Akuntansi Berbasis Akrual Bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah
|
|
- Benny Muljana
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 Akuntansi Berbasis Akrual Bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah Oleh Margono Widyaiswara Madya Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kekayaan Negara dan Perimbangan Keuangan Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Kementerian Keuangan Abstract Sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, pasal 4 ayat (1) Pemerintah menerapkan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) berbasis Akrual. SAP Berbasis Akrual adalah SAP yang mengakui pendapatan, beban, aset, utang, dan ekuitas dalam pelaporan finansial berbasis akrual, serta mengakui pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam pelaporan pelaksanaan anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan dalam APBN/APBD. SAP berbasis akrual tercantum dalam Lampiran I PP 71 Tahun Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan berbasis akrual paragraf 60 menyatakan bahwa Laporan keuangan pemerintah terdiri dari laporan pelaksanaan anggaran (budgetary reports), laporan finansial, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Laporan pelaksanaan anggaran terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran dan Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih. Laporan finansial terdiri dari Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Laporan Arus Kas. CaLK merupakan laporan yang merinci atau menjelaskan lebih lanjut atas pos-pos laporan pelaksanaan anggaran maupun laporan finansial dan merupakan laporan yang tidak terpisahkan dari laporan pelaksanaan anggaran maupun laporan finansial. Terdapat beberapa usulan konstruksi sistem akuntansi agar dihasilkan laporan tersebut di atas. Tulisan ini mengusulkan agar dalam Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dibentuk dua unit akuntansi yaitu unit akuntansi financial dan unit akuntansi pelaksanaan anggaran. Unit akuntansi financial dalam membuat catatan akuntansi dilandasi oleh konsep aset yang dikuasai oleh SKPD sama dengan Kewajiban ditambah ekuitas. Unit akuntansi financial bertanggungjawab untuk menyusun laporan financial. Sementara itu unit akuntansi pelaksanaan anggaran bertanggungjawab untuk menyusun Laporan realisasi Anggaran dan Laporan Perubahan SAL 1. Pendahuluan Pemerintah Daerah wajib menyusun laporan keuangan yang terdiri Laporan Pelaksanaan Anggaran dan Laporan Finansial. Laporan Pelaksanaan Anggaran meliputilaporan Realisasi Anggaran (LRA) dan Laporan Perubahan SAL, sementara itu Laporan financial terdiri darineraca, Laporan Operasional (LO), Laporan Perubahan Ekuitas serta Laporan Arus Kas. Disamping itu SKPD harus menyusun Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK). Karena Laporan Pemda sebagaimana disebutkan di atas dihasilkan dari penggabungan laporan berbagai SKPD dan BUD maka agar Pemerintah Daerah dapat menghasilkan LRA dan LO sebagaimana dijelaskan di atas, Satuan Kerja Perangkat Daerah harus menyusun LRA dan LO. Laporan Realisasi Anggaran Satuan Kerja Perangkat daerah menyajikan informasi mengenai Pendapatan dan belanja baik anggaran maupun realisasinya yang pengakuannya menggunakan
2 2 dasar pengakuan sesuai dokumen anggaran. Sementara itu Laporan Operasional menyajikan Pendapatan dan Beban yang pengakuannya berdasarkan dasar akrual. Persoalan teknis pencatatannya adalah bagaimana membuat catatan akuntansi yang dapat dijadikan dasar penyusunan laporan pelaksanaan anggaran dan laporan financial.mencari arsitektur akuntansi berbasis akrual sebagaimana dimaksudkan dalam PP 71 Tahun 2010 (Lampiran I ) masih merupakan pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh kita bersama. Telah banyak ahli akuntansi yang berusaha untuk memberikan solusi. Tulisan ini berusaha mendiskripsikan salah satu usulan untuk menyusun sistem akuntansi yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan sebagaimana yang dijelaskan di atas. Dalam uraian berikut ini penulis menggunakan akun RK-PPKD untuk mencatat hubungan keuangan antara Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dengan Bendahara Umum Daerah (BUD). Uraian ini juga dibatasi pada transaksi di Satuan Kerja Perangkat Daerah yang tidak melaksanakan pengelolaan keuangan dengan pola Badan Layanan Umum Daerah. Tulisan ini tidak mengilustrasikan Laporan Arus Kas. Usulan berikut ini merupakan usulan pribadi penulis. Walaupun tulisan ini sudah dilengkapi dengan simulasi akuntansi untuk SKPD, namun tulisan ini masih perlu dikaji dari berbagai aspek. 2. Pembahasan a. Asitertur sistem akuntansi untuk menerapkan akuntansi berbasis akrual Agar suatu SKPD dapat menyusun laporan keuangan berupa LRA, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas serta neraca, ada penulis yang mengusulkan untuk membuat sistem akuntansi yang berbasis LO. Jurnal yang dibuat dirancang untuk menyusun LO dan Laporan Perubahan Ekuitas serta neraca sementara itu untuk menyusun LRA dilakukan pencatatan single entry. Dengan sistem ini jika ada pembayaran dari kas Negara/kas daerah yang mengakibatkan timbulnya belanja (yang dilaporkan di LRA) dan beban (yang dilaporkan di LO) akan dicatat dalam jurnal dan dalamcatatan Lain, sehingga pengusul gagasan ini menyebutnya dengan system triple entry. Ada usulan kedua yaitu sistem akuntansi dibangun dengan dasar kas. Transaksi selama satu periode diakui (dicatat) dengan dasar kas. Kemudian disusun LRA dan Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih. Setelah itu saldo pendapatan dan belanja yang sudah dilaporkan di LRA disesuaikan melalui jurnal penyesuaian sehingga menjadi saldo pendapatan dan beban yang diakui berdasarkan dasar akrual. Saldo pendapatan dan beban tersebut dilaporkan di Laporan Operasional. Pada awal tahun berikutnya jurnal penyesuaian tersebut dibalik dengan jurnal pembalik sehingga catatan akuntansi akan kembali menjadi dasar kas. Sementara itu ada pemikir lain bahwa setiap SKPD dapat membentuk 2 unit akuntansi. Satu unit akuntansi bertanggungjawab untuk penyusunan LO, Laporan perubahan ekuitas serta neraca sementara unit akuntansi kedua akan bertanggungjawab menyusun LRA. Kedua unit akuntansi menggunakan sistem double entry dalam membangun konstruksi sistem akuntansinya. Unit akuntansi yang bertanggungjawab menyusun laporan pelaksanaan anggaran dalammenerapkan sistem double entry tersebut, konstruksi persamaan akuntansi dapat diawali dengan posisi saat SKPD menerima uang persediaan dan diakhiri dengan penyetoran sisa Uang Persediaan dan sisa uang di Bendahara Pengeluaran ke Kas Daerah, sehingga menurut penulis, persamaan akuntansi yang dapat dibangun adalah Kas di bendahara Pengeluaran sama dengan RK-PPKD.
3 3 Sementara itu bagi unit akuntansi yang bertanggungjawab menyusun laporan finansial, konstruksi sistem akuntansinya menggunakan konsep aset sama dengan Kewajiban ditambah dengan Ekuitas. Tulisan berikut ini mengilustrasikan akuntansi di SKPD jika dalam SKPD dibentuk 2 unit akuntansi. Untuk mempermudah pembahasan pada tulisan ini, penulis mengusulkan unit akuntansi yang bertanggungjawab menyusun Laporan Realisasi Anggaran dan Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih disebut Unit Akuntansi Pelaksanaan Anggaran, sementara itu unit akuntansi yang bertanggung jawab menyusun Neraca, Laporan Operasional serta Laporan Perubahan Ekuitas serta Laporan Arus Kas disebut Unit Akuntansi Finansial. Penyusunan laporan arus kas secara teknis dapat diserahkan ke Unit Akuntansi Pelaksanaan Anggaran atau dapat juga diserahkan ke Unit Akuntansi Finansial. Catatan atas Laporan Keuangan tentunya harus disajikan oleh kedua unit akuntansi yang dibentuk. b. Data untuk simulasi akuntansi berbasis akrual Berikut ini diberikan data yang ada di Pemda XYZ yaituskpd X yang mulai ada kegiatan pada tanggal 1 Januari SKPD X dibentuk pada akhir tahun 2011 dan menempati sebidang tanah dan bangunan yang didalamnya telah diisi dengan peralatan dan mesin yang lengkap. Menurut dokumen pembelian, harga perolehan tanah sebesar Rp ,00, bangunan Rp ,00 serta peralatan dan mesin Rp ,00. Selanjutnya dalam Tahun 2012 telah terjadi transaksi yang disajikan dalam Tabel 1 berikut ini. a. Bendahara pengeluaran menerima SP2D Uang Persediaan(UP) sebesar Rp ,00 b. Surat Ketetapan Retribusi yang telah ditetapkan adalah sebesar Rp ,00 c. Setoran retribusi yang sudah di-skp-kan sebesar Rp ,00 telah disetorkan langsung ke Kas Daerah d. SKPD X menerima pendapatan retribusi yang tidak diterbitkan Surat Ketetapan retribusi sebesar Rp ,00 e. Bendahara Penerimaan menyetorkan uang ke Kasda Rp ,00 f. Dibayar gaji dan tunjangan Rp dengan LS g. SKPD X membeli Alat Tulis Kantor ( ) senilai Rp ,00 dan dibayar dengan UP h. SKPD X membeli obat-obatan ( ) senilai Rp ,00 dan dibayar dengan SP2D LS i. SKPD X membeli mobil ambulan ( ) yang dilengkapi dengan alat kesehatan untuk keperluan darurat senilai Rp dengan SP2D LS (abaikan pajak) j. Realisasi belanja barang dan jasa untuk ATK yang dibayar secara LS sebesar Rp berdasarkan SP2D-LS Belanja Barang dan Jasa k. Bendahara Pengeluaran menyetorkan sisa UP Rp ,00 Tabel 1 : Data trasaksi SKPD X Kondisi akhir tahun: 1. Persediaan ATK per akhir tahun Rp ,00 dan persediaan obat-obatan Rp ,00 2. Rekening listrik bulan Desember 2011 Rp ,00 3. Beban penyusutan tahun 2011 ditetapkan sebesar Rp ,00 Penulis mengusulkan di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dibentuk dua unit akuntansi. Unit Akuntansi yang pertama bertanggung jawab untuk menyusun Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas Neraca serta Laporan Arus Kas. Unit akuntansi ini
4 4 disebut Unit Akuntansi Finansial Unit akuntansi kedua bertanggung jawab menyusun Laporan Realisasi Anggaran yang menurut penulis dapat disebut Unit Akuntansi Pelaksanaan Anggaran.Kedua unit akuntansi dapat menggunakan sistem pembukuan ganda (double entry) dalam membangun sistem akuntansinya. c. Unit Akuntansi Finansial Unit akuntansi ini melakukan menggunakam persamaan dasar akuntansi : Aset + Beban = Kewajiban + Ekuitas Dana dan Pendapatan LO Persamaan tersebut diaplikasikan dengan disiapkan Rekening/akun untuk mendukung sistem akuntansi yaitu akun aset, akun kewajiban, akun ekuitas, akun pendapatan LO serta akun beban LO. Berdasarkan data di atas, unit akuntansi ini akan membuat jurnal atas saldo awal, transaksi selama tahun berjalan serta data penyesuaian pada akhir tahun. Jurnal yang dibuat oleh Unit Akuntansi Finansial tampak pada Tabel 2 sebagai berikut : Tgl Akun Debit Kredit a. 131-Tanah Kantor Bangunan Kantor Peralatan dan mesin Ekuitas Dana-Diinvestasikan Dalam Aset Tetap b. 111-Kas di Bendahara Pengeluaran RK-PPKD c. 115-Piutang Retribusi Pendapatan Retribusi Pelayanan Kesehatan d RK-PPKD Piutang Retribusi e. 111-Kas di Bendahara Penerimaan Pendapatan Retribusi Pelayanan Kesehatan f RK-PPKD Kas di Bendahara Penerimaan g. 911-Beban Gaji dan Tunjangan RK-PPKD h Beban Barang-ATK Kas di Bendahara Pengeluaran i Belanja Barang dan Jasa-Obat obatan RK-PPKD j. 132-Peralatan dan mesin RK-PPKD k Beban Barang-ATK RK-PPKD l RK-PPKD Kas di Bendahara Pengeluaran m. 117-Persediaan Beban Barang-ATK n Beban jasa
5 Utang Beban Barang dan Jasa o. 991-Beban Penyusutan Aset Tetap Akumulasi Penyusutan Aset Tetap Tabel 2 : Jurnal Unit Akuntansi Finansial Jika jurnal tersebut diposting ke buku besar dan selanjutnya disusun neraca saldo maka neraca saldo tersebut akan tampak pada Tabel 3 berikut. Akun Debit Kredit 111-Kas di Bendahara Penerimaan Kas di Bendahara Pengeluaran Piutang Retribusi Persediaan Tanah Kantor Bangunan Kantor Peralatan dan mesin Akumulasi Penyusutan Aset Tetap Utang Beban Barang dan Jasa Ekuitas Dana-Diinvestasikan Dalam Aset Tetap RK-PPKD Pendapatan Retribusi Pelayanan Kesehatan Beban Gaji dan Tunjangan Beban Barang-ATK Belanja Barang dan Jasa-Obat obatan Beban jasa Beban Penyusutan Aset Tetap Tabel 3 : Neraca Saldo Unit Akuntansi FinansialEkuitas Dari neraca saldo di atas akan disusun Laporan Operasional, Laporan Perubahan serta Neraca Satuan Kerja Perangkat Daerah. Laporan Operasional yang disusun berdasarkan neraca saldo tersebutdalam Tabel 4 di bawah ini. PEMERINTAH DAERAH XYZ SKPD X LAPORAN OPERASIONAL UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 (DALAM RUPIAH) Pendapatan Retribusi Pelayanan Kesehatan Beban Operasional : Beban Gaji dan Tunjangan Beban Barang-ATK Belanja Barang dan Jasa-Obat obatan Beban jasa Beban Penyusutan
6 6 Jumlah Beban operasional Surplus (defisit) Operasional Tabel 4 : Laporan Operasional SKPD X Laporan Operasional menyajikan informasi mengenai pendapatan yang diperoleh oleh SKPD selama tahun berjalan, Beban operasional yang meliputi Beban gaji dan tunjangan, Beban Barang ATK, Beban Barang dan Jasa Obat-obatan, Beban Jasa serta Beban Penyusutan. Jika jumlah pendapatan lebih besar daripada jumlah beban operasional, maka selisihnya disebut Surplus Operasional. Sebaliknya jika Pendapatan Operasional lebih kecil daripada Beban Operasional selisihnya disebut defisit Operasional. Selanjutnya disusun laporan Perubahan Ekuitas. Standar Akuntansi Pemerintahan tidak memberi contoh Laporan Perubahan Ekuitas untuk Satuan Kerja Perangkat Daerah, namun menurut penulis laporan perubahan ekuitas ini menyajikan informasi mengenai Ekuitas pada awal tahun, surplus atau defisit operasional tahun yang bersangkutan, Dampak Perubahan Kebijakan/Kesalahan Akuntansi, dan lain-lain serta ekuitas akhir. Sebelum kita lebih dalam membahas mengenai ekuitas, kita harus membicarakan terlebih dahulu persamaan akuntansi yang berbunyi Aset = Kewajiban + Ekuitas. Dalam akuntansi double entry, jika aset bertambah maka penambahan aset akan diikuti oleh kenaikan kewajiban atau kenaikan ekuitas. Saldo Ekuitas pada Satuan Kerja Perangkat Daerah(SKPD) tidak hanya dipengaruhi oleh surplus atau defisit operasional. Hal ini terjadi karena dalam pengelolaan keuangan Negara/daerah, SKPD di satu sisi wajib menyetorkan semua penerimaan kas ke Kas Daerah. Di sisi lain beban yang dikeluarkan oleh SKPD didanai dari Kas Daerah dan pada akhir tahun semua uang kas yang ada di SKPD harus disetorkan ke Kas Daerah. Hubungan keuangan antara SKPD dengan Kas Daerah dalam praktik saat ini oleh SKPD dicatat dalam akun RK-PPKD. Sehubungan dengan itu penulis mengusulkan untuk memasukkan pengaruh kebijakan pengelolaan keuangan negara/daerah ini dalam laporan perubahan ekuitas. Konkritnya, saldo akun RK-PPKD jika bersaldo kredit, yang menunjukkan aliran kas masuk ke SKPD (diterima dari Kas Daerah), makasaldo RK-PPKD tersebut akan ditambahkan ke Ekuitas, sementara itu jika akun RK-PPKD bersaldo debit, yang menunjukkan aliran kas keluar dari SKPD (disetorkan ke Kas Daerah), maka saldo RK-PPKD tersebut akan dikurangkan ke Ekuitas. Saldo debit akun RK-PPKD mencerminkan bahwa SKPD yang bersangkutan lebih banyak menyetor Kas ke Kasda dibanding SKPD kas yang diterima dari Kasda. Ini artinya penambahan aset karena adanya surplus (LRA)telah dialihkan dari SKPD ke PPKD, oleh karena itu saldo ekuitas harus dikurangi. Sebaliknya jika rekening RK-PPKD bersaldo kredit penyetoran uang ke Kasda lebih kecil daripada pembayaran yang dilakukan dari Kasda untuk SKPD,yang artinya terjadi defisit, dan telah dialihkan ke PPKD sehingga saldo RK-PPKD akan ditambahkan ke Ekuitas. Setelah disusun Laporan Operasional sebagaimana terlihat di atas, SKPD X dapat menyusun Laporan Perubahan Ekuitas sebagaimana nampakdalam Tabel 5 berikut ini. PEMERINTAH DAERAH XYZ SKPD X LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 (DALAM RUPIAH) Ekuitas awal tahun Surplus operasional Ekuitas akhir tahun Tabel : 5 Laporan Perubahan Ekuitas
7 7 Penyajian di atas dimaksudkan untuk menyajikan informasi bahwa sebenarnya secara operasional, SKPD X menghasilkan surplus sebesar Rp ,00 sehingga ekuitas dari SKPD X menjadi Rp ,00. Namun karena semua penerimaan dan pengeluaran anggaran harus melalui Kas Umum Daerah, maka ekuitas dana SKPD X menjadi Rp ,00 yaitu saldo ekuitas akhir di laporan perubahan ekuitas di atas ditambah saldo kredit rekening RK-PPKD. Saldo ekuitas akhir sebesar Rp ,00 dapat dilihat di neraca SKPD X. Saldo ini tentu harus sama dengan total aset dikurangi dengan kewajiban SKPD X per 31 Desember 2012.Neraca SKPD X per 31 Desember 2012 dapat dilihat dalam Tabel 6 berikut ini. PEMERINTAH DAERAH XYZ SKPD X NERACA PER 31 DESEMBER 2012 (DALAM RUPIAH) Aset Lancar : -Piutang Retribusi Persediaan Jumlah aset lancer Aset Tetap : -Tanah Kantor Bangunan Kantor Peralatan dan mesin Akumulasi Penyusutan Aset Tetap Nilai Buku Aset Tetap Total Aset Kewajiban Dan Ekuitas Utang Beban Barang dan Jasa Ekuitas Dana Saldo RK-PPKD Total ekuitas ( ) Total kewaiban dan ekuitas Tabel : 6 Neraca SKPD X Perlakuan di atas juga sesuai dengan SE-BAKD-316 bahwa saldo akun RK-PPKD dilaporkan sebagai bagian dari Ekuitas Dana. Menurut penulis akun RK-PPKD merupakan akun pembantu ekuitas yang terkait dengan pelaksanaan anggaran. Dengan demikian jika pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran telah disetujui oleh Bendahara Umum Daerah, jumlah pendapatan dan belanja serta UP dan TUP sudah dipertanggungjawabkan makasaldo akun RK-PPKD harus dikoreksi terhadap akun ekuitas. Untuk mengetahui jumlah yang sudah dipertanggungjawabkan dan untuk keandalan informasi yang dihasilkan, maka perlu dilakukan rekonsiliasi antara Unit Akuntansi Finansial dengan Unit Akuntansi Pelaksanaan Anggaran bahkan dengan Bendahara Umum Daerah. Dipindahkannya jumlah yang sudah dipertanggungjawabkan ke ekuitas juga agar neraca SKPD menggambarkan adanya hubungan antara jumlah aset yang dikuasai oleh suatu SKPD dengan kewajiban dan ekuitas SKPD yang bersangkutan. Hal ini sesuai dengan PSAP 01 berbasis akrual Lampiran I PP 71 tahun 2010, paragraph 84Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban pemerintah pada tanggal laporan.
8 8 PSAP 01 berbasis Akrual (Lampiran I PP 71 tahun 2010) Paragraph 85 mengatakan bahwa Saldo ekuitas di Neraca berasal dari saldo akhir ekuitas pada Laporan Perubahan Ekuitas. Paragraf ini terutama memang untuk pelaporan tingkat pemerintah daerah yang laporannya dihasilkan dari penggabungan laporan keuangan dari berbagai SKPD dan BUD (PPKD). Dalam proses penggabungan, akun RK-PPKD nanti akan dieliminasi dengan akun RK-SKPD yang ada di laporan keuangan BUD. Akun pendapatan dan beban saldonya tidak akan menjadi saldo awal tahun berikutnya, sehingga akun pendapatan dan beban harus dipindahkan ke akun ekuitas sehingga akun Pendapatan dan Beban bersaldo nol. Jurnal penutup yang dibuat akan tampak pada Tabel 7 berikut. Akun Debit Kredit Pendapatan Retribusi Pelayanan Kesehatan Beban Gaji dan Tunjangan Beban Barang-ATK Belanja Barang dan Jasa-Obat obatan Beban jasa Beban Penyusutan Ekuitas Dana RK-PPKD Ekuitas Dana Jumlah Tabel 7 : Jurnal Penutup Unit Akuntansi Finansial d. Unit Akuntansi Pelaksanaan Anggaran Pelaksanaan anggaran daerah dilakukan dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. UU no 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara,pasal 13 ayat 2 mengatakan bahwa semua penerimaan dan pengeluaran daerah dilakukan melalui Rekening Kas Umum Daerah. Permendagri 13 Tahun 2006 sebagaimana terakhir diubah dengan Permendagri 21 Tahun 2011, pasal 122 ayat (1) mengatakan bahwa semua penerimaan daerah dan pengeluaran daerah dalam rangka pelaksanaan urusanpemerintahan daerah dikelola dalam APBD.Masih dalam Permendagri yang sama, pasal 127 ayat(1) mengakatakan bahwa semua pendapatan daerah dilaksanakan melalui rekening kas umum daerah Peratuan Pemerintah 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah pasal 57 ayat 2 mewajibkan bendahara penerimaan untuk menyetorkan seluruh penerimaannya ke rekening kas Umum Daerah selambat-lambatnya dalam waktu 1 (satu) hari kerja. Permendagri 55 Tahun 2008 tentang Tatacara Penatausahaan dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara serta Penyampaiannya, Lampiran III angka 3 huruf B terkait dengan pertanggungjawaban Bendahara Pengeluaran diatur bahwa apabila terdapat Tambahan Uang Persediaan (TU) yang tidak digunakan maka uang tersebut harus disetorkan ke Kas Daerah dan surat tanda setoran atas penyetoran itu dilampirkan sebagai lampiran pertanggungjawaban TU. Selanjutnya masih dalam permendagri yang sama pada Lampiran III angka 3 huruf D dikatakan bahwa Pertanggungjawaban fungsional dibuat oleh Bendahara Pengeluaran dan disampaikan kepada PPKD selaku BUD paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya. Pertanggungjawaban fungsional bulan terakhir tahun anggaran disampaikan paling lambat hari kerja terakhir bulan tersebut. Pertanggungjawaban tersebut dilampiri bukti setor Uang Persediaan.
9 9 Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa mestinya uang yang ada di Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran harus disetorkan ke Kas Daerah. Kondisi ideal ini yang melandasi usulan penulis dalam menyusun arsitektur akuntansi di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Selanjutnya dalam tulisan ini penulis menggunakan pendekatan yang menggunakan akun RK-PPKD dan RK-SKPD untuk mencatat transaksi keuangan antara SKPD dengan BUD terkait dengan realisasi anggaran SKPD. RK-PPKD dipandang rekening ekuitas. Pada awal tahunn anggaran SKPD dapat diberikan Uang Persediaan. Pengaruh dari transaksi ini adalah uang yang ada di Bendahara Pengeluaran bertambah dan RK-PPKD bertambah. Kondisi ini dapat dituangkan dalam persamaan akuntansi sebagai berikut : Kas di Bendahara Pengeluaran = RK-PPKD. Persamaan ini nanti akan berkembang manakala ada setoran pendapatan daerah yang diterima oleh bendahara penerimaan sehingga persamaan itu akan menjadi : Kas di Bendahara Penerimaan + Kas di Bendahara Pengeluaran = RK-PPKD + Pendapatan Tentunya SKPD tidak akan menggunakan persamaan akuntansi tersebut. Sebagai gantinya SKPD akan menyusun akun buku besar yang banyak dan nama akunnya disesuaikan kebutuhan. Untuk tujuan konsolidasi laporan keuangan mestinya pemerintah daerah sudah menetapkan peraturan kepala daerah terkait dengan penggunakan akun buku besar. Berdasarkan data di atas unit akuntansi Pelaksanaan Anggaran yang bertanggungjawab untuk menyusun Laporan realisasi Anggaran akan membuat jurnal yang nampak pada Tabel 8 sebagai berikut : Tanggal Akun Debit Kredit a Kas di Bendahara Pengeluaran RK-PPKD c RK-PPKD Pendapatan Retribusi Pelayanan Kesehatan d Kas di Bendahara Penerimaan Pendapatan Retribusi Pelayanan Kesehatan e RK-PPKD Kas di Bendahara Penerimaan f Belanja Gaji RK-PPKD g Belanja Barang dan jasa-atk Kas di Bendahara Pengeluaran h Belanja Barang dan Jasa-Obat obatan RK-PPKD i Belanja Modal Ambulance RK-PPKD j Belanja Barang dan jasa-atk RK-PPKD
10 10 k RK-PPKD Kas di Bendahara Pengeluaran Tabel : 8 Jurnal Unit Akuntansi Pelaksanaan Anggaran Dalam ilustrasi di atas, pencatatan atas penerimaan uang oleh Bendahara Penerimaan menggunakan pendekatan pendapatan yaitu yang dikredit akun Pendapatan.Jika menggunakan pendekatan Pendapatan dan pada akhir tahun terdapat kas di Bendahara Penerimaan yang belum disetor, maka dilakukan penyesuaian dengan mendebit akun Pendapatan dan mengkredit akun Pendapatan yang ditangguhkan. Terdapat pendekatan lainyaitu transaksi penerimaan pendapatan oleh bendahara pengeluaran dicatat dengan mendebit akun Kas di Bendahara Penerimaan dan mengkredit akun Pendapatan yang ditangguhkan. Jika digunakan pendekatan ini, maka setiap terjadi penyetoran uang dari Bendahara Penerimaan ke KasDaerah perlu dua jurnal yaitu jurnal pertama mendebit akun RK-PPKD dan mengkredit akun Kas di Bendahara Penerimaan. Jurnal kedua adalah mendebit akun Pendapatan yang ditangguhkan dan mengkredit akun Pendapatan. Selanjutnya jurnal tersebut di atas diposting ke akun buku besar yang sesuai dan dari buku besar tersebut akan disusun neraca saldo sebagaimana terlihat pada Tabel 8 berikut ini. PEMERINTAH DAERAH XYZ SKPD X NERACA SALDO PER 31 DESEMBER 2012 Nomor dan nama akun Debit Kredit Kas di Bendahara Pengeluaran Kas di Bendahara Penerimaan RK-PPKD Pendapatan Retribusi Pelayanan Kesehatan Belanja Gaji Belanja Barang dan jasa-atk Belanja Barang dan Jasa-Obat obatan Belanja Modal Ambulance Tabel 9 : Neraca Saldo Unit Akuntansi Pelaksanaan Anggaran Berdasarkan neraca saldo di atas disusun Laporan Realisasi Anggaran yang tampak berikut ini: PEMERINTAH DAERAH XYZ DINAS KESEHATAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 (DALAM RUPIAH) Keterangan Anggaran Realisasi Selisih Pendapatan Retribusi Kesehatan ,000,000 Belanja : Belanja Gaji ,000
11 11 Belanja Barang dan jasa-atk ,000 Belanja Barang dan Jasa-Obat obatan ,000 Belanja Modal Ambulance ,000,000 Jumlah Belanja ,200,000 Surplus (defisit) ( ) ( ) Tabel 10 : Laporan Realisasi Anggaran Untuk menyusun Laporan Realisasi Anggaran, kolom realisasi diisi dari neraca saldo di atas. Sementara itu, data anggaran dapat diperoleh dari DPA setelah perubahan. Data anggaran ini sebenarnya dapat juga dijurnal atau menurut SE.900/743/BAKD tahun 2007, tentang Modul Akuntansi Pemerintah Daerah, data anggaran dapat ditulis di header dari masing-masing akun pendapatan dan belanja. Saldo akun pendapatan, belanja tidak akan menjadi saldo awal tahun berikutnya, sehingga menurut penulis akun-akun tersebut pada akhir tahun harus ditutup yaitu dengan mendebit akun Pendapatan dan mengkredit akun berbagai belanja. Sementara itu selisihnya akan dimasukkan di sisi debit atau kredit akun RK-PPKD. Jurnal penutup yang dibuat pada akhir Tahun 2012 oleh unit akuntansi pelaksanaan anggaran adalah sebagai berikut : Akun Debit Kredit RK-PPKD Pendapatan Retribusi Kesehatan Belanja Gaji Belanja Barang dan jasa-atk Belanja Barang dan Jasa-Obat obatan Belanja Modal Ambulance Jumlah Tabel 11 : Jurnal Penutup Unit Akuntansi Pelaksanaan Anggaran Jika jurnal penutup ini diposting ke buku besar, maka semua akun pendapatan, belanja akan bersaldo nol, sehingga akun-akun tersebut sudah siap untuk menampung transaksi pelaksanaan anggaran tahun berikutnya. Namun Akun RK-PPKD belum tentu bersaldo nol manakala ada saldo Uang Persediaan pada akhir tahun belum dipertanggungjawabkan sebagaimana mestinya. e. Rekonsiliasi antara Unit Akuntansi Financial dengan Unit Akuntansi Pelaksanaan Anggaran Untuk menghasilkan informasi yang handal dapat dilakukan rekonsiliasi antara akun RK- PPKD yang ada di Unit Akuntansi Financial derngan akun RK-PPKD yang ada di Unit Akuntansi Pelaksanaan Anggaran. Pada tulisan ini tidak mengilustrasikan rekonsiliasi tersebut. 3. Kesimpulan Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa dilihat dari aspek teknis akuntansi, penerapan akuntansi pemerintahan berbasis akrual di tingkat SKPD dapat dilakukan dengan sederhana dengan membentuk dua unit akuntansi yaitu Unit Akuntansi Financial dan Unit Akuntansi Pelaksanaan Anggaran. Penggunaan akun RK PPKD yang sudah digunakan selama ini oleh pemerintah daerah dapat digunakan dalam menyusun rancangan sistem akuntansi berbasis akrual. Akun Pendapatan dan belanja ditutup saldonya keakun RK-PPKD, sehingga akun Pendapatan dan Belanja akan bersaldo nol, sementara itu akun RK-PPKD belum tentu bersaldo
12 12 nol. Jika masih ada uang persediaan yang belum dipertanggungjawabkan sebagaimana mestinya, akun RK-PPKD masih ada saldo kredit. DAFTAR PUSTAKA Pemerintah Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Pemerintah Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara Pemerintah Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan Pemerintah Republik Indonesia,Peratuan Pemerintah 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah Pemerintah Republik Indonesia, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah Pemerintah Republik Indonesia, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah Pemerintah Republik Indonesia, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 55 Tahun 2008 tentang Tatacara Penatausahaan dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara serta Penyampaiannya Pemerintah Republik Indonesia, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah Pemerintah Republik Indonesia, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 238/PMK.05/2011 tentang Pedoman Umum Sistem Akuntansi Pemerintahan Kementerian Dalam Negeri,Surat Edaran Nomor 900/316/BAKD Tahun 2007 tentang Pedoman Sistem dan Prosedur Penatausahaan dan Akuntansi, Pelaporan dan Pertanggunjawaban Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, SE.900/743/BAKD Tahun 2007 tentang Modul Akuntansi Pemerintah Daerah
AKUNTANSI BASIS AKRUAL SATUAN PERANGKAT KERJA DAERAH
1 AKUNTANSI BASIS AKRUAL SATUAN PERANGKAT KERJA DAERAH KASUS : Berikut ini diberikan data anggaran yang ada SKPD- Dinas Kesehatan di Pemda SUKAMULYA yang ditetapkan tanggal 1 Januari 2015. KETERANGAN Anggaran
Lebih terperinciAkrual Basis Pada Pemerintah Daerah: Implementasi Di SKPD
Akrual Basis Pada Pemerintah Daerah: Implementasi Di SKPD Nurlinda Politeknik Negeri Medan nurlinda@polmed.ac.id Abstrak Tujuan penelitian ini untuk melihat sejauh mana pencatatan secara akrual sesuai
Lebih terperinciSISTEM AKUNTANSI NOMOR 15 LAPORAN KONSOLIDASIAN
LAMPIRAN XV. : PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 19 TAHUN 2014 TANGGAL: : 30 MEI 2014 SISTEM AKUNTANSI NOMOR 15 LAPORAN KONSOLIDASIAN A. UMUM Laporan keuangan konsolidasi adalah laporan keuangan
Lebih terperinciRALAT MODUL Halaman 16 Modul 3 BAB I (Kebijakan Akuntansi Pendapatan) huruf B angka 4 huruf a angka 1) huruf d), tertulis: Jurnal LO atau Neraca
RALAT MODUL 3 1. Halaman 16 Modul 3 BAB I (Kebijakan Akuntansi Pendapatan) huruf B angka 4 huruf a angka 1) huruf d), tertulis: Jurnal LO atau Neraca mor Kode Rekening Uraian Debit Kredit 14-07-15 ta Kredit
Lebih terperinciBAB XV SISTEM AKUNTANSI LAPORAN KONSOLIDASIAN
BAB XV SISTEM AKUNTANSI LAPORAN KONSOLIDASIAN A. UMUM Laporan keuangan konsolidasi adalah laporan keuangan gabungan dari seluruh laporan keuangan PPKD dan laporan keuangan SKPD menjadi satu laporan keuangan
Lebih terperinciBAB VI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PPKD
BAB VI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PPKD A. KERANGKA HUKUM Laporan Keuangan adalah produk akhir dari proses akuntansi yang telah dilakukan. Laporan Keuangan yang disusun harus memenuhi prinsipprinsip yang
Lebih terperinciLaporan Keuangan. Deskripsi Prosedur
LAMPIRAN C.3 : PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR : 3 Tahun 2010 TANGGAL: 6 Januari 2010 Laporan Keuangan Deskripsi Prosedur Laporan Keuangan merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi keuangan
Lebih terperinciBAB V PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SKPD
BAB V PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SKPD A. Kerangka Hukum Laporan Keuangan adalah produk akhir dari proses akuntansi yang telah dilakukan. Laporan Keuangan yang disusun harus memenuhi prinsipprinsip yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.3 Tujuan Pembahasan Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akuntansi Keuangan Pemerintahan sekarang memasuki Era Desentralisasi, maka pelaksanaan akuntansi pemerintahan itu ada di daerah-daerah (Provinsi ataupun Kabupaten),
Lebih terperinciSISTEM AKUNTANSI NOMOR 05 SISTEM AKUNTANSI KAS DAN SETARA KAS
LAMPIRAN V. : PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 19 TAHUN 2014 TANGGAL : 30 MEI 2014 SISTEM AKUNTANSI NOMOR 05 SISTEM AKUNTANSI KAS DAN SETARA KAS A. UMUM 1. Definisi Mengacu pada Paragraf 8
Lebih terperinciStruktur HOBO Persamaan Akuntansi Proses Akuntansi Bagan Akun Standar BAS tedi last 01/17
Struktur HOBO Persamaan Akuntansi Proses Akuntansi Bagan Akun Standar BAS tedi last 01/17 STRUKTUR HOBO Struktur hubungan entitas dalam akuntansi yang diimplementasikan di Pemda adalah : Struktur HOBO
Lebih terperinciGUBERNUR KALIMANTAN BARAT
GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... iii Peraturan Gubernur
Lebih terperinciDINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2016 Dengan Angka Perbandingan Tahun
1 2 IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN 2.1. Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan Dinas Komunikasi Dan Informatika adalah sebesar Rp5.996.443.797
Lebih terperinciSiklus Anggaran Siklus Pengelolaan Keuangan Negara Siklus Akuntansi. tedi last 09/17
Siklus Anggaran Siklus Pengelolaan Keuangan Negara Siklus Akuntansi tedi last 09/17 Siklus Anggaran Pemerintah Daerah 12 bulan 6 bulan 12 bulan Bawuk (2013) DIAGRAM PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA/DAERAH Integrasi
Lebih terperinciPada awal 2015, PPKD Pemerintah Kota Gemah Ripah mempunyai data posisi keuangan sebagai berikut:
B. SIMULASI AKUNTANSI PPKD Pada awal, PPKD Pemerintah Kota Gemah Ripah mempunyai data posisi keuangan sebagai berikut: Pemerintah Kota Gemah Ripah PPKD NERACA Per 1 Januari Aktiva Kas di Kas Daerah 800.000.000
Lebih terperinciPANDUAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH
LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2013 TENTANG PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PADA PEMERINTAH DAERAH PANDUAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTANSI
Lebih terperinciAKNTANSI DANA DI PEMERINTAH
AKNTANSI DANA DI PEMERINTAH Dalam pelaksanaan akuntansi dana, pemerintah membagi kelompok dananya menjadi dua yaitu: Expendable fund, daisebut juga governmental fund, yang digunakan untuk belanja operasional/
Lebih terperinciBAB I PERBANDINGAN STANDAR AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL DENGAN BASIS KAS MENUJU AKRUAL
BAB I PERBANDINGAN STANDAR AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL DENGAN BASIS KAS MENUJU AKRUAL A. UMUM Pada tahun 2010, pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN.
PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH SEBAGAIMANA DIATUR DALAM PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 71 TAHUN 2010 DAN PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 64 TAHUN 2013 www.inilah.com I. PENDAHULUAN Undang-Undang
Lebih terperinciKONSOLIDASI LAPORAN KEUANGAN
MODUL AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH BERBASIS AKRUAL KONSOLIDASI LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL KEUANGAN DAERAH PENDAHULUAN Laporan keuangan konsolidasi adalah laporan keuangan
Lebih terperinciAkuntansi Satuan Kerja
LAMPIRAN C.1 : PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR : 3 Tahun 2010 TANGGAL: 6 Januari 2010 Akuntansi Satuan Kerja Pihak Terkait 1. Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK-SKPD) Dalam kegiatan ini, PPK-SKPD
Lebih terperinciAKUNTANSI DI SATUAN KERJA
AKUNTANSI DI SATUAN KERJA 37 37 Modul Akuntansi Pemerintah Daerah 38 38 BAB III AKUNTANSI DI SATUAN KERJA TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM Setelah mempelajari materi Akuntansi di SATUAN KERJA Pemerintah Daerah
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH BERBASIS AKRUAL
GAMBARAN UMUM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH BERBASIS AKRUAL DASAR HUKUM Psl 1 UU17/2003 Pendapatan negara/daerah adalah hak pemerintah pusat/daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih Belanja
Lebih terperinciBERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 33 TAHUN 2014 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciTATA CARA PELAKSANAAN KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SUBANG BAB I PENDAHULUAN
TATA CARA PELAKSANAAN KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SUBANG BAB I PENDAHULUAN I.1. Tujuan dan Ruang Lingkup Bab ini bertujuan untuk memberikan pemahaman secara garis besar mengenai dasar-dasar
Lebih terperinciBAB V AKUNTANSI KAS DAN SETARA KAS
BAB V AKUNTANSI KAS DAN SETARA KAS A. UMUM 1. Definisi Mengacu pada Paragraf 8 PSAP 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan disebutkan bahwa kas sebagai uang tunai dan saldo simpanan di bank yang setiap saat
Lebih terperinciTINJAUAN YURIDIS ATAS PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PADA PEMERINTAH DAERAH. 1
TINJAUAN YURIDIS ATAS PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PADA PEMERINTAH DAERAH http://www.ksap.org/ 1 I. PENDAHULUAN Berdasarkan undang-undang pemerintah daerah wajib menyusun Laporan
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI PEMALANG TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI
PERATURAN BUPATI PEMALANG TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI Pemerintah Kabupaten Pemalang @2014 BUPATI PEMALANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PEMALANG NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI
Lebih terperinciBAB IV SISTEM AKUNTANSI PEMBIAYAAN
BAB IV SISTEM AKUNTANSI PEMBIAYAAN A. UMUM 1. Definisi Berdasarkan Peraturan Pemerintah 71 Tahun 2010 PSAP 02 Paragraf 50 mendefinisikan pembiayaan (financing) adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah,
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH. RSUD Dr. MOEWARDI. Jl. Kol. Sutarto 132 Telp Fax Surakarta CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH RSUD Dr. MOEWARDI Jl. Kol. Sutarto 132 Telp. 634634 Fax. 637412 Surakarta 57126 CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem akuntansi menurut Mulyadi (2001 : 3) adalah Organisasi formulir,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem Akuntansi Sistem akuntansi menurut Mulyadi (2001 : 3) adalah Organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa guna untuk menyediakan
Lebih terperinciLAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Konsep Laporan Keuangan Konsolidasi Kertas Kerja (Worksheet) Tahapan Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi tedi last 04/17 Pengertian : KONSEP DASAR 1. Laporan keuangan
Lebih terperinciBERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2015 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciKONSEP DAN SIKLUS AKUNTANSI
MODUL AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH BERBASIS AKRUAL KONSEP DAN SIKLUS AKUNTANSI KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL KEUANGAN DAERAH 6 PILAR TEKNIK AKUNTANSI PMDN64/2013 1. PP 71/2010 PMDN 64/2013
Lebih terperinciBUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN CIAMIS
BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN CIAMIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang :
Lebih terperinciBUPATI KOTAWARINGIN BARAT,
BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN KOTAWARINGIN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBUPATI BUNGO PERATURAN BUPATI BUNGO NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI BUNGO PERATURAN BUPATI BUNGO NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BUNGO, Menimbang : a. bahwa sesuai ketentuan Pasal
Lebih terperinciBUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 66 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK
BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 66 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, Menimbang:
Lebih terperinciBAB XIV AKUNTANSI KOREKSI KESALAHAN
BAB XIV AKUNTANSI KOREKSI KESALAHAN A. UMUM 1. Definisi Koreksi merupakan tindakan pembetulan secara akuntansi agar akun/pos yang tersaji dalam laporan keuangan entitas menjadi sesuai dengan yang seharusnya.
Lebih terperinciBUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG SISTEM AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL
1 BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG SISTEM AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK UTARA, Menimbang
Lebih terperinciMODUL AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH BERBASIS AKRUAL AKUNTANSI PEMBIAYAAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL KEUANGAN DAERAH
MODUL AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH BERBASIS AKRUAL AKUNTANSI PEMBIAYAAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL KEUANGAN DAERAH DEFINISI - 1 Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 PSAP Nomor 02 Paragraf
Lebih terperinciBAB III AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
BAB III AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH A. KETENTUAN UMUM Dalam Bab ini yang dimaksud dengan: 1. Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban Daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan
Lebih terperinciKEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 03 NERACA
LAMPIRAN B.III : PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 03 NERACA Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal dan miring adalah
Lebih terperinci1. SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH BERDASARKAN PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006
1. SIKLUS AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Pada dasarnya siklus akuntansi keuangan daerah mengikuti siklus akuntansi yang telah dijelaskan diatas. Perbedaan yang ada adalah pada proses penyusunan laporan keuangan
Lebih terperinciKEBIJAKAN AKUNTANSI PELAPORAN KEUANGAN
LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KEBIJAKAN AKUNTANSI PELAPORAN KEUANGAN
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM KEUANGAN DAERAH
BAB II GAMBARAN UMUM KEUANGAN DAERAH A. Pendahuluan Akuntansi keuangan pemerintah daerah merupakan bagian dari akuntansi sektor publik, yang mencatat dan melaporkan semua transaksi yang berkaitan dengan
Lebih terperinciPENYUSUTAN ATAS ASET TETAP PEMERINTAH. Abstract
PENYUSUTAN ATAS ASET TETAP PEMERINTAH Oleh Margono WIDYAISWARA PADA PUSDIKLAT KEKAYAAN NEGARA DAN PERIMBANGAN KEUANGAN BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN Abstract Salah satu point
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2013
MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2013 TENTANG PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PADA PEMERINTAH DAERAH DENGAN
Lebih terperinciBUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 9 TAHUN 2014
BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak
Lebih terperinciBAGAN AKUN STANDAR (BAS)
BAGAN AKUN STANDAR (BAS) Deputi Pengawasan Bidang Penyelenggaraan Keuangan Daerah Direktorat Wilayah III DASAR HUKUM Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Peraturan
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 1 TAHUN 2014 BUPATI MAJALENGKA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 1 TAHUN 2014
BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA SALINAN NOMOR : 1 TAHUN 2014 BUPATI MAJALENGKA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL DI LINGKUNGAN
Lebih terperinciBERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
1 BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 34 TAHUN 2014 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR AKUNTANSI PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. BLU. Laporan. Standar Akuntansi. Penyajian.
No.1818, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. BLU. Laporan. Standar Akuntansi. Penyajian. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 217/PMK.05/2015 TENTANG PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI
Lebih terperinciB U P A T I K U N I N G A N
B U P A T I K U N I N G A N PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 32 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KUNINGAN BUPATI KUNINGAN, Menimbang : a. bahwa sesuai ketentuan Pasal 6 ayat
Lebih terperinciRK PPKD (belanja)/ Bila Bendahara pengeluaran memotong/memungut pajak: Bila Bendahara pengeluaran menyetor pajak yg dipungut di atas ke Kas Negara:
AKUNTANSI PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD) A. JURNAL OTORISASI ANGGARAN 1) Untuk mencatat alokasi anggaran belanja: R/K PPKD Allotmen Belanja 2) Untuk mencatat alokasi anggaran pendapatan: Alokasi
Lebih terperincijtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà
- 1 - jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG BAGAN AKUN STANDAR PADA PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN SISTEM DAN PROSES AKUNTANSI PADA BENDAHARA PENGELUARAN DI DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG
BAB V PEMBAHASAN SISTEM DAN PROSES AKUNTANSI PADA BENDAHARA PENGELUARAN DI DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG Siklus akuntansi merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa subsistem dan membentuk satu kesatuan
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 029 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN BERBASIS AKRUAL
PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 029 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN BERBASIS AKRUAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM MODUL AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH BERBASIS AKRUAL DIREKTORAT JENDERAL KEUANGAN DAERAH
GAMBARAN UMUM MODUL AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH BERBASIS AKRUAL DIREKTORAT JENDERAL KEUANGAN DAERAH 6 PILAR TEKNIK AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL 1. PP 71/2010 PMDN 64/2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI & SISTEM AKUNTANSI
Lebih terperinciBUPATI TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
SALINAN BUPATI TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN TANAH LAUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KULON PROGO, Menimbang : a. bahwa berdasarkan
Lebih terperinciBUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SIDOARJO
BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SIDOARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO, Menimbang
Lebih terperinciB E R I T A D A E R A H N US A TENGGARA BARAT
B E R I T A D A E R A H N US A TENGGARA BARAT N O M O R 5 4 T A H U N 2 0 1 5 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 54 TAHUN 2015 TENTANG SISTIM AKUNTANSI PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
Lebih terperinciMODUL AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH BERBASIS AKRUAL KOREKSI KESALAHAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL KEUANGAN DAERAH
MODUL AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH BERBASIS AKRUAL KOREKSI KESALAHAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL KEUANGAN DAERAH DEFINISI - 1 Koreksi merupakan tindakan pembetulan secara akuntansi agar
Lebih terperincidraft BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 87 TAHUN 2016 TENTANG SISTIM PROSEDUR AKUNTANSI PENDAPATAN DAERAH
SALINAN draft BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 87 TAHUN 2016 TENTANG SISTIM PROSEDUR AKUNTANSI PENDAPATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya konkret mewujudkan transparansi dan akuntabilitas
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu upaya konkret mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah adalah penyampaian laporan pertanggungjawaban keuangan pemeritah
Lebih terperinciWALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 38 TAHUN 2017 TENTANG
- 1 - WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 38 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 48 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH BERBASIS AKRUAL. Dasar Hukum LATAR BELAKANG 08/08/2014 DAFTAR ISI
08/08/04 DAFTAR ISI GAMBARAN UMUM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH BERBASIS AKRUAL Latar Belakang Manfaat Akuntansi Akrual Produk Hukum Daerah Akuntansi Pemerintah Daerah Berbasis Akrual Kebijakan Akuntansi
Lebih terperinciDaerah dan Undang-Undang No.33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan. keuangan dalam rangka peningkatan kesejahteraan dan pelayanan kepada
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Pengelolaan Keuangan Daerah Berdasarkan Undang-Undang No.32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang No.33 tahun 2004 tentang Perimbangan
Lebih terperinciKABUPATEN SUBANG N E R A C A DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL PER 31 DESEMBER TAHUN 2015 DAN TAHUN 2014
KABUPATEN SUBANG N E R A C A DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL PER 31 DESEMBER TAHUN 2015 DAN TAHUN 2014 U R A I A N JUMLAH Tahun 2015 Tahun 2014 ASET ASET LANCAR Kas di Kas Daerah Kas di Bendahara
Lebih terperinciBAB 7 AKUNTANSI BELANJA DAN BEBAN
Hafiez Sofyani BAB 7 AKUNTANSI BELANJA DAN BEBAN DEFINISI BELANJA DAN BEBAN Belanja adalah semua pengeluaran oleh Bendahara Umum Negara/Bendahara Umum Daerah yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih (SAL)
Lebih terperinciBUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 15B TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN CIAMIS
BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 15B TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN CIAMIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a.
Lebih terperinciKOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PSAP NO. 02 LAPORAN REALISASI ANGGARAN
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PSAP NO. 02 LAPORAN REALISASI ANGGARAN RUANG LINGKUP DAN MANFAAT PSAP No. 02 PSAP No. 02 diterapkan dalam penyajian Laporan Realisasi Anggaran yang disusun dan disajikan
Lebih terperinciSISTEM AKUNTANSI PPKD
LAMPIRAN III PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH KOTA PASURUAN SISTEM AKUNTANSI PPKD A. PENGERTIAN Sistem Akuntansi Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD)
Lebih terperinciBUPATI KABUPATEN OGAN ILIR PROVINSI SUMATERA SELATAN
BUPATI KABUPATEN OGAN ILIR PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN ILIR NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN ILIR NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG POKOK-POKOK
Lebih terperinciBUPATI BELITUNG TIMUR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
SALINAN BUPATI BELITUNG TIMUR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciGUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG
GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinci2. NERACA Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana sampai dengan 31 Desember 2016.
RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN Laporan Keuangan Tahunan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Klaten Tahun Anggaran 2016 ini telah disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang
Lebih terperinciGUBERNUR KALIMANTAN TENGAH
SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN
Lebih terperinciPROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH
PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG SELATAN, Menimbang : bahwa untuk
Lebih terperinciTUJUAN RUANG LINGKUP JURNAL AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH BERBASIS AKRUAL
JURNAL AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH BERBASIS AKRUAL www.bpkp.go,id TUJUAN Meningkatkan pemahaman implementasi sistem akuntansi pemerintah daerah sesuai PP nomor 71 tahun 2010 dengan cara menyajikan jurnal
Lebih terperinciGUBERNUR SULAWESI BARAT PERATURAN GUBERNUR SULAWESI BARAT NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI BARAT
SALINAN Menimbang Mengingat : : GUBERNUR SULAWESI BARAT PERATURAN GUBERNUR SULAWESI BARAT NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBUPATI KOTAWARINGIN BARAT
BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 35 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PROSEDUR AKUTANSI PEMERINTAH KABUPTEN KOTAWARINGIN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN
Lebih terperinciBUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN
BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN Menimbang: a. bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 057 TAHUN 2014
PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 057 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN BAGAN AKUN STANDAR PEMERINTAH DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN
Lebih terperinciB U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
1 B U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT YANG BERBASIS AKRUAL DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciAKUNTANSI KAS DAN SETARA KAS
MODUL AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH BERBASIS AKRUAL AKUNTANSI KAS DAN SETARA KAS KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL KEUANGAN DAERAH DEFINISI DAN KLASIFIKASI - 1 Kas dan Setara Kas adalah uang tunai
Lebih terperinciWALIKOTA BIMA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
WALIKOTA BIMA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA BIMA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BIMA NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN
Lebih terperinciCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (CALK) DINAS PENDIDIKAN KAB TEMANGGUNG 2014 BAB I PENDAHULUAN
1 CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (CALK) DINAS PENDIDIKAN KAB TEMANGGUNG 2014 BAB I PENDAHULUAN Berkaitan dengan pengelolaan keuangan daerah, Dinas Pendidikan Kabupaten Temanggung dalam penyusunan dan pelaksanaan
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang
Lebih terperinciWALIKOTA LANGSA PERATURAN WALIKOTA LANGSA NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH KOTA LANGSA BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
SALINAN WALIKOTA LANGSA PERATURAN WALIKOTA LANGSA NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH KOTA LANGSA BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA WALIKOTA LANGSA, Menimbang
Lebih terperinciPANDUAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH
LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2013 TENTANG PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PADA PEMERINTAH DAERAH PANDUAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTANSI
Lebih terperinciSISTEM AKUNTANSI NOMOR 13 AKUNTANSI KEWAJIBAN
LAMPIRAN XIII. : PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 19 TAHUN 2014 TANGGAL : 30 MEI 2014 SISTEM AKUNTANSI NOMOR 13 AKUNTANSI KEWAJIBAN A. UMUM 1. Definisi Dalam Peraturan Pemerintah 71 Tahun 2010
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Dalam teori entitas yang dikemukakan oleh Paton (Suwardjono, 2005),
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Entitas Dalam teori entitas yang dikemukakan oleh Paton (Suwardjono, 2005), dinyatakan bahwa organisasi dianggap sebagai
Lebih terperinciSesuai dengan Peraturan Meteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Pasal 7, Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) dapat diterangkan sebagai berikut:
Laporan Keuangan SKPKD Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat PPKD adalah kepala satuan kerja pengelola keuangan daerah yang selanjutnya disebut dengan. kepala SKPKD yang mempunyai
Lebih terperinciKOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN
KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN Koreksi Kesalahan 332. Kesalahan penyusunan laporan keuangan dapat disebabkan oleh keterlambatan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN TEGAL
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TEGAL Tahun : 2014 Nomor : 10 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEGAL NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEGAL NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG POKOK-POKOK
Lebih terperinciPEDOMAN UMUM SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN DAERAH
Lampiran I Peraturan Bupati Maluku Tenggara Nomor 1.a Tahun 2012 Tentang Sistem Akuntansi Pemerintahan Daerah PEDOMAN UMUM SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN DAERAH I. SIKLUS AKUNTANSI Siklus akuntansi merupakan
Lebih terperinciOVERVIEW: AKUNTANSI KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
OVERVIEW: AKUNTANSI KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH 1 1 Modul Akuntansi Pemerintah Daerah 2 2 BAB I OVERVIEW: AKUNTANSI KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM Setelah mempelajari materi akuntansi
Lebih terperinciBAB II KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA
BAB II KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA A. UMUM 1. Definisi Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, Laporan Realisasi Anggaran (LRA) menyebutnya dengan belanja, sedangkan Laporan Operasional
Lebih terperinci