BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mengacu pada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagai pengganti dari Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah, memberikan kewenangan kepada daerah untuk mengurus sendiri daerahnya sesuai dengan kemampuannya. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan Peraturan Daerah serta Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, diamanatkan bahwa agar perencanaan pembangunan daerah konsisten, sejalan dan selaras dengan kebijakan perencanaan pembangunan nasional dan provinsi, maka perencanaan pembangunan daerah harus merupakan kesatuan di dalam sistem perencanaan pembangunan nasional. Penyusunan perencanaan pembangunan daerah dilakukan Pemerintah Daerah bersama para pemangku kepentingan berdasarkan peran dan kewenangan masing masing. Perencanaan pembangunan daerah mengintegrasikan rencana tata ruang dengan rencana pembangunan daerah. Perencanaan pembangunan daerah dilaksanakan berdasarkan kondisi dan potensi yang dimiliki oleh daerah, sesuai dinamika perkembangan daerah dan nasional. Dalam hierarkinya, rencana pembangunan daerah terbagi atas: perencanaan jangka panjang (20 tahun), jangka menengah (5 tahun) dan jangka pendek (1 tahun). Perencanaan pembangunan jangka pendek termuat di dalam dokumen Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD). RKPD memuat arah dan kebijakan pembangunan daerah selama setahun, yang diperoleh dari Renja SKPD sehingga menjadi dasar bagi perumusan perencanaan pembangunan daerah. Dokumen RKPD sekurang kurangnya memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, program prioritas pembangunan daerah, rencana kerja dan pendanaannya serta prakiraan maju dengan mempertimbangkan kerangka pendanaan dan pagu indikatif, baik berasal dari APBD, APBN maupun sumber sumber lain yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat. Rencana Kerja Dinas Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan Tahun 2013

2 Dalam mekanismenya, sesuai amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional Pasal 20 dinyatakan bahwa Bappeda menyiapkan rancangan awal RKPD sebagai penjabaran dari RPJM Daerah. Sejalan dengan ketentuan tersebut di atas, sebagai petunjuk operasionalnya diterbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, dimana dalam Pasal 17 dijelaskan bahwa Bappeda menyusun rancangan awal RKPD, yang merupakan penjabaran dari RPJMD. Dalam prosesnya, penyusunan RKPD Kabupaten Bandung Tahun 2013 merujuk pada rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Bandung, khususnya memasuki tahap ke-2 RPJMD tahun Bappeda bertugas mengkoordinasikan penyusunan rancangan RKPD dan selanjutnya disepakati menjadi dokumen rancangan akhir RKPD di dalam Musrenbang RKPD. Lebih lanjut RKPD Kabupaten Bandung Tahun 2013 merupakan pedoman perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pelaksanaan pembangunan tahunan daerah serta sebagai acuan dalam proses penyusunan KUA dan PPAS Tahun Rancangan ahir RKPD tersebut ditetapkan melalui Peraturan Bupati Nomor... Tahun 2013 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Bandung Tahun Dengan mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunanm Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah disebutkan bahwa Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) wajib menyusun Rencana Kerja (Renja) setiap tahun. Renja ini disusun dengan berpedoman pada Rencana Strategis (Renstra) Dinas Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Bandung Tahun 2013 yang memuat kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan baik yang dilaksanakan langsung oleh Pemerintah Daerah maupun yang dapat mendorong partisipasi masyarakat. Renja SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode satu (1) tahun, yang memuat kebijakan, program dan kegiatan pembangunan, baik yang Rencana Kerja Dinas Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan Tahun

3 dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat. Penyusunan rancangan Renja SKPD merupakan tahapan awal yang harus dilakukan sebelum disempurnakan menjadi dokumen Renja SKPD yang definitif. Renja SKPD tahun 2013 merupakan penjabaran dari RKPD tahun Penjabaran yang dimaksud, menitikberatkan pada penyelarasan prioritas, sasaran, program dan kegiatan prioritas lingkup SKPD yang menunjang pembangunan tahunan daerah dan indikasi rencana program prioritas yang selaras dengan Renstra SKPD dan RPJMD, begitupun dengan prioritas pembangunan nasional yang tertuang dalam RPJMN. Prioritas pembangunan tahun 2013 yang dituangkan ke dalam program dan kegiatan prioritas merupakan upaya pemenuhan pencapaian target tahun kedua yang ditetapkan dalam Renstra dan RPJMD Sehubungan dengan RKPD tahun 2013 telah ditetapkan melalui Peraturan Bupati Bandung Nomor Tahun 2013 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Bandung Tahun 2013 sebagai dasar penyusunan KUA-PPAS tahun 2013, dilanjutkan penyusunan RKA-SKPD, Pra APBD, DPA-SKPD dan akhirnya ditetapkan APBD tahun Adapun keterkaitan antar dokumen perencanaan pembangunan daerah berupa RPJMD, Renstra SKPD, RKPD dan Renja SKPD dapat dijelaskan melalui alur hubungan antar dokumen sebagai berikut: Rencana Kerja Dinas Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan Tahun

4 Alur Kinerja Rencana Kerja SKPD dengan Dokumen Perencanaan Lainnya Memperhatikan RPJM-Nasional (5 Tahun) RPJM- Daerah Propinsi/ Renstrada-Propinsi dan Standar Pelayanan Memperhatikan Penjabaran RKPD Kab/Kota (1 Tahun) Acuan Pedoman Pedoman RPJM-Daerah Kab/Kota (5 Tahun) Pedoman RPJP-Nasional (25 Tahun) Acuan RPJP-Daerah Propinsi (25 Tahun) RPJP-Daerah Kab/Kota (25 Tahun) Pedoman Renstra-SKPD (5 Tahun) Acuan Rancangan Renstra-SKPD Pedoman Renja-SKPD (1 Tahun) Pedoman RAPBD Kab/Kota (1 Tahun) Rencana Kerja Dinas Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan Tahun

5 1.2. Landasan Hukum Dinas Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor : 20 Tahun 2007 Tentang Pembentukan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Bandung. Tugas pokok Dinas Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan adalah merumuskan kebijaksanaan teknis dan melaksanakan kegiatan teknis operasional di bidang perumahan, penataan ruang dan kebersihan yang meliputi pengembangan kawasan, pengembangan perumahan, penataan ruang, penataan dan pengendalian bangunan, permukiman, pelayanan kebersihan, dan pengelolaan sampah serta melaksanakan ketatausahaan dinas. Untuk menyelenggarakan tugas pokok diatas Dinas Perumahan, Penatan Ruang dan Kebersihan, memiliki fungsi : (a). perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya; (b). penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum sesuai dengan lingkup tugasnya; (c). pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya; (d). pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan lingkup tugasnya. Adapun kewenangan Dinas Perumahan Penataan Ruang dan Kebersihan meliputi : 1. Urusan Perumahan Rakyat terdiri dari : bidang Air Minum bidang Air Limbah bidang Persampahan bidang Permukiman bidang Bangunan Gedung dan Lingkungan bidang Pembinaan Perumahan Formal bidang Pembinaan Perumahan Swadaya Rencana Kerja Dinas Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan Tahun

6 bidang Pengembangan Kawasan bidang Pembinaan Teknologi dan Industri bidang Pengembangan Pelaku Pembangunan Perumahan, Peran serta Masyarakat dan Sosial Budaya 2. Urusan Penataan Ruang terdiri dari : bidang Pengaturan bidang Pembinaan bidang Pembangunan bidang Pengawasan 3. Urusan Lingkungan Hidup terdiri dari : bidang Persampahan 4. Urusan Pemberdayaan Masyarakat terdiri dari : bidang PNPM 5. Urusan Perencanaan Pembangunan terdiri dari : bidang Musrembang Pembangunan 1.3. Maksud dan Tujuan Sebagaimana diuraikan pada latar belakang, bahwa Rencana Kerja merupakan dokumen perencanaan SKPD untuk periode satu (1) tahun, yang memuat kebijakan, program dan kegiatan pembangunan baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat, maka Rencana Kerja SKPD ditetapkan dengan maksud untuk menghitung proyeksi kebutuhan besaran target yang layak pada tahun rencana dan prakiraan maju tahun berikutnya, yang nantinya akan dijabarkan menjadi kebutuhan program dan kegiatan untuk tahun rencana, sesuai dengan tugas dan fungsi, serta kewenangan SKPD tahun Rencana Kerja Dinas Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan Tahun

7 1.4. Sistematika Penyusunan Sistematika Penyusunan Rencana Kerja ini sebagai berikut : Bab I Pendahuluan Bab ini menjelaskan mengenai gambaran umum penyusunan rancangan Renja SKPD, agar substansi pada bab-bab berikutnya dapat dipahami dengan baik, meliputi : 1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Hukum 1.3 Maksud dan Tujuan 1.4 Sistematika Penyusunan Bab II Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Tahun Lalu Bab ini memuat kajian terhadap hasil evaluasi pelaksanaan Renja SKPD Tahun lalu (tahun n-2) dan perkiraan capain tahun berjalan (n-1) mengacu pada APBD tahun berjalan yang seharusnya pada waktu penyusunan Renja SKPD sudah disahkan, meliputi : 2.1 Evaluasi Pelaksanaan Renja dan Capaian Renstra 2.2 Analisis Kinerja Pelayanan 2.3 Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi Dinas Pertasih 2.4 Review Rancangan Awal Renja Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat Bab III Tujuan, Sasaran, Program dan Kegiatan Bab ni berisi Program dan Kegiatan Tahun 2012 serta Permasalahan dan Upaya Penanganan, meliputi : 3.1 Telaah Terhadap Kebijakan Nasional 3.2 Tujuan dan Sasaran Renja 3.3 Program dan Kegiatan Tahun 2013 Bab IV Penutup Rencana Kerja Dinas Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan Tahun

8 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU 2.1. Evaluasi Pelaksanaan Rencana Kerja SKPD Tahun Lalu dan Capaian Renstra SKPD Penyusunan Rencana Kerja Dinas Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan tahun 2013 berpedoman hasil pencapaian kinerja dinas di tahun 2012, RKPD tahun 2013 dan pada Rencana Strategis Dinas Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan periode Untuk mengetahui strategi yang perlu dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Bandung untuk peningkatan kinerja Dinas Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan maka dilakukan analisis kemampuan organisasi dengan menggunakan teknik analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities dan Threats), baik terhadap kondisi organisasi institusi maupun terhadap program dan kegiatan yang dilakukan. Kekuatan (Strength): Memiliki legalitas organisasi berdasarkan Peraturan Daerah Nomor : 20 Tahun 2007 Tentang Pembentukan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Bandung, dan diantaranya membentuk Dinas Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan. Memiliki alokasi anggaran belanja yang cukup besar, dimana untuk tahun 2012, bahwa kegiatan yang menjadi tanggung jawab Dinas Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan tahun 2012 terdiri dari Belanja Program dan kegiatan SKPD sebesar Rp ,00 serta Belanja Program dan Kegiatan Urusan sebesar Rp ,00. Dinas Perumahan Penataan Ruang dan Kebersihan adalah merupakan struktur organisasi yang sangat besar dimana seorang Kepala Dinas harus mengelola seorang Sekretaris dan 6 (enam) Kepala Bidang 8 (delapan) UPTD dengan total sebanyak 44 (empat puluh empat) jabatan struktural, Rencana Kerja Dinas Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan Tahun

9 Jumlah karyawannya hingga bulan Januari 2012 adalah sebanyak 555 orang yang terdiri dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebanyak 339 orang, Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) sebanyak 3 orang, Tenaga Kontrak Kerja (TKK) sebanyak 16 orang dan Tenaga Harian Lepas (THL) sebanyak 200 orang. Dimana 8 orang dengan Golongan IV, 96 orang dengan Golongan III, 122 orang dengan Golongan II, dan 117 orang dengan Golongan I, Memiliki latar belakang pendidikan SDM yang bervariasi, terdiri dari 17 orang dengan jenjang pendidikan S2, 54 orang dengan jenjang pendidikan S1, 8 orang dengan jenjang pendidikan D3, 137 orang dengan jenjang pendidikan SMU/SMK, 41 orang dengan jenjang pendidikan SLTP/SMP dan 87 orang dengan jenjang pendidikan SD/MI. Memiliki kantor tempat bekerja tersebar di beberapa lokasi, selain Kantor pusat ada di Komplek Perkantoran Pemerintah Kabupaten Bandung, juga tersebar di luar Komplek untuk Bidang Kebersihan, UPTD Pemadam Kebakaran Wilayah I, II, dan III, juga UPTD Pemakaman dan Pertamanan, UPTD Pengankutan Sampah Wilayah Soreang, Wilayah Baleendah, Wilayah Ciparay, dan Wilayah Rancaekek, Memiliki kendaraan operasional dinas roda 4 sejumlah 18 unit dan roda 2 sejumlah 21 unit yang digunakan para pejabat struktural Eselon II dan Eselon III, serta para Kepala UPTD jumlahnya tidak memadai dengan kondisi kendaraan yang tidak terlalu baik karena umur kendaraan yang sudah terlalu tua. Demikian pula untuk keperluan pengangkutan sampah dan pemadaman kebakaran, dimana saat ini kami hanya memiliki 25 unit Arm Roll, 2 unit Buldozer, 1 unit Loader, 1 unit Excavator, 44 unit Dump Truck, 7 unit mobil pemadam kebakaran, 4 unit mobil tangki tinja, 30 unit kendaraan roda 2, 10 unit kendaraan PICK UP, 10 unit mobil jeep dan mini bus, 1 unit mobil mini bus PICK UP, 1 unit mobil ANHANK (mobil tangki siram), 1 unit sepeda motor trail, 8 unit kendaraan pengangkut sampah roda tiga (Cator/Beca-Motor) Rencana Kerja Dinas Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan Tahun

10 Pada saat ini mengelola 1 buah TPA sampah yang berlokasi di Kecamatan Ciparay serta beberapa tempat yang berpotensi untuk menjadi pengembangan TPA sampah yang dapat melayani regional. Bersama masyarakat yang telah dibina mengelola beberapa sumberdaya air baik air permukaan, mata air ataupun air tanah dalam dengan kualitas dan kuantitas yang relatif baik untuk dimanfaatkan sebagai sumber air minum masyarakat. Sampai dengan tahun 2010 memiliki 9 buah dokumen Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (Perkotaan, Perdesaan dan Strategis) sebagai penjabaran dari RTRW Kabupaten Bandung. Memiliki dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah sebagai pedoman sinergitas program pendanaan lima tahunan yang bersumber dari APBD Kabupaten Bandung, APBD Provinsi Jawa Barat, APBN, Bantuan Luar Negeri maupun dari DHBCT/CSR dan Masyarakat, Memiliki dokumen Identifikasi Potensi Air Baku untuk Air Minum yang disusun dalam kurun tahun , Kelemahan (Weaknessess): Tidak optimalnya kinerja yang dilakukan karena terjadinya ketimpangan, tumpang tindih, dan tidak jelasnya Tupoksi, Kecenderungan menurunnya kualitas sumber daya manusia dengan kualifikasi teknis, karena para tenaga teknis yang berpengalaman sudah mulai banyak yang memasuki usia pensiun dan tidak segera tergantikan, Ruang kerja para karyawan relatif sempit tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku, Kondisi kendaraan operasional relatif dalam kondisi yang tidak prima lagi terlebih medan tempat pelaksanaan kegiatan tersebar pada seluruh wilayah dengan kondisi alam yang bervariasi, Rencana Kerja Dinas Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan Tahun

11 Peluang (Opportunities) Dengan luas wilayah Ha, Kabupaten Bandung merupakan Kabupaten dengan wilayah yang sangat luas di Jawa Barat. Hal ini menyebabkan Kabupaten Bandung mempunyai potensi fleksibilitas pengembangan wilayah yang dibarengi dengan perlunya ketersedian penataan ruang dan infrastruktur terkait perumahan dan permukiman. Letak Kabupaten Bandung berbatasan dengan ibukota Propinsi Jawa Barat. Hal ini berarti jarak ke pasar dan pusat pertumbuhan propinsi cukup dekat. Capaian-capaian yang dilaksanakan tahun 2011 oleh dinas Perumahan Penataan Ruang dan Kebersihan melalui bidang terkait menghasilkan : Indikator Kinerja (Berdasarkan Standar Pelayanan Minimal) Cakupan layanan dan akses terhadap air bersih yang layak masyarakat yang memiliki akses terhadap penyediaan sarana sanitasi yang layak Capaian tahun ,84 % Permukiman 52,46 % Permukiman Bidang Pelayanan persampahan 8,96 % Kebersihan + UPTD Pengangkutan Sampah Wil. I, II, III dan IV Cakupan ketersediaan rumah layak huni 85,52 % Perumahan Jumlah bangunan ber-imb unit P2B Cakupan pelayanan bencana kebakaran 30 % UPTD Damkar Luas Ruang Terbuka Hijau 28,827 Ha UPTD Pemakaman dan Pertamanan Ancaman (Threats) Dengan gemuknya struktur organisasi Dispertasih, maka terjadi potensi tidak dapat dijalankannya tupoksi secara maksimal, hal ini khususnya terjadi pada pelayanan pengangkutan sampah, dan pemadam kebakaran, Rencana Kerja Dinas Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan Tahun

12 Terlambatnya rekruitmen tenaga akhli teknis lapangan dapat berpotensi pelaksanaan kegiatan tidak dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan, Minimnya diklat teknis dapat memperparah kesenjangan alih pengetahuan dan peningkatan kapasitas karyawan, Kesalahan tupoksi dengan tercantumnya beberapa tupoksi Dispertasih pada Dinas SDAPE menyebabkan tidak ada institusi yang menangani permasalahan drainase permukiman dan sanitasi komunal, Migrasi-masuk secara terus menerus, khususnya pada sektor jasa dan industri, menyebabkan tingginya laju LPP. Dengan nilai Laju Pertumbuhan Penduduk sebesar 1,89 persen di tahun menyebabkan tekanan terhadap perubahan pola ruang dan tata guna lahan serta tatanan pola infrastruktur, Kondisi wilayah yang berada di Cekungan Bandung yang dikelilingi oleh pegunungan berapi (vulkanik aktif) dan merupakan daerah dengan lokasi terendah pada Cekungan Bandung yang merupakan bekas danau purba, Kabupaten Bandung sangat rentan terhadap bencana alam, baik bencana letusan gunung berapi, longsor, banjir, angin puting beliung serta akibat pergerakan tanah yang akan memporak porandakan infrastruktur yang telah dibangun, Sumber air bersih yang merupakan faktor kunci dalam peningkatan kesehatan juga terancam dengan tercemarnya sumber air oleh kegiatan industri dan non industri yang tidak mematuhi baku mutu lingkungan hidup. Semakin sulitnya mendapatkan persetujuan pengambilan sumber air serta pemanfaatan lahan yang akan digunakan untuk sarana dan prasarana kegiatan air bersih perdesaan, terlebih dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010 Tentang Penggunaan Kawasan Hutan dan Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.18/Menhut-II/2011 Tentang Pedoman Pinjam Pakai Kawasan Hutan. Rencana Kerja Dinas Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan Tahun

13 2.2. Analisis Kinerja Pelayanan SKPD Penyusunan Rencana Kerja Dinas Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan tahun 2013 dimana kegiatan tahun 2012 masih berjalan (memasuki triwulan II) sehingga untuk mengukur kinerja tahun 2013 belum dapat dilakukan secara akurat, tetapi untuk sementara sebagai bahan mengukur kinerja pelayanan Dinas Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan dapat dilihat dari hasil capaian kinerja Dinas Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2011 sedangkan untuk mengukur target kinerja RPJMD dan SPM (Standar Pelayanan Minimal) sesuai tahun target kinerja yang ditetapkan oleh Kementerian Pusat masing-masing urusan dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) Dinas tahun Rencana Kerja Dinas Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan Tahun

14 Kerangka Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2013 Sasaran Strategis Meningkatnya peran rencana tata ruang dalam pelaksanaan pembangunan (Meningkatnya Pengendalian Tata Ruang) Tercapainya pemenuhan kebutuhan pelayanan air bersih (Tersedianya Sarana dan Prasarana Air Bersih) (Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Indikator Kinerja Utama Kabupaten Bandung Tahun ) Sumber data Kualitas Ke-Tata Ruang-an Target tahun 2013 Jumlah bangunan ber- Bangunan ber-imb IMB Jumlah bangunan Bangunan di Kab. Bandung Rasio Bangunan ber-imb per Satuan Bangunan Luas Ruang Terbuka Hijau (Ha) Bangunan ber-imb Bangunan di Kab. Bandung Kualitas Ke-Tata Ruang-an 0,21 Ruang Terbuka Hijau yang dikelola ,94 Luas wilayah ber Wil ber HPL/HGB HPL/HGB Luas wilayah Luas Wilayah ,46 Persentase RTH per Satuan luas wilayah Jumlah penduduk yang mendapat akses air bersih Jumlah penduduk sasaran Persentase penduduk yang mempunyai akses air minum/air bersih Ruang Terbuka Hijau yang dikelola Luas Wilayah Kualitas Permukiman dan Perumahan penduduk yang mendapat akses air bersih rumah tangga penduduk yang mendapat akses air bersih rumah tangga 96,389 Meningkatkan ketersediaan sistem air limbah setempat (Tersedianya Prasarana dan Sarana Permukiman) Kualitas Permukiman dan Perumahan Jumlah rumah tinggal rumah tinggal berakses sanitasi berakses sanitasi Jumlah rumah tangga rumah tangga Persentase rumah tinggal bersanitasi rumah tinggal berakses sanitasi rumah tangga 103,162 Rencana Kerja Dinas Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan Tahun

15 Terwujudnya lingkungan yang sehat dan bersih dari sampah (Meningkatnya Kualitas Jasa Pelayanan Persampahan) Meningkatnya pemenuhan kebutuhan pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran Meningkatnya Kualitas Lingkungan Hidup Jumlah volume Volume sampah Terangkut sampah yang 791 tertangani/terangkut (m3/hr) Jumlah volume Penduduk x 2,5 l/o/h sampah yang dihasilkan (m3/hr) Persentase Volume sampah Terangkut 18,47 penanganan sampah Volume sampah yg dihasilkan Kualitas Lingkungan Hidup Jumlah TPSS (unit) TPSS yg ada 44 Jumlah Daya Tampung Penduduk x 2,5 l/o/h TPS (m3) 246 Jumlah Penduduk (jiwa) Penduduk * Rasio Daya Tampung TPS terhadap Jumlah penduduk (%) Jumlah mobil pemadam kebakaran (Unit) Jumlah penduduk (Jiwa) Daya Tampung TPSS 0,0045 Penduduk Cakupan pelayanan bencana kebakaran mobil pemadam kebakaran 12 penduduk * Luas wilayah (KM 2 ) Luas wilayah km Jumlah kejadian kejadian kebakaran dalam 1 tahun kebakaran (kali) 155 Rasio mobil damkar thd luas kab bandung 1 : 19,582 (km2) Persentase tingkat Jangkauan luas WMK cakupan pelayanan Luas wilayah Kab. Bandung 50,11% kebakaran di Kabupaten Bandung (%) Tingkat waktu tanggap (Respon 50% Time Rate) daerah layanan WMK (%) Kualitas Permukiman dan Perumahan Rencana Kerja Dinas Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan Tahun

16 kualitas perumahan dan permukiman (Tersedianya Prasarana dan Sarana Permukiman) Luas area permukiman Luas permukiman tertata (Ha) ,96 Total luas area total luas permukiman permukiman (Ha) ,3 Persentase luas Luas permukiman permukiman yang total luas permukiman 89,63 tertata (%) Luas kawasan kumuh Luas kawasan kumuh (Ha) Luas wilayah (Ha) Wilayah Persentase kawasan kumuh (%) Luas kawasan kumuh Wilayah Luas permukiman Luas permukiman layak huni 70,718 layak huni (Ha) Luas wilayah (Ha) Wilayah ,35 Persentase kawasan Luas permukiman layak huni 1 : 0,50 permukiman layak huni (%) Wilayah Jumlah rumah layak Rumah layak huni ,03 huni (unit) Jumlah penduduk penduduk Kabupaten Bandung * (jiwa) Rasio rumah layak huni Rumah layak huni Rumah tangga 1 : 20,3450 Rasio Tempat Pemakaman Umum Jumlah Tempat Tempat Pemakaman Umum Pemakaman Umum 148 (buah) Luas Tempat Luas Tempat Pemakaman Umum Pemakaman Umum (m2) Daya Tampung Tempat Pemakaman Umum (m2) Jumlah Tempat Pemakaman Bukan Umum (TPBU) (buah) luas Tempat Pemakaman Bukan Umum (m2) Daya Tampung Tempat Pemakaman Umum Jumlah Tempat Pemakaman Bukan Umum (TPBU) Luas Tempat Pemakaman Bukan Umum (M2) Rencana Kerja Dinas Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan Tahun

17 Daya Tampung Tempat Pemakaman Bukan Umum (TPBU) (m2) Jumlah Tempat Pemakaman Jumlah luas Tempat Pemakaman (m2) Jumlah Daya tampung Tempat Pemakaman (buah) Jumlah Penduduk (jiwa) Rasio Tempat Pemakaman Umum persatuan penduduk Daya Tampung Tempat Pemakaman Bukan Umum (TPBU) ,73 Tempat Pemakaman 317 Luas Tempat Pemakaman Umum (M2) Jumlah Tempat Pemakaman Bukan Umum (TPBU) Daya Tampung Tempat Pemakaman ,50 Umum (JNSH) Daya Tampung Tempat Pemakaman Bukan Umum (TPBU) Penduduk * Daya tampung Tempat Pemakaman Penduduk Sumber : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bandung tahun Rencana Kerja Dinas Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan Tahun

18 Kerangka Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2013 (Berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM)) Sasaran Indikator Kinerja Tahun Meningkatnya - Tersedianya informasi Kinerja Penataan mengenai rencana tata ruang Ruang (RTR) wilayah Kabupaten beserta rencana rincinya melalui peta analog dan peta digital - Terlaksananya penjaringan aspirasi masyarakat melalui forum konsultasi publik yang mmenuhi syarat inklusif dalam proses penyusunan RTR dan program pemanfaatan ruang yang dilakukan minimal 2 kali setiap disusunya RTR dan program pemanfaatan ruang - - Tersedianya luasan RTH publik sebesar 20 % dari luas wilayah kota/kawasan perkotaan 27,87 % 100 % 0,1 % 31,27 % 100 % 0,1 % 35,25 % 100 % 0,11 % 40,07 % 100 % 0,117 % 45,63 % 100 % 0,117 % - Terlaksananya tindakan awal terhadap pengaduan masyarakat tentang pelanggaran di bidang tata ruang 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % - Terlayaninya masyarakat dalam pengurusan IMB 25 % 30 % 32 % 35 % 37 % Meningkatnya prasarana pemerintahan daerah dan pengelolaan bangunan gedung lainnya Meningkatnya pemenuhan kebutuhan pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran - Tersedianya pedoman harga standar bangunan dan lingkungan - Meningkatnya cakupan pelayanan bencana kebakaran - Meningkatnya Capaian Tingkat waktu Tanggap (respon time rate) daerah layanan Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 30 % 30 % 30 % 35 % 40 % 31 % 40 % 40 % 50 % 70 % Rencana Kerja Dinas Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan Tahun

19 Tercapainya pemenuhan pelayanan bersih air Meningkatkan ketersediaan sistem air limbah setempat Terwujudnya lingkungan yang sehat dan bersih dari sampah Meningkatnya kualitas perumahan dan permukiman. - Tersedianya akses air minum yang aman melalui sistem penyediaan dengan jarngan perpipaan terlindung dengan kebutuhan pokok minimal 60 lt/orang/hari sebesar 60% - Tersedianya sistem air limbah setempat yang memadai - Tersediannya sistem air limbah skala komunitas/kawasan/kota - Tersedianya fasilitas pengurangan sampah di perkotan - Tersedianya sistem penanganan sampah di pekotaan - Berkurangnya luasan permukiman kumuh di kawasan perkotaan - Cakupan ketersediaan rumah layak huni - Cakupan layanan rumah layak huni yang terjangkau - Cakupan lingkungan yang sehat dan aman yang disukung dengan prasarana, sarana dan utilitas umum (PSU) 11 % 19,30 % 20,70 % 24,52 % 28,80 % 51 % 0,8 % 52 % 1 % 54 % 1,5 % 56 % 1,6 % 0.6 % 0,6 % 0,6 % 7,9 % 10,46 % 11,36 % 13,26 % 15,16 % 60 % 1,7 % 11,6 % 19,06 % 4,66 % 0,37 % 0,74 % 1,11 % 1,48 % % 89,17 % 89,99 % 90,81 % 91,63 % % 2,08* % 5,22* % 10,45* % 15,67* % % 10,87* % 20,29* % 31,16* % 49,28* % Sumber : Standar Pelayanan Minimal Dinas Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan Catatan : * dalam proses evaluasi bidang terkait Rencana Kerja Dinas Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan Tahun

20 Sedangkan pencapaian kinerja berdasarkan Standar Pelayanan Minimal yang telah dicapai dari tahun adalah sebagai berikut : Sasaran Indikator Kinerja Tahun Meningkatnya Penataan Ruang Meningkatnya Kinerja prasarana pemerintahan daerah dan pengelolaan bangunan gedung lainnya - Tersedianya informasi mengenai rencana tata ruang (RTR) wilayah Kabupaten beserta rencana rincinya melalui peta analog dan peta digital - Terlaksananya penjaringan aspirasi masyarakat melalui forum konsultasi publik yang mmenuhi syarat inklusif dalam proses penyusunan RTR dan program pemanfaatan ruang yang dilakukan minimal 2 kali setiap disusunya RTR dan program pemanfaatan ruang - - Tersedianya luasan RTH publik sebesar 20 % dari luas wilayah kota/kawasan perkotaan - Terlaksananya tindakan awal terhadap pengaduan masyarakat tentang pelanggaran di bidang tata ruang - Terlayaninya masyarakat dalam pengurusan IMB - Tersedianya pedoman harga standar bangunan dan lingkungan 8,01 % 100 % 0,1 % 16,38 % 100 % 0,113 % 24,76 % 100 % 0,119 % 100 % 100 % 100 % 25 % 30 % 32 % 100 % 100 % 100 % Meningkatnya pemenuhan kebutuhan pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran Tercapainya pemenuhan pelayanan air bersih - Meningkatnya cakupan pelayanan bencana kebakaran - Meningkatnya Capaian Tingkat waktu Tanggap (respon time rate) daerah layanan Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) - Tersedianya akses air minum yang aman melalui sistem penyediaan dengan jarngan perpipaan terlindung dengan kebutuhan pokok minimal 60 lt/orang/hari sebesar 60% - % 30 % 30 % - % 23 % 25 % 12,41 % 18,60 % 18,84 % Rencana Kerja Dinas Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan Tahun

21 Meningkatkan ketersediaan sistem air limbah setempat - Tersedianya sistem air limbah setempat yang memadai - Tersediannya sistem air limbah skala komunitas/kawasan/kota 51 % 0,039 % 52,89 % 0,038 % 52,46 % 0,037 % Terwujudnya lingkungan yang sehat dan bersih dari sampah - Tersedianya fasilitas pengurangan sampah di perkotaan - % 0,6 % 1,9 % - Tersedianya sistem penanganan sampah di pekotaan 8,47 % 8,59 % 8,96 % Meningkatnya kualitas perumahan dan permukiman. - Berkurangnya luasan permukiman kumuh di kawasan perkotaan - Cakupan ketersediaan rumah layak huni - Cakupan layanan rumah layak huni yang terjangkau - Cakupan lingkungan yang sehat dan aman yang disukung dengan prasarana, sarana dan utilitas umum (PSU) - % 1,5 % 0 % 79,80 % 85 % 85,52 % % 2,08* % 5,22* % % 10,87* % 20,29* % Sumber : Dinas Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan Kab. Bandung Gambaran umum kondisi Kabupaten Bandung yang tugas dan fungsinya dikerjakan oleh Dinas Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan berdasarkan urusan meliputi Urusan Perumahan Rakyat, Urusan Penataan Ruang dan Urusan Lingkungan Hidup. Urusan Perumahan Rakyat Urusan Perumahan Rakyat salah satunya dapat dilihat dari indicator kinerja sebagai berikut : Persentase luas permukiman yang tertata Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan. Salah satu masalah yang ditangani oleh Pemerintah Kabupaten Bandung terkait dengan Rencana Kerja Dinas Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan Tahun

22 permukiman adalah penataan permukiman. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut : No Uraian Luas area permukiman tertata (Ha) 2. Total luas area permukiman (Ha) 3. Persentase luas permukiman yang tertata , , , , , ,30-56,27 81,84 87,22 Sumber : Bidang Perumahan Dinas Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan Rasio permukiman layak huni dan rasio rumah layak huni Permukiman dan rumah layak huni merupakan harapan dan idaman setiap insan. Pemerintah telah berupaya dalam meningkatkan kualitas hunian masyarakat, terutama masyarakat berpenghasilan rendah dan kurang mampu, dengan tujuan mendorong masyarakat lain untuk berpartisipasi dan peduli terhadap sesame warga masyarakat tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut : No Uraian Luas permukiman layak huni (Ha) 2. Luas wilayah permukiman (Ha) 3. Persentase kawasan permukiman layak huni 5.111, , , , , , , ,30 35,99 % 35,79 % 35,84 % 87,22 % 4. Jumlah rumah layak huni 575, Jumlah rumah tangga Persentase rumah layak huni - 79,80 % 85 % 85,52 % Sumber : Bidang Perumahan Dinas Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan Rencana Kerja Dinas Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan Tahun

23 Persentase rumah tangga berakses air bersih Pelayanan air bersih di Kabupaten Bandung dilakukan oleh PDAM, Dinas Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan serta swadaya masyarakat. PDAM melayani penyediaan air bersih perkotaan sedangkan Dinas Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan melayani pembangunan sistem penyediaan air bersih perdesaan. Untuk melayani penyediaan air bersih perkotaan tersebit, PDAM memanfaatkan sumber air baku yang berasal dari air permukaan, mata air dan sumur dalam, dan system yang digunakan adalah melalui pemasangan pipa air secara gravitasi. Bentuk penyediaan air bersih perdaesaan selain melalui pemasangan pipa secara gravitasi juga dilakukan melalui : pemasangan pompa, pembangunan sumur dalam, sumur dangkal serta pembangunan terminal air. Sumber air yang digunakan berasal dari mata air. Pengelolaan dan pemeliharaan air bersih perdesaan selanjutnya diserahkan pada desa masing-masing yang dikoordinir oleh LKMD atau BPABD. Pelayanan penyediaan air bersih oleh PDAM dan Dinas Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan belum menjangkau seluruh kota/desa/kelurahan/kecamatan di Kab. Bandung. Oleh karenanya pemerintah mengharapkan agar penyediaan air bersih ini menjadi tanggung jawab bersama pemerintah dan masyarakat. Berikut adalah data tentang kondisi rumah tangga yang telah mendapatkan air bersih dalam kurun tahun No Uraian Jumlah rumah tinggal yang mendapatkan akses air bersih Jumlah rumah tangga Persentase rumah tangga berakses air bersih 81,95 94,03 91,73 71,67 Sumber : BPS Kabupaten Bandung (Suseda Tahun ) dan Bidang Perumahan Dinas Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan Rencana Kerja Dinas Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan Tahun

24 Persentase rumah tinggal bersanitasi (mempunyai fasilitas tempat buang air besar/tinja) Pada saat ini Kab. Bandung telah memiliki 2 buah instalasi pengolahan air limbah (IPAL Soreang dan IPLT Cibeet) serta IPLT Bojongsoang. Kesadaran masyarakat akan pentingnya rumah tinggal berakses sanitasi dasar (mempunyai fasilitas pembuangan air besar/tinja) sudah mulai memdapat respon yang baik dari masyarakat maupun pemerintah. Berikut adalah data tentang kondisi rumah tinggal berakses sanitasi di Kab. Bandung selama kurun waktu Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut : No Uraian Jumlah rumah tinggal * * yang mempunyai fasilitas pembuangan air besar/tinja 2. Jumlah rumah tangga Persentase 98,29 98,47 52,89 52,46 % Sumber : BPS Kab. Bandung (Suseda Tahun ) dan (*) Bidang Permukiman Dinas Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan Persentase cakupan pelayanan bencana kebakaran dan Persentase Capaian Tingkat waktu Tanggap (respon time rate) daerah layanan Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) Sasaran ini dimaksudkan untuk meningkatkan cakupan pelayanan bencana kebakaran dan capaian respon time rate daerah layanan Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) Kabupaten Bandung. Indikator dan capaian kinerja dari sasaran ini dapat digambarkan sebagai berikut: No Uraian Jumlah mobil pemadam kebakaran (unit) Jumlah penduduk (jiwa) Luas wilayah (Ha) , ,67 4. Jumlah Kejadian Kebakaran (kali) Rasio cakupan pelayanan bencana kebakaran (%) 30 % 30 % 6. Rasio Capaian Tingkat waktu Tanggap (respon time rate) daerah layanan Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) (%) 23 % 25 % Sumber : UPTD DAMKAR Wilayah I, II dan III, Dinas Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan Rencana Kerja Dinas Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan Tahun

25 Cakupan pelayanan bencana kebakaran yaitu setiap peristiwa yang disebabkan karena kebakaran dan dapat menimbulkan kerugian material maupun korban jiwa, cakupan pelayanan bencana kebakaran mencerminkan berapa persen luas wilayah yang dapat terlayani dalam penanggulangan kebakaran. Sedangkan Capaian Respon Time Rate daerah layanan Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) yaitu rasio antara kejadian kebakaran yang tertangani dalam waktu kurang dari/ sama dengan 15 menit dengan jumlah kejadian kebakaran di WMK. Sedangkan tahun 2011 untuk cakupan pelayanan bencana kebakaran target sebesar 30 % dan realisasi 30 % sedangkan untuk capaian tingkat waktu tanggap (respon time rate) target sebesar 40 % dan realisasi sebesar 25 % daerah layanan Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK). Kondisi diatas menunjukan bahwa Pemerintah Daerah Khususnya SKPD terkait dalam hal ini UPTD DAMKAR Wilayah I, II dan III yang membawahi indikator dan program/kegiatan yang menunjang pencapaian target yang telah ditetapkan dimana masih terdapat kesenjangan antara sarana dan peralatan Unit Pemadam Kebakaran dan meningkatnya kesenjangan dalam system penanggulangan oleh Unit Pemadam Kebakaran Kab. Bandung (Respon time yang tinggi, tumpulnya efektifitas pemadaman dsb) serta kurangnya kesadaran masyarakat tentang pencegahan kebakaran dan proteksi kebakaran serta faktor penyebabnya. Jarak tempuh yang jauh dari pos pemadam turut memperlambat penanganan kebakaran di lokasi dimana kondisi saat ini bahwa Luas wilayah Kab. Bandung ,67 Ha dengan 31 kecamatan dilayani oleh 3 pos pemadam kebakaran wilayah I Soreang Wilayah II Ciparay dan wilayah III Cicalengka dan 7 mobil pemadam kebakaran dimana jumlah kejadian kebakaran tahun 2010 sebanyak 168 kali kejadian dan tahun 2011 sebanyak 192 kejadian. Aspek penilaian Penanggulangan Bencana Kebakaran yang tertuang dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2008 yang mengacu pada 2 aspek penilaian yaitu : Cakupan pelayanan bencana kebakaran kabupaten/kota dan Tingkat waktu tanggap (response time rate) daerah layanan Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK). Rencana Kerja Dinas Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan Tahun

26 Oleh sebab itu, Dinas Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan telah merumuskan strategi dan kebijakan baru yang tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra Dinas tahun ) yang akan menjadi acuan di dalam menyusun program/kegiatan dinas. Rasio Tempat Pemakaman Umum Sasaran ini dimaksudkan untuk melaksanakan Penataan Prasarana TPU sesuai amanat Permendagri No.9 Thn 2009 tentang Tata Cara Serah terima Prasarana Sarana dan Utilitas perumahan dan pemukiman dan Peraturan Daerah Kab. Bandung Nomer 6 tahun 2012 tentang prosedur penyerahan prasarana, sarana dan utilitas perumahan dari pengembang kepada Pemerintah Kabupaten Bandung sehingga dapat meningkatkan kualitas perumahan dan permukiman. Indikator dan capaian kinerja dari sasaran ini dapat digambarkan sebagai berikut: No Uraian Jumlah Tempat Pemakaman Umum (buah) 2. Luas Tempat Pemakaman Umum (m2) Daya Tampung Tempat Pemakaman Umum (JNSH) 4. Jumlah Tempat Pemakaman Bukan Umum (TPBU) 5. Luas Tempat Pemakaman Bukan Umum (TPBU) 6. Daya Tampung Tempat Pemakaman Bukan Umum (TPBU) Jumlah Tempat Pemakaman Jumlah luas Tempat Pemakaman Jumlah Daya Tampung Tempat Pemakaman 10. Jumlah Penduduk Rasio Tempat Pemakaman Umum Persatuan penduduk 1 : 1 : 18,31 Sumber : UPTD Pemakaman dan Pertamanan, Dinas Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan Rencana Kerja Dinas Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan Tahun

27 Melalui Program pengelolaan areal pemakaman di kegiatan Pemeliharaan sarana dan prasarana pemakaman yang dilakukan secara berkelanjutan dari tahun ke tahun untuk areal pemakaman yang sudah diserah terimakan kepada Pemerintah Daerah dan dikelola oleh UPTD Pemakaman dan Pertamanan Dinas Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan. Tahun 2012 jumlah lokasi TPU sebanyak 156 lokasi, tahun 2011 jumlah lokasi TPU sebanyak 138 lokasi, tahun 2010 jumlah lokasi TPU sebanyak 133 lokasi. Sedangkan sampai dengan tahun 2012 jumlah TPBU sebanyak 9 lokasi yang dikelola oleh yayasan-yayasan. Urusan Penataan Ruang Urusan Penataan Ruang salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut : Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota merupakan bagian dari ruang-ruang terbuka (Open Spaces) suatu wilayah perkotaan yang diisi oleh tumbuhan, tanaman, dan vegetasi (endemik, introduksi) guna mendukung manfaat langsung dan/atau tidak langsung yang dihasilkan oleh RTH dalam kota tersebut yaitu keamanan, kenyamanan, kesejahteraan dan keindahan wilayah perkotaan tersebut. Berbagai fungsi yang terkait dengan keberadaannya (fungsi ekologi, social, ekonomi dan arsitektur) dan nilai estetika yang dimilikinya (obyek dan lingkungan) tidak hanya dapat meningkatkan kualitas lingkungan dan kelangsungan kehidupan perkotaan tetapi juga dapat menjadi nilai kebanggaan dan identitas kota. Agar kegiatan budidaya tidak melampaui daya dukung dan daya tamping lingkungan, pengembangan ruang terbuka hijau dari luas kawasan perkotaan paling sedikit 30 % dimana 10 % diantaranya adalah RTH private (RTH yang berada di lahan milik pribadi, seperti rumah atau pabrik) dan 20 % adalah RTH publik. Luas RTH di Kab. Bandung tahun mencapai 7,36 Ha (yang dikelola oleh Dinas Rencana Kerja Dinas Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan Tahun

28 Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan Kabupaten Bandung). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut : No Uraian Luas Ruang Terbuka Hijau 2. Luas Wilayah Perkotaan 3. Persentase Ruang Terbuka Hijau per satuan luas wilayah perkotaan 6,28 6,92 27,327 28, , , , , ,49 0,026 0,029 0,113 0,119 Sumber : UPTD Pemakaman dan Pertamanan Dinas Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan Rasio Bangunan Yang Memiliki IMB per Satuan Bangunan Setiap individu/badan usaha di wilayah Kabupaten Bandung yang akan mendirikan bangunan, mengubah fungsi banguanan dan mengubah bangunan harus sesuai dengan persyaratan administratif dan persyaratan teknis yang berlaku yaitu wajib Memiliki Iizin yang diatur lebih lanjut oleh Peraturan Bupati Nomer 33 tahun Mekanisme Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) merupakan salah satu alat dalam kegiatan pengaturan bangunan, IMB merupakan salah satu instrumen dalam melakukan kegiatan pengawasan dan pengendalian pembangunan. Hal ini karena IMB memiliki fungsi mengatur inflementasi peruntukan lahan yang ditetapkan dalam rencana tata ruang. IMB juga dibutuhkan untuk mewujudkan keteraturan dalam pembangunan fisik, sehingga bangunan secara fisik dapat dijamin dan hal-hal yang tidak diinginkan dapat dihindari melalui standar-standar yang ditetapkan dalam IMB sehingga terselenggaranya tertib bangunan di 31 kecamatan dalam bentuk pemberian data rekomendasi penertiban IMB sehingga pelaksanaan pembangunan bangunan sesuai dengan peraturan yang berlaku yaitu Peraturan Daerah Nomer 16 tahun 2009 tentang Tata Bangunan. Rencana Kerja Dinas Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan Tahun

29 Sesuai dengan Rekomendasi Teknis (Rentek), dalam pengurusan Izin Mendirikan Bangunan di wilayah Kabupaten Bandung yang meliputi penegakan ketertiban serta pengendalian pemanfaatan ruang adalah sebagai berikut : tahun 2011 jumlah bangunan ber-imb sebanyak 4754 unit dan tahun 2010 sebanyak 3514 unit. Kondisi diatas menunjukan bahwa Pemerintah Daerah Khususnya SKPD terkait dalam hal ini Bidang P2B yang membawahi indikator dan program/kegiatan yang menunjang pencapaian target kinerja dan target pendapatan yang telah ditetapkan. Hal ini dimaksudkan dalam rangka pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah Kabupaten Bandung. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut : No Uraian Jumlah bangunan ber IMB (> 250 m) Jumlah Bangunan Persentase Bangunan ber-imb 0,22 % 0,26 % 0,30 % 0,58 % Sumber : BPS Kab. Bandung (Suseda Tahun ) dan Bidang P2B Dinas Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan Urusan Lingkungan Hidup Urusan Lingkungan Hidup salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut : Persentase Penanganan Sampah Salah satu masalah yang dihadapi kota-kota di Indonesia khususnya di Kab. Bandung adalah masalah persampahan. Salah satu masalah persampahan yang cukup rumit dalam penyelesaiannya adalah pengadaan dan pengelolaan fasilitas tempat pembuangan sampah akhir (TPAS) yang layak, baik secara teknis maupun non teknis. Keberadaan TPAS selain dapat menampung timbulan sampah yang dihasilkan juga harus dapat meminimalisasi bahaya yang mungkin timbul akibat penimbunan sampah tersebut. Kabupaten Bandung hanya memiliki 1 (satu) buah TPAS yang Rencana Kerja Dinas Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan Tahun

30 terletak di Desa Babakan Kecamatan Ciparay. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut : No Uraian Jumlah volume sampah yang tertangani (m3) 2. Jumlah volume sampah yang dihasilkan (m3) Persentase 8,47 8,47 8,59 8,96 Sumber : Bidang Kebersihan + UPTD Pengangkutan Sampah wil. I, II, III dan IV Dinas Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan Rasio Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPSS) per Satuan Penduduk Sebelum sampah diangkut/dibuang ke TPAS, terlebih dahulu sampah dikumpulkan di beberapa lokasi TPSS yang sudah ditentukan. Jumlah TPSS di Kab. Bandung pada tahun 2008 sebanyak 38 buah (berlokasi di pasar dan pabrik). Daya tampung setiap TPSS tersebut hanya sebesar 114 m 3. Dengan kondisi ini dapat diketahui bahwa sampah yang dihasilkan oleh 1000 orang jumlah penduduk Kab. Bandung hanya tertampung 0,0036 m 3. Demikian pula pada tahun-tahun sebelum dan sesudahnya rasio daya tamping TPSS terhadap jumlah penduduk mencapai 0,0037 m 3 pada tahun 2009, 0,0076 m 3 pada tahun 2010, dan. m 3 pada tahun Uraian No 1. Jumlah TPSS (unit) Jumlah daya tampung TPS (m 3 ) 3. Jumlah Penduduk (jiwa) 4. Rasio daya tamping TPS terhadap jumlah penduduk ,0036 0,0037 0,0076 Sumber : Bidang Kebersihan + UPTD Pengangkutan Sampah wil. I, II, III dan IV Dinas Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan Rencana Kerja Dinas Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan Tahun

31 Rasio Jumlah Truk Pengangkut Sampah per Satuan Penduduk Pengangkutan sampah dari TPS menuju TPA menggunakan truk pengangkutan sampah. Berikut data mengenai perbandingan truk pengangkut sampah terhadap jumlah penduduk Kab. Bandung. No Uraian Jumlah truk pengangkut sampah (unit) 2. Jumlah daya tamping truk (m3) 3. Jumlah Penduduk (jiwa) 4. Rasio jumlah truk Pengangkut Sampah terhadap Jumlah penduduk : 56 : 555 1:57:253 1:58:464 Sumber : Bidang Kebersihan + UPTD Pengangkutan Sampah wil. I, II, III dan IV Dinas Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan 2.3. Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi SKPD Isu-isu penting merupakan permasalahan yang berkaitan dengan tugas Dinas Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan, diantaranya : 1) Belum optimalnya kualitas pemanfaatan ruang dan infrastruktur wilayah; 2) Derajat Permukiman Sehat masyarakat masih rendah; 3) Rendahnya tingkat partisipasi masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan kebakaran; 4) Belum optimalnya capaian respon time penanggulangan kebakaran; 5) Belum optimalnya pengendalian, pengawasan, dan pembinaan di Bidang perumahan dan pemukiman; 6) Belum optimalnya kualitas Pelayanan Publik; 7) Belum optimalnya pelayanan sarana prasarana dasar wilayah; Rencana Kerja Dinas Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan Tahun

32 8) Belum optimalnya ketersediaan permukiman dan perumahan yang layak; 9) Belum terpenuhinya kebutuhan hunian yang dilengkapi sarana prasarana pendukungnya; 10) Jumlah penduduk miskin masih relatif tinggi yang disebabkan oleh tingginya tingkat pengangguran, rendahnya tingkat pendapatan dan tingginya LPP; 11) Koordinasi, integrasi, simplikasi, sinkronisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan, dan belum optimalnya aplikasi konsep pembangunan partisipatif; 12) Kualitas pelayanan publik belum optimal disebabkan antara lain oleh terbatasnya kualitas sumberdaya manusia aparatur, kinerja birokrasi, SPM, dan sarana prasarana yang belum memadai; 13) Menurunnya daya dukung dan kualitas lingkungan ditandai dengan meningkatnya pencemaran air dan udara serta masalah lingkungan lainnya seperti banjir dan longsor, yang disebabkan oleh rendahnya kesadaran, perhatian dan kepedulian terhadap lingkungan, aktivitas pembangunan yang tidak berwawasan lingkungan, rendahnya efektivitas penataan ruang dan lemahnya pengawasan dan pengendalian; 14) Nilai ekonomi lahan yang cenderung semakin meningkat; 15) Pola penggunaan lahan berkembang pesat; 16) Tingginya tingkat alih fungsi lahan; 17) Kecenderungan pelanggaran terhadap tata ruang. 2.4 Review terhadap Rancangan Awal RKPD Sebagaimana diketahui bahwa penyusunan RKPD Kabupaten Bandung tahun 2013 disusun berdasarkan rancangan awal Renja SKPD dimana rancangan awal Renja SKPD tersebut disampaikan oleh masing-masing SKPD pada tahun 2012 sebelum berjalannya kegiatan pembangunan tahun Rencana Kerja Dinas Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan Tahun

33 2.5 Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat Pelaksanaan musrenbang Kabupaten Bandung tahun 2012 untuk menyusun program dan kegiatan tahun 2013 telah dilaksanakan yang difasilitasi oleh Bappeda Kabupaten Bandung, sehingga hasil tersebut merupakan dasar penyusunan Renja SKPD tahun 2013 yang berbasis kewilayahan. Yang selanjutnya dari program dan kegiatan tersebut dipilah oleh masing-masing SKPD sesuai dengan tupoksi dan kewenangannya agar menjadi dasar pelaksanaan program dan kegiatan di tahun anggaran Besaran alokasi kebutuhan anggarannya tentu saja oleh masing-masing SKPD disesuaikan dengan kemampuannya masing-masing. Rencana Kerja Dinas Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan Tahun

34 BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1. Telaahan terhadap Kebijakan Nasional Telaahan terhadap kebijakan nasional dan propinsi Jawa Barat dilihat dari tahun 2012 sebagai eksisting tahun sebelumnya dikaitkan dengan tugas pokok dan fungsi Dinas Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan dapat dilihat dari hubungan antara isu strategis Nasional, Pemerintah Propinsi Jawa Barat, RKPD Kabupaten Bandung dan tupoksi Dinas Perumahan, Penataan ruang dan Kebersihan. Memperhatikan keterkaitan hubungan antar isu Strategis Nasional, Provinsi dan Kabupaten member gambaran bahwa terdapat beberapa agenda bersama yang harus diselesaikan melalui program kegiatan pembangunan di tahun Dalam rangka penyelesaian isu strategis tersebut, masing-masing tingkatan pemerintahan (Nasional, Provinsi dan Kabupaten) diharapkan dapat dalam mengalokasikan anggaran Tujuan dan Sasaran Renja SKPD Dalam pencapaian Visi Dinas Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan, ditetapkan tujuan dan sasaran yang relevan untuk setiap misi. Penetapan tujuan dan sasaran tersebut didasarkan kepada skala prioritas, yang akan dihasilkan dalam jangka waktu triwulanan dan tahunan dari kegiatan yang dilaksanakan selama 1 (satu) tahun. Rincian tujuan dan sasaran dalam pencapaian misi dinas, yaitu : 1. Mewujudkan kualitas pelayanan Publik di bidang permukiman. 2. Meningkatkan kualitas prasarana dasar lingkungan permukiman, bangunan gedung negara dan rumah negara 3. Meningkatkan pencegahan dan penanggulangan bencana kebakaran 4. Meningkatkan kualitas tata ruang perkotaan dan perdesaan 5. Meningkatkan pembinaan dan pengendalian pembangunan permukiman. Rencana Kerja Dinas Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan Tahun

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DINAS PERUMAHAN, PENATAAN RUANG DAN KEBERSIHAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG DINAS PERUMAHAN, PENATAAN RUANG DAN KEBERSIHAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR RINGKASAN EKSEKUTIF DAFTAR ISI.. DAFTAR TABEL..

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR RINGKASAN EKSEKUTIF DAFTAR ISI.. DAFTAR TABEL.. DAFTAR ISI Hal KATA PENGANTAR RINGKASAN EKSEKUTIF DAFTAR ISI.. i ii vii viii DAFTAR TABEL.. BAB I BAB II BAB III BAB IV PENDAHULUAN.... A. Gambaran Umum... B. Maksud dan Tujuan.... C. Sistematika Penyajian...

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA) DINAS PERUMAHAN RAKYAT, KAWASAN PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN KABUPATEN PURWOREJO

RENCANA KERJA (RENJA) DINAS PERUMAHAN RAKYAT, KAWASAN PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN KABUPATEN PURWOREJO RENCANA KERJA (RENJA) DINAS PERUMAHAN RAKYAT, KAWASAN PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2018 DAFTAR ISI DAFTAR ISI BAB I : PENDAHULUAN.. 2 1.1 Latar Belakang 2 1.2 Landasan Hukum.. 4

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan Pembangunan Daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna pemanfaatan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016 PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA I-0 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Lebih terperinci

BAB - I PENDAHULUAN I Latar Belakang

BAB - I PENDAHULUAN I Latar Belakang BAB - I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, telah mengamanatkan bahwa agar perencanaan pembangunan daerah konsisten, sejalan

Lebih terperinci

EVALUASI PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) PELAYANAN BIDANG SARANA DAN PRASARANA DASAR KABUPATEN KUTAI TIMUR. Arif Mudianto.

EVALUASI PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) PELAYANAN BIDANG SARANA DAN PRASARANA DASAR KABUPATEN KUTAI TIMUR. Arif Mudianto. EVALUASI PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) PELAYANAN BIDANG SARANA DAN PRASARANA DASAR KABUPATEN KUTAI TIMUR Oleh : Arif Mudianto Abstrak Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah ketentuan tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional telah mengamanatkan bahwa agar perencanaan pembangunan daerah konsisten, sejalan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM

RENCANA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM PEMERINTAH KABUPATEN SOLOK DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SOLOK Jl. Lintas Sumatera Km 20 Telp. (0755) 31566,Email:pukabsolok@gmail.com RENCANA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SOLOK TAHUN 2015 AROSUKA

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR RINGKASAN KSEKUTIF DAFTAR ISI.. DAFTAR TABEL.. Hal i ii vii BAB I BAB II BAB III BAB IV PENDAHULUAN.... A. Gambaran Umum.... B. Maksud dan Tujuan.... C. Sistematika Penyajian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Strategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. Kabupaten Cianjur (Renstra -Bappeda) Tahun yang disusun

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Strategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. Kabupaten Cianjur (Renstra -Bappeda) Tahun yang disusun BAB I PENDAHULUAN Rencana Strategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Cianjur (Renstra -Bappeda) Tahun 2011-2016 yang disusun mengacu kepada RPJMD Kabupaten Cianjur Tahun 2011-2016, perlu

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, 1 BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa untuk lebih menjamin ketepatan dan

Lebih terperinci

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIREBON, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pemerintahan yang

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2017 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Page 1

BAB I PENDAHULUAN. Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Rencana Kerja (Renja) SKPD merupakan dokumen perencanaan dan pendanaan yang berisi program dan kegiatan SKPD sebagai penjabaran dari RKPD dan Renstra SKPD dalam satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah pada pasal 260 menyebutkan bahwa Daerah sesuai dengan kewenangannya menyusun rencana pembangunan Daerah

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUKOMUKO,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015 merupakan dokumen perencanaan daerah tahun keempat RPJMD Kabupaten Tebo tahun 2011 2016, dalam rangka mendukung Menuju

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN, PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan proses perubahan kearah yang lebih baik, mencakup seluruh dimensi kehidupan masyarakat suatu daerah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.85, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT. Dana Alokasi Khusus. Perumahan dan Kawasan Pemukiman. Petunjuk Teknis. PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Tahunan Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Tahunan Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Pembangunan an Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disebut Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD), adalah dokumen perencanaan

Lebih terperinci

RPJMD Kab. Temanggung Tahun V 29

RPJMD Kab. Temanggung Tahun V 29 TARGET INDIKATOR Rasio Petugas Perlindungan Masyarakat (linmas) Rasio 1,64 1,59 1,59 1,60 1,60 1,62 1,62 1,62 TERWUJUDNYA TEMANGGUNG SEBAGAI DAERAH AGRARIS BERWAWASAN LINGKUNGAN, MEMILIKI MASYARAKAT AGAMIS,

Lebih terperinci

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH -1- BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 14 /PRT/M/2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 14 /PRT/M/2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG MENTERI PEKERJAAN UMUM PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 14 /PRT/M/2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG

RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG PEMERINTAH KOTA PADANG SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG BAGIAN PEMBANGUNAN TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Sebagai tindak lanjut instruksi

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR BALI TANGGAL 25 MEI 2015 NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI BALI TAHUN 2016

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR BALI TANGGAL 25 MEI 2015 NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI BALI TAHUN 2016 LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR BALI TANGGAL 25 MEI 2015 NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI BALI TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat melalui serangkaian pilihan pilihan, dan juga merupakan proses yang

BAB I PENDAHULUAN. tepat melalui serangkaian pilihan pilihan, dan juga merupakan proses yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat melalui serangkaian pilihan pilihan, dan juga merupakan proses yang berkelanjutan termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) adalah dokumen perencanaan pembangunan tahunan yang disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,

Lebih terperinci

KAIDAH PERUMUSAN KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

KAIDAH PERUMUSAN KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KAIDAH PERUMUSAN KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Disampaikan dalam acara: Workshop Perencanaan Pembangunan Daerah Metro Lampung, 30-31 Oktober 2017 Digunakan dalam perumusan: Rancangan awal RPJPD

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA SALINAN NOMOR : 3 TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA Menimbang :

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi II-1 BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Visi Pembangunan Tahun 2011-2015 adalah Melanjutkan Pembangunan Menuju Balangan yang Mandiri dan Sejahtera. Mandiri bermakna harus mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional telah mengamanatkan bahwa agar perencanaan pembangunan daerah konsisten, selaras,

Lebih terperinci

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANDUNG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN R encana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 5 (lima) tahun. RPJMD memuat visi, misi, dan program pembangunan dari Bupati

Lebih terperinci

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG Bagian Hukum Setda Kabupaten Bandung

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN SERTA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL RENCANA KERJA 2017 Rancangan Akhir Rencana Kerja KATA PENGANTAR Bidang kependudukan merupakan salah satu hal pokok dan penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Pertimbangan keuangan daerah dan pusat, serta

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Pertimbangan keuangan daerah dan pusat, serta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan adanya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah serta Undang-undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Pertimbangan keuangan daerah dan pusat, serta

Lebih terperinci

SURAKARTA KOTA BUDAYA, MANDIRI, MAJU, DAN SEJAHTERA.

SURAKARTA KOTA BUDAYA, MANDIRI, MAJU, DAN SEJAHTERA. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, mengamanatkan kepada

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH SALINAN BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang: a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.193,2012 KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT. Penggunaan Dana Alokasi Khusus. Tahun Anggaran 2012. Petunjuk Teknis. PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN NGAWI TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN NGAWI TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR : 31 TAHUN 2011 TANGGAL : 24 MEI 2011 1.1. Latar Belakang RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN NGAWI TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

NOMOR : 08 Tahun 2015 TANGGAL : 22 Juni 2015 TENTANG : RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA BOGOR TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

NOMOR : 08 Tahun 2015 TANGGAL : 22 Juni 2015 TENTANG : RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA BOGOR TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR : 08 Tahun 2015 TANGGAL : 22 Juni 2015 TENTANG : RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA BOGOR TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah Kota

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA SOLOK 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 79 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 79 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 79 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

PROGRAM, DAN KEGIATAN

PROGRAM, DAN KEGIATAN BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM, DAN KEGIATAN 3.1. Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional Seiring dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 74 TAHUN 2012

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 74 TAHUN 2012 jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 74 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PENCAPAIAN DAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KOTA TASIKMALAYA DENGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU KOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG CIPTA KARYA DAN TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BATU KOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG CIPTA KARYA DAN TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA DAN TATA RUANG KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA) PEMBANGUNAN DINAS PU. CIPTA KARYA KABUPATEN MUSI RAWAS

RENCANA KERJA (RENJA) PEMBANGUNAN DINAS PU. CIPTA KARYA KABUPATEN MUSI RAWAS RENCANA KERJA (RENJA) PEMBANGUNAN DINAS PU. CIPTA KARYA KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2015 DINAS PU. CIPTA KARYA DAN TATA RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2015 I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Peraturan Menteri

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR, PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 27 ayat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) merupakan bagian dari Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), seperti tercantum dalam Undang- Undang Nomor

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIMAHI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Pemerintah Kota Tangerang

Pemerintah Kota Tangerang RINGKASAN RENCANA KERJA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut Renja adalah dokumen perencanaan untuk periode satu tahun,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa penyelenggaraan desentralisasi dilaksanakan dalam bentuk pemberian kewenangan Pemerintah

Lebih terperinci

BUPATI MALUKU TENGGARA

BUPATI MALUKU TENGGARA SALINAN N BUPATI MALUKU TENGGARA PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA NOMOR 3.a TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN UMUM PERENCANAAN DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MALUKU

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2016-2021 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2016-2021 BAB 1. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA-SKPD) 2015 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja (Renja) SKPD pada dasarnya merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) mengamanatkan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP); Rencana

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang : a. bahwa agar kegiatan pembangunan

Lebih terperinci

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang BAB PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang kepada daerah berupa kewenangan yang lebih besar untuk mengelola pembangunan secara mandiri

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI

LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2010 NOMOR 6 PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI Tanggal : 26 Nopember 2010 Nomor : 6 Tahun 2010 Tentang : TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN, DAN EVALUASI PELAKSANAAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIMAHI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

1.1. Latar Belakang. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun I - 1

1.1. Latar Belakang. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun I - 1 1.1. Latar Belakang RPJMD merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Bupati Mandailing Natal yang akan dilaksanakan dan diwujudkan dalam suatu periode masa jabatan. RPJMD Kabupaten Mandailing Natal

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016-2021 Kata Pengantar Alhamdulillah, puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas limpahan rahmat, berkat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N BAB I P E N D A H U L U A N 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang SIstem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah mengamanatkan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan kondisi sosial, ekonomi dan budaya, Kota Medan tumbuh dan berkembang menjadi salah satu kota metropolitan baru di Indonesia, serta menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUANN. Sukabumi Tahun menjadi pedoman penyusunan rencana pembangunan sampai dengan tahun RKPD tahun

BAB I PENDAHULUANN. Sukabumi Tahun menjadi pedoman penyusunan rencana pembangunan sampai dengan tahun RKPD tahun BAB I PENDAHULUANN. 1.1. Latar Belakang Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 25 tahun tahun 2004 tentang Sistem Perencanaann Pembangunan Nasional, Peraturan Pemerintah No 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata

Lebih terperinci

GUBERNUR SULAWESI BARAT

GUBERNUR SULAWESI BARAT GUBERNUR SULAWESI BARAT RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI BARAT NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN PENGANGGARAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SULAWESI BARAT,

Lebih terperinci

BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI

BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI Pada bab ini akan dibahas mengenai strategi pengembangan sanitasi di Kota Bandung, didasarkan pada analisis Strength Weakness Opportunity Threat (SWOT) yang telah dilakukan.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN

Lebih terperinci

RENCANA KERJA BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS

RENCANA KERJA BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS RENCANA KERJA BADAN HIDUP DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS (RENJA SKPD) TAHUN 2015 HIDUP MUARA BELITI 2014 i DAFTAR ISI Kulit Muka Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii BAB. I PENDAHULUAN... 1 I.1. Latar Belakang...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kawasan perdesaan sebagai basis utama dan bagian terbesar dalam wilayah Kabupaten Lebak, sangat membutuhkan percepatan pembangunan secara bertahap, proporsional dan

Lebih terperinci

SALINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNGKIDUL,

SALINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNGKIDUL, SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu PERATURAN

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR : 39 TANGGAL : 14 Mei 2013 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah Daerah Provinsi

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085 PERATURAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM

Lebih terperinci

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH SALINAN BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR TAHUN 2013 TANGGAL BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan adalah sebuah proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR LAMPIRAN NOMOR : 40 TAHUN 2012 LAMPIRAN TANGGAL : 30 MEI 2012

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR LAMPIRAN NOMOR : 40 TAHUN 2012 LAMPIRAN TANGGAL : 30 MEI 2012 1 LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR LAMPIRAN NOMOR : 40 TAHUN 2012 LAMPIRAN TANGGAL : 30 MEI 2012 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan amanat Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010, setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) diharuskan untuk menyusun Rencana Kerja (Renja) yang

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 15 Tahun 2014 Tanggal : 30 Mei 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dokumen perencanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Pembangunan Tahunan Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disebut Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD), adalah dokumen perencanaan

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : Mengingat : BUPATI

Lebih terperinci

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI ROKAN HULU NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN ROKAN HULU TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ROKAN HULU,

Lebih terperinci

BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA

BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA DAN PEDOMAN PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal. I - 1

BAB I PENDAHULUAN. Hal. I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah yang berkelanjutan merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan dalam mendukung pencapaian target kinerja pembangunan daerah. Untuk itu diperlukan

Lebih terperinci

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU 2.1 Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Tahun Lalu dan Capaian Renstra Proses penyusunan suatu perencanaan berkaitan erat dengan proses evaluasi, dari hasil

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2016

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA MATARAM 2016 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2016 idoel Tim Penyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah private (RKPD) 1/1/2016 Kota Mataram WALIKOTA MATARAM PROVINSI

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 3

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 3 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA SELATAN, Menimbang

Lebih terperinci