Paket 7 PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Paket 7 PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM ILMU PENGETAHUAN SOSIAL"

Transkripsi

1 Paket 7 PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Pendahuluan Paket pertemuan ke 7 ini mengajak mahasiswa-mahasiswi untuk membahas pendekatan-pendekatan dalam IPS yakni pendekatan monodisiplin, interdisiplin, multidisiplin, lingkungan meluas, dan situasi kehidupan. Paket 7 ini bersama dengan paket 5 dan paket 6 merupakan dasar untuk pembahasan paket 8 sampai dengan paket 14. Untuk membangun konsep dasar ini secara konstruktif, kegiatan perkuliahan diawali dengan reviu materi paket 6, tanya-jawab, dan dialog. Tahap awal ini berupa kegiatan untuk menghubungkan paket sebelumnya dan membangun konteks dengan kehidupan serta membangun motivasi. Setelah mengenal konsep dasar ini, dosen menjelaskan pengertian pendekatan dan jenis-jenis pendekatan dengan ceramah interaktif dan menggunakan pendekatan tanyajawab. Selanjutnya, mahasiswa-mahasiswi mengeksplorasi setiap jenis pendekatan dalam IPS melalui cooperative learning jigsaw. Metode ini mampu membangun nilai-nilai kebersamaan dan pembelajaran tutor sebaya tanpa mengurangi kemampuan kognitif. Kegiatan ini menggunakan lembar kegiatan yang disediakan. Kemudian untuk mengetahui keberhasilan, dosen meminta secara acak beberapa mahasiswa-mahasiswi untuk menjelaskan keempat jenis pendekatan. Dosen memberikan penguatan dengan bantuan lembar powerpoint. Kegiatan berikutnya adalah penilaian untuk mengetahui keberhasilan perkuliahan. Penilaian dilakukan dengan lembar penilaian 7.4. Dosen memberikan penugasan berupa pembuatan peta konsep pendekatan dalam IPS dan contoh penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Agar perkuliahan aktif dapat terlaksana dengan lancar, sebaiknya dosen tidak mendominasi pembicaraan walaupun metode ceramah digunakan. Dosen perlu memaksa mahasiswa-mahasiswi yang belum pernah berpendapatan samapai dengan perkuliahan ke 7 ini untuk mengemukakan pendapat. Sebaiknya, dosen meminta mahasiswa-mahasiswi untuk membawa buku referensi terkait untuk memperluas pengetahuan dan keterampilan terkait dengan pendekatan dalam IPS. 7-1

2 Rencana Pelaksanaan Perkuliahan Ilmu Pengetahuan Sosial 1 Kompetensi Dasar Mahasiswa-mahasiswi mampu memahami pendekatan-pendekatan dalam IPS. Indikator Pada akhir perkuliahan diharapkan mahasiswa-mahasiswi dapat: 1. menyebutkan jenis pendekatan dalam IPS, 2. menjelaskan pengertian pendekatan monodisiplin dalam IPS, 3. menjelaskan pengertian pendekatan multi dan interdisiplin dalam IPS, 4. menjelaskan pengertian pendekatan lingkungan meluas dalam IPS, 5. menjelaskan pengertian pendekatan situasi kehidupan dalam IPS, dan 6. membuat peta konsep pendekatan dalam IPS dan penerapannya. Materi Pokok 1. Jenis Pendekatan dalam IPS 2. Pendekatan Monodisiplin dalam IPS 3. Pendekatan Multi dan Interdisiplin dalam IPS 4. Pendekatan Lingkungan Meluas dalam IPS 5. Pendekatan Situasi Kehidupan dalam IPS Kelengkapan Bahan Perkuliahan 1. Lembar Kegiatan 7.1.A, 7.1.B, 7.1. C, dan 7.1.D 2. Lembar Uraian Materi Lembar PowerPoint Lembar Penilaian

3 Langkah-langkah Perkuliahan 7-3

4 7-4

5 7-5

6 Lembar Kegiatan 7.1.A Ilmu Pengetahuan Sosial 1 PENDEKATAN MONODISIPLIN Langkah Kegiatan 1. Bacalah uraian materi 7.2 bagian pendekatan monodisiplin! 2. Buatlah pengertian pendekatan monodisiplin! 3. Berdasarkan hasil diskusi tersebut, rumuskan pengertian pendekatan monodisiplin dan contoh-contohnya. Hasilnya dituliskan pada tabel 7.1. Tabel 7.1 Pengertian Pendekatan Monodisplin No. Pengertian Monodisiplin Contoh 7-6

7 Lembar Kegiatan 7.1.B Ilmu Pengetahuan Sosial 1 Langkah Kegiatan PENDEKATAN MULTI DAN INTERDISIPLIN 1. Bacalah uraian materi 7.2 bagian pendekatan multi dan interdisiplin! 2. Buatlah pengertian pendekatan multi dan interdisiplin! 3. Berdasarkan hasil diskusi tersebut, rumuskan pengertian pendekatan multi dan interdisiplin dan contoh-contohnya. Hasilnya dituliskan pada tabel 7.2. Tabel 7.2 Pengertian Pendekatan Multi dan Interdisiplin No. Pengertian Multi dan Interdisiplin Contoh 7-7

8 Lembar Kegiatan 7.1.C Ilmu Pengetahuan Sosial 1 PENDEKATAN LINGKUNGAN MELUAS Langkah Kegiatan 1. Bacalah uraian materi 7.2 bagian pendekatan lingkungan meluas! 2. Buatlah pengertian pendekatan lingkungan meluas! 3. Berdasarkan hasil diskusi tersebut, rumuskan pengertian pendekatan lingkungan meluas dan contoh-contohnya. Hasilnya dituliskan pada tabel 7.3. Tabel 7.3 Pengertian Pendekatan Lingkungan Meluas No. Pengertian Pendekatan Contoh Lingkungan Meluas 7-8

9 Lembar Kegiatan 7.1.D Ilmu Pengetahuan Sosial 1 PENDEKATAN SITUASI KEHIDUPAN Langkah Kegiatan 1. Bacalah uraian materi 7.2 bagian pendekatan situasi kehidupan! 2. Buatlah pengertian pendekatan situasi kehidupan! 3. Berdasarkan hasil diskusi tersebut, rumuskan pengertian pendekatan situasi kehidupan dan contoh-contohnya. Hasilnya dituliskan pada tabel 7.4. Tabel 7.4 Pengertian Pendekatan Situasi Kehidupan No. Pengertian Pendekatan Contoh Situasi Kehidupan 7-9

10 Uraian Materi 7.2 PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM IPS A. Pendekatan dalam Ilmu Pengetahuan Sosial Kehidupan manusia di permukaan bumi ini, baik yang menyangkut aspek fisik maupun yang menyangkut sosial budayanya mengalami perubahan. Karena itu sering dikatakan bahwa manusia adalah suatu dinamika. Dinamika itu tidak pernah berhenti, tetapi terus aktif. Dinamika ini mengungkapkan bahwa manusia bukanlah makhluk biologis semata-mata, melainkan juga makhluk sosial-budaya-ekonomi-politik hukum dan seterusnya. Dengan demikian, kehidupan manusia sebagai suatu kebulatan merupakan perpaduan segala aspek. Dinamika manusia inilah yang memadukan manusia dengan sesamanya dan dengan lingkungannya. Cepat atau lambat, perubahan-perubahan itu dapat menimbulkan permasalahan bagi kehidupan manusia. Perubahan-perubahan itu sering berjalan tanpa disadari oleh manusia itu sendiri sehingga pada suatu saat dapat menimbulkan keterkejutan sosial dan masalah-masalah sosial. Pada abad kedua puluh satu masalah-masalah sosial itu makin luas dan makin kompleks, terutama karenakan dua hal berikut. Pertama, pertumbuhan penduduk dari abad ke abad makin cepat dan penggandaan penduduk (double population), jangka waktunya makin singkat, misalnya pada tahun 1850 jumlah penduduk dunia sekitar juta jiwa, pada tahun1930 menjadi juta dan pada tahun 1975 menjadi juta jiwa. Pertambahan penduduk yang pesat ini menimbulkan bermacam-macam masalah. Masalah tersebut meliputi masalah ekonomi, politik, budaya, hukum, lingkungan, dan sebagainya. Pertumbuhan demografi penduduk di permukaan bumi yang terus berlangsung mendorong perkembangan kebutuhan manusia, baik kebutuhan sosial ekonominya maupun kebutuhan sosial budayanya. Pemenuhan kebutuhan yang tidak seimbang dengan sumber daya yang menjaminnya sering menimbulkan masalah-masalah sosial yang makin kompleks. Kedua, kemajuan yang pesat dalam bidang teknologi.penemuan-penemuan baru yang berupa teknologi, alat-alat dan cara-cara kerja baru telah mengubah seluruh pola dan tata susunan dalam masyarakat. Perkembangan teknologi komunikasi telah memperpendek jarak geografis dan jarak sosial berbagai wilayah di permukaan bumi ini. Semua itu membawa pengaruh yang besar dalam kehidupan masyarakat. Perkembangan masyarakat dengan ragam 7-10

11 kehidupannya makin kompleks. Begitu juga adanya perbedaan kemampuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi diberbagai wilayah permukaan bumi yang memperbesar jurang pemisah antara negara maju dengan negara-negara terbelakang. Hal ini menjadi salah satu sebab terjadinya keteganganketegangan di dunia dewasa ini. Dari uraian di depan, dapat dikatakan bahwa kehidupan manusia dengan segala aspeknya selalu mengalami perubahan. Perubahan ini menyebabkan kehidupan tersebut menjadi bertambah kompleks yang sering mengakibatkan timbulnya masalah-masalah sosial yang maikin kompleks pula.perubahanperubahan sosial ini kadang-kadang ditandai oleh adanya perbedaan kultur, politik, alat-alat komunikasi, seluruh pola hidup, dan sistem-sistem nilai antara generasi terdahulu dengan generasi kemudian. Anak-anak tidak lagi mengenal kultur orang tua mereka, bahkan suatu tingkat perkembangan yang pesat dapat mengakibatkan saling tidak mengenal kultur kakak beradik. Memang kehidupan sosial itu sebagai satu sistem, dengan berbagai komponen, berbagai kemungkinan variabel, berikut korelasi satu dengan yang lain. Pada hakikatnya kehidupan sosial berada dan berlangsung dalam satu sistem. Everything goes on within a (sosial) system. Demikianlah perlunya peninjauan interdisiplin dan multidisiplin ini agar dapat dilihat kaitan masalah-masalah sosial yang satu dengan yang lainnya. Jadi, dalam hal mendekati dan mengungkapkann suatu masalah sosial jangan cepat menarik kesimpulan bahwa sesuatu faktor atau suatu aspek kehidupan sebagai penyebabnya, perlu ditelaah lebih dahulu secara interdisiplin atau multidisiplin. Pendekatan interdisiplin perlu diperkenalkan di tingkat sekolah lanjutan karena dua hal. Pertama, belum semua siswa mempelajari ilmu-ilmu sosial yang dirumuskan secara sistematis dan logis. Untuk itu, terlebih dahulu dibutuhkan kematangan intelektual. Kedua, dibutuhkan bahan pelajaran yang berorientasi pada area of living seperti kewarganegaraan, kesehatan, dan efisiensi kerja. B. Pendekatan Monodisiplin Pendekatan monodisiplin atau pendekatan struktur adalah suatu pendekatan yang bahan pelajaran diorganisasi atau bertitik tolak murni berdasarkan disiplin ilmu yang bersangkutan tanpa mempertaukan atau memfusikan dengan cabang ilmu lainnya. Jadi, misalnya pelajaran sejarah khusus sejarah saja tanpa mempertautkan dengan ilmu lain dalam rumpun bidang studi ilmu sosial/ips. Alasan penggunaan pendekatan monodisiplin dalam pembelajaran IPS di sekolah adalah sebagai berikut. 7-11

12 Pengaruh disiplin ilmu sosial dalam IPS besar yaitu berupa ide-ide dasar, konsep-konsep, generalisasi-generalisasi serta teori-teori dari disiplin ilmu sosial yang sumbangannya besar, dan metodologi ilmu sosial yang dibawa masuk ke dalam IPS. Untuk mendapatkan gambaran tentang kontuinitas antara konsep-konsep ilmu-ilmu sosial dengan konsep-konsep ilmu sosial lainnya. Untuk mendapatkan gambaran tentang struktur ilmu sosial tertentu. Untuk mendapatkan kedalaman pembahasan tentang konsep-konsep ilmu sosial Keperluan siswa untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih dalam sebagai bekal untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi/ universitas. Pada sekolah-sekolah tertentu, jurusan-jurusan membutuhkan pendalaman suatu konsep dari suatu disiplin sehingga memerlukan kekhususan dalam penyampaiannya. Pengaruh program mengajar yang tersedia (dengan latar belakang pendidikan) Adanya sumber-sumber bahan, buku-buku teks yang tersedia. Metode yang ada masih bersifat subject centered. Alat-alat peraga di sekolah-sekolah pada umumnya tersedia untuk mata pelajaran tertentu. Selanjutnya, bahwa pendekatan disiplin dalam IPS diatur sebagai berikut. Memilih pokok-pokok bahasan/subpokok bahasan dalam kurikulum yang tidak dapat disampaikan melalui pendekatan interdisiplin, multidisiplin atau kemasyarakatan. Mempunyai pokok bahasan/subpokok bahasan dari kurikulum yang mempunyai hubungan/relevansi yang erat menjadi unit (subject matter unit). Mengambil pokok-pokok bahasan yang dianggap kunci (key concept) untuk dijadikan inti, yang kemudian didukung oleh konsep-konsep lainnya. Mempertautkan sesuatu pokok bahasan/subpokok bahasan yang berupa konsep dari disiplin yang lain yang terdapat dalam bagian lain dari kurikulum. C. Pendekatan Multi dan Interdisiplin (Integrated Approach) Pendekatan multi dan interdisiplin sebagai pendekatan yang bersifat integratif (terpadu) merupakan pendekatan suatu konsep dari suatu cabang ilmu atau tema yang bahannya diorganisasi dari berbagai cabang ilmu sosial secara terpadu. Misalnya transmigrasi sebagai konsep geografi, materinya diisi oleh geografi sebagai materi kunci (key subject), ekonomi, sejarah, dan sosiologi. 7-12

13 Dalam transmigrasi tersebut yang perlu diuraikan misalnya bagaimana keadaan lokasinya, keadaan tanah, keadaan perairan (konsep geografi), kemudian dipadukan dengan keadaan ekonomi di daerah baru dan di daerah lama (konsep ekonomi). Bagaimana terjadinya transmigrasi (konsep sejarah) dan bagaimana keadaan masyarakat baik di daerah baru maupun di daerah lama (konsep sosiologi). Semua itu terpadu menjadi suatu bahan pelajaran yang bulat/utuh dan tidak merupakan cerita bersambung bidang demi bidang baik dilihat dari segi tingkat kesulitan (sequence) maupun kepentingannya. Selanjutnya, dalam pendekatan interdisiplin, suatu konsep dari ilmu sosial atau suatu topik disoroti oleh berbagai ilmu sosial atau ilmu bantu lainnya, misalnya IPA, agama, PKn, dan sebagainya sehingga siswa dan siswi melihat masalah itu lengkap dari berbagai sudut. Perlu diingat, bahwa konsep/topik itu tetap mempunyai pusat telaah sehingga sorotan dari ilmu lainbersifat sebagai suplemen atau pelengkap. Misalnya konsep/topik bunga modal sebagai konsep dari bidang ekonomi. Konsep ini tidak hanya diuraikan murni dari segi ekonomi, tetapi juga dari segi ilmu yang lain. Namun, ekonomi tetap sebagai pusat telaah (key subject), kemudian dapat diinterdisiplinerkan dengan agama (hukum rentenir), hukum (peraturan bunga), sosiologi (renten menurut masyaarakat) dan sebagainya. Pendekatan multi dan interdisiplin ini sangat cocok dilaksanakan di tingkat pendidikan dasar (SD/MI dan SMP/MTs) dengan alasan sebagai berikut. Siswa dan siswi belum memerlukan ilmu-ilmu sosial yang dirumuskan secara sistematis dan logis karena untuk itu dibutuhkan terlebih dahulu kematangan intelektual. Dibutuhkan bahan pelajaran yang berorientasi pada area of living seperti kewarganegaraan, kesehatan, dan efisiensi kerja. D. Pendekatan Lingkungan Meluas Strategi penyampaian pembelajaran IPS sebagian besar didasarkan pada suatu tradisi yang materinya disusun dalam urutan anak/diri sendiri, keluarga, masyarakat, tetangga, kota, wilayah, negara dan dunia. Tipe kurikulum yang menggunakan pendekatan seperti ini dikenal dengan the widening horizon or expanding environment curriculum. Asumsinya anak perlu memperoleh konsep yang berhubungan dengan lingkungan yang terdekat (diri sendiri), selanjutnya bertahap dan sistematis bergerak dalam lingkaran konsentris keluar dari lingkaran tersebut, kemudian mengembangkannya untuk menghadapi unsurunsur dunia yang lebih luas. 7-13

14 E. Pendekatan Situasi Kehidupan Pendekatan situasi kehidupan merupakan pendekatan yang berorientasi kemasyarakatan (community field base approach) sehingga lebih melibatkan masyarakat daripada buku teks atau disiplin ilmu. Beberapa aspek masyarakat yang penting bagi IPS adalah sebagai berikut. Aspek kemanusiaan dalam lingkungan masyarakat (kepribadian tingkah laku, perkembangan manusia, temperamen keluarga, kekerabatan, dan perikemanusiaan. Aspek sosial dalam kehidupan masyarakat, yang meliputi kelembagaan, pergaulan, perkembangan, tokoh masyarakat, kelompok-kelompok hidup, pertikaian, dan kegotong-royongan. Aspek ekonomi dalam masyarakat yang mencakup usaha-usaha masyarakat dalam mencukupi kebutuhan yang meliputi pangan, sandang, papan, kesehatan, rekreasi, pendidikan, kesenian, dan keagamaan. Aspek budaya dalam kehidupan masyarakat yang mencakup bagaimana sifat-sifat budaya dan perkembangannya dalam kehidupan masyarakat serta pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari, misalnya adat-istiadat, tradisi, kepercayaan, lembaga budaya (selamatan, upacara perkawinan), kesenian rakyat, sopan-santun, bahasa, pakaian, makanan, dan cara makannya. Aspek politik dalam kehidupan masyarakat yang mencakup usaha-usaha dalam mengatur kehidupan meliputi berbagai peraturan yang tertulis dan tidak tertulis, pemerintahan, kelembagaan politik organisasinya, kegiatankegiatan politik, dan pengaruhnya dalam kehidupan. Aspek lingkungan fisik dalam kehidupan masyarakat yang mencakup keadaan lingkungan yang berpengaruh pada kehidupan masyarakat, misalnya keadaan tanah cukup air, kering, keadaan lokasi (terpencil di pegunungan strategis), kekayaan sumber daya alam. Aspek perkembangan yang mencakup bagaimana perkembangan masyarakat masa lampau, sekarang, dan yang akan datang, termasuk sejarahnya, usaha-usaha pembangunan dalam segala bidang, dan proses dalam waktu dekat dan panjang. Rangkuman 1. Pendekatan monodisiplin atau pendekatan struktur adalah suatu pendekatan yang bahan pelajaran diorganisasi atau bertitik tolak murni berdasarkan disiplin ilmu yang bersangkutan tanpa mempertaukan atau memfusikan dengan cabang ilmu lainnya. 2. Pendekatan multi dan interdisiplin sebagai pendekatan yang bersifat integratif (terpadu) merupakan pendekatan suatu konsep dari suatu cabang ilmu atau tema yang bahannya diorganisasi dari berbagai cabang ilmu sosial secara terpadu. 7-14

15 3. Pendekatan lingkungan meluas merupakan pendekatan yang berangkat dari lingkungan yang terdekat (diri sendiri), selanjutnya secara bertahap dan sistematis bergerak dalam lingkaran konsentris keluar dari lingkaran tersebut, kemudian mengembangkannya untuk menghadapi unsur-unsur dunia yang lebih luas. 4. Pendekatan situasi kehidupan merupakan pendekatan yang berorientasi kemasyarakatan (community field base approach) sehingga lebih melibatkan masyarakat daripada buku teks atau disiplin ilmu. 7-15

16 Lembar PowerPoint

17 7-17

18 7-18

19 7-19

20 Lembar Penilaian 7.4 A. Instrumen Tes Tertulis 1. Sebutkan jenis-jenis pendekatan dalam IPS! 2. Jelaskan pengertian pendekatan monodisiplin dan berikan contohnya! 3. Jelaskan pengertian pendekatan multi dan interdiplin dan berikan contohnya! 4. Jelaskan perbedaan pendekatan monodisiplin dan multi disiplin atau interdisiplin! 5. Jelaskan pengertian pendekatan lingkungan meluas dan berikan contohnya! 6. Jelaskan pengertian pendekatan situasi kehidupan dan berikan contohnya! 7. Jelaskan perbedaan antara pendekatan lingkungan meluas dan situasi kehidupan! 8. Buatlah tabel perbedaan keempat pendekatan dalam IPS! Petunjuk penskoran Skor soal no 1, 2, 3, dan 5 adalah 0 10 Skor soal no 4 dan 7 adalah 0 15 Skor soal no 8 adalah 0 30 B. Penilaian Produk Buatlah peta konsep mengenai pengertian fakta, konsep, generalisasi dan contoh-contohnya. C. Penilaian Nilai ujian adalah jumlah skor A dan skor B dibagi dua. 7-20

21 Daftar Pustaka Ahmadi, Abu Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta. Andersen, R. dan Cusher, K Multicultural and intercultural studies, dalam Teaching Studies of Society and Environment (ed. Marsh,C.). Sydney: Prentice-Hall Burnett, G Varieties of multicultural education: an introduction. Eric Clearinghouse on Urban Education, Digest, 98. Daldjoeni. N Dasar-Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial. Bandung: Alumni. Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Konsep Dasar IPS. Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam. Ellis, K. A Teaching and Learning Elementary Social Studies. MA. Abacon. Saidiharjo Pengembangan Materi IPS Terpadu. Yogyakart: Universitas Negeri Yogyakarta. Sarwono, W, S Psikologi Dalam Praktek. Jakarta: Restu Agung. Sarwono, W. S Teori-Teori Psikologi Sosial. Jakarta: Rajawali Pers. Sa ud, S. U, Rukmana. Ade dan Resmini, Novi. Pembelajaran Terpadu. Bandung: UPI Press. Santoso. dan Santoso, L Filsafat Ilmu Sosial. Yogyakarta: Gama Media. Trianto Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Prestasi Pustaka. Winata Materi dan Pembelajaran IPS SD. Jakarta: Universitas Terbuka. 7-21

Paket 1 PENGERTIAN, RUANG LINGKUP, DAN TUJUAN IPS

Paket 1 PENGERTIAN, RUANG LINGKUP, DAN TUJUAN IPS Paket 1 PENGERTIAN, RUANG LINGKUP, DAN TUJUAN IPS Pendahuluan Paket ini difokuskan pada pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), ruang lingkup IPS, dan tujuan pembelajaran IPS. Paket ini merupakan paket

Lebih terperinci

Paket 5 HUBUNGAN IPS DAN ILMU SOSIAL

Paket 5 HUBUNGAN IPS DAN ILMU SOSIAL Paket 5 HUBUNGAN IPS DAN ILMU SOSIAL Pendahuluan Paket 5 ini merupakan kelanjutan dari paket 4. Melalui paket ini mahasiswamahasiswi akan mengembangkan konsep hubungan IPS dengan Ilmu-ilmu Sosial yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hasil Belajar Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia atau the study of the group behavior of human beings (Calhoun dalam

BAB I PENDAHULUAN. manusia atau the study of the group behavior of human beings (Calhoun dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan mata pelajaran yang bersumber dari kehidupan sosial masyarakat yang diseleksi dengan menggunakan konsepkonsep ilmu sosial yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. generasi bangsa yang dapat membuat bangga negaranya.

BAB I PENDAHULUAN. generasi bangsa yang dapat membuat bangga negaranya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah cara untuk memajukan suatu negara menjadi lebih baik. Dengan adanya pendidikan yang baik, maka akan tercipta generasi bangsa yang dapat membuat

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DITINJAU DARI HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS 4 SD

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DITINJAU DARI HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS 4 SD EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DITINJAU DARI HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS 4 SD Firosalia Kristin firosalia.kristin@staff.uksw.edu Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diselenggarakan secara optimal supaya menghasilkan lulusan-lulusan yang

BAB I PENDAHULUAN. diselenggarakan secara optimal supaya menghasilkan lulusan-lulusan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan unsur utama dalam pengembangan manusia Indonesia seutuhnya. Pengelolahan pendidikan harus berorientasi bagaimana menciptakan perubahan yang lebih

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA Pengertian Model Pembelajaran Snowball Throwing

BAB II KAJIAN PUSTAKA Pengertian Model Pembelajaran Snowball Throwing BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Model Pembelajaran Snowball Throwing 2.1.1 Pengertian Model Pembelajaran Snowball Throwing Menurut Ismail, (2008:27) Snowball Throwing berasal dari dua kata yaitu snowball dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana tercantum di dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana tercantum di dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang mendukung kemajuan bangsa dan Negara sebagaimana tercantum di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan ungkapan jiwa manusia sebagai makhluk yang berakal budi dan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan ungkapan jiwa manusia sebagai makhluk yang berakal budi dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakikat kehidupan manusia adalah suatu dinamika yang tetap tidak pernah berhenti, melainkan selalu aktif. Dinamika manusialah yang memadukan manusia dengan sesamanya

Lebih terperinci

TINJAUAN MATA KULIAH. Kunci Jawaban Tes Formatif Daftar Pustaka

TINJAUAN MATA KULIAH. Kunci Jawaban Tes Formatif Daftar Pustaka iii Daftar Isi TINJAUAN MATA KULIAH xiii MODUL 1: TINJAUAN PERKEMBANGAN KURIKULUM IPS SD 1.1 Perkembangan Kurikulum pendidikan IPS SD... 1.3 Latihan... 1.14 Rangkuman... 1.15 Tes Formatif 1... 1.17 Latar

Lebih terperinci

Paket 4 IPS SEBAGAI ILMU-ILMU SOSIAL DAN KAJIAN SOSIAL

Paket 4 IPS SEBAGAI ILMU-ILMU SOSIAL DAN KAJIAN SOSIAL Paket 4 IPS SEBAGAI ILMU-ILMU SOSIAL DAN KAJIAN SOSIAL Pendahuluan Paket ini membahas IPS sebagai ilmu sosial dan kajian sosial untuk memperluas pengertian IPS dan memperdalam salah satu ruang lingkup

Lebih terperinci

PENGERTIAN PERANAN DAN FUNGSI KURIKULUM OLEH : DRS. I MADE

PENGERTIAN PERANAN DAN FUNGSI KURIKULUM OLEH : DRS. I MADE PENGERTIAN PERANAN DAN FUNGSI KURIKULUM OLEH : DRS. I MADE KARTIKA,M.Si FKIP UNIVERSITAS DWIJENDRA DENPASAR ============================================================== Pada awalnya istilah kurikulum

Lebih terperinci

Paket 3 PERKEMBANGAN IPS DI INDONESIA

Paket 3 PERKEMBANGAN IPS DI INDONESIA Paket 3 PERKEMBANGAN IPS DI INDONESIA Pendahuluan Perkuliahan pada paket ini akan membahas perkembangan IPS di Indonesia ditinjau dari aspek kurikulum karena kegiatan pembelajaran IPS bertolak dari kurilumum.

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF DALAM IPS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF DALAM IPS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF DALAM IPS SUMINAH Dosen KSDP Universitas Negeri Malang E-mail: suminahpp3@yahoo.co.id Abstrak: Model pembelajaran interaktif adalah suatu pendekatan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan masalah yang harus diselesaikan

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan masalah yang harus diselesaikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat sangat membantu proses perkembangan di semua aspek kehidupan bangsa. Salah satunya adalah aspek

Lebih terperinci

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL ( KKM )

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL ( KKM ) KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL ( KKM ) MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS 2 SEMESTER I 17 PERHITUNGAN KRITERIA KETUNTASAN MINIMUM Nama Sekolah : SD/MI... Kelas/semester : II (Dua)/ 1 (satu)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar Kegiatan pembelajaran meliputi belajar dan mengajar yang keduanya saling berhubungan. Kegiatan belajar merupakan kegiatan aktif siswa untuk membangun makna atau pemahaman

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial SD IPS merupakan suatu program pendidikan dan bukan sub-disiplin

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial SD IPS merupakan suatu program pendidikan dan bukan sub-disiplin 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial SD IPS merupakan suatu program pendidikan dan bukan sub-disiplin ilmu tersendiri, sehingga tidak akan ditemukan baik

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Landasan Teori. 1. Hakekat Motivasi Belajar. a. Pengertian Motivasi Belajar

BAB II KAJIAN TEORI. A. Landasan Teori. 1. Hakekat Motivasi Belajar. a. Pengertian Motivasi Belajar BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Hakekat Motivasi Belajar a. Pengertian Motivasi Belajar Motivasi merupakan faktor penggerak maupun dorongan yang dapat memicu timbulnya rasa semangat dan juga mampu

Lebih terperinci

Paket 6 FAKTA, KONSEP, DAN GENERALISASI

Paket 6 FAKTA, KONSEP, DAN GENERALISASI Paket 6 FAKTA, KONSEP, DAN GENERALISASI Pendahuluan Fokus bahasan dari paket 6 adalah berkenaan dengan fakta, konsep, dan generalisasi. Topik ini merupakan bagian yang menarik karena IPS mempunyai makna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang berguna untuk memperluas

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang berguna untuk memperluas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia diperlukan untuk mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang berguna untuk memperluas pengetahuan sedangkan teknologi sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. KKG. Salah satu contoh yaitu rendahnya nilai belajar siswa kelas IV-A tahun

BAB I PENDAHULUAN. KKG. Salah satu contoh yaitu rendahnya nilai belajar siswa kelas IV-A tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran yang dikembang di SDN 02 Tiuh Toho Kecamatan Menggala belum memenuhi standar yang ditetapkan oleh pemerintah. Metode pembelajaran yang diterapkan

Lebih terperinci

MENDEFINISIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL. Oleh. Sudrajat. Mahasiswa Prodi Pendidikan IPS PPS Universitas Negeri Yogyakarta

MENDEFINISIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL. Oleh. Sudrajat. Mahasiswa Prodi Pendidikan IPS PPS Universitas Negeri Yogyakarta MENDEFINISIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Oleh Sudrajat Mahasiswa Prodi Pendidikan IPS PPS Universitas Negeri Yogyakarta A. Muqadimah Bagi kebanyakan siswa IPS merupakan mata pelajaran yang membosankan. Mereka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nani rosdijati, dkk. Panduan PAKEM IPS SD,(Jakarta: Erlangga, 2010),58 2

BAB I PENDAHULUAN. Nani rosdijati, dkk. Panduan PAKEM IPS SD,(Jakarta: Erlangga, 2010),58 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di tingkat Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)/Sekolah Dasar Luar Biasa

Lebih terperinci

KURIKULUM DAN PENGEMBANGAN MATERI IPS DI SMP. Oleh : Dr. Agus Mulyana, M.Hum Universitas Pendidikan Indonesia

KURIKULUM DAN PENGEMBANGAN MATERI IPS DI SMP. Oleh : Dr. Agus Mulyana, M.Hum Universitas Pendidikan Indonesia KURIKULUM DAN PENGEMBANGAN MATERI IPS DI SMP Oleh : Dr. Agus Mulyana, M.Hum Universitas Pendidikan Indonesia A. Landasan Filosofis Esensialisme Perenialisme Progresivisme Reconstructivisme Esensialisme

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi akan lancar apabila perbendaharaan katanya cukup memadai. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi akan lancar apabila perbendaharaan katanya cukup memadai. Hal ini 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa sebagai sarana yang sangat penting dalam berkomunikasi. Komunikasi akan lancar apabila perbendaharaan katanya cukup memadai. Hal ini disebabkan dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar 1. Pengertian Belajar Belajar merupakan proses memperoleh ilmu pengetahuan, baik diperoleh sendiri maupun dengan bantuan orang lain. Belajar dapat dilakukan berdasarkan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai arti penting dalam kehidupan. Melalui pendidikan

1. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai arti penting dalam kehidupan. Melalui pendidikan 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai arti penting dalam kehidupan. Melalui pendidikan diharapkan akan lahir sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu membangun kehidupan masyarakat

Lebih terperinci

HAKIKAT DAN KARAKTERISTIK ILMU SOSIAL. Grendi Hendrastomo

HAKIKAT DAN KARAKTERISTIK ILMU SOSIAL. Grendi Hendrastomo HAKIKAT DAN KARAKTERISTIK ILMU SOSIAL Grendi Hendrastomo Email: ghendrastomo@yahoo.com Hakikat Konsep Dasar Ilmu Sosial Istilah-istilah Social science (Ilmu Sosial) Bersifat disipliner dari ilmu masing-masing

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN INTEGRATED APPROACH IPA. Henry Januar Saputra Abstrak

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN INTEGRATED APPROACH IPA. Henry Januar Saputra Abstrak PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN INTEGRATED APPROACH IPA Henry Januar Saputra h3nry.chow@gmail.com Abstrak IPA Terpadu merupakan unsur pembelajaran yang dipadukan dapat berupa konsep dengan proses,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. dapat diketahui hasilnya melalui penilaian proses dan penilaian hasil. Hasil

BAB II KAJIAN TEORI. dapat diketahui hasilnya melalui penilaian proses dan penilaian hasil. Hasil 9 BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Tentang Hasil Belajar 1. Pengertian Hasil Belajar Segala upaya yang dilakukan seorang guru dalam proses pembelajaran dapat diketahui hasilnya melalui penilaian proses

Lebih terperinci

Info Jurusan dan Program Studi Program Ilmu Sosial (IPS)

Info Jurusan dan Program Studi Program Ilmu Sosial (IPS) Info Jurusan dan Program Studi Program Ilmu Sosial (IPS) Program IPS A. ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Ilmu-Ilmu Pengetahuan Sosial adalah kelompok ilmu perilaku manusia dalam kelompoknya. Beberapa Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. Hilman Latief,2014 PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

BAB. I PENDAHULUAN. Hilman Latief,2014 PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi. 1 BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan segala usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana dan bertujuan mengubah tingkah laku manusia kearah yang lebih baik dan sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar (SD). IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sebelum diuraikan pengertian peta konsep, terlebih dahulu akan diuraikan pengertian

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sebelum diuraikan pengertian peta konsep, terlebih dahulu akan diuraikan pengertian 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka A.1 Pengertian Peta Konsep Sebelum diuraikan pengertian peta konsep, terlebih dahulu akan diuraikan pengertian Carror dalam Kardi (2007:2) menyatakan bahwa sebagai

Lebih terperinci

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) KURIKULUM 2013 KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) / MADRASAH TSANAWIYAH (MTS) KELAS VII - IX MATA PELAJARAN : ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) Nama Guru NIP/NIK Sekolah : : : 1

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar Menurut Hakim (2000: 14), belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak awal kehidupan umat manusia berabad- abad silam, untaian sejarah

BAB I PENDAHULUAN. Sejak awal kehidupan umat manusia berabad- abad silam, untaian sejarah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah fenomena fundamental dalam kehidupan manusia. Sejak awal kehidupan umat manusia berabad- abad silam, untaian sejarah menggambarkan bahwa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. Belajar adalah mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu sendiri,

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. Belajar adalah mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu sendiri, 6 BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Konsep Belajar IPS a. Hakikat Belajar Belajar adalah mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu sendiri, mendengarkan, mengikuti petunjuk/arahan.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kesulitan Guru 2.1.1 Pengertian Kesulitan Istilah kesulitan/problema berasal dari bahasa inggris yaitu problematic yang artinya persoalan atau masalah. Sedangkan dalam Kamus Besar

Lebih terperinci

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) MODEL Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) AKTIF BELAJAR IPS 3 untuk Kelas III SD Berdasarkan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi dan Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Belajar Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa Indonesia. Disana dipaparkan bahwa belajar diartikan sebagai perubahan yang relatif permanen

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KONSEP, GENERALISASI, ISU SOSIAL, DAN BERBAGAI KETERAMPILAN DALAM ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) Adisel

PEMBELAJARAN KONSEP, GENERALISASI, ISU SOSIAL, DAN BERBAGAI KETERAMPILAN DALAM ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) Adisel Adisel, Pembelajaran Konsep, Generalisasi, Isu Sosial Dalam IPS 296 PEMBELAJARAN KONSEP, GENERALISASI, ISU SOSIAL, DAN BERBAGAI KETERAMPILAN DALAM ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) Adisel Abstraction: In Teaching

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Hakikat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial.

II. KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Hakikat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD sampai SMP. IPS mengkaji seperangkat peristiwa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang diajarkan di Pendidikan Dasar (SD dan SLP) dan Pendidikan Menengah

BAB I PENDAHULUAN. yang diajarkan di Pendidikan Dasar (SD dan SLP) dan Pendidikan Menengah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Matematika dalam Kurikulum Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah adalah matematika sekolah. Matematika sekolah adalah matematika yang diajarkan di Pendidikan Dasar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) SD. social studies, seperti di Amerika. Sardjiyo (repository. upi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) SD. social studies, seperti di Amerika. Sardjiyo (repository. upi. 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) SD 1. Pengertian IPS Ilmu pengetahuan sosial (IPS) secara resmi mulai dipergunakan di Indonesia sejak tahun 1975 merupakan istilah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), merupakan muatan wajib

BAB I PENDAHULUAN. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), merupakan muatan wajib 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), merupakan muatan wajib yang harus ada dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah (UU Sisdiknas Pasal 37 dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua potensi yang dimiliki siswa, termasuk kemampuan bernalar, kreativitas, kebiasaan bekerja keras,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KOMPETENSI DASAR MATA PELAJARAN IPS SD/MI KURIKULUM 2013 DILIHAT DARI TAKSONOMI BLOOM

BAB IV ANALISIS KOMPETENSI DASAR MATA PELAJARAN IPS SD/MI KURIKULUM 2013 DILIHAT DARI TAKSONOMI BLOOM BAB IV ANALISIS KOMPETENSI DASAR MATA PELAJARAN IPS SD/MI KURIKULUM 2013 DILIHAT DARI TAKSONOMI BLOOM A. Analisis Kurikulum 2013 Mata Pelajaran IPS SD/MI Pembicaraan kurikulum tidak bisa terlepas dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pembelajaran dalam pendidikan, khususnya pendidikan formal yang

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pembelajaran dalam pendidikan, khususnya pendidikan formal yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan pembelajaran dalam pendidikan, khususnya pendidikan formal yang berlangsung di sekolah, merupakan interaksi aktif antara guru dan siswa. Tugas dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan ruang lingkup penelitian.

I. PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan ruang lingkup penelitian. I. PENDAHULUAN Pembahasan pada bab ini difokuskan pada beberapa hal pokok yang berupa latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah. Untuk memberikan arah pembahasan yang lebih fokus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

BAB I PENDAHULUAN. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan tercantum dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan cara mencari

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan cara mencari BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pada dasarnya Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis untuk menguasai kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep,

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Pada bab ini merupakan bagian penutup yang menjelaskan hasil penelitian yang terdiri atas bagian a). Simpulan; b). Implikasi; dan c) Rekomendasi. A. Simpulan Setelah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. definisi ini adalah penguasaan pengetahuan sebanyak-banyaknya agar cerdas,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. definisi ini adalah penguasaan pengetahuan sebanyak-banyaknya agar cerdas, BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Anitah, W, dkk. (2.3-2.4) menyatakan bahwa menurut definisi lama belajar adalah menambah dan mengumpulkan pengetahuan. Hal utama dalam definisi ini adalah penguasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu tempat dimana siswa mendapatkan ilmu secara

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu tempat dimana siswa mendapatkan ilmu secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan salah satu tempat dimana siswa mendapatkan ilmu secara formal. Sekolah bukan hanya tempat menimba ilmu, tetapi juga sebagai tempat berkumpul,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Membaca sangat berperan penting untuk mencapai kesuksesan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Membaca sangat berperan penting untuk mencapai kesuksesan dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membaca sangat berperan penting untuk mencapai kesuksesan dalam belajar siswa sekolah dasar. Kegiatan pembelajaran di kelas tidak dapat dilepaskan dari kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional bab I pasal (1), disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional bab I pasal (1), disebutkan bahwa : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab I pasal (1), disebutkan bahwa : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji

BAB I PENDAHULUAN. diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. cabang ilmu-ilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik,

BAB 1 PENDAHULUAN. cabang ilmu-ilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi pembangunan bangsa dan negara. Dalam UU Sistem. didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi pembangunan bangsa dan negara. Dalam UU Sistem. didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat penting dan berguna sekali dalam kehidupan manusia. Bahkan tidak hanya penting bagi individu sendiri melainkan sangat penting bagi pembangunan

Lebih terperinci

TINJAUAN MATA KULIAH...

TINJAUAN MATA KULIAH... Daftar Isi TINJAUAN MATA KULIAH... i MODUL 1: HAKIKAT DAN KARAKTERISTIK MATA KULIAH KONSEP DASAR IPS 1.1 Hakikat Mata Kuliah Konsep Dasar IPS... 1.3 Latihan... 1.17 Rangkuman.... 1.17 Tes Formatif 1.....

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat, dan orang tua. Kerja sama antara ketiga pihak diharapkan dapat menciptakan / mewujudkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Kajian Teori 1. Ilmu Pengetahuan Sosial a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sebagai mata pelajaran di tingkat sekolah dasar pada hakikatnya merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara melakukan perbaikan proses belajar mengajar. Berbagai konsep

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara melakukan perbaikan proses belajar mengajar. Berbagai konsep BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah salah satunya dengan cara melakukan perbaikan proses belajar mengajar. Berbagai konsep dan wawasan baru tentang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ilmu Pengetahuan Sosial 1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial Pendidikan ilmu pengetahuan sosial merupakan proses mendidik dan memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk

Lebih terperinci

yang sesuai standar, serta target pembelajaran dan deadline terpenuhi.

yang sesuai standar, serta target pembelajaran dan deadline terpenuhi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengembangan kemampuan siswa dalam bidang Fisika merupakan salah satu kunci keberhasilan peningkatan kemampuan dalam menyesuaikan diri dengan perubahan jaman

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik Melalui Pembelajaran PKn Dalam Mengembangkan Kompetensi (Studi Kasus di SMA Negeri 2 Subang)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan berperan penting dalam kehidupan bahkan tidak dapat dipisahkan dari keseluruhan proses kehidupan manusia, dengan kata lain kebutuhan manusia terhadap pendidikan

Lebih terperinci

CONTOH MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR

CONTOH MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR CONTOH MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR Disampaikan pada Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SD Jenjang Lanjut Tanggal 6 s.d. 9 Agustus 200 di PPPG Matematika Oleh: Dra. Sukayati, M.

Lebih terperinci

KURIKULUM. Saiful Rahman Yuniarto, S.Sos, MAB

KURIKULUM. Saiful Rahman Yuniarto, S.Sos, MAB KURIKULUM Saiful Rahman Yuniarto, S.Sos, MAB Pengertian Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini masih tergolong sangat rendah, Menurut Kemendikbud masalah pendidikan di Indonesia tidak hanya bersumber pada persoalan

Lebih terperinci

Psikologi Belajar. Edisi Pertama. Tim Penulis:

Psikologi Belajar. Edisi Pertama. Tim Penulis: Edisi Pertama Tim Penulis: Syarifan Nurjan Mukhlishah Khusniyatussalamah Z.A Yuliati Hotifah Elfi Yuliani Rochmah Moh. Fakhri Andi Bunyamin - Unmuh Ponorogo - IAIN Sunan Ampel - IAIN Sunan Ampel - Unisma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan perubahan yang terjadi kian cepat seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum pendidikan harus disusun dengan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA SEKOLAH DASAR PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DAN IPS MELALUI KELOMPOK KECIL

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA SEKOLAH DASAR PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DAN IPS MELALUI KELOMPOK KECIL PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA SEKOLAH DASAR PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DAN IPS MELALUI KELOMPOK KECIL Husnah Guru SDN 001 Pasar Inuman Kecamatan Inuman husnah683@gmail.com ABSTRAK Penelitian tentang

Lebih terperinci

METODE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS. Oleh : Ari Yanto )

METODE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS. Oleh : Ari Yanto ) METODE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS Oleh : Ari Yanto ) Email : ari.thea86@gmail.com Abstrak Salah satu masalah yang dihadapi oleh tenaga pengajar

Lebih terperinci

Paket 9 GEOGRAFI. Pendahuluan

Paket 9 GEOGRAFI. Pendahuluan Paket 9 GEOGRAFI Pendahuluan Paket 9 berfokus pada pembahasan geografi. Pembahasan geografi pada paket 9 ini ditekankan pada aspek pengertian, ruang lingkup, tujuan, konsepkonsep dasar dan penerapan geografi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Ilmu pengetahuan sosial adalah terjemahan atau adaptasi dalam Bahasa Indonesia

BAB II KAJIAN TEORI. Ilmu pengetahuan sosial adalah terjemahan atau adaptasi dalam Bahasa Indonesia BAB II KAJIAN TEORI A. Ilmu Pengetahuan Sosial Di Sekolah Dasar Ilmu pengetahuan sosial adalah terjemahan atau adaptasi dalam Bahasa Indonesia yang berasal dari istilah bahasa Inggris Sosial Studies. Yang

Lebih terperinci

47. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

47. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) 47. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari

Lebih terperinci

10. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

10. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial 10. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari Program Paket A sampai Program Paket B. IPS mengkaji

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Penelitian

A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum,dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. manusia, karena melalui pendidikan manusia dapat berproses ke arah yang lebih

I. PENDAHULUAN. manusia, karena melalui pendidikan manusia dapat berproses ke arah yang lebih 1 ` I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang penting bagi keberlangsungan hidup manusia, karena melalui pendidikan manusia dapat berproses ke arah yang lebih baik, menghadapi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. (Langeveld, dalam Hasbullah, 2009: 2). Menurut Undang-Undang Republik. Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

I. PENDAHULUAN. (Langeveld, dalam Hasbullah, 2009: 2). Menurut Undang-Undang Republik. Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan, dan bantuan yang diberikan kepada anak tertuju kepada pendewasaan anak itu, atau lebih tepat membantu anak agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai seorang individu dan sebagai warga negara atau masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai seorang individu dan sebagai warga negara atau masyarakat. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu proses bimbingan secara sadar oleh sipendidik terhadap anak didik untuk dapat mengembangkan secara aktif potensi yang ada pada dirinya agar

Lebih terperinci

METODE SOSIODRAMA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR KELAS IV

METODE SOSIODRAMA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR KELAS IV METODE SOSIODRAMA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR KELAS IV Mardiyatun Nisa, Suripto, Harun Setyo Budi PGSD FKIP UNS Kampus VI Kebumen. Jl. Kepodang 67A Kebumen 54312 Email: cenutz@ymail.com Abstract:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan tidak akan pernah hilang selama kehidupan manusia berlangsung. Karena pada hakikatnya manusia adalah makhluk yang harus dididik dan dapat dididik.

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL KOMPETENSI JENJANG SEKOLAH DASAR

KISI-KISI SOAL KOMPETENSI JENJANG SEKOLAH DASAR KISI-KISI SOAL KOMPETENSI JENJANG SEKOLAH DASAR Standar Kompetensi Guru Kompetensi Utama SI/SK Kompetensi Guru Mapel KD Indikator Esensial Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seperti diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 (dalam

BAB I PENDAHULUAN. Seperti diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 (dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan di tanah air selalu dilakukan. Hal ini dimaksudkan agar dapat menciptakan proses pembelajaran yang dapat mengembangkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bab I ini membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah,

I. PENDAHULUAN. Bab I ini membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, I. PENDAHULUAN Bab I ini membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan ruang lingkup penelitian. Untuk lebih jelasnya peneliti

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori. 2.1.1. Prestasi Belajar Sehubungan dengan prestasi belajar, Poerwanto (1986:2) memberikan pengertian prestasi belajar yaitu hasil yang dicapai oleh seseorang dalam

Lebih terperinci

kebutuhan anak yang berusia antara 7-12 tahun. Anak dalam kelompokusia 7-12 tahun menurut Piaget (dalam Riyanto : 2002), anak pada usia ini pada tahap

kebutuhan anak yang berusia antara 7-12 tahun. Anak dalam kelompokusia 7-12 tahun menurut Piaget (dalam Riyanto : 2002), anak pada usia ini pada tahap 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu mata pelajaran yang memerlukan perhatian khusus bagi siswa SD adalah mata pelajaran IPS. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu mata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beberapa aspek bidang keilmuan, meliputi : geografi, sejarah, psikologi, sosiologi,

BAB I PENDAHULUAN. beberapa aspek bidang keilmuan, meliputi : geografi, sejarah, psikologi, sosiologi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan mata pelajaran yang mencakup beberapa aspek bidang keilmuan, meliputi : geografi, sejarah, psikologi, sosiologi, ekonomi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proses Belajar Mengajar merupakan interaksi edukatif yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proses Belajar Mengajar merupakan interaksi edukatif yang dilakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses Belajar Mengajar merupakan interaksi edukatif yang dilakukan oleh guru dan siswa di dalam situasi tertentu. Mengajar atau lebih khusus lagi melaksanakan proses

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian ditemukan temuan penelitian secara umum bahwa pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan berbasis VCT analisis nilai dilema moral memiliki

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teknologi informasi dan komunikasi berkembang secara cepat seiring dengan globalisasi sehingga interaksi dan penyampaian informasi akan berkembang dengan cepat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengintegrasikan disiplin ilmu-ilmu sosial ke dalam satu bidang studi.

BAB I PENDAHULUAN. mengintegrasikan disiplin ilmu-ilmu sosial ke dalam satu bidang studi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan mata pelajaran terpadu yang mengintegrasikan disiplin ilmu-ilmu sosial ke dalam satu bidang studi. Permendiknas No. 20

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Salah satu disiplin ilmu yang dipelajari pada jenjang Sekolah Menengah Atas

I. PENDAHULUAN. Salah satu disiplin ilmu yang dipelajari pada jenjang Sekolah Menengah Atas I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu disiplin ilmu yang dipelajari pada jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah ilmu kimia. Ilmu kimia adalah salah satu rumpun sains yang mempelajari mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Oleh karena itu, pendidikan menjadi kebutuhan manusia. 1

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Oleh karena itu, pendidikan menjadi kebutuhan manusia. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan manusia sejak dari kelahirannya terus mengalami perubahan-perubahan, baik secara fisik maupun psikologis. Manusia yang merupakan makhluk hidup dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. guru untuk mengetahui dan memperbaiki proses maupun hasil belajar siswa.

BAB I PENDAHULUAN. guru untuk mengetahui dan memperbaiki proses maupun hasil belajar siswa. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asesmen dalam pembelajaran adalah suatu proses atau upaya untuk memperoleh sejumlah informasi mengenai perkembangan siswa selama kegiatan pembelajaran sebagai

Lebih terperinci