BAB 11 MENGARAHKAN BENTUK CERITA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 11 MENGARAHKAN BENTUK CERITA"

Transkripsi

1 BAB 11 MENGARAHKAN BENTUK CERITA Mengarahkan bentuk cerita melalui beragam pendekatan penelitian memunculkan persoalan tentang apakah seseorang harus memasangkan permasalahan tertentu dengan pendekatan penelitian. Pendekatan besar diberikan pada hubungan ini dalam riset ilmu pengetahuan sosial dan humaniora. Cara yang menangani persoalan adalah dengan mengemukakan permasalahan umum kemudian menggagas skenario untuk permasalahan yang lebih spesifik. STUDI KASUS Studi kasus kualitatif ini mempresentasikan permasalahan. Format ini diperlukan untuk menghasilkan pernyataan permasalahan, deskripsi yang teliti tentang konteks atau setting dan proses yang diamati, pembahasan tentang tema penting, dan terakhir, pelajaran yang dapat diambil (Lincoln & Guba,1985, hlm.362). dalam proses penyusunan tema dipadukan tema yang spesifik menjadi dua tema yang berkecakupan luas: tema organisasional dan tema psikologis. Mengumpulkan data melalui wawancara dengan para partisipan, pengamatan, dokumen, dan bahan audiovisual. FENOMENOLOGI Pengalaman manusia memiliki makna bagi mereka yang mengalaminya dan pengalaman manusia dapat diekspresikan secara sadar (Dukes,1984). Fenomenologi juga merupakan sebuah pendekatan filosofis untuk menyelidiki pengalaman manusia. Ketika pernyataan penting telah dideskripsikan akan dikelompokan menjadi tema besar dan dibagi kedalam dua pendeskripsian yaitu apa yang mereka alami (deskripsi tekstural) dan bagaimana mereka mengalaminya (deskripsi structural) serta memadukan kedua deskripsi tersebut menjadi deskripsi yang lebih panjang dan menyampaikan esensi dari pengalaman mereka. Etika dan Filsafat Komunikasi 1

2 STUDY GROUNDED THEORY Jika suatu teori perlu dikembangkan untuk menjelaskan suatu masalah atau reaksi dalam masalah tersebut maka bisa menggunakan pendekatan grounded theory. Dimana grounded theory ini merupakan Teori yang diperoleh secara induktif dari penelitian tentang fenomena yang dijelaskan. Karena teori ini ditemukan, disusun, dan dibuktikan untuk sementara melalui pengumpulan data yang sistematis dan analisis data yang berkenaan dengan fenomena itu. ETNOGRAFI Dalam etnografi biasanya akan berfokus pada deskripsi dan pemahaman tentang dinamika dari komunitas permasalahan sebagai kelompok kebudayaan yang sama. Setelah menentukan jenis pendekatan penelitian (kualitatif, kuantitatif, atau metode campuran) langkah selanjutnya adalah merancang atau merencanakan penelitan. Langkah ini diawali dengan membuat pendahuluan proposal sebagai proses mengatur dan menulis gagasan awal. Peneliti perlu menerapkan model diferensiasi ketika menulis pendahuluan karena komponen-komponen utama dalam pendahuluan adalah menunjukan diferensiasi-diferensiasi dalam penelitian-penelitian sebelumnya. KESIMPULAN Studi kasus tunggal tentang seorang individu dapat didekati baik sebagai biografi maupun sebagai studi kasus. Sistem kebudayaan dapat diteliti sebagai etnografi, sementara itu sistem terbatas yang lebih kecil, misalnya peristiwa, program, atau aktivita, dapat dikaji sebagai studi kasus. Keduanya adalah sistem, dan permasalahan akan muncul ketika kita melaksanakan mikro-etnografi, yang dapat didekati studi kasus maupun sebagai etnografi. Akan tetapi ketika seseorang berusaha untuk mempelajari perilaku, bahasa, atau artefak kebudayaan, maka studi tentang sistem tersebut dapat dilakukan sebagai etnografi. Orientasi interaktif selalu merasuki seluruh bagian penelitian kualitatif. Kita dapat keluar dan bersikap objektif terhadap apa yang kita lihat dan kita tulis. Kata-kayta kita mengalir dari pengalaman pribadi kita, kebudayaan, sejarah, dan latar belakang. Ketika kita menuju lapangan untuk mengumpulkan data, kita peru melaksanakan tugas tersebut dengan penuh kepedulian terhadap para partisipan dan tempat penelitian. Kita Etika dan Filsafat Komunikasi 2

3 juga harus bersikap refleksif terhadap peran kita dan bagaimana peran itu membentukapa yang kita lihat, apa yang kita dengar, dan apa yang kita tulis. Tulisan kita adalah penafsiran pribadi kiyta tentang peristwa, masyarakat, dn aktifitas; kita harus mengakui bahwa para partisipan dilapangan, para pembaca, dan para individu lain yang membaca pembahasan kita akanmemiliki penafsirannya sendri. Dalam perspektif ini, tuisan kitahanyadapat dilihat sebagai diskursus, dengan kesimpulan yang tentative atau sementara, dan yang akan terus berubah dan mengalami pembaruan. Riset kualitatif memiliki unsure penafsiran yang merasuki seluruh proses penelitian. Pendekatan penelitian memberi pengaruh terhadap bahasa prosedurdesain riset dalam studi, khususnya istilah yang digunakan pada pengantar riset, pengumpulan data, dan fase desain analisis. Pendekatan riset mencakup para partisipan yang diteliti. Riset dapat mencakup satuatau dua individu (yaitu, studi naratif), kelompok masyarakat (yaitu, fenomenologi, grounded theory). Studi kasus dapat masuk kedalam semua dari tiga katagori ketika kita meneliti seorang individu tunggal, peristiwa, atau suatu lingkungan sosial yang luas. Selain itu di bab 7 menyoroti bagaimana pendekatan tersebut beragam dalam hal keluasan pengumpulan datanya, penggunaan sumber informasi tunggalnya (yaitu, wawancara naratif, wawancara grounded theory, wawancara fenomenologis),hingga pengumpulan datanya yang melibatkan beragam sumber (yaitu, etnografi yang melibatkan pengalaman, wawncara, dan dokumen; studi kasus yang melibatkan wawncara, pengamatan, dokumen, bahan arsip,dan video). Perbedaan yang paling diantara pendekatan tersebeut terdapat pada fase analisis data, sebagaimana dibahas di bab 8. Analisis data beragam mulai dari pendekatan yang tidak terstruktur hingga yang terstruktur. Pendekatan penelitian mempengaruhi hasil penulisan akhirdan struktur retoris meekat yang digunakan dalam narasi. Hal ini menjekaskan mengapa studi kualitatif tersusun begitu berbeda. Kriteria untuk menilai kualitas suatu penelitian berbeda beda diantara pendekatan tersebut, sebagaiman yang dibahas di bab 10. Meskipun terdapat kesamaan dalam prosedur untuk validasi, kriteria untuk menilaikualitas studi telah tersedia untuk masing-masing pendekatan. Etika dan Filsafat Komunikasi 3

4 Sumber Buku : John W Creswell, 2014, Penelitian Kualitatif & Desain Riset, Yogyakarta, Pustaka Pelajar Etika dan Filsafat Komunikasi 4

BAB III METODE PENELITIAN. Setiap karya ilmiah yang dibuat disesuaikan dengan metodologi penelitian. Dan

BAB III METODE PENELITIAN. Setiap karya ilmiah yang dibuat disesuaikan dengan metodologi penelitian. Dan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Setiap karya ilmiah yang dibuat disesuaikan dengan metodologi penelitian. Dan seorang peneliti harus memahami metodologi penelitian yang merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapat data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam metodologi penelitian harus didasarkan pada ciri-ciri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ruang sisi datar, maka dengan demikian data yang akan dikumpulkan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. ruang sisi datar, maka dengan demikian data yang akan dikumpulkan dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pada penelitian ini, peneliti berusaha mendeskripsikan bentuk pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman siswa dengan menerapkan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode yang tepat maka akan mendapatkan hasil yang tepat pula.

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode yang tepat maka akan mendapatkan hasil yang tepat pula. 40 BAB III METODE PENELITIAN Metodologi penelitian dalam suatu penelitian sangat penting, sebab dengan menggunakan metode yang tepat maka akan mendapatkan hasil yang tepat pula. Artinya apabila seseorang

Lebih terperinci

KURIKULUM DAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR

KURIKULUM DAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KURIKULUM DAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR 1. Model Pengembangan Kurikulum A. Model Tyler Model ini dikembangkan dengan prinsip komprehensif yang mementingkan pada tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan itu sendiri

Lebih terperinci

Bahan Ajar Pengembangan Asesmen Kinerja dan Portofolio dalam Pembelajaran Sejarah Oleh Yani Kusmarni

Bahan Ajar Pengembangan Asesmen Kinerja dan Portofolio dalam Pembelajaran Sejarah Oleh Yani Kusmarni Bahan Ajar Pengembangan Asesmen Kinerja dan Portofolio dalam Pembelajaran Sejarah Oleh Yani Kusmarni Pengantar Miles & Huberman (1984) mengemukakan bahwa telah terjadi lompatan paradigma (the shifting

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. falsafah baru ini disebut konsep pemasaran (marketing concept). Konsep

II. LANDASAN TEORI. falsafah baru ini disebut konsep pemasaran (marketing concept). Konsep II. LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran Pemasaran merupakan faktor penting untuk mencapai sukses bagi perusahaan akan mengetahui adanya cara dan falsafah yang terlibat didalamnya. Cara dan

Lebih terperinci

ARTIKEL CONTOH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MATEMATIKA SMP KELAS VII

ARTIKEL CONTOH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MATEMATIKA SMP KELAS VII ARTIKEL CONTOH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MATEMATIKA SMP KELAS VII Oleh Adi Wijaya, S.Pd, MA PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN (PPPPTK) MATEMATIKA

Lebih terperinci

KERANGKA ISI LAPORAN PENELITIAN

KERANGKA ISI LAPORAN PENELITIAN KERANGKA ISI LAPORAN PENELITIAN 1) JUDUL, Pernyataan mengenai maksud penulisan laporan penelitian 2) Nama dan tim peneliti 3) KATA PENGANTAR 4) ABSTRAK 5) DAFTAR ISI 6) DAFTAR TABEL 7) DAFTAR GAMBAR 8)

Lebih terperinci

STIKOM SURABAYA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perpustakaan merupakan salah satu pusat informasi, sumber ilmu

STIKOM SURABAYA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perpustakaan merupakan salah satu pusat informasi, sumber ilmu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perpustakaan merupakan salah satu pusat informasi, sumber ilmu pengetahuan, penelitian dan rekreasi. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan perpustakaan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan secara historis telah ikut menjadi landasan moral dan etik

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan secara historis telah ikut menjadi landasan moral dan etik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan secara historis telah ikut menjadi landasan moral dan etik dalam proses pembentukan jati diri bangsa. Di samping itu pendidikan juga merupakan variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut siswa melakukan berbagai kegiatan belajar, sehinga mendorong

BAB I PENDAHULUAN. tersebut siswa melakukan berbagai kegiatan belajar, sehinga mendorong 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manajemen kurikulum pendidikan sangat penting, karena tanpa adanya manajemen maka pendidikan tidak akan dapat berjalan dengan baik Kurikulum merupakan program

Lebih terperinci

Unit 1 KONSEP DASAR ASESMEN PEMBELAJARAN. Endang Poerwanti. Pendahuluan. aldo

Unit 1 KONSEP DASAR ASESMEN PEMBELAJARAN. Endang Poerwanti. Pendahuluan. aldo aldo Unit 1 KONSEP DASAR ASESMEN PEMBELAJARAN Endang Poerwanti Pendahuluan K ompetensi mengajar adalah kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh semua tenaga pengajar. Berbagai konsep dikemukakan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berjudul Manajemen Sumber Daya Manusia menjelaskan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. yang berjudul Manajemen Sumber Daya Manusia menjelaskan bahwa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajemen sumber daya manusia menurut A. Sihotang dalam bukunya yang berjudul Manajemen Sumber Daya Manusia menjelaskan bahwa manajemen berasal dari bahasa inggris

Lebih terperinci

MENULIS CERPEN SKRIPSI. oleh SEPTEMBE

MENULIS CERPEN SKRIPSI. oleh SEPTEMBE UPAYA PENINGKATANN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN LEWAT PENDEKATAN PROSES PADA SISWA KELAS XB SMA IT ABU BAKAR YOGYAKARTAA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi secara kuantitatif dan kualitatif. Dimana analisis

Lebih terperinci

Dokumen Kurikulum 2013-2018 Program Studi : MAGISTER SENI RUPA. Fakultas : Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung

Dokumen Kurikulum 2013-2018 Program Studi : MAGISTER SENI RUPA. Fakultas : Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung Dokumen Kurikulum 2013-2018 Program Studi : MAGISTER SENI RUPA Fakultas : Fakultas Seni dan Desain Institut Teknologi Bandung Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Institut Teknologi Bandung Kode Dokumen Total

Lebih terperinci

Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis

Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis 0 i PEDOMAN PENULISAN HASIL PENELITIAN SMA NEGERI 3 DENPASAR Naskah Pedoman Penulisan Hasil Penelitian SMA Negeri 3 Denpasar, Edisi 2013 Editor Tim Pembimbing Tugas Akhir SMA Negeri 3 Denpasar PEMERINTAH

Lebih terperinci

STUDI KOMPARASI IMPLEMENTASI DUA MODEL RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI SEKOTA SALATIGA TAHUN 2012 SKRIPSI

STUDI KOMPARASI IMPLEMENTASI DUA MODEL RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI SEKOTA SALATIGA TAHUN 2012 SKRIPSI STUDI KOMPARASI IMPLEMENTASI DUA MODEL RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI SEKOTA SALATIGA TAHUN 2012 SKRIPSI Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam OLEH

Lebih terperinci

FUNGSI SOSIAL KEBERADAAN KOMUNITAS UNNES VESPA OWNERS (UVO) SEMARANG SKRIPSI

FUNGSI SOSIAL KEBERADAAN KOMUNITAS UNNES VESPA OWNERS (UVO) SEMARANG SKRIPSI FUNGSI SOSIAL KEBERADAAN KOMUNITAS UNNES VESPA OWNERS (UVO) SEMARANG SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Sosiologi dan Antropologi Universitas Negeri Semarang Oleh Agus Nur Fuadi 3501408049

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI PAUD ALAM

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI PAUD ALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI PAUD ALAM Studi Deskriptif Kualitatif di PAUD Model Pembelajaran Alam di Kota Bengkulu SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

PERILAKU INFORMASI PEMAKAI PERPUSTAKAAN DI PERPUSTAKAAN TEKNIK GEOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA. Purwoko. Abstrak

PERILAKU INFORMASI PEMAKAI PERPUSTAKAAN DI PERPUSTAKAAN TEKNIK GEOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA. Purwoko. Abstrak PERILAKU INFORMASI PEMAKAI PERPUSTAKAAN DI PERPUSTAKAAN TEKNIK GEOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA Purwoko Abstrak Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif bidang perilaku informasi. Data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Coca Cola Amatil Indonesia (CCAI) Rancaekek Bandung. Adapun beberapa isu

BAB I PENDAHULUAN. Coca Cola Amatil Indonesia (CCAI) Rancaekek Bandung. Adapun beberapa isu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Isu lingkungan di sekitar daerah operasional pabrik kerap kali menjadi salah satu masalah yang diangkat oleh masyarakat sekitar kawasan pabrik untuk menyerang sebuah

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI BENTUK-BENTUK INVESTASI PENGELOLAAN LINGKUNGAN OLEH SEKTOR INDUSTRI

IDENTIFIKASI BENTUK-BENTUK INVESTASI PENGELOLAAN LINGKUNGAN OLEH SEKTOR INDUSTRI IDENTIFIKASI BENTUK-BENTUK INVESTASI PENGELOLAAN LINGKUNGAN OLEH SEKTOR INDUSTRI (Studi Kasus: PT Coca Cola Bottling Indonesia Divisi Jawa Tengah, PT. Leo Agung Raya, PT Djarum Kudus, dan Sentra Industri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. wawancara antara peneliti dan informan. Penelitian kualitatif bertolak dari

BAB III METODE PENELITIAN. wawancara antara peneliti dan informan. Penelitian kualitatif bertolak dari 19 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian diskriptitf kualitatif yaitu penelitian tentang data yang dikumpulkan dan dinyatakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan analis isi ( content analysis). Pendekatan analisis isi merupakan suatu langkah

Lebih terperinci

KURIKULUM DIKLATPIM II

KURIKULUM DIKLATPIM II KURIKULUM DIKLATPIM II BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah mempunyai peranan yang menentukan keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan negara yang baik, yang dilakukan bersama dengan unsur-unsur

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Proses Pembelajaran Kata pembelajaran berasal dari kata dasar belajar, dalam arti sempit, pembelajaran merupakan suatu proses belajar agar seseorang dapat melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi manusia, jika ide pokok di dalam wacana tersebut tidak dipahami.

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi manusia, jika ide pokok di dalam wacana tersebut tidak dipahami. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang butuh akan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan diharapkan akan membawa manusia semakin baik. Hanya saja ilmu pengetahuan tidak akan diperoleh

Lebih terperinci

MEMANFAATKAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR DENGAN TEMA LINGKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR

MEMANFAATKAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR DENGAN TEMA LINGKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR MEMANFAATKAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR DENGAN TEMA LINGKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR Nila Dwi Susanti Jurusan Pendikan Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu

Lebih terperinci