BAB XII BIOTEKNOLOGI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB XII BIOTEKNOLOGI"

Transkripsi

1 BAB XII BIOTEKNOLOGI PENDAHULUAN Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi, virus dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Dewasa ini, perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari pada biologi semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni, seperti biokimia, komputer, biologi molekuler, mikrobiologi, dan genetika. Dengan kata lain, bioteknologi adalah ilmu terapan yang menggabungkan berbagai cabang ilmu dalam proses produksi barang dan jasa. Bioteknologi, dalam pengertian yang umum, telah berkembang sejak ribuan tahun yang silam. Pembuatan minuman beralkohol melalui proses fermentasi yang dilakukan oleh mikroba telah dikerjakan sejak sekitar tahun sebelum Masehi, meskipun pada saat itu belum diketahui dasar ilmiahnya. Oleh karena itu jika dirunut dari sejarah perkembangan ilmu dan teknologi, maka produk-produk jasad hidup yang telah dikembangkan manusia sejak ratusan atau bahkan ribuan tahun yang silam dapat dikategorikan sebagai produk bioteknologi. Sebagai contoh, produk minuman hasil fermentasi, wine, bir, yoghurt, tempe, oncom, tape dan lain-lain adalah produk yang dihasilkan dari pemanfaatan agensia jasad hidup. Dari sejarah singkat bioteknologi tersebut maka bioteknologi didefinisikan sebagai penerapan prinsip-prinsip biologi, biokimia dan rekayasa dalam pengolahan bahan dengan memanfaatkan agensia jasad hidup dan komponen-komponennya untuk menghasilkan barang dan jasa. Pada masa kini, bioteknologi berkembang sangat pesat, terutama di negara maju. Kemajuan ini ditandai dengan ditemukannya berbagai macam teknologi seperti rekayasa genetika, kultur jaringan, rekombinasi DNA, kloning, dan lain-lain. Teknologi ini memungkinkan kita untuk memperoleh penyembuhan penyakit-penyakit genetik yang belum dapat disembuhkan, seperti kanker ataupun AIDS. Di bidang pangan, dengan menggunakan teknologi rekayasa genetika, kultur jaringan dan rekombinan DNA, dapat dihasilkan tanaman dengan sifat dan produk unggul karena kandungan gizi yang lebih jika dibandingkan tanaman biasa, serta juga lebih tahan terhadap hama maupun tekanan lingkungan. Penerapan bioteknologi di masa ini juga dapat dijumpai pada pelestarian lingkungan hidup dari polusi. Sebagai contoh, pada penguraian minyak bumi

2 yang tumpah ke laut oleh bakteri, dan penguraian zat-zat yang bersifat toksik (racun) di sungai atau laut dengan menggunakan bakteri jenis baru SEJARAH PERKEMBANGAN BIOTEKNOLOGI Bioteknologi telah berkembang sejak ribuan tahun yang silam. Pembuatan minuman beralkohol melalui proses fermentasi yang dilakukan oleh mikroba telah dikerjakan sejak sekitar tahun sebelum Masehi. Di bawah ini secara ringkas digambarkan sejarah perkembangan bioteknologi th SM minuman berakohol hasil fermentasi 1680 penemuan sel khamir oleh Antonie van Leeuwenhoek 1818 fermentasi sel khamir oleh Erxleben 1857 fermentasi asam laktat oleh Pasteur 1897 Buchner mengungkap enzim yang berperan dalam fermentasi Awal abad 20 konsep pewarisan sifat dari Gregor Mendel 1928 Fred. Griffith menemukan konsep transformasi 1944 Oswall Avery, Colin McLeod & Maclyn Mc Carty menunjukkan bahwa yang ditransformasikan adalah senyawa asam nukleat tipe deoksiribosa 1953 Watson & Crick menemukan struktur 3 dimensi DNA 1970-an Nathan & Smith menemukan enzim yang dapat memotong molekul DNA secara spesifik yaitu enzim endonuklease restriksi Penemuan enzim DNA ligase (enzim untuk menyambung potongan DNA) Paul Berg berhasil menyambung molekul DNA sehingga dihasilkan DNA rekombinan yang pertama kali (Nobel) Teknologi DNA Rekombinan (Rekayasa Genetik) merupakan tulang punggung bioteknologi modern

3 12.2. PERANAN MIKROORGANISME DALAM BIOTEKNOLOGI Dalam bioteknologi, mikroba mempunyai peranan yang penting untuk menghasilkan suatu produk. Mikroorganisme yang sering digunakan dalam bioteknologi adalah virus, bakteri, jamur dan alga. Beberapa alasan mengapa mikroorganisme dijadikan subyek pada berbagai proses bioteknologi adalah: 1. Perkembangan mikroba yang sangat cepat 2. Mudah diperoleh di lingkungan kita 3. Sifat mikroorganisme yang mudah dimodifikasi melalui teknik rekayasa genetika sehingga dpat menghasilkan produk yang sesuai dengan yang diinginkan 4. Mikroba dapat menghasilkan berbagai produk yang dibutuhkan oleh manusia tanpa tergantung pada musim dan kondisi lingkungan Di bawah ini akan diuraikan peranan mikroorganisme dalam berbagai bidang Peranan Mikroorganisme di Bidang Pertanian Tanah sangat kaya akan keragaman mikroorganisme, seperti bakteri, actinomicetes, fungi, protozoa, alga dan virus. Tanah pertanian yang subur mengandung lebh dari 100 juta mikroba per gram tanah. Produktivitas dan daya dukung tanah tergantung pada aktivitas mikroba tersebut. Sebagian besar mikroba tanah memiliki peranan yang menguntungkan bagi pertanian, yaitu berperan dalam menghancurkan limbah organik, re-cycling hara tanaman, fiksasi bologis nitrogen, pelarutan fosfat, merangsang pertumbuhan, biokontrol patogen dan membantu penyerapan unsur hara. Bioteknologi berbasis mikroba dikembangkan dengan memanfaatkan peran-peran penting mikroba tersebut, diantaranya adalah sebagai berikut. A. Teknologi Kompos Bioaktif Salah satu masalah yang sering ditemui ketika menerapkan pertanian organik adalah kandungan bahan organik dan status hara tanah yang rendah. Petani organik mengatasi masalah tersebut dengan memberikan pupuk hijau atau pupuk kandang. Kedua jenis pupuk itu adalah limbah organik yang telah mengalami penghancuran sehingga menjadi tersedia bagi tanaman. Limbah organik seperti sisa-sisa tanaman dan kotoran binatang ternak tidak bisa langsung diberikan ke tanaman. Limbah organik harus dihancurkan/dikomposkan terlebih dahulu oleh mikroba tanah menjadi unsur hara yang dapat diserap oleh tanaman. Proses pengkomposan alami memakan waktu yang sangat lama,

4 berkisar antara enam bulan hingga setahun sampai bahan organik tersebut benar-benar tersedia bagi tanaman. Proses pengomposan dapat dipercepat dengan menggunakan mikroba penghancur (dekomposer) yang berkemampuan tinggi. Penggunaan mikroba dapat mempersingkat proses dekomposisi dari beberapa bulan menjadi beberapa minggu saja. Di pasaran saat ini banyak tersedia produk-produk biodekomposer untuk mempercepat proses pengomposan, misalnya: SuperDec, OrgaDec, EM4, EM Lestari, Starbio, Degra Simba, Stardec, dan lain-lain. Kompos bioaktif adalah kompos yang diproduksi dengan bantuan mikroba lignoselulolitik unggul yang tetap bertahan di dalam kompos dan berperan sebagai agensia hayati pengendali penyakit tanaman. SuperDec dan OrgaDec, biodekomposer yang dikembangkan oleh Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia (BPBPI), dikembangkan berdasarkan filosofi tersebut. Mikroba biodekomposer unggul yang digunakan adalah Trichoderma pseudokoningii, Cytopaga sp, dan fungi pelapuk putih. Mikroba tersebut mampu mempercepat proses pengomposan menjadi sekitar 2-3 minggu. Mikroba akan tetap hidup dan aktif di dalam kompos. Ketika kompos tersebut diberikan ke tanah, mikroba akan berperan untuk mengendalikan organisme patogen penyebab penyakit tanaman. B. Biofertilizer Petani organik sangat menghindari pemakaian pupuk kimia. Untuk memenuhi kebutuhan hara tanaman, petani organik mengandalkan kompos sebagai sumber utama nutrisi tanaman. Sayangnya kandungan hara kompos rendah. Kompos matang kandungan haranya kurang lebih : 1.69% N, 0.34% P2O5, dan 2.81% K. Dengan kata lain 100 kg kompos setara dengan 1.69 kg Urea, 0.34 kg SP 36, dan 2.18 kg KCl. Misalnya untuk memupuk padi yang kebutuhan haranya 200 kg Urea/ha, 75 kg SP 36/ha dan 37.5 kg KCl/ha, maka membutuhkan sebanyak 22 ton kompos/ha. Jumlah kompos yang demikian besar ini memerlukan banyak tenaga kerja dan berimplikasi pada naiknya biaya produksi.

5 Mikroba-mikroba tanah banyak yang berperan di dalam penyediaan maupun penyerapan unsur hara bagi tanaman. Tiga unsur hara penting tanaman, yaitu Nitrogen (N), fosfat (P), dan kalium (K) seluruhnya melibatkan aktivitas mikroba. Hara N tersedia melimpah di udara. Kurang lebih 74% kandungan udara adalah N. Namun, N udara tidak dapat langsung dimanfaatkan tanaman. N harus ditambat oleh mikroba dan diubah bentuknya menjadi tersedia bagi tanaman. Mikroba penambat N ada yang bersimbiosis dan ada pula yang hidup bebas. Mikroba penambat N simbiotik antara lain : Rhizobium sp yang hidup di dalam bintil akar tanaman kacang-kacangan ( leguminose ). Mikroba penambat N nonsimbiotik misalnya: Azoospirillum sp dan Azetobacter sp. Mikroba penambat N simbiotik hanya bisa digunakan untuk tanaman leguminose saja, sedangkan mikroba penambat N non-simbiotik dapat digunakan untuk semua jenis tanaman. Mikroba tanah lain yang berperan di dalam penyediaan unsur hara adalah mikroba pelarut fosfat (P) dan kalium (K). Tanah pertanian kita umumnya memiliki kandungan P cukup tinggi (jenuh). Namun, hara P ini sedikit/tidak tersedia bagi tanaman, karena terikat pada mineral liat tanah. Di sinilah peranan mikroba pelarut P. Mikroba ini akan melepaskan ikatan P dari mineral liat dan menyediakannya bagi tanaman. Banyak sekali mikroba yang mampu melarutkan P, antara lain: Aspergillus sp, Penicillium sp, Pseudomonas sp dan Bacillus megatherium. Mikroba yang berkemampuan tinggi melarutkan P, umumnya juga berkemampuan tinggi dalam melarutkan K. Kelompok mikroba lain yang juga berperan dalam penyerapan unsur P adalah Mikoriza yang bersimbiosis pada akar tanaman. Setidaknya ada dua jenis mikoriza yang sering dipakai untuk biofertilizer, yaitu: ektomikoriza dan endomikoriza. Mikoriza berperan dalam melarutkan P dan membantu penyerapan hara P oleh tanaman. Selain itu tanaman yang bermikoriza umumnya juga lebih tahan terhadap kekeringan. Contoh mikoriza yang sering dimanfaatkan adalah Glomus sp dan Gigaspora sp. Beberapa mikroba tanah mampu menghasilkan hormon tanaman yang dapat merangsang pertumbuhan tanaman. Hormon yang dihasilkan oleh mikroba akan diserap oleh tanaman sehingga tanaman akan tumbuh lebih cepat atau lebih

6 besar. Kelompok mikroba yang mampu menghasilkan hormon tanaman, antara lain: Pseudomonas sp dan Azotobacter sp. Mikroba-mikroba bermanfaat tersebut diformulasikan dalam bahan pembawa khusus dan digunakan sebagai biofertilizer. Hasil penelitian yang dilakukan oleh BPBPI mendapatkan bahwa biofertilizer setidaknya dapat mensuplai lebih dari setengah kebutuhan hara tanaman. Biofertilizer yang tersedia di pasaran antara lain: Emas, Rhiphosant, Kamizae, OST dan Simbionriza. C. Agen Biokontrol Hama dan penyakit merupakan salah satu kendala serius dalam budidaya pertanian organik. Jenis-jenis tanaman yang terbiasa dilindungi oleh pestisida kimia, umumnya sangat rentan terhadap serangan hama dan penyakit ketika dibudidayakan dengan sistim organik. Alam sebenarnya telah menyediakan mekanisme perlindungan alami. Di alam terdapat mikroba yang dapat mengendalikan organisme patogen tersebut. Organisme patogen akan merugikan tanaman ketika terjadi ketidakseimbangan populasi antara organisme patogen dengan mikroba pengendalinya, di mana jumlah organisme patogen lebih banyak daripada jumlah mikroba pengendalinya. Apabila kita dapat menyeimbangakan populasi kedua jenis organisme ini, maka hama dan penyakit tanaman dapat dihindari. Mikroba yang dapat mengendalikan hama tanaman antara lain: Bacillus thurigiensis (BT), Bauveria bassiana, Paecilomyces fumosoroseus, dan Metharizium anisopliae. Mikroba ini mampu menyerang dan membunuh berbagai serangga hama. Mikroba yang dapat mengendalikan penyakit tanaman misalnya: Trichoderma sp. yang mampu mengendalikan penyakit tanaman yang disebabkan oleh Ganoderma sp, JAP (jamur akar putih), dan Phytoptora sp. Beberapa biokontrol yang tersedia di pasaran antara lain: Greemi-G, Bio-Meteor, NirAma, Marfu-P dan Hamago Peranan Mikroorganisme dalam Produksi Pangan Mikroorganisme dapat mengubah substrat menjadi produk yang diinginkan dan berperan dalam proses fermentasi. Sejas dahulu orang sudah menggunakan

7 mikroorganisme untuk mengolah bahan pangan. Prosesnya disebut fermentasi. Melalui proses fermentasi ini akan dihasilkan berbagai produk makanan dan minutan, seperti tempe, oncom, kecap, keju, yogurt, minutan beralkohol, dan roti. A. Tempe Tempe merupakan produk hasil fermentasi jamur Rhizopus sp. Bahan atau substratnya adalah kedelai. Tempe adalah makanan asli Indonesia yang sudah dikenal secara luas oleh penduduk Indonesia terutama penduduk di Pulau Jawa. Tempe merupakan makanan yang memiliki kandungan protein yang tinggi. B. Oncom Oncom adalah makanan khas penduduk Jawa Barat. Oncom merupakan hasil fermentasi kacang oleh mikroorganisme tertentu. Apabila bungkil kacang difermentasi oleh Neurospora sp. akan menghasilkan oncom merah, sedangkan bila bungkil kacang difermentasi oleh Rhizopus sp. akan menghasilkan oncom putih. C. Kecap Kecap merupakan makanan fermentasi dengan bahan baku kedelai. Mikroorganisme yang berperan dalam pembuatan kecap adalah Aspergillus wentii. D. Keju Mikroorganisme yang digunakan untuk membuat keju adalah kelompok bakteri asam laktat yang berfungsi memfermentasi laktosa dalam susu menjadi asam laktat. Bakteri asam laktat yang biasa digunakan adalah Lactobacillus bulgaricus, Lactobacillus lactis, dan Streptococcus. Proses pembuatan keju diawali dengan memanaskan susu sampai suhunya mencapai 90 o C, kemudian didinginkan sampai suhunya menjadi 30 o C. Selanjutnya keju diinokulasi dengan bakteri asam laktat. Aktivitas bakteri asam laktat mengakibatkan turunnya ph dan susu yang terpisah menjadi dadih padat

8 dan cairan whey. Proses pemisahan susu menjadi dadih padat dan cairan whey disebut pendadihan. Kemudian enzim renin dari lambung sapi muda (sekarang diganti dengan enzim buatan yaitu kimosin) ditambahkan untuk menggumpalkan dadih. Dadih yang terbentuk dipanaskan 32 o 42 o C sambil ditambah garam. Dadih kemudian ditekan untuk membuang air dan disimpan supaya matang. Penyimpanan bertujuan juga supaya mikroorganisme dan enzim bekerja yang menghasilkan citarasa keju. Makin lama disimpan, makin tinggi derajat keasamannya dan makin tajam citarasanya. E. Yoghurt Pembuatan yoghurt diawali dengan pasteurisasi susu, kemudian sebagian besar lemak dibuang. Mikroorganisme yang digunakan adalah bakteri asam laktat, yaitu Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus camemberti. Kedua bakteri tersebut ditambahkan pada susu dengan jumlah yang sama, kemudian disimpan pada suhu 95 o C selama 5 jam. Penyimpanan ini menyebabkan terjadinya aktivitas bakteri sehingga mengakibatkan turunnya ph menjadi 4,0. Kemudian susu didinginkan dan yoghurt siap untuk dikonsumsi. Apabila diinginkan yoghurt dengan rasa buah-buahan maka dapat ditambahkan citarasa buah. F. Minuman beralkohol Contoh minuman beralkohol antara lain anggur, bir, minuman keras beralkohol tinggi. Pada pembuatan minuman beralkohol dibutuhkan mikroorganisme. Anggur dapat dibuat dari buah anggur atau buah lainnya. Apabila dibuat dari buah anggur maka dapat langsung difermentasi oleh mikroorganisme karena buah anggur mengandung banyak gula, sedangkan apabila dibuat dari buah lainnya maka sebelum difermentasi oleh mikroorganisme harus ditambahkan gula terlebih dahulu. Bir dibuat dari biji-biji sereal seperti gandum. Pembuatannya melibatkan proses penumbukkan atau penggilingan dan fermentasi yang dibantu oleh khamir.

9 Contoh minutan keras beralkohol tinggi adalah güisqui, vodka, dan rum. Ketiga jenis minutan tersebut dibuat dari bici-biji sereal, disamping itu dapat juga dibuat dari kentang dan sirop atau tetes tebu. Bahan-bahan tersebut difermentasi sehingga dihasilkan alkohol, kemudian alkohol disuling untuk menghasilkan alcohol beradar tinggi. G. Roti Pada pembuatan roti, mikroorganisme yang digunakan adalah khamir Sacharomyces cerevisiae. Proses pembuatannya diawali dengan memecah bijibiji sereal untuk dijadikan tepung terigu. Kemudian terigu ditambah air untuk mengaktifkan enzim-enzim misalnya amilase. Amilase berperan untuk mengubah tepung menjadi maltosa, kemudian maltosa dihidrolisis menjadi glukosa oleh enzim maltase. Glukosa tersebut kemudian dimanfaatka oleh khamir sebagai substrat respirasinya sehingga dihasilkan karbondioksida (CO 2 ). Karbon dioksida yang dihasilkan akan membentuk gelembung-gelembung yang terperangkap pada adonan roti sehingga dengan adanya gelembung ini mengakibatkan roti mempunyai struktur dan mengembang. Pada saat roti dipanggang di dalam oven, panas yang dihasilkan akan membunuh khamir dan adonan roti akan mengembang serta ukurannya menjadi lebih besar. Roti yang dihasilkan akan berwarna kuning dan lembut BIOTEKNOLOGI PERTANIAN Secara umum, bioteknologi diklasifikasikan menjadi dua aras (level) yaitu bioteknologi konvensional dan boteknologi modern Bioteknologi Konvensional Dalam bioteknologi konvensional, penerapan teknik-teknik biologi, biokimia atau rekayasa masih sangat terbatas sehingga belum mencapai aras rekayasa molekular yang terarah. Dalam hal ini agensia jasad hidup digunakan sebagaimana apa adanya. Kalaupun ada rekayasa, maka rekayasa tersebut masih dalam aras yang belum sepenuhnya dapat dikendalikan. Sebagai contoh, untuk meningkatkan produksi etanol oleh mikroba tertentu, para ilmuwan telah menerapkan teknik mutasi genetik sejak

10 puluhan tahun yang silam. Pada awal perkembangannya, teknik mutasi tersebut dilakukan secara acak sehingga hasil mutasi tidak dapat sepenuhnya dikendalikan atau diramalkan Bioteknologi Modern Dalam perkembangannya, bioteknologi kini telah mencapai aras rekayasa yang jauh lebih terarah sehingga hasilnya dapat lebih, atau bahkan sepenuhnya dikendalikan. Sebagai contoh sekarang telah dimungkinkan untuk melakukan manipulasi genetik pada suatu jasad secara sangat terarah sehingga hasil manipulasi tersebut dapat diramalkan secara lebih pasti. Teknik manipulasi semacam ini mulai berkembang ketika para ilmuwan berhasil melakukan teknik manipulasi bahan genetik (DNA) secara in vitro. Dengan teknik yang dikenal sebagai DNA rekombinan, atau rekayasa genetik (genetic engineering), para ilmuwan dapat menyambung molekul-molekul DNA yang berasal dari jasad yang berbeda menjadi suatu molekul rekombinan. Perkembangan teknik biologi molekuler semacam ini akhirnya menumbuhkan madzhab bioteknologi baru yaitu bioteknologi modern yang berbeda secara substansial dibanding dengan bioteknologi konvensional. Istilah bioteknologi yang sekarang banyak digunakan yang sekarang banyak digunakan mengacu pda bioteknologi yang berlandaskan pada teknk biologi molekuler. Meskipun demikian, teknik biologi molekuler yang dimaksudkan bukan semata-mata teknik yang didasarkan atas rekayasa genetik, melainkan juga teknik-teknik molekuler yang lain, misalnya teknik antibodi monoklonal. Selain itu bioteknologi modern juga tidak hanya berhenti pada aras manipulasi jasad di laboratorium, tetapi juga mencakup proses hilir setelah proses manipulasi, misalnya teknologi fermentasi, teknologi isolasi dan purifikasi. Pada Tabel disajikan beberapa contoh usaha atau praktek pertanian dengan menggunakan bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern. Tabel Contoh Boteknologi Konvensional dan Bioteknologi Modern dalam Bidang Pertanian Kegiatan Bioteknologi Konvensional Bioteknologi Modern Budidaya tanaman Penggunaan galur tanaman alami yang belum mengalami modifikasi genetik Budidaya tanaman transgenik yang membawa gen ketahanan terhadap herbisida

11 Pengendalian hama dan penyakit Penggunaan bakteri Bacillus thuringiensis alami untuk pengendalian hama Penggunaan galur tanaman transgenik yang membawa gen cry dari Bacillus thuringiensis Di bidang Pertanian dalam kegiatan budidaya tanaman maupun pengendalian hayati dengan menggunakan bioteknologi modern, mutlak diperlukan pengetahuan mengenai kultur jaringan tanaman dan rekayasa genetika. Berikut ini akan diuraikan secara ringkas dasar-dasar teknik kultur jaringan tanaman dan rekayasa genetika Teknik Kultur Jaringan Tumbuhan Apabila kita berbicara mengenai budidaya tanaman, biasanya kita menggambarkannya sebagai suatu cara menumbuhkan tanaman di dalam pot, green house, sawah atau ladang. Pada awalnya budidaya atau kultur tanaman merupakan bagian dari disiplin ilmu pertanian, hortikultura, kehutanan dan perbanyakan tanaman. Pada tahun 1904 Hannig mengembangkan metode baru kultur tanaman yang disebut kultur embrio. Ia mengisolasi embrio beberapa spesies Cruciferacea yang belum masak secara in vitro dan mendapatkan planlet. Berbagai tipe kultur telah banyak ditemukan sejak 1920, seperti kultur biji anggrek secara in vitro, kultur kalus, kultur organ dan sebagainya. Sesudah tahun 1945, semua tipe kultur kemudian dikelompokkan bersamasama di dalam satu konsep yaitu kultur jaringan tumbuhan. Kultur jaringan adalah suatu metode untuk mengisolasi bagian-bagian tanaman seperti sel, jaringan atau organ serta menumbuhkannya secara aseptis di dalam atau di atas suatu medium budidaya sehingga bagian-bagian tanaman tersebut dapat memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman lengkap kembali. Prinsip kultur jaringan terdapat pada teori sel yang dikemukakan oleh dua orang ahli Biologi dari Jerman, M.J. Schleiden dan T. Swann. Teori tersebut menyatakan bahwa sel tumbuhan bersifat autonom dan mempunyai totipotensi. Sel bersifat autonom artinya dapat mengatur rumah tangganya sendiri, artinya dapat melakukan metabolisme, tumbuh dan berkembang secara independen, jika diisolasi dari jaringan induknya. Totipotensi artinya kemampuan sel tumbuhan (baik sel somatik/vegetatif maupun sel gametik) untuk beregenerasi menjadi tanaman lengkap kembali. Disamping kultur jaringan, juga dikenal istilah kultur in vitro tanaman, istilah ini muncul karena sel, kelompok sel atau organ tanaman tersebut tumbuh, berkembang dan beregenerasi secara aseptis pada medium di dalam wadah (tabung) yang

12 transparan. Istilah eksplan digunakan untuk menyebutkan bagian kecil dari tanaman (sel, jaringan atau organ) yang digunakan untuk memulai suatu kultur (Gambar ). Eksplan yang diambil dari tanaman induk bila ditumbuhkan pada medium kultur akan dihadapkan pada kondisi stress. Kondisi ini akan mengubah pola metabolisme sel sehingga sel akan memulai siklusnya yang baru, selanjutnya akan tumbuh dan berkembang di dalam kultur. Respon yang pertama kali terlihat adalah terbentuknya jaringan penutup luka atau disebut juga kalus (Gambar ). Kalus adalah suatu massa sel yang tidak terorganisir akibat pembelahan sel secara terus menerus tidak terkendali. Sel-Sel kalus ini berbeda dengan sel-sel eksplannya, karena sel-sel menjadi tidak terdiferensiasi, dan proses ini disebut dediferensiasi (kembali ke keadaan tidak terdiferensiasi). Induksi dediferensiasi dapat dilakukan dengan menambahkan zat pengatur tumbuh dari kelompok auksin ke dalam medium kultur. Perkembangan selanjutnya adalah terjadinya morfogenesis, yaitu proses terbentuknya organ-organ baru (de novo) yang kemudian akan tumbuh menjadi tanaman utuh. Tanaman hasil regenerasi dengan teknik kultur jaringan disebut planlet (Gambar ). Pembentukan planlet terjadi melalui dua proses yang berbeda, yaiu: 1. organogenesis, yaitu diferensiasi unipolar, menghasilkan ujung tunas (shoot tip) yang akan menjadi tunas atau ujung akar (root tip) yang akan menjadi akar. 2. embryogenesis somatik, yaitu suatu proses diferensiasi meristem bipolar yang berupa bakal tunas dan akar. Pertumbuhan dan perkembangan embrio berlangsung secara bertahap melalui proses yang identik dengan proses embryogenesis zigotik, yaitu terbentuknya struktur bipolar melalui tahapan bentuk bulat, jantung, torpedo dan akhirnya berkecambah menjadi planlet. Morfogenesis in vitro dapat terjadi secara langsung (direct morphogenesis) dan tidak langsung (indirect morphogenesis). Secara langsung terjadi tanpa melalui tahapan kalus terlebih dahulu (Gambar a). Sel-sel diinduksi lagsung menjadi embrionik, hal ini dapat dikerjakan dengan menanam eksplan pada medium dengan kombinasi zat pengatur tumbuh dari kelompok auksin dan sitokinin secara simultan. Sel-sel yang sudah terinduksi menjadi embriogenik identik dengan zigot, sehingga dapat melanjutkan pertumbuhannya menjadi embrio dan selanjutnya tanaman utuh. Morfogenesis secara tidak langsung umumnya melalui tahapan kalus terlebih dahulu (Gambar b). Selanjutnya jika proses induksi dediferensiasinya benar, maka gengen yang bertanggung jawab terhadap totipotensi akan berfungsi. Pembelahan sel-

13 selnya terkendali, membentuk sel-sel yang terorganisir (embrio). Embrio yang terbentuk adalah dari sel-sel somatik atau gametik dan bukan dari zigot, embrio demikian disebut embrio adventif dan prosesnya disebut embryogenesis somatik. Embrio selanjutnya akan tumbuh dan berkembang mejadi tanaman utuh melalui proses yang identik dengan proses embryogenesis zigotik. Diferensiasi selular dan morfogenesis in vitro terutama dikendalikan oleh interaksi antara konsentrasi auksin dan sitokinin yang diberikan pada medium kultur. Manipulasi rasio auksin dan sitokinin dapat memengaruhi organogenesis. Pada perbandingan auksin/sitokinin tinggi memacu pembentukan akar, sedangkan perbandingan sebaliknya memacu pembentukan tunas. Jika perbandingan auksin dan sitokinin seimbang hanya terbentuk kalus. Perbedaan perbandingan konsentrasi antara auksin dan sitokinin dapat memengaruhi berbagai proses morfogenesis. a Tunas B b Kalus Gambar Contoh morfogenesis tak langsung (a) dan morfogenesis langsung (b) pada kultur eksplan hipokotil tanaman kubis (Brassica oleracea var. Capitata L.) Teknik kultur jaringan yang semula ditujukan untuk penelitian dasar di bidang Biologi, terutama pembuktian totipotensi sel, sekarang telah berkembang sedemikian pesatnya sehingga dapat dipergunakan untuk keperluan-keperluan yang lain, terutama di bidang agribisnis dan farmasi/kesehatan. Teknik kultur jaringan mensyaratkan kondisi steril baik ruang, peralatan, bahan maupun seluruh rangkaian kerjanya. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan eksplan di dalam kultur harus selalu dalam kondisi aseptis (steril). Untuk itu tahapan pelaksanaan teknik kultur in vitro harus dilaksanakan di dalam laboratorium dan harus ditunjang oleh

14 organisasi serta perlengkapan yang memadai serta tata kerja yang teliti. Pelaksanaan kerja kultur jaringan tumbuhan memiliki tahapan-tahapan dan urutan kerja yang khusus. Oleh karena itu laboratorium harus diatur sedemikian rupa sehingga ada tingkatan sterilitas ruangan sesuai dengan tahapan kerja. Tahapan-tahapan kerja di dalam laboratorium kultur jaringan dibagi 4 kelompok yaitu: 1. Persiapan eksplan dan media Merupakan tahap awal kerja kultur jaringan, dimulai dari penyiapan tanaman sebagai sumber eksplan yang ditanam di green house, kemudian menyiapkan alatalat, botol-botol kultur dan pembuatan medium (Gambar ) Gambar Contoh peralatan yang diperlukan dalam laboratorium kultur jaringan tumbuhan, (a) peralatan gelas, (b) timbangan analitik, (c) Laminar Air Flow, (d) entkas, (e) autoclave, (d) rak botol kultur 2. Penanaman eksplan Penanaman eksplan meliputi sterilisasi, pengambilan/pemotongan bagian tanaman yang akan dijadikan sebagai eksplan, kemudian menanamnya di dalam atau di atas medium buatan yang telah disediakan. Untuk penanaman eksplan ini diperlukan kondisi yang mutlak steril, oleh karena itu penanaman dilakukan dalam laminar air flow atau entkas (Gambar ).

15 Gambar Urutan penanaman eksplan daun Catharanthus roseus L. G.Don, (a-b) pembuatan larutan sterilisasi eksplan (Clorox), (c-e) perendaman eksplan dalam larutan sterilisasi, (f-g) pemotongan eksplan, (h-i) penanaman eksplan dalam medium kultur 3. Pemeliharaan Setelah diinokulasi, botol kultur diletakkan di rak-rak pemeliharaan di ruang inkubator untuk diikuti pertumbuhan dan perkembangannya menjadi planlet. Untuk pemeliharaan tersebut dibutuhkan ruang yang tidak steril tetapi harus bersih dengan pengatur suhu (25-28) o C dan pencahayaan dengan lampu TL ( ) lux (Gambar )

16 4. Aklimatisasi Aklimatisasi merupakan proses penyesuaian planlet dari kondisi heterotrof di dalam botol kultur menjadi autotrof yang dapa ditanam pada kondisi alamiahnya di tanah. Proses aklimatisasi dilaksanakan di dalam green house dengan memberikan perlakuan kelembaban, intensitas cahaya dan temperatur (Gambar ) Pemuliaan Tanaman Melalui Rekayasa Genetika Sejak lama manusia telah melakukan pemuliaan tanaman dan membudidayakannya. Pemuliaan tanaman yang dilakukan sebelum berkembangnya bioteknologi modern dilakukan dengan cara mengumpulkan galur-galur tanaman yang ada di alam. Secara bertahap galur-galur tanaman tersebut disilangkan sehingga didapatkan galur-galur tanaman dengan sifat-sifat yang dikehendaki. Mungkin juga persilangan antara galur tanaman tersebut terjadi secara alami tanpa ada campur tangan usaha manusia. Dengan berkembangnya ilmu dan teknologi, manusia kemudian melakukan modifikasi-modifikasi terhadap sifat-sfiat fisiologis tumbuhan dengan mengubah komposisi bahan genetiknya. Pada awalnya pengubahan komposisi bahan genetik tersebut dilakukan secara acak, misalnya dengan perlakuan mutagenesis menggunakan perlakuan fisik, misalnya radiasi atau menggunakan bahan kimia. Selanjutnya, dengan semakin banyak diketahui dasar-dasar biologi molekuler jasad hidup, maka kemudian berkembang teknologi baru untuk melakukan perubahan terhadap komposisi bahan genetik jasad hidup. Teknologi baru tersebut dikenal dengan istilah rekayasa genetik. Rekayasa genetika dimulai dengan teknologi kloning DNA di dala suatu plasmid bakteri. Gambaran umum bagaimana rekayasa genetika menggunakan plasmid bakteri untuk mengklon gen (DNA) dapat dilihat pada Gambar Dengan teknologi ini manusia dapat melakukan perubahan komposisi bahan genetik jasad secara terarah, misalnya dengan menyisipkan gen dari jasad lain ke dalam tanaman tingkat tinggi sehingga menghasilkan tanaman transgenik. Tanaman transgenik adalah tanaman yang ke dalam komposisi bahan genetiknya telah ditambahkan seperangkat gen asing yang diisolasi dari jasad lain sehingga tanaman tersebut mempunyai kemampuan fisiologis baru yang tidak pernah ada sebelumnya di alam.

17 Gambar Gambaran umum bagaimana bioteknologi (rekayasa genetika) menggunakan plamid bakteri untuk mengklon gen. Tahap 1 Teknologi DNA rekombinan (rekayasa genetika) merupakan terobosan teknis dalam pemuliaan jasad, termasuk tanaman tingkat tinggi, karena dilakukan pada aras molekul DNA. Dengan teknik ini dimungkinkan untuk memindahkan suatu gen dari suatu jasad ke jasad lain meskipun hubungan kekerabatannya sangat jauh. Sebagai contoh, sekarang telah banyak tanaman transgenik yang membawa gen-gen dari bakteri, virus, atau dari tanaman lain yang jarak hubungan kekerabatannya tidak memungkinkan dilakukan persilangan konvensional. Kelebihan utama penggunaan teknologi DNA rekombinan untuk pemuliaan tanaman adalah dimungkinkannya melakukan penyisipan gen asing dari jasad apapun ke dalam tanaman serta modifikasi genetik pada genom tanaman secara terarah. Hal ini memungkinkan para pemulia tanaman untuk

18 memprediksikan sifat-sifat baru yang akan muncul pada tanaman hasil rekayasa genetik tersebut. Rekayasa genetik pada tanaman tingkat tinggi dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu : (1) Plasmid Ti diisolasi dari bakteri Agrobacterum tumefaciens dan fragmen DNA asing diselipkan ke dalam darah T-nya dengan teknik DNA rekombinan standar, (2) Ketika plasmid rekombinan dimasukkan ke dalam sel tumbuhan yang dikulturkan, DNA T berintegrasi ke dalam DNA kromosom tumbuhan tersebut, (3) Pada saat sel tumbuhan membelah, setiap turunannya menerima satu salinan DNA T tersebut dari setiap gen asing yang dibawanya. Jika seluruh tumbuhan itu diregenerasi, semua selnya akan membawa dan mengekspreskan gen baru tersebut. Secara skematis tahapan ini dapat dilihat pada Gambar Gambar Tahapan rekayasa genetik pada pembuatan tanaman transgenik Kelebihan dan Kekurangan Bioteknologi Konvensional dan Modern Meskipun pembedaan antara bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern tidak selalu mudah dilakukan, namun ada beberapa ciri yang dapat digunakan sebagai pegangan, khususnya untuk memahami kelebihan dan kekurangan kedua macam pendekatan teknologi tersebut. Sekali lagi perlu dipahami bahwa pengertian konvensional dan modern tersebut sangat relatif, karena apa yang sekarang dianggap modern, suatu ketika nanti akan menjadi teknologi konvensional di masa mendatang. Dalam konteks pertanian, ada beberapa ciri yang membedakan apakah usaha pertanian tersebut menerapkan konsep-konsep bioteknologi modern atau tidak.

19 Pertama, bioteknologi modern menerapkan konsep dan pendekatan molekuler untuk melakukan perubhan atau perbaika terhadap sistem dan budidaya pertanian. Misalnya, pemuliaan tanaman dapat dilakukan dengan cara konvensional seperti sudah dilakukan oleh manusia sejak ratusan tahun yang silam. Cara-cara pemuliaan tanaman konvensional dicirikan oleh teknik yang dilakukan pada aras individu tanaman tanpa usaha mengubah sifat genetik tanaman secara terarah pada bahan genetiknya. Dengan teknik semacam ini, hasil pemuliaan tanaman tersebut tidak dapat diperhitungkan sebelumnya, karena mungkin sifat yang muncul pada anakannya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Dalam metode pemuliaan tanaman secara konvensional, kendala utama yang dihadapi adalah masalah inkompatibilitas (ketidaksesuaian) genetik antara tanaman yang disilangkan. Suatu tanaman hanya dapat disilangkan dengan tanaman lain yang secara relatif mempunyai hubungan kekerabatn yang dekat, misalnya suatu galur pdi dengan galur padi yang lain. Dengan pendekatan bioteknologi modern, masalah inkompatibilitas dapat diatasi sehingga dihasilkan galur tanaman baru dengan sifat-sifat genetik dan fisiologi baru yang tidak mungkin diperoleh dengan metode pemuliaan konvensional. Berikut ini diuraikan kelebihan dan kekurangan penerapan bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern di bidang pertanian BIOTEKNOLOGI KESEHATAN Sejumlah besar obat-obatan berbasis bioteknologi kini tersedia untuk mengobati penyakit. Sebagai contoh, insulin saat ini tersedia untuk mengobati penyakit diabetes, antibiotik untuk mengobati berbagai penyakit infeksi, dan masih banyak lagi. Berikut ini diuraikan peranan mikroorganisme dalam bioteknologi kesehatan Pembuatan Antibiotik Antibiotik adalah produk metabolisme yang dihasilkan oleh mikroorganisme tertentu yang mempunyai sifat dapat menghambat pertumbuhan atau merusak mikroorganisme lain. Antibiotik pertama yang digunakan untuk mengobati penyakit pada manusia adalah tirotrisin. Antibiotik ini diisolasi dari bakteri Bacillus brevis (suatu bakteri tanah) oleh Rene Dubois.

20 Penelitian tentang antibiotik pertama kali dilakukan oleh A. Gratia dan S. Dath pada tahun Dari hasil penelitian ini dihasilkan actinomisetin dari Actinomycetes. Pada tahun 1928 Alexander flemming menemukan antibiotik penisilin dari jamur Penicillium notatum. Antibiotik ini mampu menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Beberapa jenis mikroorganisme dan antibiotik yang dihasilkan dapat dilihat pada Tabel dibawah ini. Tabel Beberapa jenis mikroorganisme dan antibiotik yang dihasilkan No. Mikroorganisme Antibiotik Actinomycetes 1. Sterptomycetes griseus Streptomycin 2. Sterptomycetes erythraeus Erythromycin 3. Sterptomycetes noursei Nystatin 4. Sterptomycetes nodosus Amphoetericin-B 5. Sterptomycetes niveus Novobiocin Bakteri 6. Bacillus licheniforis Bacitracin 7. Bacillus polymyxa PolymixynB Jamur 8. Aspergillus fumigatus Fumigilin 9. Penicillium notatum Penisilin 10. Penicillium griseofulvum Griseofulvin Antibiotik digunakan untuk melawan berbagai infeksi mikroorganisme patogen. Mikroorganisme patogen adalah mikroorganisme yang menyebabkan penyakit. Antibiotik dibuat dengan cara tertentu. Tahap-tahap pembuatan antibiotik adalah sebagai berikut. 1. Mikroorganisme penghasil antibiotik dikembangbiakkan 2. Mikroorganisme dipindahkan ke dalam bejana fermentasi yang berisi media cair. Pada bejana fermentasi ini mikroorganisme dipacu untuk berkembang biak dengan cepat. 3. Dari cairan biakan mikroorganisme tersebut, antibiotik diekstraksi dan dimurnikan, kemudian dilakukan pengujian pertama kali dengan cara diuji di dalam laboratorium menggunakan cawan petri, apakah antibiotik tersebut dapat mematikan kuman atau tidak. Kedua, antibiotik diujikan pada hewan percobaan. Ketiga, apabila hasil pengujian pada hewan percobaan ternyata

21 aman, maka antibiotik ini dapat diujikan pada sekelompok orang dengan pengawasan ketat dari para ahli Pembuatan Insulin Insulin adalah protein yang berperan untuk mengontrol metabolisme gula dalam tubuh manusia. Apabila tubuh seseorang tidak mampu membentuk insulin dalam jumlah yang dibutuhkan maka akan menderita diabetes. Perkembangan bioteknologi telah berhasil membuat insulin manusia secara cepat dengan memanfaatkan sel bakteri melalui teknik rekombinasi gen Pembuatan Vaksin Vaksin digunakan untuk melindungi atau mencegah tubuh dari serangan penyakit. Secara konvensional vaksin dibuat dari mikroorganisme (bakteri atau virus) yang dilemahkan atau toksin yang dihasilkan oleh mikroorganisme tersebut. Akan tetapi vaksin yang dihasilkan kurang aman dan dapat menimbulkan efek yang merugikan, misalnya: a. Mikroorganisme yang digunakan untuk membuat vaksin kemungkinan masih melanjutkan proses reproduksi b. Mikroorganisme yang digunakan untuk membuat vaksin kemungkinan masih memiliki kemampuan menyebabkan penyakit c. Ada sebagian orang yang alergi terhadap sisa-sisa sel dari produksi vaksin meskipun sudah dilakukan proses pemurnian Perkembangan bioteknologi yang semakin pesat dapat mengurangi berbagai resiko yang tidak diinginkan tersebut. Vaksin dibuat secara bioteknologi melalui teknik rekayasa genetika, yaitu dengan menyisipkan gen-gen penghasil antibodi ke dalam DNA mikroorganisme (rekayasa genetika akan dibahas lebih lanjut dalam subbab bioteknologi modern). Keuntungan lain pembuatan vaksin dengan rekayasa genetika selain lebih aman, juga dapat diproduksi dalam jumlah besar.

22 Gambar Proses pembuatan vaksin dalam jumlah besar Contoh vaksin antara lain vaksin poliomielitis, cacar air, rabies, rubella, dan gondong. Proses pembuatan vaksin-vaksin tersebut adalah dengan cara menumbuhkan virus di dalam kultur sel, seperti sel embrio ayam atau ginjal monyet. Kemudian virus-virus tersebut diekstraksi dengan penyaringan. Hasil ekstraksi digunakan untuk mematikan virus tersebut. Selanjutnya vaksin tersebut dapat dilemahkan dan disimpan pada suhu rendah dan dapat digunakan jika diperlukan. Apabila vaksin disuntikkan ke dalam tubuh seseorang, maka memungkinkan tubuh membangun sistem kekebalan tubuh dengan membentuk antibodi Pengembangan Sel Punca (Stem Cell) Tepat seabad yang lalu, tahun 1908, istilah stem cell pertama kali diusulkan oleh ahli histologi Rusia, Alexander Maksimov pada kongres hematologi di Berlin. Ia mempostulatkan adanya sel induk yang membentuk sel-sel darah (haematopoietic stem cells). Tahun 1978, terbukti teori ini betul dengan ditemukannya sel-sel punca di daerah sumsum tulang belakang manusia. Perkembangan riset sel punca melaju cepat dalam 10 tahun terakhir. Tahun 1998, James Thomson berhasil membiakkan untuk pertama kali sel-sel punca embrionik manusia di Universitas Wisconsin-Madison. Pada bulan Oktober 2007, Mario Capecchi, Martin Evans, dan Oliver Smithies memperoleh hadiah Nobel Kedokteran untuk riset

23 mereka mengubah gen-gen tertentu pada mencit menggunakan sel punca embrionik hewan ini. Kemudian pada November 2007 dua ilmuwan Jepang, Shinya Yamanaka dan Kazutoshi Takahashi, serta James Thomson secara terpisah mengumumkan keberhasilan mereka menciptakan aneka jenis sel somatik dari sel punca hasil reprogram sel somatik (induced pluripotent cells) yang berasal dari sel-sel kulit manusia. Temuan ini merupakan kesempatan untuk terapi regeneratif tanpa dibebani persoalan etik karena tidak memanfaatkan sel-sel punca dari pembiakan embrio. Di dalam tubuh manusia dan hewan pada umumnya terdapat dua jenis sel, yaitu sel somatik (tubuh) dan sel seksual (sperma dan sel telur). Dalam perkembangannya ada lebih dari 200 jenis sel manusia yang berbeda, misalnya sel saraf, kulit, darah, ginjal, hati, otot, jantung, usus hingga tulang. Setiap jenis sel pada tubuh manusia ini dapat dirunut balik dari sel telur yang difertilisasi oleh sel sperma membentuk morilla dan dalam lima hari menjadi blástula, yang kemudian membentuk sekumpulan sel punca. Selain sel-sel punca embrionik, ada sel-sel punca dewasa yang ditemukan di jeringan otak, mata, darah, hati, sumsum tulang, otot, dan kulit. Jadi definisi untuk sel punca adalah sebuah sel tunggal yang dapat bereplikasi sendiri menjadi sel serupa atau berdiferensiasi menjadi aneka jenis sel yang sama sekali berbeda (pluripoten). Karena sifat-sifatnya inilah maka sel punca diyakini dapat digunakan untuk meregenerasi sel-sel tubuh manusia yang rusak. Misalnya memperbaiki bagian jaringan jantung yang mati pada pasien serangan jantung, atau menumbuhkan jaringan otak/saraf dan pembuluh darah baru pada pasien stroke sehingga yang tadinya lumpuh dapat berjalan lagi. Diyakini pula sel punca dapat meregenerasi organ ginjal yang rusak, mengganti kulit pada pasien luka bakar, menyembuhkan pasien diabetes dan komplikasinya, Parkinson dan Alzheimer, artritis, cedera tulang belakang, dan masih banyak lagi mukjizat kesembuhan lainnya (Kompas, 26 Nopember 2008, Irwan Julianto).

24 12.5. DAMPAK PENGEMBANGAN BIOTEKNOLOGI PADA SAINS, LINGKUNGAN, TEKNOLOGI DAN MASYARAKAT (SALINGTEMAS) Bioteknologi berkembang karena kebutuhan masyarakat yang semakin lama semakin meningkat. Sebagai contoh di bidang pertanian, pertambahan jumlah penduduk tidak seimbang dengan produksi bahan pangan, sehingga diperlukan usaha-usaha untuk meningkatkan produksi pertanian untuk memenuhi kebutuhan pangan manusia. Banyak manfaat yang telah dirasakan oleh manusia dengan berkembangnya bioteknologi, walaupun di sisi lain juga mengundang pro dan kontra dari berbagai kalangan. Di bawah ini diuraikan kelebihan dan kekurangan penerapan bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern. Kelebihan bioteknologi konvensional adalah relatif murah, teknologinya relatif sederhana, dan pengaruh jangka panjang umumnya sudah diketahui karena sistemnya sudah mapan. Kekurangan bioteknologi konvensional adalah perbaikan sifat genetik tidak terarah, tidak dapat mengatasi masalah ketidaksesuaian (inkompatibilitas) genetik, hasilnya tidak dapat diperkirakan sebelumnya, memerlukan waktu relatif lama untuk menghasilkan galur baru, dan seringkali tidak dapat mengatasi kendala alam dalam sistem budidaya tanaman, misalnya hama. Kelebihan bioteknologi modern adalah perbaikan sifat genetik dilakukan secara terarah, dapat mengatasi kendala ketidaksesuaian genetik, hasil dapat diperhitungkan, dapat menghasilkan jasad baru dengan sifat baru yang tidak ada pada jasad alami, dapat memperpendek jangka waktu pengembangan galur tanaman baru, dan dapat meningkatkan kualitas dan mengatasi kendala alam dalam sistem budidaya tanaman. Kekurangan bioteknologi modern antara lain relatif mahal, memerlukan kecanggihan teknologi, dan pengaruh jangka panjang belum diketahui. Tumbuhan transgenik sejauh ini aman dikonsumsi. Hal tersebut berdasarkan pernyataan dari lembaga resmi internasional seperti WHO dan FAO. Penduduk Amerika Serikat sudah mengonsumsi kedelai transgenik sejak tahun 1996, sedangkan masyarakat Eropa yang awalnya menentang produk transgenik sekarang sudah menerima. Walaupun demikian ada juga yang berpendapat bahwa terdapat beberapa kemungkinan resiko mengonsumsi makanan transgenik ini, seperti alergi atau keracunan. Teknologi kloning sebenarnya penting untuk menghasilkan organisme unggul. Kemajuan kloning pada tumbuhan dan hewan disambut baik oleh umat manusia. Akan tetapi pada saat kloning ditujukan untuk kloning manusia, muncul perdebatan di

25 kalangan ilmuwan, para politisi, dan masyarakat. Mereka ada yang mendukung dan ada yang tidak mendukung pengklonan manusia. Kalangan yang mendukung kloning pada manusia lebih menitikberatkan pada produksi sel, jaringan, dan organ untuk mengobati penyakit, seperti diabetes, leukemia, dan yang lainnya RANGKUMAN 1. Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi, virus dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. 2. Mikroorganisme memiliki peranan penting dalam bioteknologi terutama untuk menghasilkan produk. Mikroorganisme yang sering digunakan dalam bioteknologi adalah virus, bakteri, jamur, dan alga. 3. Peranan mikroorganisme di bidang pertanian antara lain dalam pembuatan kompos bioaktif, pembuatan biofertilizer, dan sebagai bahan/agen biokontrol, sedangkan peranan mikroorganisme di bidang pangan antara lain dalam proses pembuatan tapai, tempe, kecap, minuman beralkohol, keju, yoghurt, dan lainlain. 4. Di bidang Pertanian terdapat kegiatan-kegiatan yang sampai saat ini masih menggunakan bioteknologi konvensional seperti pemuliaan tanaman dengan teknik persilangan, tetapi disamping itu telah digunakan pula bioteknologi modern untuk mendapatkan tanaman yang mempunyai sifat unggul dengan teknik kultur jaringan dan rekayasa genetik yang menghasilkan tanaman transgenik. 5. Di bidang kesehatan, bioteknologi dikembangkan antara lain untuk pembuatan antibiotik seperti streptomisin, eritromisin, penisilin, basitrasin, dan sebagainya; pembuatan insulin untuk para penderita diabetes, dan pembuatan vaksin. 6. Dampak perkembangan bioteknologi bagi kehidupan manusia sudah banyak dirasakan manfaatnya. Namun demikian ada beberapa produk bioteknologi yang masih menjadi perdebatan secara etika.

Bioteknologi Mikroba Untuk Pertanian Organik

Bioteknologi Mikroba Untuk Pertanian Organik Bioteknologi Mikroba Untuk Pertanian Organik Oleh : Isroi Alasan kesehatan dan kelestarian alam menjadikan pertanian organik sebagai salah satu alternatif pertanian modern. Pertanian organik mengandalkan

Lebih terperinci

Bioteknologi, Peran dan Aplikasinya

Bioteknologi, Peran dan Aplikasinya Bioteknologi, Peran dan Aplikasinya I. Pendahuluan Bioteknologi merupakan teknologi yang memanfaatkan agen hayati atau bagian-bagiannya untuk menghasilkan barang dan jasa dalam skala industri untuk memenuhi

Lebih terperinci

Bioteknologi berasal 2 kata yaitu Bios = hidup, Teknologi dan Logos = ilmu Ilmu yang mempelajari mengenai bagaimana cara memanfaatkan makhluk hidup

Bioteknologi berasal 2 kata yaitu Bios = hidup, Teknologi dan Logos = ilmu Ilmu yang mempelajari mengenai bagaimana cara memanfaatkan makhluk hidup BIOTEKNOLOGI Bioteknologi berasal 2 kata yaitu Bios = hidup, Teknologi dan Logos = ilmu Ilmu yang mempelajari mengenai bagaimana cara memanfaatkan makhluk hidup seperti jamur,bakteri, virus dan sebagainya

Lebih terperinci

BIOTEKNOLOGI BERASAL 2 KATA YAITU BIOS = HIDUP, TEKNOLOGI DAN LOGOS = ILMU ILMU YANG MEMPELAJARI MENGENAI BAGAIMANA CARA MEMANFAATKAN MAKHLUK HIDUP

BIOTEKNOLOGI BERASAL 2 KATA YAITU BIOS = HIDUP, TEKNOLOGI DAN LOGOS = ILMU ILMU YANG MEMPELAJARI MENGENAI BAGAIMANA CARA MEMANFAATKAN MAKHLUK HIDUP BIOTEKNOLOGI BERASAL 2 KATA YAITU BIOS = HIDUP, TEKNOLOGI DAN LOGOS = ILMU ILMU YANG MEMPELAJARI MENGENAI BAGAIMANA CARA MEMANFAATKAN MAKHLUK HIDUP BIOTEKNOLOGI Bioteknologi berasal 2 kata yaitu Bios =

Lebih terperinci

PENGERTIAN BIOTEKNOLOGI

PENGERTIAN BIOTEKNOLOGI I PENGERTIAN BIOTEKNOLOGI Bios hidup: Teuchos alat; Logos ilmu Penerapan prinsip-prinsip biologi, biokimia, dan rekayasa dalam mengolah suatu bahan dengan memanfaatkan organisme hidup dan komponenkomponennya

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 7. Peran Bioteknologi dalam Mendukung Kelangsungan Hidup ManusiaLatihan Soal 7.4

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 7. Peran Bioteknologi dalam Mendukung Kelangsungan Hidup ManusiaLatihan Soal 7.4 SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 7. Peran Bioteknologi dalam Mendukung Kelangsungan Hidup ManusiaLatihan Soal 7.4 1. Organisme yang dapat dimanfaatkan sebagai protein sel tunggal (PST) adalah... Chlorella Candida

Lebih terperinci

BIOTEKNOLOGI PERTANIAN

BIOTEKNOLOGI PERTANIAN PERTANIAN Struktur & Komponen Sel Teknik Dasar Macam Kuljar 1 Macam Kuljar 2 Bahan Genetik Perubahan Genetik UTS Manipulasi Genetik Rekombinasi DNA Rekayasa Genetik Enzim Restriksi Ligase Teknik Transformasi

Lebih terperinci

BIOTEKNOLOGI TUMBUHAN

BIOTEKNOLOGI TUMBUHAN BIOTEKNOLOGI TUMBUHAN Emil Riza Pratama (1308104010039) Fitria (1308104010013) Jamhur (1308104010030) Ratna sari (308104010005) Wilda Yita (1308104010012) Vianti Cintya Putri (1308104010015) Latar Belakang

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN IPA BAB XII BIOTEKNOLOGI

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN IPA BAB XII BIOTEKNOLOGI SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN IPA BAB XII BIOTEKNOLOGI Dr. RAMLAWATI, M.Si. Drs. H. HAMKA L., M.S. SITTI SAENAB, S.Pd., M.Pd. SITTI RAHMA YUNUS, S.Pd., M.Pd. KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

DAMPAK NEGATIF DAN POSITIF PADA BIOLOGI

DAMPAK NEGATIF DAN POSITIF PADA BIOLOGI Nama : Elba Saskia Permatasari No : 14 Kelas : X-IPA-2 DAMPAK NEGATIF DAN POSITIF PADA BIOLOGI Dengan perkembangan bioteknologi, akan memberikan dampak positif maupun dampak negatif bagi makhluk hidup,

Lebih terperinci

Pengertian Bioteknologi. Pemanfaatan organisme hidup untuk menghasilkan produk dan jasa yang bermanfaat bagi manusia

Pengertian Bioteknologi. Pemanfaatan organisme hidup untuk menghasilkan produk dan jasa yang bermanfaat bagi manusia BIOTEKNOLOGI Pengertian Bioteknologi Pemanfaatan organisme hidup untuk menghasilkan produk dan jasa yang bermanfaat bagi manusia PETA KONSEP Kelangsungan Hidup Manusia Ditunjang Oleh Teknologi melalui

Lebih terperinci

- Pertama kali dikemukakan oleh Karl Ereky, seorang insinyur Hongaria (1917)

- Pertama kali dikemukakan oleh Karl Ereky, seorang insinyur Hongaria (1917) BIOTEKNOLOGI BIOTEKNOLOGI : - Pertama kali dikemukakan oleh Karl Ereky, seorang insinyur Hongaria (1917) - Berasal dari dua kata, yaitu 'bio' yang berarti makhuk hidup dan teknologi yang berarti cara untuk

Lebih terperinci

BIOTEKNOLOGI DASAR. By Seprianto S.Pi, M.Si

BIOTEKNOLOGI DASAR. By Seprianto S.Pi, M.Si BIOTEKNOLOGI DASAR By Seprianto S.Pi, M.Si Materi Sebelum UTS Materi Setelah UTS Bahan referensi Beberapa buku ajar yang ada di perpustakaan Sumber pembelajaran di website Smith, J.E, 2009. Biotechnology.

Lebih terperinci

MENGENAL BIOTEKNOLOGI

MENGENAL BIOTEKNOLOGI MENGENAL BIOTEKNOLOGI Bioteknologi?? Organization for Economic Cooperation and Development Penerapan prinsip sains (science) dan rekayasa (engineering) untuk penanganan dan pengolahan bahan dengan bantuan

Lebih terperinci

I. PERKEMBANGAN MIKROBIOLOGI

I. PERKEMBANGAN MIKROBIOLOGI I. PERKEMBANGAN MIKROBIOLOGI 1.1. PENGERTIAN MIKROBIOLOGI Kata mikrobiologi berasal dari bahasa Yuniani, yaitu: micros = kecil, bios = hidup, logos = ilmu. Jadi mikrobiologi adalah ilmu pengetahuan yang

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN TANAMAN Gelombang Cinta (Anthurium plowmanii keris) PADA MEDIA CAMPURAN ARANG SEKAM DAN PUPUK KANDANG DENGAN PENAMBAHAN STARBIO SKRIPSI

PERTUMBUHAN TANAMAN Gelombang Cinta (Anthurium plowmanii keris) PADA MEDIA CAMPURAN ARANG SEKAM DAN PUPUK KANDANG DENGAN PENAMBAHAN STARBIO SKRIPSI PERTUMBUHAN TANAMAN Gelombang Cinta (Anthurium plowmanii keris) PADA MEDIA CAMPURAN ARANG SEKAM DAN PUPUK KANDANG DENGAN PENAMBAHAN STARBIO SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L] Merr.) adalah salah satu komoditas utama kacangkacangan

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L] Merr.) adalah salah satu komoditas utama kacangkacangan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kedelai (Glycine max [L] Merr.) adalah salah satu komoditas utama kacangkacangan yang menjadi andalan nasional karena merupakan sumber protein nabati penting

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman palawija yang

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman palawija yang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman palawija yang berguna untuk bahan pangan, pakan, dan bahan baku industri. Selain itu, kacang tanah merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena harganya terjangkau dan sangat bermanfaat bagi kesehatan. Pisang adalah buah yang

Lebih terperinci

KULTUR JARINGAN TANAMAN

KULTUR JARINGAN TANAMAN KULTUR JARINGAN TANAMAN Oleh : Victoria Henuhili, MSi Jurdik Biologi victoria@uny.ac.id FAKULTAS MATEMATIKA DA/N ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2013 1 Kultur Jaringan Tanaman Pengertian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk meningkatkan aktivitas proses komposting. Bioaktivator

II. TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk meningkatkan aktivitas proses komposting. Bioaktivator 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bioaktivator Menurut Wahyono (2010), bioaktivator adalah bahan aktif biologi yang digunakan untuk meningkatkan aktivitas proses komposting. Bioaktivator bukanlah pupuk, melainkan

Lebih terperinci

URAIAN MATERI 1. Kultur sel tunggal Sejalan dengan kemajuan teknologi DNA, ilmuwan telah mengembangkan dan menyempurnakan metode untuk melakukan

URAIAN MATERI 1. Kultur sel tunggal Sejalan dengan kemajuan teknologi DNA, ilmuwan telah mengembangkan dan menyempurnakan metode untuk melakukan URAIAN MATERI 1. Kultur sel tunggal Sejalan dengan kemajuan teknologi DNA, ilmuwan telah mengembangkan dan menyempurnakan metode untuk melakukan kloning pada organisme multiseluler melalui kultur sel tunggal.

Lebih terperinci

Oleh : Erwin Maulana Farda Arifta Nanizza Lidwina Roumauli A.S Ramlah Hardiani

Oleh : Erwin Maulana Farda Arifta Nanizza Lidwina Roumauli A.S Ramlah Hardiani BIOTEKNOLOGI JAGUNG BT DAN KULTUR JARINGAN PISANG Oleh : Erwin Maulana 115100301111050 Farda Arifta Nanizza 115100301111054 Lidwina Roumauli A.S 115100307111008 Ramlah Hardiani 115100307111006 JURUSAN

Lebih terperinci

PENGARUH KONSENTRASI NAA DAN KINETIN TERHADAP MULTIPLIKASI TUNAS PISANG (Musa paradisiaca L. cv. Raja Bulu ) SECARA IN VITRO

PENGARUH KONSENTRASI NAA DAN KINETIN TERHADAP MULTIPLIKASI TUNAS PISANG (Musa paradisiaca L. cv. Raja Bulu ) SECARA IN VITRO PENGARUH KONSENTRASI NAA DAN KINETIN TERHADAP MULTIPLIKASI TUNAS PISANG (Musa paradisiaca L. cv. Raja Bulu ) SECARA IN VITRO SKRIPSI Oleh: Uswatun Khasanah NIM K4301058 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) memiliki peran strategis dalam pangan

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) memiliki peran strategis dalam pangan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) memiliki peran strategis dalam pangan nasional sebagai sumber protein dan minyak nabati, dalam setiap 100 g kacang tanah mentah mengandung

Lebih terperinci

Bidang Kajian Bioteknologi

Bidang Kajian Bioteknologi Bidang Kajian Bioteknologi BIOTEKNOLOGI Arti Bioteknologi suatu penerapan biosin dan teknologi yang menyangkut penerapan praktis organisme hidup, atau komponen selulernya pada industri jasa manufaktur

Lebih terperinci

Ruang lingkup dan perkembangan bioteknologi tanah

Ruang lingkup dan perkembangan bioteknologi tanah MATERI KULIAH BIOTEKNOLOGI TANAH UPNVY JURUSAN ILMU TANAH FAKULTAS PERTANIAN Ruang lingkup dan perkembangan bioteknologi tanah Dosen: Ir. Sri Sumarsih, MP. Ruang lingkup materi yang dipelajari dalam mata

Lebih terperinci

Berikut ini beberapa manfaat dan dampak positif perkembangan ilmu biologi :

Berikut ini beberapa manfaat dan dampak positif perkembangan ilmu biologi : Manfaat dan Bahaya Ilmu Biologi Manfaat Ilmu Biologi Berikut ini manfaat yang disumbangkan oleh biologi, antara lain : 1. Memberikan pemahaman lebih mendalam kepada diri seseorang yang dapat diterapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam, dan sumber daya manusia yang sangat potensial untuk

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam, dan sumber daya manusia yang sangat potensial untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki kondisi lingkungan, sumber daya alam, dan sumber daya manusia yang sangat potensial untuk pertanian. Kurang lebih tujuh

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Buku Pustaka. Penilaian MKA Bioteknologi Pertanian 9/16/2012. Materi Kuliah Bioteknologi Pertanian Prodi Agroteknologi Pertemuan Ke 1

PENDAHULUAN. Buku Pustaka. Penilaian MKA Bioteknologi Pertanian 9/16/2012. Materi Kuliah Bioteknologi Pertanian Prodi Agroteknologi Pertemuan Ke 1 Materi Kuliah Pertanian Prodi Agroteknologi Pertemuan Ke 1 PENDAHULUAN Ir. Sri Sumarsih, MP. Email: Sumarsih_03@yahoo.com Weblog: Sumarsih07.wordpress.com Website: agriculture.upnyk.ac,id MATERI KULIAH

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Masalah mengenai tebu yang hingga kini sering dihadapi adalah rendahnya

I. PENDAHULUAN. Masalah mengenai tebu yang hingga kini sering dihadapi adalah rendahnya 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Masalah mengenai tebu yang hingga kini sering dihadapi adalah rendahnya produktivitas tebu dan rendahnya tingkat rendemen gula. Rata-rata produktivitas tebu

Lebih terperinci

S U N A R D I A

S U N A R D I A EFEKTIVITAS PEMBERIAN STARBIO TERHADAP PERTUMBUHAN Anthurium Gelombang Cinta (Anthurium plowmanii) Giant PADA MEDIA TANAM CAMPURAN AKAR PAKIS DAN SEKAM BAKAR SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

Mikroorganisme dalam Industri Fermentasi

Mikroorganisme dalam Industri Fermentasi Mikroorganisme dalam Industri Fermentasi Mas ud Effendi Agroindustri Produk Fermentasi TIP FTP - UB Mikrobia yang sering digunakan dalam fermentasi Bakteri (bacteria) Khamir (yeast) Jamur (fungi) 1 Bakteri

Lebih terperinci

APLIKASI BIOTEKNOLOGI DALAM BIDANG FARMASI APLIKASI BIOTEKNOLOGI DALAM BIDANG FARMASI

APLIKASI BIOTEKNOLOGI DALAM BIDANG FARMASI APLIKASI BIOTEKNOLOGI DALAM BIDANG FARMASI APLIKASI BIOTEKNOLOGI DALAM BIDANG FARMASI APLIKASI BIOTEKNOLOGI DALAM BIDANG FARMASI Aplikasi Bioteknologi mampu meningkatkan kualitas suatu organisme dengan memodifikasi fungsi biologis suatu organisme

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dua, yaitu, bioteknologi konvensional (tradisional) dan bioteknologi

BAB I PENDAHULUAN. dua, yaitu, bioteknologi konvensional (tradisional) dan bioteknologi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bioteknologi adalah pemanfaatan mikroorganisme untuk menghasilkan suatu produk yang dapat digunakan oleh manusia. Bioteknologi dibagi menjadi dua, yaitu, bioteknologi

Lebih terperinci

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri PENANGANAN Jenis Kerusakan Bahan Pangan Kerusakan mikrobiologis Kerusakan mekanis Kerusakan fisik Kerusakan biologis Kerusakan kimia Kerusakan

Lebih terperinci

Kultur Jaringan Menjadi Teknologi yang Potensial untuk Perbanyakan Vegetatif Tanaman Jambu Mete Di Masa Mendatang

Kultur Jaringan Menjadi Teknologi yang Potensial untuk Perbanyakan Vegetatif Tanaman Jambu Mete Di Masa Mendatang AgroinovasI Kultur Jaringan Menjadi Teknologi yang Potensial untuk Perbanyakan Vegetatif Tanaman Jambu Mete Di Masa Mendatang Tanaman jambu mete (Anacardium occidentale. L.) merupakan salah satu tanaman

Lebih terperinci

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Biotek

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Biotek Nama : UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Biotek Kelas : 7 Waktu : 12.15-13.45 No.Induk : Hari/Tanggal : Kamis, 04 Desember 2014 Petunjuk Umum: Nilai : 1. Isikan

Lebih terperinci

Pupuk Organik, Pupuk Hayati, dan Pupuk Kimia

Pupuk Organik, Pupuk Hayati, dan Pupuk Kimia Pupuk Organik, Pupuk Hayati, dan Pupuk Kimia Isroi Banyak orang yang sering salah presepsi dalam menggunakan pupuk kimia, pupuk hayati dan pupuk organik. Pupuk organik dan pupuk hayati seringkali disamakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman pangan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan menguntungkan untuk diusahakan karena

Lebih terperinci

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cabai rawit (Capsicum frutescens L.) merupakan salah satu tanaman hortikultura dari jenis sayuran yang memiliki buah kecil dengan rasa yang pedas. Cabai jenis ini dibudidayakan

Lebih terperinci

BIOTEKNOLOGI TERMINOLOGI DAN MACAM KULTUR JARINGAN

BIOTEKNOLOGI TERMINOLOGI DAN MACAM KULTUR JARINGAN BIOTEKNOLOGI TERMINOLOGI DAN MACAM KULTUR JARINGAN PEMBAGIAN KULTUR JARINGAN Kultur organ (kultur meristem, pucuk, embrio) Kultur kalus Kultur suspensi sel Kultur protoplasma Kultur haploid ( kultur anther,

Lebih terperinci

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Biotek

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Biotek Nama : UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Biotek Kelas : 8 Waktu : 12.15-13.45 No.Induk : Hari/Tanggal : Kamis, 04 Desember 2014 Petunjuk Umum: Nilai : 1. Isikan

Lebih terperinci

KLONING. dari kata clone yang diturunkan dari bahasa Yunani klon, artinya potongan yang digunakan untuk memperbanyak tanaman.

KLONING. dari kata clone yang diturunkan dari bahasa Yunani klon, artinya potongan yang digunakan untuk memperbanyak tanaman. KLONING dari kata clone yang diturunkan dari bahasa Yunani klon, artinya potongan yang digunakan untuk memperbanyak tanaman. DI BID PERTANIAN KLON = sekelompok individu yang genetis uniform berasal dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Produktivitas tanaman ditentukan oleh interaksi antara lingkungan dan

BAB I PENDAHULUAN. Produktivitas tanaman ditentukan oleh interaksi antara lingkungan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pisang (Musa paradisiaca L.) merupakan salah satu jenis buah tropika yang mempunyai potensi cukup tinggi untuk dikelola secara intensif dengan berorientasi agribisnis,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber

II. TINJAUAN PUSTAKA. utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mikroorganisme Lokal (MOL) Mikroorganisme lokal (MOL) adalah mikroorganisme yang dimanfaatkan sebagai starter dalam pembuatan pupuk organik padat maupun pupuk cair. Bahan utama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari daerah Brasilia (Amerika Selatan). Sejak awal abad ke-17 kacang tanah telah

BAB I PENDAHULUAN. dari daerah Brasilia (Amerika Selatan). Sejak awal abad ke-17 kacang tanah telah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman kacang tanah (Arachis hypogea. L) merupakan tanaman yang berasal dari daerah Brasilia (Amerika Selatan). Sejak awal abad ke-17 kacang tanah telah dibudidayakan

Lebih terperinci

Aktivator Tanaman Ulangan Ʃ Ӯ A0 T1 20,75 27,46 38,59 86,80 28,93 T2 12,98 12,99 21,46 47,43 15,81 T3 16,71 18,85 17,90 53,46 17,82

Aktivator Tanaman Ulangan Ʃ Ӯ A0 T1 20,75 27,46 38,59 86,80 28,93 T2 12,98 12,99 21,46 47,43 15,81 T3 16,71 18,85 17,90 53,46 17,82 Lampiran 1. Tabel rataan pengukuran tinggi bibit sengon, bibit akasia mangium, dan bibit suren pada aplikasi aktivator EM 4, MOD 71, dan Puja 168. Aktivator Tanaman Ulangan Ʃ Ӯ 1 2 3 A0 T1 20,75 27,46

Lebih terperinci

PENGENALAN ENZIM DAN ENZIM INDUSTRIAL

PENGENALAN ENZIM DAN ENZIM INDUSTRIAL PENGENALAN ENZIM DAN ENZIM INDUSTRIAL Ani Suryani MATA KULIAH TEKNOLOGI ENZIM INDUSTRI Manfaat dan Karakteristik serta Teknikteknik Produksi Enzim dalam Industri Enzim Industrial dan Aplikasinya Teknologi

Lebih terperinci

ASPEK MIKROBIOLOGIS PENGEMASAN MAKANAN

ASPEK MIKROBIOLOGIS PENGEMASAN MAKANAN ASPEK MIKROBIOLOGIS PENGEMASAN MAKANAN Anna Rakhmawati,M.Si Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY Email:anna_rakhmawati@uny.ac.id Bahan makanan merupakan salah satu kebutuhan primer manusia yang penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya adalah tempe, keju, kefir, nata, yoghurt, dan lainlain.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya adalah tempe, keju, kefir, nata, yoghurt, dan lainlain. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hasil olahan fermentasi sudah banyak diketahui oleh masyarakat Indonesia diantaranya adalah tempe, keju, kefir, nata, yoghurt, dan lainlain. Salah satu yang populer

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. sehat juga semakin meningkat. Produk-produk fermentasi bisa berasal dari berbagai

I PENDAHULUAN. sehat juga semakin meningkat. Produk-produk fermentasi bisa berasal dari berbagai I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Penelitian, dan (6) Hipotesis Penelitian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serangan hama karena buahnya yang berupa polong berada dalam tanah.

BAB I PENDAHULUAN. serangan hama karena buahnya yang berupa polong berada dalam tanah. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kacang tanah merupakan tanaman pangan kacang-kacangan yang menempati urutan terpenting kedua setelah kedelai. Tanaman ini dapat digunakan sebagai bahan pangan dan

Lebih terperinci

Kultur Jaringan Tanaman Kopi. Rina Arimarsetiowati 1) Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman 90 Jember 68118

Kultur Jaringan Tanaman Kopi. Rina Arimarsetiowati 1) Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman 90 Jember 68118 Kultur Jaringan Tanaman Kopi Rina Arimarsetiowati 1) 1) Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman 90 Jember 68118 Kultur jaringan merupakan cara perbanyakan tanaman secara vegetatif dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bagi perekonomian Indonesia. Pada tahun 2012 luas perkebunan kakao di

I. PENDAHULUAN. bagi perekonomian Indonesia. Pada tahun 2012 luas perkebunan kakao di I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman kakao merupakan salah satu komoditas andalan yang berperan penting bagi perekonomian Indonesia. Pada tahun 2012 luas perkebunan kakao di Indonesia mencapai 1.774.463

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mudah diperbanyak dan jangka waktu berbuah lebih panjang. Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. mudah diperbanyak dan jangka waktu berbuah lebih panjang. Sedangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Perbanyakan tanaman dapat dilakukan dengan cara generatif dan vegetatif. Perbanyakan tanaman secara generatif biasanya dilakukan melalui biji dan mengalami penyerbukan

Lebih terperinci

BIOTEKNOLOGI PETA KONSEP DEFINISI BIOTEKNOLOGI. Kultur In vitro Rekayasa Genetika. Penerapan Bioteknologi

BIOTEKNOLOGI PETA KONSEP DEFINISI BIOTEKNOLOGI. Kultur In vitro Rekayasa Genetika. Penerapan Bioteknologi BIOTEKNOLOGI PETA KONSEP BIOTEKNOLOGI DEFINISI BIOTEKNOLOGI Penerapan Bioteknologi Kultur In vitro Rekayasa Genetika Tumbuhan Hewan Bidang Pangan Bidang Pengobatan Bidang Pertanian dan Peternakan Pembuatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan tanaman yang dikenal sebagai sumber utama penghasil minyak nabati sesudah kelapa. Minyak sawit kaya akan pro-vitamin

Lebih terperinci

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Air leri merupakan bahan organik dengan kandungan fosfor, magnesium

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Air leri merupakan bahan organik dengan kandungan fosfor, magnesium IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Air leri merupakan bahan organik dengan kandungan fosfor, magnesium dan vitamin B1 yang efektif bila dimanfaatkan sebagai bahan tambahan pada proses perbanyakan tanaman

Lebih terperinci

BAB 1 TIPE KULTUR JARINGAN TANAMAN

BAB 1 TIPE KULTUR JARINGAN TANAMAN BAB 1 TIPE KULTUR JARINGAN TANAMAN Kompetensi Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan pengertian kultur jaringan, mampu menguraikan tujuan dan manfaat kultur jaringan, mampu menjelaskan prospek kultur jaringan,

Lebih terperinci

PEMBUATAN BIOEKSTRAK DARI SAYURAN DAN BUAH-BUAHAN UNTUK MEMPERCEPAT PENGHANCURAN SAMPAH DAUN

PEMBUATAN BIOEKSTRAK DARI SAYURAN DAN BUAH-BUAHAN UNTUK MEMPERCEPAT PENGHANCURAN SAMPAH DAUN PEMBUATAN BIOEKSTRAK DARI SAYURAN DAN BUAH-BUAHAN UNTUK MEMPERCEPAT PENGHANCURAN SAMPAH DAUN Oleh: Siti Marwati Jurusan Penidikan Kimia FMIPA UNY siti_marwati@uny.ac.id Pendahuluan Disadari atau tidak,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Tanah Tanah adalah kumpulan benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam horison-horison, terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organik, air dan udara,

Lebih terperinci

Sejarah Perkembangan MIKROBIOLOGI

Sejarah Perkembangan MIKROBIOLOGI Sejarah Perkembangan MIKROBIOLOGI Kuliah Pertemuan Ke-2 By Dr. Rozirwan, S.Pi, M.Sc ILMU KELAUTAN FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SRIWIJAYA Penemuan ANIMALCULUS Antonie Leeuwenhoek

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan krisan dalam sistematika tumbuhan (Holmes,1983)

TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan krisan dalam sistematika tumbuhan (Holmes,1983) TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kedudukan krisan dalam sistematika tumbuhan (Holmes,1983) diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Plantae Subkingdom : Spermatophyta Superdivisio : Angiospermae Divisio

Lebih terperinci

5. Cekaman Lingkungan Biotik: Penyakit, hama dan alelopati 6. Stirilitas dan incompatibilitas 7. Diskusi (presentasi)

5. Cekaman Lingkungan Biotik: Penyakit, hama dan alelopati 6. Stirilitas dan incompatibilitas 7. Diskusi (presentasi) 5. Cekaman Lingkungan Biotik: Penyakit, hama dan alelopati 6. Stirilitas dan incompatibilitas 7. Diskusi (presentasi) 5. CEKAMAN LINGKUNGAN BIOTIK 1. PENYAKIT TANAMAN 2. HAMA TANAMAN 3. ALELOPATI PEMULIAAN

Lebih terperinci

Ir. ZURAIDA TITIN MARIANA, M.Si

Ir. ZURAIDA TITIN MARIANA, M.Si Ir. ZURAIDA TITIN MARIANA, M.Si Faktor abiotik (meliputi sifat fisik dan kimia tanah Faktor biotik (adanya mikrobia lain & tanaman tingkat tinggi) ikut berperan dalam menentukan tingkat pertumbuhan dan

Lebih terperinci

Kuliah ke-1. Dr.oec.troph.Ir.Krishna Purnawan Candra, M.S. Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman. PS Teknologi Hasil Pertanian September 2011

Kuliah ke-1. Dr.oec.troph.Ir.Krishna Purnawan Candra, M.S. Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman. PS Teknologi Hasil Pertanian September 2011 Kuliah ke-1 Dr.oec.troph.Ir.Krishna Purnawan Candra, M.S. Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman PS Teknologi Hasil Pertanian September 2011 TEKNOLOGI FERMENTASI Sejarah dan perkembangan fermentasi

Lebih terperinci

Ilmu Kealaman Dasar (IAD) Perkembangan Teknologi. Pertemuan ke-9,10

Ilmu Kealaman Dasar (IAD) Perkembangan Teknologi. Pertemuan ke-9,10 lmu Kealaman Dasar (AD) Perkembangan Teknologi Pertemuan ke-9,10 Prepared by AKA-T UMS Review Pertemuan ke-8 PA sebagai dasar pengembangan teknologi, Sejarah peradaban manusia dan perkembangan teknologi,

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PEMBERIAN EM (Effective Microorganism) TERHADAP PERTUMBUHAN Anthurium plowmanii PADA MEDIA CAMPURAN PAKIS CACAH DAN ARANG SEKAM SKRIPSI

EFEKTIVITAS PEMBERIAN EM (Effective Microorganism) TERHADAP PERTUMBUHAN Anthurium plowmanii PADA MEDIA CAMPURAN PAKIS CACAH DAN ARANG SEKAM SKRIPSI EFEKTIVITAS PEMBERIAN EM (Effective Microorganism) TERHADAP PERTUMBUHAN Anthurium plowmanii PADA MEDIA CAMPURAN PAKIS CACAH DAN ARANG SEKAM SKRIPSI Usulan Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat

Lebih terperinci

PENGARUH UMUR FISIOLOGIS KECAMBAH BENIH SUMBER EKSPLAN

PENGARUH UMUR FISIOLOGIS KECAMBAH BENIH SUMBER EKSPLAN 0 PENGARUH UMUR FISIOLOGIS KECAMBAH BENIH SUMBER EKSPLAN (Leaflet) TERHADAP INDUKSI EMBRIO SOMATIK DUA VARIETAS KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) SECARA IN VITRO Oleh Diana Apriliana FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengolahan susu dengan bantuan mikroba untuk menghasilkan berbagai produk

BAB I PENDAHULUAN. pengolahan susu dengan bantuan mikroba untuk menghasilkan berbagai produk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Susu adalah cairan yang dihasilkan dari sekresi kelenjar mammae hewan mamalia yang fungsi utamanya adalah untuk memenuhi kebutuhan gizi anak hewan yang baru lahir.

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Kualitas Pupuk Kompos dengan Penambahan Mikroba Pemacu Tumbuh

PEMBAHASAN Kualitas Pupuk Kompos dengan Penambahan Mikroba Pemacu Tumbuh PEMBAHASAN Kualitas Pupuk Kompos dengan Penambahan Mikroba Pemacu Tumbuh Penambahan pupuk hayati ke dalam pembuatan kompos mempunyai peran penting dalam meningkatkan kandungan hara dalam kompos, terutama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persoalan lingkungan dan ketahanan pangan yang dilanjutkan dengan. daripada melaksanakan pertanian organik (Sutanto, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. persoalan lingkungan dan ketahanan pangan yang dilanjutkan dengan. daripada melaksanakan pertanian organik (Sutanto, 2006). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam beberapa tahun terakhir, masyarakat dunia mulai memperhatikan persoalan lingkungan dan ketahanan pangan yang dilanjutkan dengan melaksanakan usaha-usaha yang

Lebih terperinci

BIOTEKNOLOGI FERMENTASI

BIOTEKNOLOGI FERMENTASI BIOTEKNOLOGI FERMENTASI A. Pengertian Fermentasi Fermentasi merupakan suatu cara untuk mengubah substrat menjadi produk tertentu yang dikehendaki dengan menggunakan bantuan mikroba. Produk-produk tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pisang merupakan salah satu jenis tanaman asal Asia Tenggara yang kini sudah tersebar luas ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Tanaman pisang memiliki ciri spesifik

Lebih terperinci

PENGAWETAN PANGAN. Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama

PENGAWETAN PANGAN. Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama PENGAWETAN PANGAN I. PENDAHULUAN Makanan merupakan kebutuhan pokok bagi setiap manusia, karena didalamnya terkandung senyawa-senyawa yang sangat diperlukan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dalam kelas Liliopsida yang merupakan salah satu tumbuhan berbunga lidah dari

TINJAUAN PUSTAKA. dalam kelas Liliopsida yang merupakan salah satu tumbuhan berbunga lidah dari TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Jones dan Luchsinger (1979), tumbuhan anggrek termasuk ke dalam kelas Liliopsida yang merupakan salah satu tumbuhan berbunga lidah dari sekian banyak tumbuhan berbunga

Lebih terperinci

Ilmu Pengetahuan Alam. Bioteknologi. Kelas IX L/O/G/O

Ilmu Pengetahuan Alam. Bioteknologi. Kelas IX L/O/G/O Ilmu Pengetahuan Alam Bioteknologi L/O/G/O Daftar Isi www.themegallery.com Sub-Topik yang akan dipelajari Pengertian Bioteknologi Manfaat Bioteknologi dalam Produksi Pangan Bioteknologi Konvensional dan

Lebih terperinci

BIOTEKNOLOGI MODERN WAHANA BIOLOGI. Bentuk pemanfaatan teknologi modern dengan prinsip biologi

BIOTEKNOLOGI MODERN WAHANA BIOLOGI. Bentuk pemanfaatan teknologi modern dengan prinsip biologi BIOTEKNOLOGI MODERN WAHANA BIOLOGI Bentuk pemanfaatan teknologi modern dengan prinsip biologi Pembagian Bioteknologi 2 Berdasarkan Pemanfaatan Teknologinya, Bioteknologi dibedakan menjadi : Bioteknologi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman pisang adalah salah satu komoditas yang dapat digunakan sebagai

I. PENDAHULUAN. Tanaman pisang adalah salah satu komoditas yang dapat digunakan sebagai 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman pisang adalah salah satu komoditas yang dapat digunakan sebagai sumber karbohidrat alternatif karena memiliki kandungan karbohidrat dan kalori yang cukup tinggi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Di Indonesia produk pangan hasil fermentasi semakin meningkat seiring berkembangnya bioteknologi. Hasil olahan fermentasi yang sudah banyak diketahui oleh masyarakat

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. ahli medis, bahkan orang awam diseluruh penjuru dunia. Sesuai dengan kata yang

BAB I. PENDAHULUAN. ahli medis, bahkan orang awam diseluruh penjuru dunia. Sesuai dengan kata yang BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini, stem sel telah menjadi topik utama pembicaraan banyak ilmuwan, ahli medis, bahkan orang awam diseluruh penjuru dunia. Sesuai dengan kata yang menyusunnya

Lebih terperinci

- - BIOTEKNOLOGI - - sbl6biotek

- - BIOTEKNOLOGI - - sbl6biotek - - BIOTEKNOLOGI - - Modul ini singkron dengan Aplikasi Android, Download melalui Play Store di HP Kamu, ketik di pencarian sbl6biotek Jika Kamu kesulitan, Tanyakan ke tentor bagaimana cara downloadnya.

Lebih terperinci

Pencarian Kultur Baru. Isolasi dan Perbaikan. Kultur. Teknik plating. Kultur Diperkaya 10/14/2014

Pencarian Kultur Baru. Isolasi dan Perbaikan. Kultur. Teknik plating. Kultur Diperkaya 10/14/2014 Isolasi dan Perbaikan Kultur 10/14/2014 Nur Hidayat Materi Kuliah Bioindustri http://nurhidayat.lecture.ub.ac.id http://ptp2007.wordpress.com http://bioindustri.blogspot.com Pencarian Kultur Baru Contoh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. tiram (Pleurotus ostreatus) berupa jumlah tubuh buah dalam satu rumpun dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. tiram (Pleurotus ostreatus) berupa jumlah tubuh buah dalam satu rumpun dan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pada penelitian ini diperoleh data pertumbuhan dan produktivitas jamur tiram (Pleurotus ostreatus) berupa jumlah tubuh buah dalam satu rumpun dan berat basah jamur

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PEMBERIAN KONSENTRASI EM YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN

EFEKTIFITAS PEMBERIAN KONSENTRASI EM YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KONSENTRASI EM YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN Anthurium Gelombang Cinta (Anthurium plowmanii var Giant) PADA MEDIA CAMPURAN PAKIS CACAH DAN COCOPEAT SKRIPSI Uuntuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L) telah dilaksanakan di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L) telah dilaksanakan di 22 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian Pengaruh Auksin (2,4 D) Dan Air Kelapa Terhadap Induksi Kalus Pada Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L) telah dilaksanakan di Laboratorium Terpadu Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurun waktu 30 tahun terakhir, negara-negara industri mulai berpendapat bahwa pertanian modern yang memberikan hasil panen tinggi ternyata menimbulkan dampak terhadap

Lebih terperinci

TEKNIK TRANSFORMASI GENETIK. Yushi Mardiana, SP, MSi Retno Dwi Andayani, SP, MP

TEKNIK TRANSFORMASI GENETIK. Yushi Mardiana, SP, MSi Retno Dwi Andayani, SP, MP TEKNIK TRANSFORMASI GENETIK Yushi Mardiana, SP, MSi Retno Dwi Andayani, SP, MP TAHUKAH KAMU?? APA YANG DIMAKSUD TANAMAN TRANSGENIK??? APA YANG DIMAKSUD DENGAN REKAYASA GENETIKA??? Lalu bagaimana ya caranya

Lebih terperinci

MATERI BIOTEKNOLOGI MODERN JAGUNG TRANSGENIK. Disusun Oleh : NURINSAN JUNIARTI ( ) RISKA AMELIA ( )

MATERI BIOTEKNOLOGI MODERN JAGUNG TRANSGENIK. Disusun Oleh : NURINSAN JUNIARTI ( ) RISKA AMELIA ( ) MATERI BIOTEKNOLOGI MODERN JAGUNG TRANSGENIK Disusun Oleh : NURINSAN JUNIARTI (1414140003) RISKA AMELIA (1414142004) JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENEGTAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pangan yang terus meningkat. Segala upaya untuk meningkatkan produksi selalu

BAB I PENDAHULUAN. pangan yang terus meningkat. Segala upaya untuk meningkatkan produksi selalu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman padi (Oryza sativa) merupakan tanaman yang memegang peranan penting bagi kehidupan masyarakat Indonesia sebagai bahan utama pangan. Peningkatan produksi padi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan di Indonesia merupakan sumber plasma nutfah yang sangat potensial

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan di Indonesia merupakan sumber plasma nutfah yang sangat potensial 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Indonesia dikenal sebagai negara dengan tingkat keanekaragaman sumber daya hayati yang tinggi, khususnya tumbuhan. Keanekaragaman genetik tumbuhan di

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Kultur Jaringan Tanaman Eksplan

TINJAUAN PUSTAKA Kultur Jaringan Tanaman Eksplan TINJAUAN PUSTAKA Kultur Jaringan Tanaman Kultur in vitro merupakan suatu budidaya dalam botol. Salah satu kegiatan dalam kultur in vitro adalah kultur jaringan yaitu budidaya in vitro yang menggunakan

Lebih terperinci

Media Kultur. Pendahuluan

Media Kultur. Pendahuluan Media Kultur Materi Kuliah Bioindustri Minggu ke 4 Nur Hidayat Pendahuluan Medium untuk pertumbuhan skala laboratorium umumnya mahal sehingga dibutuhkan perubahan agar dapat dipakai medium yang murah sehingga

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pule pandak (Rauvolfia serpentina (L.) Benth. ex Kurz) merupakan salah satu spesies tumbuhan hutan tropika yang dimanfaatkan sebagai tumbuhan obat. Menurut Word Health Organisation

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merang merupakan salah satu jenis jamur pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan permintaan pasar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merang merupakan salah satu jenis jamur pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan permintaan pasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merang merupakan salah satu jenis jamur pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan permintaan pasar yang terus meningkat. Menurut Trubus (2012), permintaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan adalah produk fermentasi berbasis susu. Menurut Bahar (2008 :

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan adalah produk fermentasi berbasis susu. Menurut Bahar (2008 : 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konsumsi produk pangan hasil fermentasi semakin meningkat seiring berkembangnya bioteknologi. Produk-produk fermentasi dapat berbahan dari produk hewani maupun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hipogea L.) merupakan salah satu komoditas pertanian

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hipogea L.) merupakan salah satu komoditas pertanian 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kacang tanah (Arachis hipogea L.) merupakan salah satu komoditas pertanian yang cukup penting. Komoditas kacang tanah diusahakan 70% di lahan kering dan hanya 30% di

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan salah satu tanaman pangan dan

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan salah satu tanaman pangan dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan salah satu tanaman pangan dan sumber protein nabati yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Permintaan kedelai dari tahun ke

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Cabai keriting (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu jenis sayuran penting

I. PENDAHULUAN. Cabai keriting (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu jenis sayuran penting 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Cabai keriting (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu jenis sayuran penting di Indonesia. Selain memiliki nilai gizi yang cukup tinggi, cabai juga memiliki

Lebih terperinci