HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DENGAN SIKAP BERWIRAUSAHA Oleh : Nugraha Saefudin dan Restu Adtyawarman

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DENGAN SIKAP BERWIRAUSAHA Oleh : Nugraha Saefudin dan Restu Adtyawarman"

Transkripsi

1 HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DENGAN SIKAP BERWIRAUSAHA Oleh : Nugraha Saefudin dan Restu Adtyawarman ABSTRAK Perekonomian Indonesia saat ini sedang mengalami keterpurukan, dimana krisis ekonomi yang berkepanjangan telah menyebabkan beragam permasalahan yang kompleks, mulai dari pengurangan jumlah karyawan yang dilakukan oleh sejumlah perusahaan berupa pemutusan hubungan kerja (PHK) sampai dengan penutupan usaha. Untuk mengatasi keadaan tersebut adalah dengan menumbuhkembangkan kewirausahaan dan sebagai salah satu cara untuk memiliki sikap berwirausaha adalah dengan mengikuti diklat kewirausahaan. Penelitian dilakukan dalam rangka penulisan skripsi yang berjudul : Hubungan Pendidikan dan Pelatihan Kewirausahaan dengan Sikap Berwirausaha Santri mukim Daarut Tauhiid Bandung. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian tersebut adalah untuk mengetahui hubungan antara pendidikan dan pelatihan kewirausahaan dengan sikap berwirausaha santri mukim Daarut Tauhiid Bandung. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analisis. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melalui penyebaran kuesioner pada santri mukim Daarut Tauhiid Bandung. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji statistik nonparametrik yaitu uji korelasi Rank Spearman. Dari hasil analisis rank spearman di peroleh rs sebesar 0,6 yang menunjukkan adanya hubungan yang cenderung kuat antara pendidikan dan pelatihan kewirausahaan dan sikap berwirausaha santri mukim. Untuk menguji tingkat signifikan digunakan uji t, maka dihasilkan t hitung sebesar,08 lebih besar dari t tabel yaitu,68, maka hipotesis yang penulis ajukan yaitu : Terdapat hubungan antara pendidikan dan pelatihan kewirausahaan dengan sikap berwirausaha santri mukim, dapat diterima. *) Dosen Tetap Prodi Manajemen STIESA.. Latar Belakang Masalah Perekonomian Indonesia saat ini sedang mengalami keterpurukan, dimana krisis ekonomi yang berkepanjangan telah menyebabkan beragam permasalahan yang kompleks, mulai dari pengurangan jumlah karyawan yang dilakukan oleh sejumlah perusahaan berupa pemutusan hubungan kerja (PHK) sampai dengan penutupan usaha. Kondisi tersebut menyebabkan lapangan pekerjaan menjadi semakin menyempit dan memperkecil kemungkinan penampungan tenaga kerja yang pada akhirnya akan berimplikasi pada jumlah pengangguran yang semakin hari semakin bertambah. Hal ini terjadi karena perusahaan tidak mampu mengelola berbagai peluang maupun sumber daya sekitarnya terutama sumber daya manusianya secara kreatif dalam menciptakan nilai tambah bagi dirinya maupun bagi perusahaannya secara berkelanjutan. Mengingat faktor sumber daya manusia merupakan suatu aset yang sangat penting di dalam pencapaian tujuan organisasi, maka diperlukan upaya dari perusahaan dalam membantu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para karyawannya. Salah satunya dengan menumbuhkan sikap berwirausaha. Sikap berwirausaha ini sebagai jalan alternatif untuk menekan angka kemiskinan dan pengangguran. Selama ini, masyarakat kita atau sebagian besar dari pengusahapengusaha Indonesia tumbuh dan berkembang Hubungan Pendidikan & Pelatihan (Nugraha & Restu) Hubungan Dimensia, Pendidikan Volume & Pelatihan Nomor, (Nugraha September & Restu) 008

2 dengan jiwa kewirausahaan secara turuntemurun dan bukan melalui suatu pendidikan, sehingga budaya wirausaha tumbuh dan berkembang hanya dalam keluarga atau masyarakat tertentu saja. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Suryana (00:) bahwa.sikap kewirausahaan (entrepreneurship) tidak hanya dimiliki oleh usahawan akan tetapi dapat dimiliki oleh setiap orang yang berfikir kreatif dan bertindak inovatif baik kalangan usahawan maupun masyarakat umum seperti petani, pegawai perusahaan, mahasiswa, guru, dan pimpinan organisasi lainnya. Sukses atau tidaknya seseorang berwirausaha pada dasarnya tidak tergantung pada besar kecilnya ukuran usaha, tetapi lebih karena bagaimana cara menyikapi setiap kendala yang timbul dalam usahanya. Hal ini senada dengan pendapat Suryana (Zimmerer 996:) bahwa Sukses kewirausahaan akan tercapai apabila berfikir dan melakukan sesuatu yang baru atau sesuatu yang lama dengan caracara yang baru (thing and doing new things or old thing in new way). Oleh karena itu, sikap dalam wirausahalah yang harus dimiliki oleh setiap orang yang ingin memulai sebuah usaha. Sikap yang timbul dalam menghadapi sesuatu hal karena adanya kesiapan pengetahuan dan mental yang telah diolah melalui pendidikan dan pengalaman sehingga orang mampu mengerti, memahami, dan menguasai sikap berwirausaha. Apabila seseorang sudah mempunyai sikap tertentu dalam pekerjaannya, maka orang tersebut akan berperilaku sesuai dengan sikapnya. Kalau ia mempunyai sikap yang positif terhadap pekerjaannya, maka akan bertingkah laku yang positif juga atau dengan kata lain ia akan bertingkah laku sebagai seorang wirausaha, tetapi sebaliknya apabila ia mempunyai sikap negatif terhadap pekerjaannya, maka akan menghasilkan tingkah laku yang negatif dan mudah menyerah. Disamping memiliki sikap berwirausaha, diperlukan juga pendidikan dan pelatihan yang diarahkan untuk mencapai tujuan organisasi usahanya. Penyelenggaraan program pendidikan dan pelatihan yang diberikan dalam suatu organisasi, pada dasarnya ditujukan untuk menjembatani kesenjangan atau gap antara unsurunsur individu, khususnya kemampuan yang dimiliki oleh seorang tenaga kerja dengan unsurunsur yang dikehendaki organisasi sebagai akibat dari kurangnya pengetahuan, keterampilan serta sikapsikap kerja tertentu. Saat ini telah banyak berdiri sekolahsekolah atau lembaga pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan kewirausahaan. Salah satu lembaga yang melaksanakan pendidikan kewirausahaan adalah Departemen Pendidikan dan Pelatihan Daarut Tauhiid Bandung yang menyelenggarakan suatu program santri mukim Akhlaq Plus Wirausaha. Para santri yang mengikuti program pendidikan ini memiliki masalah mengenai Hubungan Pendidikan & Pelatihan (Nugraha & Restu) 6 Hubungan Dimensia, Pendidikan Volume & Pelatihan Nomor, (Nugraha September & Restu) 008

3 karakter atau sikap yang belum optimal dalam mengemban tanggung jawab sebagai organisator peradaban dunia. Masalah karakter atau sikap seperti rasa rendah diri, kurang percaya diri, tidak mandiri, malas, berpikiran dangkal merupakan karakter yang lemah yang dapat mengubur potensi yang ada, sehingga menjadi kurang berguna bagi kesehariannya dan menyebabkan jumlah pengangguran semakin bertambah. Sesuai dengan visi dari Daarut Tauhiid yaitu Dzikir, Fikir, dan Ikhtiar, maka program pendidikan santri mukim ini Berkenaan dengan pendidikan dan pelatihan kewirausahaan tersebut diatas, penulis merasa tertarik untuk meneliti lebih jauh dan mendalam tentang sejauhmana pendidikan dan pelatihan kewirausahaan yang dilakukan Daarut Tauhiid untuk menghasilkan lulusan yang memiliki sikap berwirausaha. Untuk mencapai tujuan tersebut, penulis bermaksud untuk melakukan penelitian dan memfokuskan masalah pada Hubungan Pendidikan dan Pelatihan Kewirausahaan dengan Sikap Berwirausaha Santri Mukim Daarut Tauhiid. diharapkan menghasilkan seorang wirausaha yang memiliki pandangan ke atas dalam berdzikir, dan memiliki pandangan ke depan dalam berikhtiar. Program pendidikan yang dilaksanakan Daarut Tauhiid tersebut mencakup pendidikan akhlaq untuk membina mental yang lebih kuat yang dilandasi oleh keimanan kepada Allah SWT, juga pendidikan dan pelatihan kewirausahaan, yang meliputi pendidikan tentang tata cara berwirausaha dengan menjual produkproduk yang ada di Daarut Tauhiid sehingga para wirausaha yang dihasilkannya memiliki sikap mental berwirausaha yang baik dengan berlandaskan keimanan. Apabila pendidikan dan pelatihan yang dilakukan secara tepat, maka kemungkinan akan mempengaruhi sikap mental yang tinggi, tetapi sebaliknya apabila pendidikan dan pelatihan yang dilakukan tidak dapat meningkatkan kebutuhan karyawan, maka sikap mental dari.. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka penulis memilih identifikasi masalah sebagai berikut :. Bagaimanakah gambaran tentang pelaksanaan pendidikan dan pelatihan kewirausahaan santri mukim Daarut Tauhiid Bandung?. Bagaimanakah sikap berwirausaha yang dimiliki oleh orang yang telah melakukan pendidikan dan pelatihan kewirausahaan santri mukim Daarut Tauhiid Bandung?. Sejauhmanakah hubungan antara pendidikan dan pelatihan kewirausahaan dengan sikap berwirausaha santri mukim Daarut Tauhiid Bandung?. karyawan kemungkinan akan rendah. Hubungan Pendidikan & Pelatihan (Nugraha & Restu) 7 8 Hubungan Dimensia, Pendidikan Volume & Pelatihan Nomor, (Nugraha September & Restu) 008

4 .. Kerangka Pemikiran Dalam menghadapi persaingan dunia kerja, aspek sumber daya manusia harus memiliki keahlian agar dapat bersaing di dunia kerja. Salah satunya melalui proses pembinaan dalam bidang pendidikan dan pelatihan yang berkesinambungan seperti membina moral, karakter, intelek dan keterampilan individu sehingga pada akhirnya diharapkan individu tersebut mampu berdiri sendiri. Pendidikan dan pelatihan yang menekankan pada kemandirian adalah pendidikan dan pelatihan kewirausahaan. Pendidikan dan pelatihan kewirausahaan berarti isi dan materi yang disampaikan dalam proses pendidikan dan pelatihannya harus disesuaikan dan diselenggarakan dengan maksud dan pengertian dari konsep kewirausahaan itu sendiri. Pendidikan dan pelatihan kewirausahaan merupakan pendidikan dan pelatihan yang mengajarkan agar orang mampu menciptakan kegiatan usaha dan kesempatannya secara mandiri. Program pendidikan dan pelatihan ini akan tercapai apabila : Tujuan dan sasaran dari program pendidikan dan pelatihan ini jelas dan dapat diukur, para pelatih memiliki kualifikasi yang memadai, materi pelatihan disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai, metodemetode dalam pelatihan sesuai dengan tingkat kemampuan peserta, peserta pelatihan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan (Mangkunegara, 00:). Dengan program pendidikan dan pelatihan ini, diharapkan pekerjaan akan dapat dilakukan secara lebih efektif dan efisien, sebab dengan pendidikan dan pelatihan tersebut diharapkan dapat memperbaiki dan mengembangkan sikap, tingkah laku, keterampilan dan pengetahuan dari para santri sesuai dengan keinginan. Setiap santri yang melakukan kegiatan pendidikan dan pelatihan akan mengalami perubahan sikap. Untuk melihat seberapa besar perubahan yang dihasilkan melalui suatu program pendidikan dan pelatihan tergantung dari materi yang disampaikannya, metode yang digunakannya, dan tahap evaluasi yang digunakannya sehingga dapat dilihat ada tidaknya suatu perubahan dari setiap pegawai. Meskipun setiap pegawai memiliki perwatakan yang unik, dan tujuan yang berbeda satu sama lainnya, dengan adanya program pendidikan dan pelatihan kewirausahaan akan membantu setiap pegawai dalam menentukan suatu sikap berwirausaha. Seperti yang dikemukakan oleh Hasibuan (00:69) bahwa Pendidikan meningkatkan keahlian teoritis, konseptual dan moral karyawan, sedangkan pelatihan bertujuan untuk meningkatkan keterampilan teknis pelaksanaan pekerjaan karyawan. Untuk mengukur berhasil atau tidaknya suatu usaha yang akan dijalankannya, Suryana (00:0) mengemukakan bahwa Hubungan Pendidikan & Pelatihan (Nugraha & Restu) 9 0 Hubungan Dimensia, Pendidikan Volume & Pelatihan Nomor, (Nugraha September & Restu) 008

5 seorang pegawai harus memiliki ciriciri dan watak profil wirausaha, antara lain :. Sifat percaya diri, seseorang yang memiliki kepercayaan diri cenderung memiliki keyakinan akan kemampuannya untuk mencapai keberhasilan. Seseorang yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi, relatif lebih mampu menghadapi dan menyelesaikan masalah sendiri tanpa menunggu bantuan orang lain.. Berorientasi pada tugas dan hasil, seorang wirausaha akan memiliki nilainilai motif berprestasi, berorientasi pada laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan yang kuat, energik, dan mempunyai inisiatif.. Berani mengambil resiko, seringkali kita dihadapkan pada suatu masalah yang menuntut adanya pengambilan keputusan dengan situasi yang penuh ketidakpastian. Situasi beresiko terjadi bila kita diminta membuat pilihan dari dua alternatif atau lebih, sedangkan situasi ini mengandung potensi kegagalan dan potensi kesuksesan sehingga banyak orang takut mengambil resiko karena ingin aman dan mengelak dari kegagalan.. Memiliki unsurunsur keorisinilan, setiap pegawai diharapkan memiliki nilai inovatif, kreatif dan fleksibel dalam menjalankan. Sifat kepemimpinan, Setiap orang mempunyai potensi untuk mempengaruhi orang lain atau menjadi pemimpin. Kepemimpinan terjadi atau terdapat dalam segala situasi dimana seseorang mencoba untuk mempengaruhi seseorang atau kelompok. Jadi, sebenarnya setiap individu terlibat dalam suatu kegiatan kepemimpinan oleh, dari atau bersama individu yang lain. 6. Berorientasi pada masa depan, orang yang berorientasi ke masa depan selalu berusaha untuk berkarya. Kuncinya pada kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dengan yang sudah ada sekarang. Pandangan yang jauh ke depan membuat wirausaha tidak cepat puas dengan karya yang sudah ada sekarang. Oleh sebab itu, ia selalu mempersiapkannya dengan mencari suatu peluang. Dari penjelasan tersebut di atas, tidak semuanya dapat dimiliki oleh seorang wirausaha namun makin banyak sifat yang dimiliki maka semakin besar kemungkinan dapat meraih kesuksesan sebagai wirausaha. Berdasarkan pada uraian diatas, maka dapat dirumuskan kerangka pemikiran yang menunjukkan hubungan pendidikan dan pelatihan kewirausahaan (variabel X) dengan sikap berwirausaha (variabel Y) sebagai berikut : usahanya. Dengan demikian usaha yang dijalankannya akan semakin berkembang. Hubungan Pendidikan & Pelatihan (Nugraha & Restu) Hubungan Dimensia, Pendidikan Volume & Pelatihan Nomor, (Nugraha September & Restu) 008

6 Pendidikan dan Pelatihan Kewirausahaan. Perubahan Kemampuan. Materi yang disampaikan. Metode yang digunakan. Evaluasi Sikap Berwirausaha. Percaya Diri. Berorientasi pada tugas dan hasil. Berani mengambil resiko. Keorisinilan. Kepemimpinan 6. Berorientasi pada masa depan Dari hasil penelitian selama kurang lebih satu bulan di Daarut Tauhiid Bandung, penulis mengetahui berbagai karakteristik responden berikut tanggapantanggapan mengenai program santri mukim APW Gambaran Umum Responden Untuk memperoleh gambaran umum responden, berikut ini dikemukakan karakteristik responden masingmasing berdasarkan usia, dan pendidikan terakhir. Dari data yang penulis peroleh, usia santri yang termuda adalah 8 tahun dan santri yang tertua adalah 0 tahun dari orang santri yang menjadi responden. Untuk mengetahui usia Gambar. Model Kerangka Berpikir Hubungan Pendidikan dan Pelatihan Kewirausahaan dengan Sikap Berwirausaha santri mukim Daarut Tauhiid Bandung, dapat diketahui dari tabel berikut ini : Tabel.. Hasil Penelitian Dari hasil wawancara dengan bagian Departemen Pendidikan Daarut Tauhiid sebagai salah satu sumber informasi dalam penelitian, maka penulis mengetahui jumlah populasi dalam rentang waktu tertentu yang akan dijadikan acuan untuk penarikan sampel (responden). Responden yang dijadikan sampel dalam penelitian ini sebanyak orang, yaitu santri mukim Daarut Tauhiid Bandung yang mengikuti program santri mukim Akhlaq Plus Wirausaha (APW) 6. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Usia Frekuensi Persentase (%) Jumlah 00 Sumber : Data Primer yang telah diolah Dari tabel. dapat kita lihat bahwa 6% (7 orang) dari responden yang diamati berusia antara 8 sampai dengan tahun. Sebanyak 0% ( orang) dari responden berusia antara Hubungan Pendidikan & Pelatihan (Nugraha & Restu) Hubungan Dimensia, Pendidikan Volume & Pelatihan Nomor, (Nugraha September & Restu) 008

7 sampai dengan tahun, 7% ( orang) berusia antara 6 sampai dengan 9 tahun dan responden yang diamati berusia antara 0 tahun sebanyak orang. Dari uraian diatas dapat disimpulkan sebagian besar responden yang mengikuti program santri mukim APW 6 ini adalah santri yang memiliki usia produktif yaitu antara usia 8 sampai dengan tahun. Tabel. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat Frekuensi Persentase (%) Pendidikan SMU 9 66 Diploma 9 0 Sarjana 6 Jumlah 00 Sumber : Data Primer yang telah diolah Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan formal sebelum menjadi santri mukim Daarut Tauhiid, sebagian besar berpendidikan SMU yang berjumlah 9 orang atau 66%. Sedangkan yang berpendidikan Diploma sebanyak 9 orang atau 0%, dan Sarjana sebanyak 6 orang atau %. Jadi dapat disimpulkan bahwa responden yang menjadi santri mukim paling banyak telah menyelesaikan pendidikan formal SMU yang merupakan syarat minimal untuk mengikuti program santri mukim akhlaq plus wirausaha di Daarut Tauhiid Bandung... Pembahasan.. Tanggapan Responden mengenai Pendidikan dan Pelatihan Kewirausahaan yang dilaksanakan oleh Daarut Tauhiid Bandung. Untuk mengetahui tanggapan responden mengenai pendidikan dan pelatihan kewirausahaan yang dilaksanakan oleh Daarut Tauhiid Bandung, ditentukan berdasarkan peningkatan kemampuan santri setelah mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Kewirausahaan seperti yang disajikan dalam tabel berikut : Tabel. Tanggapan Responden mengenai Peningkatan Kemampuan setelah mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Kewirausahaan 6 9,,6 9,09 9,,9 Jumlah 00 Terlihat bahwa sebanyak 7,7% responden berpendapat tidak berpengaruh, dan sisanya sebanyak 7,7% responden memberikan pendapatnya bahwa pelaksanaan pendidikan dan pelatihan kewirausahaan sangat berpengaruh dalam peningkatan Hubungan Pendidikan & Pelatihan (Nugraha & Restu) 6 Hubungan Dimensia, Pendidikan Volume & Pelatihan Nomor, (Nugraha September & Restu) 008

8 kemampuan santri. Hal ini berarti setelah melaksanakan pendidikan dan pelatihan kewirausahaan, sebagian besar santri mengikuti pendidikan dan pelatihan kewirausahaan mengalami peningkatan akhlaq. kemampuannya mengalami peningkatan. Selanjutnya, pelaksanaan pendidikan dan pelatihan kewirausahaan di Daarut Tauhiid Bandung dapat ditentukan berdasarkan peningkatan akhlaq santri setelah mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Kewirausahaan seperti yang disajikan Selain itu, pelaksanaan pendidikan dan pelatihan kewirausahaan di Daarut Tauhiid Bandung dapat ditentukan berdasarkan teori dan praktek pendidikan dan pelatihan kewirausahaan seperti yang disajikan dalam tabel berikut : dalam tabel berikut : Tabel. Tanggapan Responden mengenai Peningkatan Akhlaq setelah mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Kewirausahaan Tabel. Tanggapan Responden mengenai Teori dan Praktek Pendidikan dan Pelatihan Kewirausahaan 7 0,9 6,8,,7 0 Jumlah ,7,6,9 6,8,6 Jumlah 00 Terlihat bahwa sebanyak 7,7% responden berpendapat tidak berpengaruh, dan sisanya sebanyak 7,7% responden berpendapat bahwa pelaksanaan pendidikan dan pelatihan kewirausahaan sangat berpengaruh dalam peningkatan akhlaq santri. Hal ini berarti bahwa sebagian besar santri setelah Terlihat bahwa sebanyak 9,% responden berpendapat sangat tidak sesuai, dan sisanya sebanyak 70,6% responden berpendapat bahwa antara teori dan praktek dari pendidikan dan pelatihan kewirausahaan sangat sesuai. Hal ini berarti sebagian besar santri menganggap bahwa materi yang diberikan baik itu Hubungan Pendidikan & Pelatihan (Nugraha & Restu) 7 8 Hubungan Dimensia, Pendidikan Volume & Pelatihan Nomor, (Nugraha September & Restu) 008

9 secara teori dan praktek berjalan selaras dan disampaikan dengan jelas sehingga mudah diserap oleh santri. berdasarkan pelaksanaan evaluasi pendidikan dan pelatihan kewirausahaan seperti yang disajikan dalam tabel berikut : Disamping itu, pelaksanaan pendidikan dan pelatihan kewirausahaan di Daarut Tauhiid juga dapat ditentukan melalui metode pengajaran kewirausahaan seperti yang disajikan dalam tabel berikut : Tabel.6 Tanggapan Responden mengenai Metode Pengajaran Kewirausahaan 6 9,7,6 6,8,8,09 Jumlah 00 Terlihat bahwa sebanyak,7% responden berpendapat bahwa metode pengajaran kewirausahaan yang diberikan tidak bervariasi, dan sisanya sebanyak 77,7% responden berpendapat bahwa metode pengajaran kewirausahaan yang diberikan sangat bervariasi. Hal ini berarti sebagian besar santri setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan kewirausahaan dapat menerima metode pengajaran yang diberikan. Tabel.7 Tanggapan Responden mengenai Pelaksanaan Evaluasi Pendidikan dan Pelatihan Kewirausahaan 7 6,7,6,9 6,8,6 Jumlah 00 Terlihat bahwa sebanyak 9,% responden berpendapat bahwa pelaksanaan evaluasi pendidikan dan pelatihan kewirausahaan dilakukan sangat tidak objektif dan sisanya sebanyak 70,6% responden berpendapat sangat objektif. Hal ini berarti bahwa sebagian besar santri menganggap bahwa pelaksanaan evaluasi pendidikan dan pelatihan kewirausahaan dilakukan sangat objektif. Sama halnya dengan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan kewirausahaan yang dilaksanakan di Daarut Tauhiid Bandung, ditentukan berdasarkan hasil evaluasi pendidikan dan pelatihan kewirausahaan seperti yang disajikan dalam tabel berikut : Demikian halnya dengan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan kewirausahaan di Daarut Tauhiid, dapat ditentukan Hubungan Pendidikan & Pelatihan (Nugraha & Restu) 9 0 Hubungan Dimensia, Pendidikan Volume & Pelatihan Nomor, (Nugraha September & Restu) 008

10 Tabel.8 Tanggapan Responden mengenai Hasil Evaluasi Pendidikan dan Pelatihan Kewirausahaan 0 6,,6,,6 Jumlah 00 Tabel.9 Tanggapan Responden Mengenai Kepribadian yang Mantap/Matang 6 8 6,7,6 9, 0,9,6 Jumlah 00 Terlihat bahwa sebanyak 0,9% responden berpendapat sangat tidak sesuai, dan sisanya sebanyak 9,09% responden yang menyatakan sangat sesuai. Hal ini berarti bahwa sebagian besar santri berpendapat bahwa hasil evaluasi dari pendidikan dan pelatihan kewirausahaan sangat sesuai. Terlihat bahwa sebanyak,% responden memberikan jawaban sangat tidak setuju dan sisanya sebanyak,% responden memberikan jawaban sangat setuju. Hal ini berarti sebagian besar setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan kewirausahaan santri telah memiliki kepribadian yang mantap/matang... Tanggapan Responden mengenai Sikap Berwirausaha setelah mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Kewirausahaan. Untuk mengetahui tanggapan responden mengenai sikap berwirausaha setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan kewirausahaan, ditentukan berdasarkan kepribadian yang mantap/matang seperti yang disajikan dalam tabel berikut : Selain itu, pendidikan dan pelatihan kewirausahaan dapat menumbuhkan sikap optimisme santri dalam berwirausaha seperti yang disajikan dalam tabel berikut : Tabel.0 Tanggapan Responden mengenai Sikap Optimisme dalam Berwirausaha 0 9,7 9,09,,9 Jumlah 00 Hubungan Pendidikan & Pelatihan (Nugraha & Restu) Hubungan Dimensia, Pendidikan Volume & Pelatihan Nomor (Nugraha, September & Restu) 008

11 Terlihat bahwa sebanyak,6% responden berpendapat kurang optimis dalam berwirausaha, dan sisanya sebanyak 88,6% responden berpendapat sangat optimis dalam berwirausaha. Ini berarti bahwa setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan kewirausahaan, sebagian besar santri telah memiliki sikap optimisme dalam berwirausaha. Disamping itu, pelaksanaan pendidikan dan pelatihan kewirausahaan belum sepenuhnya dapat menumbuhkan sikap ketidaktergantungan pada orang lain seperti yang disajikan dalam tabel berikut : Tabel. Tanggapan Responden mengenai Sikap Ketidaktergantungan pada orang lain 6, 6,6 9,09 Jumlah 00 Terlihat bahwa sebanyak,% responden berpendapat sangat tidak setuju, dan sebanyak,% responden berpendapat sangat setuju. Ini berarti sebagian besar santri setelah mengikuti Selain itu, sikap berwirausaha santri setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan kewirausahaan ditentukan berdasarkan kebutuhan untuk berprestasi seperti yang disajikan dalam tabel berikut : Tabel. Tanggapan Responden mengenai kebutuhan untuk berprestasi 7,7,7 Jumlah 00 Terlihat bahwa sebanyak orang responden menyatakan pendapatnya bahwa keinginan santri untuk berprestasi dalam berwirausaha sangat tinggi sekali. Hal ini terlihat dari jawaban santri sebanyak orang atau 00 % menyatakan sangat setuju. Hal lainnya yang dapat menentukan sikap santri dalam berwirausaha setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan kewirausahaan yaitu ketekunan dan ketabahan santri seperti yang disajikan dalam tabel berikut : pendidikan dan pelatihan kewirausahaan masih memiliki sikap ketergantungan terhadap orang lain dalam berwirausaha. Hubungan Pendidikan & Pelatihan (Nugraha & Restu) Hubungan Dimensia, Pendidikan Volume & Pelatihan Nomor, (Nugraha September & Restu) 008

12 Tabel. Tanggapan Responden mengenai Ketekunan dan Ketabahan dalam Berwirausaha 0 6,,7,6,09 Jumlah 00 Terlihat bahwa sebanyak 0,9% responden berpendapat sangat tidak setuju, dan sisanya sebanyak 9,09% responden berpendapat sangat setuju. Hal ini berarti bahwa setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan kewirausahaan, sebagian besar santri menyatakan telah memiliki sikap tekun dan tabah dalam berwirausaha. Selanjutnya, pelaksanaan pendidikan dan pelatihan kewirausahaan dapat menumbuhkan sikap suka terhadap tantangan dalam berwirausaha seperti yang disajikan dalam tabel berikut : Tabel. Tanggapan Responden mengenai Sikap suka terhadap tantangan dalam Berwirausaha 7 8,7,9,6 0,9 9, Jumlah 00 Terlihat bahwa sebanyak 9,% responden berpendapat sangat tidak setuju, dan sebanyak 70,6% responden berpendapat sangat setuju. Hal ini berarti setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan kewirausahaan, sebagian besar santri telah memiliki sikap suka terhadap tantangan dalam berwirausaha yang sangat tinggi sekali. Hal lainnya yang dapat menentukan sikap santri dalam berwirausaha setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan kewirausahaan yaitu kemampuan santri dalam mengambil resiko seperti yang disajikan dalam tabel berikut : Tabel. Tanggapan Responden mengenai Kemampuan mengambil Resiko dalam Berwirausaha 7, 8,6 6,8 Jumlah 00 Terlihat bahwa sebanyak,% responden memberikan pendapat raguragu, sedangkan sebanyak 9,6% responden memberikan pendapat sangat mampu. Hal ini berarti setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan kewirausahaan, sebagian besar santri memiliki keberanian dalam mengambil resiko dalam berwirausaha sangat tinggi. Hubungan Pendidikan & Pelatihan (Nugraha & Restu) 6 Hubungan Dimensia, Pendidikan Volume & Pelatihan Nomor, (Nugraha September & Restu) 008

13 Demikian juga melalui pendidikan dan pelatihan kewirausahaan dapat menumbuhkan daya imajinasi dan daya cipta dalam berwirausaha seperti yang disajikan dalam tabel berikut : Tabel.6 Tanggapan Responden mengenai Daya Imajinasi dan Daya Cipta dalam Berwirausaha 7 8,,9,6 0,9 7,7 Jumlah 00 Terlihat bahwa sebanyak,8% responden berpendapat sangat tidak setuju, dan sebanyak 68,8% responden berpendapat sangat setuju. Hal ini berarti bahwa sebagian besar santri setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan kewirausahaan lebih menyukai daya imajinasi dan daya cipta santri sendiri dalam berwirausaha. Selain itu, pendidikan dan pelatihan kewirausahaan dapat menumbuhkan sikap kreatif dan inovatif santri dalam berwirausaha seperti yang disajikan dalam tabel berikut : Tabel.7 Tanggapan Responden mengenai Sikap Kreatif dan Inovatif dalam Berwirausaha 8,7,,7 0,9 Jumlah 00 Terlihat bahwa sebanyak 6,8% responden berpendapat sangat tidak setuju, dan sebanyak 9,8% responden berpendapat sangat setuju. Hal ini berarti bahwa sebagian besar santri setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan kewirausahaan telah memiliki ideide kreatif dan inovatif dalam berwirausaha yang beragam. Selanjutnya, pendidikan dan pelatihan kewirausahaan dapat menumbuhkan sikap bertanggung jawab santri dalam berwirausaha seperti yang disajikan dalam tabel berikut : Tabel.8 Tanggapan Responden mengenai Sikap Bertanggung Jawab dalam Berwirausaha,7 7,7 Jumlah 00 Hubungan Pendidikan & Pelatihan (Nugraha & Restu) 7 8 Hubungan Dimensia, Pendidikan Volume & Pelatihan Nomor, (Nugraha September & Restu) 008

14 Terlihat bahwa sebanyak 00% responden berpendapat sangat setuju. Hal ini berarti bahwa setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan kewirausahaan, seluruh santri memiliki sikap bertanggung jawab dalam berwirausaha yang sangat tinggi. Demikian pula melalui pelaksanaan pendidikan dan pelatihan kewirausahaan dapat menumbuhkan sikap kerja keras santri dalam berwirausaha seperti yang disajikan dalam tabel berikut : Tabel.9 Tanggapan Responden mengenai Sikap Kerja Keras dalam Berwirausaha 7,,6,6 8,6,09 Jumlah 00 Terlihat bahwa sebanyak 7,7% responden berpendapat sangat tidak setuju dan sebanyak 7,7% responden berpendapat sangat setuju. Hal ini berarti bahwa setelah mengikuti pendidikan depan santri dalam berwirausaha seperti yang disajikan dalam tabel berikut : Tabel.0 Tanggapan Responden mengenai Sikap memiliki Pandangan ke Depan dalam Berwirausaha 7,9 9,09 6,8,09,09 Jumlah 00 Terlihat bahwa sebanyak,8% responden berpendapat sangat tidak setuju dan sebanyak 68,8% responden berpendapat sangat setuju. Hal ini berarti bahwa setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan kewirausahaan, sebagian besar santri memiliki pandangan ke depan dalam berwirausaha yang sangat tinggi. Selain itu, melalui pendidikan dan pelatihan kewirausahaan dapat menumbuhkan sikap memikirkan masa depan santri dalam berwirausaha seperti yang disajikan dalam tabel berikut : dan pelatihan kewirausahaan, sebagian besar santri memiliki sikap kerja keras dalam berwirausaha yang sangat tinggi. Selanjutnya, melalui pendidikan dan pelatihan kewirausahaan akan menumbuhkan sikap memiliki pandangan ke Hubungan Pendidikan & Pelatihan (Nugraha & Restu) 9 60 Hubungan Dimensia, Pendidikan Volume & Pelatihan Nomor, (Nugraha September & Restu) 008

15 Tabel. Tanggapan Responden mengenai Sikap Memikirkan Masa Depan dalam Berwirausaha 7 6,8 8,6, Jumlah 00 Terlihat bahwa sebanyak 6,8% responden berpendapat raguragu dan sebanyak 9,8% responden berpendapat sangat setuju. Hal ini berarti bahwa setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan kewirausahaan, sebagian besar santri telah memikirkan masa depan dalam berwirausaha.... Uji Validitas dan Uji Reliabilitas serta Hubungan Pendidikan dan Pelatihan Kewirausahaan dengan Sikap Berwirausaha Santri Mukim. Uji validitas yaitu suatu pengujian instrumen penelitian sebagai alat ukur pengumpul data mengenai ketepatan dalam suatu pernyataan. Uji validitas ini dilakukan dengan rumus rank spearman, dimana hasil r hitung tersebut jika lebih besar dari r tabel maka instrumen penelitian dinyatakan Valid, dan sebaliknya jika r hitung lebih kecil dari r tabel maka instrumen penelitian... Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Salah satu instrumen yang sering dipakai dalam penelitian ilmiah adalah angket. Angket dilakukan dengan cara mengedarkan kuesioner yang bertujuan untuk mengambil pendapat seseorang mengeani sesuatu hal. Ada dua syarat penting yang berlaku pada sebuah angket atau kuesioner, yaitu keharusan untuk valid dan reliabel. Suatu angket dikatakan valid (sah), jika pernyataan atau pertanyaan pada suatu angket mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh angket tersebut. Sedangkan suatu angket dikatakan reliabel (andal), apabila jawaban seseorang terhadap pernyataan atau pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Angket pada pengertian ini, disebarkan kepada santri mukim APW VI Daarut Tauhiid Bandung. Banyaknya pertanyaan yang diajukan ini adalah sebanyak 7 butir, yang terdiri dari 8 pertanyaan mengenai pendidikan dan pelatihan kewirausahaan (variabel X) dan 9 pertanyaan mengenai sikap berwirausaha (variabel Y). Pengujian validitas dan reliabilitas dari butirbutir pernyataan tersebut dilakukan dengan menggunakan SPSS for Window version.. Suatu item dinyatakan valid (Wahyono, 00:8), apabila : tersebut dinyatakan tidak valid. Hubungan Pendidikan & Pelatihan (Nugraha & Restu) 6 6 Hubungan Dimensia, Pendidikan Volume & Pelatihan Nomor, (Nugraha September & Restu) 008

16 . r hitung bernilai positif. r hitung uji validitas dan uji reliabilitas > r tabel, dimana untuk r tabel jumlah responden sebanyak orang adalah 0,9. Pada uji validitas terdapat itemitem kuesioner tersebut lebih besar dari r tabel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan diatas, menunjukkan hasil dari itemitem kuesioner tersebut sudah valid. Pertama, dilakukan pengujian validitas untuk kuesioner pendidikan dan pelatihan kewirausahaan yang terdiri dari 8 item. Pengujian dilakukan melalui putaran, karena pada putaran pertama ada kuesioner yang tidak valid yaitu No.,, 6, 9, dan nilainya dibawah r tabel yaitu 0,9 (lihat lampiran), selanjutnya dilakukan putaran kedua dan pada putaran kedua semua dari r tabel. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa kuesioner pendidikan dan pelatihan kewirausahaan sudah reliabel atau memiliki reliabilitas tinggi (lihat lampiran). Kedua, dilakukan pengujian validitas untuk kuesioner sikap berwirausaha yang terdiri dari 9 item. Pengujian validitas sikap berwirausaha dilakukan melalui putaran, karena pada putaran pertama ada kuesioner yang tidak valid yaitu No. (lihat lampiran), dan selanjutnya pengujian dilakukan pada putaran kedua, berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan tersebut diatas pada putaran kedua kuesioner sikap berwirausaha terdiri dari 8 item dinyatakan valid (lihat lampiran), menunjukkan hasil dengan nilai alpha 0,609 atau 6,09%. Artinya r alpha lebih besar dari r tabel. Dengan demikian berdasarkan kriteria reliabilitas yang telah ditetapkan dapat dinyatakan sudah reliabel (lihat lampiran). kuesioner pendidikan dan pelatihan kewirausahaan yang terdiri dari item semua valid (lihat lampiran). Selanjutnya dilakukan pengujian reliabilitas untuk kuesioner pendidikan dan pelatihan kewirausahaan pada santri mukim Daarut Tauhiid Bandung. Uji keandalan (reliabilitas) dimaksudkan untuk melihat kemampuan variabel dependen dalam mencapai apa yang akan di ukur. Reliabilitas kuesioner pendidikan dan pelatihan kewirausahaan ternyata telah menghasilkan alpha sebesar 0,869 atau 86,9% yang berarti... Hubungan Pendidikan dan Pelatihan Kewirausahaan dengan Sikap Berwirausaha Santri Mukim Daarut Tauhiid Untuk mencari ada atau tidaknya hubungan antara pendidikan dan pelatihan kewirausahaan dengan sikap berwirausaha, maka akan menggunakan rumus korelasi (Rank Spearman). Dari hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS Versi.. bahwa hubungannya kuat, ini ditunjukkan dengan hasil semua r alpha untuk semua pernyataan positif dan lebih besar Hubungan Pendidikan & Pelatihan (Nugraha & Restu) 6 6 Hubungan Dimensia, Pendidikan Volume & Pelatihan Nomor, (Nugraha September & Restu) 008

17 0,6 yang berpedoman pada ketentuan interprestasi korelasi sebagai berikut : Tabel. Koefisien Korelasi dan Tafsirannya Koefisien Korelasi Tafsiran Korelasi 0,00 0,9 Sangat Rendah 0,0 0,9 Rendah 0,0 0,9 Sedang 0,60 0,79 Kuat 0,80,00 Sangat Kuat Sumber : Sugiyono (00 : 8) Jadi ada korelasi positif sebesar 0,6 antara pendidikan dan pelatihan kewirausahaan dengan sikap berwirausaha santri mukim. Hal ini berarti pendidikan dan pelatihan kewirausahaan mempunyai arti yang cukup bernilai bagi responden. Semakin bagus pendidikan dan pelatihan kewirausahaan maka akan semakin bagus pula sikap berwirausaha yang dilakukan oleh santri mukim.... Uji Hipotesis Berdasarkan data yang diperoleh dari kuesioner yang disebarkan kepada responden, maka selanjutnya akan dilakukan analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif ini dilakukan untuk mengetahui apakah pendidikan dan pelatihan kewirausahaan mempunyai hubungan dengan sikap berwirausaha. Selanjutnya penulis juga akan melakukan pengujian untuk membuktikan hipotesis yang diajukan pada bab, serta melakukan pengujian untuk mengetahui apakah korelasi antara pendidikan dan pelatihan kewirausahaan dengan sikap berwirausaha tersebut cukup sempurna. Data yang diolah penulis menggunakan data yang berukuran ordinal, karena dalam bobot penelitian bukanlah angka yang mutlak, artinya bahwa nilai untuk jawaban sangat setuju, bukan berarti sama dengan untuk jawaban tidak setuju ditambah dengan nilai untuk jawaban raguragu. Jadi karena angkaangka tersebut tidak dapat diukur secara langsung, maka penulis menggunakan pengolahan data skala ordinal dengan analisa median. Dengan skala ordinal hipotesis dapat di uji dengan menggunakan sejumlah besar tes statistik nonparametris yang kadangkadang disebut statistik berurut (order statistics) atau statistik ranking (ranking statistics). Koefisien berdasarkan ranking yang cocok digunakan adalah Rank Spearman. Koefisien korelasi yang dipakai untuk penelitian ini adalah koefisien korelasi rank spearman, dimana nilai rs berkisar antara rs +. Kemudian setelah didapat nilai median dari setiap jawaban responden, penulis akan meranking median dari pendidikan dan pelatihan kewirausahaan (variabel X) dan sikap berwirausaha (variabel Y) seperti dapat dilihat pada tabel perhitungan koefisien korelasi Rank Spearman (lampiran). Hubungan Pendidikan & Pelatihan (Nugraha & Restu) 6 66 Hubungan Dimensia, Pendidikan Volume & Pelatihan Nomor, (Nugraha September & Restu) 008

18 Perhitungan Koefisien Korelasi Rank Spearman Karena terdapat nilai yang sama, maka rumus yang digunakan adalah : ρ = 6Σbi n ( n ) Maka diperoleh : 6.97, ρ = ( ) 98, = 80 = 0,87 = 0,6 Dari perhitungan di atas diperoleh korelasi antara pendidikan dan pelatihan kewirausahaan dengan sikap Perhitungan Uji t Untuk mengetahui tingkat signifikansi, digunakan statistik uji t sebagai berikut : rs n t = rs 0,6 t = 0,6 =,08 Dari perhitungan uji t diatas, dapat dilihat bahwa t hitung =,08 lebih besar dari t tabel df = ( ) =,68 yang berarti terdapat hubungan yang positif antara pendidikan dan pelatihan kewirausahaan dengan sikap berwirausaha santri mukim Daarut Tauhiid Bandung, artinya Ho ditolak dan Ha diterima. berwirausaha adalah 0,6 sedangkan berdasarkan tabel harga kritis rs koefisien korelasi rank spearman n = dan α = 0,0 adalah 0,9 karena rs hitung lebih besar dari rs tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan kata lain terdapat korelasi positif antara variabel X dan variabel Y. Dengan demikian, hubungan pendidikan dan pelatihan kewirausahaan dengan sikap berwirausaha adalah cenderung kuat dan keduanya mempunyai hubungan yang searah.. Kesimpulan Setelah penulis melakukan penelitian dan analisis mengenai hubungan pendidikan dan pelatihan kewirausahaan dengan sikap berwirausaha santri mukim Daarut Tauhiid Bandung, maka penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :. Tanggapan responden terhadap pelaksanaan pendidikan dan pelatihan kewirausahaan di Daarut Tauhiid Bandung adalah sangat menunjang. Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil analisa tanggapan responden secara umum yang merasa puas Hubungan Pendidikan & Pelatihan (Nugraha & Restu) Hubungan Dimensia, Pendidikan Volume & Pelatihan Nomor, (Nugraha September & Restu) 008

19 atas pendidikan dan pelatihan kewirausahaan yang diberikan oleh Departemen Pendidikan Daarut Tauhiid sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas para santrinya baik dari segi akhlaknya maupun dalam berwirausahanya. berada pada daerah penolakan Ho. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan dan pelatihan kewirausahaan mempunyai hubungan yang berarti dengan sikap berwirausaha santri mukim.. Sikap berwirausaha santri mukim Daarut Tauhiid setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan kewirausahaan yang diselenggarakan oleh Departemen Pendidikan Daarut Tauhiid sudah mencapai tingkat yang lebih baik, walaupun belum pada tingkatan yang maksimal. Hal ini dapat terlihat dari ratarata tanggapan responden yang mengatakan setuju atas upaya Departemen Pendidikan Daarut Tauhiid dalam meningkatkan sikap berwirausaha santrinya melalui pendidikan dan pelatihan kewirausahaan, sehingga setiap santri memiliki kepercayaan diri dalam menjalankan usahanya.. Saran Adapun saransaran yang penulis ajukan berdasarkan tanggapan responden dan analisis dari penelitian mengenai hubungan pendidikan dan pelatihan kewirausahaan dengan sikap berwirausaha santri mukim adalah sebagai berikut :. Pada umumnya, pelaksanaan pendidikan dan pelatihan kewirausahaan yang diselenggarakan Daarut Tauhiid Bandung telah terlaksana dengan baik. Namun masih terdapat beberapa kekurangan diantaranya dalam pelaksanaan evaluasi kegiatan. Evaluasi dapat berjalan dengan objektif, apabila. Berdasarkan perhitungan koefisien korelasi Rank Spearman, hasil yang diperoleh yaitu nilai rs sebesar 0,6. Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang cenderung kuat antara variabel X dan variabel Y. Dengan demikian, hubungan antara pendidikan dan pelatihan kewirausahaan dengan sikap berwirausaha santri mukim adalah kuat dan keduanya mempunyai hubungan yang positif. Demikian juga melalui pengujian hipotesis satu arah, ternyata t hitung sebesar,08 lebih besar dari t tabel sebesar,68 yang berarti t hitung Daarut Tauhiid sebagai pelaksana pendidikan dan pelatihan kewirausahaan melakukan evaluasi dengan menggunakan evaluasi belajar (learning) yaitu evaluasi untuk mengetahui seberapa jauh para santri mengetahui konsep, pengetahuan dan keterampilan yang diberikan ustad yang dilakukan dengan tes tertulis dan latihanlatihan simulasi. Ditambah lagi dengan metode evaluasi perilaku (behaviour) yang membandingkan perubahan perilaku santri sebelum dan setelah pendidikan dan pelatihan kewirausahaan. Kedua Hubungan Pendidikan & Pelatihan (Nugraha & Restu) Hubungan Dimensia, Pendidikan Volume & Pelatihan Nomor, (Nugraha September & Restu) 008

20 metode tersebut tidak hanya dilakukan pada pertengahan atau di akhir pelaksanaan pendidikan dan pelatihan saja, tetapi disarankan dilakukan pada setiap akhir pembelajaran agar evaluasi pendidikan dan pelatihan tersebut dapat berjalan secara objektif.. Secara umum, para santri mukim Daarut Tauhiid Bandung memiliki sikap berwirausaha, namun masih terdapat kekurangan pada permasalahan kepercayaan diri mereka yang menyebabkan masih memiliki sikap ketergantungan pada orang lain dalam meraih kesuksesan dalam berwirausaha. Upaya yang dilakukan para santri untuk meningkatkan kepercayaan dirinya, dapat diupayakan dengan terhadap penciptaan perubahan sikap berwirausaha santri, metode yang disampaikan kepada santri, dan juga pelaksanaan evaluasi yang masih ada yang merasakan kurang objektif.. Fasilitas yang disediakan oleh Departemen Pendidikan Daarut Tauhiid pada umumnya sudah baik, untuk itu diharapkan fasilitas tersebut dapat dipertahankan dan ditingkatkan lagi manfaat atau fungsinya agar dapat menunjang aktivitas santri sehingga pelaksanaan pendidikan dan pelatihan kewirausahaan di Daarut Tauhiid Bandung dapat terlaksana dengan baik serta dapat menciptakan kepuasan dari para santrinya. menumbuhkan motivasi dari internal santri dengan memberanikan diri untuk mencoba membuka usaha sendiri. Selain itu, para Ustad dapat mengupayakan penumbuhan kepercayaan diri para santri dalam berwirausaha dengan memberikan gambaran terhadap masalah wirausaha yang nyata setiap saat serta pemecahan solusinya, yang pada akhirnya akan membentuk santri tersebut menjadi seorang wirausaha.. Departemen Pendidikan Daarut Tauhiid Bandung diharapkan meninjau kembali faktorfaktor lain yang dapat menyebabkan pendidikan dan pelatihan kewirausahaan belum mencapai hasil yang maksimal seperti materi yang kurang mendukung Hubungan Pendidikan & Pelatihan (Nugraha & Restu) 7 7 Hubungan Dimensia, Pendidikan Volume & Pelatihan Nomor, (Nugraha September & Restu) 008

21 DAFTAR PUSTAKA A. A. Anwar Prabu Mangkunegara. 00. Manajeman Sumber Daya Manusia Perusahaan. Remaja Rosdakarya. Bandung. Abdurrahmat Fathoni Manajemen Sumber Daya Manusia. Rineka Cipta. Jakarta. Bambang Wahyudi. 00. Manajemen Sumber Daya Manusia. Sulita. Bandung. Buchari Alma. 00. Kewirausahaan. Alfabeta. Bandung. Husein Umar. 00. Sumber Daya Manusia dalam Organisasi. Gramedia. Jakarta. Jiwo Wungu & Hartanto Brotoharsojo. 00. Tingkatkan Kinerja Perusahaan Anda dengan Merit System. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Malayu S.P. Hasibuan. 00. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi Bumi Aksara. Jakarta. Manurung, Adler Haymans. 00. Wirausaha : Bisnis UKM. Kompas. Jakarta. Meredith, Geoffrey G Kewirausahaan Teori dan Praktek. PT.Pustaka Binaman Pressindo. Jakarta. Moh. Nazir. 00. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta. Soebagio Atmodiwirio. 00. Manajemen Pelatihan. Ardadizya Jaya. Jakarta. Sugiyono. 00. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung. Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian. Edisi Revisi. PT. Rineka Cipta. Jakarta. Suryana. 00. Kewirausahaan : Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses. Salemba Empat. Jakarta. Teguh Wahyono. 00. SPSS versi.. Gava Media. Yogyakarta. Hubungan Pendidikan & Pelatihan (Nugraha & Restu) 7 7 Hubungan Dimensia, Pendidikan Volume & Pelatihan Nomor, (Nugraha September & Restu) 008

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yaitu tentang data

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yaitu tentang data III. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran

Lebih terperinci

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BALAI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA BANDUNG

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BALAI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA BANDUNG PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BALAI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA BANDUNG Eko Yuliawan STIE Mikroskil Jl. Thamrin No. 112, 124, 140 Medan 20212 eko_yuliawan@mikroskil.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai hampir 150 % untuk setiap item makanan apabila dikelola dengan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai hampir 150 % untuk setiap item makanan apabila dikelola dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bisnis rumah makan adalah bisnis yang memiliki banyak potensi serta prospek untuk berkembang dengan cepat yang dapat membawa keuntungan yang mencapai hampir

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada kelas X di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Dumai pada semester genap tahun pelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun tempat yang dijadikan lokasi penelitian adalah Kantor Dinas Kesehatan

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun tempat yang dijadikan lokasi penelitian adalah Kantor Dinas Kesehatan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Adapun tempat yang dijadikan lokasi penelitian adalah Kantor Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo. Sedangkan waktu yang dibutuhkan peneliti untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti petani, karyawan, mahasiswa, pegawai pemerintah, guru, dan lain sebagainya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. seperti petani, karyawan, mahasiswa, pegawai pemerintah, guru, dan lain sebagainya. Hal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jiwa Kewirausahaan (Entrepreneurship) ialah ciri-ciri atau sifat kemandirian yang dimiliki seseorang atau individu, baik itu kalangan usahawan maupun masyarakat

Lebih terperinci

A. JUDUL PENGABDIAN: PELATIHAN PERENCANAAN USAHA BAGI REMAJA USIA PRODUKTIF DI DUSUN SLANGGEN, TIMBULHARJO, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA

A. JUDUL PENGABDIAN: PELATIHAN PERENCANAAN USAHA BAGI REMAJA USIA PRODUKTIF DI DUSUN SLANGGEN, TIMBULHARJO, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA A. JUDUL PENGABDIAN: PELATIHAN PERENCANAAN USAHA BAGI REMAJA USIA PRODUKTIF DI DUSUN SLANGGEN, TIMBULHARJO, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA B. ANALISIS SITUASI Menjadi wirausaha yang handal tidaklah mudah. Tetapi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel. 1. Variabel independen yang diteliti meliputi :

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel. 1. Variabel independen yang diteliti meliputi : 29 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 1. Variabel independen yang diteliti meliputi : a. Percaya diri (X 1 ), yaitu sikap wirausahawan yang memberi keyakinan kuat pada

Lebih terperinci

1. Tujuan Instruksional Umum (TIU) 2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

1. Tujuan Instruksional Umum (TIU) 2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Bab 4 Hakekat, Karakteristik dan Nilai-nilai Hakiki Kewirausahaan 1. Tujuan Instruksional Umum (TIU) Mahasiswa dapat menjelaskan hakekat, karakteristik dan nilai-nilai hakiki kewirausahaan 2. Tujuan Instruksional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bersangkutan. Kondisi organisasi yang sedang dipimpin akan

BAB I PENDAHULUAN. yang bersangkutan. Kondisi organisasi yang sedang dipimpin akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam suatu organisasi atau perusahaan, diperlukan suatu jajaran pimpinan yang bertugas pokok untuk memimpin dan mengelola organisasi yang bersangkutan. Kondisi organisasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Pelatihan Divisi Sumber Daya Manusia (SDM) PT. INTI (Persero) 4.1.1 Bentuk-bentuk Pelatihan Bentuk-bentuk pelatihan kerja yang dilaksanakan di Divisi Sumber

Lebih terperinci

Nama Kelompok : Intan Nur Kumalasari Selvia Dewi Novita Jannatul Maghfiroh Laura Evalina Novita Ari Santi Christi Emanuella

Nama Kelompok : Intan Nur Kumalasari Selvia Dewi Novita Jannatul Maghfiroh Laura Evalina Novita Ari Santi Christi Emanuella Nama Kelompok : Intan Nur Kumalasari Selvia Dewi Novita Jannatul Maghfiroh Laura Evalina Novita Ari Santi Christi Emanuella Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif sesuai dengan namanya banyak dituntut menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif sesuai dengan namanya banyak dituntut menggunakan 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif korelasional. penelitian kuantitatif sesuai dengan namanya banyak dituntut menggunakan angka,

Lebih terperinci

BAB III DESAIN PENELITIAN. emosional (emotional intelligence) pimpinan sebagai variabel X dan variabel

BAB III DESAIN PENELITIAN. emosional (emotional intelligence) pimpinan sebagai variabel X dan variabel BAB III DESAIN PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Variabel bebas (independent variabel) dalam penelitian ini yaitu kecerdasan emosional (emotional intelligence) pimpinan sebagai variabel X dan variabel terikatnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Sampel Penelitian 3.1.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini berlokasi di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang terletak di Jalan Dr. Setiabudhi No.229,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Metode penelitian menurut Sugiyono (2004, hlm. 1), Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Sedangkan

Lebih terperinci

ANALISIS PERBEDAAN MENTAL WIRAUSAHA MAHASISWA DENGAN NON PARAMETRIK

ANALISIS PERBEDAAN MENTAL WIRAUSAHA MAHASISWA DENGAN NON PARAMETRIK Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol. 10, No. 1, Juni 2011 ISSN 1412-6869 Pendahuluan ANALISIS PERBEDAAN MENTAL WIRAUSAHA MAHASISWA DENGAN NON PARAMETRIK Suranto 1 dan Defi Apriliani 2 Abstrak: Terdapat

Lebih terperinci

MENUMBUHKAN JIWA DAN KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN

MENUMBUHKAN JIWA DAN KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN MENUMBUHKAN JIWA DAN KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN MAKALAH Oleh Herwan Abdul Muhyi NIP. 132310585 JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NIAGA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG 2007 1.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek dan Lokasi Penelitian Obyek yang digunakan dalam penelitian ini di PT. Nasmoco Pemuda Semarang jalan Pemuda No. 72 Semarang, sedangkan lokasi penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs AL IRSYAD NGAWI TAHUN AJARAN 2011/2012

PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs AL IRSYAD NGAWI TAHUN AJARAN 2011/2012 PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs AL IRSYAD NGAWI TAHUN AJARAN 2011/2012 Naskah Publikasi Disusun oleh YULIYATUN A 210 080 090

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Pegawai merupakan asset utama perusahaan yang menjadi perencana dan pelaku aktif dari setiap aktivitas organisasi. Mereka mempunyai pikiran, perasaan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dapat dianalisis berdasarkan prosedur statistik. 1. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 10 Juni-7 Juli 2016.

BAB III METODE PENELITIAN. dapat dianalisis berdasarkan prosedur statistik. 1. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 10 Juni-7 Juli 2016. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Kuantitatif merupakan metode untuk menguji teori tertentu dengan cara meneliti

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA Warkintin STKIP Persada Khatulistiwa Sintang Jl. Pertamina Sengkuang Sintang Email: warkintin@hotmail.com Abstrak: Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. penelitian dengan judul Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan

BAB II URAIAN TEORITIS. penelitian dengan judul Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Amelia (2009), melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Kemandirian Pribadi Terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didik kelas VII di SMP Negeri 2 Pariaman, maka dalam penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didik kelas VII di SMP Negeri 2 Pariaman, maka dalam penelitian ini BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu ingin mengetahui hubungan signifikan keharmonisan keluarga Islami dengan penyesuaian diri pada peserta didik

Lebih terperinci

MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN

MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN 1 PENDAHULUAN Jika dahulu kewirausahaan merupakan bakat bawaan sejak lahir dan diasah melalui pengalaman langsung di lapangan, maka sekarang ini paradigma tersebut telah

Lebih terperinci

Dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut :

Dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut : ANALISIS PENILAIAN KINERJA PEGAWAI BERBASIS KOMPETENSI DI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN KARAWANG Eman S, SE., MM Puji Isyanto, SE., MM Yosi Syafi'i,SEAbstrak Kinerja berbasis kompetensi pegawai

Lebih terperinci

Berdasarkan Tabel 4.1 di atas, dapat diketahui bahwa terdapat 18 responden laki-laki dengan persentase 43% dan 24 orang responden

Berdasarkan Tabel 4.1 di atas, dapat diketahui bahwa terdapat 18 responden laki-laki dengan persentase 43% dan 24 orang responden BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Pelatihan terhadap Kinerja Karyawan pada ERHA CLINIC Bandung Hasil Penelitian pada bab ini penulis membahas hasil penelitian tentang pengaruh Pelatihan

Lebih terperinci

: Mizha zhulqurnain NIM : Jurusan : S1.SI.M

: Mizha zhulqurnain NIM : Jurusan : S1.SI.M Nama : Mizha zhulqurnain NIM : 10.12.5327 Jurusan : S1.SI.M 1.Pendahuluan Harapan untuk diterima di dunia kerja tentunya tidaklah keliru, namun tidak dapat dipungkiri bahwa kesempatan kerja pun sangat

Lebih terperinci

Entrepreneurship and Inovation Management

Entrepreneurship and Inovation Management Modul ke: Entrepreneurship and Inovation Management KEWIRAUSAHAAN DAN KARAKTER WIRAUSAHA (ENTREPRENEUR) Fakultas Ekonomi Dr Dendi Anggi Gumilang,SE,MM Program Studi Pasca Sarjana www.mercubuana.ac.id 1.

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR.

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR. ejournal Administrasi Negara, Volume 5, Nomor 1, 2017: 5626-5639 ISSN 0000-0000, ejournal.an.fisip-unmul.ac.id Copyright2017 HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI BADAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap tahun jumlah penduduk di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Ini dikarenakan angka kelahiran lebih besar daripada angka kematian. Berdasarkan

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) Pada Program Studi Manajemen OLEH :

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) Pada Program Studi Manajemen OLEH : PENGARUH KOMPENSASI, PROMOSI JABATAN, DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP LOYALITAS KARYAWAN PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (Persero), Tbk KANTOR CABANG KEDIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Lebih terperinci

MOTIVASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT. SIGMA UTAMA PALEMBANG. Reva Maria Valianti *) Abstrak

MOTIVASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT. SIGMA UTAMA PALEMBANG. Reva Maria Valianti *) Abstrak MOTIVASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT. SIGMA UTAMA PALEMBANG Reva Maria Valianti *) Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap efektivitas

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA KELOMPOK PEMUDA DESA PEMATANG TEBIH UJUNGBATU ARTIKEL OLEH RIYAN PRATAMA

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA KELOMPOK PEMUDA DESA PEMATANG TEBIH UJUNGBATU ARTIKEL OLEH RIYAN PRATAMA PENGARUH MOTIVASI TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA KELOMPOK PEMUDA DESA PEMATANG TEBIH UJUNGBATU ARTIKEL OLEH RIYAN PRATAMA 1125106 PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN 2016

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah level of explanation yaitu penelitian deskriptif dan asosiatif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Siregar (2013, p.15)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. hubungan. Penelitian asosiatif atau penghubung menurut Sugiyono yaitu,

III. METODE PENELITIAN. hubungan. Penelitian asosiatif atau penghubung menurut Sugiyono yaitu, 46 III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Pada penelitian ini, peneliti menggunakan tipe penelitian asosiatif atau hubungan. Penelitian asosiatif atau penghubung menurut Sugiyono yaitu, penelitian yang

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN. Ahsin Zaedi, S.Kom Direktur GMP Nusantara Berkarya Owner Griya Sehat Sejahtera Owner Sekolah Panahan

KEWIRAUSAHAAN. Ahsin Zaedi, S.Kom Direktur GMP Nusantara Berkarya Owner Griya Sehat Sejahtera Owner Sekolah Panahan MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN Ahsin Zaedi, S.Kom Direktur GMP Nusantara Berkarya Owner Griya Sehat Sejahtera Owner Sekolah Panahan 1 PENDAHULUAN Jika dahulu kewirausahaan merupakan bakat bawaan sejak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. Pemilihan Tanah Abang sebagai lokasi penelitian karena sekitar 80% pedagang yang memiliki

Lebih terperinci

Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Sukabumi Oleh Gurawan Dayona

Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Sukabumi Oleh Gurawan Dayona Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Sukabumi Oleh Gurawan Dayona M otivasi adalah suatu aktivitas memberikan dorongan pada sese orang supaya timbul

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Pengamatan dilakukan terhadap karyawan di Daerah Operasional II PT.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Pengamatan dilakukan terhadap karyawan di Daerah Operasional II PT. BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Pengamatan dilakukan terhadap karyawan di Daerah Operasional II PT. Kereta Api (Persero) Daop II Bandung Adapun Variabel-variabel yang akan diteliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Variabel Bebas Variabel bebas (X) dalam

Lebih terperinci

Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Mata Pelajaran Ekonomi

Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Mata Pelajaran Ekonomi Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Mata Pelajaran Ekonomi Ibnu Muchamad Romandhon (0712003) Mahasiswa Pendidikan Ekonomi IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Motivasi belajar dapat dilihat dari

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN (Studi Kasus di PT.Perkebunan Nusantara 1 Cot Girek)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN (Studi Kasus di PT.Perkebunan Nusantara 1 Cot Girek) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN (Studi Kasus di PT.Perkebunan Nusantara 1 Cot Girek) Syamsul Bahri, M.Si 1, Fatimah, ST, MT 2, Anita 3 Jurusan Teknik Industri Fakultas

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. khususnya pengaruh job description yaitu mengenai pengaruh job description

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. khususnya pengaruh job description yaitu mengenai pengaruh job description BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan manajemen sumber daya manusia khususnya pengaruh job description yaitu mengenai pengaruh job description terhadap

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 16 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran PT. Coca Cola Botling, Co adalah salah satu perusahaaan yang telah menerapkan program keselamatan dan kesehatan kerja, hal ini menunujukkan bahwa PT.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ditetapkan terlebih dahulu sebelum penelitian dilakukan. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. ditetapkan terlebih dahulu sebelum penelitian dilakukan. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian merupakan suatu rancangan kerja penelitian yang akan digunakan dalam penelitian, oleh karena itu rancangan penelitian harus ditetapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif, karena

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif, karena BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif, karena dalam memberikan gambaran atas suatu peristiwa atau gejala menggunakan alat bantu

Lebih terperinci

Pengaruh Mata Kuliah Kewirausahaan Terhadap Minat Mahasiswa Menjadi Wirausaha Pada Program Studi Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Pontianak

Pengaruh Mata Kuliah Kewirausahaan Terhadap Minat Mahasiswa Menjadi Wirausaha Pada Program Studi Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Pontianak Jurnal Eksos, Jul. 2011, hlm. 130-141 Vol. 7. N0. 2 ISSN 1693-9093 Pengaruh Mata Kuliah Kewirausahaan Terhadap Minat Mahasiswa Menjadi Wirausaha Pada Program Studi Administrasi Bisnis Politeknik Negeri

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata 1 (S1) Program Studi Pendidikan Akuntansi

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata 1 (S1) Program Studi Pendidikan Akuntansi STUDI TENTANG PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI FASILITAS BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP MATA KULIAH DASAR AKUNTANSI KEUANGAN I PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI DITINJAU DARI LINGKUNGAN SEKOLAH DAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 KLEGO BOYOLALI TAHUN AJARAN 2012/2013 JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. alat menemukan keterangan mengenai apa yang ingin diketahui. 1

BAB III METODE PENELITIAN. alat menemukan keterangan mengenai apa yang ingin diketahui. 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yaitu suatu proses menemukan pengetahuan dengan menggunakan data yang berupa angka sebagai alat menemukan

Lebih terperinci

PENGARUH DISIPLIN TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA RUMAH SAKIT PARU PROVINSI JAWA BARAT DI KABUPATEN CIREBON

PENGARUH DISIPLIN TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA RUMAH SAKIT PARU PROVINSI JAWA BARAT DI KABUPATEN CIREBON PENGARH DISIPLIN TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA RMAH SAKIT PAR PROVINSI JAWA BARAT DI KABPATEN CIREBON Oleh : MOCHAMMAD GNAWAN Dosen Fakultas Ekonomi NTAG Cirebon ABSTRAKSI Kedisiplinan merupakan kunci

Lebih terperinci

PROFESIONALISME GURU DITINJAU DARI MOTIVASI KERJA DAN PENGALAMAN MENGAJAR GURU PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI KECAMATAN MOJOLABAN TAHUN

PROFESIONALISME GURU DITINJAU DARI MOTIVASI KERJA DAN PENGALAMAN MENGAJAR GURU PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI KECAMATAN MOJOLABAN TAHUN PROFESIONALISME GURU DITINJAU DARI MOTIVASI KERJA DAN PENGALAMAN MENGAJAR GURU PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI KECAMATAN MOJOLABAN TAHUN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU MENCONTEK PADA SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI BADRAN NO. 123 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016

HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU MENCONTEK PADA SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI BADRAN NO. 123 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU MENCONTEK PADA SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI BADRAN NO. 123 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Vania Dwi Tristiana (14541084) Prodi : PGSD FKIP UNISRI ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2008 : 2), Metode Penelitian pada dasarnya

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2008 : 2), Metode Penelitian pada dasarnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Menurut Sugiyono (008 : ), Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah pemeriksaan pajak dan

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah pemeriksaan pajak dan BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah pemeriksaan pajak dan kepatuhan wajib pajak penghasilan. Penelitian ini akan dilaksanakan pada Kantor

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP SEMANGAT KERJA PADA GURU DAN KARYAWAN SMK PANCASILA 1 KUTOARJO

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP SEMANGAT KERJA PADA GURU DAN KARYAWAN SMK PANCASILA 1 KUTOARJO PENGARUH MOTIVASI TERHADAP SEMANGAT KERJA PADA GURU DAN KARYAWAN SMK PANCASILA 1 KUTOARJO Titik Buroidah Pendidikan Ekonomi, FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo buroidahtitik.gmail.com ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH INSENTIF DAN PROMOSI TERHADAP PRESTASI KERJA

PENGARUH INSENTIF DAN PROMOSI TERHADAP PRESTASI KERJA PENGARUH INSENTIF DAN PROMOSI TERHADAP PRESTASI KERJA (Studi Pada Karyawan PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Unit Pelayanan dan Jaringan Kabupaten sampang) Dhanang Bayu Pratama Bambang Swasto Sunuharyo

Lebih terperinci

HUBUNGAN DAYA TANGGAP TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN (Studi Kasus Pada Nasabah Tabungan Supa PT. BPR Sumber Pangasean Bandar Jaya) Oleh :

HUBUNGAN DAYA TANGGAP TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN (Studi Kasus Pada Nasabah Tabungan Supa PT. BPR Sumber Pangasean Bandar Jaya) Oleh : HUBUNGAN DAYA TANGGAP TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN (Studi Kasus Pada Nasabah Tabungan Supa PT. BPR Sumber Pangasean Bandar Jaya) Oleh : Suharto Email: hartoumm@gmail.com Fakultas Ekonomi, Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia, yang saat ini sudah mencapai lebih 200 juta jiwa, bertambah pula kebutuhan pangan, papan, lapangan kerja,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi era globalisasi saat ini, banyak tantangan harus dihadapi oleh

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi era globalisasi saat ini, banyak tantangan harus dihadapi oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menghadapi era globalisasi saat ini, banyak tantangan harus dihadapi oleh perusahaan dalam rangka memenangkan persaingan. Perusahaan kecil, menengah, maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap organisasi memiliki sumber daya manusia yang saling mendukung satu sama lain untuk mencapai tujuan organisasi. Sumber daya manusia sebagai tenaga penggerak

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT DELTOMED DI WONOGIRI

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT DELTOMED DI WONOGIRI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT DELTOMED DI WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi 1 PENGARUH INTENSITAS BELAJAR DAN POLA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI AKUNTANSI SMK BATIK 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013 JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. BAB III METODE PENELITIAN 3. Metode Penelitian Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode ini melihat keterkaitan dua variabel melalui analisa data yang dikemukakan

Lebih terperinci

BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Subjek Penelitian Dalam penelitian ini, pokok bahasan atau Variabel yang diteliti terdiri dari Variabel dependen, independen. Variabel dependen adalah Pemberdayaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian diferensial. Penelitian diferensial adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian diferensial. Penelitian diferensial adalah BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Rancangan penelitian dan prosedur penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian diferensial. Penelitian diferensial adalah membandingkan dua atau lebih kelompok

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITAN. dalam penelitian. Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITAN. dalam penelitian. Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang BAB III OBJEK DAN METODE PENELITAN 3.1 Objek Penelitian Objek Penelitian adalah proses yang mendasari pemilihan, pengolahan, dan penafsiran semua data yang berkaitan dengan apa yang menjadi objek di dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan tujuan untuk menemukan, menjelaskan, dan memperoleh gambaran keterkaitan antara motivasi diri dengan

Lebih terperinci

Berikut ini akan dijelaskan batasan variabel penelitian dan indikatornya, seperti dalam Tabel. 1, berikut ini:

Berikut ini akan dijelaskan batasan variabel penelitian dan indikatornya, seperti dalam Tabel. 1, berikut ini: METODA PENELITIAN Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada auditor internal IGE Timor Leste, alasannya bahwa IGE merupakan satu-satunya internal auditor pemerintah di Timor Leste. Desain Penelitian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. pejuang. Sedangkan usaha artinya kegiatan yang dilakukan terus-menerus dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. pejuang. Sedangkan usaha artinya kegiatan yang dilakukan terus-menerus dalam BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Karakteristik Kewirausahaan 2.1.1.1 Pengertian Kewirausahaan Secara harfiah wira artinya utama, gagah, luhur, berani, teladan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN an merupakan pukulan yang sangat berat bagi pembangunan Indonesia. ekonomi yang lebih besar justru tumbang oleh krisis.

BAB I PENDAHULUAN an merupakan pukulan yang sangat berat bagi pembangunan Indonesia. ekonomi yang lebih besar justru tumbang oleh krisis. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis moneter yang terjadi secara mendadak dan di luar perkiraan pada akhir 1990-an merupakan pukulan yang sangat berat bagi pembangunan Indonesia. Dampak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. TUJUAN Memahami konsep kewirausahaan Memahami kunci sukses kewirausahaan

I. PENDAHULUAN. TUJUAN Memahami konsep kewirausahaan Memahami kunci sukses kewirausahaan I. PENDAHULUAN TUJUAN Memahami konsep kewirausahaan Memahami kunci sukses kewirausahaan ABSTRAK Pilihan masa depan buat negara kita, dalam mengatasi persoalan tenaga kerja, tidak lain adalah membuka lapangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2011:117), populasi adalah wilayah generalisasi yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2011:117), populasi adalah wilayah generalisasi yang 43 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. LOKASI DAN SUBJEK PENELITIAN 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Yayasan Daarut Tauhiid yang beralamat di Jalan Gegerkalong Girang No. 38 Bandung. 2.

Lebih terperinci

PENGARUH PELATIHAN DALAM MENCIPTAKAN KARYAWAN PROFESIONAL UNTUK MENGHADAPI DAYA SAING

PENGARUH PELATIHAN DALAM MENCIPTAKAN KARYAWAN PROFESIONAL UNTUK MENGHADAPI DAYA SAING PENGARUH PELATIHAN DALAM MENCIPTAKAN KARYAWAN PROFESIONAL UNTUK MENGHADAPI DAYA SAING (Studi Kasus: Pelatihan Karyawan Tenaga Non Edukatif Universitas Widyatama) Oleh: Pipin Sukandi E-mail: pipin.sukandi@widyatama.ac.id

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN DI DEPOT PERTAMINA UNIT PEMASARAN VII POSO. Rahimudin Lubaid *)

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN DI DEPOT PERTAMINA UNIT PEMASARAN VII POSO. Rahimudin Lubaid *) PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN DI DEPOT PERTAMINA UNIT PEMASARAN VII POSO Rahimudin Lubaid *) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Pengertian Kewirausahaan Ilmu kewirausahaan adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang niilai, kemampuan (ability) dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang diperoleh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang diperoleh BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang diperoleh dari data primer dan sekunder penelitian. Data primer penelitian ini adalah hasil kuesioner

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. HEXINDO ADIPERKASA Tbk. CABANG BANJARMASIN. Erni Alfisah* dan Selamet Sutopo**

ANALISIS PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. HEXINDO ADIPERKASA Tbk. CABANG BANJARMASIN. Erni Alfisah* dan Selamet Sutopo** Al Ulum Vol.63 No.1 Januari 015 halaman 7-33 7 ANALISIS PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. HEXINDO ADIPERKASA Tbk. CABANG BANJARMASIN Erni Alfisah* dan Selamet Sutopo** ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 51 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Ari Kunto (1998:15), variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian, sedangkan tempat di mana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di RM Sederhana Palembang, Sumatra Selatan yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di RM Sederhana Palembang, Sumatra Selatan yang 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di RM Sederhana Palembang, Sumatra Selatan yang beralamat di Jl. Demang. Pemilihan lokasi didasarkan pada pertimbangan bahwa

Lebih terperinci

ANALISIS KETERKAITAN ANTARA NILAI NILAI RELIGI DALAM PENGHAYATAN IMAN DENGAN CIRI-CIRI ENTREPRENEURSHIP PADA ENTREPRENEUR DI WILAYAH JAKARTA SELATAN

ANALISIS KETERKAITAN ANTARA NILAI NILAI RELIGI DALAM PENGHAYATAN IMAN DENGAN CIRI-CIRI ENTREPRENEURSHIP PADA ENTREPRENEUR DI WILAYAH JAKARTA SELATAN ANALISIS KETERKAITAN ANTARA NILAI NILAI RELIGI DALAM PENGHAYATAN IMAN DENGAN CIRI-CIRI ENTREPRENEURSHIP PADA ENTREPRENEUR DI WILAYAH JAKARTA SELATAN Fajar Puthera 0700704671 ABSTRAK Nilai-nilai religi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KREATIVITAS BERWIRAUSAHA DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA PERBENGKELAN OTOMOTIF SISWA SMK

HUBUNGAN ANTARA KREATIVITAS BERWIRAUSAHA DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA PERBENGKELAN OTOMOTIF SISWA SMK 226 HUBUNGAN ANTARA KREATIVITAS BERWIRAUSAHA DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA PERBENGKELAN OTOMOTIF SISWA SMK Maun Sugiarto 1, Inu H. Kusuma 2, Tatang Permana 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas

Lebih terperinci

Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan pada Perusahaan Susu Aneka Rasa Mommy Cow Tulungagung

Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan pada Perusahaan Susu Aneka Rasa Mommy Cow Tulungagung Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan pada Perusahaan Susu Aneka Rasa Mommy Cow Tulungagung Tontowi Jauhari Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Kadiri Jl. Selomangleng No. 1 Kediri, Jawa Timur

Lebih terperinci

HUBUNGAN MINAT BERWIRAUSAHA DENGAN PRESTASI PRAKTIK KERJA INDUSTRI SISWA KELAS XII TEKNIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 ADIWERNA KABUPATEN TEGAL TAHUN AJARAN

HUBUNGAN MINAT BERWIRAUSAHA DENGAN PRESTASI PRAKTIK KERJA INDUSTRI SISWA KELAS XII TEKNIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 ADIWERNA KABUPATEN TEGAL TAHUN AJARAN HUBUNGAN MINAT BERWIRAUSAHA DENGAN PRESTASI PRAKTIK KERJA INDUSTRI SISWA KELAS XII TEKNIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 ADIWERNA KABUPATEN TEGAL TAHUN AJARAN 2008/2009 Isky Fadli Fu adi Prodi Pendidikan Teknik

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEDISIPLINAN KARYAWAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

KARYA ILMIAH FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEDISIPLINAN KARYAWAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA KARYA ILMIAH FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEDISIPLINAN KARYAWAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Oleh: MUHAMMAD FERY PASIFIK B10010048 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM STUDI MANAJEMEN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya kompetisi antarnegara di dunia sebagai akibat. tumbuhnya era perdagangan bebas menyebabkan semakin meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya kompetisi antarnegara di dunia sebagai akibat. tumbuhnya era perdagangan bebas menyebabkan semakin meningkatnya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Relakang Penelitian Berkembangnya kompetisi antarnegara di dunia sebagai akibat tumbuhnya era perdagangan bebas menyebabkan semakin meningkatnya kebutuhan terhadap kualitas

Lebih terperinci

PENERAPAN HASIL BELAJAR KEWIRAUSAHAAN PADA PRAKTEK MANAJEMEN USAHA BOGA

PENERAPAN HASIL BELAJAR KEWIRAUSAHAAN PADA PRAKTEK MANAJEMEN USAHA BOGA 9 PENERAPAN HASIL BELAJAR KEWIRAUSAHAAN PADA PRAKTEK MANAJEMEN USAHA BOGA Ayu Legianasari 1, Sudewi 2, dan Tati Setiawati 3 Abstrak: Penelitian ini dilatarbelakangi oleh ketertarikan penulis pada Mata

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Untuk mengetahui hubungan antara self-efficacy dengan kesiapan dalam menghadapi dunia kerja, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemimpin. Setiap pemimpin perlu memiliki aspek-aspek kepribadian yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. pemimpin. Setiap pemimpin perlu memiliki aspek-aspek kepribadian yang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepemimpinan yang efektif sangat dipengaruhi oleh kepribadian pemimpin. Setiap pemimpin perlu memiliki aspek-aspek kepribadian yang dapat menunjang usahanya

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ditujukan untuk meneliti objek-objek yang terlibat dalam

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ditujukan untuk meneliti objek-objek yang terlibat dalam BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ditujukan untuk meneliti objek-objek yang terlibat dalam penelitian, adapun pengertian objek penelitian menurut Sugiyono (2006:13)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metode penelitian adalah strategi umum yang dianut dalam pengumpulan dan analisis data yang diperlukan guna menjawab persoalan yang dihadapi.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian. Metode BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian. Metode merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dilakukan berdasarkan hasil perhitungan kuantitatif untuk

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dilakukan berdasarkan hasil perhitungan kuantitatif untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang dilakukan berdasarkan hasil perhitungan kuantitatif untuk dideskripsikan

Lebih terperinci

PENGARUH KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATAKULIAH AKUNTANSI BIAYA II MAHASISWA FKIP AKUNTANSI UMS ANGKATAN 2012

PENGARUH KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATAKULIAH AKUNTANSI BIAYA II MAHASISWA FKIP AKUNTANSI UMS ANGKATAN 2012 PENGARUH KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATAKULIAH AKUNTANSI BIAYA II MAHASISWA FKIP AKUNTANSI UMS ANGKATAN 2012 Usulan Penelitian Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan teoritis pada Bab II, maka langkah berikutnya pada Bab III ini adalah menguji

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 58 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang penulis lakukan ini bertempat di SMPN 2 Banjar Margo. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah

Lebih terperinci

Kewirausahaan I. Berisi tentang Konsepsi Dasar Kewirausahaan. Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom. Modul ke: Fakultas Fakultas Ilmu Komputer

Kewirausahaan I. Berisi tentang Konsepsi Dasar Kewirausahaan. Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom. Modul ke: Fakultas Fakultas Ilmu Komputer Modul ke: Kewirausahaan I Berisi tentang Konsepsi Dasar Kewirausahaan. Fakultas Fakultas Ilmu Komputer Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom Program Studi Sistem Informasi www.mercubuana.ac.id Hakikat dan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan menganalisis hubungan antara pelatihan dengan produktivitas

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan menganalisis hubungan antara pelatihan dengan produktivitas BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini akan menganalisis hubungan antara pelatihan dengan produktivitas tenaga kerja. Yang menjadi objek penelitian atas masalah yang telah

Lebih terperinci