BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN TEORI. Hasil telusuran penulis melalui situs pencari seperti Google atau
|
|
- Sucianty Santoso
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN TEORI 2. 1 Kajian Pustaka Hasil telusuran penulis melalui situs pencari seperti Google atau Yahoo.com penulis belum menemukan kajian atas kumpulan cerpen Bobo edisi 39 Teman dalam Kegelapan ini. Namun kajian-kajian nilai-nilai pendidikan karakter banyak, diantaranya: 1. Isnaini Mutmainah, Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Novel Sepatu Dahlan karya Khrisna Pabichara dan Relevansinya dengan Pendidikan Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Isnaini Mutmainah membahas tentang nilai-nilai pendidikan karakter dalam novel Sepatu Dahlan karya Khrisna Pabichara dan relevansinya dengan pendidikan akhlak di Madrasah Ibtidaiyah. Skripsi ini menggunakan metode filosofis-pedagogis dan semiotik. Temuan Isnaini Mutmainah mengenai nilai-nilai pendidikan karakter adalah terkandung nilai religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, gemar membaca, peduli lingkungan peduli sosial, dan tanggung jawab. Pada relevansinya, nilai pendidikan karakter tersebut dengan nilai pendidikan akhlak adalah dalam kaitannya dengan pendidikan akhlak, hal tersebut menunjukan bahwa pendidikan karakter berorientasi sama yaitu pembentukan 18
2 karakter. Kesimpulannya ialah terdapat relevansi atau hubungan antara nilainilai pendidikan karakter dengan pendidikan akhlak di MI. 2. Novita Damayanti, Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Novel Anak Sejuta Bintang Karya Akmal Nasery Basral dan Implementasinya dalam Pembelajaran di SMP Negeri 3 Gabus. Skripsi. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta Novita Damayanti membahas tentang nilai-nilai pendidikan karakter dalam novel Anak Sejuta Bintang karya Akmal Nasery Basral dan implementasinya dalam pembelajaran di SMP Negeri 3 Gabus. Temuan Novita Damayanti mengenai nilai-nilai pendidikan karakter adalah terdapat dua belas nilai pendidikan karakter yang terkandung di dalam novel Anak Sejuta Bintang karya Akmal Nasery. Nilai tersebut adalah religius, jujur, disiplin, kerja keras, kreatif, rasa ingin tahu, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat, peduli sosial, dan tanggung jawab. Hasil implementasi dalam pembelajaran di SMP Negeri 3 Gabus menunjukkan bahwa nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam novel tersebut relevan dengan SKKD yang ada, dan mendapat tanggapan yang bagus dari guru maupun peserta didik. 3. Nugrahani Ning Kharah. Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Novel Chairul Tanjung Si Anak Singkong dan Relevansinya dengan Mata Pelajaran Aqidah Akhlak pada Tingkat Madrasah Ibitaiyah. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga 2013.
3 Nugrahani Ning Kharah membahas tentang nilai-nilai pendidikan karakter dalam novel Chairul Tnjung Si Anak Singkong dan relevansinya dengan mata pelajaran Aqidah Akhlak pada tingkat Madrasah Ibitaiyah. Temuan Nugrahani Ning Kharah mengenai nilai-nilai pendidikan karakter adalah adanya pesan pendidikan karakter dalam novel Chairul Tanjung Si Anak Singkong yang meliputi religius, jujur, kreatif, kerja keras, tanggung jawab, cinta tanah air, peduli sosial, bersahabat atau komunikatif, semangat kebangsaan, peduli lingkungan rasa ingin tahu, dan menghargai prestasi. Terdapat relevansi antara nilai-nilai pendidikan karakter dalam novel Chairul Tanjung Si Anak Singkong dengan materi serta metode pembelajarn yang digunakan dalam mata pelajaran Aqidah Akhlak pada tingkat MI. Pada aspek materi nilai yang relevan antara lain religius, jujur, kreatif, kerja keras, tanggung jawab, cinta tanah air, peduli sosial, bersahabat, atau komunikatif, peduli lingkungan, rasa ingin tahu, dan menghargai prestasi. Sedangkan pada metode pembelajaran yang relevan digunakan antara lain metode demonstrasi dan eksperimen, latihan, tanya jawab, pelaksanaan tugas, dan metode ceramah. 4. Tri Mei Lestari. Nilai-nilai Pendidikan Karakter pada Anak Usia Dini (Telaah Terhadap Majalah Ummi). Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah), Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Tri Mei Lestari membahas tentang nilai-nilai pendidikan karakter pada anak usia dini (telaah terhadap Majalah Ummi). Temuan Tri Mei Lestari mengenai nilai-nilai pendidikan karakter adalah terdapat beberapa nilai yang terkait 20
4 dengan pendidikan karakter pada anak usia dini terutama dalam majalah Ummi. Nilai-nilai tersebut diantaranya ada nilai kedisiplinan, nilai kerjasama, nilai relijius, nilai motivasi, nilai tanggung jawab, nilai komunikatif, nilai kejujuran, nilai gemar membaca, nilai realitas, dan nilai cinta damai. Masih banyak nilai-nilai yang terkandung dalam majalah Ummi yang bisa dikaitkan dalam pendidikan karakter pada anak usia dini. Kemudian nilai tersebut memiliki relevansi dengan pendidikan karakter yang dikembangkan di Indonesia ini. Terkait dari nilai pendidikan karakter yang dikemukakan oleh Kemendiknas. Hal itu tentunya menjadi nilai tambahan dalam membantu pengembangan pendidikan karakter di Indonesia. Kedua hal tersebut sekiranya menunjukkan hubungan yang positif dan diharapkan bisa menjadi rekan bisnis yang sukses. 5. Marliya Solihah. Penanaman Karakter pada Siswa di MAN Wonokromo Bantul Yogyakarta. Skripsi. Jurusan Pendididkan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Marliya Solihah membahas tentang penanaman karakter pada siswa di MAN Wonokromo Bantul Yogyakarta. Temuan Marliya Solihah mengenai nilainilai pendidikan karakter pada siswa di MAN Wonokromo Bantul Yogyakarta menunjukan bahwa: 1) Pelaksanaan proses penanaman karakter di MAN Wonokromo Bantul dilakukan dengan berbagai macam kaidah, yaitu kaidah kebertahapan, kesinambungan, momentum, motivasi intrinsik, dan kaidah pembimbing. 2) Hasil yang dicapai ialah kedisiplinan warga madrasah meningkat cukup pesat, religusitas warga madrasah juga semakin membaik, kejujuran peserta didik juga mulai tertanam serta prestasi siswa-siswi dari
5 tahun ke tahun juga mengalami kenaikan cukup tinggi baik akademik maupun non akademik. 3) Faktor pendukung adalah (a) kerjasama yang baik antara guru dan karyawan, (b) tersedianya fasilitas yang memadai, (c) mayoritas anak-anak MAN Wonokromo bermukim di pondok pesantren. Adapun faktor penghambat yakni: (a) kurangnya kesadaran peserta didik diatasi dengan mengadakan pelatihan soft skill, (b) kondisi orang tua dan lingkungan tempat tinggal yang kurang mendukung, hal ini diatasi dengan mengadakan paguyuban wali murid Konsep Pengertian Anak Anak-anak adalah insan yang berada dalam rentang usia 2-12 tahun atau anak-anak prasekolah dan sekolah dasar. (Tarigan, 2011: 1). Anak prasekolah diposisikan pada usia 2-6 tahun sedangkan anak usia sekolah dasar diimplementasikan pada usia 6-12 tahun Pengertian Sastra Anak Sastra anak adalah sastra yang secara emosional psikologis dapat ditanggapi oleh anak, dan itu pada umumnya berangkat dari fakta yang konkret dan mudah diimajinasikan. (Nurgiyantoro, 2010: 6). Selain itu, dari segi penciptaannya sastra anak membebaskan kepada usia pengarang namun tetap mengiplementasikan dengan usia dan pemahaman anak Pengertian Nilai Nilai adalah sifat-sifat (hal-hal) yang penting yang berguna bagi kemanusiaan (KBBI, 2007: 783). Menurut Mulyana (dalam Zubaedi, 2013: 35) 22
6 terdapat empat defenisi nilai yang masing-masing memiliki penekanan yang berbeda, yaitu: 1) nilai sebagai keyakinan yang yang membuat seseorang tidak bertindak atas dasar pilihannya; 2) nilai sebagai patokan normatif yang memengaruhi manusia dalam menentukan pilihannya di antara cara-cara tindakan alternatif; 3) nilai sebagai keyakinan individu secara psikologis atau nilai patokan normatif secara sosiologi; 4) nilai sebagai konsepsi (sifatnya membedakan individu atau kelompok) dari apa yang diinginkan, yang mempengaruhi pilihan terhadap cara, tujuan antara, dan tujuan akhir tindakan. Selain itu Haricahyono (1995: 322) menambahkan, Istilah nilai tidak membedakan antara masalahmasalah nilai yang bermoral ataupun yang moral. Melalui pengertian tersebut maka nilai adalah hal-hal yang merujuk pada kebaikan dan keburukan yang berfungsi untuk mengontrol manusia agar bertindak sesuai peraturan Pengertian Nilai Pendidikan Karakter Mulyasa (2012: 7) mendefenisikan pendidikan karakter sebagai berikut: Pendidikan karakter merupakan suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter pada peserta didik (anak) yang meliputi komponen: kesadaran, pemahaman, kepedulian, dan komitmen yang tinggi untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun masyarakat dan bangsa secara keseluruhan, sehingga menjadi manusia sempurna sesuai dengan kodratnya. Berdasarkan pertanyaan apakah itu nilai pendidikan karakter, maka nilai pendidikan karakter ialah satu pemahaman mengenai pembentukan sifat positif
7 yang berkesinambungan yang kemudian menjadi identitas baik untuk lingkup diri sendiri maupun masyarakat. 2.3 Teori Sastra Dewasa dan Anak Antara sastra dewasa dan sastra anak tentu memilki perbedaan. Banyak unsur yang membuatnya berbeda. Riris K. Toha (dalam Winarni, 2014: 3) ada tiga ciri yang menandai satra anak itu berbeda dengan sastra dewasa. Tiga ciri tersebut berupa: 1) unsur pantangan, 2) penyajian dengan gaya secara langsung, dan 3) fungsi terapan. Berikut ulasan mengenai hal tersebut Sastra Dewasa Dalam tema-tema sastra dewasa, diangkat persoalan-persoalan yang menyangkut masalah seks, cinta yang erotis, dendam yang menimbulkan kebencian kekejaman, prasangka buruk, kecurangan yang jahat, dan masalah kematian. Selain itu pada sastra dewasa terdapat pula unsur-unsur politik yang belum sesuai dibahas dalam sastra anak. Pada penyajiannya, sastra dewasa menawarkan keberagaman sifat tokoh dan kerumitan cerita. Hal ini membuat pembaca mau tidak mau harus mengingat poin-poin tertentu yang berhubungan dengan tokoh, jalan cerita, dan segala hal yang termasuk dalam unsur karya sastra. Pada fungsi terapan, lebih kepada informasi pengetahuan umum pada beberapa bidang tertentu dan kurang mengusung pendidikan karakter karena sastra dewasa sudah dianggap lebih tinggi dari sastra anak. 24
8 Sastra Anak Sastra anak adalah karya sastra yang ditujukan untuk anak, khususnya anak yang berusia antara usia 6-12 tahun. Sastra anak lebih mengedepankan kesederhanaan dalam penyampaiannya. Umumnya mengusung tema persahabatan, keteladanan, kasih sayang terhadap sesama ciptaan Tuhan, dan lainlain. Apa yang disampaikan pengarang melalui karyanya agar dapat dipetik kebaikannya. Namun sekalipun terdapat hal buruk, itu hanyalah sebagai pembanding, misal cerita Bawang Merah Bawang Putih. Pada penyajiannya, sastra anak mendeskripsikan secara singkat dan langsung menuju sasarannya, mengetengahkan gerak yang dinamis dan jelas sebab-musababnya (Winarni, 2014: 4). Pada fungsi terapan, antara sastra dewasa dan sastra anak tidak jauh berbeda. Selain pesan yang informatif juga hal-hal yang bermanfaat dalam proses perkembangan anak Pengertian Sastra Anak Berdasarkan rangkuman di atas, sastra anak merupakan sastra yang didedikasikan pada anak. Walaupun bersifat sederhana, melalui fantasi dan imajinasi sastra anak juga dapat menembus pola pikir orang dewasa. Seperti contoh adanya cerita bertema kepahlawanan, ketika tokoh yang menjadi pahlawan diceritakan terbang untuk menyelamatkan nyawa orang lain. Sejatinya hal tersebut tidak ada dalam realita. Karena digolongkan berdasar kelompok usia, yakni sastra anak untuk usia dini dan sastra anak untuk usia sekolah (sekolah dasar), sastra anak beragam jenisnya. Pada taraf anak usia dini, sastra ini difokuskan untuk anak usia balita dan masa prasekolah. Hal ini dikhususkan karena anak-anak usia dini belum secara
9 formal bersekolah, maka dasar utama penulisan buku untuk mereka adalah untuk secara sosial mempersiapkannya dan membiasakannya mengenal berbagai atribut yang diperlukannya bila bersekolah nanti (Sarumpaet, 2010: 14-18). Terdiri dari: a) buku huruf (ABC), b) buku berhitung, c) buku tentang konsep, d) buku tanpa kata, e) bacaan untuk pemula, f) buku bacaan bergambar. Sastra anak usia sekolah sudah lebih tinggi dari sastra untuk anak usia dini. Di dalamnya sudah terkandung kata-kata dan kalimat yang telah dipahami anak. Hal ini dikarenakan pada usia ini, anak sekolah dasar sudah mengenal calistung (baca tulis berhitung). Sastra tersebut terdiri atas: a) kisah-kisah tradisional, berupa pepatah/peribahasa, cerita binatang, fabel,cerita rakyat, mitos, legenda, b) sajak, fantasi, c) cerita realistik, d) biografi, e) fiksi kesejarahan, f) nonfiksi/buku informasi, dan g) drama. Selain itu, satra anak lisan juga digolongkan ke dalam jenis sastra anak. Namun dalam hal ini sastra lisan bersifat anonim dan spontanitas Hakikat Sastra Anak Hakikat sastra anak berprinsip pada anak. Penciptaannya dibebaskan oleh siapa dan mengenai apa namun mengedepankan kesesuaian daya tangkap anak. Bila sudah terlampau rumit, hal tersebut bukan lagi dikategorikan sebagai sastra anak sehingga sulit dipahami anak dan menimbulkan pertanyaan yang kadang sulit dijelaskan orang tua. Sastra anak adalah suatu karya sastra yang bahasa dan isinya selaras dengan perkembangan usia anak, mencerminkan corak kehidupan dan kepribadian ana, ditulis oleh anak, remaja, atau orang dewasa baik lisan ataupun tertulis. (Winarni, 2014: 3). 26
10 Syarat Sastra Anak Cullinan (dalam Winarni, 2014: 16-17), beberapa poin yang ditekankan menjadi syarat sastra anak khususnya karya sastra berbentuk cerita ialah: a). Latar cerita dikenal oleh anak, yakni cerita yang dipelajari berlatarkan lingkungan yang mereka temui dalam permainan sehari-hari. b). Alurnya bersifat tunggal dan maju karena mudah dipahami anak, bukan plot majemuk dan beralur maju-mundur atau sorot balik. c). Pelaku utama cerita adalah dari kalangan anak-anak dengan jumlah sekitar 3-4 orang dan karakter pelaku dilukiskan secara konkret sehingga mudah dipahami oleh anak dan sesuai perkembangan moral anak. d). Tema cerita sederhana dan sesuai tingkat perkembangan individua-siosial anak seperti kejujuran, patuh pada orang tua, benci pada kebohongan, dsb. e). Amanat atau pesan cerita dapat membantu siswa memahami dan menyadari perbedaan sikap yang baik dan idak baik serta nilai-nilai positif yang dapat membentuk kepribadian dirinya. f). Bahasa yang digunakan dapat dipahami oleh anak; kosa katanya dipahami dan struktur kalimatnya sederhana Nilai Pendidikan Karakter Anak Pusat Kurikulum Pengembangan dan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa mengemukakan terdapat 18 nilai pendidikan karakter yang diharapkan dapat dijadikan panduan pendidikan karakter di sekolah. Nilai-nilai karakter yang dimaksud adalah: (1) religius; (2) jujur, (3) toleransi, (4) disiplin, (5) kerja keras, (6) kreatif, (7) mandiri, (8) demokratif, (9) rasa ingin tahu, (10) semangat kebangsaan, (11) cinta tanah air, (12) menghargai prestasi, (13)
11 bersahabat/komunikatif, (14) cinta damai, (15) gemar membaca, (16) peduli lingkungan, (17) peduli sosial, dan (18) tanggung jawab (Kemendiknas, 2011:8). Penanaman nilai pendidikan karakter pada anak sangat diperlukan dalam proses perkembangannya. Tujuannya ialah untuk meningkatkan mutu proses serta hasil pendidikan yang mengarah pada pembentukan karakter dan akhlak yang baik. Pendidikan karakter merupakan proses yang berkelanjutan dan tak pernah berakhir (never ending process), sehingga menghasilkan perbaikan kualitas yang berkesinambungan (continuous quality improvement), yang ditujukan pada terwujudnya sosok manudia masa depan, dan berakar pada nilai-nilai budaya bangsa. (Mulyasa, 2012: 1-2). Hal ini dapat terbentuk dengan membiasakan anak melakukan hal yang baik melalui pengalaman, penglihatan, dan mengembalikan anak pada kasus yang serupa agar ia terlatih. Pendidikan karakter juga mengusung ilmu pengetahuan di dalam penerapannya. Pemerolehannya tidak hanya melalui pendidikan formal saja namun juga lingkungan di sekitar anak. Dalam dunia pendidikan, ditafsirkan beberapa poin yang dianggap mampu membentuk karakter anak yang menuju pada akhlak mulia. Poin-poin ini diklasifikasikan sebagai indikator keberhasilan pendidikan karakter. Indikator tersebut diantaranya: 1) Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak; 2) Menunjukan sikap percaya diri; 3) Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup nasional; 4) Menunjukan kemampuan belajar secara mandiri sesuai dengan potensi yang dimilikinya; 5) Memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawab, dan lain-lain. (Mulyasa, 2012: 11). Antara nilai pendidikan 28
12 karakter anak sangat berkaitan erat dengan satra. Oleh karenanya muncullah istilah pengajaran sastra berdimensi moral. Mengapa demikian? Sejatinya, pengajaran sastra mampu dijadikan sebagai pintu masuk dalam pena-naman nilai-nilai moral. Nilai-nilai moral seperti kejujuran, pengorbanan, demokrasi, santun, dan sebagainya, banyak ditemukan dalam karya-karya sastra. (Muslich, 2011: 212). Oleh karenanya melalui perilaku tokoh yang baik pada ceritalah dapat dipetik nilai-nilai pendidikan karakter tersebut. Nilai-nilai moral yang terkandung dalam karya sastra inilah yang nantinya diharapkan dapat membentuk karakter baik anak. Inti dari analisis nilai pendidikan karakter pada anak ini ialah setelah disampaikan dalam bentuk deskripsi oleh penulis, selanjutnya bagi pembaca terhadap lingkungannya diharapkan agar menjadi pembelajaran. Atau secara tidak langsung berawal dari yang baik untuk akhir yang baik. Kajian ini dilakukan berlandaskan kepada nilai-nilai pendidikan karakter yang diterbitkan oleh Pusat Kurikulum Pengembangan dan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa Kemendiknas 2011.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan wujud dari pengabdian perasaan dan pikiran pengarang yang muncul ketika ia berhubungan dengan lingkungan sekitar. Sastra dianggap sebagai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang hidup di dalam masyarakat (Esten, 2013: 2). Sastra berkaitan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan media komunikasi yang menyajikan keindahan dan memberikan makna terhadap kehidupan dan pemberian pelepasan ke dunia imajinasi (Budianta, 2006:
Lebih terperinciNILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA
NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Umi Fatonah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa simpulan penelitian, yaitu: 1. Latar belakang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pengalaman dan pengamatannya terhadap kehidupan. Kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan pengungkapan realitas kehidupan masyarakat secara imajiner. Dalam hal ini, pengarang mengemukakan realitas dalam karyanya berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. emosional (Nurgiyantoro: 2007:2). Al-Ma ruf (2010:3) berpendapat bahwa,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil ciptaan manusia yang mengekspresikan pikiran, gagasan, pemahaman, dan tanggapan perasaan penciptanya tentang hakikat kehidupan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya mencapai kedewasaan subjek didik yang mencakup segi intelektual, jasmani dan rohani, sosial maupun emosional. Undang-Undang Sisdiknas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum adalah program kegiatan yang terencana disusun guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Salah satu kurikulum yang pernah berjalan di
Lebih terperinciBAB VI SIMPULAN DAN SARAN. ditarik beberapa kesimpulan dan dirumuskan beberapa saran sebagai berikut.
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang dikemukakan pada Bab V dapatlah ditarik beberapa kesimpulan dan dirumuskan beberapa saran sebagai berikut. 6.1 Simpulan Memperhatikan rumusan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra bukanlah hal yang asing bagi manusia, bahkan sastra begitu akrab karena dengan atau tanpa disadari terdapat hubungan timbal balik antara keduanya.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra selalu muncul dari zaman ke zaman di kalangan masyarakat. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan manusia yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional merumuskan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang harus digunakan dalam mengembangkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang berlangsung sepanjang hari dari zaman ke zaman (Semi, 2002:1). Menurut
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra menampilkan potret kehidupan manusia. Sastra lahir disebabkan dorongan dasar manusia untuk mengungkapkan dirinya, menaruh minat terhadap masalah
Lebih terperinciKurikulum SD Negeri Lecari TP 2015/ BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kehidupan menyimpan nilai-nilai pendidikan karakter yang begitu kaya. Begitu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan menyimpan nilai-nilai pendidikan karakter yang begitu kaya. Begitu pula dengan agama, kebudayaan, dan adat istiadat yang memberi pesan untuk menjadikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan mengekspresikan gagasan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif
33 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif yang artinya data terurai dalam bentuk kata-kata atau gambar-gambar, bukan dalam bentuk
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. dengan judul Nilai-Nilai Moral dalam Novel Nyanyian Lembayung Karya Sin
8 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sebelumnya yang Relevan Penelitian tentang nilai-nilai moral sudah pernah dilakukan oleh Lia Venti, dengan judul Nilai-Nilai Moral dalam Novel Nyanyian Lembayung Karya
Lebih terperinciJURNAL PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat. Sarjana S-1. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL ANAK SEJUTA BINTANG KARYA AKMAL NASERY BASRAL DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN DI SMP NEGERI 3 GABUS JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinci3. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SMA/SMK/MA/MAK
3. KOMPETENSI INTI DAN BAHASA INDONESIA SMA/SMK/MA/MAK KELAS: X Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan permasalahan yang ada pada manusia dan lingkungannya, Sastra merupakan. lukisan ataupun karya lingkungan binaan/arsitektur.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra sebagai hasil karya seni kreasi manusia tidak akan pernah lepas dari bahasa yang merupakan media utama dalam karya sastra. Sastra dan manusia sangat erat kaitannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dari ketiga hal tersebut terlihat jelas bahwa untuk mewujudkan negara yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak zaman pemerintahan Ir. Soekarno, ada tiga hal penting yang menjadi tantangan. Pertama adalah mendirikan negara yang bersatu dan berdaulat, kedua adalah membangun
Lebih terperinciRAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom
RAGAM TULISAN KREATIF C Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom HAKIKAT MENULIS Menulis merupakan salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa. Menulis merupakan kemampuan menggunakan pola-pola bahasa
Lebih terperinciSIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
200 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil pada bab IV, diperoleh simpulan sebagai berikut: 1. Analisis unsur intrinsik novel Sepatu Dahlan Unsur-unsur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini dikemukakan beberapa poin di antaranya latar belakang
1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini dikemukakan beberapa poin di antaranya latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan ruang lingkup penelitian. 1.1
Lebih terperinciBAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan berlangsung
Lebih terperincicommit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan salah satu perwujudan dari seni dengan menggunakan lisan maupun tulisan sebagai medianya. Keberadaan sastra, baik sastra tulis maupun bentuk
Lebih terperinciKOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH ATAS/SEKOLAH MENENGAN KEJURUAN/ MADRASAH ALIYAH/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/SMK/MA/MAK)
KOMPETENSI INTI DAN SEKOLAH MENENGAH ATAS/SEKOLAH MENENGAN KEJURUAN/ MADRASAH ALIYAH/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/SMK/MA/MAK) MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN JAKARTA,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lahirnya sebuah karya sastra tentu tidak akan terlepas dari kehidupan pengarang baik karya sastra yang berbentuk novel, cerpen, drama, maupun puisi. Latar belakang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai macam keberagaman sering kali lupa terhadap nilai-nilai kebudayaan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam menjalani kehidupannya di masyarakat yang penuh dengan berbagai macam keberagaman sering kali lupa terhadap nilai-nilai kebudayaan yang dimilikinya.
Lebih terperinciNILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER ANAK DALAM KUMPULAN CERPEN BOBO EDISI 39 TEMAN DALAM KEGELAPAN
NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER ANAK DALAM KUMPULAN CERPEN BOBO EDISI 39 TEMAN DALAM KEGELAPAN SKRIPSI OLEH : YAYUK SUSANTI 110701055 DEPARTEMEN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA
Lebih terperinciNILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL BAK RAMBUT DIBELAH TUJUH KARYA MUHAMMAD MAKHDLORI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA
NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL BAK RAMBUT DIBELAH TUJUH KARYA MUHAMMAD MAKHDLORI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Lili Purwanti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagai makhluk hidup manusia dituntut memiliki perilaku yang lebih baik dari
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk hidup manusia dituntut memiliki perilaku yang lebih baik dari makhluk hidup yang lainnya. Oleh sebab itu, perlu adanya pendidikan. Pendidikan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan Penelitian yang membahas mengenai nilai sosial dalam karya sastra sebelumnya dapat dijadikan sebagai acuan atau referensi. Hal ini menunjukkan sastra sebagai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain penelitian 1. Metode Penelitian Dalam bagian lebih dahulu, penulis telah merumuskan masalah penelitian ini, maka sekarang untuk menjawab rumusan masalah diperlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang
Lebih terperinciKIRNILAI MORAL DALAM NOVEL PELANGI DI ATAS CINTA KARYA CHAERUL AL-ATTAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA
KIRNILAI MORAL DALAM NOVEL PELANGI DI ATAS CINTA KARYA CHAERUL AL-ATTAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA Oleh: Anifah Restyana Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di dalam proses pembelajaran, guru
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal penting bagi setiap insan manusia. Pendidikan dapat dilakukan baik secara formal maupun non formal. Setiap pendidikan tidak dapat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Penyimpangan sosial di kalangan pelajar, terutama yang berada di jenjang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyimpangan sosial di kalangan pelajar, terutama yang berada di jenjang pendidikan setingkat sekolah menengah atas (SMA), semakin memprihatinkan. Misalnya, penyalahgunaan
Lebih terperinciANALISIS STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL SINTREN KARYA DIANING WIDYA YUDHISTIRA
ANALISIS STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL SINTREN KARYA DIANING WIDYA YUDHISTIRA Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Strata 1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam Undang-Undang tentang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. penelitian ini tidak dapat diperoleh dengan menggunakan prosedur-prosedur
III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan analisis deskripsi kualitatif dengan tujuan pengkajian dan pendeskripsian permasalahan yang diteliti. Metode ini digunakan karena
Lebih terperinciKURIKULUM Kompetensi Dasar. Mata Pelajaran PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN. Untuk KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2012
KURIKULUM 2013 Kompetensi Dasar Mata Pelajaran PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Untuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2012 PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. nilai-nilai moral terhadap cerita rakyat Deleng Pertektekkendengan menggunakan kajian
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Sepanjang pengamatan peneliti, tidak ditemukan penelitian yang membahas nilai-nilai moral terhadap cerita rakyat Deleng Pertektekkendengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban manusia sesuai dengan lingkungan karena pada dasarnya, karya sastra itu merupakan unsur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari sastra adalah karya sastra. Hal yang dilakukan manusia biasanya dikenal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra sebagai karya lisan atau tulisan yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keorisinalan, keartistikan, keindahan dalam isi, dan ungkapannya (Panuti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan hiburan atau kesenangan juga sebagai penanaman nilai edukatif.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra dipakai untuk menyebutkan gejala budaya yang dapat dijumpai pada semua masyarakat global meskipun secara sosial, ekonomi dan keagamaan keberadaanya tidak merupakan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil temuan penelitian dan analisis data mengenai struktur, nilai pendidikan karakter, dan relevansinya terhadap materi pembelajaran bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber daya manusia yang professional secara akademik dan tangguh/kreatif secara karakter. Undang-Undang
Lebih terperinciKode Buku : Bobot (B) Skor (S) KOMPONEN DAN ASPEK A. MATERI/ISI. Materi/isi sesuai dan mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PUSAT KURIKULUM DAN PERBUKUAN INSTRUMEN B1 PENILAIAN BUKU PENGAYAAN PENGETAHUAN Kode Buku : NO. A. MATERI/ISI KOMPONEN DAN ASPEK Skor (S)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Bahasa digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lain. Bahasa mempunyai fungsi intelektual,
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
437 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan hasil penelitian merupakan jawaban dari rumusan masalah penelitian yang dikemukakan pada rumusan masalah. Rumusan masalah tersebut dirancang untuk
Lebih terperinciBAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN
55 BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN Dalam metode penelitian ini akan diuraikan beberapa hal yang berkaitan dengan penelitian, yakni metode penelitian, teknik pengumpulan data, data dan sumber data
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipahami anak. Sastra anak secara emosional psikologis dapat ditanggapi dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra anak adalah karya sastra yang dari segi isi dan bahasa sesuai dengan tingkat perkembangan intelektual dan emosional anak. Bahasa yang digunakan dalam
Lebih terperinciMemahami Budaya dan Karakter Bangsa
Memahami Budaya dan Karakter Bangsa Afid Burhanuddin Kompetensi Dasar: Memahami budaya dan karakter bangsa Indikator: Menjelaskan konsep budaya Menjelaskan konsep karakter bangsa Memahami pendekatan karakter
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter kepada generasi penerus bangsa yang berakar pada nilai karakter dari budaya bangsa dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan termasuk salah satu dasar pengembangan karakter seseorang. Karakter merupakan sifat alami jiwa manusia yang telah melekat sejak lahir (Wibowo, 2013:
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
9 BAB II LANDASAN TEORI A. Moral dalam Sastra Moral dari segi etimologis berasal dari bahasa latin yaitu Mores yang berasal dari suku kata Mos. Mores berarti adat istiadat, kelakuan, tabiat, watak, akhlak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara padu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Atas dasar pemikiran tersebut, pendidikan karakter. dengan metode serta pembelajaran yang aktif.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang mengembangkan nilainilai karakter bangsa pada diri peserta didik, sehingga peserta didik dapat memaknai karakter bangsa
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari semua pembahasan yang telah dipaparkan maka melahirkan sebuah. kesimpulan sebagai berikut:
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Dari semua pembahasan yang telah dipaparkan maka melahirkan sebuah kesimpulan sebagai berikut: 1. Nilai-nilai pendidikan akhlak di dalam kitab Ta lim Muta allim adalah 1) Akhlak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan berbagai fenomena kehidupan manusia. Fenomena kehidupan manusia menjadi hal yang sangat menarik
Lebih terperinci2. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SMP/MTs
2. KOMPETENSI INTI DAN BAHASA INDONESIA SMP/MTs KELAS: VII Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi
Lebih terperinciOleh: Tri Wahyuningsih Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL SURAT DAHLAN KARYA KHRISNA PABICHARA DAN RELEVANSINYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN DI SMA Oleh: Tri Wahyuningsih Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Ntriwahyu87@gmail.com
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN Pada bagian ini akan diuraikan secara berturut-turut: simpulan, implikasi, dan saran A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai tanggungjawab untuk mendidik peserta didiknya. Sekolah menyelenggarakan proses belajar mengajar dengan
Lebih terperinciNILAI PENDIDIKAN KARAKTERNOVEL BURLIANKARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBALAJARANNYA DI SMA
NILAI PENDIDIKAN KARAKTERNOVEL BURLIANKARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBALAJARANNYA DI SMA Oleh: Dwi Erfiana Kurniawati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia erfiana@ymail.com ABSTRAKPenelitian ini bertujuanuntuk
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Dari rangkaian pembahasan yang telah dipaparkan di atas,
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari rangkaian pembahasan yang telah dipaparkan di atas, maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Nilai-nilai pendidikan akhlak dalam kitab Bidayat al-hidayah
Lebih terperinciBAB I P E N D A H U L U A N. Karakter yang secara legal-formal dirumuskan sebagai fungsi dan tujuan
BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Masalah Karakter yang secara legal-formal dirumuskan sebagai fungsi dan tujuan pendidikan nasional, tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003, pasal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Banyak pelajaran tentang pengalaman hidup yang dapat menginspirasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyak pelajaran tentang pengalaman hidup yang dapat menginspirasi lahirnya sebuah karya sastra yang akhirnya dijadikan sebagai media untuk menyampaikan aspirasi, gagasan,
Lebih terperinciIrfani ISSN E ISSN Volume 12 Nomor 1 Juni 2016 Halaman 1-8
Irfani ISSN 1907-0969 E ISSN 2442-8272 Volume 12 Nomor 1 Juni 2016 Halaman 1-8 INTEGRASI NILAI KARAKTER PADA MATA PELAJARAN UMUM DAN IMPLIKASINYA TERHADAP AKTIVITAS SOSIAL DAN SPIRITUAL PESERTA DIDIK Kasim
Lebih terperinciKOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR. MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MADRASAH TSANAWIYAH (MTs.)
MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MADRASAH TSANAWIYAH (MTs.) DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT BALAI PENGEMBANGAN BAHASA DAERAH DAN KESENIAN 2013 DRAFT-1 DAN MATA PELAJARAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang termasuk dalam aspek kebudayaan, sudah dapat dirasakan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Seni budaya merupakan penjelmaan rasa seni yang sudah membudaya, yang termasuk dalam aspek kebudayaan, sudah dapat dirasakan oleh orang banyak dalam rentang perjalanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini proses pembelajaran hendaknya menerapkan nilai-nilai karakter.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini proses pembelajaran hendaknya menerapkan nilai-nilai karakter. Hal tersebut sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan karakter di Indonesia. Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangannya, dan terjadi pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak usia dini sering disebut anak prasekolah, memiliki masa peka dalam perkembangannya, dan terjadi pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap merespons
Lebih terperincia. Judul Modul Bagian ini berisi nama modul dari suatu mata pelajaran tertentu. b. Petunjuk Umum
BAB V BAHAN AJAR TEKS SASTRA DI SMP A. Dasar Pemikiran Hasil kajian struktur dan nilai-nilai moralpada cerpen-cerpensurat kabar Suara Merdeka yang telah dilakukan perlu ditindaklanjuti dengan menawarkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan salah satu sarana dalam pembentukan karakter serta sebagai media untuk mencerdaskan manusia. Hal itu antara lain karena karya sastra merupakan cerminan
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. Pada bab ini dipaparkan tentang kesimpulan yang ditarik dari temuan
BAB VI PENUTUP Pada bab ini dipaparkan tentang kesimpulan yang ditarik dari temuan hasil penelitian yang kemudian dari kesimpulan tersebut diajukan implikasi dan saran bagi berbagai pihak berkaitan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. semangat dalam praksis pendidikan di Indonesia. Sejak awal kemerdekaan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan karakter sesungguhnya telah lama menjadi roh dan semangat dalam praksis pendidikan di Indonesia. Sejak awal kemerdekaan, kebijakan pendidikan memang diarahkan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1 Oleh Drs. H. Syaifuddin, M.Pd.I Pengantar Ketika membaca tema yang disodorkan panita seperti yang tertuang dalam judul tulisan singkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan bangsa. Negara Indonesia
Lebih terperinciPEMBELAJARAN SASTRA ANAK MELALUI PEMAHAMAN CERITA FABEL
PEMBELAJARAN SASTRA ANAK MELALUI PEMAHAMAN CERITA FABEL Vidya Mandarani Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Kampus I Jl. Mojopahit 666B Sidoarjo Surel: vmandarani@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah,
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan ruang lingkup penelitian mengenai karakterisasi dalam novel
Lebih terperinciINSTRUMEN B2 PENILAIAN BUKU PENGAYAAN KETERAMPILAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PUSAT KURIKULUM DAN PERBUKUAN INSTRUMEN B2 PENILAIAN BUKU PENGAYAAN KETERAMPILAN Kode Buku: NO. KOMPONEN DAN ASPEK Skor (S) Bobot (B) S
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. menjadi media hiburan juga berfungsi sebagai media informasi dan sarana
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Produksi film di Indonesia kian hari kian berkembang, fungsi film selain menjadi media hiburan juga berfungsi sebagai media informasi dan sarana pendidikan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan manusia untuk merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan penting dalam proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karya sastra tidak lahir dalam situasi kekosongan budaya, budaya tidak hanya. konvensi atau tradisi yang mengelilinginya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan oleh pengarang untuk dipahami dan dinikmati oleh pembaca pada khususnya dan oleh masyarakat pada umumnya. Hal-hal yang diungkap oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia. Kemampuan berbahasa seseorang dapat menunjukkan kepribadian serta pemikirannya.
Lebih terperinciINTISARI BAB I PENDAHULUAN
INTISARI Novel teenlit menjadi fenomena menarik dalam perkembangan dunia fiksi di Indonesia. Hal itu terbukti dengan semakin bertambahnya novel-novel teenlit yang beredar di pasaran. Tidak sedikit pula
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yakni prosa (fiksi), puisi, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan sebuah karya seni yang dapat memikat hati dan bersifat mendidik. Berbagai jenis karya sastra yang telah hadir dalam lingkungan masyarakat dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan suatu karya yang lahir dari hasil perenungan pengarang terhadap realitas yang ada di masyarakat. Karya sastra dibentuk
Lebih terperinciPENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN LOKAL BUDAYA JAWA. Novi Trisna Anggrayni Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar Universitas PGRI Yogyakarta
PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN LOKAL BUDAYA JAWA Novi Trisna Anggrayni Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar Universitas PGRI Yogyakarta (rih.anawaitrisna@gmail.com) ABSTRAK Pendidikan karakter
Lebih terperinciANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER NOVEL MENGEJAR-NGEJAR MIMPI KARYA ASMA NADIA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA
ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER NOVEL MENGEJAR-NGEJAR MIMPI KARYA ASMA NADIA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA Oleh: Devi Rahmawati Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan, dan pendapat
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian analisis struktural dan nilai pendidikan karakter naskah drama Lautan Bernyanyi karya Putu Wijaya, dapat diambil simpulan sebagai
Lebih terperinciKompetensi Inti Kompetensi Dasar
Kompetensi Inti 2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukan sikap sebagai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ratih Nurhasanah, 2014
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) merumuskan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kehadiran karya sastra di tengah-tengah masyarakat pembaca merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehadiran karya sastra di tengah-tengah masyarakat pembaca merupakan pencerminan dari kehidupan manusia. Karya sastra menyuguhkan potret kehidupan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreatif penulis yang berisi potret kehidupan manusia yang dituangkan dalam bentuk tulisan, sehingga dapat dinikmati,
Lebih terperinci