BAB I PENDAHULUAN. Demonstrasi atau unjuk rasa, sudah menjadi cara yang dilakukan oleh rakyat untuk

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Demonstrasi atau unjuk rasa, sudah menjadi cara yang dilakukan oleh rakyat untuk"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Demonstrasi atau unjuk rasa, sudah menjadi cara yang dilakukan oleh rakyat untuk menuntut haknya, maupun saat terdapat suatu kebijakan yang dianggap tidak mensejahterakan kelangsungan hidup mereka sesuai paham demokrasi sesungguhnya. Persoalan ini pun, melatarbelakangi aksi demonstrasi yang dilakukan masyarakat Indonesia, terhadap kebijakan pemerintah yang akan diimplementasikan pada awal April 2012, untuk menaikkan harga BBM guna menjaga kestabilan perekonomian bangsa. 1 Terkait persoalan tersebut, aksi unjuk rasa terjadi hampir di seluruh penjuru negeri Indonesia, oleh berbagai elemen masyarakat maupun kelompok akademis dari berbagai lembaga pendidikan, dengan variannya masing-masing. Mahasiswa sebagai salah satu kelompok pengunjuk rasa, merupakan golongan idealis dalam masyarakat dan generasi penerus bangsa. Mereka juga diharapkan menjaga keseimbangan sosial dengan menjadi palu bagi pemerintah, jika terdapat, kesenjangan dan ketimpangan oleh pemerintah terhadap rakyat. Dengan bertindak sebagai mediator antar pemerintah dan rakyat, sekaligus wujud dari Tri Dharma Perguruan Tinggi. 2 Gerakan mahasiswa dalam bentuk unjuk rasa ini seolah menampilkan wajah demokrasi yang sesungguhnya, sebab berdasarkan konstitusi, unjuk rasa atau demonstrasi telah mendapatkan legalitas oleh negara. Berdasarkan perundangan tersebut, berbagai elemen khususnya mahasiswa menggunakan dasar itu sebagai dalih melakukan aksi unjuk rasa. 3 1 Edy Rahmat, Catatan Naiknya Harga BBM, kompas.com, Kamis, 27 Maret Abdul Syakir, Mahasiswa adalah Agen Perubahan, mapribel.wordpress.com. Senin, 23 Mei Ardiansyah Jasman, Demonstrasi Mahasiswa dan Peranan Media Massa, Kompasiana.com, 27 Maret 2012.

2 Pondasi gerakan mahasiswa diklaim oleh mereka berasal dari sebuah mandat sosial yang telah rakyat berikan. Dalam hal ini, sepertinya rakyat percaya bahwa sebagai kaum intelektual, yakni khususnya mahasiswa memiliki sifat kritis, cerdas dan berani yang diproyeksi mampu mengawal kepentingan rakyat terhadap kebijakan pemerintah. Untuk memperjuangkan hak-hak konstitusional rakyat, yaitu hidup sejahtera, tidak heran, nama rakyat selalu terselip disela-sela orasi mahasiswa dalam setiap aksi unjuk rasa yang digelar. 4 Peranan media massa dalam mengabarkan situasi unjuk rasa mahasiswa, telah dimulai dari aksi yang masih tertib dengan tujuan awal unjuk rasa yakni penyampaian aspirasi kepada pemerintah, hingga berujung anarkis dan merugikan banyak pihak seperti tindakan, pemblokadean jalan raya, penyanderaan kendaraan (truk pertamina, mobil dinas dan pribadi), pemukulan terhadap warga sekitar lokasi, penjarahan, hingga bentrokan dengan pihak keamanan. 5 Situasi ini pun tentunya mendapat perhatian besar dari media, untuk diinformasikan pada publik secara berlanjut. Hasil liputan media massa dalam menyoroti aksi unjuk rasa, terlebih lagi adanya situasi yang menyimpang tersebut, menjadikan media yang tidak lagi fokus pada subtansi unjuk rasa yang ingin disampaikan, melainkan aksi brutalisme lebih memiliki nilai berita dibanding isu sosial yang diperjuangkan mahasiswa. Situasi ini pun menjadi sangat ironis bagi mahasiswa. Dalam posisi demikian, unjuk rasa mahasiswa mengalami penyimpangan makna, akibat peliputan media massa yang kurang memahami subtansi unjuk rasa mahasiswa. Akibatnya isu subtansi unjuk rasa yang diusung oleh mahasiswa menjadi buram di mata rakyat, hingga membentuk persepsi buruk tentang aksi unjuk rasa. Terlebih 4 Ibid. 5 Andi Fadlan Irwan, Hentikan Aksi Demo Mahasiswa Sekarang Juga, Kompas.com, Rabu 21 Maret 2012.

3 lagi jerih payah mahasiswa dalam memperjuangkan keadilan dan kesejahteran bagi rakyat, menjadi timpang dengan realitas yang diekspose berbagai media massa. 6 Surat kabar harian Kompas telah mengikuti awal latar belakang terangkatnya isu kenaikan harga BBM. Seperti dalam pemberitaan mengenai penentuan kebijakan pemerintah menaikan harga BBM, karena krisis di Timur Tengah. 7 Suara pro dan kontra, hingga mengundang silang pendapat antar berbagai disilpin ilmu dan elemen masyarakat. Beserta aksi yang diwujudkan oleh kedua belah pihak agar pendapatnya diterima dan dilaksanakan, seperti upaya sosialisasi kebijakan oleh pihak yang pro dan aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh pihak yang kontra, maupun debat opini kedua belah pihak yang disiarkan dan diberitakan. 8 Diberitakan juga puncak dari gerakan unjuk rasa massal dengan jumlah massa besar, berlangsung selama hampir sepekan, di akhir Bulan Maret Gerakan tersebut berlangsung menjelang Sidang Paripurna DPR RI, 31 Maret 2012 guna memutuskan kenaikan harga BBM, yang akan diberlakukan pada 1 April Peristiwa ini menjadi perhatian besar di Indonesia, karena bukan hanya mahasiswa, namun terdapat juga anggota partai politik, buruh dan masyarakat terkait lainnya. Kelompok pengunjuk rasa ini, tergabung menjadi 1 kelompok massa besar dan beraksi di lokasi titik pusat pemerintahan (Gedung DPR, Istana Negara, dan Instansi pemerintah bersangkutan). 10 Menanggapi situasi ini, pemerintah Indonesia menyiagakan pihak keamanan dari Kepolisian, yang diturunkan dalam setiap tempat aksi unjuk berlangsung. Dan mahasiswa menjadi pihak yang mendapatkan prioritas utama dalam pengawasan serta penertiban, jika terjadi tindakan anarkis. Selain pihak kepolisian, pemerintah juga mensiagakan Brimob 6 Ardiansyah Jasman. Op. Cit. 7 Opini, Menalar Logika Kenaikan Harga BBM, repdemnews.com, Jumat, 16 Maret Tajuk Rencana, Soal Sekitar Kenaikan BBM, Koran Kompas, Rabu 14 Maret Mengakhiri Ketidakpastian, Koran Kompas, 30 Maret 2012, Hal 6. 10

4 dan TNI-AD, jika tindakan anarkis tak terkendali atau brutal oleh pengunjuk rasa dalam jumlah massa yang besar. 11 Dengan situasi unjuk rasa yang berlangsung anakris, dan ditambah dengan pengeksposean yang terdokumentasikan bagi publik, menjadikan situasi ini mendapat perhatian dari berbagai pihak pada aspek politik, pendidikan, sosial dan budaya. Bahkan, konsentrasi informasi bangsa Indonesia saat itu terpusat pada situasi unjuk rasa yang semakin mengkhawatirkan dan meresahkan. Kritikan dan himbauan pun disampaikan lewat media, agar pengunjuk rasa yang sebagaian besar dari kalangan mahasiswa, bisa tertib. 12 Sikap pemerintah RI dalam mengantisipasi hingga menertibkan pengunjuk rasa, serta sorotan media dalam wacananya. Secara tak langsung ingin menyatakan bahwa pengunjuk rasa yang sebagian besar mahasiswa merupakan kelompok yang sering menimbulkan kericuhan dan biang dari peristiwa bentrokan dengan aparat keamanan. Hal ini tentunya sangat merugikan bagi pihak mahasiswa, karena dimarjinalkan oleh pemerintah maupun media massa. Pada surat kabar harian Kompas, pernyataan sebelumnya didukung dalam wacana tertulis dalam pemberitaannya yang dijadikan sebagai headline surat kabar beberapa hari, selama dalam puncak dari aksi unjuk rasa, 27 hingga 31 Maret Dalam berita headlinenya disebutkan pengunjuk rasa terdiri dari berbagai elemen masyarakat, namun mahasiswa lebih disorot dan terlihat dimarjinalkan dengan penggunaan kosakata dan bentuk kalimat dalam bahasa jurnalistiknya. Jika dibaca sebagai pemenuhan kebutuhan akan informasi, bahasa yang digunakan Kompas bersifat netral, berimbang dan jelas. Namun, dengan pandangan kritis Roger Fowler, setiap kosakata dan bentuk kalimat yang 11 Berita Politik, Antisipasi Demo Tolak Kenaikan Harga BBM, Koran Kompas, Selasa 6 Maret 2012, Hal Andi Fadlan Irwan, Op. Cit.

5 digunakan media, khususnya dalam teks berita ialah cerminan ideologi dari pihak media, untuk mempengaruhi atau membentuk pola pikir khalayak, khususnya mengenai mahasiswa. 13 Karena itu, dapat dikatakan bahwa pola pikir khalayak Kompas sebenarnya diatur oleh media Kompas dengan fakta yang diangkat sebagai pemberitaannya. Untuk mendukung praktik ini, maka media memerlukan startegi kewacanaan dan pilihan kebahasaan jurnalistik sebagai penggiring pandangan khalayak. Pernyataan sebelumnya tentunya tidak sekedar pengklaiman saja, namun bisa dibuktikan dengan pandangan kritis Roger Fowler yang melihat setiap wacana media tidaklah netral, karena kosakata dan bentuk kalimatnya merupakan cerminan ideologi dari media. Untuk menyebarkan ideologi ini, tentunya juga media menyediakan strategi wacana, pada teks beritanya yang memiliki keterkaitan untuk memarjinalkan mahasiswa maupun wacana pendukung lainnya sebagai keterangan atau penjelas. Hal ini dapat dilihat dari beberapa berita headline yang telah dipublikasikan. Salah satu contohnya adalah pada berita headline pada hari Rabu, tanggal 28 Maret 2012, berjudul Bentrok Di Beberapa Tempat yang menggambarkan mahasiswa dengan kosakata Sebagian Besar dan Sekelompok. Penggunaaan kosakata ini dapat dikatakan sebagai sebuah strategi wacana yang bersifat abstraktif, karena penulis berita merealisasikannya dalam tulisan menggunakan perkiraannya saat melihat mahasiswa sebagai salah satu aktor pengunjuk rasa. Ideologi yang terkandung dalam kosa kata ini ialah jumlah mahasiswa yang melakukan unjuk rasa tidaklah dapat diprediksi jumlahnya, dan mereka selalu bergerak dalam jumlah yang terbilang abstraktif. 14 Contoh lainnya ialah penamaan peristiwa yang terjadi berdasarkan sebab akibat dari tindakan mahasiswa, yaitu dari judul berita Bentrok Keras Terjadi Lagi pada hari 13 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKiS, 2001), Hal Berita headline Bentrok Di Beberapa Tempat Koran Kompas, 28 Maret 2012, hal 1&15.

6 Jum ad 30 Maret 2012, dengan kosakata yang berbunyi Bentrok Keras. Kosakata ini menggambarkan peristiwa yang terjadi antara dua pihak (mahasiswa dan aparat kepolisian) dengan tingkat aktivitas diatas rata-rata atau peristiwa bentrokkan pada umumnya, selain itu juga menggambarkan bahwa peristiwa ini merupakan lanjutan dari peristiwa sebelumnya. Muatan ideologi singkatnya yang ingin disampaikan ialah, mahasiswa sebagai kaum inteletual bisa menyebabkkan peristiwa bentrok dengan tingkat tersebut dengan menghadapi polisi, sehingga polisi dan mahasiswa sepertinya memiliki keseimbangan kekuatan dalam bentrokkan tersebut. Jadi mahasiswa merupakan sosok yang patut diperhitungkan saat melakukan unjuk rasa yang berujung anarkis. 15 Selanjutnya mengenai bentuk kalimat yang memarjinalkan mahasiswa, dan salah satu bentuk kalimat yang dapat ditemukan terdapat pada berita berjudul Bentrok di Beberapa Tempati dengan bentuk kalimat sebagai berikut, Dalam bentrokan itu, puluhan mahasiswa terkena pukulan aparat. 16 Penggambaran mahasiswa sebagai salah satu aktor pengunjuk rasa dalam bentuk kalimat ini dimarjinalkan dengan menempatkannya sebagai subjek atau pokok pembicara dalam bentuk kalimat pasif tersebut. Jadi dengan membaca nya, khalayak akan terlebih dahulu menyoroti keterangan dan subjek pada kalimat, selain itu objek kalimat yang sebenarnya dianggap sebagai pelaku tindakan peristiwa pemukulan terlihat menjadi tak bersalah ataupun bisa dianggap wajar. Ideologi yang terkandung dalam wacana-wacana berita headline sebelumnya, lebih menyoroti pencitraan dan memberitahukan bahwa mahasiswa sebagai salah satu aktor pengunjuk rasa merupakan sebuah massa yang tak terhitung jumlahnya, dan kerap dalam unjuk rasanya melakukan tindakan anarkis dan brutal. Oleh karenanya, pihak yang tepat untuk menghentikan atau menertibkan mereka ialah pihak kepolisian maupun Brimob dan 15 Berita Headline Bentrok Keras Terjadi Lagi Koran Kompas, 30 Maret 2012, hal 1&15. 16, Bentrok di Beberapa Tempat, Koran Kompas, 28 Maret 2012, hal 1.

7 TNI, dengan segala instrumennya yang diperlukan, hingga terdapat korban alam aksi tersebut. Semua rangkaian kosakata dan bentuk kalimat yang digunakan oleh surat kabar harian Kompas dalam memarjinalkan salah satu aktor pengunjuk rasa, yakni mahasiswa adalah sebuah bentuk praktik kebahasaan yang menghasilkan pandangan tertentu atau ideologi mengenai mahasiswa. Terlebih lagi dengan realitas atau peristiwa yang tiap harinya berkelanjutan dan mengalami perkembangan. Jadi tak heran bahwa setiap harinya terdapat ideologi baru dalam memarjinalkan mahasiswa sebagai strategi wacana pada berita-berita headline surat kabar harian Kompas. Terangkatnya topik ini untuk diteliti, berdasarkan beberapa hal mendasar dan alasan yang terdapat pada media massa dan mahasiswa. Pertama, media masa sebagai penyampai informasi juga merupakan alat pendidik bagi masyarakat. Namun, dari pola pembahasaannya yang lebih mementingkan informasi, menjadikan media massa mengutamakan nilai berita dan melakukan praktik kebahasaan yang tak sesuai dengan tatanan bahasa Indonesia yang baku. 17 Sehingga dapat dikatakan dari tata bahasa yang digunakan media massa memiliki kepentingan tertentu untuk menyebarkan ideloginya. Kedua, unjuk rasa selalu diidentikan dengan mahasiswa, terlebih lagi hingga berujung anakris. Stigma ini tentunya tidak tercipta begitu saja, melainkan karena pengeksposean media massa yang melihat informasi sesuai angle dan nilai berita tertentu. 18 Terlebih lagi representasi mahasiswa yang dibahasakan dalam wacana merupakan cerminan ideologi dari media untuk membentuk atau mempengaruhi pola pandang khalayak. Selain alasan pemilihan topik penelitian ini, terdapat pula beberapa rujukan penelitian kritis pada wacana media, yang menyimpulkan bahwa media massa melakukan 17 Tri Adi Sarwoto, Inilah Bahasa Indonesia Jurnalistik, (Jakarta: ANDI, 2007), Hal Widodo, Teknik Wartawan Menulis Berita Di Surat Kabar Dan Majalah, (Surabaya: Indah Surabaya, 1997) Hal 7.

8 praktik kebahasaan dengan merepresentasikan aktor tertentu, sebagai cerminan ideologi media yang disampaikan dalam tata bahasanya. Pertama, skripsi yang berjudul Marjinalisasi Wanita Dalam Wacana Media pada surat kabar harian Pos Kupang. Dalam kajiannya yang menggunakan kerangka analisis Roger Fowler dkk, peneliti menemukan bentuk representasi terhadap wanita pada wacana berita asusila yang memarjinalkan dengan ideologi yang terkandung didalam wacana tersebut. 19 Kedua, skripsi yang berjudul Polemik Seputar Pemaafan dan Kasus Hukum Mantan Presiden Soeharto pada Wacana Media pada surat kabar harian umum kompas. Dalam kajiannya peneliti menggunakan kerangka analisis Teun Van Djik pada tingkat mikro, untuk menganalisis tata bahasa Kompas untuk mengetahui struktur sintaksis dan semantik yang digunakan. 20 Meskipun sudah menjadi syarat dan tugas bagi setiap media untuk menyajikan pemberitaan yang benar, komprehensif dan cerdas, dengan keakuratan dan sikap jujur dalam mengemukakan fakta. Fakta harus dikemukakan sebagai fakta, sedangkan pendapat harus dikemukakan sebagai pendapat. 21 Namun, Dari kedua skripsi yang disebutkan sebelumnya, dengan pendekatan pandangan kritis, peneliti menemukan adanya praktik tertentu pada wacana medianya. Hal ini tersaji jelas pada kesimpulan nya yang juga menjadi kesamaan dari kedua penelitian ini, yang mengatakan bahwa media massa melakukan praktik kebahasaan untuk menyebarkan ideologinya lewat penggunaan kosakata dan bentuk kalimat yang terdapat unsur sintaksis dan semantinya sebagai pilihan media. 19 Gafry Ama Doken. Marjinalisasi Wanita Dalam Wacana Media. Skripsi (Kupang: Jurusan ilmu komunikasi FISIP UNWIRA) Yohanes Musen Ola B. Ama. Polemik Seputar Pemaafan dan Kasus Hukum Mantan Presiden Soeharto pada Wacana Media. Skripsi (Kupang: Jurusan ilmu komunikasi FISIP UNWIRA) 2011) 21 William L. Rivers, et, al, Media Massa Dan Masyarakat Modern, (Edisi Kedua, Jakarta: Prenada Media, 2003), Hal 105.

9 Praktek kebahasaan merupakan praktek pembentukan makna simbolis yang didalamnya penuh dengan banyak kepentingan. 22 Ketika media menyajikan suatu wacana, pada saat yang sama, media pun memproduksi dan mendistribusi berbagai pesan yang berguna bagi kehidupan masyarakat. Karenanya pula media berperan memproduksi dan mereproduksi ideologi bagi masyarakat. Media massa, khususnya media cetak merupakan salah satu wadah diskursus yang dianggap memiliki kekuatan. Karena itu media menjadi perhatian studi-studi kritis dalam berbagai disiplin ilmu termasuk studi diskursus. 23 Jadi untuk mengungkap marjinalisasi dalam startegi kewacanaan dengan muatan ideologi terhadap mahasiswa sebagai subjek, maka kajian analisis dengan pandangan kritis Roger Fowler dkk adalah salah satu model pendekatan yang tepat. Hal ini terlihat dari penamanan aktor dan peristiwa yang terjadi dengan kosakata tertentu, hingga penggunaannya pada rangkaian kalimat berita-berita headline. 1.2.Fokus Kajian Penelitian Dengan memahami bahwa, setiap media tidaklah netral karena terdapat praktik kebahasaan dengan muatan ideologi tertentu, maka diperlukan sebuah kajian yang digunakan untuk membongkar dan mengetahui praktik tersebut 24. Jadi, berdasarkan uraian latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, fokus kajian yang menjadi penelitian ini adalah Bagaimana Mahasiswa Dimarjinalkan Dalam Strategi Wacana Surat Kabar Harian Kompas. 22 Yoseph Andreas Gual. Pencitraan Media Massa Terhadap Pasangan Calon Walikota Dan Wakil Walikota Kupang Periode (Penfui, Kupang: Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Katolik Widya Mandira), Eduardus Dosi, Media Massa Dalam Jaring Kekuasaan, (NTT, Ledalero), Hal Eriyanto, Op. Cit, Hal

10 1.3.Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini, yang berkenan untuk mengetahui: 1. Praktik kebahasaan dalam strategi wacana sebagai cerminan ideologi Kompas mengenai mahasiswa, hingga membentuk pandangan masyarakat atau khalayak, dengan memarjinalkan mahasiswa dalam berita-berita headline mengenai unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM, baik pada penggunaan kosakata dan bentuk kalimat. 2. Untuk mendapatkan gambaran mengenai penggunaan bahasa jurnalistik sebuah wacana pada berita surat kabar, yang memarjinalisasikan suatu aktor dan peristiwa, khususnya sesuai dengan perhatian penelitian ini dalam realitas unjuk rasa menolak rencana kenaikan harga BBM, yang memarjinalisasi mahasiswa sebagai salah satu aktor pengunjuk rasa dalam strategi wacana berita-berita headline Kompas. 1.4.Ruang Lingkup Fokus Kajian Kegunaan ruang lingkup adalah untuk membatasi aspek yang diingin diteliti sesuai fokus kajian dan tujuan dari penelitian yang dilakukan 25. Sehingga dalam penelitian ini ruang lingkup kajiannya adalah pada berita-berita headline surat kabar harian Kompas edisi dari tanggal Maret Diantaranya meliputi teks berita-berita headline yang terangkaikan dalam pilihan kata dan bentuk kalimat. 1.5.Kegunaan Penelitian Kegunaan Teoritis Dari segi pengembangan ilmu, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan bagi jurusan Ilmu Komunikasi, khususnya dalam melakukan penelitian 25 Burhan Burgin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakatra: Raja Grafindo Persada, 2003) Hal 44.

11 pada wacana media cetak surat kabar, mengenai praktik marjinalisasi terhadap aktor tertentu dalam teks berita. Dalam penelitian ini, calon peneliti menggunakan pandangan kritis dengan tinjauan analisis wacana kritis menurut Roger Fowler dkk, untuk mengkaji proses marjinalisasi terhadap mahasiswa pada berita-berita headline surat kabar harian Kompas dalam strategi wacana yang menghasilkan ideologi mengenai mahasiswa bagi khalayak pembaca dan masyarakat, sehingga calon peneliti dapat mengungkap praktik kebahasaan yang digunakan. Selain itu tentunya, juga untuk menambah pengetahuan dalam menginterpretasi bahasa jurnalistik sebuah wacana pada berita surat kabar Kegunaan Praktis Penelitian ini juga diharapkan menjadi sumber pembelajaran bagi semua pihak, khususnya khalayak pembaca media cetak (surat kabar harian) untuk selalu kritis dalam melihat bahasa yang digunakan pada wacananya. 1.6.Kerangka Pemikiran, Asumsi, dan Hipotesis Penelitian Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran ini berdasarkan pada sebuah realitas yang direfleksikan melalui berita-berita headline mengenai unjuk rasa menolak rencana kenaikan harga BBM yang dipublikasikan oleh salah satu media cetak swasta nasional, yaitu surat kabar harian Kompas. Dalam pemberitaannya, realitas yang dituangkan dalam bentuk teks menggunakan bahasa, mengandung representasi-representasi yang diciptakan tidak hanya sekedar sesuai realitas, namun mampu memberikan

12 kontribusi dalam pengkonstruksian sebuah realitas, seperti representasi terhadap salah satu aktor pengunjuk rasa (Mahasiswa). Menurut kajian analisis Roger Fowler dkk setiap wacana dalam berita tidaklah netral, hal ini tergambarkan dalam representasi kosakata dan bentuk kalimat yang digunakan. 26 Kosakata merupakan kajian pertama yang ingin dilihat, bagaimana peristiwa dan aktor dimarjinalkan dengan praktik kebahasaan Kompas, khususnya mahasiswa dalam unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM. Dengan kosakata sebagai instrumen, peneliti bermaksud akan menganalisis pilihan kata yang digunakan oleh Kompas. Kedua ialah bentuk kalimat yang menjadi perhatian peneliti yaitu, adalah model Transformasi diantaranya, bentuk kalimat pasif dan nomina, pada beritaberita headline unjuk rasa. Kajian ini melihat tata bahasa sebagai medan wacana. Model transformasi berkaitan dengan bentuk kalimat pasivasi dan nominalisasi. Karena dalam bentuk kalimat terdapat pilihan sintaksis yang juga memiliki makna semantik 27. Penyusunan kata menjadi kalimat dalam berita unjuk rasa merupakan praktik bahasa yang digunakan media, sehingga peneliti bermaksud menganalisa bentuk kalimat dengan model transformasi ini. Berdasarkan tinjauan analisis Roger Fowler dkk sebelumnya, maka peneliti akan melakukan interpretasi terhadap pilihan kosakata dan bentuk kalimat dalam berita-berita headline mengenai unjuk rasa. Yang di dalamnya memarjinalkan salah satu aktor pengunjuk rasa, yakni mahasiswa saat menolak rencana kenaikan harga BBM, dengan praktik kebahasaan. Pada praktik ini, mengandung unsur semantik dan sintaksis sebagai ideologi tertentu saat khalayak membacanya, khususnya pada 26 Eriyanto, Op. Cit. Hal T. Fatimah Djajasudarma, Metode Linguistik - Ancangan Metode Penelitian Dan Kajian, (Bandung: Reflika Aditama, 2010) Hal 31.

13 surat kabar harian Kompas. Berikut gambaran mengenai kerangka pemikiran calon peneliti. Gambar 1. Kerangka Pemikiran Berita-Berita Headline Unjuk Rasa Menolak Rencana Kenaikan Harga BBM Tinjauan Analisis Roger Fowler Ideologi Asumsi Penelitian ini didasarkan oleh beberapa asumsi diantaranya. Pertama yakni, terdapat bentuk kebahasaan dalam strategi wacana sebagai cerminan ideologi, yang digunakan oleh media massa (cetak atau surat kabar) dalam berita yang merepresentasikan seorang tokoh maupun realitas yang dikemas dalam bahasa jurnalistik. Kedua, bahasa jurnalistik yang memarjinalkan seseorang atau peristiwa tersebut, dapat dimaknai dan diinterpretasi.

14 Hipotesis Bertolak dari rumusan masalah sebelumnya, maka dalam penelitian ini calon peneliti berpegang pada hipotesis, yakni dalam berita surat kabar harian Kompas mengenai aksi unjuk rasa yang melibatkan mahasiswa sebagai salah satu aktor pengunjuk rasa, terdapat praktik kebahasaan media sebagai strategi wacana yang mengarah pada ideologi tertentu. Hal tersebut terlihat pada rangkaian peristiwa dan penggunaan kata serta bentuk kalimat yang memarjinalkan mahasiswa dengan muatan ide-ide tertentu.

BAB VI PENUTUP. Bertolak dari fokus kajian penelitian dan hasil analisis serta interpretasi peneliti,

BAB VI PENUTUP. Bertolak dari fokus kajian penelitian dan hasil analisis serta interpretasi peneliti, BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan Bertolak dari fokus kajian penelitian dan hasil analisis serta interpretasi peneliti, mengenai bentuk marjinalisasi terhadap mahasiswa saat berunjuk rasa menolak kenaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media massa bukanlah saluran yang bebas dan netral, demikian pandangan

BAB I PENDAHULUAN. Media massa bukanlah saluran yang bebas dan netral, demikian pandangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa bukanlah saluran yang bebas dan netral, demikian pandangan paradigma kritis. Perspektif kritis ini bertolak dari asumsi umum bahwa realitas kehidupan bukanlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media (pers) disebut sebagai the fourth estate (kekuatan keempat) dalam

BAB I PENDAHULUAN. Media (pers) disebut sebagai the fourth estate (kekuatan keempat) dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media (pers) disebut sebagai the fourth estate (kekuatan keempat) dalam kehidupan sosial-ekonomi dan politik (Sobur, 2009: 30). Dalam hal ini, media digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pers mempunyai beberapa fungsi yang saling berhubungan satu

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pers mempunyai beberapa fungsi yang saling berhubungan satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum pers mempunyai beberapa fungsi yang saling berhubungan satu sama lain, yakni sebagai media informasi, media pendidikan, hiburan, dan kontrol sosial. Fungsi

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. penelitian yang telah dipaparkan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

BAB VI PENUTUP. penelitian yang telah dipaparkan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Bertolak dari rumusan persolan penelitian, hasil analisis dan hasil interpretasi data penelitian yang telah dipaparkan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: a) Proses

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem lambang yang arbitrer yang digunakan oleh suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem lambang yang arbitrer yang digunakan oleh suatu 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah ungkapan seseorang dalam berkomunikasi dengan orang lain. Bahasa merupakan sistem lambang yang arbitrer yang digunakan oleh suatu masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Apriyanti Rahayu FAuziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian  Apriyanti Rahayu FAuziah, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan zaman, media massa merupakan tempat penyalur aspirasi atau pikiran masyarakat yang berfungsi untuk memberikan informasi dan mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR KHAZANAH ANALISIS WACANA. Deskripsi Singkat Perkuliahan ini membelajarkan mahasiwa tentang menerapkan kajian analisis wacana.

BAB I PENGANTAR KHAZANAH ANALISIS WACANA. Deskripsi Singkat Perkuliahan ini membelajarkan mahasiwa tentang menerapkan kajian analisis wacana. BAB I PENGANTAR KHAZANAH ANALISIS WACANA Deskripsi Singkat Perkuliahan ini membelajarkan mahasiwa tentang menerapkan kajian analisis wacana. Relevansi Dalam perkuliahan ini mahasiswa diharapkan sudah punya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan kebenaran secara fairness. Yaitu salah satu syarat objektivitas

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan kebenaran secara fairness. Yaitu salah satu syarat objektivitas BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Media massa merupakan sarana manusia untuk memahami realitas. Oleh sebab itu, media massa senantiasa dituntut mempunyai kesesuaian dengan realitas dunia yang benar-benar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tempo.com, Jumat, 21 Juni 2013, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral

BAB I PENDAHULUAN. tempo.com, Jumat, 21 Juni 2013, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Kenaikan harga BBM terjadi kembali di tahun 2013. Dikutip dari tempo.com, Jumat, 21 Juni 2013, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik yang mengumumkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai elemen di dalam masyarakat. Contohnya elemen pemerintah dengan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai elemen di dalam masyarakat. Contohnya elemen pemerintah dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media massa tidak hanya digunakan untuk komunikasi massa atau sebagai sarana penyampaian pesan saja, tetapi juga sebagai penghubung antar berbagai elemen di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan istilah analisis bingkai merupakan salah satu bentuk alternatif dari

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan istilah analisis bingkai merupakan salah satu bentuk alternatif dari 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Analisis framing (bingkai), yang dalam penelitian ini selanjutnya menggunakan istilah analisis bingkai merupakan salah satu bentuk alternatif dari model analisis

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. dalam teks produk jurnalistik termasuk tajuk rencana menunjukkan adanya representasi ide,

BAB VI PENUTUP. dalam teks produk jurnalistik termasuk tajuk rencana menunjukkan adanya representasi ide, BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Sesuai dengan asumsi awal yang dikemukakan peneliti bahwa pesan yang tertuang dalam teks produk jurnalistik termasuk tajuk rencana menunjukkan adanya representasi ide, kepentingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor determinan dalam kehidupan sosial, ekonomi dan budaya bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor determinan dalam kehidupan sosial, ekonomi dan budaya bangsa Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebebasan pers merupakan salah satu indikator penting dalam membangun suatu negara yang menganut sistem demokrasi seperti Indonesia. Pasca reformasi 1998 media massa

Lebih terperinci

2015 IDEOLOGI PEMBERITAAN KONTROVERSI PELANTIKAN AHOK SEBAGAI GUBERNUR DKI JAKARTA

2015 IDEOLOGI PEMBERITAAN KONTROVERSI PELANTIKAN AHOK SEBAGAI GUBERNUR DKI JAKARTA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wacana adalah bahasa yang digunakan untuk merepresentasikan suatu praktik sosial, ditinjau dari sudut pandang tertentu (Fairclough dalam Darma, 2009, hlm

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diucapkan dan tersampaikan oleh orang yang mendengarnya. Bahasa juga

BAB 1 PENDAHULUAN. diucapkan dan tersampaikan oleh orang yang mendengarnya. Bahasa juga BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah kebutuhan utama bagi setiap individu karena dengan berbahasa kita dapat menyampaikan maksud yang ada di dalam pikiran untuk diucapkan dan tersampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berdemokrasi seperti saat ini. William L. Rivers menempatkan media massa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berdemokrasi seperti saat ini. William L. Rivers menempatkan media massa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media massa merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan berdemokrasi seperti saat ini. William L. Rivers menempatkan media massa sebagai four estate

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Media massa merupakan salah satu wadah atau ruang yang berisi berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Media massa merupakan salah satu wadah atau ruang yang berisi berbagai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media massa merupakan salah satu wadah atau ruang yang berisi berbagai macam informasi. Media massa sangat berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat, karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa, seperti dikemukakan oleh para ahli, memiliki bermacam fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa, seperti dikemukakan oleh para ahli, memiliki bermacam fungsi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa, seperti dikemukakan oleh para ahli, memiliki bermacam fungsi dalam kehidupan masyarakat. Fungsi-fungsi itu misalnya dari yang paling sederhana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan sendirinya perkembangan usaha penerbitan pers mulai

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan sendirinya perkembangan usaha penerbitan pers mulai 9 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Memasuki era reformasi kebebasan pers seolah-olah seperti terlepas dari belenggu yang sebelumnya mengekang arti kebebasan itu sendiri. Dengan sendirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. separuh APBN terkonsentrasi pada pemberian subsidi. Menurut Kompas.com

BAB I PENDAHULUAN. separuh APBN terkonsentrasi pada pemberian subsidi. Menurut Kompas.com BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada 22 Juni 2013, pemerintah melakukan sebuah kebijakan yaitu menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Kebijakan ini merupakan kenaikan harga BBM pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kasus sengketa lahan di Indonesia lebih banyak merupakan. dengan akses dan kepemilikan lahan yang kemudian berujung pada konflik

BAB I PENDAHULUAN. Kasus sengketa lahan di Indonesia lebih banyak merupakan. dengan akses dan kepemilikan lahan yang kemudian berujung pada konflik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kasus sengketa lahan di Indonesia lebih banyak merupakan pertentangan antara warga setempat dengan perusahaan swasta terkait dengan akses dan kepemilikan lahan yang

Lebih terperinci

BAB V. Penutup. Dari kajian wacana mengenai Partai Komunis Indonesia dalam Surat Kabar

BAB V. Penutup. Dari kajian wacana mengenai Partai Komunis Indonesia dalam Surat Kabar BAB V Penutup A. Kesimpulan Dari kajian wacana mengenai Partai Komunis Indonesia dalam Surat Kabar Kompas dan Republika dapat ditarik beberapa kesimpulan. Pertama, produksi wacana mengenai PKI dalam berita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan masyarakat akan informasi yang terjadi setiap harinya, sudah menjadi kebutuhan penting di setiap harinya. Media massa merupakan wadah bagi semua informasi

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN. Komunikasi akan berjalan dengan diterapkannya sebuah bahasa yang baik

Bab 1 PENDAHULUAN. Komunikasi akan berjalan dengan diterapkannya sebuah bahasa yang baik 1 Bab 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Komunikasi akan berjalan dengan diterapkannya sebuah bahasa yang baik dalam diri seseorang, terutama wartawan. Seorang wartawan sebagai penulis yang selalu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan media massa dalam menyuguhkan informasi yang akurat dan faktual semakin dibutuhkan di tengah-tengah masyarakat. Kebutuhan tersebut diiringi dengan semakin

Lebih terperinci

Bagan 3.1 Desain Penelitian

Bagan 3.1 Desain Penelitian 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Peneliti mencoba mengilustrasikan desain penelitian dalam menganalisis wacana pemberitaan Partai Demokrat dalam Media Indonesia. Penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Sandungan Si Anak Emas Presiden. Menurut Pan dan Kosicki, berita merupakan

BAB VI PENUTUP. Sandungan Si Anak Emas Presiden. Menurut Pan dan Kosicki, berita merupakan BAB VI PENUTUP 5.3. Kesimpulan Menanggapi peristiwa pengunduran diri Menteri Pemuda dan Olahraga, Andi Alfian Mallarangeng, majalah Detik menurunkan berita dengan judul Sandungan Si Anak Emas Presiden.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembicaraan mengenai kemacetan sudah ada sejak lama. Bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembicaraan mengenai kemacetan sudah ada sejak lama. Bagi masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembicaraan mengenai kemacetan sudah ada sejak lama. Bagi masyarakat Indonesia, khususnya di Jakarta, kemacetan bukan hal yang asing lagi. Hampir setiap hari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan referensi oleh masyarakat untuk mengetahui fakta yang sebenarnya terjadi. dan membentuk opini public (Hamad, 2004: 15).

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan referensi oleh masyarakat untuk mengetahui fakta yang sebenarnya terjadi. dan membentuk opini public (Hamad, 2004: 15). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Media massa telah berfungsi sebagai alat propaganda paling efektif, di samping dijadikan referensi oleh masyarakat untuk mengetahui fakta yang sebenarnya terjadi. Media

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi berasal dari kata Yunani 'methodologia' yang berarti teknik atau prosedur, yang lebih merujuk kepada alur pemikiran umum atau menyeluruh dan juga gagasan teoritis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan perkotaan. Kekotaan menyangkut sifat-sifat yang melekat pada kota dalam artian fisikal, sosial,

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. berkaitan dengan hasil penelitian struktur teks van Dijk.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. berkaitan dengan hasil penelitian struktur teks van Dijk. 233 BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini, peneliti menyajikan beberapa simpulan dari hasil analisis atau hasil penelitian. Selain itu, peneliti juga menyampaikan beberapa saran berkaitan dengan hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta aspirasi masyarakat. Pemilihan umum (pemilu) sebagai pilar demokrasi di

BAB I PENDAHULUAN. serta aspirasi masyarakat. Pemilihan umum (pemilu) sebagai pilar demokrasi di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di banyak negara demokrasi pemilihan umum dianggap lambang, sekaligus tolak ukur dari demokrasi itu. Hasil pemilihan umum yang diselenggarakan dalam suasana keterbukaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan Negara penganut sistem Demokrasi, dimana kekuasaan yang berada ditangan rakyat (pemerintahan rakyat). Maksud dari pemerintahan rakyat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa adalah pemilik peran penting dalam menyampaikan berbagai informasi pada masyarakat. Media komunikasi massa yaitu cetak (koran, majalah, tabloid), elektronik

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. sebuah realitas media yang dianggap benar oleh khalayak. Masyarakat percaya

BAB IV PENUTUP. sebuah realitas media yang dianggap benar oleh khalayak. Masyarakat percaya BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Pembentukan makna merupakan pokok dari komunikasi menggunakan media massa terutama surat kabar, karena makna yang dibangun membentuk sebuah realitas media yang dianggap benar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Agar penelitian ini lebih terarah maka diperlukan metode yang sesuai dengan objek penelitian. Karena metode berfungsi sebagai acuan dalam mengerjakan

Lebih terperinci

BAB IV. KESIMPULAN dan SARAN

BAB IV. KESIMPULAN dan SARAN BAB IV KESIMPULAN dan SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis secara menyeluruh pada level teks dan konteks di masing-masing Koran, peneliti kemudian memperbandingkan temuan-temuan tersebut khususnya

Lebih terperinci

MARJINALISASI WANITA DALAM WACANA MEDIA

MARJINALISASI WANITA DALAM WACANA MEDIA MARJINALISASI WANITA DALAM WACANA MEDIA (Analisis Wacana Kritis Berita-Berita Asusila Surat Kabar Harian Umum Pos Kupang, Rubrik Kupang Crime Edisi 1-31 Oktober 2009 Menurut Roger Fowler dkk) SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG PEMBERITAAN SUPORTER PERSIB DAN PERSIJA DALAM MEDIA PIKIRAN RAKYAT ONLINE DAN RAKYAT MERDEKA ONLINE

ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG PEMBERITAAN SUPORTER PERSIB DAN PERSIJA DALAM MEDIA PIKIRAN RAKYAT ONLINE DAN RAKYAT MERDEKA ONLINE BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berita olahraga merupakan salah satu berita yang sering dihadirkan oleh media untuk menarik jumlah pembaca. Salah satu berita olahraga yang paling diminati masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Esai merupakan suatu ekspresi diri berupa gagasan atau pemikiran seseorang tentang suatu hal yang dituangkan dalam bentuk tulisan yang berupa teks. Esai atau tulisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari mempunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari mempunyai peranan yang sangat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari mempunyai peranan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia terutama dalam aktivitas bermasyarakat, komunikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan, diperlukan suatu metode

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan, diperlukan suatu metode BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan, diperlukan suatu metode agar mendapatkan hasil yang diinginkan. Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Derasnya arus globalisasi, memudahkan setiap orang mendapat beragam

BAB 1 PENDAHULUAN. Derasnya arus globalisasi, memudahkan setiap orang mendapat beragam 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Derasnya arus globalisasi, memudahkan setiap orang mendapat beragam informasi. Hal itu berkaitan dengan semakin canggihnya industri media informasi dan komunikasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahasa adalah alat komunikasi manusia yang menyatakan perasaan serta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahasa adalah alat komunikasi manusia yang menyatakan perasaan serta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi manusia yang menyatakan perasaan serta pikiran. Bahasa memiliki fungsi sebagai identitas nasional, karena di Indonesia terdapat beribu-ribu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berita sudah menjadi hal yang dapat dinikmati oleh masyarakat dengan berbagai macam bentuk media seperti media cetak dalam wujud koran dan berita gerak (media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari kata Italia caricare yang berarti memberi muatan atau melebihlebihkan.

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari kata Italia caricare yang berarti memberi muatan atau melebihlebihkan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karikatur adalah sebuah gambar atau penggambaran suatu objek konkret yang dengan cara melebih-lebihkan ciri khas objek tersebut. Karikatur sendiri berasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Qacan Kritis Teks Jurnalistik Pada Surat Kabar Online Le Monde

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Qacan Kritis Teks Jurnalistik Pada Surat Kabar Online Le Monde BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media massa pada masa kini telah menjadi salah satu komponen terpenting dalam kehidupan sosial manusia. Melalui media massa, masyarakat dapat mengetahui segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. politik yang dimediasikan media telah masuk keberbagai tempat dan kalangan

BAB I PENDAHULUAN. politik yang dimediasikan media telah masuk keberbagai tempat dan kalangan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Media massa menjadi penting dalam kehidupan politik dan proses demokrasi, yang memiliki jangkauan luas dalam penyebaran informasi, mampu melewati batas wilayah, kelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rencana Revisi Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi bukan lagi menjadi isu baru di Indonesia. Rencana tersebut sudah ada sejak tahun 2010. Dikutip dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Anita Indriana, 2014 Wacana Polemik Pemberitaan Rokok dalam Harian Umum Kompas

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Anita Indriana, 2014 Wacana Polemik Pemberitaan Rokok dalam Harian Umum Kompas BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring perkembangannya, media massa merupakan bagian pelengkap kehidupan manusia. Dengan media massa manusia mendapatkan informasi yang dan pengalaman.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk,

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wacana ialah satuan bahasa yang terdiri atas seperangkat kalimat yang mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk, 2006: 49). Menurut

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif,

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif, BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif, dengan pendekatan analisis wacana kritis. Pendekatan analisis wacana kritis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Berita adalah proses simbolis di mana realitas diproduksi, diubah, dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Berita adalah proses simbolis di mana realitas diproduksi, diubah, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Berita adalah proses simbolis di mana realitas diproduksi, diubah, dan dipelihara (Carey, 1999, h.243). Media massa memiliki kekuatan dalam membentuk persepsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, khususnya terhadap media massa semakin kritis dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, khususnya terhadap media massa semakin kritis dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa globalisasi sekarang ini pandangan masyarakat Indonesia, khususnya terhadap media massa semakin kritis dalam menerima informasi. Media massa lahir sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan sehari-hari tidak terlepas dari yang namanya komunikasi. Antarindividu tentu melakukan kegiatan komunikasi. Kegiatan komunikasi bisa dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan agenda politik. bangsa Indonesia yang negaranya menganut paham demokrasi. Salah satu tahapan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan agenda politik. bangsa Indonesia yang negaranya menganut paham demokrasi. Salah satu tahapan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan agenda politik lima tahunan bangsa Indonesia yang negaranya menganut paham demokrasi. Salah satu tahapan dalam proses Pemilu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengonseptualisasikan dan menafsirkan dunia yang melingkupinya. Pada saat kita

BAB 1 PENDAHULUAN. mengonseptualisasikan dan menafsirkan dunia yang melingkupinya. Pada saat kita BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan media utama dalam mengekspresikan pikiran, mengonseptualisasikan dan menafsirkan dunia yang melingkupinya. Pada saat kita berbahasa atau berkomunikasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jurnalisme online pada saat sekarang ini lebih banyak diminati oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jurnalisme online pada saat sekarang ini lebih banyak diminati oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jurnalisme online pada saat sekarang ini lebih banyak diminati oleh masyarakat dikarenakan pada era kemajuan teknologi, masyarakat lebih cenderung memanfaatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah alat yang dekat dan mampu berinteraksi secara eksplisit dan implisit

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah alat yang dekat dan mampu berinteraksi secara eksplisit dan implisit 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wacana tidak hanya dipandang sebagai pemakaian bahasa dalam tuturan dan tulisan, tetapi juga sebagai bentuk dari praktik sosial. Dalam hal ini, wacana adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang pas dalam tayangan yang disiarkan. Stasiun TV swasta dalam satu hari dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang pas dalam tayangan yang disiarkan. Stasiun TV swasta dalam satu hari dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berita buruh merupakan salah satu berita yang jarang dilihat dalam tayangan pemberitaan media TV. Berita buruh masih belum mendapatkan porsi yang pas dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUA A. Latar Belakang Penelitian Bayu Hendrawan, 2014

BAB I PENDAHULUA A. Latar Belakang Penelitian Bayu Hendrawan, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Masyarakat saat ini semakin mengerti dengankemajuan sebuah ilmu pengetahuan. Seiring berjalannya waktu, informasi yang diperoleh semakin mudah. Hal tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Freeport kembali menghatkan masyarakat Indonesia. Berita ini berawal dari

BAB I PENDAHULUAN. Freeport kembali menghatkan masyarakat Indonesia. Berita ini berawal dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berita pencatutan nama Presiden dan Wakil Presiden terkait kasus PT Freeport kembali menghatkan masyarakat Indonesia. Berita ini berawal dari Menteri Energi dan Sumber

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang bersifat menjelaskan, menggambarkan atau menuturkan dan menafsirkan

BAB III METODE PENELITIAN. yang bersifat menjelaskan, menggambarkan atau menuturkan dan menafsirkan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian deskriptif dengan metode pendekatan kualitatif, merupakan penelitian deskriptif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peran Berita Politik Dalam Surat Kabar Pikiran Rakyat Terhadap Pengetahuan Politik Mahasiswa Ilmu Sosial se-kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Peran Berita Politik Dalam Surat Kabar Pikiran Rakyat Terhadap Pengetahuan Politik Mahasiswa Ilmu Sosial se-kota Bandung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi ini, terutama teknologi informasi dan komunikasi yang semakin berkembang dengan cepat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara yang menganut sistem demokrasi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara yang menganut sistem demokrasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang menganut sistem demokrasi. Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang melibatkan rakyat dalam pengambilan keputusan. Rakyat dilibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sany Rohendi Apriadi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sany Rohendi Apriadi, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pascaruntuhnya runtuhnya kekuasaan orde baru terjaminnya kebebasan pers telah menjadi ruang tersendiri bagi rakyat untuk menggelorakan aspirasi dan kegelisahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dan manusia bagai dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dan manusia bagai dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa dan manusia bagai dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Manusia selalu memerlukan bahasa di setiap geraknya, hampir dapat dipastikan semua

Lebih terperinci

KOMUNIKASI POLITIK DALAM MEDIA MASSA

KOMUNIKASI POLITIK DALAM MEDIA MASSA KOMUNIKASI POLITIK DALAM MEDIA MASSA Dari berbagai pendapat para pakar, komunikasi massa didefenisikan jenis komunikasi yang ditujukan pada sejumlah besar khalayak yang heterogen dan anonim melalui media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam mendapatkan informasi dari luar dirinya. Berbagai upaya dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. dalam mendapatkan informasi dari luar dirinya. Berbagai upaya dilakukan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang memerlukan pemenuhan kebutuhan dalam mendapatkan informasi dari luar dirinya. Berbagai upaya dilakukan oleh manusia dalam mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berita (news) merupakan sajian utama sebuah media massa di samping views

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berita (news) merupakan sajian utama sebuah media massa di samping views 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berita (news) merupakan sajian utama sebuah media massa di samping views (opini). Mencari bahan berita merupakan tugas pokok wartawan, kemudian menyusunnya menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media massa dinilai mempunyai peranan yang besar dalam. menyampaikan aspirasi rakyat kepada pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. Media massa dinilai mempunyai peranan yang besar dalam. menyampaikan aspirasi rakyat kepada pemerintah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media massa dinilai mempunyai peranan yang besar dalam menjembatani atau sebagai penghubung informasi kepada khalayak luas dalam bidang politik, sosial, keamanan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sasaran. Pasca kran demokrasi dibuka lebar-lebar pasca Reformasi 98, banyak

BAB I PENDAHULUAN. sasaran. Pasca kran demokrasi dibuka lebar-lebar pasca Reformasi 98, banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Media massa di masa kini bisa diumpamakan sebagai jembatan untuk meraih sasaran. Pasca kran demokrasi dibuka lebar-lebar pasca Reformasi 98, banyak bermunculan

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan uraian pada bagian analisis dan interpretasi data maka

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan uraian pada bagian analisis dan interpretasi data maka BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan Berdasarkan uraian pada bagian analisis dan interpretasi data maka disimpulkan bahwa: a) Wacana kasus hukum yang dideskripsikan dalam surat kabar harian umum Kompas menunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesan secara massal, dengan menggunakan alat media massa. Media. massa, menurut De Vito (Nurudin, 2006) merupakan komunikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. pesan secara massal, dengan menggunakan alat media massa. Media. massa, menurut De Vito (Nurudin, 2006) merupakan komunikasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi massa menjadi sebuah kekuatan sosial yang mampu membentuk opini publik dan mendorong gerakan sosial. Secara sederhana, komunikasi diartikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era yang semakin dikuasai oleh teknologi dan informasi seperti saat ini, menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Di era yang semakin dikuasai oleh teknologi dan informasi seperti saat ini, menuntut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era yang semakin dikuasai oleh teknologi dan informasi seperti saat ini, menuntut manusia untuk selalu mengetahui dan mengikuti perkembangan berbagai informasi.

Lebih terperinci

VI. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara sebagai televisi publik lokal dan Sindo TV

VI. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara sebagai televisi publik lokal dan Sindo TV VI. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Pada bagian ini diuraikan kesimpulan, implikasi dan rekomendasi berdasar hasil penelitian yang telah dilakukan. 6.1. Kesimpulan Berdasarkan temuan-temuan dan analisa

Lebih terperinci

Kutipan Wawancara dengan Wartawan Waspada yang Meliput Demo Mahasiswa terkait Kenaikan Harga BBM

Kutipan Wawancara dengan Wartawan Waspada yang Meliput Demo Mahasiswa terkait Kenaikan Harga BBM Kutipan Wawancara dengan Wartawan Waspada yang Meliput Demo Mahasiswa terkait Kenaikan Harga BBM Nama Wartawan : Surya Hari/ Tanggal : Rabu/ 26 Nopember 2008 Waktu Wawancara : 10.00-10.30 WIB Keterangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persepsi mengenai bagaimana sosok pria dan wanita. Dengan demikian

BAB I PENDAHULUAN. persepsi mengenai bagaimana sosok pria dan wanita. Dengan demikian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa memiliki peran signifikan yang besar dalam pembentukkan persepsi mengenai bagaimana sosok pria dan wanita. Dengan demikian tercerminkan wacana dominan tentang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang menggunakan metode analisis framing dari Zhongdang Pan dan Gerald

BAB III METODE PENELITIAN. yang menggunakan metode analisis framing dari Zhongdang Pan dan Gerald 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian dengan pendekatan kualitatif, yang menggunakan metode analisis framing dari Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki,

Lebih terperinci

Sikap Media Terhadap Isu Kenaikan Harga BBM Bersubsidi. (Analisis Framing Pemberitaan Koran Tempo dan Harian Sindo) ABSTRAK

Sikap Media Terhadap Isu Kenaikan Harga BBM Bersubsidi. (Analisis Framing Pemberitaan Koran Tempo dan Harian Sindo) ABSTRAK Sikap Media Terhadap Isu Kenaikan Harga BBM Bersubsidi (Analisis Framing Pemberitaan Koran Tempo dan Harian Sindo) Arlinda Nurul Nugraharini (D2C009105) Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Severin & Takard (2001:295) menyatakan bahwa media massa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Severin & Takard (2001:295) menyatakan bahwa media massa menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Severin & Takard (2001:295) menyatakan bahwa media massa menjadi konsumsi yang menguntungkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bandung Lautan Api untuk nama Stadion Utama Sepakbola (SUS) Gedebage,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bandung Lautan Api untuk nama Stadion Utama Sepakbola (SUS) Gedebage, 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewan Perwakilan Rakyat (Kota Bandung) telah menetapkan nama Gelora Bandung Lautan Api untuk nama Stadion Utama Sepakbola (SUS) Gedebage, Bandung bulan Maret

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS

KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan informasi pada setiap detiknya. masyarakat untuk mendapatkan gambaran dari realitas sosial. 1

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan informasi pada setiap detiknya. masyarakat untuk mendapatkan gambaran dari realitas sosial. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan informasi semakin cepat, dan di era informasi seperti sekarang ini banyaknya pemberitaan, informasi yang datang ke masyarakat. Penyebaran informasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. selanjutnya dicarikan cara pemecahannya. 1

BAB III METODE PENELITIAN. selanjutnya dicarikan cara pemecahannya. 1 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yaitu seperangkat pengetahuan tentang langkahlangkah yang sistematis dan logis tentang pencairan data yang berkenaan dengan masalah tertentu untuk diolah, dianalisis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak karena melibatkan anak menteri. kecelakaan maut yang kembali terjadi di Tol Jagorawi KM yang

BAB I PENDAHULUAN. banyak karena melibatkan anak menteri. kecelakaan maut yang kembali terjadi di Tol Jagorawi KM yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Awal tahun 2013 silam, masyarakat dikejutkan oleh kecelakaan maut yang menimpa anak salah satu tokoh publik di Indonesia, yaitu Rasyid Rajasa, anak dari Menteri Perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ruang publik, sebagai Public Service atau pelayanan publik. Hal ini tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. ruang publik, sebagai Public Service atau pelayanan publik. Hal ini tujuan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap perusahan swasta maupun pemerintah diwajibkan memberikan ruang publik, sebagai Public Service atau pelayanan publik. Hal ini tujuan untuk memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Penelitian ini berfokus pada bingkai sosok Jokowi sebagai Presiden dalam pemberitaan setahun pemerintahan pasangan Presiden Joko Widodo (Jokowi), dan Jusuf

Lebih terperinci

KONSTRUKSI MEDIA TERHADAP REALITAS PEMBERITAAN PEMILIHAN CALON GUBERNUR DKI, JOKO WIDODO DI HARIAN UMUM SOLOPOS BULAN FEBRUARI-MEI 2012

KONSTRUKSI MEDIA TERHADAP REALITAS PEMBERITAAN PEMILIHAN CALON GUBERNUR DKI, JOKO WIDODO DI HARIAN UMUM SOLOPOS BULAN FEBRUARI-MEI 2012 0 KONSTRUKSI MEDIA TERHADAP REALITAS PEMBERITAAN PEMILIHAN CALON GUBERNUR DKI, JOKO WIDODO DI HARIAN UMUM SOLOPOS BULAN FEBRUARI-MEI 2012 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Naiknya harga BBM selalu menjadi isu yang ramai dibicarakan dan juga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Naiknya harga BBM selalu menjadi isu yang ramai dibicarakan dan juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Naiknya harga BBM selalu menjadi isu yang ramai dibicarakan dan juga menimbulkan pro dan kontra. Karena perkembangan kehidupan manusia seirama dengan kemajuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. jenis penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalamdalamnya.

BAB III METODE PENELITIAN. jenis penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalamdalamnya. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kualitatif, yaitu jenis penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalamdalamnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Fenomena menjamurnya media massa di Indonesia, yang sangat erat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Fenomena menjamurnya media massa di Indonesia, yang sangat erat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Fenomena menjamurnya media massa di Indonesia, yang sangat erat keterkaitannya dengan masyarakat luas, menjadi salah satu pilar perubahan suatu negara,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sifat Penelitian Secara harafiah, metodologi dibentuk dari kata metodos, yang berarti cara, teknik, atau prosedur, dan logos yang berarti ilmu. Jadi metodologi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengertian metode berasal dari kata methodos (Yunani) yang dimaksud adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengertian metode berasal dari kata methodos (Yunani) yang dimaksud adalah 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pengertian metode berasal dari kata methodos (Yunani) yang dimaksud adalah cara atau menuju suatu jalan. Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan suatu cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media cetak seperti majalah, koran, tabloid maupun media elektronik seperti

BAB I PENDAHULUAN. media cetak seperti majalah, koran, tabloid maupun media elektronik seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Adanya kemajuan teknologi canggih seperti saat ini, informasi bisa kita dapatkan dari berbagai media. Informasi tersebut tidak lagi hanya kita dapatkan melalui media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. realitas bisa berbeda-beda, tergantung bagaimana konsepsi

BAB I PENDAHULUAN. realitas bisa berbeda-beda, tergantung bagaimana konsepsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesanpesan dari sumber kepada khalayak (menerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi. 1 Media massa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas

Lebih terperinci

MARJINALISASI MAHASISWA DALAM STRATEGI WACANA SURAT KABAR KOMPAS

MARJINALISASI MAHASISWA DALAM STRATEGI WACANA SURAT KABAR KOMPAS MARJINALISASI MAHASISWA DALAM STRATEGI WACANA SURAT KABAR KOMPAS (Suatu Tinjauan Analisis Wacana Kritis Terhadap Berita-Berita Headline Mengenai Unjuk Rasa Menolak Rencana Kenaikan Harga BBM, Pada Surat

Lebih terperinci