Bab II. Mobile Robot dan Komponennya

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab II. Mobile Robot dan Komponennya"

Transkripsi

1 Bab II. Mobile Robot dan Komponennya II.1. Tipe-tipe Robot Terdapat banyak versi mengenai pendefinisian robot. International Standard Organisation dalam ISO 8373 mendefinisikan robot sebagai [1]: An automatically controlled, reprogrammable, multipurpose, manipulator programmable in three or more axes, which may be either fixed in place or mobile for use in industrial automation applications. Sedangkan Robotics Institute of America (RIA) mendefinisikan robot ke dalam empat kelompok berikut [2]. a. Handling devices dengan kendali manual. b. Automated handling devices dengan siklus kerja yang telah didefiniskan sebelumnya. c. Programmable, servo terkontrol dengan trayektori kontinyu titik-ke-titik. d. Tipe c (programmable) dengan kemampuan tambahan mengumpulkan informasi dari lingkungan untuk gerakan cerdas (intelligent motion). Dengan demikian, penjinak bom kendali jarak jauh Morolipi-V.1 [3] buatan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pun dapat dikategorikan sebagai robot. Secara umum, robot dibagi menjadi dua kelas, yakni robot manipulator (atau industrial robot) dan mobile robot [4]. Mobile robot memiliki kemampuan untuk bergerak dalam lingkungannya dan tidak terikat pada lokasi fisik tertentu. Sedangkan industrial robot biasanya terdiri dari lengan terhubung (multi-linked manipulator) dan susunan gripper (pencengkram, atau end effector) yang terpasang pada permukaan tertentu. Mobile robot diklasifikasikan berdasarkan lingkungan dan alat geraknya [4]. Berdasarkan lingkungan pergerakannya, diklasifikasikan menjadi sebagai berikut. a. Land robots atau home robots. Bergerak di lingkungan darat. Umumnya menggunakan roda atau kaki. b. Aerial robots. Bergerak di udara. Biasanya disebut unmanned aerial vehicles (UAVs). c. Underwater robots. Bergerak di lingkungan air. Biasanya disebut autonomous underwater vehicles (AUVs) Sedangkan berdasarkan alat geraknya, diklasifikasikan menjadi sebagai berikut. a. Legged robot. Menggunakan kaki untuk bergerak. 4

2 b. Wheeled robot. Menggunakan roda untuk bergerak. c. Track robot. Menggunakan track untuk bergerak. Dalam tugas akhir ini dikembangkan home wheeled mobile robot kendali jarak jauh yang bisa dikendalikan secara manual ataupun otomatis. II.2. Sistem Kemudi Mobile Robot Terdapat dua tipe kemudi (steering) menggunakan roda, yakni kemudi Ackerman dan kemudi diferensial [5]. a. Kemudi Ackerman Kemudi Ackerman dikenal juga sebagai kemudi tipe mobil. Metode ini menggunakan dua roda depan, terkadang menggunakan satu roda, yang berbelok bersama untuk menghasilkan gerak berbelok. Gambar II.1 mengilustrasikan mekanisme belok menggunakan kemudi Ackerman. Tipe kemudi lebih presisi dibandingkan kemudi diferensial dalam menelusuri lintasan tertentu [5]. Tipe kemudi ini juga bekerja baik pada kecepatan tinggi, seperti pada semua tipe mobil dan mobil balap. Kelemahan dari tipe kemudi Ackerman ialah tidak mampu berotasi terhadap sumbu vertikalnya sendiri. Selain itu, radius beloknya dibatasi oleh jarak roda depan-belakang dan sudut belok roda depan. Gambar II.1 Contoh kemudi Ackerman. b. Kemudi Diferensial Kemudi diferensial dikenal juga sebagai kemudi tipe tank. Tipe kemudi ini menggunakan perbedaan laju roda kiri dan kanan untuk menghasilkan gerak berbelok. 5

3 Gambar II.2 memperlihatkan contoh kemudi menggunakan kemudi diferensial untuk menghasilkan gerak maju, mundur, dan belok. Gambar II.2 Contoh kemudi diferensial. Dengan memvariasikan arah gerak dan kecepatan putaran motor, dapat dihasilkan berbagai variasi gerak [5]. Tipe kemudi ini banyak dipakai dalam robot remote control dan robot promosi (iklan). Kelemahan dari tipe kemudi diferensial ialah menghasilkan gesekan pada roda depan dan belakang saat melakukan gerak berbelok. II.3. Mikrokontroller Mikrokontroller, atau microcomputer, ialah sistem yang terdiri dari CPU (central processing unit), RAM (random access memory), ROM (read only memory), bus (untuk address/alamat, data, sinyal kontrol), dan divais I/O (input/output) yang dikemas dalam suatu IC (integrated circuit) [13]. Mikrokontroller yang akan digunakan dalam tugas akhir ini ialah AT89S52 (keluarga MCS-51 1 ) buatan Atmel Corporation. Gambar II.3 berikut memperlihatkan bentuk dan kaki-kaki dari mikrokontroller AT89S52 untuk kemasan PDIP (plastic dual-in-line package). 1 MCS-51 merupakan merk dagang dari Intel Corporation. 6

4 (a) (b) Gambar II.3 Bentuk fisik (a) dan kaki-kaki (b) dari mikrokontroller AT89S52. Untuk dapat bekerja, mikrokontroller ini memerlukan catu daya pada pin VCC dan osilator pada pin XTAL1 dan XTAL2. Pin RST merupakan kaki reset yang akan mereset mikrokontroller ketika pin ini diberi logika 1. Pin EA/VPP mengatur apakah mikrokontroller mengeksekusi program dari ROM internal atau dari ROM eksternal jika diberi logika 1 atau 0, berturut-turut. Salah satu fitur penting yang akan dipakai dalam tugas akhir ini ialah fitur external interrupt. Interupsi ialah suatu kondisi (atau kejadian) yang menyebabkan program disangga untuk sementara ketika kondisi tersebut dilayani oleh bagian program lain [13], bagian program yang melayani interupsi ini disebut interrupt service routine (ISR). Register yang mengatur interupsi ialah register IE, IP, dan TCON. Ketika terjadi interupsi, program counter (PC, menampung alamat ROM yang sedang dieksekusi) akan mengarah ke alamat tertentu (dinamakan vector address) yang bersesuaian dengan sumber interupsi sebagai berikut. Sumber interupsi Eksternal 0 Timer 0 Eksternal 1 Timer 1 Serial port Timer 2 Sumber : [15]. Vector address 0x0003 0x000B 0x0013 0x001B 0x0023 0x002B Register IE : interrupt enable Register ini dapat dialamati per bit. Fungsi tiap bit ialah sebagai berikut. 7

5 EA - ET2 ES ET1 EX1 ET0 EX0 EA IE.7 Mengaktifkan/mematikan seluruh interupsi. - IE.6 Tidak diimplementasikan. ET2 IE.5 Mengaktifkan/mematikan interupsi overflow 2 atau capture pada Timer 2. ES IE.4 Mengaktifkan/mematikan interupsi port serial. ET1 IE.3 Mengaktifkan/mematikan interupsi overflow pada Timer 1. EX1 IE.2 Mengaktifkan/mematikan interupsi eksternal 1. ET0 IE.1 Mengaktifkan/mematikan interupsi overflow pada Timer 0. EX0 IE.0 mengaktifkan/mematikan interupsi eksternal 0. Bit diberi logika 0 untuk mengaktifkan atau 1 untuk mematikan. Register IP : interrupt priority Register ini dapat dialamati per bit. Fungsi tiap bit ialah sebagai berikut. - - PT2 PS PT1 PX1 PT0 PX0 - IP.7 Tidak diimplementasikan. - IP.6 Tidak diimplementasikan. PT2 IP.5 Mendefinisikan prioritas interupsi Timer 2. PS IP.4 Mendefinisikan prioritas interupsi Port Serial. PT1 IP.3 Mendefinisikan prioritas interupsi Timer 1. PX1 IP.2 Mendefinisikan prioritas interupsi Eksternal 1. PT0 IP.1 Mendefinisikan prioritas interupsi Timer 0. PX0 IP.0 Mendefinisikan prioritas interupsi Eksternal 0. Bit diberi logika 0 atau 1 untuk mengatur agar interupsi yang bersesuaian berada pada prioritas rendah atau tinggi, berturut-turut. Jika terjadi interupsi berprioritas tinggi ketika program sedang mengeksekusi ISR interupsi berprioritas rendah, maka ISR tersebut akan disangga dan PC mengarah ke ISR interupsi berprioritas tinggi; jika telah selesai, program akan kembali mengeksekusi ISR interupsi berprioritas rendah mulai dari alamat ROM yang disangga tadi. Sedangkan interupsi berprioritas rendah tidak dapat menginterupsi ISR interupsi berprioritas tinggi. Register TCON : timer/counter control Register ini dapat dialamati per bit. Fungsi tiap bit ialah sebagai berikut. TF1 TR1 TF0 TR0 IE1 IT1 IE0 IT0 TF1 TCON.7 Flag overflow Timer 1. Diset 3 oleh hardware ketika Timer/Counter 1 mengalami overflow. Diclear kembali oleh hardware ketika processor vector mengarah ke ISR. TR1 TCON.6 Bit run control Timer 1. Diset/clear untuk menghidup/matikan Timer/Counter 1. TF0 TCON.5 Flag overflow Timer 0. Diset oleh hardware ketika Timer/Counter 0 mengalami overflow. Diclear kembali oleh hardware ketika processor vector mengarah ke ISR. TR0 TCON.4 Bit run control Timer 0. Diset/clear untuk menghidup/matikan 2 Overflow merupakan kondisi ketika pencacahan kembali dari 0xFFFF ke 0x Set/clear diasosiasikan dengan membuat bit berlogika high/low 8

6 Timer/Counter 0. IE1 TCON.3 Flag interupsi eksternal 1. Diset oleh hardware ketika interupsi eksternal terdeteksi. Diclear oleh hardware ketika interupsi diproses. IT1 TCON.2 Bit kontrol tipe interupsi eksternal 1. Diset/clear oleh software untuk menentukan apakah interupsi eksternal dipicu oleh falling edge (1-ke-0) / low level (logika 0). IE0 TCON.1 Flag interupsi eksternal 0. Diset oleh hardware ketika interupsi eksternal terdeteksi. Diclear oleh hardware ketika interupsi diproses. IT0 TCON.0 Bit kontrol tipe interupsi eksternal 0. Diset/clear oleh software untuk menentukan apakah interupsi eksternal dipicu oleh falling edge (1-ke-0) / low level (logika 0). Untuk memasukan file program (dalam bentuk file berekstensi *.hex) ke flash ROM memory dapat dilakukan menggunakan mode parallel atau mode serial [14]. Pada tugas akhir ini digunakan pemrograman flash memory menggunakan mode serial. Pada Gambar II.4(b), sinyal SCK (melalui P1.7) digunakan untuk sinkronisasi bit di MOSI dan di MISO. Saat melakukan pemrograman, pin RST diberi logika 1. (a) (b) Gambar II.4 Koneksi untuk pemrograman flash memory melalui mode serial, (a); dan bentuk sinyal MOSI, MISO, dan SCK, (b). 9

7 II.4. Antarmuka Komputer Antarmuka antara komputer dengan peralatan elektronik yang lazim digunakan ialah port serial, port parallel, dan universal serial bus. Dalam tugas akhir ini akan digunakan antarmuka dengan komputer menggunakan port parallel. Port parallel merupakan tipe soket pada PC (personal computer) untuk antarmuka dengan berbagai peralatan, dikenal sebagai printer port atau Centronics port, dengan komunikasi paralel dua arah menggunakan standar IEEE 1284 [6]. Gambar II.5 memperlihatkan kakikaki pada port parallel tipe IBM, atau DB25. Penjelasan fungsi tiap pin dijelaskan dalam Tabel II.1 berikut. (a) (b) Gambar II.5 Bentuk fisik port parallel, (a); kaki-kaki pada port parallel [7], (b). Tabel II.1 Deskripsi tiap pin pada port parallel. No. Pin Nama Sinyal Arah* Deskripsi 1 Strobe O Mempertahankan sinyal antara 2.8 hingga 5.0 volt. Turun menjadi 0.5 volt ketika komputer mengirim satu byte data. 2 9 Carry data I/O Data satu byte. Bit 1 ditandai dengan tegangan 5 volt, dan bit 0 ditandai dengan tegangan di bawah 0.5 volt. 10 Acknowledge I Seperti pin 1, tetapi turun tegangan untuk memberitahu komputer bahwa data telah diterima. 11 Busy I Jika printer/alat dalam keadaan busy, pin 11 dihighkan. Tegangan diturunkan di bawah 0.5 volt untuk memberitahu komputer bahwa printer/alat telah siap menerima data. 12 Paper Out I Printer/alat memberitahu komputer bahwa kertas cetak telah habis dengan menghighkan pin Select I Selama tegangan pin 13 high, komputer menganggap printer/alat sedang online. 14 Linefeed O Sinyal perintah auto feed. 15 Error I Jika printer mengalami masalah, pin 15 dilowkan untuk memberitahu komputer bahwa telah terjadi error. 16 Initialize O Ketika tugas pencetakan baru telah siap, komputer 10

8 melowkan pin nselect O Komputer melowkan pin 17 untuk membuat printer menjadi offline Ground - Ground *: O, dari komputer ke alat, I, dari alat ke komputer. (Sumber: [7,8]) Alamat tipikal port parallel pada PC dengan bus ISA ialah sebagai berikut. LPT1: 0x3BC LPT2: 0x378 LPT3: 0x278 Jika terdeteksi 3 port. LPT1: 0x378 LPT2: 0x278 Jika terdeteksi 2 port. LPT1: 0x378 Jika terdeteksi 1 port. (Sumber: [9]) II.5. Sistem Telemetri Radio Sistem telemetri radio merupakan sistem pengiriman data jarak jauh menggunakan frekuensi gelombang radio, yakni sekitar MHz [10]. Sinyal data dimodulasi dengan sinyal carrier/pembawa dengan berbagai cara, yakni amplitude shift keying (ASK), frequency shift keying (FSK), phase shift keying (PSK), dan lain-lain. Pada tugas akhir ini akan digunakan modulasi ASK. Gambar II.6 Modulasi amplitudo, (bawah) sinyal TTL data, (tengah) sinyal bandlimited, (atas) sinyal ASK. [11]. Apabila diinginkan sinyal dari pemancar diterima oleh penerima tertentu saja, maka sinyal dapat diberi suatu alamat/address yang unik untuk tiap penerima sehingga penerima hanya akan mengolah sinyal yang alamatnya sesuai. 11

9 Data-1 f = 315 MHz f = 315 MHz Data-2 Alamat tidak cocok Alamat cocok, data diteruskan Data Gambar II.7 Ilustrasi penggunaan alamat sinyal untuk memilah data dari dua gelombang dengan frekuensi carrier yang sama. II.6. Pengolahan Citra Robot vision, atau penglihatan robot, merupakan sistem computer vision yang diaplikasikan pada robot. Computer vision ialah cabang dari kecerdasan buatan (artificial intelligence) dan pengolahan citra (image processing) yang terkait dengan pengolahan gambar komputer yang diperoleh dari dunia nyata [20]. Dalam tugas akhir ini dibuat dua contoh aplikasi pada robot pengikut bola merah dan pengikut garis hitam. Pengolahan citra yang digunakan ialah transformasi warna ke greyscale, binarisasi, dan filter warna. Model Warna RGB Model warna yang digunakan ialah model RGB, yakni warna dimodelkan sebagai kombinasi dari warna merah (red), hijau (green), dan biru (blue) dalam berbagai persentase untuk menghasilkan warna lain [21]. Dengan model RGB, warna dapat dinyatakan dalam mode 24-bit (true color), 16-bit (high color), 32-bit, atau 48-bit. Mode 24-bit per pixel menyatakan warna oleh tiga bilangan bulat dengan jangkauan dari 0 hingga 255 berturut-turut untuk warna merah 8-bit, warna hijau 8-bit, dan warna biru 8-bit. Nilai 0 hingga 255 bagi tiap warna menyatakan intensitas komponen warna tersebut warna( RGB,, ) = (intensitas biru) 2 + (intensitas hijau) 2 + (intensitas merah) 2 Misalnya warna merah dinyatakan sebagai 0x0000FF, hijau sebagai 0x00FF00, biru sebagai 0xFF0000, kuning sebagai 0x00FFFF, dan hitam sebagai 0x Mode 16-bit per pixel juga menyatakan warna oleh tiga bilangan bulat, tetapi hanya 5-bit untuk merah, 6-bit untuk hijau, dan 5-bit untuk biru. Mode 32-bit per pixel sangat mirip dengan mode 24-bit. 8-bit tambahannya tidak digunakan, ini karena hardware hanya bisa mengakses data dengan kelipatan dua dari tiap byte (8-bit). Yakni 0xFFFFFFFF dapat 12

10 diakses, tetapi tidak 0xFFFFFF. Mode 48-bit per pixel pun mirip dengan mode-24 bit, tetapi tiap intensitas warna dinyatakan dalam bilangan 16-bit, yakni 0 hingga Gambar II.8 memperlihatkan kubus warna dalam model RGB. Gambar II.8 Kubus warna dalam model RGB, tiap sumbu menyatakan intensitas komponen merah, hijau, dan biru. [21] Transformasi Warna ke Greyscale Untuk mentransformasi gambar berwarna ke gambar greyscale (skala/derajat keabuan), diperlukan informasi nilai intensitas dari komponen merah, hijau, dan biru [22]. Nilai derajat keabuan untuk tiap pixel diperoleh sebagai berikut. greyscale = a (intensitas merah) + b (intensitas hijau) + c (intensitas biru) Dengan koefisien a, b, dan c dapat dipilih bernilai 1/3, 1/3, dan 1/3, atau 0.42, 0.32, dan Komposisi terakhir sering digunakan untuk menghasilkan derajat keabuan lebih realistik dalam menyatakan warna [23]. Binarisasi Binarisasi ialah proses mengubah gambar dari gambar greyscale menjadi gambar yang hanya terdiri dari dua komponen, yakni hitam dan putih [24]. Bisa merupakan hasil proses segmentasi ataupun thresholding. Beberapa divais I/O juga hanya bisa mengolah data biner. (a) (b) (c) Gambar II.9 Contoh gambar berwarna (a) yang diubah menjadi gambar dengan derajat keabuan (b) dan gambar biner dari gambar keabuan (c). 13

11 Filter Warna Filter warna dimaksudkan untuk meneruskan warna tertentu dan menghilangkan warna yang lain. Gambar II.10 memperlihatkan contoh gambar hasil pemfilteran warna merah. Percobaan menghasilkan warna merah yang diinginkan berada dalam jangkauan RGB( , 0-90, 0-90). Dengan meloloskan warna yang berada dalam jangkauan ini dan menghitamkan warna (diberi nilai 0) yang lain, maka diperoleh gambar dari objek warna merah saja. (a) Gambar II.10 Gambar asli (a) dan gambar hasil filter warna (b). (b) 14

Terdapat banyak tempat di dunia ini yang tidak memungkinkan untuk dihadiri. oleh manusia, seperti bawah laut, daerah pertambangan atau penggalian yang

Terdapat banyak tempat di dunia ini yang tidak memungkinkan untuk dihadiri. oleh manusia, seperti bawah laut, daerah pertambangan atau penggalian yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Sistem Teleoperasi Terdapat banyak tempat di dunia ini yang tidak memungkinkan untuk dihadiri oleh manusia, seperti bawah laut, daerah pertambangan atau penggalian yang

Lebih terperinci

MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51

MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 Ringkasan Pendahuluan Mikrokontroler Mikrokontroler = µp + Memori (RAM & ROM) + I/O Port + Programmable IC Mikrokontroler digunakan sebagai komponen pengendali

Lebih terperinci

Blok sistem mikrokontroler MCS-51 adalah sebagai berikut.

Blok sistem mikrokontroler MCS-51 adalah sebagai berikut. Arsitektur mikrokontroler MCS-51 diotaki oleh CPU 8 bit yang terhubung melalui satu jalur bus dengan memori penyimpanan berupa RAM dan ROM serta jalur I/O berupa port bit I/O dan port serial. Selain itu

Lebih terperinci

TKC210 - Teknik Interface dan Peripheral. Eko Didik Widianto

TKC210 - Teknik Interface dan Peripheral. Eko Didik Widianto TKC210 - Teknik Interface dan Peripheral Eko Didik Sistem Komputer - Universitas Diponegoro Review Kuliah Pembahasan tentang: Referensi: mikrokontroler (AT89S51) mikrokontroler (ATMega32A) Sumber daya

Lebih terperinci

SISTEM INTERUPSI MIKROKONTROLER ATMEL

SISTEM INTERUPSI MIKROKONTROLER ATMEL Lab Elektronika Industri Mikrokontroler 1 I. INTERUPSI SISTEM INTERUPSI MIKROKONTROLER ATMEL Interupsi adalah pengubahan urutan pelaksanaan program karena adanya suatu kejadian atau instruksi yang perlu

Lebih terperinci

ARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55

ARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55 ARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55 A. Pendahuluan Mikrokontroler merupakan lompatan teknologi mikroprosesor dan mikrokomputer. Mikrokontroler diciptakan tidak semata-mata hanya memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

TERJADI INTERRUPT MELAYANI INTERRUPT KEMBALI MENERUSKAN PROGRAM YANG TERHENTI PROGRAM YANG SEDANG BERJALAN. Gambar 4.1 Interrupt

TERJADI INTERRUPT MELAYANI INTERRUPT KEMBALI MENERUSKAN PROGRAM YANG TERHENTI PROGRAM YANG SEDANG BERJALAN. Gambar 4.1 Interrupt 1. Interrupt Interrupt adalah suatu kejadian atau peristiwa yang menyebabkan mikrokontroler berhenti sejenak untuk melayani interrupt tersebut. Program yang dijalankan pada saat melayani interrupt disebut

Lebih terperinci

MIKROKONTROLER AT89S52

MIKROKONTROLER AT89S52 MIKROKONTROLER AT89S52 Mikrokontroler adalah mikroprosessor yang dirancang khusus untuk aplikasi kontrol, dan dilengkapi dengan ROM, RAM dan fasilitas I/O pada satu chip. AT89S52 adalah salah satu anggota

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas teori-teori dasar yang digunakan untuk merealisasikan suatu sistem penjejak obyek bergerak. 2.1 Citra Digital Citra adalah suatu representasi (gambaran),

Lebih terperinci

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 Dwisnanto Putro, S.T., M.Eng. MIKROKONTROLER AVR Jenis Mikrokontroler AVR dan spesifikasinya Flash adalah suatu jenis Read Only Memory yang biasanya diisi dengan program

Lebih terperinci

PERTEMUAN MEMORY DAN REGISTER MIKROKONTROLER

PERTEMUAN MEMORY DAN REGISTER MIKROKONTROLER PERTEMUAN MEMORY DAN REGISTER MIKROKONTROLER Memory Program Memory dan Data Memory Memory yang terdapat pada Mikrokontroler 89C51 dipisahkan menjadi 2 bagian yaitu program memory (memori program) dan data

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi PLC menurut National Electrical Manufacturing Association (NEMA)

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi PLC menurut National Electrical Manufacturing Association (NEMA) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Programmable Logic Controller (PLC) Definisi PLC menurut National Electrical Manufacturing Association (NEMA) adalah perangkat elektronik digital yang memakai programmable memory

Lebih terperinci

Mikrokontroler AVR. Hendawan Soebhakti 2009

Mikrokontroler AVR. Hendawan Soebhakti 2009 Mikrokontroler AVR Hendawan Soebhakti 2009 Tujuan Mampu menjelaskan arsitektur mikrokontroler ATMega 8535 Mampu membuat rangkaian minimum sistem ATMega 8535 Mampu membuat rangkaian downloader ATMega 8535

Lebih terperinci

Kata kunci: Amplitude Shift Keying, nir kabel, elektromagnetik

Kata kunci: Amplitude Shift Keying, nir kabel, elektromagnetik Printer Nir Kabel Budihardja Murtianta Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga budihardja.murtianta@staff.uksw.edu Ringkasan Printer

Lebih terperinci

MIKROKONTROLER Yoyo Somantri dan Egi Jul Kurnia

MIKROKONTROLER Yoyo Somantri dan Egi Jul Kurnia MIKROKONTROLER Yoyo Somantri dan Egi Jul Kurnia Mikrokontroler Mikrokontroler adalah sistem komputer yang dikemas dalam sebuah IC. IC tersebut mengandung semua komponen pembentuk komputer seperti CPU,

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Blok Diagram Port Serial RXD (P3.0) D SHIFT REGISTER. Clk. SBUF Receive Buffer Register (read only)

Gambar 3.1 Blok Diagram Port Serial RXD (P3.0) D SHIFT REGISTER. Clk. SBUF Receive Buffer Register (read only) 1. Operasi Serial Port mempunyai On Chip Serial Port yang dapat digunakan untuk komunikasi data serial secara Full Duplex sehingga Port Serial ini masih dapat menerima data pada saat proses pengiriman

Lebih terperinci

REGISTER-REGISTER Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY

REGISTER-REGISTER Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY REGISTER-REGISTER 8051 Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY E-mail : sumarna@uny.ac.id 1. PC (Program Counter) PC dengan ukuran 16 bit menentukan lokasi berikutnya yang akan dieksekusi (dijalankan).

Lebih terperinci

Sumber Clock, Reset dan Antarmuka RAM

Sumber Clock, Reset dan Antarmuka RAM ,, Antarmuka RAM TSK304 - Teknik Interface dan Peripheral Eko Didik Teknik Sistem Komputer - Universitas Diponegoro Review Kuliah, Pembahasan tentang antarmuka di mikrokontroler 8051 (AT89S51) Sumber clock

Lebih terperinci

Tabel 1. Karakteristik IC TTL dan CMOS

Tabel 1. Karakteristik IC TTL dan CMOS BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. IC Digital TTL dan CMOS Berdasarkan teknologi pembuatannya, IC digital dibedakan menjadi dua jenis, yaitu TTL (Transistor-Transistor Logic) dan CMOS (Complementary Metal Oxide

Lebih terperinci

Oleh : Mujahidin

Oleh : Mujahidin Oleh : Mujahidin iddhien@gmail.com mujahidin@iddhien.com 3.1 Pendahuluan Port Parallel banyak digunakan dalam berbagai macam aplikasi Interface. Port ini membolehkan kita memiliki masukan hingga 8 bit

Lebih terperinci

KENDALI LENGAN ROBOT MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER AT89S51

KENDALI LENGAN ROBOT MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER AT89S51 KENDALI LENGAN ROBOT MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER AT89S51 Eko Patra Teguh Wibowo Departemen Elektronika, Akademi Angkatan Udara Jalan Laksda Adi Sutjipto Yogyakarta den_patra@yahoo.co.id ABSTRACT A robot

Lebih terperinci

Lab Elektronika Industri Mikrokontroler - 1 AT89C1051

Lab Elektronika Industri Mikrokontroler - 1 AT89C1051 Lab Elektronika Industri Mikrokontroler - 1 AT89C1051 I. FITUR AT89C1051 Kompatibel dengan produk MCS51 1k byte program flash ROM yang dapa diprogram ulang hingga 1000 kali Tegangan operasi 2.7 volt hingga

Lebih terperinci

PORT PARALEL MAKALAH. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Orientasi Sistem Komputer Tahun Akademik 2007/2008

PORT PARALEL MAKALAH. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Orientasi Sistem Komputer Tahun Akademik 2007/2008 PORT PARALEL MAKALAH Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Orientasi Sistem Komputer Tahun Akademik 2007/2008 Disusun Oleh : Ida Solihat (10060206004) Ani Muthiah Permata (10060206005) Shofiyati

Lebih terperinci

Sistem Minimum Mikrokontroler. TTH2D3 Mikroprosesor

Sistem Minimum Mikrokontroler. TTH2D3 Mikroprosesor Sistem Minimum Mikrokontroler TTH2D3 Mikroprosesor MIKROKONTROLER AVR Mikrokontroler AVR merupakan salah satu jenis arsitektur mikrokontroler yang menjadi andalan Atmel. Arsitektur ini dirancang memiliki

Lebih terperinci

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 Dwisnanto Putro, S.T., M.Eng. MIKROKONTROLER AVR Mikrokontroler AVR merupakan salah satu jenis arsitektur mikrokontroler yang menjadi andalan Atmel. Arsitektur ini dirancang

Lebih terperinci

Percobaan 5 PENGENALAN MIKROKONTROLER 8051

Percobaan 5 PENGENALAN MIKROKONTROLER 8051 Percobaan 5 PENGENALAN MIKROKONTROLER 8051 I. Tujuan 1. Mempelajari arsitektur mikrokontroller 8051 2. Memahami macam-macam interrupt yang ada pada mikrokontroller 8051 3. Memahami penggunaan I/O port

Lebih terperinci

Konsep dan Cara Kerja Port I/O

Konsep dan Cara Kerja Port I/O Konsep dan Cara Kerja Port I/O Pertemuan 3 Algoritma dan Pemrograman 2A Jurusan Sistem Komputer Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas Gunadarma 2015 Parallel Port Programming Port

Lebih terperinci

TIMER DAN COUNTER MIKROKONTROLER ATMEL

TIMER DAN COUNTER MIKROKONTROLER ATMEL Lab Elektronika Industri Mikrokontroler - 1 TIMER DAN COUNTER MIKROKONTROLER ATMEL I. TIMER DAN COUNTER Timer atau counter pada dasarnya adalah sebuah pencacah. Pencacah itu bisa dipakai sebagai pewaktu

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS 3.1. Pendahuluan Perangkat pengolah sinyal yang dikembangkan pada tugas sarjana ini dirancang dengan tiga kanal masukan. Pada perangkat pengolah sinyal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perangkat Keras Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu perangkat keras (hardware) yang dapat mengolah data, menghitung, mengingat dan mengambil pilihan.

Lebih terperinci

Wireless Infrared Printer dengan DST-51 (Pengambilan Data dari Standard Parallel Port)

Wireless Infrared Printer dengan DST-51 (Pengambilan Data dari Standard Parallel Port) Wireless Infrared Printer dengan DST-51 (Pengambilan Data dari Standard Parallel Port) Untuk merancang sebuah perangkat yang dapat mengirimkan data dari PC Parallel Port ke Printer secara wireless, maka

Lebih terperinci

Atmel Corporation, 2009, AT89S52 Datasheet,

Atmel Corporation, 2009, AT89S52 Datasheet, Atmel Corporation, 2009, AT89S52 Datasheet, www.alldatasheet.com Christanto, Danny, & Pusporini, Kris, 2003, Panduan Dasar Mikrokontroler Keluarga MCS-51. Surabaya: Innovative Electronics Hitachi Semiconductor,

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Konsep dasar mengendalikan lampu dan komponen komponen yang digunakan pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem

Lebih terperinci

AT89S52 8kByte In-System Programmable Mikrokontroler

AT89S52 8kByte In-System Programmable Mikrokontroler Lab Elektronika Industri Mikrokontroler 1 AT89S52 8kByte In-System Programmable Mikrokontroler I. Fitur AT89S52 Kompatibel dengan produk MCS51 Intel 8kByte Flah Memori dengan In-System Programmable (ISP)

Lebih terperinci

DT-51Application Note

DT-51Application Note DT-51Application Note AN31 Pencatat Data Percakapan Telepon III (Printer Interfacing) Oleh: Tim IE & Muh. Andi Wicaksono & A. Hadi Syafrudin (Institut Teknologi Sepuluh November) Aplikasi ini sebenarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, banyak terjadi kecelakaan didunia pertransportasian. Salah satunya dalam industri perkeretaapian. Salah satu penyebab banyaknya kecelakaan adalah disebabkan

Lebih terperinci

MODE OPERASI TIMER/COUNTER. Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY

MODE OPERASI TIMER/COUNTER. Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY MODE OPERASI TIMER/COUNTER Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY E-mail : sumarna@uny.ac.id 1. Mode 0 : Timer/Counter 13 bit. Gambar berikut menunjukkan konfigurasi operasi timer/counter mode 0. Salah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jantung dalam terminologi sederhana, merupakan sebuah pompa yang terbuat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jantung dalam terminologi sederhana, merupakan sebuah pompa yang terbuat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jantung Jantung dalam terminologi sederhana, merupakan sebuah pompa yang terbuat dari otot. Jantung merupakan salah satu organ terpenting dalam tubuh manusia yang berperan dalam

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 7 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 1 Konveyor Konveyor hanya bergerak ke satu arah saja, konveyor digerakkan dengan motor stepper 12V type. Sinyal keluaran dari motor stepper untuk menggerakkan konveyor dirangkaikan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan secara umum perancangan sistem pengingat pada kartu antrian dengan memanfaatkan gelombang radio, yang terdiri dari beberapa bagian yaitu blok diagram

Lebih terperinci

Mikrokontroler 89C51 Bagian II :

Mikrokontroler 89C51 Bagian II : Mikrokontroler 89C51 Bagian II : Mikrokontroler 89C51 Mikrokontroler 89C51 merupakan mikrokomputer CMOS 8 bit dengan 4 Kbytes Flash Programmable Memory. Arsitektur 89C51 ditunjukkan pada gambar 2. Accumulator

Lebih terperinci

Pendahuluan Mikrokontroler 8051

Pendahuluan Mikrokontroler 8051 Pendahuluan Mikrokontroler 8051 Pokok Bahasan: 1. Mikrokontroler 8051 Arsitektur (Architecture) Timers/Counters Interrupts Komunikasi Serial (Serial Communication) Tujuan Belajar: Setelah mempelajari dalam

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN P EMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN P ENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN P EMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN P ENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN P EMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN P ENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... KATA PENGANTAR... ABSTRAKSI... TAKARIR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

Timer Counter. D3 Telekomunikasi.

Timer Counter. D3 Telekomunikasi. Timer Counter D3 Telekomunikasi Timer Pada dasarnya timer dan counter merupakan sistem yang sama-sama menambahkan diri hingga overflow. Timer memanfaatkan frekuensi osilator untuk bertambah tiap machine

Lebih terperinci

Pertemuan Ke-8 Unit I/O (Unit Masukan dan Keluaran)

Pertemuan Ke-8 Unit I/O (Unit Masukan dan Keluaran) Pertemuan Ke-8 Unit I/O (Unit Masukan dan Keluaran) Sistem komputer memiliki tiga komponen utama, yaitu : CPU, memori (primer dan sekunder), dan peralatan masukan/keluaran (I/O devices) seperti printer,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 25 BAB III PERANCANGAN SISTEM Sistem monitoring ini terdiri dari perangkat keras (hadware) dan perangkat lunak (software). Perangkat keras terdiri dari bagian blok pengirim (transmitter) dan blok penerima

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Analisa Sistem Dokumentasi merupakan suatu hal yang dibutuhkan manusia pada era globalisasi pada saat ini. Karena pentingnya suatu nilai dokumentasi membuat pengguna

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Secara umum sistem pengendalian ketinggian cairan dalam bentuk level simulator berbasis avr 8535 yang dikendalikan melalui jaringan tcp/ip melalui antarmuka port paralel ini terdiri

Lebih terperinci

Arsitektur Mikrokontroler

Arsitektur Mikrokontroler BAGIAN 1 Arsitektur Mikrokontroler Tujuan Pembelajaran Umum: 1. Mahasiswa mampu mendeskripsikan Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 Tujuan Pembelajaran Khusus: 1. Mahasiswa dapat memahami arsitektur mikrokontroler

Lebih terperinci

Gambar 1.1. Diagram blok mikrokontroller 8051

Gambar 1.1. Diagram blok mikrokontroller 8051 1.1. Organisasi Memori Semua divais 8051 mempunyai ruang alamat yang terpisah untuk memori program dan memori data, seperti yang ditunjukkan pada gambar1.1. dan gambar 1.2. Pemisahan secara logika dari

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 21 BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 3.1 Gambaran umum Perancangan sistem pada Odometer digital terbagi dua yaitu perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perancangan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS ini dapat dibuat lebih efisien dan dikembangkan perakitannya pada suatu metode lain yang mempunyai system kerja yang sama. BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1. Mikrokontroler AT89S52 2.1.1. Gambaran Umum Mikrokontroler,

Lebih terperinci

Memprogram Interupsi AT89S51

Memprogram Interupsi AT89S51 BAGIAN 1 AT89S51 Tujuan Pembelajaran Umum: 1. Mahasiswa trampil memprogram interupsi Tujuan Pembelajaran Khusus: 1. Mahasiswa memahami dasar-dasar interupsi Mikrokontroler AT89S51 2. Mahasiswa memahami

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PERANGKAT KERAS 2.1.1 Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontoler dan mikrokomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar (market

Lebih terperinci

Pertemuan 10 Arsitektur Mikrokontroler 8051

Pertemuan 10 Arsitektur Mikrokontroler 8051 Pertemuan 10 Arsitektur Mikrokontroler 8051 Learning Outcomes Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu : Menjelaskan arsitektur mikrokontroler 8051 Arsitektur Mikrokontroller 8051 Materi:

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan

BAB III PERANCANGAN. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan 41 BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan perancangan rangkaian elektronik,

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR 2.1 Umum

BAB II TEORI DASAR 2.1 Umum 5 BAB II TEORI DASAR 2.1 Umum Air bersih merupakan kebutuhan sehari-hari manusia dalam melakukan aktivitasnya. Air bersih dapat sebagai air baku untuk memasak atau pun untuk mandi, cuci dan kakus. Pada

Lebih terperinci

Organisasi Sistem Komputer. Port Serial

Organisasi Sistem Komputer. Port Serial Organisasi Sistem Komputer Port Serial Ditulis Oleh : Ria Anggraeni (10060204004) Taufik Saleh (10060207002) Fenny Maslia U (10060204006) Gita Rakhmalia (10060204015) Universitas Islam Bandung 2008 Pada

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik robot. Sedangkan untuk pembuatan perangkat

Lebih terperinci

PERTEMUAN PERANGKAT KERAS MIKROKONTROLER

PERTEMUAN PERANGKAT KERAS MIKROKONTROLER PERTEMUAN PERANGKAT KERAS MIKROKONTROLER Pendahuluan Pada dasarnya mikrokontroler bukanlah ilmu pengetahuan yang baru, tetapi adalah hasil pengembang dalam teknologi elektronika. Jika dasar pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Rancangan Perangkat Keras 3.1.1 Blok Diagram Sistem Blok diagram dari sistem AVR standalone programmer adalah sebagai berikut : Tombol Memori Eksternal Input I2C PC SPI AVR

Lebih terperinci

Sistem Mikroprosessor

Sistem Mikroprosessor Sistem Mikroprosessor Agung Prasetyo,ST. Jurusan Teknik Elektro Akademi Teknologi Warga Surakarta Sistem yang berbasis microprosessor: Juga biasa di sebut microcomputer adalah suatu rangkaian digital yang

Lebih terperinci

P10 Media I/O Universitas Mercu Buana Yogyakarta

P10 Media I/O Universitas Mercu Buana Yogyakarta P10 Media I/O Universitas Mercu Buana Yogyakarta A. Sidiq P. 1 Sistem Komputer Komponen utama sistem komputer : CPU Memory (Primary & Secondary) I/O Devices Ex : I Keyboard, Mouse, Modem Ex : O Monitor,

Lebih terperinci

TI2043 Organisasi dan Arsitektur Komputer Tugas 2 Interrupt Driven I/O

TI2043 Organisasi dan Arsitektur Komputer Tugas 2 Interrupt Driven I/O TI2043 Organisasi dan Arsitektur Komputer Tugas 2 Interrupt Driven I/O Aditya Legowo Pra Utomo 2B 08501039 Tugas ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Organisasi dan Arsitektur Komputer

Lebih terperinci

SINYAL INTERUPSI. 1. Latar Belakang

SINYAL INTERUPSI. 1. Latar Belakang SINYAL INTERUPSI 1. Latar Belakang Sistem komputer tidak akan berguna tanpa adanya peralatan input dan output. Operasioperasi I/O diperoleh melalui sejumlah perangkat eksternal yang menyediakan alat untuk

Lebih terperinci

4. Port Input/Output Mikrokontroler MCS-51

4. Port Input/Output Mikrokontroler MCS-51 4. Port Input/Output Mikrokontroler MCS-51 Mikrokontroler MCS-51 memiliki 2 jenis port input/output, yaitu port I/O parallel dan port I/O serial. Port I/O parallel sebanyak 4 buah dengan nama P0,P1,P2

Lebih terperinci

Wireless Gamepad Interface

Wireless Gamepad Interface Smart Peripheral Controller Wireless Gamepad Interface Trademarks & Copyright PlayStation and DUALSHOCK are registered trademarks of Sony Computer Entertainment Inc. AT, IBM, and PC are trademarks of International

Lebih terperinci

Arsitektur Komputer, Mikroprosesor dan Mikrokontroller. TTH2D3 Mikroprosesor

Arsitektur Komputer, Mikroprosesor dan Mikrokontroller. TTH2D3 Mikroprosesor Arsitektur Komputer, Mikroprosesor dan Mikrokontroller TTH2D3 Mikroprosesor Organisasi berkaitan dengan fungsi dan desain bagian-bagian sistem komputer digital yang menerima, menyimpan dan mengolah informasi.

Lebih terperinci

Pertemuan ke - 12 Unit Masukan dan Keluaran Riyanto Sigit, ST. Nur Rosyid, S.kom Setiawardhana, ST Hero Yudo M, ST

Pertemuan ke - 12 Unit Masukan dan Keluaran Riyanto Sigit, ST. Nur Rosyid, S.kom Setiawardhana, ST Hero Yudo M, ST Pertemuan ke - 12 Unit Masukan dan Keluaran Riyanto Sigit, ST. Nur Rosyid, S.kom Setiawardhana, ST Hero Yudo M, ST Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Tujuan Menjelaskan system komputer unit masukkan/keluaran

Lebih terperinci

Replika Sistem Atap Otomatis Untuk Pelindung Benda Terhadap Hujan Berbasis Mikrokontroler AT89S52

Replika Sistem Atap Otomatis Untuk Pelindung Benda Terhadap Hujan Berbasis Mikrokontroler AT89S52 Replika Sistem Atap Otomatis Untuk Pelindung Benda Terhadap Hujan Berbasis Mikrokontroler AT89S52 MUHAMAD SULEMAN Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi, Universitas Gunadarma muhamad.suleman@yahoo.co.id

Lebih terperinci

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika. Assembler Bahasa pemrograman mikrokontroler MCS-51

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika. Assembler Bahasa pemrograman mikrokontroler MCS-51 TAKARIR Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika Assembler Bahasa pemrograman mikrokontroler MCS-51 Assembly Listing Hasil dari proses assembly dalam rupa campuran dari

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PENGAMAN MOBIL BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 DENGAN APLIKASI TELEPON SELULER SEBAGAI INDIKATOR ALARM

RANCANG BANGUN PENGAMAN MOBIL BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 DENGAN APLIKASI TELEPON SELULER SEBAGAI INDIKATOR ALARM RANCANG BANGUN PENGAMAN MOBIL BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 DENGAN APLIKASI TELEPON SELULER SEBAGAI INDIKATOR ALARM Bambang Tri Wahyo Utomo, S.Kom Pri Hadi Wijaya ABSTRAKSI Disini akan dibahas mengenai

Lebih terperinci

PERANCANGAN MINIATUR TRAFFIC LIGHT DENGAN MEMPERGUNAKAN PENGENDALI PORT PARALEL

PERANCANGAN MINIATUR TRAFFIC LIGHT DENGAN MEMPERGUNAKAN PENGENDALI PORT PARALEL PERANCANGAN MINIATUR TRAFFIC LIGHT DENGAN MEMPERGUNAKAN PENGENDALI PORT PARALEL Eka Wahyudi 1, Desi Permanasari 2 1,2 Program Studi Diploma III Teknik Telekomunikasi, Purwokerto 1 ekawahyudi@akatelsp.ac.id

Lebih terperinci

BAB II. PENJELASAN MENGENAI System-on-a-Chip (SoC) C8051F Pengenalan Mikrokontroler

BAB II. PENJELASAN MENGENAI System-on-a-Chip (SoC) C8051F Pengenalan Mikrokontroler BAB II PENJELASAN MENGENAI System-on-a-Chip (SoC) C8051F005 2.1 Pengenalan Mikrokontroler Mikroprosesor adalah sebuah proses komputer pada sebuah IC (Intergrated Circuit) yang di dalamnya terdapat aritmatika,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI PLC (Programable Logic Control) adalah kontroler yang dapat diprogram. PLC didesian sebagai alat kontrol dengan banyak jalur input dan output. Pengontrolan dengan menggunakan PLC

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Proses pengendalian mobile robot dan pengenalan image dilakukan oleh microcontroller keluarga AVR, yakni ATMEGA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perangkat keras Mikrokontroler AT89S51 2.1.1 Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroler AT89S51 merupakan salah satu keluarga dari MCS-51 keluaran Atmel. Jenis mikrokontroler

Lebih terperinci

Sistem Komputer. Tiga komponen utama : CPU

Sistem Komputer. Tiga komponen utama : CPU PERTEMUAN Tiga komponen utama : CPU Sistem Komputer Memori (primer dan sekunder) Peralatan masukan/keluaran (I/O devices) seperti printer, monitor, keyboard, mouse, dan modem 1 Modul I/O Merupakan peralatan

Lebih terperinci

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Definisi Komputer Komputer merupakan mesin elektronik yang memiliki kemampuan melakukan perhitungan-perhitungan yang rumit secara cepat terhadap data-data menggunakan

Lebih terperinci

Organisasi & Arsitektur Komputer

Organisasi & Arsitektur Komputer Organisasi & Arsitektur Komputer 1 Struktur CPU Eko Budi Setiawan, S.Kom., M.T. Eko Budi Setiawan mail@ekobudisetiawan.com www.ekobudisetiawan.com Teknik Informatika - UNIKOM 2013 Flash Back 2 Pengertian

Lebih terperinci

AKSES MEMORI Menggunakan DT-51 MinSys

AKSES MEMORI Menggunakan DT-51 MinSys AKSES MEMORI Menggunakan DT-51 MinSys Mengakses eksternal memori dan data memori pada DT-51 Minimum sistem. Membuat program untuk penulisan atau pembacaan data pada memori eksternal DT-51 MinSys. Memori

Lebih terperinci

KOMPONEN INTERFACING. Yoyo somantri Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK Universitas Pendidikan Indonesia

KOMPONEN INTERFACING. Yoyo somantri Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK Universitas Pendidikan Indonesia KOMPONEN INTERFACING Yoyo somantri Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK Universitas Pendidikan Indonesia Pendahuluan Dalam bab ini akan dibahas tujuan perkuliahan, komponen komponen input/output

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler AT89S52 termasuk kedalam keluarga MCS-51 merupakan suatu. dua macam memori yang sifatnya berbeda yaitu:

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler AT89S52 termasuk kedalam keluarga MCS-51 merupakan suatu. dua macam memori yang sifatnya berbeda yaitu: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perangkat Keras 2.1.1 Mikrokontroler AT89S52 Mikrokontroler AT89S52 termasuk kedalam keluarga MCS-51 merupakan suatu mikrokomputer CMOS 8 bit dengan daya rendah, kemampuan tinggi,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perangkat Keras 2.1.1 Bahasa Assembly MCS-51 Bahasa yang digunakan untuk memprogram IC mikrokontroler AT89S51 adalah bahasa assembly untuk MCS-51. angka 51 merupakan jumlah instruksi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Pada bab ini akan dibahas teori-teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merancang algoritma.

BAB II DASAR TEORI. Pada bab ini akan dibahas teori-teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merancang algoritma. BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dibahas teori-teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merancang algoritma. 2.1. Mikrokontroler ATMega 128 Mikrokontroler merupakan sebuah sistem komputer

Lebih terperinci

BAB III STUDI KOMPONEN. tugas akhir ini, termasuk fungsi beserta alasan dalam pemilihan komponen. 2. Sudah memiliki Kecepatan kerja yang cepat

BAB III STUDI KOMPONEN. tugas akhir ini, termasuk fungsi beserta alasan dalam pemilihan komponen. 2. Sudah memiliki Kecepatan kerja yang cepat BAB III STUDI KOMPONEN Bab ini menjelaskan mengenai komponen apa saja yang digunakan dalam tugas akhir ini, termasuk fungsi beserta alasan dalam pemilihan komponen. 3.1 Mikrokontroler Perancangan sistem

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Crane Crane adalah alat pengangkat dan pemindah material yang bekerja dengan perinsip kerja tali, crane digunakan untuk angkat muatan secara vertikal dan gerak kearah

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN 3.1 Analisa Rangkaian Secara Blok Diagram Pada rangkaian yang penulis buat berdasarkan cara kerja rangkaian secara keseluruhan penulis membagi rangkaian menjadi

Lebih terperinci

Mikroprosesor Z80 Suryanto Sutikno

Mikroprosesor Z80 Suryanto Sutikno Mikroprosesor Z80 Suryanto Sutikno A. Pendahuluan Mikrokontroler merupakan lompatan teknologi mikroprosesor dan mikrokomputer. Mikrokontroler diciptakan tidak semata-mata hanya memenuhi kebutuhan kalangan

Lebih terperinci

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika TAKARIR AC (Alternating Current) Adalah sistem arus listrik. Sistem AC adalah cara bekerjanya arus bolakbalik. Dimana arus yang berskala dengan harga rata-rata selama satu periode atau satu masa kerjanya

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori (2.1)

Bab II Dasar Teori (2.1) Bab II Dasar Teori 2.1. Gelombang ulrasonik Untuk dapat mengamati perubahan yang terjadi pada udara, dapat dilakukan dengan mengamati kejadian fisis akibat suatu pengkondisian tertentu yang memberikan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O, dimana

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O, dimana BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino Uno R3 adalah papan pengembangan mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. peralatan input / output ( I / O ) pendukung di dalamnya. Suatu sistem mikroprosesor

BAB II TEORI DASAR. peralatan input / output ( I / O ) pendukung di dalamnya. Suatu sistem mikroprosesor BAB II TEORI DASAR 2. 1 Sistem Mikrokontroler AT89S52 Mikrokontroller adalah suatu perangkat keras yang memiliki memori dan peralatan input / output ( I / O ) pendukung di dalamnya. Suatu sistem mikroprosesor

Lebih terperinci

Desain Tracker Antena Parabola Berbasis Mikrokontroler

Desain Tracker Antena Parabola Berbasis Mikrokontroler Desain Tracker Antena Parabola Berbasis Mikrokontroler Sri Wahyuni Dali #1, Iskandar Z. Nasibu #2, Syahrir Abdussamad #3 #123 Teknik Elektro Universitas Negeri Gorontalo Abstrak Makalah ini membahas desain

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA BAB IV Pengujian Alat dan Analisa BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA 4. Tujuan Pengujian Pada bab ini dibahas mengenai pengujian yang dilakukan terhadap rangkaian sensor, rangkaian pembalik arah putaran

Lebih terperinci

PERTEMUAN INTERUPSI MIKROKONTROLER 89C51

PERTEMUAN INTERUPSI MIKROKONTROLER 89C51 PERTEMUAN INTERUPSI MIKROKONTROLER 89C51 INTERUPT MIKROKONTROLER 89C51 Pengertian Interupsi Interupt atau selaan adalah suatu proses dimana pada saat mikrokontroler harus menghentikan sementara waktu intruksi-instruksi

Lebih terperinci

PORT SERIAL MIKROKONTROLER ATMEL AT89C51

PORT SERIAL MIKROKONTROLER ATMEL AT89C51 Lab Elektronika Industri Mikrokontroler - 1 PORT SERIAL MIKROKONTROLER ATMEL AT89C51 I. FISIK AT89C51 Mikrokontroler AT89C51 umumnya mempunyai kemasan 40 pin seperti gambar berikut. AT89C51 telah dilengkapi

Lebih terperinci

Struktur Fungsi CPU. Mata Kuliah Arsitektur Komputer Program Studi Sistem Informasi 2013/2014 STMIK Dumai -- Materi 03 --

Struktur Fungsi CPU. Mata Kuliah Arsitektur Komputer Program Studi Sistem Informasi 2013/2014 STMIK Dumai -- Materi 03 -- Struktur Fungsi CPU Mata Kuliah Arsitektur Komputer Program Studi Sistem Informasi 2013/2014 STMIK Dumai -- Materi 03 -- This presentation is revised by @hazlindaaziz, STMIK, 2014 Main Material: Acknowledgement

Lebih terperinci

Organisasi & Arsitektur Komputer

Organisasi & Arsitektur Komputer Organisasi & Arsitektur Komputer 1 Unit Input - Output Eko Budi Setiawan, S.Kom., M.T. Eko Budi Setiawan mail@ekobudisetiawan.com www.ekobudisetiawan.com Teknik Informatika - UNIKOM 2013 Flash Back 2 Pengertian

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI 3.1 PERANCANGAN UMUM SISTEM Metode untuk pelaksanaan Program dimulai dengan mempelajari system pengukuran tangki air yang akan digunakan. Dari sini dikembangkan apa saja

Lebih terperinci