Imam al-bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari hadits Abu Hurairah t, dari Nabi r, beliau bersabda:

Transkripsi

1 Musim Panas Dalam hiungan hari dan minggu, insya Allah, musim panas akan segera iba. Waku berpuar begiu cepa anpa erasa diiringi dengan usia kia yang erus merangkak naik. Dalam ulisan kali ini, saya akan menguip sau judul dari kiab Laa`if al-ma'arid karya bnu Rajab al-hanbali r ahimahullah yang membicarakan enang hal-hal yang erkai dengan musim. mam al-bukhari dan mam Muslim meriwayakan dari hadis Abu Hurairah, dari Nabi r, beliau bersabda: ي ار ب ا ك ل ب ع ض ي ب ع ض ا : ا ش ت ك ت الن ار ا ل ى ر ب ه ا ف ق ال ت ف ا ذ ن ل ه ا ب ن ف س ي ن ن ف س : ف ى الش ت اء و ن ف س ف ى الص ي ف, ف ا ش د م ا ت ج د و ن م ن ال ح ر م ن س م و م ج ه ن م و ا ش د م ا ت ج د و ن م ن ال ب ر د م ن ز م ه ر ي ر ج ه ن م "Neraka mengadu kepada Rabb-nya, ia berkaa, 'Ya Rabb, sebagian dariku memakan yang lain.' Maka Dia mengijinkan baginya dua nafas: sau nafas di musim dingin dan sau nafas lain di musim panas. Maka panas membakar yang kamu dapakan berasal dari angin panas neraka jahanam dan dingin menusuk ulang yang kamu rasakan bersumber dari dinginnya neraka jahannam." 1 Tidak diragukan lagi, sesungguhnya Allah elah mencipakan unuk hamba-hamba-nya dua negeri unuk membalas amal perbuaan mereka, sera eap berada di dua negeri ersebu 1 / 10

2 anpa ada lagi kemaian. Dan Dia mencipakan dunia unuk beramal dan Dia menjadikan kemaian dan kehidupan di dalamnya. Dia menguji hamba-hamba-nya dengan memberi perinah dan larangan kepada mereka di dalam negeri ini. Dia mewajibkan kepada mereka unuk beriman kepada yang gaib, yang di anaranya adalah percaya erhadap negeri pembalasan dan dua negeri yang dicipakan unuknya. Dia menurunkan kiab-kiab dan menguus para rasul, menegakkan dalil-dalil yang jelas erhadap perkara gaib yang Dia perinahkan unuk beriman kepadanya, membua anda-anda yang menunjukkan adanya dua negeri pembalasan. Maka sesungguhnya dua negeri yang dicipakan unuk pembalasan iu adalah negeri kenikmaan murni yang idak dicampuri rasa saki, dan yang lain adalah negeri siksaan murni yang idak ada rasa lapang. Di dalam negeri yang fana ini ercampur anara kenikmaan dan penderiaan. Kenikmaan yang ada padanya mengingakan kenikmaan surga dan penderiaan di negeri dunia ini mengingakan penderiaan di neraka. Dan Allah elah menjadikan di negeri ini berbagai perkara yang mengingakan manusia akan negeri gaib yang kekal abadi. Di anaranya, ada yang mengingakan surga berupa empa dan waku. Adapun empa, maka Allah mencipakan beberapa negeri seperi Syam dan negeri lainnya yang di dalamnya erdapa berbagai makanan, minuman, pakaian, dan kenikmaan dunia lainnya yang mengingakan kenikmaan surga. Adapun waku, maka seperi musim semi, kesejukannya mengingakan akan kenikmaan surga. Dan seperi waku-waku sahur, maka dingin dan kesejukannya mengingakan akan kesejukan surga. Selain iu, ada pula yang mengingakan enang neraka. Sesungguhnya Allah elah menjadikan berbagai hal yang mengingakan manusia akan neraka yang disediakan unuk orang yang durhaka kepada-nya, penderiaan dan siksaan di berbagai empa dan waku yang mengingakan enang neraka ersebu. Adapun yang berkaian dengan empa, maka banyak negara yang suhunya sanga panas aau sanga dingin. Dinginnya mengingakan kia erhadap neraka zamharir (neraka yang sanga dingin) dan panasnya mengingakan kia akan panasnya api dan hawa panas di neraka jahanam. Dan sebagian empa mengingakan neraka seperi maa air panas. Abu Hurairah 2 / 10

3 berkaa, 'Sebaik-baik rumah adalah maa air panas yang dimasuki oleh orang beriman, maka ia menghilangkan kooran dengannya dan ia berlindung kepada Allah dari api neraka. Salafus shalih menginga neraka dengan memasuki empa pemandian air panas, maka hal iu menjadi ibadah bagi mereka. bnu Wahb rahimahullah memasuki pemandian air panas, lalu ia mendengar seseorang membaca firman Allah : و ا ذ ي ت ح آج ون ف ي الن ار Dan (ingalah) keika mereka berbanah-banah dalam neraka, " (QS. Ghafir:47) Maka ia pun pingsan. Shilah bin Asyyam rahimahullah menikah, maka ia memasuki pemandian air panas. Kemudian ia memasuki kamar isrinya pada malam iu, lalu ia berdiri shala hingga subuh, dan ia berkaa, "Kemarin aku memasuki rumah yang mengingakan aku erhadap api neraka dan adi malam aku memasuki rumah yang mengingakan aku erhadap surga, maka fikiranku selalu erarah pada keduanya hingga pagi." Sebagian salafus shalih apabila diimpa kesakian di pemandian air panas, akan berkaa, "Wahai Yang Maha Baik, Yang Maha Penyayang, berilah nikma kepada kami dan peliharalah kami dari panas api neraka." Sebagian orang shalih menuangkan air dari pemandian air panas di kepalanya, maka ia merasakan sanga panas, lalu ia menangis dan ia berkaa: "Aku eringa firman Allah : 3 / 10

4 ر ء وس ه م ال ح م يم ي ص ب م ن ف و ق Disiramkan air yang sedang mendidih ke aas kepala mereka. (QS. al-hajj:19)" Semua yang ada di dunia ini menunjukkan ada yang mencipakannya, disebukan dengannya dan menunjukkan sifanya. Maka segala kenikmaan dan kesenangan yang ada di dunia ini menunjukkan kemurahan pencipanya, keuamaan, ihsan, dan kelembuan-nya. Dan siksaan dan penderiaan menunjukkan kerasnya siksa dan azab-nya. Perbedaan kondisi di dunia berupa panas dan dingin, malam dan siang, dan yang lainnya menunjukkan akan punah dan sirnanya sesuau yang ada di dunia. Khalifah al-abdi berkaa, "Jikalau Allah idak disembah kecuali berdasarkan penglihaan niscaya idak ada seorangpun yang menyembah-nya, akan eapi orang-orang beriman berfikir pada daangnya malam apabila elah iba, yang melapisi segala sesuau dan melenyapkan kekuasaan siang, lalu mereka berfikir pada ' angin yang diundukkan di anara langi dan bumi ' dan berfikir pada 'kapal-kapal yang berlayar di lauan yang memberi manfaa kepada manusia', dan mereka berfikir enang daangnya musim dingin dan musim panas. Demi Allah, orang-orang beriman senaniasa berfikir pada sesuau yang Rabb cipakan unuk mereka, hingga hai mereka menjadi yakin, dan akhirnya mereka menyembah Allah seolah-olah meliha-nya. Orang-orang arif idak meliha sesuau di dunia kecuali mereka eringa erhadap janji yang diberikan Allah dari jenisnya di akhir, dari segala kebaikan dan afia. Hai orang-orang yang 'arif mempunyai maa Bisa meliha sesuau yang idak bisa diliha oleh orang-orang yang memandang 4 / 10

5 Al-Hasan rahimahullah berkaa, "Seiap dingin yang membinasakan sesuau berasal dari napas neraka jahanam, dan seiap hawa panas yang membinasakan sesuau maka ia berasal dari napas neraka jahanam." Dan dalam hadis yang shahih, dari Nabi r, beliau bersabda: ا ذ ا اش ت د ال ح ر ف ا ب ر د و ا ع ن الص لا ة ف ا ن ش د ة ال ح ر م ن ف ي ح ج ه ن م "Apabila suhu panas sanga inggi, maka dinginkanlah dengan shala, maka sesungguhnya suhu panas yang inggi berasal dari hawa neraka jahanam." 2 Dan perkara yang diperinahkan unuk bersabar keika panas maahari menyenga adalah pergi berjihad di musim panas, sebagaimana firman Allah yang menceriakan enang orang-orang munafik: ال ح ر ق ل ن ار ج ه ن م ا ش د ح ر ا ل وو ق ال وا لا ت نف ر وا ف ي ك ان وا ي ف ق ه ون dan mereka berkaa:"janganlah kamu berangka (pergi berperang) dalam panas erik ini". Kaakanlah:"Api neraka Jahannam iu lebih sanga panas(nya)", jikalau mereka mengeahui. (QS. a-tauba:81) Demikian pula berjalan ke masjid unuk shala Jum'a dan berjama'ah, menghadiri jenazah dan perbuaan aa lainnya, dan duduk di panas erik maahari unuk menunggu hal iu di empa yang idak ada empa bereduh. Seorang salafus shalih pergi ke masjid unuk menunaikan shala Jum'a, lalu ia meliha orang-orang sudah mendahuluinya ke empa yang eduh, maka ia duduk di empa yang panas. Lalu seseorang memanggilnya dari empa yang eduh agar masuk kepadanya, maka ia enggan melangkahi manusia, kemudian ia membaca: ا ن ذ ل ك م ن ع ز م ا لا م ورو اص ب ر ع ل ى م آا ص اب ك 5 / 10

6 dan bersabarlah erhadap apa yang menimpa kamu.sesungguhnya yang demikian iu ermasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). (QS. Luqman:17) Sudah seharusnya bagi orang yang berada di bawah panas maahari unuk selalu menginga panasnya di mauqif (padang mahsyar), maahari dengan panasnya yang membakar sanga deka dari kepala hamba di hari kiama. Sudah sepanasnya bagi orang yang idak sabar erhadap panas maahari di dunia agar menjauhi amal perbuaan yang menyebabkan masuk neraka, karena sesungguhnya idak ada yang ahan dan sabar erhadap siksaannya. Qaadah rahimahullah berkaa, -dan dia menyebukan enang minuman penghuni surga, yaiu air yang mengalir dari nanah mereka dari kuli dan daging- ia berkaa, "Apakah kamu mempunyai kekuaan erhadap hal ini aaukah kamu sabar aasnya? Taa kepada Allah lebih mudah bagimu, wahai kaumku, maka aalah kepada Allah dan Rasul-Nya. " Engkau melupakan api neraka saa menurui hawa nafsu Dan engkau menjaga diri dari panas maahari yang membakar Seolah-olah engkau idak mengubur air yang panas dan idak akan pernah mai, yang suau saa pasi akan iba. Umar bin Abdul Aziz rahimahullah meliha suau kaum menghadiri pengurusan jenazah, mereka berlari dari panas maahari ke empa yang eduh dan menghindarkan diri dari debu. Kemudian ia membaca sya'ir: Barangsiapa yang saa maahari menerpa keningnya 6 / 10

7 Aau debu, aku mendapa malu dan rambu kusu Senang di empa eduh unuk meneapkan keceriannya a akan inggal pada sau hari erhina di dalam kubur Di empa eduh yang idak berpenghuni, berdebu lagi gelap Tinggal di bawah anah dalam duka cia dalam waku yang panjang Persiapkanlah dengan persiapan yang kamu sampai dengannya Wahai nafsu, sebelum erhina, kamu idak idak cipakan ersia-sia/anpa ujuan. Pahala berlipa ganda di musim panas Di anara amal ibadah yang dilipagandakan pahalanya di hari musim panas adalah puasa, karena kehausan yang sanga pada saa iu. Dan karena inilah, Mu'adz bin Jabal merasa sayang karena berlalunya kehausan di musim panas, demikian pula para salaf yang lain. Diriwayakan dari Abu Bakar ash-shiddiq bahwa beliau berpuasa di musim panas dan berbuka (idak puasa) di musim dingin. Umar berpesan di akhir hayanya kepada puranya Abdullah 7 / 10

8 , ia berkaa, "Kamu harus menjaga perkara-perkara iman " dan ia menyebukan yang perama adalah puasa di saa suhu yang sanga panas di musim panas. Al-Qasim bin Muhammad rahimahullah berkaa, "Aisyah radhiyallahu 'anha berpuasa di saa musim panas. Kemudian ada yang beranya, "Apakah yang mendorongnya melakukan hal iu? a menjawab, "a menunggu daangnya ajal." Ceria orang-orang shalih Takala bnu 'Abdi Qais rahimahullah berjalan dari Bashrah menuju Syam, Mu'awiyah beranya kepadanya unuk memenuhi kebuuhannya, maka ia enggan. Maka akala ia erus beranya, ia berkaa, 'Kebuuhanku adalah agar engkau mengembalikan panas koa Bashrah agar puasa sediki lebih bera bagiku, sesungguhnya ia lebih ringan aas di negerimu.; Al-Hajjaj singgah di sebagian perjalanannya di anara Makkah dan Madinah. a pun memina makanannya, dan ia meliha seorang arab badawi lalu ia mengajaknya makan bersamanya. a berkaa, "Orang yang lebih baik darimu elah memanggilku lalu aku memenuhi ajakannya." Al-Hajjaj beranya, "Siapakah gerangan dia?" a menjawab, "Allah mengajakku berpuasa, lalu aku berpuasa." Al-Hajjaj beranya, "Di panas yang sanga erik ini?" a menjawab, "Benar, aku elah berpuasa di saa yang lebih panas darinya." al-hajjaj berkaa, "Berbukalah dan puasa esok hari." a menjawab, "Jika engkau bisa menjamin aku masih hidup hingga esok hari." Al-Hajjaj berkaa, "Aku idak bisa menjamin hal iu." a berkaa, "Bagaimana engkau memina kepadaku sesuau yang segera dengan sesuau yang erunda yang engkau idak mampu aasnya." bnu Umar keluar bersama para sahabanya dalam sebuah perjalanan jauh. Mereka meleakkan sufrah, lalu lewalah seorang penggembala kambing, mereka pun memanggilnya agar makan bersama mereka. a menjawab, "Aku puasa." bnu Umar berkaa, "Di hari seperi ini yang sanga panas, engkau berada di anara lembah ini di belakang kambing ini, sedangkan engkau berpuasa." a menjawab, "Aku menyegerakan hari-hari yang berlalu ini." bnu Umar merasa heran kepadanya dan berkaa, "Apakah engkau mau menjual kepadaku sau ekor 8 / 10

9 kambingmu,kami akan memberikan kepadamu dagingnya unuk engkau berbuka dan kami berikan kepadamu harganya?" a menjawab, "Kambing ini bukan milikku, ini milik uanku." bnu Umar berkaa, "Engkau bisa mengaakan kepada uanmu bahwa serigala elah memakannya?" Maka penggembala iu pun pergi sambil mengangka elunjuknya ke langi seraya berkaa, "Di mana Allah?" Maka bnu Umar senaniasa mengulangi kaa-kaa ini. Takala ia elah sampai di Madinah, ia menguus seseorang kepada majikan penggembala iu, lalu membeli penggembala iu dan kambingnya. Kemudian ia pun memerdekakan penggembala iu dan memberikan kambing kepadanya. Rauh bin Zanba' rahimahullah singgah di sau empa di anara Makkah dan Madinah di saa panas erik yang membakar kuli, maka daanglah seorang penggembala dari gunung, lalu Rauh berkaa kepadanya, "Wahai penggembala, daanglah ke sini unuk makan siang." a menjawab, "Sesungguhnya aku puasa." Rauh beranya, "Apakah engkau puasa di saa panas ini?" a menjawab, "Apakah aku rela membiarkan hari-hariku berlalu sia-sia?" Rauh berkaa kepadanya, "Sungguh aku elah berbua bakhil dengan hari-harimu, wahai penggembala, saa Rauh bin Zanba' daang kepadamu." Diriwayakan bahwa bnu Umar berpuasa sunnah hingga pingsan, maka eap idak berbuka. mam Ahmad rahimahullah berpuasa hingga hampir pingsan, maka diusapkan air di wajahnya. Dan ia dianya enang orang yang puasa, lalu ia merasakah suhu udara yang sanga panas. a menjawab, "Tidak mengapa ia membasahi pakaian unuk mendinginkan dan disiram air kepadanya." Abu ad-darda` berkaa, "Berpuasalah di hari yang sanga panas unuk panasnya di hari kebangkian, dan shalalah dua rekaa di kegelapan malam unuk kegelapan di dalam kubur." Dalam ash-shahihain, dari Abu ad-darda`, ia berkaa, "Sungguh aku meliha kami bersama Rasulullah r dalam perjalanan di saa hari yang sanga panas, dan sesungguhnya seorang laki-laki meleakkan angannya di aas kepalanya karena sanga panasnya, dan idak ada seorang pun yang puasa selain Rasulullah r dan Abdullah bin Rawahah 9 / 10

10 . Dan dalam sau riwaya: sesungguhnya hal iu erjadi di bulan Ramadhan. 1 Al-Bukhari 537 dan 3260, dan Muslim bab al-masajid suna mendinginkan dengan zhuhur. 2 Al-Bukhari 536 dalam kiab 'Waku-waku shala' dan Muslim dalam kiab 'Masajid' bab 'suna mendinginkan di waku zhuhur' 1/180, dari jalur az-zuhri, dari Sa'id bin Musayyab dan Abu Salamah, dari Abu Hurairah. 10 / 10