ANALISA LABA (EARNINGS) dan Market Strength. Reported Net Income Items unrealistically deducted from earnings Items unrealistically added to earnings

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISA LABA (EARNINGS) dan Market Strength. Reported Net Income Items unrealistically deducted from earnings Items unrealistically added to earnings"

Transkripsi

1 1 Handout : Analisis Rasio Keuangan Dosen : Nila Firdausi Nuzula, PhD Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya Quality of earnings ANALISA LABA (EARNINGS) dan Market Strength Kualitas laba adalah laba realistis yang bisa diwujudkan oleh perusahaan sesuai dengan kondisi ekonomi yang sedang berlangsung. Kualitas laba merupakan konsep yang dapat diinterpretasikan dari berbagai sudut pandang (multifacet), mempertimbangkan beragam teknik akuntansi dan keuangan, dan meliputi elemen baik yang bersifat kuantitatif ataupun kualitatif. Elemen kuantitatif seperti cash flow, merupakan data yang digunakan untuk mengukur apakah secara kuantitatif laba dapat dikatakan berkualitas atau tidak. Sementara yang termasuk elemen kualitatif adalah kualitas pengelolaan atau manajemen. Elemen terakhir ini sulit untuk diukur secara objective. Formula umum kualitas laba adalah: Contoh. Add Less Equals Reported Net Income Items unrealistically deducted from earnings Items unrealistically added to earnings Quality of earnings Tahun 2010, suatu perusahaan melaporkan penjualan sebesar $1,000,000 dan net income sebesar $400,000. Termasuk dalam perhitungan net income adalah biaya research and development (R&D) sebesar $50,000, atau 5% dari penjualan. Data historis menunjukkan bahwa biaya R&D sebesar 8% dari penjualan. Perusahaan pesaing ternyata juga memiliki besaran biaya R&D sebesar 8% pada tahun Dalam kasus ini analis perlu mengkaji apakah sebenarnya realisasi biaya R&D perusahaan adalah 8%. Dengan penjualan $1,000,000 maka besarnya biaya R&D adalah $80,000. Dengan demikian, biaya R&D dinyatakan terlalu rendah $30,000, yaitu $80,000-$50,000 = $30,000. Maka analis perlu melakukan penyesuaian sebagai berikut. Reported net income $400,000 Less Understatement of R&D 30,000 Equals Quality of earnings $370,000 Contoh di atas menunjukkan adanya penyesuaian untuk satu komponen biaya. Secara praktik, bisa saja terjadi banyak penyesuaian. Dari gambaran di atas, tampak bahwa kualitas laba cenderung bersifat relative, bukan absolute, dan lebih banyak digunakan untuk membandingkan laba

2 2 beberapa perusahaan di industri yang sama. Berikut adalah beberapa poin penting dalam analisa laba yang berkualitas: 1. Kualitas laba bukan hanya berkisar pada status overinvestment dan overinvestment sebagaimana yang dijelaskan di atas. Kualitas laba juga berhubungan dengan kemampuan perusahaan menjaga stabilitas komponen-komponen laporan laba rugi (income statement), besarnya risiko atas asset, serta kemampuan perusahaan menjaga sumber modal yang efisien. 2. Laba yang berkualitas dapat mempengaruhi rating obligasi, biaya pendanaan (cost of financing), dan ketersediaan sumber dana secara memadai. 3. Dua perusahaan yang memiliki tingkat laba yang sama bisa jadi memiliki tingkat kualitas laba yang berbeda. Cara utama untuk mengevaluasi kualitas laba suatu perusahaan adalah dengan membandingkan profil laba perusahaan tersebut (sumber atau pusat laba perusahaan) dengan profil laba perusahaan lain pada industri yang sama. Rating obligasi ditetapkan oleh lembaga pemeringkat kredit yang dikeluarkan oleh perusahaan-perusahaan yang mengeluarkan surat berharga seperti obligasi. Di dunia, perusahaan pemeringkat kredit yang terkenal adalah adalah Standard & Poor s (S&P) dan Moody s Investor Service. Di Indonesia, perusahaan pemeringkatan obligasi yang terkenal adalah PT Pefindo, PT Kasnic Credit Rating, dan Moody s Investor Service. Perusahaan yang terakhir ini telah diakui oleh otoritas keuangan (dalam hal ini Bank Indonesia) untuk melakukan pemeringkatan surat hutang perbankan yang digunakan sebagai standar kriteria dalam pengawasan perbankan. Pemeringkatan merupakan pernyataan tentang keadaan penghutang dan kemungkinan apa yang dapat dilakukan dengan hutang yang dimiliki. Peringkatan seperti ini ekuivalen dengan pengukuran risiko kegagalan, yaitu peluang emiten obligasi mengalami kondisi ketidakmampuan memenuhi kewajiban. Pemeringkatan didasarkan pada berbagai faktor, termasuk informasi keuangan (seperti laporan tahunan perusahaan), dan non keuangan seperti efisiensi operasi bisnis dan rencana perusahaan. Dapat dikatakan bahwa jika informasi laba yang disajikan dalam laporan keuangan berkualitas dan dihasilkan dari proses bisnis yang memadai, maka sesuai klasifikasi Moody s, credit rating obligasi perusahaan bisa masuk dalam kategori Aaa (kualitas utama), Aa (kualitas tinggi), A (peringkat cukup tinggi), Baa (peringkat menengah), Ba (peringkat cukup menengah), B (peringkat spekulatif), Caa (peringkat sangat spekulatif), Ca (peringkat mendekati kebangkrutan), C (peringkat paling rendah).

3 3 Dalam menganalisa earnings atau laba, rasio keuangan yang banyak digunakan adalah Return on Total Asset (ROA) dan Return on Stockholders Equity (ROE). ROA atau disebut pula ROI menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menggunakan total asset yang dimilikinya untuk memproduksi income. Semakin tinggi ROA menunjukkan efektifitas pengelolaan asetnya. Sementara, ROE mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk memaksimalkan return bagi stockholders. Rasio ini menekankan pada income yield atau besarnya pendapatan yang dikaitkan dengan jumlah dana yang diinvestasikan oleh shareholder. Analisa kekuatan pasar (market strength) Analisa kekuatan pasar berkaitan dengan rasio harga saham terhadap laba (earnings) per share, dan rasio yang berkaitan dengan deviden. 1. Laba per lembar saham atau earnings per share (EPS) Rasio ini banyak digunakan untuk mengevaluasi operating performance suatu perusahaan. EPS banyak digunakan oleh perusahaan untuk menampilkan kinerja keuangannya, di sisi lain, EPS juga digunakan analis keuangan dan investor untuk mengetahui sejauh mana net income perusahaan dapat dibagi kepada setiap lembar saham yang beredar. Jika struktur modal perusahaan hanya terdiri dari saham biasa (common stock), maka perhitungan earnings per share (EPS) adalah sebagai berikut. ( ) Jika struktur modal terdiri dari common stock dan non-convertible stock (seperti saham preferen, dimana deviden harus dibagikan pada pemegang sahamnya), maka perhitungan earnings per share adalah: Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa perusahaan dapat saja mengeluarkan beragam sekuritas yang dapat dikonversi menjadi saham biasa (common stock). Contoh sekuritas ini adalah convertible bonds dan convertible preferred stock. Stock options juga merupakan sekuritas lain yang dapat dikonversi menjadi common stock dalam kondisi tertentu. Jika seluruh common stock equivalents ini dikonversi, maka sekuritas-sekuritas ini dapat menambah jumlah common stock yang sedang beredar, dan dampaknya adalah bisa mengurangi jumlah earnings per share. GAAP mensyaratkan agar perusahaan mengungkapkan (disclose) seluruh informasi yang menunjukkan adanya potensi konversi sekuritas pada saham biasa.

4 4 Jika perusahaan ternyata memiliki potensi untuk melakukan konversi sekuritas ini, maka dalam menganalisa earnings per share, analis harus: a. Mengukur basic earnings per share. Perhitungan ini didasarkan pada outstanding common shares dan sekuritas yang ekuivalen dengan saham biasa serta memiliki potensi untuk dikonversi ke dalam saham biasa (dilutive effect). b. Menghitung diluted earnings per share. Perhitungan ini bersifat proforma dimana analis menghitung dampak dari konversi sekuritas ke dalam saham biasa terhadap pengurangan earnings per share. Formula perhitungan basic earnings per share adalah sebagai berikut. sementara perhitungan diluted earnings per share adalah: Hal yang perlu diingat bahwa perhitungan earnings per share di atas cenderung bersifat arbitrary dan subjective karena potensi untuk konversi ke dalam common stock bersifat prediksi. Berikut adalah contoh perhitungannya. Suatu perusahaan memiliki net income untuk tahun 2010 adalah $200,000 dan preferred dividend adalah $20,000. Pada tahun 1/01/2011 perusahaan mengeluarkan dan menjual 10,000 saham biasa. Pada 1/04/2011, perusahaan mengeluarkan 2,000 tambahan saham biasa. Perusahaan juga mengeluarkan stock option untuk sejumlah 3,000 saham. Sekuritas lain adalah convertible bonds senilai $10,000, tetapi tidak dapat disebut ekuivalen terhadap common stock, namun berpotensi untuk mengurangi EPS perusahaan (sebagai other fully diluted security). Diketahui pula bahwa setiap $1,000 obligasi (atau convertible bond) dapat dikonversi menjadi 500 lembar saham. Dual presentation dari EPS adalah sebagai berikut. Perhitungan weighted-average common stock outstanding: Jumlah saham beredar Masa jatuh tempo saat Jumlah saham beredar analisa dilakukan (weighted) 10,000 3/12 2,500 12,000 9/12 9,000 Total weighted-average common stock outstanding 11,500 Dengan menggunakan data weighted-average common stock outstanding ditambah dengan jumlah stock option sebesar 3,000 lembar saham, maka perhitungan EPS adalah:

5 5 Perlu diingat bahwa perhitungan basic EPS berasal dari net income yang tersedia untuk pemegang saham biasa. Oleh karenanya, analis perlu menghitung nilai bersih laba tersedia bagi pemegang saham dengan mengurangi jumlah laba sebesar $200,000 dengan nilai deviden bagi para pemegang saham preferen $20,000. Selanjutnya, perhitungan jumlah saham atas sekuritas convertible bonds yang dapat diubah menjadi saham biasa adalah sebagai berikut. Data yang digunakan adalah convertible bonds sebesar $10,000 dan bahwa setiap $1,000 obligasi dapat dikonversi menjadi 500 saham biasa. Dari $10,000 convertible bonds dan kebijakan konversi obligasi terhadap saham diketahui terdapat 10 bond, yang kemudian diketahui jumlah lembar saham hasil konversi convertible bond berjumlah 5,000 lembar. Jadi perhitungan fully diluted EPS adalah: Diketahui bahwa hasil perhitungan EPS setelah penambahan sekuritas adalah $9.23 jauh lebih kecil dibandingkan nilai dasar EPS sebelum ada penambahan sekuritas yaitu sejumlah $ Berikut adalah hal penting yang perlu dipertimbangkan dalam perhitungan EPS bagi beberapa stakeholder perusahaan. a. Investor tertarik menggunakan EPS sebagai ukuran kesuksesan kinerja operasi perusahaan. Semakin tinggi EPS, maka akan semakin tinggi potensi dividends per share, dan selanjutnya konsekuensinya adalah harga saham (market price per share) juga akan semakin tinggi. Akan tetapi, angka-angka ini berpotensi untuk dimanipulasi atau dibuat oleh perusahaan, agar kinerja perusahaan terlihat baik. Sayangnya, analis cenderung tidak dapat membandingkan hubungan antara EPS, Dividend per share, dan market price per share antara satu perusahaan dengan perusahaan lain karena kebijakan deviden setiap perusahaan berbeda. b. Managemen menginginkan EPS yang tinggi karena hal itu merefleksikan kesuksesan perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. c. Kreditur cenderung melihat penurunan profitabilitas sebagai hal buruk, karena penurunan tersebut dapat menunjukkan adanya kesulitan keuangan. Hal ini berdampak pada semakin tingginya risiko tidak terbayarnya pinjaman perusahaan. d. Bagi akuntan yang berwenang untuk mengaudit proses pelaporan keuangan, penurunan EPS merupakan tanda-tanda bahwa perusahaan

6 6 mengalami kesulitan bisnis (business failure) dan bisa mengarah pada tuntutan pengadilan. 2. Market Test Ratio Ukuran dalam market test ratio ini meliputi price-earnings dan dividend yield ratio. Ukuran market test ini memfokuskan pada hubungan antara market value of shares dan earnings atau dividend. Sementara, dividend payout ratio dapat pula digunakan terutama untuk melihat bagaimana reaksi pasar atas kebijakan dividend yang diimplementasikan oleh perusahaan. Price-earnings ratio (P/E) memberikan informasi tentang hubungan antara pertumbuhan potensial perusahaan dan evaluasi atau respon pasar (stock market) atas laba (earnings) yang dicapai perusahaan. Atau, dengan kata lain, rasio ini digunakan untuk mengetahui seberapa jauh stock market merespon laba yang dicapai oleh manajemen dalam bentuk kenaikan harga saham. P/E ratio menunjukkan seberapa jauh investor pasar modal mau membayar atau membeli saham dengan melihat kemampuan pencapaian laba perusahaan. Sebagai contoh, ratio P/E sebesar 15:1 mengindikasikan bahwa pasar mau membayar $15 untuk setiap $1 earnings yang dicapai perusahaan. Jadi, peningkatan rasio ini menunjukkan ekspektasi investor atas laba yang akan diterima perusahaan di masa datang. Formula yang digunakan untuk mengukur P/E adalah: Stock price at year-end $40 $35 Average number of shares outstanding 30,000,000 29,000,000 Dengan laba bersih pada tahun 2011 sebesar $94,800,000 dan tahun 2012 sebesar $80,330,000; maka perhitungan P/E ratio tahun 2011 adalah dan perhitungan P/E ratio tahun 2012 adalah: P/E ratio yang tinggi akan berdampak baik bagi perusahaan karena hal itu mengindikasikan bahwa investor memiliki respon baik atas kinerja keuangan perusahaan. Penurunan terhadap P/E ratio merefleksikan penurunan kepercayaan investor terhadap potensi pertumbuhan perusahaan.

7 7 P/E ratio bervariasi antar perusahaan bahkan di suatu industry yang sama, terutama pada industry yang berbeda. Oleh karenanya, analis perlu membandingkan P/E ratio suatu perusahaan dengan P/E ratio perusahaan pesaing di satu industry yang sama untuk memperoleh perbandingan yang fair. P/E ratio juga berbeda untuk perusahaan yang memiliki tahap perkembangan (life cycle) yang berbeda. Contohnya, perusahaan yang sedang tumbuh, fastgrowing company, cenderung memiliki P/E ratio yang tinggi, bahkan bisa melebihi 20. P/E ratio bermanfaat untuk menilai (appraise) potensi investasi suatu perusahaan. Sebagai contoh, investor bisa menggunakan P/E ratio untuk memutuskan apakah pantas untuk berinvestasi dalam suatu perusahaan. Investor juga dapat menggunakan P/E ratio sebagai indikator tentang bagaimana kinerja harga saham perusahaan. Investor bisa berpandangan bahwa suatu perusahaan dengan P/E ratio yang terlalu rendah dibandingkan dengan P/E ratio rata-rata di suatu industry, menunjukkan bahwa harga saham cenderung undervalued. P/E ratio yang terlalu rendah juga sebagai tanda bahwa perusahaan berpotensi untuk diakuisisi. Di sisi lain, P/E ratio yang terlalu tinggi secara relative dibandingkan rata-rata industry menunjukkan bahwa harga saham perusahaan tersebut overvalued dan perusahaan berpotensi untuk dijual. Tentu saja, kesimpulan seperti ini terlalu sederhana, dan pengambilan keputusan perlu mempertimbangkan faktor lain di luar kondisi internal perusahaan seperti kondisi keuangan dan ekonomi makro. Perhitungan book value per share ditujukan untuk mengetahui seberapa besar nilai keberlanjutan (going concern value) dari suatu perusahaan, bukan dimaksudkan untuk melihat nilai likuidasi (liquidation value). Book value (atau equity) per share umumnya dihitung berdasarkan harga buku saham terhadap equity per share dari total saham beredar dengan formula: Jika perusahaan memiliki treasury stock, perhitungan book value per share harus mengurangkan nilai treasury stock dari total stockholders equity. Treasury stock adalah saham perusahaan yang dibeli kembali dari peredaran untuk sementara waktu. Pembelian kembali saham yang beredar ditujukan untuk menaikkan harga pasar saham, sebagai cadangan untuk dijual kembali kepada karyawan perusahaan sebagai employee benefits, akan dibagikan sebagai deviden saham, atau sebagai cadangan untuk menukar surat-surat berharga perusahaan lain.

8 8 Jika perusahaan memiliki saham preferen yang sedang beredar, untuk menghitung book value per share, nilai saham preferen perlu dikurangkan dari total equity untuk menentukan jumlah bersih nilai saham biasa. Berikut adalah contoh perhitungan book value per share dengan memperhitungan berbagai faktor. Total stockholders' equity 692,000,000 Less: Amount assigned to preferred stock 120,000 shares $100 par value (no call price or liquidating price) 12,000,000 Equity applicable to common shares 680,000,000 Jumlah outstanding shares (2011) 30,000,000 Book value per share ,000, ,000,000 Nilai book value per share yang tinggi menjadi sinyal yang baik, karena hal itu menunjukkan bahwa setiap saham memiliki nilai buku yang tinggi. Book value per share dapat berubah secara signifikan karena adanya transaksi seperti konversi convertible bonds atau preferred stock, penjualan atau pembelian kembali saham biasa, adanya stock splits, penggabungan saham atau reverse stock split. Analis keuangan harus mempertimbangkan kemungkinan seperti ini. Book value per share menjadi tanda berapakah nilai yang dapat diterima shareholder jika perusahaan dilikuidasi dengan tanpa mendapatkan gain atau loss. Oleh karenanya, rasio ini disebut juga liquidation value per share. Dengan kata lain, jika asset perusahaan dapat dijual sesuai dengan nilai perolehan atau nilai bukunya, seluruh kewajiban bersifat tetap sebagaimana disebutkan di dalam kontrak pinjaman, dan seluruh laba bersifat kas dibagikan kepada shareholder, maka perhitungan book value per share menunjukkan besarnya nilai buku saham yang dapat diterima shareholders. Perbandingan book value per share suatu perusahaan dengan market price per share menunjukkan bagaimana pasar saham dan investor menilai perusahaan tersebut. Secara umum, market price per share harusnya lebih tinggi dibandingkan book value per share, karena market price per share menggunakan data harga saham saat ini. Jika market price per share suatu perusahaan adalah $20, sementara book value per share adalah $26, maka saham tersebut bisa jadi tidak diinginkan oleh investor. Jika ada perusahaan A yang berniat untuk mengakuisisi perusahaan B tersebut, bisa jadi perusahaan A cenderung akan membayar saham perusahaan B dengan nilai pasar jauh lebih rendah dibandingkan nilai likuidasi atau nilai book value per share. Tujuannya adalah untuk mendapatkan laba atas likuidasi perusahaan B yang diakuisisi.

9 9 Price/book value ratio menunjukkan nilai pasar perusahaan. Jika perhitungan book value per share didasarkan pada nilai historis penjualan saham, perhitungan market price berdasarkan pada harga saham saat ini. Idealnya, market price per share nilainya lebih besar dibandingkan book value per share, sebagai akibat dari inflasi dan akumulasi kinerja perusahaan selama beberapa tahun. Semakin lama asset yang dikelola perusahaan, semakin besar nilai price/book value ratio, sebaliknya semakin baru suatu asset dikelola perusahaan, nilai rasio semakin kecil. Analis perlu memperhatikan bahwa pada industry tertentu, seperti perbankan, nilai book value per share bisa jadi lebih tinggi dibandingkan nilai market price per share. Peningkatan rasio mengindikasikan tingginya opini investor atas kemampuan keuangan perusahaan. Harga pasar saham suatu perusahaan dapat meningkat karena kinerja likuiditas, actifitas, dan profitabilitas perusahaan secara bersamasama. Implikasi dari rasio price to book value yang rendah mengindikasikan buruknya kinerja perusahaan. Jika analis melihat bahwa harga pasar saham suatu perusahaan di bawah nilai buku, analis bisa menyimpulkan bahwa perusahaan sedang mengalami kesulitan keuangan dan operasi. Akan tetapi, bisa jadi analis menyarankan untuk membeli saham yang memiliki book value di atas market value ini karena umumnya harga saham perusahaan cenderung undervalued. Price-sales (P/S) ratio menunjukkan nilai pasar perusahaan dibandingkan dengan kinerja penjualan. Formula P/S ratio adalah: Contoh Sales ($) 1,450,000,000 1,530,000,000 Shares outstanding (shares) 30,000,000 29,000,000 Sales per share ($) Market price ($) Maka perhitungan Price-sales ratio untuk 2011 adalah: Price-sales ratio untuk 2012 adalah:

10 10 Rasio price-sales 0.83 berarti investor membayar $0.83 untuk setiap dolar penjualan yang terjadi. Artinya, ada indikasi bahwa kondisi perusahaan dinilai baik oleh investor karena investor hanya melakukan pembayaran sebesar $0.83 untuk mendapatkan satu lembar saham, tetapi perusahaan mampu menghasilkan penjualan (sebagai ukuran potensi besarnya earnings bagi investor) sebesar $1. Market value added merupakan ukuran kemampuan perusahaan untuk memaksimalkan kesejahteraan bagi pemegang saham. Upaya memaksimalkan kesejahteraan dapat dilakukan dengan memperlebar selisih antara nilai pasar saham dan jumlah modal sendiri yang berasal dari shareholder. Perbedaan ini disebut sebagai market value added (MVA). Formula perhitungan MVA adalah: Shares outstanding (shares) 30,000 29,000 Equity capital supplied by shareholder ($) 163, ,000 Market price ($) MVA ($) 1,036, ,000 Semakin tinggi MVA, semakin baik kinerja manajemen untuk meningkatkan kesejahteraan bagi pemegang saham. Tugas: 1. Carilah data yang relevan untuk menghitung Earnings per Share (EPS), yaitu net income, preferred dividends, jumlah lembar saham biasa yang beredar, dan umur setiap lembar saham (untuk dihitung proporsi berdasarkan umur beredar saham biasa). Hitung dan interpretasikan nilai basic EPS. 2. Dalam laporan tahunan perusahaan yang telah anda gunakan di awal semester, apakah ada convertible bonds, convertible preferred stock, dan stock option yang ditawarkan perusahaan pada dua tahun tersebut? Jika ada, hitunglah diluted earnings per share dengan informasi tersebut dengan mempertimbangkan stock option yang direalisasikan (exercised) pada setiap tahun. Uraikan interpretasi Anda. 3. Dengan data yang berkaitan dengan price-earnings ratio (P/E ratio), hitunglah P/E ratio dan berilah interpretasinya setiap tahun. Berikan interpretasinya. 4. Kumpulkan data P/E ratio kelompok Anda ke ketua kelas, dan analisa lah bagaimana perbedaan P/E ratio di setiap industri yang berbeda. 5. Hitunglah book value per share perusahaan yang Anda analisa. Apakah perusahaan memiliki treasury stock? Bagaimana perhitungan book value per

11 11 share setelah memperhitungkan treasury stock, saham preferen yang sedang beredar, dan stock splits. Berilah interpretasi Anda. 6. Carilah data market price per share saham perusahaan Anda (closing price akhir tahun). Kemudian, hitunglah price/book value ratio. Analisa lebih lanjut bisa dilakukan dengan menghubungkan hasil perhitungan price/book value ratio dengan kinerja (profitabilitas) perusahaan. Berilah interpretasi atas hasil perhitungan Anda. 7. Hitunglah price-sales (P/S) ratio dan berilah interpretasinya. 8. Hitunglah Market Value Added dan berilah interpretasinya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Saham Saham merupakan salah satu instrument pasar keuangan yang paling banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia mengalami perkembangan yang pesat dari periode ke

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia mengalami perkembangan yang pesat dari periode ke BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal Indonesia mengalami perkembangan yang pesat dari periode ke periode, hal ini dibuktikan dengan meningkatnya jumlah saham yang ditransaksikan dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Konsep Saham dan Return Saham Pada sebuah perusahaan publik, tujuan dari manajemen adalah memaksimalkan harga saham perusahaan,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal adalah pasar dengan berbagai instrumen keuangan jangka panjang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal adalah pasar dengan berbagai instrumen keuangan jangka panjang 14 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pasar Modal Pasar modal adalah pasar dengan berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa di perjual belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Investasi Investasi merupakan penempatan sejumlah dana pada waktu sekarang dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang. Pihak yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam arus globalisasi sekarang ini, setiap individu ataupun keluarga pasti

BAB I PENDAHULUAN. Dalam arus globalisasi sekarang ini, setiap individu ataupun keluarga pasti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam arus globalisasi sekarang ini, setiap individu ataupun keluarga pasti menginginkan untuk hidup berkecukupan atau bisa disebut kaya dalam arti finansial.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Investasi Investasi merupakan penempatan sejumlah dana pada waktu sekarang dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang. Pihak yang menanamkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Lancar (Current Ratio) Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan kewajiban jangka pendek dengan sumber dana jangka pendek

Lebih terperinci

Penilaian Nilai Intrinsik Saham (Valuation)

Penilaian Nilai Intrinsik Saham (Valuation) Bahan ajar digunakan sebagai materi penunjang Mata Kuliah: Manajemen Investasi Dikompilasi oleh: Nila Firdausi Nuzula, PhD Penilaian Nilai Intrinsik Saham (Valuation) Ada beragam cara yang digunakan manajemen

Lebih terperinci

ANALISA UNTUK INVESTOR

ANALISA UNTUK INVESTOR 1 Pertemuan 11 ANALISA UNTUK INVESTOR Salah satu keputusan yang harus diambil oleh para investor adalah keputusan portfolio pada sekuritas. Ada tiga tipe investor, yaitu investor jangka pendek, investor

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Return investasi dapat berupa return realisasi dan return ekspektasi. Return

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Return investasi dapat berupa return realisasi dan return ekspektasi. Return BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Return Saham Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi (Jogianto,2000:107). Return investasi dapat berupa return

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DISTRIBUSI LABA (PROFIT DISTRIBUTION POLICY)

KEBIJAKAN DISTRIBUSI LABA (PROFIT DISTRIBUTION POLICY) Handout : Analisis Rasio Keuangan Dosen : Nila Firdausi Nuzula, PhD Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya KEBIJAKAN DISTRIBUSI LABA (PROFIT DISTRIBUTION POLICY) Perusahaan bisnis selalu berkeinginan

Lebih terperinci

ANALISA LAPORAN KEUANGAN ERDIKHA ELIT

ANALISA LAPORAN KEUANGAN ERDIKHA ELIT ANALISA LAPORAN KEUANGAN www.mercubuana.ac.id LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. perusahaan menyajikan informasi untuk pasar modal. Teori sinyal

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. perusahaan menyajikan informasi untuk pasar modal. Teori sinyal BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Landasan Teori a. Teori Signal Menurut Wolk, et al. (2001) teori sinyal menjelaskan alasan perusahaan menyajikan informasi untuk

Lebih terperinci

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN Prof. DR. H. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. OVERVIEW Analisis sekuritas berdasarkan analisis fundamental. Analisis perusahaan merupakan tahap ketiga dari analisis fundamental,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. datang. Dilihat dari jangka waktunya, investasi dibedakan menjadi tiga macam,

BAB I PENDAHULUAN. datang. Dilihat dari jangka waktunya, investasi dibedakan menjadi tiga macam, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Investasi merupakan penanaman dana yang dilakukan oleh perusahaan ke dalam suatu aset dengan harapan akan memperolah pendapatan pada masa yang datang. Dilihat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara lain Taufik (2006) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Pendekatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara lain Taufik (2006) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Pendekatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian yang berkaitan dengan kinerja keuangan telah banyak dilakukan, antara lain Taufik (2006) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Pendekatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksilalkan nilai perusahaan. Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksilalkan nilai perusahaan. Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis Teori sinyal (signaling theory) dibangun sebagai upaya untuk memaksilalkan nilai Teori sinyal menunjukkan aya asimetri informasi antara manajemen perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS FUNDAMENTAL. 1

ANALISIS FUNDAMENTAL. 1 ANALISIS FUNDAMENTAL ririkyunita@yahoo.co.id 1 Your Investment options 2 Determine value without reference to price Analisis Fundamental # Sentimen #Likuiditas #Fundamental Overvalued NILAI Sekuritas Tumbuh

Lebih terperinci

ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANALISIS PERUSAHAAN

ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANALISIS PERUSAHAAN ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANALISIS PERUSAHAAN CAKUPAN PEMBAHASAN Overview analisis perusahaan EPS dan laporan keuangan perusahaan Price Earning Ratio Estimasi nilai intrinsik

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. akan datang (Tandelilin, 2010:2). Menurut Hartono (2013:7) tipe-tipe investasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. akan datang (Tandelilin, 2010:2). Menurut Hartono (2013:7) tipe-tipe investasi BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Investasi Investasi adalah suatu komitmen atas sejumlah dana atau sumber dana yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan

Lebih terperinci

Analisis Kebangkrutan

Analisis Kebangkrutan Analisis Kebangkrutan Semarang State University Definisi Analisis kebangkrutan adalah analisis untuk memperoleh tanda-tanda awal tentang kebangkrutan PENYEBAB KEBANGKRUTAN FAKTOR INTERNAL Manajemen Tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi semakin ketat dan kompetitif. Kondisi ini menuntut sebuah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi semakin ketat dan kompetitif. Kondisi ini menuntut sebuah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini dunia usaha dihadapkan pada kondisi persaingan yang menjadi semakin ketat dan kompetitif. Kondisi ini menuntut sebuah perusahaan harus mampu beradaptasi dan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN LITERATUR

BAB 2 TINJAUAN LITERATUR BAB 2 TINJAUAN LITERATUR 2.1. PENILAIAN PERUSAHAAN BERDASARKAN PER, PBV, DAN EV/EBITDA Menurut Damodaran (2002), ada tiga pendekatan untuk menilai suatu perusahaan, yaitu: penilaian menggunakan discounted

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan tempat kegiatan perusahaan mencari dana untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan tempat kegiatan perusahaan mencari dana untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal merupakan tempat kegiatan perusahaan mencari dana untuk membiayai kegiatan usahanya. Selain itu, pasar modal juga merupakan suatu usaha penghimpunan

Lebih terperinci

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis 10 BAB 2 Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pasar Modal a. Pengertian Pasar Modal Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu tempat bertemunya para penjual dan pembeli

Lebih terperinci

Analisis Fundamental untuk menentukan nilai intrinsik saham sebagai dasar pengambilan keputusan investasi saham pada PT. Kimia Farma, Tbk.

Analisis Fundamental untuk menentukan nilai intrinsik saham sebagai dasar pengambilan keputusan investasi saham pada PT. Kimia Farma, Tbk. Analisis Fundamental untuk menentukan nilai intrinsik saham sebagai dasar pengambilan keputusan investasi saham pada PT. Kimia Farma, Tbk. BAB I Latar Belakang Dalam mempertimbangkan investasi, para investor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terkait penghitungan pajak. Kreditur, misalnya supplier dan pihak bank

BAB I PENDAHULUAN. terkait penghitungan pajak. Kreditur, misalnya supplier dan pihak bank BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Akuntansi adalah proses dari tiga aktivitas yaitu pengidentifikasian, pencatatan, dan pengkomunikasian transaksi ekonomi dari suatu organisasi (bisnis maupun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kembalian investasi (return) baik berupa pendapatan dividen (dividend yield)

BAB 1 PENDAHULUAN. kembalian investasi (return) baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor.

Lebih terperinci

ANALISIS EKONOMI, KEUANGAN PERUSAHAAN & INVESTASI ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

ANALISIS EKONOMI, KEUANGAN PERUSAHAAN & INVESTASI ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN ANALISIS EKONOMI, KEUANGAN PERUSAHAAN & INVESTASI ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN Didukung Gedung Bursa Efek Indonesia, Tower II Lantai 1, Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53, Jakarta Selatan 12190 Telp

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu landasan teori dan pengembangan hipotesis.

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu landasan teori dan pengembangan hipotesis. BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu landasan teori dan pengembangan hipotesis. II.1 Landasan Teori Untuk mencapai sasaran studi diperlukan landasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu dilakukan oleh Ayu (2011), pada perusahaan makanan dan minuman yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah salah satu alternatif sumber dana eksternal bagi perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah salah satu alternatif sumber dana eksternal bagi perusahaan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal adalah salah satu alternatif sumber dana eksternal bagi perusahaan, dan juga sebagai salah satu alternatif investasi bagi para investor. Pasar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Lancar (Current Ratio) Current Ratio merupakan salah satu rasio yang paling umum digunakan untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pasar Modal Menurut Tandelilin (2001) pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan

Lebih terperinci

Bab II. Tinjauan Pustaka

Bab II. Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Likuiditas Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampauan perusahaan-perusahaan membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada

Lebih terperinci

sejarah perusahaan. untuk melanjutkan operasi Teknik-Teknik Analisis Laporan Keuangan teknik yang lazim dipakai yaitu:

sejarah perusahaan. untuk melanjutkan operasi Teknik-Teknik Analisis Laporan Keuangan teknik yang lazim dipakai yaitu: merupakan jumlah laba ditahan tahunan untuk setiap tahun dari sejarah perusahaan. d. Laporan Arus Kas Arus Kas Aktual, yang berlawanan dengan laba bersih akuntansi, yang dihasilkan oleh perusahaan selama

Lebih terperinci

CAKUPAN PEMBAHASAN 1/23

CAKUPAN PEMBAHASAN 1/23 http://www.deden08m.wordpress.com Estimasi nilai intrinsik saham Price Earning Ratio EPS dan laporan keuangan perusahaan Overview analisis perusahaan CAKUPAN PEMBAHASAN 1/23 Analisis perusahaan dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1 Saham Saham adalah sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat diantaranya dividen dan capital gain. Dividend merupakan bagian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat diantaranya dividen dan capital gain. Dividend merupakan bagian BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Saham Menurut Anoraga, Pakarti (2006:54) pengertian saham dapat diartikan sebagai tanda penyertaan modal pada suatu perseroan terbatas dan memiliki manfaat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Saham Saham pada dasarnya merupakan bukti penyertaan modal dari investor kepada emiten yang menunjang bukti kepemilikan suatu perusahaan dan investor memiliki klaim

Lebih terperinci

Laporan Arus Kas dan Analisis Laporan Keuangan

Laporan Arus Kas dan Analisis Laporan Keuangan Laporan Arus Kas dan Analisis Laporan Keuangan Agenda 1 2 Laporan Arus Kas Analisis Laporan Keuangan Laporan Arus Kas Tujuan Pembelajaran Dapat mengelompokkan aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. CAKUPAN PEMBAHASAN

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si.  CAKUPAN PEMBAHASAN MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. CAKUPAN PEMBAHASAN Overview analisis perusahaan EPS dan laporan keuangan perusahaan Price Earning Ratio Estimasi nilai intrinsik saham

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemegang saham maupun calon investor sangat berkepentingan terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemegang saham maupun calon investor sangat berkepentingan terhadap BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Pemegang saham maupun calon investor sangat berkepentingan terhadap laporan keuangan yang diumumkan secara periodik oleh pihak manajemen. Laporan keuangan ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Era globalisasi telah menghapuskan batasan bagi perusahaan dalam melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Era globalisasi telah menghapuskan batasan bagi perusahaan dalam melaksanakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Era globalisasi telah menghapuskan batasan bagi perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usaha. Dengan adanya penghapusan batasan ini, persaingan dalam dunia

Lebih terperinci

BABl PENDAHULUAN. Berdirinya sebuah perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas. Ada

BABl PENDAHULUAN. Berdirinya sebuah perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas. Ada BABl PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berdirinya sebuah perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas. Ada beberapa hal yang mengemukakan tujuan dari berdirinya sebuah perusahaan. Tujuan yang pertama

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. eksternal. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi karena terdapat

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. eksternal. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi karena terdapat BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Sinyal (Signalling Theory) Teori sinyal (signalling theory) menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Return Saham Menurut Jogiyanto (2000:107), return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa : 1. Return realisasi (realized

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Laporan Keuangan 1. Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan Definisi laporan keuangan menurut Kieso (2002 : 3) adalah sarana pengkomunikasian informasi keuangan utama kepada

Lebih terperinci

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si.

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. CAKUPAN PEMBAHASAN Overview analisis perusahaan EPS dan laporan keuangan perusahaan Price Earning Ratio Estimasi nilai intrinsik saham

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan agar dapat menguasai pasar, maka harus mampu bersaing dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan agar dapat menguasai pasar, maka harus mampu bersaing dan dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perusahaan agar dapat menguasai pasar, maka harus mampu bersaing dan dapat terus mengembangkan usahanya. Perusahaan untuk mengembangkan usahanya memerlukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. / stock. Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. / stock. Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Saham Suatu perusahaan dapat menjual hak kepemilikannya dalam bentuk saham / stock. Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang

Lebih terperinci

ANALISA RASIO KEUANGAN (lanjutan)

ANALISA RASIO KEUANGAN (lanjutan) Handout : Analisis Rasio Keuangan Dosen : Nila Firdausi Nuzula, PhD Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya Teknik-teknik analisa keuangan ANALISA RASIO KEUANGAN (lanjutan) Terdapat beragam cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diterimanya adalah informasi yang benar. Sistem perdagangan di Bursa Efek

BAB I PENDAHULUAN. diterimanya adalah informasi yang benar. Sistem perdagangan di Bursa Efek 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesatnya perkembangan Bursa Efek Indonesia saat ini tidak dapat dipisahkan dari peran investor yang melakukan transaksi di Bursa Efek Indonesia. Sebelum seorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah pasar dari beberapa instrumen keuangan jangka panjang yang

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah pasar dari beberapa instrumen keuangan jangka panjang yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal adalah pasar dari beberapa instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjualbelikan. Selain itu, pasar modal juga merupakan salah satu perantara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Harga saham a. Pengertian saham Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nilai investasi pada masa yang akan datang. Tujuan utama kegiatan investasi

BAB I PENDAHULUAN. nilai investasi pada masa yang akan datang. Tujuan utama kegiatan investasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi merupakan suatu kegiatan menempatkan sejumlah dana selama periode tertentu dengan harapan memperoleh penghasilan dan atau peningkatan nilai investasi

Lebih terperinci

ANALISIS FUNDAMENTAL SEBAGAI DASAR PENENTUAN DALAM MEMILIH SAHAM PADA PT. GUDANG GARAM, TBK

ANALISIS FUNDAMENTAL SEBAGAI DASAR PENENTUAN DALAM MEMILIH SAHAM PADA PT. GUDANG GARAM, TBK ANALISIS FUNDAMENTAL SEBAGAI DASAR PENENTUAN DALAM MEMILIH SAHAM PADA PT. GUDANG GARAM, TBK Rifdah Wijdaan/ 29214345/ Akuntansi PEMBIMBING : Dini Tri Wardani, SE., MMSI LATAR BELAKANG Pasar modal merupakan

Lebih terperinci

ANALISA RASIO KEUANGAN 1

ANALISA RASIO KEUANGAN 1 Handout : Analisis Rasio Keuangan Dosen : Nila Firdausi Nuzula, PhD Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya ANALISA RASIO KEUANGAN 1 Sebagaimana disebutkan sebelumnya, sumber utama analisa kinerja

Lebih terperinci

VALUATION BSP FINANCIAL MANAGEMENT 1

VALUATION BSP FINANCIAL MANAGEMENT 1 VALUATION BSP FINANCIAL MANAGEMENT 1 PENGERTIAN Penilaian (Valuation) adalah proses penentuan harga sekuritas atau aset keuangan (Finacial Asset). Sekuritas adalah secarik kertas yang menunjukkan hak untuk

Lebih terperinci

SEKURITAS DILUTIF & LABA PER SAHAM ( DILUTIVE SECURITIES & EARNINGS PER SHARE )

SEKURITAS DILUTIF & LABA PER SAHAM ( DILUTIVE SECURITIES & EARNINGS PER SHARE ) SEKURITAS DILUTIF & LABA PER SAHAM ( Dilutive Securities & Earnings Per Share ) AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH II SEKURITAS DILUTIF & LABA PER SAHAM ( DILUTIVE SECURITIES & EARNINGS PER SHARE ) MODUL 10 (

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan menurut beberapa pendapat, yaitu: Segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. membutuhkan dana dengan pihak yang kelebihan dana. Pasar modal dapat

BAB I PENDAHULUAN UKDW. membutuhkan dana dengan pihak yang kelebihan dana. Pasar modal dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahan membutuhkan dana untuk menjalankan kegiatannya, dana tersebut dapat diperoleh dengan dua cara, yaitu berasal dari intern perusahaan dan dari ekstern

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjuabelikan sekuritas. Salah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut M.Hanafi (2008:42) pengertian ROA adalah mengukur

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut M.Hanafi (2008:42) pengertian ROA adalah mengukur BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Return On Assets (ROA) Menurut M.Hanafi (2008:42) pengertian ROA adalah mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijalankan harus selalu meningkatkan kinerja perusahaan mereka. Ada berbagai

BAB I PENDAHULUAN. dijalankan harus selalu meningkatkan kinerja perusahaan mereka. Ada berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan bisnis dalam sebuah perusahaan tujuannya adalah untuk memaksimalkan kekayaan dan membuat bisnisnya semakin berkembang. Pada era sekarang ini, dunia bisnis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang menjadi acuan pada penelitian ini adalah: 2.1.1 Widayanti dan Haryanto (2013) Penelitian Widayanti dan Haryanto (2013)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu alternatif dalam berinvestasi yang dapat dipilih pemodal adalah investasi di

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu alternatif dalam berinvestasi yang dapat dipilih pemodal adalah investasi di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu alternatif dalam berinvestasi yang dapat dipilih pemodal adalah investasi di sektor keuangan. Pasar keuangan didefinisikan sebagai bertemunya pihak yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saham merupakan bukti kepemilikan sebagian perusahaan. Obligasi (bond)

BAB I PENDAHULUAN. Saham merupakan bukti kepemilikan sebagian perusahaan. Obligasi (bond) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Akhir-akhir ini kegiatan investasi yang dilakukan semakin beragam. Salah satunya adalah investasi dalam bentuk saham. Investasi dalam bentuk saham dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. risk 3 Investor yang mempunyai sifat konservatif cenderung melakukan

BAB I PENDAHULUAN. risk 3 Investor yang mempunyai sifat konservatif cenderung melakukan risk 3 Investor yang mempunyai sifat konservatif cenderung melakukan 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian Investasi merupakan suatu komitmen untuk menanamkan sejumlah dana pada saat ini dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu sumber dana eksternal yang sering dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah yang besar untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal (capital market) adalah suatu pasar dimana dana-dana jangka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal (capital market) adalah suatu pasar dimana dana-dana jangka BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pasar Modal Pasar modal (capital market) adalah suatu pasar dimana dana-dana jangka panjang baik hutang maupun modal sendiri diperdagangkan. Dana jangka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian PBV, DER, EPS, dan ROA Pengertian PBV (Price Book Value)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian PBV, DER, EPS, dan ROA Pengertian PBV (Price Book Value) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian PBV, DER, EPS, dan ROA 2.1.1.1 Pengertian PBV (Price Book Value) Rasio PBV (Price Book Value) ini di definisikan sebagai rasio harga saham

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modal dan industri-industri sekuritas yang ada pada suatu negara tersebut. Peranan

BAB I PENDAHULUAN. modal dan industri-industri sekuritas yang ada pada suatu negara tersebut. Peranan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perekonomian suatu negara dapat diukur dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan mengetahui tingkat perkembangan dunia pasar modal dan industri-industri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham merupakan instrumen keuangan yang paling diminati. masyarakat dan populer untuk diperjualbelikan di pasar modal.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham merupakan instrumen keuangan yang paling diminati. masyarakat dan populer untuk diperjualbelikan di pasar modal. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Saham a. Pengertian Saham Saham merupakan instrumen keuangan yang paling diminati masyarakat dan populer untuk diperjualbelikan di pasar modal. Saham (stock

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat pada sektor pasar modal syariah. Semakin banyaknya nilai

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat pada sektor pasar modal syariah. Semakin banyaknya nilai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian yang berbasis syariah salah satunya dapat dilihat pada sektor pasar modal syariah. Semakin banyaknya nilai sekuritas yang dimiliki

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang dapat memberikan kontribusi pada harga saham yang dapat berpengaruh pada Bursa Efek Indonesia.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS Pengertian Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio (PER))

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS Pengertian Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio (PER)) BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio (PER)) 2.1.1.1 Pengertian Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio (PER)) Ketika suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. industri ini akan memilki prospek yang baik. Dengan pertimbangan tersebut,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. industri ini akan memilki prospek yang baik. Dengan pertimbangan tersebut, BAB II TINJAUAN PUSTAKA Investasi saham property dan real estate adalah salah satu pilihan investasi yang menarik. Industri property memiliki supply lahan yang terbatas sementara demand-nya terus bertambah.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia khususnya dalam bidang investasi saham. Pasar modal merupakan sarana

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia khususnya dalam bidang investasi saham. Pasar modal merupakan sarana BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peranan penting dalam meningkatkan perekonomian dunia khususnya dalam bidang investasi saham. Pasar modal merupakan sarana alternative

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini berjudul Reaksi Pasar Terhadap Pengumuman Employee

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini berjudul Reaksi Pasar Terhadap Pengumuman Employee BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian ini merujuk pada beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu,antara lain : 1. Christian Herdinata, 2012. Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Sebuah negara yang memiliki keuangan yang kuat dan modern, berarti telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini menjadi sangat di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berharga seperti saham, sertifikat saham dan obligasi (Pandji dan Piji,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berharga seperti saham, sertifikat saham dan obligasi (Pandji dan Piji, 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pasar Modal 1. Pengertian Pasar Modal Pasar modal adalah suatu bidang usaha perdagangan surat-surat berharga seperti saham, sertifikat saham dan obligasi (Pandji dan Piji,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Bank Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pecking Order Theory menurut Myers (1984), menyatakan bahwa perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pecking Order Theory menurut Myers (1984), menyatakan bahwa perusahaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Packing Order Theory Pecking Order Theory menurut Myers (1984), menyatakan bahwa perusahaan lebih menyukai internal financing yaitu perusahaan lebih cenderung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya yang meneliti tentang stock split dan akan menjelaskan persamaan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya yang meneliti tentang stock split dan akan menjelaskan persamaan dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan dalam penelitian ini merujuk pada penelitian-penelitian sebelumnya yang meneliti tentang stock split dan akan menjelaskan persamaan dan perbedaan

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Bentuk Bentuk Laporan Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

Manajemen Keuangan. Bentuk Bentuk Laporan Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen Manajemen Keuangan Modul ke: Bentuk Bentuk Laporan Keuangan Perusahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Materi Pembelajaran Neraca Laporan Rugi Laba

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksimalkan laba atau sering disebut perusahaan nirlaba. Tujuan dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksimalkan laba atau sering disebut perusahaan nirlaba. Tujuan dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.Tinjauan Teoretis 1. Rasio Profitabilitas Tujuan dari kebanyakan perusahaan adalah untuk memaksimumkan laba atau keuntungan. Akan tetapi, ada juga perusahaan yang tujuannya bukan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS. Djarwanto (2001) menjelaskan bahwa laporan keuangan pada dasarnya

BAB II KERANGKA TEORITIS. Djarwanto (2001) menjelaskan bahwa laporan keuangan pada dasarnya BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1. Teori Tentang Laporan Laporan Keuangan 2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan Djarwanto (2001) menjelaskan bahwa laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akutansi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. asimetri informasi antara pihak manajemen dan pihak eksternal. Untuk mengurangi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. asimetri informasi antara pihak manajemen dan pihak eksternal. Untuk mengurangi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka teori 1. Teori Pensinyalan (Signalling Theory) Teori sinyal membahas mengenai dorongan perusahaan untuk memberikan informasi kepada pihak eksternal. Dorongan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan perekonomian. Dalam melaksanakan fungsi. ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan perekonomian. Dalam melaksanakan fungsi. ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pasar modal yang pesat memiliki peran penting dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian. Dalam melaksanakan fungsi ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. keuntungan dengan semua modal yang bekerja didalamnya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. keuntungan dengan semua modal yang bekerja didalamnya. BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Profitabilitas 2.1.1.1 Pengertian Profitabilitas Menurut Sutrisno (2009:16), Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

Lebih terperinci

Financial Performance (2)

Financial Performance (2) Financial Performance (2) Modul ke: Liquidiity Ratio Solvability Ratio Activity Ratio Profitability Ratio Market Ratio Fakultas Pascasarjana Dr. Sawarni Hasibuan Program Studi Magister Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal merupakan lembaga perantara (intermediaries) yang berperan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal merupakan lembaga perantara (intermediaries) yang berperan 23 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Pasar Modal 1.1. Pengertian Pasar Modal Pasar modal merupakan lembaga perantara (intermediaries) yang berperan penting dalam menunjang perekonomian karena pasar modal dapat

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN DEPRESIASI

LAPORAN KEUANGAN DEPRESIASI LAPORAN KEUANGAN www.mercubuana.ac.id DEPRESIASI PENGERTIAN Laporan keuangan merupakan hasil pencatatan transaksi yang terjadi pada periode tertentu yang berguna untuk evaluasi dan perencanaan. Laporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham juga berarti sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seorang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham juga berarti sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seorang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Harga saham Saham adalah salah satu bentuk efek yang diperdagangkan dalam pasar modal. Saham merupakan surat berharga sebagai tanda pemilikan atas perusahaan

Lebih terperinci

Tipe dan Cara Pembayaran Dividen

Tipe dan Cara Pembayaran Dividen KEBIJAKAN DEVIDEN KEBIJAKAN DIVIDEN 1. Tipe dan Cara Pembayaran Dividen Ada beberapa tipe dividen: dividen kas dan dividen non-kas. Untuk dividen non-kas, ada dividen saham (stock dividend) dan stock splits

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. muncul berkaitan dengan efisiensi informasi. Hal ini dapat terjadi karena pasar

BAB I PENDAHULUAN. muncul berkaitan dengan efisiensi informasi. Hal ini dapat terjadi karena pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan pasar modal di Indonesia mendorong banyaknya analisis yang muncul berkaitan dengan efisiensi informasi. Hal ini dapat terjadi karena pasar modal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak

Lebih terperinci