BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam mempelajari perilaku manusia terdapat beberapa sudut pandang yang dapat digunakan, salah satunya adalah sikap. Banyak penelitian yang menggunakan sikap sebagai suatu yang diukur. Didalam penelitian ini yang akan diukur adalah persepsi. Hal ini didasarkan pada pengertian persepsi yang merupakan salah satu dari komponen sikap yang berhubungan dengan ide, konsep atau belief, sehingga lebih dekat dengan respon atau pemikiran individu terhadap sesuatu. 2.1 Sikap Pengertian Sikap Dalam bahasa inggris, sikap adalah attitudes, berasal dari bahasa latin aptus yang artinya keadaan siap secara mental yang bersifat subjektif untuk melakukan kegiatan. Saifuddin Azwar(2005;5) mengartikan sikap sebagai berikut: Keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi), dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu aspek di lingkungan sekitarnya. Sementara menurut Alex Sobur (2003;359) pengertian sikap adalah Sekelompok keyakinan dan perasaan yang melekat tentang objek tertentu dan kecenderungan untuk bertindak terhadap objek tersebut dengan cara tertentu. Perumusan sikap secara umum dikemukakan sebagai berikut: 1. Sikap merupakan hasil belajar. 2. Sikap selalu dihubungkan dengan objek, seperti manusia, wawasan, peristiwa ataupun ide. 3. Sikap diperoleh dengan berinteraksi dengan individu lain. 11

2 10 4. Sikap memiliki kesiapan untuk bertindak dengan cara-cara tertentu terhadap objek. 5. Sikap berarti perasaan atau afeksi. 6. Sikap memiliki tingkat intensitas terhadap objek tertentu. 7. Sikap memiliki dimensi waktu, yaitu mungkin hanya cocok pada situasi yang sedang berlangsung. 8. Sikap dapat bersifat relatif konsisten dalam sejarah hidup individu. 9. Sikap merupakan bagian konteks persepsi maupun kognisi individu. 10. Sikap merupakan penilaian terhadap sesuatu yang mungkin merupakan konsekuensi tertentu bagi individu. 11. Sikap merupakan penafsiran dari tingkah laku. Dalam uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa sikap pada dasarnya merupakan kecenderungan mental yang relatif menetap yang didasarkan pada konsep evaluasi terhadap sesuatu objek tertentu, dimana kemudian hak ini mendorong munculnya motif berperilaku pada individu Komponen Sikap Menurut Alex Sobur (2003;360) sikap memiliki tiga komponen, yaitu: 1. Komponen kognitif (cognitive) 2. Komponen perasaan (feeling) 3. Komponen kecenderungan tindakan (action tendency). Komponen kognisi adalah kepercayaan (beliefs) seseorang terhadap objek sikap. Beliefs yang sangat penting bergantung pada sistem sikap, yang merupakan evaluative beliefs; mencakup ciri-ciri menyenangkan atau tidak menyenangkan, menguntungkan atau tidak menguntungkan, berkualitas baik atau buruk, dan beliefs tentang cara merespons yang sesuai dan tidak sesuai terhadap objek. Komponen perasaan menunjuk pada emosionalitas terhadap objek. Objek dirasakan sebagai sesuatu yang menyenangkan atau tidak menyenangkan, disukai atau tidak disukai. Komponen perasaan dapat diukur secara eksperimen. Komponen kecenderungan tindakan adalah kecenderungan tindak seseorang, baik positif maupun negatif terhadap objek sikap.

3 11 Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa komponen sikap pasti dimiliki oleh setiap individu. Dimana para individu tersebut mampu merasakan semua yang terjadi di dalam dirinya. 2.2 Persepsi Pengertian Persepsi Jalaludin Rakhmat (2004;51) menyatakan bahwa: Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Sedangkan menurut Adam I. Indrawijaya (2000;45) menyatakan bahwa : Persepsi adalah dasar proses kognitif atau proses psikologis. Berbagai pendapat di atas menunjukkan bahwa pada hakekatnya persepsi merupakan proses pengamatan melalui penginderaan terhadap objek tertentu. Objek tersebut dapat berupa orang, situasi, dan kejadian/peristiwa. Hasil pengamatan tersebut diproses secara sadar sehingga individu kemudian dapat memberi arti kepada objek yang diamatinya tersebut. Namun demikian, dalam kehidupan sehari-hari persepsi lebih di identifikasikan sebagai pandangan. Artinya bagaimana pandangan seseorang terhadap objek atau kejadian pada saat tertentu. Persepsi terjadi jika rangsangan mengaktifkan indera. Persepsi berperan dalam penerimaan rangsangan mengaturnya dan menerjemahkan atau menginterpretasikan rangsangan yang sudah teratur itu untuk mempengaruhi perilaku dan membentuk sikap Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi Persepsi seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang menyebabkan seorang individu dapat memberikan interpretasi yang berbeda dengan orang lain pada saat melihat sesuatu.

4 12 Menurut Jalaludin Rakhmat (2004;57) faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi adalah 1. Faktor Fungsional, berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu, motivasi, harapan dan keinginan, perhatian, emosi dan suasana hati, dan hal-hal lain yang termasuk dalam faktor personal. 2. Faktor Struktural, berasal dari sifat stimuli fisik dan efek-efek saraf yang ditimbulkannya pada sistem saraf individu. 3. Faktor Kebudayaan. Kultur atau kebudayaan dimana individu tumbuh dan berkembang akan turut pula menentukan proses persepsi sesorang. Merujuk kepada berbagai pendapat di atas, maka faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi adalah 1. Individu yang bersangkutan, meliputi sikap, minat, perhatian, kesiapan, pengalaman, kebutuhan, motivasi, harapan, emosi, serta pengetahuan. 2. Sifat stimuli fisik dan efek-efek saraf yang ditimbulkannya pada sistem saraf individu. 3. Situasi eksternal, meliputi nilai yang dianut masyarakat serta kultur atau kebudayaan di mana individu berada Proses Terjadinya Persepsi Thoha (2000;77) mengatakan bahwa: Proses persepsi meliputi interaksi yang sulit dari kegiatan seleksi, penyusunan, dan penafsiran yang semuanya sangat tergantung pada penginderaan data. Karena persepsi melibatkan proses kognitif yang kompleks, maka melaluinya dapat dihasilkan gambaran unik tentang kenyataan yang kemungkinan berbeda dari kenyataannya. Sementara Alex Sobur (2003;446) menggambarkan proses terjadinya persepsi sebagai berikut: Gambar 2.1 Proses Terjadinya Persepsi Terjadinya stimulasi alat indra Stimulasi alat indra diatur Stimulasi alat indra dievaluasi - ditafsirkan Sumber: DeVito, 1997

5 13 Pada bagan di atas tampak bahwa persepsi merupakan aspek kognisi dari sikap. Faktor pengalaman dan proses belajar atau sosialisasi memberikan bentuk atau struktur terhadap apa yang dilihat. Sedangkan pengetahuan dan cakrawala memberikan arti terhadap objek psikologis tersebut. Melalui komponen kognisi akan timbul ide kemudian konsep mengenai apa yang dilihat dan berdasarkan norma yang dimiliki pribadi seseorang akan terjadi keyakinan (belief) yang berbeda dari individu terhadap objek tersebut. 2.3 Pengertian Akuntan Akuntan adalah seseorang yang melaksanakan pekerjaan akuntansi sesuai dengan undang-undang No.34 tahun 1954 tentang jabatan akuntan. Menurut UU tersebut gelar akuntan hanya diberikan kepada Mereka yang dinyatakan lulus dari universitas negeri jurusan akuntansi atau badan perguruan tinggi lainnya yang berbentuk menurut undangundang atau diakui oleh pemerintah. Mereka yang dinyatakan lulus dalam suatu ujian lain menurut pendapat ahli dapat menjalankan pekerjaan akuntan dan ijazahnya dapat disamakan dengan ijazah tersebut di atas Dalam surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.036/U/1993 tentang pendidikan profesi dan sebutannya, serta dalam surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.0313/U/1994 tentang kurikulum minimal yang berlaku secara nasional, dinyatakan bahwa akuntan adalah sebutan yang diberikan bagi lulusan pendidikan profesi akuntansi. Akuntan di Indonesia tergantung dalam sebuah wadah organisasi profesi yang disebut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). IAI berdiri pada tahun 1959 dan beranggotakan akuntan dari berbagai bidang yang terbagi dalam 4 kompartemen, yaitu akuntan publik, akuntan manajemen, akuntan pemerintah dan akuntan pendidik sesuai dengan tujuan penelitian, maka selanjutnya akan dibahas adalah akuntan publik.

6 14 Seluruh akuntan yang tergabung dalam IAI terikat oleh suatu etika profesional yang dikenal dengan istilah Kode Etik IAI. Etika profesional ini dikeluarkan oleh IAI sebagai organisasi profesi untuk mengatur perilaku anggotanya dalam menjalankan praktik profesinya bagi masyarakat, baik yang berpraktik sebagai akuntan publik, bekerja di lingkungan dunia usaha, pada instansi pemerintah, maupun di lingkungan dunia pendidikan. Kode etik IAI terdiri dari tiga bagian, yaitu: 1. Prinsip Etika 2. Aturan Etika 3. Interpretasi Aturan Etika Prinsip Etika memberikan kerangka dasar bagi aturan etika, yang mengatur pelaksanaan pemberian jasa profesional anggota. Prinsip Etika disahkan oleh kongres dan berlaku untuk semua anggota, sementara Aturan Etika disahkan oleh rapat anggota himpunan dan hanya mengikat anggota himpunan yang bersangkutan. Prinsip Etika meliputi: tanggung jawab profesi, kepentingan publik, integritas, objektivitas, kompetensi dan kehati-hatian profesional, kerahasiaan, perilaku profesional, serta standar teknis. Selanjutnya, Interpretasi Aturan Etika merupakan interpretasi yang dikeluarkan oleh badan yang dibentuk oleh himpunan setelah memperhatikan tanggapan dari anggota, dan pihak-pihak berkepentingan lainnya, sebagai panduan dalam penerapan aturan etika tanpa dimaksudkan untuk membatasi lingkup dan penerapannya Akuntan Publik Sejarah dan Perkembangan Akuntan Publik Profesi akuntan publik dikenal masyarakat dari jasa audit yang disediakan bagi pemakai informasi keuangan. Timbul dan berkembangnya profesi ini sejalan dengan berkembangnya perusahaan dan berbagai bentuk badan hukum perusahaan. Manajemen dan berbagai pihak lain diluar perusahaan masingmasing berkepentingan dengan informasi keuangan yang disajikan, dan akuntan publik merupakan pihak ketiga yang independen untuk menilai kehandalan laporan keuangan yang disajikan manajemen untuk pemakai. Profesi akuntan

7 15 publik di Indonesia mengalami perkembangan yang signifikan sejak awal tahun 70-an, sejalan dengan makin banyaknya investasi dan perusahaan di Indonesia Jasa Profesi Akuntan Publik Pada dasarnya jasa yang diberikan oleh profesi akuntan publik meliputi : Jasa Assurance Jasa Assurance adalah jasa profesional independen yang meningkatkan kualitas (keandalan dan relevansi) informasi yang digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Assurance (keyakinan / penjaminan) merupakan tingkat kepastian yang dicapai berdasarkan bukti yang diperoleh. Auditing merupakan salah satu jasa yang termasuk ke dalam lingkup assurance services. Jasa Atestasi (Attestation) Atestasi adalah suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan orang yang independen dan kompeten tentang apakah asersi suatu entitas sesuai, dalam semua hal yang signifikan, dengan kriteria yang telah ditetapkan. Jasa atestasi merupakan jenis jasa assurance dimana akuntan publik menerbitkan komunikasi tertulis yang menyatakan suatu kesimpulan tentang keandalan asersi tertulis yang menjadi tanggung jawab pihak lain. Asersi adalah pernyataan yang dibuat oleh suatu pihak yang secara implisit dimaksudkan untuk digunakan oleh pihak lain (pihak ketiga). Jasa Atestasi profesi akuntan publik dapat dibagi menjadi 4 jenis, yaitu: 1. Auditing Jasa auditing mencakup pemerolehan dan penilaian bukti yang mendasari laporan keuangan historis suatu entitas yang berisi asersi yang dibuat oleh manajemen entitas tersebut. Atas dasar audit yang dilaksanakan terhadap laporan keuangan tersebut, auditor menyatakan suatu pendapat mengenai apakah laporan keuangan tersebut disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha entitas sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterima umum. Akuntan publik yang memberikan jasa auditing disebut dengan istilah auditor.

8 16 2. Pemeriksaan (Examination) Pemeriksaan merupakan jasa lain yang dihasilkan oleh akuntan publik yang berupa pernyataan suatu pendapat tentang kesesuaian asersi yang dibuat oleh pihak lain dengan kriteria yang telah ditetapkan. Contoh: pemeriksaan untuk menentukan kesesuaian pengendalian intern suatu entitas dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh instansi pemerintah. Akuntan publik yang menghasilkan jasa pemeriksaan semacam ini disebut praktisi. 3. Penelaahan (Review) Jasa penelaahan terutama berupa permintaan keterangan dan prosedur analitis terhadap informasi keuangan suatu entitas dengan tujuan untuk memberikan keyakinan negatif atas asersi yang terkandung dalam informasi keuangan tersebut. Keyakinan negatif karena lingkup prosedur yang digunakan oleh akuntan publik dalam pengumpulan bukti lebih sempit dibandingkan dengan jasa audit atau jasa pemeriksaan. 4. Prosedur yang Disepakati (Agreed-upon procedures) Merupakan jasa atestasi atas asersi manajemen yang dilaksanakan oleh akuntan publik berdasarkan prosedur yang disepakati antara klien dengan akuntan publik. Misalnya, kesepakatan bahwa prosedur tertentu akan diterapkan terhadap unsur tertentu dalam laporan keuangan, bukan terhadap semua unsur. Jasa Lainnya/Non-Atestasi Jasa non-atestasi adalah jasa yang dihasilkan oleh akuntan publik yang didalamnya tidak memberikan suatu pendapat, keyakinan negatif, ringkasan temuan atau bentuk lain keyakinan. Jasa non-atestasi meliputi: 1. Jasa kompilasi (Accounting and Compilation) Dalam jasa kompilasi, akuntan publik melaksanakan berbagai jasa akuntansi kliennya, seperti pencatatan (manual ataupun dengan komputer) transaksi akuntansi bagi kliennya sampai dengan penyusunan laporan keuangan.

9 17 2. Jasa perencanaan keuangan (financial planning) Meliputi berbagai jenis jasa yang mencakup menginterpretasi dan menambah nilai informasi keuangan, misalnya perencanaan pajak, analisis laporan keuangan sampai dengan strukturisasi investasi portfolio. 3. Jasa konsultasi manajemen Jasa ini memberikan kemungkinan pada klien untuk meningkatkan kemampuan dan sumber dayanya dalam rangka mencapai sasarannya, mencakup mulai dari rekomendasi sederhana mengenai pembenahan sistem akuntansi sampai dengan keikutsertaan dalam penyusunan strategi pemasaran serta pemanfaatan instalasi komputer Standar Profesional Akuntan Publik Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) merupakan kodifikasi berbagai standar yang diterbitkan oleh Dewan Standar Profesional Akuntan Publik. IAI sebagai panduan bagi akuntan publik dalam melaksanakan berbagai jasa pada masyarakat. SPAP ini disusun guna memenuhi tuntutan pengembangan jenis jasa yang diberikan oleh akuntan publik serta guna memenuhi tuntutan peningkatan mutu jasa yang diberikan. SPAP per 1 Januari 2001 terdiri atas enam tipe standar profesioanl sebagai aturan mutu pekerjaan akuntan publik, yaitu: 1. Standar Auditing, merupakan panduan audit atas laporan keuangan historis. Standar auditing terdiri dari 10 standar dan dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar Auditing (PSA). PSA berisi ketentuan-ketentuan dan panduan utama yang harus diikuti oleh akuntan publik dalam melaksanakan perikatan audit. 2. Standar Atestasi, memberikan tingkat keyakinan tertinggi yang diberikan dalam jasa audit atas laporan keuangan historis, pemeriksaan atas laporan keuangan prospektif, serta tipe perikatan atestasi lain yang memberikan keyakinan yang lebih rendah (review, pemeriksaan dan prosedur yang disepakati). Standar atestasi terdiri dari 11 standar yang dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar Atestasi (PSAT).

10 18 3. Standar Jasa Akuntansi dan Review, memberikan kerangka untuk fungsi nonatestasi bagi jasa akuntan publik yang mencakup jasa akuntansi dan review. Standar jasa akuntansi dan review dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar Akuntansi dan Review (PSAR). 4. Standar Jasa Konsultasi, memberikan panduan bagi praktisi yang menyediakan jasa konsultasi bagi kliennya melalui KAP. 5. Standar Pengendalian Mutu, memberikan panduan bagi KAP di dalam melaksanakan pengendalian kualitas jasa yang dihasilkan oleh kantornya dengan mematuhi berbagai standar yang diterbitkan oleh Dewan Standar Profesional Akuntan Publik dan Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik yang diterbitkan oleh kompartemen Akuntan Publik Ikatan Akuntan Indonesia. 6. Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik Aturan Etika Akuntan Publik merupakan bagian dari kode etik IAI yang mengatur anggotanya yang menjalankan profesi sebagai akuntan publik. Aturan etika ini ditetapkan oleh rapat anggota IAI kompartemen akuntan publik. Aturan etika IAI kompartemen Akuntan Publik terdiri dari: 1. Indepedensi, Integritas dan Objektivitas 2. Standar Umum Prinsip Akuntansi, meliputi standar umum, kepatuhan terhadap standar, serta prinsip-prinsip akuntansi. 3. Tanggung jawab kepada klien, meliputi kerahasiaan informasi klien dan fee proffesional. 4. Tanggung jawab kepada rekan, meliputi tanggung jawab kepada rekan seprofesi, komunikasi antar akuntan publik, serta perikatan atestasi 5. Tanggung jawab dan praktik lain, meliputi perbuatan dan perkataan yang mendeskreditkan, iklan, promosi dan kegiatan pemasaran lainnya.

11 Organisasi Kantor Akuntan Publik Dalam Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik per 1 Januari 2001 disebutkan bahwa kantor akuntan publik (KAP) adalah suatu bentuk organisasi akuntan publik yang memperoleh izin sesuai dengan peraturan perundangundangan, yang berusaha di bidang pemberian jasa profesional dalam praktik akuntan publik. Dengan kata lain, KAP merupakan tempat penyediaan berbagai jasa oleh profesi akuntan publik bagi masyarakat. Suatu kantor akuntan yang cukup besar dapat dibagi-bagi menurut jenis jasa yang diberikan. Misalnya: bagian audit, jasa manajemen, perpajakan, serta penelitian dan latihan. Pembagian ini dimaksudkan untuk memungkinkan pegawai mengembangkan keahlian mereka ke bagian yang sesuai dengan pengetahuan dan preferensi mereka sehingga memungkinkan pemberian jasa yang lebih baik bagi klien. Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.43/KMK.017/1997 tanggal 27 Januari 1997 tentang jasa akuntan publik, izin menjalankan praktik sebagai akuntan publik (membuka KAP) diberikan jika seseorang memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1. Berdomisili di wilayah Indonesia. 2. Lulus ujian sertifikasi akuntan publik yang diselenggarakan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). 3. Menjadi anggota IAI. 4. Telah memiliki pengalaman kerja sekurang-kurangnya tiga tahun sebagai akuntan dengan reputasi baik di bidang audit. 2.4 Tinjauan tentang Profesi Auditor Terdapat berbagai macam profesi dalam bidang akuntansi, salah satunya adalah profesi auditor. Untuk mendapatkan pengertian yang lebih dalam mengenai akuntan dan akuntan publik. Karena pada dasarnya, auditor yang dimaksud dalam penelitian ini adalah akuntan publik yang melaksanakan penugasan audit atas laporan keuangan historis, dan akuntan publik sendiri merupakan bagian dari akuntan.

12 20 Gambar 2.2 Bagan Hubungan Akuntan, Akuntan Publik dan Auditor Tipe Akuntan Tipe Akuntan Tipe Akuntan publik Auditor Praktisi Jenis Jasa Jasa Audit atas laporan keuangan historis Jasa pemerikasaan, jasa akuntansi, dan review, jasa konsultasi Sumber : Mulyadi dan Kanaka Puradirdja (1998 ; 47) Auditor Jenis Auditor Menurut Mulyadi & Kanaka Puradiredja (1998;26), orang atau kelompok yang melaksanakan audit dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu : 1. Auditor Independen 2. Auditor Pemerintah 3. Auditor Intern Ketiga golongan di atas diuraikan di bawah ini: 1) Auditor Independen Auditor independen adalah auditor profesional yang menyediakan jasanya kepada masyarakat umum, terutama dalam bidang audit atas laporan keuangan yang dibuat oleh kliennya. Audit tersebut terutama ditujukan untuk memenuhi kebutuhan para pemakai informasi keuangan seperti: kreditor, investor, calon kreditor, calon investor dan instalansi pemerintah (terutama instansi pajak). Untuk berpraktik sebagai auditor independen, seseorang harus memenuhi

13 21 persyaratan pendidikan dan pengalaman kerja tertentu. Auditor independen harus telah lulus dari jurusan akuntansi fakultas ekonomi atau mempunyai ijazah yang disamakan, telah mendapatkan gelar akuntan dari Panitia Ahli Pertimbangan Persamaan Ijazah Akuntan dan mendapat izin praktek dari Menteri Keuangan. Auditor independen yang melakukan audit atas sistem informasi disebut sebagai auditor sistem informasi. 2) Auditor Pemerintah Auditor pemerintah adalah auditor profesional yang bekerja di instansi pemerintah yang tugas pokoknya melakukan audit atas pertanggung jawaban keuangan yang disajikan oleh unit-unit organisasi atau entitas pemerintah atau pertanggung jawaban keuangan yang ditujukan kepada pemerintah. Meskipun terdapat banyak auditor yang bekerja di instansi pemerintah namun umumnya yang disebut auditor pemerintah adalah auditor yang bekerja di Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), serta instansi pajak. 3) Auditor Intern Auditor intern adalah auditor yang bekerja dalam perusahaan (perusahaan negara maupun perusahaan swasta) yang tugas pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi, serta menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi Hirarki Auditor di Kantor Akuntan Publik Menurut Mulyadi & Kanaka Puradiredja (1998 ;31) umumnya hirarki auditor dalam penugasan audit di dalam kantor akuntan publik dibagi menjadi berikut ini: 1) Partner Partner menduduki jabatan tertinggi dalam penugasan audit, bertanggung jawab atas hubungan dengan klien dan bertanggung jawab secara menyeluruh

14 22 mengenai auditing. Partner menandatangani laporan audit dan management letter, dan bertanggung jawab terhadap penagihan fee audit dari klien. 2) Manajer Manajer bertindak sebagai pengawas audit, bertugas untuk membantu auditor senior dalam merancangkan program audit dan waktu audit, mereview kertas kerja, laporan audit dan management letter. Biasanya manajer melakukan pengawasan terhadap pekerjaan beberapa auditor senior. Pekerjaan manajer tidak berada di kantor klien, melainkan di kantor auditor dalam bentuk pengawasan terhadap pekerjaan yang dilaksanakan para auditor senior. 3) Auditor Senior Auditor senior bertugas untuk melaksanakan audit, bertanggung jawab untuk mengusahakan biaya audit dan waktu audit sesuai dengan rencana, bertugas untuk mengarahkan dan mereview pekerjaan auditor junior. Auditor senior biasanya akan menetap di kantor klien sepanjang prosedur audit dilaksanakan. Umumnya auditor senior melakukan audit terhadap satu objek pada saat tertentu. 4) Auditor Junior Auditor junior melaksanakan prosedur audit secara rinci, membuat kertas kerja untuk mendokumentasikan pekerjaan audit yang telah dilaksanakan. Pekerjaan ini biasanya dipegang oleh auditor yang baru saja melaksanakan pendidikan formalnya di sekolah. Dalam melaksanakan pekerjaannya sebagai auditor junior, seorang auditor harus belajar secara rinci mengenai pekerjaan audit. Biasanya ia melaksanakan audit di berbagai jenis perusahaan. Ia harus banyak melakukan audit di lapangan dan di berbagai kota, sehingga dapat memperoleh pengalaman banyak dalam menangani berbagai masalah audit. Auditor junior sering juga disebut dengan asisten auditor. Dari pengertian di atas, bahwa hirarki auditor di kantor akuntan publik dalam hal penugasan audit sangat jelas dengan adanya tingkatan-tingkatan di dalam kantor akuntan publik itu sendiri.

15 Tinjauan Tentang Karir Pengertian Karir Achmad S. Ruky (2003;284) mengatakan karir sebagai berikut: Karir adalah sebuah pola pengalaman-pengalaman yang terkait dengan pekerjaan (misalnya, jabatan, tugas-tugas, keputusankeputusan dan interpretasi pribadi tentang kejadian-kejadian yang berkaitan dengan pekerjaan), dan kegiatan-kegiatan selama masa kerja seseorang. Dari pengertian di atas, maka karir merupakan serangkaian kegiatan seseorang yang berhubungan dengan pekerjaan yang mengandung perilaku, kemampuan, sikap dan aspirasi selama hidupnya dimana hal tersebut memberikan arti dalam kehidupannya Informasi Karir Pengertian Informasi Karir Menurut Agoes Dariyo (2004;52), informasi karir adalah Sejumlah bahan informasi tentang pemahaman diri, pemahaman nilai dan pemahaman dunia kerja serta jenis pendidikan tertentu sehingga seseorang dapat merencanakan masa depannya sesuai dengan kemampuannya dan mendapatkan kepuasan atas pilihan karirnya. Dari pengertian di atas dapat disebutkan bahwa informasi karir memuat rencana dan pilihan karir seseorang yang didasarkan pada berbagai pengetahuan yang diperlukan untuk membuat keputusan mengenai suatu pekerjaan atau karir Tujuan Informasi Karir Dewa Ketut Sukardi (1988;112) mengemukakan bahwa informasi karir bertujuan untuk dipergunakan sebagai suatu alat untuk membantu individu memperoleh pandangan, pengertian dan pemahaman tentang dunia kerja dan aspek-aspek dunia kerja.

16 24 Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan informasi karir adalah untuk membantu para individu memperoleh pemahaman tentang dunia kerja dan membawa seseorang mengerti terhadap pilihan dan keputusannya tentang dunia kerja Sumber Informasi Karir Informasi karir dapat diperoleh dari berbagai sumber, di antaranya adalah sebagai berikut: 1. Lembaga pendidikan (guru / dosen). 2. Media cetak dan media elektronik, seperti koran, majalah, radio dan televisi dalam bentuk iklan, artikel dan sebagainya. 3. Keluarga dan teman. 4. Bursa karir Jenis Informasi Karir Dewa Ketut Sukardi (1988;40) membagi informasi karir menjadi tiga golongan besar, yaitu: 1. Informasi pribadi social 2. Informasi pendidikan 3. Informasi pekerjaan Informasi karir tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Informasi Pribadi Sosial Informasi karir mengenai pribadi erat kaitannya dengan pemahaman diri, sedangkan informasi karir tentang sosial berkaitan dengan hubungan dengan orang lain. Keduanya berpengaruh pada pemilihan jabatan pekerjaan, karena informasi tersebut membawa individu untuk menyadari apa yang diinginkannya dan dapat mengantisipasi apakah individu tersebut menyadari hal itu akan berhasil atau tidak dalam melaksanakan pekerjaan yang ditawarkan. Informasi yang tepat tentang pribadi dan sosial dapat membantu seseorang untuk mengarahkan dirinya secara tepat pula.

17 25 2. Informasi Pendidikan Informasi karir mengenai pendidikan penting bagi seseorang karena berguna dalam menentukan jenis pendidikan yang sesuai dengan kemampuan, harapan dan cita-citanya, termasuk studi lanjutan mana yang dapat dipilih dalam mengembangkan perencanaan karirnya atau studi lanjutan mana yang harus ditempuh untuk mencapai pekerjaan yang diinginkan. 3. Informasi Pekerjaan Informasi karir mengenai pekerjaan dapat membantu seseorang dalam merencanakan dan memilih pekerjaan mana yang dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan bagi dirinya. Dari pengertian di atas informasi karir sangat berguna untuk para individu dalam mencari, memilih karir mana yang akan dipilihnya dalam dunia kerja Pilihan Karir Pengertian Pilihan Karir Menurut Lina Marliyah dan kawan-kawan (2004;59) pilihan karir adalah Merupakan suatu proses ketika remaja mengarahkan diri kepada suatu tahap baru dalam kehidupannya, melihat posisi dalam kehidupan pembuatan keputusan karir mereka. Memilih karir sesuai dengan yang diinginkan merupakan suatu kebutuhan yang relatif dipentingkan oleh individu di dalam menentukan pilihan pekerjaan. Dalam menentukan pilihan pekerjaan, seorang individu akan mempertimbangkan nilai-nilai kebutuhan tertentu untuk mendapatkan kepuasan. Dengan demikian, individu akan mencari pekerjaan yang dapat memberikan kepuasan pada dirinya seperti yang diinginkan.

18 Faktor yang Mempengaruhi Pilihan Karir Menurut Agoes Dariyo (2004;54) pilihan karir akan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor, antara lain: 1) Faktor Internal, meliputi: a. Jenis kelamin Dengan pertimbangan jenis kelamin, seseorang mencoba mengambil peran yang sesuai dengan dirinya maupun yang diharapkan oleh masyarakat. Walaupun tak secara langsung pertimbangan dalam pilihan karir selalu dikaitkan dengan jenis kelaminnya. b. Kepribadian. Orang akan menekuni suatu karir tertentu apabila telah sesuai dengan karakteristik atau tipe kepribadiannya. c. Minat dan bakat Minat merupakan preferensi yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu kegiatan dalam frekuensi yang tinggi dibandingkan dengan jenis kegiatan yang lain. Seringkali bila membicarakan tentang minat maka akan selalu dikaitkan dengan bakat yaitu kompetensi yang mendasari suatu aktivitas agar dapat berkembang secara optimal dengan baik. d. Inteligensi/kecerdasan Kecerdasan mengandung pengertian sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah dalam rangka untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan hidupnya. Suatu karir yang ditandai dengan tuntutan yang tinggi biasanya memerlukan pendidikan yang tinggi. Hal ini diasumsikan adalah mereka yang memiliki kecerdasan tinggi. Dengan demikian, mereka yang cerdas akan dapat menopang keberhasilan dalam menyelesaikan atau melaksanakan suatu karir. 2) Faktor Eksternal Pemilihan suatu karir merupakan hasil dari proses belajar terhadap hidupnya. Melalui proses pengamatan yang intensif seseorang dapat melihat baik buruknya atau kelebihan kekurangan suatu karir yang dijalani oleh orang lain. Oleh karena itu, faktor eksternal memiliki pengaruh yang cukup

19 27 signifikan terhadap proses pengambilan suatu karir pada diri seseorang. Yang dimaksud dengan faktor-faktor eksternal ini antara lain orang tua, guru, teman, media massa atau masyarakat umum lainnya. Merujuk dari berbagai pendapat diatas, maka faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pilihan karir adalah intelegensi, bakat, minat, dan prestasi Pilihan Karir dalam Profesi Akuntansi Pilihan karir dalam profesi akuntansi dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian utama menurut Weygandt dan kawan-kawan (1999;7) yaitu: 1. Public Accounting 2. Private Accounting 3. Not-for-profit Accounting Profesi akuntansi tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Public Accounting Akuntansi publik meliputi penyediaan jasa kepda masyarakat umum, seperti halnya dokter melayani pasiennya. Praktik akuntansi publik terdiri dari tiga bidang, yaitu: a. Auditing, merupakan bidang akuntansi publik yang mencakup penyediaan jasa pemeriksaan laporan keuangan suatu perusahaan dan menyatakan opini mengenai kewajaran pelaporan tersebut. Profesi akuntansi dalam bidang auditing adalah auditor. b. Perpajakan (taxation), merupakan bidang akuntansi publik yang meliputi pemberian jasa dibidang perpajakan, seperti perencanaan dan konsultasi pajak. Profesi akuntansi dalam perpajakan adalah ahli pajak. c. Konsultasi Manajemen (management consulting), mencakup berbagai jasa manajemen, misalnya membantu pemasangan sistem akuntansi terkomputerisasi untuk membantu efisiensi perusahaan.

20 28 2. Private Accounting Private atau managerial accounting berkaitan dengan aktivitas didalam perusahaan diantaranya adalah a. Akuntansi biaya (cost accounting), mencakup penentuan biaya produksi suatu produk tertentu. b. Penganggaran (budgeting), yaitu membantu manajemen dalam menggunakan kuantifikasi tujuan, berkaitan dengan pendapatan, harga pokok penjualan dan beban operasi. c. Akuntansi Umum, meliputi pencatatan transaksi harian serta menyiapkan laporan keuangan dan informasi yang berkaitan. d. Sistem informasi akuntansi, mencakup desain system pemrosesan data, baik manual maupun secara komputerisasi. e. Akuntansi Pajak, meliputi penyiapan SPT dan membuat perencanaan panjang bagi perusahaan. f. Internal Auditing, yaitu mereview operasi perusahaan untuk menentukan kepatuhan terhadap kebijakan manajemen dan mengevaluasi efisiensi operasi. Pada dasarnya, karir dalam private accounting meliputi mengembangkan, menghasilkan dan mengevaluasi data yang berguna untuk membuat keputusan bisnis dan mengembangkan rencana strategik. Selain itu juga meliputi pelaporan terhadap temuan data kepada pihak dalam dan luar perusahaan. Profesi dalam private accounting misalnya staf akuntansi, analis, kontroler dan chief financial officer. 3. Non-for-profit Accounting Non-for-profit Accounting berkaitan dengan penyediaan jasa yang tidak berorientasi pada laba, meliputi pekerjaan di: a. Pemerintah Berkaitan dengan pekerjaan pemerintah di instansi pajak dan BPK. Pekerjaan yang dilakukan, misalnya di instansi pajak melakukan audit SPT perseorangan atau badan, di BPK memeriksa penggunaan dana umum,

21 29 mengevaluasi kebijakan dan aktivitas pemerintah, serta menyediakan informasi yang berguna untuk membantu pemerintah dalam membuat keputusan dan kebijakan keuangan yang efektif. b. Pendidikan Berkaitan dengan pengajaran dan pendidikan akuntansi di sekolah atau perguruan tinggi. Profesi dalam pendidikan akuntansi diantaranya dosen/ guru akuntansi, professor, dan jasa ketua jurusan/dekan. Dari beberapa pengertian diatas dapat diketahui berbagai macam pilihan karir dalam profesi akuntansi. Dan masing-masing mempunyai karakteristik yang berbeda-beda.

BAHAN AJAR PEMERIKSAAN AKUNTAN 1. Oleh: Erni Suryandari F, SE., M.Si

BAHAN AJAR PEMERIKSAAN AKUNTAN 1. Oleh: Erni Suryandari F, SE., M.Si BAHAN AJAR PEMERIKSAAN AKUNTAN 1 Oleh: Erni Suryandari F, SE., M.Si FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2016 BAB I PROFESI AKUNTAN PUBLIK Timbul dan Berkembangnya Profesi Akuntan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat sesuai dengan keahlian yang mereka miliki (Chua et al, 1991 dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat sesuai dengan keahlian yang mereka miliki (Chua et al, 1991 dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Profesi Akuntansi Dunia keprofesian adalah bagian yang tidak terpisahkan dari lingkungan masyarakat. Masyarakat pada umumnya mengenal suatu profesi tergantung

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Hirarki Standar Auditing Sumber: SPAP Per 1 Januari 2001 (IAI, 2001: )

Gambar 2.1 Hirarki Standar Auditing Sumber: SPAP Per 1 Januari 2001 (IAI, 2001: ) MODUL APLIKASI KOMPUTERISASI AUDITING BAB 1 PENGANTAR AUDITING 2.2 HIRARKI STANDAR AUDITING Landasan Konseptual Landasan Konseptual Umum Pekerjaan Lapangan Pelaporan Keahlian dan pelatihan teknis yang

Lebih terperinci

STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK

STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK Perikatan Atestasi Perikatan Non Atestasi Auditing Atestasi Jasa Akuntansi dan review Jasa Konsultansi Pengendalian Mutu PSA PSAT PSAR PSJK PSPM IPSA IPSAT IPSAR IPSJK IPSPM STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. akuntan. Ada beberapa pengertian auditing atau pemeriksaan akuntan menurut

BAB II LANDASAN TEORI. akuntan. Ada beberapa pengertian auditing atau pemeriksaan akuntan menurut 6 BAB II LANDASAN TEORI A. AUDITING 1. Definisi Auditing Kata auditing diambil dari bahasa latin yaitu Audire yang berarti mendengar dan dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah pemeriksaan akuntan.

Lebih terperinci

2.4 KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA

2.4 KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA 40 4. Standar pelaporan Ke-4: Tujuan standar pelaporan adalah untuk mencegah salah tafsir tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh akuntan bila namanya dikaitkan dengan laporan keuangan: 01. Seorang akuntan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan karir merupakan suatu proses dari individu sebagai usaha

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan karir merupakan suatu proses dari individu sebagai usaha Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemilihan karir merupakan suatu proses dari individu sebagai usaha mempersiapkan dirinya untuk memasuki tahapan yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori Landasan teori adalah teori-teori yang relevan dan dapat digunakan untuk menjelaskan variabel-variabel penelitian. Landasan teori ini juga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori Motivasi Motivasi adalah pengaruh kekuatan yang menimbulkan perilaku individu. Motivasi juga dapat diartikan perasaan atau kehendak dan keinginan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep, Konstruk, Variabel Penelitian 2.1.1 Pengertian Auditing Menurut Mulyadi (2002) auditing adalah: Suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara

Lebih terperinci

Bab I. Pengauditan dan Profesi Akuntan Publik. Dosen Pengampu: Dhyah Setyorini, M.Si.

Bab I. Pengauditan dan Profesi Akuntan Publik. Dosen Pengampu: Dhyah Setyorini, M.Si. Bab I Pengauditan dan Profesi Akuntan Publik Referensi: Jusup, Al. Haryono (2001). Pengauditan. Buku 1. Yogyakarta: Bagian Penerbitan STIE YKPN Dosen Pengampu: Dhyah Setyorini, M.Si. 1 Jenis Jasa Pengauditan

Lebih terperinci

Auditing 1. I Nyoman Darmayasa, SE., M.Ak., MM., Ak., BKP., CPMA., CPHR., CA. Politeknik Negeri Bali

Auditing 1. I Nyoman Darmayasa, SE., M.Ak., MM., Ak., BKP., CPMA., CPHR., CA. Politeknik Negeri Bali Auditing 1 I Nyoman Darmayasa, SE., M.Ak., MM., Ak., BKP., CPMA., CPHR., CA. Politeknik Negeri Bali 2013 Satuan Acara Pengajaran (SAP) Chapter Materi Meeting I Pemeriksaan Akuntansi (Auditing) dan Profesi

Lebih terperinci

DAN KODE ETIK AKUNTAN PUBLIK by Ely Suhayati SE MSi Ak Ari Bramasto SE Msi Ak

DAN KODE ETIK AKUNTAN PUBLIK by Ely Suhayati SE MSi Ak Ari Bramasto SE Msi Ak STANDAR AUDITING DAN KODE ETIK AKUNTAN PUBLIK by Ely Suhayati SE MSi Ak Ari Bramasto SE Msi Ak Standar Profesional Akuntan Publik merupakan standar auditing yang menjadi kriteria atau pedoman kerja minimum

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Akuntan Publik a. Pengertian Akuntan Publik Menurut Halim (1997 :11) Akuntan publik atau biasa disebut Auditor Independen adalah para praktisi individual/ anggota

Lebih terperinci

Buku Wajib: Standar Profesional Akuntan Publik, 2007, Ikatan Akuntan Indonesia

Buku Wajib: Standar Profesional Akuntan Publik, 2007, Ikatan Akuntan Indonesia Buku Wajib: Standar Profesional Akuntan Publik, 2007, Ikatan Akuntan Indonesia 1 Materi Perkuliahan 1 Auditing dan Profesi Akuntan Publik 2 Audit Laporan Keuangan dan Tanggungjawab Auditor 3 Etika Profesi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. (negatif) dan teori Y (positif) (Robbins, 2008:225). Individu yang bertipe X

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. (negatif) dan teori Y (positif) (Robbins, 2008:225). Individu yang bertipe X BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori motivasi X dan Y McGregor McGregor mengemukakan dua pandangan mengenai manusia yaitu teori X (negatif) dan teori

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penjelasan Wikipedia Bahasa Indonesia (2015) menyatakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penjelasan Wikipedia Bahasa Indonesia (2015) menyatakan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Motivasi Dalam penjelasan Wikipedia Bahasa Indonesia (2015) menyatakan motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Ikatan Akuntan Indonesia dan Tujuannya. Menurut Tuanakotta (2007), organisasi akuntan di Indonesia adalah Ikatan

BAB II LANDASAN TEORI. Ikatan Akuntan Indonesia dan Tujuannya. Menurut Tuanakotta (2007), organisasi akuntan di Indonesia adalah Ikatan BAB II LANDASAN TEORI II.1 Ikatan Akuntan Indonesia dan Tujuannya Menurut Tuanakotta (2007), organisasi akuntan di Indonesia adalah Ikatan Akuntan Indonesia ( IAI ) yang didirikan pada tanggal 23 Desember

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian atestasi Menurut Arens dan Loebbecke (2000:774), jasa atestasi didefinisikan sebagai berikut : Attestation engagement is one in which a practitioner is engaged

Lebih terperinci

IKATAN AKUNTANSI INDONESIA

IKATAN AKUNTANSI INDONESIA IKATAN AKUNTANSI INDONESIA Aturan Etika ini harus diterapkan oleh anggota Ikatan Akuntan Indonesia - Kompartemen Akuntan Publik (IAI-KAP) dan staf profesional (baik yang anggota IAI-KAP maupun yang bukan

Lebih terperinci

Jenis jenis audit Tujuan

Jenis jenis audit Tujuan Jenis jenis audit Tujuan Audit Laporan Keuangan (Financial Statement Audit) Perencanaan Audit Pengujian :- Pengendalian Intern - Prosedur analitis Pengujian Substantif atas - Transaksi - Saldo Hasil Pemeriksaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang, dan Perizinan Usaha Bentuk Usaha. Kantor Akuntan Publik Faisal Riza.

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang, dan Perizinan Usaha Bentuk Usaha. Kantor Akuntan Publik Faisal Riza. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Bentuk, Bidang, dan Perizinan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha Kantor Akuntan Publik Faisal Riza., Ak CA CPA adalah Kantor Akuntan Publik terdaftar yang menyediakan jasa professional dibidang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 11 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Sikap dan Perilaku Etis Sikap adalah keadaan dalam diri manusia yang menggerakan untuk bertindak, menyertai manusia

Lebih terperinci

TANGGUNG JAWAB AKUNTAN PUBLIK

TANGGUNG JAWAB AKUNTAN PUBLIK TANGGUNG JAWAB AKUNTAN PUBLIK Tujuan Audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan,

Lebih terperinci

Profesi Akuntan Publik

Profesi Akuntan Publik Modul 1 Profesi Akuntan Publik Drs. Mulyadi, M.Sc. Drs. Salam Mannan, M.M. B PENDAHULUAN uku ini membahas auditing dari perspektif profesi akuntan publik. Materi auditing yang dibahas dalam buku ini didesain

Lebih terperinci

2. Pertanyaan Mengenai Persepsi terhadap Kode Etik Akuntan

2. Pertanyaan Mengenai Persepsi terhadap Kode Etik Akuntan 2. Pertanyaan Mengenai Persepsi terhadap Kode Etik Akuntan Di bawah ini adalah pernyataan-pernyataan yang ditujukan untuk mengetahui persepsi Bapak/Ibu/Saudara/i terhadap Kode Etik. Bapak/Ibu/Saudara/i

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Para ahli banyak mengungkapkan pendapat mengenai persepsi secara definitif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Para ahli banyak mengungkapkan pendapat mengenai persepsi secara definitif BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi Para ahli banyak mengungkapkan pendapat mengenai persepsi secara definitif yang berbeda satu sama lain. Seperti yang diungkapkan oleh Robbins, S.P. (2003:88) mendeskripsikan

Lebih terperinci

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN SA Seksi 322 PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN Sumber: PSA No. 33 PENDAHULUAN 01 Auditor mempertimbangkan banyak faktor dalam menentukan sifat, saat, dan lingkup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Salah satunya dilakukan dalam penyajian laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Salah satunya dilakukan dalam penyajian laporan keuangan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan dunia usaha semakin meningkat seiring dengan kompleksnya jenis industri. Berbagai macam usaha untuk meningkatkan pendapatan agar tetap bertahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Persepsi Persepsi merupakan proses kognitif yang dipergunakan seseorang untuk menafsirkan dan memahami dunia sekitarnya. Pendidikan akuntansi akan dapat dipersepsikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN. keuangan historis suatu entitas yang berisi asersi yang dibuat oleh manajemen entitas

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN. keuangan historis suatu entitas yang berisi asersi yang dibuat oleh manajemen entitas BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jasa audit mencakup pemerolehan dan penilaian bukti yang mendasari laporan keuangan historis suatu entitas yang berisi asersi yang dibuat oleh manajemen

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dan yang lain tidak. Dalam praktiknya, manajer yang tidak berpengalaman sering

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dan yang lain tidak. Dalam praktiknya, manajer yang tidak berpengalaman sering BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Motivasi Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan dilaksanakan oleh seorang auditor yang sifatnya sebagai jasa pelayanan.

BAB I PENDAHULUAN. dan dilaksanakan oleh seorang auditor yang sifatnya sebagai jasa pelayanan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Audit adalah jasa profesi yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik dan dilaksanakan oleh seorang auditor yang sifatnya sebagai jasa pelayanan. Standar Profesi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menjelang era globalisasi banyak perusahaan berkembang menjadi perusahaan yang lebih besar lagi. Dalam mengembangkan usahanya, baik perusahaan perseorangan

Lebih terperinci

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9 : Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang : Kuesioner : Hasil Uji Deskriptif : Hasil

Lebih terperinci

BAB 1 PENGANTAR AUDITING

BAB 1 PENGANTAR AUDITING BAB 1 PENGANTAR AUDITING 1.1 PENDAHULUAN AUDITING 1.1.1 PENGERTIAN AUDITING Menurut Soekrisno Agoes, (2004:3): Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistimatis, oleh pihak yang rofessiona,

Lebih terperinci

Pertemuan 1 AUDITING

Pertemuan 1 AUDITING Pertemuan 1 AUDITING PENGERTIAN AUDITING (SUKRISNO AGUS) Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis 2), oleh pihak yang independen 3), terhadap laporan keuangan 1) yang telah disusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kode etik akuntan. Kode etik akuntan, yaitu norma perilaku yang mengatur

BAB I PENDAHULUAN. kode etik akuntan. Kode etik akuntan, yaitu norma perilaku yang mengatur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam melaksanakan profesinya, seorang akuntan diatur oleh suatu kode etik akuntan. Kode etik akuntan, yaitu norma perilaku yang mengatur hubungan antara akuntan dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Auditing 2.1.1 Pengertian Auditing Pengertian Auditing menurut Arens dkk (2008:4) adalah: Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Persepsi Persepsi menurut Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer adalah pandangan dari seseorang atau banyak orang akan hal atau peristiwa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha. Jalan Raya Joglo, Kembangan, Jakarta Barat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha. Jalan Raya Joglo, Kembangan, Jakarta Barat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha Kantor Akuntan Publik (KAP) Faisal Riza Ak., CA., CPA., merupakan Kantor Akuntan Publik bersetifikat yang didirikan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sarana untuk pengambilan keputusan baik pihak internal. eksternal (Jensen dan Meckling, 1976) dalam (Arsih dan

BAB I PENDAHULUAN. sarana untuk pengambilan keputusan baik pihak internal. eksternal (Jensen dan Meckling, 1976) dalam (Arsih dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan yang disajikan oleh suatu perusahaan menyediakan berbagai informasi yang nantinya diperlukan sebagai sarana untuk pengambilan keputusan baik pihak

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN TEORETIS dan PERUMUSAN HIPOTESIS. Definisi akuntansi yang dikemukakan oleh American Institute of Certified

BAB II. TINJAUAN TEORETIS dan PERUMUSAN HIPOTESIS. Definisi akuntansi yang dikemukakan oleh American Institute of Certified BAB II TINJAUAN TEORETIS dan PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Mahasiswa Akuntansi Pengertian mahasiswa dalam peraturan pemerintah RI No. 60 Tahun 1999 adalah peserta didik yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan lingkungan bisnis yang semakin kompetitif menyebabkan peningkatan pesat tuntutan masyarakat atas mutu dan jenis usaha profesi akuntan publik.

Lebih terperinci

PERBEDAAN ANTARA AUDITING DAN AKUNTANSI

PERBEDAAN ANTARA AUDITING DAN AKUNTANSI BAB XI. AUDITING AUDITING ; pengumpulan serta pengevaluasian bukti-bukti atas informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian informasi tersebut dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan meningkatnya kompetensi dan globalisasi, setiap profesi dituntut

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan meningkatnya kompetensi dan globalisasi, setiap profesi dituntut BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya kompetensi dan globalisasi, setiap profesi dituntut bekerja secara profesional. Kemampuan dan keahlian khusus yang dimiliki oleh suatu profesi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan go public. Dalam kepemilikannya, perusahan go public

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan go public. Dalam kepemilikannya, perusahan go public BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia sebagian besar ditopang oleh aktivitas perusahaan-perusahaan go public. Dalam kepemilikannya, perusahan go public secara tidak langsung telah

Lebih terperinci

Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia terdiri dari tiga bagian:

Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia terdiri dari tiga bagian: Legal Framework Akuntan > Prinsip Etika Akuntan KODE ETIK IKATAN AKUNTAN INDONESIA Pemberlakuan dan Komposisi Pendahuluan Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia dimaksudkan sebagai panduan dan aturan bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari

BAB I PENDAHULUAN. Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak memihak terhadap

Lebih terperinci

PENUGASAN DAN JASA MANAJEMEN

PENUGASAN DAN JASA MANAJEMEN PENUGASAN DAN JASA MANAJEMEN 1 A. Definisi Atestasi adalah adalah suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan orang yang independen dan kompeten tentang apakah asersi suatu entitas sesuai, dalam semua

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Beberapa tahun terakhir sangat berarti bagi profesi akuntan khususnya para auditor. Munculnya beberapa kasus mengenai profesi auditor di awal abad ini mempengaruhi

Lebih terperinci

ATURAN ETIKA KOMPARTEMEN AKUNTAN PUBLIK

ATURAN ETIKA KOMPARTEMEN AKUNTAN PUBLIK AE ATURAN ETIKA KOMPARTEMEN AKUNTAN PUBLIK KETERTERAPAN (APPLICABILITY) Aturan Etika ini harus diterapkan oleh anggota Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Publik (IAI KAP) dan staf profesional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ada dalam laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan

BAB I PENDAHULUAN. ada dalam laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan menyediakan berbagai informasi yang diperlukan sebagai sarana pengambilan keputusan baik oleh pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut De Angelo (1981) dalam Watkins et al (2004) mendefinisikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut De Angelo (1981) dalam Watkins et al (2004) mendefinisikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kualitas Audit 2.1.1 Pengertian Kualitas Audit Menurut De Angelo (1981) dalam Watkins et al (2004) mendefinisikan kualitas sebagai kemungkinan dimana or akan menemukan dan melaporkan

Lebih terperinci

Standar Audit SA 300. Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 300. Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA 00 Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb //0 ::0 AM STANDAR AUDIT 00 PERENCANAAN SUATU AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha. Pembinaan Akuntan Departemen Keuangan Republik Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha. Pembinaan Akuntan Departemen Keuangan Republik Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha Kantor Akuntan Publik Herman, Dody, Tanumihardja & REKAN atau biasa disebut KAP HDT & REKAN merupakan merger dari beberapa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pada bagian kajian pustaka dan hipotesis penelitian akan diuraikan teoriteori

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pada bagian kajian pustaka dan hipotesis penelitian akan diuraikan teoriteori BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Pada bagian kajian pustaka dan hipotesis penelitian akan diuraikan teoriteori yang menjadi landasan dalam penelitian dan ditentukan hipotesis penelitian berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian bebas dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian bebas dan tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian bebas dan tidak memihak terhadap informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kewajarannya lebih dapat

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kewajarannya lebih dapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu manfaat dari jasa akuntan publik adalah memberikan informasi yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan keuangan yang

Lebih terperinci

SURAT PERIKATAN AUDIT

SURAT PERIKATAN AUDIT SA Seksi 320 SURAT PERIKATAN AUDIT Sumber: PSA No. 55 Lihat Seksi 9320 untuk Interpretasi Seksi ini PENDAHULUAN 01 Tujuan Seksi ini adalah untuk memberikan panduan tentang: a. Persetujuan dengan klien

Lebih terperinci

AUDIT I. The Audit Standars Setting Proces. Afly Yessie, SE, Msi, Ak, CA. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi AKUNTANSI

AUDIT I. The Audit Standars Setting Proces. Afly Yessie, SE, Msi, Ak, CA. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi AKUNTANSI AUDIT I Modul ke: The Audit Standars Setting Proces Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Afly Yessie, SE, Msi, Ak, CA Program Studi AKUNTANSI PENGERTIAN STANDAR AUDITING Standard Auditing adalah Landasan konseptual

Lebih terperinci

STANDAR PERIKATAN AUDIT

STANDAR PERIKATAN AUDIT EXPOSURE DRAFT EXPOSURE DRAFT STANDAR PERIKATAN AUDIT ( SPA ) 300 PERENCANAAN SUATU AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN Exposure draft ini diterbitkan oleh Dewan Standar Profesi Institut Akuntan Publik Indonesia

Lebih terperinci

Kompetensi Dasar 5.1 Mendeskripsikan akuntansi sebagai sistem informasi

Kompetensi Dasar 5.1 Mendeskripsikan akuntansi sebagai sistem informasi Kompetensi Dasar 5.1 Mendeskripsikan akuntansi sebagai sistem informasi A. Akuntansi sebagai Sistem Informasi Akuntansi sering disebut sebagai bahasa bisnis karena akuntansi dapat memberikan informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Auditing Seperti yang telah di jelaskan pada latar belakang masalah, Kode Etik Akuntan merupakan salah satu faktor penting dalam profesi akuntan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Audit atas laporan keuangan sangat diperlukan, terutama bagi perusahaan yang berbadan hukum berbentuk perseroan terbatas yang bersifat terbuka. Audit laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB? PENDAHULUAN. Etika profesi merupakan karakteristik suatu profesi yang. oleh suatu organisasi profesi dalam bentuk kode etik. Kode etik bertujuan

BAB? PENDAHULUAN. Etika profesi merupakan karakteristik suatu profesi yang. oleh suatu organisasi profesi dalam bentuk kode etik. Kode etik bertujuan BAB? PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Etika profesi merupakan karakteristik suatu profesi yang membedakanya dengan profesi lain yang berfungsi mengatur tingkah laku para anggota profesi (Boyton dan

Lebih terperinci

BAB 1 PROFESI AUDITING

BAB 1 PROFESI AUDITING PERTANYAAN TINJAUAN BAB 1 PROFESI AUDITING 1-1 (Tujuan 1-5) Jelaskan hubungan antara jasa audit, jasa atestasi, dan jasa assurance, serta berikan contoh masing-masingnya. Jasa Assurance adalah jasa professional

Lebih terperinci

KUESIONER PENGARUH PERSEPSI ETIKA BISNIS DAN ETIKA PROFESI AKUNTAN TERHADAP PERILAKU ETIS AKUNTAN

KUESIONER PENGARUH PERSEPSI ETIKA BISNIS DAN ETIKA PROFESI AKUNTAN TERHADAP PERILAKU ETIS AKUNTAN KUESIONER PENGARUH PERSEPSI ETIKA BISNIS DAN ETIKA PROFESI AKUNTAN TERHADAP PERILAKU ETIS AKUNTAN Identitas Responden Nama : ( boleh tidak diisi ) Umur : tahun Jenis kelamin : Laki-laki Perempuan Lama

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Kualitas Audit a. Pengertian Audit Pengertian audit menurut Mulyadi (2002:9) adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi

Lebih terperinci

Materi: 2 AKUNTANSI & LINGKUNGANNYA

Materi: 2 AKUNTANSI & LINGKUNGANNYA Materi: 2 AKUNTANSI & LINGKUNGANNYA 2 Materi 2 PA I TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Menggambarkan ciri dasar dari bisnis. 2. Menggambarkan peran akuntansi dalam bisnis. 3. Menggambarkan pentingnya etika bisnis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan (agency theory) menurut Sony Keraf dan Robert Haryono (1995) adalah teori yang menjelaskan konflik yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya pertumbuhan profesi auditor berbanding sejajar dengan

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya pertumbuhan profesi auditor berbanding sejajar dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Meningkatnya pertumbuhan profesi auditor berbanding sejajar dengan meningkatnya pertumbuhan perusahaan dalam bentuk badan hukum di Indonesia. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pengaruh Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2000:849): Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan,

Lebih terperinci

KEBUTUHAN EKONOMIS akan AUDITING

KEBUTUHAN EKONOMIS akan AUDITING KEBUTUHAN EKONOMIS akan AUDITING Penyebab Resiko Informasi Kecenderungan : Pembuat keputusan menerima informasi yang tidak dapat dipercaya Jauhnya sumber informasi Bias dan motif penyedia informasi Jumlah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UU Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran dikeluarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UU Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran dikeluarkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. UU Nomor 29 Tahun 2004 UU Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran dikeluarkan pemerintah Tanggal 6 Oktober Tahun 2004. Undang-undang ini menyebutkan bahwa penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu manfaat dari jasa akuntan publik adalah memberikan informasi yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan keuangan yang telah di

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. hubungan antara agent dengan principal. Hubungan teori keagenan mucul

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. hubungan antara agent dengan principal. Hubungan teori keagenan mucul BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keanggenan (Agency Theory) adalah teori yang menjelaskan hubungan antara agent dengan principal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha. didirikan pada bulan Desember 2014 di Jakarta, Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha. didirikan pada bulan Desember 2014 di Jakarta, Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha Kantor Akuntan Publik Faisal Riza., Ak CA CPA yang terletak di Rukan Botanical Junction Blok H-7 No.37 Jalan Raya Joglo,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkembangan Profesi akuntan di Indonesia Praktik akuntansi di Indonesia dimulai sejak zaman VOC (1642). Akuntan - akuntan Belanda itu kemudian mendominasi akuntansi di perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Auditing Pengertian Auditing: Audit dapat didefinisikan sebagai berikut : Suatu proses sistematis untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan asersi tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keuangan yang telah diatur oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). laporan keuangan tersebut, jasa audit yang dimaksud adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. Keuangan yang telah diatur oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). laporan keuangan tersebut, jasa audit yang dimaksud adalah dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berkembangnya dunia usaha yang semakin pesat saat ini, membuat pelaku bisnis meningkatkan kinerja perusahaan untuk mempertahankan dalam persaingan usaha yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku 5 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku ekonomi tidak bisa lepas dari kondisi globalisasi ekonomi dewasa ini. Era globalisasi

Lebih terperinci

1.2 Latar Belakang Penelitian Perkembangan profesi akuntan sejalan dengan perkembangan perusahaan dan berbagai jenis badan hukum lainnya.

1.2 Latar Belakang Penelitian Perkembangan profesi akuntan sejalan dengan perkembangan perusahaan dan berbagai jenis badan hukum lainnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah salah satu perusahaan yang bergerak dibidang jasa. Jasa audit atas laporan keuangan merupakan salah satu jasa yang

Lebih terperinci

ETIKA PROFESI FAKLULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GUNADARMA. Disusun Oleh : : Eko Aprianto Nugroho NPM :

ETIKA PROFESI FAKLULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GUNADARMA. Disusun Oleh : : Eko Aprianto Nugroho NPM : ETIKA PROFESI Disusun Oleh : Nama : Eko Aprianto Nugroho NPM : 21409668 Kelas : SMTM01-06 FAKLULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GUNADARMA 2011 ETIKA PROFESI AKUNTANSI I. Pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berjalannya waktu, perkembangan dunia usaha dan industri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berjalannya waktu, perkembangan dunia usaha dan industri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan berjalannya waktu, perkembangan dunia usaha dan industri bergerak dengan cepat dan bervariasi yang membuat persaingan antar pengusaha semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi memiliki dua fungsi dasar yang saling melengkapi, yaitu : untuk

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi memiliki dua fungsi dasar yang saling melengkapi, yaitu : untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntansi memiliki dua fungsi dasar yang saling melengkapi, yaitu : untuk melindungi kepentingan pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan dan menyediakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa. Auditor memiliki tanggung jawab dalam melakukan audit atas

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa. Auditor memiliki tanggung jawab dalam melakukan audit atas 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peran auditor sudah menjadi pusat riset dan kajian di kalangan mahasiswa. Auditor memiliki tanggung jawab dalam melakukan audit atas laporan keuangan suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Intern 1. Pengertian Pengendalian Intern SA Seksi 319 Paragraf 06 mendefinisikan pengendalian intern sebagai suatu proses yang dilakukan manajemen dan personel lain

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR: 17/PMK.01/2008 TENTANG JASA AKUNTAN PUBLIK MENTERI KEUANGAN,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR: 17/PMK.01/2008 TENTANG JASA AKUNTAN PUBLIK MENTERI KEUANGAN, PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR: 17/PMK.01/2008 TENTANG JASA AKUNTAN PUBLIK MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa sejalan dengan tujuan Pemerintah dalam rangka mendukung perekonomian yang sehat dan efisien,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Profesi seorang akuntan publik merupakan salah satu profesi kepercayaan bagi para pihak yang berkepentingan, di antaranya adalah kreditor, investor, pemilik

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Harianto dan Sudomo dalam Rofiaoh (2002:342) agency theory

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Harianto dan Sudomo dalam Rofiaoh (2002:342) agency theory BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Agency Theory Menurut Harianto dan Sudomo dalam Rofiaoh (2002:342) agency theory menjelaskan hubungan antara pemberi kerja dan penerima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. independen maka hasil pemeriksaan akan lebih akurat. kewajaran laporan keuangan agar laporan keuangan tersebut tidak memberikan

BAB I PENDAHULUAN. independen maka hasil pemeriksaan akan lebih akurat. kewajaran laporan keuangan agar laporan keuangan tersebut tidak memberikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menghadapi perkembangan dunia usaha yang sangat pesat para pelaku bisnis dituntut untuk lebih transparan dalam mengolah laporan keuangan usahanya. Salah satunya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Auditing 2.1.1 Pengertian Auditing Auditing adalah salah satu jasa yang diberikan oleh akuntan publik yang sangat diperlukan untuk memeriksa kewajaran laporan keuangan auditan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULAN. mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan

BAB I PENDAHULAN. mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan BAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Masalah Auditing didefinisikan sebagai suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. yaitu investor, kreditor dan pemerintah membutuhkan laporan keuangan untuk

BAB I. Pendahuluan. yaitu investor, kreditor dan pemerintah membutuhkan laporan keuangan untuk 1 BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan dibuat untuk beberapa tujuan yaitu untuk kepentingan pihak internal dan untuk kepentingan pihak eksternal perusahaan. Pihak internal perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk menghindari perilaku menyimpang dalam audit (dysfunctional

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk menghindari perilaku menyimpang dalam audit (dysfunctional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perilaku profesional akuntan publik salah satunya diwujudkan dalam bentuk menghindari perilaku menyimpang dalam audit (dysfunctional audit behavior). Perilaku

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK I. UMUM PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK Profesi Akuntan Publik merupakan suatu profesi yang jasa utamanya adalah jasa asurans dan hasil pekerjaannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan atau para stakeholder.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan atau para stakeholder. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik sangat dipengaruhi perkembangan perusahaan pada umunya. Akuntan publik tidak akan ada jika tidak ada perusahaan. Semakin

Lebih terperinci

KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA

KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA profesional bagi praktek akuntan di disebut dengan istilah kode etik dan dikeluarkan oleh Ikatan sebagai organisasi profesi akuntan KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA Oleh: Dr. Imam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Auditing 2.1.1. Pengertian Auditing Penulis mengemukakan beberapa pengertian menurut beberapa ahli. Pengertian auditing menurut Arens (2006:4) menyebutkan: Auditing is the

Lebih terperinci