BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Penelitian dimulai dengan mempersiapkan alat dan bahan. Tanah merah diambil dari sebuah lokasi di bogor, sedangkan untuk material agregat kasar dan pasir sudah tersedia di laboratorium. Gambar 4.1 Tanah Merah Gambar 4.2 Pasir Agregat kasar yang digunakan pada percobaan ini yaitu agregat kasar yang lolos saringan nomor 3/4 dan nomor 3/8 dan tertahan di saringan nomor 4. 48

2 49 Gambar 4.3 Agregat Kasar Pengujian dilakukan dengan memberikan gaya geser pada benda uji sampai benda uji tersebut mencapai kekuatan geser maksimum. Seluruh sampel benda uji di perlakukan sama yaitu di padatkan sebelum benda uji tersebut diberikan gaya geser. Gambar 4.4 Benda uji dipadatkan Pemberian gaya geser dilakukan pada sampel hingga sampel tersebut mencapai kekuatan geser maksimum. Pembacaan dial dilakukan setiap 15 detik dan kemudian data dicatat pada tabel pembacaan dial.

3 5 Gambar 4.5 Uji kuat geser langsung Gambar 4.6 Sampel yang sudah di tes Hal yang sama juga dilakukan untuk sampel percobaan kuat geser langsung antara material timbunan dengan geotekstil. Pada percobaan ini geotekstil woven, nonwoven, dan komposit diletakan di tempat terjadinya gesekan antara geotekstil dengan material timbunan yaitu diantara rangka shear box atas dan bawah. Setelah percobaan selesai dilakukan, kemudian benda uji di timbang dan dipanaskan di dalam oven selama 24 jam pada suhu 15 o Celcius, setelah itu sampel di timbang kembali untuk mendapatkan besar persentase kadar air sampel tersebut.

4 51 Gambar 4.7 Sampel dikeringkan selama 24 jam pada suhu 15 o C Gambar 4.8 Sampel ditimbang Setelah sampel ditimbang beratnya kemudian dicatat pada tabel perhitungan kadar air, berat volume basah dan berat volume kering tanah tersebut. Setiap percobaan terdiri dari 5 sampel, pada penelitian ini percobaan yang dilakukan sebanyak 12 percobaan sehingga total sampel pada percobaan ini yaitu 6 sampel. Berikut ini adalah salah satu hasil dari uji kuat geser yang telah dilakukan di laboratorium.

5 52 Sebelum pengujian kuat geser langsung dilakukan, jenis dan karakteristik dari material yang digunakan pada penelitian ini dicari terlebih dahulu. Adapun jenis uji yang dilakukan untuk tanah merah yaitu uji atteberg limit dan grain size analysis. Untuk material pasir dilakukan uji gradasi agregat halus, sedangkan untuk material agegat kasar dilakukan uji untuk mencara gradasi agregat kasar. Hasil dari tes gradasi untuk agregat halus adalah sebagai berikut: Tabel 4.1 Hasil Tes Gradasi Untuk Agregat Halus Kumulatif Saringan no Ukuran (mm) Berat tertahan (gr) Berat tertahan (gr) Presentase tertahan (%) Presentase lolos (%) 4 4, ,4 3,4 3,4 3,4 96, ,2 73,4 13,8 1,38 89,62 3,6 142,6 246,4 24,64 75,36 5,3 351,8 598,2 59,82 4,18 1,15 375,4 973,6 97,36 2,64 2, ,6 99,96,4 pan, Hasil tes sieve analysis untuk tanah merah adalah sebagai berikut: Saringan no Ukuran (mm) Berat tertahan (gr) Berat tertahan (gr) Kumulatif Presentase tertahan (%) Presentase lolos (%) 4 4, , , , , pan

6 53 Hasil tes gradasi untuk agregat kasar adalah sebagai berikut : Tabel 4.2 Hasil Tes Gradasi untuk Agregat Kasar Kumulatif Saringan no Ukuran (mm) Berat tertahan (gr) Berat tertahan (gr) Presentase tertahan (%) Presentase lolos (%) 3/4 19, /8 9, , , , , , , pan Hasil dari tes Liquid Limit adalah sebagai berikut : Tabel 4.4 Hasil tes Liquid Limit Tanah Merah Can no Jumlah ketukan Berat tanah basah + can Berat tanah kering + can Berat can Berat tanah kering Berat air Kadar air

7 y = x Jumlah Ketukan Gambar 4.9 Grafik Liquid Limit Berdasarkan persamaan didapat LL pada ketukan ke 25 y = 3,865x + 175,4 (4.1) x = 25 maka y = (-3, ,4) = 78,78 % (4.2) Adapun hasil dari percobaan PL (Plastic Limit) adalah sebagai berikut : Tabel 4.5 Hasil Percobaan PL (Plastic Limit) Can no 1 Berat tanah basah + can (gr) 2.6 Berat tanah kering + can (gr) 17.8 Berat can (gr) 9 Berat tanah kering (gr) 8.8 Berat air (gr) 2.8 Kadar air (%) LL = 78,78% dan PL= 31,82% maka PI = LL-PL = 46,96%

8 55 Berikut ini adalah hasil dari plot grafik untuk gradasi agregat kasar, agregat halus dan tanah merah. Gambar 4.1 Grafik gradasi untuk Agregat Kasar, Agregat Halus dan Tanah Merah Untuk agegat kasar nilai D 6 = 17mm,D 1 = 7mm, D 3 2 = 15mm Maka C u = D 6 = 17 = 2,43 dan C D c = 2 3 = 225 = 1,89 (4.3) D 1 7 D 6 D Untuk agregat halus nilai D 6 =,45mm,D 1 =,18mm, D 3 2 =,25mm Maka C u = D 6 =,45 = 2,5 dan C D c = 2 3 =,625 =,77 (4.4) D 1,18 D 6 D 1,45,18

9 56 Berdasarkan tes PL dan LL didapat nilai sebagai berikut : LL = 78,78%, PL= 31,82%, dan PI = LL-PL = 46,96% Berdasarkan data tersebut dapat dicari klasifikasi tanah yang digunakan pada tes dilaboratorium dengan membuat plot grafik hubungan antara Plasticity Index (PI) dan Liquid Limit (LL). Gambar 4.11 Grafik Hubungan antara PI dan LL Berdasarkan hasil dari plot garafik diatas dapat disimpulkan bahwa jenis tanah yang digunakan pada laboratorium adalah jenis tanah lempung yang memiliki plastisitas yang tinggi.

10 57 Contoh Hasil Uji Kuat Geser Langsung dari Pembacaan Data adalah sebagai berikut : Jenis tanah Kecepatan pembebanan LRC Contoh tanah Jenis tes : Tanah merah :,3 mm/menit :,464 kg/div : Tanah alami : Tes kuat geser langsung tanah merah tanpa geotekstil Tabel 4.6 Hasil direct shear test untuk tanah tanpa geotekstil sampel 1 Berat beban (kg) Berat penutup (kg),478,478,478,478 Total beban (kg) 3,478 6,478 9,478 12,478 Penampang contoh (cm 2 ) 32,17 32,17 32,17 32,17 Max.horizontal dial reading Max. Gaya geser (kg) 1,28 9,28 15,312 9,744 Max. Tegangan geser (kg/cm 2 ), ,288468,475971,32891 Tegangan normal (kg/cm 2 ), ,21368,294622, Kadar air setelah percobaan : Can no Berat tanah basah + can (kg),2936,3188,352,326 Berat tanah kering + can (kg),2764,2866,2752,271 Berat air (kg),172,322,3,316 Berat can (kg),22,22,22,22 Berat tanah kering (kg),744,846,732,69 Kadar air (%) 23,11 38,6 4,98 45,79 Kadar air rata-rata (%) 36,99

11 58 Setelah data hasil pengujian didapat, kemudian mencari nilai c dan φ dari persamaan garis linier dari grafik hubungan antara tegangan normal dan tegangan geser. Selain itu sampel tanah yang telah dilakukan uji kadar air kemudian dicari nilai berat volumnya (γ wet dan γ dry ). Contoh perhitungan data untuk mencari berat volume basah dan berat volume kering untuk sampel tanah tanpa geotekstil adalah sebagai berikut : Volume tanah = 1 4 π D2 h = ( 1 4 π 6,352 ) 2 = 63,34cm 3 (4.5) Untuk can nomor 1 γ wet = W V = 91,6 63,34 = 1,45 gr/cm3 (4.6) γ dry = γ wet (1+ω) = 1,45 (1+,2312) = 1,18 gr/cm3 (4.7) Untuk can nomor 2 γ wet = W V = 116,8 = 1,84 gr/cm3 63,34 γ dry = γ wet (1 + ω) = 1,84 = 1,33 gr/cm3 (1 +,386) Untuk can nomor 3 γ wet = W V = 13,2 = 1,63 gr/cm3 63,34 γ dry = γ wet (1 + ω) = 1,63 = 1,16 gr/cm3 (1 +,498) Untuk can nomor 4 γ wet = W V = 1,6 = 1,59 gr/cm3 63,34 γ dry = γ wet (1 + ω) = 1,59 = 1,25 gr/cm3 (1 +,2734)

12 59 Rata-rata nilai γ wet yaitu = ¼ x (1,45 + 1,84 + 1,63 + 1,59) = 1,63 gr/cm 3 (4.8) Rata-rata nilai γ dry yaitu = ¼ x (1,18 + 1,33 + 1,16 + 1,25) = 1,23 gr/cm Hasil Pengolahan Data Setelah pembacaan dial dilakukan dan grafik hubungan antara tegangan normal dan tegangan geser telah dibuat, kemudian berdasarkan persamaan yang terdapat pada grafik maka didapat nilai kohesi (c) dan sudut geser (φ) untuk setiap sampel Perhitungan Berdasarkan persamaan pada grafik untuk mendapat nilai (c) dan (φ) sebagai berikut: Untuk sampel tanah tanpa geotekstil didapat persamaan regresi linier y =,411x + 24,48 y =,411x + 24,48 (4.9) c x = y = 24,48 kpa x 1 = y 1 = 24,48 x 2 = 1 y 2 = 24,89 y = 24,89 24,48 =,411 tan =,411 1 =,411 = arc tan,411 = 22,3 o (4.1) Sehingga didapat c = 24,48 kpa dan φ = 22,3 o Untuk perhitungan kadar air sampel sebagai berikut : w = Berat air Berat tana h kering (,172) 1% = 1% = 23,11% (4.11) (,744)

13 Tegangan Geser (kpa) Tegangan Geser (kpa) y =.411x Tegangan Normal (kpa) Gambar 4.11 Grafik Hasil Tes Kuat Geser untuk 5 Percobaan Tes Kuat Geser Tanah Tanpa Geotekstil Berdasarkan persamaan garis linier diatas didapat nilai c = 24,48 kpa dan φ = 22,3 o Gambar 4.12 Grafik Hubungan antara Kadar Air dan Tegangan Geser untuk 5 Percobaan Tanah Merah Tanpa Geotekstil

14 σ/τ τ/σ Gambar 4.13 Grafik Hubungan antara Kadar Air dan (τ/σ) untuk 5 Percobaan Tanah Merah Tanpa Geotekstil Gambar 4.14 Grafik Hubungan antara Kadar Air dan (σ/τ) untuk 5 Percobaan Tanah Merah Tanpa Geotekstil

15 Tegangan Geser (kpa) Tegangan Geser (kpa) 62 3 y =.266x Tegangan Normal (kpa) Gambar 4.15 Grafik Hasil Tes Kuat Geser untuk 5 Percobaan Tes Kuat Geser Tanah Merah dengan Geotekstil Woven Berdasarkan persamaan garis linier diatas didapat nilai c = 5,662 kpa dan φ = 14,8 o Gambar 4.16 Grafik Hubungan antara Tegangan Geser dan Kadar Air untuk 5 Percobaan Tanah Merah dengan Geotekstil Woven

16 σ/τ τ/σ Gambar 4.17 Grafik Hubungan antara Kadar Air dan (τ/σ) untuk 5 Percobaan Tanah Merah dengan Geotekstil Woven Gambar 4.18 Grafik Hubungan antara Kadar Air dan (σ/τ) untuk 5 Percobaan Tanah Merah dengan Geotekstil Woven

17 Tegangan Geser (kpa) Tegangan Geser (kpa) 64 3 y =.317x Tegangan Normal (kpa) Gambar 4.19 Grafik Hasil Tes Kuat Geser untuk 5 Percobaan Tes Kuat Geser Tanah Merah dengan Geotekstil Nonwoven Berdasarkan persamaan garis linier diatas didapat nilai c = 7,3 kpa dan φ = 17,6 o Gambar 4.2 Grafik Hubungan antara Tegangan Geser dan Kadar Air untuk 5 Percobaan Tanah Merah dengan Geotekstil Nonwoven

18 σ/τ τ/σ Gambar 4.21 Grafik Hubungan antara Kadar Air dan (τ/σ) untuk 5 Percobaan Tanah Merah dengan Geotekstil Nonwoven Gambar 4.22 Grafik Hubungan antara Kadar Air dan (σ/τ) untuk 5 Percobaan Tanah Merah dengan Geotekstil Nonwoven

19 Tegangan Geser (kpa) Tegangan Geser (kpa) 66 3 y =.43x Tegangan Normal (kpa) Gambar 4.23 Grafik Hasil Tes Kuat Geser untuk 5 Percobaan Tes Kuat Geser Tanah Merah dengan Geotekstil Komposit Berdasarkan persamaan garis linier diatas didapat nilai c = 5,89 kpa dan φ = 21,9 o Grafik 4.24 Hubungan antara Tegangan Geser dan Kadar Air untuk 5 Percobaan Tanah Merah dengan Geotekstil Komposit

20 σ/τ τ/σ Gambar 4.25 Grafik Hubungan antara Kadar Air dan (τ/σ) untuk 5 Percobaan Tanah Merah dengan Geotekstil Komposit Gambar 4.26 Grafik Hubungan antara Kadar Air dan (σ/τ) untuk 5 Percobaan Tanah Merah dengan Geotekstil Komposit

21 Tegangan Geser (kpa) Tegangan Geser (kpa) 68 4 y =.882x Tegangan Normal (kpa) Gambar 4.27 Grafik Hasil Tes Kuat Geser untuk 5 Percobaan Tes Kuat Geser Pasir Tanpa Geotekstil Berdasarkan persamaan garis linier diatas didapat nilai c = kpa dan φ = 41,4 o Gambar 4.28 Grafik Hubungan antara Tegangan Geser dan Kadar Air untuk 5 Percobaan Pasir Tanpa Geotekstil

22 σ/τ τ/σ Gambar 4.29 Grafik Hubungan antara Kadar Air dan (τ/σ) untuk 5 Percobaan Pasir Tanpa Geotekstil Gambar 4.3 Grafik Hubungan antara Kadar Air dan (σ/τ) untuk 5 Percobaan Pasir Tanpa Geotekstil

23 Tegangan Geser (kpa) Tegangan Geser (kpa) 7 4 y =.732x Tegangan Normal (kpa) Percobaan2 Gambar 4.31 Grafik Hasil Tes Kuat Geser untuk 5 Percobaan Tes Kuat Geser Pasir dengan Geotekstil Woven Berdasarkan persamaan garis linier diatas didapat nilai c = kpa dan φ = 36,2 o Gambar 4.32 Grafik Hubungan antara Tegangan Geser dan Kadar Air untuk 5 Percobaan Pasir dengan Geotekstil Woven

24 σ/τ τ/σ Gambar 4.33 Grafik Hubungan antara Kadar Air dan (τ/σ) untuk 5 Percobaan Pasir dengan Geotekstil Woven Pecobaan 5 Gambar 4.34 Grafik Hubungan antara Kadar Air dan (σ/τ) untuk 5 Percobaan Pasir dengan Geotekstil Woven

25 Tegangan Geser (kpa) Tegangan Geser (kpa) 72 4 y =.765x Tegangan Normal (kpa) Gambar 4.35 Grafik Hasil Tes Kuat Geser untuk 5 Percobaan Tes Kuat Geser Pasir dengan Geotekstil Nonwoven Berdasarkan persamaan garis linier diatas didapat nilai c = kpa dan φ = 37,4 o Gambar 4.36 Grafik Hubungan antara Tegangan Geser dan Kadar Air untuk 5 Percobaan Pasir dengan Geotekstil Nonwoven

26 σ/τ τ/σ Gambar 4.37 Grafik Hubungan antara Kadar Air dan (τ/σ) untuk 5 Percobaan Pasir dengan Geotekstil Nonwoven Gambar 4.38 Grafik Hubungan antara Kadar Air dan (σ/ τ) untuk 5 Percobaan Pasir dengan Geotekstil Nonwoven

27 Tegangan Geser (kpa) Tegangan Geser (kpa) y =.814x Tegangan Normal (kpa) Gambar 4.39 Grafik Hasil Tes Kuat Geser untuk 5 Percobaan Tes Kuat Geser Pasir dengan Geotekstil Komposit Berdasarkan persamaan garis linier diatas didapat nilai c = kpa dan φ = 39,1 o Gambar 4.4 Grafik Hubungan antara Tegangan Geser dan Kadar Air untuk 5 Percobaan Pasir dengan Geotekstil Komposit

28 σ/τ τ/σ Gambar 4.41 Grafik Hubungan antara Kadar Air dan (τ/σ) untuk 5 Percobaan Pasir dengan Geotekstil Komposit Gambar 4.42 Grafik Hubungan antara Kadar Air dan (σ/τ) untuk 5 Percobaan Pasir dengan Geotekstil Komposit

29 Tegangan Geser (kpa) y = 1.546x Agregat 1 Agregat 2 Agregat 3 Agregat 4 Agregat Tegangan Normal (kpa) Gambar 4.27 Grafik Hasil Tes Kuat Geser untuk 5 Percobaan Tes Kuat Geser Agregat Tanpa Geotekstil Berdasarkan persamaan garis linier diatas didapat nilai c = kpa dan φ = 57,1 o

30 Tegangan Geser (kpa) y =.818x Agregat+woven 1 Agregat+woven 2 Agregat+woven 3 Agregat+woven 4 Agregat+woven Tegangan Normal (kpa) Gambar 4.28 Grafik Hubungan antara Tegangan Normal dan Kadar Air untuk 5 Percobaan Agregat dengan Geotekstil Woven Berdasarkan persamaan garis linier diatas didapat nilai c = kpa dan φ = 39,3 o

31 Tegangan Geser (kpa) y = 1.24x Tegangan Normal (kpa) Gambar 4.29 Grafik Hasil Tes Kuat Geser untuk 5 Percobaan Tes Kuat Geser Agregat dengan Geotekstil Nonwoven Berdasarkan persamaan garis linier diatas didapat nilai c = kpa dan φ = 45,7 o

32 Tegangan Geser (kpa) y = 1.17x Tegangan Normal (kpa) Gambar 4.3 Grafik Hasil Tes Kuat Geser untuk 5 Percobaan Tes Kuat Geser Agregat dengan Geotekstil Komposit Berdasarkan persamaan garis linier diatas didapat nilai c = kpa dan φ = 45,5 o

33 8 4.3 Pembahasan hasil Berdasarkan hasil nilai rata-rata dari setiap jenis percobaan hasil dari nilai c dan φ untuk seluruh percobaan dapat di rangkum pada tabel dibawah ini. Tabel 4.7 Nilai rata-rata kohesi (c) untuk seluruh percobaan Material Alami Woven Nonwoven Komposit Tanah 24,48 kpa 5,66 kpa 7,3 kpa 5,89 kpa Pasir Agregat (kerikil) Tabel 4.8 Nilai rata-rata sudut geser (υ) untuk seluruh percobaan Material Alami Woven Nonwoven Komposit Tanah 22,3 o 14,8 o 17,6 o 21,9 o Pasir 41,4 o 36,2 o 37,4 o 39,1 o Agregat (kerikil) 57,1 o 39,3 o 45,7 o 45,5 o Berdasarkan hasil kohesi dan sudut geser dari masing-masing percobaan dapat dibuat perbandingan antara nilai kohesi dari percobaan kuat geser material timbunan tanpa geotekstil dengan percobaan kuat geser material timbunan dengan geotekstil.

34 81 Hasil dari perbandingan tersebut adalah sebagai berikut: Perbandingan kohesi dan sudut geser antara percobaan tanah merah dengan geotekstil terhadap percobaan tanah merah tanpa geotekstil. Tanah Terhadap R inter (c) R inter (υ) Geotekstil Woven,23,65 Geotekstil Nonwoven,29,77 Geotekstil Komposit,24,98 Perbandingan kohesi dan sudut geser antara percobaan pasir dengan geotekstil terhadap percobaan pasir tanpa geotekstil. Pasir terhadap R inter (υ) Geotekstil Woven,83 Geotekstil Nonwoven,87 Geotekstil Komposit,92 Perbandingan kohesi dan sudut geser antara percobaan agregat kasar dengan geotekstil terhadap percobaan agregat kasar tanpa geotekstil. Agregat Terhadap R inter (υ) Geotekstil Woven,53 Geotekstil Nonwoven,66 Geotekstil Komposit,67

BAB 1 PENDAHULUAN. bervariasi diantaranya yaitu sebagai filter (lapisan penyaring), separator (lapisan

BAB 1 PENDAHULUAN. bervariasi diantaranya yaitu sebagai filter (lapisan penyaring), separator (lapisan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dibidang geoteknik, banyak inovasi yang dilakukan dalam mengembangkan suatu material yang dapat memberikan kekuatan yang

Lebih terperinci

DATA HASIL PENGUJIAN Laboratorium. Lampiran A

DATA HASIL PENGUJIAN Laboratorium. Lampiran A LAMPIRAN DATA HASIL PENGUJIAN Laboratorium Lampiran A Model Penurunan Pondasi Konstruksi Sarang Lab-Laba Dimodifikasi dengan Perkuatan Tanah Lunak Menggunakan Pasir Padat Nurdin 0815011075 S0IL MECANICS

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. untuk lapangan udara dan proyek timbunan yang lainnya. Jenis uji yang

BAB 3 METODOLOGI. untuk lapangan udara dan proyek timbunan yang lainnya. Jenis uji yang BAB 3 METODOLOGI 3.1 Tahapan Penelitian Tahapan penelitian ini dimulai dengan mempersiapkan seluruh bahan yang dibutuhkan. Pada penelitian ini bahan yang dipersiapkan yaitu sampel tanah merah, pasir, dan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. (undisturb) dan sampel tanah terganggu (disturb), untuk sampel tanah tidak

HASIL DAN PEMBAHASAN. (undisturb) dan sampel tanah terganggu (disturb), untuk sampel tanah tidak IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Uji Fisik Pengujian sifat fisik tanah adalah sebagai pertimbangan untuk merencanakan dan melaksanakan pembangunan suatu konstruksi. Sampel tanah yang disiapkan adalah tanah

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan Setelah dilakukan pengujian di laboratorium, hasil dan data yang diperoleh diolah dan dianalisis sedemikian rupa untuk didapatkan kesimpulan sesuai tujuan penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. daerah Rawa Sragi, Lampung Timur. Lokasi pengujian dan pengambilan. sampel tanah dapat dilihat pada Gambar 5

METODE PENELITIAN. daerah Rawa Sragi, Lampung Timur. Lokasi pengujian dan pengambilan. sampel tanah dapat dilihat pada Gambar 5 III. METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian Bahan sampel tanah yang digunakan adalah tanah lempung yang terdapat di daerah Rawa Sragi, Lampung Timur. Lokasi pengujian dan pengambilan sampel tanah dapat

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Judul Lembar Pengesahan Abstrak Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Lampiran Kata Pengantar

DAFTAR ISI. Halaman Judul Lembar Pengesahan Abstrak Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Lampiran Kata Pengantar DAFTAR ISI Halaman Judul Lembar Pengesahan Abstrak Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Lampiran Kata Pengantar i ii vi vii ix xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Tujuan dan Manfaat 2

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1.Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan percobaan yang telah dilakukan di laboratorium, yang telah diolah dan dianalisis tentang pengaruh geotekstil terhadap kuat geser

Lebih terperinci

4. ANALISA UJI LABORATORIUM

4. ANALISA UJI LABORATORIUM 4. ANALISA UJI LABORATORIUM 4.1 Pendahuluan Setelah dilakukan pengujian di laboratorium, hasil dan data yang diperoleh diolah dan dianalisis sedemikian rupa untuk didapatkan kesimpulan sesuai tujuan penelitian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung (soft clay) yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung (soft clay) yang 49 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Sampel Tanah Sampel tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung (soft clay) yang diambil dari Desa Belimbing Sari, Kecamatan Jabung, Lampung Timur. B. Pelaksanaan

Lebih terperinci

TINJAUAN VARIASI DIAMETER BUTIRAN TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG KAPUR (STUDI KASUS TANAH TANON, SRAGEN)

TINJAUAN VARIASI DIAMETER BUTIRAN TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG KAPUR (STUDI KASUS TANAH TANON, SRAGEN) TINJAUAN VARIASI DIAMETER BUTIRAN TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG KAPUR (STUDI KASUS TANAH TANON, SRAGEN) Qunik Wiqoyah 1, Anto Budi L, Lintang Bayu P 3 1,,3 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENGUJIAN ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR

BAB 1 PENGUJIAN ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR BAB 1 PENGUJIAN ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR 1.1 Maksud dan Tujuan 1.1.1 Maksud Menentukan pembagian butir (gradasi) agregat halus dan agregat kasar dengan menggunakan saringan. 1.1.2 Tujuan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. saringan nomor 200. Selanjutnya, tanah diklasifikan dalam sejumlah kelompok

BAB III LANDASAN TEORI. saringan nomor 200. Selanjutnya, tanah diklasifikan dalam sejumlah kelompok BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Klasifikasi Tanah Pada sistem klasifikasi Unified, tanah diklasifikasikan kedalam tanah berbutir kasar (kerikil dan pasir) jika kurang dari 50 % lolos saringan nomor 200, dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Tanah Material Uji Model Pengujian karakteristik fisik dan mekanis tanah dilakukan untuk mengklasifikasi jenis tanah yang digunakan pada penelitian. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode penelitian Metode digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, yaitu metode yang dilakukan dengan mengadakan kegiatan percobaan untuk mendapatkan data.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Laboratorium Hasil penelitian laboratorium yang diperoleh dari pengujian material sirtu Sungai Alo sesuai dengan sifatsifat lapis pondasi agregat yang disyaratkan

Lebih terperinci

ANALISA PENGGUNAAN TANAH KERIKIL TERHADAP PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH UNTUK LAPISAN KONSTRUKSI PERKERASAN JALAN RAYA

ANALISA PENGGUNAAN TANAH KERIKIL TERHADAP PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH UNTUK LAPISAN KONSTRUKSI PERKERASAN JALAN RAYA ANALISA PENGGUNAAN TANAH KERIKIL TERHADAP PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH UNTUK LAPISAN KONSTRUKSI PERKERASAN JALAN RAYA Nurnilam Oemiati Staf Pengajar Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH Lis Jurusan Teknik Sipil Universitas Malikussaleh Email: lisayuwidari@gmail.com Abstrak Tanah berguna sebagai bahan bangunan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 KEGIATAN PENELITIAN Kegiatan penelitian yang dilakukan meliputi persiapan contoh tanah uji dan pengujian untuk mendapatkan parameter geser tanah dengan uji Unconfined dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN ANALISIS BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1 Hasil Penelitian Tanah Asli Berdasarkan pengujian terhadap tanah yang diambil dari proyek Perumahan Elysium, maka pada bab ini akan diuraikan hasil penelitiannya.

Lebih terperinci

Karakteristik Kuat Geser Puncak, Kuat Geser Sisa dan Konsolidasi dari Tanah Lempung Sekitar Bandung Utara

Karakteristik Kuat Geser Puncak, Kuat Geser Sisa dan Konsolidasi dari Tanah Lempung Sekitar Bandung Utara Karakteristik Kuat Geser Puncak, Kuat Geser Sisa dan Konsolidasi dari Tanah Lempung Sekitar Bandung Utara Frank Hendriek S. NRP : 9621046 NIRM : 41077011960325 Pembimbing : Theodore F. Najoan.,Ir.,M.Eng.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai Bagan Alir Penelitian : BAB III METODOLOGI PENELITIAN Mulai Pengambilan sampel tanah dan abu vulkanik Persiapan bahan : 1. Tanah 2. Abu vulkanik Pengujian kadar material abu vulkanik Pengujian sifat dan

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH Abdul Jalil 1), Khairul Adi 2) Dosen Jurusan Teknik Sipil, Universitas Malikussaleh Abstrak Tanah berguna sebagai bahan bangunan pada

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 HASIL PENGUJIAN TRIAKSIAL UNCOSOLIDATED UNDRAINED (UU)

LAMPIRAN 1 HASIL PENGUJIAN TRIAKSIAL UNCOSOLIDATED UNDRAINED (UU) LAMPIRAN 1 HASIL PENGUJIAN TRIAKSIAL UNCOSOLIDATED UNDRAINED (UU) 87 Percobaan ini menggunakan disturbed sample berupa tanah merah yang kadar airnya dibuat di atas kadar air maksimumnya kemudian dibuat

Lebih terperinci

PERBAIKAN TANAH DASAR JALAN RAYA DENGAN PENAMBAHAN KAPUR. Cut Nuri Badariah, Nasrul, Yudha Hanova

PERBAIKAN TANAH DASAR JALAN RAYA DENGAN PENAMBAHAN KAPUR. Cut Nuri Badariah, Nasrul, Yudha Hanova Jurnal Rancang Sipil Volume 1 Nomor 1, Desember 2012 57 PERBAIKAN TANAH DASAR JALAN RAYA DENGAN PENAMBAHAN KAPUR Cut Nuri Badariah, Nasrul, Yudha Hanova Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. dilakukan di laboratorium akan dibahas pada bab ini. Pengujian yang dilakukan di

BAB IV HASIL PENELITIAN. dilakukan di laboratorium akan dibahas pada bab ini. Pengujian yang dilakukan di BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil penelitian tanah asli dan tanah campuran dengan semen yang dilakukan di laboratorium akan dibahas pada bab ini. Pengujian yang dilakukan di laboratorium

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir. III. METODE PENELITIAN A. Metode Pengambilan Sampel 1. Tanah Lempung Anorganik Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan di gunakan untuk penguujian adalah jenis tanah lempung

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan di gunakan untuk penguujian adalah jenis tanah lempung ` III. METODE PENELITIAN A. Sampel Tanah Tanah yang akan di gunakan untuk penguujian adalah jenis tanah lempung yang diambil dari Belimbing Sari, Lampung Timur, dengan titik kordinat 105 o 30 o 10.74 o

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung yang diambil dari

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung yang diambil dari III. METODE PENELITIAN A. Sampel Tanah Sampel tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung yang diambil dari Desa Belimbing Sari, Kecamatan Jabung, Kabupaten Lampung Timur. B. Pelaksanaan Pengujian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diambil meliputi tanah tidak terganggu (undistrub soil).

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diambil meliputi tanah tidak terganggu (undistrub soil). III. METODE PENELITIAN A. Pekerjaan Lapangan Pekerjaan lapangan yang dilakukan adalah pengambilan sampel tanah. Sampel tanah yang diambil meliputi tanah tidak terganggu (undistrub soil). Sampel tanah diambil

Lebih terperinci

Dosen pembimbing : Disusun Oleh : Dr. Ir. Ria Asih Aryani Soemitro,M.Eng. Aburizal Fathoni Trihanyndio Rendy Satrya, ST.

Dosen pembimbing : Disusun Oleh : Dr. Ir. Ria Asih Aryani Soemitro,M.Eng. Aburizal Fathoni Trihanyndio Rendy Satrya, ST. STUDI PERUBAHAN KARAKTERISTIK FISIK, MEKANIK, DAN DINAMIK TANAH TERHADAP SIKLUS PEMBASAHAN PADA TANAH LERENG DENGAN KEDALAMAN 5-20M DI NGANTANG- MALANG Disusun Oleh : Aburizal Fathoni 3110.1060.14 Abraham

Lebih terperinci

DAFTAR GAMBAR Nilai-nilai batas Atterberg untuk subkelompok tanah Batas Konsistensi... 16

DAFTAR GAMBAR Nilai-nilai batas Atterberg untuk subkelompok tanah Batas Konsistensi... 16 DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 2.1. Nilai-nilai batas Atterberg untuk subkelompok tanah... 11 2.2. Batas Konsistensi... 16 2.3. Variasi indeks plastisitas dengan persen fraksi lempung (Hary Christady, 2006)...

Lebih terperinci

STUDI PENGARUH PENAMBAHAN TANAH LEMPUNG PADA TANAH PASIR PANTAI TERHADAP KEKUATAN GESER TANAH ABSTRAK

STUDI PENGARUH PENAMBAHAN TANAH LEMPUNG PADA TANAH PASIR PANTAI TERHADAP KEKUATAN GESER TANAH ABSTRAK VOLUME 6 NO. 1, FEBRUARI 2010 STUDI PENGARUH PENAMBAHAN TANAH LEMPUNG PADA TANAH PASIR PANTAI TERHADAP KEKUATAN GESER TANAH Abdul Hakam 1, Rina Yuliet 2, Rahmat Donal 3 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

Kalibrasi Erlenmeyer

Kalibrasi Erlenmeyer Kalibrasi Erlenmeyer Nama Instalasi : Universitas Kristen Maranatha Kedalaman Tanah : Nama Proyek : Praktikum Tugas Akhir Nama Operator : Jemmy Lokasi Proyek : Nama Engineer : Deskripsi Tanah : Pasir Tanggal

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sifat fisik tanah adalah sebagai pertimbangan untuk merencanakan dan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sifat fisik tanah adalah sebagai pertimbangan untuk merencanakan dan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Uji Fisik Pengujian sifat fisik tanah adalah sebagai pertimbangan untuk merencanakan dan melaksanakan pembangunan suatu konstruksi. Pengujian sifat fisik tanah ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian 2.1.1 Material Geosintetik Penggunaan material geosintetik pada proyek perbaikan tanah semakin luas, material geosintetik yang telah teruji kekuatannya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Umum Adapun diagram alir metodologi penelitian adalah sebagai berikut : MULAI PENGUJIAN BAHAN AGREGAT KASAR AGREGAT HALUS MIX DESIGN BETON NORMAL BETON CAMPURAN KACA 8%

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kadar air menggunakan tanah terganggu (disturbed), dilakukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kadar air menggunakan tanah terganggu (disturbed), dilakukan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengujian Sifat Fisik Tanah 1. Kadar Air Pengujian kadar air menggunakan tanah terganggu (disturbed), dilakukan sebanyak dua puluh sampel dengan jenis tanah yang sama

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. ini seperti mengumpulkan hasil dari penelitian terdahulu yang berkaitan

III. METODOLOGI PENELITIAN. ini seperti mengumpulkan hasil dari penelitian terdahulu yang berkaitan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Pengumpulan Data Penelitian dimulai dari melakukan studi pustaka tentang embung dan megumpulkan data-data yang digunakan sebagai pedoman dalam penelitian ini seperti mengumpulkan

Lebih terperinci

KORELASI PARAMETER KEKUATAN GESER TANAH DENGAN MENGGUNAKAN UJI TRIAKSIAL DAN UJI GESER LANGSUNG PADA TANAH LEMPUNG SUBSTITUSI PASIR

KORELASI PARAMETER KEKUATAN GESER TANAH DENGAN MENGGUNAKAN UJI TRIAKSIAL DAN UJI GESER LANGSUNG PADA TANAH LEMPUNG SUBSTITUSI PASIR JRSDD, Edisi Maret 2015, Vol. 3, No. 1, Hal:13-26 (ISSN:2303-0011) KORELASI PARAMETER KEKUATAN GESER TANAH DENGAN MENGGUNAKAN UJI TRIAKSIAL DAN UJI GESER LANGSUNG PADA TANAH LEMPUNG SUBSTITUSI PASIR Syahreza

Lebih terperinci

MEKANIKA TANAH SIFAT INDEKS PROPERTIS TANAH MODUL 2. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224

MEKANIKA TANAH SIFAT INDEKS PROPERTIS TANAH MODUL 2. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224 MEKANIKA TANAH MODUL 2 SIFAT INDEKS PROPERTIS TANAH UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224 PENDAHULUAN Sifat-sifat indeks (index properties) menunjukkan

Lebih terperinci

HASIL PENELITIAN AWAL (VICAT TEST) I. Hasil Uji Vicat Semen Normal (tanpa bahan tambah) Penurunan (mm)

HASIL PENELITIAN AWAL (VICAT TEST) I. Hasil Uji Vicat Semen Normal (tanpa bahan tambah) Penurunan (mm) HASIL PENELITIAN AWAL (VICAT TEST) I. Hasil Uji Vicat Semen Normal (tanpa bahan tambah) Hasil Uji Vicat Semen Normal (tanpa bahan tambah) ( menit ) 42 15 32 28 45 24 6 21 Hasil Uji Vicat untuk Pasta Semen

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. 3. Zat additif yaitu berupa larutan ISS 2500 (ionic soil stabilizer).

METODE PENELITIAN. 3. Zat additif yaitu berupa larutan ISS 2500 (ionic soil stabilizer). 27 III. METODE PENELITIAN A. BAHAN BAHAN PENETILIAN 1. Sampel tanah yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa tanah lempung yang berasal dari daerah Karang Anyar Lampung Selatan. 2. Air yang berasal

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada Bab ini akan di bahas hasil pengujian yang telah dilakukan di laboratorium. Secara garis besarnya, pengujian laboratorium yang dilakukan yaitu untuk mengetahui

Lebih terperinci

Lampiran. Universitas Sumatera Utara

Lampiran. Universitas Sumatera Utara Lampiran Analisa Ayakan Pasir Berat Fraksi (gr) Diameter Rata-rata % Sampel Sampel % Rata-rata Ayakan (mm) (gr) Kumulatif I II 9,52 30 15 22,5 2,25 2,25 4,76 21 18 19,5 1,95 4,2 2,38 45 50 47,5 4,75

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. berasal dari Desa Karang Anyar, Lampung Selatan. Tanah yang digunakan

METODOLOGI PENELITIAN. berasal dari Desa Karang Anyar, Lampung Selatan. Tanah yang digunakan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Sampel Penelitian Sampel tanah yang dipakai dalam penelitian ini adalah tanah lempung yang berasal dari Desa Karang Anyar, Lampung Selatan. Tanah yang digunakan merupakan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. terhadap kuat geser dan tekan bebas dapat disimpulkan bahwa :

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. terhadap kuat geser dan tekan bebas dapat disimpulkan bahwa : BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan percobaan yang telah dilakukan di laboratorium, yang telah diolah dan dianalisis tentang pengaruh serabut kelapa terhadap kuat

Lebih terperinci

Pemeriksaan Kadar Air Agregat Halus (Pasir) Tabel 1. Hasil Analisis Kadar Air Agregat Halus (Pasir)

Pemeriksaan Kadar Air Agregat Halus (Pasir) Tabel 1. Hasil Analisis Kadar Air Agregat Halus (Pasir) Lampiran Pemeriksaan Kadar Air Agregat Halus (Pasir) Tabel. Hasil Analisis Kadar Air Agregat Halus (Pasir) Uraian Sampel Sampel Pasir jenuh kering muka ( ) 500 gr 500 gr Pasir setelah keluar oven ( ) 489,3

Lebih terperinci

PENGARUH WAKTU PEMERAMAN TERHADAP KAPASITAS TARIK MODEL PONDASI TIANG BAJA UJUNG TERTUTUP PADA TANAH KOHESIF

PENGARUH WAKTU PEMERAMAN TERHADAP KAPASITAS TARIK MODEL PONDASI TIANG BAJA UJUNG TERTUTUP PADA TANAH KOHESIF PENGARUH WAKTU PEMERAMAN TERHADAP KAPASITAS TARIK MODEL PONDASI TIANG BAJA UJUNG TERTUTUP PADA TANAH KOHESIF Tri Adiya Putra NRP : 9921044 Pembimbing : Herianto Wibowo, Ir. MT FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

INVESTIGASI SIFAT FISIS, KUAT GESER DAN NILAI CBR TANAH MIRI SEBAGAI PENGGANTI SUBGRADE JALAN ( Studi Kasus Tanah Miri, Sragen )

INVESTIGASI SIFAT FISIS, KUAT GESER DAN NILAI CBR TANAH MIRI SEBAGAI PENGGANTI SUBGRADE JALAN ( Studi Kasus Tanah Miri, Sragen ) INVESTIGASI SIFAT FISIS, KUAT GESER DAN NILAI CBR TANAH MIRI SEBAGAI PENGGANTI SUBGRADE JALAN ( Studi Kasus Tanah Miri, Sragen ) Qunik Wiqoyah 1, Anto Budi 2 Beny Ariyanto 3 1) Staf Pengajar Jurusan Teknik

Lebih terperinci

kelompok dan sub kelompok dari tanah yang bersangkutan. Group Index ini dapat

kelompok dan sub kelompok dari tanah yang bersangkutan. Group Index ini dapat BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Lapisan Tanah Dasar Tanah dasar atau suhgrade adalah permukaan tanah semula, tanah galian atau tanah timbiman yang dipadatkan dan merupakan permukaan dasar untuk perletakan bagian-bagian

Lebih terperinci

PENGARUH GEOTEKSTIL TERHADAP KUAT GESER PADA TANAH LEMPUNG LUNAK DENGAN UJI TRIAKSIAL TERKONSOLIDASI TAK TERDRAINASI SKRIPSI. Oleh

PENGARUH GEOTEKSTIL TERHADAP KUAT GESER PADA TANAH LEMPUNG LUNAK DENGAN UJI TRIAKSIAL TERKONSOLIDASI TAK TERDRAINASI SKRIPSI. Oleh 786 / FT.01 / SKRIP / 04 / 2008 PENGARUH GEOTEKSTIL TERHADAP KUAT GESER PADA TANAH LEMPUNG LUNAK DENGAN UJI TRIAKSIAL TERKONSOLIDASI TAK TERDRAINASI SKRIPSI Oleh MIRZA RIO ENDRAYANA 04 03 01 047 X DEPARTEMEN

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon Lampiran

Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon Lampiran PENGUJIAN BERAT JENIS SEMEN Suhu Awal : 25 C Semen : 64 gram Piknometer I A. Berat semen : 64 gram B. Volume I zat cair : 1 ml C. Volume II zat cair : 18,5 ml D. Berat isi air : 1 gr/cm 3 A Berat jenis

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah tanah yang diambil dari Desa Rawa

III. METODOLOGI PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah tanah yang diambil dari Desa Rawa III. METODOLOGI PENELITIAN A. Sampel Tanah Sampel tanah yang akan diuji adalah tanah yang diambil dari Desa Rawa Sragi, Kabupaten Lampung Timur B. Metode Pengambilan Sampel Pada saat pengambilan sampel

Lebih terperinci

gambar 3.1. teriihat bahwa beban kendaraan dilimpahkan ke perkerasan jalan

gambar 3.1. teriihat bahwa beban kendaraan dilimpahkan ke perkerasan jalan BAB HI LANDASAN TEORI 3.1 Konstruksi Perkerasan Konstruksi perkerasan lentur terdiri dan lapisan-lapisan yang diletakkan di atas tanah dasar yang telah dipadatkan. Lapisan-lapisan tersebut berfungsi untuk

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang III. METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang diambil dari Desa Sumber Agung, Kecamatan Seputih Mataram, Lampung Tengah. Gambar 3. Denah Lokasi

Lebih terperinci

LAMPIRAN A HASIL PEMERIKSAAN AGREGAT HALUS

LAMPIRAN A HASIL PEMERIKSAAN AGREGAT HALUS LAMPRAN A HASL PEMERKSAAN AGREGAT HALUS 55 56 Lampiran A.1 Pemeriksaan Kadar Bahan Organik Warna Dibandingkan dengan sampel warna larutan standar Kesimpulan 1 Lebih muda Kadar organik rendah 2 Lebih muda

Lebih terperinci

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Umum Dalam perencanaan pekerjaan, diperlukan tahapan-tahapan atau metodologi yang jelas untuk menentukan hasil yang ingin dicapai sesuai dengan tujuan yang ada, bagaimana

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH PLASTIK UNTUK STABILITAS LERENG

PEMANFAATAN LIMBAH PLASTIK UNTUK STABILITAS LERENG Jurnal Fropil Vol 2 Nomor 2. Juli-Desember 2014 PEMANFAATAN LIMBAH PLASTIK UNTUK STABILITAS LERENG Endang Setyawati Hisyam Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Universitas Bangka Belitung Email: hisyam.endang@gmail.com

Lebih terperinci

UJI KUAT GESER LANGSUNG TANAH

UJI KUAT GESER LANGSUNG TANAH PRAKTIKUM 02 : Cara uji kuat geser langsung tanah terkonsolidasi dan terdrainase SNI 2813:2008 2.1 TUJUAN PRAKTIKUM Pengujian ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam pengujian laboratorium geser

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung berpasir ini berada di desa

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung berpasir ini berada di desa III. METODE PENELITIAN A. Metode Pengambilan Sampel Lokasi pengambilan sampel tanah lempung berpasir ini berada di desa Kampung Baru Bandar Lampung. Pengambilan sampel tanah menggunakan karung dan cangkul

Lebih terperinci

KARAKTERISITIK KUAT GESER TANAH MERAH

KARAKTERISITIK KUAT GESER TANAH MERAH KARAKTERISITIK KUAT GESER TANAH MERAH Reffanda Kurniawan Rustam 1 dan Amiwarti 1 1 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas PGRI Palembang E-mail: reffandakurniawan@yahoo.com Abstrak. Tanah lunak

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI KONDISI LOKASI

BAB II DESKRIPSI KONDISI LOKASI BAB II DESKRIPSI KONDISI LOKASI 2.1. Tinjauan Umum Untuk dapat merencanakan penanganan kelongsoran tebing pada suatu lokasi, terlebih dahulu harus diketahui kondisi existing dari lokasi tersebut. Beberapa

Lebih terperinci

PENELITIAN LABORATORIUM KINERJA BETON BERSERAT KARET PASCA KEBAKARAN

PENELITIAN LABORATORIUM KINERJA BETON BERSERAT KARET PASCA KEBAKARAN Lampiran 1 PEMERIKSAAN KADAR LUMPUR AGREGAT HALUS Sumber : Quary Danau Bingkuang Pelaksana : Peneliti Diperiksa : Desember 2004 Tempat : Laboratorium Teknologi Bahan Fakultas Teknik UNRI Tinggi pasir (hi),

Lebih terperinci

Korelasi antara Kuat Tekan Bebas dengan Kuat Tekan Geser langsung pada Tanah Lanau Disubstitusi dengan Pasir

Korelasi antara Kuat Tekan Bebas dengan Kuat Tekan Geser langsung pada Tanah Lanau Disubstitusi dengan Pasir JRSDD, Edisi Juni 2016, Vol. 4, No. 2, Hal:318-327 (ISSN:2303-0011) Korelasi antara Kuat Tekan Bebas dengan Kuat Tekan Geser langsung pada Tanah Lanau Disubstitusi dengan Pasir Aulia R. Sudarman 1) Lusmeilia

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. TUGAS AKHIR... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PENGESAHAN PENDADARAN... iii. PERNYATAAN... iv. PERSEMBAHAN... v. MOTTO...

DAFTAR ISI. TUGAS AKHIR... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PENGESAHAN PENDADARAN... iii. PERNYATAAN... iv. PERSEMBAHAN... v. MOTTO... DAFTAR ISI TUGAS AKHIR... i LEMBAR PENGESAHAN... ii LEMBAR PENGESAHAN PENDADARAN... iii PERNYATAAN... iv PERSEMBAHAN... v MOTTO... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR

Lebih terperinci

KARAKTERISASI BAHAN TIMBUNAN TANAH PADA LOKASI RENCANA BENDUNGAN DANAU TUA, ROTE TIMOR, DAN BENDUNGAN HAEKRIT, ATAMBUA TIMOR

KARAKTERISASI BAHAN TIMBUNAN TANAH PADA LOKASI RENCANA BENDUNGAN DANAU TUA, ROTE TIMOR, DAN BENDUNGAN HAEKRIT, ATAMBUA TIMOR KARAKTERISASI BAHAN TIMBUNAN TANAH PADA LOKASI RENCANA BENDUNGAN DANAU TUA, ROTE TIMOR, DAN BENDUNGAN HAEKRIT, ATAMBUA TIMOR Alpon Sirait NRP : 9921036 Pembimbing : Theo F. Najoan, Ir., M.Eng FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 4. HASIL DAN ANALISIS PENYELIDIKAN TANAH

BAB 4. HASIL DAN ANALISIS PENYELIDIKAN TANAH BAB 4. HASIL DAN ANALISIS PENYELIDIKAN TANAH 4.1. Pengambilan Sampel Sampel tanah yang digunakan untuk semua pengujian dalam penelitian ini adalah tanah di sekitar jalan dari Semarang menuju Purwodadi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah organik yang diambil dari Desa Pasir

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah organik yang diambil dari Desa Pasir III. METODE PENELITIAN A. Sampel Tanah Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah organik yang diambil dari Desa Pasir Gedong Kelurahan Benteng Sari Kecamatan Jabung, Kabupaten Lampung Timur dengan titik

Lebih terperinci

PENGUJIAN PARAMETER KUAT GESER TANAH MELALUI PROSES STABILISASI TANAH PASIR MENGGUNAKAN CLEAN SET CEMENT (CS-10)

PENGUJIAN PARAMETER KUAT GESER TANAH MELALUI PROSES STABILISASI TANAH PASIR MENGGUNAKAN CLEAN SET CEMENT (CS-10) PENGUJIAN PARAMETER KUAT GESER TANAH MELALUI PROSES STABILISASI TANAH PASIR MENGGUNAKAN CLEAN SET CEMENT (CS-10) Ilham Idrus Staf Pengajar Dosen pada Fakultas Teknik Universitas Islam Makassar ABSTRAK

Lebih terperinci

PENGARUH KAPUR TERHADAP TINGKAT KEPADATAN DAN KUAT GESER TANAH EKSPANSIF

PENGARUH KAPUR TERHADAP TINGKAT KEPADATAN DAN KUAT GESER TANAH EKSPANSIF LAPORAN TUGAS AKHIR PENGARUH KAPUR TERHADAP TINGKAT KEPADATAN DAN KUAT GESER TANAH EKSPANSIF Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Fakultas Teknik Program

Lebih terperinci

PEMANFAATAN KAPUR DAN FLY ASH UNTUK PENINGKATAN NILAI PARAMETER GESER TANAH LEMPUNG DENGAN VARIASAI LAMA PERAWATAN

PEMANFAATAN KAPUR DAN FLY ASH UNTUK PENINGKATAN NILAI PARAMETER GESER TANAH LEMPUNG DENGAN VARIASAI LAMA PERAWATAN Simposium Nasional RAPI XIII - 214 FT UMS ISSN 1412-9612 PEMANFAATAN KAPUR DAN FLY ASH UNTUK PENINGKATAN NILAI PARAMETER GESER TANAH LEMPUNG DENGAN VARIASAI LAMA PERAWATAN Qunik Wiqoyah 1, Renaningsih

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Material Kegiatan yang dilakukan sebelum perencanaan campuran beton (mix design) adalah pengujian material agregat halus, agregat kasar, air, EPS dan semen. Hal

Lebih terperinci

GRAFIK PENGGABUNGAN AGREGAT

GRAFIK PENGGABUNGAN AGREGAT Persentase Lolos (%) GRAFIK PENGGABUNGAN AGREGAT Nomor Saringan 00 30 8 3/8 / 3/4 90 80 70 60 50 40 30 0 0 0 No 00 No. 30 No.8 "3/8" /" 3/4" Grafik Pasir Grafik abu Batu Grafik kasar Garis Diagonal ANALISA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram alir penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Mulai Mengumpulkan literature dan refrensi tentang stabilisasi tanah Pengambilan contoh tanah : Tanah lempung dari ruas jalan Berau Kalimantan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. 2. Air yang berasal dari Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik

III. METODE PENELITIAN. 2. Air yang berasal dari Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik 26 III. METODE PENELITIAN A. Bahan Bahan Penetilian 1. Sampel tanah yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa tanah lempung yang berasal dari Kecamatan Yosomulyo, Kota Metro, Provinsi Lampung. 2.

Lebih terperinci

BAB 4 DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB 4 DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB 4 DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengujian Bahan Dasar 4.1.1. Hasil Pengujian Agregat Halus Pengujian terhadap agregat halus yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi pengujian kadar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah berbutir halus dari Yoso Mulyo,

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah berbutir halus dari Yoso Mulyo, III. METODE PENELITIAN A. Sampel Tanah Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah berbutir halus dari Yoso Mulyo, Kecamatan Metro Timur, Kota Metro. Pengambilan sampel dilakukan pada cuaca cerah, sehingga

Lebih terperinci

KLASIFIKASI TANAH SI-2222 MEKANIKA TANAH I

KLASIFIKASI TANAH SI-2222 MEKANIKA TANAH I KLASIFIKASI TANAH SI-2222 MEKANIKA TANAH I 1 Pembagian Kelompok Tanah Tanah Khusus: Quick Clay: Tanah yang sangat peka terhadap gangguan. Apabila terganggu kekuatannya berkurang drastis. Kadar kepekaan

Lebih terperinci

UJI GESER LANGSUNG (DIRECT SHEAR TEST) ASTM D

UJI GESER LANGSUNG (DIRECT SHEAR TEST) ASTM D 1. LINGKUP Pedoman ini mencakup metode pengukuran kuat geser tanah menggunakan uji geser langsung UU. Interpretasi kuat geser dengan cara ini bersifat langsung sehingga tidak dibahas secara rinci. 2. DEFINISI

Lebih terperinci

Pengujian Berat Jenis Tanah

Pengujian Berat Jenis Tanah Pengujian Berat Jenis Tanah PERALATAN Alat-alat yang digunakan 1. Botol Erlenmeyer 2. Aquades 3. Timbangan digital dengan ketelitian,1 gr 4. Termometer 5. alat pemanas berupa kompor 6. Oven 7. Pipet 8.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini diantaranya : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari

METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini diantaranya : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari 27 III. METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini diantaranya : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari daerah Karang Anyar Lampung

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam Bab ini penulis akan membahas hasil pengujian yang telah dilakukan di laboratorium Mekanika Tanah Universitas Mercu Buana. Pengujian yang dilakukan di laboratorium

Lebih terperinci

L 01 UJI KLASIFIKASI

L 01 UJI KLASIFIKASI L 01 UJI KLASIFIKASI L 01 1 UJI INDEX PROPERTIES BERAT JENIS TANAH No. Uji 1 2 Picnometer Kecil Kecil Berat pic kosong (gr) (A) 37,5 39,3 berat pic + aquades (gr) (B) 138,6 139,7 Temperatur, T1 ( ) 28

Lebih terperinci

LAMPIRAN I PEMERIKSAAN BAHAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN I PEMERIKSAAN BAHAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN I PEMERIKSAAN BAHAN ANALISA AYAKAN PASIR UNTUK MATERIAL BETON (ASTM C 136-84a) Nama Nim Material Tanggal : Rumanto : 8 44 153 : Pasir : 12 Maret 214 9.5 (3/8 - in) 4.75 (No.4) 2.36 (No.8) 1.18

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 MetodePenelitian Metodepenelitianpadadasarnyamerupakankegiatanpenelitanuntukmendapa tkan data dengantujuantertentu.kegiatanpenelitiandidasarkanpadaciricirikeilmuanyaiturasional,

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan data hasil pengujian dan analisis dari penelitian yang telah dilakukan, terlihat adanya perubahan peningkatan tanah dari daya dukung dan penurunan

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG KORELASI ANTARA KEPADATAN RELATIF TANAH PASIR TERHADAP KAPASITAS TEKAN DAN TINGGI SUMBAT PADA MODEL PONDASI TIANG PANCANG PIPA TERBUKA DENGAN DIAMETER TERTENTU YANWARD M R K NRP : 0521026 Pembimbing :

Lebih terperinci

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Fakultas Teknik Program Studi S-1 Teknik Sipil Laboratorium Teknologi Bahan Kontruksi

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Fakultas Teknik Program Studi S-1 Teknik Sipil Laboratorium Teknologi Bahan Kontruksi Lampiran A.1 : Pasir : Kali Progo A. AGREGAT HALUS (PASIR) Jenis Pengujian : Pemeriksaan gradasi besar butiran agregat halus (pasir) Diperiksa : 25 Februari 2016 a. Berat cawan kosong = 213,02 gram b.

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Uji Tanah Lempung Dari pengujian yang dilakukan di Laboratorium Geoteknik, Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Yogyakarta diperoleh data sifat-sifat fisik dan sifat

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Kegiatan Penelitian Kegiatan penelitian yang dilakukan dalam penulisan laporan skripsi ini meliputi studi literatur, pembuatan benda uji, pengujian sifat-sifat fisik tanah (index

Lebih terperinci

Pengaruh Kandungan Material Plastis Terhadap Nilai CBR Lapis Pondasi Agregat Kelas S

Pengaruh Kandungan Material Plastis Terhadap Nilai CBR Lapis Pondasi Agregat Kelas S Pengaruh Kandungan Material Plastis Terhadap Nilai CBR Lapis Pondasi Agregat Kelas S Indria Eklesia Pokaton Oscar Hans Kaseke, Lintong Elisabeth Universitas Sam Ratulangi Fakultas Teknik Jurusan Sipil

Lebih terperinci

STUDI PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH LEMPUNG DENGAN MENGGUNAKAN SEMEN

STUDI PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH LEMPUNG DENGAN MENGGUNAKAN SEMEN Konferensi Nasional Teknik Sipil 11 Universitas Tarumanagara, 26-27 Oktober 2017 STUDI PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH LEMPUNG DENGAN MENGGUNAKAN SEMEN Parea Russan Ranggan 1, Hendrianto Masiku 2, Marthen

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi III. METODE PENELITIAN A. Sampel Tanah Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi dengan material pasir. Sampel tanah yang akan digunakan adalah dari daerah Belimbing Sari,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa tanah

III. METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa tanah III. METODE PENELITIAN A. Bahan Bahan Penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Sampel tanah yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa tanah lempung lunak

Lebih terperinci

No. Job : 07 Tgl :12/04/2005 I. TUJUAN

No. Job : 07 Tgl :12/04/2005 I. TUJUAN I. TUJUAN II. LABORATORIUM UJI TANAH POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung Subjek : Pengujian Tanah di Laboratorium Judul

Lebih terperinci

III. KUAT GESER TANAH

III. KUAT GESER TANAH III. KUAT GESER TANAH 1. FILOSOFI KUAT GESER Kuat geser adalah gaya perlawanan yang dilakukan oleh butir-butir tanah terhadap desakan atau tarikan. Kegunaan kuat geser Stabilitas lereng σ γ γ γ Daya dukung

Lebih terperinci

PENGARUH CAMPURAN KAPUR DAN ABU JERAMI GUNA MENINGKATKAN KUAT GESER TANAH LEMPUNG

PENGARUH CAMPURAN KAPUR DAN ABU JERAMI GUNA MENINGKATKAN KUAT GESER TANAH LEMPUNG PENGARUH CAMPURAN KAPUR DAN ABU JERAMI GUNA MENINGKATKAN KUAT GESER TANAH LEMPUNG Abdul Jalil 1), Hamzani 2), Nadia Mulyanah 3) Jurusan Teknik Sipil Universitas Malikussaleh email: nadia_mulyanah@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB VI PLASTIS LIMIT DAN LIQUID LIMIT. a. Craig, RF. Mekanika Tanah. BAB I Klasifikasi Dasar Tanah : Plastisitas Tanah Berbutir Halus.

BAB VI PLASTIS LIMIT DAN LIQUID LIMIT. a. Craig, RF. Mekanika Tanah. BAB I Klasifikasi Dasar Tanah : Plastisitas Tanah Berbutir Halus. BAB VI PLASTIS LIMIT DAN LIQUID LIMIT 6.1 LIQUID LIMIT 6.1.1 REFERENSI a. Craig, RF. Mekanika Tanah. BAB I Klasifikasi Dasar Tanah : Plastisitas Tanah Berbutir Halus. b. Das, Braja M. Mekanika Tanah I.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi III. METODE PENELITIAN A. Sampel Tanah Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi dengan material pasir. Sampel tanah yang digunakan dari desabelimbing sari kec. Jabung,

Lebih terperinci