BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Gorontalo terdiri dari 18 Kecamatan, yang beribukota di

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Gorontalo terdiri dari 18 Kecamatan, yang beribukota di"

Transkripsi

1 22 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Kabupaten Gorontalo terdiri dari 18 Kecamatan, yang beribukota di Kecamatan Limboto. Secara Geografis, Kecamatan Limboto terletak antara 0,30 0 Lintang Utara, 1,0 0 Lintang Selatan, Bujur Timur serta 123,3 0 Bujur Barat. ( DDA Kab. Gorontalo, 2011). Kecamatan Limboto memiliki luas wilayah 130,52 km 2, dimana di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Gorontalo Utara, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Telaga Biru, Batudaa di sebelah selatan serta Kecamatan Limboto Barat di sebelah barat, ( DDA Kab. Gorontalo, 2011). Kecamatan Limboto memiliki 14 kelurahan, 4 kelurahan terletak di kawasan utara Danau Limboto, yakni Kelurahan Kayu Bulan, Kelurahan Hepulawa, Kelurahan Dutulanaa, dan Kelurahan Hutuo. Kelurahan Hutuo memiliki bermacam-macam potensi keanekaragaman hayati seperti adanya Ikan yang melimpah dan tumbuhan-tumbuhan yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar Danau Limboto. Kelurahan Hutuo terbagi atas tujuh lingkungan yakni yaitu lingkungan satu Rumah Jaba, lingkungan dua Pade Daa, lingkungan tiga Wangun, lingkungan empat Ali Daa, lingkungan lima Butu Hungalo, lingkungan enam Oliduta, dan lingkungan yang ketujuh Dehualolo. Lokasi penelitian berada di Kelurahan Hutuo. Tepatnya di Lingkungan Oliduta dan Lingkungan Dehualolo. Pemilihan lokasi ini karena dari ketujuh lingkungan yang berada di kelurahan Hutuo, dua lingkungan berada di kawasan 22

2 23 Danau Limboto yakni lingkungan Oliduta dan Lingkungan Dehualolo. Secara geografis Lingkungan Oliduta berada pada titik koordinat 0 379,62.9 LU- pada titik ,73.9 BT. Sedangkan Lingkungan Dehualolo berada koordinat LU ,183 BT. 4.2 Karakteristik Habitat Tumbuhan Bawah di Kawasan Utara Danau Limboto Kecamatan Limboto Kawasan utara Danau Limboto memiliki berbagai macam tumbuhan, terutama tumbuhan yang hidup di tempat yang lembab, Kawasan Danau terdapat banyak tumbuhan, baik tumbuhan berupa pohon, semai, semak, dan berbagai macam tumbuhan lain. Keadaan kawasan utara Danau Limboto di sajikan pada Gambar 4.1. A. Stasiun I B. Stasiun III Gambar 4.1: Keadaan Kawasan Utara Danau Limboto Kelurahan Hutuo A. Stasiun I, Lingkungan Oliduta dan B. Stasiun II, Lingkungan Dehualolo. Kawasan utara Danau Limboto yang terdapat di Kelurahan Hutuo, terbagi menjadi dua bagian yakni Lingkungan Oliduta dan Lingkungan Dehualolo. Lingkungan Oliduta terdapat areal persawahan sedangkan di Lingkungan

3 24 Dehualolo tidak terdapat areal persawahan tetapi pada lingkungann tersebut banyak ditumbuhi tumbuhan dengan berbagai spesies diantaranya eceng gondok, kangkung, plambungo (kankung racun) dan masi banyak lagi. 4.3 Hasil Penelitian Parameter Lingkungan Hasil pengukuran kondisi parameter lingkungan yang terdapat di Kelurahan Hutuo yaitu suhu dan ph tanah yang berdasarkan dua stasiun yaitu stasiun pertama di Kelurahan Oliduta dan stasiun kedua di Kelurahan Dehualolo yang dapat dilihat pada diagram dibawah, untuk suhu yang diperoleh pada stasiun I 39 o C sedangkan suhuu pada stasiun II 40 o C. Derajat keasaman (ph) tanah pada stasiun I 6.7% dan Derajat keasaman pada stasiun II 6.9% (Lampiran 7). Suhu Analisis Data Primer, 2013 Suhu ( o C) 40 39,8 39,6 39,4 39, ,8 38,6 38,4 stasiun 1 stasiun 2 Suhu Gambar 4.2: Diagram perbandingan Suhu stasiun I dan stasiun II

4 25 ph Tanah (%) 6,90% 6,85% 6,80% 6,75% ph Tanah 6,70% 6,65% 6,60% stasiun 1 stasiun 2 Gambar 4.3: Diagram perbandingan ph tanah stasiun I dan stasiun II Spesies Tumbuhan Bawah yang Terdapat di Kawasan Utara Danau Limboto Berdasarkan pengamatan pada dua lokasi yaitu Lingkungan Oliduta dan Lingkungan Dehualolo, di kawasan utara Danau Limboto, tepatnya di Kelurahan Hutuo. Ditemukan 20 spesies tumbuhan bawah. Spesies tumbuhan bawah yang ditemukan pada lokasi penilitian disajikan pada tabel sebagai berikut: Tabel 4.2. Spesies tumbuhan bawah yang ditemukan di lokasi penelitian No. Nama Ilmiah Nama Lokal 1 Cyperus elatus Teki Jangkung Herba 2 Cyperus eskulentus Teki Enak Herba 3 Echinochloa colona Rumput Bebek Liana 4 Cynodon dactylon Grintingan Liana 5 Panicum repens L. Melito Herba 6 Eclipta prostrata Urang-Aring Herba 7 Eupatorium odorotum L.f. Glapangan Semak 8 Aeschynomenee indica Semak 9 Ipomoea fistulosa Plambungo Semak 10 Ludwigia hyssopifolia Herba 11 Catharantus roseus Tapak Dara Herba

5 26 12 Phyllanthus niruri Meniran Hijau Herba 13 Acalypha indica Anting-anting Herba 14 Euphorbia hirtai Patikan Kerbau Herba 15 Sphenoclea zeylanica Herba 16 Justicia procumbens Herba 17 Hyptis capitata Herba 18 Stachytarpheta jamaicensis Pecut Kuda Herba 19 Alternanthera sessilis Babandotan Herba 20 Amarathus sp Bayam Duri Herba Morfologi Spesies Tumbuhan Bawah yang Terdapat di Kawasan Utara Danau Limboto 1. Aeschynomene indica L Bentuk morfologi tumbuhan Aeschynomene indica L pada Family: Fabaceae yakni tumbuhan semak. Tinggi tumbuhan ini mencapai 2 meter. Memiliki batang yang tumbuh keatas dan percabangannya menjari. Bentuk daun yakni berbentuk bulat oval, daunnya kecil-kecil, warna daun biasanya hijau dan sistem pertulangan daunnya pinnate. Berakar tunggang dan akarnya menempel di batang. Bunga biasanya memiliki dua kelamin yakni putik dan benang sari. Kelopak bunga terletak dibaris terluar bunga dan biasanya berwarna hijau yang berfungsi sebagai pelindung bunga. Klasifikasi: Kingdom : Plantae (Tumbuhan) Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Rosales Famili : Fabaceae/leguminosae/ papilionaceae Genus : Aeschynomene Spesies : Aeschynomene indica L.

6 27 (a) (b) (c) (d) Gambar 4.4: Bentuk morfologi tumbuhan Aeschynomene indica L (a) Bentuk batang, (b) Bentuk akar, (c) Daun permukaan atas, (d) Daun permukaan bawah. Berdasarkan pecandraan serta melihat ciri-ciri morfologi tumbuhan Aeschynomene indica L tersebut yang disesuaikan dengan pedoman identifikasi tumbuhan bawah, dapat disimpulkan bahwa spesies Aeschynomene indica L merupakan tumbuhan semak yang dapat dijumpai pada substrat berlumpur hitam dan berair dengan kadar toleransi ph mencapai 6.7% - 6.9% dan kelembaban 39 ºC - 40 ºC, dengan jumlah sebaran 51 individu. 2. Cyperus eskulentus Bentuk morfologi tumbuhan Teki (Cyperus eskulentus) Family Cyperaceae termasuk kedalam tumbuhan herba tahunan. Batangnya berbentuk segi tiga yang terbentuk dari pelepah daun. Bunga berwarana kuning, dan akar serabut memiliki umbi. Rumput teki ini bisa di makan serta mempunyai bau yang harum. Klasifikasi: Kingdom : Plantae (Tumbuhan) Divisi : Magnoliophyta Kelas : Liliopsida Ordo : Cyperales Family : Cyperaceae Genus : Cyperus Spesies : Cyperus eskulentus

7 28 (a) (b) (c) (d) (e) Gambar 4.5: Bentuk morfologi tumbuhan Cyperus eskulentus (a) Bentuk batang, (b) Bentuk akar, (c) Daun permukaan atas, (d) Daun permukaan bawah dan (e) Tataletak bunga. Berdasarkan pecandraan serta melihat ciri-ciri morfologi tumbuhan Cyperus eskulentus tersebut yang disesuaikan dengan pedoman identifikasi tumbuhan bawah, dapat disimpulkan bahwa spesies Cyperus eskulentus merupakan tumbuhan herba yang dapat dijumpai pada substrat berlumpur hitam dan berair dengan kadar toleransi ph mencapai 6.7% - 6.9% dan kelembaban 39ºC - 40ºC dengan jumlah sebaran stasiun satu 16 individu. 3. Echinochloa colona (L.) Link. Bentuk morfologi tumbuhan rumput bebek (Echinochloa colona (L.) Link.) Family Poaceae yakni memiliki akar serabut. Biasanya hidup pada tempattempat yang berair. Tumbuhan ini memiliki daun pada batang. Daun terdiri dari tiga bagian yang berbeda yaitu pelepah (sheat), helai daun (blade) dan lidah daun (ligule). Pangkal daun berbentuk acuminate dan memiliki tepi daun yang rata (tidak bergerigi). Memiliki bunga-bunga kecil yang terletak diujung batang dan berwarna hijau. Biasanya bunga tersebut saling tumpang tindih. Bentuk batang bulat berongga dan mempunyai buku-buku.

8 29 Klasifikasi: Kingdom : Plantae (Tumbuhan) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil) Ordo : Poales Famili : Poaceae (suku rumput-rumputan) Genus : Echinochloa Spesies : Echinochloa colona (L.) Link. (a) (b) (c) (d) (e) Gambar 4.6: Bentuk morfologi tumbuhan Echinochloa colona (L.) Link. (a) Bentuk bunga,(b) Bentuk batang, (c) Bentuk akar, (d) Daunpermukaan bawah, dan (e) Daun permukaan atas Berdasarkan pecandraan serta melihat ciri-ciri morfologi tumbuhan Echinochloa colona (L.) Link tersebut yang disesuaikan dengan pedoman identifikasi tumbuhan bawah, dapat disimpulkan bahwa spesies Echinochloa colona (L.) Link merupakan tumbuhan terna yang dapat dijumpai pada substrat tanah liat dan berair dengan kadar toleransi ph mencapai 6.7%-6.9% dan kelembaban 39ºC-40ºC dengan jumlah sebaran Cynodon dactylon (L.) Pers. Bentuk morfologi tumbuhan Grintingan (Cynodon dactylon (L.) Pers.) Memiliki akar serabut. Memiliki bentuk daun yang kecil panjang. Panjang daun berkisar 7-18 cm. Daun terdapat pada batang, pangkal daun berbentuk acuminate,

9 30 dan memiliki tepi daun yang rata (tidak bergerigi), dan daun kadang-kadang memiliki bulu halus berwarrna putih. Bentuk batang bulat berongga dan mempunyai ruas. Tanaman air dengan bunga yang hampir tidak ada. Klasifikasi: Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil) Ordo : Poales Famili : Poaceae (suku rumput-rumputan) Genus : Cynodon Spesies : Cynodon dactylon (L.) Pers. (a) (b) Gambar 4.7: Bentuk morfologi tumbuhan Cynodon dactylon (L.) Pers. (a) Bentuk daun, dan (b) Bentuk akar Berdasarkan pecandraan serta melihat ciri-ciri morfologi tumbuhan Cynodon dactylon (L.) Pers tersebut yang disesuaikan dengan pedoman identifikasi tumbuhan bawah, dapat disimpulkan bahwa spesies Cynodon dactylon (L.) Pers merupakan tumbuhan terna yang dapat dijumpai pada substratt tanah liat dan berair dengan kadar toleransi ph mencapai 6.7% - 6.9% dan kelembaban 39ºC - 40ºC dengan jumlah sebaran 59 individu.

10 31 5. Cyperus elatus Bentuk morfologi tumbuhan Teki (Cyperus elantus) Family Cyperaceae termasuk kedalam tumbuhan terna tahunan. Memiliki tinggi batang sekitar 0,7-1 m. Batang berwarna hijau, merupakan tumbuhan air sehingga memiliki rongga dan ruas. Bunga biseksual (berkelamin tunggal) serta berwarana kuning kecoklatan. Akar serabut yang memiliki umbi berwarna coklat kehitaman. Jumlah daun pada batang sedikit dan biasanya terdapat pada ujung batang Klasifikasi: Kingdom Divisi Kelas Ordo Family Genus Spesies : Plantae (Tumbuhan) : Magnoliophyta : Liliopsida : Cyperales : Cyperaceae : Cyperus : Cyperus elatus (a) (b) (c) (d) Gambar 4.8: Bentuk morfologi tumbuhan Cyperus elatus (a) Bentuk bunga, (b) Bentuk batang, (c) Bentuk akar, (d) Bentuk daun

11 32 Berdasarkan pecandraan serta melihat ciri-ciri morfologi tumbuhan Cyperus elatus tersebut yang disesuaikan dengan pedoman identifikasi tumbuhan bawah, dapat disimpulkan bahwa spesies Cyperus elatus merupakan tumbuhan teran yang dapat dijumpai pada substrat berlumpur hitam dan berair dengan kadar toleransi ph mencapai 6.7% - 6.9% dan kelembaban 39ºC - 40ºC dengan jumlah sebaran 25 individu. 6. Eclipta prostrata L. Bentuk Morfologi tumbuhan Urang-aring (Eclipta prostrata L) Family Asteraceae. Rumput yang tumbuh rindang dengan tinggi cm. Tumbuh subur pada tanah lembab di sisi jalan atau di pinggir selokan. Memiliki banyak percabangan. Bentuk batang bersegi. Daun berhadapan bersilang, tangkai daun pendek, panjang daun 2 5 cm, ujung runcing, tulang daun satu di tengah. Bunga ke luar dari ketiak daun, bentuknya seperti payung berwarna putih, berupa bunga majemuk 2-5, tangkai bunga (induk) keras seperti kawat, panjangnya 5 10 mm. Klasifikasi: Kingdom : Plantae (Tumbuhan) Divisi :Magnoliophyta Kelas :Magnoliopsida Ordo :Asterales Family :Asteraceae Genus :Eclipta Spesies :Eclipta prostrata L.

12 33 (a) (b) (c) (d) (e) Gambar 4.9: Bentuk morfologi tumbuhan Eclipta prostrate (a) Bentuk bunga (b) Bentuk batang, (c) Bentuk akar, (d) Daun permukaan bawah, dan (e) Daun permukaan atas Berdasarkan pecandraan serta melihat ciri-ciri morfologi tumbuhan Eclipta prostrata (L.)tersebut yang disesuaikan dengan pedoman identifikasi tumbuhan bawah, dapat disimpulkan bahwa spesies Eclipta prostrata (L.)merupakan tumbuhan herba yang dapat dijumpai pada substrat tanah liat dan berpasir dengan kadar toleransi ph mencapai 6.7% - 6.9% dan kelembaban 39ºC - 40ºC, dengan jumlah sebaran 65 individu. 7. Ludwigia hyssopifolia (G. Don) Exell Bentuk Morfologi tumbuhan (Ludwigia hyssopifolia) Family Onagraceae memiliki perawakan herba. Jenis tumbuhan ini memiliki sistem perakaran tunggang. Memiliki arah pertumbuhan yang tegak. Percabangan monopodial, permukaan batang halus, dan berwarna hijau. Termasuk jenis daun yang tidak lengkap, bentuk helaian daun lanceolate, bentuk ujung helaian daun apiculate, bentuk pangkal daun acuminate, bentuk tepi daun entire, permukaan helaian daun halus, susunan pertulangan daun pinnate. Letak daun berhadapan. Tidak memiliki bunga.

13 34 Klasifikasi: Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Ordo : Myrtales Famili : Onagraceae Genus : Ludwigia Spesies : Ludwigia hyssopifolia (G. Don) Exell (a) (b) (c) (d) Gambar 4.10: Bentuk morfologi tumbuhan Ludwigia hyssopifolia (G. Don) Exell (a) Bentuk batang, (b) Bentuk akar, (c) Daun permukaan bawah, dan (d) Daun permukaan atas Berdasarkan pecandraan serta melihat ciri-ciri morfologi tumbuhan Ludwigia hyssopifolia tersebut yang disesuaikan dengan pedoman identifikasi tumbuhan bawah, dapat disimpulkan bahwa spesies Ludwigia hyssopifolia merupakan tumbuhan liana yang dapat dijumpai pada substrat berlumpur kemerahan dan berair dengan kadar toleransi ph mencapai 6.7% - 6.9% dan kelembaban 39ºC - 40ºC, dengan jumlah sebaran 33 individu. 8. Panicum repens L. Bentuk Morfolgi tanaman Melito (Panicum repens L.) merupakan tumbuhan herba, tinggi tumbuhan ini sekitar cm. Berakar serabut dan muncul di bagian buku-buku batang yang menjalar di tanah. Merupakan tumbuhan air

14 35 sehingga memiliki batang semu dan berongga, arah tumbuh batang menjalar, permukaan batang halus dan warna hijau muda. Daun lengkap, bentuk daun berhadapan, ujung daun meruncing sama dengan daun padi. Berbulu halus di pelapah daun. Tidak memiliki bunga. Biasanya tumbuh subur pada tanah yang lembab. Klasifikasi: Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil) Ordo : Poales Famili : Poaceae (suku rumput-rumputan) Genus : Panicum Spesies : Panicum repens L. (a) (b) (c) (d) Gambar 4.11: Bentuk morfologi tumbuhan Panicum repens L (a) Bentuk batang, (b) Bentuk akar, (c) Daun permukaan bawah, dan (d) Daun permukaan atas Berdasarkan pecandraan serta melihat ciri-ciri morfologi tumbuhan Panicum repens L.tersebut yang disesuaikan dengan pedoman identifikasi tumbuhan bawah, dapat disimpulkan bahwa spesies Panicum repens L. merupakan tumbuhan herba yang dapat dijumpai pada substrat berlumpur hitam dan berair

15 36 dengan kadar toleransi ph mencapai 6.7% - 6.9% dan kelembaban 39ºC - 40 ºC, dengan jumlah sebaran 24 individu. 9. Alternanthera sessilis (L.) R. Br. ex D Bentuk morfologi tumbuhan Babandotan (Alternanthera sessilis) family Amaranthaceae yakni memiliki akar tunggang. Memiliki daun berwarna hijau yang tidak lengkap, dan berbentuk linear. Letak daun saling berhadapan. Bentuk batang berkayu, tegak dan keras. Permukaan batang halus dan berwarna agak kemerahan. Tidak memiliki bunga. Klasifikasi: Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Ordo : Caryophyllales Famili : Amaranthaceae (suku bayam-bayaman) Genus : Alternanthera Spesies : Alternanthera sessilis (L.) R. Br. ex D (a) (b) (c) (d) Gambar 4.12: Bentuk morfologi tumbuhan Alternanthera sessilis (L.) R. Br. ex D (a) Bentuk batang, (b) Bentuk akar, (c) Daun permukaan bawah, dan (d) Daun permukaan atas

16 37 Berdasarkan pecandraan serta melihat ciri-ciri morfologi tumbuhan Alternanthera sessilis tersebut yang disesuaikan dengan pedoman identifikasi tumbuhan bawah, dapat disimpulkan bahwa spesies Alternanthera sessilis merupakan tumbuhan herbal yang dapat dijumpai pada substrat berlumpur dan berair dengan kadar toleransi ph mencapai. 6.7% - 6.9% dan kelembaban 39ºC - 40ºC, dengan jumlah sebaran 59 individu. 10. Stachytarpheta jamaicensis Bentuk morfologi tanaman Pecut kuda (Stachytarpheta jamaicensis) family Verbenaceae merupakan salah satu jenis dari tumbuhan terna. Memiliki arah pertumbuhan batang yang tegak. Percabangan monopodial. Permukaan batang berambut, dan berwarna hijau. Tipe daun tunggal, helaian daun berbentuk oval (ovate), ujung dan pangkal daun berbentuk acute, bentuk tepi daun bergerigi (serrate), permukaan helaian daun berambut, susunan tulang daun pinnate, dan tata letak daun opposite atau berhadap-hadapan. Klasifikasi: Kingdom : Plantae (Tumbuhan) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Ordo : Lamiales Famili : Verbenaceae Genus : Stachytarpheta Spesies : Stachytarpheta jamaicensis

17 38 (a) (b) (c) (d) Gambar 4.13: Bentuk morfologi tumbuhan Stachytarpheta jamaicensis (a) Bentuk batang, (b) Bentuk akar, (c) Daun permukaan atas, dan (d) Daun permukaan bawah. Berdasarkan pecandraan serta melihat ciri-ciri morfologi tumbuhan Stachytarpheta jamaicensis tersebut yang disesuaikan dengan pedoman identifikasi tumbuhan bawah, dapat disimpulkan bahwa spesies Stachytarpheta jamaicensis merupakan tumbuhan herbal yang dapat dijumpai pada substrat tanah liat dan berpasir dengan kadar toleransi ph mencapai 6.7% - 6.9% dan kelembaban 39ºC - 40ºC, dengan jumlah sebaran 24 individu. 11. Catharantus roseus Bentuk morfolgi tumbuhan Tapak Dara (Catharantus roseus) termasuk dalam tumbuhan herba yang bergetah. Sistem perakaran tunggang. Memiliki batang yang berkayu, keras, tumbuh ke atas dan berwarna hijau kekuningan. Bentuk daun bulat oval dengan bentuk pertulangan daun menjari. Letak daun berhadapan. Sistem pertulangan daun pinnate. Memiilki permukaan dan tepi daun yang halus. Tumbuhan ini tidak memiliki bunga.

18 39 Klasifikasi: Kingdom : Plantae (Tumbuhan) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Ordo : Gentianales Famili : Apocynaceae Genus : Catharanthus Spesies : Catharanthus roseus (L.) G. Don (a) (b) (c) (d) Gambar 4.14: Bentuk morfologi tumbuhan Catharantus roseus (L.) G. Don (a) Bentuk batang, (b) Bentuk akar, (c) Daun permukaan atas, dan (d) Daun permukaan bawah. Berdasarkan Pecandraan serta melihat ciri-ciri morfologi tumbuhan Catharanthus roseus (L.) tersebut yang disesuaikan dengan pedoman identifikasi tumbuhan bawah, dapat disimpulkan bahwa spesies Catharanthus roseus (L.) merupakan tumbuhan herbal yang dapat dijumpai pada substrat berlumpur hitam dan berair dengan kadar toleransi ph mencapai 6.7%-6.9% dan kelembaban 39 ºC-40 ºC, dengan jumlah sebaran 27 individu.

19 Phyllanthus niruri L. Bentuk morfolgi tumbuhan Phyllanthus niruri L merupakan terna liar yang berasal dari Asia Tropik yang tersebar di seluruh daratan Asia, Afrika, Amerika dan Australia. Tinggi batangnya cm, berwarna hijau kemerahan (Phyllanthus urinaria) atau hijau pucat (Phyllanthus niruri), bercabang-cabang. Daun tunggal, letak berseling. Helaian daun bundar telur sampai bundar memanjang, ujung tumpul, pangkal membulat, permukaan bawah berbintik kelenjar, tepi daun rata dan berwarna hijau. Pada satu tanaman terdapat bunga jantan dan bunga betina. Bunga jantan keluar dari bawah ketiak daun, sedangkan bunga betina keluar dari atas ketiak daun. Buah meniran berupa buah kotak, bulat pipih, licin. Kasifikasi Kingdom :Plantae (Tumbuhan) Divisi :Magnoliophyta(Tumbuhan berbunga) Kelas :Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Ordo :Euphorbiales Famili :Euphorbiaceae Genus :Phyllanthus Spesies :Phyllanthus niruri L.

20 41 (a) (b) (c) (d) Gambar 4.15: Bentuk morfologi tumbuhan Phyllanthus niruri L (a) Bentuk akar, (b) Bentuk akar, (c) Daun permukaan atas, (d) Daun permukaan atas. Berdasarkan pecandraan serta melihat ciri-ciri morfologi tumbuhan Phyllanthus niruri L tersebut yang disesuaikan dengan pedoman identifikasi tumbuhan bawah, dapat disimpulkan bahwa spesies Phyllanthus niruri L merupakan tumbuhan liana yang dapat dijumpai pada substrat berlumpur hitam dan berair dengan kadar toleransi ph mencapai 6.7% - 6.9% dan kelembaban 39ºC - 40ºC, dengan jumlah sebaran 22 individu. 13. Ipomoea fistulosa Bentuk morfolgi tumbuhan Plambungo atau kangkung racun (Ipomoea fistulosa) memiliki perawakannya semak. Permukaan batang halus, dan berwarna hijau. Daun hanya memiliki tangkai dan helaian daun sehingga termasuk kedalam jenis daun yang tidak lengkap, tipe daun tunggal, bentuk helaian daun auriculate, bentuk pangkal daun cordate, memiliki tepi daun entrie, dan permukaan daun yang halus, dan memiliki susunan pertulangan daun yang berbentuk pinnate.

21 42 Klasifikasi: Kingdom :Plantae (Tumbuhan) Divisi :Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas :Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Ordo :Solanales Famili :Convolvulaceae (suku kangkungkangkungan) Genus :Ipomoea Spesies :Ipomoea fistulosa Mart.Ex.Cholsy (a) (b) (c) (d) Gambar 4.16: Bentuk morfologi tumbuhan Ipomoea fistulosa (a) Bentuk batang, (b) Bentuk akar, (c) Daun permukaan bawah, dan (d) Daun permukaan atas. Berdasarkan pecandraan serta melihat ciri-ciri morfologi tumbuhan Ipomoea fistulosa tersebut yang disesuaikan dengan pedoman identifikasi tumbuhan bawah, dapat disimpulkan bahwa spesies Ipomoea fistulosa merupakan tumbuhan semak yang dapat dijumpai pada substrat berlumpur hitam dan berair dengan kadar toleransi ph mencapai 6.7% - 6.9% dan kelembaban 39ºC - 40ºC, dengan jumlah sebaran 86 individu. 14. Eupatorium odoratum L. Bentuk morfologi tumbuhan Glapangan (Eupatorium odoratum L.) Famili Asteraceae adalah salah satu jenis tumbuhan yang perawakannya semak (tumbuhan berbatang kayu, berdiameter batang < 2 cm). Memiliki akar tunggang.

22 43 Arah tumbuh batang tegak, dan memiliki permukaan batang yang halus. Termasuk kedalam daun yang tidak lengkap, tipe daun tunggal, bentuk ujung helaian daun apiculat dan pangkal daun berbentuk acute. Bentuk tepi daun undulate, tata letak daun opposite. Tumbuhan ini memiliki bunga majemuk. Klasifikasi: Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Ordo : Asterales Famili : Asteraceae Genus : Eupatorium Spesies : Eupatorium odoratum L.f. (a) (b) (c) (d) (e) Gambar 4.17: Bentuk morfologi tumbuhan Eupatorium odoratum L (a) Bentuk akar,(b) Bentuk batang, (c) Bentuk bunga, (d) Daun permukaan bawah, dan (e) Daun permukaan atas Berdasarkan pecandraan serta melihat ciri-ciri morfologi tumbuhan Eupatorium odoratum L tersebut yang disesuaikan dengan pedoman identifikasi tumbuhan bawah, dapat disimpulkan bahwa spesies Eupatorium odoratum L merupakan tumbuhan semak yang dapat dijumpai pada substrat berlumpur hitam dan berpasir dengan kadar tolera toleransi ph mencapai 6.7% - 6.9% dan kelembaban 39ºC - 40ºC, dengan jumlah sebaran 56 individu.

23 Sphenoclea zeylanica Bentuk morfologi tumbuhan Tumbuhan (Sphenoclea zeylanica) Famili Campanulaceae. Jenis tumbuhan ini memiliki percabangan simpodial. Batangnya berwarna hijau dan memiliki permukaan yang halus. Akar serabut. Daun tidak lengkap hanya terdiri atas tangkai daun dan helaian daun, daun tunggal, bentuk ujung halaian dan pangkal daun berbentuk acuminate, bentuk tepi daun halus tidak bergerigi, dan memiliki permukaan daun yang halus.bunga terletak di ujung batang. Klasifikasi: Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo :Campanulales Family : Campanulaceae Genus : Sphenoclea Gaertn. Species : Sphenoclea zeylanica Gaertn. (a) (b) (c) (d) (e) Gambar 4.18: Bentuk morfologi tumbuhan Sphenoclea zeylanica (a) Bentuk buah,(b) Bentuk batang, (c) Bentuk akar, (d) Daun permukaan bawah, dan (e) Daun permukaan atas Berdasarkan pecandraan serta melihat ciri-ciri morfologi tumbuhan Sphenoclea zeylanica tersebut yang disesuaikan dengan pedoman identifikasi

24 45 tumbuhan bawah, dapat disimpulkan bahwa spesies Sphenoclea zeylanica merupakan tumbuhan gulmah yang dapat dijumpai pada substrat berlumpur hitam dan berair dengan kadar toleransi ph mencapai 6.7% - 6.9% dan kelembaban 39ºC - 40ºC, dengan jumlah sebaran 29 individu. 16. Acalypha indica Bentuk morfolgi tumbuhan Anting-anting (Acalypha indica) Family Euphorbiaceae termasuk kedalam tumbuhan terna. Memiliki batang yang tumbuh keatas. Memiliki bentuk daun yang berbentuk bulat oval dan bergerigi. Sistem pertulangan daun pinnate. Mempunyai bunga seperti anting-anting. Sistem perakaran tunggang. Klasifikasi: Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Ordo : Euphorbiales Famili : Euphorbiaceae Genus : Acalypha Spesies : Acalypha indica L (a) (b) (c) (d) Gambar 4.19: Bentuk morfologi tumbuhan Acalypha indica (a)bentuk batang, (b) Bentuk akar, (c) Daun permukaan atas, dan (d) Daun permukaan bawah

25 46 Berdasarkan pecandraan serta melihat ciri-ciri morfologi tumbuhan Acalypha indica tersebut yang disesuaikan dengan pedoman identifikasi tumbuhan bawah, dapat disimpulkan bahwa spesies Acalypha indica merupakan tumbuhan herbal yang dapat dijumpai pada substrat bertanah liat dan berpasirdengan kadar toleransi ph mencapai 6.7% - 6.9% dan kelembaban 39ºC - 40ºC, dengan jumlah sebaran 54 individu. 17. Justicia procumbens Bentuk morfologi tumbuhan (Justicia procumbens) Family Acanthaceae memiliki tumbuhan terna. Memiliki akar serabut. Arah tumbuh batang tegak, dan berwarna hijau. Termasuk jenis daun tidak lengkap. Bentuk helaian daun linear, bentuk ujung helaian daun acuminate, bentuk pangkal daun acuminate, dan memiliki permukaan helaian daun yang halus. Susunan pertulangan daun longditudinal. Klasifikasi: Kingdom Devisi Kelas Order Family Genus Species : Plantae : Magnoliphyta : Magnoliopsida : Lamiales : Acanthaceae : Justicia : Justicia. procumbens

26 47 (a) (b) (c) (d) Gambar 4.20: Bentuk morfologi tumbuhan Justicia procumbens (a) Bentuk batang, (b) Bentuk akar, (c) Daun permukaan atas, dan Daun permukaan bawah Berdasarkan pecandraan serta melihat ciri-ciri morfologi tumbuhan Justicia procumbens tersebut yang disesuaikan dengan pedoman identifikasi tumbuhan bawah, dapat disimpulkan bahwa spesies Justicia procumbens merupakan tumbuhan liana yang dapat dijumpai pada substrat bertanah liat dan berpasir dengan kadar toleransi ph mencapai 6.7% - 6.9% dan kelembaban 39ºC - 40ºC, dengan jumlah sebaran 14 individu. 18. Hyptis capitata Bentuk Morfologi tumbuhan Hyptis capitata Family Lamiaceae merupakan Tumbuhan berupa semak. Tinggi batang dapat mencapai cm, berdiameter 2cm, dan berwarna hijau tua. Memiliki sistem perakan yang berakar serabut. Batang tegak dan berbulu halus, percabangan monopodial. Daunnya tidak lengkap, tipe daun berdaun tunggal. Bentuk ujung daun apiculate atau meruncing.

27 48 Klasifikasi: Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Ordo : Lamiales Famili : Lamiaceae Genus : Hyptis Spesies : Hyptis capitata Jacq. (a) (b) (c) (d) Gambar 4.21: Bentuk morfologi tumbuhan Hyptis capitata (a) Bentuk akar, (b) Bentuk batang, (c) Daun permukaan atas, dan (d) Daun permukaan bawah Berdasarkan pecandraan serta melihat ciri-ciri morfologi tumbuhan Hyptis capitata tersebut yang disesuaikan dengan pedoman identifikasi tumbuhan bawah, dapat disimpulkan bahwa spesies Hyptis capitata merupakan tumbuhan herbal yang dapat dijumpai pada substrat berlumpur hitam dan berair dengan kadar toleransi ph mencapai. 6.7% - 6.9% dan kelembaban 39ºC - 40ºC, dengan jumlah sebaran 9 individu.

28 Amarathus sp Bentuk morfologi tumbuhan Bayam Duri (Amarathus sp) Jenis ini merupakan terna semusim dan tanaman semak atau perdu kecil dengan ketingian 0,3-2 m. Batang bayam duri berwarna merah dan berair dan ruasnya tumbuh duri. Daun berukuran kecil dan berujung runcing. Jenis ini banyak tumbuh liar. Klasifikasi: Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Ordo : Caryophyllales Famili : Amaranthaceae (suku bayam-bayaman) Genus : Amaranthus Spesies : Amaranthus sp (a) (b) (c) (d) (e) Gambar 4.22: Bentuk morfologi tumbuhan Amarathus sp (a) Bentuk akar, (b) Bentuk batang, (c) Bentuk akar (d) Daun permukaan atas, dan (e) Daun permukaan bawah Berdasarkan pecandraan serta melihat ciri-ciri morfologi tumbuhan Amarathus sp tersebut yang disesuaikan dengan pedoman identifikasi tumbuhan bawah, dapat disimpulkan bahwa spesies Amarathus sp merupakan tumbuhan herbal yang dapat dijumpai pada substrat bertanah liat dan berpasir dengan kadar

29 50 toleransi ph mencapai. 6.7% - 6.9% dan kelembaban 39ºC - 40ºC, dengan jumlah sebaran 22 individu. 20. Euphorbia hirtai L Bentuk morfolgi tumbuhan Patikan kerbau (Euphorbia hirtai). Family Euphorbiaceae termasuk kedalam tumbuhan terna. Memiliki batang yang tumbuh keatas. Memiliki bentuk daun yang berbentuk bulat oval, daun tidak dihiasi kelenjar aromatik, sistem pertulangan daunnya pinnate. Buahnya muncul di ketiak daun dan berbunga kelamin tunggal. Akarnya berakar tunggal. Klasifikasi: Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Ordo : Euphorbiales Famili : Euphorbiaceae Genus : Euphorbia Spesies : Euphorbia hirta L. (a) (b) (c) (d) Gambar 4.23: Bentuk morfologi tumbuhan Euphorbia hirtai L (a) Bentuk akar, (b) Bentuk batang,(c) Daun permukaan atas, dan (d) Daun permukaan bawah Berdasarkan pecandraan serta melihat ciri-ciri morfologi tumbuhan Euphorbia hirtai tersebut yang disesuaikan dengan pedoman identifikasi

30 51 tumbuhan bawah, dapat disimpulkan bahwa spesies Euphorbia hirtai merupakan tumbuhan herbal yang dapat dijumpai pada substrat bertanah liat dan berpasir dengan kadar toleransi ph mencapai 6.7% - 6.9% dan kelembaban 39ºC - 40ºC, dengan jumlah sebaran 14 individu. Perbandingan gambar dari morfologi tumbuhan bawah dan kunci identifikasi di atas, dapat di lihat pada lampiran 6 dan lampiran Struktur Vegetasi Tumbuhan Bawah Dan Indeks Nilai Penting pada stasiun 1 Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat 20 spesies yang ada di kawasan utara Danau Limboto di Kelurahan Hutuo dengan 20 spesies ini, ditemukan di stasiun 1 yaitu 16 spesie yaitu Aeschynomene indica, Cyperus eskulentus, Echinochloa colona, Cynodon dactylon, Cyperus elatus, Eclipta prostrata, Ludwigia hyssopifolia, Panicum repens, Alternanthera sessilis, Stachytarpheta jamaicensis, Catharantus roseus, Phyllanthus niruri, Ipomoea fistulosa, Eupatorium odoratum, Sphenoclea zeylanica, Acalypha indica. Tumbuhan bawah yang lebih dominan ditemukan pada lokasi penelitian pada stasiun 1 adalah Plambungo (Ipomoea fistulosa ). Tumbuhan bawah yang sedikit jumlahnya yaitu (Cyperus eskulentus). Struktur vegetasi tumbuhan bawah dan sebaran spesies domonan dilihat pada Indeks Nilai Penting pada stasiun 1 disajikan pada Tabel 4.3

31 52 Tabel 4.3 Sruktur vegetasi tumbuhan bawah dan Indeks Nilai Penting pada stasiun 1 Lingkungan Oliduta Nama Spesies K KR F FR INP Ipomoea fistulosa Acalypha indica Cynodon dactylon Ludwigia hyssopifolia Alternanthera sessilis Echinochloa colonum Eupatorium odoratum Aeschynomene indica Sphenoclea zeylanica Eclipta prostrata Catharantus roseus Panicum repens Cyperus odoratus Stachytarpheta jamaicensis Phyllanthus niruri Cyperus eskulentus Sumber: Data primer, 2013 Dilihat pada Tabel diatas ke 16 spesies yang ditemukan pada lokasi penelitian di stasiun 1 Lingkungan Oliduta, Kerapatan yang tertinggi pada stasiun I yaitu pada spesies Ipomea vistulosa yaitu 0.29 Individu/m 2 Sedangkan kerapatan yang terendah terdapat pada stasiun I yaitu spesies Cyperus eskulentus yaitu 0.11 Individu/m 2. Frekuensinya mempunyai 2 nilai yang berbeda yaitu 0.84 dan 1 Individu/m 2 di setiap spesies yang dikarenakan pada stasiun 1 ditemukan jumlah spesies yang sama. Untuk perbandingan frekuensi adalah sama. Dan Indeks Nilai Penting yang tertingi pada spesies Ipomea vistulosa yaitu 0,16 Individu/m 2 dan yang terenda pada spesies Cyperus eskulentus yaitu 0.1 Individu/m 2. Hal ini dapat dilihat pada lampiran 7.

32 53 Berdasarkan Tabel di atas, distasiun 1 Lingkungan Oliduta di temukan 16 spesies, nilai-nilai Indeks Nilai Penting tertinggi dan terendah pada struktur vegetasi, dapat dilihat pada diagram sebagai berikut: 0,2 0,15 0,1 0,05 INP 0 Ipomoea fistulosa Acalypha indica Cynodon dactylon Ludwigia hyssopifolia Alternanthera sessilis Echinochloa colonum Eupatorium odoratum Aeschynomene indica Sphenoclea zeylanica Eclipta prostrata Catharantus roseus Panicum repens Cyperus odoratus Stachytarpheta Phyllanthus niruri Cyperus eskulentus INP Gambar 4.24: Diagram Sruktur vegetasi tumbuhan bawah Indeks Nilai Penting pada stasiun 1 Lingkungan Oliduta Struktur Vegetasi Tumbuhan Bawah dan Indeks Nilai Penting pada stasiun 2 Berdasarkan hasil penilitian pada stasiun 2 yaitu spesies yang di temukan adalah 12 spesies yaitu Aeschynomene indica, Echinochloa colona, Cynodon dactylon, Eclipta prostrata, Alternanthera sessilis, Ipomoea fistulosa, Ageratum conyzoides, Acalyphaa indica, Justicia procumbens, Hyptis capitata, Amarathus sp, dan Euphorbia hirtai. Tumbuhan bawah yang lebih dominan ditemukan pada lokasi penelitian di stasiun 2 sama dengan pada stasiun 1 yaitu Plambungo (Ipomoea fistulosa). spesies ini banyak tumbuh, karena spesies ini bisa tumbuh di mana saja, di air

33 54 maupun di daratan. Tumbuhan bawah yang sedikit julahnya yaitu (Hyptis capitata). Struktur vegetasi tumbuhan bawah dan sebaran spesies domonan dilihat dari Indeks Nilai Penting pada stasiun 2 di sajikan pada tabel 4.4. Tabel 4.4 Sruktur vegetasi tumbuhan bawah dan nilai Indeks Nilai Penting pada stasiun 2 Lingkungan Dehualolo Nama Spesies K KR F FR INP Ipomoea fistulosa Alternanthera sessilis Eupatorium odoratum Echinochloa colonum Aeschynomene indica Cynodon dactylon Amarathus sp Eclipta prostrata Acalypha indica Euphorbia hirtai Justicia procumbens Hyptis capitata Sumber: Data primer, 2013 Dilihat pada Tabel diatas ke 12 spesies yang ditemukan pada lokasi penelitian di stasiun 2 Lingkungan Dehualolo, Kerapatan tertinggi pada stasiun 2 yaitu pada spesies Ipomea vistulosa yaitu 0.29 Individu/m 2 Sedangkan kerapatan yang terendah yaitu spesies Hyptis capitata yaitu 0.06 Individu/m 2. Frekuensinya sama denagan stasiun 1 mempunyai 2 nilai yang berbeda yaitu 0.84 dan 1 Individu/m 2 di setiap spesies ditemukan yang dikarenakan pada stasiun 2 ditemukan jumlah spesies yang sama juga. Untuk perbandingan frekuensi adalah sama. Dan Indeks Nilai Penting yang tertingi pada spesies Ipomea vistulosa sp yaitu 0,25 Individu/m 2 dan yang terenda pada spesies Hyptis capitata yaitu 0.11 Individu/m 2. Hal ini dapat dilihat pada lampiran 7.

34 55 Jenis substratt di Keluraha Hutuo pada Lingkungan Oliduta adalah tanah liat dan berair dan pada Lingkungan Dehualolo adalah tanah berpasir dan berlumpur hitam. Berdasarkan tabel di atas, distasiun 2 Lingkungan Dehualolo di temukan 12 spesies, dari 12 spesie ini 5 di antaranya spesies baru yaitu Acalypha indica, Justicia procumbens, Hyptis capitata, Amarathus sp, dan Euphorbia hirtai. dan 7 spesies lainya ada ditemukan pada stasiun 1 Lingkungan Oliduta. Nilai-nilai Indeks Nilai Penting yang tertingi dan terendah pada struktur vegetasi, dapat dilihat pada diagram sebagai berikut: 0,2 0,18 0,16 0,14 0,12 0,1 0,08 0,06 0,04 0,02 0 Series1 Gambar 4.25: Diagram Sruktur vegetasi tumbuhan bawah Indeks Nilai Penting pada stasiun 2 Lingkungan Dehualolo 4.5 Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat 20 spesies yang ada di kawasan utara Danau Limboto di Kelurahan Hutu dengan 20 spesies ini, di

35 56 temukan di stasiun 1 yaitu 16 spesie yaitu Aeschynomene indica, Cyperus eskulentus, Echinochloa colona, Cynodon dactylon, Cyperus elatus, Eclipta prostrata, Ludwigia hyssopifolia, Panicum repens, Alternanthera sessilis, Stachytarpheta, Catharantus roseus, Phyllanthus niruri, Ipomoea fistulosa, Eupatorium odoratum, Sphenoclea zeylanica, Acalypha indica, dan stasiun 2 yaitu 12 spesies yaitu Aeschynomene indica, Echinochloa colona, Cynodon dactylon, Eclipta prostrata, Alternanthera sessilis, Ipomoea fistulosa, Eupatorium odoratum, Acalypha indica, Justicia procumbens, Hyptis capitata, Amarathus sp, dan Euphorbia hirta, dari 12 spesies 5 spesies diantaranya adalah spesies baru yaitu Acalypha indica sp, Justicia procumbens, Hyptis capitata, Amarathus sp, dan Euphorbia hirtai. Tumbuhan bawah yang lebih dominan ditemukan pada lokasi penelitian adalah Plambungo (Ipomoea fistulosa). Spesies ini banyak tumbuh, karena spesies ini bisa tumbuh di mana saja, di air maupun di daratan, hal ini dijelaskan oleh Haase, (1999) jenis Ipomoea fistulosa paling banyak tumbuh atau paling dominan yang ada pada kondisi substrat yang berair. Lingkungan Oliduta umumnya memiliki tipe substrat yaitu tanah liat dan berair dan Lingkungan Dehualolo adalah tanah berpasir dan berlumpur. Tumbuhan bawah yang ditemukan dilokasi penelitian umumnya ditempat-tempat yang terbuka misalnya kelurahan Oliduta yang terdapat persawahan milik masyarakat setempat, seperti yang dijelaskan oleh Aththorick (2005), vegetasi tumbuhan bawah banyak terdapat di tempat-tempat terbuka seperti di tepi jalan, tebing sungai, lantai hutan, lahan pertanian dan perkebunan selanjutnya Menurut

36 57 Kusmana (1995) tumbuhan bawah terdiri dari tumbuhan selain permudaan pohon misalnya rumput, herba dan semak belukar. Pada lokasi penelitian mempunyai tingkat frekuensi yang sama baik pada Lingkungan Oliduta dan Lingkungan Dehualolo yang dapat dilihat pada Gambar 1: Diagram perbandingan Frekuensi antara stasiun I dan stasiun II. Frekuensi yang didapatkan adalah sama baik pada stasiun I dan stasiun II yaitu 0.84 dan 1 Individu/m 2. Menurut Kordi (2011) frekuensi jenis (F), yaitu peluang suatu jenis ditemukan dalam titik sampel yang diamati. Berkaitan dengan nilai Frekuensi menurut Kershaw dalam Arrijani, dkk (2006) mengemukakan bahwa frekuensi suatu jenis dalam vegetasi tertentu, besarannya frekuensi tertinggi termasuk kategori spesies yang memiliki kemampuan adaptasinya terhadap kondisi lingkungan. Menurut Greig-Smith dalam Arrijani,dkk (2006), nilai frekuensi suatu jenis dipengaruhi secara langsung oleh distribusi. Rendahnya frekuensi pada stasiun I dan stasiun II di akibatkan kemampuan adaptasi tumbuhan bawah terhadap kondisi lingkungan kurang maksimal serta banyaknya aktivitas masyarakat yang mempengaruhi terhadap pertumbuhan tumbuhan bawah yang ada di Kelurahan Hutuo. Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan nilai kerapatan tumbuhan bawah relatif sangat rendah. Ipomoea fistulosa memiliki nilai kerapatan tertinggi yaitu 0.29 Individu/m 2 yang terdapat pada stasiun I dan stasiun II, sedangkan kerapatan terendah pada stasiun II pada spesies Hyptis capitata 0.06 Individu/m 2. Menurut Arrijani,dkk (2006) perbedaan nilai kerapatan masing-masing jenis disebabkan karena adanya perbedaan kemampuan reproduksi, penyebaran dan daya adaptasi

37 58 terhadap lingkungan. Nilai kerapatan suatu spesies menunjukkan jumlah individu spesies bersangkutan pada satuan luas tertentu, maka nilai kerapatan merupakan gambaran mengenai jumlah spesies tersebut pada lokasi penelitian. Rendahnya kerapatan tumbuhan bawah yang ada di Kelurahan Hutuo diakibatkan disekitar lokasi penelitian sebagian besar tempat ini telah di jadikan tempat pembuangan sampah oleh masyarakat sekitar danau Limboto. Berdasarkan penelitian pada 2 stasiun pengamatan yang berbeda ditemukan nilai kerapatan yang berbeda-beda. Ipomoea fistulosa memiliki nilai kerapatan yang tertinggi jika dibandingkan dengan spesies yang lain hal ini disebakan karena letaknya yang ideal (lebih kearah darat) dan mudah tumbuh dan pertumbuhannya lebih optimal mendapatkan sinar matahari. Pernyataan tersebut lebih dipertegas oleh Gusmalyna (1983) karena cahaya matahari bagi tumbuhan merupakan salah satu factor yang penting dalam proses perkembangan, pertumbuhan dan repruduksi. Indeks nilai penting (INP) adalah untuk melihat seberapa besar peranan suatu tumbuhan dalam ekosistem. Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa tumbuhan bawah mempunyai peranan sangat tinggi pada wilayah Danau Limboto. Dari data penelitian semua spesies mempunyai peranan secara homogen. Salah satu peranan tumbuhan yang paling mendasar adalah tumbuhan sebagai penutup tanah menjaga kelembapan sehingga proses dekomposisi berlangsung dengan cepat, sehingga dapat menyediakan unsure hara untuk tanaman pokok. Siklus hara akan berlangsung sempurna dan guguran daun yang jatuh sebagai serasah akan dikembalikan lagi ke pohon dalam bentuk unsure hara yang sudah diuraikan oleh bakteri (irwanto, 2007). Berdasarkan indeks nilai penting pada gambar 3 diagram

38 59 terlihat bahwa Ipomoea fistulosa memiliki tingkat nilai penting yang lebih tinggi terutama pada stasiun II yaitu 0.25 sehingga dapat dikatakan bahwa yang mempunyai peranan penting dalam proses menjaga keberlangsungan ekosistem yakni spesies Ipomoea fistulosa. Nilai INP pada setiap jenis tumbuhan bawah sangat tergantung pada kondisi pertumbuhan itu sendiri. Tumbuhan bawah untuk tumbuh dengan baik, memerlukan sejumlah factor pendukung utama dalam pertumbuhan adalah ketersediaan nutrient atau bahan organik. Peryataan ini di pertegas dengan hasil penilitian Risa (2007) bahwa nutrient dibutukan oleh tumbuhan sebagai sumber energy yang digunakan untk tumbuhan selama proses pertumbuhan dan perkembangan. Parameter lingkungan sangat berperan dalam proses pertumbuhan tumbuhan bawah adalah suhu yang merupakan salah satu faktor lingkungan yang dapat digunakan sebagai indikator untuk mementukan perubahan ekologi. Suhu mempunyai peran yang penting karena bersama-sama dengan salinitas dapat mengontrol densitas air laut. Suhu yang berada pada Lingkungan Oliduta adalah 39 O C dan Lingkungan Dehualolo adalah 40 O C berarti suhu yang dimiliki oleh kawasan Danau Limboto baik untuk pertumbuhan tumbuhan bawah. Suhu yang diukur relatif tinggi karena pengukuran suhu dilakukan pada siang hari saat tumbuhan bawah sedang melakukan proses fotosintesis. Menurut Risa (2007) menyatakan bahwa tumbuhan memerlukan suhu yang sesuai sehingga dapat tumbuh dan pada saat cahaya jenuh dan tumbuhan memanfaatkan cahaya matahari untuk proses fotosintesis.

39 60 Menurut Risa (2007) Derajat keasaman (ph) juga menpengaruhi pertumbuhan tumbuhan bawah karena adanya ph tanah yang dapat mengatur kelarutan nutrient dalam tanah. Derajat keasaman (ph) pada stasiun I Lingkungan Oliduta memiliki 6.7% ph sedangkan di stasiun II Kelurahan Dehualolo memiliki 6.9% ph. Parameter lingkungan yang terdapat pada lokasi penelitian Kelurahan Hutuo Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo disimpulkan cukup baik untuk proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan bawah.

Inventarisasi dan Struktur Vegetasi Tumbuhan Bawah di Kawasan Utara Danau Limboto

Inventarisasi dan Struktur Vegetasi Tumbuhan Bawah di Kawasan Utara Danau Limboto Inventarisasi dan Struktur Vegetasi Tumbuhan Bawah di Kawasan Utara Danau Limboto Stocktaking And Structure Vegetasi Plant Stocktaking Under in Area North Lake Limboto Agus Djakaria, Dr. Novri Y. Kandowangko

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bukanlah suatu hal yang terjadi begitu saja akantetapi memiliki arti dan tujuan.

BAB I PENDAHULUAN. bukanlah suatu hal yang terjadi begitu saja akantetapi memiliki arti dan tujuan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai jenis tumbuhan yang tumbuh dan berkembang di Indonesia bukanlah suatu hal yang terjadi begitu saja akantetapi memiliki arti dan tujuan. Semua itu merupakan

Lebih terperinci

INVENTARISASI TUMBUHAN BAWAH DI KAWASAN TIMUR DANAU LIMBOTO ABSTRAK

INVENTARISASI TUMBUHAN BAWAH DI KAWASAN TIMUR DANAU LIMBOTO ABSTRAK INVENTARISASI TUMBUHAN BAWAH DI KAWASAN TIMUR DANAU LIMBOTO Retno Puspawaty Mamonto 1, Wirnangsi D. Uno 2 dan Sari Rahayu Rahman 3 1) Mahasiswa Jurusan Biologi, 2) Dosen Jurusan Biologi, 3) Dosen Jurusan

Lebih terperinci

Cynodon dactylon (L.) Pers.

Cynodon dactylon (L.) Pers. Cynodon dactylon (L.) Pers. Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Liliopsida Ordo : Cyperales Famili : Poaceae Genus : Cynodon Rich. Spesies : Cynodon dactylon (L.) Pers. Nama Ilmiah : Cynodon

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kawasan secara umum merupakan permukaan tanah atau air yang sederhana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kawasan secara umum merupakan permukaan tanah atau air yang sederhana 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kawasan Utara Danau Limboto Kawasan secara umum merupakan permukaan tanah atau air yang sederhana luasnya tetapi lebih besar dari situs. Kawasan adalah istilah yang digunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Cagar Alam tangale yang terdapat di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Cagar Alam tangale yang terdapat di BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Cagar Alam tangale yang terdapat di Kabupaten Gorontalo. Cagar Alam ini terbagi menjadi dua kawasan yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki danau besar yang jumlahnya ± 500 danau. Danau ini

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki danau besar yang jumlahnya ± 500 danau. Danau ini 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki danau besar yang jumlahnya ± 500 danau. Danau ini tersebar di setiap pulau besar seperti, Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Papua, kecuali Pulau

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. yang berada dikawasan lingkungan STAIN Palangka Raya ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN. yang berada dikawasan lingkungan STAIN Palangka Raya ditemukan 57 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Hasil yang diperoleh selama penelitian menunjukan bahwa tumbuhan Herba yang berada dikawasan lingkungan STAIN Palangka Raya ditemukan beberapa jenis tumbuhan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Desa Juria merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Bilato

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Desa Juria merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Bilato BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Juria merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Bilato Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo yang terletak dipesisir

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Tanaman Bayam Bayam (Amaranthus sp.) merupakan tanaman semusim dan tergolong sebagai tumbuhan C4 yang mampu mengikat gas CO 2 secara efisien sehingga memiliki daya adaptasi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat Tomat (Lycopersicum esculantum MILL.) berasal dari daerah tropis Meksiko hingga Peru. Semua varietas tomat di Eropa dan Asia pertama kali berasal dari Amerika Latin

Lebih terperinci

Lili paris ( Chlorophytum comosum Landep (Barleria prionitis L.) Soka(

Lili paris ( Chlorophytum comosum Landep (Barleria prionitis L.) Soka( Lili paris (Chlorophytum comosum) Kingdom : plantae divisi : magnoliophyta kelas : liliopsida ordo :liliaceae family : anthericaceae genus :chlorophytum spesies : chlorophytum comusum var. vittatum Batang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanah Gambut. memungkinkan terjadinya proses pelapukan bahan organik secara sempurna

TINJAUAN PUSTAKA. Tanah Gambut. memungkinkan terjadinya proses pelapukan bahan organik secara sempurna TINJAUAN PUSTAKA Tanah Gambut Tanah gambut terbentuk dari bahan organik sisa tanaman yang mati diatasnya, dan karena keadaan lingkungan yang selalu jenuh air atau rawa, tidak memungkinkan terjadinya proses

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Tomat Tanaman tomat termasuk tanaman semusim yang berumur sekitar 4 bulan (Pudjiatmoko, 2008). Klasifikasi tanaman tomat adalah sebagai berikut: Divisi : Spermatophyta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelestarian fungsi danau. Mengingat ekosistem danau memiliki multi fungsi dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelestarian fungsi danau. Mengingat ekosistem danau memiliki multi fungsi dan 6 2.1 Kawasan Timur Danau Limboto BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kawasan danau mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi danau. Mengingat ekosistem danau memiliki multi fungsi dan manfaat,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Caisim (Brassica juncea L.) Caisim merupakan jenis sayuran yang digemari setelah bayam dan kangkung (Haryanto dkk, 2003). Tanaman caisim termasuk dalam famili Cruciferae

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. daun-daun kecil. Kacang tanah kaya dengan lemak, protein, zat besi, vitamin E

II. TINJAUAN PUSTAKA. daun-daun kecil. Kacang tanah kaya dengan lemak, protein, zat besi, vitamin E 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kacang Tanah Kacang tanah tumbuh secara perdu setinggi 30 hingga 50 cm dan mengeluarkan daun-daun kecil. Kacang tanah kaya dengan lemak, protein, zat besi, vitamin E

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman gonda dalam bahasa jawa disebut gondo atau orang barat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman gonda dalam bahasa jawa disebut gondo atau orang barat II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Tanaman Gonda Tanaman gonda dalam bahasa jawa disebut gondo atau orang barat menyebutnya chikenspike termasuk dalam keluarga Sphenocleaceae. Klasifikasi taksonomi dijelaskan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani dan Ekologi Tanaman Jagung (Zea mays L.)

TINJAUAN PUSTAKA. Botani dan Ekologi Tanaman Jagung (Zea mays L.) TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Ekologi Tanaman Jagung (Zea mays L.) Tanaman jagung merupakan tanaman asli benua Amerika yang termasuk dalam keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Taksonomi tanaman

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mentimun Papasan Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota Cucurbitaceae yang diduga berasal dari Asia dan Afrika. Tanaman mentimun papasan memiliki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tumbuhan mangrove Rhizophora stylosa 2.1.1 Klasifikasi Rhizophora stylosa Menurut Cronquist (1981), taksonomi tumbuhan mangrove Rhizophora stylosa sebagai berikut : Kingdom

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis 16 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar lumbung atau umbi. Menurut Sonhaji (2007) akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. beberapa Kecamatan yaitu Kecamatan Kota Tengah, Kecamatan Kota Utara dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. beberapa Kecamatan yaitu Kecamatan Kota Tengah, Kecamatan Kota Utara dan 20 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Pengamatan stomata dalam penelitian ini dilakukan pada 9 varietas tumbuhan puring yang terdapat di Kota Gorontalo. Varietas puring ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibudidayakan. Padi termasuk dalam suku padi-padian (Poaceae) dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibudidayakan. Padi termasuk dalam suku padi-padian (Poaceae) dan 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Padi Padi merupakan tanaman pertanian kuno yang sampai saat ini terus dibudidayakan. Padi termasuk dalam suku padi-padian (Poaceae) dan merupakan tanaman pangan yang dapat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai 3 TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Cabai ditemukan pertama kali oleh Columbus pada saat menjelajahi Dunia Baru. Tanaman cabai hidup pada daerah tropis dan wilayah yang bersuhu hangat. Selang beberapa

Lebih terperinci

Identifikasi Hijauan Makanan Ternak (HMT) Lokal mendukung Pengembangan Sapi Potong di Sulawesi Selatan

Identifikasi Hijauan Makanan Ternak (HMT) Lokal mendukung Pengembangan Sapi Potong di Sulawesi Selatan Identifikasi Hijauan Makanan Ternak (HMT) Lokal mendukung Pengembangan Sapi Potong di Sulawesi Selatan Nurlina Saking dan Novia Qomariyah Disampaikan Dalam Rangka Seminar Nasional Teknologi Peternakan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM PENGENDALIAN GULMA Identifikasi Gulma

LAPORAN PRAKTIKUM PENGENDALIAN GULMA Identifikasi Gulma LAPORAN PRAKTIKUM PENGENDALIAN GULMA Identifikasi Gulma Oleh : JANSEN TOCHIGI LINGGA 05111007130 PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA INDRALAYA 2014 I. PENDAHULUAN A.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Van Steenis (2005), bengkuang (Pachyrhizus erosus (L.))

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Van Steenis (2005), bengkuang (Pachyrhizus erosus (L.)) TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Van Steenis (2005), bengkuang (Pachyrhizus erosus (L.)) termasuk ke dalam Kelas : Magnoliopsida, Ordo : Fabales, Famili : Fabaceae, Genus : Pachyrhizus, Spesies

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Mentimun Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : Divisi :

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. di Indonesia karena merupakan bahan baku untuk industri pangan maupun

II. TINJAUAN PUSTAKA. di Indonesia karena merupakan bahan baku untuk industri pangan maupun II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Jagung Jagung sampai saat ini masih merupakan komoditi strategis kedua setelah padi karena di beberapa daerah, jagung masih merupakan bahan makanan pokok kedua setelah beras.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung (Zea mays.l) keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays L.

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung (Zea mays.l) keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays L. 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung (Zea mays.l) Tanaman jagung merupakan tanaman asli benua Amerika yang termasuk dalam keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom :

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom : TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Berdasarkan klasifikasi taksonomi dan morfologi Linneus yang terdapat dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom : Plantae, Divisio : Spermatophyta,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. : Spermatophyta. : Monocotyledonae. Species : Allium ascalonicum L.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. : Spermatophyta. : Monocotyledonae. Species : Allium ascalonicum L. BAB II TINJAUAN PUSTAKA D. Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) 1. Klasifikasi Menurut Rahayu, Estu dan Berlian (2006) Tanaman bawang merah diklasifikasikan dalam golongan berikut : Divisi Subdivisi Class

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Umur tanaman kacang tanah Hypoma 2 yaitu 90 hari, tipe Spanish (dua

II. TINJAUAN PUSTAKA. Umur tanaman kacang tanah Hypoma 2 yaitu 90 hari, tipe Spanish (dua II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Tanaman Kacang Tanah Umur tanaman kacang tanah Hypoma 2 yaitu 90 hari, tipe Spanish (dua biji/polong), ukuran polong dan biji sedang. Keunggulannya potensi hasil mencapai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kedelai 2.1.1 Klasifikasi tanaman kedelai Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai jenis liar Glycine ururiencis, merupakan kedelai yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) Menurut Rahayu dan Berlian ( 2003 ) tanaman bawang merah dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Tabel 1. Botani Bawang Merah

Lebih terperinci

6. Panjang helaian daun. Daun diukur mulai dari pangkal hingga ujung daun. Notasi : 3. Pendek 5.Sedang 7. Panjang 7. Bentuk daun

6. Panjang helaian daun. Daun diukur mulai dari pangkal hingga ujung daun. Notasi : 3. Pendek 5.Sedang 7. Panjang 7. Bentuk daun LAMPIRAN Lampiran 1. Skoring sifat dan karakter tanaman cabai 1. Tinggi tanaman : Tinggi tanaman diukur mulai dari atas permukaan tanah hingga ujung tanaman yang paling tinggi dan dinyatakan dengan cm.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Tanaman Kacang Hijau Kacang-kacangan (leguminosa), sudah dikenal dan dimanfaatkan secara luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) termasuk famili Graminae

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) termasuk famili Graminae 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Sorgum Tanaman sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) termasuk famili Graminae (Poaceae). Tanaman ini telah lama dibudidayakan namun masih dalam areal yang terbatas. Menurut

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman ubi kayu diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae,

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman ubi kayu diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae, TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman: Tanaman ubi kayu diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae, Divisi : Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae, Ordo : Euphorbiales, Famili

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. muda. Tanaman ini merupakan herba semusim dengan tinggi cm. Batang

TINJAUAN PUSTAKA. muda. Tanaman ini merupakan herba semusim dengan tinggi cm. Batang Tanaman bawang sabrang TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi bawang sabrang menurut Gerald (2006) adalah sebagai berikut: Kingdom Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Magnoliophyta : Spermatophyta

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) banyak ditanam di daerah beriklim panas

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) banyak ditanam di daerah beriklim panas II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi Tanaman Sorgum Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) banyak ditanam di daerah beriklim panas dan daerah beriklim sedang. Sorgum dibudidayakan pada ketinggian 0-700 m di

Lebih terperinci

LAMPIRAN. 1. Deskripsi jenis Anggrek yang ditemukan di Hutan Pendidikan USU

LAMPIRAN. 1. Deskripsi jenis Anggrek yang ditemukan di Hutan Pendidikan USU LAMPIRAN 1. Deskripsi jenis Anggrek yang ditemukan di Hutan Pendidikan USU 1. Agrostophyllum longifolium Habitat : herba, panjang keseluruhan ± 60 cm, pola pertumbuhan monopdodial Batang : bentuk pipih,

Lebih terperinci

HASIL. Gambar 1 Permukaan atas daun nilam Aceh. Gambar 2 Permukaan atas daun nilam Jawa.

HASIL. Gambar 1 Permukaan atas daun nilam Aceh. Gambar 2 Permukaan atas daun nilam Jawa. 6 3 lintas, ada tiga hal yang harus diperhatikan yaitu: 1. Apabila koefisien korelasi antara peubah hampir sama dengan koefisien lintas (nilai pengaruh langsung) maka korelasi tersebut menjelaskan hubungan

Lebih terperinci

Famili Solanaceae. Rommy A Laksono

Famili Solanaceae. Rommy A Laksono Famili Solanaceae Rommy A Laksono Suku terong-terongan atau Solanaceae adalah salah satu suku tumbuhan berbunga. Suku ini memiliki nilai ekonomi cukup tinggi bagi kepentingan manusia. Beberapa anggotanya,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman kacang hijau menurut Hartono dan Purwono (2005)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman kacang hijau menurut Hartono dan Purwono (2005) 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Kacang Hijau Klasifikasi tanaman kacang hijau menurut Hartono dan Purwono (2005) adalah sebagai berikut Kingdom Divisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae :

Lebih terperinci

A. Struktur Akar dan Fungsinya

A. Struktur Akar dan Fungsinya A. Struktur Akar dan Fungsinya Inti Akar. Inti akar terdiri atas pembuluh kayu dan pembuluh tapis. Pembuluh kayu berfungsi mengangkut air dari akar ke daun. Pembuluh tapis berfungsi mengangkut hasil fotosintesis

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. di dunia. Dan merupakan makanan pokok ketiga di dunia setelah gandum dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. di dunia. Dan merupakan makanan pokok ketiga di dunia setelah gandum dan 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Jagung Tanaman jagung merupakan jenis tanaman semusim yang banyak dibudidayakan di dunia. Dan merupakan makanan pokok ketiga di dunia setelah gandum dan padi. Tanaman

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman gonda merupakan tanaman herba aquatic yang termasuk dalam keluarga

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman gonda merupakan tanaman herba aquatic yang termasuk dalam keluarga II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Tanaman Gonda Tanaman gonda merupakan tanaman herba aquatic yang termasuk dalam keluarga Sphenocleaceae. Klasifikasi taksonomi dijelaskan sebagai berikut : Divisio Sub-divisio

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistematika dan Botani Tanaman Jagung Manis Tanaman jagung manis termasuk dalam keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays saccharata Sturt. Dalam Rukmana (2010), secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman kedelai adalah sebagai berikut : : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman kedelai adalah sebagai berikut : : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kedelai 2.1.1 Klasifikasi Tanaman Kedelai Klasifikasi tanaman kedelai adalah sebagai berikut : Kingdom Subkingdom Super Divisi Divisi Kelas Sub Kelas Ordo Famili : Plantae

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) Menurut Fachruddin (2000) tanaman kacang panjang termasuk famili leguminoceae. Klasifikasi tanaman kacang panjang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Kedelai Suprapto (1999) mennyatakan tanaman kedelai dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisi: Spermatophyta, Kelas: Dicotyledone, Ordo:

Lebih terperinci

SIFAT-SWAT MORFOLOGIS DAN ANATOMIS LANGKAP (Arenga obtusifolia Blumme Ex. Mart) Haryanto dan Siswoyo'"

SIFAT-SWAT MORFOLOGIS DAN ANATOMIS LANGKAP (Arenga obtusifolia Blumme Ex. Mart) Haryanto dan Siswoyo' Media Konservasi Edisi Khusus, 1997 : Hal. 10 5-109 105 SIFAT-SWAT MORFOLOGIS DAN ANATOMIS LANGKAP (Arenga obtusifolia Blumme Ex. Mart) Oleh : Haryanto dan Siswoyo'" PENDAHULUAN Menurut Muntasib dan Haryanto

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bawang Merah Menurut Rahayu dan Berlian (1999) tanaman bawang merah dapat di klasifikasikan sebagai berikut: Kingdom Divisio : Plantae : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Rukmana (2005), klasifikasi tanaman bawang merah adalah sebagai berikut: Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus : Spermatophyta : Angiospermae : Monocotyledonae

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM I KUNCI DETERMINASI KELAS DICOTYLEDONAE

LAPORAN PRAKTIKUM I KUNCI DETERMINASI KELAS DICOTYLEDONAE LAPORAN PRAKTIKUM I KUNCI DETERMINASI KELAS DICOTYLEDONAE Mata Kuliah : Botani Tumbuhan Tinggi Dosen Pengampu : Rabiatul Adawiyah, M.Pd KELOMPOK 6 Aulia Mahfuzah : 306.14.24.018 Megawati : 306.14.24.003

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mahkota dewa memiliki nama ilmiah Phaleria macrocarpa Boerl.,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mahkota dewa memiliki nama ilmiah Phaleria macrocarpa Boerl., II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Mahkota Dewa 1. Klasifikasi dan Ciri Morfologi Tanaman mahkota dewa memiliki nama ilmiah Phaleria macrocarpa Boerl., dengan nama sinonim Phaleria papuana. Nama umum dalam

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia tanaman seledri sudah dikenal sejak lama dan sekarang

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia tanaman seledri sudah dikenal sejak lama dan sekarang TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Seledri Kedudukan tanaman seledri dalam taksonomi tumbuhan, diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom Divisi Sub-Divisi Kelas Ordo Family Genus : Plantae : Spermatophyta

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Wilayah Kecamatan Sumalata didominasi oleh perbukitan dan pegunungan,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Wilayah Kecamatan Sumalata didominasi oleh perbukitan dan pegunungan, BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Lokasi Penelitian Wilayah Kecamatan Sumalata didominasi oleh perbukitan dan pegunungan, walaupun tidak terdapat gunung berapi, ketinggian tempat Kecamatan ini bervariasi

Lebih terperinci

II. Tinjauan Pustaka. dikonsumsi oleh setengah dari penduduk yang ada di bumi ini. Menurut Chevalier

II. Tinjauan Pustaka. dikonsumsi oleh setengah dari penduduk yang ada di bumi ini. Menurut Chevalier II. Tinjauan Pustaka 2.1. Sejarah Tanaman Tadi Sawah (Oryza sativa L.) Tanaman padi ( Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan yang dikonsumsi oleh setengah dari penduduk yang ada di bumi ini. Menurut

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Taksonomi dan Morfologi Kacang Tunggak Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari genus Vignadan termasuk ke dalam kelompok yang disebut catjangdan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Semangka merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili

II. TINJAUAN PUSTAKA. Semangka merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Semangka Semangka merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili Cucurbitaceae sehingga masih mempunyai hubungan kekerabatan dengan melon (Cucumis melo

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai Cabai merah (Capsicum annuum L.) termasuk kedalam famili Solanaceae. Terdapat sekitar 20-30 spesies yang termasuk kedalam genus Capsicum, termasuk diantaranya

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. atas. Umumnya para petani lebih menyukai tipe tegak karena berumur pendek

TINJAUAN PUSTAKA. atas. Umumnya para petani lebih menyukai tipe tegak karena berumur pendek II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kacang Tanah Secara garis besar kacang tanah dibedakan menjadi dua tipe yaitu tipe tegak dan menjalar. Kacang tanah tipe tegak percabangannya lurus atau sedikit miring ke atas.

Lebih terperinci

No. Nama Alat Merek/Tipe Kegunaan Tempat 1. Merck, 100 ml Shitmazu, AA Lab. Lingkungan 2. Thermolyne SPESIFIKASI BAHAN. bio.unsoed.ac.

No. Nama Alat Merek/Tipe Kegunaan Tempat 1. Merck, 100 ml Shitmazu, AA Lab. Lingkungan 2. Thermolyne SPESIFIKASI BAHAN. bio.unsoed.ac. Lampiran 1. Spesifikasi peralatan dan bahan SPESIFIKASI PERALATAN No. Nama Alat Merek/Tipe Kegunaan Tempat 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. Erlenmeyer Atomic Absorption

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit adalah tanaman perkebunan berupa pohon batang lurus dari famili Palmae yang berasal dari Afrika. Kelapa sawit pertama kali diintroduksi ke Indonesia

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Paprika. Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Paprika. Syarat Tumbuh 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Paprika Tanaman paprika (Capsicum annum var. grossum L.) termasuk ke dalam kelas Dicotyledonae, ordo Solanales, famili Solanaceae dan genus Capsicum. Tanaman paprika merupakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Pada saat jagung berkecambah, akar tumbuh dari calon akar yang berada dekat ujung biji yang menempel pada janggel, kemudian memanjang dengan diikuti oleh akar-akar samping.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum annum L.) berasal dari Mexico. Sebelum abad ke-15 lebih

II. TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum annum L.) berasal dari Mexico. Sebelum abad ke-15 lebih 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Cabai Cabai (Capsicum annum L.) berasal dari Mexico. Sebelum abad ke-15 lebih banyak dikenal di Amerika Tengah dan Selatan. Pada tahun 1943 diintroduksi ke dataran Eropa

Lebih terperinci

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Papilionaceae; genus Arachis; dan spesies Arachis hypogaea L. Kacang tanah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Setyamidjaja (2006) menjelasakan taksonomi tanaman kelapa sawit (palm oil) sebagai berikut. Divisi : Spermatophyta Kelas : Angiospermae Ordo : Monocotyledonae Famili

Lebih terperinci

CIRI CIRI KACANG TANAH

CIRI CIRI KACANG TANAH CIRI CIRI KACANG TANAH 1. Kacang tanah (Arachis hypogaea) adalah tanaman dari keluarga kacang polong, satu famili dengan tanaman pangan lain seperti lentil, kacang kedelai dan buncis. 2. Meskipun dari

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya Botani Tanaman TINJAUAN PUSTAKA Bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Monocotyledonae, Ordo: Liliales/ Liliflorae, Famili:

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang 17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang terdiri dari akar tunggang, akar sekunder yang tumbuh dari akar tunggang, serta akar cabang yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Buah Naga Buah naga ( Dragon Fruit) merupakan salah satu tanaman hortikultura yang baru dibudidayakan di Indonesia dengan warna buah merah yang menyala dan bersisik hijau

Lebih terperinci

Daun pertama gandum, berongga dan berbentuk silinder, diselaputi plumula yang terdiri dari dua sampai tiga helai daun. Daun tanaman gandum

Daun pertama gandum, berongga dan berbentuk silinder, diselaputi plumula yang terdiri dari dua sampai tiga helai daun. Daun tanaman gandum BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teoritis 2.1.1. Botani Tanaman gandum Menurut Laraswati (2012) Tanaman gandum memiliki klasifikasi sebagai berikut: Kingdom : Plantae Subkingdom : Tracheobionta Super

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani

TINJAUAN PUSTAKA Botani TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman apel berasal dari Asia Barat Daya. Dewasa ini tanaman apel telah menyebar di seluruh dunia. Negara penghasil utama adalah Eropa Barat, negaranegara bekas Uni Soviet, Cina,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman cabai Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis tanaman hortikultura penting yang dibudidayakan secara komersial, hal ini disebabkan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Ubijalar

TINJAUAN PUSTAKA Botani Ubijalar TINJAUAN PUSTAKA Botani Ubijalar Menurut Sarwono (2005) ubijalar tergolong tanaman palawija. Tanaman ini membentuk umbi di dalam tanah. Umbi itulah yang menjadi produk utamanya. Ubijalar digolongkan ke

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI TUMBUHAN BAKUNGAN (Hymenocallis litthoralis) Oleh Nur Azizah NIM

IDENTIFIKASI TUMBUHAN BAKUNGAN (Hymenocallis litthoralis) Oleh Nur Azizah NIM IDENTIFIKASI TUMBUHAN BAKUNGAN (Hymenocallis litthoralis) LAPORAN PENGAMATAN Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Botani Tumbuhan Berpembuluh yang diampu oleh Dra. Eko Sri Sulasmi, M.S. Oleh Nur Azizah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama

TINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi Tanaman sawi (Brassica juncea L.) masih satu keluarga dengan kubis-krop, kubis bunga, broccoli dan lobak atau rades, yakni famili cruciferae (brassicaceae) olek karena

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika dan termasuk famili Aracaceae (dahulu: Palmaceae). Tanaman kelapa sawit adalah tanaman monokotil

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) berasal dari negara Afrika.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) berasal dari negara Afrika. 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengenalan Tanaman Sorgum Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) berasal dari negara Afrika. Tanaman ini sudah lama dikenal manusia sebagai penghasil pangan, dibudidayakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Taksonomi kelapa sawit yang dikutip dari Pahan (2008) adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Embryophyta Siphonagama Kelas : Angiospermeae Ordo : Monocotyledonae

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Spesies Tumbuhan bawah yang Ditemukan. Jenis-jenis tumbuhan bawah yang ditemukan di Cagar Alam Manggis

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Spesies Tumbuhan bawah yang Ditemukan. Jenis-jenis tumbuhan bawah yang ditemukan di Cagar Alam Manggis BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Spesies Tumbuhan bawah yang Ditemukan Jenis-jenis tumbuhan bawah yang ditemukan di Cagar Alam Manggis Gadungan Kecamatan Puncu Kabupaten Kediri berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Cabai Secara sistematika menurut Suriana (2012) cabai dapat di klasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae (Tumbuhan) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan

Lebih terperinci

Bagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya IPA SD Kelas IV

Bagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya IPA SD Kelas IV Materi Pembelajaran Ringkasan Materi: Bagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya IPA SD Kelas IV Berikut ini adalah pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) untuk Sekolah Dasar kelas IV yaitu tentang bagian-bagian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Manggis dan Syarat Tumbuh Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah berupa pohon yang banyak tumbuh secara alami pada hutan tropis di kawasan

Lebih terperinci

A : JHONI ILMU PENGETAHUAN ALAM IV IPA SD KELAS IV

A : JHONI ILMU PENGETAHUAN ALAM IV IPA SD KELAS IV N A M A : JHONI N I M : 111134267 ILMU PENGETAHUAN ALAM IV IPA SD KELAS IV I Ayo Belajar IPA A. StandarKompetensi 2. Memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan dengan fungsinya B. KompetensiDasar

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 : PETA LOKASI PENELITIAN

LAMPIRAN 1 : PETA LOKASI PENELITIAN 36 LAMPIRAN 1 : PETA LOKASI PENELITIAN Keterangan: Lokasi I ketinggian : 1000 mdpl Lokasi II ketinggian : 1100 mdpl Lokasi III ketinggian : 1200 mdpl 37 LAMPIRAN 2 : PLOT PENELITIAN Lokasi 1 (1000 mdpl)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka Bawang merah telah dikenal dan digunakan orang sejak beberapa ribu tahun yang lalu. Dalam peninggalan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Surya, (2013). Metode deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dimaksud

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA jenis yang terbagi dalam 500 marga (Tjitrosoepomo, 1993: 258). Indonesia

BAB II KAJIAN PUSTAKA jenis yang terbagi dalam 500 marga (Tjitrosoepomo, 1993: 258). Indonesia 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Biologi Anggrek 2.1.1 Deskripsi Anggrek Anggrek merupakan famili terbesar dalam tumbuhan biji, seluruhnya meliputi 20.000 jenis yang terbagi dalam 500 marga (Tjitrosoepomo,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pada area bekas tambang batu bara Kecamatan Lahei Barat Barito Utara. tempat pengambilan sampel penelitian.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pada area bekas tambang batu bara Kecamatan Lahei Barat Barito Utara. tempat pengambilan sampel penelitian. 45 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi lokasi penelitian Deskripsi masing-masing jenis tumbuhan paku yang ditemukan pada area bekas tambang batu bara Kecamatan Lahei Barat Barito Utara. Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Secara keseluruhan daerah tempat penelitian ini didominasi oleh Avicennia

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Secara keseluruhan daerah tempat penelitian ini didominasi oleh Avicennia BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi umum daerah Wonorejo Kawasan mangrove di Desa Wonorejo yang tumbuh secara alami dan juga semi buatan telah diputuskan oleh pemerintah Surabaya sebagai tempat ekowisata.

Lebih terperinci

ASPEK BIOLOGI TANAMAN KOPI Oleh : Abd. Muis, SP.

ASPEK BIOLOGI TANAMAN KOPI Oleh : Abd. Muis, SP. ASPEK BIOLOGI TANAMAN KOPI Oleh : Abd. Muis, SP. Sifat dan perilaku tanaman kopi dapat dipelajari dari sisi biologinya. Artikel ini ditujukan untuk memberikan pengetahuan tentang beberapa aspek biologi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Purwono dan Hartono (2012), kacang hijau termasuk dalam keluarga. tumbuhan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Purwono dan Hartono (2012), kacang hijau termasuk dalam keluarga. tumbuhan dapat diklasifikasikan sebagai berikut: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karakteristik Komoditi Menurut Purwono dan Hartono (2012), kacang hijau termasuk dalam keluarga Leguminosa. Kedudukan tanaman kacang hijau dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan

Lebih terperinci

Spermatophyta Angiospermae Dicotyledoneae Araucariales Araucariaceae Agathis Agathis dammara Warb.

Spermatophyta Angiospermae Dicotyledoneae Araucariales Araucariaceae Agathis Agathis dammara Warb. AGATHIS DAMMARA WARB. Botani Agathis alba Foxw. Spermatophyta Angiospermae Dicotyledoneae Araucariales Araucariaceae Agathis Agathis dammara Warb. Damar Pohon, tahunan, tinggi 30-40 m. Tegak, berkayu,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi Kedelai Berdasarkan klasifikasi tanaman kedelai kedudukan tanaman kedelai dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan sebagai berikut (Cahyono, 2007):

Lebih terperinci