BAB II KAJIAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu adalah suatu bentuk acuan oleh peneliti guna menunjang penelitian yang akan dilakukan sehingga nantinya hasil penelitian ini mendapatkan berbagai macam teori yang di gunakan dalam mengkaji penelitian terdahulu. Beerdasarkan penelitian terdahulu penelitian tidak menemukan penelitian yang sama judulnya seperti yang akan di angkat oleh peneliti. Namun peneliti mengangkat penelitian terdahulu sebagai referensi serta acuan untk memperkaya hasil tulisan yang akan di teliti oleh peneliti. Berikut adalah beerapa jurnal yang terkait dengan penelitian yang akan diteliti oleh peneliti. Tabel. 1 Penelitian Terdahulu No. Nama dan Judul Penelitian Hasil Penelitian Relevansi Perbedaan 1. Yyeni Nuraeni, 2018 Dampakk Perkembangan Industri Pertambangan Nikel Kondisu Sosial Ekoni dan Budaya Masyarakat di Morowali Sulawesi Tengah. Jurnaal Unimus Edusaintek, Volum. 2 ISSBN Dalam jurnal ini bertujuan untuk mengetahui kecenderungan apa saja yang mmengenai prrubahan secara sosial ekonomi maupun budaya di Morwali Sulawesi Tengah sebagai yang terdampak dari pertambangan nikel khususny di kawsann industri maka ddari itu untuk mengetahui perubahan sosial Persamaan antara penelitian terdahulu dan dengan penelitian ini adalah sama-sama ingin mengetahui respon masyarakat mengenai kondisi sosial, ekonomi di kawasan industri sebagai acuan untuk menntukan strategi pemberdayaa masyarkat sehingga nantinya dpat Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu jika dipenelitian terdahul berfokus pada sosial, ekonomi, budaya, namun di sini peniliti lebih memfokuskan 21

2 ISBN : maupun budayanyamasyarakat selama,,beberapa tahun seiring,dengan,proses perkembangan,industri,pertambangan nikel akan dapat diketahui sejauh mn mana manfaat yang,diperoleh masyarakat,lokal maka dengan adanya perkembangan industri mengakibatkan banyaknya tebukanya peluang lowongan pekerjaan bagi masyarakat. mengambil kesempatan peluang sebsaar besarnya. tentang kehidupan sosial yang mencakup perubahan perilaku seperti gaya hidup, konsumerisme, namun peneliti juga membahas tantang ekonomi. Budaya namun tidak secara spesifik. 2. Ira Suprihatin Perubahan Perilaku Bergotong Royong Masyarakat Sekitar Industri Tambang Batubara Di Desa Mulawarman Kecamatan Tenggarong Seberang. Jurnal Sosiatri. Vol 1 No. 3 Dalam jurnal menjelaskan tentang penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang perubahan perilaku bergotong royong masyarakat di Desa Mulawarman Kecamatan Tenggarong Seberang sebelum dan sesudah kehadiran industri pertambangan batubara. Kedua, untuk mengetahui bentukbentuk perilaku bergotong roying serta partisipasi masyarakat dalam kegiatan sosial di Desa Mulawarman Kecamatan Tenggarong Seberang Relevansi dr penelitian ini sama sama mengulas mengenai perubahan sosial di masyarakat yang tinggal di kuawasan industri mengenai berubahnya nilai rasa solidaritas, dan rendahnya sikap gotong royong yang telah menyebar di masyarakat yang tinggal di kawasan industri. Penelitian ini memiliki kesamaan yaitu untuk mengetahui perilaku gotong royong di masyarakat dekat industri, namun dipenelitian ini peneliti lebih menjelaskan detail apa saja yang akan dibahas mengenai gotong royong yakni gotong royong di klasifikasikan menjadi beberapa macam:dalam 22

3 hal nilai kekeluargaan. Terkena musibah. Kegiatan saat adanya kepentingan atau kegiatan umum warga. 3. Ike Ulan Ria Pengaruh Keberadaan Industri Terhadap Perubahan Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat di Desa Telaga Kec. Cikupa Kab. Tangerang (Studi Kasus PT. Rinnai) Penelitian ini menjelaskan mengenai pentingnya kebeberadaan industri di masyarakat yang mana tentunya memberikan pengaruh pada, pendapatan masyarakat karena pendapatan seseorang bisa dilihat dari mata pencahariannya. Sebelumnya sebagian besar besar mata pencaharian warga Desa Telaga sebagai Petani, akan tetapi setelag adanya pembangunan kawasan industri didesa tsb terjadi perubahan lahan menjadi bangunan bangunan industri sehingga yang sebelumnya belerja sebagai petani beralih profesi menjadi karyawan pabrik atau bekerja di berbagai sektor yang berhubungan dengan dunia industri atau hal laiinnya. Persamaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian saya adalah sama sama akan mengkaji tentang peningkatan ekonomi dan berbagai jenis pekerjaan msyarakat sebelum dan sesudah adanya kawasan industri di tempat tinggal msyaarakat, setempat. Perbedaan penelitian penulis dan penelitian terdahulu terdapat pada letak,segi pembahasan mendetailnya jika di penelitian terdahulu hanya membahasa perubahan peningkatan, ekonomi atau pekerjaan sedangkan di penelitian ini menambahkan seperti apa perubahan yang dialami setelah mendapatkan pekerjaan untuk meningkatkan ekonomi yang sejahtera dalam hal,penggunaan uang/gaji dalam kebutuhan hidup 23

4 sehari-hari. Seperti hedonism, konsumerisme atau tidaknya. 4. Imam Nawawi Pengaruh Keberadaan Industri Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Dan Budaya Masyarakat Desa Lagadar Kecamatan Marga Asih Kabupaten Bandung. Jurnal Sosietas, Vol. 05 No. 2 Tahun 2015 Penelitian ini,,menunjukkan bahwa terdapat pngaruh mengenaimmkeeberadaa n industrsi di Ddesa Lagadar trhadap kodndisi sosial ekonomi, danjjjuga mengenaillkorelasi tingi padaxxpendapatan, mata pencahaarian, dan kepemilikasn fasilitas hidup, sedangskan utuk pendidikkan keberadaan industrixxmencaku[p berkorelasi rendah. Relevansi dari penelitian ini dengan saya adalah sama sama berfokus mengenai perubahan sosial yang terjadi di masyarakat setelah adanya kawasan industri, yang mana dari segi bidang Sosial. industria dapat,menyebabkan strukturxxsosial,di sebagiannnbesarnnd ari.masyarakatbbakan, menggantungkan mata kkpencahariannya di sektor industri. industrialisasi diperkirakan,akan dpt menimbulkan perubahan,nilainilai danxxpolaxxgaya hidup,, puulaxxdan membahas,pula,, secara,singkat keberadaan suatupendidikan setlah adanya,industrialisas i. Jika dipenelitian terdahulu membahas tentangxxpengar uhvvantarannke beradaan industrri di Desa lagadarr tentang sosialnndan ekonomimm perubahan mata pencaharian yang masyarakatnya banyak bekerja di sektor industri pabrik namu beda halnya dengan penelitian ini yakni masyarakat yang berubah mata pencahariannya setelah adanya industri tidak hanya bekerja di sektor industri pabrik saja melainkan menjadi menjadi wiraushaa yang 24

5 juga untuk memenuhi kebutuhan masyarakat pekerja pabrik sekitar tempat tinggalnya. 5. Noviani Nurkolis Dampak Keberadaan Industri Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Serta Lingkungan Sekitar Industri. Vol. 5 No. 2 Penelitian ini menjelaskan tentang dampak positif terhadap masyarakat adalah penciptaan peluang usaha dan, pekerjaan yaitu terciptanya peluang usaha dan pekerjaan yang lebih luas bagi masyarakat. Sedangkan dampak negatifnya terhadapa masyarakat adalah pencemaran lingkungan antara lain polusi udara.dampak negatif lainnya adalah adanya potensi konflik, disebabkan,oleh kecemburuan sosial yang disebabkan oleh kecemburuan sosial sebagian orang asli desa terhadapmasyarakat pendatang dalam kemudahanmengaksees pekerjaan khususnya di sektor industri. Persamaam penelitian terdahulu dan penelitian saya saat ini akan samasama membahas respon masyarakat mengenai perubahan sosial apa saja yang telah terjadi di masyarakat kawasan industri tersebut. Perbedaan di penelitian terdahulu salah satunya menjelaskan bagian kecemburuan sosial yang disebabkan oleh kecemburuan sosial, pencemaran lingkungan setelah adanya industri namun peneliti,disini akan lebih membahas tentang perubahan perilaku gaya hidup, kosumerisme yang terjadi pada individu yang bekerja di pabrik. 25

6 2.2 Tinjauan Pustaka Perilaku Perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena perilaku ini terjadi melalaui proses adanya stimulus terhadap organisme dan kemudian organisme tersebut merespon maka teori skinner disebut teori S-O-R atau stimulus organisme respon. Skinner (Notoatmodjo; 2007) Macam-Macam perrliaku manusia dapat diliat dari sebuah bentuk repson terhdap suatu stimulus dan perilaku dibedakan menjadi bebrapa yakni (Notoatmodjo, 2009), sebagai berikut: 1. PrilakuTertutup (Convert behavior). Perilku tertutup yakni resppon seseorang terhdap stimulusj dalam bentuk mterselubungm atau tertutup convert). Respon atau reaksi stimulus masih terbatasa pada perhatiann persepsi penngetahuan dan sikap yng terjadei upadakorang yag menerima stimulus tersebut dan belum dapat diamati secaralkjelas oleh orang lain. 2. Perilaku, Terbuka overt behavior). Respon seseorang trhadap stimulus dalam bentuk tindakfan nyata atau tebuka. Respron, terhadap stimulus tersbut sudah,jelas dalam tindakgran atau praktek yang dngan Mudah dapdat dandiamati atau diliihat oorang lain. Proses dalam sebuah pemmbentukannnperilaku dinyatakan oleh Walgito; (2003), pembentkan perilaku dibagi menjadi ntiga tahap/cara seusuai keadaan dihararpkan sebagfai berikut. 26

7 1. Cara pembentukan sebuah kperilaku dengan kondisioning ataukebiasaan. Salah satu cara pembntukan perilaku dengan kondisioning atau secara kebiasaan. 2. Pembentukan Perilaku dengan Pengertian (insight) Disamping pembentukan perilaku dengan kondisioning atau bisa disebut kebiasaan pembentukan perilaku, juga dapat ditempuh dengan cara kndisionoing atau kebiasan. Cara tersebut berfdasarkan teori delajar secara kognitif yaitu belajar disertai denganm adanya pengertian. 3. Pembenntukan periilaku dengan menggnakan model Di samping, berikutcara cara, pebentukan perilaku / tingkah laku di atas masih dapat ditempuh dengan sbebuah menggunakannnsutu model atau contoh. Pemimpin yang dijadikan model atau contoh bagi yang dipimpin nya. Maka cara ini berdasarkan oleh teori blajar sosial (social learning theory) atau (obser vational learning theory) yang dikemukukan menurut Tokoh (Albert Bandura;1977). 27

8 2.2.2 Perubahan Perubahan sosial sebagai perubahan - perubahan soosial yang terjadi dalam suatu struktur pada fungsi masyarakat. Pandangan srupa dikemukakan oleh tokoh Wilbert Myoore yang memarndang perubahan sosrial sebagai perubahan struktur sosial pola perilaku dan interaksi Sosial. Faktor penyebab terjadinya perubahan sosial scara umum penyebab dari perubahan sosial budaya dibedakan atas dua golongan besar yaitu: Perubahan, yang berasal oleh dari masyarakat itu sendiri dan perubahan yang berasal dari luar masyarakat. (Soerjono Soekanto 2009: ): Perubahan Yang Berasal Dari Masyarakat Bertambah atau berkurangnya jumlah penduduk. Perubahan jumlah penduduk merupakan penyebab terjadinya perubahan sosial seperti pertambahan atau berkurangnya penduduk pada suatu daerah tertentu. Bertambahnya penduduk pada suatu daerah dapat mengakibatkan perubahan pada struktur masyarakat terutama mengenai lembagalembaga kemasyarakatan. Sementara itu pada pda daerah lain terjadi kekosongan sebagai akibat perpindahan penduduk tadi atau yang biasa kita sebut Urbanisasi. 28

9 - Penemuan - penemuan baru yang di di dapat oleh Masyarakat. Penemuan penemuan baru diakibatkan dengan perkembangan ilmu pengetahuan baik berupa teknologi maupun gagasan-gagasan menyebar ke masyarakat dikenal diakui, dan selanjutnyaa dapat diterima serta menimbulkan perubahan sosial. - Perubahan Yang Berasal dari Luar Masyarakat Penyebab perubahan yang berasal luar seperti dari lingkungan alam fisik yang ada di sekitar manusia. Menurut Soejono Soekamto penyebab maupun sebab yng bersumber pada lingkungan alam yang kadang kadang disebasbkan oleh perilaku para warga masyarakat itu sendiri. Maisalnya saja Peeperangan yang biasanya terjadi dalam satu masyarakat dengan masyarakat lainnya kmenimbulkan berbagaif dapak negatif karena peralatan perang saat ini yayng sudah sangat canggih. Pengaruh kebudayaan masyarakat lain yakni Adannya interaksi secara langsung antara satu massyarakat dengan masyarakat lainnya akan menyebabkan saling mempengaruh satu sama lain. Selain itu pengaruh dapat berlangsung mlalui komunikasii satuarahn yakni komunikasi masyarakat degn media media masssa atau media media lain nya. Dan juga perubahan perilaku juga dipengaruhi oleh luar perilaku kondumtif sendiri adalah sikap atau peerilaku yang suka membeli barang atau melakukan sesuatu utuk mendapatkan prestige atau gengsi perilaku konsumtif sering dikaitkan dengan perilaku boros menghambur hamburkan sesuatu barang atau jasa serta tidak memiliki skala prioritas dan lebih mempentingkan keinginan. (Soerjono Soekanto 2009: ) Faktor faktor terjadinya perubahan perilaku secara kosumntif 29

10 a. Faktor Budayya Budaya maupun kelas,sosial sangat penting bagi kelas sosial atau bentukstratifikasi, sosial yang mana,,pembagian, masyarakat,yang, homogeny,dan permanen,,yang, tersusun secara, hierarki dan yangdan anggotanya mengnganut,,nilai,,,minat,,dan,perilaku yang sama. b. Faktor Sosial,Perilaku, konsumenn, dapat,ldipengaruhijjoleh perilaku-perilaku, seperti, kelompok,didalam keluarga, lingkungan, sertaa, peranan dan,status,sosial. Klompok acuan seperti kelompok, keluargaa,dan status sosial, yang dapat mempengaruhi, seseorang dalam, menjalani,gaya hidup baru dan konsep,pribadi sseorang yang mana,menuntut orang orang untk dpat,mengikuti,kebiamsaan, kelompoknya,,sehingga, nantinya dapat mem,pengaruhi, pilihan,,lseseorangk,, akan,, sebuah,produk,,maupun tingkah gaya hidupnya. c. Faktor Pribadi Keputusan membeli berlebihan (konsumtif) atau gaya hiidup yang berlebihan juga dapat dipengaruhi oleh.karakteristik pribadi meliputi umur, siklus,dalam hidup ini pekerjaan kepribadian masing - masing tiap individu konsep diri. Bentuk Bentuk Perubahan Perubahan Sosial dapat dibedakan ke dalam beberapa bentuk yaitu: a.) PerubahanxxLambatxxdannnPerubahanmCepat Perubahan - perubuhan yang memrerlukan waktu lamma dan perubahan kecil yang saling mengiikuti dengan lembut, diinamakan evolussi. Perubabhan terjadi karena adanya usaha usuaha masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan keperluan - keperluan, yang di butuhkannya (Soerjono Soekanto, 335:24) keadaan 30

11 - keadaan dan kondisi-kondisi baru yang timbul sejalan dengan pertumbuhan di masyarakat. b.) Perubahan Kecil dan Perubahan BesarPerubhan Perubahan- perubahan kecil adalah perubahan yang terjadi pada unsurunsur tatanan struktur sosial yang tidk membawa pengaruh secara langsung / brarti bagi masyarakat Perubahan model pakaian misalnya, tidak akan membawa pengaruh apa-apa bagi masyarakat dalam keseluruhannya. Sebaliknya, suatu proses industrialisasi dapat berlansung pda masyarakat agraris atau pertanian misalnya perubahan yang dapat membawa dan pengaruh atau berakibat dampak besar pada masyarakat dan juga pada lembaga - lembaaga yang ada di kemasyarakatann akan ikut terpeengaruh misalnya, hubungan - hubunggan kerja, sistem kepemilikan tanah hubungan dalam kekeluargaan, stratifikasii,dlm suatu masyarakat, dll. Perubahan yang Dikehendakai atas Oerubahan yang Direncanakan maupun, Sebaliknya perubahan yag dikehendaki atau disebut direncanakan merupakan sebuah perubahan yang direncanakan terlebih dahuluu oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan perubhan di dalam suatumasyarakat. Suatu perubahan yang dikehendaki atau yang akan direncanangkan selalu berada di bawah serta pegawasan yang disebut dengan agent of change tersebut. Ciri-ciri perubahann sosial yang dpat kita amati dalam suatu masyarakat adalah ketika terjadi perubahan-perubahan pada suatu lembaga kemasyarakatan tertentu akan 31

12 diikuti oleh perubahan-perubahan pada lembaga lainnya. Berikut ini ciri-ciri Perubahan Sosial menurut (Ira Rohimah, 2019 yang dikutip melalui jurnalnya) Perubahan sosial selalu mencakup pada bidang Spiritual dan Material Merupakan yang kait mengait secara timbal balik yang kuat serta apabila perubahan terjadi secara cepat biasanya akan menyebabkan terjadinya yang sementara siffatnya di dalam proses penyesuaian diri. Diferential social organization, kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong perubahan pemikiran ideologi, politik dan ekonomi, mobilitas, culture conflict, perubahan yang,direncanakan dan tidak direncanakan serta adanya kontroversi atau pertentangan, (Ranjabar, 2008, hlm. 58). Dari ciri-ciri di atas kita dapat mengenali dan memahami gejala perubahan yang terjadi dalam suatu masyarakat. Perubahan tersebut, sejatinya terjadi dalam setiap kehidupan masyarakat. Biasanya ketika perubahan terjadi dalam suatu bidang maka bidang yang juga akan mengikuti perubahan karena keterkaitan diantaraa satu sama lain Masyarakat Masyarakat adalah sekumpulan individu kelompok dengan kelompok yang biasanya di dalamnya memiliki,kebiasaan dan memiliki berbagai macam karakteristik, perilaku, sifat, dll. Konsep Msyarakat meunurut Edy, Suharto, (2006:11),adalah area dimaana praktek pekerjaan sosial makro dapatberoperasi. Definisi mengenai masyarakat, biasanya diterapkan berdasarkan konsep, jenis ruang, orang, interaksi seperti berupa suatu percakapan dalam komunikasi dan maupunidentitas. Istilah,,masyarakat, 32

13 dapat.merujuk, pada sekelompok orang-orang yang tinggal dan,,berinteraksi, yang dibatasi, oleh wilayah,,geografis tertentu seperti,desa, kelurahan/kecamatan,, kampungg, atau,rukun tetangga(rt). Dalam, artian lainnya, masyarakat,menunjuk pada interaksi,yang kompleks sejumlah, orang,,yang, memilikki kepentingan dan tujuan bersama meskipun tidak,bertempat tinggal, dalam,satu wilayah kondisi,geografis tertentu.,masyarakat bisaa dsebut, sebbagai,sosietas atau,society. Seperti masyarakat ilmuwwan, mapun,masyrakat, global,dan masyarakat di seluruh,dunia.,, Adapun macam-macam masyarakat yaitu sebagai berikut : 1. Masyarakat Modern Masyarakat modern yaknii merupakan masyarakat yang sudah tidak terikat pada adat-istiadat. Adat-istiadat yang menghambat kemajuan segera ditinggalkan untuk mengadopsi nila-nilai baru yang secara rasional diyakini membawa kemajuan sehingga mudah menerima ide-ide baru. Dannerius Sinaga, (1988: 156). 2. Masyarakat Tradisional Menurut Dannerius Sinaga, (1988: 152) Masyarakat Tradisional merupakan masyarakat yang masih terikat dengan kebiasaan atau adat-istiadat yang telah turun-temurun. Keterikatan tersebut menjadikan masyarakat mudah curiga terhadap hal baru yang menuntut sikap rasinal, sehingga sikap masyarakat tradisional kurang kritis. Jadi menurut penulis masyarakat tradisional itu masih condong memegang teguh prinsip kebiasaan adat istiadat yang berlaku di wilayah 33

14 .yang mereka tinggali dan kehidupan mereka masih belum banyak perubahan perubahan dari luar secara signifikan., (Soerjono Soekanto,:2007) dalam bukunya yang berjudul Sosiologi Suatu Pengantar mengemukakakan bahwa dalam suatu masyarakat yng modern maupun tradisional sering dibedakan antara masyarakat pedesaan dengan masyarakat perkotaan. Perbedaan dalam hal tersbut sbeneatnya tidak,mempunyai hubungan dengan,pengertian masyarakat sederhana di karenakan dalm masyarakat modern betapapun kecilnya suatu desa pasti ada pengaruh dari kota yng dapat menyebabkan terjadinya sebuah perubahan. Sebaliknya pada masyarakat bersahaja pengaruh dari kota secara relative umumnya tidak ada. Perbedaan antara masyarakat pedesaan degan masyarakat yang ada diperkotaan pada hakikatnya bersifat graduall. Memang sedikdit sulit memberikan batasan apa yang dimaksud dengan arti perkotaann karena adanya hubungan antara konsentrasi penduduk dengan gejala gejala sosial yang dinamakan urbanisme/urbaniasi. (Nurdinah:2016) dalam jurnal Substantia dengan judul riset resistensi masyarakat urban, dan masyarakat tradisional menjelaskan bahwa Masyarakat Tradisional erat kaitannya dengan Musyarakat Pedesaan yang ditandai dengan aadanya kepemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesaama warga desa, yaitu perasaan sepertisetiap warga/anggotanya masyarakat yang amat kuat yangd hakikatnya bahwa sesorang merasa bagian yang tidak dapat dipisahkan darimasyarakat di mana ia hidup dan dicintainya serta mempunyai perasaan. Berdasarkan pengertian menurut pendapat diatas maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa masyarakat adalh hubungan individu dnegan individu, maupun 34

15 kelompok dengan kelompok, atau individu dengan kelompok yang didalamnya terbentuk sebuah interaksi dan dapat saling mempengaruhi satu sama lain sehingga dapat menciptakan dan menimbulkan perubahan sosial dalam kehidupan Industrialisasi (Suparno:2016) dalam riset jurnal Ilmu Ekonomi dan Bisnis yang mengkaji temtang Jumlah Industri Besar dan Upah di Surabaya, maka pengertian Industri (perindustrian) di Indonesia merupakan salah satu komponen perekonomian yang penting. Perindustrian memungkinkan perekonomian berkembang pesat dan semakin baik, sehingga membawa perubahan dalam struktur perekonomian nasional. Di Indonesia, kegiatan pembangunan ditunjang oleh tumbuhnya berbagai jenis industri dengan berbagai jenis kegiatan Sekarang ini, banyak negara-negara di dunia terus berupaya untuk menumbuhkan ekonominya. Dengan sedikit penjelasan di atas maka dapat disimpulkan dengan tema peneliti bahwa Desa Gununggangsir di Kabupaten Pasuruan ini juga termasuk salah satu pintu perdagangan di Jawa Timur yang mana dengan banyknya industri yang bermunculan yang siap untuk berproduksi untuk memenuhi kebutuhan permintaan pasar trutama dari daerah Jawa Timur. Dalam istilah ekonomi industri mempunyai dua pengertian. Pertama, industri merupakan himpunan perusahaan-perusahaan sejenis, contoh industri 35

16 kertas berarti himpunan perusahaan-perusahaan penghasil kertas. Kedua industri adalah sektor ekonomi yang didalamnya terdapat kegiatan produktif yang mengolah barang mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi Industrialisasi dalam pengertian lain adalah proses modernisasim ekonomi yang mencakup seluruk sektor ekonomi yang mempunyai kaitan satu sama lain degan industri pengolahan. Artinya industrialisasi bertu ujuan,meningkatkan nilai tambah pada seluruh sektor ekonomi dengan sektor industri pengolahan sebagai suatu leading sector. (Arsyad, 2004) Menurut Kementrian Perindustrian RI (Nomor 30:2017),Industri nasional di Indonesia dikelompookkan dalam 3,kelompok sebagai berikut, 1. Industri Dasar Industri,dasar yaknimeliputi,kelompok industri,mesin dan logam dasar atau disebut(imld), dan kelompok, industri,kimia dasar, (IKD).,Yang,termasuk dlamimld. Antara lain industri di mesin alatpertanian,,elektronik,,,kereta api,,,pesawat terbang (suseutu yang berhubungan dengan dunia penerbangan),,dan,kendaraan,,bermotor (sepeda motor, mobil,dsb),,besi,,mbaja,,alumunium, tembaga dan lain,sebagainya. Sedangkan, yang termasuk,jenis IKD adalah,industri yang mencakup,pengolhan kayu dan,karet alam, industri pestisida, industri di bidang pupuk, maupun lai,sebagainya.,industri dasar mempunyai, misi untuk meningkatkan,.pertumbuhan,,ekonomi, membantu, struktur industri, dan bersifat,,padat,,modal. 36

17 2. Aneka macam industri Macam macam industri adalah industri yan\g mengolaah berbagai sumber daya seperti kekayaan.hutan, industri yang,,mengolah.sumber, daya,pertanian,secara,luas dan,lain-lainsebagainya. Beraneka ragam industri,mempunyai,misi,untuk,meningkatkan pertumbuhanhan,ekonomi keuangan dan,atau,pemerataan,,,memperluas,,kesempatan kerja, membuka lowongan kerja atau pelatihan kerja sebanyak mungkin,, dan,teknologixyang xdigunakan,, yaitu,,mteknologimmenengahxxatauxxteknologix,,yang scanggih,, 3. Industri Kecil IndustrixxKacilx, adlaha meliput industri,pangan,,(,makanan, minuman dan,tembakau,),.industri,,sandang (,tekstil pakaian,jadi serta barang,),,industrixxkimiaxxdanxbahanxxbangunan,seperti (industrixdibidang kertasm,kkpercetakan,,dankpenebitan,,barangx - bbarang,,,karet,,dan,,plastik), industrii.kerajinann,umumxxdan,industri logam. (,mesin,,llistrik,,aalat-alat,ilmu pengetahuan,,science, barang,dan,logam,, serta,,lain,,sebagainya,)., Indutri di Negara Indonesia dapat,,mdigolongkan, menjadi ke,dalam,beberapa,,macam kelompok.,industri berdasarkan banyakanya jumlah tenaga kerja / karyawan di kelommpokkan dalam beberapa kategori. 37

18 Golongan,,yaitusebagai berikut : 1).xxIndustri,xBesar,,,tenaga kerja berjumlah,100,orng / lebih, 2).xxIndustrixSedang,, tenaga kerja berjumlah,,20-99orang, 3).xxIndustrixKecil,,,tenaga kerja berjumlah 5-19 oraang, 4).xxIndustri Rumah Tangga,,tenaga kerja berjumlah antara 1-4 orang (BPS,;2002)., 4. Sentra Industri Keputusan PresidenxxRI di No. 53 tahun 1989 mengenai kawasan industri/ sentra industri adalah sesbuah kawasan tempat dimana pemusatanm kegiatan industri pengolahan yang dilegkapi dengan prasarana sarana serta jfasilitas,penunjang lain yang disediakan serta dikelola oleh suatu perusahaan kawasaan industri Adapun perusahaan kawasan industri adaah sbuah pereusahaan berbadan hokum yang yangg didirikan dengan berdasarkanka pada aturan hokum Indonesia dan berkedudukan di wilayah Indonesia mengelola kawasan industrri. Widjajant ;(2005), Peendapatan, relatif minimum dapat xmenyebaubkan,, para,pekerja, atauxxkaryawanxxmencari,alternative, tempat tinggal yang,dekatengan lokasi tempat,bekerja,,seperti kos atau kontraakan,atau mencari lokasi yng,,paliing,,mudahxdicapai,, atau di akses dari jalan utama yang,dilalui ramaikendaraan,,umum atau,,keendaraan,,angkutan perusahaan,,apabila perusahaan,tersebut penxxmenyediakan angkutanxxkendaraanxxbagixxparaxxpekerjanya.. Di Indonesia pengertian kawasan industri dapat mengacu kepada keputusan Presiden (Keppres) Nomor 41 Tahun Menurut Keppres tersebut yang dimaksud 38

19 dengan kawasan industri adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan industri yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana penunjang yang dikembangkan dan dikelola oleh Perusahaan Kawasan Industri yang telah memiliki izin Usaha Kawasan Industri. Suatu kawasann dapat disebut sebagai kawasan industri jika memiliki ciri - cirisebagai berikut, : 1. Adanya areal/bentang lahan yang cukup luas dan telah di matangkan 2. Dilengkapi dengan sarana dan prasana 3. Ada suatu badan yang mengurus (manajemen) pengelola 4. Memiliki usaha izin kawasan industri, Ciri cirik diatas yang dapat membedakan kawasan industri dngan Kawasan Peruntukan Industri, Zona Industri, daan Cluster Industri. Pengertian dari Kawsaan Industri adalah lahan yang diperuntukkan bagi kegiatan industri berdasark an Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang ditetapkan oleh pemerintah daerah (Kabupaten/Kota) yang bersangkutan. Sedangkan yang kedimaksud dnegan Zona Industri adalah satuan geografis sbagai tempat tumbuh dan berkembangg kegiatan industri baikitu berupa industri dasar(basic) maupun industri hilir, maka berororientasi kepada konsumen dengan akhir degan populasi yangtinggi sbagai pengerak utama secara keseluruhaan membentuk berbagai kawasan yang terpadu dan beraglomerasi dalam kegiatan ekonnomi dan memiliki daya ikat spasial. Kluster Industri adalah sbuah pengelo mpokan disebuah wilayamh tertentu oleh berbagai prusahaan dalam sektor yang sama Roestanto W. Dirdjojuwono ; (2004). 39

20 2.3 Landasan Teori Behavioral Sosiologi oleh B.F Skinner (B.F. Skinner) atau Burrhuss Frederic Skinner lahir di Susquuehanna PennsylvaniaAmerika Serikat, pada tanggal 20 Maret 1904 dan meninggal pada 18 Agustus 1990 di Cambridge Massachusetts, Amerika. B.F. Skinner adalahanak pertama dari ppasangan William Skinner Grace Mange Burrhus Skinner. Ayah B.F.Skinner seorang pengacara sekaligus politisi dan sedangkan ibunya adalah seorang ibu rumah tangga. Skinner tumbuh dalam suasasna keluarga dan lingkungan yang nyaman bahagia tenang dan dengan status derajat ekonomi keluarga kalangan menengah ke atas. Keluarga skinner adalah orang yang taat gereja namun B.F. Skinner pernah hamper kehilangan kepercayaannya terhadap suatu agama ketika saatmasih duduk di bangku sekolah menengah. kemudian ia tidak menjalankan atau mengikuti atau meyakini agama apapun. Paradigma perilaku sosial dikembanga oleh B.F. Skinner dengan meminjam pendekatann tentang behaviorisme atau perilaku dari ilmu psikologi B.F. Skinner sangat kecewa dengan dua 2 paradigma sebelumn nyaa karena dinilai tidak ilmiah, dan dianggap masih bernuansa mistis. Menurut Skinner, obyekxx studi yang,,konkret realistic adalah sebuah perilaku manusiaxyyangxnampakxsertaxkemungkinanxperulangannyaa,,(mbehavioralm of xmanxxand,,contingenciess of lreinforcementk). Skinner,,jugaberusahaxxmenghilangkan sebuah konsepp\ atau teorui.,volunterisme,,pasrsonxxdarixxilmuxxsosial, khususnya,sosiologi. Yaang tergabung,,alam sbuah pradigma ini adalah Teori mbehavioralmtingkahl akunxsociologyx,dannxteori Exchange.j,Teori 40

21 Behavioral,,Sosiology dan Teori Exchange teori perubahan,,adalah,pendukung utama behaviorisme sosial ini.,sosiologi sepertiini menemkuni perilaku individu yang tak terpikirkan., Behavioral sociology oleh ilmuwan B.F Skinner. Teori ini berpusat pada,hubungan,,antaraxxakibat,,dan,xxtingkahxxlakuxxyang,,terjadi di,,lingkungan aktor degan tingkah laku,,aktor. Tingkahxxlakuxyang terjadi padaxxaktorxxakanxxdiikutixxoleh akibat - akibat dari tingkah laku, tersebut. B.F Skinner,.mengataknxxbahwa,hubunganxxxstimuluss,,dan respon,,xyangxterjadixakanx menimbpulkan,,perubahan tingkah laku.xxresponxxyangxxdapatxxditerima,,seseorang, akan,menjadixxbagian dari,,stimulus - stimuluus yagxxsaling berinteraksixxdanxxdapat,,berpengaruh,,terhadap sbuah respon yang,,dihasilkan., Respon-respon.yang timbul..nantinya akan,,munculkan,konsekuensi,,yang berpengaruh juga,terhadap perilaku. Untukxxmemahamixxtingkahlakuxxseseorangxxmakaxxharusxxmemahamixxhubunganx dalamxxstimulusxxyangzzsatu,,dengan lainnya. dengnxxmemahamixxstimulusxx.yang saling berkaitan, makaxxakanxxcdipahamic,ckonsekuensicx,,cyang,timbul,akibatxxrespon,,(ritzer, ;2010). 41

22 Skinner memiliki tiga sumsi dasar, yang merupakan asumsi - asumsi semua pendekatan ilmiah. (Alwisol, 2017) 1. Tingkah.laku itu, xmengikutixhukumxtertentux(behavior is lawful). Ilmuxadalah usaha untukxxmenemukanxxxxketeraturann,,menunjukkan lbahwa,,peristiwa tertentu berhubunganxxsecra terartur dengan peristiwa lainnya.m 2. Tingkahxxlakuxxdapatxxdiramalkanxxdirencaanaknm (mbehaviormccan be predict). Ilmu tidak xhanyaxxmmenjelaskannx, tetapii jugaxxmeramalkanx,l atau,mmemprediksi.. 3. Tingkah,,laku dapat dikonntrol (,Behavior can controlled,). Ilmu dapat melakuakanmmantisipasi dan mmenentukan/.membentulk (sedikit-banyak) tinngkah laku. seseorang. B.F.sSkinnerxxbukanxxhanya,ingin,tahu, bagaimana terjadinya tingkah laku, tetapi Skinner sangat memiliki,keinginan,untuk memanipulasinyaa. B.F. sskinnerx,,memandang,tindakanxxtingkahxxlaku xxsebagaixxprodukxxkondisi,,aantesedenn, (dalam ilmu lingustik atau sastra adalah kata benda sehingga,antesedenn dapat,menyatakan,,nama,,dari,,seseorang,,tempat,, atau semua benda mauipun dan segala.yang dibendakan.)terrtentu,sedang dalam,pandangan tradistional,,bberpendapatxxtingkahxlaku xmerupakann,,produuk operubahan dalamxxdirii,,scara,,sspontan.l B.F.xSkinnerrxxmenganggapppxxkemmapuan,,,xkehidupanx,,,xmaupun tingkahxxlakuxxxxmanusiaxxxmerupakanxxxxbuktixx,,kebenaranxxdalam nsuatu,nteori. Lebih ppentingnxx lagi xyaknix, xtigkahx laku,manusia,harus,xxdikontrolxxkarena,skinner,yakinxxmanusiax xtelahxxcxmerusakxxduniaxxyangxx,,,ditinggalinya,deengan memakaii ilmuh dann,,teknoloodgi,,dalam,,,memecahdkan,suatu maslaah. 42

23 B.F Skinner dalam buku Alwosol menjelaskan, bahwa perilaku merupakan nrespon atau reaksi dari seseorang terhdap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme dan kemudianorganisme tersebut merespons makak teori B.F. Skinner, ini disebut teori SOR atau Stimulus - Organisme -Respon.n,,.Dapat Dilihat,,,dari,bentuk,,respon. terhadap stimulus ini, maka,,perilakudddapat dibedakaan, menjadii dua,,(notoatmodjo, n:2003) 1. Perilaku,Tertutup, (convert behavior) Perilaku Tetrutupadalah bentuk respon seseorang terhadpa stimulus dalam bentuk terseleubung atau tertutup..respon,,atau,,reaksi terhaddap,stimulus ini,,masih,,terbatas.pada,,perhatian,,persepsi, pengethuan, kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang,,menerima,,stimulus tsb, dan belum dapat,diamati secara jelass. 2. Perilaku,Terbuka, atau,(overt behavior), Respon,seseorang,terhsadaap,,stimulus,,bentuk,,tindakan,,nyata,,,atau,,terbuka. Respon,terhadapmm stimulus tersebutmm sudah jelas dalam bentuk,tindakan atau praktek,,yang,,dengan,,mudamh daapat,,diamati,,oleh,,orang,,llain., Keterkaitan,antara teori,behavvioral/perilaku milik B.F Skinner, dengan penelitian, ini,,adalfah teoorixxinixxmesmusatkanx,perhatiandnyaxxkepadaxxhudbungan an, nakibat dari xtingkahxxladkux yang,eterjadi xdi xdaldam,lilingkungan actor,,zdenganz,ntingkahnlakunaktor. Adanyallperubahan,tidak terlepas dari factorn - faktorkkyang fdapat berpengaruh didalamnya. Dengannadanya,kperubahan, masyarakat, 43

24 akan,,dituntut,untuk beradaptasindengannperubahan, yang ada. Perilaku terjadi,atas,beberapa faktor seperti faktor dari dalam diri sendiri,biasanya,diiringi dengan munculnya,perkembangan,individu menuju kedewasaan dengan perubahan pola pikir ketingkat perubahan yang lebih baik. Masyarakat di desa Gununggangsir saat ini telah mengalami perubahan perilaku secara terbuka dalam bentuk tindakan atau praktek seperti dalam hal perubahan perilaku masyarakat secara sosial yaitu jika dahulmu kegiatan,gotong royong warga masyarakat sebelum,hadirnyankawasanmmindustri,,antusias,masyarakatmksangat tinggi,mdalam, mengikuti kegiatian gotong-royong berupa kerja bakkti dalamnnhal seperti kegiatan mmembersihkan,,, jalanan, melakukan,,secara,bersama-sama.dan,berinteraksi antara warga satu dnegan lainnya namun saat ini,masyarakat sudah beralih memilih untuk menyerahkan, kegiatan gotong royong dengan melakukan sistem pembayaran atau diserahkan kepada pemgurus RT/RW agar mencarikan orang lain yang bersedia untuk melakukan gotong royong dikarenakan warga asli di desa yang pada umumnya saat ini sudah memiliki,pekerjaan tetap dan sibuk untuk meluangkan waktu luang luan, dnan juga perubahan perilaku sosial lainnya yaitu kehidupan masyarakat yang ditopang dan di ndukung dari penghhasilann di atas,standar dapatkmembawa perubahanmterhadap gayanhidupkkyang,lebih ke arahmperilaku konsumtif,sehingga apa yang dilihatt, nmasyarakatn saat ini menjadi,ntrenmtersendiri untuk kdipraktekkan, karenak ini,menyangkut rasa mkepercayaanm,diri individu, yangndiukurndari perubahann secara materi. 44

25 Perubahan Perilaku secara Ekonomi yaitu yang dahulunya masyarakat bekerja sebagai serabutan, buruh tani, pengangguran. namun setelah adanya industrialisasi di desa Gununggangsir antusias semangat masyarakat untuk bekerja semakin tinggi memberikan perubahan yang bermanfaat dengan dibukanya lowongan,pekerjaan sebagai karyawan atau buruh paabrik bagi masyarakat baik itus ecara langsung maupunj tidak langsung dengan masyarakat sekitar yang,membuka usaha di bidang jasa, transportasi, perlengkapan kebutuhan sehari-hari dengan adanya kawasan industrialisasi diharapkan masyarakat mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar dan masy harus mampu menyatukan orang-orang didalamnya demi mencapai tujuan dan sama-sama saling meg menguntungkan dan juga saling memperbiaiki jika adanya ketidakseimbangan. 45

BAB I PENDAHULUAN. 1992:78). Dalam pengertian lain industrialisasi merupakan transformasi proses

BAB I PENDAHULUAN. 1992:78). Dalam pengertian lain industrialisasi merupakan transformasi proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industrialisasi adalah proses segala hal yang berkaitan dengan teknologi, ekonomi, perusahaan dan orang-orang yang terlibat di dalamnya (SR. Parker, 1992:78).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah IMAM NAWAWI, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah IMAM NAWAWI, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang direncanakan sebagai salah satu upaya manusia dalam meningkatkan kualitas hidupnya. Begitu pun dengan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan bidang ekonomi di Indonesia telah berlangsung selama 40

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan bidang ekonomi di Indonesia telah berlangsung selama 40 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan bidang ekonomi di Indonesia telah berlangsung selama 40 tahun. Bermula ketika masa orde baru, pembangunan ekonomi di pedesaan diprioritaskan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap masyarakat senantiasa mengalami perubahan dari masyarakat tradisional ke

BAB I PENDAHULUAN. Setiap masyarakat senantiasa mengalami perubahan dari masyarakat tradisional ke BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap masyarakat senantiasa mengalami perubahan dari masyarakat tradisional ke masyarakat transisi dan menuju masyarakat modern. Perubahan itu mengakibatkan

Lebih terperinci

ANDRI HELMI M, SE., MM. SISTEM EKONOMI INDONESIA

ANDRI HELMI M, SE., MM. SISTEM EKONOMI INDONESIA ANDRI HELMI M, SE., MM. SISTEM EKONOMI INDONESIA Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang yang bermutu tinggi dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik semua kebudayaan. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik semua kebudayaan. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masyarakat merupakan organisme hidup karena masyarakat selalu mengalami pertumbuhan, saling mempengaruhi satu sama lain dan setiap sistem mempunyai fungsi

Lebih terperinci

2015 PENGUATAN MANAJEMEN WIRAUSAHA OLEH KADER PKK DALAM MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT

2015 PENGUATAN MANAJEMEN WIRAUSAHA OLEH KADER PKK DALAM MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemberdayaan yang terjadi di masyarakat sering dikaitkan dengan beberapa orang yang ikut berpartisipasi dalam suatu kegiatan yang diikuti dalam berbagai pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap kehidupan manusia senantiasa mengalami perubahan-perubahan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Setiap kehidupan manusia senantiasa mengalami perubahan-perubahan. Hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap kehidupan manusia senantiasa mengalami perubahan-perubahan. Hal ini terjadi karena manusia mempunyai kepentingan-kepentingan yang berbeda, dan perubahan ini

Lebih terperinci

PENGARUH KEBERADAAN INDUSTRI TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI DAN BUDAYA MASYARAKAT DESA LAGADAR KECAMATAN MARGA ASIH KABUPATEN BANDUNG

PENGARUH KEBERADAAN INDUSTRI TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI DAN BUDAYA MASYARAKAT DESA LAGADAR KECAMATAN MARGA ASIH KABUPATEN BANDUNG Imam Nawawi, Pengaruh Keberadaan Industri Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi dan Budaya PENGARUH KEBERADAAN INDUSTRI TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI DAN BUDAYA MASYARAKAT DESA LAGADAR KEAMATAN MARGA ASIH

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PERMEN/M/2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PERMEN/M/2006 TENTANG PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PERMEN/M/2006 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN KAWASAN INDUSTRI MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT,

Lebih terperinci

WAWASAN SOSIAL BUDAYA. Kehidupan Pedesaan Dan Perkotaan

WAWASAN SOSIAL BUDAYA. Kehidupan Pedesaan Dan Perkotaan WAWASAN SOSIAL BUDAYA Kehidupan Pedesaan Dan Perkotaan Disusun Oleh : Nur Fazheera Al Gadri (D0217023) Hendra Lesmana (D0217515) Asmirah (D0217024) Abdillah Resky Amiruddin (D0217514) FAKULTAS TEKNIK PRODI

Lebih terperinci

Unsur - unsur potensi Fisik desa. Keterkaitan Perkembangan Desa & Kota

Unsur - unsur potensi Fisik desa. Keterkaitan Perkembangan Desa & Kota Geografi Pengertian Desa Kota Potensi Desa Kota Unsur - unsur potensi Fisik desa Keterkaitan Perkembangan Desa & Kota Sekian... Pengertian Desa... Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ditentukan untuk bisa ditaati dan dilaksanakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ditentukan untuk bisa ditaati dan dilaksanakan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Desa sebagai komunitas kecil yang terikat pada lokalitas tertentu baik sebagai tempat tinggal dan juga dalam pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat desa bergantung kepada

Lebih terperinci

SMA. Tersedia bahan mentah Tersedia tenaga kerja Tersedia modal Manajemen yang baik Dapat mengubah masyarakat agraris menjadi Negara industri

SMA. Tersedia bahan mentah Tersedia tenaga kerja Tersedia modal Manajemen yang baik Dapat mengubah masyarakat agraris menjadi Negara industri JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMA XII (DUA BELAS) GEOGRAFI ANALISIS LOKASI INDUSTRI 1. Pengertian industri: Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah

Lebih terperinci

Analisis Perubahan Sosial Budaya Masyarakat Desa Cihideung sebagai Desa Wisata

Analisis Perubahan Sosial Budaya Masyarakat Desa Cihideung sebagai Desa Wisata Analisis Perubahan Sosial Budaya Masyarakat Desa Cihideung sebagai Desa Wisata Hanifah Gunawan 1, Karim Suryadi 2, Elly Malihah 3 1 SMA Negeri 2 Cianjur 2 Dosen Program Studi Pendidikan Sosiologi 3 Dosen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan bahan mentah, bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan bahan mentah, bahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Industri 1. Pengertian Pengertian industri menurut Kartasaputra, 1987 dalam Nurkolis, 2014 industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan bahan mentah, bahan baku, barang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi masyarakat dalam bidang perikanan di Indonesia, telah

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi masyarakat dalam bidang perikanan di Indonesia, telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi masyarakat dalam bidang perikanan di Indonesia, telah menjadi salah satu kegiatan perekonomian penduduk yang sangat penting. Perikanan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu dengan masyarakat, masyarakat dengan individu, dan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. individu dengan masyarakat, masyarakat dengan individu, dan masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang tidak terlepas dari hubungan dengan sesama manusia lainnya, yang dalam hidupnya antara satu dengan yang lain selalu berinteraksi

Lebih terperinci

Masyarakat Perkotaan & Masyarakat Pedesaan

Masyarakat Perkotaan & Masyarakat Pedesaan Masyarakat Perkotaan & Masyarakat Pedesaan 7 Tujuan Instruksional Umum : Mahasiswa dapat memahami dan menghayati kenyataan yang diwujudkan oleh gejolak masyarakat perkotaan, memahami dan menghayati kenyataan

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Kawasan Industri Besar Sedang Terhadap Mata Pencarian Penduduk dan Sarana Perekonomian di Kec.bergas Kab.

Analisis Pengaruh Kawasan Industri Besar Sedang Terhadap Mata Pencarian Penduduk dan Sarana Perekonomian di Kec.bergas Kab. Artikel ini telah dipresentasikan Analisis dalam Innovative Pengaruh and Creative Kawasan Information Industri Technology Besar Sedang Conference (Dwi(ICITech) Hosanna, dengan dkk) tema E-Transaction and

Lebih terperinci

Pembangunan di pedesaan adalah bagian dari proses pembangunan. nasional yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian

Pembangunan di pedesaan adalah bagian dari proses pembangunan. nasional yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan di pedesaan adalah bagian dari proses pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian wilayah, sekaligus mengidentifikasikan perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut hubungan antara orang-perorangan, antara kelompok-kelompok

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut hubungan antara orang-perorangan, antara kelompok-kelompok BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial (yang juga dapat dinamakan proses sosial) karena interaksi merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara yang terletak di Asia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara yang terletak di Asia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang terletak di Asia Tenggara dan dilalui oleh garis khatulistiwa, sehingga Negara Indonesia memiliki iklim tropis. Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari bangsa itu sendiri. Hal itu sesuai dengan ketentuan umum Undang

BAB I PENDAHULUAN. dari bangsa itu sendiri. Hal itu sesuai dengan ketentuan umum Undang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam proses kehidupan. Majunya suatu bangsa dipengaruhi oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor lainnya. Tidak hanya mementingkan salah satu sektor saja. Indonesia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. sektor lainnya. Tidak hanya mementingkan salah satu sektor saja. Indonesia sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu negara tidak terlepas dari pembangunan yang terjadi pada sektor lainnya. Tidak hanya mementingkan salah satu sektor saja. Indonesia sebagai salah

Lebih terperinci

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Struktur masyarakat Indonesia yang majemuk menjadikan bangsa Indonesia memiliki keanekaragaman adat istiadat, budaya, suku, ras, bahasa dan agama. Kemajemukan tersebut

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa ketahanan pangan merupakan hal yang sangat penting dalam rangka pembangunan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa ketahanan pangan merupakan hal yang sangat penting dalam rangka pembangunan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Sebagai dasar pada penelitian ini, maka perlu dikemukakan landasan teoritis dan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Sebagai dasar pada penelitian ini, maka perlu dikemukakan landasan teoritis dan 12 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Geografi Industri Sebagai dasar pada penelitian ini, maka perlu dikemukakan landasan teoritis dan pendapat para ahli yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan nasional, industri memegang peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan nasional, industri memegang peranan yang sangat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pembangunan nasional, industri memegang peranan yang sangat penting. Oleh karenanya keberadaan industri perlu dikembangkan dengan meningkatkan peran

Lebih terperinci

Perubahan Sosial dan Kebudayaan OLEH: LIA AULIA FACHRIAL, M.SI

Perubahan Sosial dan Kebudayaan OLEH: LIA AULIA FACHRIAL, M.SI Perubahan Sosial dan Kebudayaan OLEH: LIA AULIA FACHRIAL, M.SI Pengantar o Manusia adalah mahluk dinamis yang setiap saat selalu mengalami perubahan o Perubahan nilai-nilai sosial, pola-pola perilaku,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri merupakan salah satu faktor penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri merupakan salah satu faktor penting dalam pembangunan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri merupakan salah satu faktor penting dalam pembangunan ekonomi dan kemajuan suatu negara. Industri perlu dikembangkan secara seimbang dan terpadu dengan

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan Departemen Hukum dan HAM RI Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 3274 (Penjelasan Atas Lembaran Negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan motor penggerak yang memberikan dasar bagi peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan motor penggerak yang memberikan dasar bagi peningkatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industrialisasi menempati posisi sentral dalam ekonomi masyarakat modern dan merupakan motor penggerak yang memberikan dasar bagi peningkatan kemakmuran dan

Lebih terperinci

BAB 6 PEMBAHASAN. Dalam bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian yang ditinjau secara

BAB 6 PEMBAHASAN. Dalam bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian yang ditinjau secara 58 BAB 6 PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian yang ditinjau secara teoritis dan ilmiah. 6.1. Konsep Diri Dari hasil penelitian didapatkan mayoritas responden ( 97,06 % ) mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 1997 Perekonomian Indonesia mengalami pasang surut hingga

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 1997 Perekonomian Indonesia mengalami pasang surut hingga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada tahun 1997 Perekonomian Indonesia mengalami pasang surut hingga mencapai krisis multidimensi. Sehingga berdampak kepada stabilitas perekonomian negara,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jika kita pelajari sejarah perekonomian Indonesia sejak masa awal Orde

BAB I PENDAHULUAN. Jika kita pelajari sejarah perekonomian Indonesia sejak masa awal Orde 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jika kita pelajari sejarah perekonomian Indonesia sejak masa awal Orde Baru, maka akan kita peroleh suatu gambaran perkembangan yang taat asas. Maksudnya, produk unggulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan lapangan pekerjaan untuk meningkatkan perekonomian. bajak, pemilik anggrek membutuhkan pot-pot anggrek, pemilik hotel

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan lapangan pekerjaan untuk meningkatkan perekonomian. bajak, pemilik anggrek membutuhkan pot-pot anggrek, pemilik hotel BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan industri modern merupakan gejala yang erat hubungannya dengan perkembangan masyarakat, sekaligus merupakan sebab dan akibat berbagai perkembangan

Lebih terperinci

5. STRUKTUR SOSIAL PERDESAAN

5. STRUKTUR SOSIAL PERDESAAN 5. STRUKTUR SOSIAL PERDESAAN TUJUAN PERKULIAHAN 1. Mahasiswa memahami struktur sosial di perdesaan 2. Mahasiswa mampu menganalisa struktur sosial perdesaan KONSEP DASAR STRUKTUR SOSIAL MASYARAKAT DAPAT

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang

I. PENDAHULUAN. Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan.

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa ketahanan pangan merupakan hal yang sangat penting dalam rangka pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama. terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama. terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan berkembang atas kekuatan

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP VI.1. Temuan Studi

BAB VI PENUTUP VI.1. Temuan Studi BAB VI PENUTUP Pada bab terakhir ini dipaparkan beberapa hal sebagai bagian penutup, yakni mengenai temuan studi, kesimpulan, rekomendasi, kelemahan studi serta saran studi lanjutan. VI.1. Temuan Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (SISDIKNAS), UU RI No.20 Tahun 2003 beserta penjelasannya,(bandung: Nuansa Aulia, 2008), h.114

BAB I PENDAHULUAN. (SISDIKNAS), UU RI No.20 Tahun 2003 beserta penjelasannya,(bandung: Nuansa Aulia, 2008), h.114 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai salah satu negara berkembang tidak akan bisa maju selama belum memperbaiki kualitas sumber daya manusianya. Kualitas hidup bangsa dapat meningkat

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KECEMASAN TERHADAP PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KECEMASAN TERHADAP PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KECEMASAN TERHADAP PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Diajukan oleh :

Lebih terperinci

cukup besar bagi struktur perekonomian di Kabupaten Magelang. Data pada tahun

cukup besar bagi struktur perekonomian di Kabupaten Magelang. Data pada tahun 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pengolahan merupakan sektor yang mempunyai konstribusi cukup besar bagi struktur perekonomian di Kabupaten Magelang. Data pada tahun 2012 menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 107 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 107 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 107 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. termasuk kegiatan rancang bangun industri dan perekayasaan industri. Industri dapat

II. TINJAUAN PUSTAKA. termasuk kegiatan rancang bangun industri dan perekayasaan industri. Industri dapat II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Rumah Tangga Menurut Kartasapoetra (2000), pengertian industri adalah kegiatan ekonomiyang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi dan atau barang jadi

Lebih terperinci

II.TINJAUAN PUSTAKA. dengan teori-teori yang telah dikemukakan oleh ahli. Untuk menghubungkan hasil penelitian dengan teori yang dikemukakan oleh

II.TINJAUAN PUSTAKA. dengan teori-teori yang telah dikemukakan oleh ahli. Untuk menghubungkan hasil penelitian dengan teori yang dikemukakan oleh 11 II.TINJAUAN PUSTAKA Setelah merumuskan latar belakang masalah yang menjadi alasan dalam mengambil masalah penelitian, pada bab ini penulis akan merumuskan konsepkonsep yang akan berkaitan dengan objek

Lebih terperinci

KEWARGANEGARAAN GLOBALISASI DAN NASIONALISME. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Teknik Informatika.

KEWARGANEGARAAN GLOBALISASI DAN NASIONALISME. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Teknik Informatika. KEWARGANEGARAAN Modul ke: GLOBALISASI DAN NASIONALISME Fakultas FASILKOM Nurohma, S.IP, M.Si Program Studi Teknik Informatika www.mercubuana.ac.id Pendahuluan Abstract : Menjelaskan pengertian globalisasi

Lebih terperinci

Teori belajar : Analisis perilaku BF Skinner

Teori belajar : Analisis perilaku BF Skinner Teori belajar : Analisis perilaku BF Skinner Biografi BF Skinner Burrhus Frederic Skinner lahir 1904 di Pennsylvania Ayahnya seorang pengacara dan politisi ternama, ibunya seorang ibu rumah tangga Skinner

Lebih terperinci

BAB 7. ASPEK EKONOMI & SOSIAL

BAB 7. ASPEK EKONOMI & SOSIAL BAB 7. ASPEK EKONOMI & SOSIAL A. PENGERTIAN ASPEK EKONOMI & SOSIAL Setiap usaha yang dijalankan, tentunya akan memberikan dampak positif dan negative. Dampak posittif dan negative ini akan dapat dirasakan

Lebih terperinci

BAB 9: SOSIOLOGI MODERNISASI. PROGRAM PERSIAPAN SBMPTN BIMBINGAN ALUMNI UI. e. Kemakmuran masyarakat luas

BAB 9: SOSIOLOGI MODERNISASI.  PROGRAM PERSIAPAN SBMPTN BIMBINGAN ALUMNI UI. e. Kemakmuran masyarakat luas 1. Makna modernisasi di bidang ekonomi a. Penggunaan sistem ekonomi liberal seperti negara-negara Eropa b. Proses industrialisasi yang dapat menggantikan sistem ekonomi pertanian c. Pelaksanaan sistem

Lebih terperinci

Desa Mandiri Berbasis Ecovillage

Desa Mandiri Berbasis Ecovillage BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Revolusi industri yang terjadi pada tahun 1750-1850 menyebabkan terjadinya perubahan secara besar-besaran di bidang pertanian, manufaktur, pertambangan, transportasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan desa diarahkan untuk mendorong tumbuhnya prakarsa dan swadaya dari masyarakat perdesaaan agar mampu lebih berperan secara aktif dalam pembangunan desa.

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI AKTIVITAS SOSIAL-EKONOMI MASYARAKAT AKIBAT KEBERADAAN INDUSTRI DI KECAMATAN KALIWUNGU TUGAS AKHIR. Oleh: YOWALDI L2D

IDENTIFIKASI AKTIVITAS SOSIAL-EKONOMI MASYARAKAT AKIBAT KEBERADAAN INDUSTRI DI KECAMATAN KALIWUNGU TUGAS AKHIR. Oleh: YOWALDI L2D IDENTIFIKASI AKTIVITAS SOSIAL-EKONOMI MASYARAKAT AKIBAT KEBERADAAN INDUSTRI DI KECAMATAN KALIWUNGU TUGAS AKHIR Oleh: YOWALDI L2D 098 476 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum tipologi masyarakat dikategorikan menjadi dua,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum tipologi masyarakat dikategorikan menjadi dua, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum tipologi masyarakat dikategorikan menjadi dua, masyarakat tradisional dan masyarakat yang sudah modern. Masyarakat tradisional adalah masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan termasuk didalamnya berbagai upaya penanggulangan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan termasuk didalamnya berbagai upaya penanggulangan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan termasuk didalamnya berbagai upaya penanggulangan kemiskinan, sesungguhnya adalah suatu proses perubahan sosial ekonomi masyarakat menuju ke arah yang

Lebih terperinci

BAB V DAMPAK REVOLUSI HIJAU TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL, BUDAYA DAN EKONOMI MASYARAKAT SUKAWENING-GARUT

BAB V DAMPAK REVOLUSI HIJAU TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL, BUDAYA DAN EKONOMI MASYARAKAT SUKAWENING-GARUT BAB V DAMPAK REVOLUSI HIJAU TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL, BUDAYA DAN EKONOMI MASYARAKAT SUKAWENING-GARUT 1970-1990 Pada bab lima ini, penulis menganalisis bagaimana dampak dari program Revolusi Hijau terhadap

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Istilah penyuluhan telah dikenal secara luas dan diterima oleh mereka yang bekerja di dalam organisasi pemberi jasa penyuluhan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (1996) memberikan uaraian mengenai berbagai dampak industrialisasi yang

BAB I PENDAHULUAN. (1996) memberikan uaraian mengenai berbagai dampak industrialisasi yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan industri merupakan salah satu upaya manusia dalam meningkatkan kualitas hidup, salah satu tujuan dari pembangunan industri diantaranya adalah untuk memperluas

Lebih terperinci

PENYEDIAAN HUNIAN BURUH INDUSTRI COMMUTER DI KAWASAN INDUSTRI TERBOYO SEMARANG TUGAS AKHIR. Oleh: ENDYANA PUSPARINI L2D

PENYEDIAAN HUNIAN BURUH INDUSTRI COMMUTER DI KAWASAN INDUSTRI TERBOYO SEMARANG TUGAS AKHIR. Oleh: ENDYANA PUSPARINI L2D PENYEDIAAN HUNIAN BURUH INDUSTRI COMMUTER DI KAWASAN INDUSTRI TERBOYO SEMARANG TUGAS AKHIR Oleh: ENDYANA PUSPARINI L2D 306 008 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

2016 DAMPAK LINGKUNGAN ALAM DAN SOSIAL KAWASAN INDUSTRI SUKALUYU KABUPATEN CIANJUR

2016 DAMPAK LINGKUNGAN ALAM DAN SOSIAL KAWASAN INDUSTRI SUKALUYU KABUPATEN CIANJUR 1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan usaha sadar untuk mengelola dan memanfaat sumber daya yang tersedia guna meningkatkan kehidupan masyarakat. Dewasa ini pembangunan selalu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu elemen yang sangat penting bagi kebutuhan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu elemen yang sangat penting bagi kebutuhan manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transportasi merupakan salah satu elemen yang sangat penting bagi kebutuhan manusia untuk menunjang kehidupan perekonomian di masyarakat, baik dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1. A 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator kemajuan ekonomi suatu negara. Semakin tinggi pertumbuhan ekonomi maka semakin baik pula perekonomian negara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur Provinsi Kalimantan Timur terletak pada 113 0 44-119 0 00 BT dan 4 0 24 LU-2 0 25 LS. Kalimantan Timur merupakan

Lebih terperinci

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN 2012-2014 Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Jakarta, 1 Februari 2012 Daftar Isi I. LATAR BELAKANG II. ISU STRATEGIS DI SEKTOR INDUSTRI III.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Pemilihan lokasi usaha oleh suatu organisasi (perusahaan) akan mempengaruhi risiko (risk) dan keuntungan (profit) perusahaan tersebut secara keseluruhan. Kondisi ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan sumber daya manusia yang handal memiliki peran yang lebih strategis dibandingkan sumber daya yang lain. Sumber daya manusia adalah harta yang paling penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan pesat dan timbulnya nilai-nilai sosial yang baru. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan pesat dan timbulnya nilai-nilai sosial yang baru. Dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan diartikan sebagai suatu keadaan di mana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan terkonsentrasi dan ada tempat-tempat dimana penduduk atau kegiatannya

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan terkonsentrasi dan ada tempat-tempat dimana penduduk atau kegiatannya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di dalam suatu wilayah tertentu, ada tempat-tempat dimana penduduk atau kegiatan terkonsentrasi dan ada tempat-tempat dimana penduduk atau kegiatannya yang

Lebih terperinci

BAB IV PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT

BAB IV PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT 50 BAB IV PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT A. Dampak Bidang Sosial Adanya pabrik teh hitam Kaligua telah membawa dampak pada mata pencaharian masyarakat Pandansari dan sekitarnya, baik dampak langsung

Lebih terperinci

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. manusia yang beragam jenisnya maupun proses alam yang belum memiliki nilai

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. manusia yang beragam jenisnya maupun proses alam yang belum memiliki nilai II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Sampah Sampah merupakan barang sisa yang sudah tidak berguna lagi dan harus dibuang. Berdasarkan istilah lingkungan untuk manajemen, Basriyanta

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan berwibawa dengan melibatkan peran serta swasta dan masyarakat yang

I. PENDAHULUAN. dan berwibawa dengan melibatkan peran serta swasta dan masyarakat yang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam upaya merealisasikan penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan berwibawa dengan melibatkan peran serta swasta dan masyarakat yang berorientasi pada kepentingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam tersebut tersebar di seluruh propinsi yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam tersebut tersebar di seluruh propinsi yang ada di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber daya alam yang cukup banyak. Di sektor pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan, pertambangan dan energi.

Lebih terperinci

2014 ANALISIS LOKASI SEKOLAH DI KECAMATAN PARONGPONG KAB. BANDUNG BARAT

2014 ANALISIS LOKASI SEKOLAH DI KECAMATAN PARONGPONG KAB. BANDUNG BARAT BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini, hampir sebagian kota di Indonesia berkembang semakin pesat, di tandai dengan laju pertumbuhan dan persebaran penduduknya lebih terpusat kepada kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan dan berlangsung secara terus menerus dari generasi ke generasi. Pendidikan merupakan sesuatu yang universal, bersifat umum karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri merupakan salah satu kegiatan ekonomi manusia yang penting.

BAB I PENDAHULUAN. Industri merupakan salah satu kegiatan ekonomi manusia yang penting. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri merupakan salah satu kegiatan ekonomi manusia yang penting. Industri dapat menghasilkan berbagai kebutuhan hidup manusia, baik kebutuhan pokok manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia pada dasarnya dilatarbelakangi oleh adanya suatu sejarah kebudayaan yang beragam. Keberagaman yang tercipta merupakan hasil dari adanya berbagai

Lebih terperinci

Manajemen Industri Perikanan

Manajemen Industri Perikanan Manajemen Industri Perikanan A. Definisi dan pengertian industri Perikanan. Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi barang jadi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan ekonomi yaitu, peningkatan ketersediaan serta

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan ekonomi yaitu, peningkatan ketersediaan serta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan pembangunan ekonomi yaitu, peningkatan ketersediaan serta perluasan distribusi berbagai macam barang kebutuhan hidup pokok, peningkatan standar hidup, dan perluasan

Lebih terperinci

CBT SBMPTN TPA SBMPTN

CBT SBMPTN TPA SBMPTN CBT SBMPTN Buku ini dilengkapi aplikasi CBT SBMPTN android yang dapat di download di play store dengan kata kunci genta group atau gunakan qr-code di bawah. Kode Aktivasi Aplikasi: kxx TPA SBMPTN Buku

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 15 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Industri dan Pengelompokan Jenis Industri 2.1.1 Pengertian Industri Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. upaya mencapai tingkat pertumbuhan pendapatan perkapita (income per capital) dibandingkan laju pertumbuhan penduduk (Todaro, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. upaya mencapai tingkat pertumbuhan pendapatan perkapita (income per capital) dibandingkan laju pertumbuhan penduduk (Todaro, 2000). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang mengarah kearah yang lebih baik dalam berbagai hal baik struktur ekonomi, sikap, mental, politik dan lain-lain. Dari

Lebih terperinci

PERAN DAN RESPON MASYARAKAT TERHADAP KEBERADAAN ALAT TRANSPORTASI TRADISIONAL. keretek di Tengah Angkutan kota Kecamatan Majalaya)

PERAN DAN RESPON MASYARAKAT TERHADAP KEBERADAAN ALAT TRANSPORTASI TRADISIONAL. keretek di Tengah Angkutan kota Kecamatan Majalaya) PERAN DAN RESPON MASYARAKAT TERHADAP KEBERADAAN ALAT TRANSPORTASI TRADISIONAL (Studi Sosiologi Pedesaan Terhadap Keberadaan dan Penggunaan Delman atau keretek di Tengah Angkutan kota Kecamatan Majalaya)

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI LINGKUNGAN. HIDUP. Sumber Daya Alam. Perkebunan. Pengembangan. Pengolahan. Pencabutan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 308) PENJELASAN ATAS

Lebih terperinci

WALIKOTA KENDARI PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG KAWASAN INDUSTRI KOTA KENDARI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA KENDARI PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG KAWASAN INDUSTRI KOTA KENDARI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KENDARI PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG KAWASAN INDUSTRI KOTA KENDARI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KENDARI, Menimbang : a. bahwa untuk mengarahkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi menduduki suatu tempat yang utama dalam tatanan

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi menduduki suatu tempat yang utama dalam tatanan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi menduduki suatu tempat yang utama dalam tatanan organisasi, dan secara keseluruhan ditentukan oleh cara berkomunikasi. Oleh karena itu komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Perwilayahan adalah usaha untuk membagi bagi permukaan bumi atau bagian permukaan bumi tertentu untuk tujuan yang tertentu pula (Hadi Sabari Yunus, 1977).

Lebih terperinci

Perubahan Sosial dalam Perkembangan Pariwisata Desa Cibodas Kecamatan Lembang

Perubahan Sosial dalam Perkembangan Pariwisata Desa Cibodas Kecamatan Lembang Perubahan Sosial dalam Perkembangan Pariwisata Desa Cibodas Kecamatan Lembang Hilman Nugraha 1, Dasim Budimansyah 2, Mirna Nur Alia A 3 ¹Mahasiswa Program Magister Pendidikan Sosiologi, Sekolah Pascasarjana

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Konsep industri menjelaskan mengenai ruang lingkup industri semua

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Konsep industri menjelaskan mengenai ruang lingkup industri semua BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Konsep Industri Konsep industri menjelaskan mengenai ruang lingkup industri semua kegiatan produksi yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

MOBILITAS SOSIAL. Pertemuan Kesembilan

MOBILITAS SOSIAL. Pertemuan Kesembilan MOBILITAS SOSIAL Pertemuan Kesembilan TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM: 1. Agar mahasiswa dapat memahami apa yang dimaksud dengan mobilitas sosial 2. Agar mahasiswa mengetahui bentuk-bentuk perubahan sosial TUJUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, setiap individu terkait dengan persoalan politik dalam arti luas. Masyarakat sebagai kumpulan individu-individu

Lebih terperinci

Komunikasi dan Proses Perubahan Sosial

Komunikasi dan Proses Perubahan Sosial Modul ke: Komunikasi dan Proses Perubahan Sosial Fakultas ILKOM Desiana E. Pramesti, M.Si. Program Studi Periklanan www.mercubuana.ac.id Abstract Media massa berlaku sebagai agen pembawa perubahan sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperbaharui, karena memiliki proses pembentukan yang cukup lama serta

BAB I PENDAHULUAN. diperbaharui, karena memiliki proses pembentukan yang cukup lama serta 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Minyak bumi merupakan sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui, karena memiliki proses pembentukan yang cukup lama serta jumlah dan persediaan yang terbatas.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Amartya Sen, peraih Nobel Ekonomi tahun 1998, menyatakan bahwa. bersama akan maksimal, dengan demikian kemakmuran sebuah bangsa dapat

I. PENDAHULUAN. Amartya Sen, peraih Nobel Ekonomi tahun 1998, menyatakan bahwa. bersama akan maksimal, dengan demikian kemakmuran sebuah bangsa dapat I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Amartya Sen, peraih Nobel Ekonomi tahun 1998, menyatakan bahwa pembangunan adalah sesuatu yang bersahabat, pembangunan seharusnya merupakan proses yang memfasilitasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta, 2003, hal 188.

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta, 2003, hal 188. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan adalah suatu lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk menyediakan barang barang dan jasa jasa untuk masyarakat dengan motif ( incentive) keuntungan.

Lebih terperinci

BAB VII MASYARAKAT PERKOTAAN DAN MASYARAKAT PEDESAAN

BAB VII MASYARAKAT PERKOTAAN DAN MASYARAKAT PEDESAAN BAB VII MASYARAKAT PERKOTAAN DAN MASYARAKAT PEDESAAN I. MASYARAKAT PERKOTAAN, ASPEK-ASPEK POSITIF DAN NEGATIF a. Pengertan masyarakat Masyarakat dalam arti luas merupakan keseluruhan hubungan-hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara, dengan adanya pariwisata suatu negara atau lebih khusus lagi pemerintah daerah tempat

Lebih terperinci

DAMPAK PERTUMBUHAN INDUSTRI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI KABUPATEN SIDOARJO

DAMPAK PERTUMBUHAN INDUSTRI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI KABUPATEN SIDOARJO Judul : Dampak Pertumbuhan Industri Terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka di Kabupaten Sidoarjo SKPD : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sidoarjo Kerjasama Dengan : - Latar Belakang Pembangunan

Lebih terperinci