TARBIYAH ISLAMIYAH SEBAGAI MODEL PENDIDIKAN POLITIK DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TARBIYAH ISLAMIYAH SEBAGAI MODEL PENDIDIKAN POLITIK DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT"

Transkripsi

1 TARBIYAH ISLAMIYAH SEBAGAI MODEL PENDIDIKAN POLITIK DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT oleh : Dito Hendro Prakoso & Angger Saloko Program Studi PPKn Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Nusantara, Bandung ABSTRAK Setiap warga negara mempunyai hak perlindungan dan jaminan akan keterlibatan dalam keberlangsungan proses demokrasi. Beberapa poin diantaranya yakni masyarakat dapat berpartisipasi dalam suatu kegiatan politik. Dari data yang didapatkan, partisipasi politik masyarakat di Kota Bandung khususnya dalam beberapa pemilihan umum ternyata golongan masyarakat apatis (golput) jumlah suaranya selalu tinggi bahkan mampu mengalahkan jumlah suara pemenang. Dengan demikian terdapat beberapa hal menjadi bahan evaluasi pemerintah untuk menanggulangi hal tersebut. Berdasarkan Undang- No. 02 Tahun 2003 Tentang Partai Politik bahwa salah satu fungsi dari Partai Politik adalah melakukan pendidikan politik bagi anggota dan masyarakat luas agar menjadi warga negara Indonesia yang sadar akan hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Suatu partai politik memegang peranan penting dalam upaya meningkatkan partisipasi politik masyarakat melalui pendidikan politik. Secara faktual tidak hanya beberapa partai politik yang menerapakan pendidikan politik bagi masyarakat, sehingga perlu adanya suatu model pendidikan politik yang mampu mengembangkan partisipasi politik masyarakat pemilih dalam pemilihan umum. Oleh karena itu, penelitian ini ditekankan pada suatu model pendidikan politik yang berbasis Tarbiyah Islamiyah dalam mengembangkan partisipasi politik masyarakat pemilih. Tujuannya adalah untuk memperoleh : (1) Gambaran mengenai konsep pendidikan politik berbasis Tarbiyah Islamiyah; (2) Mengkaji pengembangan partisipasi politik masyarakat pemilih pada pemilu di Kota Bandung. Untuk mencapai tujuan ini digunakan pendekatan kualitatif dan metode penelitian studi kasus, yakni hanya memfokuskan pada satu fenomena dan dipahami secara mendalam terhadap model pendidikan politik bebasis Tarbiyah Islamiyah. Hasil dari penelitian ini diharapkan yakni (1) Terciptanya suatu model pendidikan politik yang dapat menaggulangi golongan apatis politik; (2) Mengantisipasi hambatan yang ada pada proses pendidikan politik; serta (3) Adanya pengaplikasian output yang dihasilkan pada masyarakat. Kata Kunci : Pendidikan Politik, Partisipasi Masyarakat, Pendahuluan Partai Politik di Indonesia, muncul dari zaman kolonialisme sekitar awal tahun 1900 yang merupakan perwujudan bangkitnya kesadaran nasional. Meski organisasi Pemuda seperti Budi Utomo tidak mendeklarasikan secara legal berupa suatu partai politik, namun fungsinya cukup memainkan peran dalam pergerakan nasional yang merupakan fungsi dalam suatu partai politik. Baru pada tahun 1912 secara legal, H.O.S Tjokroaminoto mendeklarasikan Sarekat Islam (SI) sebagai organisasi politik rakyat Indonesia yang pertama. Lalu menyusul Dr. Tjipto Mangunkusumo pada tahun 1927 mendeklarasikan berdirinya Partai Nasional Indonesia (PNI), selain itu dari golongan sekuler seakan tak mau kalah dengan didirikannya Partai Komunis Indonesia (PKI) dan langsung menggebrak melawan pemerintahan kolonial di Jawa Barat dan Sumatera Barat. 73

2 Konsep awal partai politik berangkat dari anggapan bahwa dengan membentuk wadah organisasi mereka bisa menyatukan orang-orang yang mempunyai pikiran serupa sehingga pikiran dan orientasi mereka bisa dikonsolidasikan. Karena masyarakat merupakan zoon politicon, bahwa manusia pada hakikatnya selalu membutuhkan dan kodratnya memerlukan mitra dalam mengembangkan kehidupan yang layak baginya. Sehingga, terciptalah ilmu politik di masyarakat dengan tujuan suatu kekuasaan yang dapat mempengaruhi tingkah laku orang/kelompok lain sesuai dengan keinginannya. Dengan demikian, keikutsertaan masyarakat secara sukarela dalam proses pemilihan umum merupakan salah satu bentuk partisipasi politik (Budiardjo,2008:57), meskipun terdapat indikator lainnya dalam partisipasi politik tersebut. Golongan putih (golput) merupakan saingan terberat dalam setiap proses pemilihan umum digelar. Dalam kasus apatisme masyarakat terhadap politik khususnya di Indonesia, hal ini terjadi bukan hanya muncul dari rendahnya ketertarikan masyarakat terhadap agenda politik karena telah terbukti pada setiap pemilihan umum baik itu pemilihan umum kepala daerah maupun pemilihan umum nasional, masyarakat tetap memilih. Jika dirinci pada pemilihan umum tahun 2009 jumlah daftar pemilih tetap (DPT) yaitu sebanyak orang. Sementara yang menggunakan hak pilihnya mencapai orang, dengan demikian terhitung jumlah golput sebesar Inilah yang menjadi pemenang sebenarnya pada pemilu tersebut dengan persentasi mencapai %. Partai politik sebagai media dalam proses pemilihan umum mempunyai fungsi salah satunya adalah sebagai sarana pendidikan politik Ini berarti juga mengurangi tingkat partisipasi golput. Robert Brownhill dan Particia Smart dalam Sadeli (2009:19), Hajer menyebutkan bahwa pendidikan politik adalah usaha membentuk manusia menjadi partisipan yang bertanggung jawab dalam politik, sehingga masyarakat mengerti tentang hak politiknya. Setiap partai politik tentunya mempunyai program-program tententu dalam menjalankan fungsi sebagai pendidikan politik, namun jika dicermati hanya beberapa partai politik saja yang menjalankan fungsi tersebut secara rutin dan tidak berorientasi pada saat menjelang pemilihan umum. Dalam menanggulangi tingginya kelompok apatis/golput di Kota Bandung, Dewan Pimpinan Daerah PKS Kota Bandung mengusung model pendidikan politik berbasis Tarbiyah Islamiyah. Model ini adalah salah satu proses pembentukan Syakshiyyah Da iyyah Mutakamillah (Kepribadian Muslim Yang Sempurna) yang besifat ilzami (menuntut) melalui pembekalan ulum islamiyyah (ilmu keislaman) sesuai dengan tsaqofi (wawasannya). Pembahasan Setiap umat muslim memegang suatu peranan tertentu dalam menegakkan kebenaran, jika dikorelasikan dengan negara Indonesia yang mempunyai sistem pemerintahan bukan negara Islam ini berarti terdapat beberapa peranan dalam menjalankan suatu pemerintahan. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Budiardjo (2008:327) bahwa lembaga legislatif mempunyai wewenang khusus sebagai azas keterwakilan rakyat dalam sistem pemerintahan negara Indonesia. Sehingga peranan untuk mewakili setiap golongan dalam membekali ilmu dan memperjuangkan kepentingan golongan tersebut memang suatu amanah yang harus dijaga dan diutamakan. Namun ternyata untuk merealisasikan hal tersebut tidaklah mudah, sehingga perlu adanya strategi suatu bentuk pendidikan politik yang ditujukan bagi warga negara. Seperti apa yang diungkapkan Nur Khoiron (1999:4) yakni penyadaran warga negara untuk sampai pada pemahaman politik atau aspek-aspek politik dari setiap permasalahan dapat mempengaruhi dan ikut mengambil keputusan di tengah medan politik dan pertarungan konflik-konflik. Pendidikan politik ini diselenggarakan sebagai upaya edukatif yang sistematis dan intensif untuk memantapkan kesadaran bernegara. Partai Keadilan Sejahtera merupakan salah satu dari sejumlah partai yang lahir ketika bergulirnya era reformasi pada Tahun Awal mula berdirinya ialah bernama Partai Keadilan yang dinyatakan dalam konferensi pers di Aula Mesjid Al Azhar Kebayoran Baru Jakarta tepatnya pada tanggal 20 Juli 1998, dengan Presiden pertamanya Nurmahmudi Ismail. Partai Keadilan Sejahtera secara harfiah terdiri dari kata adil dan sejahtera. Lestariyono menuturkan bahwa ada korelasi antara dua kata tersebut, yakni jika terciptanya kondisi pemerintahan serta 74

3 kepemimpinan yang adil diharapkan mampu terwujudnya kehidupan masyarakat yang sejahtera (Saloko, 2013:63). Dalam Anggaran Rumah Tangga Partai Keadilan Sejahtera, dijelaskan mengenai lambang partai yang terdiri dari dua bulan sabit berwarna kuning emas dengan untaian butir padi pada tangkai tegak lurus diantara kedua bulan sabit tersebut. Bulan sabit dan garis lurus tersebut berada dalam suatu kotak berwarna hitam dengan tulisan Sejahtera dibawahnya. Diatasnya terdapat persegi panjang berwarna hitam yang didalamnya tertulis Partai Keadilan berwarna kuning emas. Adapun filosofis lambang dan warna lambang tersebut yaitu : a. Kotak persegi empat melambangkan kesetaraan, keteraturan, keserasian, persatuan dan kesatuan arah. b. Bulan sabit melambangkan kemenangan Islam, dimensi waktu, keindahan, pencerahan dan kesinambungan sejarah. c. Untaian butir padi pada tangkai tegak lurus melambangkan adil, istiqamah, berani dalam mewujudkan kesejahteraan, kedisiplinan dalam menjalankan tugas. d. Warna putih melambangkan suci, mulia dan bersih. e. Warna hitam melambangkan aspiratif, akomodatif dan kepastian. f. Kuning emas melambangkan kecemerlangan, kebahagiaan dan kejayaan. Bentuk pendidikan politik berbasis Tarbiyah Islamiyah, jika mengacu kepada Instruksi Presiden Republik Indonesia No. 12 Tahun 1982 tentang Pendidikan Politik Bagi Generasi Muda adalah termasuk ke dalam jalur non formal. Karena pendidikan politik ini bernaung dalam suatu partai politik, bukan lembaga pendidikan formal. Seperti apa yang dikatakan Ruslan (Ridha, 2002:58) bahwa institusi untuk menyampaikan pendidikan politik itu meliputi keluarga, sekolah, partai politik, dan kelompok penekan, berbagai media informasi dan komunikasi massa. Terdapat dua sarana utama dalam menjalankan pendidikan politik berbasis Tarbiyah Islamiyah di DPD PKS Kota Bandung yaitu Tarbiyyah Fardi dan Tarbiyyah Jama i. Tarbiyyah Fardi merupakan pendidikan politik dengan pendekatan pribadi atas inisiatif sendiri atau atas rekomendasi seorang murrabbi. Inilah yang menjadi sistem kerja program halaqoh. Sedangkan Tarbiyah Jama i adalah bentuk pendidikan politik dengan skala lebih besar, artinya komposisi pesertanya sangat banyak. Program tersebut lebih dikenal dengan nama Ta lim. (Saloko,2013:89). Adapun nilai-nilai politik yang diberikan dalam materi diantaranya : a. Politik dalam Islam b. Kepemimpinan c. Hidup bersosial di masyarakat d. Bijak dalam suatu keputusan Dengan demikian, program pendidikan politik berbasis Tarbiyah Islamiyah mengutamakan konsep pola pendidikan dalam agama Islam yang mengedepankan nilai-nilai keagamaan yang ada relevansinya dengan kajian ilmu politik di Indonesia. Karena ternyata ilmu politik adalah merupakan salah satu bagian dari sekian banyak ilmu yang ada dalam agama Islam. Pendidikan politik berbasis Tarbiyah Islamiyah mempunyai suatu output yang sama dengan tujuan pendidikan politik lainnya, yakni terciptanya tatanan masyarakat yang memahami pentingnya untuk berpartisipasi politik secara aktif. Seperti apa yang dikemukakan Rusadi Kantaprawira (2006:54) bahwa pendidikan politik sebagai salah satu fungsi struktur politik dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan politik rakyat agar mereka dapat berpartisipasi secara nasional dalam sistem politiknya. Partai Keadilan Sejahtera yang merupakan suatu partai politik mewadahi beberapa bentuk partisipasi politik bagi masyarakat. Jika kita cermati, terdapat beberapa bentuk partisipasi politik yang diwadahi Partai Keadilan Sejahtera berdasarkan pembagian bentuk partisipasi politik oleh Almond (Budiyanto, 2006:181). Almond membagi bentuk partisipasi politik masyarakat terbagi kedalam dua kelompok yakni bentuk konvensional 75

4 dan non-konvensional. Bentuk partisipasi politik konvensional yang diwadahi oleh Partai Keadilan Sejahtera adalah sebagai berikut : a. Diskusi politik b. Kegiatan kampanye c. Membentuk dan bergabung dalam kelompok kepentingan Sedangkan bentuk non-konvensional yang diwadahi oleh Partai Keadilan Sejahtera yaitu adalah kegiatan demonstrasi. Mashudi (Saloko, 2013:93) menyampaikann bahwa Pendidikan politik Partai Keadilan Sejahtera menjadikan kadernya tidak hanya sebagai politisi, tetapi juga sebagai negarawan. Individu dilahirkan oleh partai melalui konsep Tarbiyah Islamiyah, yakni seorang individu haruslah memahami karakteristik sebagai muslim terlebih dahulu sebelum memperoleh jabatan politik parlemen ataupun pemerintah. Kader yang lahir dari pemahaman- kredibel terhadap pemahaman konsep Islam, akan menjadikan tingkah lakunya santun dan masyarakat. Berikut ini adalah tabel deskriptif mengenai aplikasi yang diterapkan dari pendidikan politik berbasis Tarbiyah Islamiyah. Tabel tersebut merupakan hasil analisis penulis dari data-data penelitian yang diperoleh, sehingga dapat digambarkan dalam tabel berikut ini : Tabel 1. Aplikasi partisipasi politik berbasis Tarbiyah Islamiyah Ta'lim (Pendukung) Diskusi politik Kampanye Pengamat Ikut Pemilu Training Orientasii Partai (TOP) Kader Pengurus Partisipan Halaqoh (Terbina) Petugas Kampanye Pimpinan Partai Politik Aktivis Pejabat Politik 76

5 Sosialisasi Program Keberhasilan suatu sosialisai program pendidikan politik merupakan keberhasilan suatu kondisi masyarakat, artinya bahwa keberhasilan dalam sosialisasi pendidikan politik Tarbiyyah Islamiyyah sangat tergantung pada kerjasama pengurus Partai Keadilan Sejahtera dan kondisi sosial masyarakat. Menurut Rahmat, tahapan dalam proses dalam sosialisasi pendidikan politik berbasis Tarbiyah Islamiyah yaitu ta aruf berarti pengenalan dan pendekatan kepada individu, ikhtiar berarti upaya mempengaruhi individu, dan taqarrub yang berarti mendekatkan atau menghubungkan individu dengan komunitas Tarbiyah (Saloko, 2013:95). Sejalan dengan Susanto (1983) yang menyebutkan bahwa sosialisasi itu adalah proses yang membantu individu melalui belajar dan menyesuaikan diri, bagaimana cara hidup dan bagaimana cara berfikir kelompoknya, agar dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya. Sosialisasi Tarbiyah Islamiyah terbentuk karena kesadaran dari individu itu sendiri karena keinginan untuk mempelajari dan mengamalkan Islam secara bersama-sama. Kesadaran itu muncul setelah mereka bersentuhan dan menerima dakwah dari orang-orang yang telah mengikuti halaqah terlebih dahulu. Orang-orang terdekat ini biasanya adalah keluarga dan teman sebaya. (Saloko, 2013:95). Pendapat tersebut didukung oleh pendapat Idi (2005:112) mengenai beberapa media sosialisasi. Pertama adalah keluarga, merupakan orang pertama yang mengajarkan hal-hal yang berguna bagi perkembangan dan kemajuan hidup manusi. Fungsi sosialisasi merupakan suatu fungsi yang berupa peranan orang tua dalam pembentukan kepribadian anak. Melalui fungsi ini, keluarga berusaha mempersiapkan bekal selengkaplengkapnya dengan memperkenalkan pola tingkah laku, sikap, keyakinan, cita-cita dan nilai-nilai yang dianut dalam masyarakat, serta mempelajari peranan yang diharapkan dan dijalankan mereka kelak. Kedua adalah teman sebaya atau peer group merupakan orang yang seusia dan memiliki status yang sama, sehingga respon yang diberikan lebih mudah diterima. Suatu respon yang ditunjukkan masyarakat terhadap pendidikan politik berbasis Tarbiyah Islamiyah, terdapat dua kemungkinan yang ada yaitu menerima respon tersebut sehingga individu masuk ke dalam proses taqarrub yang berarti mendekatkan atau menghubungkan diri dengan komunitas Tarbiyah. Selanjutnya adalah individu menolak respon yang dikarenakan beberapa hal karena rutinitas kegiatan yang padat ataupun belum adanya ketertarikan untuk mengikuti pendidikan politik. (Saloko, 2013:96). Dijelaskan oleh Mulyani (2007) bahwa suatu respon dipengaruhi oleh faktor berikut : a. Diri orang yang bersangkutan yang melihat dan berusaha memberikan interpretasi tentang apa yang dilihatnya itu, ia dipengaruhi oleh sikap, motif, kepentingan, dan harapannya. b. Sasaran respon tersebut, berupa orang, benda, atau peristiwa. Sifat-sifat sasaran itu biasanya berpengaruh terhadap respon orang melihatnya. Dengan kata lain, gerakan, suara, ukuran, tindakan-tindakan, dan ciri-ciri lain dari sasaran respon turut menentukan cara pandang orang. c. Faktor situasi, respon dapat dilihat secara kontekstual yang berarti dalam situasi dimana respon itu timbul mendapat perhatian. Situasi merupakan faktor yang turut berperan dalam pembentukan atau tanggapan seseorang. Berikut ini adalah tabel proses sosialisasi pendidikan politik berbasis Tarbiyah Islamiyah yang merupakan hasil analisis peneliti berdasarkan data penelitian yang didapatkan : 77

6 Tabel 2. Proses Sosialisasi Teman Sebaya Keluarga Proses Ta aruf Individu Proses Ikhtiar Respon ditolak Respon Respon diterima (mengikuti TOP) Proses Taqarrub Ta lim Halaqah Keterangan : : bentuk pengaruh : bentuk tindakan Proses sosialisasi pendidikan politik berbasis Tarbiyah Islamiyah tersebut adalah suatu upaya agar masyarakat setidaknya menerima respon pendidikan politik berbasis Tarbiyah Islamiyah dan mengikuti program tersebut. Adapun setelah masyarakat tersebut telah menerima materi yang diberikan, sikap individu sendiri yang akan menentukan tindak lanjut dari stimulus yang diberikan. Jika masyarakat menyadari pentingnya partisipasi politik maka diharapkan dapat mengambil peranan penting dalam suatu sistem politik. Dalam menjalankan program pendidikan politik berbasis Tarbiyah Islamiyah terdapat beberapa kendala yang terkadang menjadi penghambat dalam pelaksanaannya. Mas ud menuturkan bahwa pelaksanaan pendidikan politik berbasis Tarbiyah Islamiyah bukan tanpa adanya suatu kesulitan atau hambatan. Beliau mensyukuri adanya suatu hambatan tersebut sehingga akan menjadi suatu tantangan dalam menghadapinya. Karena itu semuanya adalah ujian, dimana ketika kita dapat melalui ujian tersebut dengan baik maka berarti kita mempunyai peningkatan dalam kemampuan diri kita. (Saloko, 2013:98). Hambatan yang pertama adalah faktor kesibukan individu, karena masyarakat mempunyai kegiatan lain yang lebih penting dibandingkan mengikuti pendidikan politik berbasis Tarbiyah Islamiyah. Seperti mencari nafkah, menuntut ilmu pendidikan formal, dan kegiatan menyenangkan lainnya. Perlu adanya kesadaran yang tinggi agar setiap individu memahami betapa pentingnya mengikuti Tarbiyah Islamiyah, karena bekal yang didapatkan adalah untuk kepentingan dunia dan akhirat. Selanjutnya hambatan yang kedua disampaikan oleh Rahmat adalah kurangnya tenaga dari kader partai. Hal tersebut dikarenakan intensitas kerja yang padat tidak diimbangi dengan jumlah kader yang memadai. Dengan banyaknya bidang tugas yang dilaksanakan akan membuat jumlah kader yang terbatas tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, selain karena tugas yang membutuhkan tenaga yang ekstra, kadang terdapat tumpang tindih pekerjaan akibat keterbatasan tersebut.(saloko, 2013:99). Kemudian faktor penghambat selanjutnya adalah keterbatasan dana, 78

7 hal tersebut akan sangat mempengaruhi kinerja yang dilakukan dewan pimpinan daerah Partai Keadilan Sejahtera Kota Bandung. Anggaran dana merupakan faktor penting terhadap keberhasilan partai dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Walaupun memiliki rencana yang bagus serta didukung dengan sumber daya yang baik namun apabila dalam kegiatan operasional terbentur dengan keterbatasan dana maka yang terjadi adalah output yang kurang optimal. Lalu faktor penghambat terakhir adalah berasal dari masyarakat sendiri (Rizqon, wawancara, Juli 2013). Masyarakat masih belum faham benar tentang politik, masih banyak masyarakat yang masih terbelenggu dalam keadaan sosial ekonomi jauh dibawah normal. Seperti apa yang diungkapkan mulyana (1998:36) bahwa suatu faktor penting yang berkaitan dengan partisipasi politik, adalah status sosial. Orang-orang dengan pendapatan lebih tinggi, pendidikan yang lebih tinggi, pekerjaan dengan status yang lebih tinggi banyak berpartisipasi daripada yang lainnya. Kesimpulan Secara umum dapat disimpulkan bahwa model pendidikan politik berbasis Tarbiyah Islamiyah yang dilaksanakan oleh Partai Keadilan Sejahtera sangat berperan dalam pengembangan partisipasi politik masyarakat pemilih pada pemilihan umum di Kota Bandung. Melalui model pendidikan politik berbasis Tarbiyah Islamiyah, masyarakat disiapkan tidak hanya untuk melek politik tetapi juga mempersiapkan masyarakat memahami karakteristik sebagai muslim yang mulia sehingga tercipta tatanan masyarakat civil society atau masyarakat madani. Berdasarkan tujuan penelitian yang telah ditetapkan maka secara khusus dapat disimpulkan : 1. Model Pendidikan politik berbasis Tarbiyah Islamiyah yang dikembangkan oleh Dewan Pimpinan Daerah Partai Keadilan Sejahtera Kota Bandung adalah sebagai berikut : a. Dengan model informal : keluarga kader partai/internal; b. Dengan model nonformal : para kader yang terdaftar; c. Dengan model formal : kegiatan berbentuk diskusi publik. 2. Pengembangan partisipasi politik masyarakat yang memiliki hak memilih pada pemilu oleh Dewan Pimpinan Daerah Partai Keadilan Sejahtera Kota Bandung terintegrasi kedalam kelompok-kelompok kecil yang dinamakan Ta lim & Halaqoh. Garis koordinasinya pun disesuaikan berdasarkan tingkatan wilayah yaitu : a. Tingkat Kabupaten/Kota : Dewan Pimpinan Daerah (DPD) b. Tingkatan Kecamatan : Dewan Pimpinan Cabang (DPC) c. Tingkatan Desa/Kelurahan : Dewan Pimpinan Ranting (DPRa) Daftar Pustaka Budiardjo, Miriam Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Budiyanto Pendidikan Kewarganegaraan untuk Kelas X. Jakarta: Erlangga. Idi, Abdullah Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Kantaprawira, Rusadi Sistem Politik Indonesia. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Khoirun, et. al, Pendidikan Politik Bagi Warga Negara (Tawaran Konseptual dan Kerangka Kerja). Yogyakarta: LKiS. Mulyani, et. al Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Earnings Response Coefficient pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta, Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia. Ridha, Abu Pengantar Tarbiyah Siyasiyah. Bandung: Syaamil Cipta Media. Sadeli, et. al Bedah Buku Political Education dari Robert Brownhill dan Patricia Smart. Bandung: Kencana Utama. 79

BAB II PENDIDIKAN POLITIK. A. Pengertian Pendidikan dan Politik. Dalam perkembangannya, istilah pendidikan atai paedagogie berarti bimbingan atau

BAB II PENDIDIKAN POLITIK. A. Pengertian Pendidikan dan Politik. Dalam perkembangannya, istilah pendidikan atai paedagogie berarti bimbingan atau BAB II PENDIDIKAN POLITIK A. Pengertian Pendidikan dan Politik Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat

Lebih terperinci

LOGO PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (PKS)

LOGO PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (PKS) Lampiran 1 LOGO PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (PKS) Gambar : Logo Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Keterangan logo : 1. Kotak Persegi Empat Mempunyai makna kesetaraan, keteraturan, keserasian, persatuan dan

Lebih terperinci

PENDIDIKAN POLITIK BAGI PEMILIH PEMULA. Oleh RANGGA Kamis, 19 Juni :56

PENDIDIKAN POLITIK BAGI PEMILIH PEMULA. Oleh RANGGA Kamis, 19 Juni :56 Generasi muda merupakan asset terpenting bagi masa depan suatu bangsa. Disadari atau tidak bahwa peran pemuda sangat berpengaruh dalamp roses pembangunan bangsa serta proses kehidupan berbangsa dan bernegara.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dafin Nurmawan, 2014 Gema Hanura sebagai media pendidikan politik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dafin Nurmawan, 2014 Gema Hanura sebagai media pendidikan politik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap partai politik membutuhkan kader-kader yang berkualitas. Begitupun dengan Partai HANURA. Karena dengan adanya kader yang berkualitas bisa mengukur eksistensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ini didasarkan pada kenyataan bahwa pertama, fungsi partai sebagai sosialisasi politik sangat minim dilakukan dan bahkan tidak ada, sebagai contoh dalam

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI 149 5.1 Simpulan Umum BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Partai politik merupakan lembaga politik tempat warga negara menyalurkan berbagai aspirasi politiknya guna turut serta membangun negara menuju

Lebih terperinci

PENDIDIKAN POLITIK TERHADAP PEMILIH PEMULA. Santoso PGSD FKIP UMK ABSTRAK

PENDIDIKAN POLITIK TERHADAP PEMILIH PEMULA. Santoso PGSD FKIP UMK ABSTRAK 1 PENDIDIKAN POLITIK TERHADAP PEMILIH PEMULA Santoso PGSD FKIP UMK sentosa_mpd@yahoo.co.id ABSTRAK Pemuda merupakan ujung tombak pembangunan suatu bangsa. Pemuda memiliki peran besar untuk membawa perubahan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. dipilih melalui pemilihan umum. DPR memegang kekuasaan membentuk. undang-undang. Setiap rancangan undang-undang dibahas oleh DPR dan

BAB V PENUTUP. dipilih melalui pemilihan umum. DPR memegang kekuasaan membentuk. undang-undang. Setiap rancangan undang-undang dibahas oleh DPR dan 119 BAB V PENUTUP A. Simpulan Calon legislatif merupakan lembaga perwakilan yang anggotanya dipilih melalui pemilihan umum. DPR memegang kekuasaan membentuk undang-undang. Setiap rancangan undang-undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan politik di landasi oleh Undang-Undang No 2 Tahun 2011 Tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan politik di landasi oleh Undang-Undang No 2 Tahun 2011 Tentang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan politik di landasi oleh Undang-Undang No 2 Tahun 2011 Tentang Partai Politik pasal 11 huruf a,b,c,d, dan e. Partai politik berfungsi sebagai, a) sarana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum dapat dikatakan bahwa Partai Politik merupakan sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum dapat dikatakan bahwa Partai Politik merupakan sesuatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum dapat dikatakan bahwa Partai Politik merupakan sesuatu kelompok yang terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilainilai dan cita-cita

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. Analisis data merupakan proses mengatur aturan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satu uraian dasar.

BAB IV ANALISIS DATA. Analisis data merupakan proses mengatur aturan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satu uraian dasar. 106 BAB IV ANALISIS DATA Analisis data merupakan proses mengatur aturan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satu uraian dasar. Pada tahap ini data yang diperoleh dari berbagai

Lebih terperinci

Appendix 4: Anggaran Rumah Tangga Partai Keadilan Sejahtera

Appendix 4: Anggaran Rumah Tangga Partai Keadilan Sejahtera Appendix 4: Anggaran Rumah Tangga Partai Keadilan Sejahtera BAB 1 TAFSIR LAMBANG PARTAI Pasal 1 Arti Lambang Partai Bentuk lambang partai memiliki arti sebagai berikut : 1. Kotak persegi empat berarti

Lebih terperinci

POLITIK SEBAGAI MEDIA DAKWAH

POLITIK SEBAGAI MEDIA DAKWAH 128 POLITIK SEBAGAI MEDIA DAKWAH Analisis Atas Model Gerakan Baru Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Di Kota Surabaya Moh. Mustaqim I Partai Keadilan Sejahtera (PKS) lahir dari gerakan Tarbiyah dari beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Juanda, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Juanda, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Para siswa yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA), adalah mereka yang berumur 17 sampai dengan 21 tahun merupakan pemilih pemula yang baru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kepentingan rakyat harus didasarkan pada kedaulatan rakyat. Pemilu

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kepentingan rakyat harus didasarkan pada kedaulatan rakyat. Pemilu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara demokrasi dimana pemerintahan berdasarkan atas kedaulatan rakyat (Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sosialisasi yang dilaksanakan di Madrasah Aliyah Sukasari Desa Cibeureum Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sosialisasi yang dilaksanakan di Madrasah Aliyah Sukasari Desa Cibeureum Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sosialisasi yang dilaksanakan di Madrasah Aliyah Sukasari Desa Cibeureum Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung, merupakan sosialisasi disekolah mengenai pemilihan umum

Lebih terperinci

Appendix 3: Anggaran Dasar Partai Keadilan Sejahtera

Appendix 3: Anggaran Dasar Partai Keadilan Sejahtera Appendix 3: Anggaran Dasar Partai Keadilan Sejahtera MUQADDIMAH Bangsa Indonesia telah menjalani sebuah sejarah panjang yang sangat menentukan dalam waktu lebih lima decade ini dengan sebuah perjuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemuda sebagai generasi penerus bangsa idealnya mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemuda sebagai generasi penerus bangsa idealnya mempunyai peran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemuda sebagai generasi penerus bangsa idealnya mempunyai peran dalam kemajuan bangsa. Pentingya peran generasi muda, didasari atau tidak, pemuda sejatinya memiliki

Lebih terperinci

PARTAI POLITIK OLEH: ADIYANA SLAMET. Disampaikan Pada Kuliah Pengantar Ilmu Politik Pertemuan Ke-15 (IK-1,3,4,5)

PARTAI POLITIK OLEH: ADIYANA SLAMET. Disampaikan Pada Kuliah Pengantar Ilmu Politik Pertemuan Ke-15 (IK-1,3,4,5) PARTAI POLITIK OLEH: ADIYANA SLAMET Disampaikan Pada Kuliah Pengantar Ilmu Politik Pertemuan Ke-15 (IK-1,3,4,5) Definisi Partai Politik Secara umum dapat dikatakan partai politik adalah suatu kelompok

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. oleh rakyat dan untuk rakyat dan merupakan sistem pemerintahan yang. memegang kekuasaan tertinggi (Gatara, 2009: 251).

BAB I. PENDAHULUAN. oleh rakyat dan untuk rakyat dan merupakan sistem pemerintahan yang. memegang kekuasaan tertinggi (Gatara, 2009: 251). BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Demokrasi secara sederhana dapat diartikan sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat dan merupakan sistem pemerintahan yang dianggap paling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Warga negara sangat berperan dalam menentukan masa depan negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Warga negara sangat berperan dalam menentukan masa depan negara. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Warga negara sangat berperan dalam menentukan masa depan negara. Negara yang mengaku dirinya adalah negara demokrasi, sejatinya memiliki kekuatan ada pada warga negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. putra-putri terbaik untuk menduduki jabatan-jabatan politik dan pejabatpejabat

BAB I PENDAHULUAN. putra-putri terbaik untuk menduduki jabatan-jabatan politik dan pejabatpejabat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Partai politik di era reformasi ini memiliki kekuasaan yang sangat besar, sesuatu yang wajar di negara demokrasi. Dengan kewenanangannya yang demikian besar itu, seharusnnya

Lebih terperinci

BAB I Pastikan Pilihan Anda Adalah Peserta Pemilu dan Calon Yang Memiliki Rekam Jejak Yang Baik

BAB I Pastikan Pilihan Anda Adalah Peserta Pemilu dan Calon Yang Memiliki Rekam Jejak Yang Baik BAB I Pastikan Pilihan Anda Adalah Peserta Pemilu dan Calon Yang Memiliki Rekam Jejak Yang Baik Bab ini menjelaskan tentang: A. Ketahui Visi, Misi dan Program Peserta Pemilu. B. Kenali Riwayat Hidup Calon.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Reformasi politik yang sudah berlangsung sejak berakhirnya pemerintahan Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto pada bulan Mei 1998, telah melahirkan perubahan besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Organisasi Masyarakat merupakan suatu komponen kelompok yang ada di tengah masyarakat, dimana keberadaannya menjadi suatu kelompok yang akan memberikan kontribusi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Partai politik merupakan ciri utama sistem pemerintahan yang demokratis. Sedangkan salah satu fungsi dari partai politik adalah pendidikan politik, ini merupakan

Lebih terperinci

Hakikat Sosialisasi Politik

Hakikat Sosialisasi Politik Perilaku dan Sikap Politik SOSIALISASI POLITIK 1. Alexis S. Tan dalam Mass Communication; Theories and Research, mengatakan sosialisasi politik merupakan proses perubahan perilaku yang berhubungan erat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pemimpin negara dan secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi

I. PENDAHULUAN. pemimpin negara dan secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Partisipasi politik adalah kegiatan sesorang atau kelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik, antara lain dengan jalan memilih pemimpin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau suatu kelompok yang memiliki kepentingan yang sama serta cita-cita yang

BAB I PENDAHULUAN. atau suatu kelompok yang memiliki kepentingan yang sama serta cita-cita yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Partai politik sendiri hakikatnya adalah sebagai sarana bagi masyarakat atau suatu kelompok yang memiliki kepentingan yang sama serta cita-cita yang sama dengan mengusung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah suara yang sebanyak-banyaknya, memikat hati kalangan pemilih maupun

BAB I PENDAHULUAN. jumlah suara yang sebanyak-banyaknya, memikat hati kalangan pemilih maupun BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Pemilu merupakan salah satu arena ekspresi demokrasi yang dapat berfungsi sebagai medium untuk meraih kekuasaan politik. Karenanya, berbagai partai politik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam yang sedang berkembang di Indonesia. PKS tergolong partai baru yang

BAB I PENDAHULUAN. Islam yang sedang berkembang di Indonesia. PKS tergolong partai baru yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Partai Keadilan Sejahtera (PKS) adalah salah satu dari banyak partai Islam yang sedang berkembang di Indonesia. PKS tergolong partai baru yang didirikan pada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. aspirasi dan memilih pemimpin dengan diadakannya pemilihan umum.

I. PENDAHULUAN. aspirasi dan memilih pemimpin dengan diadakannya pemilihan umum. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan suatu negara yang menganut paham demokrasi, dan sebagai salah satu syaratnya adalah adanya sarana untuk menyalurkan aspirasi dan memilih pemimpin

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. melalui penghargaan terhadap perbedaan-perbedaan yang ada, khususnya

I. PENDAHULUAN. melalui penghargaan terhadap perbedaan-perbedaan yang ada, khususnya 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah masyarakat dapat dikatakan demokratis jika dalam kehidupannya dapat menghargai hak asasi setiap manusia secara adil dan merata tanpa memarginalkan kelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang menganut sistem demokrasi dimana sistem pemerintahan dilaksanakan dari, oleh, dan untuk rakyat. Dalam negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan bernegara. Hal ini terjadi karena mahasiswa adalah orang-orang yang

BAB I PENDAHULUAN. dan bernegara. Hal ini terjadi karena mahasiswa adalah orang-orang yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mahasiswa adalah kelompok sosial masyarakat yang mempunyai kapasitas intelektual untuk memahami kondisi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kepentingan rakyat harus didasarkan pada kedaulatan rakyat. Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kepentingan rakyat harus didasarkan pada kedaulatan rakyat. Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah suatu negara demokrasi dimana pemerintahan berdasarkan atas kedaulatan rakyat. Semua proses pembuatan kebijakan politik yang menyangkut kepentingan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. masyarakatnya heterogen. Salah satu ciri sistem demokrasi adalah adanya

I. PENDAHULUAN. masyarakatnya heterogen. Salah satu ciri sistem demokrasi adalah adanya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang menganut sistem demokrasi, dan kondisi masyarakatnya heterogen. Salah satu ciri sistem demokrasi adalah adanya partisipasi politik.

Lebih terperinci

BUDAYA POLITIK. 2. Menganalisis tipe-tipe budaya politik yang berkembang dalam masyarakat Indonesia

BUDAYA POLITIK. 2. Menganalisis tipe-tipe budaya politik yang berkembang dalam masyarakat Indonesia BUDAYA POLITIK Standar Kompetensi Menganalisis Budaya Politik di Indonesia Kompetensi Dasar 1. Mendiskripsikan pengertian budaya politik 2. Menganalisis tipe-tipe budaya politik yang berkembang dalam masyarakat

Lebih terperinci

DAYA DUKUNG KOMUNIKASI POLITIK ANTAR FRAKSI DALAM PENCAPAIAN EFEKTIVITAS DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

DAYA DUKUNG KOMUNIKASI POLITIK ANTAR FRAKSI DALAM PENCAPAIAN EFEKTIVITAS DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DAYA DUKUNG KOMUNIKASI POLITIK ANTAR FRAKSI DALAM PENCAPAIAN EFEKTIVITAS DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH Oleh : Novy Purnama N*) Abstraksi Komunikasi politik merupakan proses penyampaian informasi mengenai

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Pada bagian ini akan dikemukakan kesimpulan dan implikasi penelitian yang

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Pada bagian ini akan dikemukakan kesimpulan dan implikasi penelitian yang 259 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN Pada bagian ini akan dikemukakan kesimpulan dan implikasi penelitian yang dirumuskan dari deskripsi temuan penelitian dan pembahasan hasil-hasil penelitian dalam

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 200 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 200 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 200 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan kepribadian ditujukan untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan juga pada pemilu (Pemilu). Pada umumnya partai politik itu dapat dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. dan juga pada pemilu (Pemilu). Pada umumnya partai politik itu dapat dikatakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demokrasi merupakan sistem pemerintahan yang berdasarkan kepada kedaulatan rakyat. Hal ini berarti bahwa dalam setiap pembuatan keputusan/ kebijakan harus berdasarkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk menyatakan pendapat

I. PENDAHULUAN. memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk menyatakan pendapat 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya masyarakat memegang peran utama dalam praktik pemilihan umum sebagai perwujudan sistem demokrasi. Demokrasi memberikan kebebasan kepada masyarakat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai negara yang merdeka dan berdaulat, Indonesia berhak menentukan nasib bangsanya sendiri, hal ini diwujudkan dalam bentuk pembangunan. Pembangunan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan otonomi daerah yang digulirkan dalam era reformasi dengan. dikeluarkannya ketetapan MPR Nomor XV/MPR/1998 adalah tentang

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan otonomi daerah yang digulirkan dalam era reformasi dengan. dikeluarkannya ketetapan MPR Nomor XV/MPR/1998 adalah tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebijakan otonomi daerah yang digulirkan dalam era reformasi dengan dikeluarkannya ketetapan MPR Nomor XV/MPR/1998 adalah tentang penyelenggaraan Otonomi Daerah.

Lebih terperinci

PARTISIPASI POLITIK PEMILU

PARTISIPASI POLITIK PEMILU PARTISIPASI POLITIK PEMILU DEMOKRASI TUJUAN PERKULIAHAN Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami A. B. Partisipasi Politik Pemilu C. Demokrasi PARTISIPASI POLITIK DINAMIKA PARTISIPASI POLITIK Awalnya studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Semarak dinamika politik di Indonesia dapat dilihat dari pesta demokrasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Semarak dinamika politik di Indonesia dapat dilihat dari pesta demokrasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semarak dinamika politik di Indonesia dapat dilihat dari pesta demokrasi dari tingkat pusat sama tingkat daerah. Setiap daerah banyak mencalonkan dirinya dan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Pedoman Wawancara Pandangan dan Sikap Salafiyah Terhadap Pemilihan Umum di Indonesia ( Studi Deskriptif Pada Jama ah Salafiyah di Kota Medan ) A. Profil Informan Nama : Umur : Jenis Kelamin :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. demokrasi, desentralisasi dan globalisasi. Jawaban yang tepat untuk menjawab

BAB I PENDAHULUAN. demokrasi, desentralisasi dan globalisasi. Jawaban yang tepat untuk menjawab BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Memasuki abad 21, hampir seluruh negara diberbagai belahan dunia (termasuk Indonesia) menghadapi tantangan besar dalam upaya meningkatkan sistem demokrasi,

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan 56 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Identitas Responden Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan yang berjumlah 100 responden. Identitas responden selanjutnya didistribusikan

Lebih terperinci

Peranan Partai Politik Dalam Meningkatkan Partisipasi Pemilih Dalam Pemilu dan Pilkada. oleh. AA Gde Putra, SH.MH

Peranan Partai Politik Dalam Meningkatkan Partisipasi Pemilih Dalam Pemilu dan Pilkada. oleh. AA Gde Putra, SH.MH Peranan Partai Politik Dalam Meningkatkan Partisipasi Pemilih Dalam Pemilu dan Pilkada oleh AA Gde Putra, SH.MH Demokrasi (pengertian Umum) Bentuk sistem pemerintahan yang setiap warganya memiliki kesetaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. materi mengenai kehidupan politik suatu negara. Juga bertujuan untuk membentuk

BAB I PENDAHULUAN. materi mengenai kehidupan politik suatu negara. Juga bertujuan untuk membentuk BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Keberadaan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang erat dengan kehidupan politik suatu negara memberikan konsekuensi logis terhadap dimuatnya berbagai materi mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Demokrasi lebih dari sekedar seperangkat aturan dan prosedur konstitusional yang menentukan suatu fungsi pemerintah. Dalam demokrasi, pemerintah hanyalah salah

Lebih terperinci

BAB III PEMBANGUNAN BIDANG POLITIK

BAB III PEMBANGUNAN BIDANG POLITIK BAB III PEMBANGUNAN BIDANG POLITIK A. KONDISI UMUM Setelah melalui lima tahun masa kerja parlemen dan pemerintahan demokratis hasil Pemilu 1999, secara umum dapat dikatakan bahwa proses demokratisasi telah

Lebih terperinci

Perempuan dan Pembangunan Berkelanjutan

Perempuan dan Pembangunan Berkelanjutan SEMINAR KOALISI PEREMPUAN INDONESIA (KPI) Perempuan dan Pembangunan Berkelanjutan 20 Januari 2016 Hotel Ambhara 1 INDONESIA SAAT INI Jumlah Penduduk Indonesia per 201 mencapai 253,60 juta jiwa, dimana

Lebih terperinci

BAB 1 PENGANTAR Latar Belakang. demokrasi sangat tergantung pada hidup dan berkembangnya partai politik. Partai politik

BAB 1 PENGANTAR Latar Belakang. demokrasi sangat tergantung pada hidup dan berkembangnya partai politik. Partai politik BAB 1 PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Partai politik merupakan sebuah institusi yang mutlak diperlukan dalam dunia demokrasi, apabila sudah memilih sistem demokrasi dalam mengatur kehidupan berbangsa dan

Lebih terperinci

Nuruddin Abdullah 1. Kata Kunci: status sosial ekonomi, sosialisasi politik, media massa, partisipasi politik masyarakat.

Nuruddin Abdullah 1. Kata Kunci: status sosial ekonomi, sosialisasi politik, media massa, partisipasi politik masyarakat. ejournal Ilmu Pemerintahan, Volume 4, Nomor 4, 2016 : 1627-1638 ISSN 0000-0000, ejournal.ip.fisip-unmul.ac.id Copyright 2016 PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI DAN SOSIALISASI POLITIK MELALUI MEDIA MASSA TERHADAP

Lebih terperinci

PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN PEMILIHAN LEGISLATIF DPRD KOTA TOMOHON TAHUN 2014 (STUDI DI KECAMATAN TOMOHON UTARA)

PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN PEMILIHAN LEGISLATIF DPRD KOTA TOMOHON TAHUN 2014 (STUDI DI KECAMATAN TOMOHON UTARA) PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN PEMILIHAN LEGISLATIF DPRD KOTA TOMOHON TAHUN 2014 (STUDI DI KECAMATAN TOMOHON UTARA) Oleh : Sandy Brian Randang ABSTRAKSI Partisipasi politik merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehidupan Partai Politik tidak akan lepas dari kesadaran politik masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehidupan Partai Politik tidak akan lepas dari kesadaran politik masyarakat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kehidupan Partai Politik tidak akan lepas dari kesadaran politik masyarakat (anggota) yang menjadi cikal bakal dari partisipasi politik. Dalam meningkatkan

Lebih terperinci

Oleh Dra. Hj. Siti Masrifah, MA (Ketua Umum DPP Perempuan Bangsa) Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKB 1

Oleh Dra. Hj. Siti Masrifah, MA (Ketua Umum DPP Perempuan Bangsa) Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKB 1 Disampaikan pada Seminar Menghadirkan Kepentingan Perempuan: Peta Jalan Representasi Politik Perempuan Pasca 2014 Hotel Haris, 10 Maret 2016 Oleh Dra. Hj. Siti Masrifah, MA (Ketua Umum DPP Perempuan Bangsa)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. istilah unjuk rasa dan demonstrasi mahasiswa (Matulessy, 2005). Mahasiswa telah

BAB I PENDAHULUAN. istilah unjuk rasa dan demonstrasi mahasiswa (Matulessy, 2005). Mahasiswa telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sejumlah perubahan di Indonesia, tercatat peran signifikan gerakan mahasiswa di dalamnya. Gerakan mahasiswa (student movement) merupakan salah satu bentuk dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) merupakan partai yang menjadikan. Islam sebagai asas partai. PKS memiliki tujuan untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) merupakan partai yang menjadikan. Islam sebagai asas partai. PKS memiliki tujuan untuk mewujudkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Partai Keadilan Sejahtera (PKS) merupakan partai yang menjadikan Islam sebagai asas partai. PKS memiliki tujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan sejahtera yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk masyarakat seperti kebebasan berpendapat atau freedom of

BAB I PENDAHULUAN. untuk masyarakat seperti kebebasan berpendapat atau freedom of 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Demokrasi di Indonesia mengamanahkan adanya kebebasan yang seluasluasnya untuk masyarakat seperti kebebasan berpendapat atau freedom of expression, mendapatkan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR MAJELIS TA LIM TELKOMSEL BAB I NAMA, WAKTU, TEMPAT KEDUDUKAN DAN LAMBANG. Pasal 1 N a m a. Pasal 2 Waktu Diresmikan

ANGGARAN DASAR MAJELIS TA LIM TELKOMSEL BAB I NAMA, WAKTU, TEMPAT KEDUDUKAN DAN LAMBANG. Pasal 1 N a m a. Pasal 2 Waktu Diresmikan ANGGARAN DASAR MAJELIS TA LIM TELKOMSEL BAB I NAMA, WAKTU, TEMPAT KEDUDUKAN DAN LAMBANG Pasal 1 N a m a Organisasi ini bernama Majelis Ta lim Telkomsel disingkat MTT. Pasal 2 Waktu Diresmikan MTT diresmikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Partai politik merupakan elemen penting yang bisa memfasilitasi berlangsungnya sistem demokrasi dalam sebuah negara, bagi negara yang menganut sistem multipartai seperti

Lebih terperinci

Bab 5. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab 5. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab 5. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Women can be very effective in navigating political processes. But there is always a fear that they can become pawns and symbols, especially if quotas are used. (Sawer,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pilgub Jabar telah dilaksanakan pada tanggal 24 Pebruari 2013, yang

BAB I PENDAHULUAN. Pilgub Jabar telah dilaksanakan pada tanggal 24 Pebruari 2013, yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pilgub Jabar telah dilaksanakan pada tanggal 24 Pebruari 2013, yang dilaksanakan secara langsung, yang merupakan salah satu bentuk Demokrasi. Bagi sebuah bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berposisi di baris depan, sebagai komunitas sosial yang memotori perwujudan

BAB I PENDAHULUAN. berposisi di baris depan, sebagai komunitas sosial yang memotori perwujudan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam konteks transisi politik di Indonesia, gerakan mahasiswa memainkan peranan yang penting sebagai kekuatan yang secara nyata mampu mendobrak rezim otoritarian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berbagai permasalahan politik salah satunya dapat diamati dari aspek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berbagai permasalahan politik salah satunya dapat diamati dari aspek 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbagai permasalahan politik salah satunya dapat diamati dari aspek dinamika internal partai politik yang menyebabkan kinerja partai politik sebagai salah satu institusi

Lebih terperinci

PEMILIHAN UMUM DAN SISTEM KEPARTAIAN : SUATU STUDI TERHADAP PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (PKS) DALAM PEMILU LEGISLATIF DPRD KOTA MEDAN 2004

PEMILIHAN UMUM DAN SISTEM KEPARTAIAN : SUATU STUDI TERHADAP PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (PKS) DALAM PEMILU LEGISLATIF DPRD KOTA MEDAN 2004 PEMILIHAN UMUM DAN SISTEM KEPARTAIAN : SUATU STUDI TERHADAP PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (PKS) DALAM PEMILU LEGISLATIF DPRD KOTA MEDAN 2004 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi syarat menyelesaikan studi S-1 di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Otonomi Daerah bukanlah merupakan suatu kebijakan yang baru dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Otonomi Daerah bukanlah merupakan suatu kebijakan yang baru dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Otonomi Daerah bukanlah merupakan suatu kebijakan yang baru dalam penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia karena sejak berdirinya negara kesatuan Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang signifikan. Terbukanya arus kebebasan sebagai fondasi dasar dari bangunan demokrasi

BAB I PENDAHULUAN. yang signifikan. Terbukanya arus kebebasan sebagai fondasi dasar dari bangunan demokrasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perjalanan demokrasi di Indonesia secara bertahap terus menunjukkan peningkatan yang signifikan. Terbukanya arus kebebasan sebagai fondasi dasar dari bangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan, karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan, karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan, karena pendidikan menyangkut seluruh aspek kehidupan manusia dan dianggap memiliki peran yang strategis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negarawan merupakan karakter yang sangat penting bagi kepemimpinan nasional Indonesia. Kepemimpinan negarawan diharapkan dapat dikembangkan pada pemimpin pemuda Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di kebanyakan negara demokrasi, pemilihan umum dianggap lambang sekaligus tolok ukur, dari demokrasi itu (Budiardjo, 2009:461). Pemilihan umum dilakukan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperlakukan rakyat sebagai subjek bukan objek pembangunan, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. memperlakukan rakyat sebagai subjek bukan objek pembangunan, sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Parameter paling utama untuk melihat ada atau tidaknya pembangunan politik di sebuah negara adalah demokrasi. Meskipun sebenarnya demokrasi tidak sepenuhnya menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hampir seluruh organisasi politik memiliki strategi yang berbeda-beda.

BAB I PENDAHULUAN. hampir seluruh organisasi politik memiliki strategi yang berbeda-beda. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Strategi adalah suatu cara atau taktik dalam meraih dan memperoleh sesuatu. Sehingga dalam wahana politik strategi merupakan sesuatu hal yang sangat urgen yang kianhari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antara lain karena Indonesia melaksanakan sejumlah kegiatan politik yang

BAB I PENDAHULUAN. antara lain karena Indonesia melaksanakan sejumlah kegiatan politik yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tahun 2014 merupakan tahun politik bagi Indonesia. Disebut tahun politik antara lain karena Indonesia melaksanakan sejumlah kegiatan politik yang melibatkan setidaknya

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bab V, penulis memaparkan simpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan. Simpulan yang dibuat oleh penulis merupakan penafsiran terhadap analisis hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Partai politik merupakan fenomena modern bagi negara-negara di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Partai politik merupakan fenomena modern bagi negara-negara di dunia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Partai politik merupakan fenomena modern bagi negara-negara di dunia. Istilah tersebut baru muncul pada abad 19 Masehi, seiring dengan berkembangnya lembaga-lembaga

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA GERINDRA

ANGGARAN DASAR PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA GERINDRA ANGGARAN DASAR PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA GERINDRA MUKADIMAH Bahwa cita-cita luhur untuk membangun dan mewujudkan tatanan masyarakat Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu, demokratis, adil dan

Lebih terperinci

PENTINGNYA PEMIMPIN BERKARAKTER PANCASILA DI KALANGAN GENERASI MUDA

PENTINGNYA PEMIMPIN BERKARAKTER PANCASILA DI KALANGAN GENERASI MUDA PENTINGNYA PEMIMPIN BERKARAKTER PANCASILA DI KALANGAN GENERASI MUDA (Makalah Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas MK Pendidikan Pancasila) Dosen : Abidarin Rosidi, Dr, M.Ma. Disusun Oleh: Nama : WIJIYANTO

Lebih terperinci

BAB IV PELUANG DAN TANTANGAN NU SIDOARJO DALAM USAHA PEMBERDAYAAN CIVIL SOCIETY

BAB IV PELUANG DAN TANTANGAN NU SIDOARJO DALAM USAHA PEMBERDAYAAN CIVIL SOCIETY BAB IV PELUANG DAN TANTANGAN NU SIDOARJO DALAM USAHA PEMBERDAYAAN CIVIL SOCIETY A. Peluang NU cabang Sidoarjo dalam mewujudkan civil society Dilihat Secara analisis obyektif, Peluang NU dalam pemberdayaan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR

ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Organisasi ini bernama TUNAS INDONESIA RAYA disingkat TIDAR, selanjutnya disebut Organisasi. 2. Organisasi ini

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. kemasyarakatan yang bercorak Islam Modernis. Meskipun bukan merupakan

BAB VI KESIMPULAN. kemasyarakatan yang bercorak Islam Modernis. Meskipun bukan merupakan BAB VI KESIMPULAN 6.1. Kesimpulan Muhammadiyah adalah Gerakan Islam dan merupakan organisasi sosial kemasyarakatan yang bercorak Islam Modernis. Meskipun bukan merupakan organisasi politik namun sepanjang

Lebih terperinci

TINGKAT PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH KOTA PADANG TAHUN 2013

TINGKAT PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH KOTA PADANG TAHUN 2013 TINGKAT PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH KOTA PADANG TAHUN 2013 Yuliantika 1, Nurharmi 1, Hendrizal 1 1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

SAMBUTAN KETUA DPR RI BAPAK H. MARZUKI ALIE, SE, MM. PADA ACARA PERESMIAN KANTOR BARU PWNU SUMATERA UTARA Medan, 06 Januari 2010

SAMBUTAN KETUA DPR RI BAPAK H. MARZUKI ALIE, SE, MM. PADA ACARA PERESMIAN KANTOR BARU PWNU SUMATERA UTARA Medan, 06 Januari 2010 KETUA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN KETUA DPR RI BAPAK H. MARZUKI ALIE, SE, MM. PADA ACARA PERESMIAN KANTOR BARU PWNU SUMATERA UTARA Medan, 06 Januari 2010 Assalamu alaikum Warahmatullahiwabarakatuh.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi kemahasiswaan dibagi menjadi dua, yaitu organisasi intra kampus dan ekstra kampus. Organisasi mahasiswa intrakampus adalah organisasi mahasiswa

Lebih terperinci

MEDIA WATCH DAN PELAKSANAAN KEBEBASAN PERS. Djoko Walujo 1

MEDIA WATCH DAN PELAKSANAAN KEBEBASAN PERS. Djoko Walujo 1 Tinjauan Buku MEDIA WATCH DAN PELAKSANAAN KEBEBASAN PERS Djoko Walujo 1 Penulis : Muis, A. Judul Buku : Indonesia di Era Dunia Maya Teknologi Informasi dalam Dunia Tanpa Batas Penerbit : Remaja Rosdakarya,

Lebih terperinci

REKRUTMEN ANGGOTA PARTAI POLITIK PDIP DAN PKS DI KECAMATAN JEBRES SURAKARTA TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI

REKRUTMEN ANGGOTA PARTAI POLITIK PDIP DAN PKS DI KECAMATAN JEBRES SURAKARTA TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI REKRUTMEN ANGGOTA PARTAI POLITIK PDIP DAN PKS DI KECAMATAN JEBRES SURAKARTA TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI Oleh: ANGGA ROSIYANA A220090156 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

MODEL PENGAWASAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH TERHADAP PEMERINTAH DAERAH DALAM MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE (STUDI DI KOTA SALATIGA) PERIODE

MODEL PENGAWASAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH TERHADAP PEMERINTAH DAERAH DALAM MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE (STUDI DI KOTA SALATIGA) PERIODE MODEL PENGAWASAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH TERHADAP PEMERINTAH DAERAH DALAM MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE (STUDI DI KOTA SALATIGA) PERIODE 2014-2019 Tesis Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna

Lebih terperinci

URGENSI UNDANG-UNDANG PEMILU DAN PEMANTAPAN STABILITAS POLITIK 2014

URGENSI UNDANG-UNDANG PEMILU DAN PEMANTAPAN STABILITAS POLITIK 2014 KETUA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA URGENSI UNDANG-UNDANG PEMILU DAN PEMANTAPAN STABILITAS POLITIK 2014 Disampaikan pada acara Round Table Discussion (RTD) Lemhannas, Jakarta, Rabu 12 Oktober

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Era reformasi telah menghasilkan sejumlah perubahan yang signifikan dalam

I. PENDAHULUAN. Era reformasi telah menghasilkan sejumlah perubahan yang signifikan dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era reformasi telah menghasilkan sejumlah perubahan yang signifikan dalam masyarakat politik. Masyarakat yang semakin waktu mengalami peningkatan kualitas tentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang digunakan dalam suatu negara. Indonesia adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang digunakan dalam suatu negara. Indonesia adalah salah satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Demokrasi merupakan suatu proses dalam pembentukan dan pelaksanaan pemerintahan yang digunakan dalam suatu negara. Indonesia adalah salah satu negara yang menjalankan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ORGANISASI SAYAP PEMUDA PARTAI PERINDO Jakarta, 17 Desember 2015 ANGGARAN DASAR & ANGGARAN RUMAH TANGGA PEMUDA PERINDO PEMBUKAAN Pemuda Indonesia sebagai salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai dimensi dalam kehidupan mulai dari politik, sosial, budaya, dan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai dimensi dalam kehidupan mulai dari politik, sosial, budaya, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan terus menjadi topik yang diperbincangkan oleh banyak pihak. Pendidikan seperti magnet yang sangat kuat karena dapat menarik berbagai dimensi dalam

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dengan memilih pemimpin negara dan secara langsung atau tidak langsung,

II. TINJAUAN PUSTAKA. dengan memilih pemimpin negara dan secara langsung atau tidak langsung, II. TINJAUAN PUSTAKA A. Partisipasi Politik Menurut Budihardjo (2008:367) Partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau kelompok orang untuk ikut secara aktif dalam kehidupan politik, yaitu dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sebuah tujuan bersama dan cita-cita bersama yang telah disepakati oleh

I. PENDAHULUAN. sebuah tujuan bersama dan cita-cita bersama yang telah disepakati oleh I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Partai politik merupakan sebuah organisasi masyarakat yang memiliki tujuan untuk merebut atau mempertahankan kekuasaan terhadap kedudukan di pemerintahan dengan cara melakukan

Lebih terperinci

FUNGSI PARTAI POLITIK DALAM MELAKSANAKAN PENDIDIKAN POLITIK BAGI MASYARAKAT. Oleh : Marchel Fernando Rolos ABSTRAK

FUNGSI PARTAI POLITIK DALAM MELAKSANAKAN PENDIDIKAN POLITIK BAGI MASYARAKAT. Oleh : Marchel Fernando Rolos ABSTRAK FUNGSI PARTAI POLITIK DALAM MELAKSANAKAN PENDIDIKAN POLITIK BAGI MASYARAKAT (STUDI DI DEWAN PIMPINAN CABANG (DPC) PARTAI DEMOKRAT KOTA MANADO) Oleh : Marchel Fernando Rolos ABSTRAK Berdasarkan hasil penelitian

Lebih terperinci

MENDENGARKAN HATI NURANI

MENDENGARKAN HATI NURANI Mengejawantahkan Keputusan Kongres Nomor Kep-IX / Kongres XIX /2013 tentang Partisipasi Dalam Partai Politik dan Pemilu Wanita Katolik Republik Indonesia MENDENGARKAN HATI NURANI Ibu-ibu segenap Anggota

Lebih terperinci