BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Saat ini, sistem dan transformasi antar koordinat merupakan suatu pekerjaan yang rutin dilakukan di bidang survei pemetaan. Sistem dan Transformasi koordinat yang sering digunakan yaitu sistem koordinat sebangun, sistem koordinat afin, sistem koordinat geografis, sistem koordnat geodetis, sistem koordinat Universal Transverse Mercator dan sistem koordinat lainnya. Untuk memproses transformasi hasil koordinat pada sistem koordinat tersebut, sampai saat ini sudah tersedia berbagai program untuk melakukan perhitungan data sistem dan transformasi koordinat. Salah satu program yang sering digunakan adalah program aplikasi GeoCal. Namun program aplikasi tersebut belum menyediakan menu atau submenu yang dapat menghitung data sistem koordinat sebangun dan sistem koordinat afin serta berbagai pilihan ellipsoid referensi yang akan digunakan untuk melakukan perhitungan sistem koordinat geodetis, sistem koordinat kartesian tiga dimensi, serta sistem koordinat universal transverse Mercator. Hal ini harus ditindak lanjut karena setiap wilayah di muka bumi menggunakan ellipsoid referensi yang berbeda-beda. Oleh karena itu perlu dikembangkan suatu program aplikasi yang dapat memuat pilihan ellipsoid referensi secara umum sehingga dapat digunakan secara lebih luas. Proses penyelesaian hasil transformasi antar koordinat tersebut jika dilakukan dengan cara manual akan membutuhkan waktu yang lama, dan mungkin untuk sebagian orang rumus transformasi antar koordinat sangat membinggunkan dan membosankan, oleh karena itu perlu dibuat suatu program transformasi koordinat agar proses penyelesaiannya lebih mudah dan lebih cepat. I.2. Tujuan Proyek Tujuan proyek ini adalah dihasilkannya program aplikasi yang dapat dijalankan secara indepeden (executable) untuk memudahkan proses hitungan transformasi antar koordinat. 1

2 2 I. 3. Manfaat Proyek Manfaat proyek ini adalah sebagai salah satu aplikasi yang digunakan untuk mempercepat proses perhitungan antar sistem koordinat. \ I. 4. Cakupan Proyek Cakupan kegiatan dalam proyek ini meliputi: 1. Transformasi sistem koordinat sebangun 2 dimensi 2. Transformasi sistem koordinat affine 2 dimensi 3. Transformasi sistem koordinat geodetis (lintang, bujur, tinggi) ke sistem koordinat kartesian3 dimensi (X, Y, Z) dan kebalikannnya 4. Transformasi sistem koordinat geodetis (lintang, bujur) ke sistem koordinat Universal Transversal Mercator (UTM) (Easting, Northing) dan kebalikannya. I.5. Landasan Teori Transformasi titik-titik dari satu sistem koordinat ke sistem koordinat yang lain merupakan sebuah permasalahan yang ada pada pengukuran dan pemetaan (Gilanhi, 2008). Transformasi dapat diartikan sebagai suatu metode yang dapat digunakan untuk memanipulasi lokasi sebuah titik. Apabila transformasi dikenakan terhadap sekumpulan titik yang membentuk sebuah benda (obyek) maka benda tersebut akan mengalami perubahan. Perubahan dalam hal ini adalah perubahan dari lokasi awal suatu benda menujulokasi yang baru dari benda tersebut. I.5.1. Sistem koordinat sebangun dua dimensi (2D) Sistem koordinat sebangun dua dimensi mempunyai sifat sebagai berikut (Anam, 2006): a) Mempertahankan sudut obyek b) Jarak antara titik-titik berubah secara konstan atau mempunyai skala yang konstan pada semua arah c) Mempertahankan bentuk obyek Sistem transformasi koordinat sebangun dua dimensi dapat diuraikan berdasarkan tiga tahap proses antara lain (Gilanhi, 2010).

3 3 1. Rotasi: objek dirotasi (diputar) terhadap titik tertentu tanpa mengubah bentuk dan ukurannya. Untuk melakukan rotasi perlu diketahui sudut rotasi α dan pivot point (X, Y) atau titik rotasi dimana obyek dirotasi. Nilai positif dari sudut rotasi menentukan arah rotasi berlawanan dengan arah putaran jarum jam dan sebaliknya nilai negatif akan memutar obyek searah putaran jarum jam. Hal inidapat dilihat pada gambar I. 1 Y (X, Y) r θ 0 X Gambar I.1 Proses rotasi pada sistem koordinat 2D Pada gambar I.1 di atas terlihat posisi koordinat (X,Y) yang membentuk sudut θ terhadap sumbu X. Dengan menggunakan trigonometri dasar, dapat dihitung X dan Y seperti pada persamaan (I.1) dan (I.2) berikut : X = r cos θ...(i.1) Y = r sin θ...(i.2) Y Y X X r θ α X Gambar I.2 Rotasi dari sistem (X, Y) ke sistem (X, Y ) pada sistem koordinat 2D Titik hasil rotasi yaitu X dan Y dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan (I.1) dan (I.2), sehingga memperoleh persamaan (I.3) dan (I.4) sebagai berikut (Gilanhi, 2010) : X = X cos α - Ysin α... (I.3)

4 4 Y = X sin α + Y cos α... (I.4) 2. Scalling Scalling atau penskalaan adalah proses untuk mengubah ukuran objek. Objek dapat diskalakan dengan arah horizontal maupun vertikal dengan cara mengalikan koordinat tiap objek dengan faktor konstanta. Dari persamaan (I.3) dan (I.4) maka akan memperoleh persamaan (I.5) dan (I.6) sebagai berikut: X = S X cos α S Y sin α (I.5) Y = S X sin α + S Y cos α..... (I.6) Jika S cos α = a dan S sin α = b maka persamaan (I.5) dan (I.6) di atas dapat disusun pada persamaan (I.7) dan (I.8) sebagai berikut: X = a X by.. (I.7) Y = b X + ay.. (I.8) 3. Translasi Translasi adalah objek dipindahkan ke lokasi baru tanpa mengubah bentuk, ukuran atau orientasinya. Dalam hal ini rotasi pada sumbu arah X ditandai dengan Tx dan pada arah sumbu Y ditandai dengan Ty, sehingga persamaan (I.7) dan (I.8) di atas dapat disusun kembali menjadi (Anam, 2006) : X = a X by + Tx. (I. 9) Y = b X + ay + Ty... (I.10) a = S Cos α.... (I.11) b = S Sin α..... (I.12) S = (a 2 + b 2 ) (I.13) α = arctan (-b/a).... (I.14) Persamaan (I.9) dan (I.10) di atas dapat ditulis dalam bentuk matriks adalah sebagaimana disajikan pada persamaan (I.15) berikut: =.. (I.15) Dari persamaan (I.15) dapat diuraikan menjadi persamaan (I.16) F = A X... (I.16) F =, A =, X = rangan:

5 5 X, Y : sistem koordinat sebangun 2D yang dicari X,Y : sistem koordinat 2D yang diketahui α : sudut rotasi pada sistem (X, Y ) S : penskalaan a, b, Tx, Ty : parameter persamaan konformal Tx, Ty : Translasi ke arah sumbu X dan sumbu Y Untuk menentukan nilai-nilai parameter transformasi di atas tersebut minimal membutuhkan dua titik sekutu yang koordinatnya diketahui dalam kedua sistem tersebut. Persamaan (I.16) di atas penyelesaiannya adalah : X = A -1 F (I.17) Persamaan (I.17) di atas digunakan jika jumlah minimum titik sekutu sama dengan dua (2). Jika jumlah titik sekutu yang digunakan lebih dari dua (2), maka persamaan (I.16) dia atas dapat diuraikan sebagai berikut: A T F = A T A X (ruas kiri dan kanan dikalikan dengan A T ) X = (A T A) -1 A T F. (I.18) I Sistem koordinat afin dua dimensi (2D) Pada dasarnya transformasi afin terdiri dari unsur-unsur transformsi scaling, skewing, rotating, dan translating, masing-masing unsur transformasi tersebut dapat diilustrasikan dengan skema perubahan dimensi, bentuk, dan posisi seperti gambar I.3 Gambar I.3. Unsur unsur Sistem transformasi afin (Fahrurrazi, dkk., 2010) Bentuk umum transformasi afin dari sistem X, Y ke sistem X, Y dapat dilihat pada gambar I. 4

6 6 Gambar I.4. Transformasi afin (Fahrurrazi, dkk., 2010) Pada gambar I.4 di atas dapat diuraikan sehingga mendapat persamaan (I.19) dan persamaan (I.20) berikut: X = mx X cos αx + my Y sin αy + x.. (I.19) Y = - mx X sin αx + my Y cos αy + y... (I.20) Persamaan I. 19 dan I. 20 dapat disusun kembali menjadi persamaan (I.21) dan persamaan (I.22) berikut (Fahrurrazi, dkk., 2010): X = ax + by + Tx... (I.21) Y = cx + dy + Ty...(I.22) x = Tx dan y = Ty a = mx cos αx. (I.23) b = my sin αy... (I.24) c = - mx sin αx..... (I.25) d = my cos αy.. (I.26) αx = arc tan (c/a).... (I.27) αy = arc tan (b/d)... (I.28) mx = (a 2 + c 2 ) (I.29) my = (b 2 + d 2 ) (I.30) Persamaan (I.21) dan (I.22) di atas dapat ditulis dalam bentuk matriks, seperti yang disajikan pada persamaan (I.31) berikut (Fahrurrazi, dkk., 2010): =.. (I.31) A =, X =, F = F = A X... (I.32) rangan: X, Y : sistem koordinat 2D sebangun yang dicari

7 7 X,Y : sistem koordinat 2D yang diketahui mx, my : faktor skala pada masing-masing sumbu X dan Y αx, αy : sudut rotasi pada masing- masing sumbu X dan Y a, b, c, d, e, Tx, Ty : parameter persamaan konformal Persamaan (I.32) di atas dapat diuraikan kembali menjadi persamaan (I.33) berikut adalah: X = A -1 F..... (I.33) Persamaan (I.33) di atas digunakan jika jumlah minimum titik sekutu sama dengan tiga (3). Jika jumlaha titik sekutu yang digunakan lebih dari tiga (3) maka persamaan (I.32) di atas dapat diuraikan persamaan (I.34) berikut: A T F = A T A X (ruas kiri dan kanan dikalikan dengan A T ) X = (A T A) -1 A T F... (I.34) I Transformasi sistem koordinat kartesi 3D (X, Y, Z ) ke sistem koordinat geodetis (φ, λ, h) dan sebaliknya Posisi suatu titik biasanya dinyatakan dengan koordinat, dan koordinat itu akan mengacu pada suatu sistem koordinat tertentu. Sistem koordinat sendiri merupakan sekumpulan aturan yang menentukan cara untuk memberikan koordinatkoordinat pada lokasi (Anam, 2006). Cara untuk menentukan suatu sistem koordinat adalah sebagai berikut: 1. Menentukan lokasi titik nol (pusat salib sumbu) 2. Menentukan orientasi ketiga sumbu X, sumbu Y dan sumbu Z 3. Menentukan parameter-parameter (kartesian, kurvalinear), yang digunakan untuk mendefinisikan posisi suatu titik terhadap sistem koordinat. Sistem koordinat secara umum dapat dibagi atas dua (2) macam yaitu sistem koordinat dua dimensi dan sistem koordinat tiga dimensi. Sistem koordinat dua dimensi sudah dibahas pada sub bab sebelumnya dan pada sub bab ini akan membahas tentang sistem koordinat tiga dimensi. Sistem koordinat tiga (3) dimensi yang biasa digunakan adalah sistem koordinat geodetis (φ, λ, h) dan sistem koordinat kartesian tiga dimensi (X, Y, Z). Sistem koordinat geodetis menggunakan dua unsur sudut dan satu tinggi dan mengacu pada salah satu ellipsoid referensi yaitu : lintang (latitude), bujur (longitude)

8 8 dan tinggi normal di atas ellipsoid referensi (Anam, 2006). Gambar I.5 menujukan hubungan antara sistem koordinat kartesi 3D (X, Y, Z) dan sistem koordinat geodetis (φ, λ, h). (X, Y, Z) atau (φ, λ, h) X Y Gambar I.5 Sistem koordinat kartesian 3D Keterangan gambar : λp : bujur geodetis titik P φp : lintang geodetis titik P hp : tinggi geodetis titik P Xp : absis titik P Yp : absis titik P Zp : absis titik P O : origin sistem koordinat geodetik berhimpit dengan origin sistem koordinat kartesi 3D. Pada tahun 1884, disepakati bahwa meridian Royal Observatory di Greenwich, Inggris sebagai meridian utama (prime meridian) dan diberikan nilai nol untuk bujurnya. Bujur suatu titik pada ellipsoid adalah sudut antara meridian yang melewati titik itu dan meridian utama. Garis bujur ini dibagi menjadi dua belahan yaitu bagian timur dari meridian utama ( ) dan bagian barat dari meridian utama ke barat (( ). Ekuator dari ellipsoid dipilih sebagai lingkaran yang lintangnya bernilai nol. Lintang suatu titik adalah sudut antara bidang ekuator dan garis tegak lurus pada

9 9 ellipsoid pada titik tersebut. Lintang dinyatakan utara dan selatan dari bidang ekuator. Nilai lintang 90 0 baik utara maupun selatan merupakan suatu titik tunggal yang disebut kutub dari ellipsoid (Fahrurrazi, dkk., 2010). Jadi lintang dan bujur memberikan suatu posisi pada permukaan dari ellipsoid yang digunakan. Karena titiktitik real pada permukaan bumi fisik sebenarnya bisa di atas atau di bawah permukaan ellipsoid, dengan hal ini maka butuh suatu koordinat ketiga yang disebut tinggi ellipsoid (h). Tinggi ellipsoid merupakan jarak dari suatu titik pada permukaan ellipsoid sepanjang garis lurus yang tegak lurus pada permukaan ellipsoid (Riyadi, 2009). Untuk mentransformasikan sistem koordinat geodetis (φ, λ, h) ke sistem koordinat kartesian 3D (X, Y, Z) dan sebaliknya perlu menetapkan terlebih dahulu beberapa parameter ellipsoid refererensi. Ellipsoid referensi adalah ellipsoid yang diasumsikan sebagai model matematis bumi untuk digunakan sebagai acuan dalam penentuan posisi. Beberapa rumus dasar ellipsoid disajikan sebagai berikut (Muryamto,1999). a. Pengepengan (flattening) f. (I.35) b. Eksentrisitas pertama (first eccentricity) e 2 =....(I.35) c. Eksentrisitas kedua (second eccentricity) e 2 =....(I.36) d. Hubungan antara e dan e e 2 =...(I.37) e. Hubungan antara e dan f e 2 = 2f f....(i.38) f. Jari jari kelengkungan vertikal utama (N) N = 1 e 2 a Sin...(I.39) 2

10 10 Transformasi koordinat geodetis (φ, λ, h) ke sistem koordinat kartesian 3D (X, Y, Z) menggunakan rumus persamaan (I.40) sampai dengan (I.42) berikut (Fahrurrazi, dkk., 2010) : X = (N+h) cosφ cos λ... (I.40) Y = (N+h) cosφ sin λ... (I.41) Z = (N(1-e 2 )+H) sin φ... (I.42) Rumus transformasi sistem koordinat kartesian (X, Y, Z) ke sistem koordinat geodetis (φ, λ, h) dapat ditunjukan pada persamaan (I.43) sampai dengan persamaan (I.46) : Y λ = arc tan ( )... (I. 43) X berikut ini adalah cara menghitung φ (lintang): 1) Menghitung lintang pendekatan (φ0) dengan rumus Z φ0 = arc tan { } (1 e )( X Y )... (I. 44) 2) Menghitung N dengan nilai φ 0 (lintang pendekatan) 3) Menghitung nilai φ dengan rumus e 2 Z N * Sin φ = arc tan { }... (I. 45) 2 X 2 Y 4) Proses hitungan lintang (φ) akan dihitung secara berulang (iterasi), yaitu mulai lagi langkah no. 2 dengan lintang pendekatan sama dengan hasil rumus persamaan I.45 yang telah dihitung. Iterasi dihentikanjika nilai lintang (φ) pada iterasi ke-n sama dengan nilai lintang (φ ) pada iterasi n-1 5) Menghitung nilai h (tinggi normal di atas ellipsoid) dengan rumus 2 2 h = X ( Y ) N... (I. 46) Cos I Proyeksi Universal Transverse Mercator (UTM) Sistem proyeksi UTM ini serupa dengan sistem proyeksi Transverse Mercator (TM), perbedaannya adalah bahwa sistem proyeksi UTM membagi globe (bola bumi)

11 11 menjadi 60 zona dengan lebar masing-masing zona adalah 6 0, tiap-tiap zona mempunyai meridian sentral sendiri. Berikut adalah cirri-ciri proyeksi UTM antara lain (Muryamto, 1999): 1) Silinder, transversal, secant, dan konform 2) Memotong bola bumi di dua meridian standar k = 1 3) Lebar zona adalah 6 0 sehingga bumi dibagi menjadi 60 zona 4) Meridian tengah (sentral) tiap zona k = 0,9996 5) Ellipsoid referensi GRS ) Absis semu (T) : m ± X 7) Ordinat semu (U) : m Y. Batasan lintang masing-masing zona adalah 84 0 utara bumi dan 80 0 selatan bumi. Sedangkan cara penomoran zona dimulai dari zona 1 yaitu dari bujur barat (BB) sampai dengan bujur barat (BB), zona 2 dari bujur barat (BB) sampai dengan bujur barat (BB), demikian seterusnya ke arah timur sampai zona 60 untuk bujur timur (BT) sampai dengan bujur timur (BT). Setiap jalur selebar 8 0 lintang diberi kode huruf, dimulai dari 80 0 LS sampai dengan 72 0 LS diberi huruf C dan berakhir dengan huruf X pada jalur 72 0 LU dan 84 0 LU (huruf I dan O tidak digunakan). Pada jalur terakhir tersebut ukuran zona 6 0 bujur x 12 0 lintang. Pembagian dan penomoran zona UTM tersebut dapat dilihat pada gambar I. 6. Gambar I.6. Penomoran Zona UTM (Prihandito, 2010)

12 12 Untuk wilyah Indonesia terletak antara zona 46 sampai dengan zona 54 dan batas parallel 10 0 lintang utara (LU) dan 15 0 lintang selatan (LS) dengan empat (4) satuan daerah yaitu L, M, N, dan P dengan setiap zona berukuran 6 0 bujur x 8 0 lintang. Nomor zona dan meridian tengah wilayah Indonesia dapat dilihat pada table I.1 (Muryamto, 1999). Tabel I.1 Nomor zona dan meridian tengah wilayah Indonesia Zone Meridian tengah I Transformasi sistem koordinat geodetis (φ, λ) ke sistem koordinat UTM (Easting, Northing) Rumus yang dapat digunakan untuk melakukan perhitungan transformasi koordinat geodetis (φ, λ) ke sistem koordinat UTM (Easting, Northing) dapat diuraikan pada persamaan (I.47) sampai dengan persamaan (I.51) berikut (Muryamto, 1999): 1) Utara Ekuator Northing = U = (I) + (II) p 2 + ( III) p 4 + (A6) p 6... (I.47) T = (IV) p + (V) p 2 + (B5) p 5... (I.48) 2) Selatan Ekuator Northing = U = U... (I.49) Jika titik terletak di timur meridian tengah, maka Easting = T = T... (I.50) Jika titik terletak di barat meridian tengah Easting = T = T... (I.51)

13 13 Nilia p dan nilai koefisien I, II, III, V, A6, B5 dan nilai m dapat ditunjukan pada persamaan (I.52) sampai dengan persamaan (I.61) p = 0,0001 * db... (I.52) db = λ λ ( db selalu bernilai positif)... (I.53) (I) = k0. m... (I.54) (II) = k0 N sin φ cos φ sin /2... (I.55) (III) = k0 N sin φ cos 3 φ sin (5 - tan 2 φ + 9 e 2 cos 2 φ + 4e 4 cos 4 φ)/24 Cos 4 φ) /24.. (I.56) (IV) = k0 N Cos φ Sin (I.57) (V) = k0 N Cos 3 φ Sin (1- tan 2 φ + e 2 Cos 2 φ)/6.... (I.58) (A6) = k0 N Sin 6 1 Sin φ Cos 5 φ (61-58 tan 2 φ + tan 4 φ e 2 Cos 2 φ 330 Sin 2 φ ) / (I.59) (B5) = k0 N Cos 5 φ Sin 5 1 (5-18 tan 2 φ + tan 4 φ + 14 e 2 Cos 2 φ 58 e 2 Sin 2 φ ) / (I.60) m = a (1-e 2 ) { - Sin 8 - }..... (I.61) Nilai koefisien A, B, C, D, E, dan F dapat tunjukan pada persamaan (I.62) sampai dengan persamaan (I.67) berikut: A = (I.62) B =. (I.63) C = (I.64) D =. (I.65) E =... (I.66) F =.... (I.67) Keterangan : Easting, Northing = titik koordinat pada UTM k0 = faktor skala pada meridian tengah = 0,9996 φ = lintang (latitude) (DMS) λ = bujur (longitude) (DMS) λ = nilai bujur pada meridian tengah a = nilai sumbu panjang pada ellipsoid referensi (m)

14 14 e db m = nilai eksentrisitas pada ellipsoid referensi = selisih nilai bujur titik terhadap meridian tengah = panjang busur meridian yang dihitung dari ekuator I Transformasi sistem koordinat UTM (X, Y) ke sistem koordinat geodetis (φ, λ) Untuk melakukan transformasi balik dari sistem koordinat UTM (X, Y) ke sistem koordinat geodetis (φ, λ) dapat ditunjukan pada persamaan (I.68) sampai dengan persamaan (I.70) berikut (Muryamto, 1999): φ = φ (VII). q 2 + (VIII). q 4 (D6). q 6 atau φ = φ {(VII). q 2 - (VIII). q 4 + (D6). q 6 } (I.68) db = (IX). q (X). q 3 + (E5). q (I.69) λ = λ ± db (I.70) Untuk menghitung lintang (φ) dengan menggunakan lintang kaki (φ ) dengan rumus pada persamaan (I.71) sampai dengan persamaan (I.75) berikut (Muryamto, 1999): φ ={} ρ (I.71) ε = (I.72) μ = (I.73) Titik terletak disebelah selatan ekuator : γ = (I.74) Titik terletak di sebelah utara ekuator : γ = (I.75) Untuk menghitung nilai bujur (λ) dengan mengasumsikan nilai T. Jika T lebih besar dari meter, titik berada disebelah Timur Meridian Tengah. Oleh karena itu, db (beda-bujur) yang diperoleh harus ditambah dengan meridian tengah (λ ) untuk bujur timur, dan dikurangkan untuk bujur-barat. Jika T lebih kecil dari meter, titik berada disebelah barat meridian tengah (λ ). Dalam hal ini, db dikurangkan terhadap λ untuk bujur-timur (BT), dan ditambahkan untuk bujur-barat (BB). Nilai q dan nilai koefisien VII, VIII, IX, D6 dan E5 dapat ditunjukan pada persamaan (I.76) sampai dengan persamaan (I.81) berikut (Muryamto, 1999:

15 15 q = 0, * T.... (I.76) (VII) = tan φ (1 + e 2 cos 2 φ ) / 2 k0 2 N sin 1 )... (I.77) (VIII) = tan φ (5 + 3 tan 2 φ + 6 e 2 cos 2 6 e 2 sin 2 φ 3 e 4 cos 4 φ 9 e 4 cos 2 φ sin 2 φ) / (24 k0 4 N 4 sin 1 )... (I.78) (IX) = 10 6 / (k0 N sin 1 )..... (I.79) (D6) = tan φ Cos 5 φ (61+90 tan 2 φ +45 tan 4 φ e 2 Cos 2 φ 162 e 2... (I.80) (E5) = (5+28 tan 2 φ + 24 tan 4 φ + 6 e 2 Cos 2 φ+ 8 e 2 sin 2 φ) / 120 k0 5 N 5 sin 1 ). (I.81) Keterangan : Easting, Norting = titik koordinat pada UTM k0 = faktor skala pada meridian tengah = 0,9996 φ = lintang (latitude) λ = bujur (longitude) (DMS) φ = lintang pendekatan a = nilai sumbu panjang pada ellipsoid referensi (m) e = nilai eksentrisitas pada ellipsoid referensi db = selisih nilai bujur titik terhadap meridian tengah. Harga db (beda-bujur) dan q harus selalu positif. Ketentuan ini untuk memudahkan perhitungan dalam melaksanakan penjumalahan aljabar daripada hargaharga φ dan λ tampa memperhatikan letak titik terhadap meridian tengah terlebih dahulu dan pula besarnya harga φ dan λ harus dihitung sesuai dengan rumus yang diberikan. I Bahasa Pemrograman Visual Basic 6.0 Bahasa pemrograman Visual Basic 6.0 merupakan salah satu development tools untuk membangun suatu aplikasi dalam lingkungan windows. Dalam pengembangan aplikasi, visual basic menggunakan pendekatan visual untuk merancang dalam bentuk form, sedangkan untuk kodingnya menggunakan dialek bahasa basic yang cenderung mudah dipelajari. I Pengertian Visual Basic Visual Basic adalah salah satu bahasa pemrograman komputer. Bahasa pemrograman Visual Basic, dikembangkan oleh Microsoft sejak tahun 1991,yang

16 16 kemudian terus dirilis sesuai dengan tuntutan perkembangannya yang hingga kini muncullah Visual Basic versi 6.0 merupakan produk rilis di akhir tahun Microsoft umumnya membuat tiga edisi Visual Basic yaitu : 1. Standard Edition merupakan produk dasar. 2. Profesional Edition berisi tambahan Microsoft Jet Data Access Engine (database) dan pembuatan server OLE automation. 3. Enterprise Edition adalah edisi client-server. Visual Basic merupakan salah satu Development Tool yaitu alat bantu untuk membuat berbagai macam program komputer, khususnya yang menggunakan sistem operasi Windows atau yang berbasiskan grafis (GUI Graphical User Interface) dengan komponen ActiveX Control. Dengan komponen ini memungkinkan penguna untuk memanggil dan menggunakan semua model data yang ada di dalam sistem operasi windows. Hal ini juga ditunjang dengan teknik pemrograman di dalam Visual Basic yang mengadopsi dua macam jenis pemrograman yaitu Pemrograman Visual dan Object Oriented Programming (OOP). Visual Basic 6.0 sebetulnya perkembangan dari versi sebelumnya dengan beberapa penambahan komponen yang sedang tren saat ini, seperti kemampuan pemrograman internet dengan DHTML (Dynamic HyperText Mark Language), dan beberapa penambahan fitur database dan multimedia yang semakin baik. I Interface (antar muka) Visual Basic 6.0 Interface (antar muka) Visual Basic 6.0, berisi menu, toolbar, toolbox, form, project explorer dan property seperti terlihat pada gambar I.7

17 17 Gambar I.7. Interface visual basic 6.0 Pembuatan program aplikasi menggunakan Visual Basic dilakukan dengan membuat tampilan aplikasi pada form, kemudian diberi script program di dalam komponen-komponen yang diperlukan. Form disusun oleh komponen-komponen yang berada di Toolbox, dan setiap komponen yang dipakai harus diatur propertinya lewat jendela Property. Menu pada dasarnya adalah operasional standar di dalam sistem operasi windows, seperti membuat form baru, membuat project baru, membuka project dan menyimpan project. Di samping itu terdapat fasilitas-fasilitas pemakaian visual basic pada menu. Toolbox berisi komponen-komponen yang bisa digunakan oleh suatu project aktif, artinya isi komponen dalam toolbox sangat tergantung pada jenis project yang dibangun. Komponen standar dalam toolbox dapat dilihat pada gambar I.8

18 18 Gambar I.8. Komponen standar dalam toolbox Adapun secara garis besar fungsi dari masing-masing kontrol-kontrol tersebut adalah sebagai berikut : a. Pointer bukan merupakan suatu kontrol; gunakan icon ini ketika ingin memilih kontrol yang sudah berada pada form. b. PictureBox adalah kontrol yang digunakan untuk menampilkan image dengan format: BMP, DIB (bitmap), ICO (icon), CUR (cursor), WMF (metafile), EMF (enhanced metafile), GIF, dan JPEG. c. Label adalah kontrol yang digunakan untuk menampilkan teks atau informasi namun tidak dapat diperbaiki oleh pemakai saat dioperasikan. d. TextBox adalah kontrol yang mengandung string yang dapat diperbaiki oleh pemakai saat dioperasikan,yang dapat berupa satu baris tunggal, atau banyak baris. e. Frame adalah kontrol yang digunakan sebagai kontainer bagi kontrol lainnya. f. CommandButton,digunakan untuk membangkitkan event proses tertentu ketika pemakai melakukan penekanan tombol. g. CheckBox digunakan untuk pilihan yang isinya bernilai yes/no, true/false yang dapat digunakan untuk lebih dari satu pilihan. h. OptionButton digunakan sebagai pilihan terhadap beberapa option yang hanya dapat dipilih salah satunya. ListBox mengandung sejumlah item, dan user dapat memilih lebih dari satu (bergantung pada property MultiSelect). i. ComboBox merupakan konbinasi dari TextBox dan ListBox dimana pemasukkan data dapat dilakukan dengan mengetikkan maupun memilih data.

19 19 j. HScrollBar dan VScrollBar digunakan untuk membentuk scrollbar yang berdiri sendiri. k. Timer digunakan untuk proses background yang diaktifkan berdasarkan interval waktu tertentu. Merupakan kontrol non-visual. l. DriveListBox, DirListBox, dan FileListBox sering digunakan untuk membentuk dialog box yang berkaitan dengan file. m. Shape dan Line digunakan untuk menampilkan bentuk seperti garis, persegi, bulatan, oval. n. Image, menyerupai kotak gambar (image box) tapi tidak dapat digunakan sebagai kontainer bagi kontrol lainnya. Sesuatu yang perlu diketahui bahwa kontrol image menggunakan resource yang lebih kecil dibandingkan dengan PictureBox o. Data, digunakan untuk data binding p. OLE, dapat digunakan sebagai tempat bagi program eksternal seperti Microsoft Excel, Word, dan lain-lain. I Konsep dasar pemrograman visual basic 6.0 Konsep dasar pemrograman Visual Basic 6.0, adalah pembuatan form dengan mengikuti aturan pemrograman property, metode dan event. 1. Property: Setiap komponen di dalam pemrograman Visual Basic dapat diatur propertinya sesuai dengan kebutuhan aplikasi. Property yang tidak boleh dilupakan pada setiap komponen adalah Name, yang berarti nama variable (komponen) yang akan digunakan dalam scripting. Properti Name ini hanya bisa diatur melalui jendela property, sedangkan nilai propertis yang lain bisa diatur melalui script seperti: Command1.Caption= Play Text1.Text= Visual Basic Label1.Visible=False Timer1.Enable=True 2. Metode: Bahwa jalannya program dapat diatur sesuai aplikasi dengan menggunakan metode pemrograman yang diatur sebagai aksi dari setiap komponen. Metode inilah tempat untuk mengekpresikan logika pemrograman dari pembuatan suatu program aplikasi.

20 20 3. Event: Setiap komponen dapat beraksi melalui event, seperti event click pada command button yang tertulis dalam layar script Command1_Click, atau event Mouse Down pada picture yang tertulis dengan Picture1_MouseDown. Pengaturan event dalam setiap komponen yang akan menjalankan semua metode yang dibuat. I Membuat Form Baru Untuk memulai pembuatan program aplikasi di dalam Visual Basic, yang dilakukan adalah membuat project baru. Project adalah sekumpulan form, modul, fungsi, data dan laporan yang digunakan dalam suatu aplikasi. Membuat project baru dapat dilakukan dengan memilih menu File, kemudian New Project atau dengan menekan ikon new project pada Toolbar yang terletak di pojok kiri atas. Setelah itu akan muncul konfirmasi untuk jenis project dari program aplikasi yan akan dibuat seperti terlihat pada gambar I.9 Gambar I.9 Layer pemilihan jenis project Visual Basic 6.0 menyediakan I.10 jenis project yang bisa dibuat seperti terlihat pada gambar 1.3 di atas. Ada beberapa project yang biasa digunakan oleh banyak pengguna Visual Basic, antara lain: a.standard EXE: Project standar dalam Visual Basic dengan komponen-komponen standar. Jenis project ini sangat sederhana, tetapi memiliki keunggulan bahwa semua komponennya dapat diakui oleh semua unit komputer dan semua user meskipun bukan administrator. b. ActiveX EXE: Project ini adalah project ActiveX berisi komponen-komponen kemampuan intuk berinteraksi dengan semua aplikasi di sistem operasi windows.

21 21 c.activex DLL: Project ini menghasilkan sebuah aplikasi library yang selanjutnya dapat digunakan oleh semua aplikasi di sistem operasi windows. d. ActiveX Control: Project ini menghasilkan komponen-komponen baru untuk aplikasi Visual Basic yang lain e. VB Application Wizard: Project ini memandu pengguna untuk membuat aplikasi secara mudah tanpa harus pusing-pusing dengan perintah-perintah pemrograman. f. Addin: Project seperti Standard EXE tetapi dengan berbagai macam komponen tambahan yang memungkinkan kebebasan kreasi dari pengguna. g. Data project: Project ini melengkapi komponennya dengan komponen-komponen database. Sehingga bisa dikatakan project ini memang disediakan untuk keperluan pembuatan aplikasi database. h. DHTML Application: Project ini digunakan untuk membuat aplikasi internet pada sisi client (client side) dengan fungsi-fungsi DHTML. i. IIS Application: Project ini menghasilkan apliaksi internet pada sisi server (server side) dengan komponen-komponen CGI (Common Gateway Interface). Selanjutnya pilih Standard EXE dan tekan OK, dengan demikian project sudah siap dibuat. Hal ini dapat dilihat pada gambar I.10 dan gambar I.11 Gambar I.10. Jendela form

22 22 Gambar I.11. Jendela form Pada jendela form, pengguna dalam membangun tampilan dari program aplikasi yang akan dibuat dengan mengatur komponen-komponen baik letak, properti dan event-nya. Untuk mengambil suatu komponen dari Toolbox dapat dilakukan dengan klik komponen tersebut.

MENGENAL VISUAL BASIC

MENGENAL VISUAL BASIC 1 MENGENAL VISUAL BASIC 1.1.Mengenal Visual Basic 6.0 Bahasa Basic pada dasarnya adalah bahasa yang mudah dimengerti sehingga pemrograman di dalam bahasa Basic dapat dengan mudah dilakukan meskipun oleh

Lebih terperinci

DASAR PEMROGRAMAN VISUAL BASIC

DASAR PEMROGRAMAN VISUAL BASIC BAHAN BELAJAR 1 DASAR PEMROGRAMAN VISUAL BASIC Sasaran : Setelah mempelajari bahan belajar ini, diharapkan mahasiswa dapat : a. Mengenal dan menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic b. Mengenal dan

Lebih terperinci

PEMROGRAMAN KOMPUTER KODE MODUL: TIN 202 MODUL IV PENGENALAN MICROSOFT VISUAL BASIC 6.0

PEMROGRAMAN KOMPUTER KODE MODUL: TIN 202 MODUL IV PENGENALAN MICROSOFT VISUAL BASIC 6.0 PEMROGRAMAN KOMPUTER KODE MODUL: TIN 202 MODUL IV PENGENALAN MICROSOFT VISUAL BASIC 6.0 LABORATORIUM TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013 MODUL IV PENGENALAN MICROSOFT

Lebih terperinci

Pengantar Pemrograman Visual

Pengantar Pemrograman Visual Pengantar Pemrograman Visual Sistem Penilaian Penilaian: Kehadiran 10% Kuis 10% Tugas 20% UTS 30% UAS 30% Nilai A > 80 Tidak hadir = tidak lulus Tidak buat tugas = nilai tugas 0. Tidak ikut kuis = nilai

Lebih terperinci

Pengenalan Visual Basic

Pengenalan Visual Basic page : 1 Pengenalan Visual Basic Visual Basic dikembangkan dari bahasa QuickBasic yang lebih tua yang berjalan diatas sistem operasi DOS. Versi awal Visual Basic pertama kali diciptakan oleh Alan Cooper

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Microsoft Visual Basic 6.0 Microsoft Visual Basic merupakan salah satu bahasa pemrograman komputer. Bahasa pemrograman adalah perintah perintah yang dimengerti oleh komputer untuk

Lebih terperinci

Pemrograman Visual Modul I Perkenalan Lembar Kerja VB 6.0. S. Thya Safitri

Pemrograman Visual Modul I Perkenalan Lembar Kerja VB 6.0. S. Thya Safitri Pemrograman Visual Modul I Perkenalan Lembar Kerja VB 6.0 S. Thya Safitri Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto 2016 Visual Basic adalah salah suatu development tools

Lebih terperinci

Pendidikan Teknik Informatika Universitas Negeri Malang

Pendidikan Teknik Informatika Universitas Negeri Malang STANDAR KOMPETENSI Mengenal Bahasa Pemrograman Visual Basic 6.0 KOMPETENSI DASAR Mengenal perintah dasar dan menu Visual Basic 6.0 1 2 3 IDE dan konsep penggunaan Visual Basic 6.0 Mengenal Interface visual

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI

Bab 2 LANDASAN TEORI Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1. Perangkat Lunak Software adalah perintah (program komputer) yang dieksekusi memberikan fungsi dan petunjuk kerja seperti yang diinginkan. Struktur data yang memungkinkan program

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Sistem informasi terdiri dari dua kata, yaitu Sistem dan Informasi. Sistem yaitu

BAB 2 LANDASAN TEORI. Sistem informasi terdiri dari dua kata, yaitu Sistem dan Informasi. Sistem yaitu BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Sistem informasi terdiri dari dua kata, yaitu Sistem dan Informasi. Sistem yaitu sekumpulan objek yang bekerja bersama-sama untuk menghasilkan suatu kesatuan metode,

Lebih terperinci

Dasar Pemrograman Visual Basic

Dasar Pemrograman Visual Basic Dasar Pemrograman Visual Basic Di susun Oleh : H. Ary Setyadi Di dukung oleh : Portal edukasi Indonesia Open Knowloedge and Education 1 MENGENAL VISUAL BASIC 1.1.Mengenal Visual Basic 6.0 Bahasa Basic

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Sistem berasal dari bahasa latin Systema dan bahasa Yunani adalah suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubuungkan bersama untuk memudahkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. komputer. Bahasa komputer berasal dari bahasa asing yaitu To Compute, yang artinya

BAB II LANDASAN TEORI. komputer. Bahasa komputer berasal dari bahasa asing yaitu To Compute, yang artinya BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Komputer Dalam merancang sebuah sistem informasi, digunakan suatu alat pendukung yaitu komputer. Bahasa komputer berasal dari bahasa asing yaitu To Compute, yang artinya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada umumnya komputer berasal dari bahasa inggris yaitu compute Yang artinya

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada umumnya komputer berasal dari bahasa inggris yaitu compute Yang artinya BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Komputer Pada umumnya komputer berasal dari bahasa inggris yaitu compute Yang artinya menghitung. Jadi komputer merupakan alat pengolahan data elektronik yang dapat

Lebih terperinci

Pemrograman Visual Basic

Pemrograman Visual Basic Pemrograman Visual Basic Pokok Bahasan: Pengenalan Visual Basic Asep Ramdhani M, S.Kom Blog YM http://asepramdhani.wordpress.com/ http://www.asepramdhani.co.cc/ bbrgaek@yahoo.com 1 Pendahuluan Visual Basic

Lebih terperinci

1. MENGENAL VISUAL BASIC

1. MENGENAL VISUAL BASIC 1. MENGENAL VISUAL BASIC 1.1 Mengenal Visual Basic 6.0 Bahasa Basic pada dasarnya adalah bahasa yang mudah dimengerti sehingga pemrograman di dalam bahasa Basic dapat dengan mudah dilakukan meskipun oleh

Lebih terperinci

Konsep dasar pemrograman visual. Chapter 01

Konsep dasar pemrograman visual. Chapter 01 Konsep dasar pemrograman visual Chapter 01 1 PENGENALAN MS.VISUAL BASIC 6.0 Visual Basic adalah salah satu bahasa pemrograman komputer. Bahasa pemrograman adalah perintahperintah yang dimengerti oleh komputer

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kata komputer berasal dari bahasa latin yatu computare yang artinya menghitung, dalam bahasa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kata komputer berasal dari bahasa latin yatu computare yang artinya menghitung, dalam bahasa BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengenalan Komputer Kata komputer berasal dari bahasa latin yatu computare yang artinya menghitung, dalam bahasa inggris di sebut to compute. Secara difinisi komputer diterjemahkan

Lebih terperinci

Pertemuan 1 Pengenalan Visual Basic

Pertemuan 1 Pengenalan Visual Basic Pertemuan 1 Pengenalan Visual Basic 1.1 Pengertian Visual Basic adalah salah suatu development tools untuk membangun aplikasi dalam lingkungan Windows. Dalam pengembangan aplikasi, Visual Basic menggunakan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.2. Tujuan Proyek I.3. Manfaat Proyek I.4. Cakupan Proyek...

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.2. Tujuan Proyek I.3. Manfaat Proyek I.4. Cakupan Proyek... DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL...i HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN PERNYATAAN... iv INTISARI.. v KATA PENGANTAR...vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB I PENDAHULUAN....

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Perangkat lunak adalah Perintah ( program computer ) yang bila di eksekusi

BAB 2 LANDASAN TEORI. Perangkat lunak adalah Perintah ( program computer ) yang bila di eksekusi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perangkat Lunak Perangkat lunak adalah Perintah ( program computer ) yang bila di eksekusi memberikan fungsi dan unjuk kerja seperti yang diinginkan. Struktur data yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sejarah Mesin Jual Otomatis Sejarah mesin jual otomatis pertama diperkirakan telah diciptakan pada abad pertama oleh Hero dari Alexandria, seorang matematikawan dan insinyur terkenal

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sekilas Tentang Microsoft Visual Basic 6.0 Microsoft Visual Basic merupakan salah satu aplikasi pemrograman visual yang memiliki bahasa pemrograman yang cukup popular dan mudah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. pengumpulan data Tugas Akhir di SMA N 5 Medan. disebut dengan informasi. (Bambang Wahyudi,2003)

BAB 2 LANDASAN TEORI. pengumpulan data Tugas Akhir di SMA N 5 Medan. disebut dengan informasi. (Bambang Wahyudi,2003) BAB 2 LANDASAN TEORI Landasan teori merupakan bagian yang membahas tentang uraian pemecahan masalah melalui pembahasan secara teoritis. Teori-teori yang akan dikemukakan merupakan dasar-dasar penulis untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Inggris yang berasal dari bahasa Yunani datum yang berarti fakta. Bentuk jamak dari

BAB 2 LANDASAN TEORI. Inggris yang berasal dari bahasa Yunani datum yang berarti fakta. Bentuk jamak dari BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Data Bambang Wahyudi (2003, hal:1) menyatakan bahwa kata data diambil dari bahasa Inggris yang berasal dari bahasa Yunani datum yang berarti fakta. Bentuk jamak dari datum adalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sekilas Mengenai Microsoft Visual Basic Versi 6 Microsoft Visual Basic adalah sebuah bahasa pemograman komputer. Bahasa pemograman adalah perintah perintah atau instruksi yang

Lebih terperinci

MODUL 1 PENGENALAN VISUAL BASIC 6.0

MODUL 1 PENGENALAN VISUAL BASIC 6.0 MODUL 1 PENGENALAN VISUAL BASIC 6.0 A. PENGANTAR Bahasa Basic pada dasarnya adalah bahasa pemrograman yang dibuat agar mudah dimengerti sehingga pemrograman di dalam bahasa Basic dapat dengan mudah dilakukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Data adalah fakta atau bagian dari fakta yang digambarkan dengan simbol-simbol,

BAB 2 LANDASAN TEORI. Data adalah fakta atau bagian dari fakta yang digambarkan dengan simbol-simbol, BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Data dan Informasi Data adalah fakta atau bagian dari fakta yang digambarkan dengan simbol-simbol, gambar-gambar, nilai-nilai, bilangan-bilangan, uraian karakter yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Landasan teori merupakan bagian yang akan membahas tentang uraian pemecahan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Landasan teori merupakan bagian yang akan membahas tentang uraian pemecahan BAB 2 LANDASAN TEORI Landasan teori merupakan bagian yang akan membahas tentang uraian pemecahan masalah yang akan ditemukan pemecahannya melalui pembahasan-pembahasan secara teoritis. Teori teori yang

Lebih terperinci

Pemrograman Visual. Pengenalan Visual Basic. Sisilia Thya Safitri, MT Agus Priyanto, M.KOM

Pemrograman Visual. Pengenalan Visual Basic. Sisilia Thya Safitri, MT Agus Priyanto, M.KOM Pemrograman Visual Pengenalan Visual Basic Sisilia Thya Safitri, MT Agus Priyanto, M.KOM 20 September 2016 VISI S1 IF Menjadi Program Studi Informatika unggulan dalam pengembangan Teknologi Informasi yang

Lebih terperinci

Mengenal Visual Basic Clasic. Agus Priyanto, M.Kom

Mengenal Visual Basic Clasic. Agus Priyanto, M.Kom Mengenal Visual Basic Clasic Agus Priyanto, M.Kom Outline Materi Sekilas VB Clasic Perbedaan VB dan VB.NET Interface Antar Muka Konsep Dasar Pemrograman Membuat Project Baru Sekilas Sejarah Visual basic

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. telah dirumuskan secara sistematis. Istiah komputer berasal dari bahasa latin

BAB 2 LANDASAN TEORI. telah dirumuskan secara sistematis. Istiah komputer berasal dari bahasa latin BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Komputer Komputer ialah alat yang digunakan untuk mengolah data menurut prosedur yang telah dirumuskan secara sistematis. Istiah komputer berasal dari bahasa latin (computare)

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Komputer Komputer ialah alat yang digunakan untuk mengolah data menurut prosedur yang telah dirumuskan secara sistematis. Istiah komputer berasal dari bahasa latin (computare)

Lebih terperinci

PENGENALAN VISUAL BASIC 6.0

PENGENALAN VISUAL BASIC 6.0 PENGENALAN VISUAL BASIC 6.0 Visual Basic adalah salah satu bahasa pemrograman komputer. Bahasa pemrograman adalah perintah-perintah yang dimengerti oleh komputer untuk melakukan tugas-tugas tertentu. Bahasa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Sistem informasi terdiri dari dua kata, yaitu Sistem dan Informasi. Sistem

BAB 2 LANDASAN TEORI. Sistem informasi terdiri dari dua kata, yaitu Sistem dan Informasi. Sistem BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Perpustakaan Sistem informasi terdiri dari dua kata, yaitu Sistem dan Informasi. Sistem yaitu sekumpulan objek yang bekerja bersama-sama untuk menghasilkan suatu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. adalah perintah yang dimengerti oleh komputer untuk melakukan tugas-tugas tertentu.

BAB 2 LANDASAN TEORI. adalah perintah yang dimengerti oleh komputer untuk melakukan tugas-tugas tertentu. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Visual Basic 6.0 Visual Basic adalah salah satu bahasa pemrograman komputer. Bahasa pemrograman adalah perintah yang dimengerti oleh komputer untuk melakukan tugas-tugas tertentu.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Inggris yang berasal dari bahasa Yunani datum yang berarti fakta. Bentuk jamak dari

BAB 2 LANDASAN TEORI. Inggris yang berasal dari bahasa Yunani datum yang berarti fakta. Bentuk jamak dari BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Data Bambang Wahyudi (2003, hal:1) menyatakan bahwa kata data diambil dari bahasa Inggris yang berasal dari bahasa Yunani datum yang berarti fakta. Bentuk jamak dari datum adalah

Lebih terperinci

Modul Visual Basic 6.0

Modul Visual Basic 6.0 Modul Visual Basic 6.0 1. Mengenal Pemrograman Visual Basic 6.0 Bahasa Basic pada dasarnya adalah bahasa yang mudah dimengerti sehingga pemrograman di dalam bahasa Basic dapat dengan mudah dilakukan meskipun

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Microsoft Visual Basic 6.0

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Microsoft Visual Basic 6.0 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Microsoft Visual Basic 6.0 Bahasa Basic pada dasarnya adalah bahasa yang mudah dimengerti sehingga pemrograman di dalam bahasa Basic dapat dengan mudah dilakukan meskipun oleh

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Software adalah perintah (program komputer) yang dieksekusi memberikan fungsi dan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Software adalah perintah (program komputer) yang dieksekusi memberikan fungsi dan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perangkat Lunak Software adalah perintah (program komputer) yang dieksekusi memberikan fungsi dan petunjuk kerja seperti yang diinginkan. Struktur data yang memungkinkan program

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Istilah sistem berasal dari bahasa Yunani yaitu systema. Ditinjau dari sudut katanya sistem berarti sekumpulan objek yang bekerja bersama-sama untuk menghasilkan suatu kesatuan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Komputer Istilah komputer (computer) berasal dari bahasa latin computere yang berarti menghitung. Dalam Bahasa Inggris komputer berasal dari kata to compute yang artinya

Lebih terperinci

Malang, Januari 2007 Penulis

Malang, Januari 2007 Penulis Kata Pengantar Visual Basic merupakan salah satu bahasa pemrograman yang paling banyak digunakan saat ini. Penggunaannya tidak hanya terbatas pada pembuatan aplikasi-aplikasi baru saja, melainkan juga

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah komputer berasal dari bahasa latin computare yang artinya alat hitung,

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah komputer berasal dari bahasa latin computare yang artinya alat hitung, BAB 2 LANDASAN TEORI Landasan teori merupakan bagian yang akan membahas tentang penyelesaian masalah yang akan memberikan jalan keluarnya. Dalam hal ini akan dikemukakan beeberapa teori-teori yang berkaitan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Menurut Davis (Sutabri, 2005:09) mendefinisikan sistem sebagai seperangkat unsur-unsur yang terdiri dari manusia, alat, konsep dan prosedur yang dihimpun menjadi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Ada beberapa hal yang menjadi alasan mengapa bahasa pemrograman Visual Basic banyak dipilih orang, antara lain :

PENDAHULUAN. Ada beberapa hal yang menjadi alasan mengapa bahasa pemrograman Visual Basic banyak dipilih orang, antara lain : PENDAHULUAN Bahasa Pemrograman Sebuah komputer tidak memahami bahasa. Berbicara mengenai bahasa, misalnya Indonesia atau Inggris, komputer sangat sulit untuk mengerti, untuk itu kita perlu mengadopsi (menggunakan)

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Landasan teori merupakan panduan untuk melaksanakan dan menyelesaikan suatu studi. Dalam tugas akhir ini penulis akan mengemukakan beberapa teori yang berkaitan dengan masalah yang

Lebih terperinci

MODUL I PENGENALAN VISUAL BASIC 6.0. Visual Basic adalah sebuah program yang berfungsi untuk membuat aplikasi berbasis

MODUL I PENGENALAN VISUAL BASIC 6.0. Visual Basic adalah sebuah program yang berfungsi untuk membuat aplikasi berbasis MODUL I PENGENALAN VISUAL BASIC 6.0 1. Visual Basic 6.0 Visual Basic adalah sebuah program yang berfungsi untuk membuat aplikasi berbasis Microsoft Windows secara cepat dan mudah. Dalam Visual Basic terdapat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Komputer merupakan salah satu teknologi yang diciptakan sebagai alat bantu manusia

BAB 2 LANDASAN TEORI. Komputer merupakan salah satu teknologi yang diciptakan sebagai alat bantu manusia BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Komputer Komputer merupakan salah satu teknologi yang diciptakan sebagai alat bantu manusia dalam mengerjakan berbagai macam tugas agar tugas yang dikerjakan tersebut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah komputer (computer) diambil dari bahasa latin yaitu Computare yang berarti

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah komputer (computer) diambil dari bahasa latin yaitu Computare yang berarti 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Komputer Istilah komputer (computer) diambil dari bahasa latin yaitu Computare yang berarti menghitung, com yang mempunyai arti menggabungkan dalam pikiran, sedangkan

Lebih terperinci

Pengenalan IDE Visual Basic

Pengenalan IDE Visual Basic Indo-Tektips, Teknikal Tips dan Online Forumnya Orang Indonesia Page 1 of 5 Dapatkan Artikel-artikel menarik di bawah ini : Artikel Java Artikel VB Artikel ASP Artikel JSP Artikel PHP Artikel Cold Fusion

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Aplikasi Program aplikasi adalah program komputer yang dibuat untuk mengerjakan atau menyelesaikam masalah masalah khusus, seperti penggajian. 1 2.2 Pengertian Visualisasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Komputer berasal dari bahasa Latin computare yang artinya menghitung. Jadi

BAB 2 LANDASAN TEORI. Komputer berasal dari bahasa Latin computare yang artinya menghitung. Jadi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Komputer Komputer berasal dari bahasa Latin computare yang artinya menghitung. Jadi komputer dapat diartikan sebagai alat untuk menghitung. Perkembangan teknologi dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah komputer (computer) diambil dari bahasa latin computare yang berarti

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah komputer (computer) diambil dari bahasa latin computare yang berarti BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Komputer Istilah komputer (computer) diambil dari bahasa latin computare yang berarti menghitung (to compute). Dengan demikian komputer dapat diartikan sebagai alat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. oleh H. A. Simon (1987), kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) merupakan

BAB 2 LANDASAN TEORI. oleh H. A. Simon (1987), kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) merupakan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 KECERDASAN BUATAN Kecerdasan buatan adalah ilmu yang mempelajari cara membuat komputer melakukan sesuatu seperti yang dilakukan manusia (Minsky, 1989). Definisi lain diungkapkan

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM 1 DASAR VISUAL BASIC 6.0

MODUL PRAKTIKUM 1 DASAR VISUAL BASIC 6.0 MODUL PRAKTIKUM 1 DASAR VISUAL BASIC 6.0 Setelah melaksanakan praktikum pada bab ini diharapkan mahasiswa dapat: Mengetahui konsep properti, event, methode dalam VB 6 Mengetahui lingkungan kerja IDE VB

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Data dan Aplikasi Data adalah fakta atau bagian dari fakta yang digambarkan dengan simbol-simbol, gambar-gambar, nilai-nilai, uraian karakter yang mempunyai arti pada suatu konteks

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah komputer (computer) berasal dari bahasa Latin Computare yang berarti

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah komputer (computer) berasal dari bahasa Latin Computare yang berarti BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Komputer Istilah komputer mempunyai arti yang luas dan berbeda untuk orang yang berbeda. Istilah komputer (computer) berasal dari bahasa Latin Computare yang berarti

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Komputer berasal dari bahasa latin computare yang mengandung arti

BAB 2 LANDASAN TEORI. Komputer berasal dari bahasa latin computare yang mengandung arti BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Komputer Komputer berasal dari bahasa latin computare yang mengandung arti menghitung. Karena luasnya bidang garapan ilmu komputer, para pakar dan peneliti sedikit berbeda

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Kata komputer berasal dari bahasa inggris yaitu computare yang artinya

BAB 2 LANDASAN TEORI. Kata komputer berasal dari bahasa inggris yaitu computare yang artinya BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Komputer Kata komputer berasal dari bahasa inggris yaitu computare yang artinya menghitung, karena pada awalnya komputer hanya berfungsi sebagai alat hitung atau sama

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Data adalah fakta atau bagian dari fakta yang digambarkan dengan simbol-simbol,

BAB 2 LANDASAN TEORI. Data adalah fakta atau bagian dari fakta yang digambarkan dengan simbol-simbol, BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Data dan Aplikasi Data adalah fakta atau bagian dari fakta yang digambarkan dengan simbol-simbol, gambar-gambar, nilai-nilai, uraian karakter yang mempunyai arti pada suatu konteks

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Data adalah kata majemuk dari datum. Data dapat diartikan sebagai berikut: Agus Eko-164 A/2

BAB 2 LANDASAN TEORI. Data adalah kata majemuk dari datum. Data dapat diartikan sebagai berikut: Agus Eko-164 A/2 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Data Data adalah kata majemuk dari datum. Data dapat diartikan sebagai berikut: 1. Data terdiri dari kumpulan karakter numerik atau alphanumerik atau kombinasi antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang yang tepat pada pekerjaan yang tepat sejak permulaannya.

BAB I PENDAHULUAN. orang yang tepat pada pekerjaan yang tepat sejak permulaannya. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tes psikometrik telah ada sejak awal abad ke 20 dalam 25-30 tahun terakhir ini, tes psikometrik ini banyak digunakan secara luas dikalangan industri karena

Lebih terperinci

BAB 2 TEORI PENUNJANG

BAB 2 TEORI PENUNJANG BAB 2 TEORI PENUNJANG Pada bagian teori ini akan diuraikan beberapa materi pustaka yang mendukung perancangan dan pembuatan system perangkat lunak pengenalan huruf hiragana dan katakana dengan integral

Lebih terperinci

SISTEM KOORDINAT SISTEM TRANSFORMASI KOORDINAT RG091521

SISTEM KOORDINAT SISTEM TRANSFORMASI KOORDINAT RG091521 SISTEM KOORDINAT SISTEM TRANSFORMASI KOORDINAT RG091521 SISTEM KOORDINAT SISTEM TRANSFORMASI KOORDINAT RG091521 Sistem Koordinat Parameter SistemKoordinat Koordinat Kartesian Koordinat Polar Sistem Koordinat

Lebih terperinci

BAB II VISUAL BASIC 6.0

BAB II VISUAL BASIC 6.0 BAB II VISUAL BASIC 6.0 II.1. MENGENAL VISUAL BASIC 6.0 Visual Basic adalah salah suatu development tools untuk membangun aplikasi dalam lingkungan Windows. Visual Basic menggunakan pendekatan Visual untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Kebutuhan Aplikasi Analisis kebutuhan merupakan lanngkah awal untuk menentukan perankat lunak yang dihasilkan. Perangkat lunak yang baik dan sesuai dengan kebutuhan pengguna

Lebih terperinci

Pemrograman dengan C++ Builder 2004 Taryana S Pendahuluan C++ Builder adalah sebuah aplikasi yang digunakan untuk pengembangan dengan

Pemrograman dengan C++ Builder 2004 Taryana S Pendahuluan C++ Builder adalah sebuah aplikasi yang digunakan untuk pengembangan dengan 1.1. Pendahuluan C++ Builder adalah sebuah aplikasi yang digunakan untuk pengembangan dengan memanfaatkan keistimewaan konsep- konsep antar muka grafis dalam Microsoft Windows. Aplikasi yang dihasilkan

Lebih terperinci

Gambar 2.1. Komponen yang digunakan. Gunakan komponen-komponen seperti pada gambar 2.1 untuk membuat form pada gambar 2.2.

Gambar 2.1. Komponen yang digunakan. Gunakan komponen-komponen seperti pada gambar 2.1 untuk membuat form pada gambar 2.2. 2 EVENT DAN PROPERTY 2.1. Membuat User Interface Pemrograman Visual Basic adalah suatu pemrograman visual, dimana pembuatan program dilakukan menggunakan media visual atau sering disebut dengan user-interface.

Lebih terperinci

PROYEKSI PETA DAN SKALA PETA

PROYEKSI PETA DAN SKALA PETA PROYEKSI PETA DAN SKALA PETA Proyeksi Peta dan Skala Peta 1. Pengertian Proyeksi peta ialah cara pemindahan lintang/ bujur yang terdapat pada lengkung permukaan bumi ke bidang datar. Ada beberapa ketentuan

Lebih terperinci

Materi : Bab IV. PROYEKSI PETA Pengajar : Ira Mutiara A, ST

Materi : Bab IV. PROYEKSI PETA Pengajar : Ira Mutiara A, ST PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT) TEKNIS PENGUKURAN DAN PEMETAAN KOTA Surabaya, 9 24 Agustus 2004 Materi : Bab IV. PROYEKSI PETA Pengajar : Ira Mutiara A, ST FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT

Lebih terperinci

VISUAL BASIC.NET. 1. Apa Itu VB.NET?

VISUAL BASIC.NET. 1. Apa Itu VB.NET? VISUAL BASIC.NET 1. Apa Itu VB.NET? VB.NET adalah salah satu bahasa pemrograman Komputer Tingkat Tinggi. Bahasa Pemrograman Adalah Perintah-perintah yang dimengerti oleh computer untuk melakukan tugas-tugas

Lebih terperinci

2.5 Sekilas tentang Visual Basic Keistimewaan Visual Baic 6.0

2.5 Sekilas tentang Visual Basic Keistimewaan Visual Baic 6.0 15 2.5 Sekilas tentang Visual Basic 6.0 Visual Basic pada dasarnya adalah sebuah bahasa pemrograman komputer. Bahasa pemrograman adalah perintah perintah atau instruksi yang dimengerti oleh komputer untuk

Lebih terperinci

By. Y. Morsa Said RAMBE

By. Y. Morsa Said RAMBE By. Y. Morsa Said RAMBE Sistem Koordinat Sistem koordinat adalah sekumpulan aturan yang menentukan bagaimana koordinatkoordinat yang bersangkutan merepresentasikan titik-titik. Jenis sistem koordinat:

Lebih terperinci

Bab ini memperkenalkan mengenai proyeksi silinder secara umum dan macam proyeksi silinder yang dipakai di Indonesia.

Bab ini memperkenalkan mengenai proyeksi silinder secara umum dan macam proyeksi silinder yang dipakai di Indonesia. BAB 7 PENDAHULUAN Diskripsi singkat : Proyeksi Silinder bila bidang proyeksinya adalah silinder, artinya semua titik di atas permukaan bumi diproyeksikan pada bidang silinder yang kemudian didatarkan.

Lebih terperinci

SISTEM KOORDINAT SISTEM TRANSFORMASI KOORDINAT RG091521

SISTEM KOORDINAT SISTEM TRANSFORMASI KOORDINAT RG091521 SISTEM KOORDINAT SISTEM TRANSFORMASI KOORDINAT RG091521 Sistem Koordinat Parameter SistemKoordinat Koordinat Kartesian Koordinat Polar Sistem Koordinat Geosentrik Sistem Koordinat Toposentrik Sistem Koordinat

Lebih terperinci

Visual Basic (VB) Tatik yuniati. Abstrak.

Visual Basic (VB) Tatik yuniati. Abstrak. Visual Basic (VB) Tatik yuniati Tatikyuniati10@yahoo.co.id Abstrak Visual Basic adalah generasi ketiga -event bahasa pemrograman dan lingkungan pengembangan terpadu (IDE) dari Microsoft untuk perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Simulasi 2.1.1 Pengertian Simulasi Simulasi merupakan salah satu cara untuk memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi di dunia nyata (real world). Banyak metode yang dibangun

Lebih terperinci

BAB I Pengenalan Visual Basic pada Pemrograman Akuntansi 1

BAB I Pengenalan Visual Basic pada Pemrograman Akuntansi 1 BAB I Pengenalan Visual Basic pada Pemrograman Akuntansi 1 1.1 Mengenal Visual Basic Visual Basic 6 merupakan salah satu tool untuk pengembangan aplikasi yang banyak diminati oleh orang. Di sini Visual

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Sistem Konsep dasar sistem menekankan pada pentingnya perhatian terhadap setiap bagian yang dapat membentuk sebuah sistem. Dimana suatu sistem senantiasa tidak terlepas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Bagian dari administrasi yang khusus mencatat segala kejadian yang. keuangan suatu badan atau perkumpulan tiap-tiap saat.

BAB II LANDASAN TEORI. Bagian dari administrasi yang khusus mencatat segala kejadian yang. keuangan suatu badan atau perkumpulan tiap-tiap saat. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Sistem adalah sekumpulan unsur atau elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan ( Jogiyanto,

Lebih terperinci

Pengenalan Visual Basic

Pengenalan Visual Basic Pengenalan Visual Basic KETERANGAN : 1. Baris Menu, digunakan untuk memilih tugas-tugas tertentu seperti menyimpan project, membuka project, dll. 2. Main Toolbar, digunakan untuk melakukan tugastugas tertentu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Komputer Komputer (computer) berasal dari bahasa Latin computare yang berarti menghitung. Komputer mempunyai arti yang sangat luas dan berbeda untuk orang yang berbeda.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Kata komputer berasal dari bahasa Inggris, to compute yang berarti menghitung.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Kata komputer berasal dari bahasa Inggris, to compute yang berarti menghitung. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Komputer Kata komputer berasal dari bahasa Inggris, to compute yang berarti menghitung. Beberapa pakar dan peneliti mengartikan komputer sebagai berikut : 1. Menurut Hamacher,

Lebih terperinci

MODUL I PENDAHULUAN. Modul I : Pengenalan Visual Basic 1

MODUL I PENDAHULUAN. Modul I : Pengenalan Visual Basic 1 MODUL I PENDAHULUAN MENGENAL VISUAL BASIC Microsoft Visual Basic adalah bahasa pemrograman yang dugunakan untuk membuat aplikasi windows yang berbasis GUI. Visual Basil merupakan Event-Driven Programming

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan. yang dimaksud dengan data dan informasi? Data adalah fakta fakta yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan. yang dimaksud dengan data dan informasi? Data adalah fakta fakta yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Sistem berasal dari bahasa Yunani yaitu systema yang mengandung arti kesatuan dari bagian yang berhubungan satu dengan yang lain. Menurut Jogiyanto system adalah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Komputer Istilah komputer (computer) bersal dari bahasa latin computere yang berarti menghitung. Dalam bahasa inggris komputer berasal dari kata to compute yang artinya

Lebih terperinci

DASAR MENGGUNAKAN VISUAL BASIC 6.0

DASAR MENGGUNAKAN VISUAL BASIC 6.0 DASAR MENGGUNAKAN VISUAL BASIC 6.0 Apa itu Visual Basic? Kata Visual menunjukkan cara yang digunakan untuk membuat Graphical User Interface (GUI). Dengan cara ini Anda tidak lagi menuliskan instruksi pemrograman

Lebih terperinci

Visual Basic 6.0 For Beginners

Visual Basic 6.0 For Beginners Visual Basic 6.0 For Beginners Febryan Hari Purwanto fharipurwanto@gmail.com Chapter 1 Mengenal Visual Basic 6.0 Visual Basic adalah salah satu bahasa pemrograman komputer yang sudah mendukung OOP (Object

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Deteksi Gerak Deteksi gerak secara sederhana dapat dilakukan dengan mencari beda antara 2 buah citra yang berurutan pada hasil pencitraan menggunakan kamera digital.

Lebih terperinci

TUGAS MAKALAH VISUAL BASIC 6.0

TUGAS MAKALAH VISUAL BASIC 6.0 TUGAS MAKALAH VISUAL BASIC 6.0 Disusun Oleh Meta Amalia ( 10100052 ) SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER ( STMIK ) PRINGSEWU 2010 1.1. MENGENAL VISUAL BASIC 6.0 Bahasa Basic pada dasarnya

Lebih terperinci

MODUL-MODUL PRAKTIKUM VB.

MODUL-MODUL PRAKTIKUM VB. MODUL-MODUL PRAKTIKUM VB. Net Oleh : CHALIFA CHAZAR MODUL 1 MENGENAL VB.NET Tujuan : Mahasiswa mampu dan memahami cara menggunakan aplikasi Visual Studio dan memahami komponen dalam menggunakan Microsoft

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yaitu : Standard Edition merupakan produk dasar, Profesional Edition berisi

BAB 1 PENDAHULUAN. yaitu : Standard Edition merupakan produk dasar, Profesional Edition berisi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan komputer saat ini mengalami banyak perubahan yang sangat pesat seiring dengan kebutuhan manusia yang semakin banyak dan kompleks. Komputer yang pada

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Algoritma Genetika Sejarah Singkat Algoritma Genetika

BAB II DASAR TEORI 2.1 Algoritma Genetika Sejarah Singkat Algoritma Genetika BAB II DASAR TEORI 2.1 Algoritma Genetika Algoritma genetika merupakan evaluasi atau perkembangan dunia komputer dalam bidang kecerdasan buatan (artificial intelligence). Kemunculan algoritma genetika

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Sistem adalah kumpulan dari elemen elemen yang saling berkaitan dan tersusun untuk mencapai suatu tujuan tertentu. 1 Informasi adalah data yang diolah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Program Aplikasi Program adalah kombinasi yang disusun dan dirangkai menjadi satu kesatuan prosedur yang berupa urutan langkah untuk menyelesaikan masalah yang diimplementasikan

Lebih terperinci

Bab I Pengenalan Visual BASIC

Bab I Pengenalan Visual BASIC Bab I Pengenalan Visual BASIC 1. Pendahuluan Visual BASIC (Beginners All-Purpose Symbolic Instruction Code) merupakan sebuah bahasa pemrograman yang dapat digunakan untuk membuat suatu aplikasi dalam Microsoft

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Pakar Kecerdasan buatan adalah salah satu bidang ilmu komputer yang mendayagunakan komputer sehingga dapat berperilaku cerdas seperti manusia. Ilmu komputer tersebut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Perangkat lunak adalah perintah ( program komputer ) yang bila dieksekusi

BAB 2 LANDASAN TEORI. Perangkat lunak adalah perintah ( program komputer ) yang bila dieksekusi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perangkat Lunak Perangkat lunak adalah perintah ( program komputer ) yang bila dieksekusi memberikan fungsi dan unjuk kerja seperti yang diinginkan, struktur data yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Bambang Wahyudi (2003, hal:1) menyatakan bahwa kata data yang diambil dari bahasa Inggris

BAB 2 LANDASAN TEORI. Bambang Wahyudi (2003, hal:1) menyatakan bahwa kata data yang diambil dari bahasa Inggris BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Data Bambang Wahyudi (2003, hal:1) menyatakan bahwa kata data yang diambil dari bahasa Inggris yang berasal dari bahasa Yunani datum yang berarti fakta. Bentuk jamak dari datum

Lebih terperinci