PEMBELAJARAN KONSEP, GENERALISASI, ISU SOSIAL, DAN BERBAGAI KETERAMPILAN DALAM ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) Adisel
|
|
- Handoko Hardja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Adisel, Pembelajaran Konsep, Generalisasi, Isu Sosial Dalam IPS 296 PEMBELAJARAN KONSEP, GENERALISASI, ISU SOSIAL, DAN BERBAGAI KETERAMPILAN DALAM ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) Adisel Abstraction: In Teaching Social subject, there are two form curriculums they are integrated approach and structural approach. Those approaches are used in senior high school in Social and Culture subject. Kata Kunci: Konsep, Generalisasi, Isu Sosial, IPS A. PENDAHULUAN Dengan memperhatikan berbagai pendekatan dalam pengajaran IPS maka paling tidak, terdapat dua bentuk pengorganisasian kurikulum dalam kurikulum IPS yang berlaku di sekolah Indonesia. Yang pertama adalah pendekatan terpadu, yang juga dikenal dengan integrated approach atau juga disebut broad field atau interdisciplinary approach. Pendekatan-pendekatan seperti itu umumnya digunakan pada tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) yang menurut Peraturan Pemerintah (PP) No. 28 Tahun 1990 pasal 1 ayat 1 disebutkan bahwa Pendidikan dasar adalah pendidikan umum yang lamanya sembilan tahun, diselenggarakan selama enam tahun di Sekolah Dasar dan tiga tahun di Sekolah Lanjutan Tmgkat Pertama atau satuan pendidikan yang sederajat. Pendekatan berikutnya adalah: yang disebut dengan pendekatan struktural atau structural approach yaitu suatu pendekatan yang menekankan pada satu disiplin ilmu. Pendekatan ini digunakan dalam Kurikulum Sekolah Menengah Umum Tingkat Atas (SMA) dimana mata pelajaran Ilmu -Ilmu Sosial terdiri dan Kelompok Program Studi Ilmu-ilmu Sosial dan Pengetahuan Budaya. Program Studi Ilmu-ilmu sosial meliputi Geografi, Ekonomi, Sejarah, Tata Negara, Sosiologi dan Antropologi. Di samping itu tersedia kelompok pilihan. Tingkat SMA pendekatan struktural digunakan untuk memperoleh korsep-konsep ilmuilmu sosial. Secara keseluruhan materi pengajaran IPS berbentuk : 296
2 Adisel, Pembelajaran Konsep, Generalisasi, Isu Sosial Dalam IPS Konsep dan Generalisasi Konsep dan generalisasi diperoleh dari disiplin Ilmu-Ilmu Sosial seperti Geografi, Ekonomi, Ilmu Politik dan Hukum, Sosiologi, dan Antropologi serta Sejarah dan Tata Negara. Beberapa konsep yang dapat diperoleh dari geografi, ekononi atau hukum diantaranya adalah: (1) kebutuhan manusia tak t ebatas, (2) ketersediaan sumber daya alam yang terbatas, (3) mengolah dan memanfaatkan sumber daya alam secara bertanggungjawab. Konsep-konsep tersebut berasal dari ketiga disiplin ilmu tersebut di atas. Agar memberi pengertian secara komprehensif dan diterapkan pada situasi yang lebih luas maka dapat disusun dalam bentuk generalisasi seperti berikut: Kebutuhan manusia yang tidak terbata dihubungkan dengan sumberdaya alam yang terbatas, menuntut manusia untuk mengolah dan memanfaatkan sumberdaya alam secara bertanggung jawab. 2. Tema dan Topik Tema dan Topik juga dapat diangkat dari Buku-buku paket program studi ilmu-ilmu Sosial atau buku teks ilmu-ilmu sosial. Tema dapat saja dibahas di sekitar tema pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, dengan topik: Upayaupaya yang ditempuh pemerintah dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia menjelang era industrialisasi. 3. Masalah Sebagaimana halnya dengan konsep, generalisási, tema dan topik maka masalah dapat pula diangkat dari disiplin ilmu-ilmu sosial yang ada dan dapat dijadikan sebagai pokok pembahasan dalam pengajaran IPS di sekolah. Hal itu sesuai dengan fungsi IPS yang berupaya menekankan pada proses pembuatan keputusan bagi siswa.
3 Adisel, Pembelajaran Konsep, Generalisasi, Isu Sosial Dalam IPS 298 B. MENGAJARKAN KONSEP, KETERAMPILAN SOSIAL DAN ISU DALAM IPS 1. Mengajarkan Konsep dan Generalisasi Guna memahami pengertian konsep dan generalisasi serta hubungan antara keduanya maka terlebih dahulu harus dipahami pengertian konsep dan generalisasi. Namun terlebih dahulu perlu dibahas tentang model struktur pengetahuan seperti yang diajukan oleh Dorothy McClure Fraser (1969:101) yang isinya adalah : Berdasarkan model struktur pengetahuan tersebut dapat dilihat jenjang pembentukan konsep dan generalisasi yang pada dasarnya akan sangat membantu dalam pemahamannya dan bahkan juga pengenalan kedua aspek tersebut dalam setiap disiplin ilmu pengetahuan yang amat berguna bagi para pengajar umumnya. Menampilkan ilmu-ilmu sosial dengan cara tersebut dapat memberi peluang bagi para pengembang kurikulum IPS untuk mengembangkannya berdasarkan pemahaman minimum yang dapat disusun secara baik dalam bentuk paket untuk setiap tingkatan yang berbeda. Sebelum membahas lebih lanjut tentang hal ini ada baiknya jika juga dibahas tentang upaya yang dapat dilakukan oleh guru untuk membantu siswa menemukan dan memahami konsep. Pengajaran konsep sebenarnya juga meliputi langkah-langkah yang dapat dilakukan siswa untuk menemukan konsep. Jadi sebenarnya ada dua pendekatan formal dalam pembelajaran konsep. Yang pertama (Concept Attainment) adalah mengajarkan konsep yang menurut pertimbangan guru perlu diketahui murid dan pendekatan kedua (Concept
4 Adisel, Pembelajaran Konsep, Generalisasi, Isu Sosial Dalam IPS 299 Formation/diagnosis) adalah mengajarkan bagaimana konsep dikembangkan untuk siswa sendiri. Kedua pendekatan tersebut (Savage dan Armstrong, 1996;168-69) memiliki kegunaan yang signfikan bagi siswa. Bahkan mungkin merupakan salah satu titik lemah pendidikan di Indonesia sehingga siswa tidak dapat berpikir secara baik yaitu sistematik dan terstruktur. Akibatnya siswa sulit mengikuti perkembangan tingkat kesukaran dalam pembelajaran termasuk dalam menghubungkan antara berbagai konsep dalam ilmu-ilmu sosial khususnya dan ilmu pengetahuan umumnya. Kelemahan itu juga akan menyebabkan siswa mengalami kesulitan untuk menangkap secara utuh apa yang disebut dengan body of knowledge sebuah disiplin ilmu termasuk disiplin ilmu sosial. Melalui pendekatan pertama yaitu mengajarkan konsep pilihan guru, guru dapat mengajarkan berbagai konsep. Guru dapat mengajarkan konsep yang sederhana seperti gurun pasir atau sungai. Guru dalam proses pembelajaran menunjukkan kepada siswa gambar gurun pasir atau gambar sungai dan kemudian guru memperlihatkan lagi gambar lain yang bukan gurun pasir atau sungai. Langkah berikutnya adalah meminta siswa untuk membuat batasan/ pengertian tentang daerah gurun ataupun sungai. Pengembangan atau diagnosis konsep tersebut akan membantu siswa mengelompokkan dan memberi label terhadap isolated pieces of information, tugas guru adalah membantu memberikan bimbingan dan arahan kepada siswa dalam proses tersebut. Berdasarkan uraian di atas, kiranya dapat diperoleh gambaran yang jelas tentang kedudukan konsep dan generalisasi dalam struktur ilmu pengetahuan khususnya dalam setiap disiplin ilmu sosial sebagai sumber utama IPS. Konsep, seperti juga kata-kata dengan arti denotatif, sangat tepat diajarkan dengan senantiasa memperhatikan pengembangan aturan umum pemahaman perbendaharaan kata. Untuk itu, dalam mengajarkan konsep sebaiknya diusahakan agar: 1) Konsep diajarkan selalu dalam konteks dan tidak dalam isolasi. Bahkan sebaiknya dalam konteks yang bervariasi agar dapat mengungkap pengertian yang tersembunyi dan konsep-konsep yang berbeda itu.
5 Adisel, Pembelajaran Konsep, Generalisasi, Isu Sosial Dalam IPS 300 2) Siswa harus senantiasa diberi kesempatan untuk sampai pada pengertian mereka sendiri tentang konsep yang diajarkan sebelum dibimbing dan diarahkan oleh guru. 3) Di dalam pembentukan konsep siswa harus membaca, mendengarkan dan menuliskan konsep yang baru dikenalkan kepadanya Psikologi belajar telah mengajarkan kepada kita bahwa dengan menggunakan rasa, penglihatan, pendengaran dan herbicara secara bersama-sama dapat meningkatkan penangkapan dan ingatan kita tentang berbagai pengetahuan. Dalam membahas pengajaran konsep maka tidak dapat dipisahkan dari generalisasi sebab mengajar IPS lewat generalisasi akan lebih bermakna. Untuk itu perlu kiranya dipahami pula tentang hubungan antara konsep dan generalisasi. 2. Mengajarkan isu-isu sosial Siswa hidup dalam masyarakat oleh karena itu siswa perlu mengenali kehidupan masyarakatnya. Salah satu hal yang dihadapi oleh anggota masyarakat adalah adanya isu- isu sosial. Isu sosial dapat didefinisikan sebagai masalah-masalah masyarakat yang belum dapat diselesaikan dan mengundang perhatian sebagian besar warganegara. Warganegara biasanya memiliki nilai komitmen yang tinggi terhadap hal seperti itu dan tidak jarang mereka tidak setuju dengan cara mengatasi masalah tersebut. Isu-isu sosial tersebut hanya dapat dipahami dengan menggunakan pendekatan antar disiplin. Data ilmiah memang diperlukan namun tidak cukup untuk memecahkan masalah. Isu-isu sosial memiliki dimensi nilai dan kuat berakar pada keterikatan emosional. Dengan mempelajari isu-isu sosial siswa dibantu untuk memperoleh pengertian yang baik tentang dinamika dan perubahan masyarakat. Walaupun isu-isu sosial merupakan bagian penting dan kurikulum IPS namun banyak guru IPS yang menghindari atau tidak memahami tanggungjawabnya untuk mengkaji hal tersebut bersama-sama siswa. Isu-isu sosial yang muncul dapat bermacam-macam, mulai dari yang bersifat lokal sampai pada yang bersifat nasional dan bahkan internasional.
6 Adisel, Pembelajaran Konsep, Generalisasi, Isu Sosial Dalam IPS 301 Akan tetapi sama halnya dengan bahan pengajaran lainnya dalam IPS maka isu-isu sosial yang akan diajarkan kepada siswapun harus disesuaikan dengan tingkat usia dan perkembangan kemampuan mereka. Beberapa contoh diantaranya adalah masalah perkelahian antar-pelajar, orang-orang tua yang mengajari anaknya, wajib belajar, atau kepatuhan terhadap hukum misalnya pelanggaran lalu lintas dan lain-lain. Dalam mengajarkan isu-isu sosial maka yang perlu dilakukan oleh guru adalah: Pertama guru menyampaikan gambaran umum misalnya tentang kepatuhan dan kesadaran hukum. Untuk dapat dilakukan kerjasama dengan pihak-pihak penegak hukum. Tujuannya adalah para siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk berpartisipasi secara efektif dalam kehidupan dan lembaga-lembaga hukum di masyarakat. Di negara yang sudah maju kerjasama tersebut diwujudkan dalam materi kurikulum IPS yang disebut Law-related education. Sebagai contoh mengajarkan Law-related Education tersebut adalah dengan menetapkan tujuan, dan konsep-konsep serta kegiatan-kegiatan dalam mengajarkan Hubungan hukum dan Pendidikan tersebut kepada para siswa. Tujuannya misalnya adalah agar siswa dapat mengembangkan pemahamannya terhadap hak-hak dan tanggung jawab konstitusionalnya yang sokogurunya adalah keputusankeputusan pengadilan yang akan merefleksikan nilai-nilai Bangsa Indonesia sebagai negara hukum yang demokratis. Contoh lainnya adalah mengajar siswa tentang isu kenyataan global atau yang sekarang dikenal dengan era globalisasi. Tujuannya adalah membantu siswa meningkatkan kesadaran dan pengertiannya tentang hubungan yang interlocking antara semua orang dan bangsa-bangsa di dunia. Konsepnya adalah: saling ketergantungan ( interdependence), dimana hubungan timbal balik antar bangsa meliputi berbagai bidang termasuk, keuangan, perdagangan, komunikasi, perjalanan dan melampaui batas-batas nasional. Kegiatannya adalah membagi siswa ke dalam beberapa kelompok yang akan mewakili negara-negara maju, negara berkembang atau negaranegara industri dan negaranegara dunia ketiga. Kemudian meminta kepada siswa untuk melihat makanan utama dari masing-masing kelompok bangsabangsa itu.
7 Adisel, Pembelajaran Konsep, Generalisasi, Isu Sosial Dalam IPS Mengajarkan Berbagai Keterampilan Dalam IPS IPS kadang dianggap sebagai pelajaran keterampilan oleh karena menyangkut berbagai hal yang dibutuhkan oleh seseorang sebagai warga masyarakat ataupun sebagai warganegara. Hal itu jelas sebab diantara isi IPS adalah keterampilan peta, keterampilan belajar dan keterampilan dalam berfikir kritis. Keterampilan lainnya ditambahkan pula oleh James A. Banks, (1985) dengan Social Science Inquiry Skills dan Group Skills. Untuk lebih jelasnya akan dibahas secara garis besar hal-hal yang berkaitan dengan keterampilan-keterampilan tersebut yang secara langsung akan mempengaruhi pengajaran IPS. a) Mengajar bagaimana memahami. Walau berupa abstraksi, konsep-konsep sering muncul dalam bentuk abstrak. Agaknya setiap konsep muncul dalam pikiran seseorang sebagai pemahaman terhadap sesuatu yaitu sejumlah keseluruhan gagasan dan dugaan/pikiran seseorang tentang suatu topik tertentu. Jadi konsep pemahaman seseorang tentang hijau adalah keseluruhan dari gagasan seseorang tentang hijau; demikian juga dengan konsep seseorang tentang demokrasi. Walaupun konsep orang tersebut mungkin tidak lengkap atau benar, itu adalah milik metodenya sendiri. Itulah sebabnya tidak ada dua orang yang memiliki pemahaman yang sama terhadap sesuatu. b) Mengajarkan sikap, minat dan nilai-nilai. Berbeda dengan pengajaran konsep dan generalisasi, maka mengajarkan sikap dan penghargaan, sesuatu yang ideal, minat, nilai-nilai dan karakter moral dan etika adalah lebih sulit. Namun karena hal itu merupakan kebutuhan bangsa dan negara untuk tetap hidup maka kita sebagai guru-guru IPS seharusnya merasa terpanggil untuk paling tidak menganggap hal tersebut sebagai bagian dan tanggung jawab kita untuk mengajarkannya dan mengajarkan secara efektif. 1) Mengembangkan sikap. Untuk mengembangkan sikap dapat dibedakan beberapa cara. Cara-cara untuk mengembangkan sikap adalah dengan
8 Adisel, Pembelajaran Konsep, Generalisasi, Isu Sosial Dalam IPS 303 meniru orang lain baik disadari atau tidak, dan biasanya kita akan mencoba memiliki sikap orang-orang yang sering berhubungan dengan kita. Selain itu kita juga mungkin mengembangkan sikap dengan mengenali sebuah model dan berusaha meniru perilaku model tersebut. Biasanya yang dijadikan model adalah yang lebih tua atau yang lebih berpengaruh karena memiliki kelebihan-kelebihan tertentu dibandingkan dengan orang lain di dalam kelompoknya. Sikap seseorang juga dapat dikembangkan melalui pengalaman emosional. Oleh sebab itu tidaklah mengherankan apabila pengalaman emosional yang baik akan menghasilkan sikap yang dan sebaliknya. Informasi Juga dapat membentuk sikap seseorang. Seseorang yang memperoleh informasi yang salah atau tidak lengkap tentang sesuatu hal akan mengembangkan sikap yang kurang baik terhadap hal tersebut. 2) Mengembangkan sikap menghargai dan minat. Menghargai dan minat adalah bentuk khusus dan kelompok sikap dan berkembang sebagaimana sikap-sikap lain berkembang. Dalam upaya mengembangkan apresiasi dan minat, yang harus diperhatikan khusus adalah sentuhan afeksi terhadap penyajian dan contoh-contoh yang harus diikuti oleh siswa. 3) Mengembangkan nilai-nilai. Menurut beberapa ahli dalam bidang ini (Raths, Harmin, dan Simon) jika seseorang ingin mengembangkan nilai-nilai pada siswa maka adalah lebih baik jika: (a) Memberikan kemungkinan kepada siswa untuk memilih secara bebas. ( b) Membantu menemukan dan menguji berbagai alternatif bila dihadapkan dengan pilihan. (c) Membantu siswa untuk menimbang pilihan-pilihan yang ada secara hati-hati dan mencoba membayangkan akibat-akibat yang mungkin ditimbulkannya. (d) Mendorong siswa untuk mempertimbangkan sesuatu yang dianggap bernilai dan yang dihargai. (e) Beri kesempatan pada mereka untuk menjelaskan kepada teman-teman lainnya tentang pilihan mereka. (f) Bantu mereka untuk bertindak, hidup dan berperilaku sesuai dengan pilihannya. (g) Berikan
9 Adisel, Pembelajaran Konsep, Generalisasi, Isu Sosial Dalam IPS 304 kemungkinan kepada mereka untuk menguji/mengkaji ulang perilaku atau pola-pola perilaku dalam kehidupannya. Hal-hal atau cara-cara di atas adalah beberapa cara yang sampai sekarang dianggap sebagai cara-cara yang sudah dan sering dilakukan dalam mengajarkan sikap, nilai-nilai dan sesuatu yang ideal. Keterampilan lainnya yang juga dianggap penting dalam pengajaran ilmu-ilmu sosial dan IPS adalah mengajar siswa bagairnana berfikir, bahkan lebih itu membantu siswa bagaimana berfikir kritis dan kreatif sebagai salah satu tujuan diajarkannya IPS di sekolah. d) Mengajar bagaimana berpikir. Berpikir sebagai kata kerja menunjukkan adanya suatu proses. Berpikir adalah kegiatan mental yang bertujuan, yaitu suatu proses mental dalam mana seseorang berinteraksi dengan data dan informasi untuk memperoleh pengetahuan. Peranan berpikir terutama dalam menghadapi abad ke 21 sebagai abad informasi dan globalisasi, menuntut kemampuan tertentu dan setiap individu dalam kedudukannya sebagai warganegara, warga masyarakat, ilmuwan atau tenaga ahli. e) Membuat generalisasi. Generalisasi adalah pemyataan tentang hubungan antara dua konsep atau lebih. Pernyataan-pernyataan itu dapat dimulai dan yang paling sederhana sampai yang paling rumit. Kadang generalisasi juga dianggap sebagai prinsip/dasar/hukum. Jika siswa menyusun generalisasi, mereka sebenamya merumuskan pernyataan-pemyataan yang menunjukkan bagaimana konsep-konsep dihubungkan. Penting bagi siswa untuk menyusun deskripsi yang akurat, menyimpulkan, menganalisis data, membedakan, membandingkan dan mengkontraskan sebelum menyusun generalisasi. f) Keterampilan menulis. Mata pelajaran IPS sangat kaya dengan kesempatan bagi siswa untuk memperluas dan meningkatkan kemampuan berbicara, mendengarkan dan menulis. Warganegara yang efektif adalah warga negara yang memiliki kompetensi yang baik dalam berbicara, mendengarkan dan menulis. Dalam mengajarkan keterampilan guru harus mula-mula
10 Adisel, Pembelajaran Konsep, Generalisasi, Isu Sosial Dalam IPS 305 menekankan bahwa menulis pada dasamya adalah salah satu bentuk berpikir. C. PENUTUP Di atas telah dibahas berbagai keterampilan dalam IPS yang dapat diajarkan kepada siswa melalui berbagai strategi pengajaran. Dengan mengembangkan berbagai keterampilan dalam IPS tersebut diharapkan para siswa dapat bekerja secara efektif baik sebagai warga negara maupun sebagai warga masyarakat. Keterampilan-keterampilan tersebut memang amat diperlukan dalam kehidupan apalagi dalam kehidupan yang semakin kompleks dengan tuntutan kehidupan yang semakin tinggi. Hanya mereka yang memiliki keterampilan dan memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan menggunakan keterampilan itulah yang akan dapat bertahan dalam berbagai seleksi sosial di masyarakat. Penulis; Adisel, M.Pd adalah Dosen Tetap Jurusan Tarbiyah STAIN Bengkulu. DAFTAR PUSTAKA Abdul Aziz Wahab., (2007) Metode dan Model-model Mengajar IPS. Alfabeta. Bandung. Banks, James A., with Clegg Jr. Ambrosse A., (1985) Teaching Strategies for the Social Studies, New York: Longman. Nana Syaqdih Sumkadinata., (2004) Pengembangan Kurikulum (Teori dan Pratik). PT. Remaja Rodakarya. Bandung. Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain., (2006) Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta. Ronald H.Anderson., (1994) Pemilihan dan Pengembangan Media utuk Pembelajaran. UT & PT. Raja Grafindo Persada. Omar Hamalik., (2008) Kurikulum dan Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik Melalui Pembelajaran PKn Dalam Mengembangkan Kompetensi (Studi Kasus di SMA Negeri 2 Subang)
Lebih terperinciTinjauan Mata Kuliah...
iii Daftar Isi Tinjauan Mata Kuliah... xi Modul 1: KONSEP IKN - PKN... 1.1 Pengertian IKN - PKN...... 1.2 Latihan... 1.2 Rangkuman... 1.3 Tes Formatif 1... 1.4 Tujuan IKN - PKN... 1.17 Latihan... 1.17
Lebih terperinciILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)
KURIKULUM 2013 KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) / MADRASAH TSANAWIYAH (MTS) KELAS VII - IX MATA PELAJARAN : ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) Nama Guru NIP/NIK Sekolah : : : 1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa depan, yaitu: (1) learning to know (belajar untuk mengetahui), (2) learning
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar merupakan suatu proses pribadi yang tidak harus dan atau merupakan akibat kegiatan belajar mengajar. Guru melakukan kegiatan mengajar tidak selalu diikuti terjadinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat (PP No.19 tahun 2005). Salah satu
Lebih terperinciMENDEFINISIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL. Oleh. Sudrajat. Mahasiswa Prodi Pendidikan IPS PPS Universitas Negeri Yogyakarta
MENDEFINISIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Oleh Sudrajat Mahasiswa Prodi Pendidikan IPS PPS Universitas Negeri Yogyakarta A. Muqadimah Bagi kebanyakan siswa IPS merupakan mata pelajaran yang membosankan. Mereka
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. sesuatu yang harus ia lakukan. Berfikir merupakan ciri utama bagi manusia,berfikir
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Berpikir 1. Kemampuan Berpikir Kemampuan adalah kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Seseorang dikatakan mampu apabila ia bisa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam konteks nasional, kebijakan perubahan kurikulum merupakan politik pendidikan yang berkaitan dengan kepentingan berbagai pihak, bahkan dalam pelaksanaannya seringkali
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. keterampilan intelektual. Karena itu pengorganisasian materi pembelajaran
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Keterampilan Intelektual Dalam proses belajar mengajar yang menekankan konstruksi pengetahuan, kegiatan utama yang berlangsung adalah berpikir atau mengembangkan keterampilan intelektual.
Lebih terperinciom KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.
www.kangmartho.c om KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. (PKn) Pengertian Mata PelajaranPendidikan Kewarganegaraan
Lebih terperinciKURIKULUM DAN PENGEMBANGAN MATERI IPS DI SMP. Oleh : Dr. Agus Mulyana, M.Hum Universitas Pendidikan Indonesia
KURIKULUM DAN PENGEMBANGAN MATERI IPS DI SMP Oleh : Dr. Agus Mulyana, M.Hum Universitas Pendidikan Indonesia A. Landasan Filosofis Esensialisme Perenialisme Progresivisme Reconstructivisme Esensialisme
Lebih terperinciPEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN OLEH GURU GEOGRAFI SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA BARABAI KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH
PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN OLEH GURU GEOGRAFI SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA BARABAI KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH Oleh: Yuliana Guru Pesantren Darul Istiqomah ABSTRACT The use of media in teaching and
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pembangunan dalam dunia pendidikan dilaksanakan dalam. rangka meningkatkan kualitas manusia yang berhubungan dengan proses
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pesatnya pembangunan dalam dunia pendidikan dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kualitas manusia yang berhubungan dengan proses budaya, sehingga dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. belajar terjadilah perubahan dalam diri individu. Aktivitas belajar siswa dikatakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari, hasil dari aktivitas belajar terjadilah
Lebih terperinciINISIASI 1 PERSPEKTIF DAN TUJUAN PENDIDIKAN IPS
INISIASI 1 PERSPEKTIF DAN TUJUAN PENDIDIKAN IPS Para mahasiswa S1 PJJ PGSD, selamat berjumpa kembali dalam tutorial on line ke-1 mata kaliah Pengembangan Pendidikan IPS. Pada tutorial kali ini kita akan
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DISCUSSION TEXT BERDASARKAN KONSEP THE GENRE BASED APPROACH PADA SISWA KELAS XII IPA 3 SMA NEGERI 1 SURAKARTA
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DISCUSSION TEXT BERDASARKAN KONSEP THE GENRE BASED APPROACH PADA SISWA KELAS XII IPA 3 SMA NEGERI 1 SURAKARTA PENELITIAN TINDAKAN KELAS Diajukan Kepada Program Studi Magister
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dibahas beberapa hal yang lebih mengarah pada judul yaitu rumusan masalah,
I. PENDAHULUAN Pembahasan dalam bab ini akan difokuskan pada beberapa hal pokok yang berupa latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah. Untuk memberikan arah pembahasan yang lebih
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian penerapan metode
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian penerapan metode Learning Starts With A Question untuk meningkatkan aktivitas belajar IPS siswa kelas VII A SMP Negeri
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. baik. Perlu diakui bahwa tidak semua manusia dapat tumbuh dan berkembang
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi manusia. Dengan demikian, manusia dapat mencapai kemamjuan di berbagai bidang yang pada akhirnya dapat menempatkan seseorang
Lebih terperinci13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.
KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. (PKn) Pengertian Mata PelajaranPendidikan Kewarganegaraan Berdasarkan UU Nomor
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teknologi informasi dan komunikasi berkembang secara cepat seiring dengan globalisasi sehingga interaksi dan penyampaian informasi akan berkembang dengan cepat.
Lebih terperinciKEWARGANEGARAAN. Ruang Lingkup Mata Kuliah Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi : Etika Berkewarganegaraan. Rizky Dwi Pradana, M.Si PSIKOLOGI PSIKOLOGI
Modul ke: KEWARGANEGARAAN Ruang Lingkup Mata Kuliah Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi : Etika Berkewarganegaraan Fakultas PSIKOLOGI Program Studi PSIKOLOGI www.mercubuana.ac.id Rizky Dwi Pradana, M.Si
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama teknologi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama teknologi informasi menyebabkan arus informasi menjadi cepat dan tanpa batas. Hal ini berdampak langsung pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. belajar yang tepat dan serasi bagi siswa-siswa. Bagi seorang guru mengajar
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran memegang peranan yang sangat vital. Hamalik mengungkapkan dalam proses pembelajaran, unsur proses belajar memegang peranan yang sangat
Lebih terperinciA. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum,dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nani rosdijati, dkk. Panduan PAKEM IPS SD,(Jakarta: Erlangga, 2010),58 2
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di tingkat Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)/Sekolah Dasar Luar Biasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian dari proses kebudayaan dalam arti bahwa
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan bagian dari proses kebudayaan dalam arti bahwa melalui pendidikan manusia didewasakan, melalui pendidikan ia belajar pengetahuan, mendapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi saat ini ditandai dengan ilmu teknologi yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi saat ini ditandai dengan ilmu teknologi yang berkembang dengan sangat cepatnya. Ilmu pengetahuan menjadi bagian terpenting di dalamnya. Yang tentunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan prestasi manusia melalui pembelajaran disekolah. yang bermanfaat untuk menjalankan kehidupan yang lebih baik.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu usaha sadar dalam menyiapkan peserta didik melalui pembelajaran atau pelatihan yang secara teratur dan sistematis untuk kepentingan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat vital bagi sebuah Negara. Pendidikan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat vital bagi sebuah Negara. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting untuk menciptakan sumber daya manusia yang mumpuni.
Lebih terperinciVol. 1 No. 1 Th. Jan-Des 2016 ISSN:
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA Eka Kurniawati Prodi Pascasarjana Pendidikan Matematika Universitas Bengkulu Email
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki 4 (empat) program studi keahlian yaitu keuangan, tata niaga,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Metro merupakan sekolah yang memiliki 4 (empat) program studi keahlian yaitu keuangan, tata niaga, administrasi dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai Sekolah Menengah Pertama (SM P) / Madrasah Tsanawiyah (MTS).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu mata pelajaran yang di berikan mulai dari jenjang Sekolah Dasar (SD) Madrasah Ibtidaiyah (MI) sampai Sekolah Menengah
Lebih terperinciPENERAPAN METODE INQUIRY PADA MATERI ORGANISASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI KUTA BAK MEE ACEH BESAR
PENERAPAN METODE INQUIRY PADA MATERI ORGANISASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI KUTA BAK MEE ACEH BESAR Yusmira, Mahmud HR, Bakhtiar Hasan Ymira624@gmail.com ABSTRAK Materi organisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran dalam dunia pendidikan masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, kemudian ceramah menjadi pilihan utama metode pembelajaran. Pandangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciPaket 1 PENGERTIAN, RUANG LINGKUP, DAN TUJUAN IPS
Paket 1 PENGERTIAN, RUANG LINGKUP, DAN TUJUAN IPS Pendahuluan Paket ini difokuskan pada pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), ruang lingkup IPS, dan tujuan pembelajaran IPS. Paket ini merupakan paket
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan usaha sadar untuk membekali warga negara agar menjadi warga negara yang memiliki kecerdasan dan kepribadian yang baik. Hal tersebut sesuai
Lebih terperinciMATA KULIAH : KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN
MATA KULIAH : KEWARGANEGARAAN Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi MANAJEMENT MODUL 1 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SUMBER : BUKU ETIKA BERWARGANEGARA,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ilmu Pengetahuan Sosial 1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial Pendidikan ilmu pengetahuan sosial merupakan proses mendidik dan memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis untuk memotivasi, membina, membantu, dan membimbing seseorang untuk mengembangkan potensinya
Lebih terperinciANALISIS KURIKULUM DAN MODEL PEMBELAJARAN GEOGRAFI PERTEMUAN PERTAMA
ANALISIS KURIKULUM DAN MODEL PEMBELAJARAN GEOGRAFI PERTEMUAN PERTAMA DESKRIPSI Mata kuliah ini mengkaji tentang kurikulum dan model pembelajaran Geografi yang berkaitan dengan analisis terhadap pengembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia. Oleh karena itu, pendidikan menjadi kebutuhan manusia. 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan manusia sejak dari kelahirannya terus mengalami perubahan-perubahan, baik secara fisik maupun psikologis. Manusia yang merupakan makhluk hidup dengan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPS melalui penerapan metode
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. SIMPULAN Penelitian tindakan kelas dengan menerapkan metode pembelajaran Index Card Match pada dasarnya dilakukan untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyak berhubungan dengan para siswa jika dibandingkan dengan personal
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pada dasarnya guru merupakan kunci utama dalam pengajaran. Guru secara langsung berupaya mempengaruhi, mengarahkan dan mengembangkan kemampuan siswa didalam proses
Lebih terperinciINISIASI 1 PERSPEKTIF DAN TUJUAN PENDIDIKAN IPS
INISIASI 1 PERSPEKTIF DAN TUJUAN PENDIDIKAN IPS Para mahasiswa S1 PJJ PGSD, selamat berjumpa kembali dalam tutorial on line ke-1 mata kaliah Pengembangan Pendidikan IPS. Pada tutorial kali ini kita akan
Lebih terperinciHAKIKAT DAN KARAKTERISTIK ILMU SOSIAL. Grendi Hendrastomo
HAKIKAT DAN KARAKTERISTIK ILMU SOSIAL Grendi Hendrastomo Email: ghendrastomo@yahoo.com Hakikat Konsep Dasar Ilmu Sosial Istilah-istilah Social science (Ilmu Sosial) Bersifat disipliner dari ilmu masing-masing
Lebih terperinciKORELASI ANTARA PENDIDIKAN NONFORMAL DAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 TANJUNGPINANG
KORELASI ANTARA PENDIDIKAN NONFORMAL DAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 TANJUNGPINANG ARTIKEL E-JOURNAL Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. sudah disusun secara matang dan terperinci. (http://elkawaqi.blogspot.com/2012/12/pengertian-implementasi-menurut-para.html).
9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka A.1 Konsep Penerapan Penerapan adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci. (http://elkawaqi.blogspot.com/2012/12/pengertian-implementasi-menurut-para.html).
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial SD IPS merupakan suatu program pendidikan dan bukan sub-disiplin
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial SD IPS merupakan suatu program pendidikan dan bukan sub-disiplin ilmu tersendiri, sehingga tidak akan ditemukan baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diakses pada tanggal 03 Nopember 2014, hlm.4.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Inti pokok ajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pembangunan ekonomi dan sosial Negara Thailand pada periode 11 (2012-2016) menggunakan konsep pengembangan secara terpadu dan menyeluruh. Aspek pembangunan yang
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING
PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI SDN SEMBORO 01 KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER TAHUN AJARAN 2014/2015 Wiwik Kusumawat 1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berlakunya Kurikulum 2004 berbasis kompetensi yang telah direvisi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berlakunya Kurikulum 2004 berbasis kompetensi yang telah direvisi melalui Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), menuntut perubahan paradigma dalam pendidikan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Abad 21 ditandai oleh pesatnya perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan teknologi dalam berbagai bidang kehidupan di masyarakat, terutama teknologi informasi dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia. Selain itu pendidikan mempunyai tanggung jawab terhadap
Lebih terperinciANALISIS KEMAMPUAN GURU MENGELOLA PEMBELAJARAN TEMATIK MENURUT KURIKULUM 2013 DI SD NEGERI 1 SOPAI KABUPATEN TORAJA UTARA
ANALISIS KEMAMPUAN GURU MENGELOLA PEMBELAJARAN TEMATIK MENURUT KURIKULUM 2013 DI SD NEGERI 1 SOPAI KABUPATEN TORAJA UTARA Thin Ratulangi 1, Nurdin Arsyad 2.Djadir 3 1 Program Studi Pendidikan Matematika,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu upaya untuk meningkatkan derajat kehidupan masyarakat adalah melalui pembangunan di bidang pendidikan. Pendidikan merupakan unsur yang paling vital dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu. sebagai salah satu komponen dalam proses belajar mengajar berperan sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam satuan pembelajaran. Guru sebagai
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar
BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Pengertian Belajar Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar memiliki arti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Menurut Sardiman belajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan kewarganegaraan (PKn) adalah program pendidikan berdasarkan nilainilai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan kewarganegaraan (PKn) adalah program pendidikan berdasarkan nilainilai pancasila sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral
Lebih terperinciPENGARUHPENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN INQUIRY PADA SISWA KELAS X.AV.2 PADA MATERI KONDENSATOR DI SMK NEGERI 1 WONOASRI
P-ISSN: 2477-8346 JUPITER (Jurnal Pendidikan Teknik Elektro) E-ISSN: 2477-8354 Volume 1, Nomor 1, Edisi Maret 2016, 16-21 jupiterfptk@ikippgrimadiun.ac.id PENGARUHPENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN INQUIRY
Lebih terperinciPENGARUH PEMBELAJARAN IPS DENGAN MEDIA TEKNOLOGI INFORMASI KOMUNIKASI DAN KOMPETENSI GURU TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA MTSN DI KABUPATEN TAPIN,
PENGARUH PEMBELAJARAN IPS DENGAN MEDIA TEKNOLOGI INFORMASI KOMUNIKASI DAN KOMPETENSI GURU TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA MTSN DI KABUPATEN TAPIN, Sitti Mariyam Abstract: This research aims to find out the
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Media pembelajaran merupakan suatu alat atau perantara yang berguna untuk memudahkan proses belajar mengajar, dalam rangka mengefektifkan komunikasi antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Akhlak sebagai potensi yang bersemayam dalam jiwa menunjukkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Akhlak sebagai potensi yang bersemayam dalam jiwa menunjukkan bahwa akhlak bersifat abstrak, tidak dapat diukur, dan diberi nilai oleh indrawi manusia (Ritonga,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Belajar Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa Indonesia. Disana dipaparkan bahwa belajar diartikan sebagai perubahan yang relatif permanen
Lebih terperinciKISI-KISI SOAL KOMPETENSI JENJANG SEKOLAH DASAR
KISI-KISI SOAL KOMPETENSI JENJANG SEKOLAH DASAR Standar Kompetensi Guru Kompetensi Utama SI/SK Kompetensi Guru Mapel KD Indikator Esensial Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar 1. Pengertian Belajar Belajar merupakan proses memperoleh ilmu pengetahuan, baik diperoleh sendiri maupun dengan bantuan orang lain. Belajar dapat dilakukan berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hlm Eva Latipah, Pengantar Psikologi Pendidikan, PT Pustaka Insani Madani, Yogyakarta,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang unik. Keunikan tersebut karena melibatkan subjek berupa manusia dengan segala keragaman dan ciri khasnya masing-masing.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tujuan penelitian, kegunaan penelitian, spesifikasi produk yang diharapkan. Untuk
I. PENDAHULUAN Pembahasan dalam bab pendahuluan ini akan difokuskan pada beberapa sub bab yang terdiri dari latar belakang masalah, fokus masalah dan masalah penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian,
Lebih terperinciRISIA IKA NURYAWATI A54A100141
UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE TEAM QUIZ PADA SISWA KELAS V SDN 01 SAMBIREJO KECAMATAN JUMANTONO KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 PUBLIKASI ILMIAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi drama, sosiokultural,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu ciri masyarakat modern adalah selalu ingin terjadi adanya perubahan yang lebih baik. Hal ini tentu saja menyangkut berbagai hal tidak terkecuali
Lebih terperinciPENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PADA BIDANG STUDI IPS MATERI BENUA AFRIKA DENGAN PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION
Indayani, Peningkatan Prestasi Belajar pada Bidang Studi IPS... 67 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PADA BIDANG STUDI IPS MATERI BENUA AFRIKA DENGAN PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VI SDN
Lebih terperinciأ ط ل ب ال ع ل م م ن ال م ھ د إ ل ى ال لح د
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kita sebagai muslim dituntut untuk menjadi orang yang berilmu, karena dengan ilmu kita menjadi tahu. Supaya kita tergolong orang yang berilmu, islam telah memerintahkan
Lebih terperinciKISI-KISI SOAL SELEKSI PPG SM3T 2015 BIDANG STUDI: PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
KISI-KISI SOAL SELEKSI PPG SM3T 2015 BIDANG STUDI: PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR Standar Guru Inti Guru Guru Mapel Menguasai materi,struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia dapat ditingkatkan, baik di kalangan nasional maupun. agar mutu kehidupan masyarakat dapat meningkat. Melalui pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas pendidikan merupakan aspek terpenting dalam usaha pembangunan yang sedang dilaksanakan di Indonesia. Hal ini sangat erat hubungannya dengan tujuan pembangunan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar Kegiatan pembelajaran meliputi belajar dan mengajar yang keduanya saling berhubungan. Kegiatan belajar merupakan kegiatan aktif siswa untuk membangun makna atau pemahaman
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: variabel dapat dikatakan memiliki korelasi sedang.
89 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil analisis yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Ada hubungan yang positif antara hasil belajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkarakter dalam mengisi kemerdekaan. Namun, memunculkan jiwa yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjuangan untuk lepas dari tangan penjajah negara asing sudah selesai sekarang bagaimana membangun negara dengan melahirkan generasi-generasi berkarakter dalam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2008: 79).
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dengan demikian akan menimbulkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberi dorongan untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komponen pendidikan merupakan komponen yang memiliki posisi yang sangat strategis dalam pembentukan karakter warga negaranya terutama karakter dari setiap
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar 1. Pengertian Belajar Perubahan seseorang yang asalnya tidak tahu menjadi tahu merupakan hasil dari proses belajar. Belajar merupakan berbuat, memperoleh pengalaman tertentu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berujung pada pencapaian suatu kualitas manusia tertentu yang dianggap dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dan sekaligus sistem yang bermuara dan berujung pada pencapaian suatu kualitas manusia tertentu yang dianggap dan diyakini sebagai
Lebih terperinciOleh Ngaenah Guru SD Negeri 4 Karangpaningal
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS MATERI GLOBALISASI MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 4 KARANGPANINGAL KECAMATAN
Lebih terperinciPENERAPAN METODE ROLE PLAYING
PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PKn PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 01 KEDUNGJERUK MOJOGEDANG KARANGANYAR TAHUN 2012/2013 Disusun Oleh : SUMARNO A. 54A100001
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Kewarganegaraan adalah salah satu mata pelajaran yang sangat penting berkaitan dengan pembentukan karakter siswa. Pada dasarnya karakter yang dibentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar menuntut seseorang untuk berpikir ilmiah dan mengungkapkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar menuntut seseorang untuk berpikir ilmiah dan mengungkapkan pikirannya secara ilmiah dalam komunikasi ilmiah. Sarana yang digunakan dalam pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan. bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 yang dimaksud dengan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF DALAM IPS
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF DALAM IPS SUMINAH Dosen KSDP Universitas Negeri Malang E-mail: suminahpp3@yahoo.co.id Abstrak: Model pembelajaran interaktif adalah suatu pendekatan pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terampil, bermartabat, bermoral dan berkualitas. Usaha perbaikan mutu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan sangat penting dalam kehidupan setiap bangsa, karena melalui pendidikan ini pula siswa diajarkan menjadi manusia yang terampil,
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
KOMPETENSI PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DITINJAU DARI LATAR BELAKANG PENDIDIKAN (Studi Kasus Guru PKn Di SMP Muhammadiyah 1 Surakarta) NASKAH PUBLIKASI Disusun untuk memenuhi sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu mata pelajaran yang harus dicapai setiap siswa baik dalam jenjang pendidikan dasar, menengah maupun
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PKN SD
Handout Perkuliahan -1 PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PKN SD Program Studi PGSD FIP UNY Semester Genap 2014/2015 Kelas A & B Oleh: Samsuri E-mail: samsuri@uny.ac.id Universitas Negeri Yogyakarta Ruang Lingkup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dunia yang mengarah pada pasar bebas, serta tingkat efisiensi dan kompetitif yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi ini kita tidak dapat menghindar dari arus derasnya perubahan sebagai akibat canggihnya informasi, telekomunikasi, tatanan ekonomi dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan sosial (IPS) adalah salah satu bidang studi yang rumit karena luasnya ruang lingkup dan merupakan gabungan dari sejumlah disiplin ilmu seperti
Lebih terperinciMata Kuliah Kewarganegaraan
Mata Kuliah Kewarganegaraan Modul ke: 01 Fakultas Design Komunikasi dan Visual Program Studi Pokok Bahasan PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN Dosen : Cuntoko, SE., MM. Informatika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keterampilan berpikir merupakan aspek yang tidak bisa dipisahkan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Keterampilan berpikir merupakan aspek yang tidak bisa dipisahkan dalam pembelajaran. Hampir disetiap subjek mata pelajaran dibutuhkan keterampilan berpikir,
Lebih terperinciFarida Nurhasanah. Universitas Sebelas Maret Surakarta 2011
Farida Nurhasanah Universitas Sebelas Maret Surakarta 2011 PERMEN NOMOR 22 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR ISI Materi minimal dan Tingkat kompetensi minimal untuk mencapai Kompetensi Lulusan Minimal 2 Memuat
Lebih terperinci