BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi Menurut (Cakrawati 2014), status gizi adalah keadaan tubuh yang merupakan hasil akhir dari keseimbangan antara zat gizi yang masuk kedalam tubuh dan penggunaannya. Status gizi dibagi tiga kelompok, yaitu: 1. Gizi baik Asupan gizi harus seimbang dengan kebutuhan gizi seorang yang bersangkutan. 2. Gizi kurang Merupakan keadaan tidak sehat (patologis) yang timbul karena tidak cukup makan atau konsumsi energi dan protein kurang selama jangka waktu tertentu. 3. Gizi lebih Keadaan patologis (tidak sehat) yang disebabkan kebanyakan makan. Menurut Waryana (2010), gizi adalah makanan yang dapat memenuhi kesehatan. Zat gizi adalah unsur yang terdapat dalam makanan dan dapat memengaruhi kesehatan. Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ organ serta menghasilkan energi. Namun ada pendapat lain, gizi adalah zat zat yang diperlukan tubuh yang berasal dari makanan. 8

2 9 1. Makanan Makanan adalah bahan selain obat yang mengandung zat zat gizi dan unsur unsur atau ikatan kimia yang dapat diubah menjadi zat gizi oleh tubuh yang berguna bila dimasukkan ke dalam tubuh. 2. Keadaan gizi Keadaan akibat dari keseimbangan antara konsumsi dan penyerapan zat gizi dan penggunaan zat gizi tersebut atau keadaan fisiologi akibat tersedianya zat gizi dalam seluler tubuh. 3. Status gizi (Nutrition Status) Keadaan tubuh yang merupakan hasil akhir dari keseimbangan antara zat gizi yang masuk kedalam tubuh dan penggunaannya. 4. Malnutrition (gizi salah, malnutrisi) Keadaan patologis akibat kekurangan atau kelebihan secara relatif maupun absolut satu atau lebih zat gizi. Ada 4 bentuk malnutrisi: a. Under Nutrition Kekurangan konsumsi pangan secara relatif atau absolut untuk periode tertentu. b. Specific Deficiency Kekurangan zat gizi tertentu, misalnya kekurangan vitamin A, Fe, dll. c. Over Nutrition Kelebihan konsumsi pangan untuk periode tertentu. d. Imbalance Karena disporsisi zat gizi.

3 10 e. Kurang Energi Protein (KEP) Kurang energi protein (KEP) adalah seorang yang kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari hari atau gangguan penyakit tertentu. B. Fungsi Zat Gizi Menurut (Cakrawati, 2014), Fungsi zat gizi secara umum adalah sebagai sumber energi, zat pembangun dan pengatur. Fungsi tersebut dapat dipenuhi dari makanan yang dikonsumsi sehari hari mencakup nasi, ikan, daging, telur, susu, sayuran, buah, gula, margarin dan lain sebagainya. Setiap kelompok gizi memiliki fungsi masing masing seperti karbohidrat, protein, lemak, mineral, viatamin dan juga air. Serat pun kini menjadi komponen yang penting dalam komposisi diet makanan sehari hari. Berikut fungsi dari zat zat gizi yang terdapat dalam makanan: 1. Karbohidrat Fungsi utama dalam karbohidrat adalah menyediakan energi yang dibutuhkan tubuh. Karbohidrat dalam makanan dapat berbentuk pati seperti yang terdapat dalam sereal ataupun gula seperti yang terkandung dalam buah buahan. 2. Lemak Lemak dalam makanan dapat berbentuk minyak seperti yang ditemukan dalam biji bijian, mentega ataupun berbentuk minyak seperti yang terdapat dalam daging. 3. Protein Fungsi uatama protein adalah membentuk jaringan baru dan memeperbaiki jaringan yang rusak dalam tubuh. Protein dalam makanan dapat berupa kasein

4 11 yang ada dalam susu atau albumin dalam telur, globulin dalam kacang kacangan dan gluten dalam gandum. 4. Mineral Kalsium, fosfor, besi, iodine merupakan sebagian mineral yang ditemukan dalam bahan pangan dalam bentuk komposisi organik dan anorganik. 5. Vitamin Vitamin yang ada dalam makanan terdiri atas vitamin larut lemak seperti vitamin A, D, E, K dan juga vitamin larut dalam air seperti vitamin B dan C. 6. Air Air adalah sebagian penting dalam struktur tubuh dan jumlahnya sekitar 60% dari berat tubuh. C. Kebutuhan Zat Gizi untuk Remaja Menurut (Badriah, 2014), Untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal diperlukan asupan zat gizi yang seimbang dari makanan dan minuman yang bervariasi. Status gizi remaja harus dinilai secara perorangan, berdasarkan data yang diperoleh dari pemeriksaan klinis, biokimia, antropometri, diet dan psikososial. 1. Energi Angka kecukupan gizi (AKG) energi untuk remaja putri sebesar kkal sedangkan untuk pria sebesar 2800 kkal setiap hari. AKG energi ini dianjurkan sekitar 60% berasal dari sumber karbohidrat. Makanan sumber karbohidrat adalah beras, terigu dan hasil olahannya (macaroni, spaghetti, umbi-umbian (ubi jalar, singkong) jagung, gula dan lain lain.

5 12 2. Protein Sumber protein disebut juga zat pembangun sangat diperlukan untuk pertumbuhan, perkembangan badan, pembentukan jaringan baru dan pemeliharaan tubuh. 3. Lemak Lemak berguna sebagai cadangan energi, pelarut vitamin A, D, E dan K, pelumas persendian, pertumbuhan dan pencegahan peradangan kulit dan pemberi cita rasa pada makanan. 4. Vitamin Kebutuhan vitamin pada masa remaja meningkat karena pertumbuhan dan perkembangan cepat yang terjadi. 5. Mineral Mineral sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan selama masa pertumbuhan pada remaja. Pada puncak masa pertumbuhan, remaja membutuhkan dua kali lebih banyak jumlah kalsium, zat besi, zink, magnesium dan nitrogen di banding masa lainnya. D. Masalah dan Penatalaksanaan Gizi pada Remaja Menurut (Badriah, 2014), masalah gizi pada remaja akan berdampak negatif pada tingkat kesehatan masyarakat, oleh karena itu kita perlu menangani lebih lanjut tentang masalah gizi remaja. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa kelompok remaja banyak yang mengalami masalah gizi. Beberapa masalah yang berkaitan dengan gizi yang ditemukan pada remaja antara lain adalah: 1. Indeks Masa Tubuh (IMT) kurang dari batas normal atau kurus 2. Obesitas

6 13 3. Anoreksia Nervosa dan Bulimia 4. Anemia Masalah gizi pada remaja yaitu a. Kurus Kurus merupakan masalah gizi yang umumnya lebih banyak ditemukan pada remaja wanita. Prevalensi IMT kurang atau kurus berkisar antara 30%-40%. b. Obesitas Obesitas adalah keadaan seseorang jika berat badannya lebih dari 30 standar BBI (Berat Badan Ideal) atau juga keadaan jika seorang anak mempunyai berat badan 120% lebih besar dari berat badan seharusnya pada usianya. c. Anoreksia Nervosa dan Bulimia Anoreksia dan bulimia adalah kelainan pola makan yang sering terjadi pada wanita. 1. Anoreksia Nervosa Anoreksia nervosa adalah hilangnya nafsu makan atau terganggunya pusat nafsu makan. 2. Bulimia Nervosa Penderita bulimia mempunyai ciri khas yang hampir sama dengan penderita anoreksia, namun pada bulimia penderita lebih sulit dideteksi karena berat tubuh mereka bisa saja melebihi batas normal, di bawah batas normal atau bahkan normal. 3. Penatalaksanaan Anoreksia dan Bulimia Nervosa Penatalaksanaan penyakit ini biasanya terdiri dari 2 tahap pengobatan:

7 14 a. Mengembalikan berat badan normal b. Terapi psikis yang sering kali dibarengi dengan pemberian obat obatan. d. Anemia Masalah gizi lain yang banyak terjadi pada remaja khususnya remaja putri adalah kurang zat gizi besi atau anemia. E. Body Masa Index (BMI) Laporan FAO/WHO/UNU tahun 1985 menyatakan bahwa batasan berat badan normal orang dewasa ditentukan berdasarkan nilai Body Massa Index (BMI). Di Indonesia istilah Body Massa Index diterjemahkan menjadi Indeks Massa Tubuh (IMT). IMT merupakan alat yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan, maka mempertahankan berat badan normal memungkinkan seseorang dapat mencapai usia harapan hidup lebih panjang (Supariasa,2008). Penggunaan IMT hanya berlaku untuk orang dewasa berumur diatas 18 tahun. IMT tidak dapat diterapkan pada bayi, anak remaja yang kurang dari 18 tahun, ibu hamil dan olahragawan. Disamping itu pula IMT tidak bisa diterapkan pada keadaan khusus (penyakit) lainnya seperti adanya edema, asites dan hepatomegali. Rumusan perhitungan IMT adalah sebagai berikut: IMT = Berat Badan (kg) Tinggi Badan (m)x Tinggi badan (m) Atau: Berat badat (dalam kilogram) dibagi kuadrat tinggi badan (dalam meter) (Supariasa, 2008).

8 15 Untuk kepentingan Indonesia, batas ambang dimodifikasi lagi berdasarkan pengalaman klinis dan hasil penelitian di beberapa negara berkembang. Akhirnya diambil kesimpulan batas ambang IMT untuk Indonesia adalah seperti Tabel 2.1 berikut. Tabel 2.1 Kategori Ambang batas IMT untuk Indonesia Kategori Keterangan IMT Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat < 17,0 Kekurangan berat badan tingkat rendah 17,0-18,5 Normal >18,5-25,5 Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan >25,0-27,0 Kelebihan berat badan tingkat berat >27,0 Sumber: Depkes, Pedoman Praktis Pemantauan Status Gizi orang dewasa (Waryana, 2010). Berat normal adalah idaman bagi setiap orang agar mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Keuntungan apabila berat badan normal adalah penampilan baik, lincah dan resiko sakit rendah. Berat badan yang kurang dan berlebihan akan menimbulkan resiko terhadap berbagai macam penyakit. Khususnya bagi wanita yang mengalami kelebihan berat badan dapat mengakibatkan gangguan haid (haid tidak teratur, perdarahan yang tidak teratur) dan faktor penyakit pada persalinan (Supariasa,2008) Menghitung Index Masa Tubuh (IMT) Index Masa Tubuh (IMT) adalah suatu rumusan kesehatan, dimana berat badan seseorang (kg) dibagi dengan tinggi badan (TTTT) 2 dalam rumus satuan (m). IMT = BB/(TTTT) 2 Misalnya: BB= 45 kg dan TB=165 kg Maka IMT = (45)/(165) 2 Jadi IMT = 16,5

9 16 Keterangan IMT <17,0 18,5 = Kekurangan berat badan IMT <18,5 25,0 = Normal IMT <25,0 = Kelebihan berat badan Maka kekurangan berat badan bisa dilihat langsung dari pertumbuhan anak, yaitu dilihat dari fisik anak. Pertumbuhan fisik itu dapat dilihat langsung dari berat badan anak. Apabila anak mendapat gizi yang lebih baik, maka kenaikan berat badan anak akan terkendali (Nirwana, 2012). F. Gangguan Menstruasi Menurut Dewi (2013), Gangguan menstruasi adalah menstruasi yang tidak normal dalam hal panjang siklus haid, lama haid dan jumlah darah haid yang melibatkan, hipotalamus, hipofisis, ovarium dan endometrium. a. Kelainan siklus 1. Amenorea Amenorea adalah keadaan tidak adanya haid untuk sedikitnya tiga bulan berturut turut. a. Ada dua jenis amenorea yaitu Amenorea primer adalah apabila seorang wanita berumur 18 tahun keatas tidak pernah mendapat haid dan wanita dengan usia 14 tahun, pertumbuhan sex sekunder belum tampak tidak haid atau telah mencapai usia 16 tahun, seks sekunder tumbuh. Amenorea sekunder adalah wanita pernah mendapat haid tetapi kemudian tidak mendapat haid lagi dan wanita usia reproduksi pernah haid tetapi haidnya tidak datang selama tiga bulan berturut turut.

10 17 b. Sebab sebab amenorea Gangguan organik pusat : tumor, radang Gangguan kejiwaan : syok emosional, psikosis, anoreksia nervosa, pseudosiesis Gangguan poros hipotalamus hipofisis Sindrom amenorea-galaktorea, sindrom stein-leventhal, amenorea hipotalamik Gangguan gonad Kelainan congenital : sindrom turner, sindrom testicular feminization. Menopause premature The insensitive ovary Penghentian fungsi ovarium karena operasi radiasi, radang Gangguan hipofisis Sindrom Sheehan dan penyakit simmonds Tumor : adenoma basofil (penyakit Cushing), adenoma asidofil (akromegali, gigantisme). Adenoma kromofod (sindrom Forbes-albright). Penyakit umum Obesitas, gangguan gizi, DM, endometriosis TB, histerektomi, aplasia vaginae. c. Pemeriksaan Anamnesis : usia menarche, gangguan psikis, alat kontrasepsi yang digunakan, gangguan tyroid, DM, obat obatan, peningkat atau penurun berat badan.

11 18 d. pengobatan Tidak diobati bila siklus haid berovulasi dan bila ingin diobati diberikan kombinasi estrogen dan progesterone mulai hari ke siklus haid. 2. Polimenorea a. pengertian polimenorea adalah siklus haid lebih pendek dari biasanya atau haid terlalu sering (<21 hari). b. penyebab gangguan hormonal yang mengakibatkan gangguan ovulasi atau menjadi pendeknya masa luteal endometriosis, peradangan ovarium. c. pengobatan fase folikuler memendek : estrogen 2x/hari ke 3-8. insufiensi korpus luteum : Progesteron 5-10 mg/hari ke Oligomenorea a. pengertian Oligomenorea adalah siklus haid lebih panjang/ hari jarang (>35 hari). b. penyebab Fase folikuler yang memanjang dan fase sekresi yang memanjang c. pengobatan Bila siklus haid berovulasi tidak perlu pengobatan b. Menurut Setiyaningrum (2014), Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan pada haid.

12 19 1. Hipermenorea (Menoragia) Hipermenorea adalah perdarahan haid yang lebih banyak dari normal atau lebih lama dari normal (lebih dari 8 hari). Sebab kelainan ini terletak pada kondisi dalam uterus, misalnya adanya mioma uteri dengan permukaan endometrium lebih luas dari biasa dan dengan kontraktilitas yang terganggu, polip endomentrium, gangguan pelepasan endometrium pada waktu haid dan sebagainya. Pada gangguan pelepasan endometrium biasanya terdapat juga gangguan dalam pertumbuhan endometrium yang diikuti dengan gangguan pelepasannya pada waktu haid. Terapi pada hipermenorea pada mioma uteri niscaya tergantung dari penanganan mioma uteri sedangkan diagnosis dan terapi polip endometrium terdiri dari kerokan. 2. Hipomenorea Hipomenorea adalah perdarahan haid yang lebih pendek dan atau lebih kurang dari biasa. Sebab sebabnya dapat terletak pada konstitusi penderita pada uterus (misalnya sesudah meomektromi). Pada gangguan endokrin dan lain lain. Kecuali ditemukan sebab nyata tetapi terdiri atas menenangkan penderita. Adanya hipomenorea tidak menganggu fertilitas. c. perdarahan diluar haid 1. Metroragia metroragia adalah perdarahan yang terjadi tanpa ada hubungan dengan siklus haid. Penyebabnya adalah kelainan organik dan endokrinologik dan pengobatannya adalah kelaianan organik sesuai dengan penyebab (servisitis), kelaianan hormonal yaitu kombinasi enstrogen dan progesterone hari ke siklus haid.

13 20 d. gangguan lain yang ada hubungan dengan haid 1. Premenstrual tension (tegangan prahaid) Premenstrual tension merupakan keluhan keluhan yang biasanya mulai satu minggu sampai beberapa hari sebelum datangnya haid dan menghilang sesudah haid datang walaupun kadang kadang berlangsung terus sampai haid berhenti. Gejala gejala yang tidak beberapa berat banyak dijumpai, terutama pada wanita berumur antara 30 dan 45 tahun. Keluhan keluhan terdiri atas gangguan emosional berupa iritabilitas, gelisa insomnia, nyeri kepala, mudah tersingung, sukar tidur, perut kembung, mual, pembesaran dan rasa nyeri pada mammae dan sebagainya. Sedangkan pada kasus yang berat terdapat depresi, rasa ketakutan, gangguan konsentrasi dan peningkatan gejala gejala fisik tersebut diatas. 2. Mastalgia Gejala mastalgia adalah rasa nyeri dan pembesaran mamma sebelum haid. Sebabnya edema dan hiperemi karena peningkatan relatif dari kadar estrogen. Pada pemeriksaan harus diperhatikan adanya radang atau neoplasma. Terapi biasanya terdiri atas pemberian diuretikum sedang pada mastalgia keras kadang kadang perlu diberhentikan metiltestosteron 5 mg sehari secara sublingual. Bromokriptine dalam dosis kecil dapat membantu pengurangan penderitaan. 3. Mittelschmerz Mittelschmerz atau nyeri antara haid terjadi kira kira sekitar pertengahan siklus haid pada saat ovulasi. Rasa nyeri yang terjadi mungkin ringan tetapi mungkin juga berat. Lamanya mungkin hanya

14 21 beberapa jam tetapi hanya beberapa kasus sampai 2-3 hari. Rasa nyeri dapat disertai atau tidak disertai dengan perdarahan yang kadang kadang sangat sedikit berupa getah bewarna coklat sedangkan pada kasus lain dapat merupakan perdarahan seperti haid biasa. Diagnosis dibuat berdasarkan saat terjadinya peristiwa dan bahwa nyerinya tidak mengejang, tidak menjalar dan tidak disertai mual dan muntah. Penanganan umumnya terdiri atas penerangan pada wanita yang bersangkutan. 4. Dismenorea Dismenorea atau nyeri haid merupakan suatu gejala yang paling sering menyebabkan wanita wanita mudah pergi ke dokter untuk konsultasi dan pengobatan. Karena pengobatan ini sifatnya subjektif, berat atau intensitasnya sukar dinilai. Walaupun frekuensi dismenorea cukup tinggi dan penyakit ini sudah lama dikenal, namun sampai sekarang patogenesisnya belum dapat dipecahkan. Oleh karena hampir semua wanita mengalami rasa tidak enak dibawah perut sebelum dan selama haid dan sering kali rasa mual maka istilah dismenorea hanya dipakai jika nyeri haid demikian hebatnya sehingga memaksa penderita untuk istirahat dan meninggalkan pekerjaan atau cara hidupnya sehari hari untuk beberapa jam atau beberapa hari. Penanganan dismenorea ini dapat dilakukan dengan cara penerangan dan nasehat, pemberian obat analgesik tetapi hormonal tetapi dengan obat nonsteroid antiprostaglandin, dilatasi kanalis servikalis dan lain sebagainya.

15 22 G. Siklus Menstruasi Menurut Proverawati (2009), Siklus menstruasi ialah jarak antara tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya haid berikutnya. Menstruasi adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium. Siklus haid juga meliputi saat-saat ketika terjadi perdarahan, beserta jarak waktu sebelum haid berikutnya mulai, dengan rata-rata 28 hari. Tetapi pada wanita yang haidnya teratur pun dapat terjadi kemelesetan beberapa hari, baik maju maupun mundur. Selama haid, hypothalamus mengirim sejumlah faktor pencetus FSH ke kelenjar bawah otak yang membuat FSH, jumlah FSH dalam darah kemudian meningkat dan merangsang sejumlah folikel tumbuh dan membentuk estrogen sehingga jumalh darah dalam hormon meningkat. Estrogen merangsang dinding uterus agar menebal. Di akhir haid, hampir seluruh dinding runtuh, bercampur dengan darah dan keluar. Siklus menstruasi dibagi empat fase yang ditandai dengan perubahan pada endometrium uterus, fase tersebut yaitu menstruasi, fase proliferasi, fase sekresi atau luteal dan fase premenstruasi atau iskemik. Fese menstruasi yaitu korpus luteum berfungsi sampai kira kira hari ke-23 atau hari ke-24 pada siklus 28 hari dan kemudian mulai bergeser, akibatnya terjadi penurunan progesteron dan estrogen yang tajam sehingga menghilangkan perangsangan pada endometrium, perubahan iskemik terjadi pada anteriola dan diikuti oleh menstruasi. Fase proliferasi, stadium ini berlangsung kira kira 5 hari, kadar estrogen yang meningkat dari folikel yang berkembang akan merangsang stroma endometrium untuk mulai tumbuh dan menebal, kelenjar kelenjar mulai terjadi hipertrofi dan berproliferasi dan pembuluh darah menjadi banyak sekali. Fase sekresi (luteal) yaitu fase setelah ovulasi, dibawah pengaruh progesterone yang meningkat dan terus diproduksinya

16 23 estrogen oleh korpus luteum dan endometrium menebal. Fase premenstrual yaitu korpus luteum menurun, kadar progesterone dan estrogen menurun, arteri pada endometruim berkontriksi dan dinding uterus menjadi menyusut dan mati karena iskemia. Menstruasi pada awalnya terjadi secara tidak teratur sampai mencapai umur 18 tahun. Titik kritis ukuran antropometri pencetus menstruasi dini (menarche) berat badan 40 kg dan tinggi badan 148 cm. terdapat hubungan antara massa lemak tubuh dengan kejadian usia menstruasi dini, begitu pulak dengan hubungan antara BMI dengan usia menstrusai (Waryana, 2010). H. Fisiologi Menstruasi Pusat pengendalian hormon dari sistem reproduksi adalah hypotalamus. Hypotalamus mempunyai hormon hormon gonadotropin, hormon releasing, hormon GNRH yang mensekresi dua hormon yaitu follicle stimulating hormon releasing hormon (FSH-RH) dan luteinizing hormon releasing hormon (LH-RH). Kedua hormon tersebut merangsang hipofisis interior untuk mensekresi follicle stimulating hormon dan luteinizing hormon yang menyebabkan terjadinya produksi estrogen dan progesteron yang selanjutnya akan memberikan umpan balik yang mengandung kadar hormon gonadotropin kepada hipotalamus. Satu siklus menstruasi adalah siklus ovarium, siklus endometrium dan siklus sekresi. Jarak siklus berjarak antara hari dan rata rata 28 hari. Lamanya menstruasi sekitar 2-8 hari dan rata rata 4-6 hari. Darah menstruasi tidak dapat membeku dengan jumlah sekitar ml setiap siklus menstruasi (Waryana, 2010).

17 24 I. Faktor-Foktor Yang Mempengruhi Menstruasi 1. Faktor Hormonal Hormon-hormon yang mempengaruhi terjadinya haid pada seseorang wanita yaitu follicle stimulating hormone (FSH) yang dikeluarkan oleh hipofisis, estrogen yang dihasilkan oleh ovarium, luteinizing hormone (LH) yang dihasilkan oleh hipofisis, serta progesteron yang dihasilkan ovarium (Kusmiran, 2011). 2. Faktor Enzim Enzim hidrolitik yang terdapat dalam endometrium merusak sel yang berperan dalam sintesis protein, yang mengganggu metabolisme sehingga mengakibatkan regresi endometrium pada perdarahan (Kusmiran, 2011). 3. Faktor Vaskuler Saat fase poliferasi, terjadi pembentukan sistem vaskularisasi dalam lapisan fungsional endometrium. Pada pertumbuhan endometrium ikut tumbuh pula arteri-arteri, vena-vena, dan hubungan di antara keduanya. Dengan regresi endometrium, timbul statis dalam vena-vena serta saluran-saluran yang menghubungkan dengan arteri, dan akhirnya terjadi nekrosis dan perdarahan dengan pembentukan hematoma, baik dari arteri maupun vena (Kusmiran, 2011). 4. Faktor Prostaglandin Endometrium mengandung prostaglandin E2 dan F2. Dengan adanya desintegrasi endometrium, prostaglandin terlepas dan menyebabkan kontraksi miometrium sebagai suatu faktor untuk membatasi perdarahan pada haid (Kusmiran, 2011).

18 25 5. Faktor Status Gizi Terhadap Reproduksi Gizi dan makanan tidak saja diperlukan dalam pertumbuhan, perkembangan fisik, mental dan kesehatan tetapi diperlukan juga untuk fertilitas atau kesuburan seseorang untuk mendapatkan keturunan. Keadaan gizi atau status gizi merupakan gambaran apa yang dikonsumsi dalam jangka waktu cukup lama. Keadaan gizi dapat berupa gizi lebih. Kelebihan gizi pada wanita dapat mengakibatkan gangguan haid (haid tidak teratur, perdarahan yang tidak teratur). 6. Faktor Stress Bahwa dalam sistem reproduksi wanita selain dibutuhkan nutrisi yang baik juga faktor psikologi mempengaruhi. Jika seorang wanita mengalami gangguan psikologi, meskipun nutrisinya bagus maka sistem reproduksinya bisa terganggu. J. Hormon Yang Berperan Dalam Siklus Menstruasi Sistem hormonal yang mempengaruhi siklus menstruasi adalah : 1. FSH-RH (follicle stimulating hormone releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan FSH. 2. LH-RH (luteinizing hormone releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan LH. 3. PIH (prolactine inhibiting hormone) yang menghambat hipofisis untuk mengeluarkan prolaktin (Proverawati, 2009). a. Estrogen Estrogen atau hormon wanita bertangung jawab atas pertumbuhan dan perkembangan tuba fallopi, ovarium, uterus dan alat kelamin eksternal serta

19 26 karakteristik seksual sekunder wanita. Hormon tersebut terutama berkaitan dengan perubahan perubahan siklus normal yang terjadi pada endometrium dan rahim selama siklus. Estradiol merupakan estrogen alam utama yang diproduksi oleh ovarium disamping beberapa estrogen yang diproduksi secara metabolic dalam hati. Berbagai sediaan estrogen alam atau sintetik dikembangkan untuk pemakaian oral, parenteral maupun topical. Absorpsi biasanya baik dan absorpsi melalui kulit juga bisa menimbulkan efek sistemik. Estrogen digunakan untuk terapi pada beberapa kondisi wanita termasuk kontrol konsepsi, endometriosis, hipogonadisme, monopouse dan perdarahan abnormal sedangkan pada pria untuk penatalaksanaan paliatif kanker prostat yang tidak bisa di operasi (Proverawati, 2009). b. Progestin Merupakan hormon yang secara alami terutama diproduksi oleh korpus luteum dan plasenta yang berperan dalam produksi dengan mempersiapkan endometrium untuk implantasi telur dan membantu perkembangan serta berfungsinya kelenjar mammae. Disamping efek progestationalnya, progestin sintetik tertentu memiliki efek anabolik, androgenik atau estrogenik (biasanya lemah). Progesteron merupakan progestin alam yang paling banyak yang selain efeknya sebagai hormon juga berfungsi sebagai zat untuk produksi berbagai androgen, kortikosteroid dan estrogen secara endrogen (Proverawati, 2009). Satu sel dihasilkan oleh satu ovarium setiap 28 hari. Hormon merupakan cairan kimia yang dihasilkan oleh tubuh untuk mengendalikan proses proses metabolisme dalam tubuh. Perubahan yang terjadi setiap bulan pada organ reproduksi wanita disebut siklus menstruasi. Siklus

20 27 menstruasi pada wanita terjadi setiap periode tertentu, misalnya 28 hari. Namun demikian siklus menstruasi tersebut sangat bervariasi untuk tiap individu yaitu berkisar antara hari. Perubahan perubahan yang terjadi selama menstruasi menyakut pemasakan sel telur dan penebalan dinding rahim guna menerima sel telur yang telah dibuahi. Jika sel telur didalam ovarium masak, dinding rahim menebal. Lebih kurang pada hari ke 14 dari siklus menstruasi yang 28 hari, sel telur dihasilkan dari ovarium dan dikenal sebagai proses ovulasi (Proverawati, 2009). Sel telur tersebut tetap hidup selama jam dan bergerak sepanjang saluran telur menuju ke rahim uterus. Sel telur tersebut dapat dibuahi bila terdapat sperma yang hidup dalam saluran telur selama 48 jam sesudah atau sebelum ovulasi. Jika sel telur tersebut tidak dibuahi didalam saluran telur maka akan luruh (rusak). Dinding rahim akan luruh dan terjadi perdarahan. Peristiwa tersebut terjadi setiap bulan dan dikenal sebagai menstruasi. Lamanya menstruasi berlansung selama 4-6 hari. Saat menstruasi berlangsung, sel telur yang lain mulai mengalami pemasakan. Rahim juga mulai menebal sebagai persiapan menerima sel telur lain tersebut. Menstruasi mulai terjadi saat organ perkembangbiakan seorang gadis, menstruasi pertama terjadi pada usia 8-13 tahun dan terus berlanjut sampai usia tahun. Pada usia lima puluhan siklus menstruasi menjadi tidak teratur dan berhenti untuk selamanya, peristiwa ini disebut menopause (proverawati, 2009).

21 28 Tabel 2.2 Pristiwa yang terjadi dalam uterus (rahim) adalah sebagai berikut: Hari Keadaan Rahim Hal Yang Terjadi 1-6 Peluruhan dinding Mentruasi 7-12 Dinding mulai tebal Sel telur masak dalam ovarium Dinding semangkin tebal Ovulasi Dinding dalam kondisi paling Sel telur bergerak menuju rahim K. Penyebab Gangguan Siklus Menstruasi Banyak penyebab kenapa siklus menstruasi menjadi panjang atau sebaliknya pendek. Namun, penanganan kasus dengan siklus menstruasi yang tidak normal, tak berdasarkan kepada panjanh atau pendeknya sebuah siklus menstruasi, melainkan berdasarkan kelainan yang dijumpai. Penanganan dilakukan oleh dokter berdasarkan penyebabnya (Proverawati, 2009). 1. Fungsi Hormon Terganggu yaitu menstruasi terkait erat dengan sistem hormon yang diatur di otak, tepatnya kelenjar hipofisa. Sistem hormonal ini akan mengirim sinyal ke indung telur untuk memproduksi sel telur. Bila system pengaturan ini terganggu, otomatis sistem siklus menstruasinya pun akan terganggu. 2. Kelainan Sistemik yaitu ada ibu yang tubuhnya sangat gemuk atau kurus. Hal ini bisa mempengaruhi siklus menstruasinya karena sistem metabolisme didalam tubuhnya tidak bekerja dengan baik atau ibu menderita penyakit diabetes juga akan mempengaruhi sistem metabolisme ibu sehingga siklus menstruasinya pun tidak teratur. 3. Stres Stres jangan dianggap enteng sebab akan menganggu sistem metabolisme didalam tubuh. Bisa saja karena stress, ibu jadi mudah lelah, berat badan turun dratis bahkan sakit sakitan sehingga metabolismenya terganggu, siklus menstruasinya pun ikut terganggu.

22 29 4. Kelenjar Gondok Terganggunya fungsi kelenjar gondok/tiroid juga bisa menjadi penyebab tidak teraturnya siklus menstruasi. Gangguan bisa berupa produksi kelenjar gondok yang terlalu tinggi (hipertiroid) maupun terlalu rendah (hipotiroid). Pasalnya, sistem hormon ikut terganggu. 5. Hormon Prolaktin Berlebihan Pada ibu menyusui, produksi hormon prolaktinya cukup tinggi. Hormon prolaktin ini sering kali membuat ibu tak kunjung menstruasi karena memang hormon ini menekan tingkat kesuburan ibu. Pada kasus ini tak masalah, justru sangat baik untuk memberikan kesempatan pada ibu guna memelihara organ reproduksinya. Sebaliknya, jika tidak sedang menyusui, hormon prolaktin juga bias tinggi biasanya disebabkan kelainan pada kelenjar hipofisis yang terletak di dalam kepala. Dengan siklus menstruasi yang normal, secara fisiologis menggambarkan, organ reproduksi cenderung sehat dan tidak bermasalah. Sistem hormonalnya baik ditunjukkan dengan sel yang terus diproduksi dan siklus menstruasi yang teratur. cenderung diluar kategori normal dengan berbagai pola. Mungkin pada awalnya siklus menstruasi lebih dari 35 hari, namun kemudian akan timbul perdarahan menstruasi di luar siklus menstruasi normal. Misal, siklus semula hari, tetapi bulan berikutnya bisa tidak menstruasi selama 3 bulan. Di sisi lain, ada pula yang dalam sebulan bisa mengalami menstruasi lebih dari sekali. Haid yang berlangsung kurang dari 21 hari dikategorikan siklus menstruasi yang pendek (Lyra, 2012). Apabila siklus menstruasi itu pendek maupun panjang, sama-sama menunjukkan ketidaknormalan pada sistem metabolisme dan hormonal.

23 30 Dampaknya pun sama, yaitu jadi lebih sulit hamil dikemudian jika pola siklus menstruasi tidak segera ditangani oleh medis. Pada siklus pendek, perempuan mengalami unovulasi karena sel telur tidak terlalu matang sehingga sulit untuk dibuahi. Pada siklus panjang, hal ini menandakan sel telur jarang sekali diproduksi atau perempuan mengalami ketidaksuburan yang cukup panjang. Jika sel telur jarang diproduksi berarti pembuahan akan sangat jarang terjadi. Padahal, menstruasi merupakan tanda kalau perempuan sedang subur (Lyra, 2012). Ganggun haid dan siklusnya adalah sebagai berikut : 1. Gangguan yang berhubungan dengan haid a) Premenstrual tension (ketegangan prahaid) b) Mastodinia c) Ilutterschmerz (rasa nyeri pada ovulasi) d) Dismenorea 2. Perdarahan uterus abnormal a) Gangguan siklus: polimenorea, oligomenorea dan amenorea b) Gangguan perdarahan: hipermenorea, hipomenorea dan menoragia c) Perdarahan diluar haid: metroragia (Wiknjosastro, 2008). L. Hormon Dalam Menstruasi 1. Siklus Hormonal Pada masa pubertas anak tumbuh dengan cepat dan mendapatkan bentuk tubuh yang khas bagi jenisnya. Wanita masuk dalam masa reproduktif kurang lebih 30 tahun, masa reproduktif 30 tahun klimakterium (Premenopause-

24 31 Menopause-Post Menopause) senium (kemunduran organ tubuh dalam kemampuan fisik). 3. Siklus Ovarium Di dalam ovarium terdapat banyak sel sel telur muda dikelilingi oleh sel sel gepeng disebut polikel primordial. 4. Hormon Hormon dari Ovarium a. Estrogen Timbulnya tanda kelamin skunder (timbulnya buah dada, rambut kemaluan dan lain lain) Menambah kontraksi uterus Mengatur haid Untuk pengobatan menopause Untuk memulai persalinanan (kalau anak mati dalam kandungan) Estrogen terpenting: estron, estriol dan estradiol b. Progesteron Dibentuk oleh corpus luteum, setelah terjadi ovulasi, plasenta merupakan sumber pembuatan progesteron Dalam urine disebut pregandiol yang tertinggi terjadi pada hari ke 20 dan ke 21 setelah haid Pengaruhnya pada alat alat reproduksi seperti uterus dan mammae c. Testosteron Lebih banyak didapati pada pria 5. Siklus Haid Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan perdarahanan dan terjadi setiap bulannya kecuali pada saat kehamilan.

25 32 Menstruasi yang terjadi setiap bulanya disebut sebagai siklus menstruasi. Menstruasi biasanya terjadi pada usia 11 tahun dan berlangsung hingga anda menopause (biasanya terjadi sekitar usia tahun). 6. Ovulasi Ovarium melepaskan satu sel telur setiap bulannya (ovulasi) yang biasanya terjadi hari sebelum haid berikutnya. Untuk mendeteksi terjadinya ovulasi, beberapa wanita menggunakan suhu basal tubuh dan lender. Suhu tubuh biasanya meningkat setelah ovulasi dan terus meningkat hingga bebebrapa hari sesudahnya. Lender kental dihasilkan serviks biasanya muncul sesaat sebelum ovulasi. Lender subur ini membantu sperma bergerak menuju sel telur. Setelah dibuahi, sel telur akan menempel pada dinding rahim. Pada dasarnya siklus haid wanita tidak sama, tapi umumnya berlangsung antara hari (rata rata 28 hari). Hari pertama di hitung sebagai permulaan siklus haid. Jumlah hari sebelum haid berikutnya terjadi (hari pertama perdarahan). Jangka waktu menstruasi antara 3-10 hari. M. Obesitas Dan Gangguan Siklus Menstruasi Masa remaja adalah periode yang paling rawan dalam perkembangan hidup seorang manusia setelah ia mampu bertahan hidup (survive), dimana secara fisik ia mencari identitas diri. Dalam proses pencarian identitas diri ini, remaja masih harus dihadapkan pada kondisi lingkungan yang juga membutuhkan penyesuain kejiwaan (Waryana, 2010). Tubuh yang ideal merupakan idaman setiap orang. Bisa dikatakan secara sederhana yang serba instan ditambah olahraga yang terkadang jarang dilakukan, cenderung menyebabkan tubuh mudah menjadi gemuk (obesitas). Obesitas

26 33 didefinisikan sebagai peningkatan berat badan yang melebihi batas kebutuhan skletal dan fisik sebagai akibat dari akumulasi lemak berlebihan dalam tubuh. Batas kegemukan pada umumnya adalah 20% melebihi standart normal obesitas terjadi jika selama periode waktu tertentu jumlah kalori yang masuk melalui makanan lebih banyak dari pada jumlah yang digunakan untuk menunjang kebutuhan energi tubuh. Kelebihan energi tersebut disimpan sebagai trigliserida pada jaringan adiposa (lemak). Orang yang mengidap obesitas biasanya mengalami peningkatan resiko terserang beberapa penyakit dan gangguan kesehatan, salah satunya adalah mengalami gangguan siklus menstruasi. Setiap wanita normal memiliki sepasang ovarium, yang tiap bulannya menghasilkan sebuah sel telur (ovum), yang siap untuk dibuahi melalui sebuah mekanisme siklus menstruasi. Pematangan ovum (ovulasi) merupakan kunci penting bagi seorang wanita dalam menjalani kehidupan reproduksinya untuk mendapatkan keturunan dikemudian hari. Kehidupan reproduksi seorang wanita dipengaruhi oleh beberapa faktor yang nantinya berpotensi menimbulkan gangguan. Salah satu faktor yang berpengaruh adalah kegemukan (obesitas), yang identik dengan hiperkolestrolemia. Remaja yang tergolong obesitas dengan gangguan siklus menstruasi adalah remaja dengan Sindrom polikistik ovarium. Sindrom ovarium polikistik merupakan salah satu masalah endokrinologi pada wanita masa reproduksi yang berhubungan dengan kelainan hormonal dan dapat mempengaruhi kesehatan wanita secara umum. Pada kenyataannya, baik gejala klinik, pemeriksaan biokimiawi maupun pemeriksaan penunjangnya dapat memberikan hasil yang bervariasi. Alasan yang paling sering penyebab pasien dengan sindrom ini datang ke dokter ialah adanya gangguan pada siklus menstruasi dan masalah obesitas dan

27 34 pertumbuhan rambut yang berlebihan serta kelainan lainnya seperti hipertensi, kadar lemak darah dan gula darah yang meningkat. Pengaruh obesitas terhadap hambatan poliferasi folikel serta pematangan ovum, yang pada akhirnya termanifestasi sebagai gangguan siklus menstruasi yang dapat digolongkan dalam beberapa hal yakni: 1. Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan, yang meliputi hipermenorea atau menoragia dan hipomenorea 2. Kelainan siklus yang meliputi polimenorea, oligomenorea dan amenorea 3. Perdarahan diluar siklus menstruasi, seperti keterangan premenstruasi, mastodinia, rasa nyeri pada ovulasi dan dismenorea. Kebutuhan energi dan nutrisi remaja dan dewasa dipengruhi oleh usia reproduksi, tingkat aktifitas dan status nutrisi. Nutrisi yang dibutuhkan sedikit lebih tinggi untuk memenuhi pertumbuhan remaja. Bila kebutuhan nutrisi tidak terpenuhi akan beresiko mengalami defisiensi. Apabila seorang wanita mengalami defisiensi nutrisi, misal defisiensi zat besi akan menyebabkan anemia. Anemia akan mengganggu aktifitas sehari-hari, juga berpengaruh pada sistem reproduksi. Gizi dan makanan tidak saja dipengaruhi bagi pertumbuhan, perkembangan fisik, mental dan kesehatan tetapi diperlukan juga untuk fertilitas atau kesuburan seseorang agar mendapat keturunan (Sibagariang, 2010). Pada remaja putri banyak hal-hal yang dapat mempengaruhi menarche anatara lain adanya perubahan hormon yang mempengaruhi kematangan sel dan asupan gizi yang dikonsumsi saat menjelang datangnya menarche (Waryana, 2010). Suatu hal yang dapat mempengaruhi pembentukan hormon salah satunya adalah asupan gizi dengan asupan gizi yang baik dapat mempercepat pembentukan hormon-hormon yang mempengaruhi datangnya menarche. Sehingga dengan

28 35 perbaikan gizi atau asupan gizi yang baik dapat menyebabkan umur haid pertama menjadi lebih dini (Depkes RI, 1995). Disamping itu masalah yang sering muncul adalah kelebihan asupan gizi yang dapat menyebabkan obesitas. Hal-hal tersebut sangat mempengaruhi keadaan tubuh dan sistem reproduksi hormon yang berkaitan erat dengan terjadinya menarche (Depkes RI). Berat badan yang berada dibawah batas minimum dinyatakan sebagai under weight atau kekurusan, dan berat badan yang berada di atas batas maksimum dinyatakan senagai over weight atau kegemukan. Orang-orang yang berada dibawah ukuran berat normal mempunyai resiko terhadap penyakit infeksi, sementara yang berada diatas ukuran normal mempunyai resiko tinggi terhadap penyakit degeneratif (Supariasa, 2008). Laporan FAO/WHO/UNU tahun 1985 menyatakan bahwa berat badan normal orang dewasa ditentukan berdasarkan nilai Body Masa Index (BMI). Di Indoneia istilah Body Masa Index diterjemahkan menjadi Indeks Massa Tubuh (IMT). IMT merupakan alat yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan. Maka mempertahankan berat badan normal memungkinkan seseorang dapat mencapai usia harapan hidup lebih panjang (Supariasa, 2008).

29 36 Tabel 2.3 Kerugian Berat Badan Kurang Dan Berat Badan Berlebihan (Supariasa, 2008) BERAT BADAN KERUGIAN Kurang (kurus) 1. Penampilan cendrung kurang baik 2. Mudah letih 3. Resiko penyakit tinggi antara lain: Penyakit infeksi Depresi Anemia Diare 4. Wanita kurus yang hamil mempunyai risiko tinggi melahirkan bayi dengan BBLR 5. Kurang mampu bekerja keras Kelebihan 1. Penampilan yang kurang menarik (gemuk) 2. Gerakan tidak gesit dan lamban 3. Mempunyai risiko penyakit antara lain: Jantung dan pembuluh darh Kencing manis (diabetes melitus) Tekanan darah tinggi Gangguan sendi dan tulang Gangguan ginjal Gangguan kantung empedu Kanker 4. Pada wanita dapat mengakibatkan gangguan haid (haid yang tidak teratur perdarahan yang tidak teratur) dan faktor penyakit pada persalinan N. Remaja Remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya peubahan fisik, emosi dan psikis. Masa remaja yakni antara usia tahun, adalah suatu periode masa pematangan organ reproduksi manusia dan sering disebut masa pubertas. Masa remaja adalah periode peralihan dan masa anak ke masa dewasa (Widyastuti, 2011). Menurut (Pieter, 2011), Dinamika masa remaja terbagi menjadi tiga bagian yaitu: 1. Remaja awal Adapun ciri ciri dinamika perkembangan psikologi pada remaja awal terlihat dari: a. Mulai menerima kondisi dirinya b. Berkembangnya cara berfikir

30 37 c. Menyadari bahwa setiap manusia memiliki perbedaan potensi d. Bersikap over estimate seperti meremehkan segala masalah, meremehkan kemampuan orang lain dan terkesan sombong e. Akibat sombong menjadikan dia gegabah dan kurang waspada 2. Remaja tengah Ciri ciri dinamika perkembangan psikologis pada remaja tengah yaitu: a. Bentuk fisik mangkin sempurna dan mirip dengan orang dewasa b. Perkembangan sosial dan intelektual lebih sempurna c. Semangkin berkembang keinginan untuk mendapatkan status d. Ingin mendapatkan kebebasan sikap, pendapat dan minat e. Keinginan menolong dan ditolong orang lain 3. Remaja akhir Ciri ciri dinamika perkembangan psikologis pada remaja akhir: a. Disebut dewasa muda dan meninggalkan dunia kanak kanak b. Berlatih mandiri dalam membuat keputusan c. Kematangan emosional dan belajar mengendalikan emosi d. Dapat berfikir objektif sehingga mampu bersikap sesuai situasi dan kondisi e. Belajar menyesuaikan diri pada norma norma yang berlaku O. Perubahan Fisik pada Remaja Menurut (Widyastuti, 2011), perubahan fisik pada remaja diikuti munculnya tanda tanda sebagai berikut: 1. Tanda tanda seks primer Tanda tanda seks primer adalah organ seks. Pada laki laki gonad atau testis yang terletak di dalam scrotum. Pada usia 14 tahun baru sekitar 10% dari ukuran

31 38 matang kemudian terjadilah pertumbuhan yang pesat selama satu atau dua tahun, lalu pertumbuhan menurun. Testis berkembang penuh pada usia tahun. Tanda bahwa fungsi organ reproduksi pria matang, lazimnya terjadi mimpi basah artinya ia bermimpi mengenai yang berkaitan dengan hubungan seksual sehingga mengeluarkan sperma. Semua organ reproduksi wanita tumbuh selama masa puber. Tingkat kecepatan antara organ satu dan lainya berbeda. Berat uterus pada anak usia 11 atau 12 tahun kira kira 5,3 gram pada usia 6 tahun rata rata beratnya 43 gram. Sebagai tanda kematangan organ reproduksi pada perempuan adalah datangnya haid. Ini adalah permulaan dari serangkaian pengeluaran darah, lender dan jaringan sel yang hancur dari uterus secara berkala yang akan, masa menopause. Menopause bisa terjadi pada usia sekitar lima puluhan. 2. Tanda tanda seks skunder a. Laki laki Rambut Rambut yang mencolok tumbuh pada masa remaja adalah rambut kemaluan terjadi sekitar satu tahun setelah testis dan penis mulai membesar. Kulit Kulit menjadi lebih kasar, tidak jernih, pori pori membesar. Kelenjar lemak dan kelenjar keringat Kelenjar lemak dibawah kulit menjadi lebih aktif, seringkali menyebabkan jerawat karena produksi minyak yang meningkat.

32 39 Otot Otot otot pada tubuh remaja menjadi bertambah besar dan kuat, lebih lebih bila dilakukan latihan otot maka akan tampak memberi bentuk pada lengan, bahu dan tungkai kaki. Suara Seirama dengan tumbuhnya rambut pada kemaluan maka terjadi perubahan suara, mula mula agak serak kemudian volumenya juga meningkat. Benjolan di dada di sekitar kelenjar susu Pada wanita Rambut Rambut bulu kemaluan pada wanita juga tumbuh seperti halnya remaja laki laki. Pinggul Pinggul pun menjadi berkembang, membesar dan membulat. Payudara Seiring pinggul membesar maka payudara juga membesar dan putting susu menonjol. Kulit Kulit seperti halnya laki laki juga menjdi lebih kasar, lebih tebal, pori pori membesar. Kelenjar lemak dan kelenjar keringat Kelenjar lemak dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif. Otot Menjelang akhir masa puber, otot semangkin membesar dan kuat.

33 40 Suara Suara beruba menjadi semangkin merdu. P. Ciri Ciri Umum Masa Remaja Menurut (Pieter, 2011), ciri ciri umum masa remaja adalah 1. Sebagai periode peralihan Peralihan berarti terputus atau berubah dari apa yang pernah terjadi sebelumnya. Peralihan adalah proses perkembangan dari satu tahap ke tahap berikutnya. 2. periode mencari identitas diri Kini remaja tidak puas lagi untuk sama dengan teman temannya. Remaja selalu mencari identitas diri guna menjelaskan siapa dirinya, apa peranannya, apakah dia masih kanak kanak atau menjadi orang dewasa, apakah siap menjadi suami atau istri dengan latar belakang berbeda. Tugas penting yang dihadapi oleh para remaja ialah mengembangkan sense of individual indentity yaitu menemukan jawaban dari pertanyaan mengenai dirinya, mencakup keputusan dan standar tindakan.

1. Perbedaan siklus manusia dan primata dan hormon yang bekerja pada siklus menstruasi.

1. Perbedaan siklus manusia dan primata dan hormon yang bekerja pada siklus menstruasi. Nama : Hernawati NIM : 09027 Saya mengkritisi makalah kelompok 9 No 5 tentang siklus menstruasi. Menurut saya makalah mereka sudah cukup baik dan ketikannya juga sudah cukup rapih. Saya di sini akan sedikit

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berfungsi dengan matang (Kusmiran, 2011). Menstruasi adalah siklus discharge

BAB 1 PENDAHULUAN. berfungsi dengan matang (Kusmiran, 2011). Menstruasi adalah siklus discharge BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menstruasi sebagai proses alamiah yang akan terjadi pada setiap remaja, dimana terjadinya proses pengeluaran darah yang menandakan bahwa organ kandungan telah berfungsi

Lebih terperinci

Gangguan Hormon Pada wanita

Gangguan Hormon Pada wanita Gangguan Hormon Pada wanita Kehidupan reproduksi dan tubuh wanita dipengaruhi hormon. Hormon ini memiliki fungsi yang berbeda-beda. Ada tiga hormon panting yang dimiliki wanita, yaitu estrogen, progesteron,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Menstruasi A. Pengertian Menstruasi Menstruasi merupakan keadaan fisiologis, yaitu peristiwa keluarnya darah, lendir ataupun sisa-sisa sel secara berkala. Sisa sel tersebut

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. endometrium yang terjadi secara rutin setiap bulan (Ayu dan Bagus, 2010).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. endometrium yang terjadi secara rutin setiap bulan (Ayu dan Bagus, 2010). 6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Menstruasi 2.1.1 Pengertian Menstruasi Mentruasi adalah pendarahan periodik pada uterus yang dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi (Bobak, dkk, 2005). Menstruasi adalah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Siklus Menstruasi Menstruasi adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium (Prawirohardjo, 2005), sedangkan

Lebih terperinci

Sistem hormon wanita, seperti pada pria, terdiri dari tiga hirarki hormon, sebagai berikut ;

Sistem hormon wanita, seperti pada pria, terdiri dari tiga hirarki hormon, sebagai berikut ; Fisiologi Reproduksi & Hormonal Wanita Sistem hormon wanita, seperti pada pria, terdiri dari tiga hirarki hormon, sebagai berikut ; 1. Hormon yang dikeluarkan hipothalamus, Hormon pelepas- gonadotropin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dipahami. Ketiga konsep ini saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Ketiga konsep pengertian tersebut adalah :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dipahami. Ketiga konsep ini saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Ketiga konsep pengertian tersebut adalah : BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian Status Gizi Dalam pembahasan tentang status gizi, ada tiga konsep yang harus dipahami. Ketiga konsep ini saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mengeluarkan hormon estrogen (Manuaba, 2008). Menarche terjadi di

BAB II LANDASAN TEORI. mengeluarkan hormon estrogen (Manuaba, 2008). Menarche terjadi di 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Menarche a. Pengertian menarche Menarche adalah pengeluaran darah menstruasi pertama yang disebabkan oleh pertumbuhan folikel primodial ovarium yang mengeluarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. korteks serebri, aksis hipotalamus-hipofisis-ovarial, dan endrogen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. korteks serebri, aksis hipotalamus-hipofisis-ovarial, dan endrogen BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Menstruasi Normal Menstruasi merupakan siklus yang kompleks dan berkaitan dengan psikologispancaindra, korteks serebri, aksis hipotalamus-hipofisis-ovarial, dan endrogen (uterus-endometrium

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan fase prapubertas menjadi pubertas membutuhkan jalur yang

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan fase prapubertas menjadi pubertas membutuhkan jalur yang BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Siklus Menstruasi Remaja Perkembangan fase prapubertas menjadi pubertas membutuhkan jalur yang utuh dari hipotalamus-hipofise-ovarium. Struktur alat reproduksi, status nutrisi,

Lebih terperinci

Siklus menstruasi. Nama : Kristina vearni oni samin. Nim: Semester 1 Angkatan 12

Siklus menstruasi. Nama : Kristina vearni oni samin. Nim: Semester 1 Angkatan 12 Nama : Kristina vearni oni samin Nim: 09031 Semester 1 Angkatan 12 Saya mengkritisi tugas biologi reproduksi kelompok 7 tentang siklus menstruasi yang dikerjakan oleh saudari Nela Soraja gusti. Tugas mereka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keluar melalui serviks dan vagina (Widyastuti, 2009). Berdasarkan Riset

BAB I PENDAHULUAN. keluar melalui serviks dan vagina (Widyastuti, 2009). Berdasarkan Riset BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menstruasi adalah suatu proses yang normal, yang terjadi setiap bulannya pada hampir semua wanita. Menstruasi terjadinya pengeluaran darah, dalam jangka waktu 3-5 hari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja adalah individu yang berada pada tahap masa transisi yang unik yang ditandai oleh berbagai perubahan fisik, emosi dan psikis. Masa remaja yaitu masa yang berada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta menjadi 43 juta atau dari 18%

BAB I PENDAHULUAN tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta menjadi 43 juta atau dari 18% BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap satu diantara enam penduduk dunia adalah remaja. Sedangkan 85% diantaranya hidup di negara berkembang. Di Indonesia, jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menstruasi merupakan proses alamiah yang terjadi pada setiap perempuan sebagai tanda bahwa organ reproduksi sudah berfungsi matang (Kusmiran, 2014). Menstruasi adalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dalam bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam. zat-zat gizi lainnya (Almatsier, 2010; Supariasa, 2012).

BAB II LANDASAN TEORI. dalam bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam. zat-zat gizi lainnya (Almatsier, 2010; Supariasa, 2012). digilib.uns.ac.id BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Status Gizi a. Pengertian Status gizi adalah suatu ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (dengan cara pembelahan sel secara besar-besaran) menjadi embrio.

BAB I PENDAHULUAN. (dengan cara pembelahan sel secara besar-besaran) menjadi embrio. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Seorang wanita disebut hamil jika sel telur berhasil dibuahi oleh sel sperma. Hasil pembuahan akan menghasilkan zigot, yang lalu berkembang (dengan cara pembelahan sel

Lebih terperinci

PENGERTIAN GIZI DAN FERTILITAS PENYEBAB FERTILITAS. Muslim, MPH 5/18/2010

PENGERTIAN GIZI DAN FERTILITAS PENYEBAB FERTILITAS. Muslim, MPH 5/18/2010 PENGERTIAN GIZI DAN FERTILITAS Muslim, MPH Blog: www.muslimpinang.wordpress.com Blog: www.akbidanugrahbintan.wordpress.com Email: muslimmph@yahoo.co.id Hp: 081 277 69269 Fertilitas (kesuburan) yaitu kemampuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016. A. HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian yang mengenai hubungan status gizi dengan siklus menstruasi pada remaja putri yang dilakukan di SMP N 2 Gamping Sleman Yogyakarta,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah suatu tahap peralihan antara masa anak-anak. menuju dewasa. Sebelum memasuki masa remaja, seseorang akan

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah suatu tahap peralihan antara masa anak-anak. menuju dewasa. Sebelum memasuki masa remaja, seseorang akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja adalah suatu tahap peralihan antara masa anak-anak menuju dewasa. Sebelum memasuki masa remaja, seseorang akan mengalami periode pubertas terlebih dahulu. Pada

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Menstruasi 2.1.1. Definisi Menstruasi Menstruasi adalah suatu keadaan fisiologis atau normal, merupakan peristiwa pengeluaran darah, lendir dan sisa-sisa sel secara berkala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan ciri perkembangannya seorang remaja dibagi menjadi tiga

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan ciri perkembangannya seorang remaja dibagi menjadi tiga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seorang remaja akan tumbuh dan berkembang menuju tahap dewasa. Berdasarkan ciri perkembangannya seorang remaja dibagi menjadi tiga tahap antara lain masa remaja awal

Lebih terperinci

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH 20 DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI SEKOLAH DASAR DI SELURUH KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH 20 DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI SEKOLAH DASAR DI SELURUH KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH 20 DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI SEKOLAH DASAR DI SELURUH KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER SKRIPSI Diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus pada masa remaja yang dimana terjadi proses pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus pada masa remaja yang dimana terjadi proses pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja putri merupakan salah satu bagian dalam program kesehatan reproduksi yang dicanangkan Departemen Kesehatan RI, oleh karena itu harus mandapatkan perhartian yang

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka kematian, membaiknya status gizi, dan Usia Harapan Hidup. (1) Penyakit degeneratif adalah salah

Lebih terperinci

SEKSUALITAS. endang parwieningrum Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan KB BKKBN

SEKSUALITAS. endang parwieningrum Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan KB BKKBN SEKSUALITAS endang parwieningrum Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan KB BKKBN - 2012 KOMPETENSI DASAR Setelah mempelajari materi ini peserta diharapkan dapat memahami seksualitas sebagai bagian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Infertilitas 1. Definisi Infertilitas atau kemandulan adalah penyakit sistem reproduksi yang ditandai dengan ketidakmampuan atau kegagalan dalam memperoleh kehamilan, walaupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Sebelum memasuki masa remaja, seseorang akan mengalami periode pubertas terlebih dahulu. Pada

Lebih terperinci

Anatomi/organ reproduksi wanita

Anatomi/organ reproduksi wanita Anatomi/organ reproduksi wanita Genitalia luar Genitalia dalam Anatomi payudara Kelainan organ reproduksi wanita Fisiologi alat reproduksi wanita Hubungan ovarium dan gonadotropin hormon Sekresi hormon

Lebih terperinci

... Tugas Milik kelompok 8...

... Tugas Milik kelompok 8... ... Tugas Milik kelompok 8... 6. Siklus menstruasi terjadi pada manusia dan primata. Sedang pada mamalia lain terjadi siklus estrus. Bedanya, pada siklus menstruasi, jika tidak terjadi pembuahan maka lapisan

Lebih terperinci

Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya

Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya Organ seksual pada wanita, seperti rahim, vagina, dan payudara, masing-masing mempunyai fungsi tersendiri. Kadangkala fungsi organ-organ tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dimana remaja merupakan populasi terbesar di Indonesia yang tercatat

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dimana remaja merupakan populasi terbesar di Indonesia yang tercatat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja adalah masa yang paling menyenangkan dari beberapa masa yang ada dimana remaja merupakan populasi terbesar di Indonesia yang tercatat lebih dari 70 juta

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mengalami perubahan fisik yang lebih dahulu dibanding anak laki-laki, dengan menstruasi awal (menarche) (Winkjosastro, 2007).

I. PENDAHULUAN. mengalami perubahan fisik yang lebih dahulu dibanding anak laki-laki, dengan menstruasi awal (menarche) (Winkjosastro, 2007). I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam siklus kehidupan setiap manusia terdapat suatu masa yang disebut dengan masa remaja. Setiap anak ketika memasuki masa remaja akan mengalami perubahan fisik yang

Lebih terperinci

Fase Penuaan KESEHATAN REPRODUKSI LANJUT USIA. Fase Subklinis (25-35 tahun) Fase Transisi (35-45 tahun) Fase Klinis ( > 45 tahun)

Fase Penuaan KESEHATAN REPRODUKSI LANJUT USIA. Fase Subklinis (25-35 tahun) Fase Transisi (35-45 tahun) Fase Klinis ( > 45 tahun) KESEHATAN REPRODUKSI LANJUT USIA Windhu Purnomo FKM Unair, 2011 Fase Penuaan Fase Subklinis (25-35 tahun) Fase Transisi (35-45 tahun) Fase Klinis ( > 45 tahun) 1 2 Fase penuaan manusia 1. Fase subklinis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutritute dalam bentuk. variabel tertentu ( Istiany, 2013).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutritute dalam bentuk. variabel tertentu ( Istiany, 2013). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Status Gizi a. Definisi Status Gizi Staus gizi merupakan ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutritute dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Gangguan Sistem Reproduksi Wanita. kesehatan reproduksi (Manuaba, 2008). Hal ini mencakup infeksi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Gangguan Sistem Reproduksi Wanita. kesehatan reproduksi (Manuaba, 2008). Hal ini mencakup infeksi, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis 1. Gangguan Sistem Reproduksi Wanita Organ-organ reproduksi wanita membentuk suatu sistem kompleks yang dapat menimbulkan berbagai masalah atau gangguan pada setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wanita dikatakan istemewa karena jumlah populasinya yang lebih besar dari pada

BAB I PENDAHULUAN. Wanita dikatakan istemewa karena jumlah populasinya yang lebih besar dari pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wanita merupakan salah satu makhluk ciptaan Tuhan yang istimewa. Wanita dikatakan istemewa karena jumlah populasinya yang lebih besar dari pada laki-laki. Jumlah penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa yaitu bila

BAB I PENDAHULUAN. yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa yaitu bila BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang World Health Organization (WHO) mendefinisikan remaja sebagai mereka yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa yaitu bila anak telah mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa-masa yang akan dilalui dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa-masa yang akan dilalui dengan berbagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja adalah masa-masa yang akan dilalui dengan berbagai aktifitas salah satunya adalah belajar. Seseorang yang dikatakan remaja berada dalam usia 10 tahun sampai

Lebih terperinci

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan. Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut dibutuhkan untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orangorang

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orangorang 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masa remaja merupakan usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orangorang yang lebih tua melainkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tanda seorang perempuan memasuki masa pubertas adalah terjadinya menstruasi. Menstruasi atau haid adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Obesitas Obesitas adalah kondisi kelebihan berat tubuh akibat tertimbun lemak yang melebihi 25 % dari berat tubuh, orang yang kelebihan berat badan biasanya karena kelebihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dismenore adalah nyeri menstruasi seperti kram pada perut bagian bawah yang terjadi saat menstruasi atau dua hari sebelum menstruasi dan berakhir dalam 72 jam. Terkadang

Lebih terperinci

Tugas Endrokinologi Kontrol Umpan Balik Positif Dan Negatif

Tugas Endrokinologi Kontrol Umpan Balik Positif Dan Negatif Tugas Endrokinologi Kontrol Umpan Balik Positif Dan Negatif Kelompok 3 Aswar Anas 111810401036 Antin Siti Anisa 121810401006 Nenny Aulia Rochman 121810401036 Selvi Okta Yusidha 121810401037 Qurrotul Qomariyah

Lebih terperinci

KESEHATAN REPRODUKSI. Erwin Setyo Kriswanto PENDIDIKAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

KESEHATAN REPRODUKSI. Erwin Setyo Kriswanto PENDIDIKAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA KESEHATAN REPRODUKSI by Erwin Setyo Kriswanto PENDIDIKAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Pubertas adalah masa ketika seorang anak mengalami perubahan fisik, psikis dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsumsi Energi dan Protein 1. Energi Tubuh memerlukan energi sebagai sumber tenaga untuk segala aktivitas. Energi diperoleh dari makanan sehari-hari yang terdiri dari berbagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Haid merupakan proses kematangan seksual bagi seorang wanita (LK lee dkk, 2006). Haid adalah pendarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan

Lebih terperinci

Bab IV Memahami Tubuh Kita

Bab IV Memahami Tubuh Kita Bab IV Memahami Tubuh Kita Pubertas Usia reproduktif Menopause Setiap perempuan pasti berubah dari anak-anak menjadi dewasa dan perubahan dari dewasa menjadi dewasa yang lebih tua Sistem Reproduksi Perempuan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Remaja 2.1.1 Pengertian Remaja WHO mendefinisikan remaja adalah mereka yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa yaitu bila anak telah mencapai umur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah penduduk di dunia. Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2007 sekitar seperlima

Lebih terperinci

UNIVERSITAS GUNADARMA

UNIVERSITAS GUNADARMA PENGARUH HORMON SEKSUAL TERHADAP WANITA Oleh : Rini Indryawati. SPsi UNIVERSITAS GUNADARMA November 2007 ABSTRAK Hormon adalah getah yang dihasilkan oleh suatu kelenjar dan langsung diedarkan oleh darah.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat sementara dan dapat pula bersifat menetap (Subroto, 2011).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat sementara dan dapat pula bersifat menetap (Subroto, 2011). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kontrasepsi Kontrasepsi merupakan bagian dari pelayanan kesehatan untuk pengaturan kehamilan dan merupakan hak setiap individu sebagai makhluk seksual, serta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. OBESITAS. 2.1.1. Pengertian Obesitas. Obesitas adalah kelebihan lemak dalam tubuh, yang umumnya ditimbun dalam jaringan subkutan (bawah kulit), sekitar organ tubuh dan kadang

Lebih terperinci

Anatomi sistem endokrin. Kerja hipotalamus dan hubungannya dengan kelenjar hormon Mekanisme umpan balik hormon Hormon yang

Anatomi sistem endokrin. Kerja hipotalamus dan hubungannya dengan kelenjar hormon Mekanisme umpan balik hormon Hormon yang Anatomi sistem endokrin Kelenjar hipofisis Kelenjar tiroid dan paratiroid Kelenjar pankreas Testis dan ovum Kelenjar endokrin dan hormon yang berhubungan dengan sistem reproduksi wanita Kerja hipotalamus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara zat-zat gizi yang masuk dalam tubuh manusia dan penggunaannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara zat-zat gizi yang masuk dalam tubuh manusia dan penggunaannya BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi Menurut Soekirman (2000) status gizi adalah merupakan keadaan kesehatan akibat interaksi antara makanan, tubuh manusia dan lingkungan hidup manusia. Selanjutnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada beberapa wanita masa menstruasi merupakan masa-masa yang sangat menyiksa. Itu terjadi akibat adanya gangguan-gangguan pada siklus menstruasi. Gangguan menstruasi

Lebih terperinci

Seksualitas Remaja dan Kesehatan Reproduksi Rachmah Laksmi Ambardini Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY

Seksualitas Remaja dan Kesehatan Reproduksi Rachmah Laksmi Ambardini Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY Seksualitas Remaja dan Kesehatan Reproduksi Rachmah Laksmi Ambardini Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY Pendahuluan Sampai saat ini masalah seksualitas selalu menjadi topik yang menarik untuk dibicarakan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak sekolah dengan usia 6-14 tahun saat sedang duduk di bangku SD

BAB I PENDAHULUAN. Anak sekolah dengan usia 6-14 tahun saat sedang duduk di bangku SD BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak sekolah dengan usia 6-14 tahun saat sedang duduk di bangku SD dan SMP sedang menjalani pendidikan dasar yang merupakan titik awal anak mengenal sekolah yang sesungguhnya

Lebih terperinci

USIA REMAJA. Merupakan jalan panjang yg menjembatani priode Kehidupan anak dan dewasa. Berawal tahun dan berakhir usia 18 tahun

USIA REMAJA. Merupakan jalan panjang yg menjembatani priode Kehidupan anak dan dewasa. Berawal tahun dan berakhir usia 18 tahun USIA REMAJA Merupakan jalan panjang yg menjembatani priode Kehidupan anak dan dewasa. Berawal 10 12 tahun dan berakhir usia 18 tahun Karateristik: Masa pertumbuhan yg cepat, Perkembangan seksual, perubahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak kanak dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak kanak dengan 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja 1. Definisi Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak kanak dengan masa dewasa. Dalam masa ini, remaja itu berkembang kearah kematangan seksual, memantapkan identitas

Lebih terperinci

Istilah-istilah. gangguan MENSTRUASI. Skenario. Menstruasi Normal. Menilai Banyaknya Darah 1/16/11

Istilah-istilah. gangguan MENSTRUASI. Skenario. Menstruasi Normal. Menilai Banyaknya Darah 1/16/11 Skenario gangguan MENSTRUASI Rukmono Siswishanto SMF/Bagian Obstetri & Ginekologi RS Sardjito/ Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta Anita, wanita berumur 24 tahun datang ke tempat praktek karena sejak 3

Lebih terperinci

Masa yang bermula dari akhir tahap reproduksi berakhir pada awal senium umur tahun

Masa yang bermula dari akhir tahap reproduksi berakhir pada awal senium umur tahun KLIMAKTERIUM Masa yang bermula dari akhir tahap reproduksi berakhir pada awal senium umur 40-65 tahun SENIUM Saat ovarium kehilangan sama sekali fungsi hormonalnya MASA KLIMAKTERIUM PRAMENOPAUSE MEN0PAUSE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja didefinisikan oleh WHO sebagai suatu periode pertumbuhan dan perkembangan manusia yang terjadi setelah masa anak-anak dan sebe lum masa dewasa dari usia 10-19

Lebih terperinci

HUBUNGAN HORMON REPRODUKSI DENGAN PROSES GAMETOGENESIS MAKALAH

HUBUNGAN HORMON REPRODUKSI DENGAN PROSES GAMETOGENESIS MAKALAH HUBUNGAN HORMON REPRODUKSI DENGAN PROSES GAMETOGENESIS MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Teknologi Informasi dalam Kebidanan yang dibina oleh Bapak Nuruddin Santoso, ST., MT Oleh Devina Nindi Aulia

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Haid Haid merupakan proses kematangan seksual bagi seorang wanita (LK lee dkk, 2006). Haid adalah pendarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis 1. Gangguan Reproduksi Gangguan reproduksi adalah kegagalan seorang wanita dalam manajemen kesehatan reproduksinya (Manuaba, 2008). Masalah kesehatan reproduksi pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan salah satu tahap dalam kehidupan manusia yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan salah satu tahap dalam kehidupan manusia yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja merupakan salah satu tahap dalam kehidupan manusia yang sering disebut sebagai masa pubertas yaitu masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa. Pada tahap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan secara proses maupun fungsi pada sistem reproduksi manusia.

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan secara proses maupun fungsi pada sistem reproduksi manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan reproduksi menurut WHO dalam RISKESDAS (2010) merupakan suatu keadaan yang utuh, sehat dan sejahtera secara fisik, mental dan sosial, tidak hanya kondisi yang

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. apakah ada hubungan antara lama menstruasi dengan kejadian anemia pada

BAB V PEMBAHASAN. apakah ada hubungan antara lama menstruasi dengan kejadian anemia pada BAB V PEMBAHASAN Data yang terkumpul dari penelitian telah dilakukan pengolahan yang diupayakan dapat menjawab pertanyaan penelitian, yaitu untuk mengetahui apakah ada hubungan antara lama menstruasi dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keluarga Berencana (KB) 2.1.1 Pengertian Keluarga Berencana Berdasarkan UU no 10 tahun 1992 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera, keluarga

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI Devillya Puspita D. dkk, Hubungan antara Status Gizi dan Siklus Menstruasi... 99 HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI Devillya Puspita D, Selty Tingubun Universitas Respati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang menginginkan keadaan sehat karena dengan keadaan sehat setiap orang dapat melakukan segala aktifitas tanpa hambatan. Begitu pula dengan wanita. Kesehatan

Lebih terperinci

19/02/2016. Siti Sulastri, SST

19/02/2016. Siti Sulastri, SST Siti Sulastri, SST Usia 0 12 bulan Fase atau tahap awal untuk menentukan kondisi serta perkembangan bayi untuk tahun yang akan datang/ tahun perkembangan bayi berikutnya Tumbuh dengan sangat cepat Mulai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan peristiwa pengeluaran darah, lendir dan sisa-sisa sel secara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan peristiwa pengeluaran darah, lendir dan sisa-sisa sel secara BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Menstruasi 1. Siklus menstruasi Menstruasi adalah suatu keadaan fisiologis atau normal, merupakan peristiwa pengeluaran darah, lendir dan sisa-sisa sel secara berkala yang berasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semua perempuan mengalami menstruasi setiap bulan. Ada beberapa gangguan yang dialami oleh perempuan berhubungan dengan menstruasi diantaranya hipermenore, hipomenore,

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. menuju dewasa dimana terjadi proses pematangan seksual dengan. hasil tercapainya kemampuan reproduksi. Tanda pertama pubertas

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. menuju dewasa dimana terjadi proses pematangan seksual dengan. hasil tercapainya kemampuan reproduksi. Tanda pertama pubertas BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pendahuluan Pubertas merupakan suatu periode perkembangan transisi dari anak menuju dewasa dimana terjadi proses pematangan seksual dengan hasil tercapainya kemampuan reproduksi.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman merupakan guru yang baik, yang menjadi sumber pengetahuan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman merupakan guru yang baik, yang menjadi sumber pengetahuan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengalaman Menurut kamus besar bahasa indonesia (2005) pengalaman diartikan sebagai sesuatu yang pernah (dijalani, dirasakan, ditanggung). Menurut Notoatmodjo (2005) pengalaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis

BAB I PENDAHULUAN. Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis dalam wanita yang terjadi secara berkala dan di pengaruhi oleh hormon reproduksi, yang dimulai dari

Lebih terperinci

Peristiwa Kimiawi (Sistem Hormon)

Peristiwa Kimiawi (Sistem Hormon) Modul ke: Peristiwa Kimiawi (Sistem Hormon) Fakultas PSIKOLOGI Ellen Prima, S.Psi., M.A. Program Studi PSIKOLOGI http://www.mercubuana.ac.id Pengertian Hormon Hormon berasal dari kata hormaein yang berarti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa yang ditandai oleh perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengeluarkan hormon. Di dalam setiap ovarium terjadi perkembangan sel telur

BAB I PENDAHULUAN. mengeluarkan hormon. Di dalam setiap ovarium terjadi perkembangan sel telur BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Manusia mempunyai dua ovarium yang berfungsi memproduksi sel telur dan mengeluarkan hormon. Di dalam setiap ovarium terjadi perkembangan sel telur (oogenesis). Pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. usia tahun. Remaja dalam bahasa Latin disebut adolescence yang

BAB II TINJAUAN TEORI. usia tahun. Remaja dalam bahasa Latin disebut adolescence yang BAB II TINJAUAN TEORI A. REMAJA DAN MASA PUBERTAS 1. Pengertian Kata remaja berasal dari bahasa Inggris teenager yakni manusia usia 13-19 tahun. Remaja dalam bahasa Latin disebut adolescence yang artinya

Lebih terperinci

SYARAT-SYARAT PEMERIKSAAN INFERTIL

SYARAT-SYARAT PEMERIKSAAN INFERTIL SYARAT-SYARAT PEMERIKSAAN INFERTIL Setiap pasangan infertil harus diperlakukan sebagai satu kesatuan yang berarti apabila istri saja sedangkan suaminya tidak mau diperiksa, maka pasangan ini tidak diperiksa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam tahap perkembangan manusia, setiap manusia pasti mengalami masa remaja atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24 tahun, sedangkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dismenore 2.1.1 Definisi dismenore Dismenore adalah nyeri perut yang berasal dari kram rahim dan terjadi selama menstruasi. 2.1.2 Klasifikasi dismenore Nyeri haid dapat digolongkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. reproduksi yang dicanangkan Departemen Kesehatan RI, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. reproduksi yang dicanangkan Departemen Kesehatan RI, oleh karena itu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Remaja putri merupakan salah satu sarana dalam program kesehatan reproduksi yang dicanangkan Departemen Kesehatan RI, oleh karena itu harus mendapatkan perhatian yang

Lebih terperinci

MENGAPA ISTRI MASIH BELUM HAMIL??

MENGAPA ISTRI MASIH BELUM HAMIL?? http://rohmadi.info/web MENGAPA ISTRI MASIH BELUM HAMIL?? 1 / 5 Author : rohmadi Sudah pasti pertanyaan inilah yang terus terlintas di benak anda, saat anda belum juga diberkahi buah hati. Perasaan sedih,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia memiliki jumlah penduduk sebesar 237,6 juta jiwa, hasil

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia memiliki jumlah penduduk sebesar 237,6 juta jiwa, hasil BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia memiliki jumlah penduduk sebesar 237,6 juta jiwa, hasil Sensus Penduduk tahun 2010 menunjukan bahwa 63,4 juta diantaranya adalah remaja yang terdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peristiwa ini terjadi satu kali dalam satu bulan. Semua wanita akan

BAB I PENDAHULUAN. Peristiwa ini terjadi satu kali dalam satu bulan. Semua wanita akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menstruasi adalah suatu kejadian yang hanya dialami oleh wanita saja yaitu terlapasnya dinding rahim yang diikuti dengan perdarahan. Peristiwa ini terjadi satu kali

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Indeks Masa Tubuh 2.1.1. Defenisi Indeks Masa Tubuh Indeks Massa tubuh (IMT) adalah alat ukur paling umum yang digunakan untuk mendefenisikan status berat badan anak, remaja,

Lebih terperinci

BAB XIV. Kelenjar Hipofisis

BAB XIV. Kelenjar Hipofisis BAB XIV Kelenjar Hipofisis A. Struktur Kelenjar Hipofisis Kelenjar hipofisis atau kelenjar pituitary adalah suatu struktur kecil sebesar kacang ercis yang terletak di dasar otak. Kelenjar ini berada dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berjalan lambat. Pada masa ini seorang perempuan mengalami perubahan, salah satu diantaranya adalah menstruasi (Saryono, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. berjalan lambat. Pada masa ini seorang perempuan mengalami perubahan, salah satu diantaranya adalah menstruasi (Saryono, 2009). BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pubertas meliputi suatu kompleks biologis, morfologis, dan perubahan psikologis yang meliputi proses transisi dari anak-anak menjadi dewasa. Pada perempuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pubertas meliputi suatu kompleks biologis, morfologis, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pubertas meliputi suatu kompleks biologis, morfologis, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pubertas meliputi suatu kompleks biologis, morfologis, dan perubahan psikologis yang meliputi proses transisi dari anak-anak menjadi dewasa. Pada perempuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan timbulnya sifat-sifat kelamin sekunder, mempertahankan sistem

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan timbulnya sifat-sifat kelamin sekunder, mempertahankan sistem BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Estrogen merupakan hormon steroid yang dihasilkan oleh sel granulosa dan sel teka dari folikel de Graaf pada ovarium (Hardjopranjoto, 1995). Estrogen berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja adalah harapan bangsa, sehingga tak berlebihan jika dikatakan bahwa masa depan bangsa yang akan datang akan ditentukan pada keadaan remaja saat ini. Remaja yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ASI Eksklusif 1. Pengertian Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik bagi bayi sampai usia 6 bulan. Pemberian ASI eksklusif yaitu pemberian ASI tanpa cairan atau makanan lain,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan adalah jenjang Indonesia yang diselenggarakan secara terstruktur dan menjadi tanggung jawab Kemendiknas. Tingkat pendidikan dibagi kedalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan periode transisi dari anak-anak menuju dewasa yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial. World Health Organisation

Lebih terperinci