KAJIAN IKONOLOGI PADA DESAIN GITAR ELEKTRIK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAJIAN IKONOLOGI PADA DESAIN GITAR ELEKTRIK"

Transkripsi

1 PENELITIAN KAJIAN IKONOLOGI PADA DESAIN GITAR ELEKTRIK Disusun Oleh : Nama : Ali Ramadhan PROGRAM STUDI DESAIN PRODUK FAKULTAS TEKNIK PERENCANAAN DAN DESAIN UNIVERSITAS MERCU BUANA 2010

2 PENGANTAR Desain dalam kaitannya dengan suatu industri haruslah membawa perubahan yang mengarah kepada perbaikan yang menjadikan ssesuatu menjadi lebih baik. Dalam hal ini sesuatu yang dapat mengubah dunia dengan pengembangannya. Pengembangan yang ada pada saat ini dapat dikatakan suadah sangat jauh berkembang. Akan tetapi masih ada pula suatu produk industri yang memang memegang suatu kendali terhadap suatu komunitas masyarakat bahkan suatu kebudayaan. Hal ini dikarenakan akar dari suatu produk tersebut sangat susah untuk ditarik karena produk tersebut sudah sangat dinikmati oleh para penikmatnya. Hal ini sangat bertolak belakang dengan prinsip industri sebagai alat penghasil perubahan. Dalam sisi positifnya adalah tidak adanya kesenjangan sosial antara yang maju dan tertinggal akan tetapi dalam sisi negatifnya dapat dilihat dari tidak adanya perkembangan yang mengarah kepada perbaikan kehidupan manusia. Fenomena gitar elektrik merupakan suatu hal yang daiangkat dari banyaknya fenomena lain yang berkaitan dengan sisi positif dan negatifnya mempertahankan suatu kebudayaan. Tangerang, Januari 2010 Penulis

3 Pengantar Daftar Isi BAB I. PRA IKONOGRAFI 1 A. Pendahuluan 1 B. Metode Penelitian 2 C. Pra Ikonografis 2 1 Unsur Titik 2 2 Unsur Garis 3 3 Unsur Bidang 5 4 Unsur Bentuk 6 5 Unsur Warna 7 6 Unsur Tekstur 9 7 Skala,Dimensi Dan Proporsi 10 8 Keseimbangan 12 9 Irama Dan Penekanan Pengulangan Harmoni / Kesatuan 16 BAB II. KAJIAN IKONOGRAFIS 18 A. Ikonografis Dimensi Historis 18 a. Sejarah Gitar 18 b. Sejarah Gitar Akustik 21 c. Sejarah Gitar Listrik ( Elektrik ) 24 d. Masuknya Gitar Di Indonesia Dimensi Antropologi Budaya 28 a. Alat Dawai Dalam Budaya 28

4 b. Penggunaan Alat Dawai di Masyarakat 29 c. Akulturasi, Adaptasi dan Estetika Musik 33 d. Ornamen dan Hiasan alat Dawai Dimensi Spiritualitas 34 a. Tarling ( Gitar Suling ) 35 b. Qasidah 36 c. Balaziq / Gambus Dimensi Filsafat Dimensi Sosial Dimensi Ekonomi Dan Psikologis 39 BAB III. KESIMPULAN 42 Daftar Pustaka

5 BAB I PRA IKONOGRAFI A. Pendahuluan Dalam ruang lingkup musik kebutuhan akan alat musik sendiri sudah dipastikan sangat dibutuhkan walaupun dalam bentuk yang tradisional atau modern. Terlebih jika kebutuhan alat musik tersebut sudah mencakup suatu pagelaran musik yang cukup besar ( konser ) dapat dipastikan penggunaan media listrik sebagai tenaga tambahan untuk dapat menghasilkan nada yang dihasilkan oleh musik itu sendiri. Meskipun alat musik yang digunakan masih bersifat tradisional dapat dipastikan adanya penggunaan tenaga listrik sebagai tambahan. Terlebih jika alat musik tersebut sudah mengalami perkembangan yang cukup signifikan seperti gitar yang mengalami perubahan dari akustik menjadi elektrik. Perkembangan gitar tersebut tidak dapat dilepaskan ariadanya perkembangan akibat revolusi industri dan keberhasilan dari penemu gitar dalam mengembangkan gitar menjadi suatu alat musik yang mengalami perkembangan secara pesat. Yang awalnya sebagai alat musik yang tidak membutuhkan listrik untuk memainkannya sampai kepada penggunaannya yang harus menggunakan listrik untuk dapat dinikmati oleh manusia sebagai pendengar tidak hanya dapat didengar dengan cara dekat akan tetapi dapat dinikmati dalam kondisi lingkungan outdoor yang memang secara kebutuhan memang membutuhkan tenaga yang cukup besar untuk menghasilkan suara.

6 Dalam penerapannya sebuah gitar eletrik tidak dapat dilepas dari gitar akustik akan tetapi jika dilihat dari unsur unsur pembentuk dari gitar elektrik sendiri memiliki perbedaan yang signifikan jika dibandingkan dengan gitar akustik sendiri. Mulai dari perbedaannya yang sederhana adalah penggunaan media listrik untuk memainkannya. Selain dari perbedaan dalam memulai penggunaannya ada pula perbedaan yang yang lain. B. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penggunaan metode kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data. Dengan menekankan pada persoalan kedalaman (kualitas) dan bukan banyaknya (kuantitas) data. 1 Dengan penggunaan metode tersebut. maka fenomena gitar elektrik akan dibahas secara mendalam dan akan ditekankan kepada persoalan yang terdapat dalam elemen gitar. C. Pra Ikonografis 1. Unsur Titik. Sebuah objek yang dapat disebutkan sebagai unsur titik 2 adalah dikarenakan ukurannya yang kecil. Namun dapat dikatakan kecil dapat juga dimengerti jika suatu objek tersebut terlihat jauh. Akan tetapi jika 1 Sugiyono. Metodologi Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta, Hal 1 2 Sanyoto,Ebdi,Sadjiman, Nirmana: Dasar-dasar Seni dan Desain Yogyakarta, Jalasutra, 2009 hal 94

7 diperbesar atau diperdekat maka objek yang menjadi unsur titik tersebut akan dapat menjadi sebuah unsur bentuk bahkan bisa juga menjadi unsur bidang. Gambar 1.1 Penerapan Unsur Titik Pada Gitar Elektrik Pada penerapannya dalam sebuah gitar penggunaan unsur titik digunakan pada pengatur suara pada gitar elektrik dan juga pengatur senar atau dawai dari gitar sendiri. Penerapan unsur titik tersebut lebih mengarah kepada fungsi sebagai pengatur dari pemakaian gitar elektrik. 2. Unsur Garis. Garis adalah perpanjangan dari titik manakala titik bergerak sedikitpun saja dan kearah manapun maka dia tidak lagi menjadi titik melainkan garis 3. garis adalah suatu hasil goresan nyata dan batas limit suatu benda, ruang, rangkaian masa dan warna. Bentuk disebut garis karena pertama bujurnya sempit sekali dan kedua lintangnya sangat menonjol. Ada tiga hal yang juga harus diperhatikan pada bentuk berupa garis adalah : 3 Sanyoto,Ebdi,Sadjiman, Nirmana: Dasar-dasar Seni dan Desain Yogyakarta, Jalasutra, 2009 hal 96

8 Pertama Raut keseluruhan atau yang dimaksudkan adalah tampilan umum, yakni lurus, lengkung, bertekuk, atau tarikan tangan bebas. Kedua Tubuh karena garis mempunyai lebar, tubuhnya dibatasi oleh dua sisi, raut kedua sisi itu dan pertaliannya menentukan raut tubuh Ketiga Ujung, dapat diabaikan jika garis sangat tipis, tapi jika lebar maka raut ujungnya akan tampak jelas, mungkin persegi, bundar, runcing dan lainnya. Gambar 1.2 Penerapan Unsur Garis Pada Gitar Elektrik Pada penerapan unsur garis pada sebuah gitar elektrik dapat dilihat dari penggunaannya terhadap fret atau garis penyusun nada pada gitar dan juga jika ditambahkan dengan unsur penyempurna dari sebuah gitar maka unsur garis tersebut dapat dilihat dari adanya bentangan garis yang dihasilkan dari senar atau dawai dari sebuah gitar. Dan jika diperluas unsur garis tersebut dapat dilihat dari adanya garis pembentuk dari sebuah gitar yang menggunakan garis lengkung. Oleh karena itu penggunaan unsur garis pada gitar elektrik lebih mengarah kepada penggabungan dua unsur gari yaitu garis lurus dan lengkung sebagai pembentuk.

9 3. Unsur Bidang. Sebuah unsur dapat dikatakan menjadi unsur bidang 4 jika memiliki dimensi dan juga memiliki permukaan. Dengan demikian bidang dapat disebut juga dengan bentuk raut pipih, datar sejajar dengan dimensi panjang dan lebar. Jadi dapat dikatakan walaupun benda tersebut memiliki ketebalan yang sangat tipis maka dapat disebut juga dengan bidang.. Gambar 1.3 Penerapan Unsur Bidang Pada Gitar Elektrik Penerapan unsur bidang pada gitar dapat terlihat dari adanya penggunaan dua bidang sebagai pembentuk gitar elektrik. hal ini dapat menjadi acuan karena penerapan unsur bidang tersebut memiliki dua perbedaan fungsi yaitu sebagai badan gitar dan leher gitar. Yang mana badan gitar tersebut berfungsi sebagai tempat atau wadah segala macam komponen yang terkait dengan tenaga listrik yang akan digunakan. Sedangkan penggunaan bidang untuk leher gitar lebih mengarah kepada penggunaannya sebagai wadah gitaris dalam memainkan jari pada gitarnya. 4 Sanyoto,Ebdi,Sadjiman, Nirmana: Dasar-dasar Seni dan Desain Yogyakarta, Jalasutra, 2009 hal 117

10 4. Unsur Bentuk. Segala macam benda yang berada di bumi memiliki bentuk 5, walaupun dalam berbagai macam ukuran. Hal ini juga berlaku terhadap sebuah karya seni atau desain bahkan terhadap benda yang tidak berdimensipun tetap memiliki bentuk akan tetapi dapat dikatakan menjadi sebuah titik. Bentuk biasanya memiliki panjang dan lebar akan tetapi dari panjang dan lebar tersebut dapat disederhanakan menjadi sebuah garis. Gambar 1.4 Unsur Bentuk Pada Gitar Elektrik Pada penerapan unsur bentuk pada gitar elektrik dapat dilihat secara keseluruhan dan terdiri dari berbagari macam bentuk. Dan jika dibagi menjadi tiga bagian yang terdiri dari badan, leher dan kepala gitar maka disetiap bagian tersebut memiliki bentuk yang berbeda. Jika dilihat dari bentuk badan gitar maka dapat disimpulkan bahwa badan gitar tersebut terbentuk dari bentuk yang memiliki lengkungan atau dapa disebut juga dengan bentuk dinamis. Sedangkan untuk leher gitar terdiri 5 Sanyoto,Ebdi,Sadjiman, Nirmana: Dasar-dasar Seni dan Desain Yogyakarta, Jalasutra, 2009 hal 93

11 dari bentuk yang lurus atau statis. Dan untuk bagian kepala gitar terdiri dari bentuk dinamis dan statis sebagai unsur pembentuknya. 5. Unsur Warna Ketika suatu karya seni atau desain mendapatkan suatu cahaya dalam bentuk cahaya buatan atau cahaya alami maka karya tersebut akan menghasilkan warna 6. Karena jika tanpa cahaya maka tidak ada pula warna. Dikarenakan warna merupakan suatu fenomena gelombang yang diterima oleh indera penglihatan. Warna dapat didefinisikan secara objektif sebagai sifat cahaya yang dipancarkan dan ditangkap oleh indera penglihatan. Gambar 1.5 Warna Pada Gitar Elektrik Warna dapat disebut juga merupakan hasil yang diperoleh dari pantulan cahaya terhadap suatu benda. Dan dalam penerapannya warna dapat digabungkan menjadi keatuan warnya yang lain melalui pencampuran dari dua warna atau lebih. Warna juga dapat menjadi suatu 6 Sanyoto,Ebdi,Sadjiman, Nirmana: Dasar-dasar Seni dan Desain Yogyakarta, Jalasutra, 2009 hal 13

12 hal yang memperkuat suatu persepsi manusia terhadap suatu karya seni atau desain. Dan juga dapat mempengaruhi psikologi penerimanya. Oleh karena itu warna tidak dapat dipisahkah dari penciptaan suatu karya seni atau desain. Penggunaan unsur warna pada gitar elektrik lebih mengarah kepada komposisi atau hubungan antar warna yang cenderung analogus 7 karena menggunakan warna warna yang saling bersebelahan. Akan tetapi penggunaan warna tersebut hanya terkait dengan badan gitar sendiri. Gambar 1.6 Contoh Penerapan Warna Analogus. Jika dilihat lebih jauh maka terdapat juga unsur warna yang tidak mengikuti hubungan antar warna yaitu penggunaan warna hitam pada kepala gitar dan warna cokelat pada leher gitar. 7 Sanyoto,Ebdi,Sadjiman, Nirmana: Dasar-dasar Seni dan Desain Yogyakarta, Jalasutra, 2009 hal 47

13 6. Unsur Tekstur. Dalam setiap bentuk apa saja yang berada di alam dipastikan memiliki raut atau permukaan dan juga di setiap permukaan juga memiliki nilai atau ciri khas yang disebut juga sebagai tekstur 8. Ciri khas ini dapat dinilai dari nilai raba suatu permukaan seperti kasar, halus, licin, keras atau lunak. Akan tetapi pada penggunaannya tekstur biasanya lebih menitik beratkan nilainya kepada permukaan yang memiliki sifat kasar. Padahal permukaan yang memiliki sifat haluspun dapat dikatakan memiliki tekstur. Dan dari tekstur tersebut raba dan tekstur yang bersifat semu atau visual. Gambar 1.7 Penggunaan Unsur Tekstur Pada Gitar Elektrik. Dikatakan tekstur raba dikarenakan tekstur tersebut menggunakan visual atau yang dapat terlihat juga dapat diraba menggunakan indera peraba dari manusia. Akan tetapi untuk tekstur semu atau visual adalah tekstur yang hanya dapat dilihat saja menggunakan indera penglihatan manusia dan jika di raba tekstur tersebut terasa halus. Tekstur juga dapat 8 Sanyoto,Ebdi,Sadjiman, Nirmana: Dasar-dasar Seni dan Desain Yogyakarta, Jalasutra, 2009 hal 137

14 menjadi suatu sarana ekspresi pembuatnya dalam kaitannya dengan penciptaan suatu karya seni atau desain. Pada penerapannya unsur tekstur tersebut dapat dilihat secara jelas oleh mata. Akan tetapi jika ditelaah lebih lanjut yang menjelaskan sifat tekstur tersebut adalah adanya nilai raba maka dapat dikatakan tekstur yang dihasilkan adalah tekstur semu akan tetapi sebenarnya tetap memiliki tekstur kasar. Hal ini dikarenakan dalam finishing dari gitar tersebut tetap memperlihatkan adanya tekstur dari kayu yang digunakan dalam pembentuk gitar. Akan tetapi dengan adanya teknik finishing yang berbeda maka tekstur tersebut memiliki nilai raba yang halus. 7. Skala,Dimensi Dan Proporsi. Di setiap penciptaan suatu karya seni atau desain sudah dipastikan memiliki bentuk dan juga dari bentuk tersebut memiliki ukuran. Ukuran dalam hal ini bisa meliputi panjang dan lebar. Akan tetapi dapat juga ditambahkan dengan tinggi. Dan hal ini dapat ditemukan dalam penciptaan suatu karya seni tiga dimensi 9 seperti gitar. Ukuran pada penciptaan karya seni atau desain ini bukan dimaksudkan kepada besaran ukuran seperti meter atau sentimeter, akan tetapi lebih menitikberatkan kepada tidak adanya kemutlakan pada suatu nilai akan tetapi menitik beratkan kepada sifat yang relatif seperti penempatan dari suatu karya seni atau desain seperti contohnya yaitu kaitannya pada penempatan suatu benda. Jika suatu benda ditempatkan di area yang luas akan menghadirkan perbedaan persepsi terhadap benda 9 Sanyoto,Ebdi,Sadjiman, Nirmana: Dasar-dasar Seni dan Desain Yogyakarta, Jalasutra, 2009 hal 61

15 tersebut jika ditempatkan dia area yang sempit. Jadi tidak ada kemutlakan pada ukuran dalam suatu penciptaan karya seni atau desain. Gambar 1.8 Skala, Dimensi Dan Proporsi Pada Gitar Elektrik Penggunaan proporsi 10 atau setimbang pada penciptaan suatu karya seni atau desain lebih mengarah kepada cara memperoleh keserasian antar unsur yang digunakan pada karya seni atau desain tersebut. Dan juga proporsi digunakan untuk menghasilkan keserasian antara objek karya seni dengan lingkungan tempat karya tersebut berada. Proporsi lebih menyangkut kepada yang sifatnya ukuran yang bersifat matematis. Dan proporsi haruslah dilatih untuk menajamkan rasa kepada seniman atau desainer agar menghasilkan suatu karya yang ideal. Proporsi dapat dikaitkan dengan yang sudah ada atau yang sudah pernah terlihat. Oleh karena itu para seniman atau desainer haruslah banyak melihat agar memiliki ketajaman rasa pada penciptaan suatu karya seni. Akan tetapi ada kasus kasus tertentu prinsip proporsi justru dihilangkan untuk menghadirkan suatu keunikan. Hal ini wajar saja tetapi dalam penerapannya karya seni atau desain yang dihasilkan haruslah memiliki keindahan. 10 Sanyoto,Ebdi,Sadjiman, Nirmana: Dasar-dasar Seni dan Desain Yogyakarta, Jalasutra, 2009 hal 273

16 Pada penerapannya dimensi gitar elektrik tidaklah sama antara satu dengan yang lainnya akan tetapi jika melihat dari sisi proporsi, gitar elektrik haruslah disesuaikan dengan pemakai hal ini berlaku agar tidak menyulitkan gitaris pada saat memainkan gitar. Yang mana hal tersebut akan berpengaruh terhadap apa yang dihasilkan oleh gitaris itu sendiri. 8. Keseimbangan. Keseimbangan 11 pada prinsip penciptaan suatu karya seni atau desain lebih menekankan kepada penggunaan indera penglihatan. Hal ini disebabkan agar suatu karya seni atau desain dapat enak dilihat dan juga mengarah agar karya tersebut tidak goyah bahkan sampai roboh. Gambar 1.9 Keseimbangan Pada Gitar Elektrik Penggunaan keseimbangan lebih menekankan kearah suatu keadaan ketika di semua bagian karya tidak ada yang saling membebani. Kesimbangan memiliki berbagai jenis seperti simetris, memancar, sederajat dan tersembunyi. Yang memiliki cara penerapannya yang 11 Sanyoto,Ebdi,Sadjiman, Nirmana: Dasar-dasar Seni dan Desain Yogyakarta, Jalasutra, 2009 hal 259

17 berbeda. Dan dalam penerapannya pada penciptaan karya seni atau desain maka untuk mencapai suatu keseimbangan haruslah menentukan terlebih dahulu bidang dan bentuk yang akan digunakan pada karya tersebut. Lalu digabungkanya dengan unsur unsur penciptaan suatu karya. Akan tetapi haruslah tersusun secara rapih dan tidak mencampur adukan unsur unsur tersebut. Pada penerapan sebuah keseimbangan yang terdapat pada gitar elektrik adalah keseimbangan asimetris dalam pembentukannya pada badan gitar. Karena jika dilihat lebih lanjut maka perbedaan yang nyata ada pada bagian fungsi dari badan gitar tersebut. Sedangkan pada leher dan kepala gitar lebih mengarah kepada keseimbangan yang simetris. Akan tetapi dalam perkembangannya adapula kepala gitar elektrik yang diproduksi memiliki keseimbangan yang bersifat asimetris yang mana tergantung kepada penempatan alat untuk menyesuaikan senar atau dawai terhadap nada yang dihasilkan. 9. Irama Dan Penekanan Dalam penerapannya irama lebih banyak menekankan kepada karya seni yang dapat ditangkap oleh indera pendengaran melalui nada. Akan tetapi pada prinsipnya irama dapat juga ditangkap oleh indera penglihatan. Seperti dengan adanya irama 12 pada seni tari yang dapat dijelaskan lewat gerak yang dihasilkan oleh penari. Dan jika dikaitkan dengan indera penglihatan maka dalam suatu karya seni atau desain yang berhubungan dengan suatu gambar atau imaji maka irama dapat 12 Sanyoto,Ebdi,Sadjiman, Nirmana: Dasar-dasar Seni dan Desain Yogyakarta, Jalasutra, 2009 hal 182

18 dihubungkan dengan adanya tinggi rendah suatu bentuk yang dapat menghasilkan suatu gerak semu yang dapat menghasilkan suatu persepsi manusia yang menikmatinya. Prinsip irama akan tampak lebih nyata jika sudah menghadirkan persepsi melalui daya tangkap dari indera peraba. Karena melalui indera peraba maka dapat menghasilkan nilai nilai yang dapat mengubah pandangan manusia terhadap suatu karya seni atau desain. Hal ini memiliki kadar yang berbeda tergantung kepada dimensi dari karya seni atau desain yang dibuat. Gambar 1.10 Penekanan Bentuk Gitar Elektrik Terhadap Jenis Musik Pada penerapannya, irama dan penekanan pada gitar elektrik lebih mengarah kepada bunyi yang dihasilkan. Akan tetapi dapat juga penekanannya terhadap bentuk yang dihasilkan dari gitar elektrik. Atau dapat disebut juga dengan adanya karakter yang membentuk sebuah image dari gitar elektrik. Hal ini dikarenakan banyaknya produksi gitar elektrik tersebut sudah mengalami banyak perubahan dengan berbagai macam bentuk yang disesuaikan dengan gitaris sebagai pemakai dan juga aliran musik yang menjadi acuan dari musisi sendiri.

19 10. Pengulangan Pengulangan merupakan salah satu jenis irama yang mengalami kesamaan kesamaan yang dilakukan secara teratur dan terus menerus. Suatu pengulangan 13 mengalami kesamaan total secara ketat dan dapat dilihat perbedaannya terhadap kedudukannya. Penerapan pengulangan pada gitar elektrik terdapat pada leher gitar yang tersusun menjadi fret yang menjadi acuan jari gitaris dalam memainkan gitar. Gambar 1.11 Pengulangan Pada Gitar Elektrik Dan juga pengulangan yang teratur juga terdapat pada penempatan fret gitar tersebut yang masing masing memiliki jarak yang telah ditentukan. Agar tidak menyulitkan gitaris pada saat memainkan gitar elektrik tersebut. 13 Sanyoto,Ebdi,Sadjiman, Nirmana: Dasar-dasar Seni dan Desain Yogyakarta, Jalasutra, 2009 hal 234

20 11. Harmoni / Kesatuan Kesatuan 14 merupakan salah satu prinsip dalam suatu peciptaan karya seni atau desain dan dapat disebut juga dengan keutuhan. Yang dalam pengartiannya suatu karya seni atau desain harus menyatu dan unsur unsur yang sudah ada harus tersusun dan tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Gambar 1.12 Harmoni Dalam Gitar Elektrik Tanpa adanya kesatuan maka karya seni atau desain akan kacau sehingga tidak terlihat indah. Dan pada prinsipnya kesatuan ialah saling berhubungannya antar unsur desain yang disusun. Dapat menggunakan pengikatan - pengikatan antar unsur. Dan dalam penerapannya prinsip kesatuan dapat diartikan kepada untuk menghasilkan suatu karya seni atau desain yang indah tanpa menghilangkan salah satu unsur seni atau desain yang memang sudah saling mengikat. 14 Sanyoto,Ebdi,Sadjiman, Nirmana: Dasar-dasar Seni dan Desain Yogyakarta, Jalasutra, 2009 hal 233

21 Pada prinsipnya Harmoni 15 dalam pembentuk sebuah gitar elektrik dapat dikatakan dibentuk dari dua unsur seni yang saling berkaitan yaitu unsur bentuk yang dibentuk dari seni visual dan unsur suara pada seni musik yang dihasilkan. Oleh karena itu unsur tersebut tidak boleh dihilangkan dalam pengapikasiannya terhadap gitar elektrik yang disertai oleh kedua seni tersebut. 15 Sanyoto,Ebdi,Sadjiman, Nirmana: Dasar-dasar Seni dan Desain Yogyakarta, Jalasutra, 2009 hal 205

22 BAB II KAJIAN IKONOGRAFIS A. Ikonografis Dalam Penerapannya suatu karya seni atau desain haruslah memiliki maksud dan tujuan yang dapat menghasilkan sesuatu yang berkembang menjadi suatu manfaat bagi si pemakai. Dan dalam pemanfaatannya terdapat hal hal yang dapat dikatakan terdapat makna yang tersembunyi yang ternyata terdapat pada suatu karya seni desain. Dalam penerapan kajian ikonografis terhadap suatu gitar dapat dilihat adanya makna makna tersembunyi dari gitar sendiri. Karena dalam penerapannya gitar adalah suatu alat musik dawai dengan pengembangannya tidak hanya sebagai alat musik akan tetapi dapat dikatakan sebagai alat untuk mningkatkan harga diri seseorang. 1. Dimensi Historis a. Sejarah Gitar Dalam pembahasan dimensi historis dari sebuah gitar maka tidak akan lepas dari sejarah alat musik dalam bentuk alat musik berdawai. Hal ini dikarenakan alat musik berdawai sendiri adalah bagian utama yang terdapat pada perkembangan alat musik gitar itu sendiri. Walaupun gitar lebih terkenal sebagai alat musik selama era modern, seperti gitar-instrumen telah eksis di berbagai budaya di seluruh dunia lebih dari lima ribu tahun. Dengan sejarah yang panjang dari perkembangan alat musik berdawai sampai kepada pengenalan alat musik gitar itu sendiri. Sebagai gantinya akan dijelaskan tentang

23 beberapa perkembangan signifikan dalam sejarah yang panjang untuk membantu menggambarkan sejarah gitar. Sejarah gitar dipercaya dimulai di wilayah Timur Dekat. Di antara puing-puing yang di temukan di Babilonia, yang paling relevan adalah gitar yang dibuat pada SM. Dari masa itu, hingga tahun 1650, gitar mengalami evolusi yang begitu rumit dan beraneka ragam. Begitu banyak jenis dan masing-masing memiliki nama yang berbeda. Beberapa kalangan berpendapat lain, menganggap gitar justru berasal dari negara Spanyol karena alat musik gitar mirip sama alat musik Spanyol yang bernama Vihuela yang beredar pada awal abad ke-16. Alat baru ini (gitar) mempunyai cara pembuatan yang sama dengan alat musik ukulele. Gitar pertama kali yang dibuat sebenarnya berukuran sangat kecil dan juga hanya memiliki empat dawai, seperti ukulele. Pada masa klasik banyak terdapat publikasi yang dilakukan oleh para pembuat lagu dan juga para pemusik. Seperti Fernando Sor, Mauro Guiliani, Matteo Carcassi, Fernando Caulli, dan masih banyak para pencipta yang mengembangakan metode bermain gitar yang akhirnya menjadi permainan yang umum dan dapat diterima. Instrumen yang penting kontribusinya dalam perkembangan gitar adalah instrumen Cittern. Instrumen ini juga berbentuk menyerupai buah pir dengan bagian belakang yang rata, dengan empat atau lima pasang senar dari kawat dan dengan fretting yang permanen apakah itu diatonik seperti Appalachian Dulcimer ataupun chromatic seperti gitar modern. Tuning head sudah dipasang mirip seperti pada gitar atau mandolin. Pengaturan senar atau dawai sama dengan mandolin (in fifths) dengan

24 fingering dan chord yang sama dan dimainkan dengan plectrum atau pick. Four Course Guitar memiliki 4 pasang senar, body berbentuk gitar dan soundboard yang rata, bridge dari lute dan bagian belakang dibuat setengah melengkung tetapi tidak terlalu membentuk bulatan. Instrumen ini berukuran seperti gitar anak-anak. Five Course Guitar muncul sekitar tahun 1490 dan mirip dengan four course guitar dengan tambahan satu pasang senar bass. Instrumen ini dinamakan juga English Guitar. Ada pula Vihuela De Mano berasal dari Spanyol dan merupakan instrumen dengan enam pasang senar. Bentuk dari gitar tersebut cukup besar seperti gitar klasik jaman sekarang dan mempunyai beberapa lubang suara di atasnya. Instrumen ini menggunakan fixed bridge dan kemungkinan merupakan nenek moyang langsung dari gitar 12 senar USA yang masuk ke Amerika Utara melalui Mexico, Texas dan Louisiana. Masih banyak jenis gitar lainnya yang terus berkembang. Gitar seperti yang kita kenal sekarang, yaitu bersenam enam, baru muncul sekitar tahun Dan selama sekitar 90 tahun berikutnya (hingga tahun 1840), gitar senar enam ini cukup pesat berkembang di Spanyol. Kata "gitar" dibawa ke dalam bahasa Inggris sebagai adaptasi dari Spanyol kata "guitarra," yang, pada gilirannya, yang berasal dari Yunani "kithara." Menilik akar kata selanjutnya kembali ke bahasa sejarah, tampaknya telah kombinasi Indo-Eropa batang "guit-," berarti musik, dan akar "-tar," berarti senar atau string. Root "ter-" sebenarnya umum untuk sejumlah bahasa, dan juga dapat ditemukan dalam kata "sitar," juga gesekan alat musik. Walaupun ejaan dan pengucapan berbeda antara

25 bahasa, unsur-unsur tersebut tombol yang sudah ada di sebagian besar untuk kata "gitar" sepanjang sejarah. b. Sejarah Gitar Akustik. Gitar adalah suatu alat musik tradisional Spanyol sehingga dipercaya bahwa alat musik petik ini berasal dari spanyol. Tapi ada juga yang mengatakan bahwa sejarah gitar dimulai jauh sebelum Masehi yaitu pada jaman Babilonia. Pada awalnya alat musik ini bentuknya kecil dan memiliki empat dawai yang masing masing berpasangan. Selama jaman Renaissance, alat musik gitar tidak populer dan tidak diminati masyarakat. Namun setelah Alonso Mudarra mulai memperkenalkan alat musik ini melalui karya-karyanya maka dengan segera orang-orang mulai tertarik untuk mendengarkan dan memainkan gitar. Dan pada saat itu gitar mulai populer dikalangan masyarakat. Pada abad 17 atau periode Baroque, dawai (string) gitar ditambahkan menjadi lima yang masing-masing berpasangan, ini memungkinkan para pemain memainkan musik yang lebih kompleks dan luas. Pada akhir abad 17 dua perubahan penting dibuat pada alat musik ini yaitu : 1.sebelumnya tiap-tiap dawai berpasangan (ganda) maka sekarang digantikan oleh senar tunggal. 2.sebelumnya memiliki lima senar maka sekarang ditambahkan menjadi 6 senar tunggal yang dipakai hingga hari ini. Periode klasik sekitar tahun banyak melahirkan komposer-komposer gitar terkenal diantaranya Fernando Sor, Mauro Giuliani, Matteo Carcassi, D. Aguado dan Fernando Carulli. Mereka

26 menulis musik dan sering mengadakan konser-konser gitar di berbagai tempat. Gambar 2.1 Perkembangan Gitar Akustik Pada saat itu alat musik gitar sangat populer dan diminati banyak orang. Selain itu ada juga Nicolo Paganini yang selain pemain biola terkenal juga pemain gitar yang karya-karyanya masih sering didengar sampai sekarang. Pada akhir abad 19 instrumen gitar mengalami penurunan dan banyak orang tidak mengenal alat musik ini, tapi kemudian di populerkan kembali oleh Francisco Tarrega yang adalah komposer besar yang mengkhususkan dirinya kepada alat musik gitar klasik. Banyak karyakarya musiknya menjadi sangat terkenal antara lain: Recuerdos de la Alhambra, Estudio Brillante, Capricho Arabe dan masih banyak lagi. Ia juga banyak menulis dan menyusun suatu metode/sistem untuk pengajaran gitar dan metode pengajarannya ini menjadi standar pengajaran pada pelajaran gitar klasik sampai sekarang. Ia juga banyak mengajar dan tidak sedikit dari muridnya yang menjadi komposer besar seperti dirinya diantaranya adalah Miguel Liobet.

27 Di samping komposer-komposer gitar ada juga seorang desainer gitar yang berjasa dalam perkembangan alat musik ini yaitu Luthier Antonio Torres. Ia mencoba menambah ukuran gitar dan mencoba meningkatkan bunyi gitar agar lebih keras dan selaras. Ia banyak menyempurnakan bentuk gitar, dia membuat leher gitar lebih lebar dan lebih tipis dari pada bentuk gitar sebelumnya. Ia juga membuat standar dawai gitar dengan ukuran panjang 65 cm yang sampai sekarang masih di pakai. Dari hasil eksperimennya ini maka gitar yang dibuatnya ini merupakan standar gitar modern 16 yang dipakai sampai sekarang. Selain Torres, sebelumnya juga ada seorang yang bernama stradivarius yang selain terkenal membuat biola juga mahir membuat gitar. Pada tahun 1946 dawai/senar gitar yang sebelumnya terbuat dari Gut (tali yang terbuat dari usus binatang) digantikan dengan dawai yang terbuat dari nylon. Dengan memakai string nylon maka suara yang dihasilkan lebih besar dan lebih bagus. Ada ketidakpastian tentang tepat tanggal dibuat gitar. Kemungkinan adalah tanggal 1779, dan dibuat oleh superlee Vinaccia. Namun, keaslian dari enam string gitar diduga telah dibuat sebelum 1790, karena banyak yang ditemukannya gitar yang bisa dikatakan palsu pada masanya. Awal abad kesembilan belas umumnya diterima sebagai jangka waktu perubahan gitar enam string mengenai bentuk dan dimensi. Jadi hampir dua ratus tahun, luthiers, atau pembuat gitar n, telah memproduksi versi modern gitar akustik. 16 Widagdo. Desain Dan Kebudayaan, Bandung, Penerbit ITB 2005 hal 14

28 c. Sejarah Gitar Listrik ( Elektrik ) Sejarah gitar listrik bermula pada tahun 1930, ketika seorang yang bernama George Beauchamp mulai mencari cara untuk menambah volume gitar. Diketahui jika suatu kawat di beri gaya medan magnet maka dapat menciptakan arus listrik. Atas dasar pemikiran ini Ia meneliti dan mengadakan suatu percobaan dengan jarum Gramopon (pada dasarnya teknologi ini bisa didapati pada motor-motor listrik, generator, jarum gramopon, radio dan mic). Ia percaya bahwa jika dawai gitar digetarkan dekat medan magnet akan bisa diubah menjadi arus-arus listrik dan kemudian dikonversi kembali menjadi gelombang suara melalui speaker. Setelah percobaan berbulan-bulan dan bekerja sama dengan Paul Barth maka terciptalah pickup pertama yang sederhana terdiri dari 6 kutub dan tiap-tiap kutub untuk masing-masing dawai. Pickup berisi kumparan yang digulung rapi. Menurut ceritanya, Ia mengambil kumparan itu dari mesin cuci dan melilitnya kembali dengan motor mesin jahit. Penemuannya ini sangat dihargai dan mendapatkan hak paten. Dengan penemuannya ini maka langkah selanjutnya Ia mencari orang yang mau bekerja sama dan membantunya dalam soal dana. Ia menghubungi Adolph Rickenbacher yaitu temannya pada saat di National String Instrument Company tempatnya bekerja. Mereka bekerja sama dan membentuk sebuah perusahaan dengan nama Instrumens Rickenbachers. Akhirnya Mereka mulai memproduksi gitar listrik pertama yang disebut The Frying Pan (mungkin karena badan gitarnya terbuat dari panci). Ini yang membuat perusahaan mereka tertulis dalam sejarah sebagai pabrik yang pertama membuat dan memproduksi gitar listrik.

29 Selanjutnya seseorang yang bernama Lloyd Loar memperkenalkan gitar listrik yang modelnya berbentuk gitar Spanyol. Ia dianggap yang pertama kali membuat dan memasarkan gitar model ini. Ia telah banyak melakukan percobaan-percobaan ini mulai awal 1920 dan pada tahun 1933 mendirikan perusahaan dengan nama Vivi-Tone yang merupakan anak perusahaan dari Gibson Company. Gambar 2.2 Perkembangan Gitar Elektrik Perusahaan ini memproduksi gitar listrik dengan bentuk gitar spanyol tapi dalam satu tahun perusahaan ini tidak berhasil. Dari kegagalan ini, akhirnya mengilhami Gibson Company untuk mencoba melanjutkan menciptakan gitar listrik. Dari usaha-usaha yang dilakukan maka terciptalah gitar listrik ES-150 yang nantinya menjadi perintis gitargitar listrik selanjutnya. Sejarah gitar listrik berlanjut pada tahun 1933 pada saat Alvino Rey yang juga bekerja pada Gibson Company mengembangkan Pickup gitar listrik yang lebih baik selain kualitas suara bentuknya juga diubah.

30 Di balik Kesuksesan ES-150 masih didapati banyak kekurangan, karena badan gitar yang berongga maka getaran dari badan gitar juga ditangkap pickup sehingga ikut terdengar pada amplifier. Selain itu sering terjadi feedback dan suara-suara yang tak diinginkan. Karena itu seorang gitaris jazz terkenal Les Paul memperkenalkan solusi baru untuk membuat badan gitar padat dan tak berongga. Pada akhirnya Ia sukses membuat gitar badan padat dan menghasilkan suara yang bagus tanpa feedback atau suara-suara yang tidak dikehendaki. Selain itu Ia menambahkan pickup pada badan gitarnya menjadi dua. Pada tahun 1946 Ia membawa gitarnya ini ke Gibson tetapi ditolak dengan alasan konsumen kurang tertarik dengan gitar badan padat. Ia merasa kecewa karena usaha yang ia rintis akhirnya gagal. Tidak lama kemudian seorang yang bernama Leo Fender percaya bahwa gitar yang dibuat oleh Les paul dengan gitar badan padatnya akan banyak diminati oleh para konsumen. Akhirnya pada tahun 1943 ia membuat gitar badan padat yang terbuat dari kayu pohon Ek dan menyewakannya kepada para musisi agar mendapat banyak dukungan. Akhirnya pada tahun 1949 Leo Fender mendapatkan kesuksesannya dengan model gitar badan padatnya dan mendapatkan penghargaan. Melihat kesuksesan Leo Fender dengan gitar badan padatnya maka Gibson Company Akhirnya kembali melihat contoh gitar Les Paul dan mendisainnya ulang. Pada tahun 1952 diputuskan untuk memproduksi gitar badan padat dan menjadi suatu standar industri. Walaupun inspirasinya datang dari Les Paul gitar Gibson yang sekarang kita kenal dinamai menurut nama perusahaannya.

31 Pada tahun 1961 Ted McCarty memperkenalkan ES-335 suatu gitar semi-hollow yaitu gabungan antara gitar berongga dan gitar badan padat. Dengan cepat gitar ini menjadi populer digunakan para gitaris-gitaris jazz diantaranya adalah BB King dan Chuck Berry. Gibson dan Fender adalah perusahaan pembuat gitar yang telah berjasa mengembangkan instrumen ini khususnya gitar listrik dengan disain-disain yang futuristik. Keduanya sudah menjadi standar gitar bagi para musisi, seperti sekarang kita mengenal Gibson SG atau Fender Stratocaster. Setelah kedua perusahaan tersebut telah berhasil mengembangkan gitar listrik, maka mulailah banyak bermunculan perusahaan-perusahaan lain yang memproduksi gitar listrik sampai sekarang. d. Masuknya Gitar di Indonesia Masuknya gitar di indonesia tidak dapat dilepaskan dari masuknya masa penjajahan di indonesia hal ini berlaku dalam hal banyaknya karya seni yang masuk ke indonesia termasuk gitar. Dibawanya gitar diawali oleh orang-orang Purtugis di sekitar abad ke-17. Pada waktu itu sejumlah tawanan asal Portugis di Malaka dimukimkan oleh Belanda di kawasan berawa-rawa di Jakarta Utara, di sebuah kampung Tugu. Agar mereka tidak bosan, mereka menghibur diri dengan bermain musik. Dan alat musik 17 yang mereka gunakan saat itu adalah gitar. Dari hasil pengenalan rakyat terhadap alat musik itu, lahirlah beberapa alat musik petik yang dimainkan untuk mengiringi lagu-lagu keroncong. 17 Widagdo. Desain Dan Kebudayaan, Bandung, Penerbit ITB 2005 hal 208

32 Ada 3 jenis gitar yang dimainkan para tawanan saat itu, yaitu : 1. Gitar Monica, yang terdiri dari 3 dawai 2. Gitar Rorenga, yang terdiri dari 4 dawai 3. Gitar Jitera, yang terdiri dari 5 dawai. Dua abad kemudian gitar dan keroncong menjadi populer di kalangan bangsawan dan kemudian menyebar ke pelosok tanah air. 2. Dimensi Antropologi Budaya a. Alat Dawai Dalam Budaya Pentingnya alat dawai sebagai ekspresi kebudayaan manusia dapat dilihat berdasarkan penemuan artefak-artefak. Sejarah di berbagai tempat di dunia. Pada kejayaan peradaban Mesir di zaman Mesopotamia, alat dawai seperti harpa dan lira yang sedang dimainkan ditemukan dalam bentuk pahatan lukisan kuno di dinding bebatuan. Di kebudayaan 18 cina ditemukan gambar seorang dewa yang sedang memainkan alat petik lut pipa. Di kebudayaan India banyak ditemukan teks-teks sejarah kuno yang menceritakan dan menggambarkan bagaimana alat dawai digunakan sebagai sarana meditasi. Di masyarakat Jepang, alat dawai siter wagon juga yamato-goto merupakan alat musik penting yang digunakan sebagai pengiring tarian spiritual Azuma Asobi dalam agama Shinto. Pentingnya alat ini digambarkan pada sebuah patung kuno Haniwa yang sedang memainkan prototipe sitar wagon. Demikian pula di Eropa, harpa digambarkan dengan menonjol lewat lukisan-lukisan klasik dan tua. 18 Widagdo. Desain Dan Kebudayaan, Bandung, Penerbit ITB 2005 hal 210

33 Bagaimana pentingnya alat musik dawai. Salah satu situs sejarah yang memeperlihatkan gambaran penggunaan alat-alat dawai pada masa lampau dijumpai pada relief yang terdapat di salah satu dinding candi Borobudur di Jawa Tengah. Relief yang menggambarkan orang yang sedang memainkan lut di antara beberapa pemain alat musik lainnya. Berdasarkan sumber foto-foto sejarah 19, di Kalimantan konon pernah ditemukan sejenis harpa dengan nama engkratong. Engkratong pernah digunakan oleh masyarakant Murut dan Iban. Jenis harpa hampir tidak ditemukan lagi di Nusantara. Dengan bukti dokumentasi foto yang ada setidaknya kita tahu bahwa alat dawai harpa pernah ada di Nusantara. b. Penggunaan Alat Dawai di Masyarakat Peran serta kegunaan alat musik dawai di dalam konteks kehidupan manusia memiliki fungsi yang sangat beragam, diantaranya adalah sarana dalam ritual atau peribadatan keagamaan. Sehtar dan tanbur adalah jenis alat musik dawai yang digunakan dalam komunitas ritual sufi Islam di Timur Tengah. Alat musik itu digunakan sebagai alat musik pengiring nyanyian, solo, maupun ensembel. Di Turki, tanbur biasanya juga dimainkan dalam bentuk ensembel musik sufi bersama alat lain, seperti santur (alat musik jenis siter pukul), al ud (alat musik dawai jenis lut petik), kemanche (alat musik dawai jenis lut gesek), dan duf (gendang rangka satu sisi) atau gendang tamburin. Dalam konteks ini, musik tersebut digunakan untuk membangun rasa khusuk yang dalam 19 Widagdo. Desain Dan Kebudayaan, Bandung, Penerbit ITB 2005 hal 82

34 (dzikir) untuk mengingat kebesaran sang Pencipta. Alat petik vina di India Selatan dipakai sebagai sarana ritual meditasi lewat musik juga dilakukan dengan nyayian. Nyayian diiringi dengan alat-alat dawai seperti sarangi (jenis lut gesek), tanpura ( lut petik) dan pakhawaj ( jenis gendang dengan muka dua sisi). Di kebudayaan 20 musik Nusantara, alat musik dawai dipakai sebagai sarana ritual dalam kepercayaan masyarakat tertentu. Contoh alat-alat musik dawai Nusantara yang digunakan sebagai sarana ritual kepercayaan diantaranya adalah kulacapi di masyarakat di Karo dan hasapi di masyarakat Batak Toba, Sumatera Utara. Kulcapi dimainkan dalam upacara ritual Silengguri, yakni satu bentuk upacara penyucian yang dilakukan seorang pemusik kulcapi terhadap alat musik yang dimainkannya. Alat musik ini dimainkan dengan iringan alat musik lain disebut dengan keteng-keteng (alat dawai jenis idiokord terbuat dari bambu). Upacara ritual Silengguri dianggap sakral oleh pemusiknya dan umumnya hanya dihadiri oleh orang-orang tertentu saja. Orang-orang yang terlibat hanyalah pemusik yang menjadi pelaku ritual, para pemusik pengiring dan sebagian lainnya yang membantu mempersiapkan keperluan ritual. Hasapi merupakan jenis alat musik dawai yang dipakai dalam sarana ritual peribadatan pada masyarakat Parmalian Batak Toba. Ensembel gondang hasapi terdiri dari alat-alat musik sarana etek (sejenis klarinet berukuran kecil), garantung (sejenis gambang kayu berbilah lima), dua buah hasapi (lut petik bersenar dua) hasapi ende dan hasapi 20 Widagdo. Desain Dan Kebudayaan, Bandung, Penerbit ITB 2005 hal 48

35 doal, serta hesek (perkusi botol). Perayaan Sipaha Sada dilaksanakan di dalam rumah peribadatan Parmalian (Bale Pasogit). Namun demikian, kulcapi ataupun hasapi juga digunakan sebagai bagian dari ensembel yang dimainkan dalam konteks musik hiburan. Kulcapi Karo dan hasapi Toba dapat dimainkan solo sebagai hiburan bagi orang yang memainkannya. Ensembel musik untuk jenis musik hiburan di Batak Toba disebut dengan uning-uningan. Penggunaan alat musik dawai dalam konteks ritual keagamaan juga terdapat pada masyarakat Sunda di Jawa Barat. Tarawangsa (alat gesek) serta kecapi (alat petik) dipakai dalam upacara bubur Sura di daerah Sumedang. Upacara tersebut diadakan setiap tanggal 10 sura oleh sekelompok masyarakat sebagaian bagian dari ritual. Di dalam upacara yang umumnya berjalan selama semalam dan sehari penuh itu, dimainkan kacapi dan tarawangsa hampir tiada henti. Alat musik itu mengiringi tarian berkelompok secara bergantian. Contoh lain dari bentuk ensembel musik ritual lain di Nusantara adalah Cokek yang berasal dari Cirebon. Selain dimainkan di dalam perayaan sosial, cokek, yang terdiri dari beberapa alat dawai gesek, juga sering ditampilkan dalam upacara keagamaan masyarakat Cina di sana. Di luar konteks ritual keagamaan, alat dawai juga umum dipergunakan dalam konteks hiburan. Di berbagai kebudayaan alat dawai untuk hiburan biasanya dipakai sebagai musik instrumental, musik mengiringi nyayian, atau mengiringi tarian. Pemain kora adalah pemusik profesional yang biasanya bermain di tempat keramaian. Di Spanyol, gitar dimainkan untuk mengiringi tarian flamenco. Biasanya dilakukan di kedai-kedai minum. Di Irlandia, biola diamainkan bersama alat musik lain

36 seperti akordeon dan gendang badhran. Di amerika serikat, ensembel yang sangat populer adalah bluegrass, bluegrass terdiri dari beberapa dawai, seperti gitar, biola, kontra bas, mandolin, dan banjo. Di India Utara, alat dawai seperti sitar, sarad dan sarangi di mainkan dalam hiburan apresiasif. Di Korea, alat dawai gesek ajaeng kadang di mainkan dalam ensembel kecil dengan iringan sebuah gendang. Beberapa pertunjukan dawai kadang menggabungkan alat musik dawai dari berbagai daerah. Contohnya pertunjukan dawai Shamisen Jepang yang ensambelnya di sertakan biola dan sela barat dengan diiringi gendang dan nyayian. Di Jawa terdapat ensambel musik keroncong. Alat utamanya adalah gitar, cuk (ukulele, mandolin, banjo), sela, kontrabas, kadang juga ditambah dengan suling. Di Betawi ada orkes Gambang kromong, yaitu ensembel yang menggunakan alat dawai gesek dengan ukuran berbeda-beda ukuran kecil disebut kang ah yan dan teh yan, sedangkan yang besar disebut sukang. Di Melayu gambus merupakan alat musik dawai untuk mengiringi tarian zapir, atau masyarakat Melayu kalimantan disebut tarian dana. Gambus umumnya dimainkan degan biola dan gendang marwas. Kadang di sertai nyayian. Kacapi di masyarakat Sunda di mainkan untuk mengiringi nyayian yang disebut tembang cianjuran yang sering ditampilkan dalam perhelatan perkawinan. Contoh alat dawai yang digunakan untuk mengiringi nyayian bercerita panjang adalah kora (Afrika), gitar blues(amerika) dan kacapi bugis (Nusantara) Teks dalam nyanyian bercerita umumnya mengenai cerita-cerita epik, legenda, maupun dari pengalaman sosial masyarakat.

37 Pertunjukan musik dawai di jalanan sering disebut dengan pengamen atau street musician. Kadang alat dawai yang digunakan seperti biola (Eropa, Amerika), gitar (Nusantara), rebab (Arab), Kora (Afrika Barat). Contoh pertunjukan musik pengamen lainnya adalah menggunakan siter kotar ( siter betot ) dan tamburin. Siter kotar umumnya terbuat dari karet ban. c. Akulturasi, Adaptasi dan Estetika Musik Proses terbentuknya sebuah budaya baru yang diakibatkan oleh pengaruh budaya itu sendiri merupakan gejala yang umum dan sering terjadi di berbagai kebudayaan masyarakat di dunia. Fenomena bercampurnya dua atau lebih budaya yang berbeda disebut degan akulturasi. Di Sumba Nusa Tenggara Barat, gitar juga dimainkan lewat cara dan ekspresi yang dipengaruhi oleh gaya permainan musik tradisi masyarakatnya. Cara memainkan gitar ada yang menggunakan teknik seperti layaknya bermain alat jungga (jenis lut tradisi di Sumba). Di Jawa Barat juga ditemukan cara bermain gitar dengan menirukan kacapi Sunda. Di Madagaskar Afrika, gitar dimainkan dengan teknik seperti yang terdapat pada alat dawai valiha. Permainan gitar pada masyarakat Afrika- Amerika, yang dikenal dengan istilah gitar blues juga memiliki gaya dan pendekatan bermain tersendiri. Demikian pula permainan gitar yang terdapat di Turki, di Spanyol, dan tempat-tempat lainnya di dunia.

38 d. Ornamen dan Hiasan alat Dawai Ornamen ataupun hiasan tidak hanya sebagai sesuatu yang bersifat artistik, maupun kadang kala juga dapat dilihat sebagai ungkapan dari berbagai simbol budaya. Di masyarakat Batak di Sumatera Utara umum di jumpai bentuk kepala pada alat dawai jenis lut dengan di beri ornamen ukiran. Ukiran kepala pada alat musik biasanya berbentuk kepala ayam jago atau ukiran manusia yang tersusun secara bertingkat. Bentuk ukiran pada alat dawai Batak, seperti hasapi Toba, kulcapi, kora, atau hasapi papak dan simalungun. Ayam jago merupakan simbolisasi debata (dewa) dalam mitologi kepercayaan Batak. Ukiran manusia yang tersusun bertingkat juga memiliki makna di dalam kebudayaan Batak, yakni menggambarkan pentingnya memiliki dan menjaga keturunan. Di masyarakat Toraja di pulau Sulawesi, dapat menemukan bentuk ukiran pada kepala dari alat dawai petik katapi. Ukiran kepala kacapi berbentuk jalinan motif yang berlubang. Bentuk keseluruhan kecapi kelihatan seperti sebuah perahu. Di pulau Kalimantan umum ditemukan alat dawai yang diberi ukiran ornamentasi. Keseluruhan badan alat musik mulai kepala, papan jari, kontak resonator hingga bagian bawah alat musik di beri lukisan ornamen. Motif ukiran yang terdapat pada alat dawai umumnya ditemukan pada produk budaya artistik lainnya seperti pada lukisan kain tenunan. 3. Dimensi Spiritualitas Berbagai cara penerimaan atau penyesuaian dari proses akulturasi yang terjadi disebut dengan adaptasi. Permainan gitar di Nusantara

39 memiliki keunikan cara, gaya, maupun teknik bermain tersendiri. Bentuk permainan gitar pada ensambel tarling di cirebon, pada dasarnya menirukan permainan alat musik gamelan yang ada di Cirebon. Di Jawa, misalnya, gitar dipakai dalam ensambel musik Kroncong, di permainan siteran. Pada prinsipnya permainan gitar mengisi pola melodi pokok, baik oleh sebuah nyayian tertentu ataupun musik instrumental. Gitar dalam tradisi Kroncong tidak dapat berdiri sendiri, gitar menjadi bagian dari alat musik pengiring. Dan dalam pengembangannya alat musik gitar di Indonesia sering digunakan dalam kegiatan kegiatan keagamaan 21. Hal ini dikarenakan pada kepercayaan masyarakat sebelumnya bahwa penggunaan musik dalam acara yang bersifat keagamaan lebih mengarah kepada rasa puji syukur kepada Tuhan atas limpahan kenikmatan yang di dapat. Dan beberapa contoh dari acara keagamaan yang menggunakan gitar adalah : a. Tarling ( Gitar Suling ) Klasik Tarling Klasik adalah kesenian khas daerah Cirebon yang lahir diperkirakan tahun 1934 dan hingga saat ini masih populer digemari baik oleh masyarakat regional maupun nasional. Alat musik yang digunakan sangat sederhana yaitu gitar atau guitar dan bangsing/suling miring dilengkapi oleh alat musik lainnya seperti gong kendi, kecrek sendok, gendang terbuat dari tong sabun diberi karet untuk mengiringi lagu khas Cirebonan. Dari 2 buah alat musik gitar dan suling lahirlah kesenian yang disebut TARLING yang merupakan akronim dari kedua kata gitar dan suling Syafiie,Kencana,Inu,Pengantar Filsafat,Bandung,PT. Refika Aditama,2004 hal 178

40 b. Qasidah Kesenian Qosidah tumbuh dan berkembang di Cirebon hampir setiap wilayah terutama di mushola atau masjid, pesantren, di lembagalembaga Islam dsb. Kesenian Qosidah bernafaskan Islam untuk mengembangkan agama Islam. Waditra yang digunakan adalah genjring berbagai ukuran, gendang, kecrek, gitar dsb. Busana yang digunakan adalah busana muslim lengkap dengan jilbabnya bagi pemain wanita dan bagi pemain pria menggunakan baju taqwa, kopiah dan sarung. c. Balaziq / Gambus Balaziq/Gambus adalah kesenian/musik religi yang menyanyikan lagu-lagu berirama padang pasir dengan menggunakan bahasa Arab dan bahasa Indonesia, berisikan pesan-pesan moral/agama baik yang berisi tentang cita, cinta, maupun tentang kehidupan manusia. Alunan musik Gambus/Balaziq diiringi dengan instrumen, menggunakan alat musik keyboard, gitar bass, biola, dumbuk, tamtam, markis, simbal dan suling. Kesenian Gambus berasal dari timur/bangsa Arab. Di Indonesia Gambus umumnya dikenal dengan sebutan Balaziq, sedangkan balaziq itu sendiri sebenarnya adalah nama dari sebuah group gambus yang berasal dari Jember Surabaya. Dari sekian contoh acara keagamaan yang menggunakan gitar tersebut maka dapat dikatakan bahwa penggunaan gitar sendiri sudah berkembang dari yang menggunakan gitar akustik sampai penggunaan

41 gitar elektrik. Akan tetapi dalam penerapannya kedua jenis gitar tersebut dapat digunakan secara bersamaan. 4. Dimensi Filsafat Estetika 22 disebut juga dengan filsafat keindahan 23 (philosophy of beauty), yang berasal dari kata aisthetika atau aisthesis (Yunani) yang artinya hal-hal yang dapat dicerap dengan indera atau cerapan indera. Estetika membahas hal yang berkaitan dengan refleksi kritis terhadap nilai-nilai atas sesuatu yang disebut indak atau tidak indah. Dalam perjalanan filsafat dari era Yunani kuno hingga sekarang muncul persoalan tentang estetika, yaitu: pertanyaan apa keindahan itu, keindahan yang bersifat objektif dan subjektif, ukuran keindahan, peranan keindahan dalam kehidupan manusia dan hubungan keindahan dengan kebenaran. Sehingga dari pertanyaan itu menjadi polemik menarik terutama jika dikaitkan dengan agama dan nilai-nilai kesusilaan, kepatutan, dan hukum Dalam penerapannya sebuah gitar, sebelum digunakan oleh pemain nya, haruslah menyesuaikan dulu senar atau dawai gitarnya, perlu keahlian khusus dan rasa seni yg tepat untuk menyesuaikannya, agar bisa dihasilkan melodi atau nada yg indah. Sebagus apa pun gitar, bila senarnya tidak disesuaikan dengan baik, tak akan menghasilkan melodi yg baik pula. Pada gitar terdapat beberapa senar dawai gitar yg berbeda beda pula nadanya. Melodi yang bagus akan tercipta bila harmoni dan ritme senar senar tersebut, dimainkan dengan serasi pula. 22 Syafiie,Kencana,Inu,Pengantar Filsafat,Bandung,PT. Refika Aditama,2004 hal Syafiie,Kencana,Inu,Pengantar Filsafat,Bandung,PT. Refika Aditama,2004 hal 41

42 Filosofinya, banyak aspek dalam diri kita dan hidup ini yang harus kita kelola (mainkan) agar harmonis pula hasilnya. Demikian pula, banyak faktor eksternal di luar diri kita yang harus kita atur agar bisa memberikan nilai tambah yang sinergis dan menimbulkan hubungan yang harmonis dengan sesama manusia ataupun dengan alam sekitar. Dan dalam penerapannya bahwa keindahan tidak dapat dilihat dari satu sisi saja seperti halnya gitar tidak dapat dikatakan baik jika menghasilkan suara yang tidak baik walaupun dalam penerapannya bentuk gitar tersebut dapat dikatakan sangat baik akan tetapi yang diinginkan dari sebuah gitar bukanlah keindahan bentuk saja melainkan juga harus mencakup keindahan bunyi yang dihasilkan dari gitar tersebut. Agar menghasilkan suatu keindahan yang tidak hanya bisa dilihat mata akan tetapi dapat juga terdengar oleh telinga penikmatnya. 5. Dimensi Sosial Dalam penerapannya pada suatu komunitas yang bersifat sosial terkadang gitar dapat mempengaruhi suatu pandangan khususnya pandangan masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari adanya perbedaan pandangan seseorang terhadap suatu kounitas grup musik ( band ). Padahal dalam hal ini suatu grup musik bekerja secara berkelompok bukan secara individu. Dalam penerapannya suatu gitar dapat menjadi suatu tanda yang dapat meghadirkan suasana yang berbeda pada suatu grup musik. Hal ini dapat dilihat dari kehadiran seorang pemain gitar ( gitaris ) dalam suatu grup band.

6.1 ALAT DAWAI DALAM SEJARAH PERADABAN MANUSIA

6.1 ALAT DAWAI DALAM SEJARAH PERADABAN MANUSIA KONTEKS BUDAYA 89 Konteks Budaya 6.1 ALAT DAWAI DALAM SEJARAH PERADABAN MANUSIA Pentingnya alat dawai sebagai bagian ekspresi kebudayaan manusia dapat dilihat berdasarkan penemuan artefak-artefak sejarah

Lebih terperinci

Alat Musik Dawai. Istilah Kordofon. 1.1 Pendahuluan

Alat Musik Dawai. Istilah Kordofon. 1.1 Pendahuluan ALAT MUSIK DAWAI 1 Alat Musik Dawai 1.1 Pendahuluan Alat musik dawai memiliki karakteristik yang berbeda dengan alat musik lainnya, seperti misalnya gendang, gong, atau alat tiup. Alat musik dawai (selanjutnya

Lebih terperinci

Ciri Musikal dan Peran Alat Dawai dalam Ensambel/Komposisi

Ciri Musikal dan Peran Alat Dawai dalam Ensambel/Komposisi CIRI MUSIKAL DAN PERAN ALAT DAWAI DALAM ENSAMBEL 71 Ciri Musikal dan Peran Alat Dawai dalam Ensambel/Komposisi 5.1 CIRI MUSIKAL Pembahasan mengenai ciri musikal alat dawai meliputi sistem nada serta ciri

Lebih terperinci

Cymbals Tomtom. Snare Bass drum. Hihat. Gbr Bagian-bagian dari seperangkat drum. Gbr 2.10: Seorang pemusik memainkan seperangkat drum

Cymbals Tomtom. Snare Bass drum. Hihat. Gbr Bagian-bagian dari seperangkat drum. Gbr 2.10: Seorang pemusik memainkan seperangkat drum MUSIK POPULER DI INDONESIA 17 Cymbals Tomtom Snare Bass drum Hihat Gbr. 2.9. Bagian-bagian dari seperangkat drum Gbr 2.10: Seorang pemusik memainkan seperangkat drum Seperti halnya gendang, keberadaan

Lebih terperinci

Karakteristik dan Cara Memainkan

Karakteristik dan Cara Memainkan KARAKTERISTIK DAN CARA MEMAINKAN 47 Karakteristik dan Cara Memainkan Pada bab terdahulu telah dibicarakan mengenai pengklasifikasian alat dawai, baik melalui pendekatan beberapa budaya masyarakat yang

Lebih terperinci

ALAT MUSIK DAN FENOMENA AKUSTIKA MUSIK GONG

ALAT MUSIK DAN FENOMENA AKUSTIKA MUSIK GONG ALAT MUSIK DAN FENOMENA AKUSTIKA MUSIK GONG 23 ALAT MUSIK DAN FENOMENA AKUSTIKA MUSIK GONG VIDEO CD VCD 1, track 9-12 Demo memainkan rebab, siter, kempul dan gong, saron Jawa Tengah 2.1. Bagaimana Bunyi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dapat menciptakan bunyi melalui sebuah proses, juga dapat

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dapat menciptakan bunyi melalui sebuah proses, juga dapat BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Manusia dapat menciptakan bunyi melalui sebuah proses, juga dapat menciptakan alat penghasil bunyi tersebut hingga tercipta berbagai macam bentuk serta memainkannya.

Lebih terperinci

Kerangka Materi, Narasi, dan Hasil Produk

Kerangka Materi, Narasi, dan Hasil Produk LAMPIRAN Kerangka Materi, Narasi, dan Hasil Produk 85 KERANGKA MATERI VIDEO PEMBELAJARAN MUSIK TRADISIONAL NUSANTARA Materi Pengertian Musik Tradisional Nusantara Lagu Tradisional Nusantara Penggolongan

Lebih terperinci

ANALISIS AKOR DAN TEKNIK PERMAINAN GITAR DALAM LAGU BECAK FANTASY KARYA JUBING KRISTIANTO. Tugas Akhir S-1 Seni Musik. Oleh:

ANALISIS AKOR DAN TEKNIK PERMAINAN GITAR DALAM LAGU BECAK FANTASY KARYA JUBING KRISTIANTO. Tugas Akhir S-1 Seni Musik. Oleh: ANALISIS AKOR DAN TEKNIK PERMAINAN GITAR DALAM LAGU BECAK FANTASY KARYA JUBING KRISTIANTO Tugas Akhir S-1 Seni Musik Oleh: Anung Janu Permadi NIM. 1111644013 Program Studi Seni Musik Jurusan Musik Fakultas

Lebih terperinci

GONG DAN ALAT-ALAT MUSIK LAIN DALAM ENSAMBEL

GONG DAN ALAT-ALAT MUSIK LAIN DALAM ENSAMBEL GONG DAN ALAT-ALAT MUSIK LAIN DALAM ENSAMBEL 33 GONG DAN ALAT-ALAT MUSIK LAIN DALAM ENSAMBEL VCD 1: VIDEO CD track 2 Ensambel dengan gong Nusantara; track 3 Ensambel dengan gong Mancanegara; track 13 Gamelan,

Lebih terperinci

Jenis dan Klasifikasi

Jenis dan Klasifikasi JENIS DAN KLASIFIKASI 29 Jenis dan Klasifikasi 3.1 KLASIFIKASI ALAT MUSIK Sebelum mengenal dan memahami lebih detail tentang jenisjenis dari alat dawai, kita akan melihat bagaimana alat-alat dawai dikelompokkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Fantasia Fantasia secara umum adalah karya musik yang tidak terikat oleh bentuk-bentuk yang sudah lazim. 1 Fantasia adalah istilah yang diambil pada zaman Renaisans untuk komposisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diterima dan dirasakan oleh pencipta atau pengamat seni.

BAB I PENDAHULUAN. diterima dan dirasakan oleh pencipta atau pengamat seni. 1 A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Negara Indonesia adalah merupakan suatu negara yang terdiri dari beriburibu pulau dengan berbagai ragam suku bangsa dan adat istiadat, seni dan budayanya tentu berbeda-beda.

Lebih terperinci

2015 PERMAINAN GITAR ILLO DJEER DALAM MUSIK KERONCONG TUGU PADA GRUP ORKES KRONTJONG TOEGOE

2015 PERMAINAN GITAR ILLO DJEER DALAM MUSIK KERONCONG TUGU PADA GRUP ORKES KRONTJONG TOEGOE BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keroncong merupakan salah satu genre musik hasil daya cipta masyarakat Indonesia. Keberadaan musik keroncong di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memainkan musik memerlukan media atau alat penghasil bunyi.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memainkan musik memerlukan media atau alat penghasil bunyi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia memainkan musik memerlukan media atau alat penghasil bunyi. Diawali dari berbagai macam proses dan melalui beragam bentuk yang manusia ciptakan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Nanda Ahya Halim, 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Nanda Ahya Halim, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN Bab pertama berisi tentang latar belakang topik yang dipilih dalam penelitian, beserta argumen subjektif peneliti mengenai urgensi dari penelitian ini. Lalu bagian berikutnya adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Musik keroncong adalah musik asli yang biasa menjadi salah satu aset

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Musik keroncong adalah musik asli yang biasa menjadi salah satu aset 11 BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Perkembangan Musik Keroncong Musik keroncong adalah musik asli yang biasa menjadi salah satu aset kekayaan budaya bangsa, akan tetapi kita pun tidak bisa dengan asal-asalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Provinsi Banten dikenal dengan masyarakatnya yang sangat memegang kuat tradisi religi Islami, dan hal ini dapat dilihat dari banyak berdirinya pesantren-pesantren

Lebih terperinci

Bentuk Pembelajaran Teknik Permainan. Instrumen Keroncong

Bentuk Pembelajaran Teknik Permainan. Instrumen Keroncong Bentuk Pembelajaran Teknik Permainan Instrumen Keroncong Oleh : Agus Untung Yulianta Musik keroncong merupakan nama dari instrumen musik sejenis ukulele yang dimainkan dengan teknik arppegio, tirando,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kapuas Hulu adalah salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi

BAB I PENDAHULUAN. Kapuas Hulu adalah salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kapuas Hulu adalah salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Kalimantan Barat, berbatasan dengan Sabah serta Serawak Malaysia di sebelah utara, di sebelah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. identik dengan nada-nada pentatonik contohnya tangga nada mayor Do=C, maka

BAB I PENDAHULUAN. identik dengan nada-nada pentatonik contohnya tangga nada mayor Do=C, maka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Musik merupakan bunyi yang terorganisir dan tersusun menjadi karya yang dapat dinikmati oleh manusia. Musik memiliki bentuk dan struktur yang berbeda-beda dan bervariasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Seni kebudayaan yang berbeda. Tiap daerah memiliki banyak sekali budaya yang berbeda-beda dan merupakan warisan turun temurun dari nenek moyang bangsa Indonesia hingga

Lebih terperinci

Contoh Alat Musik Ritmis dan Melodis

Contoh Alat Musik Ritmis dan Melodis Contoh Alat Musik Ritmis dan Melodis 1. ALAT MUSIK RITMIS CONTOH ALAT MUSIK RITMIS Ada beberapa contoh alat musik ritmis tang sering digunakan untuk mengiringi sebuah lagu. 1. GENDANG Gendang atau kendang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai suara kedalam pola-pola yang dapat dimengerti dan dipahami

BAB I PENDAHULUAN. berbagai suara kedalam pola-pola yang dapat dimengerti dan dipahami 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik adalah cabang seni yang membahas dan menetapkan berbagai suara kedalam pola-pola yang dapat dimengerti dan dipahami manusia (Banoe, 2003: 288). Musik

Lebih terperinci

Buku Pelajaran Kesenian Nusantara Untuk Kelas X

Buku Pelajaran Kesenian Nusantara Untuk Kelas X i Buku Pelajaran Kesenian Nusantara Untuk Kelas X Penulis : Irwansyah Harahap Kontributor : Endo Suanda ii ALAT MUSIK DAWAI Alat Musik Dawai Buku Pelajaran Kesenian Nusantara Untuk Kelas X Penulis: Irwansyah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari Sabang sampai Merauke terdapat suku dan ragam tradisi, seperti tradisi yang ada pada suku Jawa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. namun alat musik elektrikpun berkembang dengan sangat pesat. Salah satu contoh

BAB I PENDAHULUAN. namun alat musik elektrikpun berkembang dengan sangat pesat. Salah satu contoh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, dunia musikpun ikut berkembang. Alat musik yang digunakan tidak hanya alat musik akustik, namun alat musik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan elemen yang sangat melekat di dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan elemen yang sangat melekat di dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan elemen yang sangat melekat di dalam kehidupan masyarakat, yang juga merupakan ekspresi yang besifat universal seperti halnya bahasa. Bagaimana

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan adalah produk atau hasil yang dilakukan atau diciptakan oleh sekelompok masyarakat dalam berbagai aktifitas kegiatan yang mempunyai tujuan sesuai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ALAT MUSIK DAN TARIAN

BAB IV ANALISIS ALAT MUSIK DAN TARIAN BAB IV ANALISIS ALAT MUSIK DAN TARIAN A. ALAT MUSIK A.1 SASANDU Sasandu adalah alat musik berdawai yang dimainkan dengan cara dipetik. Alat musik dari Rote ini berbentuk tabung panjang yang terbuat dari

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM. Penyusun: Tim

MODUL PRAKTIKUM. Penyusun: Tim MODUL PRAKTIKUM Penyusun: Tim PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015 BUKU PANDUAN PANDUAN PRAKTIKUM PENDIDIKAN SENI MUSIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang diberikan oleh kolonial Belanda sejak tahun Mereka membuat

BAB I PENDAHULUAN. yang diberikan oleh kolonial Belanda sejak tahun Mereka membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keroncong adalah salah satu musik khas Indonesia yang merupakan hasil akulturasi dari Indonesia dan Portugis. Kemunculan keroncong berawal dari para keturunan portugis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang merupakan bentuk ungkapan atau ekspresi keindahan. Setiap karya seni biasanya berawal dari ide atau

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. pemahaman secara mendalam dari fenomena yang terjadi pada gitaris rock dalam

Bab I. Pendahuluan. pemahaman secara mendalam dari fenomena yang terjadi pada gitaris rock dalam Bab I Pendahuluan 1.1. Introduksi Penelitian ini menggunakan metode kualititatif karena untuk memperoleh pemahaman secara mendalam dari fenomena yang terjadi pada gitaris rock dalam proses mengambil keputusan

Lebih terperinci

Kumpulan alat alat musik tradisional Indonesia. Di susun oleh kelompok 5 :

Kumpulan alat alat musik tradisional Indonesia. Di susun oleh kelompok 5 : Kumpulan alat alat musik tradisional Indonesia Di susun oleh kelompok 5 : 1. Adji pangestu (ketua) 2. Septi (wakil) 3. Aditya risky indrayanto (anggota) 4. Nanda (anggota) 5. Okta (anggota) 6. Sasa (anggota)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian Batak secara umum dibagi menjadi 2(dua) bagian yaitu Gondang

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian Batak secara umum dibagi menjadi 2(dua) bagian yaitu Gondang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesenian Batak secara umum dibagi menjadi 2(dua) bagian yaitu Gondang Sabangunan dan Gondang Batak. Gondang Sabangunan (Gondang Bolon) untuk mengiringi upacara adat

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA A. Implementasi Teoritis Penulis menyadari bahwa topeng merupakan sebuah bagian peninggalan prasejarah yang sekarang masih mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Musik keroncong telah menjadi bagian dari budaya musik bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Musik keroncong telah menjadi bagian dari budaya musik bangsa BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Musik keroncong telah menjadi bagian dari budaya musik bangsa Indonesia. Di dalamnya terdapat karekteristik yang mengandung nilai nilai budaya bangsa Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan dengan berbagai suku bangsa dan budaya yang beraneka ragam. Budaya maupun kesenian di setiap daerah tentunya berbeda beda.

Lebih terperinci

BAHAN USBN AKORD. = 2 1 ½ m = 1 ½ 2 dim = 1 ½ - 1 ½ M 7 = 2 1 ½ - 2 m 7 = 1 ½ 2-1 ½ 7 = 2 1 ½ - 1 ½ Sus 4 = = 2 ½ - 1 Sus 2 = = 1 2 ½

BAHAN USBN AKORD. = 2 1 ½ m = 1 ½ 2 dim = 1 ½ - 1 ½ M 7 = 2 1 ½ - 2 m 7 = 1 ½ 2-1 ½ 7 = 2 1 ½ - 1 ½ Sus 4 = = 2 ½ - 1 Sus 2 = = 1 2 ½ AKORD BAHAN USBN M = 2 1 ½ m = 1 ½ 2 dim = 1 ½ - 1 ½ M 7 = 2 1 ½ - 2 m 7 = 1 ½ 2-1 ½ 7 = 2 1 ½ - 1 ½ Sus 4 = 1 4 5 = 2 ½ - 1 Sus 2 = 1 2 5 = 1 2 ½ MUSIK KONTEMPORER Ciri-Ciri Seni Kontemporer secara umum

Lebih terperinci

Wujud Garapan Anda Bhuwana Kiriman I Kadek Alit Suparta, Mahasiswa PS Seni Karawitan, ISI Denpasar. Instrumentasi dan Fungsi Instrumen

Wujud Garapan Anda Bhuwana Kiriman I Kadek Alit Suparta, Mahasiswa PS Seni Karawitan, ISI Denpasar. Instrumentasi dan Fungsi Instrumen Wujud Garapan Anda Bhuwana Kiriman I Kadek Alit Suparta, Mahasiswa PS Seni Karawitan, ISI Denpasar. Wujud merupakan salah satu aspek yang paling mendasar, yang terkandung pada semua benda atau peristiwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Film dokumenter merupakan rekaman kejadian yang diambil langsung saat kejadian nyata sedang terjadi. Film dokumenter juga berarti menampilkan kembali fakta yang ada

Lebih terperinci

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Seni Musik Sumber: KTSP 2006

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Seni Musik Sumber: KTSP 2006 (SK) dan (KD) Mata Pelajaran Sumber: KTSP 2006 52. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Muatan seni budaya dan keterampilan sebagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dikenal dengan berbagai suku, agama, dan ras serta budayanya.

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dikenal dengan berbagai suku, agama, dan ras serta budayanya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan Negara yang terdiri dari beribu ribu pulau, dan juga dikenal dengan berbagai suku, agama, dan ras serta budayanya. Keberagaman budaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia terdiri dari banyak suku yang tersebar dari Sabang sampai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia terdiri dari banyak suku yang tersebar dari Sabang sampai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia terdiri dari banyak suku yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, dengan banyak suku dan budaya yang berbeda menjadikan Indonesia sebagai bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mark C.Gridely, Jazz style history and analysis, eleven edition (United State: Pearson, 2012), hlm.3.

BAB I PENDAHULUAN. Mark C.Gridely, Jazz style history and analysis, eleven edition (United State: Pearson, 2012), hlm.3. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Musik jazz adalah salah satu ikon musik abad ke-20 yang lahir di Amerika Serikat, yang merupakan proses akulturasi unsur budaya Afrika (terutama Afrika Barat) dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Musik genteng adalah sebutan musik yang lahir dari kawasan pembuat genting atau akrab disebut genteng dalam bahasa sunda yang berada di Desa Jatisura Kecamatan

Lebih terperinci

55. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB D) A. Latar Belakang

55. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB D) A. Latar Belakang 55. Mata Pelajaran Seni Budaya dan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB D) A. Latar Belakang Muatan seni budaya dan keterampilan sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berkembang pun dipengaruhi oleh kehidupan masyarakatya.

BAB I PENDAHULUAN. yang berkembang pun dipengaruhi oleh kehidupan masyarakatya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan merupakan unsur-unsur budi daya luhur yang indah, misalnya; kesenian, sopan santun, ilmu pengetahuan. Hampir setiap daerah yang ada di berbagai pelosok

Lebih terperinci

3. Menambah referensi atau repertoar lagu, khususnya untuk instrumen gitar tunggal.

3. Menambah referensi atau repertoar lagu, khususnya untuk instrumen gitar tunggal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lagu Mansibin Siraben merupakan lagu daerah yang berasal dari suku Biak, Papua. Lagu ini berisi cerita rakyat mengenai suatu suasana yang menggambarkan kegembiraan hidup

Lebih terperinci

MUSIK ANSAMBEL. A. Pengertian dan Jenis Musik Ansambel. Musik ansambel adalah bermain musik secara. bersama-sama dengan menggunakan beberapa

MUSIK ANSAMBEL. A. Pengertian dan Jenis Musik Ansambel. Musik ansambel adalah bermain musik secara. bersama-sama dengan menggunakan beberapa Kompetensi Dasar 1. Menjelaskan simbol tempo dalam lagu 2. Menjelaskan makna ansambel 3. Menghubungkan antara simbol nada dengan elemen musik 4. Menghubungkan simbol nada dengan tempo dalam lagu 5. Memainkan

Lebih terperinci

SUARA DAN GAYA Instrumentasi 1

SUARA DAN GAYA Instrumentasi 1 SUARA DAN GAYA 45 SUARA DAN GAYA VIDEO CD VCD I: track 13 dan 14 Gamelan Jawa Tengah track 15 Kentangan dan geniqng, Benuaq Kaltim track 16 Gondang Sabangunan, Batak Toba track 17 Gong Waning, flores track

Lebih terperinci

2002), Erizal, Instrumen Musik Chordophone Minangkabau (Padangpanjang: Sekolah Tinggi. Seni Indonesia,2000), 21.

2002), Erizal, Instrumen Musik Chordophone Minangkabau (Padangpanjang: Sekolah Tinggi. Seni Indonesia,2000), 21. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki seni pertunjukan yang sangat beragam, khususnya seni musik tradisi. Seni pertunjukan Rabab adalah salah satu kesenian musik tradisional yang turun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah bangsa yang besar. Terdiri dari 33 Provinsi, 17.508 Pulau dan 238 juta penduduk, Indonesia dikenal di mata dunia memiliki kekayaan serta keanekaragaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari setiap individu menikmati serta mendengarkan musik sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari setiap individu menikmati serta mendengarkan musik sesuai dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini musik telah menjadi konsumsi utama bagi kebanyakan orang dari setiap kalangan, hal ini dikarenakan musik bisa didapatkan atau didengarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan simponi kehidupan manusia, menjadi bagian yang mewarnai kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan simponi kehidupan manusia, menjadi bagian yang mewarnai kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan simponi kehidupan manusia, menjadi bagian yang mewarnai kehidupan sehari-hari manusia. M usik tak sekedar memberikan hiburan, tetapi mampu memberikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Soepandi Mengatakan bahwa: Alat musik tiup yang ada di Jawa Barat

BAB 1 PENDAHULUAN. Soepandi Mengatakan bahwa: Alat musik tiup yang ada di Jawa Barat BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Soepandi Mengatakan bahwa: Alat musik tiup yang ada di Jawa Barat diantaranya : suling, tarompet, toleat, taleot, elet, sarawelet, tarawelet, dan sondari (1989 : 17).

Lebih terperinci

Alat Musik Bambu Asli Indonesia Yang Hampir Punah

Alat Musik Bambu Asli Indonesia Yang Hampir Punah Alat Musik Bambu Asli Indonesia Yang Hampir Punah Bambu merupakan tanaman yang ditemui di Indonesia, dimana terdapat sekitar 60 spesies bambu dari sekitar 1000 spesies bambu di dunia. Indonesia sendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ragam etnik, seperti Batak Toba, Karo, Pakpak-Dairi, Simalungun, Mandailing,

BAB I PENDAHULUAN. ragam etnik, seperti Batak Toba, Karo, Pakpak-Dairi, Simalungun, Mandailing, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumatera Utara adalah sebuah Provinsi di Indonesia yang memiliki beraneka ragam etnik, seperti Batak Toba, Karo, Pakpak-Dairi, Simalungun, Mandailing, Melayu dan Nias.

Lebih terperinci

Daftar Gambar BAB 1 DAFTAR GAMBAR 135 NO KETERANGAN SUMBER. Patung malaikat memegang lira Mandolin

Daftar Gambar BAB 1 DAFTAR GAMBAR 135 NO KETERANGAN SUMBER. Patung malaikat memegang lira Mandolin DAFTAR GAMBAR 135 Daftar Gambar BAB 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Patung malaikat memegang lira Mandolin Harpa Barat Sasando Nusa Tenggara Timur Rabab Pasisia Sumbar Ajaeng Korea Hitek Flores Gambus

Lebih terperinci

Falsafah hidup masyarakat jawa dalam pertunjukan musik gamelan. Falsafah hidup masyarakat jawa dalam pertunjukan musik gamelan.zip

Falsafah hidup masyarakat jawa dalam pertunjukan musik gamelan. Falsafah hidup masyarakat jawa dalam pertunjukan musik gamelan.zip Falsafah hidup masyarakat jawa dalam pertunjukan musik gamelan Falsafah hidup masyarakat jawa dalam pertunjukan musik gamelan.zip letak georafisnya Gamelan salendro biasa digunakan untuk mengiringi pertunjukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berekspresi melalui kesenian merupakan salah satu aktivitas manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berekspresi melalui kesenian merupakan salah satu aktivitas manusia yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berekspresi melalui kesenian merupakan salah satu aktivitas manusia yang sangat umum dalam kehidupan bermasyarakat. Sebagai Negara yang banyak memiliki beragam

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ada sejak lama, yaitu sekira abad ke-16. Awalnya Tanjidor tumbuh dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ada sejak lama, yaitu sekira abad ke-16. Awalnya Tanjidor tumbuh dan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil temuan di lapangan mengenai Dinamika Kesenian Tanjidor di Kabupaten Bekasi Tahun 1970-1995, maka terdapat empat hal yang ingin penulis simpulkan.

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN UNTUK PARA AHLI (EXPERT) TERHADAP MEDIA BUKU DIGITAL PADA PELAJARAN SENI MUSIK

DAFTAR PERTANYAAN UNTUK PARA AHLI (EXPERT) TERHADAP MEDIA BUKU DIGITAL PADA PELAJARAN SENI MUSIK LAMPIRAN 54 LAMPIRAN I DAFTAR PERTANYAAN UNTUK PARA AHLI (EXPERT) TERHADAP MEDIA BUKU DIGITAL PADA PELAJARAN SENI MUSIK I. Identitas Peneliti Nama : Hector Fernandez NIM : 05208244044 II. Identitas Ahli

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik tradisional Jepang sudah ada sebelum abad ke-20. Bentuk tertua dari musik tradisional Jepang adalah shomyo atau nyanyian Buddha dan gagaku atau musik orkestra

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Musik adalah suatu bentuk kesenian universal yang dapat dinikmati

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Musik adalah suatu bentuk kesenian universal yang dapat dinikmati BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Musik adalah suatu bentuk kesenian universal yang dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat. Musik adalah suatu hal yang sulit dipisahkan dari kehidupan manusia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1. 1 Kelompok pemain gambus (Dokumentasi Tengku Firdaus)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1. 1 Kelompok pemain gambus (Dokumentasi Tengku Firdaus) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Musik gambus merupakan salah satu kesenian daerah yang terdapat di Sungai Apit Kabupaten Siak, Riau. Musik gambus umumnya dibawakan oleh orkes gambus. Saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kekompleksitasan Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah membuat Indonesia menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Balai Pustaka, 2001), hlm.? 1 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ketiga

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Balai Pustaka, 2001), hlm.? 1 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ketiga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tema Resital dan Pemilihan Repertoar Inspirator berasal dari kata bahasa Inggris inspiration (inspirasi, kata benda) yang artinya ilham --mendapatkan akhiran or untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah masuknya ukulele di Indonesia bermula pada tahun 1879 dengan cara orang Portugis membawa ukulele dari Hawaii. Pada awalnya ukulele ini hanya dibawa sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan. yang dihasilkan merupakan hasil dari nada-nada yang berasal dari tubuh manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan. yang dihasilkan merupakan hasil dari nada-nada yang berasal dari tubuh manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Musik sudah ada dari sejak dahulu kala, pada awal kemunculannya, nada yang dihasilkan merupakan hasil dari nada-nada yang berasal dari tubuh manusia itu sendiri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepulauan Nusantara terdiri atas aneka warna kebudayaan dan bahasa. Keaneka ragaman kebudayaan dari berbagai suku bangsa yang ada di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang telah dirasakan dan dikembangkan manusia sejak zaman purbakala.

BAB I PENDAHULUAN. yang telah dirasakan dan dikembangkan manusia sejak zaman purbakala. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya, sangat banyak definisi yang menjelaskan tentang pengertian musik, namun pada dasarnya musik merupakan kumpulan beberapa bunyi yang tersusun sedemikian

Lebih terperinci

14 Alat Musik Tradisional Jawa Tengah, Gambar dan Penjelasannya

14 Alat Musik Tradisional Jawa Tengah, Gambar dan Penjelasannya 14 Alat Musik Tradisional Jawa Tengah, Gambar dan Penjelasannya Alat musik tradisional asal Jawa Tengah (Jateng) mencakup gambarnya, fungsinya, penjelasannya, cara memainkannya dan keterangannya disajikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sri Ayu Yunuarti, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sri Ayu Yunuarti, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara yang kaya akan suku bangsa, bahasa dan budaya. Hal ini dapat dilihat dari berbagai kesenian yang lahir dan berkembang di setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Film dokumenter merupakan rekaman kejadian yang diambil langsung saat kejadian nyata sedang terjadi. Film dokumenter juga berarti menampilkan kembali fakta yang ada

Lebih terperinci

MUSIK DAN PERTUNJUKAN MUSIK

MUSIK DAN PERTUNJUKAN MUSIK BAB II MUSIK DAN PERTUNJUKAN MUSIK 2.1. SENI 2.1.1. PENGERTIAN SENI Seni berasal dari kata ars yang artinya keahlian, yaitu merupakan keahlian mengekspresikan ide-ide dan pemikiran estetika, termasuk mewujudkan

Lebih terperinci

AKUSTIKA BUNYI DAWAI 11. Akustika Bunyi Dawai

AKUSTIKA BUNYI DAWAI 11. Akustika Bunyi Dawai KUDA-KUDA AKUSTIKA BUNYI DAWAI 11 Akustika Bunyi Dawai Untuk mengetahui bagaimana proses alat dawai dapat menghasilkan bunyi, kita perlu memahami prinsip-prinsip dasar akustika. Ilmu Akustika adalah ilmu

Lebih terperinci

BAB II SENI TARI DAN UNSUR VISUAL

BAB II SENI TARI DAN UNSUR VISUAL BAB II SENI TARI DAN UNSUR VISUAL 2.1. Seni dan Tari 2.1.1. Pengertian Seni Seni dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991: 915) didefinisikan sebagai keahlian membuat karya yang bermutu dilihat dari segi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni musik merupakan bidang seni yang sangat diminati, sebab musik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni musik merupakan bidang seni yang sangat diminati, sebab musik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni musik merupakan bidang seni yang sangat diminati, sebab musik merupakan media hiburan yang sangat efektif. Secara umum, musik merupakan kegiatan kesenian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara mendalam mengenai tanggapan pelanggan terhadap produk K2 Guitar/Bass

BAB I PENDAHULUAN. secara mendalam mengenai tanggapan pelanggan terhadap produk K2 Guitar/Bass BAB I PENDAHULUAN 1.1. Introduksi Penelitian ini adalah penelitian kualitatif untuk memperoleh pemahaman secara mendalam mengenai tanggapan pelanggan terhadap produk K2 Guitar/Bass Custom di Yogyakarta.

Lebih terperinci

Tembang Batanghari Sembilan Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Setjen, Kemendikbud

Tembang Batanghari Sembilan Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Setjen, Kemendikbud Tembang Batanghari Sembilan Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Setjen, Kemendikbud Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan A. Pendahuluan B. Hasil Penyusunan Data Awal Referensi Nilai Budaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bereaksi, dan merespon sebagai hasil dari pengalaman dengan suatu cara yang

BAB I PENDAHULUAN. bereaksi, dan merespon sebagai hasil dari pengalaman dengan suatu cara yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran memiliki beberapa komponen yaitu: tujuan pengajaran, peserta didik, guru, perencanaan pengajaran, strategi pembelajaran, media pengajaran, dan evaluasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan suara yang disusun sedemikian rupa sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan suara yang disusun sedemikian rupa sehingga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung unsur-unsur irama, melodi, dan tempo. Disamping itu, musik juga merupakan hasil dari

Lebih terperinci

Nama : Beni Kusuma Atmaja NIM : Kelas : 02 Topik : Ruang Konser

Nama : Beni Kusuma Atmaja NIM : Kelas : 02 Topik : Ruang Konser Nama : Beni Kusuma Atmaja NIM : 13307080 Kelas : 02 Topik : Ruang Konser Gedung Konser adalah bangunan yang digunakan untuk menyelenggarakan kegiatan konser musik. Gedung konser adalah hasil inovasi arsitektur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan budaya nasional yang tetap harus dijaga kelestariannya.guna

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan budaya nasional yang tetap harus dijaga kelestariannya.guna BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ragam dari kebudayaan yaitu sistem religi dan upacara keagamaan, sistem dan organisasi kemasyarakatan, sistem pengetahuan, bahasa, kesenian, system mata pencaharian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta menjadi milik masyarakat itu sendiri yang dikenal dan dikagumi oleh

BAB I PENDAHULUAN. serta menjadi milik masyarakat itu sendiri yang dikenal dan dikagumi oleh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesenian tradisional lahir dari budaya masyarakat yang menciptakannya, serta menjadi milik masyarakat itu sendiri yang dikenal dan dikagumi oleh masyarkat pendukungnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki nilai estetis (indah) yang disukai oleh manusia dan mengandung ide-ide

BAB I PENDAHULUAN. memiliki nilai estetis (indah) yang disukai oleh manusia dan mengandung ide-ide BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni adalah salah satu unsur kebudayaan yang tumbuh dan berkembang sejajar dengan perkembangan manusia selaku penggubah dan penikmat seni. Seni memiliki nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari Sabang sampai Merauke terdapat suku dan ragam tradisi, seperti tradisi yang ada pada suku

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seni menurut Ki Hajar Dewantara merupakan hasil keindahan sehingga dapat menggerakkan perasaan indah orang yang melihatnya. Dapat disimpulkan juga pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia memiliki beragam kebudayaan, tradisi, etnis serta bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia memiliki beragam kebudayaan, tradisi, etnis serta bahasa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia memiliki beragam kebudayaan, tradisi, etnis serta bahasa yang membentang diseluruh wilayah Nusantara. Salah satu bentuk kekayaan budaya yang dimiliki

Lebih terperinci

TEKNIK PERMAINAN GITAR KLASIK PADA KARYA MUSIK TERSISIH ABSTRAK

TEKNIK PERMAINAN GITAR KLASIK PADA KARYA MUSIK TERSISIH ABSTRAK 1 TEKNIK PERMAINAN GITAR KLASIK PADA KARYA MUSIK TERSISIH Oleh Yunianto Purbolaran 062134224 ABSTRAK Penulisan skripsi ini merupakan penelitian dari sebuah karya musik untuk tugas akhir menempuh Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam suku bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam suku bangsa, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam suku bangsa, tidak hanya suku yang berasal dari nusantara saja, tetapi juga suku yang berasal dari luar nusantara.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Musik adalah gambaran kehidupan manusia yang dinyatakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Musik adalah gambaran kehidupan manusia yang dinyatakan dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Musik adalah gambaran kehidupan manusia yang dinyatakan dalam bentuk bunyi yang berirama sebagai wujud pikiran dan perasaaannya. Musik terlahir dari daya

Lebih terperinci

Seni budaya (rock dan dangdut)

Seni budaya (rock dan dangdut) Seni budaya (rock dan dangdut) Sejarah Rock Tahun 70an: Adanya pengaruh band-band God Bless, Gang pegangsaan, Gypsy. Namun jauh sebelumnya band yang sudah booming adalah The Rollies band beraliran Jazz

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa indonesia adalah sebuah bangsa yang terdiri dari berbagai suku

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa indonesia adalah sebuah bangsa yang terdiri dari berbagai suku BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa indonesia adalah sebuah bangsa yang terdiri dari berbagai suku yang kaya akan seni budaya yang harus dikembangkan dan dilestarikan, dengan ciri khas daerahnya

Lebih terperinci

KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI

KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI KELAS I KOMPETENSI INTI 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya. 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,

Lebih terperinci

Apa itu Rupa dasar?desain dasar?

Apa itu Rupa dasar?desain dasar? Rupadasar 2D Apa itu Rupa dasar?desain dasar? Ilmu yang mempelajari Nirmana Ilmu yang mengajarkan unsur elemen yang ada pada sebuah karya seni/desain. Ilmu yang mengorganisasi unsur atau elemen agar menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang berbudaya dan berperadaban. Budaya itu

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang berbudaya dan berperadaban. Budaya itu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk yang berbudaya dan berperadaban. Budaya itu adalah sesuatu yang difikirkan, dilakukan, diciptakan oleh manusia. Manusia adalah makhluk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat dilihat dari keterlibatan generasi mudanya. Berpijak dari hal tersebut, maka

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat dilihat dari keterlibatan generasi mudanya. Berpijak dari hal tersebut, maka 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses pewarisan seni budaya oleh berbagai komunitas budaya sangat memberikan arti penting dalam pengembangan kesenian Jawa Barat, dan ini dapat dilihat dari

Lebih terperinci