BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 1.1. Pengertian Kurikulum Dari beberapa sumber dapat kita temukan bahwa kurikulum dapat dimaknai dalam tiga konteks yaitu kurikulum sebagai sejumlah mata pelajaran, kurikulum sebagai pengalaman belajar, dan kurikulum sebagai perencanaan program belajar. Kurikulum sebagai sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik merupakan konsep kurikulum yang banyak mewarnai teori-teori dan praktik pendidikan. Kurikulum sebagai pengalaman belajar mengandung makna bahwa kurikulum adalah seluruh kegiatan yang dilakukan peserta didik baik didalam maupun diluar institusi pendidikan, asal kegiatan tersebut berada dibawah tanggung jawab pengajar (institusi pendidikan). Sedangkan kurikulum sebagai suatu program atau rencana pembelajaran pada dasarnya adalah sebuah perencanaan atau program pengalaman siswa yang diarahkan oleh sekolah/institusi, bukan hanya berisi tentang program kegiatan, akan tetapi juga berisi tentang tujuan yang harus ditempuh beserta alat evaluasi untuk menentukan keberhasilan pencapaian tujuan, dan berisi tentang alat atau media yang diharapkan dapat menunjang terhadap pencapaian tujuan.

2 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahkan pelajaran serta cara yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (UU No. 23 tahun 2003, Bab I pasal 1 ayat 19) Pengertian Kompetensi Kompetensi adalah suatu pengetahuan, keterampilan dan kemampuan atau kapabilitas yang dimiliki oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya sehingga mewarnai perilaku kognitif, afektif dan psikomotoriknya (Sanjaya, 2008) Kompetensi bukan hanya ada dalam tataran pengetahuan akan tetapi sebuah kompetensi harus tergambarkan dalam pola perilaku. Seseorang dikatakan memiliki kompetensi tertentu, apabila ia bukan hanya sekedar tahu tentang sesuatu, akan tetapi bagaimana implikasi dan implementasi pengetahuan itu dalam pola perilaku atau tindakan yang ia lakukan. Dengan demikian, maka kompetensi pada dasarnya merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak (Sanjaya, 2008) Pengertian Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Dalam dokumen kurikulum 2004, dirumuskan bahwa kurikulum berbasis kompetensi merupakan perangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai oleh peserta

3 didik, penilaian, kegiatan belajar dan pemberdayaan sumber daya pendidikan. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) adalah kurikulum yang menghendaki tercapainya sejumlah kemampuan yang harus dimiliki siswa sesuai dengan taraf perkembangan dan tuntutan kebutuhan ( Sanjaya, 2008) Karakteritistik dan Tujuan KBK Depdiknas (2002) mengemukakan karakteristik KBK secara lebih rinci meliputi: a. Menekankan kepada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal b. Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman c. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi d. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif. e. Penilaian menekankan pada proses dan hasil dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi Sedangkan tujuan kurikulum berbasis kompetensi adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk menghadapi perannya dimasa datang dengan mengembangkan sejumlah kecakapan (life skill) yaitu kecakapan yang dimiliki seseorang untuk mau dan berani menghadapi problema hidup dan kehidupan secara wajar tanpa merasa

4 tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari dan menemukan solusi sehingga akhirnya mampu mengatasinya Asas Pengembangan KBK Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) sebagai pedoman dan alat pendidikan bagi pengajar didasarkan pada tiga asas pokok yaitu: asas filosopis, asas psikologis dan asas sosiologis teknologis. Asas filosofis berkenaan dengan sistem nilai (value system) yang berlaku di masyarakat, berkaitan dengan arah dan tujuan yang harus dicapai. Asas psikologis berhubungan dengan aspek kejiwaan dan perkembangan peserta didik, sedangkan pengembangan KBK yang didasarkan kepada asas sosiologis dan teknologis berasumsi bahwa sekolah berfungsi untuk mempersiapkan anak didik agar mereka dapat berperan aktif di masyarakat, yang harus relevan dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat Prinsip-prinsip Pengembangan dan Pelaksanaan KBK Prinsip-prinsip Pengembangan Terdapat sejumlah prinsip yang harus diperhatikan dalam proses pengembangan KBK yaitu: a. Peningkatan keimanan, budi pekerti luhur dan penghayatan nilainilai budaya b. Keseimbangan etika, logika, estetika dan kinestetika c. Penguat integritas nasional d. Perkembangan pengetahuan dan teknologi informasi

5 e. Pengembangan kecakapan hidup f. Pilar pendidikan, yang meliputi; belajar untuk memahami, belajar untuk berbuat kreatif, belajar hidup dalam kebersamaan, dan belajar untuk membangun dan mengekspresikan jati diri. g. Komprehensif dan berkesinambungan h. Belajar sepanjang hayat i. Diversifikasi kurikulum Prinsip Pelaksanaan Terdapat sejumlah prinsip dalam pelaksanaan KBK yang meliputi: a. Kesamaan memperoleh kesempatan b. Berpusat pada anak c. Pendekatan menyeluruh dan kemitraan d. Kesatuan dan kebijakan dan keberagaman dalam pelaksanaan 2. Pemanfaatan Teknologi Multimedia dalam Pembelajaran 2.1. Defenisi Teknologi Multimedia dalam Pembelajaran Pembelajaran merupakan upaya sengaja dan bertujuan yang berfokus kepada kepentingan, karakteristik, dan kondisi orang lain agar orang tersebut dapat belajar dengan efektif dan efisien. ( Miarso, 2008) Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Media sering juga disebut sebagai mediator yaitu alat yang

6 menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pembelajaran. Media meupakan kompnen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peseta didik (Sudrajat, 2008). Multimedia pembelajaran dapat diartikan sebagai aplikasi multimedia yang digunakan dalam proses pembelajaran. Dengan kata lain multimedia digunakan untuk menyalurkan pesan (pengetahuan, keterampilan, dan sikap) serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan pembelajar, sehingga secara sengaja proses belajar terjadi, betujuan dan terkendali (Amatunisa, 2010). Kata teknologi berasal dari kata tekne yang berarti cara atau proses, yang dalam bahasa Inggrisnya art (keterampilan), dan logos yang berarti ilmu. Menurut Iskandar Alisyahbana (1980:71), sebagai seorang ahli teknologi mendefenisikan teknologi sebagai cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan alat dan akal, sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat, atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, panca indera, dan otak manusia. Bila dihubungkan dengan pendidikan dan pembelajaran, teknologi mempunyai pengertian sebagai perluasan konsep tentang media, dimana

7 teknologi bukan sekedar benda, alat, bahan, atau perkakas, tetapi tersimpul pula sikap, perbuatan, organisasi, dan manajemen yang berhubungan dengan penerapan ilmu (Arsyad, 2007). Dari beberapa defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa Pemanfaatan teknologi multimedia dalam pembelajaran merupakan penggunaan media secara majemuk untuk pencapaian kompetensi tertentu, yang didalamnya terdapat proses integrasi berbagai jenis media yang digunakan dalam suatu penyajian yang tersusun secara baik, yang medianya dirancang untuk saling melengkapi sehingga secara keseluruhan media yang digunakan akan menjadi lebih besar perannya dalam proses belajar mengajar, sehingga masyarakat identik dengan teknologi multimedia yang berbasis komputer, interaktif dan pembelajaran mandiri (Mukminan, 2009) Klasifikasi Media Pembelajaran Berdasarkan perkembangan teknologi Media pembelajaran berdasarkan perkembangan teknologi dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok yaitu: a. Media hasil teknologi cetak Teknologi cetak adalah alat atau media yang digunakan untuk menghasilkan atau menyampaikan materi, seperti buku, dan materi visual statis terutama melalui proses pencetakan mekanis atau fotografis yang meliputi teks, foto atau representasi fotografik dan reproduksi. Teknologi ini menghasilkan materi dalam bentuk salinan cetak,

8 memiliki dua komponen pokok yaitu materi teks verbal dan materi visual yang dikembangkan berdasarkan teori yang berkaitan dengan persepsi visual, membaca, memproses informasi, dan teori belajar. Teknologi cetak mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1. Teks dibaca secara linear, sedangkan visual diamati berdasarkan ruang. 2. Baik teks maupun visual menampilkan komunikasi satu arah dan reseptif. 3. Teks dan visual ditampilkan statis (diam). 4. Pengembangan sangat tergantung kepada prinsip-prinsip kebahasaan dan persepsi visual. 5. Baik teks maupun visual berorientasi pada siswa. 6. Informasi dapat diatur kembali atau ditata ulang oleh pemakai. b. Media hasil teknologi audio-visual Teknologi audio-visual adalah alat atau media yang digunakan untuk menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual. Teknologi ini jelas bercirikan pemakaian perangkat keras selama proses belajar, seperti mesin proyektor film, tape recorder, dan proyektor visual yang lebar. Ciri-ciri utama teknologi audio-visual adalah: 1. Biasanya bersifat linear 2. Menyajikan visual yang dinamis

9 3. Digunakan dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya oleh perancang/pembuatnya. 4. Merupakan representasi fisik dari gagasan real atau gagasan abstrak. 5. Dikembangkan berdasarkan prinsip psikologis behaviorisme dan kognitif. 6. Berorientasi pada guru dengan tingkat perlibatan interaktif murid yang rendah. c. Media hasil teknologi yang berdasarkan komputer Teknologi berbasis komputer merupakan alat yang digunakan untuk menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis mikro-prosesor. Media ini menghasilkan informasi atau materi yang disimpan dalam bentuk digital. Pada dasarnya teknologi berbasis komputer menggunakan layar kaca untuk menyajikan informasi kepada siswa. Teknologi ini juga dikenal sebagai computer-assisted instruction (pembelajaran dengan bantuan komputer). Aplikasi dari media ini jika dilihat dari penyajian dan tujuan yang ingin dicapai meliputi tutorial (penyajian materi secara bertahap), drills and practice (latihan untuk membantu siswa untuk menguasai materi yang telah dipelajari sebelumnya), permainan dan simulasi (latihan mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang baru dipelajari), dan basis data (sumber yang dapat membantu siswa

10 menambah informasi dan pengetahuannya sesuai dengan keinginan masing-masing. Ciri-ciri dari media ini meliputi: 1. Dapat digunakan secara acak, non-sekuensial, atau secara linear. 2. Dapat digunakan berdasarkan keinginan siswa atau perancang sebagaimana direncanakan. 3. Gagasan-gagasan disajikan dalam gaya abstrak dengan kata, simbol, dan grafik. 4. Prinsip-prinsip ilmu kognitif untuk mengembangkan media ini. 5. Pembelajaran dapat berorientasi siswa dan melibatkan interaktivitas siswa yang tinggi. d. Media hasil gabungan Teknologi gabungan adalah alat atau media yang digunakan untuk menghasilkan dan menyampaikan materi yang menggabungkan pemakaian beberapa bentuk media yang dikendalikan oleh komputer. Perpaduan beberapa jenis teknologi ini dianggap teknik yang paling canggih apabila dikendalikan oleh komputer yang memiliki kemampuan yang hebat seperti jumlah random acces memory yang besar, hard disk, dan monitor yang beresolusi tinggi ditambah dengan periperal seperti VCD, perangkat keras untuk bergabung dalam satu jaringan, dan sistem audio. Ciri utama dari tenologi ini meliputi: 1. Dapat digunakan secara acak, sekuensial, dan secara linear. 2. Dapat digunakan sesuai dengan keinginan siswa

11 3. Gagasan sering disajikan secara realistik dalam konteks pengalaman siswa 4. Prinsip ilmu kognitif dan konstruktivisme diterapkan dalam pengembangan dan penggunaan pelajaran. 5. Pembelajaran ditata dan terpusat pada lingkup kognitif, sehingga pengetahuan dikuasai jika pelajaran itu digunakan. 6. Bahan-bahan pelajaran melibatkan banyak interaktivitas siswa. 7. Bahan-bahan pelajaran memadukan kata dan visual dari berbagai sumber Menurut Seels & Glasgow (1990: ) media pembelajaran dibagi ke dalam dua kategori luas yaitu: a. Media tradisional meliputi : 1. Visual yang diproyeksikan, meliputi: proyeksi opaque (tak tembus pandang), proyeksi overhead, slides, dan filmstips 2. Visual yang tak diproyeksikan, meliputi: gambar, poster, foto, chart, grafik, diagram, pameran, papan info, papan bulu 3. Audio, meliputi: rekaman piringan, pita kaset, reel, cartidge 4. Penyajian multimedia, meliputi: slide plus suara (tape), multi-image 5. Visual dinamis yang diproyeksikan, meliputi: film, televisi, video 6. Cetak, meliputi: buku teks, modul, teks terprogram, workbook, majalah ilmiah dan berkala, lembaran lepas (hand-out) 7. Permainan, meliputi: tekateki, simulasi, permainan papan 8. Realia, meliputi: model, specimen, manipulatif

12 b. Media teknologi mutakhir meliputi : 1. Media berbasis telekomunikasi, meliputi: telekonferen, kuliah jarak jauh (e-learning) 2. Media berbasis mikroprosesor, meliputi: computer-assisted instruction, permainan komputer, sistem tutor intelijen, interaktif, hipermedia, compact(video)disc Berdasarkan Kegunaannya Berdasarkan kegunaannya multimedia pembelajaran ada dua macam yaitu: a. Multimedia presentasi pembelajaran Multimedia ini merupakan alat bantu guru dalam proses pembelajaran di kelas dan tidak menggantikan guru secara keseluruhan. Contoh: microsoft power point b. Multimedia pembelajaran mandiri Multimedia ini merupakan software pembelajaran yang dapat dimanfaatkan oleh siswa secara mandiri tanpa bantuan guru. Multimedia ini harus dapat memadukan explicit knowledge dan tacit knowledge, mengandung fitur assesmen untuk latihan, ujian dan simulasi, termasuk tahapan pemecahan masalah Berdasarkan Unsur Pendukung Berdasarkan objek/unsur pendukungnya multimedia dikategorikan menjadi dua yaitu: a. Multimedia Linear

13 Bentuk multimedia yang tidak dilengkapi dengan alat pengontrol apapun. Multimedia ini berjalan sekuensial (berurutan). Contoh: TV dan film. b. Multimedia Interaktif Bentuk multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya. Contohnya multimedia pembelajaran interaktif, aplikasi game, dll Objek / unsur-unsur pendukung multimedia Dalam pembelajaran multimedia harus memiliki objek/usur-unsur pendukung sehingga pemanfaatannya dalam pembelajaran lebih optimal. Adapun objek yang harus terdapat pada multimedia meliputi: Teks Teks adalah bentuk data multimedia yang paling mudah disimpan dan dikendalikan. Teks dapat berbentuk kata, surat, narasi dalam multimedia yang menyajikan bahasa kita. Hampir semua multimedia menggunakan teks karena sangat efektif dalam menyampaikan ide dan memberikan panduan kepada pengguna. Teks dalm multimedia terdiri atas: a. Teks cetak, berada diatas kertas yang jika digunakan dalam multimedia harus mengetik teks terlebih dahulu.

14 b. Teks hasil scant merupakan cara yang lebih cepat bila digunakan dalam multimedia. Berdasarkan prinsipnya ada tiga macam scanner yaitu flatbed, handheld, sheet-fet. c. Teks elektonis merupakan teks yang ditulis dengan format yang bisa dibaca oleh mesin seperti word processing. Teks ini dapat dibaca oleh komputer dan dikirimkan secara elektronik oleh jaringan. d. Hyperteks adalah suatu tulisan yang tak berurutan (non sekuensial) dengan satu sistem authoring (menulis), dimana pengarang mampu menghubungkan informasi dari bagian manapun. Hyperteks juga merupakan dasar untuk produksi multimedia virtual, mengacu pada teks yang telah masuk link yang membuat media menjadi interaktif. e. Grafik menampilkan sajian visual angka-angka, dapat menggambarkan hubungan dan perbandingan antara unit-unit data, serta kecendrungan pada data tersebut. Data yang disajikan dalam bentuk grafik dengan cepat dapat di interpretasi. Secara visual grafik lebih menarik perhatian dan dapat mengurangi kebosanan. f. Bunyi atau sound dalam komputer multimedia sangat bermanfaat. Bunyi atau sound dapat kita tambahkan dalam produksi multimedia melalui suara, musik, dan efek-efek suara lainnya. Beberapa jenis objek bunyi yang bisa digunakan dalam produksi multimedia meliputi format waveform audio, compact dist audio, MIDI sond track, dan MP3.

15 g. Video adalah rekaman gambar hidup atau gambar bergerak yang saling berurutan. h. Animasi, dalam multimedia animasi merupakan penggunaan komputer Format sajian multimedia Format sajian multimedia pembelajaran dapat dikategorikan ke dalam lima kelompok yaitu: Tutorial Program ini merupakan program yang dalam penyampaian materinya dilakukan secara tutorial, sebagaimana layaknya tutorial yang dilakukan oleh guru atau instruktur. Informasi yang berisi suatu konsep disajikan dengan teks, gambar diam atau bergerak, dan grafik. Pada saat yang tepat yaitu ketika dianggap bahwa pengguna telah membaca, menginterpretasi dan nenyerap konsep itu, diajukan serangkaian pertanyaan atau tugas. Jika jawaban atau respon pengguna benar, kemudian dilanjutkan dengan materi berikutnya. Jika jawaban atau respon pengguna salah, maka pengguna harus mengulang memahami konsep tersebut secara keseluruhan ataupun pada bagian-bagian tertentu saja (remedial). Kemudian pada bagian akhir biasanya akan diberikan serangkaian pertanyaan yang merupakan tes untuk mengukur tingkat pemahaman pengguna atas konsep atau materi yang disampaikan Drill and Practice

16 Format ini dimaksudkan untuk melatih pengguna sehingga memiliki kemahiran dalam suatu keterampilan atau memperkuat penguasaan suatu konsep. Program menyediakan serangkaian soal atau pertanyaan yang biasanya ditampilkan secara acak, sehingga setiap kali digunakan maka soal atau pertanyaan yang tampil selalu berbeda, atau paling tidak dalam kombinasi yang berbeda. Program ini dilengkapi dengan jawaban yang benar lengkap dengan penjelasannya sehingga diharapan pengguna akan bisa pula memahami suatu konsep tertentu. Pada bagian akhir, pengguna bisa melihat skor akhir yang dia capai, sebagai indikator untuk mengukur tingkat keberhasilan dalam memecahkan soal-soal yang diajukan. Format ini digunakan dengan asumsi bahwa suatu konsep, aturan atau kaidah dan prosedur telah diajarkan kepada siswa. Program ini menuntun siswa dengan serangkaian contoh untuk meningkatkan kemahiran menggunakan keterampilan Simulasi Program multimedia dengan format ini mencoba menyamai proses dinamis yang terjadi di dunia nyata, misalnya untuk mensimulasikan pesawat terbang di mana pengguna seolah-olah melakukan aktivitas menerbangkan pesawat terbang, menjalankan usaha kecil, atau pengendalian pembangkit listrik tenaga nuklir dan lain-lain. Pada dasmya format ini mencoba memberikan pengalaman masalah dunia nyata yang biasanya berhubungan dengan suatu resiko, seperti

17 pesawat akan jatuh atau menabrak, perusahaan akan bangkrut, atau terjadi malapetaka nuklir Percobaan atau Eksperimen Format ini mirip dengan format simulasi, namun lebih ditujukan pada kegiatan-kegiatan yang bersifat eksperimen, seperti kegiatan praktikum di laboratorium. Program menyediakan serangkaian peralatan dan bahan, kemudian pengguna bisa melakukan percobaan atau eksperimen sesuai petunjuk dan kemudian mengembangkan eksperimen-eksperimen lain berdasarkan petunjuk tersebut. Diharapkan pada akhirnya pengguna dapat menjelaskan suatu konsep atau fenomena tertentu berdasarkan eksperimen yang mereka lakukan secara maya tersebut Permainan Tentu saja bentuk permainan yang disajikan di sini tetap mengacu pada proses pembelajaran, dan dengan program multimedia berformat ini diharapkan terjadi aktivitas belajar sambil bermain. Dengan demikian pengguna tidak merasa bahwa mereka sesungguhnya sedang mempelajarisuatu konsep Karakteristik Pembelajaran dengan Teknologi Multimedia Elida dan Nugroho (2003), mengidentifikasi adanya 12 karakteristik teknologi multimedia yaitu: a. Dirancang berdasarkan kompetensi / tujuan pembelajaran b. Dirancang sesuai dengan karakteristik pembelajaran

18 c. Memaksimalkan interaksi d. Bersifat individual e. Memadukan berbagai jenis media f. Mendekati pelajar secara positif g. Menyiapkan bermacam-macam umpan balik h. Cocok dengan lingkungan pembelajaran i. Menilai penampilan secara patut j. Menggunakan sumber-sumber komputer secara maksimal k. Dirancang berdasarkan prinsip desain pembelajaran l. Seluruh program telah di evaluasi 2.6. Kelebihan dan Kekurangan dari Pembelajaran dengan Teknologi Multimedia Pembelajaran dengan teknologi multimedia memiliki kelebihankelebihan antara lain: a. Memungkinkan terjadinya interaksi antar siswa dengan materi pembelajaran b. Proses belajar secara individual sesuai kemampuan siswa c. Menampilkan unsur audiovisual d. Langsung memberikan umpan balik e. Menciptakan proses belajar yang berkesinambungan f. Mendorong rasa ingin tahu siswa, keinginan untuk mengubah sesuatu yang sudah ada, dan mendorong keinginan siswa untuk mencoba hal-hal yang baru

19 Selain itu terdapat juga beberapa kekurangan dari pembelajaran teknologi multimedia diantaranya adalah: a. Pembelajaran dengan teknologi multimedia mengharuskan dioperasikan melalui komputer sebagai perangkat keras (hardware) b. Peralatan untuk memanfaatkannya relatif mahal c. Perlu keterampilan khusus untuk mengoperasikannya d. Perlu keterampilan dan keahlian istimewa untuk mengembangkannya Manfaat Teknologi Multimedia Teknologi multimedia memiliki sejumlah manfaat yang meliputi: a. Mengatasi kelemahan pada pembelajaran kelompok maupun individual b. Membantu menjadikan gambar atau contoh yang sulit didapatkan di lingkungan sekolah menjadi lebih konkrit c. Memungkinkan pengulangan sampai berkali-kali tanpa rasa malu bagi yang berbuat kesalahan d. Mendukung pembelajaran individual e. Lebih mengenal dan terbiasa dengan komputer f. Merupakan media pembelajaran yang efektif g. Menciptakan pembelajaran yang enjoyment atau jouful learning 2.8. Model Pembelajaran Berbasis Teknologi Multimedia Multimedia identik dengan pembelajaran yang menggunakan komputer, mandiri dan interaktif. Pembelajaran berbasis teknologi

20 multimedia merupakan model atau produk desain pembelajaran yang secara sengaja didesain dan dikembangkan dengan teknologi multimedia sebagai basis guna memfasilitasi dan memudahkan belajar. Saat ini teknologi multimedia merupakan aplikasi dari pembelajaran berprogram (programmed instruction) yang merupakan produk/temuan spektakuler dari skinner atau lebih dikenal dengan pembelajaran arah dini (individualy prescribe instruction). Dengan teknologi multimedia sangat dimungkinkan perhatian dan partisipasi peserta didik dapat ditingkatkan, memungkinkan terjadinya interaksi yang ekstensif antara komputer sebagai perangkat keras dengan pelajar. Teknologi multimedia pada umumnya dikembangkan secara linier atau branching. Teknologi multimedia linier (skinnerian program) menggunakan langkah-langkah belajar yang kecil dan penguatan langsung dengan jawaban benar adalah cara terbaik untuk belajar, dalam model ini pelajar melakukan kegiatan belajar dengan menggunakan prinsip maju berkelanjutan melalui penguasaan. Kompetensi dalam pembelajaran dan bergerak dari satu frame model branching, desain mengikuti pembelajaran, agar dapat berpindah dari satu unit pembelajaran ke unit pembelajaran berikutnya. 3. E-Learning 3.1. Defenisi E-Learning E-Learning merupakan suatu jenis cara belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media internet, intranet atau media jaringan komputer lain.

21 Secara utuh e-learning (pembelajaran elektronik) didefenisikan sebagai upaya penghubung pembelajaran (peserta didik) dengan sumber belajarnya (database, pakar/instrukstur, perpustakaan) yang secara terpisah atau bahkan berjauhan namun dapat saling berkomunikasi, berinteraksi atau berkolaborasi secara langsung (synchronous) maupun secara tidak langsung (anychronous). E-learning merupakan bentuk pembelajaran/pelatihan jarak jauh yang memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan informasi, misalnya internet, video (audibroad casting, video /audio conferencing, serta CD-Room baik secara langsung maupun tidak langsung) (Hartley, 2001) Menurut Siahaan (2004) kegiatan E-learning lebih bersifat demokratis dibandingkan dengan kegiatan belajar pada pendidikan konversional, karena peserta didik memiliki kebebasan dan tidak merasa khawatir atau ragu-ragu maupun takut, baik untuk mengajukan pertanyaan maupun menyampaikan pendapat / tanggapan karena peserta didik yang secara fisik langsung mengamati dan kemungkinan akan memberikan komentar, meremehkan atau mencemooh pertanyaan dan pernyataannya Karakteristik E-Learning Karakteristik E-learning meliputi: a. Memanfaatkan jasa teknologi elektronik, dimana dosen dan mahasiswa, mahasiswa dan sesama mahasiswa, atau dosen dan

22 sesama dosen dapat berkomunikasi dengan relatif mudah tanpa dibatasi oleh hal-hal yang bersifat protokoler. b. Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan computer network) c. Menggunakan bahan ajar yang bersifat, mandiri (self learning materials) kemudian disimpan di komputer, sehingga dapat diakses oleh dosen dan mahasiswa kapan saja dan dimana saja bila yang bersangkutan memerlukannya. d. Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat dikomputer. Menurt Purba (2002) untuk dapat menghasilkan E-learning yang menarik dan diminati harus memiliki tiga hal yang wajib dipenuhi dalam merancang E-learning yaitu sederhana, personal dan cepat. Sistem yang sederhana akan memudahkan peserta didik dalam memanfaatkan teknologi dan menu yang ada dengan kemudahan phanel yang disediakan, sehingga dapat mengurangi kesulitan dalam pengenalan sistem E-learning itu sendiri, bukan pada belajar menggunakan sistem E-learningnya. Syarat personal berarti pengajar dapat berinteraksi dengan baik seperti layaknya seorang dosen yang berkomunikasi dengan murid didepan kelas. Selain itu layanan ini juga harus ditunjang dengan kecepatan serta respons yang cepat terhadap keluhan dan kebutuhan peserta didik lainnya.

23 3.3. Teknologi Pendukung E-Learning Dalam praktiknya E-learning memerlukan bantuan teknologi berupa komputer, sehingga teknologi E-learning dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu: technology based learning dan technology based web-learning. Technology based learning pada prinsipnya terdiri atas audio information technologres (radio, audio tape, voice mail telephone) dan video information technologres (video tape, video text, video messaging). Sedangkan technology based web-learning pada dasarnya adalah data information technologies (bulletin board, internet, , tele-collaboration), akan tetapi pada pembelajaran sehari-hari yang sering dijumpai adalah kombinasi dari kedua teknologi diatas, dan sering juga digunakan pada pendidikan jarak jauh (distance learning). Terdapat lima aplikasi standar internet yang dapat digunakan untuk keperluan pendidikan, yaitu , mailing list (milis), news group, file transfer protocol (PTC) dan world wide web (www). Sedangkan menurut Rosenberg (2001) terdapat tiga kriteria dasar yang ada dalam E-learning yaitu: a. E-Learning bersifat jaringan yang membuatnya mampu memperbaiki secara cepat, menyimpan atau memunculkan kembali, mendistribusikan, dan sharing pembelajaran dan informasi. b. E-Learning dikirimkan kepada pengguna melalui komputer dengan menggunakan standar teknologi internet.

24 c. E-Learning berfokus pada pandangan pembelajaran yang paling luas, solusi pembelajaran yang mengungguli paradigma tradisional dalam pelatihan. Ada beberapa alternatif paradigma pendidikan melalui internet, yang salah satunya adalah sistem dot.com education system (Kardiawarman, 2000), dimana paradigma ini dapat mengintegrasikan beberapa sistem sebagai berikut: a. Paradigma Virtual Teacher Resources, yang dapat mengatasi terbatasnya jumlah dosen yang berkualitas, sehingga mahasiswa tidak harus secara intensif memerlukan dukungan dosen karena peranan dosen may (virtual teacher) dan sebagian besar diambil alih oleh sistem belajar tersebut. b. Virtual School System, yang dapat membuka peluang menyelenggarakan pendidikan dasar, menengah dan tinggi yang tidak memerlukan ruang serta waktu dengan keunggulan daya tampung mahasiswa yang tidak terbatas, dimana mahasiswa dapat melakukan kegiatan belajar kapan saja, dimana saja. c. Paradigma cyber education resources system atau dot.com learning resources system, merupakan pendukung dari kedua paradigma tersebut, membantu dalam mengakses terhadap artikel atau jurnal elektronik yang tersedia secara bebas dan gratis dalam internet.

25 3.4. Model E-Learning Ada tiga kemungkinan dalam pengembangan sistem pembelajaran berbasis internet yaitu web course, web centric cource dan web enhanced course. Web course adalah penggunaan internet untuk keperluan pendidikan, yang mana peserta didik dan pengajar sepenuhnya terpisah dan tidak diperlukan adanya tatap muka. Model ini menggunakan sistem jarak jauh. Web enhanced cource adalah pemanfaatan internet untuk menunjang peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan di kelas. Dalam mendesain E-learning adalah mengidentifikasi apa yang dibutuhkan pembelajaran dan apakah pembelajar dimasukkan kedalam suatu kelompok atau belajar mandiri. Web dapat menjadi media yang berguna bagi mahasiswa yang cenderung diam dan pasif untuk belajar bersama dikelompok virtual melalui forum diskusi. E-Learning dalam suatu institusi biasanya terintegrasi dengan pembelajaran kovensional yaitu pembelajaran tatap muka, yang pada umumnya dilakukan melalui intranet yang biasanya diproteksi dengan pasword dan hanya dapat diakses oleh pengguna yang telah mendaftar. Kemungkinan untuk memproteksi materi yang memiliki hak cipta dan mendukung jalur keamanan komunikasi diantara mahasiswa. Dalam mendesain program berbasis web dengan program pembelajaran online perlu diketahui apa yang dibutuhkan pembelajar dan bagaimana pengalamannya harus dimasukkan dalam akun.

26 Fitur-fitur yang minimal yang harus ada pada E-Learning meliputi: a. Informasi mata kuliah, papan pengumuman, dan jadwal b. Silabus c. Materi pengajaran seperti slide, handout dan artikel d. Komunikasi melalui dan papan diskusi e. Penilaian sumatif dan formatif f. Perangkat managemen mahasiswa (catatan, statistik, profil) g. Jaringan ke website internal dan eksternal (perpustakaan, database, online, dan jurnal) Kelebihan dan Kekurangan E-Learning Kelebihan E-Learning dalam pembelajaran meliputi: a. Pengalaman pribadi dalam belajar Pilihan untuk mandiri dalam belajar menjadikan siswa untuk berusaha melangkah maju, memilih sendiri peralatan yang digunakan untuk menyampaikan belajar mengajar dan mengumpulkan bahanbahan sesuai dengan kebutuhan. b. Mengurangi biaya Lembaga penyelenggaraan E-Learning dapat mengurangi bahkan menghilangkan biaya perjalanan untuk pelatihan, menghilangkan biaya pembangunan sebuah kelas, dan mengurangi waktu yang dihabiskan oleh pelajar untuk pergi ke sekolah. c. Mudah dicapai

27 Pemakaian dapat dengan mudah menggunakan aplikasi E-Learning dimanapun juga selama mereka terhubung dengan internet. d. Kemampuan bertanggung jawab Kenaikan tingkat, pengujian, penilaian dan pengesahan dapat diikuti secara otomatis sehingga semua peserta dapat bertanggungjawab terhadap kewajiban mereka masing-masing dalam proses belajar mengajar. e. Dapat terhubung dengan jaringan dari berbagai sumber dengan beragam format f. Merupakan cara efektif dalam memberikan materi-materi kursus g. Potensial untuk akses yang luas h. Dapat memacu mahasiswa untuk belajar mandiri dan aktif i. Dapat memfasilitasi tambahan materi yang bermanfaat untuk program konvensional Sedangkan kekurangan yang biasanya terdapat pada sistem pembelajaran dengan E-Learning meliputi: a. Kurangnya interaksi antara pengajar dan peserta didik atau bahkan antar pelajar itu sendiri, sehingga dapat memperlambat terbentuknya value dalam proses belajar mengajar. b. Kecenderungan mengabaikan aspek akademis atau aspek sosial dan sebaliknya membuat tumbuhnya aspek bisnis /komersial. c. Proses belajar mengajar cenderung kearah pelatihan dari pada pendidikan.

28 d. Berubahnya peran pengajar dari semula menguasai tehnik pembelajaran konvensional, kini juga dituntut mengetahui tehnik pembelajaran yang menggunakan ICT (Information, communication and technology). e. Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet f. Kurangnya sumber daya manusia (SDM) yang menguasai internet g. Kurangnya penguasaan bahasa komputer h. Akses pada komputer yang memadai dapat menjadi masalah tersendiri bagi peserta didik i. Tersedianya infrastruktur yang bisa dipenuhi j. Informasi dapat bervariasi dalam kualitas dan akurasi sehingga panduan dan fitur pertanyaan diperlukan k. Peserta didik dapat merasa terisolasi Pembelajaran dan Pengajaran E-Learning yang Efektif Pengajar perlu mengingat bahwa peserta didik yang lebih muda cenderung familiar menggunakan internet dibandingkan peserta didik yang lebih tua yang kemungkinan kurang nyaman dengan metode pembelajaran berbasis web, untuk mendapatkan hasil terbaik dari proses pembelaaran, peserta didik memerlukan keterampilan dasar komputer, dukungan, dan arahan. Pengajar harus mendesain pembelajaran mereka sedemikian rupa untuk mengefektifkan pembelajaran online dari pada hanya bertujuan berselancar di dunia maya.

29 Desain program seharusnya memperkaya informasi sehingga dengan metode ini berbagai kalangan terbiasa menggunakan komputer dan sumber-sumber online untuk mendukung pekerjaan dan pengembangan profesi yang berkelanjutan. Media elektronik dapat memfasilitasi akses sumber-sumber berbasis bukti. Pengajar harus dimotivasi melalui pelatihan dan dukungan terhadap penggunaan web sistem teknologi informasi lain dalam mengajar.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Media Secara etimologi, kata media merupakan bentuk jamak dari medium, yang berasal dan bahasa Latin medius yang berarti tengah. Sedangkan dalam Bahasa Indonesia,

Lebih terperinci

Teknologi & Media Pembelajaran

Teknologi & Media Pembelajaran Teknologi & Media Pembelajaran Oleh: Khairul Umam dkk 1.1 Pengertian Secara etimologi, kata "media" merupakan bentuk jamak dari "medium", yang berasal dan Bahasa Latin "medius" yang berarti tengah. Sedangkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. medium secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. medium secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti

TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau, pengantar. Dalam bahasa Arab media adalah sebuah perantara atau

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 01/Tahun XVII/Mei 2013 PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SMP

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 01/Tahun XVII/Mei 2013 PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SMP PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SMP Rustanti Hari Wismadi Guru mata pelajaran IPA Fisika di SMPN I Piyungan Kab. Bantul DIY ABSTRAK Salah satu unsur penting dalam kegiatan pembelajaran

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rosenberg (dalam Surjono, 2009: 3), mendefinisikan e-learning sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rosenberg (dalam Surjono, 2009: 3), mendefinisikan e-learning sebagai II. TINJAUAN PUSTAKA A. E-learning Rosenberg (dalam Surjono, 2009: 3), mendefinisikan e-learning sebagai pemanfaatan teknologi internet untuk mendistribusikan materi pembelajaran, sehingga siswa dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia sedang mengalami kemajuan yang sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia sedang mengalami kemajuan yang sangat pesat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan di Indonesia sedang mengalami kemajuan yang sangat pesat. Terbukti dengan adanya pembangunan pada sektor pendidikan seperti munculnya sekolah-sekolah

Lebih terperinci

Pemanfaatan / Pengembangan Media dan Teknologi dalam Bimbingan dan Konseling. Oleh : Agus Triyanto, M.Pd.

Pemanfaatan / Pengembangan Media dan Teknologi dalam Bimbingan dan Konseling. Oleh : Agus Triyanto, M.Pd. Pemanfaatan / Pengembangan Media dan Teknologi dalam Bimbingan dan Konseling Oleh : Agus Triyanto, M.Pd. Evaluasi Diri Konselor Sekolah Apakah Anda sudah merasa Profesional? Pertanyaan yang harus dijawab?

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MELALUI IMPLEMENTASI STRATEGI DAN METODE PEMBELAJARAN YANG MENGAKTIFKAN SISWA SUNARYO SOENARTO

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MELALUI IMPLEMENTASI STRATEGI DAN METODE PEMBELAJARAN YANG MENGAKTIFKAN SISWA SUNARYO SOENARTO PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MELALUI IMPLEMENTASI STRATEGI DAN METODE PEMBELAJARAN YANG MENGAKTIFKAN SISWA SUNARYO SOENARTO Mengajar, membantu siswa memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai,

Lebih terperinci

JAWABAN TUGAS KB-02: Jenis dan Klasifikasi Media Pembelajaran

JAWABAN TUGAS KB-02: Jenis dan Klasifikasi Media Pembelajaran JAWABAN TUGAS KB-02: Jenis dan Klasifikasi Media Pembelajaran Modul : 03 / Media Pembelajaran Tutor Pembina : Anas Sabayasa, S.Pd., M.Si. Oleh: NAMA : SIYAMTA NIP : 197409262002121002 Jabatan Fungsional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi semakin berkembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi semakin berkembang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi semakin berkembang pesat. Seiring dengan kebutuhan masyarakat atas informasi yang aktual. Peran teknologi semakin dilibatkan

Lebih terperinci

Alat Bahasa isyarat alat peraga gambar Bahasa verbal Teks (symbol atau huruf) Interaksi: Langsung Tidak langsung. sumber media tujuan

Alat Bahasa isyarat alat peraga gambar Bahasa verbal Teks (symbol atau huruf) Interaksi: Langsung Tidak langsung. sumber media tujuan KholidA.Harras Alat Bahasa isyarat alat peraga gambar Bahasa verbal Teks (symbol atau huruf) Interaksi: Langsung Tidak langsung sumber media tujuan 2 Media tak langsung (Offline) Orang lain Buku Kaset

Lebih terperinci

TUJUAN PENDIDIKAN: LINGKUNGAN BELAJAR: kognitif psikomotorik afektif TUJUAN PEMBELAJARAN : BAHAN PEMBELAJARAN :

TUJUAN PENDIDIKAN: LINGKUNGAN BELAJAR: kognitif psikomotorik afektif TUJUAN PEMBELAJARAN : BAHAN PEMBELAJARAN : TUJUAN PENDIDIKAN: Mengantarkan siswa (peserta didik) menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku, baik intelektual, moral maupun sosial. Dalam mencapai tujuan tersebut siswa berinteraksi dengan lingkungan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Pembelajaran 2.1.1 Pengertian media pembelajaran Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari "Medium" yang secara harfiah berarti

Lebih terperinci

MEDIA SENI RUPA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN. Tim Dosen Media

MEDIA SENI RUPA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN. Tim Dosen Media MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN SENI RUPA Tim Dosen Media TUJUAN PENDIDIKAN Mengantarkan siswa (peserta didik) menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku, baik intelektual, moral maupun sosial. Dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Landasan teori pada bab II ini disusun berdasarkan teori-teori mengenai konsep dari modul pembelajaran jaringan komputer berbasis multimedia interaktif yang ditulis oleh beberapa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No.20 Tahun 2003

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No.20 Tahun 2003 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No.20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 20 menyatakan pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan pendidik dan sumber

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning)

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning) 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning) Salah satunya menurut Duch (1995) dalam http://www.uii.ac.id pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Learning)

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medium yang secara harfiah berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medium yang secara harfiah berarti II. TINJAUAN PUSTAKA A. Multimedia Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa Latin medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Musfiqon (2012: 27) mengartikan media sebagai wadah dari

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari medium

II. TINJAUAN PUSTAKA. Media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari medium II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran Media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar yaitu perantara atau pengantar sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sangat penting artinya, karena hanya manusia berkualitas saja yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sangat penting artinya, karena hanya manusia berkualitas saja yang A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pembangunan di bidang pendidikan merupakan bagian dari pembangunan nasional. Keberhasilan pembangunan pendidikan akan berdampak luas terhadap pembangunan nasional.

Lebih terperinci

MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية)

MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية) MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية) SKS : 2 SKS Dosen : Rovi in, M.Ag Semester : Ganjil Prodi : PBA 1 Guru profesional memiliki empat kompetensi, yaitu: pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial.

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu

Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian yang berjudul Aplikasi Pembelajaran Bahasa Arab pada Anak Prasekolah Berbasis Multimedia (Studi Kasus Tk Uswatun Hasanah Yogyakarta), mengemukakan

Lebih terperinci

Pemanfaatan Media Berbasis Teknologi dalam Pembelajaran

Pemanfaatan Media Berbasis Teknologi dalam Pembelajaran Pemanfaatan Media Berbasis Teknologi dalam Pembelajaran [Artikel: Media Pembelajaran STKIP Nurul Huda 2018] Thoha Firdaus (Kandidat Doktor UPI) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini telah terjadi pergeseran paradigma dalam pembelajaran ke arah paradigma konstruktivisme. Sebagaimana dikemukakan oleh Rusman dan Dewi (2009 : 174) menurut

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN GURU KELAS TK

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN GURU KELAS TK SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN GURU KELAS TK BAB V PEMANFAATAN DAN PEMILIHAN MEDIA HERMAN RUSMAYADI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI E-LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA.

IMPLEMENTASI E-LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA. IMPLEMENTASI E-LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA munir@upi.edu PENGANTAR e-learning suatu istilah yang digunakan terhadap proses belajar mengajar berbasis online tanpa dibatasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam dunia pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam dunia pendidikan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam dunia pendidikan sangatlah penting, karena menyangkut banyak aspek yang ada didalamnya. Kemajuan itu terjadi pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dicapai manusia dalam bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)

BAB I PENDAHULUAN. dicapai manusia dalam bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan bidang teknologi dan informasi telah mendorong manusia untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitasnya pada setiap kegiatan. Kemajuan yang telah dicapai

Lebih terperinci

Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)Untuk Meningkatkan Proses Pembelajaran Dalam Rangka Menuju Profesionalitas Guru Hardi Santoso 3)

Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)Untuk Meningkatkan Proses Pembelajaran Dalam Rangka Menuju Profesionalitas Guru Hardi Santoso 3) ISSN : 1693 1173 Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)Untuk Meningkatkan Proses Pembelajaran Dalam Rangka Menuju Profesionalitas Guru Hardi Santoso 3) Abstrak Perkembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

Interaksi elearning dapat mencakup kuis pilihan ganda, tes, skenario elearning, simulasi, video animasi dll.

Interaksi elearning dapat mencakup kuis pilihan ganda, tes, skenario elearning, simulasi, video animasi dll. 1 Interaktivitas elearning didefinisikan sebagai "dialog" antara peserta didik dan alat elearning dimana peserta didik terlibat dan terlibat dalam proses elearning Ini adalah elemen kunci dari proses perancangan

Lebih terperinci

Seminar Internasional, ISSN Peran LPTK Dalam Pengembangan Pendidikan Vokasi di Indonesia

Seminar Internasional, ISSN Peran LPTK Dalam Pengembangan Pendidikan Vokasi di Indonesia PENGEMBANGAN CD INTERAKTIF LISTRIK STATIS DAN LISTRIK DINAMIS SEBAGAI MEDIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI SEKOLAH Oleh: Ni Ketut Kertiasih Jurusan Manajemen Informatika, FTK Universitas Pendidikan Ganesha

Lebih terperinci

Pengenalan Multimedia

Pengenalan Multimedia Dasar Multimedia Pengenalan Multimedia TP / Teguh Pribadi pribadi.teguh91@gmail.com Pemanasan Multimedia? Sebutkan contoh dari penggunaan multimedia? Apa yang dapat dilakukan dengan multimedia? Sebutkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Belajar Para ahli dalam bidang belajar pada umumnya sependapat bahwa perbuatan belajar itu adalah bersifat komplek, karena merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) adalah suatu sistem pendidikan yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) adalah suatu sistem pendidikan yang ditandai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) adalah suatu sistem pendidikan yang ditandai dengan karakteristik, salah satunya adalah keterpisahannya antara individu yang belajar

Lebih terperinci

AECT (Association for Educational Communication and Technology) membedakan enam jenis sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses belajar,

AECT (Association for Educational Communication and Technology) membedakan enam jenis sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses belajar, AECT (Association for Educational Communication and Technology) membedakan enam jenis sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses belajar, yaitu: 1. Pesan; didalamnya mencakup kurikulum dan mata pelajaran.

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA. Sunaryo Soenarto Teknik Elektro - UNY

PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA. Sunaryo Soenarto Teknik Elektro - UNY PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA Sunaryo Soenarto Teknik Elektro - UNY Pemanfaatan Komputer Jenjang pendidikan 1982 1983 SLTP 40% 81% SLTA 58% 86% Pendidikan Berbantuan Komputer Computer Assisted Instruction

Lebih terperinci

Karakteristik Media Pembelajaran

Karakteristik Media Pembelajaran Karakteristik Media Pembelajaran Oleh: Khairul Umam dkk A.Latar Belakang Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dan anak didik.

Lebih terperinci

BAB II. Tinjauan Pustaka

BAB II. Tinjauan Pustaka 6 BAB II Tinjauan Pustaka A. Media Pembelajaran Interaktif Media pembelajaran dapat diartikan sebagai perantara atau penghubung antara dua pihak yaitu antara sumber pesan dan penerima pesan ( Anitah, 2008

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mampu menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. mampu menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut

Lebih terperinci

Pengembangan Media Pembelajaran Pendidikan. Fitri Rahmawati, MP Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana FT UNY

Pengembangan Media Pembelajaran Pendidikan. Fitri Rahmawati, MP Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana FT UNY Pengembangan Media Pembelajaran Pendidikan Fitri Rahmawati, MP Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana FT UNY Email: fitri_rahmawati@uny.ac.id Kompetensi yang Diharapkan 1. Mampu menjelaskan makna peran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pada era globalisasi sekarang ini selain keahlian dalam teknologi, keahlian dalam berbahasa juga sangat penting, terutama bahasa Inggris. Dalam komunikasi sehari-hari,

Lebih terperinci

MAKALAH PENELITIAN HIBAH PEMBINAAN RANCANG BANGUN MEDIA VISUAL UNTUK MATA KULIAH K3 DAN HUKUM KETENAGAKERJAAN

MAKALAH PENELITIAN HIBAH PEMBINAAN RANCANG BANGUN MEDIA VISUAL UNTUK MATA KULIAH K3 DAN HUKUM KETENAGAKERJAAN MAKALAH PENELITIAN HIBAH PEMBINAAN RANCANG BANGUN MEDIA VISUAL UNTUK MATA KULIAH K3 DAN HUKUM KETENAGAKERJAAN Peneliti : Maman Somantri, S.Pd., MT. Hasbullah, S.Pd.,MT FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN

Lebih terperinci

No Makalah : 247 PERKEMBANGAN TELEMATIKA DALAM PENGGUNAAN E-MEDIA BERBASIS KOMPUTER DALAM PEMBANGUNAN SISTEM E- LEARNING GERAK OSILASI

No Makalah : 247 PERKEMBANGAN TELEMATIKA DALAM PENGGUNAAN E-MEDIA BERBASIS KOMPUTER DALAM PEMBANGUNAN SISTEM E- LEARNING GERAK OSILASI No Makalah : 247 PERKEMBANGAN TELEMATIKA DALAM PENGGUNAAN E-MEDIA BERBASIS KOMPUTER DALAM PEMBANGUNAN SISTEM E- LEARNING GERAK OSILASI Hana Alfiyanthi 1, Laily Azharul Jannah 2, Nuke 3, Kemal Ade Sekarwati

Lebih terperinci

Annisa Ratna Sari MEDIA PEMBELAJARAN

Annisa Ratna Sari MEDIA PEMBELAJARAN Annisa Ratna Sari MEDIA PEMBELAJARAN APA YANG PERLU DIKETAHUI & DIPAHAMI GURU TENTANG MEDIA? Media sebagai alat komunikasi efektivitas PBM Fungsi media mencapai tujuan pendidikan & pembelajaran Seluk-beluk

Lebih terperinci

14. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.

14. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri. KOMPETENSI INTI 14. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri. PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN Saat ini komputer

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan setiap hari, merupakan sebuah

I. PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan setiap hari, merupakan sebuah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan setiap hari, merupakan sebuah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan berjalan

Lebih terperinci

Dasar-Dasar Teknologi Pendidikan. Oleh: Husni Idris

Dasar-Dasar Teknologi Pendidikan. Oleh: Husni Idris Dasar-Dasar Teknologi Pendidikan Oleh: Husni Idris MENU UTAMA Latar Belakang Istilah Teknologi Pendidikan Kawasan Teknologi Pendidikan Aplikasi TP dalam Pembelajaran Latar Belakang Sebagai disiplin ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi di era globalisasi saat ini sangat mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi di era globalisasi saat ini sangat mempengaruhi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi di era globalisasi saat ini sangat mempengaruhi berbagai bidang, mulai dari telekomunikasi, teknologi grafis baik yang cetak maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan suatu usaha sadar, terencana, dan disengaja untuk mengembangkan dan membina sumber daya manusia. Pendidikan dilaksanakan dalam bentuk

Lebih terperinci

Pemanfaatan Program Computer Assisted Instruction (CAI) dalam Program Pembelajaran Berbasis Internet. Oleh: Ali Muhtadi *)

Pemanfaatan Program Computer Assisted Instruction (CAI) dalam Program Pembelajaran Berbasis Internet. Oleh: Ali Muhtadi *) Pemanfaatan Program Computer Assisted Instruction (CAI) dalam Program Pembelajaran Berbasis Internet Oleh: Ali Muhtadi *) Abstrak Kegiatan pembelajaran yang selalu dilaksanakan di dalam ruangan kelas secara

Lebih terperinci

PUSAT PENGEMBANGAN PENATARAN GURU BAHASA

PUSAT PENGEMBANGAN PENATARAN GURU BAHASA MEDIA PEMBELAJARAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PUSAT PENGEMBANGAN PENATARAN GURU BAHASA MARET, 2004 PENGERTIAN MEDIA MEDIA ADALAH PERANTARA ATAU PENGANTAR

Lebih terperinci

MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER/IT

MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER/IT MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER/IT Latar Belakang Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi menuntut pola variasi pembelajaran Proses pembelajaran dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja dengan

Lebih terperinci

Pengembangan Sumber Belajar di Perguruan Tinggi. Oleh : Laksmi Dewi, M.Pd.

Pengembangan Sumber Belajar di Perguruan Tinggi. Oleh : Laksmi Dewi, M.Pd. Pengembangan Sumber Belajar di Perguruan Tinggi Oleh : Laksmi Dewi, M.Pd. CURRICULUM VITAE Laksmi Dewi, M.Pd, lahir di Cianjur 13 Juni 1977 Saat ini tinggal di Kompleks CGH Jl. Citra VI No. 10 Tanjungsari

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI E-LEARNING DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PENDIDIK DAN KEMANDIRIAN MAHASISWA.

IMPLEMENTASI E-LEARNING DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PENDIDIK DAN KEMANDIRIAN MAHASISWA. IMPLEMENTASI E-LEARNING DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PENDIDIK DAN KEMANDIRIAN MAHASISWA munir@upi.edu PENGANTAR Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya media pembelajaran dapat menghantarkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan efisien untuk mencapai tujuan yang telah diprogramkan dan tetap

BAB I PENDAHULUAN. dan efisien untuk mencapai tujuan yang telah diprogramkan dan tetap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) serta era globalisasi, menuntut para pebelajar dapat mengikuti semua perkembangan saat ini dan masa yang

Lebih terperinci

UPI Bandung. Tugas Kuliah Komputer Masyarakat

UPI Bandung. Tugas Kuliah Komputer Masyarakat UPI Bandung Beberapa Definisi Pembelajaran jarak jauh Pembelajaran dengan perangkat komputer Pembelajaran formal vs informal Pembelajaran yang ditunjang oleh para ahli dibidang masing-masing Definisi E-Learning

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI

PEMBELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI PEMBELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI TEKNOLOGI INFORMASI Pengertian Teknologi Menurut Vaza (2007) teknologi adalah suatu proses yang dilaksanakan dalam upaya mewujudkan sesuatu secara rasional, teknologi merupakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Saca Firmansyah (2008) menyatakan bahwa partisipasi adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Saca Firmansyah (2008) menyatakan bahwa partisipasi adalah 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Partisipasi Menurut Saca Firmansyah (2008) menyatakan bahwa partisipasi adalah ketrelibatan seseorang secara sadar ke dalam interaksi sosial dalam situasi tertentu.

Lebih terperinci

APLIKASI KOMPUTER. Pokok Bahasan : PENGENALAN E-LEARNING. Anggun Puspita Dewi, S.Kom., MM. Modul ke: Fakultas MKCU

APLIKASI KOMPUTER. Pokok Bahasan : PENGENALAN E-LEARNING. Anggun Puspita Dewi, S.Kom., MM. Modul ke: Fakultas MKCU APLIKASI KOMPUTER Modul ke: Pokok Bahasan : PENGENALAN E-LEARNING Fakultas MKCU www.mercubuana.ac.id Anggun Puspita Dewi, S.Kom., MM Program Studi Sistem Informasi & MarComm PENGENALAN E-LEARNING E-Learning

Lebih terperinci

Sistem Informasi untuk Pendidikan (3) Pengembangan Kurikulum S2 KRK640 3 SKS

Sistem Informasi untuk Pendidikan (3) Pengembangan Kurikulum S2 KRK640 3 SKS Sistem Informasi untuk Pendidikan (3) Pengembangan Kurikulum S2 KRK640 3 SKS SISTEM BELAJAR MENGAJAR ON-LINE Pembelajaran on-line adalah pembelajaran yang menggunakan internet untuk menyampaikan bahan

Lebih terperinci

II. KERANGKA TEORITIS. Sadiman, dkk (2006: 6) menjelaskan bahwa kata media berasal dari bahasa latin

II. KERANGKA TEORITIS. Sadiman, dkk (2006: 6) menjelaskan bahwa kata media berasal dari bahasa latin II. KERANGKA TEORITIS 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1 Media Pembelajaran Sadiman, dkk (2006: 6) menjelaskan bahwa kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara

Lebih terperinci

PEMANFAATAN MEDIA DALAM PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN. Siti Zuhriyah UPBJJ-UT Yogyakarta. Abstrak

PEMANFAATAN MEDIA DALAM PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN. Siti Zuhriyah UPBJJ-UT Yogyakarta. Abstrak PEMANFAATAN MEDIA DALAM PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN Siti Zuhriyah zuhriah@ecampus.ut.ac.id UPBJJ-UT Yogyakarta Abstrak Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), khususnya teknologi informasi

Lebih terperinci

memilih apa yang akan dikerjakan selanjutnya, bertanya dan memberikan jawaban

memilih apa yang akan dikerjakan selanjutnya, bertanya dan memberikan jawaban BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Multimedia Multimedia dapat diartikan sebagai pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggabungkan teks, grafis, suara dan gambar bergerak (video dan animasi) dengan menggabungkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ruangan kelas, dengan kondisi dimana guru atau pengajar mengajar di depan

BAB I PENDAHULUAN. ruangan kelas, dengan kondisi dimana guru atau pengajar mengajar di depan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum kegiatan belajar mengajar harus dilakukan hanya dalam ruangan kelas, dengan kondisi dimana guru atau pengajar mengajar di depan kelas sambil sesekali

Lebih terperinci

KEDUDUKAN MEDIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

KEDUDUKAN MEDIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR KEDUDUKAN MEDIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR Proses belajar mengajar dapat diartikan juga sebagai proses komunikasi. Dalam proses komunikasi ini terjadi urutan pemindahan informasi (pesan) dari sumber

Lebih terperinci

Pengertian dan Klasifikasi Media Pendidikan

Pengertian dan Klasifikasi Media Pendidikan Pengertian dan Klasifikasi Media Pendidikan KOMUNIKASI YANG BERHASIL F F F MEDIA F Media Kata jamak dari medium (dari bahasa latin) yang artinya perantara (between). Makna umumnya adalah apa saja yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah REZA FAUZI, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah REZA FAUZI, 2013 BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi uraian tentang pendahuluan dan merupakan bagian awal dari skripsi. Pendahuluan berisi latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN VIDEO MULTIMEDIA UNTUK MENDUKUNG REMIDIAL MAHASISWA MATA KULIAH CAD

PENGEMBANGAN VIDEO MULTIMEDIA UNTUK MENDUKUNG REMIDIAL MAHASISWA MATA KULIAH CAD PENGEMBANGAN VIDEO MULTIMEDIA UNTUK MENDUKUNG REMIDIAL MAHASISWA MATA KULIAH CAD Heri Wibowo dan Yatin Ngadiyono (Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FT UNY) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan : 1) mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Bahan ajar inovatif dan interaktif dibutuhkan oleh siswa dan guru agar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Bahan ajar inovatif dan interaktif dibutuhkan oleh siswa dan guru agar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bahan ajar inovatif dan interaktif dibutuhkan oleh siswa dan guru agar kegiatan belajar mengajar menarik, pengadaan bahan ajar yang bermutu menjadi salah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari Medium yang

TINJAUAN PUSTAKA. Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari Medium yang 11 TINJAUAN PUSTAKA A. Media maket Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari Medium yang secara harfiah berarti Perantara atau Pengantar yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Moch Ikhsan Pahlawan,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Moch Ikhsan Pahlawan,2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perbuatan dan pengalaman yang dialami oleh manusia merupakan pembelajaran bagi diri manusia itu sendiri. Proses belajar dalam kehidupan manusia sangat

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN ABK Oleh, Asep Saripudin, S.Pd.

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN ABK Oleh, Asep Saripudin, S.Pd. PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN ABK Oleh, Asep Saripudin, S.Pd. Schramm mendefinisikan media pembelajaran sebagai teknologi pembawa informasi yang dapat dimanfaatkan untuk proses belajar mengajar. Sedangkan

Lebih terperinci

Kata media berasal dari bahasa Latin yang berarti medius secara harfiah berarti

Kata media berasal dari bahasa Latin yang berarti medius secara harfiah berarti 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media dalam Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa Latin yang berarti medius secara harfiah berarti Istilah media adalah bentuk jamak dari medium yang berarti perantara

Lebih terperinci

JURNAL OLEH YENI FARIDA The Learning University

JURNAL OLEH YENI FARIDA The Learning University PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS SEJARAH KELAS VII SMP NEGERI 1 MALANG SEMESTER GASAL TAHUN AJARAN 2011/2012 JURNAL OLEH YENI

Lebih terperinci

PELATIHAN PEMBUATAN MEDIA DAN EVALUASI PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS APLIKASI LECTORA BAGI GURU SD MUHAMMADIYAH AMBARBINANGUN

PELATIHAN PEMBUATAN MEDIA DAN EVALUASI PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS APLIKASI LECTORA BAGI GURU SD MUHAMMADIYAH AMBARBINANGUN PELATIHAN PEMBUATAN MEDIA DAN EVALUASI PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS APLIKASI LECTORA BAGI GURU SD MUHAMMADIYAH AMBARBINANGUN Taufik Muhtarom Prodi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dewasa ini telah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dewasa ini telah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dewasa ini telah membawa perubahan pesat dalam aspek kehidupan manusia, perkembangan tersebut telah mengubah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan untuk membangun sumber daya

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan untuk membangun sumber daya I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat penting dalam kehidupan untuk membangun sumber daya manusia yang berkualitas, karena itu pendidikan harus dilaksanakan sebaikbaiknya untuk membawa

Lebih terperinci

Manfaat Komputer dan Teknologi Informasi dalam Bidang Pendidikan

Manfaat Komputer dan Teknologi Informasi dalam Bidang Pendidikan Manfaat Komputer dan Teknologi Informasi dalam Bidang Pendidikan Nama Mahasiswa : Alif NIM : 15121039 Program Studi : Sistem Informasi Kelas : 21 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sumber kemajuan bangsa yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sumber kemajuan bangsa yang sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sumber kemajuan bangsa yang sangat menentukan daya saing antar bangsa. Oleh karena itu sektor pendidikan harus terus ditingkatkan mutunya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijamah oleh teknologi. Teknologi informasi dan komunikasi telah masuk ke

BAB I PENDAHULUAN. dijamah oleh teknologi. Teknologi informasi dan komunikasi telah masuk ke 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) menjadi hal yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat saat ini. Beberapa aspek kehidupan mulai dijamah oleh

Lebih terperinci

MEDIA ELEKTRONIK BERBASIS KOMPUTER SEBAGAI MEDIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN

MEDIA ELEKTRONIK BERBASIS KOMPUTER SEBAGAI MEDIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN MEDIA ELEKTRONIK BERBASIS KOMPUTER SEBAGAI MEDIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN Sugiyono Arjaka Jurusan Seni dan Desain Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang Abstract: Artikel ini menjelaskan bagaimana

Lebih terperinci

Aplikasi Komputer. Pengenalan E-learning. Miftahul Fikri, M.Si. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen.

Aplikasi Komputer. Pengenalan E-learning. Miftahul Fikri, M.Si. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen. Modul ke: Pengenalan E-learning Fakultas Ekonomi dan Bisnis Miftahul Fikri, M.Si Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Jaya Kumar C. Koran (2002), mendefinisikan e-learning sebagai sembarang pengajaran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses

I. PENDAHULUAN. pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upayaupaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran berbasis masalah (Problem-based Learning), adalah model

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran berbasis masalah (Problem-based Learning), adalah model II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Berbasis Masalah Model pembelajaran berbasis masalah (Problem-based Learning), adalah model pembelajaran yang menjadikan masalah sebagai dasar atau basis bagi siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini ilmu dan teknologi bekembang dengan pesat. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini ilmu dan teknologi bekembang dengan pesat. Perkembangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini ilmu dan teknologi bekembang dengan pesat. Perkembangan ini memiliki dampak dengan semakin terbuka dan tersebarnya informasi dan pengetahuan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) mengakibatkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) mengakibatkan perubahan dan pertumbuhan kehidupan ke arah yang lebih kompleks. Kemajuan teknologi juga membuat

Lebih terperinci

Pendahuluan. Buku Panduan WebCT 4.1 Untuk Pengajar. Definisi e-learning :

Pendahuluan. Buku Panduan WebCT 4.1 Untuk Pengajar. Definisi e-learning : 1 Pendahuluan Definisi e-learning Banyak perubahan dengan sangat cepat tentang e-learning, sebelum kata Elearning menjadi popular banyak kata-kata pembelajaran yang telah digunakan dan masih tetap digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan menyebutkan, bahwa pendidikan nasional bertujuan mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya selalu seiring dengan perkembangan manusia. Melalui pendidikan pula berbagai aspek kehidupan

Lebih terperinci

Oleh: Fitta Ummaya Santi

Oleh: Fitta Ummaya Santi Oleh: Fitta Ummaya Santi APA ITU MEDIA Sadiman, dkk 2002:6 Media: segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan pengiriman pesan kepada penerima pesan, sehingga dapat merangsang pikiran,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Salah satu media pembelajaran yang dapat memberikan pendidikan yang. menyenangkan bagi siswa adalah komputer. Kelebihan komputer dalam

I. PENDAHULUAN. Salah satu media pembelajaran yang dapat memberikan pendidikan yang. menyenangkan bagi siswa adalah komputer. Kelebihan komputer dalam I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu media pembelajaran yang dapat memberikan pendidikan yang menyenangkan bagi siswa adalah komputer. Kelebihan komputer dalam mengintegrasikan komponen

Lebih terperinci

Irnin Agustina Dwi Astuti

Irnin Agustina Dwi Astuti Irnin Agustina Dwi Astuti 1. ARTI BAHAN AJAR AUDIO Modalitas audio, modalitas visual, modalitas kinestetik Bahan ajar audio adalah bahan ajar non cetak yang didalamnya mengandung sistem yang menggunakan

Lebih terperinci

Kurotu A yun SMA N 1 Surakarta ABSTRAK

Kurotu A yun SMA N 1 Surakarta ABSTRAK PENERAPAN PEMBELAJARAN INOVATIF MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK PADA MATA PELAJARAN FISIKA KLAS XII RSBI SEMESTER 1 DI SMA NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kemajuan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kemajuan sebuah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kemajuan sebuah Negara. Lewat pendidikan, sebuah Negara bisa dinilai tingkat kemakmurannya. Makin baik pendidikan

Lebih terperinci

Belajar menjadi Mudah dan Menyenangkan

Belajar menjadi Mudah dan Menyenangkan Belajar menjadi Mudah dan Menyenangkan KASUS I Dominasi guru (teacher center) Siswa sebagai objek pembelajar Sumber belajar terbatas Kurang komunikatif Berfikir tingkat rendah Pembelajaran tidak menyenangkan

Lebih terperinci

Macam- macam Media Penyaji dalam Pembelajaran

Macam- macam Media Penyaji dalam Pembelajaran Macam- macam Media Penyaji dalam Pembelajaran Dengan menganalisis media melalui bentuk penyajian dan cara penyajian, dapat diklasifikasikan menjadi: a. Kelompok ke-satu Dalam kelompok pertama ini berisikan

Lebih terperinci

BAB. II KAJIAN PUSTAKA

BAB. II KAJIAN PUSTAKA 7 BAB. II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aktivitas Belajar Pengertian aktivitas adalah semua kegiatan seseorang dalam mengikuti suatu kegiatan baik secara kelompok maupun perorangan atau individu. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa tidak hanya berasal dari kata-kata yang dikeluarkan oleh ucapan (vokal)

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa tidak hanya berasal dari kata-kata yang dikeluarkan oleh ucapan (vokal) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahasa tidak hanya berasal dari kata-kata yang dikeluarkan oleh ucapan (vokal) namun juga menggunakan, isyarat atau bahasa gambar. Peradapan manusia kuno sebelum mengenal

Lebih terperinci