Sigit Darmawan, Hernowo Danusaputro, Tony Yulianto
|
|
- Veronika Kurniawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Interpretasi Data Anomali Medan Magnetik Total Untuk Permodelan Struktur Bawah Permukaan Daerah Manifestasi Mud Vulcano (Studi Kasus Bledug Kuwu Grobogan) Sigit Darmawan, Hernowo Danusaputro, Tony Yulianto Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Diponegoro, Semarang Abstrak Telah dilakukan transformasi reduksi ke kutub data anomali medan magnetik total pada daerah Bledug Kuwu, Grobgan untuk interpretasi struktur bawah permukaan. Data yang ditransformasi hasil pengukuran 8-10 April 2006 dengan menggunakan Proton Precession Magnetometer (PPM) untuk mengukur medan magnet total, dengan luas daerah penelitian ± 7,5 ha, yang menghasilkan 135 titik pengukuran. Penentuan posisi menggunakan Global Positioning System (GPS) dan kompas geologi. Pengolahan data medan magnetik total dimulai dari koreksi variasi harian dan koreksi IGRF sehingga diperoleh anomali medan magnetik total pada topografi. Efek anomali lokal pada lokasi penelitian dieliminasi dengan metode upward continuation. Data hasil upward continuation pada ketinggian 3000 m di atas referensi spheroid direduksi ke kutub utara magnet bumi. Anomali medan magnetik total reduksi ke kutub pada ketinggian 3000 m diinterpretasi dengan permodelan Talwani 2,5 dimensi menggunakan software Mag2DC for Window. Hasil pemodelan dua dimensi menghasilkan benda penyebab anomali dengan suseptibilitas yaitu: untuk benda pertama 0,003 cgs, dan benda kedua (-0,001) cgs, sedangkan benda di bawah anomali memiliki nilai suseptibilitas yang kecil karena temperatur yang tinggi. Benda anomali berada pada kedalaman ± ( ) m dari permukaan dan diidentifikasi berupa garam yang bercampur shale terjebak dalam cekungan sedimentasi. Kata kunci: anomali magnetik, reduksi ke kutub, suseptibilitas. Abstract Total magnetic field anomaly data at Bledug Kuwu, Grobogan area has been reduced to the pole in order to interpret underground structure. Data collecting has been done on April 8-10, 2006 by means of Proton Precession Magnetometer (PPM) to measure total magnetic field data, with research area of 7,5 ha, produces 135 points of measurement. Global Positioning System (GPS) was used to determine the position and a geological compass to find the geographic north. The first total magnetic field data processing is diurnal and International Geomagnetic Reference Field (IGRF) correction. The total magnetic field anomaly on the irregular surface was transformed to horizontal surface 3000 m above spheroid reference. Before reduction to the pole, local effect was eliminated by upward continuation as high as 3000 m above spheroid reference. Mag2DC for Window was carried out for interpretation of total magnetic anomaly at 3000 m above reference spheroid which has been reduced to the pole. The modeling software based on the 2.5 D Talwanis method. The result of 2-D modeling produces anomaly objects with susceptibilities: the first object: 0,003 cgs and the second object: -0,001 cgs, whereas the object under anomaly with small susceptibilities because high temperature. The anomaly objects are in the depth of ± ( ) meter below the surface and are interpreted as salt and shale mixture in a sedimentary dome. Keyword: magnetic anomaly, reduction to pole, susceptibilities. 7
2 1. Pendahuluan Bledug Kuwu merupakan lokasi wisata dengan keajaiban alam yaitu adanya fenomena gunung api lumpur atau mud volcanoes (Bemmelen, 1949). Lokasi wisata ini luasnya ± 45 hektar, terletak di desa Kuwu, kec. Kradenan, kab. Grobogan. Daerah ini mempunyai posisi geografis terletak BT dan LS dan terletak di dataran rendah bersuhu C. Fenomena yang dapat dilihat yaitu berupa letupan gelembung lumpur raksasa yang mengandung garam, beserta gas yang mengandung unsur belerang dan hidrokarbon. Menurut Manurung (1989), erupsi lumpur yang terjadi di daerah Bledug Kuwu terbentuk di atas zona patahan (fault zone). Suhu dan tekanan lebih besar di bagian dalam dari daerah cekungan ini menyebabkan larutan dan gas mengalir melalui rekahanrekahan pada zona patahan tersebut dan mendorong lumpur naik ke atas. Dalam penelitiannya, Manurung mengambil daerah penelitian di sekitar daerah Kuwu dengan luas (10 x10) km 2 dengan jarak tiap titiknya ( ) meter. Tujuan penelitiannya adalah menampilkan penampang bawah permukaan yang bersifat regional. Metode magnetik merupakan salah satu metode geofisika yang sering digunakan untuk survai pendahuluan pada eksplorasi minyak dan gas bumi, penyelidikan batuan mineral dan penyelidikan tentang panas bumi. Di Jawa, telah banyak dilakukan penelitian dengan metode ini diantaranya: dalam penyelidikan panas bumi misalnya di Gunung Ungaran (Haryono, 2002), (Nurdiyanto, 2004), di Gunung Tangkuban Perahu (Yulianto, 2000) dan untuk pemodelan sesar regional Gunung Merapi-Merbabu (Ismail, 2001). Metode ini mempunyai akurasi pengukuran yang relatif tinggi, pengoperasian di lapangan relatif sederhana, mudah dan cepat jika dibandingkan dengan metode geofisika lainnya. Metode magnetik bekerja berdasarkan sifat-sifat megnetik batuan yang terdapat di bawah permukaan bumi. Diharapkan dari hasil interpretasi akan diketahui struktur bawah permukaan di daerah Bledug Kuwu. Dari hasil tersebut dapat digunakan untuk menentukan penyebaran daerah yang masih berpotensi terjadi letupan lumpur sehingga dapat digunakan untuk pengembangan fasilitas lokasi wisata Bledug Kuwu. 2. Teori 2.1 Kontinuasi ke Atas Konsep dasar pengangkatan ke atas berasal dari identifikasi tiga teorema Green. Teorema ini menjelaskan bahwa apabila suatu fungsi U adalah harmonik, kontinu dan mempunyai turunan yang kontinu di sepanjang daerah R, maka nilai U pada suatu titik P di dalam daerah R dapat dinyatakan (Blakely, 1995): 1 1 U 1 U( P) = U ds 4π r n n r S (1) dengan S menunjukkan permukaan daerah R, n menunjukkan arah normal keluar dan r adalah jarak dari titik P ke suatu titik pada permukaan S. Persamaan (1) menggambarkan secara dasar prinsip dari pengangkatan ke atas, dimana suatu medan potensial dapat dihitung pada setiap titik di dalam suatu daerah berdasarkan sifat medan pada permukaan yang melingkupi daerah tersebut. 2.3 Reduksi ke Kutub Baranov dan Naudy (1964) telah menggambarkan metode transformasi ke kutub untuk menyederhanakan interpretasi data magnetik pada daerah-daerah berlintang rendah dan menengah. Metode reduksi ke kutub magnetik bumi dapat mengurangi salah tahap yang rumit dari proses interpretasi, dengan anomali medan magnetik menunjukkan langsung posisi bendanya. 8
3 nˆ Q ( x', y', z' ) Region R r S z 0. ρ x α P( x, y, z 0 z) x nˆ P' ( x, y, z 0 + z) z y Sumber Gambar 1 Pengangkatan ke atas dari permukaan horizontal (Blakely, 1995) Medan Medan Magnetik Observasi Reduksi Ke kutub Pseudo Gravity Medan Magnet Jarak Magnetisasi Depth Gambar 2. Hubungan antara medan magnet observasi, reduksi ke kutub dan pseudogravity (Tchernychev, 2001) Formulasi yang umum sebagai hubungan antara medan potensial ( f ) dengan distribusi material sumber (s): Fungsi ( P) = ( P) s( Q) Ψ( P, Q)dv f (2) R f adalah medan potensial atau anomali total medan magnetik pada P, sedangkan s(q) kuantitas fisis magnetisasi pada Q dan Ψ ( P,Q) suatu fungsi Green berupa anomali total medan magnetik dipole tunggal yang bergantung pada geometris tempat titik observasi P dan titik distribusi sumber Q. Proses transformasi reduksi ke kutub dilakukan dengan mengubah arah magnetisasi dan medan utama dalam arah vertikal. Reduksi ke kutub dilakukan dengan cara membuat sudut inklinasi benda menjadi 90 0 dan deklinasinya 0 0. Karena pada kutub magnetik arah dari medan magnet bumi ke bawah dan arah dari induksi magnetisasinya ke bawah juga. 2.4 Geologi Daerah Penelitian Keadaan geologi regional menunjukkan bahwa mulai dari Semarang kearah timur hingga daerah Kuwu merupakan endapan alluvial yang termasuk zona Randublatung (Cipluk beds serta Lower Kalibeng beds). Daerah penelitian mempunyai kenampakan morfologi datar. Di bagian Utara terdapat perbukitan bergelombang lemah dan sedang. 9
4 Sedangkan di bagian Selatan dibatasi oleh bagian darat formasi Kendeng Ridge (Bemmelen, 1949). Di sebelah timur daerah penelitian terdapat jalur patahan yang berarah Barat-Timur, yang merupakan patahan normal. Juga di sebelah selatan terdapat jalur patahan yang berarah barat-timur yang merupakan patahan naik. Tegak lurus patahan tersebut terdapat patahan normal. Geologi secara jelas dapat dilihat pada gambar 3. A B Gambar 3. A. Lokasi daerah penelitian, B. Peta Geologi Daerah Penelitian dan Sekitarnya (Direktorat Geologi, 1963) 3. Metode Penelitian 3.1 Pengambilan Data Lokasi penelitian mencakup daerah kawasan wisata Mud Vulcano Bledug Kuwu, yang terletak di desa Kuwu, kec. Kradenan, kab. Grobogan yang secara geografis terletak BT dan LS, dengan luas daerah penelitian ± (300 x 250) meter atau ± 7.5 ha. Pengambilan data dimulai tanggal 8 sampai 10 April 2006 sebanyak ± 135 titik yang terletak di sekitar letupan lumpur Bledug Kuwu. Pada penelitian ini, setiap titik pengukuran berjarak ± (20-25) meter. 30 (BT) (LS) Alat yang dipergunakan meliputi: satu buah Proton Precession magnetometer (PPM) model G-856 Geometrics untuk merekam waktu dan medan magnet total (dalam satuan nt), satu buah Global Positioning System (GPS) model Trimble 4600 TM LS frekuensi tunggal untuk menentukan posisi penelitian dengan ketelitian 0,1 dan sebuah kompas geologi untuk menentukan arah geografi lokasi pengukuran serta alat komunikasi. Proton Precession magnetometer (PPM) yang digunakan hanya satu maka pengambilan data dilakukan dengan cara Loopping, artinya setelah melakukan pengambilan data pada titik-titik pengukuran medan magnet yang telah ditentukan, maka harus kembali ke base untuk mengukur medan magnetnya lagi. Setelah itu pengukuran dilanjutkan pada titiktitik berikutnya dan kembali ke base lagi. Selang waktu pengukuran antar base harus kurang dari satu jam atau waktunya singkat agar variasi hariannya masih terpantau dengan baik. Setiap titik pengukuran diambil lima kali data yang berbeda dalam jarak ± 1 meter, diambil nilai terbaik atau nilai rata-rata. Posisi titik pengukuran dilakukan menggunakan Global Positioning System (GPS) yaitu dalam satuan derajat untuk lintang dan bujurnya. 3.2 Perhitungan Anomali Medan Magnet Di dalam survai dengan metode magnetik digunakan satu set magnetometer yang pengambilannya dilakukan dengan cara loopping. Maka dalam survai, setelah pengukuran di tiap titik-titik pengukuran harus kembali ke base (dalam beberapa menit atau kurang dari satu jam). Pengukuran base ini diulang-ulang terus untuk mendapatkan variasi harian yang diakibatkan efek medan magnet luar bumi, dan untuk mengoreksi titiktitik pengukuran. Sedangkan medan magnet bumi dihitung berdasarkan pada persamaan International Geomagnetic Reference Field (IGRF), sehingga anomali magnetiknya diberikan oleh persamaan sebagai berikut: T = T T ± T (3) obs IGRF dengan T obs adalah medan magnetik komponen total terukur, T IGRF adalah medan magnet teoritis berdasarkan IGRF pada vh 10
5 stasion dan T vh adalah koreksi medan magnet akibat variasi harian. T IGRF dihitung pada titik pengukuran dengan memasukkan nilai posisi dan tanggal pengukuran dengan paket program IGRF yang telah terdapat pada beberapa software misalnya Magpick, WMM, dll. Sedangkan T obs terukur pada saat magnetometer merekam data pada titik pengukuran. Hasil pengolahannya dengan Microsoft office Excel didapatkan data anomali medan magnet total. 3.3 Peta Anomali Medan Magnet Berdasarkan hasil pengolahan data yang diperoleh, dibuat peta anomali medan magnet dengan menggunakan software paket surfer version 8 yang menunjukkan hubungan antara posisi pengukuran dan nilai anomali medan magnet total ditunjukkan dalam gambar 5A. Penghalusan data pengamatan untuk mengeliminasi efek lokal dilakukan dengan kontinuasi ke atas (upward continuation) sebesar 3000m. Hasil kontinuasi ini terlihat pada gambar 5B yang memperlihatkan anomali yang muncul semakin jelas. Setelah dilakukan kontinuasi ke atas, data anomali medan magnetik total ini direduksi ke kutub. Kedua tahap ini dilakukan dengan menggunakan program MagPick atau reduksi ke kutubnya dengan sofware Signpro. Gambar 4. Diagram blok pengolahan data magnetik total 11
6 mendorong keluar. Dengan adanya aktivitas ini, maka batuan akan mengalami penurunan sifat kemagnetannya, sesuai dengan aktivitas bledug yang mengeluarkan erupsi lumpur yang mengandung garam dan gas belerang serta gas metan lainnya. Gambar 5. A. Anomali Medan magnet total, B. Anomali medan magnet total (upward continuation 3000m). 4. Hasil dan Diskusi 4.1 Interpretasi Kualitatif Secara kualitatif peta anomali diperoleh menunjukkan penyebaran pasangan pola kontur tertutup (besar-kecil) yang terdapat pada masing-masing bledug. Penentuan pasangan ini didasarkan pada kecenderungan arah grid setiap pasangan kontur tertutup. Oleh karena itu, dapat terlihat anomali berarah utara-selatan untuk bledug pertama dan anomali berarah barat-timur untuk bledug ke dua, dengan pusat benda anomali ditafsirkan berada di tengah pasangan pola kontur tertutup itu. Dari pola-pola anomali yang terlihat mempunyai gradien anomali horisontal yang tinggi (gradiennya tajam) dari pada daerah sekitarnya. Di daerah dekat pusat bledug terlihat adanya anomali yang menunjukkan bahwa pada daerah inilah yang mengakibatkan terjadinya letupan lumpur. Ditafsirkan adanya aktifitas panas dari dalam yang berupa gas yang Gambar 6. A. Sayatan anomali medan magnet total, B. Pemodelan pada sayatan profil A-A, C. Pemodelan pada sayatan profil B-B Sayatan pertama dibuat dari pasangan kontur tertutup yang berarah utara-selatan yaitu A-A yang melewati bledug pertama (sebelah timur). Sayatan ke dua dibuat dari pasangan kontur tertutup berarah barat timur yaitu B-B yang melewati daerah bledug ke dua (sebelah barat). Dari kedua sayatan ini, akan digunakan untuk permodelan struktur bawah permukaan daerah Bledug Kuwu. Sayatan ini diambil dari data peta anomali yang telah dilakukan upward continuation 3000m. Dengan metode 12
7 ini, akan mempertajam anomali pasangan kontur dari data peta anomali medan magnet total. Hasil sayatan ini (upward continuation), kemudian dilakukan reduksi ke kutub untuk mengubah arah magnetisasi benda dalam arah vertikal sehingga anomali medan magnetik dapat menunjukkan langsung posisi benda penyebabnya. 4.2 Interpretasi Kuantitatif Pada pemodelan profil A-A dan B-B, bentuk kurvanya hampir sama Hasil pemodelan profil ini didapatkan 2 benda penyebab anomali dengan nilai -0,012cgs untuk benda pertama (warna merah) dan (-0,016)cgs untuk benda ke dua (warna biru), dengan arah barat-timur. Benda pertama berada di sebelah barat dengan kedalaman ( ) meter dari permukaan dan benda ke dua dengan kedalaman ( ) meter dengan sisi yang berbatasan dengan benda pertama (dekat batuan pertama) mempunyai lapisan lebih tipis. Di bawah kedua batuan anomali ini, terdapat batuan sedimen yang sangat dipengaruhi panas (warna hitam) dengan kontras suseptibilitas (- 0,014)cgs sebagai sumber tekanan. Sumber tekanan (gas) ini mencari tempat pada benda anomali yang lemah untuk dilaluinya sampai ke permukaan bumi dan daerah ini dinamakan zona lemah. Dari harga nilai suseptibilitas batuan sekitar (k 0 ), kontras suseptibilitas batuan ( k) dan suseptibilitas batuan target (k 1 ), maka dengan persamaan 4 berikut dapat dicari benda penyebab anomalinya (berdasar nilai suseptibilitas) sebagai k = k 1 k 0 (4) Tabel 2. Hubungan suseptibilitas batuan sekitar (k 0 ), kontras suseptibilitas ( k) dan suseptibilitas batuan target (k 1 ) Pemodelan Nilai k 0 (cgs) Nilai k (cgs) Nilai k 1 (cgs) Kemagnetan Batuan 1 A-A 0,015-0,012 0,003 Paramagnet Batuan 2 A-A 0,015-0,016-0,001 Diamagnet Batuan 1 B-B 0,015-0,012 0,003 Paramagnet Batuan 2 B-B 0,015-0,016-0,001 Diamagnet Batuan 3 0,015-0,014 0,001 Paramagnet Dari pengolahan data dan pemodelan perhitungan nilai suseptibilas ini, dapat dilihat bahwa batuan 1 A-A dan 1 B-B merupakan batuan dengan suseptibilitas kecil dan positif 0,003cgs merupakan batuan paramagnet, kemudian batuan 2 A-A dan 2 B-B adalah batuan dengan suseptibilitas kecil dan negatif (-0,001)cgs merupakan batuan diamagnet. Batuan yang suseptibilitasnya negatif ini diidentifikasi sebagai batuan garam (rocksalt) dapat berupa padat, lumpur maupun cairan. Dari tabel ini menunjukkan batuan pertama dan ke dua untuk kedua sayatan adalah batuan yang sama dengan nilai suseptibilitas 0,003cgs dan (-0,001) cgs. Sedangkan batuan 3 di bawahnya merupakan batuan yang sangat dipengaruhi suhu dan tekanan sehingga suseptibilitasnya kecil (-0,001) cgs. Tekanan dan suhu yang tinggi menyebabkan batuan yang dilaluinya menjadi kehilangan sifat kemagnetannya. Nilai kontras suseptibilitas batuan yang cenderung lebih kecil dari batuan sekitarya menunjukkan aktifitas panas telah banyak mempengaruhi batuan tersebut. Dengan kata lain, batuan dengan kontras suseptibilitas lebih kecil (lebih negatif) menunjukkan tekanan dari bawah 13
8 akibat aktifitas panas lebih besar dilakukan kepadanya dari pada batuan sekitarnya. Sehingga batuan ini akan menghasilkan letupan yang lebih besar dan periodenya cepat. Hal ini sesuai dengan fenomena di daerah penelitian, bahwa bledug pertama lebih aktif menghasilkan letupan dan periode letupannya lebih cepat dibandingkan bledug ke dua. Terjadinya letupan dikarenakan adanya tekanan dari bawah mampu mendorong batuan yang dilaluinya terangkat naik. Oleh karena itu, batuan ini harus bersifat lemah terhadap tekanan atau mudah dilalui gas (sumber tekanan). Selanjutnya, harus ada pula sumber tekanan dari bawah yang besar dan keluar melewati batuan ini. Pada prinsipnya benda di dalam bumi akan keluar ke permukaan karena di dalam bumi suhu dan tekanannya besar. Bila batuan dasarnya sangat keras maka benda dengan tekanan besar ini seperti terperangkap dan tidak bisa keluar. Benda di dalam bumi ini dapat keluar jika terdapat rekahan, patahan, ataupun karena adanya aktifitas pemboran. Sehingga syarat terjadinya letupan pada daerah Bledug Kuwu harus ada patahan yang terjadi di bawah batuan hasil pemodelan yang telah disebutkan di atas. Hasil interpretasi, kemudian dibuat struktur bawah permukaan mengenai terjadinya letupan di daerah penelitan yang ditunjukkan gambar 7. Terjadinya letupan hanya terjadi di atas batuan yang suseptibilitasnya kecil dan negatif sebagai deretan bledug dari besar sampai kecil. Tekanan yang melalui batas perlapisan menyebabkan tekanan memusat pada batas kontak batuan pertama dan ke dua menghasilkan tekanan paling besar. Gambar 7. Pemodelan dan interpretasi struktur bawah permukaan Bledug Kuwu 5. Kesimpulan Dan Saran 5.1 Kesimpulan 1. Struktur bawah permukaan di daerah Bledug Kuwu terdiri dari: Batuan penyebab anomali, ada dua jenis yaitu dengan suseptibilitas 0,003cgs, dan suseptibilitas 0,001cgs. Batuan di atas anomali (batuan sekitar) adalah shale. Batuan yang berada di bawah anomali berkurang sifat kemagnetannya yaitu dengan suseptibilitas 0,001 cgs. 2. Kedalaman benda anomali rata-rata adalah ( ) meter. 3. Daerah di atas batuan penyebab anomali dengan suseptibilitas (-0,001)cgs, merupakan daerah potensial terjadi letupan. 4. Dari interpretasi menunjukkan bahwa batuan daerah penelitian adalah sedimen yaitu shale yang telah berkurang sifat kemagnetannya dan mengandung salt, water sebagai anomali. 5.2 Saran 1. Penelitian harus ditambah lagi atau diperluas di daerah di sekitar Bledug Kuwu dengan jarak tiap titik-titiknya pendek. 2. Dapat dilakukan mengolahan dan interpretsi magnetik dengan cara atau metode yang berbeda. 3. Hasil penelitian magnetik ini harus dicocokkan dengan data lubang bor, data seismik, dan data lainnya. 4. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh perubahan temperatur terhadap nilai suseptibilitas batuan. Daftar Pustaka Baranov, V. and Naudy, H., 1964, Numeric Calculation of the Formula of reduction to pole, Geophysics, 29, Bemmelen, R.W., van, 1949, The Geology of Indonesia, V.I.A, Martinus Nijhoff, The hague. Bhaskara, R.D., Ramesh, B.N., 1991, A Rapid Method for Three-dimentional Modelling of Magnetik anomalies: Geophysics. 56,
9 6 2 J. Geofisika Vol. 13 No.1/2012 Blakely, R.J., 1995, Potential theory in gravity and magnetic applications, Cambridge Univ Press, New York. Breiner, S., 1973, Applications Manual for Portable Magnetometers, Geometrics, USA. Grant, F.S.,West, 1965, Interpretation Theory in Applied Geophysics, McGraw Hill Corporation. Haryono, A., 2002, Pemodelan Sesar Regional di Daerah Gunungapi Ungaran menggunakan Data Anomali Medan Magnetik Reduksi ke Kutub, Tesis, FMIPA, UGM. IAGA Working Group V-8, 1995, International Geomagnetic Reference Field, 1995 revision. Submitted to EOS Trans. Am. Geophys. Un., Geophysics, Geophys. J. Int., J. Geomag. Geoelectr.,Phys. Earth Planet.Int., and others. Ismail, N.,2001, Interpretasi Data Anomali medan Magnetik Total Reduksi ke Kutub Untuk Pemodelan sesar Regional di Daerah Gunung Merapi- Merbabu, Tesis, FMIPA, UGM. Manurung, P., 1989, Penyelidikan Anomali Medan Magnet Total di Daerah Kuwu, Grobodan, Jawa Tengah, Skripsi UGM. McLean, S., S. Macmillan, S. Maus, V. Lesur, A.Thomson, and D. Dater, 2004, TheUS/UK World Magnetic Model for , NOAA Technical Report NESDIS/NGDC-1. Nurdiyanto, B., 2004, Analisis Data Anomali Medan Magnet Total Untuk Menafsirkan Struktur Bawah Permukaan Daerah Manifestasi Air Panas di Lereng Utara Gunungapi Ungaran, Skripsi, FMIPA, UGM. Parkinson,W.D.,1983, Introduction to Geomagnetism, Scottish academic Press London. Reid, A.B., Allsop, J.M., Granser, H., Millet, A.J., and Somerton, I.W., 1990, Magnetic interpretation in three dimensions using Euler deconvolution: Geophysics, 55, Robinson, E. S., Coruh, C., 1998, Basic Exploration Geophysics, John Willey & Sons. Sharma, P.V., 1997, Environmental and Engineering Geophysics, Cambridge University Press. Sulindra, N., 2005, Interpretasi Data Anomali medan Magnet Total reduksi ke Kutub untuk Pemodelan Sesar, Skripsi, FMIPA, UGM. Talwani, M. and Heirtzler, J.R.,1964, Computation of Magnetic anomalies Caused by two Dimentional Structures of Arbitary Shapein The Mineral Industries, Stanford University Publications Geological Sciences Vol. 9, No.1. Tchernychev, M.,2001, Magpick-magnetic map & profile processing, user guide. Telford, W.M., Geldart, R.E., Sheriff, D.A., and Keys, 1979, Applied Geophysics, Cambridge University Press. University of Birmingham, 2004, Classification of magnetic material, Applied Alloy Chemistry Group. U.S. Geological Survey Information Service, 2005, World IGRF Magnetic Chart, web page: Yulianto, T., 2000, Pengukuran dan interpretasi anomali magnetik daerah Gunung Tangkuban Perahu, Tesis Pasca Sarjana ITB. 15
PENENTUAN BATAS KONTAK BATUAN GUNUNG PENDUL DAN GUNUNG SEMANGU, BAYAT, KLATEN MENGGUNAKAN METODA MAGNETIK
Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol. 4 No.3, Juli 2001, hal 63 68 PENENTUAN BATAS KONTAK BATUAN GUNUNG PENDUL DAN GUNUNG SEMANGU, BAYAT, KLATEN MENGGUNAKAN METODA MAGNETIK Yuliyanto, G 1 ; Hartantyo, E
Lebih terperinciPendugaan Struktur Bawah Permukaan Daerah Prospek Panas Bumi Gunungapi Hulu Lais Lereng Utara dengan Menggunakan Metode Magnetik
Pendugaan Struktur Bawah Permukaan Daerah Prospek Panas Bumi Gunungapi Hulu Lais Lereng Utara dengan Menggunakan Metode Magnetik Arif Ismul Hadi, Refrizon, dan Suhendra Abstrak: Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciIdentifikasi Struktur Lapisan Bawah Permukaan Daerah Manifestasi Emas Dengan Menggunakan Metode Magnetik Di Papandayan Garut Jawa Barat
Identifikasi Struktur Lapisan Bawah Permukaan Daerah Manifestasi Emas Dengan Menggunakan Metode Magnetik Di Papandayan Garut Jawa Barat Rian Arifan Kahfi dan Tony Yulianto Jurusan Fisika Universitas Diponegoro
Lebih terperinciPendugaan Struktur Bawah Permukaan Daerah Prospek Panas Bumi Gunungapi Hulu Lais Lereng Utara dengan Menggunakan Metode Magnetik
Pendugaan Struktur Bawah Permukaan Daerah Prospek Panas Bumi Gunungapi Hulu Lais Lereng Utara dengan Menggunakan Metode Magnetik Arif Ismul Hadi, Refrizon, dan Suhendra Jurusan Fisika FMIPA Universitas
Lebih terperinciBAB 5 : KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran.. 66 DAFTAR PUSTAKA Lampiran-lampiran... 69
DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul.... i Lembar Pengesahan.... ii Abstrak.... iii Kata Pengantar.... v Daftar Isi. vii Daftar Gambar.... ix Daftar Tabel.... xi BAB 1 : PENDAHULUAN.... 1 1.1. Latar Belakang...
Lebih terperinciSTUDI ANOMALI BAWAH PERMUKAAN DAERAH SEKITAR MANIFESTASI AIR PANAS, DESA WAGIR LOR, KEC. NGEBEL, KAB. PONOROGO DENGAN MENGGUNAKAN METODE MAGNETIK
STUDI ANOMALI BAWAH PERMUKAAN DAERAH SEKITAR MANIFESTASI AIR PANAS, DESA WAGIR LOR, KEC. NGEBEL, KAB. PONOROGO DENGAN MENGGUNAKAN METODE MAGNETIK Oleh: Khoiri Zamroni NRP: 1110100022 Dosen Pembimbing:
Lebih terperinciBAB IV AKUISISI DAN PENGOLAHAN DATA LAPANGAN
BAB IV AKUISISI DAN PENGOLAHAN DATA LAPANGAN Penelitian ini dilakukan berdasarkan pada diagram alir survei mineral (bijih besi) pada tahap pendahuluan pada Gambar IV.1 yang meliputi ; Akuisisi data Geologi
Lebih terperinciINTERPRETASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN BERDASARKAN DATA GEOMAGNETIK PADA DAERAH MATA AIR PANAS JATIKURUNG KABUPATEN SEMARANG
Youngster Physics Journal ISSN : 2302-2302 Vol. 4, No. 4, Oktober 2015, Hal 285-290 INTERPRETASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN BERDASARKAN DATA GEOMAGNETIK PADA DAERAH MATA AIR PANAS JATIKURUNG KABUPATEN SEMARANG
Lebih terperinciPengaruh Pola Kontur Hasil Kontinuasi Atas Pada Data Geomagnetik Intepretasi Reduksi Kutub
Pengaruh Pola Kontur Hasil Kontinuasi Atas Pada Data Geomagnetik Intepretasi Reduksi Kutub Puguh Hiskiawan 1 1 Department of Physics, University of Jember Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Tegal Boto Jember
Lebih terperinciIDENTIFIKASI JALUR SESAR MINOR GRINDULU BERDASARKAN DATA ANOMALI MEDAN MAGNET
Identifikasi Jalur Sesar Minor Grindulu (Aryo Seno Nurrohman) 116 IDENTIFIKASI JALUR SESAR MINOR GRINDULU BERDASARKAN DATA ANOMALI MEDAN MAGNET IDENTIFICATION OF GRINDULU MINOR FAULT LINES BASED ON MAGNETIC
Lebih terperinciUnnes Physics Journal
UPJ 4 (1) (2015) Unnes Physics Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upj INTERPRETASI BAWAH PERMUKAAN DAERAH SESAR KALI KREO BERDASARKAN DATA MAGNETIK Retno Purwaningsih, Khumaedi, Hadi Susanto
Lebih terperinciPENGARUH POLA KONTUR HASIL KONTINUASI ATAS PADA DATA GEOMAGNETIK INTEPRETASI REDUKSI KUTUB
PENGARUH POLA KONTUR HASIL KONTINUASI ATAS PADA DATA GEOMAGNETIK INTEPRETASI REDUKSI KUTUB Puguh Hiskiawan 1* 1 Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Jember, Indonesia Abstrak: Metode geomagnetik adalah salah
Lebih terperinciKata kunci: Metode geomagnetik, bendungan Karangkates (Lahor-Sutami), jenis batuan
PENDUGAAN JENIS BATUAN BAWAH PERMUKAAN DAERAH BENDUNGAN KARANGKATES MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNETIK Faisol Mohammad Abdullah 1, Sunaryo 2, Adi Susilo 3 1) Mahasiswa Jurusan Fisika FMIPA Univ. Brawijaya
Lebih terperinciPEMODELAN STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DAERAH SUMBER AIR PANAS SONGGORITI KOTA BATU BERDASARKAN DATA GEOMAGNETIK
PEMODELAN STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DAERAH SUMBER AIR PANAS SONGGORITI KOTA BATU BERDASARKAN DATA GEOMAGNETIK Oleh: Dafiqiy Ya lu Ulin Nuha 1, Novi Avisena 2 ABSTRAK: Telah dilakukan penelitian dengan metode
Lebih terperinciYoungster Physics Journal ISSN : Vol. 5, No. 4, Oktober 2016, Hal
ANALISIS STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DAERAH HARJOSARI KABUPATEN SEMARANG MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET DENGAN PEMODELAN 2D DAN 3D Mars Widodo 1), Tony Yulianto 1), Udi Harmoko 1), Gatot Yulianto 1), Sugeng
Lebih terperinciInterpretasi Bawah Permukaan Daerah Manifestasi Panas Bumi Parang Tritis Kabupaten Bantul DIY Dengan Metode Magnetik
Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol. 12, No. 4, Oktober 2009, hal 153-160 Interpretasi Bawah Permukaan Daerah Manifestasi Panas Bumi Parang Tritis Kabupaten Bantul DIY Dengan Metode Magnetik Putut Indratmoko,
Lebih terperinciSURVEI RESISTIVITAS UNTUK MENENTUKAN DISTRIBUSI TAHANAN JENIS BATUAN BAWAH PERMUKAAN CEKUNGAN DAERAH SEDIMENTASI KUWU
SURVEI RESISTIVITAS UNTUK MENENTUKAN DISTRIBUSI TAHANAN JENIS BATUAN BAWAH PERMUKAAN CEKUNGAN DAERAH SEDIMENTASI KUWU Taufiq Yuana, Gatot Yuliyanto Laboratorium Geofisika, Jurusan Fisika, Universitas Diponegoro
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode dan Desain Penelitian Data geomagnet yang dihasilkan dari proses akusisi data di lapangan merupakan data magnetik bumi yang dipengaruhi oleh banyak hal. Setidaknya
Lebih terperinciIdentifikasi Jalur Sesar Opak Berdasarkan Analisis Data Anomali Medan Magnet dan Geologi Regional Yogyakarta
ISSN:2089 0133 Indonesian Journal of Applied Physics (2014) Vol.4 No.2 halaman 192 Oktober 2014 Identifikasi Jalur Sesar Opak Berdasarkan Analisis Data Anomali Medan Magnet dan Geologi Regional Yogyakarta
Lebih terperinciV. HASIL DAN INTERPRETASI. panas bumi daerah penelitian, kemudian data yang diperoleh diolah dengan
37 V. HASIL DAN INTERPRETASI A. Pengolahan Data Proses pengolahan yaitu berawal dari pengambilan data di daerah prospek panas bumi daerah penelitian, kemudian data yang diperoleh diolah dengan menggunakan
Lebih terperinciPENDUGAAN POSISI DAPUR MAGMA GUNUNGAPI INELIKA, FLORES, NUSA TENGGARA TIMUR BERDASARKAN SURVEI MAGNETIK
PENDUGAAN POSISI DAPUR MAGMA GUNUNGAPI INELIKA, FLORES, NUSA TENGGARA TIMUR BERDASARKAN SURVEI MAGNETIK Sasmita Fidyaningrum 1, Adi Susilo 1, Yasa Suparman 2, 1) Jurusan Fisika FMIPAUniversitas Brawijaya,
Lebih terperinciPemodelan Gravity Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul Provinsi D.I. Yogyakarta. Dian Novita Sari, M.Sc. Abstrak
Pemodelan Gravity Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul Provinsi D.I. Yogyakarta Dian Novita Sari, M.Sc Abstrak Telah dilakukan penelitian dengan menggunakan metode gravity di daerah Dlingo, Kabupaten Bantul,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian berada di daerah provinsi Lampung. Secara geografis daerah penelitian terletak diantara 103 40-105 50 BT dan 5 00-6 00 LS. Secara umum
Lebih terperinciPOSITRON, Vol. IV, No. 1 (2014), Hal ISSN :
Identifikasi Sebaran Bijih Besi di Daerah Gurun Datar Kabupaten Solok Sumatera Barat Menggunakan Metode Geomagnet Muh. Ishak Jumarang 1)*, Zulfian 1) 1) Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Tanjungpura Pontianak
Lebih terperinciSTUDI ZONA MINERALISASI EMAS MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET DI DESA SILIWANGA KECAMATAN LORE PEORE KABUPATEN POSO
STUDI ZONA MINERALISASI EMAS MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET DI DESA SILIWANGA KECAMATAN LORE PEORE KABUPATEN POSO Study of the zones of gold mineralization in Siliwanga village, Lore Peore district, Poso
Lebih terperinciKata kunci : Metode geomagnet, Mineral Sulfida, Foward Modeling, Disseminated.
IDENTIFIKASI SEBARAN MINERAL SULFIDA (PIRIT) MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET DI DAERAH LIBURENG KABUPATEN BONE Muh. Zulfitrah 1, Dr. Lantu, M. Eng. Sc, DESS 2, Syamsuddin, S.Si, MT 3 e-mail: fitrafisikaunhas@gmail.com
Lebih terperinciTeori Dasar GAYA MAGNETIK. Jika dua buah benda atau kutub magnetik terpisah pada jarak r dan muatannya masing-masing m 1. dan m 2
GEOMAGNETIK Metoda magnetik merupakan metoda pengolahan data potensial untuk memperoleh gambaran bawah permukaan bumi atau berdasarkan karakteristik magnetiknya. Metode ini didasarkan pada pengukuran intensitas
Lebih terperinciINTERPRETASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DI MUARA SUNGAI PROGO MENGGUNAKAN METODE MAGNETIK
Youngster Physics Journal ISSN : 2302-7371 Vol. 5, No. 4, Oktober 2016, Hal. 409-416 INTERPRETASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DI MUARA SUNGAI PROGO MENGGUNAKAN METODE MAGNETIK Dewi Andri 1), Muhammad Irham
Lebih terperinciYoungster Physics Journal ISSN : Vol. 5, No. 4, Oktober 2016, Hal
INTERPRETASI LAPISAN BAWAH PERMUKAAN DENGAN TRANSFORMASI PSEUDOGRAVITASI BERDASARKAN DATA GEOMAGNETIK PADA MANIFESTASI MATA AIR PANAS KENDALISODO KABUPATEN SEMARANG Nanang Didik Susilo, M. Irham Nurwidiyanto
Lebih terperinciINTERPRETASI BAWAH PERMUKAAN DAERAH SUMBER AIR PANAS DIWAK-DEREKAN BERDASARKAN DATA MAGNETIK
Youngster Physics Journal ISSN : 2303-7371 Vol. 3, No. 2, April 2014, Hal 129-134 INTERPRETASI BAWAH PERMUKAAN DAERAH SUMBER AIR PANAS DIWAK-DEREKAN BERDASARKAN DATA MAGNETIK Muhammad Ulin Nuha ABA, Tony
Lebih terperinciSURVEY GEOMAGNET DI DAERAH PANAS BUMI SONGA-WAYAUA, KABUPATEN HALMAHERA SELATAN, MALUKU UTARA. Eddy Sumardi, Timor Situmorang
TAHUN 26, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI SURVEY GEOMAGNET DI DAERAH PANAS BUMI SONGA-WAYAUA, KABUPATEN HALMAHERA SELATAN, MALUKU UTARA Eddy Sumardi, Timor Situmorang Kelompok Program Penelitian Panas Bumi ABSTRAK
Lebih terperinciAnalisis Data. (Desi Hanisa Putri) 120
ANALISIS DATA MAGNETIK UNTUK MENGETAHUI POSISI BATUAN SEDIMEN TERHADAP BATUAN BEKU DAN BATUAN METAMORF DI DAERAH WATUPERAHU PERBUKITAN JIWO TIMUR BAYAT KLATEN Desy Hanisa Putri Program Studi Fisika FKIP
Lebih terperinciBAB II. TINJAUAN PUSTAKA
DAFTAR ISI SKRIPSI... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii KATA PENGANTAR... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v ABSTRAK... vi ABSTRACT... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR GAMBAR...
Lebih terperinciInterpretasi Struktur Bawah Tanah pada Sistem Sungai Bribin dengan Metode Geomagnet
ISSN:2089-0133 Indonesian Journal of Applied Physics (2016) Vol. No. Halaman 31 April 2016 Interpretasi Struktur Bawah Tanah pada Sistem Sungai Bribin dengan Metode Geomagnet Khafidh Nur Aziz 1, Yosaphat
Lebih terperinciPENGARUH WAKTU LOOPING TERHADAP NILAI KOREKSI HARIAN DAN ANOMALI MAGNETIK TOTAL PADA PENGOLAHAN DATA GEOMAGNET STUDI KASUS : DAERAH KARANG SAMBUNG
PENGARUH WAKTU LOOPING TERHADAP NILAI KOREKSI HARIAN DAN ANOMALI MAGNETIK TOTAL PADA PENGOLAHAN DATA GEOMAGNET STUDI KASUS : DAERAH KARANG SAMBUNG 1 La Ode Marzujriban, 2 Sabriabto Aswad 1 Mahasiswa Program
Lebih terperinciAlbert Wenanta 1, Piter Lepong 2. Prosiding Seminar Sains dan Teknologi FMIPA Unmul Periode Maret 2016, Samarinda, Indonesia ISBN:
Pemrosesan Anomali Magnetik Menggunakan Filter Upward Continuation Dan First Vertical Derivative (Lokasi Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan) Albert Wenanta 1, Piter Lepong 1 Laboratorium
Lebih terperinciPenerapan Metode Geolistrik Untuk Identifikasi Pola Penyebaran Zona Asin Di Bledug Kuwu, Grobogan, Jawa Tengah
ISSN:2089 0133 Indonesian Journal of Applied Physics (2012) Vol.2 No.7 halaman 73 April 2012 Penerapan Metode Geolistrik Untuk Identifikasi Pola Penyebaran Zona Asin Di Bledug Kuwu, Grobogan, Jawa Tengah
Lebih terperinciIDENTIFIKASI SEBARAN BIJI BESI DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET DI DAERAH GUNUNG MELATI KABUPATEN TANAH LAUT
IDENTIFIKASI SEBARAN BIJI BESI DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET DI DAERAH GUNUNG MELATI KABUPATEN TANAH LAUT Tris Armando Hidayati 1, Ibrahim Sota 1, Sudarningsih 1 Abstrak. Sumber daya mineral merupakan
Lebih terperinciPENYELIDIKAN MAGNET DAERAH PANAS BUMI AKESAHU PULAU TIDORE, PROVINSI MALUKU UTARA. Oleh Liliek Rihardiana Rosli
PENYELIDIKAN MAGNET DAERAH PANAS BUMI AKESAHU PULAU TIDORE, PROVINSI MALUKU UTARA Oleh Liliek Rihardiana Rosli SARI Penyelidikan geofisika dengan cara magnet telah dilakukan di daerah panas bumi Akesahu.
Lebih terperinciIDENTIFIKASI POLA SEBARAN INTRUSI BATUAN BAWAH PERMUKAAN MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET DI SUNGAI JENELATA KABUPATEN GOWA
ISSN : 2579-5821 (Cetak) ISSN : 2579-5546 (Online) Alamat URL : http://journal.unhas.ac.id/index.php/geocelebes Jurnal Geocelebes Vol. 1 No. 1, April 2017, Hal 17-22 IDENTIFIKASI POLA SEBARAN INTRUSI BATUAN
Lebih terperinci2 1 2 D. Berdasarkan penelitian di daerah
IDENTIFIKASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN BENDUNGAN SUTAMI DAN SEKITARNYA BERDASARKAN ANOMALI GAYABERAT Elwin Purwanto 1), Sunaryo 1), Wasis 1) 1) Jurusan Fisika FMIPA Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia
Lebih terperinciPengolahan awal metode magnetik
Modul 10 Pengolahan awal metode magnetik 1. Dasar Teori Tujuan praktikum kali ini adalah untuk melakukan pengolahan data magnetik, dengan menggunakan data lapangan sampai mendapatkan anomali medan magnet
Lebih terperinciPRISMA FISIKA, Vol. II, No. 3 (2014), Hal ISSN :
PRISMA FISIKA, Vol. II, No. 3 (04), Hal. 74 78 ISSN : 337-804 Pendugaan Potensi Bijih Besi di Dusun Sepoteng Kecamatan Sungai Betung Kabupaten Bengkayang Dengan Metode Geomagnet Apriyanto Ramadhan * ),
Lebih terperinciANALISIS DISTRIBUSI ANOMALI MEDAN MAGNET TOTAL DI AREA MANIFESTASI PANASBUMI TULEHU
ANALISIS DISTRIBUSI ANOMALI MEDAN MAGNET TOTAL DI AREA MANIFESTASI PANASBUMI TULEHU Gazali Rachman 1, Jufri 2 1) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pattimura Ambon 2) Fakultas Keguruan dan
Lebih terperinciInterpretasi Lokasi Source Rock Rembesan Minyak di Desa Cipari, Kecamatan Cipari, Kabupaten Cilacap Berdasarkan Survei Magnetik
ISSN:2089 0133 Indonesian Journal of Applied Physics (2015) Vol.5 No.2 Halaman 80 Oktober 2015 Interpretasi Lokasi Source Rock Rembesan Minyak di Desa Cipari, Kecamatan Cipari, Kabupaten Cilacap Berdasarkan
Lebih terperinciIDENTIFIKASI RESERVOAR DAERAH PANASBUMI DENGAN METODE GEOMAGNETIK DAERAH BLAWAN KECAMATAN SEMPOL KABUPATEN BONDOWOSO
IDENTIFIKASI RESERVOAR DAERAH PANASBUMI DENGAN METODE GEOMAGNETIK DAERAH BLAWAN KECAMATAN SEMPOL KABUPATEN BONDOWOSO Oleh: Akhmad Afandi 1, Sukir Maryanto 2, Arief Rachmansyah 3 ABSTRAK: Telah dilakukan
Lebih terperinciAPLIKASI METODE GEOMAGNETIK UNTUK MEMETAKAN SITUS ARKEOLOGI CANDI BADUT MALANG JAWA TIMUR
APLIKASI METODE GEOMAGNETIK UNTUK MEMETAKAN SITUS ARKEOLOGI CANDI BADUT MALANG JAWA TIMUR Oleh: Dina Wulan Kencana 1, Abdul Basid 2 ABSTRAK: Arkeologi mengarahkan kajian pada benda-benda peninggalan manusia
Lebih terperinciDESAIN SURVEI METODA MAGNETIK MENGGUNAKAN MARINE MAGNETOMETER DALAM PENDETEKSIAN RANJAU
DESAIN SURVEI METODA MAGNETIK MENGGUNAKAN MARINE MAGNETOMETER DALAM PENDETEKSIAN RANJAU Oleh : Subarsyah dan I Ketut Gede Aryawan Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan, Jl. Dr. Junjunan No.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mud volcano (gunung lumpur) adalah suatu fenomena geologi yang menyebabkan ekstrusinya material lumpur yang biasanya bercampur dengan air, gas dan minyak keluar melalui
Lebih terperinciPendugaan Zona Rembesan di Bendungan Bajulmati, Kabupaten Banyuwangi Berdasarkan Analisis Litologi dengan Menggunakan Data Magnetik
44 NATURAL B, Vol. 3, No. 1, April 2015 Pendugaan Zona Rembesan di Bendungan Bajulmati, Kabupaten Banyuwangi Berdasarkan Analisis Litologi dengan Menggunakan Data Magnetik Hanna Azizah Rakhman 1)*, Adi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menghasilkan variasi medan magnet bumi yang berhubungan dengan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Untuk menghasilkan variasi medan magnet bumi yang berhubungan dengan variasi kerentanan magnet batuan, dilakukan pemisahan atau koreksi terhadap medan magnet bumi utama, dan
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengambilan data dipusatkan di kawasan Gunung Peben Pulau Belitung. Untuk
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengolahan Data Pengambilan data dipusatkan di kawasan Gunung Peben Pulau Belitung. Untuk dapat menginterpretasi daerah potensi bijih besi di daerah penelitian, maka data
Lebih terperinciINTERPRETASI MODEL ANOMALI MAGNETIK BAWAH PERMUKAAN DI AREA PERTAMBANGAN EMAS RAKYAT DESA CIHONJE, KECAMATAN GUMELAR, KABUPATEN BANYUMAS
Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol. 18, No. 2, April 2015, hal 51-58 INTERPRETASI MODEL ANOMALI MAGNETIK BAWAH PERMUKAAN DI AREA PERTAMBANGAN EMAS RAKYAT DESA CIHONJE, KECAMATAN GUMELAR, KABUPATEN BANYUMAS
Lebih terperinciINTERPRETASI BAWAH PERMUKAAN DAERAH MANIFESTASI EMAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE MAGNETIK DI DAERAH GARUT JAWA BARAT
INTERPRETASI BAWAH PERMUKAAN DAERAH MANIFESTASI EMAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE MAGNETIK DI DAERAH GARUT JAWA BARAT Disusun oleh: DIDI HERYANTO M0209015 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciKelompok 3 : Ahmad Imam Darmanata Pamungkas Firmansyah Saleh Ryan Isra Yuriski Tomy Dwi Hartanto
Kelompok 3 : Ahmad Imam Darmanata Pamungkas Firmansyah Saleh Ryan Isra Yuriski Tomy Dwi Hartanto 115060405111005 115060407111033 115060407111025 115060407111005 Sejarah Perkembangan Metode Magnetik Sejarah
Lebih terperinciINTERPRETASI BAWAH PERMUKAAN DI DAERAH MANIFESTASI PANAS BUMI KRETEK, SANDEN, PUNDONG KABUPATEN BANTUL D.I. YOGYAKARTA MENGGUNAKAN METODE MAGNETIK
INTERPRETASI BAWAH PERMUKAAN DI DAERAH MANIFESTASI PANAS BUMI KRETEK, SANDEN, PUNDONG KABUPATEN BANTUL D.I. YOGYAKARTA MENGGUNAKAN METODE MAGNETIK Skripsi untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan desain penelitian Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode penelitian deskriptif analitis. Penelitian geomagnet ini dilakukan bertujuan untuk mendapatkan
Lebih terperinciINTERPRETASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN MENGGUNAKAN METODE MAGNETIK (DAERAH SEKITAR SUNGAI OYO YOGYAKARTA)
Youngster Physics Journal ISSN : 2302-7371 Vol. 5, No. 4, Oktober 2016, Hal. 245-250 INTERPRETASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN MENGGUNAKAN METODE MAGNETIK (DAERAH SEKITAR SUNGAI OYO YOGYAKARTA) Dewi Saroh
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif analitik, yang bertujuan untuk mengetahui gambaran struktur geologi Dasar Laut
Lebih terperinciESTIMASI ZONA BIJIH BESI DI DAERAH LAMPUNG MENGGUNAKAN PEMODELAN MAGNETIK
ESTIMASI ZONA BIJIH BESI DI DAERAH LAMPUNG MENGGUNAKAN PEMODELAN MAGNETIK Samsul Irsyad 1 * ; Mimin Iryanti, 2 * ; Dadan Dani Wardhana 3 * 1,2 Departemen Pendidikan Fisika, FPMIPA, Universitas Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumatera Utara secara geografis terletak pada 1ºLintang Utara - 4º Lintang Utara dan 98 Bujur Timur Bujur
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumatera Utara secara geografis terletak pada 1ºLintang Utara - 4º Lintang Utara dan 98 Bujur Timur - 100 Bujur Timur. Provinsi Sumatera memiliki luas total sebesar
Lebih terperinciIdentifikasi Keberadaan Heat Source Menggunakan Metode Geomagnetik Pada Daerah Tlogowatu, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah
Identifikasi Keberadaan Heat Source Menggunakan Metode Geomagnetik Pada Daerah Tlogowatu, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah Fauzia Rizky Wijaya 1, Widodo Putra 2, Muhammad Bagus
Lebih terperinciProgram Studi Geofisika Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin SARI BACAAN
KARAKTERISASI PANAS BUMI DI SUMBER AIR PANAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET (STUDI KASUS SUMBER AIR PANAS PANGGO KABUPATEN SINJAI) Oleh : Nurfadhilah Arif 1, Drs. Lantu, M.Eng.Sc, DESS 2, SabriantoAswad,
Lebih terperinciKarakterisasi Panasbumi di Sumber Air Panas dengan Menggunakan Metode Geomagnet (Studi Kasus: Sumber Air Panas Panggo Kabupaten Sinjai)
Karakterisasi Panasbumi di Sumber Air Panas dengan Menggunakan Metode Geomagnet (Studi Kasus: Sumber Air Panas Panggo Kabupaten Sinjai) Nurfadhilah Arif, Lantu, Sabrianto Aswad, Maria Program Studi Geofisika
Lebih terperinciIdentifikasi Sesar di Perairan Misool, Papua Barat dengan Menggunakan Metode Magnetik Nur Novita Sari a, Okto Ivansyah b, Joko Sampurno a*
PRISM FISIK, Vol. V, No. 3 (2017), Hal. 83-87 ISSN : 2337-8204 Identifikasi Sesar di Perairan Misool, Papua arat dengan Menggunakan Metode Magnetik Nur Novita Sari a, Okto Ivansyah b, Joko Sampurno a*
Lebih terperinciKata kunci: anomali magnet, filter, sesar, intrusi
IDENTIFIKASI DAERAH SESAR DAN INTRUSI ERDASARKAN PERANDINGAN ANTARA FILTER( RTP,UPWARD,DOWNWARD, dan ANILTIC SIGNAL ) DATA MAPPING REGIONAL MAGNETIK DAERAH GARUT, JAWA ARAT A Lathief Fashihullisan 1)*,
Lebih terperinciINTERPRETASI SISTEM PANAS BUMI GUNUNG TELOMOYO BAGIAN UTARA KABUPATEN SEMARANG BERDASARKAN DATA GEOMAGNET
INTERPRETASI SISTEM PANAS BUMI GUNUNG TELOMOYO BAGIAN UTARA KABUPATEN SEMARANG BERDASARKAN DATA GEOMAGNET Hiska Anggit Maulana, Tony Yulianto dan Udi Harmoko Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud dan Tujuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan eksplorasi sumber daya alam umumnya memerlukan biaya sangat mahal. Oleh karena itu biasanya sebelum melakuka kegiatan eksplorasi dilakukan survey awal, survey
Lebih terperinciJournal of Creativity Students
Journal of Creativity Students 1 (1) (2016) Journal of Creativity Students http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jcs Identifikasi Panasbumi Krakal dengan Menggunakan Metode Geomagnetik sebagai Informasi
Lebih terperinciV. INTERPRETASI DAN ANALISIS
V. INTERPRETASI DAN ANALISIS 5.1.Penentuan Jenis Sesar Dengan Metode Gradien Interpretasi struktur geologi bawah permukaan berdasarkan anomali gayaberat akan memberikan hasil yang beragam. Oleh karena
Lebih terperinciJurnal Einstein 3 (1) (2015): 1-8. Jurnal Einstein. Available online
Jurnal Einstein 3 (1) (2015): 1-8 Jurnal Einstein Available online http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/einstein PENENTUAN STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN TANAH DAERAH POTENSI PANAS BUMI DENGAN METODE GEOMAGNETIK
Lebih terperinciKata Kunci : Metode Geomagnet, suseptibilitas magnetik, perbandingan
PENERAPAN METODE GEOMAGNET UNTUK MENGETAHUI NILAI SUSEPTIBILITAS MAGNETIK LAPISAN TANAH DIBANDINGKAN DENGAN PENGUKURAN SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SECARA LANGSUNG STUDI KASUS: LAPISAN TANAH DI DESA PANDENSARI
Lebih terperinciSurvei Polarisasi Terimbas (IP) Dan Geomagnet Daerah Parit Tebu Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Bangka-Belitung
Survei Polarisasi Terimbas (IP) Dan Geomagnet Daerah Parit Tebu Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Bangka-Belitung Oleh : Yudi Aziz Muttaqin Kelompok Penyelidikan Bawah Permukaan Pusat Sumber Daya Geologi
Lebih terperinciSeminar Nasional Fakultas Teknik Geologi, Bandung 24 Mei 2014
IDENTIFIKASI CEKUNGAN DARI POLA ANOMALI MAGNET TOTAL DAN NILAI SUSCEPTIBILITAS DARI BATUAN DASAR DI PERAIRAN TELUK BONE SULAWESI SELATAN Oleh Delyuzar Ilahude (*) dan Dicky Muslim (**) *) Mahasiswa Program
Lebih terperinciWahana Fisika, 1(2), 2016
Transformasi Pseudogravitasi Data Anomali Magnetik untuk Melokalisir Sumber Rembesan Minyak di Daerah Cipari Kebupaten Cilacap Sehah 1, Sukmaji Anom Raharjo 1, Pujo Priyadi 2 1 Dosen Program Studi Fisika,
Lebih terperinciJURNAL TUGAS AKHIR 1
JURNAL TUGAS AKHIR 1 STUDI ANOMALI BAWAH PERMUKAAN DAERAH SEKITAR MANIFESTASI AIR PANAS, DESA WAGIR LOR, KEC. NGEBEL, KAB. PONOROGO DENGAN MENGGUNAKAN METODE MAGNETIK Khoiri Zamroni dan Bagus Jaya Santosa
Lebih terperinciIDENTIFIKASI PENYEBARAN LIMBAH CAIR DENGAN MENGGUNAKAN METODE TAHANAN JENIS 3D (MODEL LABORATORIUM)
IDENTIFIKASI PENYEBARAN LIMBAH CAIR DENGAN MENGGUNAKAN METODE TAHANAN JENIS 3D (MODEL LABORATORIUM) ABSTRACT Karyanto Jurusan Fisika FMIPA Universitas Lampung Jl. S. Brojonegoro No. 1, Bandar Lampung 35145
Lebih terperinciPENERAPAN METODA TIE-LINE LEVELLING PADA DATA MAGNET LAPANGAN SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI KOREKSI HARIAN
PENERAPAN METODA TIE-LINE LEVELLING PADA DATA MAGNET LAPANGAN SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI KOREKSI HARIAN TIE-LINE LEVELING METHOD APPLICATION ON FIELD MAGNETIC DATA AS AN ALTERNATIVE OF DIURNAL VARIATION
Lebih terperinciDeliniasi Prospek Bijih Besi Dengan Mengunakan Metode Geomagnetik (Lokasi Penelitian Pelaihari, Kab Tanah Laut, Kalimantan Selatan)
Deliniasi Prospek Bijih Besi Dengan Mengunakan Metode Geomagnetik (Lokasi Penelitian Pelaihari, Kab Tanah Laut, Kalimantan Selatan) Zainul Arif 1, Piter Lepong 2, 1 Laboratorium Geofisika, Program Studi
Lebih terperinciSecara umum teknik pengukuran magnetik ini pada setiap stasiun dapat dijelaskan sebagai berikut :
GEOMAGNET AKUSISI DATA Secara umum teknik pengukuran magnetik ini pada setiap stasiun dapat dijelaskan sebagai berikut : Menentukan posisi setiap lokasi pengukuran (lintang dan bujur), dan diplotkan pada
Lebih terperinciPENDUGAAN MODEL ANOMALI MAGNETIK BAWAH PERMUKAAN DESA DARMAKRADENAN, KECAMATAN AJIBARANG, KABUPATEN BANYUMAS
Berkala Fisika ISSN : 1410 9662 Vol. 16, No. 3, Juli 2013, hal 85-94 PENDUGAAN MODEL ANOMALI MAGNETIK BAWAH PERMUKAAN DESA DARMAKRADENAN, KECAMATAN AJIBARANG, KABUPATEN BANYUMAS Sehah dan Sukmaji Anom
Lebih terperinciPendugaan Model Sumber Anomali Magnetik Bawah Permukaan di Area Pertambangan Emas Rakyat Desa Paningkaban, Kecamatan Gumelar, Kabupaten Banyumas
38 Pendugaan Model Sumber Anomali Magnetik Bawah Permukaan di Area Pertambangan Emas Rakyat Desa Paningkaban, Kecamatan Gumelar, Kabupaten Banyumas Sehah, Sukmaji Anom Raharjo, Okky Wibowo Program Studi
Lebih terperinciPEMODELAN 2D RESERVOAR GEOTERMAL MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET DI DESA KASIMBAR BARAT ABSTRAK ABSTRACT
PEMODELAN 2D RESERVOAR GEOTERMAL MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET DI DESA KASIMBAR BARAT Rustan Efendi 1, Fajrah Lamangkona 1, Sandra 1 1 Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Lebih terperinciKELURUSAN ANOMALI MAGNET BENDA X DI DAERAH Y DARI HASIL REDUKSI KE KUTUB
KELURUSAN ANOMALI MAGNET BENDA X DI DAERAH Y DARI HASIL REDUKSI KE KUTUB Oleh : I K.G. Arawan dan Subarsah Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan Jl. Dr. Junjunan No. 36 Bandung 474 S A R I
Lebih terperinciIDENTIFIKASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN BERDASARKAN DATA GAYABERAT DI DAERAH KOTO TANGAH, KOTA PADANG, SUMATERA BARAT
IDENTIFIKASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN BERDASARKAN DATA GAYABERAT DI DAERAH KOTO TANGAH, KOTA PADANG, SUMATERA BARAT Diah Ayu Chumairoh 1, Adi Susilo 1, Dadan Dhani Wardhana 2 1) Jurusan Fisika FMIPA Univ.
Lebih terperinciEstimasi Kedalaman Bitumen Batubara di Desa Banjaran Kecamatan Salem Kabupaten Brebes Berdasarkan Data Anomali Magnetik
ISSN:2089 0133 Indonesian Journal of Applied Physics (2014) Vol.4 No.2 halaman 171 Oktober 2014 Estimasi Kedalaman Bitumen Batubara di Desa Banjaran Kecamatan Salem Kabupaten Brebes Berdasarkan Data Anomali
Lebih terperinciPhysics Communication
Physics Communication 1 (1) (2016) Physics Communication http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/pc IDENTIFIKASI SEBARAN ANOMALI MAGNETIK DI PERAIRAN KABUPATEN SAMBAS KALIMANTAN BARAT DENGAN MENGGUNAKAN
Lebih terperinciIdentifikasi Benda-Benda Megalit Dengan Menggunakan Metode Geomagnet di Situs Pokekea Kecamatan Lore Tengah Kabupaten Poso
Identifikasi Benda-Benda Megalit Dengan Menggunakan Metode Geomagnet di Situs Pokekea Kecamatan Lore Tengah Kabupaten Poso Identification of Megalith Objects Using Geomagnetic Method in the Pokekea Site,
Lebih terperinciEstimasi Penyebaran Sedimen Cekungan Jawa Timur Dengan Metode Gravity
Estimasi Penyebaran Sedimen Cekungan Jawa Timur Dengan Metode Gravity Muhamad Adib Hasan dan M. Irham Nurwidyanto Jurusan Fisika FMIPA Universitas Diponegoro Semarang Abstract This research is a reconnaissance
Lebih terperinciEKSPLORASI GEOMAGNETIK UNTUK PENENTUAN KEBERADAAN PIPA AIR DI BAWAH PERMUKAAN BUMI
Eksplorasi Geomagnetik untuk... EKSPLORASI GEOMAGNETIK UNTUK PENENTUAN KEBERADAAN PIPA AIR DI BAWAH PERMUKAAN BUMI Widya Utama, Dwa Desa Warnana, Anik Hilyah, Syaeful Bahri, Firman Syaifuddin, Hasibatul
Lebih terperinciINTERPRETASI RESERVOIR HIDROKARBON DENGAN METODE ANALISIS MULTI ATRIBUT PADA LAPANGAN FIAR
INTERPRETASI RESERVOIR HIDROKARBON DENGAN METODE ANALISIS MULTI ATRIBUT PADA LAPANGAN FIAR Skripsi Untuk memenuhi persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 diajukan oleh: Saidatul Fitriany J2D 006 041 JURUSAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
DAFTAR ISI halaman HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii ABSTRAK... iii KATA PENGANTAR... iv UCAPAN TERIMAKASIH... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR LAMPIRAN... xi
Lebih terperinci3. HASIL PENYELIDIKAN
Survei Polarisasi Terimbas (IP) Dan Geomagnet Daerah Santong, Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat Oleh : Yudi Aziz Muttaqin, Iqbal Takodama Kelompok Penyelidikan Bawah Permukaan Pusat Sumber
Lebih terperinciGEOFISIKA GEOFISIKA
Tujuan GEOFISIKA Memperkenalkan GEOFISIKA sebagai salah satu elemen / aspek dalam Ilmu Kebumian, dan perannya dalam dalam Teknologi Sumber Daya Bumi pemahaman fenomena alam mitigasi bencana kebumian Dr.
Lebih terperinciPEMODELAN INVERSI ANOMALI MAGNETIK 3D DAERAH MATA AIR PANAS DIWAK DAN DEREKAN
Youngster Physics Journal ISSN : 2302-7371 Vol. 5, No. 4, Oktober 2016, Hal. 399-408 PEMODELAN INVERSI ANOMALI MAGNETIK 3D DAERAH MATA AIR PANAS DIWAK DAN DEREKAN Siti Zulaikhah 1), Udi Harmoko 1), Tony
Lebih terperinciPENYELIDIKAN GEOMAGNETIK MENGGUNAKAN TRANSFORMASI PSEUDOGRAVITY PADA ANOMALI MAGNETIK DI KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER SKRIPSI
PENYELIDIKAN GEOMAGNETIK MENGGUNAKAN TRANSFORMASI PSEUDOGRAVITY PADA ANOMALI MAGNETIK DI KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER SKRIPSI Oleh Dwi Aulia Safitri NIM 061810201035 JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA
Lebih terperinciISSN No Jurnal Sangkareang Mataram 63 INVERSI DATA GAYA BERAT 3D BERBASIS ALGORITMA FAST FORIER TRANSFORM DI DAERAH BANTEN INDONESIA
ISSN No. 2355-9292 Jurnal Sangkareang Mataram 63 INVERSI DATA GAYA BERAT 3D BERBASIS ALGORITMA FAST FORIER TRANSFORM DI DAERAH BANTEN INDONESIA Oleh : Gusti Ayu Esty Windhari Dosen Tetap pada Fakultas
Lebih terperinciPENENTUAN TAHANAN JENIS BATUAN ANDESIT MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER (STUDI KASUS DESA POLOSIRI)
Jurnal Fisika Vol. 3 No. 2, Nopember 2013 117 PENENTUAN TAHANAN JENIS BATUAN ANDESIT MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER (STUDI KASUS DESA POLOSIRI) Munaji*, Syaiful Imam, Ismi Lutfinur
Lebih terperinciIDENTIFIKASI STRUKTUR GEOLOGI BAWAH PERMUKAAN DASAR LAUT BERDASARKAN INTERPRETASI DATA ANOMALI MAGNETIK DI PERAIRAN TELUK TOLO SULAWESI
Fibusi (JoF) Vol. 3 No. 2, September 2015 IDENTIFIKASI STRUKTUR GEOLOGI BAWAH PERMUKAAN DASAR LAUT BERDASARKAN INTERPRETASI DATA ANOMALI MAGNETIK DI PERAIRAN TELUK TOLO SULAWESI Septian Taufiq Heryanto,
Lebih terperinciMODEL BENDA PENYEBAB ANOMALI MAGNETIK DENGAN MENGGUNAKAN MAG2DC Aryadi Nurfalaq, S.Si Fisika Bumi, Jurusan Fisika Universitas Negeri Makassar
1 MODEL BENDA PENYEBAB ANOMALI MAGNETIK DENGAN MENGGUNAKAN MAG2DC Aryadi Nurfalaq, S.Si Fisika Bumi, Jurusan Fisika Universitas Negeri Makassar Mag2dc merupakan salah satu perangkat lunak yang digunakan
Lebih terperinci