Diajukan dalam rangka memenuhi syarat untuk mengikuti pemilihan Guru Berprestasi tingkat Propinsi Kalimantan Selatan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Diajukan dalam rangka memenuhi syarat untuk mengikuti pemilihan Guru Berprestasi tingkat Propinsi Kalimantan Selatan"

Transkripsi

1 MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PEMELAJARAN MATA DIKLAT PRODUKTIF PROGLI PENJUALAN PADA KOMPETENSI MELAKUKAN PENJUALAN BARANG DAN JASA MELALUI PEMELAJARAN SISTEM KEMITRAAN PADA SMK NEGERI 1 TANJUNG Oleh : Aserani, S.Pd NIP Diajukan dalam rangka memenuhi syarat untuk mengikuti pemilihan Guru Berprestasi tingkat Propinsi Kalimantan Selatan PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SMK NEGERI 1 TANJUNG 2005

2 LEMBAR PENGESAHAN Judul Makalah : MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PEMELAJARAN MATA DIKLAT PRO- DUKTIF PROGLI PENJUALAN KOMPETENSI MELAKUKAN PENJUAL- AN BARANG DAN JASA MELALUI PEMELAJARAN SISTEM KEMITRA- AN PADA SMK NEGERI 1 TANJUNG Penyusun : ASERANI, S.Pd N I P : Tugas Unit Kerja : Guru Bidang Studi Kejuruan : SMK Negeri 1 Tanjung Tanjung, 13 Juli 2005 Kepala SMK Negeri 1 Tanjung, SYAM INDRA PERMANA, S.Pt NIP i

3 KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur Penyusun panjatkan ke khadirat Allah SWT. Tuhan Yang Maha Esa, yang telah menganu-gerahkan rahmat dan kasih sayang-nya, sehingga da-patlah Penyusun merampungkan makalah ini dengan judul Meningkatkan Efektifitas Pemelajaran Mata Diklat Produktif Progli Penjualan Pada Kompetensi Melakukan Penjualan Barang dan Jasa Melalui Pemelajaran Sistem Kemitraan Pada SMK Negeri 1 Tanjung, dalam rangka memenuhi persyaratan untuk mengikuti Pemilihan Guru Berprestasi tingkat Propinsi Kalimantan Selatan. Terimakasih Penyusun sampaikan kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan bahan dan pemikiran sehingga dapatlah makalah ini di-selesaikan, kendati di sana sini masih banyak terdapat kekurangan. Akhirnya, Penyusun berharap kiranya makalah ini layak ii

4 diajukan sebagai syarat di dalam mengikuti Pemilihan Guru Berprestasi di lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalimantan Selatan. Tanjung, 03 Juli 2005 Penyusun, Aserani, S.Pd NIP iii

5 DAFTAR ISI HAL : LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI i ii iv BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang Masalah 1 B. Maksud dan Tujuan 3 C. Rumusan Masalah 4 D. Batasan Masalah 5 BAB II PERMASALAHAN 7 BAB III PEMECAHAN MASALAH 9 A. Menjalin Kerjasama 9 B. Melakukan Validasi Kurikulum 10 C. Menentukan Bentuk Kegiatan 15 D. Efektifitas Pemelajaran Sistem Kemitraan 17 BAB IV PENUTUP 18 A. Kesimpulan 18 B. Saran-saran 19 DAFTAR KEPUSTAKAAN 20 iv

6 BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang sampai hari ini terus bergulir, paling tidak akan membawa dua dampak, di satu sisi membawa iklim yang semakin terbuka untuk menjalin kerja sama diberbagai pihak dengan prinsip saling menguntungkan, di sisi lain, era ini juga sekaligus melahirkan kondisi persaingan yang semakin ketat dan semakin tajam. Bagi negara-negara yang telah siap menghadapi era gobalisasi, kehadirannya merupakan peluang untuk merajut masa depan yang cerah. Namun bagi negara-negara yang belum siap menghadapinya, kehadiran era globalisasi merupakan momok yang sangat menakutkan yang dapat mengantarkan ke masa depan yang suram. Demikian juga dalam dunia pendidikan, era globalisasi cukup berpengaruh bagi dunia pendidikan, dimana out put pendidikan lebih ditekankan kepada kualitas sumber daya manusia, dengan kata lain lulusan sekolah harus mengacu kepada kemampuan skill yang handal 1

7 yang dapat bersaing secara global. Sebab, kalau tidak dipersiapkan sedemikian rupa, maka lulusan sekolah kita akan kalah bersaing di pasar tenaga kerja. Sebagai antisipasi sekaligus upaya persiapan menghadapi era globalisasi, maka lembaga pendidikan kehususnya pendidikan kejuruan, telah mempersiapkan dan menerapkan sistem pendidikan yang lebih kondusif, aspiratif dan produktif dengan mengacu kepada pemenuhan kebutuhan dunia kerja, maka lahirlah konsep Pendidikan Sistem Ganda (PSG) dimana dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah dilibatkan dunia kerja sebagai patner yang saling mengisi dan melengkapi antara program pendidikan di lembaga pendidikan kejuruan dengan program pelatihan untuk meningkatkan keahlian profesi di dunia kerja, dengan harapan agar lulusan sekolah kejuruan dapat memenuhi kebutuhan dunia kerja. Untuk menopang pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) ini tentunya diperlukan kegiatan-kegiatan pemelajaran yang menjurus kepada pemelajaran sistem ganda yang melibatkan pihak sekolah dalam hal ini guru dengan pihak dunia kerja. Untuk itu, maka kami mencoba menawarkan sebuah konsep pemelajaran yang kami beri nama pemelajaran sistem kemitraan yang dituangkan ke dalam sebuah tulisan berupa makalah yang kami beri judul Meningkatkan 2

8 Efektifitas Pemelajaran Mata Diklat Produktif Progli Penjualan Pada Kompetensi Melakukan Penjualan Barang dan Jasa Melalui Pemelajaran Sistem Kemitraan Pada SMK Negeri 1 Tanjung. B. Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan penyajian makalah ini adalah untuk : 1. Memenuhi persyaratan dalam mengikuti pemilihan Guru Berprestasi tingkat Propinsi Kalimantan Selatan; 2. Memberikan sumbangsih pemikiran dalam upaya turut serta menyukseskan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) di sekolah kejuruan, khususnya SMK Bisnis dan Manajemen ke arah peningkatan pendidikan nasional pada umumnya; 3. Merangsang guru kejuruan, agar di dalam melakukan pemelajaran menggunakan sistem pemelajaran kemitraan yang memadukan antara konsep yang disampaikan guru dengan konsep yang dimiliki dunia kerja, untuk melahirkan singkronisasi agar diperoleh efektifitas dalam pemelajaran; 4. Membuka nuansa berpikir dan meralat anggapan yang keliru bagi sebagian para guru kejuruan, bahwa pelaksanaan PSG tidak hanya berupa Prakerin (Praktek Kerja Industri) yang biasanya dilakukan di tingkat II pada semester ganjil atau genap, juga bisa 3

9 5. dilakukan pada semester ganjil di tingkat III, tetapi PSG selalu dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan dalam bentuk jalinan kerja sama antara sekolah dengan institusi pasangan-nya (dunia kerja / Industri) terutama di dalam melakukan kegiatan pemelajaran. C. Rumusan Masalah Pendidikan Sistem Ganda (PSG) yang sudah sekian lama diterapkan pada Sekolah Menengah Kejuruan, nampaknya masih diperlukan penyempur-naan-penyempurnaan dengan memungsikan perangkat-perangkat dan kompo-nen-komponen pendidikan di tingkat sekolah, dan memanfaatkan keberadaan dunia kerja / industri yang ada di sekitar sebagai sumber belajar sekaligus subyek dan obyek latihan kerja bagi para peserta didik. Selama ini konsep PSG penerapannya masih ditekankan pada ke-giatan Prakerin yang dilakukan relatif satu semester di dunia kerja, tanpa melakukan kegiatan-kegiatan pendahuluan yang sebenarnya dapat dilakukan dan sangat berguna bagi keberhasilan pelaksanaan Prakerin itu sendiri. 4

10 Untuk itu maka penerapan konsep Pemelajaran Kemitraan dalam setiap mata diklat produktif sangat berguna bagi upaya keberhasilan Prakerin khususnya dan PSG itu sendiri pada umumnya. Disamping itu, secara khusus penerapan pemelajaran dengan sistem kemitraan dapat meningkatkan efek-tifitas pemelajaran, khususnya pemelajaran mata diklat produktif. D. Batasan Masalah Jumlah mata diklat produktif di sekolah menengah kejuruan bisnis dan manajemen cukup banyak, yang tersebar pada beberapa program keahlian. Khusus program keahlian Penjualan, mata diklat produktif atau kom-petensi produktif terdiri dari : 1. Mengetik secara manual dan elektronik; 2. Mengoperasikan komputer untuk kegiatan penjualan; 3. Mengoperasikan alat-alat komunikasi kantor; 4. Mengoperasikan mesin-mesin bisnis; 5. Melakukan pemasaran barang dan jasa dan; 6. Melakukan penjualan barang dan jasa. 5

11 Agar pembahasannya lebih terfokus dan spesifik, maka dalam pem-bahasan makalah ini kami batasi hanya pada mata diklat produktif program keahlian penjualan pada kompetensi Melakukan Penjualan Barang dan Jasa, sub kompetensi Memahami pengertian, dasar-dasar dan hukum perasuransian. 6

12 BAB II PERMASALAHAN Karakteristik Pendidikan Sistem Ganda (PSG) sebagai sistem penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan kejuruan, didukung oleh beberapa faktor yang menjadi komponen-komponennya, yaitu : 1. Institusi pasangan, dalam hal ini pihak dunia kerja / industri yang relevan; 2. Program pendidikan dan pelatihan bersama, yang disusun, ditentukan dan ditetapkan serta diterapkan secara bersama-sama melalui kegiatan validasi kurikulum hingga melakukan penyusunan jadual kegiatan; 3. Kerjasama secara kelembagaan, yang dituangkan dalam bentuk ikatan kerja sama secara resmi / formal yang dibuktikan dengan adanya piagam kerja sama; 4. Nilai tambah dan jaminan keberlangsungan, maksudnya program PSG hendaknya dapat memberikan nilai tambah atau masukan 7

13 yang positif bagi kedua belah pihak. Pelaksanaan PSG bagi pihak sekolah merupa-kan peluang yang berharga terutama bagi peserta didik untuk menambah wawasan dan pengalaman serta meningkatkan ketrampilan kerja. Sedangkan bagi pihak dunia kerja / industri, pelaksanaan PSG dapat membantu dalam pelaksanaan kerja perusahaan dan pengrekrutan tenaga kerja baru, tanpa harus melakukan tindakan pendidikan dan pelatihan khusus terlebih dahulu. Kemudian, dengan jaminan keberlangsungan dimaksudkan agar kerja sama yang dilakukan berlangsung seca-ra terus menerus, sejak peserta didik aktif di bangku sekolah, hingga mereka berstatus sebagai alumni. Adanya komponen-komponen Pendidikan Sistem Ganda (PSG) di atas, memungkinkan dilaksanakannya pemelajaran sistem kemitraan, kehususnya terhadap mata diklat produktif pada Sekolah Menengah Kejuruan. Permasalahannya sekarang adalah, kerjasama dalam bentuk apa yang dapat dilakukan didalam pemelajaran sistem kemitraan ini. Inilah permasalahan yang hendak dibahas dalam makalah ini. 8

14 BAB III PEMECAHAN MASALAH A da beberapa hal yang perlu dilakukan untuk menerapkan pemelajaran dengan sistem ke-mitraan, sekaligus merupakan langkah-langkah operasionalnya. A. Menjalin Kerjasama Pemelajaran dengan sistem kemitraan hanya mungkin dapat dilak-sanakan apabila terjalin kerjasama dan kesepakatan antara pihak sekolah dengan dunia kerja / industri (institusi pasangan), untuk bersama-sama menye-lenggarakan pendidikan dan pelatihan keahlian kejuruan. Khusus pemelajaran produktif mata diklat / kompetensi Melakukan Penjualan Barang dan Jasa, sub kompetensi Memahami pengertian, dasar-dasar dan hukum perasuransian, institusi pasangan yang relevan untuk menjalin kerja sama adalah perusahaan asuransi, 9

15 terutama perusahaan asuransi yang ada di daerah setempat, seperti : perusahaan asuransi jiwasraya, perusahaan asu-ransi jiwa bersama Bumiputera 1912, perusahaan ASKES, ASTEK dan sebagainya. B. Melakukan Validasi Kurikulum Setelah dijalin kerjasama dengan pihak DU/DI (Institusi pasangan), selanjutnya lakukanlah validasi kurikulum, yaitu melakukan penyesuaian atau sinkronisasi antara materi pemelajaran yang tertuang di dalam kurikulum / GBPP dengan bidang-bidang pekerjaan yang tersedia pada institusi pasangan yang dapat dijadikan wahana belajar bagi siswa. Sinkronisasi (validasi) kurikulum tersebut harus dilaksanakan secara bersama dan hasilnya menjadi program pemelajaran yang disepakati ke dua belah pihak untuk dilaksanakan secara bersamasama dan konsekuen. Di dalam validasi kurikulum, hendaknya ditentukan dan disepakati, mana-mana materi pelajaran yang disajikan oleh guru, mana-mana materi pelajaran yang disajikan oleh pihak DU/DI (Institusi 10

16 pasangan). Juga ditentukan, mana-mana materi pelajaran yang dipraktekkan di dunia kerja / industri, dan Mana-mana materi pelajaran yang cukup dipraktekkan di sekolah saja. Sebagai contoh, bagaimana melakukan validasi kurikulum terhadap mata diklat / kompetensi Melakukan Penjualan Barang dan Jasa, sub kompetensi Memahami pengertian, dasar-dasar dan hukum perasuransian, mari kita lihat bagaimana susunan GBPP sub kompetensi ini, sebagai berikut : KEGIATAN NO. PEMELAJARAN 1. Menerapkan ketentuan dan pokok-pokok hukum perasuransian 2. Menentukan hak dan kewajiban masingmasing pihak dalam asu-ransi ASPEK PENGETAHUAN 1. Pengertian asuransi 2. Penutupan asuransi 3. Saat mulai dan ber akhirnya asuransi 4. Obyek asuransi 5. Subyek asuransi 6. Hak dan kewajiban para pihak asuransi 7. Pokok-pokok hukum asuransi 1. Pengertian Premi 2. Uang Pertanggungan 3. Nilai/Harga Tunai 4. Klaim asuransi ASPEK KETERAMPILAN 1. Melakukan penutupan asuransi sesuai ketentuan yang berlaku. 1. Menghitung besarnya premi 2. Menentukan Nilai/ Harga Tunai asuransi 3. Menghitung besar nya santunan atau ganti rugi 4. Menghitung restorno 11

17 NO. KEGIATAN PEMELAJARAN 3. Mengisi dokumen perjanjian asuransi ASPEK PENGETAHUAN 1. Pengenalan dan cara mengisi dokumen asuransi ASPEK KETERAMPILAN 1. Mengisi SPA (Surat Permintaan Asuransi) 2. Mengisi kuitansi pembayaran premi Susunan GBPP di atas, setelah dikonfirmasikan dengan pihak institusi pasangan (dalam hal ini perusahaan asuransi), selanjutnya dilakukan perte-muan/rapat bersama antara pihak sekolah (Kaprogli Penjualan, Guru Diklat) de-ngan pihak perusahaan asuransi, untuk melakukan validasi kurikulum, yaitu menentukan mana-mana materi pelajaran yang disajikan oleh guru, mana-mana materi pelajaran yang disajikan oleh pihak perusahaan asuransi. Juga diten-tukan, manamana materi pelajaran yang dipraktekkan di lokasi perusahaan, mana-mana materi pelajaran yang cukup dipraktekkan di sekolah saja. Di dalam validasi kurikulum, bentuk kegiatan pemelajaran juga perlu dirancang dan disepakati bersama. Demikian juga dalam hal pembiayaan, kalau mungkin, bisa ditanggulangi bersama, dan kalau perlu libatkan juga pihak Majelis Sekolah. Dari contoh tabel di atas, setelah dilakukan pertemuan/rapat bersama misalnya telah ditentukan susunan GBPP yang sudah divalidasi sbb. : 12

18 NO. KEGIATAN PEMELAJARAN 1. Menerapkan ketentuan dan pokok-pokok hukum perasuransian ASPEK PENGETAHUAN 1. Pengertian asuransi 2. Penutupan asuransi 3. Saat mulai dan berakhirnya asuransi 4. Obyek asuransi 5. Subyek asuransi 6. Hak dan kewajiban para pihak asuransi 7. Pokok-pokok hukum asuransi NARA NARA TEMPAT ASPEK TEMPAT SUMBER SUMBER KETERAMPILAN T G D S T G D S 1. Melakukan penutupan asuransi sesuai ketentuan yang berlaku. 2. Menentukan hak dan kewajiban masing-masing pihak dalam asuransi 1. Pengertian Premi 2. Uang Pertanggungan 3. Nilai/Harga Tunai 4. Klaim asuransi 1. Menghitung besarnya premi 2. Menentukan Nilai/Harga Tunai asuransi 3. Menghitung besarnya santunan atau ganti rugi 13

19 NO. KEGIATAN PEMELAJARAN ASPEK PENGETAHUAN NARA NARA TEMPAT ASPEK TEMPAT SUMBER SUMBER KETERAMPILAN T G D S T G D S 4. Menghitung restorno 3. Mengisi dokumen perjanjian asuransi 1. Pengenalan dan cara mengisi dokumen asuransi 1. Mengisi SPA (Surat Permintaan Asuransi) 2. Mengisi kuitansi pembayaran premi Keterangan : T = Tutor (Nara sumber dari perusahaan asuransi) G = Guru mata diklat D = Dunia kerja (perusahaan asuransi) S = Sekolah ( di kelas / SMK) Dari GBPP yang sudah divalidasi ini, kemudian dibuat jadual rencana kegiatan pemelajaran yang tentunya disesuaikan dengan administrasi rencana pemelajaran yang telah disusun oleh guru diklat. 14

20 C. Menentukan Bentuk Kegiatan Bentuk kegiatan pemelajaran sistem kemitraan adalah sebagai berikut. 1. Penyajian Materi Pelajaran, yaitu melakukan penyajian materi pelajaran di kelas, baik yang dilakukan oleh guru diklat maupun yang dilakukan oleh tutor dari pihak dunia kerja (institusi pasangan). Maksudnya, penyajian materi pelajaran yang sudah divalidasi tidak saja diberikan oleh guru diklat, tetapi juga pihak DU/DI (institusi pasangan) dengan cara datang ke sekolah (masuk kelas) untuk menyajikan materi pelajaran tersebut yang penjadualannya sudah dibuat secara bersama-sama; 2. Melakukan Kegiatan Praktek, yaitu melakukan kegiatan praktek kerja, baik yang dilaksanakan di sekolah maupun di DU/DI (institusi pasangan) berda-sarkan penjadualan yang sudah ditentukan. Jika praktek kerja dilaksanakan di sekolah, maka pihak tutor dari DU/DI yang datang ke sekolah (masuk kelas) untuk membimbing siswa berpraktek, tetapi apabila praktek kerja dilaksanakan di DU/DI, maka siswa yang datang ke DU/DI untuk melakukan praktek kerja dengan bimbingan tutor dari DU/DI dan dengan teknis pelaksanaan yang sudah diatur sedemikian rupa; 15

21 3. Mencari Nara sumber atau Patner, yaitu siswa diwajibkan mencari seorang karyawan dari DU/DI yang dapat dijadikan nara sumber atau patner di dalam menggali pengetahuan dan memantapkan ketrampilan/skill yang dipelajari-nya. Pada mata diklat/kompetensi Melakukan Penjualan Barang dan Jasa, sub Kompetensi Memahami pengertian, dasar-dasar dan hukum perasu-ransian, pada materi praktek tentang Melakukan penutupan asuransi sesuai dengan ketentuan yang berlaku, siswa dapat mencari patner kerja, yaitu menjalin kerjasama dengan seorang agen/sales asuransi (Petugas Dinas Luar), dengan mengikuti agen/sales tersebut berkeliling mengunjungi calon nasabah asuransi untuk menawarkan program asuransi. Sambil memper-hatikan dan mengamati bagaimana seorang agen/sales ini menawarkan program asuransi, sewaktuwaktu juga ia ikut menawarkan program asuransi, sampai kepada kegiatan penutupan asuransi; 4. Melakukan Evaluasi Pemelajaran Secara Bersama; Semua kegiatan di atas disusun dengan penjadualan secara terpadu yang disusun setiap semester. 16

22 D. Efektifitas Pemelajaran Sistem Kemitraan Dengan diterapkannya pemelajaran sistem kemitraan pada mata dik-lat produktif di SMK Bisnis dan Manajemen, maka efektifitas pemelajaran akan dapat dilakukan, antara lain : 1. Tugas guru diklat dalam memberikan pelajaran berkurang; 2. Keakuratan materi pelajaran lebih terjamin dan selalu orisinil serta lebih valid dan aktual; 3. Kegiatan pemelajaran dan pengelolaan kelas lebih hidup dan dinamis, karena para siswa terlihat antusias mengikutinya; 4. Tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran lebih meningkat; 5. Memberikan pengalaman belajar dan pengalaman kerja yang sulit terlu-pakan bagi siswa, sehingga apabila mereka nanti melakukan Prakerin, pengalaman kerja yang pernah diperoleh sangat membantu bagi kelan-caran tugas-tugasnya kelak; 17

23 BAB IV P E N U T U P A. Kesimpulan Dari uraian yang telah dikemukakan dapatlah ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Pemelajaran sistem kemitraan merupakan kegiatan pemelajaran yang melibatkan kerjasama antara guru diklat di sekolah dengan tutor pem-bimbing di dunia kerja/industri; 2. Pemelajaran sistem kemitraan dilakukan per mata diklat/ kompetensi/sub kompetensi, terutama mata diklat produktif dengan DU/DI/institusi pa-sangan yang lembaganya disesuaikan dengan mata diklat; 3. Kegiatan yang dilakukan dalam pemelajaran sistem kemitraan adalah : a. Menjalin kerjasama; b. Melakukan validasi kurikulum dan; c. Menentukan bentuk kegiatan da n penjadualannya; 18

24 4. Dengan diterapkannya pemelajaran dengan sistem kemitraan, efek-tifitas pemelajaran akan lebih terasa dan besar pengaruhnya bagi keberhasilan kegiatan Prakerin, disamping juga berimbas pada pe-ningkatan prestasi belajar dan prestasi kerja siswa; B. Saran-saran Mari kita tingkatkan profesionalitas guru di dalam meningkatkan mutu pendidikan melalui pemelajaran dengan sistem kemitraan. 19

25 DAFTAR KEPUSTAKAAN Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, Konsep Sistem Ganda Pada Sekolah Menengah Kejuruan di Indonesia, Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, 1994; Tim Satuan Tugas Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan Kejuruan di Indonesia, Ketrerampilan Menjelang 2020 Untuk Era Global, Deaprtemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, 1997; Drs. Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Rosdakarya, Bandung, 1994; 20

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. commit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ditengah ketatnya persaingan dalam memasuki dunia kerja, para calon tenaga kerja dituntut untuk memiliki mental kuat, pengetahuan dan keterampilan yang memadai dan sesuai

Lebih terperinci

UPAYA GURU DALAM MENCIPTAKAN KONDISI PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF DI KELAS

UPAYA GURU DALAM MENCIPTAKAN KONDISI PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF DI KELAS UPAYA GURU DALAM MENCIPTAKAN KONDISI PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF DI KELAS O l e h : ASERANI, S.Pd NIP. 132091026 Karya Tulis Gagasan Sendiri Yang Disusun Sebagai Bahan Bacaan dan Didukomentasikan Pada Perpustakaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. erat. Hal ini terbukti dengan adanya fakta bahwa perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. erat. Hal ini terbukti dengan adanya fakta bahwa perkembangan ilmu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi ini pembangunan sumber daya manusia memiliki arti yang sangat penting. Dalam era tersebut diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia yang

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. dimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dan

I PENDAHULUAN. dimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dan 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat berperan penting di dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Terutama dalam menghadapi arus globalisasi saat ini, dimana perkembangan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari uraian pembahasan diatas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari uraian pembahasan diatas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan 161 BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan Dari uraian pembahasan diatas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut : 1. Pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda Pelaksanaan pendidikan di SMK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM). Oleh karena itu, perkembangan sumber daya. pengetahuan maupun penguasaan tinggi sangat diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM). Oleh karena itu, perkembangan sumber daya. pengetahuan maupun penguasaan tinggi sangat diperlukan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi dan dunia kerja erat hubungannya dengan dunia pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan bagi bangsa Indonesia selalu mendapat perhatian mutlak bagi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lutfia, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lutfia, 2013 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan dasar. Pendidikan Menengah Kejuruan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya. Hal tersebut dibuktikan dengan riset yang dilakukan oleh Badan

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya. Hal tersebut dibuktikan dengan riset yang dilakukan oleh Badan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tingkat pengangguran di Indonesia cenderung meningkat setiap tahunnya. Hal tersebut dibuktikan dengan riset yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS)

Lebih terperinci

BAB I PENDABULUAN. Pembangunan pendidikan nasional Indonesia mendapat pencerahan di

BAB I PENDABULUAN. Pembangunan pendidikan nasional Indonesia mendapat pencerahan di BAB I PENDABULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan pendidikan nasional Indonesia mendapat pencerahan di dalam pelaksanaannya sejak disahkannya Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan handal di bidangnya masing-masing. memandirikan siswa didik. Dengan beberapa acuan perundangan tersebut jelas

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan handal di bidangnya masing-masing. memandirikan siswa didik. Dengan beberapa acuan perundangan tersebut jelas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan teknologi sangat mempengaruhi perekonomian masyarakat untuk menghadapi era globalisasi, bukan hanya masyarakat terpencil saja bahkan seluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang sebagai usaha mencerdaskan manusia melalui kegiatan. manusia dewasa, mandiri dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang sebagai usaha mencerdaskan manusia melalui kegiatan. manusia dewasa, mandiri dan bertanggung jawab. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi saat ini menuntut adanya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Salah satu wahana untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi terhadap pendidikan bermutu menunjukkan bahwa pendidikan telah menjadi satu pranata kehidupan sosial yang kuat dan berwibawa,

Lebih terperinci

MATA DIKLAT PRODUKTIF MELAKUKAN NEGOSIASI TINGKAT XI PEMASARAN SMK NEGERI 1 TANJUNG

MATA DIKLAT PRODUKTIF MELAKUKAN NEGOSIASI TINGKAT XI PEMASARAN SMK NEGERI 1 TANJUNG ADMINISTRASI PEMBELAJARAN BERDASARKAN KTSP TAHUN PELAJARAN 2011/2012 MATA DIKLAT PRODUKTIF MELAKUKAN NEGOSIASI TINGKAT XI PEMASARAN SMK NEGERI 1 TANJUNG Disusun Oleh : ASERANI, S.Pd NIP.196302031994031005

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sekolah menengah umum dan kejuruan sedikit ada. perbedaan, dimana Sekolah menengah umum lebih menekankan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sekolah menengah umum dan kejuruan sedikit ada. perbedaan, dimana Sekolah menengah umum lebih menekankan untuk BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sekolah menengah umum dan kejuruan sedikit ada perbedaan, dimana Sekolah menengah umum lebih menekankan untuk menyiapkan siswa untuk melanjutkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kejuruan. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga

BAB I PENDAHULUAN. kejuruan. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Salah satu bagian dari Sistem Pendidikan Nasional adalah pendidikan kejuruan. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang

Lebih terperinci

PERANAN PRAKERIN DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU TAMATAN SMK

PERANAN PRAKERIN DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU TAMATAN SMK PERANAN PRAKERIN DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU TAMATAN SMK 1. PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Untuk mengembangkan potensi ilmu pengetahuan pada masing-masing siswa maka sekolah (SMK) mempunyai jadwal khusus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) merupakan salah satu aspek penting

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) merupakan salah satu aspek penting BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) merupakan salah satu aspek penting yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan dan kesejahteraan manusia. Dalam era globalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak yang perlu bagi kehidupannya dalam masyarakat, baik sebagai anggota. hidup di dalam masyarakat (Purwanto, 2007: 24).

BAB I PENDAHULUAN. anak yang perlu bagi kehidupannya dalam masyarakat, baik sebagai anggota. hidup di dalam masyarakat (Purwanto, 2007: 24). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tujuan pendidikan ialah membentuk manusia untuk menjadi warga negara yang baik. Untuk itu, sekolah-sekolah diajarkan segala sesuatu kepada anak yang perlu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu program SMK adalah dengan adanya Pendidikan Sistem Ganda (PSG)

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu program SMK adalah dengan adanya Pendidikan Sistem Ganda (PSG) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan kejuruan merupakan salah satu jenis pendidikan yang mempunyai tugas mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam rangka memenuhi kebutuhan tenaga kerja guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses yang dinamis sesuai dengan perubahan masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat ini,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung melalui pengajaran dan pelatihan. Sistem pendidikan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung melalui pengajaran dan pelatihan. Sistem pendidikan di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai suatu proses pengubahan sikap dan perilaku seseorang berlangsung melalui pengajaran dan pelatihan. Sistem pendidikan di Indonesia yang terdiri

Lebih terperinci

, 2016 PENGARUH PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XI JURUSAN TPHP DI SMKN 4 GARUT

, 2016 PENGARUH PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XI JURUSAN TPHP DI SMKN 4 GARUT BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi ini bangsa Indonesia diharapkan mampu mencetak sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, dikarenakan persaingan di dunia kerja semakin ketat. Sumber

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai peran DUDI terhadap implementasi pendidikan sistem ganda di SMKN 1 Salatiga, dapat ditarik kesimpulan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam rangka. mewujudkan tujuan yang dimaksud dan sekaligus mengantisipasi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam rangka. mewujudkan tujuan yang dimaksud dan sekaligus mengantisipasi tantangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kebijakan pembangunan dibidang pendidikan diarahkan untuk meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam rangka mewujudkan tujuan yang dimaksud dan sekaligus

Lebih terperinci

ANALISIS PELAKSANAAN UJIAN KOMPETENSI PRODUKTIF DALAM PEMBENTUKAN SUMBER DAYA MANUSIA UNGGUL

ANALISIS PELAKSANAAN UJIAN KOMPETENSI PRODUKTIF DALAM PEMBENTUKAN SUMBER DAYA MANUSIA UNGGUL ANALISIS PELAKSANAAN UJIAN KOMPETENSI PRODUKTIF DALAM PEMBENTUKAN SUMBER DAYA MANUSIA UNGGUL (Studi Kasus Pada Siswa Program Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Surakarta Tahun Ajaran 2007/2008) SKRIPSI Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan teknologi dan seni (IPTEKS) mengalami perkembangan dan kemajuan yang sangat pesat pada saat ini. Sejalan dengan itu persaingan di segala bidang

Lebih terperinci

BAB I. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah lembaga pendidikan kejuruan. yang tujuan utamanya mempersiapkan siswa menjadi tenaga kerja andal dengan

BAB I. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah lembaga pendidikan kejuruan. yang tujuan utamanya mempersiapkan siswa menjadi tenaga kerja andal dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah lembaga pendidikan kejuruan yang tujuan utamanya mempersiapkan siswa menjadi tenaga kerja andal dengan mengutamakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara yang berkembang Indonesia sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara yang berkembang Indonesia sangat membutuhkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai negara yang berkembang Indonesia sangat membutuhkan tersedianya tenaga kerja yang berkualitas terutama dibidang teknologi dan industri, untuk itu diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin maju suatu negara semakin banyak orang yang terdidik dan banyak pula orang yang menganggur. Maka semakin dirasakan pentingnya dunia usaha. Salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah pendidikan formal yang memiliki pola pelatihan khusus untuk mengarahkan peserta didik agar menjadi lulusan yang siap terjun

Lebih terperinci

KUMPULAN MATERI-MATERI TENTANG SMK Oleh Setiyo Agustiono

KUMPULAN MATERI-MATERI TENTANG SMK Oleh Setiyo Agustiono KUMPULAN MATERI-MATERI TENTANG SMK Oleh Setiyo Agustiono 1. MASIH BANYAK YANG BELUM MELIHAT PENTINGNYA REVITALISASI SMK DALAM PENINGKATAN SEKTOR EKONOMI. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan pendidikan

Lebih terperinci

pendidikan dari segi tujuan perkembangan kepribadian saja kurang lagi

pendidikan dari segi tujuan perkembangan kepribadian saja kurang lagi BABV KESIMPULAN, IMPLIKASI, dan REKOMENDASI Kecenderungan umum dalam dunia pendidikan menunjukkan adanya perubahan cara berpikir yang memandang bahwa pendidikan semestinya menyiapkan peserta didik secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Shinta Aryanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Shinta Aryanti, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah Menengah Kejuruan merupakan sekolah yang bertujuan menciptakan lulusan yang memiliki kemampuan dan keahlian agar dapat langsung bekerja sesuai dengan minat dan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB II KERANGKA TEORITIS BAB II KERANGKA TEORITIS A. Kajian Teori 1. Praktek Kerja Industri (Prakerin) a. Pengertian Praktik Kerja Industri Pembelajaran di dunia kerja adalah suatu strategi dimana setiap peserta mengalami proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau anak didik sesuai dengan kebutuhan dan perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. atau anak didik sesuai dengan kebutuhan dan perkembangannya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan sekolah didirikan, kurikulum disusun dan guru diangkat serta sarana dan prasarana pendidikan diadakan semuanya untuk kepentingan siswa atau anak didik.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalani hidup dan kehidupan, sebab pendidikan bertujuan untuk memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalani hidup dan kehidupan, sebab pendidikan bertujuan untuk memberikan 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan satu diantara kebutuhan pokok manusia dalam menjalani hidup dan kehidupan, sebab pendidikan bertujuan untuk memberikan perubahan pemahaman,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usaha/dunia industri maupun sebagai wiraswasta. Peraturan Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. usaha/dunia industri maupun sebagai wiraswasta. Peraturan Pemerintah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan suatu lembaga Pendidikan tingkat menengah, diselenggarakan untuk menghasilkan tamatan calon tenaga kelas kerja

Lebih terperinci

PENYUSUNAN DAN PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PRAKTIK LABORATORIUM PADA KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK SURVEI DAN PEMETAAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

PENYUSUNAN DAN PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PRAKTIK LABORATORIUM PADA KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK SURVEI DAN PEMETAAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN LAPORAN PROGRAM PENUGASAN DOSEN KE SEKOLAH TAHUN 2009 PENYUSUNAN DAN PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PRAKTIK LABORATORIUM PADA KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK SURVEI DAN PEMETAAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN Logo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah kunci sukses tidaknya suatu bangsa dalam pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya melakukan pembangunan di segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tenaga kerja yang berada di front line sebagian besar adalah tenaga kerja

BAB I PENDAHULUAN. tenaga kerja yang berada di front line sebagian besar adalah tenaga kerja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keunggulan industri suatu bangsa bisa dikatakan sangat ditentukan oleh kualitas tenaga kerja terampil yang terlibat langsung dalam proses produksi, disampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lulusan yang siap terjun secara profesional dan ikut bergerak di dunia usaha atau

BAB I PENDAHULUAN. lulusan yang siap terjun secara profesional dan ikut bergerak di dunia usaha atau BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah pendidikan formal yang memiliki pola pelatihan khusus untuk mengarahkan peserta didik agar menjadi lulusan yang siap

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Pada Bab V tesis ini, dikemukakan tiga hal pokok yang disajikan sebagai

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Pada Bab V tesis ini, dikemukakan tiga hal pokok yang disajikan sebagai BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN Pada Bab V tesis ini, dikemukakan tiga hal pokok yang disajikan sebagai pemaknaan penelitian secara terpadu, terhadap semua hasil penelitian yang diperoleh. Tiga hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan dari seni dan budaya manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu perubahan atau perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

BAB I PENDAHULUAN. potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 menegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

Lebih terperinci

Prosedur Kegiatan. Persiapan Pelaksanaan Pelaporan

Prosedur Kegiatan. Persiapan Pelaksanaan Pelaporan Prosedur Kegiatan Persiapan Pelaksanaan Pelaporan Tahap Persiapan 1. Peserta Pemagangan di dalam negeri teridiri dari :Pencari Kerja, Siswa LPK dan Tenaga Kerja yang akan ditingkatkan Kompetensinya 2.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tujuan pendidikan kejuruan, SMK Swasta Immanuel

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tujuan pendidikan kejuruan, SMK Swasta Immanuel BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah pendidikan formal yang memiliki pola pelatihan khusus untuk mengarahkan peserta didik agar menjadi lulusan yang siap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dera Fitria, 2014 Studi Relevansi Antara Program Studi Ketenagalistrikan Dengan Dunia Kerja

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dera Fitria, 2014 Studi Relevansi Antara Program Studi Ketenagalistrikan Dengan Dunia Kerja 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam Undang-Undang Republik Indonesia mengenai Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) Nomor 20 Tahun 2003 menyebutkan bahwa, Pendidikan adalah usaha sadar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi peranan sumber daya manusia adalah. sumber penentu atau merupakan faktor dominan dalam pembangunan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi peranan sumber daya manusia adalah. sumber penentu atau merupakan faktor dominan dalam pembangunan suatu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi peranan sumber daya manusia adalah sebagai sumber penentu atau merupakan faktor dominan dalam pembangunan suatu bangsa. Sumber daya

Lebih terperinci

STUDI TENTANG KESIAPAN KERJA SEBELUM DAN SETELAH PRAKTIK KERJA INDUSTRI SISWA KELAS XI TKR DI SMK BINTARA KABUPATEN BANDUNG

STUDI TENTANG KESIAPAN KERJA SEBELUM DAN SETELAH PRAKTIK KERJA INDUSTRI SISWA KELAS XI TKR DI SMK BINTARA KABUPATEN BANDUNG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dewasa ini mengalami kemajuan yang sangat pesat, dan memberikan peningkatan kualitas dalam persaingan di dunia kerja.

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. sub bab pokok bahasan, yaitu kesimpulan, implikasi dan saran. Akseptasi Pasar di SMK Islam 2 Durenan dan SMKN 1 Pogalan antara lain:

BAB VI PENUTUP. sub bab pokok bahasan, yaitu kesimpulan, implikasi dan saran. Akseptasi Pasar di SMK Islam 2 Durenan dan SMKN 1 Pogalan antara lain: 169 BAB VI PENUTUP Bab ini merupakan bab terakhir atau bab penutup. Pada bab ini memuat tiga sub bab pokok bahasan, yaitu kesimpulan, implikasi dan saran. A. Kesimpulan Berdasarkan fokus penelitian, paparan

Lebih terperinci

KTSP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

KTSP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN KTSP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Pengertian kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi persaingan antar negara di dunia melalui industrialisasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi persaingan antar negara di dunia melalui industrialisasi dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi persaingan antar negara di dunia melalui industrialisasi dan teknologi informasi menjadi semakin ketat dan tajam yang sudah barang tentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam arti cerdas dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa tertuang didalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam arti cerdas dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa tertuang didalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional yaitu untuk mencetak manusia yang seutuhnya dalam arti cerdas dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa tertuang didalam Undang-undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan kebijaksanan Link and Match. Dalam prosesnya, PSG ini

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan kebijaksanan Link and Match. Dalam prosesnya, PSG ini 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah pendidikan formal yang memiliki pola pelatihan khusus untuk mengarahkan peserta didik agar menjadi lulusan yang siap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era global telah menciptakan tingkat persaingan antar calon tenaga kerja

BAB I PENDAHULUAN. Era global telah menciptakan tingkat persaingan antar calon tenaga kerja 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era global telah menciptakan tingkat persaingan antar calon tenaga kerja yang semakin ketat dan kompetitif. Melalui kesepakatan global ini, tenaga kerja dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Syahriandi Akbari Siregar, 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Syahriandi Akbari Siregar, 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pendidikan mempunyai peranan penting dalam mencapai tujuan pembangunan nasional. Seiring dengan majunya perkembangan dunia pada saat ini diharapkan lahir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gun Gun Gunawan, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gun Gun Gunawan, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan diharapkan mampu melahirkan calon-calon penerus pembangunan yang sabar, kompeten, mandiri, kritis, rasional, cerdas, kreatif, dan siap menghadapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi merupakan zaman dimana kebudayaan, moral maupun tingkat ketergantungan manusia meningkat. Kondisi kebutuhan dan tantangan dunia kerja di era

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Usaha asuransi merupakan suatu mekanisme yang memberikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Usaha asuransi merupakan suatu mekanisme yang memberikan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha asuransi merupakan suatu mekanisme yang memberikan perlindungan pada tertanggung apabila terjadi risiko di masa mendatang. Apabila risiko tersebut benar-benar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam bidang ekonomi, sosial, maupun budaya. Kondisi ini akan

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam bidang ekonomi, sosial, maupun budaya. Kondisi ini akan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi telah membawa dampak bagi segala aspek kehidupan, baik dalam bidang ekonomi, sosial, maupun budaya. Kondisi ini akan membawa persaingan yang semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan ini secara berturut-turut membahas mengenai latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan ini secara berturut-turut membahas mengenai latar belakang 1 BAB I PENDAHULUAN Bab Pendahuluan ini secara berturut-turut membahas mengenai latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan definisi istilah. 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dewasa ini memiliki andil penting dalam kemajuan bangsa. Andil tersebut tentunya menuntun manusia sebagai pelaku pendidikan menuju peradaban yang

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BABI PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor dominan yang mempengaruhi peningkatan sumber daya manusia, bahkan dapat dikatakan pendidikan yang bermutu akan menciptakan manusia

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PENDIDIKAN SISTEM GANDA

PENGELOLAAN PENDIDIKAN SISTEM GANDA PENGELOLAAN PENDIDIKAN SISTEM GANDA (Studi Situs SMK Muhammadiyah 2 Cepu) TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk

Lebih terperinci

PENJUALAN JILID 3 SMK. Devi Puspitasari

PENJUALAN JILID 3 SMK. Devi Puspitasari Devi Puspitasari PENJUALAN JILID 3 SMK TUT WURI HANDAYANI Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional i Hak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan lembaga formal yang mengutamakan pada bidang keahlian untuk memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) pasal 3 menyatakan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai suatu proses pengubahan sikap dan perilaku seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai suatu proses pengubahan sikap dan perilaku seseorang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai suatu proses pengubahan sikap dan perilaku seseorang berlangsung melalui pengajaran dan pelatihan. Pengajaran dan proses pelatihan di indonesia

Lebih terperinci

PENJUALAN JILID 1 SMK. Devi Puspitasari

PENJUALAN JILID 1 SMK. Devi Puspitasari Devi Puspitasari PENJUALAN JILID 1 SMK TUT WURI HANDAYANI Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional i Hak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah pendidikan formal yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah pendidikan formal yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah pendidikan formal yang memiliki pola pelatihan khusus untuk mengarahkan peserta didik agar menjadi lulusan yang siap

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) II DI SMK CUT NYA DIEN SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) II DI SMK CUT NYA DIEN SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) II DI SMK CUT NYA DIEN SEMARANG Disusun Oleh : Nama : Esti imaniatun NIM : 7101409296 Prodi : Pend. Ekonomi Akuntansi FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MANAJEMEN KERJASAMA CHEVROLET DENGAN SMK NEGERI 3 BOYOLANGU DALAM PROGRAM C-STEP

IMPLEMENTASI MANAJEMEN KERJASAMA CHEVROLET DENGAN SMK NEGERI 3 BOYOLANGU DALAM PROGRAM C-STEP JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 25, NO. 1, APRIL 2017 59 IMPLEMENTASI MANAJEMEN KERJASAMA CHEVROLET DENGAN SMK NEGERI 3 BOYOLANGU DALAM PROGRAM C-STEP Oleh: Mujiono, Yoto, dan Solichin Jurusan Teknk Mesin Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Prestasi Praktik Kerja Industri (Prakerin) terhadap Minat Berwisata Siswa

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Prestasi Praktik Kerja Industri (Prakerin) terhadap Minat Berwisata Siswa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Untuk menghadapi zaman globalisasi, dimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin tinggi seperti sekarang ini, suatu negara harus mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi yang ditandai dengan persaingan yang ketat dalam semua aspek kehidupan, memberi pengaruh terhadap tuntutan akan kualitas sumber daya manusia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran dalam membentuk dan mengembangkan pribadi bangsa yang berkualitas. Pendidikan diharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar merupakan suatu proses interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa serta unsur-unsur yang ada di dalamnya. Guru mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan meningkat dan bervariasinya kebutuhan manusia. Hal tersebut mendorong tumbuhnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat luas.

BAB I PENDAHULUAN. dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat luas. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia pendidikan saat ini sedang memasuki era yang ditandai dengan gencarnya inovasi teknologi, sehingga menuntut adanya penyesuaian sistem pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan dimanapun ia berada. Pendidikan sangat penting, sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan dimanapun ia berada. Pendidikan sangat penting, sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan dimanapun ia berada. Pendidikan sangat penting, sebab tanpa pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu sistem pendidikan 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu sistem pendidikan dalam pendidikan nasional (pendidikan menengah) yang mempersiapkan peserta didik terutama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adanya keterbukaan informasi serta persaingan yang ketat di antara organisasiorganisasi.

BAB I PENDAHULUAN. adanya keterbukaan informasi serta persaingan yang ketat di antara organisasiorganisasi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini kita telah memasuki era globalisasi yang ditandai dengan adanya keterbukaan informasi serta persaingan yang ketat di antara organisasiorganisasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan diimplementasikan melalui jalur pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan diimplementasikan melalui jalur pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyelenggaraan pendidikan diimplementasikan melalui jalur pendidikan formal, non formal, dan informal. SMK merupakan lembaga pendidikan di jalur formal yang bertanggung

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Kesimpulan yang dapat dirumuskan dari hasil penelitian ini dalam

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Kesimpulan yang dapat dirumuskan dari hasil penelitian ini dalam 162 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat dirumuskan dari hasil penelitian ini dalam kaitannya dengan pengujian hipotesis serta berdasarkan deskripsi data yang

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh untuk

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh untuk meningkatkan kualitas suatu bangsa dan negara, karena melalui pendidikan harkat dan martabat

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 22 TAHUN 2012

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 22 TAHUN 2012 BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG DUKUNGAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN OLEH MASYARAKAT, DUNIA USAHA/ INDUSTRI DI KABUPATEN SIDOARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menjadi memiliki keterampilan. Arismantoro yang dikutip oleh

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menjadi memiliki keterampilan. Arismantoro yang dikutip oleh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap usaha pendidikan harus sesuai dengan fungsi dan tujuan pendidikan Nasional yang tertuang dalam undang-undang sistem pendidikan Nasional nomor 20 tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) 2 DI SMK CUT NYA DIEN SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) 2 DI SMK CUT NYA DIEN SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) 2 DI SMK CUT NYA DIEN SEMARANG Disusun Oleh : Nama : Dwi Ratna Safitri NIM : 7101409195 Prodi : Pendidikan Ekonomi ( Koperasi ) FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

BUPATI DEMAK PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PEMBINAAN JIWA KORPS DAN KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL KABUPATEN DEMAK

BUPATI DEMAK PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PEMBINAAN JIWA KORPS DAN KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL KABUPATEN DEMAK BUPATI DEMAK PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PEMBINAAN JIWA KORPS DAN KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL KABUPATEN DEMAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DEMAK, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan dapat mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK TEUKU UMAR SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK TEUKU UMAR SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK TEUKU UMAR SEMARANG Disusun oleh : Nama : Mega Eriska R.P. NIM : 4101409069 Prodi : Pendidikan Matematika, S1 FAKULTAS MATEMTAIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan terdapat pada Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan terdapat pada Peraturan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan terdapat pada Peraturan Pemerintah RI Nomor 19/2005 Ps 26 (3). Isinya meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini, banyak usaha atau bahkan industri yang menolak para pelamar kerja karena

BAB I PENDAHULUAN. ini, banyak usaha atau bahkan industri yang menolak para pelamar kerja karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, salah satu masalah yang menarik untuk dikaji yaitu berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan adalah mengenai kesiapan kerja siswa. Saat ini, banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan potensi sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan potensi sumber daya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan potensi sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran. Kegiatan tersebut diselenggarakan pada semua jenjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang semakin pesat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang semakin pesat ditambah dengan arus globalisasi menimbulkan perubahan-perubahan di segala bidang kehidupan. Salah satunya

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN, KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Komplek Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jl. Jenderal Sudirman, Senayan Jakarta 10270 Telp. 5725058, 57906195

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kesimpulan dari penelitian ini, adalah sebagai berikut :

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kesimpulan dari penelitian ini, adalah sebagai berikut : 350 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian ini, adalah sebagai berikut : 1. Penyusunan program supervisi akademik pengawas SMK di Kabupaten Bandung khususnya program

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II SMK NEGERI I SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II SMK NEGERI I SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II SMK NEGERI I SEMARANG Di susun oleh : Nama : Ragil Oktaviyani NIM : 5301409092 Prodi : Pendidikan Teknik Elektro, S1 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG TAHUN

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN TEMATIK (LEARNING BY DOING) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA TEMA PEKERJAAN MENGHASILKAN SKRIPSI

PEMBELAJARAN TEMATIK (LEARNING BY DOING) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA TEMA PEKERJAAN MENGHASILKAN SKRIPSI PEMBELAJARAN TEMATIK (LEARNING BY DOING) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA TEMA PEKERJAAN MENGHASILKAN ( PTK Di Kelas III semester genap SD Negeri 03 Puntukrejo, Ngargoyoso,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran. Kegiatan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran. Kegiatan tersebut BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran. Kegiatan tersebut diselenggalarakan pada semua jenjang

Lebih terperinci