Penggunaan Identitas Bersama dan Konfirmasi Status Kepatuhan Wajib Pajak (KSWP) dalam Rangka Optimalisasi Peran INSW

Transkripsi

1 Penggunaan Identitas Bersama dan Knfirmasi Status Kepatuhan Wajib Pajak (KSWP) dalam Rangka Optimalisasi Peran INSW

2 Penerimaan PPh/PPN impr DJP vs data BPS 2 Nilai Impr Nn Migas (US$) Rp Penerimaan Pajak (PPh & PPN) Dalam perkembangannya, relatif lemahnya nilai tukar Rupiah memberikan dampak psitif pada penerimaan pajak efek sementara Rata-rata kurs tengah BI (Rp/US$ 1) 7,5% 2,5% Tarif PPh Pasal 22 Impr barang tertentu

3 Penerimaan PPh/PPN Impr DJP vs data BPS 3 RASIO PENERIMAAN PAJAK TERHADAP NILAI IMPOR NON MIGAS Namun demikian, rasi penerimaan pajak impr dibandingkan dengan ttal nilai impr (nn migas) mengalami penurunan di tahun indikasi dampak FTA/ pemanfaatan FTZ yg meningkat atau adanya ptensi pajak impr yang belum tergali

4 Data WP yang melakukan kegiatan impr tetapi tidak melaprkan SPT Tahunan 4 Tahun Jumlah WP Setr PPN/PPh 22 Impr Jml WP Tidak Lapr SPT Tahunan % PPh 22 Impr (Rp) PPN Impr (Rp) DPP (Rp) (3:2) ,586 21, % 4,248,473,040,340 11,088,542,730, ,764 20, % 732,196,821,436 1,926,316,822, ,488 23, % 451,031,087,608 1,387,029,200, ,922 23, % 550,741,408,615 1,868,457,221, ,411 22, % 1,045,560,841,480 2,999,886,201, Wajib Pajak yang melakukan kegiatan Impr dan melakukan pembayaran PPh 22 Impr dan PPN Impr tetapi tidak melaprkan SPT Tahunan

5 Data WP melakukan kegiatan impr tetapi NPWP Tidak Valid, dan melakukan kegiatan impr tetapi tidak melaprkan SPT Masa PPN 5 Tahun Jumlah WP Setr PPN/PPh 22 Impr Jml WP NPWP Tidak Valid (3:2) , % , % , % , % , % % Tahun Jumlah WP Setr PPN/PPh 22 Impr Jml WP Tidak Lapr SPT Masa PPN (3:2) ,586 24,756 43% ,764 26,801 45% ,488 29,633 46% ,922 28,255 45% ,411 27,808 46% % Wajib Pajak yang melakukan kegiatan Impr dan melakukan pembayaran PPh 22 Impr dan PPN Impr tetapi NPWP Tidak Valid Wajib Pajak yang melakukan kegiatan Impr dan melakukan pembayaran PPh 22 Impr dan PPN Impr tetapi tidak melaprkan SPT Masa PPN

6 6 Grafik WP yang melakukan kegiatan impr tetapi tidak melaprkan SPT Tahunan dan tidak melaprkan SPT Masa PPN 70,000 60,000 50,000 40,000 30,000 20,000 10, WP Setr PPN/PPh 22 Impr 60,411 62,922 64,488 59,764 57,586 WP Tidak Lapr SPT Tahunan 22,779 23,440 23,068 20,815 21,056 WP Tidak Lapr SPT Masa PPN 27,808 28,255 29,633 26,801 24,756

7 Analisis 7 1. Data diatas dapat diketahui bahwa masih terdapat data transaksi impr yang tidak dilaprkan atau tidak sesuai dengan nilai transaksi yang cukup signifikan yang berptensi untuk mendistrsi eknmi 2. Disamping itu berptensi juga mendrng adanya fraud di bidang perpajakan seperti faktur pajak fiktif 3. Hal tersebut antara lain diakibatkan leh: a) Belum adanya identitas yang digunakan secara bersama-sama leh setiap instansi pemerintah maupun swasta b) Belum adanya standar penulisan identitas nama dan alamat c) Kesulitan melakukan integrasi data dalam melakukan prfiling Wajib Pajak 4. Efektivitas sistem pemungutan pajak berbasis self assesment sangat ditentukan leh integrasi data dan kualitas infrmasi

8 Rekmendasi 8 1. Perlu adanya suatu identitas yang dapat digunakan bersama leh seluruh stakehlders INSW yang didukung sepenuhnya leh seluruh elemen pemerintahan 2. Perlu adanya kebijakan standard penulisan identitas nama dan alamat 3. Perlu adanya implementasi KSWP (izin impr-ekspr harus dikaitkan dengan kepatuhan perpajakan) 4. Data transaksi NSW sepenuhnya dapat diakses leh DJP

9 Inisiatif DJP 9 KARTIN1 KARTU INDONESIA SATU

10 Apa itu KARTIN1? [1] 10 KARTIN1 Kartu finansial (ATM/e-Mney) yang diintegrasikan dengan aplikasi yang dikembangkan leh Direktrat Jenderal Pajak yang dapat diisi identitas individu atau perusahaan berupa NIK, NPWP, Nmr BPJS, Nmr Paspr dan identitas lain yang bisa ditambahkan sesuai kebutuhan Tujuannya: Untuk kemudahan masyarakat untuk mengakses layanan publik (e-gvernment) Untuk mengefektifkan Pemerintah dalam menerapkan kebijakan subsidi kepada masyarakat dapat dilakukan secara individual Membangun data e-gvernment yang terintegrasi Syarat: Untuk individu harus memiliki KTP elektrnik, sedangkan untuk Badan harus memiliki NPWP

11 Apa itu KARTIN1? [2] 11 Identitas Wajib Pajak Data Finansial (Bank) NPWP NIK Digital Certificate Bimetrik Sidik Jari Tax Clearance N. BPJS N. Paspr Dll. Reward Pint Data Institusi Lain

12 Penggunaan KARTIN1 dalam Layanan Perpajakan 12 Otentifikasi dan validasi layanan perpajakan (e-services DJP) seperti: e-registratin, e-filing, e-faktur Otentikasi pada Kisk Terminal Pajak. Dilakukan dengan tapping Kartin1 pada cntactless reader, verifikasi PIN, dan validasi digital certificate ketika melakukan transaksi pada Kisk Pajak Cash Receipt System (CRS). Dilakukan dengan tapping Kartin1 pada cntactless reader untuk merekam transaksi retail dan menambahkan reward pint sebagai insentif Insentif Pajak yang langsung kepada subyek tidak kepada byek seperti selama ini KIOSK EDC DAN CASH REGISTER

13 Penggunaan KARTIN1 dalam Layanan Lainnya 13 Pembayaran transaksi finansial di merchant (ATM/e-Mney) Alat pembayaran transprtasi Pemanfaatan Kartin1 untuk penyimpanan data BPJS Kesehatan: riwayat perawatan, data pembayaran, infrmasi medis pribadi Pemanfaatan terkait keimigrasian (e-pasprt) Penyaluran dan subsidi kepada individu (pendidikan, BLT, dll) Otentifikasi dan validasi layanan e-gvernment lainnya Integrasi data layanan e-gvernment

14 Radmap Pengembangan 14 Prttyping Smart Card dengan Salah Satu Bank Integrasi Smart Card DJP dengan Perbankan Lainnya Integrasi Smart Card DJP dengan Institusi Lain Smart Card DJP menjadi Identitas Tunggal Nasinal

15 Terima Kasih Kementerian Keuangan Republik Indnesia Direktrat Jenderal Pajak Jalan Jenderal Gatt Subrt Kav , Telp. (021) , Faks. (021) Kring Pajak djpnline.pajak.g.id