PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PEMANTAUAN PENGENDALIAN INTERN BAB I PENDAHULUAN
|
|
- Widyawati Rachman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL NOMOR: PER-046 /BC/2011 TENTANG PENINGKATAN PENERAPAN PENGENDALIAN INTERN DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PEMANTAUAN PENGENDALIAN INTERN DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. intern merupakan proses integral pada tindakan dan kegiatan yang dilaksanakan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Mengingat pentingnya tujuan pengendalian tersebut setiap pimpinan dan pegawai di lingkungan DJBC perlu meningkatkan penerapan pengendalian intern secara sistematis, terstruktur, dan terdokumentasi dengan baik untuk mendapatkan hasil yang maksimal. 2. Penerapan seperti dimaksud di atas memerlukan strategi yang memungkinkan pengendalian intern tidak berhenti pada tataran konsep tetapi langsung dapat diterapkan oleh setiap unsur DJBC. Secara umum, implementasi sistem pengendalian intern dilaksanakan melalui tahap perancangan (design), internalisasi dan pelaksanaan (deploy), serta pengujian dan pemantauan (testing and monitoring). Ketiga tahapan tersebut merupakan proses yang dijalankan secara terus-menerus dan berulang (iterative). Penerapan pengendalian intern dalam jangka panjang tersebut mencakup seluruh unsur pengendalian intern sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008, yang terdiri dari lingkungan pengendalian, penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, dan pemantauan. 3. Dalam jangka pendek, dengan mempertimbangkan berbagai prasyarat yang diperlukan untuk penerapannya, strategi yang ditempuh adalah dengan melaksanakan tugas pemantauan pengendalian intern terhadap aktivitas pengendalian pada kegiatan tertentu yang penting di setiap unit DJBC. Pelaksanaan tugas tersebut sekaligus bertujuan sebagai langkah pengkondisian bagi penerapan pengendalian intern secara lebih luas. Untuk kepentingan pelaksanaan tugas tersebut, UKKI ditunjuk oleh Direktur Jenderal sebagai Pelaksana Pemantauan Intern di DJBC sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran I. 4. Dengan mempertimbangkan perlunya keseragaman pelaksanaan pemantauan oleh semua UKKI di lingkungan DJBC, perlu disusun Pedoman Umum Pengembangan Pelaksanaan Pemantauan Intern di Lingkungan DJBC.
2 - 2 - B. Maksud, Tujuan, dan Sasaran Pedoman 1. Pedoman ini dimaksudkan sebagai referensi awal dalam pelaksanaan pemantauan pengendalian intern, mulai dari tahap pengembangan perangkat sampai dengan implementasi, bagi seluruh unit kerja di lingkungan DJBC. 2. Tujuan Pedoman ini adalah untuk mewujudkan terselenggaranya operasionalisasi pemantauan pengendalian intern yang efektif atas kegiatan yang dipantau pada DJBC. 3. Pedoman ini harus dilaksanakan untuk mencapai sasaran terwujudnya: 1) kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiran atas pemantauan pengendalian intern; 2) kesamaan struktur dan tugas unit pemantauan pengendalian intern; 3) keseragaman perangkat pemantauan dan pola kerja unit pemantauan pengendalian intern; dan
3 - 3 - BAB II KERANGKA BERPIKIR PELAKSANAAN PEMANTAUAN A. Definisi, Referensi, dan Daftar Istilah 1. Dalam Pedoman ini yang disebut pemantauan pengendalian intern adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh manajemen untuk menilai kualitas sistem pengendalian intern sepanjang waktu. Pemantauan pengendalian intern dilaksanakan dalam rangka memastikan bahwa pengendalian yang ditentukan telah dijalankan dan rancangan pengendalian telah memadai. Pelaksanaan pemantauan tersebut secara umum mengacu pada Sistem Intern Pemerintah sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Intern Pemerintah dan praktik-praktik pengendalian intern berdasarkan kerangka kerja dan pedoman yang dikeluarkan oleh Committee of Sponsoring Organizations on the Treadway Commission (COSO). Menurut kedua acuan tersebut, pemantauan pengendalian intern dilaksanakan dengan dua cara, yaitu pemantauan berkelanjutan dan evaluasi terpisah. Pedoman ini hanya mengatur tentang evaluasi terpisah yang dilaksanakan oleh UKKI DJBC untuk melaksanakan pemantauan pengendalian intern. Pemantauan tersebut dilaksanakan dengan dua cara, yaitu: 1) pemantauan pengendalian utama; dan 2) pemantauan efektivitas implementasi dan kecukupan rancangan. 2. Pengertian umum dalam pedoman ini meliputi hal sebagai berikut: a. Pelaksana Pemantauan Intern b. Pemantauan Intern c. Pemantauan Berkelanjutan (on-going monitoring) d. Evaluasi Terpisah (Separate Evaluations) : UKKI DJBC untuk membantu manajemen dalam melaksanakan pemantauan pengendalian intern, selanjutnya disingkat Pelaksana Pemantauan.. : Kegiatan yang dilaksanakan oleh manajemen untuk menilai kualitas sistem pengendalian intern sepanjang waktu. : Pemantauan atas pengendalian intern yang melekat dalam aktivitas operasi normal suatu entitas, yaitu meliputi aktivitas pengelolaan dan pengawasan rutin, dan tindakan lainnya yang dilaksanakan pemilik pengendalian dalam rangka pelaksanaan tugasnya. : Penilaian atas mutu kinerja pengendalian intern dengan ruang lingkup dan frekuensi tertentu berdasarkan pada penilaian risiko dan efektivitas prosedur pemantauan yang berkelanjutan. Evaluasi terpisah dapat dilaksanakan oleh orang yang terlatih dan terpisah dari operasi (auditor internal) atau orang dalam organisasi yang sebagai bagian dari tugas rutinnya bertanggung jawab untuk mengawasi proses atau memantau operasi pengendalian pengendalian tertentu (Pelaksana Pemantauan).
4 - 4 - e. Pemantauan Utama f. Pemantauan Efektivitas Implementasi dan Kecukupan Rancangan g. Kegiatan (Control Activities) h. Utama (Key Control) : Kegiatan yang dilaksanakan oleh Pelaksana Pemantauan dengan menggunakan perangkat yang telah disusun untuk memastikan apakah pengendalian utama yang ditetapkan dalam suatu kegiatan telah berjalan. Pemantauan ini dapat dilaksanakan setiap hari, setiap minggu, atau setiap bulan atas suatu kegiatan sesuai dengan risiko kegiatan tersebut. : Kegiatan yang dilaksanakan oleh Pelaksana Pemantauan untuk memastikan efektivitas pelaksanaan dan kecukupan rancangan pengendalian dalam mendukung pencapaian tujuan kegiatan. Pemantauan ini dilaksanakan setidaknya sekali dalam setahun. : Kebijakan/prosedur untuk memastikan bahwa arahan manajemen telah dilaksanakan pada seluruh tingkatan dan fungsi dalam suatu entitas. Kegiatan pengendalian dilaksanakan antara lain melalui: pemberian persetujuan (approval), otorisasi (authorization), verifikasi (verification), reviu atas kinerja operasi (review of operating performance), pengamanan aktiva (security of asset), dan pemisahan tugas (segregation of duties). : yang, ketika dievaluasi, dapat memberikan kesimpulan tentang kemampuan keseluruhan sistem pengendalian intern dalam mencapai tujuan kegiatan yang ditetapkan. Utama sering memiliki satu atau dua karakteristik sebagai berikut: 1) kegagalan pengendalian tersebut akan mempengaruhi tujuan kegiatan dan tidak dapat dideteksi secara tepat waktu oleh pengendalian-pengendalian yang lain; dan/atau 2) pelaksanaan pengendalian tersebut akan mencegah atau mendeteksi kegagalan sebelum kegagalan tersebut memiliki pengaruh material terhadap tujuan kegiatan. i. Temuan : Pelanggaran dan/atau penyimpangan terhadap penerapan pengendalian intern, baik berupa tidak dijalankannya pengendalian yang sudah ditetapkan, tidak diidentifikasinya risiko yang signifikan, atau tidak dibuatnya suatu pengendalian yang diperlukan. j. Manajemen : Pihak-pihak yang bertanggung-jawab untuk melaksanakan kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian dalam proses bisnis suatu unit kerja, termasuk di dalamnya adalah Pelaksana Pemantauan. k. Pemilik (Control Owner) l. Pelaksana (Control Operator) : Pejabat pada tiap jenjang unit kerja yang bertanggung jawab atas terlaksananya suatu pengendalian di unit kerjanya, biasanya adalah atasan langsung pelaksana pengendalian. : Pegawai yang ditugaskan untuk melaksanakan suatu pengendalian yang telah ditentukan dalam operasi harian kegiatan.
5 - 5 - m. Preventif n. Detektif o. Atribut : yang dirancang untuk menghindari kejadian yang tidak diharapkan atau kesalahan yang antara lain meliputi: pemberian persetujuan (approval), otorisasi (authorization), pengamanan aktiva (security of asset), dan pemisahan tugas (segregation of duties). : yang dirancang untuk menemukan kejadian yang tidak diharapkan atau kesalahan yang antara lain meliputi: rekonsiliasi (reconciliation), verifikasi (verification), dan reviu atas kinerja operasi (review of operating performance). : Karakteristik/ciri khusus yang melekat pada pengendalian atau bukti yang menunjukkan bahwa pengendalian telah dilaksanakan, seperti berita acara rekonsiliasi, paraf, tanda tangan, dan tanda cek ( ). B. Tujuan Pemantauan Pelaksanaan pemantauan pengendalian intern bertujuan untuk: 1. membantu pimpinan satuan kerja dalam meningkatkan penerapan pengendalian intern untuk pencapaian tujuan organisasi; 2. memastikan pengendalian utama dijalankan sesuai dengan sistem, prosedur, dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku; dan 3. memastikan kecukupan rancangan pengendalian intern. C. Lingkup Penerapan dan Tahapan Pemantauan Pelaksanaan pemantauan pengendalian intern diterapkan pada level kegiatan (transactional level), dengan memilih kegiatan tertentu berdasarkan berbagai pertimbangan faktor risiko. Untuk dapat melaksanakan pemantauan tersebut dengan baik, harus melaksanakan berbagai tahapan yang terdiri dari: penunjukan unit kerja, pengembangan perangkat pemantauan, pelatihan SDM, pelaksanaan pemantauan, dan evaluasi atas pelaksanaan pemantauan. Masing-masing tahapan tersebut selanjutnya diuraikan pada paragraf-paragraf dalam Bab III dan seterusnya. D. Tugas dan Tanggung Jawab 1. Pelaksana Pemantauan mengidentifikasi pengendalian utama, mengembangkan perangkat pemantauan, dan memperbaiki rancangan pengendalian intern berdasarkan hasil pemantauan. 2. Dalam menjalankan tugas tersebut, Pelaksana Pemantauan harus dapat menjaga independensi dan objektivitasnya sehingga tetap dapat bertindak profesional. 3. intern tidak dapat memberikan jaminan mutlak tercapainya tujuan organisasi dan hanya memberikan jaminan yang memadai (reasonable assurance) dan keberhasilannya sangat bergantung pada faktor manusia. Oleh karena itu manajemen bertanggung jawab untuk menjalankan pengendalian intern secara sungguh-sungguh dan melaksanakan upaya-upaya yang dapat meningkatkan integritas para pegawai di unit kerjanya agar tidak melaksanakan kolusi atau hal-hal lain yang dapat menerobos pengendalian intern.
6 - 6 - BAB III TAHAPAN PENUNJUKAN PELAKSANA PEMANTAUAN A. Lingkup Kegiatan Pelaksana Pemantauan 1. Lingkup kegiatan yang dilaksanakan oleh Pelaksana Pemantauan pada DJBC, masingmasing adalah sebagai berikut. a. Pelaksana Pemantauan Tingkat Pusat 1) memilih dan menentukan kegiatan yang akan dipantau; 2) mengidentifikasi dan mendokumentasikan pengendalian utama dari kegiatan yang dipilih; 3) mengembangkan perangkat pemantauan atas pengendalian utama; 4) menyusun dan menyampaikan rencana pemantauan tahunan seluruh Pelaksana Pemantauan; 5) melaksanakan pemantauan pengendalian intern pada unit kerja Kantor Pusat; 6) menyusun laporan hasil pemantauan dan laporan kompilasi; 7) melaksanakan validasi kebenaran data temuan signifikan dan temuan yang berindikasi fraud; 8) menyusun rekomendasi berdasarkan hasil validasi atas temuan signifikan; 9) menilai pelaksanaan tindak lanjut yang dilaksanakan oleh unit kerja Kantor Pusat, Kantor Wilayah, dan Kantor Pelayanan atas rekomendasi yang diberikan. 10) memberikan konsultasi pelaksanaan kegiatan pemantauan pengendalian intern kepada Pelaksana Pemantauan di bawahnya; 11) menyiapkan SDM yang diperlukan. b. Pelaksana Pemantauan tingkat Wilayah 1) melaksanakan pemantauan pengendalian intern pada unit kerja Kantor Wilayah; 2) menyusun laporan hasil pemantauan dan laporan kompilasi; 3) memantau dan menyampaikan perkembangan pelaksanaan tindak lanjut yang telah dilaksanakan oleh Kantor Wilayah atas rekomendasi yang diberikan. 4) memantau dan menilai pelaksanaan tindak lanjut yang dilaksanakan oleh unit kerja Kantor Wilayah atas rekomendasi yang diberikan oleh Pelaksana Pemantauan tingkat Wilayah; dan 5) memberikan konsultasi pelaksanaan kegiatan pemantauan pengendalian intern kepada Pelaksana Pemantauan di bawahnya. c. Pelaksana Pemantauan tingkat Kantor Pelayanan 1) melaksanakan pemantauan pengendalian intern pada unit kerja Kantor Pelayanan; 2) menyusun laporan hasil pemantauan dan laporan kompilasi; 3) memantau dan menyampaikan perkembangan pelaksanaan tindak lanjut yang telah dilaksanakan oleh Kantor Pelayanan atas rekomendasi yang diberikan. 4) memantau dan menilai pelaksanaan tindak lanjut yang dilaksanakan oleh unit kerja Kantor Pelayanan atas rekomendasi yang diberikan Pelaksana Pemantauan tingkat Kantor Pelayanan. d. Pelaksana Pemantauan tingkat Kantor Pelayanan Utama (KPU). 1) melaksanakan pemantauan pengendalian intern pada KPU; 2) menyusun laporan hasil pemantauan dan laporan kompilasi; 3) memantau dan menyampaikan perkembangan pelaksanaan tindak lanjut yang telah dilaksanakan oleh KPU atas rekomendasi yang diberikan.
7 - 7-4) memantau dan menilai pelaksanaan tindak lanjut yang dilaksanakan oleh unit kerja KPU atas rekomendasi yang diberikan oleh Pelaksana Pemantauan tingkat KPU. B. Kualifikasi dan Program Pengembangan SDM 1. Kualifikasi SDM yang melaksanakan pemantauan pengendalian intern adalah sebagai berikut: a. memiliki kompetensi teknis yang memadai (pemahaman yang baik terhadap proses bisnis yang dipantau, konsep pengendalian intern, dan teknik pemantauan); b. memiliki sikap mental (kepribadian) yang baik, tercermin dari kejujuran, objektivitas, ketekunan, loyalitas, bijaksana, dan bertanggung jawab terhadap profesinya; c. memiliki kemampuan berinteraksi dan berkomunikasi baik secara lisan maupun tertulis secara efektif dengan berbagai pihak di lingkungan unit organisasinya; dan d. memiliki keinginan untuk maju dan menambah pengetahuan/meningkatkan kemampuan profesionalnya. 2. SDM yang melaksanakan pemantauan pengendalian intern harus memperoleh pelatihan yang cukup dan berkesinambungan terkait teknis pemantauan dan proses bisnis DJBC. Dalam kaitan dengan teknis pemantauan, program pengembangan kompetensi yang diperlukan diantaranya meliputi pelatihan tentang: a. konsep dasar pengendalian intern, dengan fokus kepada unsur kegiatan pengendalian (control activities) dan pemantauan pengendalian intern (monitoring); b. perancangan dan pengembangan perangkat pemantauan; c. mekanisme pelaksanaan tugas pemantauan pengendalian intern; dan d. simulasi pelaksanaan tugas pemantauan pengendalian intern berdasarkan perangkat yang telah disusun.
8 - 8 - BAB IV TAHAPAN PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMANTAUAN 1. Dengan pertimbangan keterbatasan sumber daya, pemilihan kegiatan yang akan dipantau dilaksanakan berdasarkan faktor risiko sebagai berikut: a. Keterkaitannya dengan pencapaian sasaran strategis yang tercantum dalam Rencana Strategis/Road Map Kementerian Keuangan/DJBC; b. Kompleksitas dan karakteristik atau sifat suatu kegiatan, volume dan workload pekerjaan yang melekat dalam kegiatan, dampak bila terjadi kesalahan, faktor subjektivitas yang tinggi dalam pelaksanaan pekerjaan, perubahan operasi atau lingkungan, kerentanan terhadap kerugian/kecurangan, kecukupan pengendalian, dan hasil audit oleh auditor internal/eksternal atas kegiatan tersebut; c. Kegiatan yang menjadi perhatian masyarakat/pimpinan; d. Kegiatan yang berpengaruh langsung terhadap citra Kementerian Keuangan dan DJBC; dan e. Hasil penilaian risiko sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 191/PMK.09/2008 tentang Penerapan Manajemen Risiko di Lingkungan Departemen Keuangan. 2. Untuk mengidentifikasi Utama dalam suatu kegiatan, dilaksanakan tahapan-tahapan sebagai berikut. a. Pemahaman Proses Bisnis Untuk mendapatkan pemahaman atas proses bisnis suatu kegiatan dapat menggunakan cara-cara sebagai berikut. 1) mereviu dan memahami kebijakan dan prosedur yang ada; 2) mereviu dan memahami dokumentasi terkait sistem informasi; 3) melaksanakan wawancara atau tanya jawab dengan personel yang terlibat dalam proses; 4) melaksanakan observasi cara menjalankan suatu aktivitas untuk mengetahui kesesuaian antara dokumen kebijakan dan prosedur dengan kondisi sesungguhnya; 5) melaksanakan observasi pada saat transaksi di-input dalam sistem atau aplikasi; dan 6) menelusuri proses secara end-to-end, mulai dari suatu transaksi diinisiasi, dicatat, diotorisasi, diolah, dan dilaporkan. Proses penelusuran ini disebut sebagai walkthroughs. Pelaksana Pemantauan selanjutnya memetakan proses bisnis sesuai dengan langkah (tahapan) yang ada pada SOP dan/atau peraturan/kebijakan tertulis lainnya. Langkah (tahapan) tersebut kemudian dikelompokkan berdasarkan output yang dihasilkan pada setiap langkah (tahapan) kegiatan. Langkah-langkah yang menghasilkan output yang memuat informasi yang relatif sama dikelompokkan dalam satu kelompok kegiatan. Hasil dari tahapan pemahaman proses bisnis ini dituangkan dalam tabel 1 sebagai berikut:
9 - 9 - Nama Kegiatan : No. Tahapan Kegiatan Tabel 1. Pemahaman Proses Bisnis (Tabel PPB) Pejabat/Pegawai yang Terlibat Output Kelompok Tahapan Kegiatan (1) (2) (3) (4) (5) Keterangan Tabel: (1) diisi dengan nomor urut; (2) diisi dengan deskripsi kegiatan sesuai dengan urutan langkah dalam SOP dan/atau peraturan/kebijakan tertulis lainnya; (3) diisi dengan pejabat/pegawai yang melaksanakan kegiatan sesuai dengan urutan langkah dalam SOP dan/atau peraturan/kebijakan tertulis lainnya; (4) diisi dengan nama dokumen atau bukti lain yang dihasilkan dari pelaksanaan kegiatan sesuai dengan urutan langkah dalam SOP dan/atau peraturan/kebijakan tertulis lainnya; (5) diisi dengan nama kelompok tahapan kegiatan atas langkah-langkah dalam SOP dan/atau peraturan/kebijakan tertulis lainnya yang menghasilkan output yang memuat informasi yang relatif sama. b. Identifikasi apa yang bisa salah (what can go wrong) Identifikasi apa yang bisa salah dilaksanakan dengan cara menentukan titiktitik dalam proses dimana bisa ada kegagalan untuk mencapai tujuan kegiatan. Cara menentukan titik-titik dalam proses dimana bisa ada kegagalan yaitu dengan mengajukan pertanyaan "apa yang bisa salah" dalam setiap kelompok tahapan kegiatan tersebut. Potensi kesalahan tersebut dapat berupa kekeliruan (errors) dan pelanggaran yang disengaja (irregularities). c. Identifikasi Tahapan ini dilaksanakan dengan menginventarisasi pengendalian-pengendalian yang ada untuk mencegah atau mendeteksi what can go wrong yang telah diidentifikasi pada tahap 2). d. Identifikasi Utama (Key Control) Dari pengendalian-pengendalian yang diidentifikasi pada langkah ke-3 dipilih mana yang merupakan Utama (Key Control). utama adalah pengendalian yang, ketika dievaluasi, dapat memberikan kesimpulan tentang kemampuan keseluruhan sistem pengendalian intern dalam mencapai tujuan kegiatan yang ditetapkan. -pengendalian utama sering memiliki satu atau dua karakteristik di bawah ini: 1) kegagalan pengendalian tersebut akan mempengaruhi tujuan kegiatan dan tidak dapat dideteksi secara tepat waktu oleh pengendalian-pengendalian yang lain; dan/atau
10 No. Tahapan Kegiatan 2) pelaksanaan pengendalian tersebut akan mencegah atau mendeteksi kegagalan sebelum kegagalan tersebut memiliki pengaruh material terhadap tujuan kegiatan. Hasil identifikasi pada tahap 2), 3), dan 4) di atas dituangkan dalam tabel 2 dengan format sebagai berikut: Output Tabel 2. Identifikasi (Tabel IP) Kelompok Tahapan Kegiatan Apa yang Bisa Salah yang ada Penentuan Key/Non Key Atribut (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Kelompok Tahapan Kegiatan Keterangan Tabel: (1) diisi dengan nomor urut; (2) diisi dengan tahapan kegiatan yang diambil dari kolom (2) Tabel PPB; (3) diisi dengan output yang diambil dari kolom (4) Tabel PPB; (4) diisi dengan kelompok tahapan kegiatan yang diambil dari kolom (5) Tabel PPB; (5) diisi dengan kemungkinan kegagalan untuk mencapai tujuan kegiatan; (6) diisi dengan pengendalian-pengendalian yang ada untuk mencegah atau mendeteksi kemungkinan kegagalan; (7) diisi dengan penentuan apakah pengendalian pada kolom (6) termasuk pengendalian utama atau bukan; (8) diisi dengan karakteristik/ciri khusus yang melekat pada pengendalian atau bukti yang menunjukkan bahwa pengendalian telah dilaksanakan. e. Menyusun Matriks Utama (MPU) utama yang didapat dari langkah 4) dirinci lebih lanjut dalam tabel 3: Matriks Utama sebagai berikut: Apa yang bisa salah yang Ada Tabel 3. Matriks Utama Atribut Jenis Aplikasi Pendukung Frekuensi Pelaksana Dokumen Pendukung (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Keterangan Tabel: (1) diisi dengan kelompok tahapan kegiatan yang mengandung pengendalian utama; (2) diisi dengan kemungkinan kesalahan pada tiap kelompok tahapan kegiatan dengan tetap mempertimbangkan keterkaitannya dengan tujuan kegiatan; (3) diisi dengan pengendalian-pengendalian yang ada untuk mencegah atau mendeteksi kemungkinan kegagalan;
11 (4) diisi dengan karakteristik/ciri khusus yang melekat pada pengendalian atau bukti yang menunjukkan bahwa pengendalian telah dilaksanakan; (5) diisi dengan jenis pengendalian preventif atau detektif; (6) diisi dengan nama aplikasi yang digunakan untuk menjalankan suatu proses kegiatan; (7) diisi dengan frekuensi pengendalian per transaksi atau per periode tertentu misalnya harian, mingguan, bulanan; (8) diisi dengan nama/jabatan pelaksana pengendalian; dan (9) diisi dengan nama dokumen yang terkait pelaksanaan pengendalian, misalnya dalam kegiatan pengadaan barang/jasa adalah: kontrak, SPK, kuitansi, Berita Acara Serah Terima, HPS. 3. Penyusunan Perangkat Pemantauan Utama a. Pemantauan Utama dilaksanakan dengan menguji adanya atribut pengendalian. Perangkat untuk menguji Utama adalah Tabel Pemantauan Utama (Tabel PPU) dan Daftar Uji Utama. Dalam Tabel PPU, diuraikan cara melaksanakan pengujian termasuk menentukan ukuran sampel. Luas dan dalamnya pengujian terhadap atribut pengendalian tergantung pada pertimbangan profesional dari pelaksana pengujian. Tabel PPU disajikan dengan format sebagai berikut. Tabel 4. Pemantauan Utama (Tabel PPU) Atribut Cara Frekuensi Pelaksana Hasil No yang ada Pengujian Pengujian Pengujian Pengujian (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Keterangan Tabel: (1) diisi dengan nomor urut; (2) diisi dengan pengendalian yang ada, diambil dari kolom (3) pada tabel MPU; (3) diisi dengan atribut pengendalian yang diambil dari kolom (4) pada tabel MPU; (4) diisi dengan cara melaksanakan pengujian terhadap pengendalian; (5) diisi dengan waktu dilaksanakannya pengujian, yaitu harian, mingguan, atau bulanan; (6) diisi dengan nama pegawai yang ditugaskan untuk melaksanakan pengujian; dan (7) diisi dengan simpulan hasil pengujian. b. Untuk melaksanakan pengujian, digunakan Daftar Uji Utama. Daftar ini berisi pertanyaan-pertanyaan terkait atribut pengendalian untuk meyakini dilaksanakannya pengendalian utama, dengan format sebagai berikut:
12 Utama : Disusun oleh : Tanggal : No. Sampel Nomor Dokumen Tabel 5. Daftar Uji Utama Pertanyaan 1 Pertanyaan 2 Pertanyaan dst. Keterangan (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 2 dst. Keterangan Tabel: (1) diisi dengan nomor urut sampel yang diambil; (2) diisi dengan nomor dokumen yang dijadikan sampel; (3), (4) dst. diisi dengan jawaban ya atau tidak, apabila ya berikan tanda ( ) dan bila tidak beri tanda (x); (6) Diisi dengan catatan atas hasil pengujian yang memerlukan penjelasan khusus, misal: terindikasi fraud karena paraf diduga dipalsukan, atribut pengendalian ada namun pengendalian tidak dilaksanakan. Simpulan hasil pemantauan dituangkan dalam kolom (7) tabel 4: Pemantauan Utama.
13 BAB V TAHAPAN PELATIHAN Setelah tahapan-tahapan di atas diselesaikan perlu dilaksanakan sosialisasi dan pelatihan baik terhadap pemilik pengendalian, pelaksana pengendalian, dan Pelaksana Pemantauan. Hal tersebut dimaksudkan agar terdapat kesamaan pemahaman antara semua pihak sehingga pelaksanaan pemantauan dapat dilaksanakan dengan fair dan ukuran terhadap suatu temuan menjadi sama serta memudahkan pelaksanaan tindak lanjut temuan.
14 BAB VI TAHAPAN PELAKSANAAN PEMANTAUAN A. Jenis Pemantauan Pemantauan yang dilaksanakan oleh Pelaksana Pemantauan adalah evaluasi terpisah (separate evaluations). Sedangkan pemantauan berkelanjutan (on-going monitoring) dilaksanakan melalui kegiatan pengawasan/supervisi oleh manajemen yang melekat dalam operasi normal suatu entitas. Evaluasi terpisah oleh Pelaksana Pemantauan dilaksanakan melalui 2 (dua) cara yaitu: 1. Pemantauan Utama, adalah kegiatan untuk memastikan apakah pengendalian utama yang ditetapkan dalam suatu kegiatan telah berjalan dengan menggunakan perangkat pemantauan yang telah disusun. Pemantauan ini dapat dilaksanakan setiap hari, setiap minggu, atau setiap bulan atas suatu kegiatan sesuai dengan risiko kegiatan tersebut. 2. Pemantauan Efektivitas Implementasi dan Kecukupan Rancangan, adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk memastikan efektivitas pelaksanaan dan kecukupan rancangan pengendalian dalam mendukung pencapaian tujuan kegiatan. Pemantauan ini dilaksanakan setidaknya sekali dalam setahun. B. Perencanaan Pemantauan 1. Pelaksana Pemantauan tingkat Pusat merencanakan kegiatan yang akan dipantau sesuai dengan pertimbangan faktor risiko berikut Utama, perangkat pemantauan, besaran sampel, dan frekuensi waktu pelaksanaannya pada awal tahun dan mendokumentasikannya dalam Rencana Pemantauan Tahunan untuk kegiatan pemantauan Pelaksana Pemantauan di DJBC. 2. Pelaksana Pemantauan tingkat Pusat mengajukan Rencana Pemantauan Tahunan kepada Direktur Jenderal untuk ditetapkan dan selanjutnya menyampaikannya kepada Pelaksana Pemantauan tingkat Wilayah dan Pelaksana Pemantauan tingkat Kantor Pelayanan. 3. Berdasarkan Rencana Pemantauan Tahunan yang telah ditetapkan, Pelaksana Pemantauan tingkat Pusat, Pelaksana Pemantauan tingkat Wilayah, dan Pelaksana Pemantauan tingkat Kantor Pelayanan menyusun jadwal pelaksanaan pemantauan pengendalian utama dan menyampaikannya kepada pimpinan unit kerja. Di samping itu Pelaksana Pemantauan tingkat Pusat, Pelaksana Pemantauan tingkat Wilayah, dan Pelaksana Pemantauan tingkat Kantor Pelayanan juga menyusun perencanaan sumber daya untuk melaksanakan pemantauan. C. Pelaksanaan Pemantauan 1. Agar diperoleh data/informasi yang diperlukan secara lengkap, cepat, dan tepat, Pelaksana Pemantauan perlu menjalin komunikasi yang baik dengan staf unit yang dipantau dengan tetap menjaga objektivitas dan independensi. Selanjutnya berdasarkan jadwal pelaksanaan pemantauan, Pelaksana Pemantauan melaksanakan Pemantauan Utama dan Pemantauan Efektivitas Implementasi dan Kecukupan Rancangan. 2. Pemantauan Utama dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut: a. permintaan dokumen yang menjadi sampel kepada pelaksana pengendalian; b. melaksanakan pengujian atas dilaksanakannya Utama berdasarkan langkah-langkah yang tertuang dalam Tabel Pemantauan Utama dan Daftar Uji Utama; c. memberikan rekomendasi atas temuan kepada pelaksana pengendalian;
15 d. membuat dan membahas kompilasi temuan, rekomendasi, dan tindak lanjut koreksi dengan pemilik pengendalian dan menyampaikan kompilasi kepada Pelaksana Pemantauan di atasnya secara bulanan dan/atau triwulanan. 3. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam melaksanakan Pemantauan Utama: a. fokus pada aktivitas/prosedur yang dianggap penting dan kritikal; b. menekankan pada pembuktian dilaksanakannya Utama; c. menggunakan Tabel Pemantauan Utama dan Daftar Uji Utama; dan d. apabila dijumpai temuan signifikan atau temuan yang berindikasi fraud, hal tersebut harus segera dilaporkan kepada pihak-pihak yang berwenang menerima laporan. 4. Pemantauan Efektivitas Implementasi dan Kecukupan Rancangan dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut: a. menganalisis kompilasi hasil Pemantauan Utama; b. memahami proses bisnis kegiatan yang akan dipantau; c. mengidentifikasi titik-titik dalam proses dimana bisa ada kegagalan untuk mencapai tujuan kegiatan dengan menjawab pertanyaan "apa yang bisa salah"; d. mengidentifikasi control dan Utama (Key Control); e. melaksanakan evaluasi kecukupan pengendalian atas kegiatan yang dipantau; f. membuat daftar defisiensi pengendalian dan memberikan usulan perbaikan rancangan pengendalian kepada Pelaksana Pemantauan tingkat Pusat. 5. Hal yang perlu dipertimbangkan dalam melaksanakan Pemantauan Efektivitas Implementasi dan Kecukupan Rancangan adalah apabila rekomendasi dilaksanakan oleh pemilik pengendalian dalam bentuk penambahan pengendalian maka ada kemungkinan terdapat perubahan Utama yang harus dipantau. 6. Pada saat melaksanakan Pemantauan Utama, Pelaksana Pemantauan juga sekaligus melaksanakan penilaian tindak lanjut atas rekomendasi yang diberikan oleh Pelaksana Pemantauan bersangkutan dan memantau pelaksanaan tindak lanjut atas rekomendasi yang diberikan oleh Pelaksana Pemantauan di atasnya. D. Pelaporan Hasil Pemantauan 1. Temuan hasil pemantauan perlu disampaikan kepada pihak-pihak yang tepat dan memiliki wewenang untuk melaksanakan langkah perbaikan. Atas setiap temuan perlu diberikan rekomendasi yang dapat mengeliminasi/meminimalkan penyebab utama terjadinya temuan tersebut. Rekomendasi yang diberikan harus menyebutkan dengan jelas pihak yang bertanggung jawab untuk melaksanakan tindak lanjut. Dalam mengidentifikasi pihak yang bertanggung jawab perlu memperhatikan tingkat kewenangan yang dimiliki oleh pihak tersebut untuk dapat melaksanakan tindak lanjut sesuai yang diharapkan. Sebagai contoh, atas suatu temuan yang terjadi di Kantor Pelayanan, bisa saja rekomendasinya lebih tepat ditujukan kepada Kantor Pusat apabila tindak lanjut temuan tersebut menyangkut pembuatan keputusan yang bersifat strategis atau perubahan kebijakan organisasi. 2. Terhadap temuan yang signifikan atau berindikasi fraud disusun laporan tersendiri. Penentuan temuan yang signifikan dilaksanakan oleh Pelaksana Pemantauan berdasarkan pertimbangan sebagai berikut: a) berpengaruh tinggi terhadap strategi dan aktivitas operasi; b) berpengaruh tinggi terhadap kepentingan para pemangku kepentingan (stakeholders).
16 Jenis-jenis laporan yang disusun oleh pelaksana pemantauan DJBC disajikan dalam tabel sebagaimana Lampiran III Peraturan Direktur Jenderal ini. 4. Setiap unit kerja yang menerima rekomendasi wajib melaksanakan tindak lanjut dan menyampaikan perkembangan pelaksanaan tindak lanjut yang telah dilaksanakan kepada Pelaksana Pemantauan di unit kerjanya.
17 BAB VII PENUTUP 1. Penerapan pengendalian intern secara sistematis, terstruktur, dan terdokumentasi merupakan upaya yang perlu dilaksanakan secara sungguh-sungguh. Karena bila dilaksanakan setengah-setengah hanya akan menjadi formalitas dan beban bagi para pelaksana kegiatan. Oleh karena itu dibutuhkan kerja sama yang benar-benar solid seluruh unsur DJBC. Kerja sama yang baik dalam wujud pelaksanaan peran dan tanggung jawab masing-masing secara profesional akan memberikan harapan bahwa pada suatu saat cara kerja DJBC akan dapat diandalkan untuk menekan terjadinya pelanggaran dan penyimpangan serta penyalahgunaan wewenang, sehingga DJBC akan menjadi institusi yang selalu dipercaya oleh masyarakat. 2. Sebagai langkah awal sudah selayaknya Pedoman ini dijadikan acuan bersama dalam menjalankan pemantauan pengendalian intern sambil terus dilaksanakan perbaikan agar dapat menjadi sebuah kerangka kerja penerapan pengendalian intern yang memadai di lingkungan DJBC. DIREKTUR JENDERAL, AGUNG KUSWANDONO NIP
UNIT KERJA DAN TUGAS PEMANTAUAN PENGENDALIAN INTERN PADA SETIAP ESELON I DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN 1. Sekretariat Jenderal No. Unit Kerja Tugas 1 Sekretariat Jenderal a. merumuskan kebijakan kegiatan
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 0152/KMK.09/2011 TENTANG PENINGKATAN PENERAPAN PENGENDALIAN INTERN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 0152/KMK.09/2011 TENTANG PENINGKATAN PENERAPAN PENGENDALIAN INTERN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa sesuai Peraturan Pemerintah
Lebih terperinciKeputusan Direktur Jenderal Pajak ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
5- KEENAM BELAS Keputusan Direktur Jenderal Pajak ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Salinan Keputusan Direktur Jenderal Pajak ini disampaikan kepada: 1. Inspektur Jenderal Kementerian Keuangan;
Lebih terperinciFORMAT PELAPORAN PEMANTAUAN PENGENDALIAN INTERN TABEL PEMANTAUAN PENGENDALIAN UTAMA (TABEL PPU) No (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
LAMPIRAN IV PERATURAN DIREKTUR JENDERAL NOMOR: PER-046 /BC/2011 TENTANG PENINGKATAN PENERAPAN PENGENDALIAN INTERN DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI FORMAT PELAPORAN PEMANTAUAN PENGENDALIAN
Lebih terperinciPERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL
PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Tujuan Peraturan ini dibuat dengan tujuan menjalankan fungsi pengendalian internal terhadap kegiatan perusahaan dengan sasaran utama keandalan
Lebih terperincisebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan lebih rinci lagi dituangkan
ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PADA KANTOR PELAYANAN KEKAYAAN NEGARA DAN LELANG (KPKNL) MALANG GUNA MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENGGUNAAN BARANG MILIK NEGARA Pemerintah mempunyai kewajiban dalam menyelenggarakan
Lebih terperinciTUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS INTERNAL CONTROL
TUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS INTERNAL CONTROL OLEH: ERWIN FEBRIAN (14121005) PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA 2015 1 A. PENGENDALIAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.20/MEN/2011 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinci2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.483, 2011 PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.20/MEN/2011 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN
Lebih terperinciPEDOMAN EVALUASI PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL BAB I PENDAHULUAN
LAMPIRAN PERATURAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN EVALUASI PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN BADAN KOORDINASI
Lebih terperinciPERANAN APIP DALAM PELAKSANAAN SPIP
PERANAN APIP DALAM PELAKSANAAN SPIP OLEH : AGUNG DAMARSASONGKO, S.H., M.H. DASAR HUKUM PP No. 60 TAHUN 2008 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) PERGUB BANTEN No. 47 TAHUN 2012 TENTANG
Lebih terperinciSURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013
SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013 TENTANG INTERNAL AUDIT CHARTER (PIAGAM AUDIT INTERNAL) PT ASURANSI JASA INDONESIA (PERSERO) 1. VISI, MISI DAN STRUKTUR ORGANISASI
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 2 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG
BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 2 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BOGOR DENGAN
Lebih terperinci2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb
No.1572, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAPPENAS. Piagam Pengawasan Intern. PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.955, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Pedoman. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2011 NOMOR 16 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI
BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2011 NOMOR 16 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI TANGGAL : 12 SEPTEMBER 2011 NOMOR : 16 TAHUN 2011 TENTANG : PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) DI LINGKUNGAN
Lebih terperinciPERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL. Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Tujuan
PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Tujuan Peraturan ini dibuat dengan tujuan menjalankan fungsi pengendalian internal terhadap kegiatan perusahaan dengan sasaran utama keandalan
Lebih terperinciBUPATI GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 504 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL
PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk memandang pemeriksaan internal yang dilaksanakan oleh Unit Audit Internal sebagai fungsi penilai independen dalam memeriksa dan mengevaluasi
Lebih terperinciPenetapan Konteks Komunikasi dan Konsultasi. Identifikasi Risiko. Analisis Risiko. Evaluasi Risiko. Penanganan Risiko
- 11 - LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG MANAJEMEN RISIKO DI LINGKUNGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL A. Proses Manajemen Proses
Lebih terperinciINTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK
2016 PT ELNUSA TBK PIAGAM AUDIT INTERNAL (Internal Audit Charter) Internal Audit 2016 Daftar Isi Bab I PENDAHULUAN Halaman A. Pengertian 1 B. Visi,Misi, dan Strategi 1 C. Maksud dan Tujuan 3 Bab II ORGANISASI
Lebih terperinci2017, No Pedoman Pengawasan Intern di Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 19
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.822, 2017 KEMENLU. Pengawasan Intern. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN INTERN DI KEMENTERIAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTAHANAN DAN TENTARA NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinci- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT
- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT - 2 - PEDOMAN STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK
Lebih terperinciPiagam Unit Komite Audit ("Committee Audit Charter" ) PT.Catur Sentosa Adiprana Tbk.
Piagam Unit Komite Audit ("Committee Audit Charter" ) PT.Catur Sentosa Adiprana Tbk. Pendahuluan Pembentukan Komite Audit pada PT. Catur Sentosa Adiprana, Tbk. (Perseroan) merupakan bagian integral dari
Lebih terperinciINTERNAL AUDIT. Materi 1. Oleh Wisnu Haryo Pramudya, S.E., M.Si., Ak., CA
INTERNAL AUDIT Materi 1 Oleh Wisnu Haryo Pramudya, S.E., M.Si., Ak., CA 1 FAKTOR PENTING PERKEMBANGAN INTERNAL AUDIT PERDEBATAN MENGENAI PERAN INTERNAL AUDIT 1. Jenis Usaha 2. Luas Kegiatan Usaha 3. Jumlah
Lebih terperinciSALINAN BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG
BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA SALINAN NOMOR : 15 TAHUN 2012 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 30 2010 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN
Lebih terperinciBAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi 4.1.1 Visi Visi adalah pandangan ideal keadaan masa depan (future) yang realistik dan ingin diwujudkan, dan secara potensial
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 46 2016 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA
Lebih terperinci2017, No Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembar
No.924, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNN. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. Menurut Coso dalam Hartadi (1999: 92) pengendalian intern
BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Sistem Pengendalian Intern Menurut Coso dalam Hartadi (1999: 92) pengendalian intern merupakan suatu proses yang dijalankan oleh dewan
Lebih terperinciMAKALAH TENTANG INTERNAL CONTROL
MAKALAH TENTANG INTERNAL CONTROL TUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS Dosen: Putri Taqwa Prasetaningrum Disusun Oleh: Nama : Irwandi Nim : 14121041 Kelas : 21/pagi PRODI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKONOLOGI
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR : 54 TAHUN 2010 TENTANG
PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR : 54 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,
Lebih terperinciMenimbang. Mengingat. Menetapkan
PENGADILAN NEGERI SIBOLGA KELAS II Jin. Padangsidempuan Nomor 06 Kota Sibolga,Telp/Fax. 0631-21572 Website: www.pengadilan Negeri-sibolga.go.id Email: Pengadilan Negerisibolga@gmail.com KEPUTUSAN KETUA
Lebih terperinciWALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 22 TAHUN 2011
WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BANJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJAR Menimbang
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) PANDEGLANG PIAGAM AUDIT INTERN
PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) 201168 PANDEGLANG 42212 PIAGAM AUDIT INTERN 1. Audit intern adalah kegiatan yang independen dan obyektif dalam
Lebih terperinci1. Keandalan laporan keuangan 2. Kepatuhan terhadap hukum & peraturan yang ada. 3. Efektifitas & efisiensi operasi
Adalah suatu proses yang dijalankan dewan komisaris, manajemen, personil lain, yang didesign untuk memberikan keyakinan yang memadai tentang pencapaian 3 golongan tujuan sebagai berikut: 1. Keandalan laporan
Lebih terperinciBUPATI PENAJAM PASER UTARA
a BUPATI PENAJAM PASER UTARA PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 7/BC/2012 TENTANG
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 7/BC/2012 TENTANG STANDAR AUDIT KEPABEANAN DAN AUDIT CUKAI DIREKTUR JENDERAL
Lebih terperinciIMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO BAGI SPI PTN
IMPLEMENTASI MANAJEMEN BAGI SPI PTN Dalam menghadapi risiko atas Peraturan yang berubahubah dan Peraturan antar Kementerian yang tidak sinkron Disampaikan oleh: Ernadhi Sudarmanto Deputi Kepala BPKP Bidang
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P- 11/BC/2008 TENTANG STANDAR AUDIT KEPABEANAN DAN AUDIT CUKAI DIREKTUR JENDERAL
Lebih terperinciLAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 35 /SEOJK.03/2017 TENTANG PEDOMAN STANDAR SISTEM PENGENDALIAN INTERN BAGI BANK UMUM
LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 35 /SEOJK.03/2017 TENTANG PEDOMAN STANDAR SISTEM PENGENDALIAN INTERN BAGI BANK UMUM - 1 - DAFTAR ISI I. LATAR BELAKANG... 2 II. RUANG LINGKUP SISTEM PENGENDALIAN
Lebih terperinciKEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI BOGOR NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENGADILAN NEGERI BOGOR
PENGADILAN NEGERI BOGOR KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI BOGOR NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENGADILAN NEGERI BOGOR KETUA PENGADILAN NEGERI BOGOR, Menimbang Mengingat
Lebih terperinciPedoman Kerja Komite Audit
Pedoman Kerja Komite Audit PT Erajaya Swasembada Tbk & Entitas Anak Berlaku Sejak Tahun 2015 Dalam rangka mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, Dewan Komisaris wajib membentuk
Lebih terperinciBUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 25 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) KABUPATEN SITUBONDO
1 BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 25 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang
Lebih terperinci2012, No.51 2 Indonesia Tahun 2004 Nomor 5; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Peme
No.51, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA. Sistem. Pengendalian. Intern. Pemerintah. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciBUPATI BANYUMAS, TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH. menetapkann. Sistem
BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 64 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS DENGAN N RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciPETUNJUK PELAKSANAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PUSAT KERJASAMA LUAR NEGERI
PETUNJUK PELAKSANAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PUSAT KERJASAMA LUAR NEGERI SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 KATA PENGANTAR Dengan kehadiran Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 pada
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-01.PW TAHUN 2011 TENTANG PENGAWASAN INTERN PEMASYARAKATAN.
PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-01.PW.01.01 TAHUN 2011 TENTANG PENGAWASAN INTERN PEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN PERANAN AUDIT INTERNAL DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL PENJUALAN
Lampiran 20 KUESIONER PENELITIAN PERANAN AUDIT INTERNAL DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL PENJUALAN Kepada Yth, Bapak/ibu respoden Di tempat Bandung, 17 Desember 2007 Dengan hormat, Melalui
Lebih terperinciBUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 88 TAHUN 2013 TENTANG
BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 88 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciDAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN.. 1
PIAGAM AUDIT INTERNAL PT INTERMEDIA CAPITAL Tbk. DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN.. 1 Pasal 1 Definisi. 1 Pasal 2 Maksud. 2 BAB II VISI DAN MISI. 2 Pasal 3 Visi... 2 Pasal 4 Misi.. 2 BAB III KEDUDUKAN, FUNGSI,
Lebih terperinciTutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA
Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA URAIAN 2010 2011 2012 2013 2014 (24 November) Akuntan 49.348 50.879 52.270 53.800 53.800*) Akuntan Publik 928 995 1.016 1.003 1.055 KAP 408 417 396 387 394 Cabang KAP
Lebih terperinciStruktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang
134 Struktur Organisasi PT. Akari Indonesia Pusat dan Cabang Dewan Komisaris Direktur Internal Audit General Manager Manajer Pemasaran Manajer Operasi Manajer Keuangan Manajer Sumber Daya Manusia Kepala
Lebih terperinciSTANDAR PELAKSANAAN AUDIT KINERJA
LAMPIRAN III PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2014 TENTANG STANDAR AUDIT DAN REVIU ATAS LAPORAN KEUANGAN BAGI APIP PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT STANDAR PELAKSANAAN AUDIT KINERJA
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI BIMA NOMOR : 05 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH KABUPATEN BIMA BUPATI BIMA,
PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR : 05 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH KABUPATEN BIMA BUPATI BIMA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 60 Peraturan Pemerintah Nomor
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Reviu Laporan Keuangan Pasal 9 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara menyatakan bahwa menteri/pimpinan lembaga sebagai pengguna anggaran/pengguna barang kementerian
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.277, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Penerapan, Penilaian, dan Reviu Pengendalian Intern. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14/PMK.09/2017 TENTANG PEDOMAN
Lebih terperinciInternal Control Pundu Learning Center, 28 September 2017
Internal Control Pundu Learning Center, 28 September 2017 Operational Audit Departement Sistem Internal Control Meliputi organisasi serta semua metode dan ketentuan yang terkoordinasi yang dianut dalam
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sistematis serta mengevaluasi pengendalian intern dalam perusahaan. Namun pada. penyimpangan-penyimpangan dalam perusahaan.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengendalian internal dalam perusahaan besar sangat sulit diwujudkan, dikarenakan banyaknya anggota dari perusahaan tersebut. Oleh karena itu diperlukan pengendalian
Lebih terperinciLamp. SE No.5/22/DPNP tanggal 29 September Pedoman Standar Sistem Pengendalian Intern bagi Bank Umum
Lamp. SE No.5/22/DPNP tanggal 29 September 2003 Pedoman Standar Sistem Pengendalian Intern bagi Bank Umum Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan September 2003 1 DAFTAR ISI Halaman I. LATAR BELAKANG
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG AUDIT PENYELENGGARAAN SISTEM ELEKTRONIK
-- 1 -- PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG AUDIT PENYELENGGARAAN SISTEM ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
Lebih terperinciTUGAS MAKALAH ADMINISTRASI BISNIS. PENGENDALIAN INTERNAL (INTERNAL CONTROL) (Dosen : Putri Taqwa Prasetyaningrum,ST,MT)
TUGAS MAKALAH ADMINISTRASI BISNIS PENGENDALIAN INTERNAL (INTERNAL CONTROL) (Dosen : Putri Taqwa Prasetyaningrum,ST,MT) Oleh JUMRATUL JANNAH 14121035 PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI
Lebih terperinciPIAGAM AUDIT INTERNAL
PIAGAM AUDIT INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 3 1.1 Umum... 3 1.2 Visi, Misi, Dan Tujuan... 3 1.2.1 Visi Fungsi Audit Internal...
Lebih terperinciPT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal
PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PIAGAM AUDIT INTERNAL PT LIPPO KARAWACI TBK I. LANDASAN HUKUM Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Nomor IX.I.7, Lampiran Keputusan
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT JENDERAL LAMPIRAN I SURAT EDARAN INSPEKTUR JENDERAL NOMOR SE 0 /IJ/0 TENTANG MEKANISME KERJA PERENCANAAN PEMANTAUAN PENGENDALIAN UTAMA PADA INSPEKTORAT
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.21/MEN/2011
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.21/MEN/2011 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciKEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG
KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK AUDITOR DI LINGKUNGAN BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK
Lebih terperinciPIAGAM SATUAN PENGAWASAN INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER)
PIAGAM SATUAN PENGAWASAN INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER) PIAGAM SATUAN PENGAWASAN INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER) PT (PERSERO) PENGERUKAN INDONESIA 1 Piagam SPI - PT (Persero) Pengerukan Indonesia
Lebih terperinciPIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK.
PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK. I. Landasan Hukum Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 56/POJK.04/2015 tanggal 23 Desember
Lebih terperinci`EFEKTIVITAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PADA PENGUJIAN PENGENDALIAN: KAJIAN KONSEPTUAL AUDIT LAPORAN KEUANGAN Oleh: Amalia Ilmiani
` PENGUJIAN PENGENDALIAN: KAJIAN KONSEPTUAL AUDIT LAPORAN KEUANGAN Oleh: Amalia Ilmiani PENDAHULUAN Pengendalian internal merupakan bagian penting dari kelanjutan pertumbuhan, kinerja, dan kesuksesan setiap
Lebih terperinciMENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN
MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 200/PMK. 05/2017 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PADA BADAN LAYANAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBAB VII RINGKASAN, SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI. baik yang besar maupn kecil ataupun tidak ditemukan adanya kecurangan.
144 BAB VII RINGKASAN, SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI 7.1. Ringkasan Deskripsi tentang potensi risiko pada sistem pengadaan barang/jasa di PLN tersebut terkategorikan dari kategori I (very high)
Lebih terperinciPT INDO KORDSA Tbk. PIAGAM AUDIT INTERNAL
PT INDO KORDSA Tbk. PIAGAM AUDIT INTERNAL Halaman 1 dari 5 1. TUJUAN Tujuan utama dari Piagam Audit Internal ( Piagam ) ini adalah untuk menguraikan kewenangan dan cakupan dari fungsi Audit Internal di
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.763, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN NARKOTIKA NASIONAL. Pokok-Pokok. Pengawasan. BNN. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG POKOK-POKOK PENGAWASAN DI LINGKUNGAN
Lebih terperinciGUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 27 TAHUN 2010 TENTANG
GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 27 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 34 TAHUN 2011 PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 34 TAHUN 2011
BERITA DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 34 TAHUN 2011 PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA
Lebih terperinciINTERNAL AUDIT CHARTER
Halaman : 1 dari 5 I. PENDAHULUAN Tujuan utama Piagam ini adalah menentukan dan menetapkan : 1. Pernyataan Visi dan Misi dari Divisi Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) Bank Woori Saudara 2. Tujuan dan ruang
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 61/Permentan/OT.140/10/2012 TENTANG
PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 61/Permentan/OT.140/10/2012 TENTANG PEDOMAN MONITORING DAN EVALUASI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 20/BC/2017 TENTANG
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 20/BC/2017 TENTANG PELAKSANAAN TUGAS UNIT KEPATUHAN INTERNAL DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI, Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 20/BC/2017 TENTANG
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 20/BC/2017 TENTANG PELAKSANAAN TUGAS UNIT KEPATUHAN INTERNAL DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI, Menimbang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. hal pengelolaan keuangan dan aset daerah. Berdasarkan Permendagri No. 21 Tahun
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kewajiban penyelenggaraan Pemerintahan Daerah telah diatur dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah termasuk dalam hal pengelolaan keuangan
Lebih terperinciPEDOMAN PENILAIAN PELAKSANAAN PRINSIP-PRINSIP TATA KELOLA YANG BAIK LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA
PEDOMAN PENILAIAN PELAKSANAAN PRINSIP-PRINSIP TATA KELOLA YANG BAIK LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA 1. Penilaian terhadap pelaksanaan prinsip-prinsip tata kelola yang baik Lembaga Pembiayaan Ekspor
Lebih terperinciDAFTAR INVENTARISASI MATERI PERUBAHAN P-23
Lampiran I Surat Kepala Pusat KIKC Nomor : S- 119 /KIBC/2012 Tanggal : 26 Maret 2012 DAFTAR INVENTARISASI MATERI PERUBAHAN P-23 1. Merubah struktur UKKI dengan berubahnya status kantor sejalan dengan reformasi
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.966, 2012 KEMENTERIAN NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.996, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. Manajemen Risiko. Penyelenggaraan. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN NOMOR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pedoman SAI
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pedoman SAI Universitas Galuh merupakan suatu organisasi profesional yang bergerak di dunia pendidikan. Di Indonesia status perguruan tinggi dikelompokan pada Perguruan
Lebih terperinciPIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)
PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT TOBA BARA SEJAHTRA Tbk 2013 Daftar Isi Hal Daftar Isi 1 Bab I Pendahuluan 2 Bab II Pembentukan dan Organisasi 4 Bab III Tugas, Tanggung Jawab dan Prosedur
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
S A L I N A N BUPATI LANDAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) DI LINGKUNGAN
Lebih terperinciLAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 14/SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN
LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 14/SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN - 1 - PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI Konglomerasi
Lebih terperinciPEDOMAN UMUM AUDIT SISTEM ELEKTRONIK
-- 21 -- LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 201... TENTANG AUDIT PENYELENGGARAAN SISTEM ELEKTRONIK PEDOMAN UMUM AUDIT SISTEM ELEKTRONIK Penugasan Audit
Lebih terperinciBUPATI PURWOREJO, PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR: 9 TAHUN 2010 TENTANG
BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR: 9 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO BUPATI PURWOREJO, Menimbang bahwa
Lebih terperinciApa sebenarnya SPI dan SPIP?
28 AGUSTUS 2008 Apa sebenarnya SPI dan SPIP? SPI adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.572, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTAHANAN. Kendali Mutu Audit. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2012
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dalam menunjang efektivitas pengendalian internal persediaan barang jadi yang
Bab V Kesimpulan Dan Saran 132 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai peranan audit internal dalam menunjang efektivitas pengendalian internal persediaan
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 10/BC/2012 TENTANG
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 10/BC/2012 TENTANG URAIAN TUGAS AUDITOR, KETUA AUDITOR, PENGENDALI TEKNIS
Lebih terperinciStandar Audit SA 240. Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan
SA 0 Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb //0 0:0: AM STANDAR AUDIT 0 TANGGUNG JAWAB AUDITOR TERKAIT DENGAN KECURANGAN DALAM SUATU AUDIT
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.40, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Laporan Keuangan. Pemerintah Daerah. Standar Reviu. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40/PMK.09/2014 TENTANG STANDAR REVIU ATAS
Lebih terperinci