yang bersifat menghambat laju traktor. Oleh karena itu, diperlukan suatu pendugaan sederhana dan praktis atas kedalaman tekan traktor tersebut. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, Oktober 214 Andhika Ageng Pratama

9 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL vi DAFTAR GAMBAR vi DAFTAR LAMPIRAN vi PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 1 Tujuan Penelitian 2 Manfaat Penelitian 2 Ruang Lingkup Penelitian 2 METODE 2 Waktu dan Tempat Penelitian 2 Subjek Penelitian 2 Alat Penelitian 3 Metode Penelitian 4 Prosedur Penelitian 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 1 Deskripsi Lahan Penelitian 1 Hubungan Karakteristik Mekanik Tanah dan Tekanan Terhadap Kedalaman Tekan (Sinkage) 12 Model Kedalaman Tekan (Sinkage) Telapak Kaki 16 Verifikasi Model Kedalaman Tekan (Sinkage) Telapak Kaki Terhadap Kedalaman Tekan (Sinkage) Traktor 18 SIMPULAN DAN SARAN 21 Simpulan 21 Saran 21 DAFTAR PUSTAKA 21 LAMPIRAN 23 RIWAYAT HIDUP 26

10 DAFTAR TABEL 1 Data berat badan dan luas telapak kaki 3 2 Peralatan beserta tujuan penggunaannya dalam penelitian 3 3 Hubungan luas kontak terhadap kedalaman tekan telapak kaki 9 4 Ukuran fraksi dan indeks plastisitas tanah Laboratorium Lapangan Siswadhi Soepardjo 11 5 Sifat fisik tanah di lahan penelitian 11 6 Nilai tekanan telapak kaki subjek (kpa) 14 7 Dimensi roda dan nilai tekanan traktor 14 8 Model kedalaman tekan (sinkage) telapak kaki perempuan dengan variabel bebas kadar air (k a ) dan tekanan (P) 17 9 Model kedalaman tekan (sinkage) telapak kaki laki-laki dengan variabel bebas kadar air (k a ) dan tekanan (P) 17 1 Hubungan antara kedalaman tekan (sinkage) telapak kaki observasi dan kedalaman tekan telapak kaki melalui model (cm) Simpangan baku kedalaman tekan melalui model terhadap kedalaman tekan observasi traktor kondisi dinamis (cm) Simpangan baku kedalaman tekan melalui model terhadap kedalaman tekan observasi traktor kondisi statis (cm) 2 DAFTAR GAMBAR 1 Diagram alir pelaksanaan penelitian 4 2 Ilustrasi lahan pengujian pengambilan data penelitian 5 3 Pengujian kadar air tanah dengan metode gravimetri 6 4 Plastic & Liquid Limit Apparatus 8 5 Pengukuran kedalaman tekan traktor dinamis (a) dan statis (b) 8 6 Contoh simulasi hubungan kedalaman tekan telapak kaki terhadap luasan kontak 9 7 Jejak telapak kaki dinamis (a) dan jejak telapak kaki statis (b) 1 8 Hubungan kadar air dengan densitas tanah 12 9 Tahanan penetrasi tanah di lahan pengujian 13 1 Hubungan sinkage telapak kaki dan tekanan pada kondisi statis Hubungan sinkage telapak kaki dan tekanan pada kondisi dinamis 15 DAFTAR LAMPIRAN 1 Grafik hubungan kedalaman tekan telapak kaki observasi dan model (perempuan) 23 2 Grafik hubungan kedalaman tekan telapak kaki observasi dan model (laki-laki) 24 3 Dimensi roda traktor Kubota L368 di atas karakteristik platform beton/concrete (cm) 25

11 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Traktor memiliki peran penting dalam bidang pertanian yaitu sebagai sumber tenaga penarik dan penggerak beberapa implemen yang menunjang proses-proses pertanian di lahan. Proses-proses pada pengolahan tanah, pemeliharaan tanaman, dan pemanenan tidak terlepas dari bantuan tenaga traktor. Efisiensi waktu dan tenaga kerja dapat dicapai lebih tinggi dengan menggunakan bantuan tenaga traktor. Pertanian melibatkan tanah sebagai media tanam. Tanah memiliki sifat fisik dan mekanik yang dapat mempengaruhi kinerja traktor di atas lahan. Salah satu sifat tanah adalah cenderung mudah terdeformasi oleh pembebanan. Pembebanan tersebut kemudian menyebabkan adanya gaya tekan terhadap tanah sehingga terjadinya kedalaman tekan atau sinkage. Menurut Botta et al. (26) dalam Mousaviseyedi dan Tabatabaekoloor (212) menyebutkan bahwa kedalaman tekan dipengaruhi oleh faktor kondisi tanah, kadar air tanah, pembebanan, dan intensitas pergerakan. Sebagai salah satu alat pertanian yang memiliki intensitas pergerakan yang tinggi di atas lahan, traktor roda empat memiliki beban yang dapat menyebabkan gaya tekan terhadap tanah akibat bebannya tersebut. Ketika traktor mengalami kedalaman tekan atau sinkage maka tahanan gelinding roda akan meningkat dan mengakibatkan menurunnya gaya tarikan roda (Rangkuti 22). Hal ini bersifat menghambat laju dan kinerja traktor serta dapat mengakibatkan kapasitas kerja traktor menurun. Hasil penelitian Armansyah (22) menyebutkan bahwa besarnya koefisien tahanan gelinding roda traktor akan meningkat seiring dengan besarnya kedalaman tekan yang terjadi terhadap traktor pada tanah. Menurut Armansyah (22), roda traktor akan mengalami empat pengaruh ketika terjadi kedalaman tekan roda pada tanah, yaitu gaya traksi (traction), gaya tahanan gelinding roda (rolling/motion resistance), gaya akibat berat roda (dynamic load), dan reaksi permukaan tanah terhadap roda (surface reaction force). Prediksi atau pendugaan besarnya kedalaman tekan yang akan terjadi pada traktor roda empat diperlukan untuk dapat memperhitungkan segala akibat dari kedalaman tekan tersebut. Terdapat beberapa cara ilmiah yang dapat dilakukan untuk menduga suatu kedalaman tekan traktor, salah satunya adalah melalui pendekatan kedalaman tekan plat (Hismaya 214). Namun, cara pendugaan tersebut dipandang cukup rumit dan kurang praktis sehingga diperlukan suatu penyederhanaan cara dalam pendugaan kedalaman tekan traktor. Salah satu cara sederhana itu adalah melalui pendekatan kedalaman tekan telapak kaki manusia. Penelitian ini dilakukan untuk melihat kemungkinan dapat dilakukannya prediksi kedalaman tekan traktor melalui pendekatan kedalaman tekan telapak kaki manusia. Perumusan Masalah Kedalaman tekan traktor roda empat merupakan suatu fenomena mekanis yang cenderung bersifat merugikan kinerja dan mobilitas traktor dikarenakan adanya tahanan gelinding sebagai akibat kedalaman tekan tersebut. Besarnya

12 2 kedalaman tekan yang terjadi pada traktor dapat diduga dengan pendekatan kedalaman tekan telapak kaki manusia. Beberapa parameter yang digunakan dalam pengujian kedalaman tekan traktor dan telapak kaki adalah berat dan luas permukaan kontaknya dengan tanah. Kedalaman tekan kedua objek tersebut melibatkan sifat fisik tanah sehingga perlu dipertimbangkan beberapa parameter tanah dalam pendugaan kedalaman tekan. Parameter tanah yang diperlukan di antaranya adalah kadar air tanah, densitas tanah, tahanan peneterasi tanah, indeks plastisitas tanah, dan tekstur tanah. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui pengaruh parameter berat dan luas permukaan kontak traktor dan telapak kaki manusia, serta sifat fisik dan mekanik tanah terhadap kedalaman tekan telapak kaki dan kedalaman tekan traktor. 2. Membuat model kedalaman tekan telapak kaki manusia untuk pendugaan kedalaman tekan traktor. Manfaat Penelitian Model kedalaman tekan telapak kaki manusia yang diperoleh dapat dimanfaatkan sebagai acuan untuk menduga kedalaman tekan traktor, sehingga memungkinkan permasalahan mobilisasi traktor terkait kedalaman tekan dapat diperhitungkan sebelum memasuki lahan. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini meliputi uji lapangan dan uji laboratorium, dengan uji lapangan yang meliputi pengujian kedalaman tekan traktor dan telapak kaki manusia, serta pengambilan sampel tanah untuk pengujian sifat fisik tanah. Adapun uji laboratorium meliputi beberapa pengujian sifat fisik tanah. METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan selama empat bulan, dimulai pada bulan Agustus 213 sampai dengan bulan November 213. Penelitian dilaksanakan di lahan kering di Laboratorium Lapangan Siswadhi Soepardjo dan Laboratorium Fisika dan Mekanika Tanah milik Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Subjek Penelitian Subjek untuk pengujian kedalaman tekan kaki terdiri atas dua orang perempuan dan tiga orang laki-laki dengan berat dan luas telapak kaki yang berbeda-beda (Tabel 1). Pada penelitian ini, tekanan dibedakan atas statis dan dinamis. Kondisi statis adalah tekanan telapak kaki ketika tubuh diam, di mana mengasumsikan bahwa berat badan ditopang merata pada kedua kakinya,

13 3 sedangkan berat badan pada kondisi dinamis adalah tekanan pada telapak kaki ketika kondisi berjalan, di mana berat badan ditopang hanya pada salah satu kaki. Subjek Tabel 1 Data berat badan dan luas telapak kaki. Subjek A (perempuan) Subjek B (perempuan) Subjek C (laki-laki) Subjek D (laki-laki) Subjek E (laki-laki) Usia (tahun) w (kgf) A Kiri (cm 2 ) Kanan Alat Penelitian Perlengkapan utama yang digunakan dalam penelitian ini di antaranya digunakan untuk pengukuran data lapangan dan pengolahan data, seperti yang tertera pada Tabel 2. Tabel 2 Peralatan beserta tujuan penggunaannya dalam penelitian Tujuan Penggunaan Pengambilan data kedalaman tekan traktor dan telapak kaki Pengambilan data anthropometry subjek penelitian Pengambilan data sifat fisik tanah Pengolahan dan analisis data Peralatan Traktor roda empat, penggaris, jangka sorong, stopwatch, dan pita ukur. Millimeter-block paper, timbangan badan, anthropolometer. Timbangan digital, ring sampel, oven, penetrometer, particle size distribution apparatus, dan plastic & liquid limit apparatus Microsoft Excel 27, IBM SPSS Statistics 17, dan kalkulator

14 4 Metode Penelitian Prosedur penelitian digambarkan melalui diagram alir pada Gambar 1: Mulai Persiapan alat, bahan, dan lahan pengujian kedalaman tekan, persiapan subjek dan traktor, serta persiapan peralatan pengujian sampel tanah Subjek = 5? Ya Subjek = Subjek + 1 Tidak Pengambilan data pengujian di lapangan (i), berupa data kedalaman tekan traktor, kedalaman tekan telapak kaki, dan sampel tanah Pengujian sifat fisik tanah, berupa kadar air, densitas tanah, tahanan penetrasi, particle size distribution dan indeks plastisitas tanah di Laboratorium Fisika dan Mekanika Tanah i = i + 1 Ya i = 3? Tidak Analisis data (regresi linear) Pembuatan model kedalaman tekan dan verifikasi model Penetapan model kedalaman tekan Selesai Gambar 1 Diagram alir pelaksanaan penelitian

15 5 Prosedur Penelitian Persiapan Lahan Pada penelitian ini, pengambilan keseluruhan data yang terdiri dari data kedalaman tekan traktor, kedalaman tekan telapak kaki, dan data sifat fisik tanah, dilakukan di lapangan yang terbagi dalam enam petak untuk setiap pengulangan dengan masing-masing petak berukuran 8 x 4 m (Gambar 2). Pengambilan data pangujian dilakukan sebanyak tiga kali pengulangan. Lahan pengujian dipersiapkan berpetak-petak dengan tujuan untuk memperoleh beberapa jumlah data. Jumlah data akan mempengaruhi nilai error-nya, semakin kecil jumlah data yang diperoleh, kemungkinan terjadinya error semakin besar, dan sebaliknya. 4 m 8 m Pengulangan III Pengulangan II Gambar 2 Ilustrasi lahan pengujian pengambilan data penelitian Pengujian Sampel Tanah Pengulangan I Pengujian sampel tanah untuk memperoleh sifat fisik tanah dilakukan di Laboratorium Fisika dan Mekanika Tanah. Sampel tanah yang diuji di laboratorium adalah tanah lahan Laboratorium Lapangan Siswadhi Soepardjo yang merupakan lokasi pengujian kedalaman tekan traktor dan telapak kaki. Adapun pengujian tanah yang dilakukan langsung di lahan adalah pengujian tahanan penetrasi tanah. Pengambilan sampel tanah tidak terganggu di lahan dilakukan dengan bantuan alat ring sampel pada kedalaman -1 cm pada masing-masing petak lahan pengujian sebanyak tiga titik yang dipilih secara acak dengan asumsi bahwa ketiga titik tersebut dapat mewakili satu petak lahan. Pengambilan sampel tanah dilakukan pada setiap pengulangan. Beberapa pengujian sampel tanah yang dilakukan di antaranya: 1. Pengukuran kadar air tanah (k a ) Pengukuran kadar air tanah dilakukan dengan metode gravimetri. Tanah yang diujikan merupakan sampel tanah dari lapangan pengujian yang telah diukur beratnya terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke dalam oven untuk proses pengeringan selama 24 jam pada suhu 15 o C (Gambar 3). Jarak waktu antara pengambilan tanah sampel di lapangan dengan proses pengeringan dengan oven dilakukan pada waktu yang singkat agar tanah sampel tidak banyak mengalami perubahan sifat. Untuk memperoleh nilai kadar air, tanah yang telah dikeringkan

16 6 ditimbang kembali untuk memperoleh berat akhir atau berat keringnya. Persentase kadar air tanah dapat diperoleh dengan persamaan (1): k a (1) dengan: k a = kadar air (%) = massa tanah awal/basah (g) = massa tanah akhir/kering (g) Gambar 3 Pengujian kadar air tanah dengan metode gravimetri 2. Pengukuran wet bulk density (ρ w ) Pengukuran wet bulk density atau densitas basah tanah merupakan hasil bagi antara berat bersih tanah basah dengan volume. Tanah yang hendak diujikan dimasukkan ke dalam ring sampel tanpa merusak struktur tanah. Berat bersih tanah diperoleh dari berat ring sampel berisikan tanah dikurangi berat kosong ring sampel. Berat tersebut diukur dengan timbangan digital yang kemudian dibagi dengan volume ring sampel-nya. Persamaan wet bulk density adalah sebagai berikut (2): dengan: ρ w = wet bulk density (g/cm 3 ) w = massa tanah basah (g) v = volume ring sampel (cm 3 ) Suatu penelitian atau pengujian mengenai tanah lebih sering menggunakan ukuran densitas kering tanah atau dry bulk density sebagai perwakilan sifat fisik tanah yang diujikan. Nilai dry bulk density dapat diperoleh sebagai berikut (3): (2) (3) dengan: ρ d = dry bulk density (g/cm 3 ) ρ w = wet bulk density (g/cm 3 ) k a = kadar air (%) 3. Pengukuran tahanan penetrasi tanah Pengukuran tahanan penetrasi tanah dilakukan untuk mengetahui nilai tahanan tanah ketika penetrasi diberikan terhadapnya. Tahanan penetrasi atau

17 7 dikenal juga sebagai indeks penetrometer (Qc), dipengaruhi oleh sifat tanah dan ukuran dimensi jarum penetrometer. Nilai indeks penetrometer pada penelitian ini menggunakan persamaan (4): dengan: z = nilai pembacaan pada dial gauge A = luas kerucut jarum (cm 2 ) w = berat alat penetometer (kg) Qc = indeks penetrometer (kgf/cm 2 ) (4) Pembacaan nilai pada dial gauge menunjukkan besarnya tekanan yang diberikan penetrometer terhadap tanah. Nilai pada dial gauge semakin bertambah besar seiring dengan bertambahnya kedalaman tanah hingga mencapai nilai maksimum yang menandakan batas tahanan penetrasi tanah. Menurut Islami (1995), ketahanan penetrasi tanah akan dipengaruhi oleh tekstur tanah, kandungan dan jenis liat, bobot volume tanah, dan kandungan air dalam tanah. 4. Klasifikasi tekstur tanah Tekstur tanah didefinisikan sebagai besarnya perbandingan fraksi pasir, lumpur, dan liat dalam tanah. Ketiga fraksi tersebut merupakan partikel tanah yang berukuran diameter kurang dari 2 mm. Metode analisis yang digunakan untuk mengetahui fraksi atau tekstur tanah adalah analisis particle size distribution (PSD), di mana kandungan organik dalam tanah ditiadakan melalui H 2 O 2 dalam prosesnya. Metode PSD melibatkan proses penyaringan dan proses pengendapan. Proses penyaringan digunakan untuk memperoleh partikel kasar tanah dan proses pengendapan dengan menggunakan hydrometer adalah untuk memperoleh partikel halusnya. Klasifikasi tanah sistem USDA (United States Department of Agriculture) digunakan untuk menentukan tekstur tanah. USDA mengklasifikasikan ukuran partikel tanah pada 2.5 mm adalah sand atau pasir,.5.2 mm silt atau lanau, dan.2 mm ke bawah adalah clay atau lempung (Jury dan Horton 24). Penetapan tekstur tanah dimaksudkan untuk mengetahui jenis tanah pada lahan pengujian. 5. Pengukuran indeks plastisitas tanah Indeks plastisitas tanah merupakan derajat yang menunjukkan kemampuan perubahan bentuk tanah ketika diberikan suatu gaya, yaitu batas kadar air dalam tanah sebelum mengalami perubahan dari sifat cair ke padat. Metode pengukuran yang dilakukan adalah metode casagrande, di mana tanah yang digunakan merupakan tanah sampel yang tersaring pada saringan.42 mm sebanyak 1 g. Pengujian batas plastis perlu dilakukan terlebih dahulu untuk mendapatkan nilai indeks plastisitas, yaitu dengan cara mengatur kadar air tanah sehingga tanah dapat digulung dengan diameter 3 mm tanpa adanya retakan untuk kemudian diuji kadar airnya dengan metode oven. Batas plastis tanah merupakan keadaan tanah di mana kadar airnya berada pada batas terendah dari kondisi plastisnya. Selanjutnya, pengujian batas cair tanah dilakukan menggunakan liquid limit apparatus (Gambar 4), di mana tanah ditempatkan pada sebuah cawan untuk kemudian disemprotkan air dalam jumlah tertentu sebagai langkah awal. Lalu,

18 8 tanah dipindahkan ke liquid limit device dan diratakan hingga ketebalan 1 cm. Sebuah alur kemudian dibuat padanya dengan alat grooving tool. Sampel tanah tersebut kemudian diuji dengan cara memutar tuas sebanyak 2 putaran per detik pada liquid limit device sebanyak 25 kali putaran hingga kedua sisi alur tanah bersinggungan. Pengujian dilakukan minimal 4 kali, dengan 2 kali di atas dan 2 kali di bawah 25 kali putaran tersebut (Soedarmo & Purnomo 1993). Nilai indeks plastisitas dapat dihitung menggunakan persamaan (5). dengan: PI : indeks plastisitas (plasticity index) LL : batas cair (liquid limit) PL : batas plastis (plastic limit) (5) Gambat 4 Plastic & Liquid Limit Apparatus Pengukuran Kedalaman Tekan Traktor Traktor yang digunakan adalah traktor roda empat produksi Kubota tipe L368. Berat traktor dengan operator adalah 1177 kg. Pengukuran kedalaman tekan traktor dilakukan pada tanah yang telah dilintasi oleh roda traktor. Lintasan pengukuran kedalaman tekan traktor terbagi atas tiga petak keadaan traktor dinamis dan tiga petak keadaan traktor statis. Kecepatan pada keadaan traktor dinamis adalah konstan untuk tiap kali pengulangan. Pengambilan data kedalaman tekan traktor, baik untuk kondisi statis maupun dinamis, menggunakan alat jangka sorong yang diaplikasikan secara vertikal dari permukaan tanah (Gambar 5). (a) (b) Gambar 5 Pengukuran kedalaman tekan traktor dinamis (a) dan statis (b)

19 9 Pengukuran Kedalaman Tekan Telapak Kaki Kedalaman tekan telapak kaki diukur pada lahan yang terbagi atas enam petak pengujian. Seperti halnya pengukuran kedalaman tekan traktor, pengukuran kedalaman tekan telapak kaki juga terbagi atas tiga petak dinamis dan tiga petak statis. Pengukuran kedalaman tekan kaki dilakukan setelah subjek melintas keenam petak tersebut. Pengukuran kedalaman tekan telapak kaki dilakukan terhadap jejak kaki lima subjek yang telah diketahui berat dan luas permukaan telapak kakinya. Pengukuran berat badan dilakukan dengan alat timbangan berat digital, sedangkan untuk mengetahui luasan telapak kaki subjek dilakukan pengukuran luasan petak bekas jejak kaki subjek di atas kertas millimeter-block, mengacu pada metode pencetakan jejak telapak kaki yang dilakukan oleh Krishan (28). Sebelum menginjak di atas kertas millimeter-block, masing-masing subjek menginjakkan kedua kakinya pada kain yang telah dilumuri dengan tinta merah agar hasil injakan dapat terlihat jelas. Satu petak pada kertas millimeter-block diketahui memiliki luas 1 mm 2. Luas telapak kaki diperoleh dengan menghitung jumlah petak yang berwarna merah pada kertas millimeter-block. Luasan kontak telapak kaki subjek pada penelitian ini adalah beragam. Melalui peningkatan tingkat kedalaman tekan, luasan kontak yang menyentuh tanah juga meningkat. Hubungan tersebut dapat disimulasikan dengan melihat kedalaman tekan pada sebuah adonan, sehingga diperoleh grafik hubungan kedalaman tekan (z) dan luasan kontaknya (A) (Gambar 6). Pada Tabel 3, hubungan terbaik antara luas kontak dan kedalaman tekan telapak kaki adalah exponensial dengan koefisien determinasi tertinggi di antara bentuk hubungan lainnya. Tabel 3 Hubungan luas kontak terhadap kedalaman tekan telapak kaki Bentuk Hubungan Persamaan R² exponensial y =.352e.125x.976 linear y =.233x logaritmik y = ln(x) polinomial y =.1x x z (mm) 6 5 R² = A (cm 2 ) Luas permukaan kontak konstan telapak kaki kanan telapak kaki kiri A = luasan kontak telapak kaki z = kedalaman tekan Gambar 6 Contoh simulasi hubungan kedalaman tekan telapak kaki terhadap luasan kontak

20 1 Pengukuran kedalaman tekan telapak kaki dinamis dilakukan dengan cara mengukur bekas injakan kaki pada kondisi berjalan normal (Gambar 7a). Pada pengukuran kedalaman tekan telapak kaki statis (Gambar 7b), subjek diharuskan berdiri diam pada kedua kakinya sesaat. Pengukuran dilakukan dengan alat jangka sorong secara tegak lurus mengikuti arah kedalaman tekan. Pengambilan data pengukuran kedua kaki dibagi atas kaki bagian depan dan belakang. (a) (b) Gambar 7 Jejak telapak kaki dinamis (a) dan jejak telapak kaki statis (b) Prosedur Analisis Data Data pengukuran kedalaman tekan traktor, kedalaman tekan telapak kaki, dan pengujian sifat fisik tanah diolah pada perangkat lunak Microsoft excel 27. Keseluruhan data dianalisis secara statistik, sehingga didapatkan pembuatan model kedalaman tekan telapak kaki dan traktor melalui analisis regresi linear dengan IBM SPSS Statistics 17. Regresi merupakan alat analisis statistik yang dapat membantu melakukan prediksi atas variabel terikat dengan mengetahui kondisi variabel bebasnya (Wahyono 29). Suatu fungsi yang diperoleh melalui regresi linear dapat memperkirakan suatu nilai variabel (y) dengan mengetahui nilai variabel lain (x) (Supranto 28). Setelah diperoleh model-model kedalaman tekan, verifikasi model dilakukan dengan membandingkan nilai kedalaman tekannya di lapangan. HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Lahan Penelitian Pengambilan data penelitian dilakukan selama tiga hari berturut-turut pada waktu yang sama. Suhu tercatat sebesar 29.8 C, C, C dengan kelembaban sebesar %, %, 59.2 %. Lahan pengambilan data berukuran total 24 x 24 m yang terbagi atas tiga pengulangan berdasarkan hari pengambilan data. Jalur-jalur khusus dibuat untuk traktor dan kelima subjek telapak kaki melintas pada ketiga lahan pengulangan. Di antara jalur-jalur tersebut, terdapat jalur mobilisasi untuk memudahkan pengambilan data.

21 11 Pengambilan data sampel tanah dilakukan pada masing-masing petak pengukuran kedalaman tekan sebanyak tiga titik yang dipilih secara acak sehingga karakteristik tanah secara keseluruhan dapat terwakili. Adapun parameter yang diambil pada ketiga titik tersebut adalah pengujian tahanan penetrasi tanah dan pengambilan sampel tanah untuk pengujian di laboratorium mengenai kadar air (k a ), wet bulk density (ρ w ), particle size distribution, dan index plasticity. Tabel 4 Ukuran fraksi dan indeks plastisitas tanah Laboratorium Lapangan Siswadhi Soepardjo Fraksi tanah Ukuran partikel (mm) Presentase (%) Pasir kasar (coarse sand) Pasir halus (fine sand) Lumpur (silt) Liat (clay) < Batas cair Batas plastis 48.3 Indeks plastisitas Tabel 4 menunjukkan bahwa tanah di lapangan pengujian tersusun atas 71.6% pasir, 13.9% lumpur, dan 14.5% liat dengan indeks plastisitas 14.94%. Jury dan Horton (24) menampilkan diagram segitiga klasifikasi tekstur tanah yang menunjukkan hubungan antara persentase pasir, lanau, dan lempung sehingga tanah di lapangan pengujian tersebut tergolong jenis tanah liat berpasir (sandy loam). Pada 14.94% indeks plastisitas, tanah pengujian memiliki sifat fisik sebagai berikut (Tabel 5): Pengulangan Kadar air (%) Tabel 5 Sifat fisik tanah di lahan penelitian Wet Bulk Density (g/cm 3 ) Dry Bulk Density (g/cm 3 ) -5 cm 5-1 cm -5 cm 5-1 cm -5 cm 5-1 cm I II III Tabel 5 menyajikan sifat kadar air dan kerapatan isi tanah basah dan kering atau dry dan wet bulk density. Sampel tanah yang digunakan dalam penelitian ini dikhususkan pada kedalaman 5-1 cm. Hal ini didasarkan pada besarnya kedalaman tekan yang dialami oleh traktor dan telapak kaki yang mencapai kedalaman 5 cm atau lebih.

22 12 Hubungan Karakteristik Mekanik Tanah dan Tekanan Terhadap Kedalaman Tekan (Sinkage) Kedalaman tekan (sinkage) yang terjadi di atas tanah pada prinsipnya merupakan proses terpadatkannya tanah oleh suatu beban di atasnya hingga suatu batasan tertentu. Kedalaman tekan akibat mobilitas traktor dan manusia menyebabkan terjadinya perubahan pada kerapatan isi tanah atau bulk density yang cenderung mengalami peningkatan. Bulk density dipengaruhi oleh tingkat kadar air. Penambahan kadar air dalam proses pemadatan akan menyebabkan berat tanah dalam suatu satuan volume (bulk density) ikut meningkat (Das 1993). Seperti yang ditampilkan pada Tabel 5, nilai wet bulk density maupun dry bulk density meningkat seiring dengan meningkatnya nilai kadar air tanah. Dalam Robiansyah (214), hubungan kadar air tanah dan wet bulk density adalah berbanding lurus dengan peningkatan kadar air tanah diikuti dengan peningkatan densitas tanah. Peran kadar air juga terlihat pada perbedaan nilai antara densitas tanah basah dan kering. Densitas tanah basah lebih berat persatuan volume dibandingkan dengan densitas tanah kering. Gambar 8 menunjukkan grafik hubungan kadar air dengan densitas tanah yang berbanding lurus Wet Bulk Density (g/cm 3 ) Dry Bulk Density (g/cm 3 ) Kadar Air (%) Kadar Air (%) Gambar 8 Hubungan kadar air dengan densitas tanah Salah satu uji untuk mengetahui kekuatan tanah terhadap gaya dari luar adalah uji penetrasi tanah. Pengujian tersebut cukup banyak digunakan untuk mengetahui sifat tanah terhadap gaya normal yang diberikan. Tahanan penetrasi merupakan reaksi tahanan tanah atas suatu gaya normal yang diberikan terhadapnya. Alat penetrometer digunakan untuk mendapatkan nilai ketahanan penetrasi suatu tanah, alat tersebut diaplikasikan tegak lurus terhadap tanah pada kecepatan konstan hingga mencapai kedalaman 2 cm.

23 13 Tahanan Penetrasi (kpa) Kedalaman (cm) hari kadar 1 air 29.94% % hari kadar 2 air 32.39% % hari kadar 3 air 29.43% % 25. Gambar 9 Tahanan penetrasi tanah di lahan pengujian Gambar 9 menunjukkan bahwa tahanan penetrasi tanah terus meningkat seiring dengan bertambahnya kedalaman. Islami dan Utomo (1995) menyebutkan bahwa tahanan penetrasi tanah meningkat dengan bertambahnya kedalaman. Ketika penetrometer diaplikasikan ke dalam tanah, tanah akan mengalami pergeseran oleh gaya tekan jarum yang seluas 6.45 cm 2. Sifat-sifat tanah yang mempengaruhi ketahanan penetrasi dalam penggunaan penetrometer adalah kadar air tanah, berat isi, struktur, dan tekstur tanah. Menurut hasil penelitian Astika (1988), nilai tahanan penetrasi akan menurun seiring dengan meningkatnya nilai kadar air tanah, dan sebaliknya. Kadar air tanah dan tahanan penetrasi memiliki hubungan yang terbalik, yaitu dengan peningkatan kadar air tanah akan terjadi penurunan nilai tahanan penetrasinya (Hismaya 214). Menurut Islami dan Utomo (1995), kadar air tanah menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat tahanan penetrasinya. Baver (1978) dalam Astika (1988) menyebutkan tahanan penetrasi tanah sebagai salah satu indeks tingkat kekuatan tanah yang dipengaruhi oleh tingkat perubahan nilai kadar airnya. Tanah pada kadar air rendah cenderung bersifat keras dan kuat bila dibandingkan dengan kondisi tanah pada kadar air tinggi. Besarnya usaha yang diperlukan untuk memecahkan tanah tersebut dapat dikatakan sebagai usaha tanah menahan bentuknya. Ketika suatu gaya penetrasi diaplikasikan pada tanah dengan kadar air tinggi, tahanan penetrasinya cenderung lebih kecil bila dibandingkan dengan gaya penetrasi yang diberikan terhadap tanah pada kondisi kadar air rendah. Kedalaman tekan atau sinkage pada tanah disebabkan oleh adanya suatu gaya yang diberikan terhadap tanah (Islami dan Utomo 1995). Gaya tersebut dapat berupa gaya tekan sebagai hasil dari pembebanan yang dimiliki suatu objek. Menurut Lumintang dan Hidayat (1982), tanah akan memberikan reaksi mekanis ketika suatu kerja mekanis diberikan terhadapnya. Pada penelitian ini, kerja mekanis tersebut disebabkan oleh gaya tekan yang berasal dari traktor dan injakan telapak kaki yang melintas.

24 14 Tekanan (P) didefinisikan sebagai besarnya gaya tekan yang dapat ditopang oleh suatu luasan kontak. Nilai tekanan untuk penelitian ini dibedakan atas tekanan telapak kaki dan traktor. Tekanan telapak kaki subjek terbagi menjadi tekanan kaki kanan dan kiri, serta pada kondisi statis dan dinamis. Pembagian tersebut dilakukan untuk melihat pengaruh keragaman parameter tersebut. Tabel 6 menunjukan nilai tekanan telapak kaki keseluruhan subjek. P Telapak Kaki dinamis statis Tabel 6 Nilai tekanan telapak kaki subjek (kpa) Subjek A (perempuan) Subjek B (perempuan) Subjek C (laki-laki) Subjek D (laki-laki) Berbeda dengan tekanan telapak kaki, tekanan traktor merupakan tekanan yang terjadi pada keempat rodanya. Hal ini dikarenakan kondisi traktor yang diasumsikan setimbang sehingga beban merata pada masing-masing rodanya. Luasan kontak roda traktor di atas tanah merupakan 78% dari perkalian panjang (p) dan lebar (l) roda (Bekker 196 dalam Rouf 213). Nilai tekanan traktor yang diberikan pada keempat rodanya diketahui melalui pengukuran panjang dan lebar kontak roda serta berat roda tersebut (Tabel 7). Tabel 7 Dimensi roda dan nilai tekanan traktor Roda p (cm) l (cm) Tekanan (kpa) Kanan depan Kiri depan Kanan belakang Kiri belakang Subjek E (laki-laki) Kanan Kiri Kanan Kiri

25 15 kanan depan kiri depan sinkage (cm) ka > 31.93% ka 31.93% sinkage (cm) ka > 31.93% ka 31.93% Tekanan (kpa) Tekanan (kpa) kanan belakang kiri belakang sinkage (cm) Tekanan (kpa) ka > 31.93% ka 31.93% sinkage (cm) Tekanan (kpa) ka > 31.93% ka 31.93% Gambar 1 Hubungan sinkage telapak kaki dan tekanan pada kondisi statis kanan depan kiri depan sinkage (cm) ka > 31.93% ka 31.93% sinkage (cm) ka > 31.93% ka 31.93% Tekanan (kpa) Tekanan (kpa) kanan belakang kiri belakang sinkage (cm) Tekanan (kpa) ka > 31.93% ka 31.93% sinkage (cm) Tekanan (kpa) ka > 31.93% ka 31.93% Gambar 11 Hubungan sinkage telapak kaki dan tekanan pada kondisi dinamis

26 16 Gambar 1 dan 11 menampilkan hubungan kedalaman tekan (sinkage) telapak kaki dengan tekanan pada kondisi statis dan dinamis masing-masing subjek. Besarnya kedalaman tekan yang terjadi adalah variatif antara masingmasing sisi telapak kaki. Pada tekanan telapak kaki yang sama, kedalaman tekan telapak kaki yang dihasilkan adalah lebih tinggi pada kondisi kadar air tanah yang tinggi. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh kadar air tanah terhadap kedalaman tekan telapak kaki. Grafik pada Gambar 1 dan 11 juga membuktikan bahwa kedalaman tekan berbanding lurus dengan tingkat kadar air tanah, yaitu dengan meningkatnya kadar air tanah maka kedalaman tekan juga cenderung akan lebih dalam. Semakin tinggi tingkat kadar airnya, tanah cenderung lebih mudah mengalami deformasi dan sebaliknya. Tingkat deformasi tersebut akan menentukan kedalaman tekan tanah oleh beban traktor maupun telapak kaki karena deformasi lebih mudah terjadi pada kondisi kadar air yang tinggi sehingga menyebabkan sinkage yang lebih dalam. Hal lain juga dibuktikan pada grafik pada Gambar 1 dan 11, yaitu adanya hubungan antara tingkat kadar air tanah dan tahanan penetrasinya. Tekanan yang sama pada kondisi kadar air tanah yang tinggi, tahanan penetrasi lebih rendah, dan sebaliknya. Hal tersebut terlihat pada tingkat kedalaman yang dapat dicapai cenderung lebih dalam dibandingkan pada kadar air rendah. Bulk density dan tahanan penetrasi tanah merupakan salah satu sifat fisik tanah yang dipengaruhi oleh tingkat kadar airnya. Berdasarkan pengaruhnya tersebut, menjadikan kadar air sebagai parameter sifat fisik tanah yang mewakili parameter sifat fisik tanah lainnya. Selain itu, kemudahan untuk memperoleh nilai kadar air tanah menggunakan beberapa metode pengukuran atau suatu alat ukur khusus juga menjadi pertimbangan pemilihannya sebagai parameter dari sifat fisik tanah. Model Kedalaman Tekan (Sinkage) Telapak Kaki Pemodelan kedalaman tekan (sinkage) telapak kaki manusia dilakukan untuk mengetahui kedalaman tekan yang akan dialami oleh sebuah traktor roda empat. Faktor yang mempengaruhi terjadinya kedalaman tekan adalah tekanan kontak roda. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah peranan tanah sebagai media utama dalam terjadinya kedalaman tekan traktor. Peranan tanah melelui sifat fisik tanah menjadi variabel kedua untuk dimasukkan ke dalam pemodelan. Sifat fisik tersebut adalah kadar air tanah karena karakteristiknya yang dapat mewakili sifat tanah lainnya. Model kedalaman tekan telapak kaki akan digunakan untuk mengetahui kedalaman tekan traktor dengan tekanan dan kadar air sebagai variabel bebasnya. Model kedalaman tekan tersebut merupakan suatu model regresi yang diharapkan dapat memprediksi kedalaman tekan traktor pada kondisi kadar air tanah yang sama. Penelitian ini menghasilkan 16 model kedalaman tekan yang terbagi atas 8 model berdasarkan telapak kaki laki-laki dan 8 model berdasarkan telapak kaki perempuan. Alasan mengapa pemodelan dalam penelitian ini dibedakan atas perempuan dan laki-laki adalah karena terdapat perbedaan ukuran rata-rata berat dan luas telapak kaki. Hal ini dibuktikan pada penelitian Hairunnisa (214) yang menunjukkan bahwa ukuran rata-rata berat dan luasan telapak kaki laki-laki lebih

27 17 besar dibandingkan dengan ukuran perempuan. Masing-masing model dibedakan atas telapak kaki kondisi statis dan dinamis, kaki kanan dan kiri, serta telapak kaki bagian depan dan belakang. Adapun model-model kedalaman tekan yang dihasilkan adalah sebagai berikut: Tabel 8 Model kedalaman tekan (sinkage) telapak kaki perempuan dengan variabel bebas kadar air (k a ) dan tekanan (P) Model Persamaan Kondisi Statis z kskad = (k a ) (P) z kskab = (k a ) (P) z kskid = (k a ) (P) z kskib = (k a ) (P) Kondisi Dinamis z kdkad = (k a ) (P) z kdkab = (k a ) (P) z kdkid = (k a ) (P) z kdkib = (k a ) (P) Keterangan Kaki kanan depan Kaki kanan belakang Kaki kiri depan Kaki kiri belakang Kaki kanan depan Kaki kanan belakang Kaki kiri depan Kaki kanan belakang Tabel 9 Model kedalaman tekan (sinkage) telapak kaki laki-laki dengan variabel bebas kadar air (k a ) dan tekanan (P) Model Persamaan Kondisi Statis z kskad = (k a ) (P) z kskab = (k a ) (P) z kskid = (k a ) (P) z kskib = (k a ) (P) Kondisi Dinamis z kdkad = (k a ) (P) z kdkab = (k a ) (P) z kdkid = (k a ) (P) z kdkib = (k a ) (P) Keterangan Kaki kanan depan Kaki kanan belakang Kaki kiri depan Kaki kiri belakang Kaki kanan depan Kaki kanan belakang Kaki kiri depan Kaki kanan belakang Tabel 8 dan Tabel 9 mencantumkan model-model kedalaman tekan telapak kaki dengan kadar air (k a ) dan tekanan (P) sebagai variabel bebasnya dan kedalaman tekan (z) sebagai variabel terikat. Dalam model tersebut, nilai kadar air tanah (k a ) diharuskan dalam bentuk persentase (%) dan nilai tekanan (P) dalam satuan berat per luas (kgf/cm 2 ). Kedalaman tekan yang diperoleh melalui model persamaan di atas dinyatakan dalam satuan centimeter (cm). Masing-masing model mewakili sisi kaki yang berbeda untuk subjek lakilaki dan perempuan, yaitu model kedalaman tekan telapak kaki kanan bagian depan dan belakang kondisi statis (z kskad dan z kskab ), model kedalaman tekan telapak kaki kiri bagian depan dan belakang kondisi statis (z kskid dan z kskib ), model kedalaman tekan telapak kaki kanan bagian depan dan belakang kondisi dinamis (z kdkad dan z kdkab ), dan model kedalaman tekan telapak kaki kiri bagian depan dan belakang kondisi dinamis (z kdkid dan z kdkib ). Hal ini dilakukan karena adanya perbedaan kedalaman yang dihasilkan masing-masing sisi kaki ketika menapak di atas tanah. Selain itu, perbedaan dalamnya kedalaman tekan juga terjadi antara kaki bagian depan dan belakang.

28 18 Verifikasi Model Kedalaman Tekan (Sinkage) Telapak Kaki Terhadap Kedalaman Tekan (Sinkage) Traktor Verifikasi model kedalaman tekan telapak kaki dilakukan dengan membandingkan nilai kedalaman tekan yang dihasilkan melalui model terhadap nilai kedalaman tekan yang diukur langsung di lapangan (observatif). Tabel 1 Hubungan antara kedalaman tekan (sinkage) telapak kaki observasi dan kedalaman tekan telapak kaki melalui model (cm) Subjek Model Regresi Simpangan Baku Model Regresi z kskad z kskab 1.79 z kskid 1.61 Perempuan z kskib z kdkad z kdkab 1.87 z kdkid z kdkib z kskad z kskab z kskid Laki-laki z kskib z kdkad z kdkab z kdkid z kdkib Tabel 1 menampilkan nilai simpangan baku masing-masing model kedalaman tekan antara kedalaman tekan telapak kaki observasi dan kedalaman tekan telapak kaki melalui model perempuan maupun laki-laki. Pada prinsipnya, model-model pendugaan kedalaman tekan yang telah diperoleh diharapkan menghasilkan nilai kedalaman tekan yang sama dengan nilai sebenarnya di lapangan. Hal ini diwakili oleh garis regresi y = x pada grafik sebaran data antara kedalaman tekan telapak kaki model dan observasi. Simpangan baku merupakan sebaran data terhadap garis regresi y = x, yang menunjukkan tingkat kesesuaian hubungan antara perkiraan atau pendugaan yang dilakukan melalui model terhadap data sebenarnya di lapangan. Pada garis regresi y = x, simpangan baku akan bernilai sama dengan nol, yang mengartikan kedalaman tekan telapak kaki melalui model adalah sama dengan kedalaman tekan telapak kaki observasinya. Simpangan baku dapat dikatakan sebagai indeks yang digunakan untuk mengukur tingkat ketepatan regresi (pendugaan) dan mengukur batasan seberapa jauh melesetnya perkiraan dalam suatu pendugaan (Hasan 1999). Berdasarkan Tabel 1, diketahui bahwa model z kdkab pada subjek perempuan dan model z kdkid pada subjek laki-laki memiliki simpangan baku yang paling mendekati nilai nol atau terkecil di antara simpangan baku milik model lainnya.

29 19 Nilai simpangan baku yang kecil menunjukkan kedekatan titik-titik data terhadap garis regresi y = x, yaitu antara kedalaman tekan telapak kaki melalui model dan observasi. Sebaliknya, semakin besar nilai simpangan bakunya, titik-titik data semakin tersebar jauh dari garis regresi y = x. Simpangan baku sebesar 1.87 pada model z kdkab subjek perempuan dan pada model z kdkid subjek laki-laki memiliki arti bahwa terjadi penyimpangan sebesar 1.87 cm dan cm dalam pendugaan kedalaman tekan telapak kaki melalui model. Selanjutnya, keseluruhan model tersebut digunakan untuk menduga kedalaman tekan traktor dengan cara memasukkan data parameter traktor, yaitu kadar air tanah dan tekanan traktor. Hasil kedalaman tekan traktor yang diperoleh dengan model (z model ) dibandingkan kembali terhadap nilai kedalaman tekan traktor di lapangan (z observasi ), baik dalam kondisi traktor statis maupun dinamis. Tabel 11 dan 12 menampilkan verifikasi keseluruhan model telapak kaki bila tekanan traktor digunakan dalam masing-masing model untuk pendugaan kedalaman tekan traktor. Verifikasi dilakukan dengan cara melihat nilai simpangan baku antara kedalaman tekan yang dihasilkan melalui masing-masing model terhadap nilai kedalaman tekan traktor yang diukur di lapangan. Semakin kecil nilai penyimpangan yang terjadi, semakin akurat model tersebut bila digunakan untuk menduga kedalaman tekan traktor karena semakin menunjukkan tingkat kedalaman yang sesuai dengan observasinya. Tabel 11 Simpangan baku kedalaman tekan melalui model terhadap kedalaman tekan observasi traktor kondisi dinamis (cm) Subjek Model Regresi Simpangan Baku Model Regresi Perempuan z kskad z kskab z kskid z kskib 1.5 z kdkad z kdkab z kdkid 1.99 z kdkib Laki-laki z kskad z kskab 9.87 z kskid 1.95 z kskib z kdkad 3.61 z kdkab 4.3 z kdkid z kdkib 3.193

30 2 Tabel 12 Simpangan baku kedalaman tekan melalui model terhadap kedalaman tekan observasi traktor kondisi statis (cm) Subjek Model Regresi Simpangan Baku Model Regresi Perempuan z kskad z kskab z kskid z kskib z kdkad 5.79 z kdkab z kdkid 9.4 z kdkib Laki-laki z kskad z kskab 9.79 z kskid z kskib z kdkad 4.63 z kdkab z kdkid z kdkib Berdasarkan simpangan baku yang ditampilkan pada Tabel 11 dan 12, terlihat bahwa model z kdkab subjek perempuan dan z kskid subjek laki-laki memiliki nilai simpangan baku terkecil bila digunakan untuk pendugaan traktor baik pada kondisi dinamis maupun statis. Nilai tersebut lebih kecil pada kondisi traktor statis dibandingkan dengan kondisi traktor dinamis. Hal ini menunjukkan bahwa pendugaan kedalaman tekan traktor melalui model regresi linear tersebut akan lebih tepat bila digunakan pada kondisi statis. Dari data tersebut, dapat terlihat bahwa model yang paling sesuai untuk menduga kedalaman tekan traktor pada kondisi statis maupun dinamis adalah z kdkab melalui pendekatan subjek perempuan dan z kskid melalui pendekatan subjek laki-laki. Model pada subjek perempuan yang digunakan dalam pendugaan kedalaman tekan telapak kaki sudah menunjukkan kesesuaian dengan pendugaan kedalaman tekan traktor, yaitu model z kdkab. Sebaliknya, model pada subjek lakilaki perlu dibedakan dalam penggunaannya untuk menduga kedalaman tekan telapak kaki dan traktor, yaitu z kdkid untuk pendugaan kedalaman tekan telapak kaki dan z kskid untuk traktor. Oleh karena itu, diperlukan suatu faktor koreksi agar model kedalaman tekan dapat digunakan untuk menduga kedalaman tekan telapak kaki dan traktor. Melalui analisis regresi linear diperoleh model z kdkab subjek perempuan dan z kskid subjek laki-laki untuk memprediksi kedalaman tekan traktor kondisi statis maupun dinamis melalui pendekatan telapak kaki. Akan tetapi, penyimpangan yang tergolong masih cukup tinggi menunjukkan bahwa model tersebut masih memiliki kekurangan untuk pendugaan kedalaman tekan traktor, sehingga model lain perlu dicari kembali dengan menggunakan metode analisis lain.

31 21 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Parameter pengukuran yang digunakan dalam pendugaan kedalaman tekan (sinkage) pada penelitian ini adalah kadar air tanah dan tekanan kontak objek. Jenis tanah di lokasi penelitian ini tergolong sebagai tanah liat berpasir (sandy loam) dengan kondisi kadar air tanah pada hari pengujian pertama adalah sebesar 28.65%, pada hari pengujian kedua sebesar 33.3%, dan 31.93% pada hari pengujian ketiga. Nilai tekanan kontak pada objek adalah beragam, meliputi tekanan pada masing-masing sisi telapak kaki subjek dan tekanan pada masingmasing roda traktor. Keseluruhan data dianalisis melalui regresi linear, sehingga diperoleh beberapa model kedalaman tekan (sinkage). Regresi linear kurang tepat digunakan untuk menduga kedalaman tekan traktor dari parameter kadar air tanah dan tekanan. Namun, model terbaik yang dihasilkan untuk memprediksi kedalaman tekan traktor berbasis pendekatan kedalaman tekan telapak kaki adalah z kskid = (k a ) (P) melalui subjek laki-laki dan z kdkab = (k a ) (P) melalui subjek perempuan. Dasar penetapan kedua model tersebut adalah karena memiliki nilai simpangan baku terkecil terhadap kedalaman tekan traktor di lapangan. Penggunaan model tersebut hanya terbatas pada kondisi kadar air tanah 28.65% hingga 33.3%. Saran Perlu dilakukan penelitian lanjut dengan metode analisis lain yang dapat memperoleh pendugaan kedalaman tekan traktor yang lebih akurat dengan melibatkan beberapa variabel lain. Suatu penambahan faktor koreksi perlu dilibatkan dalam model persamaan pendugaan. Pendugaan kedalaman tekan roda traktor roda empat melalui pendekatan kedalaman tekan telapak kaki manusia menghasilkan nilai yang berbeda antara kedalaman tekan pada kondisi statis dan dinamis. Pendugaan kedalaman tekan akan lebih presisi pada kondisi statis, sehingga perlu adanya penelitian lanjut agar memperoleh pendugaan kedalaman tekan dengan tingkat presisi yang sama untuk kondisi statis maupun dinamis. DAFTAR PUSTAKA Armansyah. 22. Analisis tahanan gelinding (rolling resistance) roda traksi dengan metode uji roda tunggal pada bak tanah (soil bin) [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Astika IW Mempelajari pengaruh pengelolaan tanah terhadap tahanan penetrasi tanah di kebun percobaan Darmaga IV IPB, Bogor [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Das BM Mekanika Tanah Jilid 1. Jakarta (ID): Penerbit Erlangga Hasan MI Pokok-pokok Materi Statistik 2 (Statistik Inferensif). Jakarta (ID): Bumi Aksara.

MODEL PENDUGAAN KEDALAMAN TEKAN RODA TRAKTOR RODA EMPAT BERBASIS PLATE SINKAGE TEST GUMILAR HISMAYA RAHMAN

MODEL PENDUGAAN KEDALAMAN TEKAN RODA TRAKTOR RODA EMPAT BERBASIS PLATE SINKAGE TEST GUMILAR HISMAYA RAHMAN MODEL PENDUGAAN KEDALAMAN TEKAN RODA TRAKTOR RODA EMPAT BERBASIS PLATE SINKAGE TEST GUMILAR HISMAYA RAHMAN DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT Penelitian dilaksanakan mulai Agustus 2010 sampai Februari 2011 di Laboratorium Teknik Mesin dan Budidaya Pertanian Leuwikopo dan di Laboratorium Mekanika

Lebih terperinci

PENDUGAAN KETENGGELAMAN TERRESTRIAL ROBOTIC VEHICLE (TRV) DENGAN MENGGUNAKAN TES KETENGGELAMAN PLAT ROBIANSYAH

PENDUGAAN KETENGGELAMAN TERRESTRIAL ROBOTIC VEHICLE (TRV) DENGAN MENGGUNAKAN TES KETENGGELAMAN PLAT ROBIANSYAH PENDUGAAN KETENGGELAMAN TERRESTRIAL ROBOTIC VEHICLE (TRV) DENGAN MENGGUNAKAN TES KETENGGELAMAN PLAT ROBIANSYAH DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB VI PLASTIS LIMIT DAN LIQUID LIMIT. a. Craig, RF. Mekanika Tanah. BAB I Klasifikasi Dasar Tanah : Plastisitas Tanah Berbutir Halus.

BAB VI PLASTIS LIMIT DAN LIQUID LIMIT. a. Craig, RF. Mekanika Tanah. BAB I Klasifikasi Dasar Tanah : Plastisitas Tanah Berbutir Halus. BAB VI PLASTIS LIMIT DAN LIQUID LIMIT 6.1 LIQUID LIMIT 6.1.1 REFERENSI a. Craig, RF. Mekanika Tanah. BAB I Klasifikasi Dasar Tanah : Plastisitas Tanah Berbutir Halus. b. Das, Braja M. Mekanika Tanah I.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan April hingga bulan September 2012 di Laboratorium Lapang Siswadhi Soepardjo, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah lanau

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah lanau 39 III. METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah lanau anorganik atau berlempung yang terdapat yang terdapat di Perumahan Bhayangkara Kelurahan

Lebih terperinci

PENDUGAAN KETENGGELAMAN TERRESTRIAL ROBOTIC VEHICLE (TRV) MELALUI PENDEKATAN JEJAK KAKI MANUSIA ADI PURNAMA NUR ARIPIN

PENDUGAAN KETENGGELAMAN TERRESTRIAL ROBOTIC VEHICLE (TRV) MELALUI PENDEKATAN JEJAK KAKI MANUSIA ADI PURNAMA NUR ARIPIN PENDUGAAN KETENGGELAMAN TERRESTRIAL ROBOTIC VEHICLE (TRV) MELALUI PENDEKATAN JEJAK KAKI MANUSIA ADI PURNAMA NUR ARIPIN DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini diantaranya : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari

METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini diantaranya : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari 27 III. METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini diantaranya : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari daerah Karang Anyar Lampung

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS TAHANAN GELINDING (ROLLING RESISTANCE) RODA TRAKSI DENGAN METODE UJI RODA TUNGGAL PADA BAK TANAH (SOIL BIN) Oleh: ARMANSYAH

SKRIPSI ANALISIS TAHANAN GELINDING (ROLLING RESISTANCE) RODA TRAKSI DENGAN METODE UJI RODA TUNGGAL PADA BAK TANAH (SOIL BIN) Oleh: ARMANSYAH SKRIPSI ANALISIS TAHANAN GELINDING (ROLLING RESISTANCE) RODA TRAKSI DENGAN METODE UJI RODA TUNGGAL PADA BAK TANAH (SOIL BIN) Oleh: ARMANSYAH F01498006 2002 JURUSAN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Penelitian dimulai dengan mempersiapkan alat dan bahan. Tanah merah diambil dari sebuah lokasi di bogor, sedangkan untuk material agregat kasar dan

Lebih terperinci

KOMPOSISI TANAH. Komposisi Tanah 2/25/2017. Tanah terdiri dari dua atau tiga fase, yaitu: Butiran padat Air Udara MEKANIKA TANAH I

KOMPOSISI TANAH. Komposisi Tanah 2/25/2017. Tanah terdiri dari dua atau tiga fase, yaitu: Butiran padat Air Udara MEKANIKA TANAH I KOMPOSISI TANAH 2 MEKANIKA TANAH I UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI NORMA PUSPITA, ST. MT. Komposisi Tanah Tanah terdiri dari dua atau tiga fase, yaitu: Butiran padat Air Udara 1 Komposisi Tanah Sehingga

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : III. METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Sampel tanah yang digunakan adalah tanah lempung yang terdapat yang terdapat di Kecamatan Kemiling,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi III. METODE PENELITIAN A. Sampel Tanah Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi dengan material pasir. Sampel tanah yang akan digunakan adalah dari daerah Belimbing Sari,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai Bagan Alir Penelitian : BAB III METODOLOGI PENELITIAN Mulai Pengambilan sampel tanah dan abu vulkanik Persiapan bahan : 1. Tanah 2. Abu vulkanik Pengujian kadar material abu vulkanik Pengujian sifat dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. 2. Air yang berasal dari Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik

III. METODE PENELITIAN. 2. Air yang berasal dari Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik 26 III. METODE PENELITIAN A. Bahan Bahan Penetilian 1. Sampel tanah yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa tanah lempung yang berasal dari Kecamatan Yosomulyo, Kota Metro, Provinsi Lampung. 2.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. daerah Rawa Sragi, Lampung Timur. Lokasi pengujian dan pengambilan. sampel tanah dapat dilihat pada Gambar 5

METODE PENELITIAN. daerah Rawa Sragi, Lampung Timur. Lokasi pengujian dan pengambilan. sampel tanah dapat dilihat pada Gambar 5 III. METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian Bahan sampel tanah yang digunakan adalah tanah lempung yang terdapat di daerah Rawa Sragi, Lampung Timur. Lokasi pengujian dan pengambilan sampel tanah dapat

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sifat fisik tanah adalah sebagai pertimbangan untuk merencanakan dan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sifat fisik tanah adalah sebagai pertimbangan untuk merencanakan dan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Uji Fisik Pengujian sifat fisik tanah adalah sebagai pertimbangan untuk merencanakan dan melaksanakan pembangunan suatu konstruksi. Pengujian sifat fisik tanah ini dilakukan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan sesuai, maka diperlukan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan sesuai, maka diperlukan III. METODOLOGI PENELITIAN Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan sesuai, maka diperlukan langkah-langkah sistematis yang harus dilakukan diantaranya adalah : A. Populasi Populasi adalah subyek

Lebih terperinci

KAJIAN DISTRIBUSI AIR PADA TANAH INCEPTISOL BERTANAMAN KEDELAI DENGAN JUMLAH PEMBERIAN AIR YANG BERBEDA SKRIPSI

KAJIAN DISTRIBUSI AIR PADA TANAH INCEPTISOL BERTANAMAN KEDELAI DENGAN JUMLAH PEMBERIAN AIR YANG BERBEDA SKRIPSI KAJIAN DISTRIBUSI AIR PADA TANAH INCEPTISOL BERTANAMAN KEDELAI DENGAN JUMLAH PEMBERIAN AIR YANG BERBEDA SKRIPSI OLEH : JUNI ARTINA ALBERTA PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

UJI BATAS BATAS ATTERBERG ASTM D-4318-00

UJI BATAS BATAS ATTERBERG ASTM D-4318-00 1. LINGKUP Percobaan ini mencakup penentuan batas-batas Atterberg yang meliputi Batas Susut, Batas Plastis, dan Batas Cair. 2. DEFINISI a. Batas Susut (Shrinkage Limit), w S adalah batas kadar air dimana

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Kegiatan Penelitian Kegiatan penelitian yang dilakukan dalam penulisan laporan skripsi ini meliputi studi literatur, pembuatan benda uji, pengujian sifat-sifat fisik tanah (index

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tanah Lempung Ekspansif Petry dan Little (2002) menyebutkan bahwa tanah ekspansif (expansive soil) adalah tanah yang mempunyai potensi pengembangan atau penyusutan yang tinggi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang III. METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang diambil dari Desa Sumber Agung, Kecamatan Seputih Mataram, Lampung Tengah. Gambar 3. Denah Lokasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung berpasir ini berada di desa

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung berpasir ini berada di desa III. METODE PENELITIAN A. Metode Pengambilan Sampel Lokasi pengambilan sampel tanah lempung berpasir ini berada di desa Kampung Baru Bandar Lampung. Pengambilan sampel tanah menggunakan karung dan cangkul

Lebih terperinci

STUDI LABORATORIUM DALAM MENENTUKAN BATAS PLASTIS DENGAN METODE FALL CONE PADA TANAH BUTIR HALUS DI WILAYAH BANDUNG UTARA

STUDI LABORATORIUM DALAM MENENTUKAN BATAS PLASTIS DENGAN METODE FALL CONE PADA TANAH BUTIR HALUS DI WILAYAH BANDUNG UTARA STUDI LABORATORIUM DALAM MENENTUKAN BATAS PLASTIS DENGAN METODE FALL CONE PADA TANAH BUTIR HALUS DI WILAYAH BANDUNG UTARA Handy Dewanto NRP:9621037 NIRM: 41077011960316 Pembimbing: Ibrahim Surya, Ir.,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari. daerah Karang Anyar, Lampung Selatan.

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari. daerah Karang Anyar, Lampung Selatan. III. METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari daerah Karang Anyar, Lampung Selatan. Gambar 5. Denah Lokasi Pengambilan Sampel Tanah Lempung

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENGUJIAN PENDAHULUAN Pengujian ini bertujuan untuk merancang tingkat slip yang terjadi pada traktor tangan dengan cara pembebanan engine brake traktor roda empat. Pengujian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah tanah yang diambil dari Desa Rawa

III. METODOLOGI PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah tanah yang diambil dari Desa Rawa III. METODOLOGI PENELITIAN A. Sampel Tanah Sampel tanah yang akan diuji adalah tanah yang diambil dari Desa Rawa Sragi, Kabupaten Lampung Timur B. Metode Pengambilan Sampel Pada saat pengambilan sampel

Lebih terperinci

BAGIAN 3-2 KLASIFIKASI TANAH

BAGIAN 3-2 KLASIFIKASI TANAH BAGIAN 3-2 KLASIFIKASI TANAH KLASIFIKASI UMUM TANAH BERDASARKAN UKURAN BUTIR Secara Umum Tanah Dibagi Menjadi 4 : Gravel (Kerikil) Sand (Pasir) Silt (Lanau) Clay (Lempung) Tanah Sulit : Peats (Gambut)

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. 3. Zat additif yaitu berupa larutan ISS 2500 (ionic soil stabilizer).

METODE PENELITIAN. 3. Zat additif yaitu berupa larutan ISS 2500 (ionic soil stabilizer). 27 III. METODE PENELITIAN A. BAHAN BAHAN PENETILIAN 1. Sampel tanah yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa tanah lempung yang berasal dari daerah Karang Anyar Lampung Selatan. 2. Air yang berasal

Lebih terperinci

BAB II TI JAUA PUSTAKA

BAB II TI JAUA PUSTAKA BAB II TI JAUA PUSTAKA A. TA AH Istilah tanah (soil) berasal dari kata latin solum yang berarti bagian teratas dari kerak bumi yang dipengaruhi oleh proses pembentukan tanah. Tanah dapat diartikan sebagai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung lunak ini berada di Rawa Seragi,

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung lunak ini berada di Rawa Seragi, III. METODE PENELITIAN A. Metode Pengambilan Sampel Lokasi pengambilan sampel tanah lempung lunak ini berada di Rawa Seragi, Lampung Timur. Pengambilan sampel tanah menggunakan tabung pipa paralon sebanyak

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. ini seperti mengumpulkan hasil dari penelitian terdahulu yang berkaitan

III. METODOLOGI PENELITIAN. ini seperti mengumpulkan hasil dari penelitian terdahulu yang berkaitan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Pengumpulan Data Penelitian dimulai dari melakukan studi pustaka tentang embung dan megumpulkan data-data yang digunakan sebagai pedoman dalam penelitian ini seperti mengumpulkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diambil meliputi tanah terganggu (disturb soil) yaitu tanah

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diambil meliputi tanah terganggu (disturb soil) yaitu tanah III. METODE PENELITIAN A. Pengambilan Sampel Sampel tanah yang diambil meliputi tanah terganggu (disturb soil) yaitu tanah yang telah terjamah atau sudah tidak alami lagi yang telah terganggu oleh lingkungan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan Setelah dilakukan pengujian di laboratorium, hasil dan data yang diperoleh diolah dan dianalisis sedemikian rupa untuk didapatkan kesimpulan sesuai tujuan penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diambil meliputi tanah tidak terganggu (undistrub soil).

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diambil meliputi tanah tidak terganggu (undistrub soil). III. METODE PENELITIAN A. Pekerjaan Lapangan Pekerjaan lapangan yang dilakukan adalah pengambilan sampel tanah. Sampel tanah yang diambil meliputi tanah tidak terganggu (undistrub soil). Sampel tanah diambil

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 16 3 METODOLOGI PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di lahan pertanian milik Institut Pertanian Bogor di Desa Cikarawang Bogor (Gambar 9), sedangkan pengujian karakteristik tanah

Lebih terperinci

gambar 3.1. teriihat bahwa beban kendaraan dilimpahkan ke perkerasan jalan

gambar 3.1. teriihat bahwa beban kendaraan dilimpahkan ke perkerasan jalan BAB HI LANDASAN TEORI 3.1 Konstruksi Perkerasan Konstruksi perkerasan lentur terdiri dan lapisan-lapisan yang diletakkan di atas tanah dasar yang telah dipadatkan. Lapisan-lapisan tersebut berfungsi untuk

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Mulai. Pengambilan sampel tanah lempung dan pasir. 2. Persiapan alat. Pengujian Pendahuluan (ASTM D422-63)

BAB IV METODE PENELITIAN. Mulai. Pengambilan sampel tanah lempung dan pasir. 2. Persiapan alat. Pengujian Pendahuluan (ASTM D422-63) BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Tahapan Penelitian Untuk memudahkan dalam proses penelitian, diperlukan rencana dalam menyusun langkah-langkah penelitian, seperti yang ditampilkan dalam bagan alir pada Gambar

Lebih terperinci

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Umum Dalam perencanaan pekerjaan, diperlukan tahapan-tahapan atau metodologi yang jelas untuk menentukan hasil yang ingin dicapai sesuai dengan tujuan yang ada, bagaimana

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir. III. METODE PENELITIAN A. Metode Pengambilan Sampel 1. Tanah Lempung Anorganik Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lanau yang diambil dari Desa

METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lanau yang diambil dari Desa III. METODE PENELITIAN A. Sampel Tanah Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lanau yang diambil dari Desa yosomulyo, Kota Metro Timur. Sampel tanah yang diambil adalah tanah terganggu (disturbed soil)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode penelitian Metode digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, yaitu metode yang dilakukan dengan mengadakan kegiatan percobaan untuk mendapatkan data.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan adalah tanah lempung yang terdapat yang. 1. Lokasi : Desa Margakaya, Jati Agung, Lampung Selatan

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan adalah tanah lempung yang terdapat yang. 1. Lokasi : Desa Margakaya, Jati Agung, Lampung Selatan 38 III. METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian Sampel tanah yang digunakan adalah tanah lempung yang terdapat yang diambil dari 3 lokasi yaitu 1. Lokasi : Desa Margakaya, Jati Agung, Lampung Selatan Koordina

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN A Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Desember 2010 Pembuatan prototipe hasil modifikasi dilaksanakan di Bengkel Departemen Teknik

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK REAKSI TANAH SAWAH DAN LUMPUR TERHADAP PENEKANAN PLAT ACHMAD MUDZAKIR

KARAKTERISTIK REAKSI TANAH SAWAH DAN LUMPUR TERHADAP PENEKANAN PLAT ACHMAD MUDZAKIR KARAKTERISTIK REAKSI TANAH SAWAH DAN LUMPUR TERHADAP PENEKANAN PLAT ACHMAD MUDZAKIR TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yang berasal dari daerah Karang Anyar, Lampung Selatan yang berada pada

III. METODE PENELITIAN. yang berasal dari daerah Karang Anyar, Lampung Selatan yang berada pada III. METODE PENELITIAN A. Pengambilan Sampel Sampel tanah yang dipakai dalam penelitian ini adalah tanah lempung lunak yang berasal dari daerah Karang Anyar, Lampung Selatan yang berada pada kondisi tidak

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. (undisturb) dan sampel tanah terganggu (disturb), untuk sampel tanah tidak

HASIL DAN PEMBAHASAN. (undisturb) dan sampel tanah terganggu (disturb), untuk sampel tanah tidak IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Uji Fisik Pengujian sifat fisik tanah adalah sebagai pertimbangan untuk merencanakan dan melaksanakan pembangunan suatu konstruksi. Sampel tanah yang disiapkan adalah tanah

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengukuran Titik Berat Unit Transplanter Pengukuran dilakukan di bengkel departemen Teknik Pertanian IPB. Implemen asli dari transplanter dilepas, kemudian diukur bobotnya.

Lebih terperinci

MEKANIKA TANAH SIFAT INDEKS PROPERTIS TANAH MODUL 2. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224

MEKANIKA TANAH SIFAT INDEKS PROPERTIS TANAH MODUL 2. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224 MEKANIKA TANAH MODUL 2 SIFAT INDEKS PROPERTIS TANAH UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224 PENDAHULUAN Sifat-sifat indeks (index properties) menunjukkan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Sifat Fisik Tanah. 1. Tekstur Tanah

TINJAUAN PUSTAKA. A. Sifat Fisik Tanah. 1. Tekstur Tanah TINJAUAN PUSTAKA A. Sifat Fisik Tanah 1. Tekstur Tanah Menurut Haridjadja (1980) tekstur tanah adalah distribusi besar butir-butir tanah atau perbandingan secara relatif dari besar butir-butir tanah. Butir-butir

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengamatan dan pengambilan sampel tanah pada penelitian ini

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengamatan dan pengambilan sampel tanah pada penelitian ini III. METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi pengamatan dan pengambilan sampel tanah pada penelitian ini dilakukan sebuah perumahan yang berada di kelurahan Beringin Jaya Kecamatan Kemiling Kota

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fisika dan Mekanika Tanah dan Laboratorium Hidrolika dan Hidromekanika, Departemen Teknik Pertanian, Fakultas

Lebih terperinci

KLASIFIKASI TANAH SI-2222 MEKANIKA TANAH I

KLASIFIKASI TANAH SI-2222 MEKANIKA TANAH I KLASIFIKASI TANAH SI-2222 MEKANIKA TANAH I 1 Pembagian Kelompok Tanah Tanah Khusus: Quick Clay: Tanah yang sangat peka terhadap gangguan. Apabila terganggu kekuatannya berkurang drastis. Kadar kepekaan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

METODE PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN METODE PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium lapangan Leuwikopo jurusan Teknik Pertanian IPB. Analisa tanah dilakukan di Laboratorium Mekanika dan Fisika

Lebih terperinci

DETEKSI VISUAL DAN ANALISIS LUAS KONTAK RODA TRAKSI PADA BEBERAPA KONDISI PERMUKAAN AGUNG NUGROHO

DETEKSI VISUAL DAN ANALISIS LUAS KONTAK RODA TRAKSI PADA BEBERAPA KONDISI PERMUKAAN AGUNG NUGROHO DETEKSI VISUAL DAN ANALISIS LUAS KONTAK RODA TRAKSI PADA BEBERAPA KONDISI PERMUKAAN AGUNG NUGROHO DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

Lebih terperinci

BATAS SUSUT. Kadar air, w= 100% 89.63

BATAS SUSUT. Kadar air, w= 100% 89.63 ATTERBERG LIMIT BATAS SUSUT Nama Instansi : Unika Soegijapranata Kedalaman Tanah : 1.5 meter Nama Proyek : Praktikum Mektan Nama Operator : Lokasi Proyek : Lab Mektan Unika Nama Engineer : Deskripsi tanah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. dilakukan di laboratorium akan dibahas pada bab ini. Pengujian yang dilakukan di

BAB IV HASIL PENELITIAN. dilakukan di laboratorium akan dibahas pada bab ini. Pengujian yang dilakukan di BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil penelitian tanah asli dan tanah campuran dengan semen yang dilakukan di laboratorium akan dibahas pada bab ini. Pengujian yang dilakukan di laboratorium

Lebih terperinci

PERBAIKAN TANAH DASAR JALAN RAYA DENGAN PENAMBAHAN KAPUR. Cut Nuri Badariah, Nasrul, Yudha Hanova

PERBAIKAN TANAH DASAR JALAN RAYA DENGAN PENAMBAHAN KAPUR. Cut Nuri Badariah, Nasrul, Yudha Hanova Jurnal Rancang Sipil Volume 1 Nomor 1, Desember 2012 57 PERBAIKAN TANAH DASAR JALAN RAYA DENGAN PENAMBAHAN KAPUR Cut Nuri Badariah, Nasrul, Yudha Hanova Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Sampel tanah yang digunakan adalah tanah lempung yang berasal dari

METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Sampel tanah yang digunakan adalah tanah lempung yang berasal dari III. METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Sampel tanah yang digunakan adalah tanah lempung yang berasal dari Desa Margakaya Kecamatan Jati Agung

Lebih terperinci

SKRIPSI DESAIN RODA BESI BERSIRIP GERAK DENGAN MEKANISME SIRIP BERPEGAS UNTUK LAHAN SAWAH DI CIANJUR. Oleh: GINA AGUSTINA F

SKRIPSI DESAIN RODA BESI BERSIRIP GERAK DENGAN MEKANISME SIRIP BERPEGAS UNTUK LAHAN SAWAH DI CIANJUR. Oleh: GINA AGUSTINA F SKRIPSI DESAIN RODA BESI BERSIRIP GERAK DENGAN MEKANISME SIRIP BERPEGAS UNTUK LAHAN SAWAH DI CIANJUR Oleh: GINA AGUSTINA F14102037 2006 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR DESAIN RODA

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. berasal dari Desa Karang Anyar, Lampung Selatan. Tanah yang digunakan

METODOLOGI PENELITIAN. berasal dari Desa Karang Anyar, Lampung Selatan. Tanah yang digunakan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Sampel Penelitian Sampel tanah yang dipakai dalam penelitian ini adalah tanah lempung yang berasal dari Desa Karang Anyar, Lampung Selatan. Tanah yang digunakan merupakan

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada industri paving block di way kandis Bandar

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada industri paving block di way kandis Bandar BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada industri paving block di way kandis Bandar Lampung dan pengujian sampel dilaksanakan di laboratorium Analisis Bahan dan

Lebih terperinci

kelompok dan sub kelompok dari tanah yang bersangkutan. Group Index ini dapat

kelompok dan sub kelompok dari tanah yang bersangkutan. Group Index ini dapat BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Lapisan Tanah Dasar Tanah dasar atau suhgrade adalah permukaan tanah semula, tanah galian atau tanah timbiman yang dipadatkan dan merupakan permukaan dasar untuk perletakan bagian-bagian

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian kekuatan sambungan tarik double shear balok kayu pelat baja menurut diameter dan jumlah paku pada sesaran tertentu ini dilakukan selama kurang lebih

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung (soft clay) yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung (soft clay) yang 49 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Sampel Tanah Sampel tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung (soft clay) yang diambil dari Desa Belimbing Sari, Kecamatan Jabung, Lampung Timur. B. Pelaksanaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah lanau

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah lanau 40 III. METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah lanau anorganik atau berlempung yang terdapat yang terdapat di Perumahan Bhayangkara Kelurahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN PENELITIAN

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN PENELITIAN BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian Berdasarkan pengujian terhadap tanah yang diambil dari proyek jalan tambang Kota Berau Kalimantan Timur, maka pada bab ini akan diuraikan hasil

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, pertama melakukan pengambilan sampel tanah di

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, pertama melakukan pengambilan sampel tanah di III. METODE PENELITIAN Pekerjaan Lapangan Dalam penelitian ini, pertama melakukan pengambilan sampel tanah di lapangan. Sampel tanah diambil pada beberapa titik di lokasi pengambilan sampel, hal ini dilakukan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fisika - Mekanika Tanah dan Laboratorium Hidrolika Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian,

Lebih terperinci

Metode penyiapan secara kering contoh tanah terganggu dan tanah-agregat untuk pengujian

Metode penyiapan secara kering contoh tanah terganggu dan tanah-agregat untuk pengujian Standar Nasional Indonesia SNI 1975:2012 Metode penyiapan secara kering contoh tanah terganggu dan tanah-agregat untuk pengujian ICS 13.080.20; 91.100.15 Badan Standardisasi Nasional BSN 2012 Hak cipta

Lebih terperinci

STUDI PENURUNAN PONDASI TELAPAK DIPERKUAT KOLOM KAPUR DI ATAS PASIR

STUDI PENURUNAN PONDASI TELAPAK DIPERKUAT KOLOM KAPUR DI ATAS PASIR STUDI PENURUNAN PONDASI TELAPAK DIPERKUAT KOLOM KAPUR DI ATAS PASIR Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Oleh: Renaya Herawati

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yang berasal dari Sukarame, Bandar Lampung. Serta cornice adhesive atau

III. METODE PENELITIAN. yang berasal dari Sukarame, Bandar Lampung. Serta cornice adhesive atau III. METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian Pada penelitian ini sampel tanah yang digunakan adalah jenis tanah timbunan yang berasal dari Sukarame, Bandar Lampung. Serta cornice adhesive atau perekat gypsum

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung yang diambil dari

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung yang diambil dari III. METODE PENELITIAN A. Sampel Tanah Sampel tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung yang diambil dari Desa Belimbing Sari, Kecamatan Jabung, Kabupaten Lampung Timur. B. Pelaksanaan Pengujian

Lebih terperinci

PENGARUH KADAR LEMPUNG DAN KADAR AIR PADA SISI BASAH TERHADAP NILAI CBR PADA TANAH LEMPUNG KEPASIRAN (SANDY CLAY)

PENGARUH KADAR LEMPUNG DAN KADAR AIR PADA SISI BASAH TERHADAP NILAI CBR PADA TANAH LEMPUNG KEPASIRAN (SANDY CLAY) PENGARUH KADAR LEMPUNG DAN KADAR AIR PADA SISI BASAH TERHADAP NILAI CBR PADA TANAH LEMPUNG KEPASIRAN (SANDY CLAY) Muhammad Iqbal, S.A. Nugroho, Ferry Fatnanta Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

LAPORAN PENYELIDIKAN GEOTEKNIK YUKATA SUITES JALAN SUTERA BOULEVARD NO. 28 - ALAM SUTERA - TANGERANG AGUSTUS 2 0 1 5 http://digilib.mercubuana.ac.id/ LAPORAN PENYELIDIKAN GEOTEKNIK YUKATA SUITES JALAN

Lebih terperinci

Cara uji penentuan batas plastis dan indeks plastisitas tanah

Cara uji penentuan batas plastis dan indeks plastisitas tanah Standar Nasional Indonesia Cara uji penentuan batas plastis dan indeks plastisitas tanah ICS 93.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

PENGARUH SIKLUS BASAH KERING PADA SAMPEL TANAH TERHADAP NILAI ATTERBERG LIMIT

PENGARUH SIKLUS BASAH KERING PADA SAMPEL TANAH TERHADAP NILAI ATTERBERG LIMIT PENGARUH SIKLUS BASAH KERING PADA SAMPEL TANAH TERHADAP NILAI ATTERBERG LIMIT Shinta Pramudya Wardani 1), R. M. Rustamaji 2), Aprianto 2) Abstrak Perubahan cuaca mengakibatkan terjadinya siklus pembasahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan Desember 2009 bertempat di Bengkel Teknik Mesin Budidaya Pertanian, Leuwikopo, Departemen

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1.Tanah Lempung Tanah Lempung merupakan jenis tanah berbutir halus. Menurut Terzaghi (1987) tanah lempung merupakan tanah dengan ukuran mikrokopis sampai dengan sub mikrokopis

Lebih terperinci

STUDI MENGENAI FRIKSI ANTARA TIANG DAN BEBERAPA JENIS TANAH LEMPUNG YANG BERBEDA YANG DIPENGARUHI OLEH KADAR AIR, WAKTU, DAN JENIS MATERIAL

STUDI MENGENAI FRIKSI ANTARA TIANG DAN BEBERAPA JENIS TANAH LEMPUNG YANG BERBEDA YANG DIPENGARUHI OLEH KADAR AIR, WAKTU, DAN JENIS MATERIAL STUDI MENGENAI FRIKSI ANTARA TIANG DAN BEBERAPA JENIS TANAH LEMPUNG YANG BERBEDA YANG DIPENGARUHI OLEH KADAR AIR, WAKTU, DAN JENIS MATERIAL Christopher Henry Sugiarto 1, Hendry Indra Pramana 2, Daniel

Lebih terperinci

BAB II HUBUNGAN FASE TANAH, BATAS ATTERBERG, DAN KLASIFIKASI TANAH

BAB II HUBUNGAN FASE TANAH, BATAS ATTERBERG, DAN KLASIFIKASI TANAH BAB II HUBUNGAN FASE TANAH, BATAS ATTERBERG, DAN KLASIFIKASI TANAH 1. KOMPONEN TANAH Tanah terdiri dari mineral dan partikel batuan dalam berbagai ukuran dan bentuk dan ini dikenal dengan dengan bagian

Lebih terperinci

PEMANFAATAN KAPUR SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG TANON DENGAN VARIASI UKURAN BUTIRAN TANAH

PEMANFAATAN KAPUR SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG TANON DENGAN VARIASI UKURAN BUTIRAN TANAH PEMANFAATAN KAPUR SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG TANON DENGAN VARIASI UKURAN BUTIRAN TANAH (Studi Kasus Tanah Lempung Tanon, Sragen) Disusun sebagai salah satu syarat

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. Penelitian inidilaksanakan pada bulan Mei hingga bulan Juni 2014 di

III. METODOLOGI. Penelitian inidilaksanakan pada bulan Mei hingga bulan Juni 2014 di 19 III. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian inidilaksanakan pada bulan Mei hingga bulan Juni 2014 di Laboratorium Bioproses dan Pasca Panen dan Laboratorium Daya dan Alat Mesin Pertanian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Penelitian Pengaruh durasi siklus basah-kering terhadap perubahan kuat tekan tanah yang distabilisasi menggunakan kapur-abu sekam padi dan inklusi serat karung plastik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TRAKTOR TANGAN Traktor tangan (hand tractor) merupakan sumber penggerak dari implemen (peralatan) pertanian. Traktor tangan ini digerakkan oleh motor penggerak dengan daya yang

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Kalibrasi Load Cell & Instrumen Hasil kalibrasi yang telah dilakukan untuk pengukuran jarak tempuh dengan roda bantu kelima berjalan baik dan didapatkan data yang sesuai, sedangkan

Lebih terperinci

Revisi SNI Daftar isi

Revisi SNI Daftar isi isi isi... i Prakata...ii Pendahuluan...iii 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan normatif...1 3 Istilah dan definisi...1 4 Ketentuan...2 4.1 Peralatan...2 5 Benda uji...3 6 Metode pengerjaan...4 7 Perhitungan dan

Lebih terperinci

UJI KINERJA BULLDOZER MINI BERBASIS TRAKTOR TANGAN TIPE TREK. Oleh : ANDIKA KURNIAWAN F

UJI KINERJA BULLDOZER MINI BERBASIS TRAKTOR TANGAN TIPE TREK. Oleh : ANDIKA KURNIAWAN F UJI KINERJA BULLDOZER MINI BERBASIS TRAKTOR TANGAN TIPE TREK Oleh : ANDIKA KURNIAWAN F14101077 2006 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR UJI KINERJA BULLDOZER

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam Bab ini penulis akan membahas hasil pengujian yang telah dilakukan di laboratorium Mekanika Tanah Universitas Mercu Buana. Pengujian yang dilakukan di laboratorium

Lebih terperinci

METODE PENGUJIAN KEPADATAN BERAT ISI TANAH DI LAPANGAN DENGAN BALON KARET

METODE PENGUJIAN KEPADATAN BERAT ISI TANAH DI LAPANGAN DENGAN BALON KARET METODE PENGUJIAN KEPADATAN BERAT ISI TANAH DI LAPANGAN DENGAN BALON KARET SNI 19-6413-2000 1. Ruang Lingkup 1.1 Metode ini mencakup penentuan kepadatan dan berat isi tanah hasil pemadatan di lapangan atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN III.I Kegiatan Penelitian Dalam pengujian yang dilakukan menggunakan tanah gambut yang berasal dari Desa Tampan, Riau. Kegiatan penelitian yang dilakukan meliputi pengujian triaksial

Lebih terperinci

KORELASI PARAMETER KEKUATAN GESER TANAH DENGAN MENGGUNAKAN UJI TRIAKSIAL DAN UJI GESER LANGSUNG PADA TANAH LEMPUNG SUBSTITUSI PASIR

KORELASI PARAMETER KEKUATAN GESER TANAH DENGAN MENGGUNAKAN UJI TRIAKSIAL DAN UJI GESER LANGSUNG PADA TANAH LEMPUNG SUBSTITUSI PASIR JRSDD, Edisi Maret 2015, Vol. 3, No. 1, Hal:13-26 (ISSN:2303-0011) KORELASI PARAMETER KEKUATAN GESER TANAH DENGAN MENGGUNAKAN UJI TRIAKSIAL DAN UJI GESER LANGSUNG PADA TANAH LEMPUNG SUBSTITUSI PASIR Syahreza

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Bahan bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung Rawa Sragi,

III. METODE PENELITIAN. Bahan bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung Rawa Sragi, 30 III. METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian Bahan bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung Rawa Sragi, Lampung Timur 2. Air yang berasal

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan Desember 2009 bertempat di Bengkel Teknik Mesin Budidaya Pertanian, Departemen Teknik Pertanian IPB.

Lebih terperinci

4. ANALISA UJI LABORATORIUM

4. ANALISA UJI LABORATORIUM 4. ANALISA UJI LABORATORIUM 4.1 Pendahuluan Setelah dilakukan pengujian di laboratorium, hasil dan data yang diperoleh diolah dan dianalisis sedemikian rupa untuk didapatkan kesimpulan sesuai tujuan penelitian

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sifat Fisik Tanah Pada penelitian ini, bahan utama yang digunakan dalam pembuatan model tanggul adalah tanah jenis Gleisol yang berasal dari Kebon Duren, Depok, Jawa Barat.

Lebih terperinci

Gambar 1. Tabung (ring) tembaga dengan tutup Tahapan-tahapan pengambilan contoh tanah tersebut dapat dilihat pada Gambar 2. =^

Gambar 1. Tabung (ring) tembaga dengan tutup Tahapan-tahapan pengambilan contoh tanah tersebut dapat dilihat pada Gambar 2. =^ m. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan selama dua bulan, di mulai pada bulan Mei sampai Juli 2010, meliputi pelaksanaan survei di lapangan dan dilanjutkan dengan analisis tanah di

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2011 hingga bulan November 2011. Desain, pembuatan model dan prototipe rangka unit penebar pupuk dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Langensari Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat sesuai dengan peta pada gambar 3.1.Waktu pengambilan data

Lebih terperinci