BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri di Indonesia dewasa ini semakin banyak dan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri di Indonesia dewasa ini semakin banyak dan"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan industri di Indonesia dewasa ini semakin banyak dan beraneka ragam, mulai dari industri berskala besar hingga industri dengan skala kecil seperti industri rumah tangga. Persainganpun semakin ketat antara industri yang baru dengan industri yang sudah ada. Mereka mencoba untuk menghasilkan produk produk yang berkualitas. Sebagai salah satu pelaku ekonomi, perusahaan dihadapkan pada pemenuhan kebutuhan masyarakat. Setiap perusahaan pada umumnya mencari tahu apa yang dibutuhkan masyarakat. Dalam hal ini kriteria barang atau jasa apa yang dibutuhkan oleh konsumen. Dengan adanya informasi mengenai barang atau jasa yang dibutuhkan oleh konsumen maka perusahaan bisa melakukan proses produksi. Pada umumnya perusahaan memproduksi barang atau jasa dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Akan tetapi tujuan secara khusus perusahaan memproduksi barang atau jasa yaitu untuk mendapatkan laba atau keuntungan. Laba atau keuntungan diperoleh dari hasil penjualan barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan. Agar produk tersebut dapat dijual maka perusahaan tersebut harus menetapkan harga produk tersebut. Harga merupakan salah satu bagian dari bauran pemasaran yaitu product, price, place, promotion. Pengertian harga adalah besarnya nilai atau rupiah untuk sebuah produk. Harga merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan, karena harga menentukan seberapa besar keuntungan yang 1

2 2 akan diperoleh perusahaan dari penjualan produknya. Menetapkan harga terlalu tinggi akan menyebabkan penjualan akan menurun namun jika harga terlalu rendah akan mengurangi keuntungan yang dapat diperoleh perusahaan atau tidak bisa menutupi biaya yang dikeluarkan. Oleh karena itu bagi seorang manajer pemasaran harus menetapkan harga yang tepat agar produk bisa terjual sehingga tercapainya tujuan perusahaan. PT. INTI (Industri Telekomunikasi) merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang telekomunikasi. Perusahaan ini menghasilkan produk produk yang berkaitan dengan alat alat komunikasi. Ditengah kondisi perkembangan teknologi yang sangat pesat INTI telah melakukan perubahan mendasar ruang lingkup bisnis inti dari manufaktur menjadi penyedia jasa engineering solution, khususnya Sistem Infokom dan Integrasi Teknologi, atau yang lebih dikenal dengan istilah ISTI (Infocom System & Technology Integration). Pada awal tahun 2005 PT. INTI membuat program pengoptimalisasian aset perusahaan. Dalam hal ini perusahaan mencoba mengoptimalkan aset terutama aktiva tetap berupa lahan, ruangan perkantoran, gudang dan aula. Dalam rangka mengoptimalkan aset khususnya aktiva tetap tersebut, maka perusahaan mencoba untuk menyewakan tempat tempat seperti lahan, ruangan kantor, gudang dan aula. Dari total lahan perusahaan ini sekitar M2 yang sudah optimal sekitar M2 dan sisanya sekitar 24000M2 belum optimal. Hal tersebut yang mendorong perusahaan untuk menyewakan baik lahan, bangunan, ruangan kantor ataupun aula yang ada. Dalam hal ini bisnis sewa ruangan ini bukan merupakan sumber utama pendapatan perusahaan tetapi merupakan sumber pendapatan tambahan bagi

3 3 perusahaan. Walaupun bisnis penyewaan bangunan ini sudah menjamur dan persaingan semakin ketat namun tidak menjadi hambatan bagi perusahaan ini untuk mengembangkan bisnis ini. Ditengah ketatnya persaingan biasanya harga menjadi salah satu factor yang sangat penting yang bisa mempengaruhi tingkat penjualan suatu produk baik barang ataupun jasa. Perusahaan tidak boleh menetapkan harga secara sembarang karena bisa mengakibatkan produk tidak laku di pasaran, maka dalam hal ini perusahaan harus membuat strategi dalam menetapkan harga sewa bangunan ini secara efektif sehingga produk dapat laku dipasaran. Berdasarkan keterangan keterangan yang telah dibahas diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Tinjauan Strategi Penetapan Harga Sewa Bangunan dalam Rangka Optimalisasi Aset di PT. INTI. 1.2 Identifikasi Masalah Dalam hal ini penulis mencoba untuk mengidentifikasi masalah mengenai: 1. Bagaimana strategi penetapan harga sewa bangunan di PT. INTI? 2. Apa masalah masalah yang biasa terjadi dalam penetapan harga sewa bangunan di PT. INTI? 3. Bagaimana solusi untuk mengatasi masalah yang terjadi dalam penetapan harga sewa bangunan di PT. INTI?

4 4 1.3 Maksud dan Tujuan Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui bagaimana strategi penetapan harga sewa bangunan di PT. INTI? 2. Untuk mengetahui masalah masalah yang terjadi dalam penetapan harga sewa bangunan di PT. INTI? 3. Untuk mengetahui bagaimana solusi untuk menyelesaikan masalah masalah dalam penetapan harga sewa bangunan di PT. INTI? 1.4 Manfaat Laporan 1. Bagi penulis Dengan adanya laporan ini maka bisa menambah wawasan atau pengetahuan yang lebih banyak. Penulis bisa mengetahui bagaimana pengaplikasikan teori teori yang dipelajari di perkuliahan dengan kenyataan yang ada di perusahaan. Penulis bisa mengetahui hal- hal mengenai dunia kerja. 2. Bagi perusahaan Dengan adanya laporan ini maka bisa menjadi sumber informasi yang bermanfaat untuk proses pengambilan keputusan perusahaan dalam menetapkan harga. 3. Bagi Pihak Lain Dengan adanya laporan ini maka bisa menjadi masukan atau bermanfaat bagi pihak lain yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai masalah ini.

5 5 1.5 Metodologi Penelitian 1. Penelitian lapangan (field research) a. Observasi Untuk mendapatkan data data yang diperlukan penulis maka penulis mencoba untuk melakukan penelitian dilapangan yaitu dengan melakukan observasi. Observasi merupakan sebuah proses pengamatan dan pencataan sistematis secara langsung atas fenomena fenomena objek yang diselidiki. b. Wawancara Merupakan tanya jawab yang terencana antara pewawancara dengan orang yang diwawanca dengan tujuan untuk mendapatkan informasi. 2. Penelitian kepustakaan (library research) Dalam hal ini dimana penulis mencoba untuk mecari literatur atau data-data yang mendukung untuk mempermudah pembahasan masalah yang diteliti. 1.6 Lokasi dan Waktu Kerja Praktik Penulis melakukan kerja praktik di PT. INTI (Industri Telekomunikasi) yang berlokasi di Jl. Moch. Toha no.77 Bandung. Penelitian ini dilakukan mulai dari tanggal 29 Juli 2008 sampai dengan tanggal 29 Agustus 2008.

6 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. MANAJEMEN PEMASARAN Pengertian Manajemen Pemasaran Manajemen pemasaran berasal dari dua kata yaitu manajemen dan pemasaran. Adapun pengertian manajemen dan sebagai berikut: Menurut Ismail solihin (2004;105) dalam buku Kamus Pemasaran menjelaskan bahwa manajemen adalah Proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian berbagai aktivitas manusia dan sumber daya manajemen dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Sedangkan pengertian pemasaran menurut para ahli adalah sebagai berikut: Menurut Philip Kotler (2006;2) menyatakan: Pemasaran adalah Ilmu dan seni menjelajahi, menciptakan dan menyampaikan nilai nilai untuk memuaskan kebutuhan pasar sasaran (target market) demi laba. Menurut Djaslim Saladin (2004;2) dalam buku Manajemen pemasaran menyatakan: Pemasaran adalah Suatu proses sosialisasi dan manajerial dari Individu dan kelompok untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaran (nilai) produk dengan yang lain.

7 7 Menurut M. Mursid (2003: 26) dalam buku manajemen pemasaran menyatakan bahwa: Pemasaran tidak lain dari pada suatu proses perpindahan barang atau jasa dari tangan produsen ke konsumen. Atau dapat dikatakan pula bahwa pemasaran adalah semua kegiatan usaha yang bertalian dengan arus penyerahan barang dan jasa jasa dari produsen ke konsumen. Dalam hal ini penulis menyimpulkan bahwa pengertian manajemen pemasaran adalah Suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian berbagai aktivitas membuat konsep produk, harga, promosi dan distribusi sehingga dapat menciptakan pertukaran yang mampu memuaskan kebutuhan pasar sasaran Proses Pemasaran Proses utama dalam pemasaran menurut Philip Kotler (2006;3) adalah: a. Mengidentifikasi peluang b. Mengembangkan produk baru c. Menarik customer d. Mempertahankan customer Tujuan Pemasaran Tujuan dari pemasaran menurut Philip Kotler (2006;13) antara lain: a. Pemasaran bertujuan untuk menjual apapun produk perusahaan pada siapapun.

8 8 b. Untuk menciptakan produk yang memenuhi kebutuhan yang sudah jelas dari pasar sasaran yang sudah jelas pula. c. Untuk meningkatkan standar kehidupan dan kualitas hidup di dunia ini Bauran Pemasaran Menurut Kotler & Armstrong (2004;78) menyatakan: Bauran pemasaran adalah serangkaian alat pemasaran taktis yang dapat dikendalikan produk, harga, tempat(distribusi), dan promosi yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan perusahaan dalam pasar sasaran. Menurut Kotler & Armstrong (2004;79) menyatakan bahwa bauran pemasaran dapat digolongkan menjadi empat kelompok variable yaitu: 1. Product (produk) Produk berarti kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan kepada pasar sasaran. Menurut Kotler & Armstrong (2004;337) mendefinisikan pengertian produk dan jasa antara lain: Produk adalah semua yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan pemakainya. Jasa adalah berbagai kegiatan atau manfaat yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak menghasilkan perpindahan kepemilikan.

9 9 2. Price (harga) Harga adalah jumlah uang yang harus dibayarkan oleh pelanggan untuk membeli produk. 3. Place (distribusi) Distribusi mencangkup aktivitas perusahaan untuk menyediakan produk bagi konsumen sasaran. 4. Promotion (promosi) Promosi berarti aktivitas yang mengkomunikasikan keunggulan produk dan membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya. Menurut Philip Kotler (2006;89) dalam buku According to Kotler menyatakan bahwa ada tiga P lain yang diusulkan sebagai panduan bagi pemasaran jasa atau pelayanan selain product, price, place dan promotion antara lain: Personnel (personel) adalah P pertama, dimana penyedia jasa harus menyediakan kesan yang istimewa. Process (proses) adalah P kedua, dimana jasa dapat diberikan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, makanan direstoran dapat dihidangkan secara table service, prasmanan, dan antar ke rumah. Physical Evidence (bukti fisik) menyarankan agar pemasar jasa berusaha menyampaikan penawaran secara kasat mata melalui sertifikat, tiket, logo, dan lain-lain.

10 HARGA Pengertian Harga Harga merupakan salah satu bagian dari marketing mix yaitu produk, harga, promosi dan distribusi. Dalam bayangan orang orang harga merupakan uang yang dibayarkan atas suatu barang atau jasa yang diterima. Daftar harga memang sering menjadi perhatian saat membeli barang atau jasa. Namun yang dinamakan harga adalah lebih luas dari sekedar daftar harga. Menurut Kotler & Armstrong (2004;430) menyatakan: Harga adalah Sejumlah uang yang dibayarkan atas barang dan jasa atau jumlah nilai yang konsumen tukarkan dalam rangka mendapatkan manfaat dari memiliki atau menggunakan barang atau jasa Faktor-Faktor yang Harus Dipertimbangkan Ketika Menetapkan Harga 1. Faktor internal yang mempengaruhi keputusan penetapan harga Menurut Kotler & Armstrong (2004;433) ada beberapa faktor internal yang harus dipertimbangkan ketika menetapkan harga antara lain: a. Tujuan tujuan pemasaran Adapun tujuan-tujuan pemasaran pada umumnya adalah: Kelangsungan hidup: Untuk menjaga agar pabrik terus berjalan, perusahaan dapat menetapkan harga yang rendah, dengan harapan meningkatkan permintaan. Dalam kasus itu, laba menjadi kurang penting dibandingkan kelangsungan

11 11 hidup. Sepanjang harga mereka dapat menutup biaya variabel dan sebagian biaya tetap, bisnis mereka dapat bertahan. Maksimalisasi laba sekarang: Banyak perusahaan menggunakan maksimalisasi laba (current profit maximization) sebagai sasaran penetapan harga. Mereka memperkirakan permintaan dan biaya pada harga harga yang berbeda dan memilih harga yang akan menghasilkan laba, aliran kas, tingkat pengembalian investasi (ROI) sekarang yang maksimum. Kepemimpinan pangsa pasar (market share leadership): Perusahaan-perusahaan lain ingin mendapatkan kepemimpinan pangsa pasar (market share leadership). Mereka percaya bahwa perusahaan yang memiliki pangsa pasar terbesar akan menikmati biaya terendah dan laba jangka panjang terbesar. Untuk menjadi pemimpin pangsa pasar, perusahaan-perusahaan tersebut menetapkan harga serendah mungkin. Kepemimpinan kualitas produk: Perusahaan dapat memutuskan untuk meraih kepemimpinan kualitas produk (product quality leadership). Keputusan tersebut umumnya menghendaki penetapan harga yang tinggi untuk menutup kualitas kinerja yang lebih tinggi dan biaya litbang yang tinggi.

12 12 b. Strategi bauran pemasaran Harga hanyalah salah satu dari peralatan bauran pemasaran yang digunakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan-tujuan pemasarannya. Keputusan keputusan harga harus dikoordinasikan dengan keputusan keputusan desain produk, distribusi, promosi, personel, proses dan Physical Evidence (bukti fisik) untuk membentuk program pemasaran yang konsisten dan efektif. Berbagai keputusan yang dibuat untuk variabel variabel bauran pemasaran lain bisa mempengaruhi keputusan penetapan harga. Perusahaan perusahaan sering memposisikan produkproduk mereka berdasarkan harga dan kemudian mendasarkan keputusan-keputusan bauran pemasaran yang lain pada hargaharga yang ingin mereka kenakan. Disini harga merupakan faktor penentu keberhasilan positioning produk yang dapat mendefinisikan pasar, persaingan, dan desain produk tersebut. c. Biaya Biaya menjadi landasan bagi harga yang dapat perusahaan tetapkan atas produk produknya. Perusahaan ingin menetapkan harga yang menutupi semua biaya untuk memproduksi, mendistribusikan dan menjual produk tersebut dan menghasilkan tingkat hasil investasi yang memadai atas semua upaya dan resiko yang ditanggung. Biaya yang ditanggung bisa menjadi unsur penting dalam strategi penetapan harga.

13 13 Berbagai jenis biaya yaitu pertama biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah-ubah mengikuti perubahan tingkat produksi atau penjualan. Kedua biaya variabel adalah biaya yang berubah-ubah secara langsung mengikuti perubahan tingkat produksi. d. Pertimbangan-pertimbangan organisasional Manajemen harus memutuskan siapa di dalam organisasi tertentu yang harus menetapkan harga. Perusahaan-perusahaan menangani penentuan harga dalam berbagai cara. Pihak yang mempunyai pegaruh pada penetapan harga meliputi para manajer penjualan, manajer produksi, manajer keuangan dan akuntan. 2. Faktor-Faktor Eksternal yang Mempengaruhi keputusan Penetapan Harga Menurut Kotler & Armstrong (2004;433) ada beberapa faktor eksternal yang harus dipertimbangkan ketika menetapkan harga antara lain: a. Pasar dan Permintaan Dalam bagian ini kami menjelaskan bagaimana hubungan harga-permintaan akan berubah-ubah mengikuti pasar yang berbeda-beda dan bagaimana persepsi pembeli terhadap harga mempengaruhi keputusan penetapan harga yang berbeda-beda pula.:

14 14 Penetapan harga pada jenis pasar yang berbeda-beda Kebebasan penjual dalam menentukan harga itu beragam tergantung pada jenis pasar yang berbeda. Para ekonom mengenali adanya empat jenis pasar, yang masing-masing menghadirkan tantangan penetapan harga yang berbeda pula. Persaingan murni yaitu pasar yang terdiri dari banyak pembeli dan banyak penjual yang memperdagangkan komoditas yang seragam. Tidak ada pembeli dan penjual tunggal yang mempunyai pengaruhi besar pada harga pasar yang berlaku. Seorang penjual tidak dapat menetapkan harga tinggi dari pada harga yang berlaku di pasar karena pembeli dapat memperoleh sebanyak yang mereka butuhkan. Begitu juga tidak ada seorang penjual pun yang menetapkan harga lebih rendah dari pada harga pasar karena mereka dapat menjual sebanyak yang mereka inginkan pada harga yang berlaku tersebut. Persaingan monopolistik yaitu pasar terdiri dari banyak pembeli dan penjual yang berdagang pada kisaran harga tertentu bukan pada harga satu pasar. Kisaran harga terjadi karena penjual dapat melakukan diferensiasi atas tawarannya kepada para pembeli. Persaingan oligopoli yaitu pasar terdiri dari sedikit penjual yang sensitive pada penetapan harga dan strategi pemasaran yang dilakukan pesaing. Di pasar mungkin

15 15 hanya sedikit penjual karena sulit bagi penjual baru untuk masuk ke pasar. Masing masing penjual bersikap waspada terhadap strategi dan langkah pesaing. Monopoli murni pasar yang terdiri dari satu penjual. Penjual itu mungkin saja sebuah pemerintah, monopoli swasta yang diatur dengan undang undang, dan monopoli swasta yang tidak diatur oleh undang undang. Persepsi konsumen terhadap harga dan nilai Pada akhirnya konsumen akan memutuskan pantas atau tidaknya harga produk. Keputusan-keputusan penetapan harga seperti keputusan-keputusan bauran pemasaran lainnya harus berorientasi pada pembeli. Ketika para konsumen membeli produk, mereka menukar sesuatu yang bernilai (harga) untuk mendapatkan sesuatu yang bernilai (manfaat dari atau menggunakan produk tersebut). Penetapan harga yang efektif dan yang berorientasi pada pembeli melibatkan pemahaman tentang seberapa besar nilai yang konsumen tempatkan pada manfaat-manfaat yang mereka terima dari produk tersebut dan penetapan harga yang cocok dengan nilai itu. Menganalisis hubungan harga dengan permintaan Tiap-tiap harga yang mungkin perusahaan tetapkan akan membawa ke tingkatan permintaan yang berbeda-beda. Hubungan antara harga yang ditetapkan dan tingkat

16 16 permintaan yang dihasilkan ditujukan pada kurva permintaan. Dalam kasus normal, permintaan dan harga berhubungan secara terbalik yakni semakin tinggi harga semakin rendah permintaan. Dengan demikian perusahaan akan menjual lebih sedikit jika menaikan harga dari P1 ke P2. Pendek kata konsumen yang memiliki anggaran terbatas mungkin akan membeli sesuatu lebih sedikit jika harganya terlalu mahal. Elastisitas permintaan terhadap harga Para pemasar juga harus mengetahui tentang elastisitas harga seberapa besar tanggapan permintaan atas perubahan harga. Jika permintaan sulit berubah ketika harga sedikit berubah, kita katakan permintaan inelastis. Jika permintaan banyak berubah kita katakan permintaan elastis. Elastisitas permintaan terhadap harga ditujukan dengan rumus berikut: b. Biaya, Harga, dan Tawaran pesaing Faktor eksternal lainnya yang mempengaruhi keputusan keputusan penetapan harga adalah biaya dan harga pesaing serta reaksi yang mungkin dilakukan oleh pesaing atas langkah langkah penetapan harga yang dilakukan perusahaan tertentu. c. Faktor Faktor Eksternal lainnya

17 17 Ketika menetapkan harga perusahaan juga harus mempertimbangkan faktor faktor lain dalam lingkungan ekternalnya, kondisi perekonomian dapat berdampak kuat pada strategi strategi penetapan harga oleh perusahaan. Faktor ekonomi seperti ledakan bom atau resesi, inflasi, dan tingkat suku bunga mempengaruhi keputusan penetapan harga karena factor faktor tersebut mempengaruhi baik biaya untuk memproduksi maupun persepsi konsumen mengenai harga dan nilai produk Pendekatan Umum Penetapan Harga Pendekatan umum penetapan harga menurut Kotler & Armstrong (2004;447) antara lain: A. Penetapan Harga Berdasarkan Biaya Penetapan Harga Berdasar Biaya-Plus Adalah penetapan harga dengan cara menambahkan bagian laba (markup) standar ke biaya produk. Untuk mengambarkan penetapan harga berdasarkan markup, umpamakan sebuah pabrikan alat pemanggan roti mempunyai biaya dan perkirakan penjualan sebagai berikut: Biaya variabel 10 Biaya tetap Penjualan unit yang diharapkan Maka biaya pabrikan tersebut per pemanggang ditujukan dengan Biaya unit

18 18 Sekarang umpamakan pabrikan tersebut ingin mendapatkan markup sebesar 20 persen dari penjualan. Harga berdasarkan markup bagi pabrikan tersebut adalah Pabrikan akan menjual produknya ke para dealer dengan harga $20 per pemanggang dan mendapatkan laba $4 per unit. Penetapan harga markup berhasil hanya jika harga tersebut secara aktual menghasilkan tingkat penjualan yang seperti diharapkan. Penetapan Harga Titik Impas (Penetapan Harga Sasaran) Adalah menetapkan harga pada titik impas atas biaya pembuatan dan pemasaran sebuah produk atau menetapkan harga untuk menghasilkan laba sasaran. Penetapan harga sasaran menggunakan konsep grafik titik impas (break-even chart), yang menunjukan biaya total dan penerimaan total yang diharapkan pada tingkatan volume penjualan yang berbeda-beda. B. Penetapan Harga Berdasarkan Nilai Penetapan harga berdasarkan nilai adalah menetapkan harga berdasarkan persepsi pembeli tentang nilai, bukannya pada biaya yang ditanggung penjual. Harga dipertimbangkan bersama dengan variabelvariabel bauran pemasaran lainnya sebelum program pemasaran ditetapkan. Perusahaan menyusun harga sasaran berdasarkan persepsi pelanggan tentang nilai produk. Nilai dan harga sasaran kemudian menentukan

19 19 keputusan-keputusan mengenai desain produk dan berapa biaya yang dapat dikeluarkan. Sebagai hasilnya penetapan harga bermula dari penganalisis kebutuhan konsumen dan persepsi terhadap nilai dan harga ditetapkan sesuai persepsi konsumen tentang nilai. C. Penetapan Harga berdasarkan Persaingan Penetapan harga berdasarkan persaingan adalah penetapan harga berdasarkan harga yang berlaku (going-rate pricing), dimana perusahaan mendasarkan harga produknya terutama pada harga yang ditetapkan oleh para pesaing, dengan sedikit sekali memperhatikan biaya yang dikeluarkannya ataupun permintaan. Perusahaan tertentu mungkin menetapkan harga yang sama, lebih tinggi, atau lebih rendah daripada yang ditetapkan oleh pesaing utamanya Strategi Strategi Penetapan Harga Strategi harga merupakan salah satu strategi pemasaran. Penentuan harga yang tepat dapat meningkatkan faktor faktor keunggulan bersaing secara keseluruhan. Harga yang diterapkan oleh pesaing harus dipantau secara terus menerus, sehingga perusahaan tetap berada dijalur yang seimbang di pasar yang sama sesuai harga yang terbentuk pada rata rata industri sejenis. Menurut Kotler & Armstrong (2004;467) Macam macam strategi penetapan harga antara lain sebagai berikut: A. Strategi-Strategi Penetapan Harga Produk Baru 1. Penentuan harga mengambil sebagian pasar (market skiming pricing).

20 20 Menurut Kotler&Armstrong (2004;467) penentuan harga mengambil sebagian pasar adalah Menetapkan harga tinggi atas produk baru guna mengambil pendapatan yang maksimum lapisan demi lapisan segmen yang mampu membayar harga tinggi tersebut; perusahaan mendapatkan lebih sedikit penjualan tetapi lebih besar labanya. Mengambil sebagian pasar layak dilakukan hanya di bawah kondisi tertentu. Pertama, kualitas dan citra produk tersebut harus mampu mendukung penjualan dengan harga tinggi, dan harus cukup banyak pembeli yang menginginkan produk tersebut dengan harga tinggi. Kedua, biaya memproduksi dalam volume yang lebih kecil tidak boleh terlalu tinggi sehingga biaya tersebut tidak menghalangi keuntungan yang diperoleh dari memasang harga tinggi. Terakhir, para pesaing harus tidak mampu dengan mudah masuk ke pasar dan memotong harga tinggi tersebut. 2. Penetapan Harga Penetrasi Pasar Menurut Kotler&Armstrong (2004;468) penetapan harga penetrasi pasar adalah: Menetapkan harga rendah untuk produk baru supaya dapat menarik banyak sekali pembeli dan memperoleh pangsa pasar yang besar. Beberapa kondisi harus dipenuhi agar strategi penetapan harga rendah dapat berhasil. Pertama, pasar harus sangat sensitif terhadap harga sehingga harga yang lebih rendah menghasilkan pertumbuhan pasar yang lebih besar. Kedua, biaya biaya produksi dan distribusi harus turun ketika volume penjualan meningkat. Terakhir, harga rendah

21 21 harus membantu mencegah masuknya pesaing, dan perusahaan yang menggunakan strategi penetapan harga penetrasi harus mempertahankan posisi harga rendah, jika tidak, keunggulan di bidang harga mungkin sifatnya hanya sementara. B. Strategi Penetapan Harga Bauran Produk Menurut Kotler&Armstrong (2004;469) penetapan harga bauran produk adalah: Menetapkan tingkatan tingkatan harga diantara berbagai produk dalam sebuah lini produk yang berdasarkan pada perbedaan perbedaan biaya diantara produk produk tersebut, evaluasi pelanggan terhadap fitur fitur yang berbeda beda dan harga harga para pesaing. Strategi strategi penetapan harga bauran produk terdiri dari: a. Penetapan harga lini produk Menetapkan tingkatan tingkatan harga diantara item item produk dalam lini produk. b. Penetapan harga produk opsional Menetapkan harga produk opsional (tambahan) atau produk aksesoris yang dijual besarnya dengan produk utama. c. Penetapan harga produk kaptif atau produk inti Menetapkan harga produk yang harus diterapkan pada produk pertama. d. Penetapan harga produk sampingan Menetapkan harga produk produk sampingan dalam rangka membuat harga produk utama lebih kompetetif. e. Penetapan harga produk bundelan produk

22 22 Menggabungkan beberapa produk dan menawarkan bundelan produk tersebut dengan potongan harga. C. Strategi Penyesuaian Harga a. Penetapan harga diskon dan pengurangan harga Diskon tunai (cash discount) Pengurangan harga bagi pembeli yang membayar tagihan mereka lebih awal. Diskon jumlah Pengurangan harga bagi pembeli yang membeli dalam volume yang besar. Diskon Fungsional (Functional discount) Pengurangan harga yang ditawarkan oleh penjual kepada anggota anggota saluran pedagang yang menjalankan fungsi fungsi tertentu seperti menjual, menyimpan, dan menyelenggarakan pelaporan. Diskon musiman (season discount) Pengurangan harga bagi pembeli yang membeli barang dagangan atau jasa di luar musim. Potongan harga (allowance) Uang promosi yang dibayarkan oleh pabrikan kepada para pengecer sebagai imbalan atas kesepakatan untuk menampilkan produk produk pabrikan dalam cara tertentu. b. Penetapan harga tersegmen

23 23 Menurut Kotler & Armstrong (2004;474) pengertian penetapan harga tersegmen adalah: Menjual produk atau jasa pada dua atau lebih harga dimana perbedaan harganya tidak didasarkan pada perbedaan perbedaan biaya. Penetapan harga bentuk produk Versi versi produk yang berbeda diberi harga secara berbeda tetapi tidak berdasarkan perbedaan perbedaan biaya. Penetapan harga lokasi. Perusahaan menetapkan harga yang berbeda untuk lokasi lokasi yang berbeda, walaupun biaya dalam rangka memberikan penawaran di masing masing lokasi adalah sama. Penetapan harga waktu. Perusahaan meragamkan harga berdasarkan musim, bulan, hari, dan bahkan jam. Agar penetapan harga tersegmen dapat menjadi strategi yang efektif, kondisi kondisi tertentu harus ada. Pasar harus dapat di segmenkan dan segmen segmen yang ada harus memperlihatkan tingkat permintaan yang berbeda. Penetapan harga tersegmentasi harus mencerminkan perbedaan perbedaan yang nyata atas nilai yang dipersepsikan oleh pelanggan. Kalau tidak, untuk jangka panjang, praktek itu akan berakibat pada kebencian dan anti pati pelanggan. c. Penetapan Harga Psikologis

24 24 Menurut Kotler & Armstrong (2004;475) penetapan harga psikologis adalah Merupakan sebuah pendekatan penetapan harga dan tidak semata mata harga ekonomi harga digunakan untuk menyatakan sesuatu tentang produk. Sebuah aspek lain dari penetapan harga psikologis adalah harga acuan. Harga acuan merupakan harga yang lekat di benak pembeli dan mereka gunakan sebagai acuan ketika dan melihat produk tertentu. Harga acuan bisa dibentuk dengan mencatat harga harga sekarang dengan mengingat harga harga masa lalu, atau mengkaji situasi pembelian. Para penjual dapat mempengaruhi atau menggunakan harga harga acuan konsumen tersebut ketika menetapkan harga. d. Penetapan Harga Promosi Menurut Kotler & Armstrong (2004;478) penetapan harga promosi adalah Menetapkan harga produk secara temporer di bawah daftar harga dan kadang kadang bahkan dibawah biaya, untuk meningkatkan penjualan jangka pendek. Penetapan harga promosi bermacam macam bentuknya. Supermarket dan departementstore akan memberi harga beberapa produk di bawah biaya (sebagai loss leader) untuk menarik pelanggan datang ke toko dengan harapan bahwa mereka akan membeli barang barang lain yang persentase laba (mark-up)nya normal.

25 25 Para penjual juga akan menggunakan penetapan harga untuk peristiwa khusus (special event pricing) pada musim musim tertentu untuk meraih banyak pelanggan. Perusahaan pabrikan kadang kadang akan menawarkan rabat tunai (cash rebate) kepada para pelanggan yang membeli produk dari dealer pada satu waktu tertentu. Beberapa pabrikan menawarkan pembiayaan dengan bunga rendah (low interest financing), garansi uang lebih lama (longer warranties), atau perawatan gratis (free maintenance) untuk menurunkan harga bagi pelanggan. Penetapan harga promosi dapat mempunyai efek yang berlawanan jika digunakan terlalu sering dan ditiru oleh pesaing, promosi harga dapat menciptakan pelanggan yang cenderung membeli kalau ada promosi (deal phone customer) yang menunggu sampai merek merek dijual obral sebelum membeli produk tersebut. e. Penetapan Harga secara Geografis Menurut Kotler & Armstrong (2004;480) Strategi penetapan harga secara geografis dibagi menjadi lima hal ini dapat dilakukan untuk beberapa situasi sebagai berikut: a. Penetapan harga FOB asal(fob origin pricing) Strategi penetapan harga dimana barang barang tidak dibayar biaya pengirimannya oleh penjual; pelanggan membayar pengiriman dari pabrik ke tempat tujuan. b. Penetapan harga terkirim seragam (uniform delivered pricing)

26 26 Strategi penetapan harga berdasarkan geografis dimana perusahaan menetapkan harga plus biaya pengiriman yang sama bagi semua pelanggan, tanpa membedakan lokasinya. c. Penetapan harga zona Strategi penetapan harga berdasarkan geografi dimana perusahaan menetapkan dua atau lebih zona, seluruh pelanggan di zona yang sama membayar harga total yang sama, semakin jauh zona semakin tinggi harganya. d. Penetapan harga berdasarkan titik pangkal (basing point pricing) Strategi penetapan harga berdasarkan geografi dimana penjual menunjuk kota tertentu sebagai titik pangkal dan membebani semua pelanggan biaya pengiriman dari kota itu ke lokasi pelanggan. Tidak peduli dari kota mana barang sebenarnya dikirim. e. Penetapan harga penyerapan biaya pengiriman (freight-absorption pricing) Strategi penetapan harga berdasarkan geografi dimana penjual menyerap semua atau sebagian beban pengiriman aktual agar dapat memperoleh bisnis yang diinginkan.

27 27 BAB III OBYEK METODOLOGI 3.1. Latar Belakang Perusahaan Sejarah Perusahaan Sejarah PT. INTI (INDUSTRI TELEKOMUNIKASI) Eksistensi & Perkembangan INTI ( ) Dari cikal bakal Laboratorium Penelitian & Pengembangan Industri Bidang Pos dan Telekomuniasi (LPPI-POSTEL), pada 30 Desember 1974 berdirilah PT Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI) sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan misi untuk menjadi basis dan tulang punggung pembangunan Sistim Telekomunikasi Nasional (SISTELNAS). Seiring waktu dan berbagai dinamika yang harus diadaptasi, seperti perkembangan teknologi, regulasi, dan pasar, maka selama lebih dari 30 tahun berkiprah dalam bidang telekomunikasi, INTI telah mengalami berbagai perubahan dan perkembangan. Milestone Sejarah INTI Era Fasilitas produksi yang dimiliki INTI antara lain adalah: Pabrik Perakitan Telepon Pabrik Perakitan Transmisi Laboratorium Software Komunikasi Data Pabrik Konstruksi & Mekanik Kerjasama Teknologi yang pernah dilakukan pada era ini antara lain dengan Siemen, BTM, PRX, JRC, dan NEC.

28 28 Pada era tersebut produk Pesawat Telepon Umum Koin (PTUK) INTI menjadi standar Perumtel (sekarang Telkom). Era Fasilitas produksi terbaru yang dimiliki INTI pada masa ini, di samping fasilitas-fasilitas yang sudah ada sebelumnya, antara lain adalah Pabrik Sentral Telepon Digital Indonesia (STDI) pertama di Indonesia dengan teknologi produksi Trough Hole Technology (THT) dan Surface Mounting Technology (SMT). Kerjasama Teknologi yang pernah dilakukan pada era ini antara lain adalah: Bidang sentral (switching), dengan Siemens Bidang transmisi dengan Siemens, NEC, dan JRC Bidang CPE dengan Siemens, BTM, Tamura, Shapura, dan TatungTEL Pada era ini, INTI memiliki reputasi dan prestasi yang signifikan, yaitu: Menjadi pionir dalam proses digitalisasi sistem dan jaringan telekomunikasi di Indonesia. Bersama Telkom telah berhasil dalam proyek otomatisasi telepon di hampir seluruh ibu kota kabupaten dan ibu kota kecamatan di seluruh wilayah Indonesia. Era Selama 20 tahun sejak berdiri, kegiatan utama INTI adalah murni manufaktur. Namun dengan adanya perubahan dan perkembangan

29 29 kebutuhan teknologi, regulasi dan pasar, INTI mulai melakukan transisi ke bidang jasa engineering. Pada masa ini aktivitas manufaktur di bidang switching, transmisi, CPE dan mekanik-plastik masih dilakukan. Namun situasi pasar yang berubah, kompetisi yang makin ketat dan regulasi telekomunikasi yang makin terbuka menjadikan posisi INTI di pasar bergeser sehingga tidak lagi sebagai market leader. Kondisi ini mengharuskan INTI memiliki kemampuan sales force dan networking yang lebih baik. Kerjasama teknologi masih berlangsung dengan Siemens secara single-source Pada era ini kerjasama teknologi tidak lagi bersifat single source, tetapi dilakukan secara multi source dengan beberapa perusahaan multinasional dari Eropa dan Asia. Aktivitas manufaktur tidak lagi ditangani sendiri oleh INTI, tetapi secara spin-off dengan mendirikan anak-anak perusahaan dan usaha patungan, seperti: Bidang CPE, dibentuk anak perusahaan bernama PT. INTI PISMA International yang bekerja sama dengan JITech International, bertempat di Cileungsi Bogor. Bidang mekanik dan plastik, dibentuk usaha patungan dengan PT PINDAD bernama PT. IPMS, berkedudukan di Bandung. Bidang-bidang switching, akses dan transmisi, dirintis kerja sama dengan beberapa perusahaan multinasional yang memiliki kapabilitas memadai dan adaptif terhadap kebutuhan pasar. Beberapa

30 30 perusahan multinasional yang telah melakukan kerjasama pada era ini, antara lain: o o o o o SAGEM, di bidang transmisi dan selular MOTOROLA, di bidang CDMA ALCATEL, di bidang fixed & optical access network Ericsson, di bidang akses Hua Wei, di bidang switching & akses sekarang Dari serangkaian tahapan restrukturisasi yang telah dilakukan, INTI kini memantapkan langkah transformasi mendasar dari kompetensi berbasis manufaktur ke engineering solution. Hal ini akan membentuk INTI menjadi semakin adaptif terhadap kemajuan teknologi dan karakteristik serta perilaku pasar. Dari pengalaman panjang INTI sebagai pendukung utama penyediaan infrastruktur telekomunikasi nasional dan dengan kompetensi sumberdaya manusia yang terus diarahkan sesuai proses transformasi tersebut, saat ini INTI bertekad untuk menjadi mitra terpercaya di bidang penyediaan jasa profesional dan solusi total yang fokus pada Infocom System & Technology Integration(ISTI) Operasi Perusahaan Berkantor pusat di Bandung dengan jumlah karyawan tetap 739 orang (per 31 Desember 2005), INTI telah bergerak di bidang telekomunikasi selama beberapa dekade sebagai pemasok utama pembangunan jaringan telepon nasional yang diselenggarakan oleh PT Telkom dan Indosat.

31 31 Melihat kecenderungan perkembangan teknologi telekomunikasi dan informatika yang menuju konvergensi, saat ini INTI telah melakukan perubahan mendasar ruang lingkup bisnis inti dari manufaktur menjadi penyedia jasa engineering solution, khususnya Sistem Infokom dan Integrasi Teknologi, atau yang lebih dikenal dengan istilah ISTI (Infocom System & Technology Integration). Berbekal pengalaman dan kompetensi di bidang telekomunikasi selama lebih dari 30 tahun (didirikan pada tahun 1974), INTI telah menggariskan kebijakan-kebijakan organisasi yang mendukung perubahan orientasi bisnis dan budaya kerja perusahaan yang berkemampuan untuk bersaing di pasar. Pada tahun fiskal 2005 (per 31 Desember), INTI menghasilkan nilai penjualan sekitar 565,5 miliar rupiah, dengan pendapatan bersih sekitar 18 miliar rupiah. Visi Perusahaan INTI bertujuan menjadi pilihan pertama bagi pelanggan dalam mentransformasikan "MIMPI menjadi REALITA Dalam hal ini, "MIMPI" diartikan sebagai keinginan atau cita-cita bersama antara INTI dan pelanggannya, bahkan seluruh stakeholder perusahaan. Misi Perusahaan Berdasarkan rumusan visi yang baru maka rumusan misi INTI terdiri dari tiga butir sebagai berikut: Fokus bisnis tertuju pada kegiatan jasa engineering yang sesuai dengan spesifikasi dan permintaan konsumen Memaksimalkan value (nilai) perusahaan serta mengupayakan growth (pertumbuhan) yang berkesinambungan

32 32 Berperan sebagai prime mover (penggerak utama) bangkitnya industri dalam negeri Jaringan Telekomunikasi Tetap (JTT) Sifat dan Cakupan Bisnis Produk Pasar Kompetensi Operator Telekomunikasi Tetap Integrasi Sistem Jaringan Tetap Pita Sempit dan Pita Lebar Jaringan Telekomunikasi Seluler (JTS) Jasa Integrasi Teknologi (JIT) Jaringan Telekomunikasi Privat (JTP) Operator Telekomunikasi Seluler Operator Telekomunikasi, Korporasi & Publik Non Operator Telekomunikasi Tetap & Non Operator Telekomunikasi Seluler Integrasi Sistem Jaringan Selular Pita Sempit dan Pita Lebar Produk Asli dan Kapabilitas Disain Rekayasa Network Management Tools CPE (Customer Premises Equipment) CME (Civil, Mechanical and Electrical) Solusi teknologi Integrasi Sistem Enterprise Private Network Defense Communication System Ruang lingkup bisnis INTI difokuskan pada penyediaan jasa dalam bidang informasi dan telekomunikasi atau infokom, yang terdiri dari: Infrastructure Development Support Infocom Operations & Maintenance Support Infocom System & Technology Integration Infocom Total Solution Provider

33 33 Selain itu, INTI juga melakukan penjualan produk software dan produk dan jasa multimedia. Sesuai dengan perkembangan teknologi dan tuntutan pasar, INTI membagi kegiatan bisnisnya menjadi empat bidang kegiatan sebagai berikut: Jaringan Telekomunikasi Tetap (JTT) Jaringan Telekomunikasi Seluler (JTS) Jasa Integrasi Teknologi (JTT) Jaringan Telekomunikasi Privat (JTP) Produk, Pasar, dan Kompetensi INTI PRODUK INTI 1. IntiRect (IR-4860 & IR-4890) IntiRect IR-4860 dan IR-4890 adalah rectifier generasi baru yang dirancang dengan sistem modular yang didesain khusus untuk industri dan perangkat telekomunikasi diantaranya Access Network, PABX, Perangkat digital Radio Microwave, repeater, dan lain-lain. 2. IMTE (INTI Magnetic Tape Emulator) Ada dua fungsi utama dari IMTE; yaitu menggantikan tape drive dan media tape yang telah usang, atau menangkap data pada sistem untuk memungkinkan pengumpulan data secara online. IMTE dapat dilengkapi dengan puluhan hingga ratusan mega Byte flash memory yang memiliki reliabilitas tinggi atau hardisk dengan kapasitas yang lebih besar. IMTE juga dapat menggantikan media tape dengan hardisk, Compact Disk (CD), atau Magnetic Optical Disk (MOD). Sebagai tambahan IMTE dapat memungkinkan

34 34 memperoleh data secara online dari sistem switch tanpa mengubah sistem baik software maupun hardware. 3. IMPA (INTI Multi Protocol Analyzer) 40C Meningkatnya kompleksitas jaringan telekomunikasi dalam hal platform, protokol komunikasi, dan ragam vendor, memunculkan tantangan baru, tidak hanya pada sisi integrasi namun juga pada sisi operasi dan perawatan. Sebagai pionir pada telekomunikasi digital di Indonesia, PT. INTI telah mengembangkan IMPA 40C, protokol analyzer yang serba guna untuk fasilitas monitoring, dan analisa sinyaling protokol link komunikasi. 4. IMPA (INTI Multi Protocol Analyzer) 60C Seiring dengan proses digitalisasi jaringan telekomunikasi di Indonesia, PT. INTI telah mengembangkan IMPA 60C, sebuah perangkat yang sangat berguna untuk memantau dan menganalisa protokol sinyal dalam jalur-jalur komunikasi. IMPA 60C dirancang secara spesifik untuk optimisasi dan troubleshooting dalam tugas-tugas instalasi dan operasi, namun juga dapat digunakan di laboratorium maupun dalam jaringan trial untuk tes interoperabilitas. 5. ISLiMS (INTI Subscriber Line Maintenance System) ISLiMS adalah software untuk mengukur, memelihara, dan melaporkan kondisi jaringan akses pelanggan menggunakan sistem terintgrasi. Kondisi jaringan akses pelanggan dapat diukur secara periodik atau secara insidental menggunakan perintah-perintah user interface. Hasil pengukuran diproses atau diolah untuk memberikan

35 35 output terbaik untuk memelihara jaringan akses pelanggan. Sistem ini juga dapat diakses oleh sistem eksternal melalui protokol TCP/IP ISLiMS dapat meningkatkan kualitas layanan-layanan akses pelanggan. Kesalahan-kesalahan yang muncul pada jaringan akses pelanggan dapat dideteksi sebelum pelanggan menyampaikan keluhan. Terlebih lagi ISLiMS dapat dikoneksikan ke berbagai tipe sentral telepon seperti EWSD Siemens, Nee NEAX, dan Lucent 5ESS. Ia juga dapat membantu memperbaiki kesalahan pada jaringan akses pelanggan dengan memberikan prediksi kesalahan. 6. inms (INTI Network Management System) Solution inms dapat memantau jaringan, konfigurasi dan troubleshooting perangkat atau resource dan mengatur seluruh jaringan dengan satu platform. inms memungkinkan beberapa pengguna mengakses layanannya secara simultan. Sistem ini menyediakan manajemen jaringan dan akses ke berbagai elemen managers. Dengan inms anda dapat menyediakan sistem manajemen yang robust, carrier grade, dan selalu tersedia untuk berbagai perangkat jaringan. inms membantu anda mendayagunakan dari perangkat jaringan dengan menggunakan aplikasi-aplikasi manajemen yang sangat efektif. Hal ini memungkinkan penyedia layanan lebih mudah merealisasikan kemampuan dan nilai perangkat tanda.inms dapat saling beroperasi dengan Operation Support System (OSS) dan

36 36 Network Management System (NMS) yang sudah ada melalui protokol-protokol northbound seperti : CORBA, SNMP, TL I, RMI, HTTP dan JMX. Di sisi southbound, inms mendukung berbagai protokol termasuk SNMP, TL I, CLI, XML, dan CORBA. inms menyediakan server mediasi yang ringan, yang dapat didistribusikan untuk menyediakan fungsi-fungsi mediasi terdistribusi. Server-server ringan tersebut memiliki kemampuan bekerja pada berbagai koneksi WAN dan di belakang Firewall. Fungsionalitas ini dapat digunakan untuk mengatur jaringan yang besar dengan menyeimbangkan beban yang dihadapi oleh jaringan di antara serverserver mediasi. Server-server tersebut juga dapat digunakan untuk melakukan remote manajemen terhadap perangkat-perangkat antar WAN, Firewall dan sebagainya. 7. Inti Rack Outdoor & Indoor IntiRack adalah rak/kabinet yang dirancang khusus untuk keperluan peralatan telekomunikasi, elektronika, dan industri. Tersedia dalam dua tipe : Outdoor dan Indoor IntiRack sangat mudah dalam proses perakitan. Lebih dari 95% komponen lokal dengan kualitas terjamin. Didominasi oleh profil alumunium yang memberikan kekuatan yang memadai, bobot yang ringan, dan mudah dalam penggabungan. Bagian luar dilapisi powder coating yang memperkuat ketahanan terhadap korosi dan nyaman dipandang. Tersedia dalam berbagai pilihan warna dan dilengkapi dengan berbagai asesoris, sistem pendingin dan EMC.

37 37 8. Module Frame Module frame dirancang khusus untuk mendukung sistem VMEBus packaging, namun dapat dimodifikasi untuk mendukung sistem packaging lainnya. Module frame tersedia dalam beberapa ukuran tinggi mulai dari 2U, 3U, 6U, dan 9U dan untuk mendukung module dengan kedalaman 160 mm dan 220 mm. Pelapisan akhir dengan anodized dan alodine. Module frame tersusun dari plat samping, profile vertikal, profil horisontal tengah beserta dudukannya dan rel module. Interkoneksi antar komponen tersebut menggunakan baut dan mekanisme kaitpada rel module. Posisi pemasangan profile horisontal belakang pada plat samping disesuaikan dengan kedalaman module, sesuai dengan euroboard. Bagian belakang plat samping menonjol melebihi bidang konektor untuk melindungi sistem perkabelan dan menyediakan tempat untuk memasang. Strategi Perusahaan Strategi INTI dalam periode difokuskan pada bidang jasa pelayanan infokom dengan penekanan pada pengembangan "Infocom System & Technology Integration (ISTI)". Bisnis INTI dalam kurun waktu akan dipusatkan untuk memenuhi kebutuhan customer yang berbadan hukum. Jadi sifat bisnis yang akan dikembangkan INTI adalah bersifat "B to B" dan kurang ke "B to C". Dengan demikian target utama pembeli atau pengguna produk/jasa INTI adalah operator-operator jasa layanan telekomunikasi, badan-badan

38 38 pemerintah, khususnya bidang pertahanan dan keamanan, dan perusahaan-perusahaan baik swasta maupun BUMN. Angka-angka Penting Angka-angka perusahaan yang terpenting selama dua tahun terakhir diberikan sebagai perbandingan Ikhtisar Keuangan dalam milyar rupiah Keterangan 2004 * 2005 * Penjualan (Sales) 796, ,562 Laba Bersih (Net Income) 36,759 18,071 Jumlah Ekuitas (Total Equity) 486, ,631 Jumlah Aktiva (Total Assests) 823, ,683 Jumlah Karyawan (Number of Employees) *) untuk tahun fiskal yang berakhir pada 31 Desember 2004 & Struktur Organisasi Sejalan dengan intensi INTI untuk lebih fokus pada jasa engineering dan lebih berorientasi ke pelanggan, maka INTI menyiapkan organisasinya sebagai berikut:

39 39 Struktur organisasi perusahaan diatas merupakan struktur organisasi secara keseluruhan atau pada umumnya. Untuk struktur organisasi bagian manajemen aset dapat dilihat dalam lampiran tugas akhir ini. Deskripsi pekerjaan bagian manajemen asset: Untuk memperlancar aktivitas suatu perusahaan perlu adanya pendelegasian wewenang dan tanggung jawab kepada para pegawai. Dalam hal ini penulis mendapat data pada PT. Industri Telekomunikasi Indonesia yaitu sebagai berikut : 1. Man Manajemen Aset Tugas-tugas Man. Manajemen aset antara lain: Merencanakan, mengorganisasikan dan mengendalikan kegiatan informasi kebutuhan pasar, analisa pasar, pemilihan pasar guna menentukan target pasar yang akan dituju Merencanakan, mengorganisasikan dan mengendalikan kegiatan identifikasi kebutuhan pelanggan atau pelanggan potensial dalam rangka penawaran solusi yang tepat bagi pelanggan Bersama-sama dengan kelompok ahli Account Manager merencanakan dan melaksankan kegiatan penawaran solusi yang tepat kepada pelanggan atau pelanggan potensial, kegiatan negosiasi dan pembuatan kontrak Melaporkan kemajuan kegiatan manajemen asset memberikan rekomendasi alternatif penyelesaian masalah yang ada sesara periodic kepada kepala proyek Menyusun dan mengusulkan rencana kegiatan, program kerja, anggaran biaya dan investasi manajemen aset

40 40 Membina dan mengembangkan kompetensi karyawan di manajemen aset Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh atasan langsung Tanggung Jawab Dari Man Manajemen Aset adalah sebagai berikut: Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan di manajemen aset dan pencapaian kinerja manajemen aset Bertanggung jawab atas pembinaan dan pengembangan kompetensi SDM manajemen aset 2. Asman Man Ops Aset Tugas-tugas Asman Man Ops Aset antara lain: Merencanakan dan melaksanakan persiapan asministrasi kegiatan identifikasi kebutuhan pelanggan potensial, penawaran solusi kepada pelanggan dan proses negosiasi yang dilakukan oleh kelompok account manager, serta melaikan evaluasi terhadap kegiatan yang dilakukan Merencanakan, melaksanakan dan mengevalussi kegiatan pembuatan dokumentasi pendukung yang diperlukan dalam kegitan identifikasi kebutuhan pelanggan potensial, penawaran solusi yang tepat kepada pelanggan atau calon pelanggan potensial dan proses negosiasi Merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan pembuatan dokumen kontrak yang dilakukan bersama-sama dengan staf kelompok account manager Merencanakan, melaksanakan dan mengarahkan pelaksanakan kegiatan yang mendukung oprasional pemasaran Membina dan mengembangkan kompetensi karyawan di manajemen aset Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh atasan langsung

41 41 Tanggung Jawab Asman Man Ops Aset adalah sebagai berikut: Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan di manajemen aset dan pencapaian kinerja manajemen aset Bertanggung jawab atas pembinaan dan pengembangan kompetensi 3. Asman Portofolio Tugas dari Asman Portofolio yaitu: Memonitoring kinerja anak perusahaan, seperti : Baktelindo, PT. IPMS, Inti Pisma dan Smart mengenai laba atau rugi yang dihasilkan oleh anak perusahaan Tanggung Jawab Asman Portofolio Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan di manajemen aset dan pencapaian kinerja manajemen aset Bertanggung jawab atas pembinaan dan pengembangan kompetensi 4. Pi Pratama Tugas-tugas dai Pi Pratama antara lain: Melaksanakan kegiatan-kegiatan pemasaran guna mendukung kegiatan identifikasi kebutuhan pelanggan potensial, penawaran solusi kepada pelanggan dan proses negosiasi yang dilaksanakan oleh kelompok accont manager Melaksanakan kegiatan pembuatan dokumentasi pendukung yang diperlukan dalam kegiatan identifikasi kebutuhan pelanggan potensial, penawaran solusi yang tepat kepada pelanggan atau calon pelanggan potensial dan proses negosiasi Pembuatan daftar rekanan, daftar pelanggan / calon pelanggan dan kontak peronnya

42 42 Pembuatan Dokumen SPH Penyiapan kelengkapan dokumen : perjanjian, harga penawaran, kontrak penjualan, penagihan Melaksanakan pembuatan dokumen kontrak yang dilakuakan bersamasama dengan staf kelompok account manager Melaksanakan tugas-tugas lainya yang diberikan oleh atasan langsung Tanggung Jawab Pi Muda adalah sebagai berikut: Terhadap pencapaian hasil pelaksanaan tugasnya Terhadap penggunaan sumber daya dalam rangka pelaksanaan tugasnya Terhadap Kebenaran / kesesuaian dokumen yang dibuatnya 5. Pi Muda Tugas-tugas dari Pi Muda antara lain: Melaksanakan kegiatan-kegiatan pemasaran guna mendukung kegiatan identifikasi kebutuhan pelanggan potensial, penawaran solusi kepada pelanggan dan proses negosiasi yang dilaksanakan oleh kelompok accont manager Melaksanakan kegiatan pembuatan dokumentasi pendukung yang diperlukan dalam kegiatan identifikasi kebutuhan pelanggan potensial, penawaran solusi yang tepat kepada pelanggan atau calon pelanggan potensial dan proses negosiasi Pembutan daftar rekanan, daftar pelanggan / calon pelanggan dan kontak peronnya Pembuatan Dokumen SPH Penyiapan kelengkapan dokumen : perjanjian, harga penawaran, kontrak penjualan, penagihan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen pemasaran berasal dari dua kata. pemasaran. Adapun pengertian manajemen dan sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen pemasaran berasal dari dua kata. pemasaran. Adapun pengertian manajemen dan sebagai berikut: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. MANAJEMEN PEMASARAN 2.1.1 Pengertian Manajemen Pemasaran Manajemen pemasaran berasal dari dua kata yaitu manajemen dan pemasaran. Adapun pengertian manajemen dan sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Eksistensi dan Perkembangan INTI ( ) Bandung (PT. INTI) sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Eksistensi dan Perkembangan INTI ( ) Bandung (PT. INTI) sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan 2.1.1 Eksistensi dan Perkembangan INTI (1974-2004) Dari cikal bakal Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Industri Bidang Pos dan Telekomunikasi

Lebih terperinci

BAB II RUANG LINGKUP PERUSAHAAN

BAB II RUANG LINGKUP PERUSAHAAN 5 BAB II RUANG LINGKUP PERUSAHAAN 2.1. Sejarah PT. INTI PT. INTI ( Industri Telekomunikasi Indonesia ) adalah sebuah perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berdomisili di Bandung dan didirikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan terhadap objek studi Sejarah Singkat Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan terhadap objek studi Sejarah Singkat Perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan terhadap objek studi 1.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan Penelitian ini mengambil tempat di PT Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI) Persero, yang beralamat di Jalan Moh.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber:

BAB I PENDAHULUAN. Sumber: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Objek Studi Berpusat di Bandung PT. INTI (Industri Telekomunikasi Indonesia) telah berkiprah dalam bisnis telekomunikasi selama 35 tahun. Pelanggan utama PT. INTI

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI 2.1 Sejarah PT INTI PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI) resmi berdiri melalui Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 1974. Sejak tanggal 28 Desember 1974 dengan Keputusan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT. Industri Telekomunikasi Indonesia resmi berdiri melalui peraturan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT. Industri Telekomunikasi Indonesia resmi berdiri melalui peraturan 8 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat PT. INTI PT. Industri Telekomunikasi Indonesia resmi berdiri melalui peraturan pemerintah no.34 tahun 1974. Sejak tanggal 28 Desember 1974 dengan keputusan

Lebih terperinci

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BAB III PROFIL PERUSAHAAN BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1 Tinjauan Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Singkat PT INTI Dari cikal bakal Laboratorium Penelitian & Pengembangan Industri Bidang Pos dan Telekomuniasi (LPPI-POSTEL), pada 30

Lebih terperinci

DASAR-DASAR MANAJEMEN PEMASARAN

DASAR-DASAR MANAJEMEN PEMASARAN Modul ke: DASAR-DASAR MANAJEMEN PEMASARAN PRICING PRODUCT Fakultas FIKOM Dra. Tri Diah Cahyowati, Msi. Program Studi Marcomm & Advertising http://www.mercubuana.ac.id Definisi Harga dapat didefinisikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT. INTI berdiri pada tanggal 30 Desember 1974, beralamat di jalan Moh. Toha

BAB I PENDAHULUAN. PT. INTI berdiri pada tanggal 30 Desember 1974, beralamat di jalan Moh. Toha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Sejarah Perusahaan PT. INTI berdiri pada tanggal 30 Desember 1974, beralamat di jalan Moh. Toha no. 77 Bandung, sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam industri

Lebih terperinci

Minggu-6. Konsep Harga (pricing concept) Product Knowledge and price concept. By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM

Minggu-6. Konsep Harga (pricing concept) Product Knowledge and price concept. By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Product Knowledge and price concept Minggu-6 Konsep Harga (pricing concept) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Further Information : Mobile : 08122035131 Email: ailili1955@gmail.com Pokok Bahasan Definisi Harga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran dan Manajemen Pemasaran Pengertian pemasaran menurut Philip khotler (2000) adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tinjauan Terhadap Objek Studi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tinjauan Terhadap Objek Studi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Objek Studi GAMBAR 1.1 Logo PT. INTI (Persero) PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) berlokasi di Jl. Moch. Toha No. 77 Bandung. PT. Industri Telekomunikasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tak hanya mencakup penjualan terhadap barang atau jasa yang dihasilkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tak hanya mencakup penjualan terhadap barang atau jasa yang dihasilkan 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran ( Marketing ) merupakan suatu rangkaian proses kegiatan yang tak hanya mencakup penjualan terhadap barang atau jasa yang dihasilkan

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan)

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan) PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan) Nama Kelompok : Fadhyl Muhammad 115030407111072 Ardhya Harta S 115030407111075 Ardiansyah Permana 115030407111077 UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebutuhan manusia adalah makanan dan minuman, kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebutuhan manusia adalah makanan dan minuman, kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN Salah satu kebutuhan manusia adalah makanan dan minuman, kebutuhan ini sangat beraneka ragam baik jenisnya maupun bentuk serta ukurannya. Dimana perusahaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tetapi juga menjadi ladang bisnis yang menjanjikan. Dengan adanya

I. PENDAHULUAN. tetapi juga menjadi ladang bisnis yang menjanjikan. Dengan adanya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknologi komunikasi saat ini tidak hanya menjadi kebutuhan masyarakat umum tetapi juga menjadi ladang bisnis yang menjanjikan. Dengan adanya perkembangan bisnis operator

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha saat ini telah membawa para pelaku dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan konsumen. Berbagai pendekatan dilakukan

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan. memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.

LANDASAN TEORI. memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan. memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan memuaskan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Menurut Kotler (2007:6), Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) disingkat PT. INTI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) disingkat PT. INTI BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum PT. INTI (Persero) PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) disingkat PT. INTI (Persero) merupakan Badan Usaha Milik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Menurut Stanton dalam Swastha dan Irawan (2008:5), Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Menurut Terry dalam Hasibuan (2007:2), manajemen adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Keberhasilan suatu perushaan akan tergantung pada kemampuan pemasaran. Terlebih dalam persaingan dunia bisnis yang semakin meningkat dalam

Lebih terperinci

PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6. Pemasaran. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si

PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6. Pemasaran. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6 Pemasaran Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si Definisi Pemasaran Kotler dan Lane (2007): Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor telekomunikasi telah berperan signifikan bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor telekomunikasi telah berperan signifikan bagi perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor telekomunikasi telah berperan signifikan bagi perkembangan perekonomian global. Hal ini disebabkan telekomunikasi merupakan infrastruktur pendukung utama bagi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan, dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya untuk berkembang dan mencapai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profil Tempat Kerja Praktek 2.1.1. Sejarah Singkat PT INTI Dari cikal bakal Laboratorium Penelitian & Pengembangan Industri Bidang Pos dan Telekomuniasi (LPPI-POSTEL), pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor telekomunikasi telah berperan signifikan bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor telekomunikasi telah berperan signifikan bagi perkembangan BAB I PENDAHULUAN.1 Latar Belakang Masalah Sektor telekomunikasi telah berperan signifikan bagi perkembangan perekonomian global. Hal ini disebabkan telekomunikasi merupakan infrastruktur pendukung utama

Lebih terperinci

PERTEMUAN 14 PENGEMBANGAN PROGRAM DAN STRATEGI HARGA

PERTEMUAN 14 PENGEMBANGAN PROGRAM DAN STRATEGI HARGA PERTEMUAN 14 PENGEMBANGAN PROGRAM DAN STRATEGI HARGA Gambar 16.1: Sembilan Strategi Harga Mutu 12-2 Gambar 16.2: Harga Seharusnya Sejajar Dengan Nilai 12-3 Gambar 16.3: Menentukan Kebijakan Penetapan Harga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula keanekaragaman produk yang dihasilkan. Produk dengan jenis, kemasan, manfaat, rasa, dan tampilan

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Menurut Basu Swasstha DH dan Ibnu Sukotjo (2002:179) pemasaran adalah:

II. LANDASAN TEORI. Menurut Basu Swasstha DH dan Ibnu Sukotjo (2002:179) pemasaran adalah: 11 II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Pengertian Pemasaran pada mulanya difokuskan pada produk barang, kemudian pada lembaga-lembaga yang melaksanakan proses pemasaran dan terakhir yang dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Industri Bidang Pos dan Telegomanias (LPPI-POSTEL), pada 30 Desember 1974

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Industri Bidang Pos dan Telegomanias (LPPI-POSTEL), pada 30 Desember 1974 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum PT. INTI (Persero) 4.1.1.1 Sejarah Singkat PT. INTI (Persero) Dari cikal bakal sebuah Laboratorium Penelitian & Pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telekomunikasi. Kantor pusat PT. INTI berada di Jalan Moh. Toha No. 77

BAB I PENDAHULUAN. telekomunikasi. Kantor pusat PT. INTI berada di Jalan Moh. Toha No. 77 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Tempat dan Kedudukan Perusahaan PT Industri Telekomunikasi Indonesia (PT. INTI) merupakan sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh keadaan politik dan stabilitas yang tidak menentu ditambah

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh keadaan politik dan stabilitas yang tidak menentu ditambah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam situasi dan kondisi Indonesia terutama dalam bidang perekonomian yang disebabkan oleh keadaan politik dan stabilitas yang tidak menentu ditambah dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Pemasaran Menurut Stanton (d alam Swastha, 2008:5), Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan

Lebih terperinci

bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli

bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli BAB II LANDASAN TEORI A. PEMASARAN 1. Pengertian dari Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan oleh adanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan oleh adanya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Konsep Strategis Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan dan dalam perkembangannya konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya di area perkotaan, sebagai tanggapan terhadap gaya hidup modern dengan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya di area perkotaan, sebagai tanggapan terhadap gaya hidup modern dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Restaurant adalah salah satu industri di dunia yang berkembang dengan cepat, khususnya di area perkotaan, sebagai tanggapan terhadap gaya hidup modern dengan fleksibilitas

Lebih terperinci

Rangkuman Bab 14. Mengembangkan Strategi dan Program Penetapan Harga

Rangkuman Bab 14. Mengembangkan Strategi dan Program Penetapan Harga Rangkuman Bab 14 Mengembangkan Strategi dan Program Penetapan Harga A. Memahami Penetapan Harga Harga adalah salah satu unsur bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan; unsur-unsur lainnya menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hutan Rakyat 2.1.1 Pengertian Hutan Rakyat Hutan secara singkat dan sederhana didefinisikan sebagai suatu ekosistem yang didominasi oleh pohon. Penekanan hutan sebagai suatu

Lebih terperinci

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BAB III PROFIL PERUSAHAAN 20 BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1 Visi Dan Misi Orgasnisasi Visi Perusahaan: INTI bertujuan menjadi pilihan pertama bagi pelanggan dalam mentransformasikan "MIMPI menjadi REALITA Dalam hal ini, "MIMPI"

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi mulai dikenal oleh masyarakat, mulai dari radio, televisi, faximile, hand

BAB I PENDAHULUAN. informasi mulai dikenal oleh masyarakat, mulai dari radio, televisi, faximile, hand BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bisnis IT (Informasi Teknologi) dewasa ini memiliki perkembangan yang sangat pesat, akibat adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta adanya lonjakan kebutuhan

Lebih terperinci

Pengembangan Marketing Mix untuk Mendukung Kinerja Pemasaran UKM

Pengembangan Marketing Mix untuk Mendukung Kinerja Pemasaran UKM MAKALAH KEGIATAN PPM Pengembangan Marketing Mix untuk Mendukung Kinerja Pemasaran UKM Oleh: Muniya Alteza, M.Si 1 Disampaikan pada Pelatihan Pengelolaan Usaha bagi UKM di Desa Sriharjo, Bantul Dalam Rangka

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. Pengertian pasar telah banyak didefinisikan oleh ahli-ahli ekonomi. Pasar

BAB II LANDASAN TEORITIS. Pengertian pasar telah banyak didefinisikan oleh ahli-ahli ekonomi. Pasar BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Teori Pemasaran Pengertian pasar telah banyak didefinisikan oleh ahli-ahli ekonomi. Pasar adalah himpunan semua pelanggan potensial yang sama-sama mempunyai kebutuhan atau

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. adalah Manajemen pemasaran adalah analisis, perencanaan, implementasi dan

BAB II LANDASAN TEORI. adalah Manajemen pemasaran adalah analisis, perencanaan, implementasi dan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Pemasaran 2.1.1 Pengertian Manajemen Pemasaran Definisi manajemen pemasaran menurut Kotler dan Amstrong (2005 : 18) adalah Manajemen pemasaran adalah analisis, perencanaan,

Lebih terperinci

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB II. LANDASAN TEORI 9 BAB II. LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Menurut Kotler dan Keller (2011) pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. tahun 1994 didirikanlah sebuah usaha dengan nama PT SUPRAJAYA 2001

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. tahun 1994 didirikanlah sebuah usaha dengan nama PT SUPRAJAYA 2001 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan Perusahaan ini dirintis oleh suami istri Ngadiman di Jakarta. Maka tahun 1994 didirikanlah sebuah usaha dengan nama PT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang lain, melainkan antara satu supply chain dengan supply

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang lain, melainkan antara satu supply chain dengan supply BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai perusahaan dihadapkan pada persaingan yang semakin ketat untuk melakukan penawaran ke pasar sehingga dapat memuaskan konsumen. Hal ini

Lebih terperinci

Copyright Rani Rumita

Copyright Rani Rumita Strategi Distribusi Topik yang Dibahas Bagaimana sifat saluran pemasaran dan mengapa saluran pemasaran penting? Bagaimana perusahaan saluran berinteraksi dan diatur untuk melakukan pekerjaan saluran? Masalah

Lebih terperinci

MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN

MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk mempertahankan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran dan Manajemen Pemasaran Dalam usahanya, setiap perusahaan akan memasuki sebuah pasar yang ditujunya dan memasarkan produk atau jasanya pada konsumen sasarannya

Lebih terperinci

BAB III PERUMUSAN MASALAH

BAB III PERUMUSAN MASALAH BAB III PERUMUSAN MASALAH 3.1. Latar Belakang Sebagai salah satu penyelenggara jasa layanan internet di Indonesia, PT RadNet menghadapi permasalahan yang menghambat laju pertumbuhan perusahaan. Permasalahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk memuaskan kebutuhan konsumen atau pelanggannya akan barang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era moderen saat ini tentunya internet sudah tidak asing lagi ditelinga setiap orang, dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih dari tahun ke tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyaknya jumlah bank menjadikan masyarakat semakin leluasa di dalam memilih bank terbaik untuk memenuhi kebutuhannya. Sementara di sisi lain, pihak bank untuk mempertahankan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Iklim persaingan bisnis yang semakin ketat, dimana pelanggan sangat kritis dengan kebutuhan dan keinginan yang terus berkembang. Oleh karena itu perusahaan

Lebih terperinci

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL. laba yang ingin dicapai perusahaan juga mempengaruhi kelangsungan hidup

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL. laba yang ingin dicapai perusahaan juga mempengaruhi kelangsungan hidup 14 BAB II PENENTUAN HARGA JUAL Keputusan penentuan harga jual sangat penting, karena selain mempengaruhi laba yang ingin dicapai perusahaan juga mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran sering diartikan oleh banyak orang sebagai kegiatan atau aktivitas dalam menjual beli barang di pasaran. Sebenarnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perubahan teknologi yang begitu dinamis dan perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat telah memunculkan banyaknya pesaing-pesaing di dunia perekonomian. Para pesaing

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. teknologi, konsumen, pemasok atau supplier, dan terutama persaingan).

BAB II LANDASAN TEORI. teknologi, konsumen, pemasok atau supplier, dan terutama persaingan). BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Tingkatan Strategi Pada masa sekarang ini terminologi kata strategi sudah menjadi bagian integral dari aktivitas organisasi bisnis untuk dapat mempertahankan eksistensinya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produk adalah penawaran nyata perusahaan pada dasarnya mereknya dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produk adalah penawaran nyata perusahaan pada dasarnya mereknya dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Produk Produk adalah penawaran nyata perusahaan pada dasarnya mereknya dan penyajiannya (Kotler, 2001:126). Produk adalah suatu sifat yang kompleks

Lebih terperinci

Rencana Bisnis Pendirian Perusahaan Baru (Corporate Business Plan)

Rencana Bisnis Pendirian Perusahaan Baru (Corporate Business Plan) Rencana Bisnis Pendirian Perusahaan Baru (Corporate Business Plan) Ringkasan Eksekutif PT. INDOTRUST TECHNOLOGY merupakan perusahaan swasta nasional, yang rencananya akan didirikan pada bulan Juli tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi dewasa ini, strategi pemasaran menjadi faktor penting bagi suatu perusahaan untuk dapat bersaing dan bertahan. Menghadapi kenyataan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pos dan Telekomunikasi (LPPI-POSTEL), pada 30 Desember 1974 berdirilah PT. Sistem Telekomunikasi Nasional (SISTELNAS).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pos dan Telekomunikasi (LPPI-POSTEL), pada 30 Desember 1974 berdirilah PT. Sistem Telekomunikasi Nasional (SISTELNAS). 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Perusahaan Dari cikal bakal Laboratorium Penelitian & Pengembangan Industri Bidang Pos dan Telekomunikasi (LPPI-POSTEL), pada 30 Desember 1974 berdirilah PT. Industri

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Pemasaran Menurut Parkinson (1991), pemasaran merupakan suatu cara berpikir baru tentang bagaimana perusahaan atau suatu organisasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Pengertian Bauran Pemasaran Bauran pemasaran menurut Kotler, (2002 :18) adalah Seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang melanda dunia menjanjikan suatu peluang dan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang melanda dunia menjanjikan suatu peluang dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi yang melanda dunia menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia saat ini mengalami kemunduran dibandingkan dengan

I. PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia saat ini mengalami kemunduran dibandingkan dengan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perekonomian Indonesia saat ini mengalami kemunduran dibandingkan dengan perekonomian dunia yang mengalami perkembangan yang sangat baik. Kemunduran ini disebabkan oleh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Permintaan Konsumen. mengkonsumsi barang atau jasa yang mereka butuhkan. barang atau jasa (Sukirno, 2005: 5).

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Permintaan Konsumen. mengkonsumsi barang atau jasa yang mereka butuhkan. barang atau jasa (Sukirno, 2005: 5). BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Permintaan 1. Pengertian Permintaan Konsumen Pada umumnya manusia memiliki kebutuhan yang sifatnya tidak terbatas, sedangkan alat kebutuhan itu sendiri bersifat terbatas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian PT Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI) adalah sebuah perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berkantor pusat di Bandung. Sejak berdiri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. barangnya ke pemakai akhir. Perusahaan biasanya bekerja sama dengan perantara untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. barangnya ke pemakai akhir. Perusahaan biasanya bekerja sama dengan perantara untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Saluran Distribusi Pada perekonomian sekarang ini, sebagian besar produsen tidak langsung menjual barangnya ke pemakai akhir. Perusahaan biasanya bekerja sama dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran umumnya dipandang sebagai tugas untuk menciptakan, memperkenalkan dan menyerahkan barang dan jasa kepada konsumen dan perusahaan. Sesungguhnya

Lebih terperinci

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN PENDEKATAN VARIABEL COSTING

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN PENDEKATAN VARIABEL COSTING BAB II PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN PENDEKATAN VARIABEL COSTING II.1. Harga Jual Penentuan harga jual suatu produk atau jasa merupakan salah satu keputusan penting manajemen karena harga yang ditetapkan

Lebih terperinci

Pemasaran Ritel. Sessi

Pemasaran Ritel. Sessi Pemasaran Ritel Sessi PRICING Penetapan Harga KUWAT RIYANTO, SE, M.M. 081319434370 kuwat_riyanto@yahoo.com http://kuwatriy.wordpress.com Pict LAZA?? Each People have theyselves opinion. Everything. Tugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Telekomunikasi merupakan bagian yang penting di dalam kehidupan manusia dan tak bisa terlepas dari kehidupan sehari-hari. Handphone menjadi salah satu sarana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemasaran Pemasaran merupakan ujung tombak perusahaan. Dunia persaingan yang semakin ketat saat ini, menuntut perusahaan untuk melakukan berbagai upaya yang dilakukan secara

Lebih terperinci

PENETAPAN HARGA WISATA

PENETAPAN HARGA WISATA 1 PENETAPAN HARGA WISATA M.K. EKONOMI WISATA ESL 332 2010/2011 2 Nilai, Manfaat, dan Harga Nilai adalah persepsi terhadap suatu barang pada tempat dan waktu tertentu. Manfaat (utility) adalah atribut barang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Porter Strategi kompetitif merupakan suatu framework yang dapat membantu perusahaan untuk menganalisa industrinya secara keseluruhan, serta menganalisa kompetitor dan

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. penjualan, tetapi dipahami dalam pemahaman modern yaitu memuaskan

II. LANDASAN TEORI. penjualan, tetapi dipahami dalam pemahaman modern yaitu memuaskan 14 II. LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Pemasaran Saat ini pemasaran harus dipahami tidak dalam pengertian kuno sebagai pembuat penjualan, tetapi dipahami dalam pemahaman modern yaitu memuaskan kebutuhan pelanggan.

Lebih terperinci

Integrated Marketing Communication II

Integrated Marketing Communication II Modul ke: Integrated Marketing Communication II Fakultas Fakultas Ilmu Komunikasi Martina Shalaty Putri, M.Si. Program Studi Advertising dan Marketing Communication www.mercubuana.ac.id New Product Development

Lebih terperinci

BAB III DEFINISI MASALAH

BAB III DEFINISI MASALAH BAB III DEFINISI MASALAH 3.1 Latar Belakang Masalah Tantangan dunia usaha semakin lama semakin berat dan rumit karena dinamika yang terjadi di pasar. Kebutuhan dan selera konsumen terus mengalami perubahan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. nama RODEX Tours & Travel merupakan perusahaan jasa yag memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. nama RODEX Tours & Travel merupakan perusahaan jasa yag memberikan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan dunia usaha Tour & Travel saat ini yang tidak lepas dari persaingan dengan para pelaku usaha sejenis, menuntut perusahaan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian Indonesia yang tidak stabil, diawali dengan krisis

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian Indonesia yang tidak stabil, diawali dengan krisis BAB I PENDAHULUAN I.I. Latar Belakang Penelitian Kondisi perekonomian Indonesia yang tidak stabil, diawali dengan krisis moneter pada tahun 1997 dimana nilai tukar rupiah sangat terpuruk terhadap mata

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Pemasaran Perusahaan merupakan hal yang penting dalam upaya untuk memberikan kepuasan terhadap kebutuhan konsumen. Dalam setiap perusahaan, aktivitas dibidang pemasaran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. diri pada produk dan pasar yang dimilikinya sekarang. Peluang yang menarik bagi perusahaan tertentu adalah peluang yang dapat

BAB II LANDASAN TEORI. diri pada produk dan pasar yang dimilikinya sekarang. Peluang yang menarik bagi perusahaan tertentu adalah peluang yang dapat BAB II LANDASAN TEORI I. Peluang Pasar Setiap perusahaan perlu memiliki kemampuan untuk mengenal peluang peluang pasar baru. Tidak ada perusahaan yang selamanya dapat menggantungkan diri pada produk dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di negara manapun di dunia ini termasuk di Indonesia apabila perekonomian bangsa dikelola secara jujur, adil dan profesional, maka pertumbuhan ekonomi akan

Lebih terperinci

Strategi Penetapan Harga

Strategi Penetapan Harga Modul ke: 10 Widi Strategi Penetapan Harga Wahyudi,S.Kom, SE, MM. Fakultas Desain & Seni Kreatif Program Studi Desain Produk www.mercubuana.ac.id A. Pengertian Harga Harga adalah sejumlah uang yang harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Era perdagangan bebas dewasa ini, menuntut perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Era perdagangan bebas dewasa ini, menuntut perusahaan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era perdagangan bebas dewasa ini, menuntut perusahaan untuk menemukan dan membangun sistem manajemen yang mampu secara profesional meretensi pelanggannya. Dua hal yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pemasaran modern. Bauran pemasaran dapat didefinsikan sebagai serangkaian alat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pemasaran modern. Bauran pemasaran dapat didefinsikan sebagai serangkaian alat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bauran Pemasaran Bauran pemasaran merupakan salah satu konsep utama dalam dunia pemasaran modern. Bauran pemasaran dapat didefinsikan sebagai serangkaian alat pemasaran taktis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjualan 2.1.1 Pengertian Penjualan Penjualan adalah sebuah usaha atau langkah konkrit yang dilakukan untuk memindahkan suatu produk, baik itu berupa barang atau jasa, dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumen, kepuasan konsumen, dan persaingan yang terjadi antar perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. konsumen, kepuasan konsumen, dan persaingan yang terjadi antar perusahaan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan yang dialami perusahaan untuk mencapai tujuannya semakin lama dirasa semakin kompleks. Permasalahan tersebut disebabkan oleh adanya bermacam-macam faktor,

Lebih terperinci

Pertimbangan dalam Harga

Pertimbangan dalam Harga Perencanaan Harga Price Sejumlah uang yang dikenakan terhadap suatu produk atau jasa, atau sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen guna mendapatkan manfaat dalam memiliki atau menggunakan suatu produk

Lebih terperinci

1. Pengertian Pemasaran Menurut H. Nystrom Pemasaran merupakan suatu kegiatan penyaluran barang atau jasa dari tangan produsen ke tangan konsumen. 2.

1. Pengertian Pemasaran Menurut H. Nystrom Pemasaran merupakan suatu kegiatan penyaluran barang atau jasa dari tangan produsen ke tangan konsumen. 2. Pengantar Manajemen Pemasaran Pengertian Pemasaran 1. Pengertian Pemasaran Menurut H. Nystrom Pemasaran merupakan suatu kegiatan penyaluran barang atau jasa dari tangan produsen ke tangan konsumen. 2.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi informasi telah menciptakan banyak terobosanterobosan baru disegala bidang. Setiap inovasi perkembangan teknologi informasi tersebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Manajemen, Pemasaran, dan Manajemen Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran sering diartikan oleh banyak orang sebagai kegiatan atau aktivitas dalam menjual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menjadi Dealer Otomotif terbaik di Indonesia dengan praktek usaha & pelayanan pelanggan bertaraf International.

BAB I PENDAHULUAN. Menjadi Dealer Otomotif terbaik di Indonesia dengan praktek usaha & pelayanan pelanggan bertaraf International. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah PT AUTO2000 PT. Astra international, Tbk Toyota Sales Operation (AI-TSO), dengan AUTO2000 sebagai merk perusahaan, didirikan pada tahun

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN 20 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1 Strategi Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya perusahaan didirikan adalah untuk menggabungkan semua

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya perusahaan didirikan adalah untuk menggabungkan semua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya perusahaan didirikan adalah untuk menggabungkan semua potensi efektif yang ada untuk mencapai tujuan tertentu, tidak peduli bagaimana bentuk struktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan konsumen sebanyak-banyaknya guna mengkonsumsi produk

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan konsumen sebanyak-banyaknya guna mengkonsumsi produk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perubahan yang terjadi sekarang ini, banyak perusahaan yang bersaing untuk mempertahankan kualitas produknya dan menarik konsumen serta

Lebih terperinci