LAPORAN HASIL VERIFIKASI TERHADAP KELUHAN DI PT. WIRAKARYA SAKTI KABUPATEN TEBO PROPINSI JAMBI. Disusun oleh: Tim Verifikasi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN HASIL VERIFIKASI TERHADAP KELUHAN DI PT. WIRAKARYA SAKTI KABUPATEN TEBO PROPINSI JAMBI. Disusun oleh: Tim Verifikasi"

Transkripsi

1 LAPORAN HASIL VERIFIKASI TERHADAP KELUHAN DI PT. WIRAKARYA SAKTI KABUPATEN TEBO PROPINSI JAMBI Disusun oleh: Tim Verifikasi Januari

2 1. Latar Belakang Asia Pulp and Paper (APP) berkomitmen pada keberlanjutan bisnis yang seimbang dengan konservasi ekosistem dan pemberdayaan masyarakat. APP dan SMF memandang penting tindakan yang tepat dan terstruktur untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya alam yang kita gunakan. Pada bulan Juni 2012, APP meluncurkan Sustainability Roadmap: Visi 2020 dan kami berkomitmen untuk mencapai semua target yang telah kami tetapkan serta terus menunjukkan kepada para pemangku kepentingan bahwa kami memiliki kapasitas untuk terus memproduksi produk-produk yang bertanggung jawab (responsible product). Pada bulan Februari 2013, sebagai upaya untuk mencapai target-target dalam SRV 2020, APP meluncurkan kebijakan konservasi hutan atau Forest Conservation Policy (FCP) yang memperkokoh komitmen kami terhadap pembelian serat kayu secara berkelanjutan. Aspek penting dari kebijakan tersebut adalah penghentian dengan segera penebangan hutan alam di seluruh rantai pasokan kami. APP menggunakan penilaian Stok Karbon Tinggi (High Carbon Stock/ HCS) untuk mengidentifikasikan areal-areal di hutan alam, serta penilaian Nilai Konservasi Tinggi (High Conservation Value/ HCV) untuk mengidentifikasikan arealareal lain yang dilindungi. Hasil dari penilaian HCS & HCV ini akan menjadi panduan bagi pemasok kayu pulp APP mengenai areal-areal yang dapat mereka kembangkan menjadi HTI dan areal-areal yang perlu dipertahankan sebagai hutan alam dan HCV. Pada bulan November 2013, representatif lokal dari Greenpeace di Indonesia menerima surat keluhan terkait Asia Pulp and Paper (APP) dari seorang pemangku kepentingan bernama Frandody. Surat tersebut ditulis atas nama masyarakat desa Lubuk Mandarsah, Kabupaten Tebo, Propinsi Jambi, Sumatera, Indonesia. Surat tersebut disampaikan ke APP oleh Greenpeace pada tanggal 27 November 2013, yang kemudian dimasukkan oleh APP ke dalam Proses Grievance/Keluhannya. Ringkasan Keluhan dari Pelapor Klaim menyatakan bahwa Perusahan PT. Wira Karya Sakti (WKS) anak perusahaan Sinarmas Forestry masih menggunakan kayu alam dengan cara kerja menjualnya dengan nama perusahaan lain yaitu PT. LAJ II. Kayu tersebut untuk memenuhi kebutuhan pabrik yang terletak di Tebing Tinggi di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, sedangkan PT. LAJ berada Di kabupaten Tebo. WKS mengubah cara dalam pengangkutan kayu hutan alam yang jelas-jelas menyalahi Moratorium. 1

3 Klaim menyatakan bahwa WKS masih melakukan pembukaan areal baru bahkan sampai ke daerah riparian 1 Sungai Landai Desa Lubuk Mandarsah Kabupaten Tebo. Bahkan sekarang telah ditanami Akasia dan Eucalyptus yang dimana daerah riparian dilarang untuk ditanami apapun. Klaim menyatakan bahwa WKS tidak bertekad untuk melakukan penyelesaian konflik sosial yang terjadi di Desa Lubuk Mandarsah Kabupaten Tebo dengan lokasi konflik di Bukit Rinting, dan bahkan melakukan penangkapan Petani yang bernama Karno Sitio (dari Tebo) yang sampai saat ini telah 18 hari mendekam di penjara. Klaim menyatakan bahwa Masyarakat menolak tim mediasi yang dilakukan oleh TFT sebagai tim untuk menyelesaikan konflik antara masyarakat dengan Perusahan WKS. Sikap ini diambil langsung oleh masyarakat Tebo Desa Lubuk Mandarsah karena TFT dianggap tidak independen dan lambat dalam menyelesaikan konflik. 2. Tindakan yang dilakukan oleh APP Langkah-langkah yang telah diambil berkaitan dengan masuknya laporan grievance/keluhan tersebut adalah sebagai berikut : A. Pembentukan Tim Verifikasi yang terdiri dari Asia Pulp and Paper, Sinar Mas Forestry, The Forest Trust, Greenpeace dan pelapor, sebagai berikut: o APP: Achmad Alimi, Kurniadi Suherman o SMF: Eko Hasan o TFT: Berdy Stevens Wohangara, Yadi Kuswandana o Greeenpeace: Ali Afriandy o Pelapor: Frandody o Perwakilan Masyarakat (pada saat verifikasi: M. Yunan dan Andryan) B. Tim verifikasi membahas isi laporan grievance tersebut dan langkah-langkah yang perlu diambil untuk merespon keluhan tersebut. 1 Daerah riparian adalah peralihan antara sungai dengan daratan. Daerah riparian menyediakan habitat bagi hewan dan tumbuhan akuatis dan darat. Daerah ini dapat menjamin stabilitas aliran dan tepi sungai serta berfungsi mengurangi kontaminasi, nitrat dan karbon teresterial ke dalam aliran air. 2

4 C. Mempersiapkan Term of Reference (ToR) Verifikasi Lapangan terkait Grievance. Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh pelapor, tim verifikasi merumuskan lingkup verifikasi sesuai isi keluhan sebagai berikut: 1. Apakah WKS menjual kayu hutan alam atas nama LAJ II untuk memenuhi kebutuhan PT. Lontar Papyrus Pulp and Paper Industry (LPPPI) yang terletak di Tebing Tinggi, Kabupaten Tanjung Jabung Barat. 2. Apakah ada pembukaan areal baru yang berdekatan dengan tepi Sungai Landai, Desa Lubuk Mandarsah. Apakah areal tersebut telah ditanami dengan Akasia dan Eucalyptus. 3. Status konflik sosial WKS dengan masyarakat Desa Lubuk Mandarsah, Kabupaten Tebo, dengan lokasi di Bukit Rinting. Apakah proses resolusi konflik di WKS tidak dilakukan dengan benar sehingga berakibat dengan penangkapan petani bernama Karno Sitio yang sedang mendekam di penjara selama 18 hari. 4. Masyarakat menolak mediasi oleh TFT dalam proses penyelesaian konflik antara WKS dengan masyarakat. Apakah TFT dianggap tidak independen dan lambat dalam menyelesaikan konflik. 3. Kesimpulan 1. Berdasarkan pengumpulan bukti dan pembahasan terkait laporan WKS menjual kayu hutan alam atas nama LAJ II untuk memenuhi kebutuhan pabrik yang terletak di Tebing Tinggi, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Tim Verifikasi menyimpulkan: o WKS tidak menjual atau mengangkut kayu hutan alam ke pabrik APP di Tebing Tinggi (LPPPI mill). Melalui verifikasi laporan-laporan bulanan, seperti yang dilaporkan WKS kepada Departemen Kehutanan, yang memerinci asal muasal dari seluruh kayu yang diterima oleh pabrik LPPPI pada tahun 2013, ditemukan bahwa pabrik tersebut tidak menerima kayu hutan alam setelah tanggal 31 Januari Verifikasi lapangan terhadap sistem penerimaan kayu pada LPPPI mill juga memastikan bahwa sistem tersebut berfungsi dengan sempurna dan mencatat seluruh material yang memasuki pabrik. Tim verifikasi juga melakukan pengamatan lapangan di tempat penyimpanan kayu dan mencatat bahwa tidak ada indikasi bahwa kayu hutan alam telah memasuki tempat penyimpanan kayu sejak tanggal 31 Januari

5 2. Berdasarkan pengumpulan bukti dan pembahasan terkait laporan dugaan WKS melakukan pembukaan lahan di tepi Sungai Landai, Tim Verifikasi menyimpulkan: o Setelah dipastikan dengan pelapor, lokasi yang dimaksud ternyata adalah Sungai Mangupeh dan jalan air Talang Pisang, bukan Sungai Landai, seperti yang dinyatakan dalam keluhan awal. o Sungai Mangupeh Berdasarkan verifikasi tata ruang hasil Delmik tahun 2006 dan RKU , lokasi yang dilaporkan ini tidak teridentifikasi sebagai sempadan sungai sehingga telah ditanami tanaman pokok HTI jenis akasia (jenis tanaman pokok HTI). Hal ini terjadi karena pada saat membuat Mikro-Deliniasi dan RKU , peta satelit dan peta rupa bumi yang digunakan untuk menentukan tata ruang tidak menunjukkan adanya sungai di area yang dilaporkan. Oleh karena itu kedua area yang dilaporkan tidak teridentifikasi sebagai DAS yang harus dikonservasi. Pembukaan areal baru yang dimaksud pelapor ternyata kegiatan pemanenan kayu HTI jenis akasia, bukan hutan alam. WKS sudah memiliki program untuk melakukan rehabilitasi dengan spesies asli secara bertahap. Proposal Rehabilitasi Sempadan Sungai Mangupeh telah diajukan WKS sejak bulan September 2012 kepada Dinas Kehutanan Kabupaten untuk dimasukkan dalam target RKT 2013 dan akan dilanjutkan penyelesaiannya dalam RKT WKS menyatakan bersedia agar program rehabilitasi tersebut bisa dikerjasamakan dengan masyarakat sekitar. o Talang Pisang Menurut masyarakat jalan air tersebut sudah ada sebelum WKS memulai operasi, sementara WKS menyatakan bahwa jalan air tersebut merupakan parit buatan yang dibangun oleh perusahaan. Karenanya, terdapat perbedaan persepsi antara masyarakat dan WKS mengenai sejarah Talang Pisang. Tim verifikasi tidak berhasil mendapatkan bukti-bukti yang cukup untuk menunjukkan bahwa jalan air tersebut adalah buatan manusia. Karena terbatasnya bukti yang ada pada saat penulisan laporan ini, jalan air tidak dapat disimpulkan sebagai buatan manusia. Verifikasi lapangan mencatat adanya jalan air di lokasi yang dipertanyakan tersebut dan beberapa sumbatan pada jalan air yang disebabkan limbah pemanenan kayu. 4

6 3. Berdasarkan pengumpulan bukti dan pembahasan terkait laporan WKS tidak bertekad untuk melakukan penyelesaian konflik sosial khususnya di Desa Lubuk Mandarsah, dan bahkan melakukan penangkapan Petani yang bernama Karno Sitio yang sampai saat ini telah 18 hari mendekam di penjara, Tim Verifikasi menyimpulkan: o Dalam proses resolusi konflik dengan WKS, masyarakat desa Lubuk Mandarsah telah bergabung dan menunjuk Persatuan Petani Jambi (PPJ) sebagai perwakilannya. Proses resolusi dengan PPJ dinilai masih berlangsung. o Petani yang dimaksud oleh pelapor bernama Kariono Sutio, berasal dari Pekanbaru bukan asli dari Lubuk Mandarsah (Lihat surat pernyataan, Lampiran 3) o Kariono melakukan perambahan hutan di areal konservasi dalam konsesi WKS sejak Januari 2013 untuk menanam sawit. WKS dan pihak kepolisian telah beberapa kali melakukan pendekatan dan pengarahan pada Kariono Sutio agar tidak melakukan perambahan dan pembakaran lahan di dalam area konservasi. Pendekatan dan pengarahan tersebut dilakukan dari Januari 2013 Agustus Tindakan penahanan diambil oleh pihak kepolisian karena proses pendekatan secara damai yang telah dilakukan beberapa kali tidak berhasil sehingga untuk mencegah berlanjutnya perambahan dan pembakaran lahan di areal konservasi maka pihak kepolisian harus menahan Kariono Sutio. o Dalam proses penyelesaian konflik dan kesepakatan dengan PPJ, WKS telah melakukan pencabutan berkas laporan dengan kepolisian dan menandatangani perjanjian damai dengan Kariono Sutio. Oleh karena perjanjian tersebut, Kariono sudah tidak di penjara sejak tanggal 29 November Berdasarkan pengumpulan bukti dan pembahasan terkait laporan Masyarakat Lubuk Mandarsah yang menolak tim mediasi yang dilakukan oleh TFT TFT tidak independen dan lambat Tim Verifikasi menyimpulkan: o Dalam proses penyelesaian konflik yang ada dan masih berjalan di WKS, TFT adalah fasilitator bukan mediator. o Dalam penyelesaian konflik dengan WKS, masyarakat Lubuk Mandarsah tergabung dalam Persatuan Petani Jambi (PPJ). Representatif dari PPJ menyatakan bahwa anggotanya akan mengikuti proses resolusi konflik yang sudah ada, proses ini mungkin akan memakan waktu. 4. Rekomendasi 5

7 1. WKS perlu merehabilitasi jalan air Talang Pisang dan areal di sekitarnya. 2. Tim Kerja Tindak Lanjut Hasil Verifikasi Klaim Masyarakat di areal IUPHHK-HTI PT Wirakarya Sakti yang terdiri dari unsur Dinas Kehutanan Provinsi dan Kabupaten, TFT, PPJ dan PT WKS sebagaimana ditetapkan dalam Surat Keputusan Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jambi tanggal 18 September 2013, perlu segera melakukan komunikasi dengan masyarakat Lubuk Mandarsah untuk menyepakati langkah selanjutnya dalam upaya penyelesaian konflik antara masyarakat Lubuk Mandarsah dengan PT WKS. 6

8 Lampiran 1. Hasil Pengumpulan Bukti dan Pembahasan A. Pelaksanaan Verifikasi Lapangan Tahap I, tanggal 3 Desember 2013, verifikasi lapangan dilakukan di PT. Lontar Papyrus Pulp & Paper Industry (LPPPI). Objek yang diverifikasi: Dokumen: Realisasi Penerimaan Bahan Baku Industri (RPBBI) LPPPI Sistem penerimaan kayu di LPPPI Observasi lapangan di Log Yard LPPPI Penjelasan dari pihak LPPPI disampaikan oleh: o Bp. Edyson o Bp. Suyono Marjuki o Bp. Agus Dharma (Bagian Tata Usaha Kayu WKS) Pihak LPPPI menjelaskan: o Realisasi penerimaan kayu berdasarkan dokumen RPBBI tahun o Realisasi RPBBI harus dilaporkan setiap bulan kepada Kementerian Kehutanan. Tim verifikasi lapangan melakukan pengecekan dokumen realisasi RPBBI 2013: o Tidak ada penerimaan kayu alam (MHW) di pabrik sejak Januari o Kayu HTI yang diterima berasal dari: PT. Wirakarya Sakti PT. Rimba Hutani Mas - Jambi 7

9 PT. Rimba Hutani Mas Sumsel PT. Bumi Persada Permai PT. Sumber Hijau Permai PT. SBA Wood Industries PT. Bumi Andalas Permai PT. Bumi Mekar Hijau o Tidak ada penerimaan kayu alam (MHW) dari LAJ di pabrik Pihak LPPI menjelaskan sistem penerimaan kayu secara umum: o Alur proses penerimaan kayu, yaitu: Pos TUK > Timbangan > Pos QC > Log Yard/Chipper o Panjang kayu yang masuk ke mill ± 2 m disusun membujur. Pihak LPPPI dan tim verifikasi menuju Pos TUK dan Jembatan timbang untuk melihat system penerimaan kayu: o Syarat truk angkutan kayu masuk ke pabrik: Truk harus memiliki Gate Pass (dokumen ijin masuk lokasi). Informasi yang ada di gate pass: Nomor Kendaraan, Nama Kontraktor Angkutan, Kode Kontraktor Angkutan, Masa Berlaku untuk area/lokasi HTI-Pabrik-Log Yard- TSD. Gate pass truk harus selalu dibawa oleh sopir truk untuk ijin masuk lokasi HTI dan pabrik. Truk harus memiliki nomor pintu yang sesuai dengan Gate Pass. Informasi pada nomor pintu: Nomor Kendaraan, Kode Kontraktor, dan lainnya. Nomor kendaraan harus sesuai dengan nomor kendaraan yang ada di nomor pintu. Surat Pengantar yang diterbitkan oleh TUK di lokasi muat yang berisi informasi: Tanggal, Nomor Seri Surat Pengantar, Nomor Polisi (Nomor Kendaraan), Kode Kontraktor, Lokasi Muat (Blok Tebangan), Nomor FAKB, Jenis Kayu, Tujuan Pengangkutan, Volume Kayu, dan seterusnya. 8

10 Dokumen angkutan kayu yang sesuai dengan aturan kehutanan, yaitu Faktur Angkutan Kayu Bulat (FAKB) atau SKAU. Dokumen FAKB diantaranya berisi informasi: Nomor Dokumen FAKB, tanggal/periode (masa berlaku dokumen), Nama Pengirim, Nama Penerima, Lokasi Muat, Lokasi Bongkar, Jenis Kayu, Volume, Pejabat Penerbit dan Penerima Kayu Bulat. Dokumen angkutan kayu ini hanya berlaku untuk satu kali pengangkutan. o Pengecekan dan pencatatan kayu yang masuk ke pabrik: Pengecekan gate pass. Pengecekan dokumen angkutan kayu (surat pengantar, FAKB) dan kesesuaian nomor pintu dan nomor kendaraan di Pos TUK dan Timbangan. Pencatatan data dan informasi penerimaan kayu ke dalam sistem database pabrik. Setiap kayu yang diterima tercatat dalam sistem. Tim verifikasi melihat photo yang dikirimkan oleh masyarakat dalam laporan keluhan yang terkait dengan kayu LAJ. Informasi dari foto yang diperoleh hanya identitas di pintu truk dengan tulisan PT. LAJ dan PT. BJT tanpa informasi lainnya. Tim verifikasi melakukan observasi lapangan di lokasi Log Yard: o Kayu hutan alam ditempatkan terpisah dengan kayu HTI o Tidak ditemukan kayu hutan alam yang masih segar. Panjang kayu ± 2 m. B. Pelaksanaan Verifikasi Lapangan Tahap I, tanggal 5 Desember 2013, verifikasi lapangan dilakukan di PT. Wirakarya Sakti, Distrik VIII. Objek yang diverifikasi areal kerja PT. Wirakarya Sakti (WKS), Distrik VIII yang diduga terjadi pembukaan lahan baru di daerah sempadan Sungai Landai. Koordinat lokasi diambil bersama-sama dengan masyarakat di lokasi yang mereka laporkan. 9

11 Penjelasan dari pihak WKS terkait disampaikan oleh : o Bp. Kurniawan Gotama o Bp. Slamet Irianto o Bp. Rominov Daniyeus o Bp. Kris Budi Wahono Lokasi I Titik Koordinat : X : ; Y : Kondisi Obyek : Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat, nama sungai untuk lokasi pertama telah dipastikan adalah Sungai Mangupeh bukan Sungai Landai. Hal ini merupakan bukaan lahan dimana akasia yang baru ditanam sampai ke bibir sungai (hal ini sudah dijelaskan oleh pihak WKS dibawah.) Arah Utara, Depan : Sungai Mangupeh, Kanan : tanaman sawit, Kiri : Areal ditanami akasia Arah Timur, tanaman sawit dan Sungai Mangupeh Arah Selatan, tanaman akasia dan jalan Arah Barat, tanaman akasia dan jalan 10

12 Penjelasan pihak WKS : o Dalam membuat Delmik di tahun 2006 dan RKU awal, WKS antara lain menggunakan peta rupa bumi (Lihat File Lampiran A). Di dalam peta, tidak tampak adanya sungai di area yang disebut oleh masyarakat. Kedua peta telah ditelaah oleh tim verifikasi. o Oleh karena itu dalam dokumen Delmik tahun 2006 dan RKU, di lokasi tersebut tidak teridentifikasi adanya sungai dalam tata ruang PT WKS. Lokasi tersebut telah diperuntukan sebagai tanaman pokok, bukan areal konservasi. o Tahun 2009, kondisi lapangan sudah menjadi lahan terbuka sebelum WKS masuk untuk melakukan kegiatan. Untuk mencegah erosi, WKS mempercepat penutupan lahan dengan melakukan penanaman dengan jenis HTI di lahan terbuka tersebut. o Ada Kebijakan WKS untuk melakukan rehabilitasi secara bertahap, dan sudah mengajukan Proposal Rehabilitasi Sempadan Sungai Mangupeh sejak bulan September 2012 untuk dimasukan dalam target RKT 2013 dan akan dilanjutkan penyelesaiannya di RKT WKS sudah disiapkan bibitnya Jelutung, Jabon, Nangka, Durian, Kapur dan Pinang. Tujuan pemilihan jenis tersebut karena jenis pioneer, dapat dimanfaatkan sebagai Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK), dan baik untuk konsevasi tanah dan untuk pakan satwa. WKS menyatakan bahwa program rehabilitasi tersebut bisa dikerjasamakan dengan masyarakat sekitar dan WKS. o Sejak teridentifikasi adanya sungai di lokasi tersebut, WKS akan mengajukan revisi tata ruang, sejalan hasil penilaian High Conservation Value (HCV) / Nilai Konservasi Tinggi (NKT), Catatan: Terkait dengan tanaman masyarakat (pada lokasi I dimana terdapat tanaman sawit) yang berada di sempadan sungai, WKS menyatakan harus ada komitmen bersama dengan masyarakat untuk kembali menjadikannya sebagai kawasan konservasi. WKS bersedia membicarakan lebih lanjut rencana tersebut dengan masyarakat. Lokasi II Titik Koordinat : X : ; Y : Kondisi Obyek : Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat, nama sungai untuk lokasi kedua telah dipastikan adalah Sungai Mangupeh, bukan Sungai Landai. Dimana terdapat bukaan atau pembersihan lahan sampai ke tepi sungai. 11

13 Arah Utara, tunggul akasia, latar belakang belukar Arah Timur, areal terbuka, bekas tanaman akasia Arah Selatan, Kanan : latar belakang belukar, Kiri : areal terbuka bekas tebangan akasia Arah Barat, depan sungai dan latar belakang belukar Penjelasan pihak WKS: Penjelasan sama dengan Lokasi I, karena masih sempadan Sungai Mangupeh. Lokasi III Titik Koordinat : X : ; Y : Kondisi Objek : Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat, nama sungai untuk lokasi ketiga telah diklarifikasi adalah Sungai Talang Pisang. Arah Utara, depan : aliran air, Kanan dan kiri : areal terbuka bekas tebang akasia Arah Timur, depan : jalan, Kanan : padi dan areal terbuka bekas tebangan akasia, 12

14 Kiri : areal terbuka bekas tebangan akasia Arah Selatan Depan : aliran air, Kanan : areal terbuka bekas tebangan akasia, Kiri : padi dan areal terbuka bekas tebangan akasia Arah Barat, areal terbuka bekas tebangan akasia Penjelasan pihak WKS : Pada lokasi tersebut merupakan parit yang dibuat WKS untuk mengalirkan air ke Sungai Landai (sungai terdekat) di musim hujan yang letak posisinya ada di celah bukit. Catatan : Menurut masyarakat lokasi tersebut adalah Sungai Talang Pisang. WKS menyatakan lokasi tersebut adalah parit buatan. Satu dokumen pekerjaan pembangunan parit diserahkan oleh WKS. Dokumen tersebut tidak memuat rincian yang cukup untuk melakukan identifikasi lokasi (titik koordinat) yang diverifikasi sewaktu kunjungan lapangan. Karenanya, tidak terdapat informasi yang cukup pada saat penulisan laporan ini untuk menyimpulkan bahwa jalan air tersebut merupakan buatan manusia. Lokasi IV Titik Koordinat : X : ; Y : Kondisi Objek : Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat, nama sungai untuk lokasi keempat adalah Sungai Talang Pisang. 13

15 Arah Utara, latar belakang belukar, ada tanaman sawit Arah Timur, areal terbuka bekas tebangan akasia Arah Selatan, depan : aliran air, kanan dan kiri : areal terbuka bekas tebangan akasia Arah Barat, latar belakang : belukar dan areal terbuka bekas tebangan akasia Penjelasan pihak WKS: Penjelasan sama dengan Lokasi III C. Pelaksanaan Verifikasi tahap II dilakukan tanggal 13 Desember 2013, di hotel Novita, Jambi terkait, verifikasi kronologi penangkapan Petani yang bernama Karno Sitio. Verifikasi dilakukan Focus Group Discustion (FGD) dihadiri oleh pihak The Forest Trust, Greenpeace, Sinar Mas Forestry, PT. Wirakarya Sakti, Persatuan Petani Jambi, Pelapor dan wakil masyarakat. Penjelasan dari pihak WKS terkait disampaikan oleh : o Bp. Kurniawan Gotama o Bp. Slamet Irianto o Bp. Setiadi o Bp. Rominov Daniyeus Penjelasan dari WKS, nama yang bersangkutan adalah Kariono Sitio, dengan kronologi: Januari

16 o Kariono Sitio mendirikan bangunan pondok kerja di dalam areal, jalan 800 km 34 Distrik VIII PT. WKS, Tim perusahaan (Arif Lubis) memperingatkan dan memberikan pengertian bahwa lokasi tersebut merupakan kawasan konservasi hutan. Februari 2013 o Tim Perusahaan didampingi oleh petugas kepolisian kembali mendatangi lokasi perambahan untuk memberikan surat teguran / pelarangan perambahan di areal konservasi dan diterima langsung oleh Kariono Sitio akan tetapi dikoyak oleh yang bersangkutan. o Kariono Sitio tidak peduli dengan sosialisasi yang disampaikan oleh tim dan tetap melakukan perambahan dengan mendirikan pondok, membakar lahan dan menanam sawit. Maret 2013 o Pada saat Tim perusahaan, Polhut Jambi, dan Polsek Tengah Ilir melakukan patroli bersama ke areal PT WKS Distrik VIII, Kariono Sitio sedang melakukan kegiatan di lokasi yang dirambah sehingga diamankan dan dibawa ke Polsek Tengah Ilir o Kejadian penangkapan pelaku perambahan areal konservasi tersebut pada saat itu langsung diproses di Polsek Tengah Ilir Kab. Tebo, dengan membuat laporan polisi No. LP/B/III/2013/Jambi/Res Tebo/Sektor Tengah Ilir. (Lampiran 2) o Kapolsek Tengah Ilir melakukan pembinaan terhadap Sdr. Kariono Sitio yang melakukan perambahan areal konservasi dan akhirnya tersangka membuat pernyataan di atas materai 6000, yang disaksikan oleh pihak kepolisian dan kehutanan. (Lampiran 3) April 2013 o Kariono Sitio tidak konsekuen dengan pernyataannya dan terus melakukan perambahan, pembakaran, penanaman sawit, pisang, serta tanaman musiman lainnya serta melanjutkan pendirian pondok o Tim perusahaan bersama personil Polsek Tengah Ilir memperingatkan kembali akan tetapi Kariono tidak mengindahkan. Kariono tetap pada prinsipnya mempertahankan dan mengerjakan lahan tersebut. Agustus 2013 o Merasa pembinaannya tidak berhasil, Polsek Tengah Ilir melimpahkan berkas perkara kasus perambahan tersebut ke Polres Tebo. 01 Oktober

17 o o Pemanggilan pelapor sdr Julianto dan saksi saksi (Safrianto, Jefrijal, Arif Lubis) menghadap penyidik Polres Tebo guna BAP sebagai tindak lanjut kasus perambahan areal konservasi. Pengecekan dan pengambilan data lapangan oleh tim Dishut (saksi ahli) dan Polres Tebo. 21 Oktober 2013 o Pemanggilan pertama dari Polres Tebo kepada tersangka pelaku perambahan. o Kariono Sitio memberikan keterangan kepada Polres Tebo bahwa lahan diperoleh dengan cara membeli dari Tambah, sedangkan Tambah mendapatkan lahan dari Sdr. Jais. Penyidik Polres memperingatkan kembali agar Kariono Sitio meninggalkan lokasi yang dirambah. 28 Oktober 2013 o Kariono Sitio tidak bersedia meninggalkan lokasi sehingga Polres Tebo melakukan pemanggilan kedua terhadap tersangka. o Kariono Sitio datang ke polres dengan membawa barang bukti alat yang dipakai untuk mengerjakan membuka. o Kariono Sitio Bin M. Sitio ditahan. 01 Nopember 2013 o Sosialisasi hasil kesepakatan untuk menghentikan ganguan operasional terhadap operasional perusahaan, antara PT Wirakarya Sakti dengan PPJ 5 Kabupaten kepada masyarakat anggota PPJ Kabupaten Tebo di lokasi sengketa dimana anggota PPJ Tebo melakukan pendudukan dan menanam padi dan karet. Sosialisasi ditolak oleh masyarakat. 12 Nopember 2013 o Rapat pembahasan penyelesaian konflik sosial PT Wirakarya Sakti dengan PPJ 5 Kabupaten di Rumah Makan Dapur Valentin di Jambi. Dalam rapat disampaikan oleh perwakilan masyarakat PPJ Kabupaten Tebo kepada perusahaan agar mencabut laporannya terkait dengan kasus Kariono Sitio. o Sebagai ganti atas pencabutan laporan, perusahaan meminta agar masyarakat PPJ Kabupaten Tebo tidak mengganggu kegiatan operasional perusahaan. 14 Nopember

18 o Pertemuan antara perusahaan, Bapak Muhajir, pengurus PPJ yang membantu dalam hal advokasi dengan perwakilan masyarakat PPJ Tebo di Base Camp Distrik VIII. o Perwakilan masyarakat menyanggupi untuk menyampaikan kepada masyarakat agar tidak mengganggu kegiatan perusahaan baik pemanenan maupun penanaman. o Perusahaan bersama-sama perwakilan masyarakat dan advokasi PPJ Muhajir menghadap Polres Tebo untuk keperluan pembebasan Kariono Sitio. o Hasil koordinasi dengan Polres Tebo bahwa berkas perkara sudah dilimpahkan ke Kejaksaan Kabupaten sehingga perlu koordinasi dengan kejaksaan. 29 Nopember 2013 o Penandatanganan perjanjian damai antara perusahaan dengan Kariono Sitio dan keluarganya. (Lampiran 4) o Kariono Sitio dan keluargannya membuat pernyataan bersedia meninggalkan lokasi perambahan. o PT. Wirakarya Sakti mencabut laporan polisi terhadap kasus perambahan Kariono Sitio. D. Verifikasi terkait penolakan tim mediasi yang dilakukan oleh TFT Penjelasan Berdy (TFT), TFT tidak pernah melakukan proses mediasi untuk kasus lahan khususnya di Kabupaten Tebo. TFT melakukan proses fasilitasi untuk 5 Kabupaten yang tergabung dalam PPJ tidak hanya kabupaten Tebo untuk bisa berkomunikasi dengan WKS. Dan proses ini masih berjalan. Masyarakat desa Lubuk Mandarsah, Kabupaten Tebo, telah bergabung dengan PPJ Kabupaten Tebo dalam proses penyelesaian konflik lahan mereka dengan WKS. Dengan itu mereka telah menunjuk PPJ untuk mewakili mereka dalam proses negosiasi dan penyelesaian konflik lahan mereka. Penjelasan Enrizal (PPJ), proses penyelesaian konflik ini membutuhkan waktu. Untuk konflik lahan 5 kabupaten (termasuk Tebo) yang tergabung dalam PPJ harus sesuai proses bila tidak ada kesesuaian atau ketidakpuasan harus menyelesaikan dengan jalur yang tepat dan pihak yang tepat. 17

19 Lampiran 2 18

20 Lampiran 3/ Annex 3 19

21 Lampiran 4/ Annex 4 20

Rangkuman dari isu isu yang dijabarkan dalam laporan studi tersebut dalam kaitannya dengan komitmen kebijakan FCP APP adalah:

Rangkuman dari isu isu yang dijabarkan dalam laporan studi tersebut dalam kaitannya dengan komitmen kebijakan FCP APP adalah: Laporan Verifikasi Keluhan melalui Laporan yang dibuat oleh FPP, Scale UP & Walhi Jambi berjudul Pelajaran dari Konflik, Negosiasi dan Kesepakatan antara Masyarakat Senyerang dengan PT Wirakarya Sakti

Lebih terperinci

21 Maret Para Pemangku Kepentingan yang Terhormat,

21 Maret Para Pemangku Kepentingan yang Terhormat, 21 Maret 2013 Para Pemangku Kepentingan yang Terhormat, 5 Februari 2013 mungkin merupakan hari paling penting dalam sejarah APP. Pada tanggal tersebut kami mengumumkan Kebijakan Konservasi Hutan, dengan

Lebih terperinci

LAPORAN VERIFIKASI DUGAAN PELANGGARAN MORATORIUM APP DI PT. MUTIARA SABUK KHATULISTIWA TIM VERIFIKASI

LAPORAN VERIFIKASI DUGAAN PELANGGARAN MORATORIUM APP DI PT. MUTIARA SABUK KHATULISTIWA TIM VERIFIKASI LAPORAN VERIFIKASI DUGAAN PELANGGARAN MORATORIUM APP DI PT. MUTIARA SABUK KHATULISTIWA TIM VERIFIKASI OKTOBER 2014 1. Latar Belakang Pada tanggal 1 Februari 2013, APP, melalui Kebijakan Konservasi Hutannya

Lebih terperinci

Perkembangan Insiden di Wirakarya Sakti (WKS) di Jambi, posting pada 23 Mei 2015:

Perkembangan Insiden di Wirakarya Sakti (WKS) di Jambi, posting pada 23 Mei 2015: pada 23 Mei 2015: Pada hari Sabtu, 23 Mei 2015, perwakilan APP dan WKS berpartisipasi dalam doa bersama dan upacara adat yang diselenggarakan oleh masyarakat setempat di desa Lubuk Mandarsah di Jambi.

Lebih terperinci

LAPORAN VERIFIKASI INSIDEN DI WILAYAH DISTRIK 8 DI AREA KONSESI PT WIRAKARYA SAKTI - JAMBI TIM VERIFIKASI

LAPORAN VERIFIKASI INSIDEN DI WILAYAH DISTRIK 8 DI AREA KONSESI PT WIRAKARYA SAKTI - JAMBI TIM VERIFIKASI LAPORAN VERIFIKASI INSIDEN DI WILAYAH DISTRIK 8 DI AREA KONSESI PT WIRAKARYA SAKTI - JAMBI TIM VERIFIKASI APRIL 2015 1. Latar Belakang Pada tanggal 1 Februari 2013, APP, melalui Kebijakan Konservasi Hutannya

Lebih terperinci

LAPORAN VERIFIKASI TERKAIT PRESS RELEASE GREENOMICS MENGENAI PELANGGARAN MORATORIUM DI AREAL PT. BUMI MEKAR HIJAU DI KALIMANTAN BARAT TIM VERIFIKASI

LAPORAN VERIFIKASI TERKAIT PRESS RELEASE GREENOMICS MENGENAI PELANGGARAN MORATORIUM DI AREAL PT. BUMI MEKAR HIJAU DI KALIMANTAN BARAT TIM VERIFIKASI LAPORAN VERIFIKASI TERKAIT PRESS RELEASE GREENOMICS MENGENAI PELANGGARAN MORATORIUM DI AREAL PT. BUMI MEKAR HIJAU DI KALIMANTAN BARAT TIM VERIFIKASI APRIL 2015 1. Latar Belakang Pada tanggal 1 Februari

Lebih terperinci

9/1/2014. Pelanggaran yang dirancang sebelum FCP APP diluncurkan?

9/1/2014. Pelanggaran yang dirancang sebelum FCP APP diluncurkan? 9/1/2014 Pelanggaran yang dirancang sebelum FCP APP diluncurkan? Satu Pelanggaran yang dirancang sebelum Forest Conservation Policy APP/SMG diluncurkan ke Publik SENARAI Pada 5 Februari 2013, Sinar Mas

Lebih terperinci

HIGH CARBON STOCK (HCS) Sejarah, Kebijakan dan Identifikasi

HIGH CARBON STOCK (HCS) Sejarah, Kebijakan dan Identifikasi HIGH CARBON STOCK (HCS) Sejarah, Kebijakan dan Identifikasi Oleh : The Forest Trust Indonesia Latar Belakang : seruan dari konsumen di seluruh dunia yang memiliki kepedulian terkait dengan Nihil Deforestasi

Lebih terperinci

APP melaporkan perkembangan implementasi pengelolaan lahan gambut

APP melaporkan perkembangan implementasi pengelolaan lahan gambut APP melaporkan perkembangan implementasi pengelolaan lahan gambut Jakarta, 12 November 2015 Asia Pulp & Paper Group (APP) menyambut baik instruksi Presiden Indonesia untuk perbaikan pengelolaan lahan gambut,

Lebih terperinci

"Pada 8 April 2013 EoF menemukan bahwa terdapat sekitar 7 alat berat yang menebang hutan alam... di dalam areal konsesi PT. RIA"

Pada 8 April 2013 EoF menemukan bahwa terdapat sekitar 7 alat berat yang menebang hutan alam... di dalam areal konsesi PT. RIA Aida Greenbury MD Sustainability & Stakeholder Engagement Asia Pulp and Paper Group (APP) aida_greenbury@app.co.id Sinar Mas Land Plaza JI.MH Thamrin 51 Jakarta Indonesia Yth. Para Pemangku Kepentingan,

Lebih terperinci

Laporan Investigatif Eyes on the Forest. Investigasi 2010 Dipublikasikan Maret 2011

Laporan Investigatif Eyes on the Forest. Investigasi 2010 Dipublikasikan Maret 2011 Laporan lacak balak dari PT Artelindo Wiratama, perusahaan pengembang HTI, terafiliasi dengan Asia Pulp And Paper (APP), ke pabrik pulp PT Indah Kiat Pulp and Paper (PT IKPP) Perawang, Siak Laporan Investigatif

Lebih terperinci

Komitmen APP dalam Roadmap menuju kepatuhan terhadap Kebijakan Asosiasi FSC (Policy for Association / PfA)

Komitmen APP dalam Roadmap menuju kepatuhan terhadap Kebijakan Asosiasi FSC (Policy for Association / PfA) Komitmen APP dalam Roadmap menuju kepatuhan terhadap Kebijakan Asosiasi FSC (Policy for Association / PfA) 6 March 2016 1. APP akan meningkatkan kegiatan pengelolaan hutannya untuk memenuhi standard FSC

Lebih terperinci

Bagian 1: Sekilas kegiatan utama dalam periode pelaporan

Bagian 1: Sekilas kegiatan utama dalam periode pelaporan Laporan Kemajuan TFT mengenai Komitmen Kebijakan Konservasi Hutan Asia Pulp & Paper Group (APP) Periode Pelaporan: Oktober, November dan Desember 2013. Tanggal: 20 Desember 2013 Ini merupakan laporan kemajuan

Lebih terperinci

Royal Golden Eagle (RGE) Kerangka Kerja Keberlanjutan Industri Kehutanan, Serat Kayu, Pulp & Kertas

Royal Golden Eagle (RGE) Kerangka Kerja Keberlanjutan Industri Kehutanan, Serat Kayu, Pulp & Kertas Royal Golden Eagle (RGE) Kerangka Kerja Keberlanjutan Industri Kehutanan, Serat Kayu, Pulp & Kertas I. Ruang Lingkup: Seluruh ketentuan Sustainability Framework ini berlaku tanpa pengecualian bagi: Seluruh

Lebih terperinci

APP SUSTAINABILITY ROADMAP

APP SUSTAINABILITY ROADMAP APP SUSTAINABILITY ROADMAP VISI 2020 LAPORAN KEMAJUAN TRIWULAN KEDUA 5 FEBRUARI 2013 Pokok-pokok penting di dalam roadmap tersebut adalah: 1. LATAR BELAKANG Pada tahun 2015, APP akan memiliki kemampuan

Lebih terperinci

PT. LONTAR PAPYRUS PULP AND PAPER INDUSTRY PROPINSI JAMBI

PT. LONTAR PAPYRUS PULP AND PAPER INDUSTRY PROPINSI JAMBI RINGKASAN LAPORAN PENILAIAN LAPANGAN SERTIFIKASI LACAK BALAK (CoC) LEI PT. LONTAR PAPYRUS PULP AND PAPER INDUSTRY PROPINSI JAMBI Oleh Lembaga Sertifikasi PT. TUV INTERNATIONAL INDONESIA PROFIL PERUSAHAAN

Lebih terperinci

(APP) (5 2013) RENCANA EVALUASI TANGGAL DIKELUARKAN:

(APP) (5 2013) RENCANA EVALUASI TANGGAL DIKELUARKAN: Evaluasi Independen terhadap Perkembangan Pemenuhan Komitmen Asia Pulp and Paper (APP) sesuai Kebijakan Konservasi Hutan (Forest Conservation Policy/FCP) Perusahaan (5 Februari 2013) RENCANA EVALUASI TANGGAL

Lebih terperinci

PT. Sekato Pratama Makmur (SPM) dan PT. Bina Duta Laksana (BDL), Riau

PT. Sekato Pratama Makmur (SPM) dan PT. Bina Duta Laksana (BDL), Riau Aida Greenbury MD Sustainability & Stakeholder Engagement Asia Pulp and Paper Group (APP) aida_greenbury@app.co.id Sinar Mas Land Plaza JI.MH Thamrin 51 Jakarta Indonesia Yth. Para Pemangku Kepentingan,

Lebih terperinci

Update - Laporan Assurance KPMG Rencana Aksi Final

Update - Laporan Assurance KPMG Rencana Aksi Final Update - Laporan Assurance KPMG Rencana Aksi Final Rencana Aksi Kepatuhan Jumlah Rencana Aksi 3 Ketidaksesuaian 7 Peluang untuk Perbaikan 7 Peluang untuk Perbaikan 14 Peluang untuk Perbaikan Status Selesai

Lebih terperinci

Pelajaran dari Konflik, Perundingan dan Kesepakatan antara Desa Senyerang dengan PT Wira Karya Sakti

Pelajaran dari Konflik, Perundingan dan Kesepakatan antara Desa Senyerang dengan PT Wira Karya Sakti Pelajaran dari Konflik, Perundingan dan Kesepakatan antara Desa Senyerang dengan PT Wira Karya Sakti Lanskap khas Sumatra dengan beragam sistem penggunaan lahan Perkebunan akasia mangium menggantikan berbagai

Lebih terperinci

LAPORAN VERIFIKASI LAPANGAN ATAS LAPORAN Forest Peoples Programme (FPP) DI DESA RIDING, SUNGAI RASAU DAN JADIMULYA. Disusun oleh: Tim Verifikasi

LAPORAN VERIFIKASI LAPANGAN ATAS LAPORAN Forest Peoples Programme (FPP) DI DESA RIDING, SUNGAI RASAU DAN JADIMULYA. Disusun oleh: Tim Verifikasi LAPORAN VERIFIKASI LAPANGAN ATAS LAPORAN Forest Peoples Programme (FPP) DI DESA RIDING, SUNGAI RASAU DAN JADIMULYA Disusun oleh: Tim Verifikasi DESEMBER 2013 1. LATAR BELAKANG Asia Pulp and Paper (APP)

Lebih terperinci

Moratorium gambut diabaikan, dua kebun sawit grup Panca Eka menebangi hutan alam di Semenanjung Kampar, Riau

Moratorium gambut diabaikan, dua kebun sawit grup Panca Eka menebangi hutan alam di Semenanjung Kampar, Riau Moratorium gambut diabaikan, dua kebun sawit grup Panca Eka menebangi hutan alam di Semenanjung Kampar, Riau Laporan Investigatif Eyes on the Forest Januari 2016 Eyes on the Forest (EoF) adalah koalisi

Lebih terperinci

Kebijakan Asosiasi. Tanggal Berlaku PfA berlaku secara efektif sejak menerima dukungan dari Stakeholder Advisory Committee (SAC)

Kebijakan Asosiasi. Tanggal Berlaku PfA berlaku secara efektif sejak menerima dukungan dari Stakeholder Advisory Committee (SAC) Kebijakan Asosiasi Tujuan Pada bulan Juni 2015, APRIL telah menerapkan Kebijakan Pengelolaan Hutan Berkelanjutan ("SFMP") 2.0 1 yang menyatakan komitmen Grup APRIL untuk: mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan

Lebih terperinci

Indikator Kinerja untuk Evaluasi APP FCP dan Komitmen Tambahan Version 2.0, 12 Mei 2014

Indikator Kinerja untuk Evaluasi APP FCP dan Komitmen Tambahan Version 2.0, 12 Mei 2014 Indikator Kinerja untuk Evaluasi APP FCP dan Komitmen Tambahan Version 2.0, 12 Mei 2014 Performance Indicators: APP Forest Conservation Policy Evaluation, v2.0 12 Mei 2014 1 Dokumen ini merumuskan Indikator

Lebih terperinci

Pengabaian Kelestarian Hutan Alam dan Gambut, serta Faktor Pemicu Konflik Lahan yang Berkelanjutan 1

Pengabaian Kelestarian Hutan Alam dan Gambut, serta Faktor Pemicu Konflik Lahan yang Berkelanjutan 1 Pengabaian Kelestarian Hutan Alam dan Gambut, serta Faktor Pemicu Konflik Lahan yang Berkelanjutan 1 Studi Kasus Ekspansi Industri Pulp and Paper di Provinsi Sumatera Selatan, Riau dan Jambi A. Pendahuluan

Lebih terperinci

Indikator SFMP

Indikator SFMP Indikator SFMP 2.0 2018 Pertemuan Pemangku Kepentingan October 2017 Draft Indikator Verifikasi SFMP 2.0 untuk 2018 Draft indikator awal untuk pertemuan publik yang dikembangkan oleh Komite Penasihat Pemangku

Lebih terperinci

Oleh: PT. GLOBAL ALAM LESTARI

Oleh: PT. GLOBAL ALAM LESTARI Izin Usaha Pemanfaatan Penyerapan Karbon dan/atau Penyimpanan Karbon (PAN-RAP Karbon) Nomor: SK. 494/Menhut-II/2013 Hutan Rawa Gambut Tropis Merang-Kepayang Sumatera Selatan, Indonesia Oleh: PT. GLOBAL

Lebih terperinci

Kebijakan APRIL Group dalam Pengelolaan Hutan Berkelanjutan Juni 2015

Kebijakan APRIL Group dalam Pengelolaan Hutan Berkelanjutan Juni 2015 Kebijakan APRIL Group dalam Pengelolaan Hutan Berkelanjutan 2.0 3 Juni 2015 APRIL Group (APRIL) berkomitmen terhadap pembangunan berkelanjutan di seluruh areal kerja perusahaan dengan menerapkan praktik-praktik

Lebih terperinci

Laporan Investigasi Jikalahari KEPALA BRG DIHADANG, PT RAPP LANJUT MERUSAK HUTAN ALAM DAN GAMBUT

Laporan Investigasi Jikalahari KEPALA BRG DIHADANG, PT RAPP LANJUT MERUSAK HUTAN ALAM DAN GAMBUT I. PENDAHULUAN Laporan Investigasi Jikalahari KEPALA BRG DIHADANG, PT RAPP LANJUT MERUSAK HUTAN ALAM DAN GAMBUT Empat bulan lebih pasca Nazir Foead, Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG) dihadang dan diusir

Lebih terperinci

Pengecekan lapangan lokasi kebakaran foto dirilis di database online EoF

Pengecekan lapangan lokasi kebakaran foto dirilis di database online EoF 10 Juli 2013 Pengecekan lapangan lokasi kebakaran foto dirilis di database online EoF Warta EoF (PEKANBARU) Eyes on the hari ini menerbitkan foto-foto perjalanan verifikasi lapangan yang dilakukan pada

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARO JAMBI NOMOR 22 TAHUN 2002 TENTANG IZIN USAHA HUTAN TANAMAN (IUHT) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUARO JAMBI, Menimbang : a.

Lebih terperinci

LAPORAN VERIFIKASI KELUHAN TERKAIT TUDUHAN PELANGGARAN MORATORIUM APP DI PT. DAYA TANI KALBAR TIM VERIFIKASI

LAPORAN VERIFIKASI KELUHAN TERKAIT TUDUHAN PELANGGARAN MORATORIUM APP DI PT. DAYA TANI KALBAR TIM VERIFIKASI LAPORAN VERIFIKASI KELUHAN TERKAIT TUDUHAN PELANGGARAN MORATORIUM APP DI PT. DAYA TANI KALBAR TIM VERIFIKASI MARET 2014 1. LATAR BELAKANG Pada tanggal 1 Februari 2013, APP, melalui Kebijakan Konservasi

Lebih terperinci

Forest Stewardship Council

Forest Stewardship Council Forest Stewardship Council Roadmap menuju diakhirinya dis-asosiasi dari APP DRAF 6 Disetujui dengan syarat pada tanggal 9 Februari 2017 Di bulan Oktober 2007, Forest Stewardship Council (FSC) melakukan

Lebih terperinci

PENGATURAN PEMANFAATAN HASIL HUTAN HAK/MILIK DI WILAYAH KABUPATEN PANDEGLANG BUPATI PANDEGLANG,

PENGATURAN PEMANFAATAN HASIL HUTAN HAK/MILIK DI WILAYAH KABUPATEN PANDEGLANG BUPATI PANDEGLANG, LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 25 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG PENGATURAN PEMANFAATAN HASIL HUTAN HAK/MILIK DI WILAYAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 58 TAHUN 2008 T E N T A N G PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN KABUPATEN MUSI RAWAS

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 58 TAHUN 2008 T E N T A N G PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN KABUPATEN MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 58 TAHUN 2008 T E N T A N G PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN KABUPATEN MUSI RAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI RAWAS, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.83/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2016 TENTANG PERHUTANAN SOSIAL

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.83/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2016 TENTANG PERHUTANAN SOSIAL PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.83/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2016 TENTANG PERHUTANAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

Lebih terperinci

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 58 TAHUN 2008 T E N T A N G

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 58 TAHUN 2008 T E N T A N G BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 58 TAHUN 2008 T E N T A N G PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN KABUPATEN MUSI RAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI RAWAS,

Lebih terperinci

PUBLIC SUMMARY (Resume Hasil Verifikasi)

PUBLIC SUMMARY (Resume Hasil Verifikasi) PUBLIC SUMMARY (Resume Hasil Verifikasi) HASIL VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PT. WIRAKARYA SAKTI (pemegang IUPHHK-HTI) PROPINSI JAMBI Oleh LVLK PT. TUV RHEINLAND INDONESIA IDENTITAS LV-LK PT. TUV Rheinland

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT Nomor 8 Tahun 2012 Seri E Nomor 8 Tahun 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG TATA KELOLA PEMANFAATAN DAN PEREDARAN KAYU YANG BERASAL

Lebih terperinci

Latar Belakang. Gambar 1. Lahan gambut yang terbakar. pada lanskap lahan gambut. Di lahan gambut, ini berarti bahwa semua drainase

Latar Belakang. Gambar 1. Lahan gambut yang terbakar. pada lanskap lahan gambut. Di lahan gambut, ini berarti bahwa semua drainase 1 2 Latar Belakang Gambar 1. Lahan gambut yang terbakar. Banyak lahan gambut di Sumatra dan Kalimantan telah terbakar dalam beberapa tahun terakhir ini. Kebakaran gambut sangat mudah menyebar di areaarea

Lebih terperinci

NGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2007 TENTANG IZIN PEMANFAATAN HUTAN HAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

NGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2007 TENTANG IZIN PEMANFAATAN HUTAN HAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA NGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2007 TENTANG IZIN PEMANFAATAN HUTAN HAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TUMUR, Menimbang : a. bahwa guna meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARO JAMBI NOMOR 18 TAHUN 2002 TENTANG IZIN PEMUNGUTAN HASIL HUTAN DALAM KAWASAN HUTAN (IPHHDKH) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUARO

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.56/Menhut-II/2014 TENTANG MASYARAKAT MITRA POLISI KEHUTANAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.56/Menhut-II/2014 TENTANG MASYARAKAT MITRA POLISI KEHUTANAN PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.56/Menhut-II/2014 TENTANG MASYARAKAT MITRA POLISI KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR : 53 TAHUN 2001 T E N T A N G IJIN USAHA HUTAN TANAMAN (IHT) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N W A L I K O T A B A N J A R M A S I N PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN SUNGAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARMASIN, Menimbang : a. bahwa sungai

Lebih terperinci

Data shared during Forum Group Discussion (FGD) in Jakarta, 27 March 2013

Data shared during Forum Group Discussion (FGD) in Jakarta, 27 March 2013 APP Wood Suppliers Location Maps Data shared during Forum Group Discussion (FGD) in Jakarta, 27 March 2013 Disclaimer Presentasi ini disiapkan oleh Asia Pulp & Paper Group ( APP atau Perusahaan ) hanya

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Kebakaran hutan di Jambi telah menjadi suatu fenomena yang terjadi setiap tahun, baik dalam cakupan luasan yang besar maupun kecil. Kejadian kebakaran tersebut tersebar dan melanda

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN PATROLI TERPADU PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN

LAPORAN PELAKSANAAN PATROLI TERPADU PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN LAPORAN PELAKSANAAN PATROLI TERPADU PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN Tanggal 13 MEI 2016 N0 PROVINSI 1 Kalimantan Barat LOKASI SASARAN DAOPS/ KECA KABUPATEN DESA MATAN HASIL KEGIATAN PATROLI Ketapang

Lebih terperinci

TENTANG. yang. untuk. dalam. usaha

TENTANG. yang. untuk. dalam. usaha 1 B U P A T I B A L A N G A N PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG IZIN PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET DENGANN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BALANGAN, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR 46 TAHUN 2001 T E N T A N G RETRIBUSI HASIL HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Peraturan

Lebih terperinci

INDUSTRI PENGGUNA HARUS MEMBERSIHKAN RANTAI PASOKAN MEREKA

INDUSTRI PENGGUNA HARUS MEMBERSIHKAN RANTAI PASOKAN MEREKA SOLUSI Masa depan perdagangan internasional Indonesia tidak harus bergantung pada deforestasi. Sinar Mas Group adalah pemain terbesar dalam sektor-sektor pulp dan kelapa sawit, dan dapat memotori pembangunan

Lebih terperinci

HASIL VERIFIKASI TERKAIT LAPORAN PELANGGARAN MORATORIUM HUTAN ALAM

HASIL VERIFIKASI TERKAIT LAPORAN PELANGGARAN MORATORIUM HUTAN ALAM HASIL VERIFIKASI TERKAIT LAPORAN PELANGGARAN MORATORIUM HUTAN ALAM Di PT. ASIA TANI PERSADA DAN PT. DAYA TANI KALBAR Oleh: The Forest Trust Jakarta, 2 April 2013 A. Laporan Media Terkait Pelanggaran Media

Lebih terperinci

Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at:

Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL BINA USAHA KEHUTANAN DIREKTORAT BINA USAHA KEHUTANAN TANAMAN Alamat : Gedung Manggala Wanabakti Blok I lt.v, Jl. Gatot Subroto, Jakarta 10270. Telepon : (021)

Lebih terperinci

MEMBENDUNG meluasnya preseden buruk pengelolaan HPH di Indonesia

MEMBENDUNG meluasnya preseden buruk pengelolaan HPH di Indonesia www.greenomics.org MEMBENDUNG meluasnya preseden buruk pengelolaan HPH di Indonesia 5 Desember 2011 HPH PT Mutiara Sabuk Khatulistiwa -- yang beroperasi di Provinsi Riau -- melakukan land-clearing hutan

Lebih terperinci

BUPATI BULUNGAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 08 TAHUN 2006 TENTANG

BUPATI BULUNGAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 08 TAHUN 2006 TENTANG BUPATI BULUNGAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 08 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN IJIN PEMANFAATAN KAYU PADA AREAL PENGGUNAAN LAIN ATAU KAWASAN BUDIDAYA NON KEHUTANAN BUPATI BULUNGAN, Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAIRI NOMOR : 7 Tahun 2000 SERI : B NOMOR : 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAIRI NOMOR : 07 TAHUN 2000 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAIRI NOMOR : 7 Tahun 2000 SERI : B NOMOR : 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAIRI NOMOR : 07 TAHUN 2000 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAIRI NOMOR : 7 Tahun 2000 SERI : B NOMOR : 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAIRI NOMOR : 07 TAHUN 2000 TENTANG PENGUSAHAAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DAIRI Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA PALOPO Nomor 7 Tahun 2008

PERATURAN DAERAH KOTA PALOPO Nomor 7 Tahun 2008 PERATURAN DAERAH KOTA PALOPO Nomor 7 Tahun 2008 T E N T A N G BATAS GARIS SEMPADAN BANGUNAN (GSB) PADA MASING MASING JALAN, SUNGAI DAN PANTAI DALAM WILAYAH KOTA PALOPO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Ekspansi Industri Pulp: Cara Optimis Penghancuran Hutan Alam

Ekspansi Industri Pulp: Cara Optimis Penghancuran Hutan Alam Ekspansi Industri Pulp: Cara Optimis Penghancuran *Contoh Kasus RAPP dan IKPP Ringkasan Sampai akhir Desember 27 realisasi pembangunan Hutan Tanaman Industri (HTI) hanya 33,34 persen dari total 1.37 juta

Lebih terperinci

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG IZIN LOKASI

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG IZIN LOKASI BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG IZIN LOKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTABARU, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

EKSPANSI PERKEBUNAN KAYU YANG MENGHILANGKAN HUTAN ALAM DAN MENIMBULKAN KONFLIK SOSIAL (Studi Kasus Provinsi Sumatera Utara dan Riau) PRESS BRIEFING

EKSPANSI PERKEBUNAN KAYU YANG MENGHILANGKAN HUTAN ALAM DAN MENIMBULKAN KONFLIK SOSIAL (Studi Kasus Provinsi Sumatera Utara dan Riau) PRESS BRIEFING EKSPANSI PERKEBUNAN KAYU YANG MENGHILANGKAN HUTAN ALAM DAN MENIMBULKAN KONFLIK SOSIAL (Studi Kasus Provinsi Sumatera Utara dan Riau) PRESS BRIEFING PENDAHULUAN Masih terjadinya deforestasi di dalam area

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT, PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI BONGKAR MUAT BARANG PADA TEMPAT FASILITAS PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.39/Menhut-II/2013 TENTANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SETEMPAT MELALUI KEMITRAAN KEHUTANAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.39/Menhut-II/2013 TENTANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SETEMPAT MELALUI KEMITRAAN KEHUTANAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.39/Menhut-II/2013 TENTANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SETEMPAT MELALUI KEMITRAAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

REFLEKSI PEMBANGUNAN BIDANG KEHUTANAN DIKEPEMIMPINAN GUBERNUR JAMBI BAPAK Drs. H. HASAN BASRI AGUS, MM

REFLEKSI PEMBANGUNAN BIDANG KEHUTANAN DIKEPEMIMPINAN GUBERNUR JAMBI BAPAK Drs. H. HASAN BASRI AGUS, MM REFLEKSI PEMBANGUNAN BIDANG KEHUTANAN DIKEPEMIMPINAN GUBERNUR JAMBI BAPAK Drs. H. HASAN BASRI AGUS, MM Provinsi Jambi mempunyai Luas Wilayah daratan 4.882.857 ha. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG IZIN PEMANFAATAN KAYU PADA KAWASAN BUDIDAYA NON KEHUTANAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG IZIN PEMANFAATAN KAYU PADA KAWASAN BUDIDAYA NON KEHUTANAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG IZIN PEMANFAATAN KAYU PADA KAWASAN BUDIDAYA NON KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PENAJAM PASER UTARA, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG IZIN PEMANFAATAN KAYU RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BALANGAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka memenuhi kebutuhan terhadap

Lebih terperinci

Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jambi Sedang Membuka Rapat Koordinasi Perencanaan Pembangunan Kehutanan Daerah Provinsi Jambi Tahun /10/2014 2

Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jambi Sedang Membuka Rapat Koordinasi Perencanaan Pembangunan Kehutanan Daerah Provinsi Jambi Tahun /10/2014 2 Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jambi Sedang Membuka Rapat Koordinasi Perencanaan Pembangunan Kehutanan Daerah Provinsi Jambi Tahun 2015 3/10/2014 2 Peserta Rapat Koordinasi Perencanaan Pembangunan Kehutanan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 7 TAHUN 2005 TENTANG PENGENDALIAN DAN REHABILITASI LAHAN KRITIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 7 TAHUN 2005 TENTANG PENGENDALIAN DAN REHABILITASI LAHAN KRITIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 7 TAHUN 2005 TENTANG PENGENDALIAN DAN REHABILITASI LAHAN KRITIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang Mengingat : a. bahwa kondisi

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERKEBUNAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERKEBUNAN PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERKEBUNAN Menimbang : DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hutan Tanaman Industri Hutan Tanaman Industri adalah hutan yang dibangun dalam rangka meningkatkan potensi dan kualitas

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hutan Tanaman Industri Hutan Tanaman Industri adalah hutan yang dibangun dalam rangka meningkatkan potensi dan kualitas II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hutan Tanaman Industri Hutan Tanaman Industri adalah hutan yang dibangun dalam rangka meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi dengan menerapkan silvikultur intensif. Hal

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.39/Menhut-II/2013 TENTANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SETEMPAT MELALUI KEMITRAAN KEHUTANAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.39/Menhut-II/2013 TENTANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SETEMPAT MELALUI KEMITRAAN KEHUTANAN 1 PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.39/Menhut-II/2013 TENTANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SETEMPAT MELALUI KEMITRAAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARO JAMBI NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KEMASYARAKATAN (IUPHHKM) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

Laporan Investigatif Eyes on the Forest Desember 2015

Laporan Investigatif Eyes on the Forest Desember 2015 Penebangan hutan alam gambut oleh PT. Muara Sungai Landak mengancam ekosistem dan habitat Orangutan Laporan Investigatif Eyes on the Forest Desember 2015 Eyes on the Forest (EoF) adalah koalisi LSM Lingkungan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU UTARA NOMOR 04 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU UTARA NOMOR 04 TAHUN 2002 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU UTARA NOMOR 04 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI IZIN PEMANFAATAN KAYU (IPK) PADA AREAL HAK GUNA USAHA (HGU), AREAL UNTUK PEMUKIMAN TRANSMIGRASI, KAWASAN HUTAN YANG BERUBAH

Lebih terperinci

Strategi rehabilitasi hutan terdegradasi

Strategi rehabilitasi hutan terdegradasi Strategi rehabilitasi hutan terdegradasi Kajian sistem pengelolaan dan rehabilitasi IUPHHK restorasi ekosistem Kajian Sistem Pengelolaan dan Rehabilitasi IUPHHK Restorasi Ekosistem Strategi Rehabilitasi

Lebih terperinci

WORKSHOP PENGUATAN STRATEGI GERAKAN BERSAMA PEMBERANTASAN PENEBANGAN KAYU SECARA ILLEGAL DAN PEREDARANNYA SERTA PERAMBAHAN HUTAN DI PROVINSI JAMBI

WORKSHOP PENGUATAN STRATEGI GERAKAN BERSAMA PEMBERANTASAN PENEBANGAN KAYU SECARA ILLEGAL DAN PEREDARANNYA SERTA PERAMBAHAN HUTAN DI PROVINSI JAMBI Lampiran 1. Kerangka Acuan WORKSHOP PENGUATAN STRATEGI GERAKAN BERSAMA PEMBERANTASAN PENEBANGAN KAYU SECARA ILLEGAL DAN PEREDARANNYA SERTA PERAMBAHAN HUTAN DI PROVINSI JAMBI I. Latar Belakang Aktifitas

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA IZIN PEMANFAATAN HASIL HUTAN PADA TANAH MILIK DAN KEBUN RAKYAT

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA IZIN PEMANFAATAN HASIL HUTAN PADA TANAH MILIK DAN KEBUN RAKYAT SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG IZIN PEMANFAATAN HASIL HUTAN PADA TANAH MILIK DAN KEBUN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU UTARA NOMOR 04 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU UTARA NOMOR 04 TAHUN 2002 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU UTARA NOMOR 04 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI IZIN PEMANFAATAN KAYU (IPK) PADA AREAL HAK GUNA USAHA (HGU), AREAL UNTUK PEMUKIMAN TRANSMIGRASI, KAWASAN HUTAN YANG BERUBAH

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGELOLAAN HUTAN DAN HASIL HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KETAPANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGELOLAAN HUTAN DAN HASIL HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KETAPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGELOLAAN HUTAN DAN HASIL HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KETAPANG Menimbang : a. bahwa dalam penjelasan pasal 11 ayat (1)

Lebih terperinci

KAJIAN KONFLIK SOSIAL KEHUTANAN PT WIRAKARYA SAKTI 1

KAJIAN KONFLIK SOSIAL KEHUTANAN PT WIRAKARYA SAKTI 1 KAJIAN KONFLIK SOSIAL KEHUTANAN PT WIRAKARYA SAKTI 1 Legalitas: PT. Wirakarya Sakti merupakan perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang kehutanan berdasarkan Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu

Lebih terperinci

GUBERNUR PROVINSI PAPUA

GUBERNUR PROVINSI PAPUA GUBERNUR PROVINSI PAPUA KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI PAPUA NOMOR 171 TAHUN 2006 T E N T A N G PEMBERIAN IJIN PENGGUNAAN JALAN KORIDOR DI LUAR AREAL IUPHHK KEPADA PT. SALAKI MANDIRI SEJAHTERA DISTRIK BONGGO

Lebih terperinci

Kebijakan konservasi hutan APP dan deforestasi

Kebijakan konservasi hutan APP dan deforestasi Kebijakan konservasi hutan APP dan deforestasi Operasi Asia Pulp & Paper (APP) Indonesia telah lama berfokus di pulau Sumatera yang mana dua pabrik pulp besarnya beroperasi dan memiliki sebagian besar

Lebih terperinci

2017, No kelestarian keanekaragaman hayati, pengaturan air, sebagai penyimpan cadangan karbon, penghasil oksigen tetap terjaga; c. bahwa revisi

2017, No kelestarian keanekaragaman hayati, pengaturan air, sebagai penyimpan cadangan karbon, penghasil oksigen tetap terjaga; c. bahwa revisi BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.900, 2017 KEMEN-LHK. Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Gambut. Fasilitasi Pemerintah. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR : 11 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN VERIFIKASI PERMOHONAN HAK PENGELOLAAN HUTAN DESA

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR : 11 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN VERIFIKASI PERMOHONAN HAK PENGELOLAAN HUTAN DESA GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR : 11 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN VERIFIKASI PERMOHONAN HAK PENGELOLAAN HUTAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR JAMBI, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 13 TAHUN 2002 TENTANG IZIN PEMUNGUTAN HASIL HUTAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 13 TAHUN 2002 TENTANG IZIN PEMUNGUTAN HASIL HUTAN PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 13 TAHUN 2002 TENTANG IZIN PEMUNGUTAN HASIL HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG

Lebih terperinci

FORMULIR PENGAJUAN KELUHAN BAGIAN A DATA PELAPOR

FORMULIR PENGAJUAN KELUHAN BAGIAN A DATA PELAPOR FORMULIR PENGAJUAN KELUHAN Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) adalah organisasi nirlaba yang didirikan dengan visi mentransformasi pasar untuk menjadikan minyak sawit berkelanjutan sebagai norma.

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN HUTAN BER-STOK KARBON TINGGI

LAPORAN PENELITIAN HUTAN BER-STOK KARBON TINGGI Laporan ini berisi Kata Pengantar dan Ringkasan Eksekutif. Terjemahan lengkap laporan dalam Bahasa Indonesia akan diterbitkan pada waktunya. LAPORAN PENELITIAN HUTAN BER-STOK KARBON TINGGI Pendefinisian

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM

DIREKTORAT JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM DESKRIPSI PEMBANGUNAN JAVAN RHINO STUDY AND CONSERVATION AREA (Areal Studi dan Konservasi Badak Jawa) DI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKANBARU PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG IZIN USAHA PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKANBARU PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG IZIN USAHA PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET LEMBARAN DAERAH KOTA PEKANBARU Nomor : 03 Tahun : 2007 PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG IZIN USAHA PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG IZIN USAHA PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG IZIN USAHA PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG IZIN USAHA PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKANBARU, Menimbang : a. bahwa burung walet

Lebih terperinci

Kebakaran di Konsesi APP/Sinar Mas Memperparah Kabut Asap Regional dan Mengancam Cagar Biosfir PBB yang Baru

Kebakaran di Konsesi APP/Sinar Mas Memperparah Kabut Asap Regional dan Mengancam Cagar Biosfir PBB yang Baru Siaran Pers Untuk segera dirilis 27 Juli 2009 Kebakaran di Konsesi APP/Sinar Mas Memperparah Kabut Asap Regional dan Mengancam Cagar Biosfir PBB yang Baru Pekanbaru Data satelit selama enam bulan perama

Lebih terperinci

PANDUAN PENGELOLAAN RIPARIAN

PANDUAN PENGELOLAAN RIPARIAN PANDUAN PENGELOLAAN RIPARIAN TFT 2018 Document Prepared by: The Forest Trust Jl. Dr.Wahidin No 42 Semarang, Jawa Tengah Indonesia Ph +62 24 8509798 1 PENGANTAR DEFINISI Sungai adalah alur atau wadah air

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.17/MENLHK/SETJEN/KUM.1/2/2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN NOMOR P.12/MENLHK-II/2015

Lebih terperinci

BIDANG PERLINDUNGAN HUTAN

BIDANG PERLINDUNGAN HUTAN BIDANG PERLINDUNGAN HUTAN DATA POKOK KEHUTANAN Sd JUNI 2010) A. PERSONIL PENGAMANAN HUTAN Petugas yang terlibat langsung dengan keamanan hutan terdiri dari : a. Polisi Kehutanan (POLHUT) Dinas Kehutanan

Lebih terperinci

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà - 1 - jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG HUTAN KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARO JAMBI NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG IZIN PEMUNGUTAN HASIL HUTAN KAYU DILUAR KAWASAN HUTAN (IPHHKLH) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT, BUPATI LOMBOK BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEHUTANAN KABUPATEN LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENGENDALIAN PENEBANGAN DAN PEREDARAN KAYU RAKYAT

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENGENDALIAN PENEBANGAN DAN PEREDARAN KAYU RAKYAT PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENGENDALIAN PENEBANGAN DAN PEREDARAN KAYU RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENGENDALIAN PENEBANGAN POHON DI LUAR KAWASAN HUTAN KABUPATEN JEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBER,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG PENGUSAHAAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PAKPAK BHARAT,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG PENGUSAHAAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PAKPAK BHARAT, PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG PENGUSAHAAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PAKPAK BHARAT, Menimbang : a. bahwa penggalian kekayaan alam di hutan secara

Lebih terperinci

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik I

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik I BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.407, 2011 KEMENTERIAN KEHUTANAN. IUPHHK. Hutan Tanaman Rakyat. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.55/Menhut-II/2011 TENTANG TATA CARA PERMOHONAN

Lebih terperinci