BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu sistem pendidikan
|
|
- Sucianty Sumadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu sistem pendidikan dalam pendidikan nasional (pendidikan menengah) yang mempersiapkan peserta didik terutama bekerja dalam bidang tertentu (penjelasan pasal 15 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas). Hal ini dilakukan dengan tujuan mengerahkan kegiatan pendidikan kepada usaha untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja nasional (man power atau person power) (Udin Syaefudin Sa ud, 2007:240). Sekolah Menengah Kejuruan merupakan pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan peserta didik dan mempersiapkan peserta didik untuk memasuki lapangan kerja serta pengembangan sikap profesional, dengan demikian Sekolah Menengah Kejuruan hendaknya memiliki hal-hal sebagai berikut (Ditdikmenjur 1994:15): 1. Pendidikan kejuruan diarahkan untuk mempersiapkan perserta didik untuk memasuki lapangan kerja. 2. Fokus isi pendidikan kejuruan ditekankan pada penguasaan pengetahuan keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang dibutuhkan dunia kerja. 3. Hubungan yang erat dengan industri (DU/DI) merupakan kunci sukses dunia pendidikan kejuruan. 4. Pendidikan kejuruan yang baik adalah responsif dan antisipatif terhadap kemajuan teknologi. 5. Pendidikan kejuruan memerlukan fasilitas sebagai objek latihan untuk memperoleh keterampilan. Transformasi pendidikan kejuruan merupakan miniatur dunia usaha atau dunia industri (DU/DI), sehingga pencapaian keterampilan, kebiasaan berfikir dan etos kerja dapat terbentuk sesuai dengan tuntutan DU/DI sehingga Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) bagi para peserta didik di SMK memerlukan latihan 1
2 keterampilan dimana situasi belajar harus merupakan simulasi pekerjaan yang sesuai dengan tuntutan yang sebenarnya. Kegiatan belajar mengajar bisa tercapai secara maksimal tentulah memerlukan program pengajaran yang tepat, hal ini berhubungan dengan bagaimana kebijakan kurikulum sekolah sehingga bisa mengakomodasi semua kebutuhan yang nantinya berguna bagi lulusan untuk mengembangkan dirinya secara optimal baik bagi masyarakat industri atau dunia usaha ataupun dalam masyarakat sekitarnya sebagai wiraswasta yang berhasil. Kurikulum SMK bersifat sederhana, luwes, dinamis dan relevan. Kurikulum kejuruan berdasarkan pada identifikasi kebutuhan pekerjaan (Finch dan Crunkilton, 1979:10) karena dengan identifikasi tersebut hal yang diajarkan di sekolah akan sama dengan yang ada di lapangan pekerjaan. Dengan demikian kurikulum SMK harus dikembangkan sehingga mengurangi kesenjangan antara sekolah dengan DUDI. Atas masukan dari DU/DI, pihak sekolah akan segera mengadaptasikan kebutuhan yang ada sehingga diharapkan menghasilkan lulusan yang bisa beradaptasi di lingkungan DU/DI dimana mereka akan bekerja. Kurikulum dapat menjembatani kesenjangan antara dunia usaha dengan kondisi sekolah, dalam hal ini tentunya pihak sekolah harus berusaha menyamakan persepsi dengan kebutuhan dunia usaha dan kondisi pasar, mengingat lulusan sekolah menengah kejuruan sebagian besar diserap oleh DU/DI dan sebagian lagi berwirausaha di lingkungan tempat tinggalnya. Selain itu DU/DI adalah mitra kerja SMK, terutama saat peserta didik melaksanakan prakerin (praktik kerja industri), bagi SMK pelaksanaan prakerin adalah praktik kerja yang sesungguhnya, saat praktik kerja industri diharapkan peserta didik 2
3 dapat mengembangkan dan menerapkan apa yang diperolehnya selama belajar di sekolah. Selain itu saat prakerin peserta didik akan banyak belajar tentang masalah-masalah yang timbul saat bekerja, dengan begitu setelah menyelesaikan program prakerin, peserta didik memiliki keterampilan dan wawasan yang lebih baik. Namun dalam kenyataan pihak DU/DI terkadang masih menilai peserta didik yang prakerin belum memiliki cukup persiapan baik dalam teori maupun praktik. Salah satu yang menimbulkan kesenjangan adalah masih tertinggalnya teknologi yang diajarkan di sekolah, sedangkan saat ini teknologi yang ada di DU/DI semakin canggih, dengan kata lain sekolah masih selalu ketinggalan teknologi. Penelitian yang dilakukan oleh Euis (1998) di Sekolah Teknologi Menengah (STM) 1 Kodya Surabaya menyatakan, bahwa pada saat peserta didik melaksanakan pekerjaannya, peserta didik menghadapi hambatan-hambatan yang disebabkan materi yang termuat dalam kurikulum kurang sesuai dengan kemampuan yang dibutuhkan di DU/DI. Sinkronisasi kurikulum di SMK Negeri 4 Malang, awalnya terjadi ketika masih menerapkan kurikulum Personil sekolah yang berkepentingan dalam sinkronisasi yakni: kepala sekolah, para wakil kepala sekolah, semua guru produktif, pihak DU/DI (majelis sekolah), komite sekolah (dulu BP3), duduk bersama menyamakan persepsi tentang tujuan pendidikan ke depan. Setelah semua mencapai kesepakatan, maka pihak DU/DI bersama guru-guru produktif membentuk kelompok sesuai dengan program studinya (program keahlian). Dalam kelompok-kelompok tersebut pihak sekolah menyampaikan kurikulum sekolah yang berlaku saat ini, sedangkan pihak DU/DI menyampaikan daftar 3
4 kompetensi-kompetensi yang dibutuhkannya. Daftar kompetensi-kompetensi yang telah disampaikan oleh pihak dunia usaha adalah ketentuan yang telah sesuai dengan standar keputusan bersama antara dunia usaha yang telah menjadi mitra kerja sekolah. Dengan diinformasikan struktur kurikulum sekolah kepada dunia usaha, diharapkan sekolah mendapat banyak masukan mengenai materi kejuruan apa yang perlu ditambahkan, dikurangi atau digabung jam pelajarannya agar peserta didik lebih siap saat melaksanakan prakerin. Setelah kedua belah pihak menyetujui hasil sinkronisasi tersebut maka selanjutnya memasukkan daftar kompetensi ke dalam lembar kesepakatan. Untuk mewujudkan sinkronisasi, pihak sekolah dapat menjabarkan kurikulum kompetensi kejuruan program keahlian yang bisa menjembatani antara sekolah dengan dunia usaha, namun sejauh ini Rencana Program Pengajaran (RPP) yang merupakan jembatan antara sekolah dengan dunia usaha belum benarbenar terwujud, hal tersebut dikarenakan adanya kesenjangan. Kesenjangan ini dapat dilihat bagaimana dunia grafika selalu mengikuti perkembangan zaman, banyaknya alat dan mesin modern, akibat kecanggihan teknologi membuat dunia percetakan harus sigap dalam menghadapi segala macam perubahan agar bisa tetap memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Banyak perusahaan yang memiliki alat dan mesin modern dan meninggalkan mesin-mesin kuno, sehingga dapat menghasilkan cetakan yang lebih baik, cepat dan murah. Sedangkan di sekolah masih menggunakan mesin-mesin lama sehingga peserta didik kurang mampu menyesuaikan diri di dunia usaha. Pada kenyataannya sekolah menengah kejuruan sebagai penyedia tenaga terampil, belum bisa memenuhi standar dunia usaha karena adanya 4
5 ketidakserasian antara hasil pendidikan dan kebutuhan dunia kerja ini disebabkan kurikulum yang materinya kurang fungsional terhadap keterampilan yang dibutuhkan ketika peserta didik memasuki dunia kerja (Irvan: 2010), meskipun sinkronisasi kurikulum pernah dilakukan namun intensitasnya perlu dilihat secara mendalam, tidakkah hal tersebut dilakukan hanya sekedar menjalankan program pemerintah ataukah sinkronisasi kurikulum berjalan dengan baik sesuai yang diharapkan. Keefektifan sinkronisasi antara program kurikulum di sekolah dengan dunia usaha dapat dilihat: 1) pada saat praktik kerja industri, yakni apakah kompetensi peserta didik dapat diadaptasikan pada pekerjaan yang sesungguhnya, 2) alumni peserta didik beradaptasi dengan baik dan mampu mengikuti perkembangan zaman sehingga dapat terserap dalam dunia usaha, keterserapan alumni di dunia usaha merupakan salah satu hal yang nantinya dapat digunakan dalam menindaklanjuti apakah di tempat kerja lulusan dapat beradaptasi dengan baik atau tidak. Keberhasilan lulusan dalam beradaptasi dengan lingkungan dunia usaha akan bisa menunjukkan bahwa program kurikulum yang diterima selama ini di sekolah sudah efektif atau belum, 3) nilai Ujian Nasional Teori Kejuruan karena kompetensi teori kejuruan akan sangat mendukung kompetensi kejuruan yang dimiliki peserta didik ataupun alumni. Semua itu bertujuan mempersiapkan peserta didik agar setelah lulus dapat memiliki jiwa wirausaha, kreatif, peka terhadap lingkungan serta mampu menyesuaikan diri dimana dia bekerja, maka pihak sekolah harus benar-benar menyediakan kurikulum yang tepat sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Namun ada kompetensi yang semestinya dikuasai oleh peserta didik dihilangkan dari 5
6 kurikulum yakni mengoperasikan mesin cetak offset digital. Hal tersebut terjadi karena pihak sekolah belum memiliki dana yang cukup untuk pengadaan sarana serta sumber daya manusia (kompetensi guru) yang masih terbatas. Dari keterbatasan tersebut, sebaiknya tidak perlu dihilangkan melainkan menyelaraskan (mensinkronkan) kondisi sekolah dengan dunia usaha. Dengan cara memberikan teori yang dilengkapi dengan diagram dasar mesin serta cara kerjanya melalui internet. Sedang pelaksanaan praktiknya dilakukan pada dunia usaha. Bagaimana seorang peserta didik yang sedang melaksanakan program praktik kerja industri bisa menyesuaikan diri di tempat bekerja dan bagaimana seorang lulusan dapat mengembangkan dirinya secara optimal di perusahaan ataupun berwirausaha. Untuk itulah betapa pentingnya pelaksanaan sinkronisasi kurikulum dan melihat sejauh mana keefektifan program-program kurikulum sekolah untuk mencapai tujuan kurikulum yang nantinya dapat menjadi masukan bagi sekolah untuk lebih memiliki kemampuan dalam menyusun program-program penyesuaian diri yang akan ditempuh dalam jangka waktu tertentu atau jangka waktu lima tahun (Buchori dalam Syafaruddin, 2008:2). Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa pengembangan kurikulum dilakukan melalui sinkronisasi kurikulum yang direalisasikan dalam program Pendidikan sistem Ganda (PSG) (Mohammad Ali, 2009:317), yang saat ini disebut prakerin (praktik kerja industri). Dimana penyelenggaraan pembelajaran diupayakan sedekat mungkin dengan kebutuhan kondisi DU/DI, serta memiliki relevansi dan fleksibilitas dengan tuntutan di lapangan. 6
7 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : a) Bagaimana sinkronisasi kurikulum SMK Negeri 4 Malang dengan DU/DI? b) Bagaimana efektivitas sinkronisasi kurikulum dalam pencapaian tujuan kurikulum Program Keahlian Produksi Grafika SMK Negeri 4 Malang? 1.3 Tujuan Penelitian a) Untuk menganalisis sinkronisasi kurikulum program keahlian Produksi Grafika SMK Negeri 4 Malang. b) Untuk menganalisis efektivitas Sinkronisasi Kurikulum dalam pencapaian tujuan Kurikulum program keahlian Produksi Grafika SMK Negeri 4 Malang Manfaat Penelitian Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat memiliki manfaat sebagai berikut: a) Manfaat Teoritis Manfaat secara teoritis diharapkan memberikan khasanah keilmuan tentang pengembangan kurikulum khususnya peran sinkronisasi kurikulum yang diupayakan untuk mendekatkan sekolah dengan DU/DI sehingga bisa mengurangi kendala-kendala yang terjadi pada proses peserta didik melakukan Prakerin, daya serap alumni di DU/DI menjadi lebih baik dan nilai ujian nasional teori kejuruan baik dan stabil dari tahun ke tahun. 7
8 b) Manfaat Praktis Dengan penelitian ini membantu SMK dengan DU/DI dalam sinkronisasi sebagai upaya pengembangan kurikulum sekolah, dan diharapkan mampu memberikan pengetahuan kepada guru kejuruan atau guru produktif tentang sinkronisasi kurikulum sebagai bagian dari pengembangan kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan DU/DI sehingga para peserta didik menjadi siap pakai Penegasan Istilah Judul tesis ini Sinkronisasi Kurikulum Dalam Pencapaian Tujuan kurikulum Program Keahlian Produksi Grafika Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 4 Malang, penegasan istilah dipergunakan untuk memperjelas apa yang akan dibicarakan pada topik pembahasan dalam tesis ini. Berikut hal-hal yang perlu dipahami yang merupakan batasan masalah dalam penelitian ini. a) Sinkronisasi kurikulum adalah penyelarasan antara kabutuhan DU/DI dengan program sekolah yang diterapkan pada kurikulum sekolah. Sinkronisasi kurikulum merupakan salah satu bentuk pengembangan kurikulum yang dapat diartikan sebagai rekayasa kurikulum yang dapat berkembang sejalan dengan perkembangan dunia industri dan dunia usaha (DU/DI) (Tedjo, 2010: 134). b) Tujuan kurikulum untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu dalam hal ini Sekolah Menengah Kejuruan yaitu untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Dalam tesis ini yang dibahas adalah tujuan kurikulum untuk hidup mandiri (bekerja). Hal ini sesuai dengan kerangka dasar kurikulum kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi 8
9 pada SMK dimaksudkan untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi, membentuk kompetensi, kecakapan dan kemandirian kerja. c) Program Keahlian Produksi Grafika adalah salah satu program keahlian dalam dunia grafika (dunia cetak mencetak) pada Sekolah Menengah Kejuruan yang terdiri dari empat bidang pekerjaan kejuruan/produktif yaitu; cetak sablon/saring (screen printing), cetak offset/cetak datar (offset printing), cetak tinggi (letterpress), dan Teknik Jilid Kemas/TJK (finishing). 9
10 1.6 Kerangka Konseptual Kerangka konseptual penelitian ini dapat dirangkum dalam kerangka sebagai berikut: Pendidikan SMK Orientasi Pendidikan Kurikulum Normatif Adaptif Produktif Sinkronisasi Pola Penyelenggaraan Evaluasi DU/DI Kuliah Lulusan Bekerja Efektivitas Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Pendidikan SMK adalah lembaga pendidikan menengah kejuruan tidak bisa terlepas dari orientasi keberadaannya, orientasinya bisa berkembang dari masa ke masa tergantung dari kebutuhan dan regulasi yang ada. Sejak semula dimana orientasi SMK hanya pada tataran skill/keterampilan namun seiring perkembangan jaman hal yang demikian kurang tepat karena untuk menjadi terampil bukan hanya psikomotor saja yang dikembangkan melainkan ditambah 10
11 dengan aspek kognitif dan afektif sehingga menghasilkan peserta didik dengan kompetensi yang sempurna yang bisa hidup mandiri sebagai bekal dikemudian hari. Setelah mengetahui orientasi pendidikan dan tahu kemana arah pendidikan SMK akan dibawa, maka tujuan-tujuan tersebut dituangkan dalam kurikulum yang di dalamnya terdapat tiga kelompok mata pelajaran yaitu: kelompok mata pelajaran normatif, kelompok mata pelajaran adaptif, dan kelompok mata pelajaran produktif. Sesuai dengan konsep di atas maka ketiga kelompok mata pelajaran tersebut menjadi satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan (sistem). Namun dalam hal ini yang disinkronkan dengan DU/DU hanya kelompok mata pelajaran produktif, sehingga kurikulum produktif bukan sekedar teori untuk sebagai pengetahuan tetapi juga sebagai kemampuan/kompetensi sebagai hasil akhirnya. Sistem kurikulum yang sudah terbentuk maka akan membentuk pula pola penyelenggaraan pendidikan sebagai konsekwensinya, dan pola penyelenggaran yang kerap dilaksanakan sampai saat ini adalah pendidikan sistem ganda dimana peserta didik belajar tidak hanya belajar di sekolah tetapi juga belajar di DU/DI. Penyelenggaraan pendidikan yang ada karena kompleksitas peserta didik belajar di dua tempat, maka perlu adanya evaluasi untuk mengetahui sejauhmana hasil dari program yang dijalankan, hal-hal apa sajakah yang perlu dipertahankan dan hal-hal apa saja yang perlu diperbaiki dan bahkan kalau tidak bisa diperbaiki maka harus mengubahnya dengan yang baru dan harus lebih baik. Setelah melewati evaluasi peserta didik akhirnya bagi yang sukses akan lulus dari sekolah, akan ke mana setelah lulus ada dua pilihan yaitu akan 11
12 melanjutkan pada jenjang pendidikan berikutnya atau bekerja atau bekerja sambil kuliah. Efektivitas sinkronisasi kurikulum diukur sejauh mana keterserapan lulusan oleh DU/DI. Dengan demikian akan bisa diukur apakah sudah efektif program kurikulumnya dalam menghasilkan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan DU/DI? 12
I PENDAHULUAN. dimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dan
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat berperan penting di dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Terutama dalam menghadapi arus globalisasi saat ini, dimana perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan dari seni dan budaya manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu perubahan atau perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. commit to user
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ditengah ketatnya persaingan dalam memasuki dunia kerja, para calon tenaga kerja dituntut untuk memiliki mental kuat, pengetahuan dan keterampilan yang memadai dan sesuai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah pendidikan formal yang memiliki pola pelatihan khusus untuk mengarahkan peserta didik agar menjadi lulusan yang siap terjun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting dalam membentuk, mengembangkan dan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kejuruan. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga
1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Salah satu bagian dari Sistem Pendidikan Nasional adalah pendidikan kejuruan. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang pada saat ini giat membangun segala sektor pembangunan khususnya sektor industri. Untuk melaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan handal di bidangnya masing-masing. memandirikan siswa didik. Dengan beberapa acuan perundangan tersebut jelas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan teknologi sangat mempengaruhi perekonomian masyarakat untuk menghadapi era globalisasi, bukan hanya masyarakat terpencil saja bahkan seluruh
Lebih terperinci, 2016 PENGARUH PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XI JURUSAN TPHP DI SMKN 4 GARUT
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi ini bangsa Indonesia diharapkan mampu mencetak sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, dikarenakan persaingan di dunia kerja semakin ketat. Sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas adalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Perkembangan sains dan teknologi dewasa ini menuntut sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas adalah manusia yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan dari seni dan budaya Manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, karena itu perubahan atau perkembangan pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam meningkatkan sumber daya manusia Indonesia. Salah satu jenis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan negara kita yang tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 salah satunya adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Upaya pemerintah untuk mewujudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam prosesnya, PSG ini. relevansi pendidikan dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah pendidikan formal yang memiliki pola pelatihan khusus untuk mengarahkan peserta didik agar menjadi lulusan yang siap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Upaya meningkatkan kualitas pendidikan terus-menerus dilakukan baik secara konvensional maupun inovatif dalam menghadapi berbagai tantangan yang dipengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekolah Menengah Kejuruan di Indonesia telah diarahkan pada tujuan mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menjelang tahun 2020 perekonomian Indonesia akan berubah dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menjelang tahun 2020 perekonomian Indonesia akan berubah dan berkembang kearah perekonomian global. Industrinya dituntut untuk mampu bersaing dipasar regional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN UU Sistem Pendidikan Nasional pasal 15 Depdiknas (2006: 8) menyebutkan bahwa Pendidikan Kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Era global telah menciptakan tingkat persaingan antar calon tenaga kerja
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era global telah menciptakan tingkat persaingan antar calon tenaga kerja yang semakin ketat dan kompetitif. Melalui kesepakatan global ini, tenaga kerja dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses yang dinamis sesuai dengan perubahan masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat ini,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan teknologi dan seni (IPTEKS) mengalami perkembangan dan kemajuan yang sangat pesat pada saat ini. Sejalan dengan itu persaingan di segala bidang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berkembang mempunyai tantangan besar dibidang pembangunan mengingat
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era industrialisasi, bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang mempunyai tantangan besar dibidang pembangunan mengingat semakin ketatnya persaingan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lutfia, 2013
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan dasar. Pendidikan Menengah Kejuruan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Scoreboard (2009), dituntut untuk memiliki daya saing dalam dunia usaha internasional.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada abad 21, perekonomian ditandai dengan globalisasi ekonomi dimana negaranegara didunia menjadi satu kekuatan pasar. Indonesia sebagai negara yang menempati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Menurut Muhaimin (2008: 333), kurikulum adalah seperangkat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman menuntut adanya upaya peningkatan mutu pendidikan. Hal ini sejalan dengan terus dikembangkannya kurikulum pendidikan di Indonesia. Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 menegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
Lebih terperinciBAB I PENDABULUAN. Pembangunan pendidikan nasional Indonesia mendapat pencerahan di
BAB I PENDABULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan pendidikan nasional Indonesia mendapat pencerahan di dalam pelaksanaannya sejak disahkannya Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan bangsa Indonesia sebagaimana yang termuat dalam Undang-Undang Dasar 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa diatur dalam Undang-Undang Republik
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORITIS
BAB II KERANGKA TEORITIS A. Kajian Teori 1. Praktek Kerja Industri (Prakerin) a. Pengertian Praktik Kerja Industri Pembelajaran di dunia kerja adalah suatu strategi dimana setiap peserta mengalami proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah pendidikan formal yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah pendidikan formal yang memiliki pola pelatihan khusus untuk mengarahkan peserta didik agar menjadi lulusan yang siap
Lebih terperinciPENGELOLAAN PENDIDIKAN SISTEM GANDA
PENGELOLAAN PENDIDIKAN SISTEM GANDA (Studi Situs SMK Muhammadiyah 2 Cepu) TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk
Lebih terperinciEfisien jika lingkungan dimana siswa dilatih merupakan replika lingkungan dimana nanti ia akan bekerja
1. Mempersiapkan peserta didik memasuki lapangan kerja 2. Didasarkan kebutuhan dunia kerja Demand-Driven 3. Penguasaan kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia kerja 4. Kesuksesan siswa pada Hands- On atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dera Fitria, 2014 Studi Relevansi Antara Program Studi Ketenagalistrikan Dengan Dunia Kerja
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam Undang-Undang Republik Indonesia mengenai Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) Nomor 20 Tahun 2003 menyebutkan bahwa, Pendidikan adalah usaha sadar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perwujudan kebijaksanan Link and Match. Dalam prosesnya, PSG ini
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah pendidikan formal yang memiliki pola pelatihan khusus untuk mengarahkan peserta didik agar menjadi lulusan yang siap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu lembaga pendidikan. Kurikulum menyangkut suatu rencana dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum memegang kedudukan kunci dalam pendidikan. Hal ini dikarenakan sangat berkaitan erat dengan penentuan arah, isi dan proses pendidikan, yang pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lulusan yang siap terjun secara profesional dan ikut bergerak di dunia usaha atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah pendidikan formal yang memiliki pola pelatihan khusus untuk mengarahkan peserta didik agar menjadi lulusan yang siap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Agus Muharam, 2013
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga pendidikan formal menengah yang secara khusus mempersiapkan peserta didiknya untuk siap bekerja di dunia
Lebih terperinci2015 PENERAPAN PENILAIAN OTENTIK D ALAM RANGKA MENINGKATKAN PENCAPAIAN KOMPETENSI SISWA PAD A MATA PELAJARAN TEKNOLOGI MEKANIK D I SMK
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan kejuruan adalah pendidikan khusus yang dirancang untuk mempersiapkan siswa untuk memasuki dunia kerja yang sesuai dengan bidang keahliannya dan mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat dengan perkembangan, oleh karena itu perubahan dan perkembangan pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu program SMK adalah dengan adanya Pendidikan Sistem Ganda (PSG)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan kejuruan merupakan salah satu jenis pendidikan yang mempunyai tugas mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam rangka memenuhi kebutuhan tenaga kerja guna
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari uraian pembahasan diatas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan
161 BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan Dari uraian pembahasan diatas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut : 1. Pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda Pelaksanaan pendidikan di SMK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan terdapat pada Peraturan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan terdapat pada Peraturan Pemerintah RI Nomor 19/2005 Ps 26 (3). Isinya meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tuntutan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi sesuai dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuntutan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi sesuai dengan bidang keahliannya sangat diperlukan. Terutama untuk mengantisipasi era globalisasi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. produksi dari laboring menjadi manufacturing dalam arti tenaga kerja manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industrialisasi, pada derajad tertentu, mengimplikasikan pergeseran proses produksi dari laboring menjadi manufacturing dalam arti tenaga kerja manusia tergantikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. erat. Hal ini terbukti dengan adanya fakta bahwa perkembangan ilmu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi ini pembangunan sumber daya manusia memiliki arti yang sangat penting. Dalam era tersebut diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi terhadap pendidikan bermutu menunjukkan bahwa pendidikan telah menjadi satu pranata kehidupan sosial yang kuat dan berwibawa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tujuan pendidikan kejuruan, SMK Swasta Immanuel
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah pendidikan formal yang memiliki pola pelatihan khusus untuk mengarahkan peserta didik agar menjadi lulusan yang siap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. usaha/dunia industri maupun sebagai wiraswasta. Peraturan Pemerintah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan suatu lembaga Pendidikan tingkat menengah, diselenggarakan untuk menghasilkan tamatan calon tenaga kelas kerja
Lebih terperinciKUMPULAN MATERI-MATERI TENTANG SMK Oleh Setiyo Agustiono
KUMPULAN MATERI-MATERI TENTANG SMK Oleh Setiyo Agustiono 1. MASIH BANYAK YANG BELUM MELIHAT PENTINGNYA REVITALISASI SMK DALAM PENINGKATAN SEKTOR EKONOMI. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan menengah kejuruan merupakan pendidikan vokasi yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan menengah kejuruan merupakan pendidikan vokasi yang bertujuan menyiapkan peserta didik menjadi manusia yang terampil, mandiri, dan juga produktif yang langsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gun Gun Gunawan, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan diharapkan mampu melahirkan calon-calon penerus pembangunan yang sabar, kompeten, mandiri, kritis, rasional, cerdas, kreatif, dan siap menghadapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. SDM yang berkemampuan dan berketerampilan, mampu diandalkan dan. mampu menghadapi tantangan persaingan era pasar bebas.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman yang semakin maju ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mengakibatkan perubahan besar dibidang ekonomi, politik, sosial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu. Menurut Witherington (Sudrajat,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar menurut para ahli yaitu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu. Menurut Witherington (Sudrajat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berlangsung melalui pengajaran dan pelatihan. Sistem pendidikan di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai suatu proses pengubahan sikap dan perilaku seseorang berlangsung melalui pengajaran dan pelatihan. Sistem pendidikan di Indonesia yang terdiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini, banyak usaha atau bahkan industri yang menolak para pelamar kerja karena
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, salah satu masalah yang menarik untuk dikaji yaitu berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan adalah mengenai kesiapan kerja siswa. Saat ini, banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran. Kegiatan tersebut
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran. Kegiatan tersebut diselenggalarakan pada semua jenjang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam pembukaan UUD 1945 telah ditegaskan negara berkewajiban mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara, salah satunya dapat diwujudkan melalui pendidikan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Naima Hady, 2013
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tantangan pendidikan saat ini dan masa yang akan datang adalah menyiapkan tenaga kerja dalam jumlah dan mutu yang sesuai dengan kebutuhan berbagai sektor,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan usaha sadar dan disengaja untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan peserta didik yang berlangsung sepanjang masa. Melalui pendidikan,
Lebih terperinci2016 ANALISIS PELAKSANAAN UNIT PRODUKSI LAUNDRYDI SMK NEGERI 3 KOTA CIMAHI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring bertambahnya kemajuan Ilmu Pendidikan, Teknologi, dan Seni (IPTEKS), dunia pendidikan sangatlah berperan penting sebagai pencipta suatu perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu bangsa tidak terlepas dari sistem pendidikan yang ada pada suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa tidak terlepas dari sistem pendidikan yang ada pada suatu bangsa tersebut. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan potensi sumber daya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan potensi sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran. Kegiatan tersebut diselenggarakan pada semua jenjang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah menjelaskan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kerja dan menjadi tenaga kerja yang produktif dan siap pakai, dalam arti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu bagian dari Sistem Pendidikan Nasional adalah pendidikan kejuruan. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) diberi amanah oleh undang - undang untuk menyiapkan sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. demi kelangsungan hidup dan kemajuan bangsa tersebut khususnya bagi negara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu aspek yang sangat penting bagi setiap bangsa demi kelangsungan hidup dan kemajuan bangsa tersebut khususnya bagi negara yang sedang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilham Fahmi, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang merupakan salah satu lembaga pendidikan untuk meningkatkan kualitas individu yang mempunyai kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan berperan sangat penting dalam kelangsungan hidup suatu
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan berperan sangat penting dalam kelangsungan hidup suatu bangsa. Apalagi dengan program pemerintah yang mempercepat pencanangan era pasar bebas yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tuntutan dunia kerja. Di Indonesia begitu banyak orang-orang terpelajar atau. bangsa yang masih terpuruk, dan sebagainya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dunia kerja saat ini dan masa mendatang membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang tidak hanya memiliki kemampuan teoritis saja, tetapi juga harus memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Susi Susanti, 2015
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan lembaga pendidikan yang betujuan untuk mempersiapkan peserta didik guna memasuki dunia kerja. Peserta didik dapat memilih dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa pendidikan telah menjadi satu pranata kehidupan sosial yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi terhadap pendidikan bermutu menunjukkan bahwa pendidikan telah menjadi satu pranata kehidupan sosial yang kuat dan berwibawa,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menjalani hidup dan kehidupan, sebab pendidikan bertujuan untuk memberikan
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan satu diantara kebutuhan pokok manusia dalam menjalani hidup dan kehidupan, sebab pendidikan bertujuan untuk memberikan perubahan pemahaman,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Shinta Aryanti, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah Menengah Kejuruan merupakan sekolah yang bertujuan menciptakan lulusan yang memiliki kemampuan dan keahlian agar dapat langsung bekerja sesuai dengan minat dan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. di sekolah. Manajemen kurikulum mengatur pemenuhan kebutuhan. pendidikan berdasarkan hasil analisis kondisi lingkungan internal dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manajemen kurikulum merupakan substansi manajemen yang penting di sekolah. Manajemen kurikulum mengatur pemenuhan kebutuhan pendidikan berdasarkan hasil analisis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat pengetahuan dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh melalui pendidikan. Pendidikan memegang peranan penting dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini memegang peranan penting dalam kelangsungan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan saat ini memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup suatu Bangsa, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan sebuah lembaga pendidikan kejuruan formal yang didirikan oleh pemerintah sebagai salah satu upaya untuk mempersiapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah A. Rahmat Dimyati, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan kejuruan adalah pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Sesuai dengan Peraturan Menteri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tenaga kerja yang berada di front line sebagian besar adalah tenaga kerja
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keunggulan industri suatu bangsa bisa dikatakan sangat ditentukan oleh kualitas tenaga kerja terampil yang terlibat langsung dalam proses produksi, disampaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahunnya. Hal tersebut dibuktikan dengan riset yang dilakukan oleh Badan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tingkat pengangguran di Indonesia cenderung meningkat setiap tahunnya. Hal tersebut dibuktikan dengan riset yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian internal dalam pembangunan. Proses pendidikan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian internal dalam pembangunan. Proses pendidikan tak dapat dipisahkan dari proses pembangunan itu sendiri. Berbicara tentang proses
Lebih terperinciSKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Diajukan Oleh: SUNARTO A
HUBUNGAN RUTINITAS BELAJAR DAN NILAI BELAJAR DASAR-DASAR AKUNTANSI KEUANGAN DENGAN HASIL BELAJAR PRAKTIK AKUNTANSI SISWA KELAS X BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI SMK MUHAMMADIYAH DELANGGU TAHUN 2007-2008 SKRIPSI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tantangan pendidikan kejuruan adalah untuk menyiapkan tenaga kerja dalam jumlah dan mutu tertentu sesuai dengan kebutuhan berbagai sektor, khususnya sektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan lembaga pendidikan yang bertujuan menyiapkan peserta didiknya untuk menjadi tenaga kerja yang terampil dan mengutamakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perlu diimbangi dengan kualitas sumber daya manusia ( SDM) untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi ekonomi yang disertai dengan pesatnya perkembangan teknologi, berdampak sangat ketatnya persaingan. Seiring dengan hal tersebut, perlu diimbangi
Lebih terperinci2015 PENGUASAAN PENGETAHUAN PEMBUATAN BATIK CAP PADA PESERTA DIDIK SMKN 14 BANDUNG
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan jenjang pendidikan menengah yang bertujuan untuk mengembangkan aspek keterampilan peserta didik. Keterampilan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adanya keterbukaan informasi serta persaingan yang ketat di antara organisasiorganisasi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini kita telah memasuki era globalisasi yang ditandai dengan adanya keterbukaan informasi serta persaingan yang ketat di antara organisasiorganisasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran dalam
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran dalam membentuk dan mengembangkan pribadi bangsa yang berkualitas. Pendidikan diharapkan mampu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gustini Yulianti, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu unsur penting dalam menunjang tercapainya pembangunan nasional, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sekolah menengah umum dan kejuruan sedikit ada. perbedaan, dimana Sekolah menengah umum lebih menekankan untuk
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sekolah menengah umum dan kejuruan sedikit ada perbedaan, dimana Sekolah menengah umum lebih menekankan untuk menyiapkan siswa untuk melanjutkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mengupayakan pembangunan nasional di berbagai bidang, salah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah mengupayakan pembangunan nasional di berbagai bidang, salah satunya di bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang semakin pesat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang semakin pesat ditambah dengan arus globalisasi menimbulkan perubahan-perubahan di segala bidang kehidupan. Salah satunya
Lebih terperinciBAB I. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah lembaga pendidikan kejuruan. yang tujuan utamanya mempersiapkan siswa menjadi tenaga kerja andal dengan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah lembaga pendidikan kejuruan yang tujuan utamanya mempersiapkan siswa menjadi tenaga kerja andal dengan mengutamakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting untuk menjamin. pelaksanaan pembangunan serta dalam menghadapi era globalisasi.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan kehidupan suatu bangsa. Perkembangan dunia pendidikan sejalan dengan
Lebih terperinciDAFTAR ISI...i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN... 1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN... 2 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN Kompetensi Umum...
DAFTAR ISI DAFTAR ISI...i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN... 1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN... 2 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN... 4 1. Kompetensi Umum... 4 2. Kompetensi Kejuruan... 5 RUANG LINGKUP PEKERJAAN... 7 SUBSTANSI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, dan fisik dalam kehidupan sosial; 3. Standar minimal pengetahuan dan keterampilan khusus dasar;
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan kejuruan adalah pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu (Wikipedia.com 23/05/2012). Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fortunata Merry Octaria, 2013
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan jumlah penduduk yang setiap tahunnya bertambah. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) Pasal 3 menyatakan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia terus menerus dilakukan dalam segala bidang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan di Indonesia terus menerus dilakukan dalam segala bidang terutama program pembangunan sumber daya manusia yang sangat diperlukan dalam rangka memasuki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar yang terencana, terprogram dan berkesinambungan membantu peserta didik mengembangkan kemampuannya secara optimal, baik aspek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 Tentang Sistem Pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, menjelaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Visi Pendidikan Menengah Kejuruan sebagai lembaga pendidikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Visi Pendidikan Menengah Kejuruan sebagai lembaga pendidikan memiliki peran yang sangat strategis dalam mewujudkan sumber daya manusia yang tangguh untuk menghadapi
Lebih terperinci